laporan analisis vegetasi

12
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA (AGH 321) Analisis Vegetasi Gulma Disusun oleh : Andrixinata B A34070016 DEPARTEMEN AGRONOMI HOLTIKULTURA

Transcript of laporan analisis vegetasi

Page 1: laporan analisis vegetasi

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN GULMA (AGH 321)

Analisis Vegetasi Gulma

Disusun oleh :

Andrixinata B

A34070016

DEPARTEMEN AGRONOMI HOLTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: laporan analisis vegetasi

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada umumnya dipandang dari manfaat yang didapat, tumbuhan dibagi

menjadi dua yaitu, tanaman yaitu tumbuhan yang menguntungkan dan

dibudidayakan dan tumbuhan yang merugikan. Tumbuhan yang menguntungkan

disebut tanaman yaitu tumbuhan yang dibudidayakan oleh manusia atau sengaja

untuk ditanam karena mempunyai nilai ekonomis yang menjanjikan. Sedangkan

tumbuhan yang merugikan adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki

keberadaannya. Dalam kegiatan budidaya atau dalam ilmu pertanian, tumbuhan

tersebut sering disebut dengan gulma (weed). Pengertian gulma yang lain adalah

tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya secara pasti sehingga kebanyakan

orang juga menganggap bahwa gulma mempunyai nilai negatif yang lebih besar

daripada nilai ekonomisnya. Sehingga gulma tersebut harus dimusnahkan dari,

agar tidak menimbulkan kerugian – kerugian yang lainnya, yang nantinya dapat

mengganggu kegiatan pertanian. Baik secara teknis, produksi, maupun secara

ekonomis.

Menurut wikipedia, (Wikipedia, 2010) gulma adalah tumbuhan yang

kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil

yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Batasan gulma bersifat teknis dan

plastis. Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian.

Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman

produksi melalui kompetisi. Plastis, karena batasan ini tidak mengikat suatu

spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma.

Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak

mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela pertanaman monokultur

jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun pada sistem tumpang sari keduanya

merupakan tanaman utama. Meskipun demikian, beberapa jenis tumbuhan

dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang. Ilmu yang

mempelajari gulma, perilakunya, dan pengendaliannya dikenal sebagai ilmu

gulma.

Page 3: laporan analisis vegetasi

Kehadiran gulma sendiri secara langsung dapat mempengaruhi produksi

tanaman, baik secara kualitas maupun kuantitas, kemudian juga dapat

menghambat praktek budidaya pertanian. seperti dengan adanya gulma kualitas

akan menurun, karena biji gulma tersebut tercampur pada saat pengolahan tanah.

kemudian kuantitas juga akan menurun, karena terjadi kompetisi dalam sarana

tumbuh ( hara, air, udara, cahaya, ruang gerak ) dalam jumlah terbatas,

tergantung dari varietas, kesuburan, jenis, kerapatan, dan lamanya tumbuh. Hal

inilah yang kemudian menimbulkan gagasan petani untuk mengendalikan gulma.

Dengan tujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan produktifitas tanaman.

Kerusakan tanaman atau penurunan produksi pertanian akibat gulma pada

umumnya memiliki korelasi yang searah dengan populasi gulma itu sendiri.

Dalam hal ini faktor yang paling nampak adalah perebutan penguasaan sarana

tumbuh, ruang gerak dan nutrisi antara tanaman dan gulma. Untuk itu

pengendalian gulma penting dilakukan dalam penyelamatan produksi tanaman.

Sebab, sebagian besar gulma mampu berkembang dengan cepat dan

mendominasi lahan. Apabila penguasaan sarana tumbuh dimenangkan oleh

gulma, maka pada umumnya tanaman akan mengalami gangguan fisiologis yang

berakibat pada penurunan produksi atau bahkan kematian tanaman itu sendiri.

Kematian tersebuat selain karena kesulitan mendapatkan nutrisi, ada jenis gulma

tertentu yang mampu mengeluarkan enzim akar yang mampu merusak atau

meracuni tanaman. Kerusakan yang ditimbulkan gulma akan menentukan apakah

gulma tersebut merupakan gulma penting atau bukan. Kerusakan tersebut

umumnya memiliki hubungan dengan ambang ekonomi pertanian yang dapat

berbeda pada setiap tanaman berdasarkan nilai ekonominya.

Analisis vegetasi digunakan unutk mengetahui gulma – gulma yang

memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup.

Dalam hal ini, penguasaan sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma

tersebut penting atau tidak. Namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran

penting, karena tanaman tertentu tidak akan terlalu terpengaruh oleh adanya

gulma tertentu, meski dalam jumlah yang banyak.

Page 4: laporan analisis vegetasi

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui populasi gulma dalam

satuan luas secara kuantitatif. Kemudian melatih keterampilan mahasiswa dalam

mengidentifikasi populasi gulma secara kuantitatif. Lalu untuk mengetahui

populasi gulma secara kuantitaif yang mendominasi pada pertanaman tertentu

dalam hal ini adalah pada lahan persawahan yang sudah tidak diolah.

Page 5: laporan analisis vegetasi

ALAT BAHAN DAN METODE

A. Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku

dan alat tulis, kuadran dari kayu yang berbentuk bujur sangkar dengan panjang

dan lebar 40 cm x 40 cm, alat pemotong, dan lahan yang akan diamati.

B. Metode

Alat yang telah dibawa disiapkan, kemudian kuadran yang telah dibawa

dilemparkan pada lahan yang akan diamati dengan acakan posisi yang tidak

subyektif. Gulma yang masuk ke dalam kuadran dipotong dan diambil tajuk

bagian atas permukaan tanah. Gulma yang telah diambil kemudian diidentifikasi

spesies dan familinya lalu dihitung jumlah perspesiesnya. Data hasil penghitungan

gulma secara kuantitatif kemudian dicatat dalam tabel dan diambil sebagai data

pertama.kemudian dilakukan pengulangan lemparan yang kedua dengan tempat

pelemparan yang berbeda, data diambil sebagai pengulangan ke dua. Kemudian

setelah diidentifikasi, maka gulma dioven agar diperoleh data bobot kering gulma.

Page 6: laporan analisis vegetasi

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data

Tabel jumlah dan bobot kering gulma

B. Pembahasan

Gulma – gulma tertentu cenderung memiliki kemampuan yang sangat baik

dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Hal ini memiliki hubungan

yang erat dengan jenis gulma dimana gulma jenis tertentu mampu bekembang

biak dengan cepat, misal selain dengan biji, ia juga dat berkembang dengan

rimpang, lalu bijinya yang ringan dan kebutuhan nutrisi yang toleran serta

pertumbuhan yang cepat. Kemampuan gulma tersebut secara alami dapat

membuatnya mampu mendominasi suatu lahan dalam penyebaran yang rata

maupun acak.

Berdasarkan data, dapat terlihat dengan jelas spesies gulma Mimosa

pudica mendominasi dengan jumlah spesies 33,8% dari total. Kemudian 25,3%

dari total jumlah gulma didominasi oleh Axonophus compressus. Sedangkan

spesies lainnya dapat dikatakan memiliki jumlah yang relatif teratur pada setiap

pengulangan. Kemudian berdasarkan bobot kering dari gulma, pada data tercatat

Axonophus compressus mendominasi 26,7% dari bobot total, kemudian Mimosa

pudica yang memiliki bobot kering 16,6% dari bobot total, lalu Rostellularia

rundana yang mendominasi 10.5% dari bobot total dan Imperata cylindrica

mendominasi 8,5% dari bobot total.

Berdasarkan informasi diatas, jumlah spesies tidak selalu berbanding lurus

dengan bobot kering. Hal ini disebabkan karena bobot kering merupakan bobot

tanaman setelah kadar air sangat rendah. Sehingga ada jenis gulma tertentu yang

perbandingan bobot basah dan bobot keringnya sangat signifikan menurun.

Keadaan ini bisa terjadi pada gulma-gulma yang memiliki perawakan herba,

dimana sebagian besar tubuh tanaman adalah air. Sehingga ketika dikeringkan,

secara otomatis bobot akan menurun. Demikian juga sebaliknya dengan gulma-

gulma berkayu, yang bobot kering tidak akan berubah terlalu banyak dari bobot

basahnya.

Page 7: laporan analisis vegetasi

Selain itu, ukuran perawakan gulma juga sangat berpengaruh pada

perbandingan jumlah gulma dan bobot kering gulma. Dalam hal ini selain faktor

genetik gulma yang mempengaruhi, umur gulma juga sangat menentukan. Sebab,

dalam pengamatan yang dilakukan, tidak ada batasan ukuran gulma untuk dapat

dihitung sebagai satu spesies. Kemudian gulma yang terpotong juga dihitung

jumlah potongannya sebai satu spesies. Dalam hal ini kesalahan praktikan juga

dapat menimbulkan kesalahan data.

Secara umum, berdasarkan data yang diperoleh, spesies gulma Mimosa

pudica, Axonophus compressus, Rostellularia rundana, dan Imperata cylindrica

mrupakn spesies-spesies gulma yang mendominasi lahan yang menjadi tempat

pengambilan contoh. Dalam hal ini, lahan yang menjadi tempat pengambilan

contoh adalah lahan sawah yang sudah tidak dibudidaya. Maka bukan hal yang

aneh apabila gulma-gulma diatas mendominasi, sebab keempatnya merupakan

gulma yang umumnya tumbuh pada awal-awal suksesi, dimana gulma-gulma

diatas merupakan golongan gulma yang tahan terhadap kekurangan nutrisi. Selain

itu, Axonophus compressus, dan Imperata cylindrica memiliki pola penyebaran

yang luas dan tingkat perkembangan yang cepat. Begitu juga dengan Mimosa

pudica, dan Rostellularia rundana.

Dominasi sarana tumbuh oleg gulma pada tingkat parah dapat

dikendalikan dengan herbisida. Menurut (Yakup, 2002) penggunaan herbisida

dalam pengendalian gulma, herbisida merupakan alat yang canggih dalam

pengendalian gulma, serta memberikan keuntungan lebih dalam pemakaiannya.

Adapun keuntungan yang diberikan oleh herbisida adalah sebagai berikut : dapat

mengendalikan gulma sebelum mengganggu, dapat mengendalikan gulma

dilarikkan tanaman, dapat mencegah kerusakan perakaran tanaman, lebih efektif

membunuh gulma tahunan dan semak belukar, dalam dosis rendah dapat sebagai

hormon tumbuh, dan dapat menaikkan hasil panen tanaman dibandingkan dengan

perlakuan penyiangan biasa.

Page 8: laporan analisis vegetasi

KESIMPULAN

Setelah melalukan percobaan diatas, dapat dilihat bahwa gulma Mimosa

pudica, Axonophus compressus, dan Imperata cylindrica merupakan gulma yang

paling banyak mendominasi lahan dengan nilai persentasi jumlah berturut-turut

33,8%, 25,3%, 3, dan 5,2. Kemudian berdasarkan bobot kering dari gulma,

Axonophus compressus mendominasi 26,7% dari bobot total, kemudian Mimosa

pudica yang memiliki bobot kering 16,6% dari bobot total, lalu Rostellularia

rundana yang mendominasi 10.5% dari bobot total dan Imperata cylindrica

mendominasi 8,5% dari bobot total. Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa

gulma-gulma tersebut merupakan gulma yang dominan tumbuh pada areal

persawahan yang sudah tidak dibudidaya.

Page 9: laporan analisis vegetasi

DAFTAR PUSTAKA

[anonim]. 2009. Analisis Vegetasi Gulma Kuantitatif.

http://riskaiskandar.blogspot.com/2009/02/analisis-vegetasi-gulma-

kuantitatif.html (diakses 15 Oktober 2010).

Wikipedia. 2010. Gulma. http://id.wikipedia.org/wiki/gulma (diakses 14 Oktober

2010.

Yakup, Sukman Y. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.