laporan anfis 4

33
BAB I HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Tabel Pengamatan 1.1.1 Uji Nervus Olfactorius Tabel 1. Data Pengamatan Uji Nervus Olfaktorius No . Probandus Mencium bau Membedakan bau Ya Tidak Ya Tidak 1 Pria sakit - - 2 Wanita sehat - - 3 Wanita flu - - 4 Wanita sinus - - 1.1.2 Uji Nervus Oculomotor Tabel 2. Data Pengamatan Uji Nervus Oculomotor No . Probandus Gerakan Jumlah Asiste n Proband us B S 1 Pria sakit V, H, Sa, Si, P V, H, Sa,Si,P 5 - 2 Wanita sehat gemuk Sa, H, V, P, Si Sa, H, V, P, Si 5 - 3 Wanita P, V, P, V, 5 -

Transcript of laporan anfis 4

Page 1: laporan anfis 4

BAB IHASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Tabel Pengamatan 1.1.1 Uji Nervus Olfactorius

Tabel 1. Data Pengamatan Uji Nervus Olfaktorius

No. ProbandusMencium bau Membedakan bau

Ya Tidak Ya Tidak1 Pria sakit √ - - √2 Wanita sehat √ - √ -3 Wanita flu √ - √ -4 Wanita sinus √ - - √

1.1.2 Uji Nervus Oculomotor

Tabel 2. Data Pengamatan Uji Nervus Oculomotor

No. ProbandusGerakan Jumlah

Asisten Probandus B S

1 Pria sakitV, H, Sa,

Si, PV, H,

Sa,Si,P5 -

2Wanita sehat

gemukSa, H, V,

P, SiSa, H, V,

P, Si5 -

3Wanita sehat

kurusP, V, Sa,

Si, HP, V, Sa,

Si, H5 -

4 Wanita sakitSa, P, H,

Si, VSa, P, H, Si 4 1

Keterangan : V : Vertikal H : Horisontal Sa : Serong kanan Si : Serong kiri P : Putar

Page 2: laporan anfis 4

1.1.3 Uji Otak kecil

Tabel 3. Data Pengamatan Uji Otak Kecil

No. ProbandusWaktu Pelaksanaan

(detik)B/S

1 2 3 1 2 3

1 Pria sakit 5 3 7 +++ +++ ++

2Wanita sehat

gemuk4 7 7 ++ + +++

3Wanita sehat

kurus3 7 5 +++ ++ +++

4 Wanita sakit 1 1 4 +++ ++ ++

Keterangan : +++ : Benar , ++ : Benar Sebagian , + : Salah

1.2 Analisa Prosedur

1.2.1 Uji Nervus OlfactoriusPertama-tama dipilih 4 probandus yakni probandus pria

sakit, wanita sehat , wanita flu , dan wanita sinus . Menurut Suntoro (1987), nervus olfactorius merupakan salah satu saraf pada otak yang berjenis saraf sensorik berpusat pada pusat pembau dan berkaitan dengan indra penciuman. Tujuan dipilihnya probandus yang berbeda untuk mengetahui daya penciuman dan mengetahui perbedaan penciuman bau pada masing-masing probandus baik yang sehat maupun yang sakit. . Probandus diminta untuk duduk dan mencium bau dengan kondisi mata tertutup , hal ini dilakukan agar probandus dapat menjawab bau secara akurat (menghindari subyektifitas) tanpa melihat bahan yang akan diujikan.

Bahan yang digunakan untuk menguji nervus olfactorius adalah serbuk kopi dan irisan melintang bawang putih . Kedua bahan tersebut dipilih sebab memiliki daya bau yang kuat untuk menguji nervus olfactorius , adapun bahan-bahan seperti tembakau juga dapat dipake dalam uji ini (Suntoro,1987) . Serbuk kopi pertama-tama dibuka dan diletakkan pada hidung probandus dengan jarak 8 cm.Hal ini

Page 3: laporan anfis 4

bertujuan memberi jarak sehingga probandus dapat memberikan respon rangsangan berbeda dan agar probandus tidak terlalu jelas / mudah dalam mencium bau kopi karena semakin dekat jaraknya semakin mudah tercium aromanya. Di samping itu, bubuk kopi juga berfungsi untuk menetralkan kemampuan saraf penciuman dikarenakan kopi mengandung senyawa polifenol untuk menghilangkan bau artinya dapat menghilangkan bau yang melekat sebelumnya sehingga keadaan hidung dapat kembali netral untuk selanjutnya mampu membedakan bau dengan tepat dan akurat (Agromedia, 2008) . Selanjutnya , dilakukan hal yang sama oleh irisan melintang bawang putih , probandus ditanyakan apakah terdapat perbedaan bau , hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nervus olfactorius dalam menanggapi rangsang pembau dari kedua bahan pada tiap-tiap probandus sehingga dapat diketahui probandus mana yang bisa membau dan membedakan bau secara tepat sehingga diperoleh data yang beragam.

1.2.2 Uji Nervus Oculomotor

Pertama-tama dipilih probandus pria sakit, wanita sehat gemuk, wanita sehat kurus, dan wanita sehat. Menurut Suntoro (1987), nervus oculomotor merupakan salah satu saraf pada otak yang berjenis saraf motorik berpusat pada otot bola mata dan otot kelopak mata dan berfungsi sebagai penggerak bola mata (kanan dan kiri) serta akomodasi dan kontraksi iris. Tujuan dipilihnya probandus yang berbeda tersebut untuk mengetahui respon nervus oculomotor pada masing-masing probandus. Probandus melihat bolpoin yang digerakkan asisten ke arah vertikal, horizontal, serong kiri, serong kanan dan berputar . Macam-macam gerakan tadi untuk menguji otot mata probandus yang dipengaruhi kerjanya oleh nervus oculomotor sehingga probandus dapat menirukan gerakan bolpen tadi . Kepala probandus tidak boleh bergerak dan probandus diminta untuk menyebutkan gerakan bolpoin yang dipegang oleh asisten (urutan gerakan tergantung asisten). Hal ini bertujuan untuk membuat probandus fokus dan mengetahui kemampuan oculomotor tiap probandus tentang sejumlah gerakan tadi dimana terjadi perbedaan hasil pada tiap probandus antara

Page 4: laporan anfis 4

probandus sehat dan probandus sakit. . Setelah probandus melakukan gerakan, asisten memberitahukan pada probandus gerakan yang telah dilakukan untuk dilakukan evaluasi  perhitungan antara gerakan yang dlakukan dengan benar dan gerakan yang salah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan probandus untuk mengingat tiap gerakan dengan baik dan fungsi otak kecil tiap probandus.

1.2.3 Uji Otak KecilPertama-tama dipilih probandus yang sama dengan

praktikum uji nervus oculomotor yakni dipilih 4 probandus yakni dipilih probandus pria sakit, wanita sehat gemuk, wanita sehat kurus, dan wanita sakit. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang berbeda tiap probandus . Probandus berdiri didepan asisten yang membawa kertas yang bertuliskan perintah sehingga probandus dapat membaca dan bergerak leluasa. Kemudian asisten memperlihatkan kertas berisi 3 perintah kepada probandus dan probandus membeca perintah selama 10 detik sehingga probandus dapat mengetahui perintah dan menghafal perintah . Kemudian probandus menirukan perintah dan dicatat waktu probandus melakukan gerakan sehingga dapat diketahui kemampuan otak kecilnya dan lama waktu yang dibutuhkan probandus untuk melakukan gerakan sehingga dapat diketahu respon otak kecil pada tiap-tiap probandus.

1.3 Analisa Hasil

1.3.1 Uji Nervus Olfactorius

Tabel 1. Data Pengamatan Uji Nervus Olfaktorius

No. ProbandusMencium bau Membedakan bau

Ya Tidak Ya Tidak1 Pria sakit √ - - √2 Wanita sehat √ - √ -3 Wanita flu √ - √ -4 Wanita sinus √ - - √

Page 5: laporan anfis 4

Hasil uji nervus olfactorius menunjukkan tiap probandus dapat mencium bau setiap bahan yang diberikan oleh asisten yakni bubuk kopi dan bawang putih, namun saat probandus diminta untuk membedakan bau , didapatkan 2 probandus yang tidak dapat membedakan bau  dengan baik yakni pria sakit dan wanita sinus. Dalam uji nervus olfactorius gangguan pada hidung seperti sinusitis dan alergi menyebabkan hilangnya kemampuan hidung untuk mencium dan membedakan suatu aroma.

Menurut Muller (1998), Flu merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus yang biasa disebut virus influenza . Virus adalah parasit berukuran makroskopik yang menginfesi sel organism biologis. Virus hanya dapat bereproduks di dalam material hidup dngan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri , Ada 3 bentuk virus yakni virus A,B ,dan C . Tipe A dan B adalah virus yang menyerang manusia sedangkan virus tipe C jarang menyerang manusia. Dalam kasus yang lebih serius, influenza menyebabkan pneumonia, yang bisa berakibat fatal, terutama bagi kaum muda dan orang tua. Meskipun sering bingung dengan lain seperti penyakit influenza, terutama pilek, influenza adalah penyakit yang lebih parah daripada flu biasa dan disebabkan oleh berbagai jenis virus. Influenza dapat menghasilkan mual dan muntah, terutama pada anak, Biasanya, influenza ditularkan melalui udara dengan batuk atau bersin, membuat aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan kotoran burung atau sekret hidung, atau melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Influenza menyebar di seluruh dunia dalam wabah musiman, yang mengakibatkan kematian jutaan orang setiap tahun.

Bulu hidung dan selaput lendir berguna untuk menyaring kotoran yang masuk hidung bersama dengan udara pernafasan. Kotoran tersebut dapat berupa debu, kuman, dan cairan. Jika lubang hidung kemasukan suatu kotoran, maka sselaput lendir akan terangsang sehingga menimbulkan rasa geli. Oleh karena itu, terjadilah bersin sehingga kotoran akan terbawa keluar.Bila terkena flu maka , selaput hidung akan membengkak dan berlendir menyebabkan indra pembau tertutup oleh lender akibatnya, indra pembau tidak dapat menerima rangsang bau dengan baik. Virus yang tidak juga sembuh dapat menyebabkan peradangan hidung atau sinusitis. Lendir pada hidung

Page 6: laporan anfis 4

yang diproduksi dalam jumlah banyak saat pilek membuat hidung tersumbat dan bau dari zat kimia tidak sampai pada organ olfaktori. Sebagai indra pembau, hidung dapat mengalami gangguan. Akibatnya, kepekaan hidung menjadi berkurang atau bahkan tidak dapat mencium bau suatu benda. Contoh gangguan-gangguan yang dialami hidung, antara lain, pilek (tersumbatnya saluran pernapasan), polip (daging tumbuh di dalam rongga hidung), dan rusaknya saraf pembau akibat cidera pada kepala (Muller,1998).

Gambar 1. Virus Influenza (WebMD,2001)

Menurut Jurgen (2007), sensasi pembau diperantarai oleh stimulasi sel reseptor olfaktorius oleh zat - zat kimia yang mudah menguap. Untuk dapat menstimulasi reseptor olfaktorius, molekul yang terdapat dalam udara harus mengalir melalui rongga hidung dengan arus udara yang cukup turbulen dan bersentuhan dengan reseptor. Faktor-faktor yang menentukan efektivitas stimulasi bau meliputi durasi, volume dan kecepatan menghirup. Tiap sel reseptor olfaktorius merupakan neuron bipolar sensorik utama. Dalam rongga hidung rata-rata terdapat lebih dari 100 juta reseptor. Neuron olfaktorius bersifat unik karena secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel basal yang terletak dibawahnya. Sel-sel reseptor baru dihasilkan kurang lebih setiap 30-60 hari.

Page 7: laporan anfis 4

Pada inspirasi dalam, molekul udara lebih banyak menyentuh mukosa olfaktorius sehingga sensasi bau bisa tercium. Terdapat beberapa syarat zat-zat yang dapat menyebabkan perangsangan yaitu :

a. zat-zat harus mudah menguap supaya mudah masuk ke dalam kavum nasi

b. zat-zat harus sedikit larut dalam air supaya mudah melalui mukus

c. zat-zat harus mudah larut dalam lemak karena sel-sel rambut olfaktoria dan ujung luar sel-sel olfaktoria terdiri dari zat lemak

Zat-zat yang ikut dalam udara inspirasi akan larut dalam lapisan mukus yang berada pada permukaan membran. Molekul bau yang larut dalam mukus akan terikat oleh protein spesifik (G-PCR). G-protein ini akan terstimulasi dan mengaktivasi enzim Adenyl Siklase. Aktivasi enzim Adenyl Siklase mempercepat konversi ATP kepada cAMP. Aksi cAMP akan membuka saluran ion Ca++, sehingga ion Ca++ masuk ke dalam silia menyebabkan membran semakin positif, terjadi depolarisasi hingga menghasilkan aksi potensial. Aksi potensial pada akson-akson sel reseptor menghantar sinyal listrik ke glomeruli (bulbus olfaktorius). Di dalam glomerulus, akson mengadakan kontak dengan dendrit sel-sel mitral. Akson sel-sel mitral kemudiannya menghantar sinyal ke korteks piriformis (area untuk mengidentifikasi bau), medial amigdala dan korteks enthoris (berhubungan dengan memori) (Jurgen,2007).

Menurut (Jurgen, 2007),gender tidak mempengaruhi sensitifitas seseorang untuk membau walaupun terkadang wanita lebih peka dalam membau sebab kemampuan saraf pembaunya menjadi meningkat terutama ketika sedang hamil maupun pada saat menstruasi . Penyebab seseorang dapat membau dan membedakan bau adalah saraf pembau (nervus olfactorius) yang mengantarkan suatu aroma menuju otak dan terdistribusi pada membran mukosa region olfaktori cavitas nasal. Cavitas nasal merupakan daerah yang terletak disekitar concha nasalis superior hingga septum nasal. Nervus olfaktorius berasal dari processus sentral sel-sel olfaktorius membran mukosa nasal. Nervus ini membentuk jejaring plexiform pada membran mukosa dan kemudian terkumpul menjadi 20 cabang.  Adapun pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus temporal bagian ujung anterior. Udara yang masuk dalam hidung tidak melewati sel-sel sensorik secara langsung, melainkan udara yang membawa bau tersebut berputar putar untuk mencapai tujuannya. Untuk dapat tercium, zat zat tersebut harus mudah menguap dan mudah larut dalam lemak. Molekul-molekul yang

Page 8: laporan anfis 4

tercium terlarut dalam sekresi kelenjar mukus lokal dan terdeteksi oleh sel-sel olfactorius sensori yang mempunyai rambut rambut tumpul silia dan terletak pada di tengah-tengah sel sel penyokong. Stimulasi menyebabkan impuls impuls menjalar sepanjang serabut sel sensori. Serabut saraf ini menembus atap hidung untuk masuk ke rongga cranial tempat bergabung dengan bulbus olfactorius. Dari bulbus olfactorius saraf-saraf dalam traktus olfactorius melewati inti sel tertentu pada dasar otak, area piriformis dan menuju ke arah korteks cerebri di celah antara hemisfer dan girus singulet.

Gambar 2. Bagian bagian hidung (Hany,2012)

Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang samabesar yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebutdengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis.Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yangmensekresi lendir lengket.Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan.Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang disebut dengan Palate. Mucous membrane berfungsi menghangatkan udara dan melembabkannya. Bagian inimembuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapatmerusak paru-paru.Cara kerja indra pembau adalah indera pembau mendeteksi zatyang melepaskan molekul-molekuldi udara. Di atap rongga hidungterdapat olfactory epithelium yangsangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta (Muller,1998).

Page 9: laporan anfis 4

Gas yang masuk ke dalam hidung larut dalam lendir hidung di bagian atas rongga hidung. Gas ini akan merangsang ujung saraf pembau dan menyebabkan terjadinya depolarisasi yaitu Na+ masuk dan K+ keluar dari reseptor (ujung saraf). Depolarisasi dapat menyebabkan terjadinya potensial aksi dan dihantarkan dalam bentuk impuls oleh saraf olfactory ke otak untuk diolah sehingga kita dapat membau sesuatu. Reseptor olfaktori hanya mampu berfungsi selama 35 hari. Bila mati, baik karena sebab yang alami, maupun karena kerusakan fisik, maka reseptor tersebut akan digantikan oleh reseptor-reseptor baru yang axonnya akan berkembang ke lapisan olfactory bulbs yang akan dituju, dan bila telah sampai pada lapisan yang dimaksud, mereka akan memulihkan koneksi sinapsis yang terputus (Bullock,2001).Kemampuan membau makhluk hidup tergantung pada : (Muller, 1998).

a. Susunan rongga hidung.Bentuk concha dan septum nasi tempat reseptor pembau pada masing-masing orang tidaksama. Contohnya pada orang yang berhidung mancung akan lebih luas daripada yangberhidung pesek.

b. Variasi fisiologisContohnya pada wanita, saat sebelum menstruasi atau pada saat hamil muda akan menjadi sangat peka.

c. SpesiesPada spesies tertentu yang kemampuan survivalnya tergantung pada pembauan, akanmemiliki indera pembau yang lebih peka contohnya anjing.

d. Besarnya konsentrasi dari substansi yang berbauMisalnya skatol (bau busuk yang terdapat pada kotoran atau feses) memiliki konsentrasi yang kuat karena memiliki kemampuan menguap yang tinggi. Bila konsentrasinya kuat maka baunya busuk , sebaliknya bila konsentrasinya rendah akan menimbulkan bau yang berbeda(contohnya pada bunga yang mengandung skatol dalam konsentrasi rendah maka baunya akan harum).

Page 10: laporan anfis 4

Gambar 3. Mekanisme Indra Pembau (Jacob,2008)

Nervus olfaktorius merupakan saraf kranial 1 yang merupakan saraf sensoris berasal dari tesenfalon dengan inti di nulkeus olfaktorius anterior. Saraf ini turun dari lamina kribrosa dari permukaan bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung. Fungsinya untuk menerima rangsang bau (Jurgen ,2007)

Page 11: laporan anfis 4

Gambar 4. Nervus Olfactorius (Probst ,2006)

Menurut (Probst,2006) , Nervus olfaktorius adalah serabut-serabut saraf yang menghubungkan mukosa ruang hidung dengan bulbus olfaktorius. Serabut-serabut tersebut merupakan juluran sentral dari sel saraf bipolar di mukosa ruang hidung. Serabut-serabut itu tidak berselubung myelin, dan menyusun beberapa berkas saraf hilus yang menembus lamina kribrosa untuk bersinaps di bulbus olfaktorius. Neuron-neuron kedua yang terkumpul dalam bulbus olfaktorius menghantarkan impuls ke korteks olfaktorik. Berkas saraf yang tersusun oleh serabut sentral neuron-neuron tersebut dinamakan traktus olfaktorius. Pada manusia cabang lateral yang memegang peran terpenting. Terminalnya bersinaps dengan sel-sel di korteks periamigdale dan prepiriformis. Cabang medial tidak berkembang pada manusia. Walaupun bentuknya rudimenter secara fisiologis masih dapat ditentukan bahwa cabang medial traktus olfaktorius menghantarkan impuls ke inti-inti septal talamik dan habenula. Korteks periamigdale dan prepiriformis merupakan inti reseptif olfaktorik primer. Di belakang inti-inti tersebut terdapat daerah reseptif olfaktorik asosiatif, yaitu korteks entorinalis.. Forniks merupakan jaras penghubung antara korteks olfaktorik dan hypothalamus. Kedua belah korteks olfaktorik primer dihubungkan satu dengan yang lain oleh komisura anterior. Impuls olfaktorius yang tiba-tiba di inti-inti septal diintegrasikan dalam nukleus anterior talami dan girus singuli. Saraf tersebut merupakan susunan yang mengatur dan mengurus mekanisme autonom yang terkait dalam daya penciuman. Pengaruh bau terhadap fungsi autonom berwujud sekresi air liur dan rasa lapar. Pencetusan impuls olfaktorius

Page 12: laporan anfis 4

yang di pancarkan ke girus singuli mewujudkan timbulnya emosi misalnya mencium wangi , pikiran dan napsu birahi.

1.3.2 Uji Nervus OculomotorTabel 2. Data Pengamatan Uji Nervus Oculomotor

No. ProbandusGerakan Jumlah

Asisten Probandus B S

1 Pria sakitV, H, Sa,

Si, PV, H,

Sa,Si,P5 -

2Wanita sehat

gemukSa, H, V,

P, SiSa, H, V,

P, Si5 -

3Wanita sehat

kurusP, V, Sa,

Si, HP, V, Sa,

Si, H5 -

4 Wanita sakitSa, P, H,

Si, VSa, P, H, Si 4 1

Keterangan : V : Vertikal H : Horisontal Sa : Serong kanan Si : Serong kiri P : Putar

Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa hampir semua probandus dapat melakukan gerakan sesuai perintah dari asisten hanya probandus wanita sakit yang lupa pada gerakan terakhir dari polpen yang digerakkan asisten. Hal ini disebabkan ketika kita sakit , daya fokus kita terhadap sesuatu benda atau gerakan akan semakin berkurang sehingga fungsi oculomotor tidak dapat bekerja secara optimal. Selain itu tidak ada pengaruh dari perbedaaan gender dan berat badan terhadap kerja otot bola mata yang dipengaruhi oleh nervus oculomotor. Sebab kerja nervus oculomotor hanya dipengaruhi oleh keadaan indra penglihatan yang sehat dan sempurna serta focus yang mempengaruhi kesempurnaan nervus oculomotor, Rangsangan yang diterima indra penglihat yang kuat akan mempengaruhi proses kerja oculomotor dan pusat saraf oculomotor harus dalam keadaan baik dan sehat.

Nervus oculomotor  terbagi menjadi dua bagian, yaitu superior dan inferior. Bagian superior mempersarafi otot rektus superior dan levator palpebra superioris. Bagian inferior mempersarafi otot rektus inferior, medial, oblikus inferior, dan membawa neuron parasimpatik presinaptik ke ganglion siliaris . Nervus oculomotor mempengaruhi otot

Page 13: laporan anfis 4

penggerak bola mata disebut juga otot ekstraokuler yang sangat kecil ukurannya namun sangat kuat dan efisien gerakannya. Ada enam otot penggerak bola mata yang melekat pada bola mata. Keenam otot ini harus bekerja secara bersama-sama secara sinkron dan tepat serta serentak agar manusia bisa melihat secara normal untuk melihat ke atas, bawah, samping kanan, samping kiri dan rotasi atau memutar. Selain itu nervus oculomotor menginervasi serabut motorik somatik keseluruh musculus pada bola mata, kecuali musculus obliquus superior dan rectus lateralis. (Leong,1986).

Menurut Guyton (1988), Nervus ini juga menginervasi melalui anastomosisdengan ganglion ciliaris, serabut motorik simpatik ke musculussphincter pupil dan ciliaris. Serabut nervus occulomotor berasal dari nukleus yang terletak pada substansi grisea pada dasar aqueductus cerebralis yang meluas ke depan aqueductus menuju dasar ventrikel ketiga. Dari nukleus ini, serabut nervus berjalan ke depan melewati tegmentum, nucleus merah dan bagian medial substansia nigra,membentuk seri kurva dengan konveksitas lateral dan muncul dari sulcus oculomotor ke sisi medial pedunculus cerebralis. Epitel olfactorius menempati beberapa sentimeter persegi dari atap hidung. Nervus oculomotor merupakan salah satu dari 12 percabangan saraf kranial. Memiliki fungsi utama mengontrol gerakan mata, penyempitan pupil dan menjaga kelopak mata tetap terbuka .

Gambar 5. Nervus Oculomotor (medical-dictionary,2012)

Saraf okulomotor mengatur kerja otot kelopak mata yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata berasal dari saraf otak yang

Page 14: laporan anfis 4

ke III. Bila terdapat kelainan , k e l o p a k   m a t a   t e r a s a   b e r a t , m a t a   m e l e n c e n g k e   a r a h b a w a h , d a n t e r j a d i pelebaran pupil bahkan kadang-kadang Mata berkedut yang dikenal dengan istilah blefarospasme, dimana memiliki pengertian kontraksi (tarikan) pada otot mata. Biasanya hal ini bukan merupakan masalah kesehatan yang serius dan umumnya menghilang dalam waktu beberapa hari. Ada beberapa penyebab munculnya kondisi ini, yaitu kelelahan, baik fisik maupun mental, sering bekerja di depan komputer, waktu tidur yang kurang, sering mengkonsumsi kopi, obat-obatan tertentu pun dapat menghasilkan keluhan tersebut sehingga disarankan perlu istirahat yang cukup dan pengompresan dengan air hangat agar mengoptimalkan kerja nervus okulomotor. Uji lain terhadap nervus oculomotor dapat dengan cara menyorotkan senter kedalam tiap pupil mulai menyinari dari arah belakang ,depan dan samping dengan cara menyinari satu mata dan diperhatikan kontriksi pupil bila terkena sinar senter tersebut (Leong, 1986)

Gambar 6. Mekanisme kerja nervus oculomotor (medicaldictionary,2012)

Page 15: laporan anfis 4

1.2.3 Uji Otak KecilTabel 3. Data Pengamatan Uji Otak Kecil

No. ProbandusWaktu Pelaksanaan

(detik)B/S

1 2 3 1 2 3

1 Pria sakit 5 3 7 +++ +++ ++

2Wanita sehat

gemuk4 7 7 ++ + +++

3Wanita sehat

kurus3 7 5 +++ ++ +++

4 Wanita sakit 1 1 4 +++ ++ ++

Keterangan : +++ : Benar , ++ : Benar Sebagian , + : Salah

Tabel 4. Rata-Rata Waktu Probandus

No. Probandus Rata-Rata Waktu

1 Pria Sakit 5

2 Wanita Sehat Gemuk

6

3 Wanita Sehat Kurus

5

4 Wanita sakit 3

Page 16: laporan anfis 4

Grafik 1. Rata-rata Waktu Probandus

Berdasarkan data pengamatan dapat dilihat bahwa rata-rata waktu tercepat dalam menanggapi perintah adalah wanita sakit dengan rata-rata waktu 3 detik , kemudian hasil yang sama oleh pria sakit dan wanita sehat kurus dengan rata-rata waktu 5 detik dan terakhir adalah wanita sehat gemuk dengan rata-rata waktu 6 detik.

Dalam hal benar salah , pria sakit mampu menafsirkan perintah dengan baik dan benar walau gerakan terakhir hanya benar sebagian. Wanita sehat gemuk hanya mampu mempresentasikan satu gerakan benar, yang lainnya hanya benar sebagian dan salah. Wanita sehat kurus sakit mampu menafsirkan perintah dengan baik dan benar walau gerakan kedua hanya benar sebagian dan terakhir wanita sakit mampu menafsirkan perintah dengan baik dan benar walau dua gerakan terakhir hanya benar sebagian. Fungsi utama otak kecil (Serebelum) adalah sebagai koordinator gerakan otot yang terjadi secarasadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Uji saraf otak kecil memperlihatkan bahwa gender tidak mempengaruhi kecepatan waktu maupun kesalahan yang dibuat tiap probandus sebab hasil sama dan waktu rata-rata sama antara pria sakit dan wanita sehat kurus. Berat badan juga tidak mempengaruhi kinerja otak kecil sebab kinerja otak kecil hanya dipengaruhi beberapa faktor yakni keadaan otak kecil yang sehat dan sempurna serta kecepatan rangsang mempengaruhi kinerja otak kecil , mungkin saja dalam menafsirkan gerakan probandus kebingungan akan perintahnya atau tidak fokus sehingga tidak bisa menafsirkan gerakan secara sempurna.

Grafik Waktu Probandus

Page 17: laporan anfis 4

Cerebellum atau otak kecil berada di kepala bagian belakang. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan,koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya. Jika terjadi cedera pada otak kecil,dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot sehingga gerakan menjadi tidak terkoordinasi (Jurgen., 2007).

Gambar 7. Otak Kecil (Hany,2012)

Otak kecil merupakan bagian terbesar otak belakang. Otak kecil ini terletak di bawah lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Untuk menjalankan fungsinya otak kecil perlu mendapat informasi dari berbagai bagian tubuh mengenai kondisi dan posisi tubuh. Tak kurang dari 8 sistem saraf yang memberi informasi ke otak kecil yang berasal dari telinga, mata, persendian, otot dan bagian lain yang memberi informasi. Selain itu otak kecil juga memberikan informasi ke otak dan juga sistem gerak untuk pengaturan gerak dan sistem keseimbangan. Pengaturan ini merupakan kerja yang rumit namun menjadi satu sistem yang terintegratif.Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya (Suntoro,1987).

Page 18: laporan anfis 4

Ataxia berarti ketidakmampuan koordinasi tubuh yang tidak disebabkan kelemahan otot. Banyak ataxia disebabkan oleh hilangnya fungsi otak , otak kecil, yang mana berfungsi sebagai pusat koordinasi. Bagian kanan dari otak kecil mengkontrol koordinasi bagian kanan tubuh sedangkan bagian kiri mengkontrol koordinasi bagian kiri. Bagian tengah otak kecil mengkontrol pergerakan kompleks dari berjalan, kepala dan trunk stability, dan pergerakan mata. Bagian lain dari otak kecil membantu untuk mengkoordinasi pergerakan mata, vocal berbicara, dan menelan. Ataxia juga dapat disebabkan oleh tidak berfungsinya jalan masuk dan keluar dari otak kecil. Informasi masuk ke otak kecil dari saraf spinal dan bagian lain dari otak dan sinyal-sinyal dari otak kecil keluar ke saraf spinal lalu ke otak. Walaupun Otak kecil tidak secara langsung mengkontrol kekuatan, (fungsi motorik) atau perasaan, sensor motorik harus bekerja secara normal untuk menghasilkan masukan yang benar ke otak kecil. Seorang yang mengalami kerusakan koordinasi dapat dikatakan orang tersebut terkena ataxia (Jacob,2008)

Gambar 8. Perbedaan otak kecil penderita ataxia(kiri) dan orang sehat (kanan) (Moore,2010)

Menurut Leong (1986), otak kecil (cerebellum) berfungsi untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Bila bila tumor atau kanker terdapat di otak kecil , gejala yang ditimbulkan adalah gangguan saraf dan gangguan berjalan/keseimbangan tubuh. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju. Pengaturan keseimbangan oleh otak

Page 19: laporan anfis 4

kecil sangat penting, jika tidak seimbang maka kita tidak dapat berjalan atau duduk pun akan terganggu. Gangguan keseimbangan pun akan menyebabkan rasa tidak nyaman. Gangguan yang paling ringan adalah rasa pusing berputar yang dapat saja disertai muntah. Gangguan yang lain dapat berupa gangguan berjalan berupa rasa limbung ketika berjalan.

Page 20: laporan anfis 4

BAB IIPENUTUP

2.1 KesimpulanTiap saraf dalam tubuh memiliki fungsi tersendiri

untuk mempertahankan tubuh dari segala sesuatu yang membahayakan dan spesifik pada fungsinya. Saraf penciuman (nervus olfactorius) berfungsi mengantarkan bau yang diterima hidung untuk selanjutnya diantarkan ke otak , saraf okulomotor merupakan saraf yang fungsinya mengatur kerja otot mata dan pupil untuk dapat melihat. Sedangkan otak kecil berperan dalam sistem koordinasi dan keseimbangan manusia dalam melakukan gerakan, uji nervus olfactorius yakni kemampuan untuk membedakan bau lebih ditekankan dari kemampuan untuk membau .Pada uji nervus oculomotor, lebih ditekankan pada gerakan otot bola mata dalam melihat gerakan bolpoint sehingga dapat dihafalkan dan diulangi lagi oleh para probandus, dan pada uji saraf otak kecil dapat diketahui koordinasi antara perintah dan gerakan secara sadar . Jenis kelamin dan berat badan tidak mempengaruhi spesifik terhadap uji nervus oculomotor dan uji otak kecil sebab didapatkan rata-rata hasil yang sama , sedangkan pada nervus olfactorius probandus sakit dan sinus tidak dapat membedakan bau dengan baik sebab flu dan sinus dapat mempengaruhi kerja nervus olfactorius dalam mempersepsikan suatu bau .

2.2 Saran Diharapkan pada praktikum selanjutnya probandus benar-benar

melakukan praktikum dengan benar sehingga data yang diperoleh akurat. Selain itu diharapkan para praktikan menjaga kebersihan laboratorium dan memasukkan kursi setelah memakai agar laboratorium bersih seperti sebelum dipakai dalam praktikum.

Page 21: laporan anfis 4

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat . Agromedia Press . Jakarta.

Bullock, J. 2001. Physiology 4th Edition. Lippincott Williams and Wilkins. USA.

Ginsberg, Lionel. 2005. Neurolgy. Blackwell Publishing Ltd. New YorkGuyton, A.C. 1988. Fisiologi Kedokteran. EGC: Penerbit Buku

Kedokteran .Jakarta.Hany,P. 2012. Gambar Bagian Hidung . htpp://google.com. Diakses

tanggal 16 November 2012.Jacob, B. 2008. Kamus Kedokteran Edisi 26 cetakan II. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. JakartaJũrgen. 2007. Thieme AtlasOf Anatomy : Head And Neuroanatomy. Thieme Press.

New York Leong, Seng Kee. 1986. An Introduction To The Human Nervous System.

NUS Press. Singapore SchuenkeMedical-dictionary.2012.Gambar nervus Oculomotor.

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://img.tfd.com/MosbyMD/thumb/oculomotor_nerve.jpg&imgrefurl//. Diakses tanggal 16 November 2012

Moore, H.M. 2010. Otolaryngology, 3rd Edition.Lippincott Williams & Wilkins Publisher. London.

Muller, W.A. 1998. Tier un Humaphysiologie.Springer-Velog. BerlinProbst, R. 2006. Basic Otorhinolaryngology. Thieme Press . New YorkSuntoro,P. 1987. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga – Hidung –

Tenggorokan. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia .JakartaWebMD.2001.Anatomy of Olfactory System.

http://www.emedicine.netscape.com. Diakses tanggal 16 November 2012

Page 22: laporan anfis 4

LAPORAN

ANATOMI FISIOLOGI HEWAN

FUNGSI SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

NAMA : Ferlany Hardiyanti

NIM : 115090101111009

Asisten PJ : Ariani M

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 23: laporan anfis 4

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum Anatomi dan Fisiologi Hewan yang berjudul “Fungsi Saraf Otak Besar dan Otak Kecil”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap asisten praktikum anatomi dan fisiologi hewan yang telah memberikan banyak bimbingan , dan kepada probandus (Clara, Fendi, Dian, Rani, Tesa, Mbak Karina, dan Lany ) yang telah memperlancar jalannya praktikum ini. Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih belum sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan pembuatan laporan selanjutnya.

Malang, 16 November 2012

Penulis