laporan anfis

21
Nama : Felisia A. Nuhan NRP : 2443011127 Gol : U KERJA OTOT I. Tujuan Untuk mengetahui kerja otot pada katak Mengukur kerja otot dalam dua kondisi; after loaded dan pre loaded. II. Teori : Otot rangka memiliki empat karakteristik fungsional sebagai berikut: 1. kontraktilitas; kemampuan untuk memendek karena adanya gaya 2. eksitabilitas; kapasitas otot untuk merespons sebuah rangsang 3. ekstensibilitas; kemampuan otot untuk memanjang 4. elastisitas; kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal setelah mengalami pemanjangan. Empat macam bentuk rangsangan otot rangka, yaitu:

description

laporan anfis

Transcript of laporan anfis

Nama : Felisia A. Nuhan

NRP : 2443011127

Gol : U

KERJA OTOT

I. Tujuan

Untuk mengetahui kerja otot pada katak

Mengukur kerja otot dalam dua kondisi; after loaded dan pre loaded.

II. Teori :

Otot rangka memiliki empat karakteristik fungsional sebagai berikut:

1. kontraktilitas; kemampuan untuk memendek karena adanya gaya

2. eksitabilitas; kapasitas otot untuk merespons sebuah rangsang

3. ekstensibilitas; kemampuan otot untuk memanjang

4. elastisitas; kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal

setelah mengalami

pemanjangan.

Empat macam bentuk rangsangan otot rangka, yaitu:

Mekanik

Dapat berupa pijitan, tarikan, maupun pukulan.

Kimia

Dapat berupa larutan asam dan larutan garam.

Panas

Dapat berupa keadaan yang bersifat panas maupun dingin.

Listrik

Dapat berupa arus listrik yang diberikan terhadap otot atau saraf.

Di antara keempat macam bentuk rangsangan tersebut di atas yang sering

digunakan adalah rangsangan listrik, karena intensitas rangsang, lamanya pemberian

rangsang, dan frekwensi rangsang dapat dengan mudah diatur dan kerusakan yang

ditimbulkan pada jaringan adalah minim

Kontraksi otot dibagi menjadi kontraksi isometrik dan kontraksi isotonik. Pada

kontraksi isometrik (jarak sama), besarnya tekanan meningkat saat proses kontraksi,

tetapi panjang otot tidak berubah. Di sisi lain, pada kontraksi isotonik (tekanan sama),

besarnya tekanan yang dihasilkan otot adalah konstan saat kontraksi, tetapi panjang otot

berkurang (otot memendek).

Kalau otot dirangsang dengan dua rangsangan berturut-turut, tanggapannya

tergantung dari jarak waktu antara kedua rangsangan tersebut di atas. Di sini dibedakan 3

macam tanggapan:

1.      Kontraksi tunggal berturut-turut

Apabila rangsangan yang kedua diberikan setelah kontraksi yang pertama selesai

sehingga terjadilah dua buah kontraksi tunggal yang berturut-turut.

2.      Penjumlahan rangsang

Apabila rangsangan kedua diberikan pada waktu otot berada dalam keadaan refrakter,

sehingga rangsangan kedua tidak mengakibatkan pengaruh apapun.

3.      Penjumlahan kontraksi

Apabila rangsangan kedua diberikan setelah rangsangan pertama, di sini terlihat ada

penambahan tanggapan.

Menurut Wulangi, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kuat kontraksi

(amplitudo) dan durasi (lamanya waktu) dari kontraksi otot. Pada umumnya kuat

kontraksi akan meningkat bila intensitas rangsang meningkat. Faktor lain yang sangat

berpengaruh terhadap kuat kontraksi otot adalah tegangan awal dari otot pada waktu akan

dilakukan perangsangan.

Kontraksi After Loaded

After loaded disebut juga after stimulated loaded artinya setelah otot berkontraksi

akibat rangsangan barulah otot mendapat pembebanan (after stimulated loaded).

Pembebanan tersebut mempengaruhi sifat kontraksi, yaitu :

a.       Dengan bertambahnya beban pada kontraksi after loaded, maka jarak pemendekan

otot berkurang

b.      Dengan bertambahnya berat beban pada kontraksi after loaded maka kecepatan otot

berkurang.

Kontraksi Pre Loaded

Kontraksi pre loaded disebut juga pre stimulated loaded yaitu kontraksi yang terjadi

apabila otot diberi beban terlebih dahulu sebelum dirangsang untuk berkontraksi.

Berbeda dengan after loaded, masa laten kontraksi pre loaded relatif lebih cepat sehingga

kecepatan pemendekan otot juga menjadi lebih cepat. Pemendekan otot juga dipengaruhi

oleh beban yang diangkat. Semakin besar beban yang diangkat menyebabkan pada suatu

saat resultan kontraksi otot dengan gaya beban sama dengan nol di mana otot tidak dapat

mengangkat beban lagi.

III. Alat dan Bahan

Kimograf Gunting

Induktorium Pinset

Paku Stimulator

Statif dan klem Beban dan tempatnya

Signal magnet rangseng Larutan ringer

Benang dan jarum Palu

IV. Cara Kerja

Membuat sediian syaraf otot seperti telah dijelaskan

A. Kontraksi “After Loaded”

1) Gantunglah tempat beban pada alat pencatat (berat tempat beban = 16,5 gr)

2) Aturlah sekrup penyangga sehingga ujungnya menyangga pencatat, dengan

demikian garis dasar pencatat tidak berubah

3) Rangsanglah sediaan dengan rangsangan hubung (make stimulus) tunggal

maksimal, kimograf dalam keadaan diam, sehingga terlihat amplitudo

kontraksi otot

4) Berikan beban 10 gram. Putarlah kimograf sedikit (+ 1cm) dan rangsanglah

lagi sehingga akan didapatkan amplitude kontraksi otot yang dibebani (after

loaded)

5) Lakukanlah tindakan seperti no.4 dengan setiap kali menambah beban sebesar

10gr sampai otot tidak dapat mengangkat beban lagi

B. Kontraksi “Pre-Loaded”

Ambil semua beban dari tempat beban pada percobaan A, kecuali tempat bebannya

1) Lepaskan sekrup penyangga sehingga sekarang otot yang menahan beban

2) Lakukan tindakan-tindakan seperti percobaan A.3,4,5. Mulailah dari tempat

setinggi mungkin pada kimograf untuk pencatatan ini

V. Pembahasan

o Guna sekrup penyangga : untuk mengetahui apakah kontraksi tersebut pre-loaded

atau after-loaded.

o Pada percobaan ini, otot dirangsang dengan rangsang tunggal maksimal. Pada

percobaan after loaded dilakukan dengan memasang sekrup penyangga sehingga

sebelum dirangsang, otot belum berkontraksi dan belum mengangkat beban

o Pada percobaan pre loaded dilakukan dengan melonggarkan sekrup penyangga

sehingga sebelum dirangsang otot belum berkontraksi dan sudah menahan beban

o Percobaan pre-loaded dan after-loaded tidak memenuhi hukum starling

o Pada percobaan ini penulis otot menggunakan system pengungkit, karena itu

untuk menghitung pemendekan digunakan rumus segitiga

o Kontraksi isotonic adalah kontraksi dimana otot memendek, dan panjang otot

berubah

o Kontraksi isometric adalah kontraksi dimana otot tidak memendek, dan panjang

otot tidak berubah.

VI. Daftar Pustaka

Frandson, G. M. 1992. Anatomi dan Fisiologi Kedokteran. Buku kedokteran EGC,

Jakarta.

Buku diktat kuliah Anatomi faal

Buku Petunjuk Praktikum Anatomi Fisioligi

Nama : Felisia A. Nuhan

NRP : 2443011127

Gol : U

FAAL DARI KONTRAKSI OTOT KATAK

I. Tujuan

Mengamati kontraksi pada otot gastrocnemius katak

Untuk membuat grafik kontraksi otot katak

II. Teori Dasar

Otot merupakan suatu organ yang sangat penting bagi tubuh, karena dengan otot

tubuh dapat berdiri tegak. Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan

tubuh agar dapat bergerak. Otot merupakan alat gerak aktif, ini adalah suatu sifat

yang penting bagi organisme. Sebagaian besar otot tubuh melekat pada kerangka,

yang menyebabkan dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-

bagian kerangka dalam suatu letak yang tertentu.  Otot  merupakan  sebuah  alat 

yang  menguasai  gerak  aktif  dan memelihara sikap tubuh. Dalam tubuh terdiri dari

bermacam-macam jenis otot serta mempunyai sifat dan cara kerja sendiri-sendiri,

untuk saling menujang agar dapat bergerak

O t o t m e r u p a k a n a l a t g e r a k a k t i f , d i s e b u t a l a t g e r a k a k t i f

k a r e n a m a m p u berkontraksi. Fungsi Otot antara lain adalah:

•Membuat gerakan tubuh

•Mempertahankan postur tubuh bersama rangka

•Menstabilkan hubungan antar tulang

•Mempertahankan suhu tubuh

•Melindungi jaringan dalam tubuh

•Berfungsi sebagai pintu keluar masuk

•Menyimpan sedikit nutrisiOtot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :

•Kontraktibilitas:kemampuan untuk berkontraksi / memendek.

•Ekstensibilitas:kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan

yangditimbulkan saat kontraksi,

•Elastisitas:kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi.Saat

kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.

Berdasarkan sifat kerjanya, otot dibedakan menjadi:

•Sinergis:

yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dansama-

sama berelaksasi. Contoh: otot-otot pronator yang terletak pada

lenganbawah

•Antagonis:

ca ra ker ja dar i dua o to t yang sa tu berkont raks i dan yang

la in relaksasi. Contoh: otot trisep dan bisep pada lengan atas

Kimograf adalah alat untuk pembelajaran dan penelitian kontraksi otot dan

biasanya menggunakan otot gastrocnemius katak. Otot yang mengalami pemendekan

pada pembarian beban yang konstan (tidak ada perubahan pada tekanan) dinamakan

kontraksi isotonik. Sedangkan bila otot menghasilkan tekanan tetapi tidak mengubah

panjang otot dinamakan kontraksi isometrik.

Otot dapat berkontraksi baik secara isometrik, isotonik, atau gabungan keduanya.

Kontraksi isometrik pada otot gastronekmus memiliki lama kontraksi kira-kira 1/30

detik. Lama kontraksi disesuaikan dengan fungsi masing-masing otot. Otot

gastroknemus harus berkontraksi dengan kecepatan yang cukup pada pergerakan

tungkai untuk berlari atau melompat.

III. Alat dan bahan

Statif dan klem

Papan bedah

Kemograf pegas

Garpu tala

Kunci arus

Signal magnet rangsang

Stimulasi

Elektroda perangsang

Kabel

Penulis otot rangsang

Adaptor

Katak

Papan bedah

Gunting

Palu

Paku

Tali

Larutan ringer

IV. Cara Kerja

A. Menyediakan sediaan otot katak

Peganglah katak dengan tangan kiri sedemikian rupa sehingga jari telunjuk

diletakkan di bagian belakang kepala, dan ibu jari di bagian punggung. Tekan jari

telunjuk agar kepala sedikit tunduk, sehingga terdapat lekukan antara cranium

dan Columna Vertebral.

Ujung jarum penusuk yang dipegang di tangan kanan diletakkan di tempat

lekukan antara Cranium dan Columna Vertebrae, di tempat mana sela

interapinalis lebar.

Tusukkan jarum ke dalam canalis spinalis ke arah tengkorak, gerakkan kian

kemari berkali – kali untuk merusak otak katak.

Untuk percobaan – percobaan dimana diperlukan pengrusakkan medulla spinalis

maka kerjakanlah tindakan no.3 dengan jarum ke arah sacral untuk merusak

medulla spinalis.

a. Membuat sediaan M.Gastrocnemius

Setelah tindakan merusak otak katak sempurna, maka kerjakanlah tindakan tersebut

di bawah ini :

Dari tungkai kanan, guntinglah kulitnya melingkar setinggi pergelangan kaki.

Jepit ujung kulit yang telah dilepas, dan perlahan – lahan angkatlah ke atas

sampai di atas sendi lutut.

Pisahkan dan bebaskan tendon achilles dengan alat tumpul dari jaringan –

jaringan sekitarnya. Jangan dipotong dulu.

Ikatlah tendon itu dengan benang yang kuat dekat pada insertionya.

Potonglah kemudian tendon itu di bawah ikatan benang.

Potonglah benang – benang tibia dan fibula beserta otot – otot yang melekat

padanya, kira – kira 5 mm di bawah sendi lutut.

Kembalikan kulit tadi ke bawah sehingga menutup kembali otot

gastrocnemius untuk melindunginya dan menjaganya agar tidak kering. Basahi

sediaan tersebut dengan larutan ringer setiap kali.

b. Membuat Sediaan Nervus Sciaticus

Letakkan katak tertelungkup, hilangkan kulit seluruh bagian belakang paha

kanan.

Pisahkan otot – otot satu sama lain dengan menggunakan alat tumpul dan

carilah nervus Sciaticus. Jangan merusak pembuluh – pembuluh darah yang

berjalan bersama – sama dengan nervus tersebut.

Ambil benang halus, buatlah suatu simpul longgar mengelilingi syaraf

tersebut, kemudian kembalikan syaraf diantara otot – otot seperti keadaan

semula.

c. Mempersiapkan Sediaan Saraf Otot untuk Percobaan

Tempatkan katak tertelungkup di atas papan katal, fiksir kedua kaki depannya

dengan kaki belakang kiri pada papan katak dengan menggunakan paku atau

jarum.

Fiksir pula sendi lutut belakang kanan pada papan katak, sedemikian sehingga

M.Gastrocnemius tetap dapat bergerak dengan bebas.

Pasanglah papan katak pada statip yang telah tersedia. Aturlah letak papan

katak pada statif sedemikian rupa sehingga M. gastrocnemius tetap dapat

bergerak bebas (tidak melekat pada papan).

Hubungkan otot (dengan perantaraan benang yang telah terikat padanya )

pada kait di pangkal penulis otot.

Aturlah sedemikian rupa sehingga ujung – ujung jari penulis otot, tanda

rangsangan dan tanda waktu terdapat pada satu garis vertikal pada kertas

hitam.

Sediaan otot sudah siap untuk bermacam – macam percobaan.

B. Memutar kimograf sebanyak 1 putaran per detik dan harus dihentikan pada putaran

kedua.

C. Cari kekuatan rangsangan yang memberi kontraksi maksimal.

D. Rangsang dan putarlah kimograf pada waktu yang bersamaan.

E. Pencatat harus dilakukan dengan Synchroom untuk tanda waktu, tanda rangsang,

kontraksi otot.

F. Carilah waktu laten, waktu kontraksi otot dan waktu relaksasi.

V. Data hasil pengamatan

VI. Menjawab Pertanyaan

1. Mengapa harus ada waktu talent ?

Waktu talent harus ada karena pada saat saraf menerima rangsangan, waktu

diteruskan keujung sinaps dan sambungan akson yang satu dengan akson yang

lain terhadap rangsangan.

2. Sebutkan energi untuk kontraksi otot?

Energi untuk kontraksi otot ialah energi yang diperlukan oleh otot untuk

berkontraksi yaitu molekul ATP.

3. Kontraksi otot pada percobaan ini termasuk kontraksi (isotonis/isometris)

o Kerja oto pada percobaan ini termasuk kontraksi isometris karena

panjang otot dicegah untuk tidak memendek dan tegangan dari otot

meningkat.

VII. Pembahasan

Waktu talent (A – B) waktu mulai hingga terjadi kontraksi pertama

Gel (A – B) x 1 = 2/100 x 1 = 0,02 second.

Frek. Garpu tala

Waktu kontraksi (B – C) = Gel ( B – C) x1 = 6/100x1 = 0,06 second

Frek. Garpu tala

Waktu relaksasi (D)= Gel (C – D) x1= 16/100x1 = 0,1 second

Frek garpu tala

Kecepatan Penghantar = Jarak B – D = 12/0.16 = 75 cm/second

VIII. Daftar Pustaka

Buku Petunjuk Praktium Anatomi Fisiologi

Buku diktat kuliah Anatomi Faal

Nama : Felisia A. Nuhan

NRP : 2443011127

Gol : U

TETANUS

A. Tujuan

Untuk mengetahui amplitudo kontraksi tetanus lebih besar dari amplitudo kontraksi rangsangan.

Untuk mengetahui timbulnya tetanus complete dan incomplete. Untuk mengetahui keadaan grafik yang dibuat setelah obat menunjukkan tanda

kelelahan.

B. Teori

Dalam praktikum ini ditunjukkan apa yang disebut tetanus. Bila kita berurutan merangsang

syaraf otot skelet tanpa ada kesempatan otot mengadakan relaksasi, maka terjadi

penggabungan dari kontraksi-kontraksi itu. Kontraksi otot yg dipertahankan itu disebut

tetanus.

Bila frekuensi rangsangan rendah, kontraksi-kontraksi yang dihasilkannya berupa

kontraksi-kontraksi sederhana dengan relaksasi sempurna. Disini juga terjadi treppe. Bila

frekuensi dipertinggi, maka terjadi kontraksi-kontraksi dengan relaksasi yang tidak

sempurna, yang disebut kontraksi tetanus inkomplit. Bila frekuensi dipertinggi lagi, otot

tidak sempat lagi berelaksasi, melainkan terjadi kontraksi yang disebut kontraksi tetanus

komplit. Kontraksi ini meningkat terus, tapi pada suatu saat kontraksi ini menurun. Hal ini

terjadi karena otot sudah mengalami kelelahan.

Kontraksi tetanus juga bisa terjadi pada otot jika diberi rangsangan yang sangat kuat.

Gerakan Sebelum mengalami kontraksi tetanus, terjadi beberapa fase terlebih dahulu.

Pertama ketika diberi rangsangan, akan timbul fase inkomplit dimana rangsangannya masih

stabil, ada perubahan naik turun antara relaksasi dan kontraksi. Selanjutnya masuk pada

fase komplit yaitu kontraksi tetanus dimana sudah tidak terlihat perbedaan antara kontraski

dan relaksasi pada otot, sehingga saat mencapai fase maksimum otot akan kelelahan dan

berhenti bereaksi.

Tetani terjadi apabila frekuensi stimulasi menjadi demikian cepat sehinggatidak ada

peningkatan frekuensi lebih jauh lagi yang akan meningkatkan tegangankontraksi, tenaga

terbesar yang dapat dicapai oleh otot telah tercapai

C. Alat dan Bahan

Kimograf

Pencatat tanda waktu

Alat perangsang listrik

Katak dan papan katak

Hawand opporoty induction stimulator

Statif dan lem

Signal magnet

Induktorium

Penulis

Larutan ringer

Jarum

Paku, palu

Benang

Cairan fiksasi

Gunting

D. Cara Kerja

Membuat sediaan saraf otot seperti yang tlah dijelaskan pada praktikum 1.

Letakkan elektroda perangsang pada

Cari rangsangan maksimal sehingga ditimbulkan kontraksi yang maksimal.

Rangsanglah otot dgan kontraksi tunggal 1 x / detik selama 10 detik.

Rangsanglah otot kontraksi tunggal 1 x / 0,5 detik selama 10 detik.

Rangsanglah otot dengan kontraksi tunggal secepatnya selama 10 detik.

Rangsanglah otot dengan kontraksi beruntun selama 10 detik. Pertahankan

rangsangan sampai kelihatan kontraksi otot kembali ke garis semula.

Tentukanlah waktu dimulainya saat rangsangan sampai tetanus complete.

Tentukan waktu dimulainya tetanus complete sampai fatigue

Daftar Pustaka

Buku Petunjuk Praktium Anatomi Fisiologi

Buku diktat kuliah Anatomi Faal