LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN...
Transcript of LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN...
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN OLAHRAGA PETANQUE BAGI GURU SD, SMP SMA
DAN SMK SE-KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015
Oleh:
I Gede Suwiwa, S.Pd.,M.Pd
NIP 198501172008121001
I Wayan Artanayasa, S.Pd.,M.Pd.
NIP 197309262001121001
I Made Agus Wijaya, S.Pd.,M.Pd.
NIP 198008112008121001
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2015
i
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN OLAHRAGA PETANQUE BAGI GURU SD, SMP SMA
DAN SMK SE-KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015
Oleh:
I Gede Suwiwa, S.Pd.,M.Pd
NIP 198501172008121001
I Wayan Artanayasa, S.Pd.,M.Pd.
NIP 197309262001121001
I Made Agus Wijaya, S.Pd.,M.Pd.
NIP 198008112008121001
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
Federasi petanque indonesia didirikan pada tanggal 18 Maret 2011 yang
diketuai oleh Caca Isa saleh setelah mendapat penunjukan dari KONI Sumatera
Selatan dan Gubernur Sumatera Selatan untuk membantu menyiapkan tim
petanque Indonesia dalam menghadapi SEA GAMES XXVI di Palembang.
Sebagai olahraga baru, yang belum banyak dikenal oleh khalayak, dipandang
sangat perlu sosialiasi dari seluruh pihak terkait untuk memajukan olahraga ini.
Semakin banyak orang mengetahui, semakin banyak orang yang akan peduli, dan
yang paling nyata, akan semakin banyak orang melakukan atau memainkan
olahraga ini. Sehingga berbagai macam bentuk sosialiasi terkait dengan
keberadaan olahraga ini, sangat diperlukan, terutama keberadaan olahraga
petanque ini di Indonesia pada umumnya dan di kabupaten Buleleng pada
khususnya.
Tiga pilar pengembangan keolahragaan meliputi olahraga pendidikan,
olahraga prestasi dan olahraga kesehatan dan rekreasi merupakan wadah yang
sangat ideal untuk pengembangan sebuah cabang olahraga (Nala, 1992:32). Pilar
olahraga pendidikan, memberikan peluang pada olahraga ini akan masuk kedalam
kurikulum penjasorkes. Sosialiasi yang baik dan dilakukan secara berkelanjutan
akan mengenalkan olahraga petanque ini kepada masyarakat pendidikan.
Perkembangan olahraga ini tentunya bisa digunakan sebagai salah satu alat dalam
pembelajaran pendidikan jasmani. Pada pilar olahraga prestasi cabang olahraga ini
telah dipertandingkan diberbagai even yang berskala daerah, nasional, regional
dan internasional. Pada seagames 2011 dan 2013 team cabang olahraga petanque
Indonesia belum bisa berbicara banyak. Salah satu faktor penyebebabnya adalah
karena belum tersosialiasikannya cabang olahraga ini secara merata provinsi –
provinsi yang ada di Indonesia. Pilar olahraga rekreasi dan kesehatan juga dapat
menjadi dasar pengembangan olahraga ini. Karakter olahraga petanque ini
cenderung pada olahraga permainan yang membutuhkan akurasi dalam bermain.
Olahraga petaque tidak menuntuk kondisi fisik seperti cabang olaraga permainan
lainya, dengan demikian olahraga ini dapat dimainkan oleh anak-anak, orang
2
dewasa, orang tua bahkan orang cacat sekalipun. Olahraga petanque juta tidak
menuntuk lapangan khusus, olahraga ini dapat dimainkan dimana saja dan oleh
siapa saja, sehingga olahraga ini dapat pula dijadikan sebagi atlernatif pilihan
dalam olahraga rekresi dan kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut dipandang sangat perlu untuk
mensosialiasikan dan memberikan pelatihan bagi pelajar SD, SMP, dan SMA di
Kabupaten Buleleng.
1.1 ANALISIS SITUASI
Kabupaten Buleleng merupakan wilayah terluas dari pulau bali.
Kabupaten Buleleng merupakan 1/3 dari luas pulau Bali. Hal tersebut akan
membuka peluang untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada baik dari
sumber daya alam (SDA) ataupun sumber daya manusia (SDM). Kabupaten
Buleleng memiliki luas 136.568 hektar atau 54% dari luas pulau Bali
(www.bulelengkab.go.id/index). Seiring dengan latak dan luasnya wilayah
kabupaten Beleleng yang terletak di utara pulau Bali. Kebupaten Buleleng
memiliki garis pantai yang panjang, disamping itu Kabupaten Buleleng memiliki
potensi alam berupa ruang-ruang gerak yang masih cukup luas. Selain itu
lapangan yang ada di kabupaten buleleng juga banyak. Dengan potensi itu
tentunya sangat relevan untuk mengambangkan cabang olahraga petaque, karena
cabang olahaga petanque ini dapat dimainkan dilapangan tanah ataupun lapangan
pasir yang banyak terdapat dipinggir pantai sepanjang kabupaten Buleleng.
Cabang olahraga petanque belum pernah diperkenalkan di Kabupaten
Buleleng. Namun pengusul telah memiliki club petanque yang telah berprestasi
sebagai juara umum pada kejuaraan petanque Bali Open tournament pada Juni
2014 di Tabanan. Namun club yang dimiliki oleh pengusul ini masih minim
anggota. Minimnya anggota club tersebut karena belum pernah dilakukannya
pelatihan cabang olahraga ini.
Menurut informasi dari ketua umum Pengprov Federasi Olaharga
Petanque Indonesia Bali (FOPI) program pelatihan belum pernah dilakukan di
kabupaten Buleleng. Impilikasi dari lambatnya sosialiasi tersebut adalah
3
masyarakat tidak mengetahui adanya olahraga petanque ini. Minimnya sosialiasi
juga berimplikasi pada sedikitnya club petanque di Kabupaten Buleleng dan
berakibat pada minimnya pula jumlah atlet dikabupaten Buleleng.
Kejuaraan-kejuaraan seperti PORSENIJAR,PORCAM dan PORKAB
membuka peluang yang sangat besar untuk dipertandingkannya olahraga
petanque. Namun kondisi atlet yang sangat sedikit berimplikasi belum bisa
dipertandingkannya cabang olah raga ini pada even-even olahraga tersebut.
Keberadaan lapangan yang hampir tersebar diseluruh desa, kecamatan dan
ibukota kabupaten Buleleng juga sangat mendukung penyebaran olahraga
petanque ini. Panjangnya garis pantai yang dimiliki oleh kabupaten Buleleng juga
menjadi asset yang sangat berharga untuk pengembangan olahraga petanque
dikabupaten Buleleng.
Kabupaten Buleleng yang merupakan kota pendidikan juga sangat
mendukung pengembangan cabang olahraga ini. SD, SMP, SMA, SMK tersebar
hampir diseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng.
Kondisi di atas perlu mendapat perhatian berbagai pihak terutam
akademisi yang perduli terhadap perkembangan cabang olahraga petanque di
Kabupaten Buleleng. Universitas Pendidikan Ganesha sebagai perguruan yang
memiliki Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu: 1) pendidikan dan pengajaran, 2).
Penelitain., 3). Pengabdian pada masyarakat, mempunyai tanggung jawab moril
untuk membantu memecahkan beberapa permasalahan dimasyarakat melalui tri
darma perguruan tinggi. Melalui program pengabdian pada masyarakat tahun
2014 ini, kami bermaksud menyelenggarakan “Pelatihan Olahraga Petanque
Bagi Guru SD, SMP, SMA dan SMK Se-Kabupaten Buleleng Tahun 2015”.
1.2 IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisis di atas, permasalahan yang dihadapi mitra (dalam hal
ini adalah FOPI Provinsi Bali) dapat digambarkan sebagai berikut:
Permasalahan mitra Solusi yang ditawarkan
1. Terbatasnya pengetahuan dan
pengalaman terkait pembuatan
1. Memanfaatkan fasilitas umum
seperti taman kota, lapangan di
4
Permasalahan mitra Solusi yang ditawarkan
lapangan petanque. sekolah, lapangan di desa,
lapangan di kecamatan, garis
pantai sebagai sarana pembuatan
lapangan petanque.
2. Memberikan pengetahuan tentang
pembuatan lapangan petanque
yang sesuai dengan aturan pada
cabang olahraga petanque.
2. Terbatasnya pemahaman dan
pengetahuan guru terkait
olahraga petanque sehingga
tidak adanya ketertarikan
pelajar untuk mencoba olahraga
petanque.
1. Memberikan pemahaman dan
pengetahuan kepada guru SD,
SMP, SMA dan SMK terkait
olahraga petanque. Pemahaman
yang dimaksud adalah
pemahaman teknik dasar,
peraturan dan teknik bermain
yang baik dan benar melalui
sosialiasi dan pelatihan.
2. Memperkenalkan olahraga
petanque melalui simulasi game
sehingga guru tertarik melakukan
olahraga petanque dan kelak
dapat menularkan pengetahuan
yang diperoleh pada saat
pelatihan ini kepada siswanya di
sekolah masing-masing.
3. Mensosialisasikan peraturan dan
perwasitan olahraga petanque
kepada para guru.
5
Oleh karena itu, permasalahan yang hendak di jawab melalui permasalahan
yang hendak dijawab melalui program pengabdian masyarakat khususnya bagi
guru SD, SMP,SMA, dan SMK di kabupaten Buleleng ini adalah:
1. Bagaimanakah proses pelatihan olahraga petanque bagi guru SD,
SMP,SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng?
2. Bagaimanakah aplikasi peraturan pelatihan petanque bagi guru SD,
SMP,SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng?
3. Bagimanakah proses pemanfaataan lapangan terbuka, garis pantai yang
bisa digunakan sebagai prasarana lapangan petanque bagi guru SD,
SMP,SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng?
1.3 TUJUAN KEGIATAN
Tujuan kegiatan dalam pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini adalah:
1. Memberikan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kepada guru SD,
SMP,SMA dan SMK di kabupaten Buleleng terkait dengan pelaksanaan
olahraga petanque
2. Memberikan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kepada guru
SD, SMP,SMA dan SMK di kabupaten Buleleng terkait dengan peraturan
olahraga petanque.
3. Memberikan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kepada guru SD,
SMP,SMA dan SMK di kabupaten Buleleng terkait manfaat sarana dan
prasarana olahraga petanque
4. Menjadi leading center pengembangan olahraga dan organisasi petanque
di Kabupaten Buleleng. sehingga diharapkan berimplikasi pada banyaknya
peminat olahraga petanque.
1.4 MANFAAT KEGIATAN
Manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Guru SD, SMP, SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng Memiliki
permahaman, pengetahuan, dan keterampilan terkait pelaksanaan olah raga
petanque
6
2. Guru SD, SMP, SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng Memiliki
permahaman, pengetahuan, dan keterampilan terkait peraturan olah raga
petanque
3. Guru SD, SMP, SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng Memiliki
permahaman, pengetahuan, dan keterampilan terkait pemanfaatan sarana
dan prasarana olah raga petanque
4. Meningkatnya jumlah organisasi FOPI pada tingkat kabupaten di Provinsi
Bali sehingga mempercepat pengembangan olah raga petanque
1.5 KHALAYAK SASARAN
Khalayak sasaran strategis yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian pada masyarakat ini adalah Guru dan siswa tingkat Sekolah dasar
sebanyak 35 orang, tingkat menengah pertama 35 orang, tingkat sekolah
menengah atas sebanyak 35 orang, dan sekolah menengah kejuruan sebanyak 35
orang. Sehingga totol peserta dalam pelaksaanaan pengabdian pada masyarakat ini
adalah 140 orang
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Petanque
Pétanque (diucapkan [pe.tɑ̃ːk] dalam bahasa Perancis) adalah suatu
bentuk permainan boules yang tujuannya melempar bola besi sedekat mungkin
dengan bola kayu yang disebut cochonnet dan kaki harus berada di lingkaran
kecil. Permainan ini biasa dimainkan di tanah keras atau minyak, tapi juga dapat
dimainkan di rerumputan, pasir atau permukaan tanah lain. Permainan sejenis
adalah bocce dan bowls. Bentuk asli permainan ini muncul tahun 1907 di La
Ciotat, di Provence, di selatan Perancis. Namanya berasal dari Les Ped Tanco
dalam dialek Provençal di bahasa Occitan, yang berarti "kaki rapat.
Pada awal abad ke-6 SM orang Yunani Kuno telah memainkan
permainan melempar koin, batu datar, dan bola batu, disebut spheristics. Bangsa
Romawi Kuno memodifikasi permainan dengan menambahkan target yang harus
didekati sedekat mungkin. Variasi Romawi dibawa ke Provence oleh tentara
Romawi dan pelaut. Sebuah makam Romawi di Florence menunjukkan orang
bermain game ini, membungkuk untuk mengukur poin.
Dalam perkembangannya setelah itu masyarakat Roma, menggantikan
bola batu dengan bola kayu, dengan kuku untuk memberi mereka bobot yang
lebih besar. Pada Abad Pertengahan Erasmus menyebut permainan itu sebagai
globurum. Tetapi selanjutnya menjadi dikenal sebagai „boule,‟ atau bola, dan itu
dimainkan di seluruh Eropa. Raja Henry III dari Inggris melarang permainan itu
dan menggantikannya dengan pemanah, dan di abad 14, Charles IV dan Charles
V dari Perancis juga melarang olahraga untuk rakyat jelata. Namun dalam abad
ke-17 adalah larangan tersebut dicabut.
Pada abad ke-19, di Inggris olahraga telah menjadi bowling rumput, di
Perancis, olahraga ini dikenal sebagai boule, dan dimainkan diseluruh
masyarakatnya. Para Meissonnier seniman Prancis membuat dua lukisan
menunjukkan orang-orang bermain game, dan Honoré de Balzac dijelaskan
pertandingan di La Comédie humaine. Di Prancis Selatan telah berevolusi
menjadi jeu Provençal, mirip dengan petanque, kecuali bahwa lapangan lebih
besar dan pemain menjalankan tiga langkah sebelum membuang bola. Permainan
8
ini dimainkan di desa-desa diseluruh Provence, biasanya pada kotak tanah di
bawah naungan pohon.
Petanque dalam bentuk yang sekarang ditemukan pada tahun 1907 di kota
La Ciotat dekat Marseilles oleh pemain Lyonnaise Prancis bernama Jules Boule
Lenoir. Panjang pitch atau lapangan dikurangi oleh sekitar setengah, dan
pengiriman bergerak diganti dengan yang stasioner. Turnamen petanque pertama
dengan aturan baru diselenggarakan pada tahun 1910 oleh Ernest saudara dan
Joseph Pitiot, pemilik sebuah kafe di La Ciotat. Setelah itu olahraga tumbuh
dengan kecepatan tinggi, dan segera menjadi bentuk yang paling populer dari
boule. Federasi internasional petanque Fédération Internationale de petanque et
Jeu Terbukti didirikan pada tahun 1958 di Marseille dan memiliki sekitar
600.000 anggota di 52 negara (2002).
Kejuaraan Dunia pertama diselenggarakan pada tahun 1959. Kejuaraan
paling baru diadakan di Faro (2000), Monako (2001), Grenoble (2002, 2004 dan
2006), Jenewa (2003), Brussels (2005), dan Pattaya / Thailand (2007). Lima
puluh dua tim dari 50 negara berpartisipasi dalam 2007.
2.2 Perlengkapan dan Lapangan Petanque
Peralatan yang digunakan dalam pertandingan petanque harus memenuhi
syarat international dan dibuat oleh manufaktur resmi organisasi dunia olahraga
petanque. Syarat ini meluputi berat bola, ukuran tangan, bahan material, merek
dan nomor seri. Adapun alat tersebut adalah.
a. Bosi merupakam bola berbentuk bulat terbuat dari logam dan berongga
dibahagian dalamnya, mempunyai garis pusat antara 70,5mm – 80mm dan
beratnya antara 650gram – 800gram. Disamping itu, biasanya boule ini
mempunyai nama tertentu, angka penunjuk berat dan nomor seri.
9
Gambar Bosi petanque
b. Boka atau Jack merupakan bola yang terbuat dari kayu. Boka mempunyai
garis pusat antara 25 mm – 35 mm bola ini harus berwarna dan mudah dilihat
pada lapangan permainan.
Gambar Boka atau Jack petanque
c. Meteran adalah meteran pengukur untuk jarak 1 meter , 5 meter dan 10 meter.
10
Gambar Meteran Petanque
d. Lingkaran berdiameter 50 cm digunakan untuk sebagai penanda untuk
pemain mulai melakukan tembakan dalam permainan petanque.
Gambar Lingkaran Petanque
e. Scoring adalah alat yang digunakan untuk mencatat poin dalam pertandingan
petanque
Gambar ScoringPetanque
f. Selain alat pertandingan petanque juga mambutuhkanl lapangan. Berdasarkan
FIPJP, standar internasional dan nasional ukura ukuran 15 meter x 4 atau 13m
x 3 meter. Petang dapat dimainkan di atas tanah liat atau berbatuan, untuk
lapangan rumput dan lapangan concrete tidak direkomendasi.
11
Gambar Lapangan Petanque
3. Teknik dasar dalam permainan petanque
1. Teknik dasar memegang bosi, posisi kaki dan Posisi melempar
a. Teknik dasar memegang bola diawali dengan teknik memegang bola
mengahadap ke atas dan menghadap ke bawah. Seperti terlihat pada gambar
di bawah ini.
Gambar teknik dasar memegang bola petanque
b. Posisi kaki, Posisi kaki dalam permainan petanque memerlukan teknik
khusus. Ada tiga jenis posisi kaki yaitu posisi tertutup, posisi kaki semi
terbuka, dan posisi kaki terbuka. Adapun posisi kaki tersebut seperti pada
gambar berikut.
Gambar Posisi Kaki dalam permainan petanque
12
c. Posisi melempar ada empat jenis posisi melempar yaitu melempar dengan
posisi jongkok, melempar dengan posisi setengah jongkok, melempar
dengan posisi berdiri dan melempar dengan posisi high lop. Adapun ke
empat posisi melempar tersebut seperti dalam gambar di bawah ini.
Gambar melempar posisi jongkok
Gambar melempar posisi berdiri
Gambar melempar posisi setengah jongkok
Gambar melempar posisi high lop
2.3 Teknik Lemparan
Ada dua jenis lemparan dalam olahraga petanque yaitu
a. Pointing adalah jenis lemparan untuk mendekati boka target lebih dekat dari
bosi lawan. Ada beberapa cara melakukan pointing yaitu:
1. Roll (menggelinding) yaitu melempar bola kurang dari 3 meter dari
lingkaran dimana bosi tersebut menggelinging sepanjang arena
mendekati bola target.
13
Gambar teknik pointing roll
2. Soft Lob (melambung sedang) yaitu melempar bosi sedikit lebih tinggi
membentuk kurva dan bosi jatuh dan menggelinging ke boka target.
Gambar teknik pointing soft lob
3. Full Lob (melambung tinggi) melempar bola lebih tinggi hampir vertical
dan bosi jatuh dan menggelinding ke boka target.
Gambar teknik pointing full lob
b. Shooting adalah jenis lemparan untuk mengusir bosi lawan dari boka target.
Ada beberapa cara melakukan shooting yaitu
1. Shot on the iron (bosi ke bosi) adalah menembak tepat pada bosi lawan
tanpa menyentuh tanah terlebih dahulu.
14
Gambar shooting Shot on the iron
2. Short shot adalah menembak bosi lawan dengan terlebih dahulu
menyentuh tanah sekitar 20 sampai dengan 30 cm dari boka target.
Gambar shooting short shot
3. Ground shot adalah menembak bosi lawan dengan terlebih dahulu
menyentuh tanah sekitar 3 atau 4 meter dan menggelinding mengenai boka
target.
Gambar shooting ground shot
2.4 Cara Bermain Petanque
Olahraga petanque bisa dimainkan dengan cara bermain single, Double
dan triple. Cara bermain diawali dengan kedua pemain atau kedua regu yang
bermain melakukan toss coin. Pemain yang menang toss membuat lingkaran
atau meletakkan lingkaran, selanjutnya pemain yang memangkan toss terlebih
dahulu melamparkan boka dengan jarak paling sedikit 6 meter atau paling jauh
10 meter. Selanjutnya pemain yang kalah toss melakukan lemparan
menggunakan bosi mendekati boka yang dilempar oleh pemain yang menang
toss. Setelah itu pemain pemenang toss melemparkan bosi mendekati boka,
demikian seterusnya sampai masing-masing bosi yang dipegang oleh pemain
habis. Point diperoleh dengan cara menghitung bosi yang paling dekat dengan
15
boka. Demikian selanjutnya berlanjut sampai ada dari salah satu pemain atau
group mendapatkan point 13.
16
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Adapun langkah pemecahan pada pengabdian pada masyarakat adalah
1. Mengadakan kerja sama dengan Pengrov FOPI Bali sebagai mitra untuk
mensosialisasikan dan mengembangkan olahraga petanque di kabupaten
Buleleng.
2. Menyampaikan surat undangan sebagai peserta pelatihan kepada Guru SD,
SMP, SMA dan SMKdi Kabupaten Buleleng
3. Mengadakan kegiatan pengabdian pada masyarakat sosialiasi dan
pelatihan olah raga petanqe di kabupaten Buleleng bagi Guru SD, SMP,
SMA dan SMK
4. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian pada
masyarakat.
5. Menyusun laporan penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada
masyarakat.
3.2 METODE KEGIATAN
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
1. Metode ceramah yaitu menyampaikan meteri olahraga petanque yang
mencangkup hakekat olahraga petanque, fasilitas dan alat-alat, serta
peraturan permainan petanque.
2. Metode pelatihan yaitu Guru SD, SMP,SMA, dan SMK se- Kabupaten
buleleng diberikan pelatihan teknik dasar bermain petanque.
3. Metode diskusi yaitu melaksanakan diskusi pada penyampaian materi
maupun praktik lapangan mengenai olahraga petanque.
3.3 KETERKAITAN
Penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk
pelatihan cabang olahraga petanque bagi guru SD,SMP, SMA, dan SMK Se-
17
Kabupaten Buleleng tahun 2015 memiliki keterkaitan untuk mengenalkan
olahraga petanque sedini mungkin pada para guru di Kabupaten Buleleng, sebagai
salah satu tujuan dari pemasalan dan pembibitan olahraga, adalah melibatkan
banyak orang untuk mengikuti pelatihan olahraga petanque, sehingga bisa
melakukan pembinaan pada sekolah masing-masing guna menggali potensi yang
ada pada siswa-siswinya di sekolah. Selain itu keterkaitan lain adalah sebagai
seorang dosen di Fakultas Olahraga dan Kesehatan hendaknya memiliki tanggung
jawab moral untuk memberikan informasi terkait dengan pengembangan olahraga
baru yaitu petanque.
3.4 RENCANA EVALUASI
Keberhasilan penyelenggaran kegiatan pengabdian ini dapat dilihat dari
evaluasi yang dilaksanakan selama kegiatan berlangsung yaitu.
1. Ketekunan dan keterkaitan para peserta dalam mengikuti setiap materi
yang meliputi teori dan praktik. Instrumen yang digunakan untuk
mengetahui ketekunan dan keterlibatan peserta adalah lembar observasi
kegiatan pelatihan.
2. Terjadi peningkatan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan peserta
tentang olahraga petanque. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui
peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta pelatihan berupa tes
berbentuk pilihan ganda dan uraian yang dilakukan sebelum dan sesudah
pelatihan dilaksanakan. Sedangkan lembar peningkatan keterampilan
peserta dapat diamati melalui lembar pengamatan keterampilan bermain
petanque.
3. Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah guru SD, SMP,SMA, dan SMK
se-Kabupaten Buleleng bisa bermain petanque, sehingga ke depan semua
guru tersebut mampu melakukan pelatihan di sekolah masing-masing
sehingga seluruh kecamatan di Kabupaten Buleleng memiliki atlet
petanque.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada hari jumat –
minggu (22- 24 Mei 2015 )mulai pukul 08.00-16.00 WITA, bertempat di SDN 1
Sangsit. Penyelenggara sesungguhnya mengundang 30 sekolah, tetapi dalam
penyelenggaran jumah peserta yang hadir berjumlah 40 orang. Bertambahnya
jumlah peserta tersebut karena sekolah yang diundang menugaskan lebih dari satu
gurunya. Pada pelatihan ini menghadirkan 3 nara sumber yaitu pertama ketua
pelaksana sendiri I Gede Suwiwa, S,Pd.,M.Pd yang merupakan Dosen
Penjaskesrek, Fakultas Olahraga dan Kesehatan selain dosen narasumber pertama
merupakan Litbang FOPI (fedarasi olahraga petanque Indonesia) Pengprov Bali.
Nara sumber pertama juga merupakan ketua harian FOPI kabupaten Buleleng.
Narasumber kedua adalah I Komang Ayu Triana Dewi selaku atlet yang sudah
memiliki prestasi tingkat nasional, pembicara yang ketiga adalah Gede Budi
Darmayasa yang merupakan atlet yang sudah berprestasi.
Yang membuka kegiatan P2M ini adalah Kepala UPT kecamatan Sawan.
Pembukaan dilakukan pada tanggal 22 Mei 2015 pada pukul 09.00 wita. Setelah
itu pemaparan materi sejarah 4 jam sebelum istirahat, 4 jam perkembangan
petanque dan 4 jam materi teknik dasar olahraga petanque, pemaparan sejarah,
perkembangan dan teknik dasar petanque ini merupakan materi yang disampaikan
pada hari pertama yang disampikan oleh narasumber pertama. Pada hari kedua
yang disampaikan adalah nomor-nomor olahraga petanque dan praktik bermain
petanque yang disampaikan secara kolaboratif antara nara sumber dua dan
narasumber ketiga. Hari ketiga pelatihan meliputi dua meteri yaitu peraturan dan
praktik perwasitan olahraga petanque. Materi pada hari ketiga ini secara
kolaboratif disampaikan oleh ketiga narasumber.
Kegiatan pelatihan diakhiri dengan ditutup oleh ketua P2M mewakili ketua
LPM Undiksha. Selama kegiatan, peserta terlihat sangat antusias mengikuti acara
19
P2M. Hal ini terbukti dari tidak ada peserta yang izin selama kegiatan
berlangsung.
4.2 PEMBAHASAN
Permainan petanque merupakan permainan ketangkasan yang bertujuan
untuk mendekatkan bola besi (bosi) sedekat mungkin dengan bola kayu (boka).
Permainan ini sangat pontensial untuk dikembangkan di kabupaten Buleleng
mengingat luas wilayah kabupaten Buleleng yang hampir terbentang dari timur
sampai dengan barat pulau bali. Seiring dengan latak dan luasnya wilayah
kabupaten Beleleng yang terletak di utara pulau Bali. Kebupaten Buleleng
memiliki garis pantai yang panjang, disamping itu Kabupaten Buleleng memiliki
potensi alam berupa ruang-ruang gerak yang masih cukup luas. Selain itu
lapangan yang ada di kabupaten Buleleng juga banyak. Dengan potensi itu
tentunya sangat relevan untuk mengambangkan cabang olahraga petaque, karena
cabang olahaga petanque ini dapat dimainkan dilapangan tanah ataupun lapangan
pasir yang banyak terdapat dipinggir pantai sepanjang kabupaten Buleleng.
Cabang olahraga petanque belum pernah diperkenalkan di Kabupaten
Buleleng. Namun pengusul telah memiliki club petanque yang telah berprestasi
sebagai juara umum pada kejuaraan petanque Bali Open tournament pada Juni
2014 di Tabanan. Namun club yang dimiliki oleh pengusul ini masih minim
anggota. Minimnya anggota club tersebut karena belum pernah dilakukannya
pelatihan cabang olahraga ini.
Menurut informasi dari ketua umum Pengprov Federasi Olaharga
Petanque Indonesia Bali (FOPI) program pelatihan belum pernah dilakukan di
kabupaten Buleleng. Impilikasi dari lambatnya sosialiasi tersebut adalah
masyarakat tidak mengetahui adanya olahraga petanque ini. Minimnya sosialiasi
juga berimplikasi pada sedikitnya club petanque di Kabupaten Buleleng dan
berakibat pada minimnya pula jumlah atlet dikabupaten Buleleng.
Kejuaraan-kejuaraan seperti PORSENIJAR,PORCAM dan PORKAB
membuka peluang yang sangat besar untuk dipertandingkannya olahraga
petanque. Namun kondisi atlet yang sangat sedikit berimplikasi belum bisa
dipertandingkannya cabang olah raga ini pada even-even olahraga tersebut.
20
Keberadaan lapangan yang hampir tersebar diseluruh desa, kecamatan dan
ibukota kabupaten Buleleng juga sangat mendukung penyebaran olahraga
petanque ini. Panjangnya garis pantai yang dimiliki oleh kabupaten Buleleng juga
menjadi asset yang sangat berharga untuk pengembangan olahraga petanque
dikabupaten Buleleng.
Kabupaten Buleleng yang merupakan kota pendidikan juga sangat
mendukung pengembangan cabang olahraga ini. SD, SMP, SMA, SMK tersebar
hampir diseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng. Kondisi di atas
perlu mendapat perhatian berbagai pihak terutam akademisi yang perduli terhadap
perkembangan cabang olahraga petanque di Kabupaten Buleleng.
1. Bagaimanakah proses pelatihan olahraga petanque bagi guru SD,
SMP,SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng?
2. Bagaimanakah aplikasi peraturan pelatihan petanque bagi guru SD,
SMP,SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng?
3. Bagimanakah proses pemanfaataan lapangan terbuka, garis pantai yang
bisa digunakan sebagai prasarana lapangan petanque bagi guru SD,
SMP,SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng?
Untuk membahas permasalahan di atas, proses Pelatihan Olahraga
Petanque Bagi Guru SD, SMP SMA dan SMK Se-Kabupaten Buleleng
Tahun 2015 di Kabupaten Buleleng. Selama kegiatan P2M ini, para peserta
sangat serius mengikuti kegitan ini, hal ini terlihat pada saat penyampain materi
P2M banyak peserta yang bertanya. Peserta juga sangat antusias untuk
melakukan praktik.
Pétanque (diucapkan [pe.tɑ̃ːk] dalam bahasa Perancis) adalah suatu
bentuk permainan boules yang tujuannya melempar bola besi sedekat mungkin
dengan bola kayu yang disebut cochonnet dan kaki harus berada di lingkaran
kecil. Permainan ini biasa dimainkan di tanah keras atau minyak, tapi juga dapat
dimainkan di rerumputan, pasir atau permukaan tanah lain. Permainan sejenis
adalah bocce dan bowls. Bentuk asli permainan ini muncul tahun 1907 di La
Ciotat, di Provence, di selatan Perancis. Namanya berasal dari Les Ped Tanco
dalam dialek Provençal di bahasa Occitan, yang berarti "kaki rapat.
21
Pada awal abad ke-6 SM orang Yunani Kuno telah memainkan
permainan melempar koin, batu datar, dan bola batu, disebut spheristics. Bangsa
Romawi Kuno memodifikasi permainan dengan menambahkan target yang harus
didekati sedekat mungkin. Variasi Romawi dibawa ke Provence oleh tentara
Romawi dan pelaut. Sebuah makam Romawi di Florence menunjukkan orang
bermain game ini, membungkuk untuk mengukur poin.
Dalam perkembangannya setelah itu masyarakat Roma, menggantikan
bola batu dengan bola kayu, dengan kuku untuk memberi mereka bobot yang
lebih besar. Pada Abad Pertengahan Erasmus menyebut permainan itu sebagai
globurum. Tetapi selanjutnya menjadi dikenal sebagai „boule,‟ atau bola, dan itu
dimainkan di seluruh Eropa. Raja Henry III dari Inggris melarang permainan itu
dan menggantikannya dengan pemanah, dan di abad 14, Charles IV dan Charles
V dari Perancis juga melarang olahraga untuk rakyat jelata. Namun dalam abad
ke-17 adalah larangan tersebut dicabut.
Pada abad ke-19, di Inggris olahraga telah menjadi bowling rumput, di
Perancis, olahraga ini dikenal sebagai boule, dan dimainkan diseluruh
masyarakatnya. Para Meissonnier seniman Prancis membuat dua lukisan
menunjukkan orang-orang bermain game, dan Honoré de Balzac dijelaskan
pertandingan di La Comédie humaine. Di Prancis Selatan telah berevolusi
menjadi jeu Provençal, mirip dengan petanque, kecuali bahwa lapangan lebih
besar dan pemain menjalankan tiga langkah sebelum membuang bola. Permainan
ini dimainkan di desa-desa diseluruh Provence, biasanya pada kotak tanah di
bawah naungan pohon.
Petanque dalam bentuk yang sekarang ditemukan pada tahun 1907 di kota
La Ciotat dekat Marseilles oleh pemain Lyonnaise Prancis bernama Jules Boule
Lenoir. Panjang pitch atau lapangan dikurangi oleh sekitar setengah, dan
pengiriman bergerak diganti dengan yang stasioner. Turnamen petanque pertama
dengan aturan baru diselenggarakan pada tahun 1910 oleh Ernest saudara dan
Joseph Pitiot, pemilik sebuah kafe di La Ciotat. Setelah itu olahraga tumbuh
dengan kecepatan tinggi, dan segera menjadi bentuk yang paling populer dari
boule. Federasi internasional petanque Fédération Internationale de petanque et
22
Jeu Terbukti didirikan pada tahun 1958 di Marseille dan memiliki sekitar
600.000 anggota di 52 negara (2002).
Kejuaraan Dunia pertama diselenggarakan pada tahun 1959. Kejuaraan
paling baru diadakan di Faro (2000), Monako (2001), Grenoble (2002, 2004 dan
2006), Jenewa (2003), Brussels (2005), dan Pattaya / Thailand (2007). Lima
puluh dua tim dari 50 negara berpartisipasi dalam 2007
Peralatan yang digunakan dalam pertandingan petanque harus memenuhi
syarat international dan dibuat oleh manufaktur resmi organisasi dunia olahraga
petanque. Syarat ini meluputi berat bola, ukuran tangan, bahan material, merek
dan nomor seri. Adapun alat tersebut adalah.
a. Bosi merupakam bola berbentuk bulat terbuat dari logam dan berongga
dibahagian dalamnya, mempunyai garis pusat antara 70,5mm – 80mm dan
beratnya antara 650gram – 800gram. Disamping itu, biasanya boule ini
mempunyai nama tertentu, angka penunjuk berat dan nomor seri.
Gambar Bosi petanque
b. Boka atau Jack merupakan bola yang terbuat dari kayu. Boka mempunyai
garis pusat antara 25 mm – 35 mm bola ini harus berwarna dan mudah dilihat
pada lapangan permainan.
23
Gambar Boka atau Jack petanque
c. Meteran adalah meteran pengukur untuk jarak 1 meter , 5 meter dan 10 meter.
Gambar Meteran Petanque
d. Lingkaran berdiameter 50 cm digunakan untuk sebagai penanda untuk
pemain mulai melakukan tembakan dalam permainan petanque.
Gambar Lingkaran Petanque
24
e. Scoring adalah alat yang digunakan untuk mencatat poin dalam pertandingan
petanque
Gambar ScoringPetanque
f. Selain alat pertandingan petanque juga mambutuhkanl lapangan. Berdasarkan
FIPJP, standar internasional dan nasional ukura ukuran 15 meter x 4 atau 13m
x 3 meter. Petang dapat dimainkan di atas tanah liat atau berbatuan, untuk
lapangan rumput dan lapangan concrete tidak direkomendasi.
Gambar Lapangan Petanque
Teknik dasar dalam permainan petanque
1. Teknik dasar memegang bosi, posisi kaki dan Posisi melempar
a. Teknik dasar memegang bola diawali dengan teknik memegang bola
mengahadap ke atas dan menghadap ke bawah. Seperti terlihat pada gambar
di bawah ini.
25
Gambar teknik dasar memegang bola petanque
b. Posisi kaki, Posisi kaki dalam permainan petanque memerlukan teknik
khusus. Ada tiga jenis posisi kaki yaitu posisi tertutup, posisi kaki semi
terbuka, dan posisi kaki terbuka. Adapun posisi kaki tersebut seperti pada
gambar berikut.
Gambar Posisi Kaki dalam permainan petanque
c. Posisi melempar ada empat jenis posisi melempar yaitu melempar dengan
posisi jongkok, melempar dengan posisi setengah jongkok, melempar
dengan posisi berdiri dan melempar dengan posisi high lop. Adapun ke
empat posisi melempar tersebut seperti dalam gambar di bawah ini.
Gambar melempar posisi jongkok
26
Gambar melempar posisi berdiri
Gambar melempar posisi setengah jongkok
Gambar melempar posisi high lop
Teknik Lemparan
Ada dua jenis lemparan dalam olahraga petanque yaitu
a. Pointing adalah jenis lemparan untuk mendekati boka target lebih dekat dari
bosi lawan. Ada beberapa cara melakukan pointing yaitu:
1. Roll (menggelinding) yaitu melempar bola kurang dari 3 meter dari
lingkaran dimana bosi tersebut menggelinging sepanjang arena
mendekati bola target.
Gambar teknik pointing roll
2. Soft Lob (melambung sedang) yaitu melempar bosi sedikit lebih tinggi
membentuk kurva dan bosi jatuh dan menggelinging ke boka target.
27
Gambar teknik pointing soft lob
3. Full Lob (melambung tinggi) melempar bola lebih tinggi hampir vertical
dan bosi jatuh dan menggelinding ke boka target.
Gambar teknik pointing full lob
b. Shooting adalah jenis lemparan untuk mengusir bosi lawan dari boka target.
Ada beberapa cara melakukan shooting yaitu
1. Shot on the iron (bosi ke bosi) adalah menembak tepat pada bosi lawan
tanpa menyentuh tanah terlebih dahulu.
Gambar shooting Shot on the iron
2. Short shot adalah menembak bosi lawan dengan terlebih dahulu
menyentuh tanah sekitar 20 sampai dengan 30 cm dari boka target.
Gambar shooting short shot
28
3. Ground shot adalah menembak bosi lawan dengan terlebih dahulu
menyentuh tanah sekitar 3 atau 4 meter dan menggelinding mengenai boka
target.
Gambar shooting ground shot
Cara Bermain Petanque
Olahraga petanque bisa dimainkan dengan cara bermain single, Double dan
triple. Cara bermain diawali dengan kedua pemain atau kedua regu yang bermain
melakukan toss coin. Pemain yang menang toss membuat lingkaran atau
meletakkan lingkaran, selanjutnya pemain yang memangkan toss terlebih dahulu
melamparkan boka dengan jarak paling sedikit 6 meter atau paling jauh 10 meter.
Selanjutnya pemain yang kalah toss melakukan lemparan menggunakan bosi
mendekati boka yang dilempar oleh pemain yang menang toss. Setelah itu pemain
pemenang toss melemparkan bosi mendekati boka, demikian seterusnya sampai
masing-masing bosi yang dipegang oleh pemain habis. Point diperoleh dengan
cara menghitung bosi yang paling dekat dengan boka. Demikian selanjutnya
berlanjut sampai ada dari salah satu pemain atau group mendapatkan point 13
29
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pelaksaan pelatihan olahraga
petanque bagi guru SD, SMP, SMA dan SMK adalah
1. Dilaksanakannya pelatihan olahraga petanque bagi guru SD, SMP,SMA
dan SMK di Kabupaten Buleleng meningkatkan pengetahuan peserta
mengenai sejarah, perkembangan, teknik dasar, nomor-nomor cabang
olahraga petanque.
2. Dilaksanakannya pelatihan petanque bagi guru SD, SMP,SMA dan SMK
di Kabupaten Buleleng meningkatkan pengetahuan peserta mengenai
peraturan dan kemampuan mewasiti cabang olahraga petanque.
3. Dilaksanakannya pelatihan petanque bagi guru SD, SMP,SMA dan SMK
di Kabupaten Buleleng meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
peserta mengenai cara bermain cabang olahraga petanque
4. Dilaksanakannya pelatihan pemanfaataan lapangan terbuka, garis pantai
yang bisa digunakan sebagai prasarana lapangan petanque meningkatgkan
pengetahuan bagi guru SD, SMP,SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng.
5.2 SARAN
Beberapa hal yang dapat disarankan atas dasar pengalaman pelaksaaan kegitan
P2M ini adalah.
1. Waktu kegiatan P2M perlu ditambah.
2. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada guru SD, SMP dan
SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng terkait dengan peraturan olahraga
petanque.
30
Lampiran (a)
DAFTAR PUSTAKA
Basir Anas. 2011. Olahraga petanque cara bermain dan sejarahnya.
http://sibukforever.blogspot.com/2011/11/olahraga-petanque-cara-
bermain-dan.html. Diunduh tanggal 10 September 2014
Iwan Hermawan. 2012. Gerak dasar permainan olahraga Petanque. Jakarta:
Deputi Pemberdayaan olahraga Kemenpora.
Nurafif muhamad dan amin muhamad. 2013. Peralatan permainan petanque.
http://afifpetanqueupsi30.blogspot.com/2013/09/peralatan-
permainan.html. Diunduh tanggal 10 September 2014
Pengurus Besar Federasi Olahraga Petaque Indonesia, 2012. Sosialisasi olahraga
Petanque di Bali 2012. Jakarta. FOPI Indonesia.
31
Lampiran (b)
BIODATA KETUA
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap I Gede Suwiwa, S.Pd,M.Pd.
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP 198501172008121001
5 Tempat dan Tanggal
Lahir
Kutuh, 17 Januari 1985
6 Alamat Rumah Br. Dinas Celuk Buluh, Kalibukbuk, Buleleng
7 Nomor Telepon/ Fax -
8 Nomor HP +6285337028586/+6287863182833
9 Alamat Kantor Kampus Tengah, Jalan Udayana, Singaraja- Bali
10 Nomor Telepon/Fax (0362) 32559
11 Alamat e-mail [email protected]
12 Mata Kuliah Yang
Diampu
1. TP. Pencak Silat
2. TP . Renang I
3. TP. Renang II
4. Metodelogi Penelitian Penjasorkes
5. Seminar penjas
6. Pengantar pendidikan
7. Sarana dan Prasarana
8. Psikologi Olahraga
2. Riwayat Pendidikan
1. Program : S1 S2 S3
2. Nama PT Universitas Pendidikan
Ganesha
Universitas
Pendidikan Ganesha
-
3. Bidang Ilmu Penjaskesrek Teknologi -
32
Pembelajaran
4. Tahun Masuk 2003 2011 -
5. Tahun Lulus 2008 2014 -
6. Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi
Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Divisions untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Teknik Sapuan dalam Pencak
Silat pada Siswa Kelas X 3
SMA Negeri 1 Sukasada Tahun
Pelajaran 2007/2008.
Pengembangan
multimedia
interaktif
pembelajaran pada
mata kuliah pencak
silat jurusan
pendidikan jasmani
kesehatan dan
rekreasi, fakultas
olahraga dan
kesehatan
univeristas
pendidikan ganesha
-
7. Nama Pembimbing/
Promotor
Pembimbing I
(Prof. Dr. I Nyoman Kanca,
M.S)
Pembimbing II
(I Gusti Lanang Agung
Parwata, S.Pd., M.Kes.)
Pembimbing I
(Prof. Dr. I Wayan
Santyasa, M.Si)
Pembimbing II
(Dr. I Made Kirna,
M.Si.)
-
3. Pengalaman Penelitian
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2009 Efektivitas permainan
Belka dan permainan
tradisional daerah bali
terhadap kemampuan
gerak umum siswa
sekolah dasar
DIPA Rp. 5.000.000
33
2 2010 Penerapan model
pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw
untuk meningkatkan
aktivitas hasil belajar
mata kuluah TP.
Renang II
DIPA Rp. 6.000.000,-
3 2015 Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Berbantuan
Multimedia Interaktif
Terhadap Hasil Belajar
Sikap Pasang Pada Mata
Kuliah Penca Silat
DIPA RP. 8.120.000,-
4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pandanaan
Sumber Jml (juta Rp)
1 2009 Pelatihan Permainan Soft Ball
Bagi Guru-guru Penjasorkes
SMP dan SMA di Kota
Singaraja Tahun 2009
DIPA Rp. 5000.000,-
2 2014 Pelatihan Olahraga Petanque
Bagi Guru Sd, Smp Sma
Dan Smk Se-Kabupaten
Buleleng Tahun 2015
DIPA Rp. 8.200.000-
5. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
1 2014 Pengembangan
multimedia interaktif
pembelajaran pada
mata kuliah teori dan
praktik pencak silat
Vol. 12, No. 2,
September 2014
IKA undiksha
34
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan
dalam pengajuan proposal Pengabdian pada masyarakat (P2M Undiksha tahun
2015)
Bersama ini pula saya menyatakan kesiapan untuk mengerjakan penelitian ini
sehingga selesai, apabila usulan ini dinyatakan layak dibiayai.
Singaraja, 16 September 2014
Ketua Pengusul,
(I Gede Suwiwa, S.Pd.,M.Pd.)
NIP. 198501172008121001
Biodata anggota 1
1. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) I Wayan Artanayasa, S.Pd.,M.Pd.
2. Jenis Kelamin Laki
3. Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4. Pangkat /Golongan Penata TK I / IIId
5. NIP 197309262001121001
6. Tempat dan Tanggal Lahir Manikliyu, 26 September 1973
7. Alamat Rumah Jalan Srikandi Gang Durian I Nomor 26
Singaraja-Bali
8. Nomor Telepon/Fax -
9. Nomor HP 085237052926 / 0819826973
10. Alamat Kantor Kampus FOK Undiksha Jalan Udayana
Singaraja-Bali
11. Nomor Telepon/Fax 0362-32559 / 0362-32559
12. Alamat e-mail [email protected]
35
2. Riwayat Pendidikan
1. Program: S1 S2 S3
2. Nama PT STKIPN Singaraja Undiksha Singaraja
3. Bidang Ilmu Penjaskesrek Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
4. Tahun Masuk 1992 2005
5. Tahun Lulus 1997 2007
6. Judul
Skripsi/Tesis/
Disertasi
Pengaruh Latihan
Jalan Cepat Terhadap
Peningkatan
Kesegaran Jasmani
Pengaruh Model pembelajaran
Kooperatif dan Pengetahuan Awal
Terhadap Hasil Belajar pada
Matakuliah Sepakbola
7. Nama
Pembimbing/
Promtor
1. Prof. Dr. I Nyoman
Kanca, M,S,
2. Prof. Dr. I Wayan
Rai, M.S.
1.Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd.
2.Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M,S,
3. Pengalaman Penelitian
NO TAHUN JUDUL PENELIATIAN PENDANAAN
Sumber Jml (Juta RP)
1. 1998 Pengaruh Latihan Jalan Cepat
Terhadap Peningkatan Kesegaran
Jasmani
Sendiri
1
2. 2000 Pembukaan Program Studi Ilmu
Keolahragaan (PIK) dan Fakultas
Ilmu Keolahragaan (FIK)
DIkti
2,5
3. 2003 Kualifikasi dan Motivasi
Peningkaatan Kualitas Diri Guru
Pendidikan Jasmani Sekolah
Lanjutan tingkat Pertama di propinsi
Bali
Dikti 3
4. 2003 Pola Pembinaan dan Pengembangan
Olahraga Pelajar pada Cabang
Atletik dan Tenis Meja di PPLP
Propinsi Bali
Menegpor
a
150
36
NO TAHUN JUDUL PENELIATIAN PENDANAAN
Sumber Jml (Juta RP)
5. 2004 Pengkajian Sport Development Index
(SDI) Propinsi Bali dan Propinsi
NTT
Menegpor
a
60
6. 2005 Pengaruh Pelatihan Olahraga Dengan
Intensitas Tinggi Terhadap Respons
Sel Absorptif Sebagai Pengabsorpsi
Hasil Proses Pencernaan Pada Usus
Halus
Dikti 5
7. 2006 Implementasi Metode Penemuan
(Discovery) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Senam Lenting
Tengkuk (Neck Spring)
Dikt 5
8. 2006 Penelusuran Alumni Penjaskesrek
(1993-2006)
Dikti 5
9. 2007 Studi Kelayakan Pembukaan
Program Studi PGSD Penjas Strata
Satu (S-) FOK Undiksha
Dikti 5
10. 2007 Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif dan Pengetahuan Awal
Terhadap Hasil Belajar pada
Matakuliah Sepakbola
Dipa 5
11. 2007 Pengaruh Pelatihan Diagonal Sprint
Terhadap Peningkatan Kelincahan
dan VO2 Maksimum dalam
Permainan Sepakbola Mahasiswa
FOK Undiksha
Dipa 5
12. 2008 Pengaruh Pelatihan Juggling
Terhadap Kelincahan Dribbling Bola
dalam Permainan Sepakbola
Dipa 5
13. 2008 Treserstudi Fakultas Olahraga dan
Kesehatan Universitas Pendidikan
Ganesha 2008
Dipa 5
14. 2009 Profil Kebugaran Jasmani Guru
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan di Kabupaten Bangli
Dipa 10
37
NO TAHUN JUDUL PENELIATIAN PENDANAAN
Sumber Jml (Juta RP)
Tahun 2009
15. 2009 Pengembangan Model dan Perangkat
PembelajaranPenjaskes Berorientasi
Gaya Afektif dan Keselamatan
Untuk SMP di Provinsi Bali
Dikti 100
16. 2010 Profil Kemampuan Motor
Educability Mahasiswa Pendidikan
Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
Fakultas Olahraga dan
KesehatanUndiksha Tahun 2010
Dipa 10
17. 2010 UjicobaKartuKendalimenujuTubuhB
ugar dan Ideal (KKTBI)
pada SMP Negeri Di
KotaSingarajaProvinsi Bali
Dipa 10
18. 2011 HubunganKecemasan dan
Agresivitas
TerhadapPrestasiKabupatenBuleleng
PORPROV Bali 2011
Dipa 10
19. 2012 PerebutanModalisasiSosial dan
ModelIntegrasiDesaBerlegitimasiRel
igius pada MasyarakatPantaiUtara di
Provinsi Bali
Stranas 80
20. 2013 PerebutanModalisasiSosial dan
ModelIntegrasiDesaBerlegitimasiRel
igius pada MasyarakatPantaiUtara di
Provinsi Bali
Stranas 60
21. 2013 Penyusunan Kamus Homonim
Bahasa Bali – Indonesia untuk
Belajar
HB 50
22. 2014 Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Group Investigation (GI)
Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar
Senam Irama dan Kebugaran pada
Mahasiswa Semester IV Jurusan
Penjaskesrek Tahun 2014
DIPA 5
38
4. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah
NO TAHUN JUDUL Volume/
Nomor
Nama Jurnal
1. 2008 Pelatihan Permainan dan
Peraturan Futsal (Sepakbola
Ruangan) Bagi Guru Pendidikan
Jasmani SD, SMP dan SMA/SMK
Se-Kecamatan Kintamani
Kabupaten Bangli
(ISSN
1410-4369).
Edisi
Januari
2008
Jurnal LPM
Widya
Laksana
Undiksha
2. 2008 Pengaruh Pelatihan Olahraga
Dengan Intensitas Tinggi
Terhadap Respons Sel Absorptif
Sebagai Pengabsorpsi Hasil
Proses Pencernaan Pada Usus
Halus
(ISSN
1693-1475).
Volume 6
Nomor 1
Januari-Juni
2008
Jurnal Ilmu
Keolahragaan
UNIMED
3. 2008 Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif dan Pengetahuan Awal Terhadap Hasil Belajar pada
Matakuliah Sepakbola
(ISSN
0215-8250). Volume 41
Nomor 2
April 2008
Jurnal JPP
Undiksha
4. 2011 Permainan Sepakbola Mini Guru
Penjasorkes di Kecamatan
Kintamani Bangli
(ISSN
1410-4369).
Edisi Juli
2011
Jurnal LPM
Widya
Laksana
Undiksha
5. 2011 Profil Kebugaran Jasmani Guru
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan di Kabupaten Bangli
Tahun 2009
(ISSN
1693-1475).
Volume 9
Nomor 2
Juli-
Desember
2011
Jurnal Ilmu
Keolahragaan
UNIMED
6. 2014 Perebutan Modalitas Sosiall dan
Model Integrasi Desa
Berlegitimasi Religius Pada
Masyarakat Pantai Utara Di
Provinsi Bali
Volume 2
Nomor 1
April 2014
ISSN 2303-
2898
Jurnal Ilmu
Sosial&Hum
aniora
7. 2014 The RoleOf Branched Chain
Amino Acids As Dietary Sports
ISBN 978-
602-8429-
Proceeding
ISSCA 2014
39
NO TAHUN JUDUL Volume/
Nomor
Nama Jurnal
Supplements" 66-5
International
Seminar Of
Sport Culture
and
Achievement
8. 2014 Educability Profile Motor Skills
Student Of Education Health And
Physical Recreation Programme
Faculty Of Sport And health Of
Education
ISBN 978-
602-8998-
22-2
Proceeding
Asean Forum
And
International
Conference
On Sport
Science And
Technology
(AFICSST)
1. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat
NO JUDUL P2M TAHUN KET
1. Pelatihan Perwasitan Permainan Bola Basket Se-
Kabupaten Buleleng
2002 Anggota
2. Pengabdian Bidang Olahraga di Lovina 2002 Anggota
3. Pengenalan Model Pembelajaran Penjas Sekolah
Dasar Menyongsong KBK dalam Menunjang
Program Sibermas di Kabupaten Bangli
2003 Anggota
4. Sosialisasi Kurikulum Pendidikan Jasmani Sekolah
Dasar Berbasis Kompetensi dalam Menunjang
Program Sibermas di Kabupaten Bangli
2003 Ketua
5. Bakti Sosial dalam Rangka P2M Terpadu di Desa
Toyo Bungkah Kecamatan Kintamani Kabupaten
Bangli
2003 Anggota
6. Pelatihan Permainan Bola Voli Mini Pada Guru
Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Se Kab. Buleleng.
2004 Anggota
7. Sosialisasi dan Pelatihan Permainan Bola Voli Mini
pada Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Se-
Kabupaten Buleleng
2004 Anggota
8. Model Pembelajaran Kurikulum Pendidikan Jasmani
Berbasis Kompetensi di Sekolah Menengah Atas Se-
2004 Anggota
40
NO JUDUL P2M TAHUN KET
Bali
9. Pelatihan Permainan dan Peraturan Futsal (sepakbola
Ruangan) Bagi Guru Penjas SD, SMP, SMA/SMK
Se-Kecamatan Kintamani
2006 Ketua
10. Pelatihan Pelatih Permainan Sepakbola Bagi Pelatih
Club Se-Buleleng
2006 Anggota
11. Workshop Pelatih Fisik bagi Guru Pendidikan
Jasmani SMP Se-Kabupaten Jembrana
2006 Anggota
12. Sebagai Tim Field Worker (Tenaga Pencacah Data)
dalam Rangka Program Perintisan Pengabdian
Kepada Masyarakat , LPM Undiksha Tahun 2007 di
Wilayah Kabupaten Buleleng
2007 Anggota
13. Penyegaran Peraturan dan Pelatihan Perwasitan Bola
Voli Se-Kecamatan Nusa Penida
2007 Anggota
14. Peningkatan Kualitias Mahasiswa FPIK Melalui
Penyegaran Perwasitan, Ball Person, dan Linesman
Permainan Tenis Lapangan dalam Menyongsong
LPTK CUP II 2007 di Undiksa
2007 Anggota
15. Meningkatkan Kualitas Perwasitan Sepakbola
Melalui Kursus Wasit C.3 di Kabupaten Buleleng”
2008 Ketua
16. Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepakbola Pantai
Bagi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan SMA/SMK Se- Kabupaten Buleleng.”
2009 Ketua
17. “IbM Permainan Sepakbola Mini Guru Penjasorkes
di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.”
2010 Ketua
18. Peningkatan Kualitas Guru Penjasorkes Melalui
Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas di Kabupaten
Bangli
2012
3 jt
Ketua
19. IBW Kawasan Geowisata Kecamatan Kintamani-
Bangli
2013
100 jt
Ketua
20. Melaksanakan P2M dengan Judul: Pelatihan Senam
Kesegaran Jasmani (SKJ) 2012 pada Guru-Guru
Penjasorkes Se-Kecamatan Susut Bangli
2014
2,5 jt
Ketua
41
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
persyaratan dalam pengajuan proposal pengabdian kepada masyarakat tahun 2014.
Bersama ini pula saya menyatakan kesiapan untuk mengerjakan penelitian ini
hingga selesai, apabila sulan ini dinyatakan layak untuk dibiayai.
Singaraja, 18 September 2014
Anggota 1
I Wayan Artanayasa, S.Pd.,M.Pd.
NIP. 197309262001121001
45
Lampiran (d)
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN BEKERJASAMA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : I Gusti Agung Gede Ary Wirawan Wetan
Jabatan : Ketua Bidang Administrasi Federasi Olahraga Petanque
Indonesia (FOPI) Provinsi Bali
Sekretariat : Gor Lila Buana, Jln Melati Denpasar
Dengan ini menyatakan kesediaan untuk bekerja sama dalam “Pelatihan Olahraga
Petanque Bagi Guru SD, SMP SMA dan SMK Se-Kabupaten Buleleng Tahun
2015” yang diadakan dalam rangka pengabdian pada masyarakat Universitas
Pendidikan Ganesha.