LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN...
Transcript of LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN...
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN BAHASA INGGRIS DENGAN TUJUAN
KHUSUS (ESP) BAGI PEMANDU WISATA DAN
PENGELOLA HOMESTAY DI DESA WISATA MUNDUK
KABUPATEN BULELENG
Oleh:
Rima Andriani Sari, S.Pd., M.Hum. (Ketua)
NIP. 197605292005012003
A.A. Sri Barustyawati, S.Pd., M.Hum. (Anggota)
NIP. 197806082001122005
I Ketut Armawan, S.Pd (Anggota)
NIP. 197510092001121001
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
SPK Nomor 233/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 5 Maret 2015
DIPLOMA III BAHASA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya seluruh kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di desa wisata
Munduk ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Jurusan Diploma III Bahasa Inggris berupaya untuk melaksanakan Tri Dharma Peguruan
Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian
pada masyarakat yang dilaksanakan pada tahun 2015 ini adalah pelatihan Bahasa Inggris
untuk tujuan khusus (English for Specific Purposes) untuk para pemandu wisata dan
pengelola homestay di desa wisata Munduk. Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini melibatkan
sejumlah pihak antara lain tim pelaksana, Lembaga Pengabdian Masyarakat, Perbekel desa
Munduk, Pokdarwis desa Munduk, para pemandu wisata, dan para pengelola homesaty di
desa Munduk. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih dan sangat mengapresiasi
partisipasi mereka terhadap rampungnya kegiatan pelatihan dan tersusunnya laporan ini.
Demikianlah laporan pengabdian kepada masyarakat ini. Semoga kegiatan-kegiatan serupa
dapat dilaksanakan secara merata dan berkesinambungan di daerah-daerah yang
membutuhkan. Kami juga mengharapkan agar akan selalu ada dukungan terhadap kegiatan-
kegiatan serupa dari jurusan dan Lembaga Pengabdian Masyarakat.
Singaraja, 15 September 2015
Ketua Pelaksana
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Kegiatan 4
D. Manfaat Kegiatan 4
BAB II. METODE PELAKSANAAN 5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 10
BAB IV. PENUTUP
A. Simpulan 16
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Nama Peserta 6
Tabel 2.2. Rancangan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan 8
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Pelatihan 10
DAFTAR GAMBAR
Pembukaan oleh Perbekel Desa Munduk 29
Suasana Pelatihan 29
Suasana pendampingan dalam diskusi untuk simulasi kelompok pemandu wisata 30
Suasana diskusi untuk simulasi kelompok pengelola homestay 30
Simulasi kelompok pemandu wisata 31
Simulasi kelompok pengelola homestay 31
Peta Lokasi 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Desa Munduk terletak di Kecamatan Banjar, Kab. Buleleng kawasan Bali Utara. Desa
ini terletak pada ketinggian 800 mdpl, sehingga suhunya berkisar antara 20-25 °C, tergolong
sejuk. Desa Munduk berasal dari Banjar Munduk yaitu bagian dari Desa Gobleg. Pada Tahun
1892 oleh pemerintah Belanda melalui Punggawa Distrik Banjar dijadikanlah Banjar Munduk
menjadi Desa Munduk yang merupakan Pemerintahan Desa dipegang oleh seorang Perbekel.
(http://banjar.bulelengkab.go.id). Desa Munduk yang memiliki luas wilayah 2170 hektar
terbagi menjadi 4 (empat) Banjar atau dusun, yaitu Dusun Taman, Dusun Bulakan, Dusun
Beji, dan DusunTamblingan.
Desa ini memiliki pemandangan indah dengan perkebunan penduduk yang terdiri dari
kopi, cengkeh serta kebun kakao dalam suasana lembah serta latar belakang perbukitan.
Rumah-rumah penduduk terlihat terletak agak berjauhan antara satu dengan lainnya sehingga
membuat suasana sepi dan tenang. Beberapa aktifitas wisata bisa dilakukan disini seperti
hiking ataupun trekking, melihat suasana pedesaan serta rutinitas penduduknya sambil
mengunjungi air terjun Melanting, mengunjungi Danau Tamblingan, mengunjungi pasar
tradisional, bertemu pedagang yang menjual hasil kebun penduduk, bahkan lebih jauh lagi
melakukan dengan tur menelusuri tempat menarik di Singaraja Buleleng. Sementara ini lebih
banyak wisatawan asing yang memanfaatkan situasi alam seperti ini dan masih jarang
wisatawan domestik terlihat.
Belakangan ini Desa munduk telah berubah menjadi daerah wisata. Desa ini juga
telah menuai prestasi. Pada tahun 2010, desa wisata ini menempati peringkat kedua untuk
desa wisata terbaik tingkat nasional. Berkembangnya Munduk sebagai desa wisata tentunya
memberikan dampak positif bagi masyarakat desanya. Dampak positif itu antara lain
penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat desa yaitu para penduduk yang menyediakan
homestay, pemandu wisata, dan para penjual cenderamata yang ada di sekitar desa.
Pembangunan kepariwisataan di desa Munduk tentunya diarahkan kepada peningkatan
pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalang kegiatan ekonomi, termasuk
kegiatan sektor lain yang terkait sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat,
pendapatan daerah dan negara serta penerimaan devisa meningkat. Untuk itu, perlu adanya
penggerak pariwisata yang berkualitas agar pariwisata desa tetap menjadi sektor andalan.
Dari wawancara dengan bendesa adat Munduk, bapak Putu Ardana, diperoleh
informasi bahwa penggerak pariwisata utama di desa Munduk adalah para pemandu
wisatanya. Ada sekitar 25 orang pemandu wisata yang tergabung dalam pokdarwis di desa
Munduk. Para pemandu wisata ini bertugas memandu wisatawan di seputar desa sampai ke
danau tamblingan. Mereka biasanya mengantar wisatawan melewati jalur trekking melewati
kebun cengkeh, kopi dan sawah yang terhampar luas di seputar desa.
Perbekel Desa Munduk menambahkan bahwa kebanyakan pemandu wisata belum
memiliki kemampuan yang memadai untuk menjelaskan tentang objek dan atraksi wisata
yang ada di desa dalam bahasa Inggris yang baik. Banyak dari mereka tidak menguasai tata
bahasa dan penguasaan kosa kata juga masih minim. Kebanyakan dari para pemandu wisata
hanya tamatan sekolah dasar atau sekolah menengah pertama dan tidak mendapatkan
pelajaran bahasa Inggris secara formal.
Para pemandu wisata ini tidak hanya bertugas di kawasan air terjun melainkan juga
menunggu di sekretariat pokdarwis atau kantor desa. Mereka biasanya dikontak oleh para
pemilik homestay untuk memandu wisatawan. Dari teman sebelumnya yang ke desa
Munduk, para wisatawan asing akan menyebutkan nama pemandu wisata yang dipromosikan
temannya ke pengelola homestay untuk dapat memandunya. Pemandu wisata yang
dipromosikan biasanya yang telah memiliki kemampuan berbahasa Inggris walaupun tidak
begitu fasih. Itupun menurut bapak Putu Ardana hanya 3 atau 4 orang.
Selain pemandu wisata, penguasaan bahasa Inggris juga sangat dibutuhkan oleh para
pengelola homestay yang cukup banyak tersebar di desa Munduk. Ada sekitar 15 homestay
didesa Munduk. Pengelola homestay yang merupakan masyarakat desa Munduk masih
memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang masih rendah. Padahal para pengelola
terkadang perlu menjawab pertanyaan dalam bahasa Inggris tentang desa wisata mereka,
tempat menarik yang bisa dikunjungi, mengontak pemandu wisata, berkomunikasi sehari-hari
dengan wisatawan yang menginap di tempat mereka dan lainnya. Tentunya kelancaran
berbahasa Inggris sangat dibutuhkan oleh para pengelola homestay ini.
Minimnya kemampuan berbahasa Inggris ini tidak hanya berdampak pada
ketidaksampaian informasi saja, namun juga berakibat pada keberlangsungan pariwisata desa.
Selama ini promosi desa yang paling berhasil adalah yang dari mulut ke mulut. Wisatawan
asing yang merasa nyaman dengan pelayanan dari satu orang penggerak wisata pastinya
mempromosikan kepada wisatawan lain. Dengan adanya kemampuan berbahasa yang lebih
baik, dapat dipastikan akan lebih banyak promosi dari mulut ke mulut untuk meningkatkan
kegiatan pariwisata desa dan pastinya meningkatkan sektor ekonomi desa. Hal inilah yang
menjadi latar belakang perlu diadakannya pelatihan bahasa Inggris dengan tujuan khusus
(ESP) bagi para masyarakat di desa tersebut.
ESP adalah suatu pendekatan pengajaran yang mempunyai pendekatan, persepsi,
desain, materi, evaluasi dan tujuan yang sangat berbeda dengan dengan bahasa Inggris untuk
umum. Materi ESP mengacu pada kebutuhan siswa dan pengguna lulusan seperti dokter, ahli
hukum, dan sebagainya. Robinson (1991) mengatakan “It (here ESP) is generally used to
refer to the teaching and learning of a foreign language for a clearly itilitarian purpose of
which there is no doubt.” Bahasa Inggris untuk Tujuan Khusus (English For Specific
Purposes) mempunyai pendekatan dan asumsi yang berbeda dengan General English (GE).
Tujuan ESP adalah agar peserta didik mampu menguasai Bahasa Inggris pada bidang yang
mereka pelajari. Misalnya mahasiswa kimia, maka mereka harus memahami Bahasa Inggris
untuk kimia, atau jika mereka mahasiswa teknik, mereka harus mengetahui Bahasa Inggris
untuk teknik, atau jika mereka bekerja di perhotelan, maka mereka harus menguasai Bahasa
Inggris perhotelan, dan sebagainya.
Robinson (1991) memaparkan beberapa kriteria ESP. Pertama, ESP berorientasi pada
tujuan. Artinya, siswa belajar bahasa Inggris semata-mata karena kebutuhannya, baik untuk
kebutuhan akademik maupun untuk kebutuhan dunia kerja. Ciri yang lain adalah ESP
berdasarkan need analysis (analisa kebutuhan) yang bertujuan untuk mengetahui sedetail
mungkin sasaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa untuk para pemandu wisata dan pengelola homestay ini diperlukan
pelatihan bahasa Inggris yang dirancang untuk kebutuhan mereka sebagai pemandu wisata
dan pengelola homestay, dan bukan bahasa Inggris umum.
Penguasaan bahasa Inggris yang tepat bagi para penggerak wisata di desa munduk
mutlak diperlukan. Tanpa itu, sulit tercapainya komunikasi yang baik antar masyarakat desa
penggerak pariwisata yang tergabung dalam pokdarwis dan wisatawan asing yang lebih
banyak mengunjungi daerah ini. Dengan memberikan pelatihan bahasa Inggris untuk tujuan
Khusus (ESP), maka diharapkan materi pelatihan yang memang dikhususkan untuk
kebutuhan pemandu wisata dan pengelola homestay penggerak pariwisata di desa Munduk
dapat membantu meningkatkan kegiatan kepariwisataan. Dengan demikan, tujuan awal
terbentuknya desa wisata dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di bidang
pariwisata dapat tercapai.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi dan fakta di lapangan, maka dalam pengabdian kepada
masyarakat ini dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: para penggerak wisata di
desa wisata Munduk terutama para pemandu wisata dan pengelola homestay belum memiliki
kemampuan berbahasa Inggris yang memadai. Dengan demikian perumusan masalah yang
bisa dirumuskan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah: Apakah pelatihan
ini dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris pemandu wisata dan pengelola
homestay di desa wisata Munduk?
C. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah untuk memberi pelatihan Bahasa
Inggris untuk Tujuan Khusus bagi masyarakat desa wisata Munduk terutama para pemandu
wisatanya dan juga pengelola homestay.
D. Manfaat Kegiatan
Dari kegiatan pelatihan ini, masyarakat desa Munduk terutama para pemandu
wisata dan pengelola homestaynya dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan
para wisatawan dalam bahasa Inggris. Pelatihan ini perlu dilakukan mengingat kenyataan
bahwa kemampuan berbahasa Inggris yang digunakan dalam berkomunikasi dengan
wisatawan masih menjadi masalah. Dalam pelatihan ini, keterampilan berbicara akan
menjadi fokus yang meliputi penggunaan language expression (useful phrases), kosa kata,
tata bahasa dan kelancaran. Dengan adanya kemampuan berbahasa Inggris yang baik,
diharapkan pemandu wisata dan pengelola homestay dapat lebih percaya diri dan
mempengaruhi kesan wisatawan yang datang ke desa Munduk.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
Kerangka dasar dari pemecahan masalah dalam pengabdian pada masyarakat ini
adalah memberikan pelatihan bahasa Inggris untuk Tujuan Khusus (ESP) bagi masyarakat
desa wisata Desa Munduk kabupaten Buleleng. Dalam pelatihan ini, keterampilan berbicara
menjadi fokus yang meliputi penggunaan language expression (useful phrases) dan
vocabulary. Dengan adanya kemampuan berbahasa Inggris yang baik, diharapkan pemandu
wisata dan pengelola homestay dapat lebih percaya diri dan mempengaruhi kesan wisatawan
yang datang ke desa Munduk.
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan kegiatan.
a. Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi:
1) penjajagan kepada kepala desa Munduk terkait pelaksanaan kegiatan pelatihan;
2) pendataan peserta dan penyiapan instruktur yang benar-benar ahli dalam
bidangnya. Peserta berasal dari masyarakat desa Munduk di kabupaten
Buleleng, sementara instruktur berasal dari Universitas Pendidikan Ganesha;
3) penyiapan tempat kegiatan. Kegiatan dilakukan di gedung serba guna desa;
4) penjadwalan kegiatan.
b. Pelaksanaan
Pelatihan dilaksanakan dalam tiga hari.
1) Pada hari pertama, pelatihan dimulai dengan registrasi peserta dan observasi.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati pemandu wisata dan pengelola
homestay dalam melakukan interaksi dengan wisatawan di obyek wisata dan di
homestay. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan awal para pemandu
wisata dan juga mengidentifikasi language expressions dan kosa kata yang telah
digunakan dan juga dibutuhkan oleh mereka. Dari language expressions dan kosa
kata yang teridentifikasi selama observasi, tim pelaksana menyusun materi
tambahan yang diperlukan.
2) Hari kedua kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi tentang bahasa Inggris
untuk Tujuan Khusus (ESP) oleh narasumber yang terbagi atas dua kelompok yaitu
kelompok pemandu wisata dan pengelola homestay. Pelatihan yang diberikan
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara yang meliputi elemen
language expressions, kosa kata, pronunciation atau pengucapan, tata bahasa dan
etika dalam berinteraksi dengan wisatawan.
3) Pada hari ketiga dilakukan simulasi kelompok untuk melihat hasil pelatihan
terhadap peserta dan juga evaluasi terhadap program.
c. Evaluasi
Pada kegiatan akhir, dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan
pelatihan. Tahapan ini juga menyangkut penilaian dan refleksi dari peserta terhadap
kegiatan pelatihan.
Anggota khalayak sasaran yang strategis yang dilibatkan dalam kegiatan pengabdian
pada masyarakat ini adalah pemandu wisata dan pengelola homestay di desa Munduk
Kabupaten Buleleng yang berjumlah 36 orang. Sebanyak 21 orang adalah pemandu wisata
dan sisanya 15 orang adalah pengelola homestay. Nama para peserta dapat dilihat pada tabel
3.1 di bawah ini.
Tabel 2.1. Nama Peserta
NO NAMA KETERANGAN
1 Gede Yoga Adhi Erawan Pemandu Wisata
2 I Kadek Yudi Pradana Pemandu Wisata
3 I Ketut Wijana Pemandu Wisata
4 I Komang Agus Heriawan Pemandu Wisata
5 I Made Sawika Pemandu Wisata
6 I Made Suryawan Pemandu Wisata
7 I Nyoman Prisman Pengelola Homestay
8 Kadek Desi Wiliantari Pengelola Homestay
9 Kadek Ety Andrin Pengelola Homestay
10 Kadek Eva Swardirawan Pengelola Homestay
11 Kadek Kusma Dewi Pengelola Homestay
12 Kadek Ropi Armawan Pengelola Homestay
13 Kadek Suartini Pengelola Homestay
14 Ketut Adi Arta Pengelola Homestay
15 Ketut Basma Pemandu Wisata
16 Ketut Darmawisana Pengelola Homestay
17 Ketut Suadistira Pemandu Wisata
18 Ketut Sumadi Pemandu Wisata
19 Ketut Suparka Naya Pemandu Wisata
20 Ketut Yuda Pranaya Pengelola Homestay
21 Ketut Yudiawan Pengelola Homestay
22 Komang Nova Sukanata Pemandu Wisata
23 Luh Ekayani Pengelola Homestay
24 Luh Putu Krista Yulita Pengelola Homestay
25 Made Adi Prawira Pengelola Homestay
26 Made Damika Pemandu Wisata
27 Made Subawa Pemandu Wisata
28 Made Widiasna Pemandu Wisata
29 Nyoman Sutarya Pemandu Wisata
30 Putu Budayasa Pengelola Homestay
31 Putu Kusmawan Pemandu Wisata
32 Putu Rudy Hartono Pemandu Wisata
33 Putu Witama Pemandu Wisata
34 Putu Yuan Permana Pemandu Wisata
35 Wayan Pujana Pemandu Wisata
36 Wayan Yudi Yastika Pemandu Wisata
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Universitas Pendidikan Ganesha bekerja sama
dengan desa wisata Munduk. Perbekel desa wisata Munduk I Made Yasna menyambut baik
pelaksanaan kegiatan pelatihan ini karena kebutuhan akan berkomunikasi dalam bahasa
Inggris yang memadai sangat dibutuhkan oleh para masyarakat di sana agar desa wisata
mereka semakin baik di mata wisatawan. Selama ini belum ada pelatihan seperti ini di desa
mereka. Jurusan DIII Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Ganesha yang merupakan
jurusan yang menghasilkan lulusan praktisi pariwisata, sudah seyogyanya bisa turut serta
dalam membantu desa wisata dalam upaya bersama-sama memajukan dunia pariwisata, salah
satunya dengan pemberian kegiatan pelatihan ini.
Metode yang dipilih dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode
pelatihan bahasa Inggris dalam bentuk bahasa Inggris untuk tujuan khusus (ESP) bagi
pemandu wisata dan pengelola homestay. Pada kegiatan pelatihan, peserta mendapat
pemberian materi tentang ESP untuk pemandu wisata dan pengelola homestay, kemudian
dilakukan simulasi peran di mana peserta bermain peran sebagai turis dan pemandu wisata
dan pengelola homestay. Kegiatan simulasi ini didampingi oleh enam orang pendamping.
Evaluasi dilakukan ketika kegiatan berlangsung dan pada akhir kegiatan. Evaluasi
dilakukan pada pertemuan terakhir pelatihan. Secara specifik aspek, teknik, instrument, serta
kriteria evaluasi yang dilakukan dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.2. Rancangan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
No Aspek
Evaluasi
Teknik Instrumen Kriteria
1 Program Kuesioner Angket/Kuesioner Kesesuaian dengan
tujuan
2 Proses Observasi -Daftar presensi
-Lembar observasi
- Kehadiran lebih
dari 85%
3 Hasil Penugasan
kepada
peserta
Rubrik nilai
keterampilan berbicara
Peserta mampu
menggunakan
language
untuk
berperan
sebagai
pemandu
wisata,
pengelola
homestay
dan turis.
expressions, kosa
kata, tata bahasa dan
fluency yang tepat
dalam bermain
peran.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pelatihan ini ditujukan kepada pelaku wisata di desa wisata Munduk
Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal
15 sampai hari Rabu tanggal 17 Juni 2015 di gedung serba guna kantor perbekel desa
Munduk. Pelatihan ini diikuti oleh 36 peserta, yang terdiri dari pemandu wisata dan pengelola
homestay. Pemberi materi adalah dosen DIII Bahasa Inggris Undiksha yang berkompeten
dalam memberikan pelatihan bahasa Inggris khusus untuk pariwisata yaitu I Made Suta
Paramarta, S.Pd., M.Hum dan Made Dharma Suyasa, S.S., M.Hum.
Adapun dalam pelaksanaannya, kegiatan pelatihan ini dibagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok pemandu wisata dan kelompok pengelola homestay. Karena ruangan hanya
satu, maka kegiatan dibagi menjadi dua tahap. Kegiatan pelatihan diawali dengan pemberian
materi tentang bahasa Inggris khusus bagi pemandu wisata, yang meliputi kosa kata, fluency
(pengucapan), tata bahasa dan language expressions yang harus dimiliki oleh para pelaku
wisata, beberapa tips tentang etika berkomunikasi dengan turis asing serta definisi dan tugas
seorang pemandu wisata. Kemudian pelatihan dilanjutkan dengan pemberian materi tentang
bahasa Inggris khusus bagi pengelola homestay. Pada masing-masing kelompok ini diberikan
kosakata dan ekspresi bahasa yang biasa digunakan dalam melayani wisatawan. Setelah itu,
dilanjutkan dengan praktek simulasi terkait kedua materi tersebut. Jadwal kegiatan pelatihan
dapat dijabarkan pada tabel berikut.
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Pelatihan
Pertemuan Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1 Senin/15 Juni 2015 Peserta melakukan registrasi
Pembukaan dari perbekel desa Munduk dan Ketua
Pelaksana
Observasi terhadap kelompok pemandu wisata dan
kelompok pengelola homestay.
2 Selasa/16 Juni 2015 Pemberian materi untuk masing-masing
kelompok. Kelompok pertama diberikan pelatihan
bahasa Inggris khusus untuk pemandu wisata
dengan narasumber I Made Suta Paramarta, S.Pd.,
M.Hum. Kelompok kedua diberikan pelatihan
bahasa Inggris khusus untuk pengelola homestay
dengan narasumber Dharma Susena Suyasa, S.S.,
M.Hum.
3 Rabu/17 Juni 2015 Praktek simulasi 1 dengan pemandu wisata
Praktek simulasi 2 dengan pengelola homestay
Pemberian feedback dari narasumber
Pemberian angket evaluasi program pada peserta
Penutup
Kegiatan pelatihan bahasa Inggris untuk pemandu wisata dan pengelola homestay ini
dirasakan sangat berguna bagi peserta dalam menjalankan tugas mereka dalam melayani
wisatawan di desa wisata Munduk. Motivasi mereka untuk mengikuti pelatihan termasuk
tinggi, yang dapat dilihat dari kehadiran peserta yang mencapai 36 orang dan kehadiran
mereka penuh pada hari pertama dan kedua. Pada hari terakhir empat orang berhalangan
hadir karena harus memandu tamu.
Materi pelatihan yang berupa print out diberikan kepada semua peserta pelatihan
sehingga dapat mereka gunakan lagi sewaktu-waktu setelah pelatihan berakhir. Materi ini
terbagi atas Bahasa Inggris untuk pemandu wisata dan pengelola homestay.
Dalam pelaksanaan kegiatan, para peserta banyak bertanya kepada narasumber.
Pertanyaan mereka adalah tentang memilih language expressions untuk situasi tertentu, cara
memulai percakapan, bagaimana memilih kalimat yang sopan, apa kosa kata untuk beberapa
hal, dan cara pengucapan.
Berikut adalah uraian lebih rinci tentang kegiatan pelatihan yang dilaksanakan.
1. Kegiatan Pelatihan untuk Pemandu Wisata
Para pemandu wisata yang berjumlah 21 orang dapat mengikuti kegiatan pelatihan
dengan baik. Pada hari pertama dan kedua sebanyak 21 orang hadir namun pada hari ketiga
sebanyak 3 orang tidak bisa hadir karena ada tamu yang harus mereka pandu. Pemberi materi
kelompok pemandu wisata adalah I Made Suta Paramarta.
a. Pertemuan I (Senin, 15Juni 2015)
Pada hari pertama saat pembukaan oleh perbekel desa yaitu bapak I Made Yasna,
tim pelaksana menjelaskan tentang deskripsi dan tujuan kegiatan pelatihan. Kemudian
dilakukan observasi dan pretest. Peserta dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
kelompok pemandu wisata dan kelompok pengelola homestay. Masing-masing kelompok
dibagi menjadi 2 kelompok lebih kecil. Dari kelompok ini diambil sampel 4 orang untuk
diobservasi. Kelompok pemandu wisata dan pengelola homestay diobservasi oleh tim
pelaksana kegiatan pada masing-masing tempat kerjanya. Karena para pemandu wisata
sudah biasa melakukan pekerjaan mereka maka language expressions yang terobservasi
bisa dikatakan sudah baik, namun masih ada beberapa pengucapan dan struktur bahasa
yang perlu dikoreksi. Dari hasil observasi dan pretest ini, para pemandu wisata ini dapat
dikategorikan dalam level pemula, madya dan lanjut (experienced).
b. Pertemuan II (Selasa, 16 Juni 2015)
Pada hari kedua, para pemandu wisata mendapat pelatihan tentang bahasa Inggris
khusus untuk pemandu wisata. Kegiatan dimulai dengan pemberian definisi tentang apa
itu pemandu wisata menurut SK Menteri Kebudayaan dan Pariwisata no 10 year 2009 (PP
no 10 tahun 2009) dan World Federation of Tourist Guide Associations tahun 2003.
Pemberian definisi ini penting untuk mengidentifikasi tugas-tugas pokok seorang pemandu
wisata. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi tentang language expressions,
kosa kata, tata bahasa dan etika dalam berkomunikasi dengan wisatawan. Para peserta
berlatih mengucapkan language expressions yang diberikan dengan pengucapan dan
intonasi yang tepat. Tim pelaksana dan narasumber pun membimbing dan mengoreksi
apabila terdapat kesalahan. Language expressions ini diurutkan sesuai dengan urutan
bagaimana mengawali dan mengakhiri pemanduan wisata. Misal dalam mengawali
pemanduan, para pemandu berlatih tentang bagaimana menyapa dan memberi salam
kepada wisatawan. Dalam mengakhiri, para pemandu berlatih bagaimana mengucapkan
terima kasih dan mengucapkan salam perpisahan. Sesi tanya jawab diramaikan dengan
pertanyaan lebih banyak seputar language expressions dan kosa kata.
Berikut adalah topik-topik yang diberikan dalam pelatihan:
1. Greetings
2. Addressing
3. Introducing yourself
4. Welcoming the guests
5. Telling objects in Munduk
6. Explaining about Melanting Waterfall
7. Explaining about coffee plantation
8. Explaining about Munduk Waterfall
9. Explaining about Tamblingan lake including its history
10. Telling about a prohibition
11. Telling about a process or procedure
12. Dealing with questions
13. Apologizing
14. Thanking
15. Saying farewell
c. Pertemuan III (Rabu, 17 Juni 2015)
Pada hari ketiga, para pemandu wisata melakukan simulasi tentang bagaimana
cara memandu tamu dari awal sampai akhir, dari menyapa dan memperkenalkan diri,
sampai mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam perpisahan. Untuk ini, peserta
dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dengan 4 atau 5 orang secara acak. Kelompok
pemandu wisata ini terbentuk sebanyak 4 kelompok. Kemudian setiap kelompok
diberikan lokasi yang berbeda di mana mereka diminta membuat simulasi tentang
memandu wisatawan di lokasi tersebut. Kelompok pertama diberikan lokasi di air terjun
Melanting, kelompok kedua diberikan lokasi kebun kopi, kelompok ketiga mendapat
lokasi air terjun Munduk dan kelompok empat mendapat lokasi danau Tamblingan.
Setelah diberikan waktu sekitar 30 menit untuk berlatih dengan simulasi atau role play,
maka kemudian setiap kelompok melakukan role play di depan peserta lain. Penampilan
setiap kelompok diberikan penilaian oleh tim pelaksana dan kemudian diberikan feedback
secara lisan tentang elemen bahasa yang sudah dipelajari yaitu ketepatan language
expressions, pronunciation, grammar, dan vocabulary. Selanjutnya setelah penampilan
seluruh kelompok, maka angket evaluasi program pada peserta dibagikan. Ada 13 poin
yang ditanggapi peserta dengan memberikan tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak
Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Tanggapan peserta berada pada kisaran
Setuju dan Sangat Setuju.
2. Kegiatan Pelatihan untuk Pengelola Homestay
Para pengelola homestay yang berjumlah 15 orang dapat mengikuti kegiatan pelatihan
dengan baik. Pada hari pertama dan kedua sebanyak 15 orang hadir namun pada hari ketiga
satu orang tidak bisa hadir karena berhalangan. Pemberi materi kelompok pemandu wisata
adalah Made Dharma Susena Suyasa, S.S., M.Hum.
a. Pertemuan I (Senin, 15Juni 2015)
Pada hari pertama saat pembukaan oleh perbekel desa yaitu bapak I Made Yasna,
tim pelaksana menjelaskan tentang deskripsi dan tujuan kegiatan pelatihan. Kemudian
dilakukan observasi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, peserta dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu kelompok pemandu wisata dan kelompok pengelola homestay.
Masing-masing kelompok dibagi menjadi 2 kelompok lebih kecil. Dari kelompok ini
diambil sampel 4 orang untuk diobservasi. Kelompok pengelola homestay diobservasi oleh
tim pelaksana kegiatan pada masing-masing tempat kerjanya. Pada observasi
teridentifikasi bahwa language expressions yang digunakan dapat dikatakan sudah baik,
namun masih ada beberapa pengucapan, kosa kata dan struktur bahasa yang perlu
dikoreksi. Dari hasil observasi ini, para pengelola homestay adalah yang bekerja di kantor
depan. Mereka dikategorikan dalam level pemula dan madya.
b. Pertemuan II (Selasa, 16 Juni 2015)
Pada hari kedua, para pengelola homestay mendapat pelatihan tentang bahasa
Inggris khusus untuk kantor depan homestay. Kegiatan dimulai dengan penjelasan tentang
materi tentang kantor depan yang perlu dikuasai, yaitu check in, check out dan handling
complaint. Selanjutnya setiap materi ini dijelaskan secara detil dengan penjelasan tentang
language expressions yang diikuti oleh dialog yang biasanya muncul saat menghandle
masing-masing materi.
Berikut adalah topik-topik yang diberikan dalam pelatihan:
1. Language Expressions of Checking-in
2. Dialogues of Checking-in
3. Language Expressions of Checking-out
4. Dialogues of Checking-out
5. Language Expressions of Handling Complaints
6. Dialogues of Handling Complaints
Untuk setiap topik diiringi dengan kosa kata yang sesuai, tata bahasa dan etika dalam
berkomunikasi dengan wisatawan. Para peserta berlatih mengucapkan language
expressions yang diberikan dengan pengucapan dan intonasi yang tepat. Tim pelaksana
dan narasumber pun membimbing dan mengoreksi apabila terdapat kesalahan. Kemudian
sesi tanya jawab pun diadakan dan para peserta banyak menanyakan banyak hal seputar
kosa kata.
c. Pertemuan III (Rabu, 17 Juni 2015)
Pada hari ketiga, para pengelola homestay melakukan simulasi tentang bagaimana
cara menerima tamu dari awal sampai akhir, dari menyapa, memperkenalkan diri, sampai
mengucapkan terima kasih dan salam. Untuk ini, peserta dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil dengan 4 atau 5 orang secara acak. Kelompok pengelola homestay ini
terbentuk sebanyak 3 kelompok. Kemudian setiap kelompok diberikan topik yang
berbeda. Kelompok pertama mendapat topik handling checking-in, kelompok dua
mendapat topik handling checking-out dan yang terakhir menerima topik handling
complaints. Setelah diberikan waktu sekitar 30 menit untuk berlatih dengan simulasi atau
role play, maka kemudian setiap kelompok melakukan role play di depan peserta lain.
Penampilan setiap kelompok diberikan penilaian oleh tim pelaksana dan kemudian
diberikan feedback secara lisan tentang elemen bahasa yang sudah dipelajari yaitu
ketepatan language expressions, pronunciation, grammar, dan vocabulary. Selanjutnya
setelah penampilan seluruh kelompok, maka angket evaluasi program pada peserta
dibagikan. Ada 13 poin yang ditanggapi peserta dengan memberikan tanggapan Sangat
Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Tanggapan
peserta berada pada kisaran Setuju dan Sangat Setuju.
Dari hasil evaluasi roleplay atau simulasi pada kedua kelompok, terlihat bahwa
kemampuan berbahasa para pemandu wisata dan pengelola homestay dapat dikategorikan
baik dan untuk yang diobservasi sebelumnya terdapat peningkatan kemampuan berbahasa
Inggris walaupun tidak semua peserta bisa mencapai nilai maksimal. Lihat lampiran untuk
hasil evaluasi.
Untuk kehadiran peserta pelatihan, dari daftar absen dapat dilihat kalau kehadiran 85
persen terpenuhi. Sementara itu untuk angket sebagai from evaluasi program, seperti yang
telh disebutkan sebelumnya, berada pada kisaran Setuju dan Sangat Setuju.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka disimpulkan
bahwa kegiatan pelatihan bahasa Inggris untuk tujuan khusus (ESP) bagi pemandu wisata dan
pengelola homestay di Desa Munduk kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng sudah
terlaksana dengan baik. Kegiatan pelatihan berlangsung selama tiga hari yaitu tanggal 15 – 17
Juni 2015. Hasil kegiatan pelatihan ini dievaluasi berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek
program, aspek proses, dan aspek hasil. Pada aspek program, kegiatan sudah berjalan dengan
baik. Hal ini dilihat dari tercapainya tujuan kegiatan yakni membantu para pelaku wisata
untuk bisa meningkatkan kualitas pelayanan mereka kepada para pengunjung asing. Hal ini
terlihat pada evaluasi program dari peserta yang mencantumkan setuju dan sangat setuju
untuk 13 poin tentang program. Pada aspek proses juga terkategori baik. Hal ini terbukti dari
daftar kehadiran peserta mencapai kehadiran lebih dari 85%. Pada aspek hasil, pelatihan ini
juga terkategori baik, dimana peserta mampu melakukan simulasi dengan nilai yang baik.
B. Saran
Ada baiknya jika kegiatan pelatihan serupa bisa dilaksanakan secara kontinyu karena
jumlah para pemandu wisata di desa Munduk bertambah setiap tahun. Kegiatan pelatihan bisa
juga dilanjutkan dengan pelatihan dalam hal lain seperti pembuatan web bagi para pemandu
wisata atau pembuatan kamus kecil. Dengan adanya web, maka potensi wisata desa Munduk
akan lebih terekspos ke dunia sehingga menambah jumlah wisatawan yang datang dan
dengan demikian meningkatkan pariwisata desa.
DAFTAR PUSTAKA
BanjarBulelengKabupaten. “Sejarah Desa Munduk". Tersedia di http://banjar.bulelengkab.go.
id/?sik=kantor&bid=c6f522551014ee4367d2872558d8f0b9. Diakses pada 12
September 2014.
BusyTeacher. “How to Teach ESP for Tour Guides”. Tersedia di
http://busyteacher.org/16306-how-to-teach-esp-for-tour-guides.html. diakses pada 10
September 2014.
EnglishClub. “English for Work”. Tersedia di https://www.englishclub.com/english-for-
work/tour-guide.html) diakses pada 12 September 2014.
Halliday, M.A.K. 1985. An Introduction to Functional Grammar. London: Arnold.
Harmer, Jeremy. 2007. The Practice of Language Teaching. New York: Longman.
HPIJakarta. “Peraturan Menparpostel Nomor: KM. 82/ PW 102/ MPPT-88”. Tersedia di
http://hpijakarta.wordpress.com/kode-etik-hpi/. Diakses pada 12 September 2014.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Tersedia di http://kbbi.web.id/. Diakses pada
10 September 2014.
Nuryanti, Wiendu. 1993. “Concept, Perspective and Challenges”. Makalah bagian dari
Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Robinson, P.C. 1991.ESP Today: A Practitioner's Guide. Hemel Hempstead :Phoenix.
Yaumi, M. Pengembangan Bahan Ajar English For Specific Purpose Berbasis Tik. Lentera
Pendidikan, Vol. 15 No. 2 Desember 2012. Tersedia di
https://www.academia.edu/7653602/44_PENGEMBANGAN_BAHAN_AJAR_ENG
LISH_FOR_SPECIFIC_PURPOSE_BERBASIS_TIK. diakses pada 11 September
2014.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Daftar Hadir Peserta
Lampiran B. Foto-foto Kegiatan Pelatihan
Lampiran C. Peta Lokasi Kegiatan
Lampiran D. Skoring Rubrik Evaluasi Peserta
Lampiran E. Hasil Evaluasi Peserta Pemandu Wisata
Lampiran F. Hasil Evaluasi Peserta Pengelola Homestay
Lampiran G. Angket Evaluasi Program
Lampiran A. Daftar Hadir Peserta
Lampiran B. Foto-foto kegiatan pelatihan
Pembukaan oleh Perbekel Desa Munduk
Suasana Pelatihan
Suasana pendampingan dalam diskusi untuk simulasi kelompok pemandu wisata
Suasana pendampingan dalam diskusi untuk simulasi kelompok pengelola homestay
Simulasi kelompok pemandu wisata
Simulasi kelompok pengelola homestay
Lampiran C. Peta Lokasi Kegiatan
Lampiran D. Skoring Rubrik untuk Evaluasi Peserta
No Components Score 1 Score 2 Score 3 Score 4
1 Language
Expressions
Presentation is off topic
and no language
expressions used.
Information and language
expressions are somewhat
accurate
Information and
language Expressions are
mostly accurate
Information and language
expressions are all accurate
2 Pronunciation Hard to understand
because of bad
pronunciation
Some words are
incorrectly pronounced
and make the dialog hard
to understand
A few pronunciation
errors but none that
prevent understanding
Pronunciation is clear with
almost no errors
3 Fluency Speech does not flow
easily. It is difficult to
remain interested.
Some speech flows well
but often stops to think
about ideas.
Speech flows smoothly
with only a few pauses
and restarts
Speech flows smoothly
without interruptions
4 Vocabulary Makes many errors in
vocabulary
Makes some errors in
vocabulary
Makes a few errors in
vocabulary
Uses appropriate
vocabulary with almost no
errors
5 Grammar Makes many errors in
grammar
Makes some errors in
grammar
Makes a few errors in
grammar
Uses correct grammar with
almost no errors
Lampiran E. Hasil Evaluasi Peserta Pemandu Wisata
NO NAMA Language
Expressions
Pronunciation Fluency Vocabulary Grammar
1 Gede Yoga Adhi Erawan 3 3 3 3 3
2 I Kadek Yudi Pradana 4 3 4 3 3
3 I Ketut Wijana 3 3 3 3 2
4 I Komang Agus Heriawan 3 3 3 3 3
5 I Made Sawika 3 3 3 3 3
6 I Made Suryawan 3 3 2 3 3
7 Ketut Basma 4 3 3 3 3
8 Ketut Suadistira 3 3 3 3 3
9 Ketut Sumadi 3 2 3 3 2
10 Ketut Suparka Naya 3 3 3 3 3
11 Komang Nova Sukanata 3 3 4 3 3
12 Made Damika 3 3 3 2 3
13 Made Subawa 3 3 3 3 3
14 Made Widiasna 3 2 3 2 3
15 Nyoman Sutarya 4 3 4 3 3
16 Putu Kusmawan 4 3 4 3 3
17 Putu Rudy Hartono 3 3 4 3 3
18 Putu Witama 3 3 3 3 2
19 Putu Yuan Permana 3 3 3 3 3
20 Wayan Pujana 3 2 3 3 3
21 Wayan Yudi Yastika 3 3 3 3 3
Lampiran F. Hasil Evaluasi Peserta Pengelola Homestay
NO NAMA Language
Expressions
Pronunciation Fluency Vocabulary Grammar
1 I Nyoman Prisman 3 3 3 3 3
2 Kadek Desi Wiliantari 3 3 4 3 3
3 Kadek Ety Andrin 3 3 3 3 2
4 Kadek Eva Swardirawan 3 2 4 3 3
5 Kadek Kusma Dewi 3 3 3 3 3
6 Kadek Ropi Armawan 3 2 2 3 2
7 Kadek Suartini 3 3 3 3 3
8 Ketut Adi Arta 3 3 3 3 3
9 Ketut Darmawisana 3 2 3 3 2
10 Ketut Yuda Pranaya 3 3 3 3 3
11 Ketut Yudiawan 3 2 2 3 2
12 Luh Ekayani 3 2 3 2 3
13 Luh Putu Krista Yulita 3 3 3 3 2
14 Made Adi Prawira 3 2 3 2 3
15 Putu Budayasa 3 3 4 3 3