LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA...

39
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN MEMBACA CERITA BAHASA INGGRIS BAGI GURU SD DI KECAMATAN SERIRIT Oleh: Ida Ayu Made Istri Utami, S.Pd., M.Pd. (Ketua) NIP: 198709172015042002 Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd., M.Pd (Anggota) NIP: 198805172012122002 G.A.P. Suprianti, S.Pd., M.Pd. (Anggota) NIP: 199002242014042001 Dr. Ni Komang Arie Suwastini, S,Pd., M.Hum. (Anggota) NIP: 198004042003122001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SEPTEMBER 2017

Transcript of LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA...

Page 1: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

0

LAPORAN AKHIRPENGABDIAN PADA MASYARAKAT

PELATIHAN DAN PENDAMPINGANMEMBACA CERITA BAHASA INGGRIS BAGI GURU SD

DI KECAMATAN SERIRIT

Oleh:

Ida Ayu Made Istri Utami, S.Pd., M.Pd. (Ketua)NIP: 198709172015042002

Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd., M.Pd (Anggota)NIP: 198805172012122002

G.A.P. Suprianti, S.Pd., M.Pd. (Anggota)NIP: 199002242014042001

Dr. Ni Komang Arie Suwastini, S,Pd., M.Hum. (Anggota)NIP: 198004042003122001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRISFAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHASEPTEMBER 2017

Page 2: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

ii

HALAMAN PENGESAHANLAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

1 Judul IbM : IbM Pelatihan dan Pendampingan Membaca CeritaBahasa Inggris bagi Guru SD di Kecamatan Seririt

2 Nama Mitra Program IbM (1)Nama Mitra Program IbM (2)

::

SD Negeri 3 LokapaksaSD Negeri Umeanyar

3 Ketua Tim Pengusula. Nama (lengkap dengan gelar) : Ida Ayu Made Istri Utami, S.Pd., M.Pd..b. NIDN : 0817098701C Jabatan / Golongan : Tenaga Pengajar/IIIbd. Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggrise. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganeshaf. Bidang Keahlian : Pendidikan Bahasa Inggrisg. Alamat Kantor/Tlp/Fax/Surel : Jl. Udayana No.11, Singaraja-Bali, 81117

4 Jumlah Anggota : 3 oranga. Identitas Anggota 1

- Nama Lengkap- NIDN- Perguruan Tinggi

:::

Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd., M.Pd.0017058801Universitas Pendidikan Ganesha

b. Identitas Anggota 2- Nama Lengkap- NIDN- Perguruan Tinggi

:::

G. A.P. Suprianti, S.Pd., M.Pd.0024029001Universitas Pendidikan Ganesha

c. Identitas Anggota 3- Nama Lengkap- NIDN- Perguruan Tinggi

:::

Dr. Ni Komang Arie Suwastini, S,Pd., M.Hum.0004048001Universitas Pendidikan Ganesha

5 Lokasi Kegiatan Mitra (1) :a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Kecamatan Seriritb. Kabupaten/Kota : Bulelengc. Propinsi : Balid. Jarak PT ke Lokasi Mitra (Km) : 22 KM

6 Lokasi Kegiatan Mitra (2)a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Kecamatan Seriritb. Kabupaten/Kota : Bulelengc. Propinsi : Balid. Jarak PT ke Lokasi Mitra (Km) : 22 KM

7 Luaran yang Dihasilkan : Peningkatan kemampuan membaca cerita oleh gurusd, RPP, Prosiding SENADIMAS

Page 3: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

iii

8 Jangka Waktu Pelaksanaan : 8 Bulan

9 Biaya Total- DIPA Undiksha : Rp. 8.000.000,-- Sumber Lain : -

Page 4: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

iv

Ringkasan

Teknik membaca cerita adalah sebuah teknik menyampaikan cerita oleh seorangindividu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya(Gallets, 2005). Dalam implementasinya di sekolah, guru sangat berperan penting dalammendorong antusiasme anak-anak untuk membaca pada teknik membaca cerita ini. Gerakan,efek suara, dan penggunaan alat peraga kurang menonjol dalam teknik ini.

Terdapat tiga target utama dari program P2M ini, yakni: (1) Guru SD di KecamatanSeririt memperoleh wawasan mengenai strategi inovatif dalam pembelajaran Bahasa Inggris,(2) Guru SD di kecamatan tersebut mendapatkan pemahaman mendalam mengenai media yangmendukung kegiatan tersebut, (3) Guru SD di kecamatan tersebut menjadi terampilmembacakan ceritan Bahasa Inggris. Adapun luaran dari program P2M ini adalah:Meningkatnya kemampuan guru SD di kecamatan seririt dalam membacakan cerita bahasainggris serta terdapatnya artikel yang akan diajukan ke Jurnal Widya Laksana.

Berdasarkan hasil Kuesioner awal, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar gurubelum pernah membacakan buku cerita saat pelajaran bahasa inggris, jikalaupun pernahmembacakan, sebagian besar cerita berasal dari buku paket dan internet yang hanya berupateks. Cerita tidak dilengkapi dengan gambar yang kurang menarik perhatian siswa. Selain itukegiatan dalam membacakan cerita kurang bervariasi dan komunikatif. Guru membacakan danmeminta siswa menyimak dan setelah itu guru akan menerjemahkannya kalimat per kalimatdengan maksud membuat siswa paham arti cerita tersebut. Dengan demikian, siswa malahmenjadi bosan dan kurang tertarik dengan kegiatan membaca. Dari hasil kuesioner tersebutdapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan ini sangat diperlukan untuk meningkatkanpengetahuan dan kemampuan peserta dalam membacakan cerita bahasa inggris denganmenarik.

Selanjutnya, saat peberian materi oleh narasumber, peserta berpartisipasi aktif yangkemudian peserta dibagi menjadi 8 kelompok berdasarkan gugus untuk berlatih mempraktekancara membacakan cerita. Narasumber sebagai penguji juga memberikan penilaian terkaitpraktek yang dilakukan masing-masing kelompok. Berdasarkan penilaian, dapat disimpulkanbahwa nilai total tertinggi diperoleh oleh kelompok 2 yakni 88 yang diikuti oleh kelompok 5dengan nilai 86 dan kelompok 8 serta 4 dengan nilai masing-masing 84 dan 79,5. Keempatkelompok dengan nilai tertinggi tersebut akan didampingi ke sekolah masing-masing.

Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membacakan cerita bahasainggris guru-guru pada saat pelatihan oleh kelompok peserta masuk dalam kriteria Baik. Untukitu, pendampingan lebih lanjut guna meningkatkan kemampuan guru masih diperlukan.

Kata Kunci : membaca, cerita

Page 5: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

v

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………….. iHalaman Pengesahan …………………………………………….. iiRingkasan …………………………………………….. ivDaftar Isi …………………………………………….. vI. Pendahuluan …………………………………………….. 1II. Target dan Luaran …………………………………………….. 7III. Motode Pelaksanaan Kegiatan …………………………………………….. 8IV. Kelayakan Perguruan Tinggi …………………………………………….. 12V. Hasil yang Dicapai …………………………………………….. 14VI. Rencana Tahap Berikutnya …………………………………………….. 21VII. Kesimpulan dan Saran …………………………………………….. 22Daftar Pustaka …………………………………………….. 24

LAMPIRANLampiran 1. Absensi Peserta Pelatihan Membaca Cerita Bahasa InggrisLampiran 2. Foto-Foto Pelatihan Membaca Cerita Bahasa InggrisLampiran 3. Peta Lokasi PelatihanLampiran 4. Lembar ObservasiLampiran 5. Evaluasi Membaca Buku CeritaLampiran 6. Kuesioner 1Lampiran 7. Kuesioner 2

Page 6: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang sudah lebih dari 10 tahun

diajarkan di sekolah dasar. Kebijakan tentang dimungkinkannya pelajaran Bahasa Inggris di

sekolah dasar secara resmi dinyatakan dalam kebijakan pemerintah, diantaranya adalah

Kebijakan Depdikbud RI No. 0487/4/1992, Bab VIII, yang menyatakan bahwa sekolahdasar

dapat menambah matapelajaran dalam kurikulumnya, asalkan pelajaran itu tidak bertentangan

dengan tujuan pendidikan nasional. Kebijakan ini kemudian disusul dengan SK Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993tentang

dimungkinkannya program bahasa Inggris di sebagai mata pelajaran muatan lokal SD, dan

dapat dimulai pada kelas 4 SD.

Dengan adanya dasar kebijakan tersebut, Bahasa inggris kemudian menjadi Bahasa lain

yang diperkenalkan kepada anak SD selain Bahasa Ibu. Reilly dan Ward (1997) menyatakan

bahwa Belajar bahasa baru, apalagi bahasa asing bagi anak-anak merupakan pengalaman

“traumatic” yang dekat kaitannya dengan rasa takut dan malu.Untuk itu, perlu dipikirkannya

proses belajar bahasa yang mampu membuat anak merasa nyaman dan tenang. Proses belajar

bahasa asing yang dipercaya membuat anak merasa nyaman dan tenang biasanya dapat dicapai

melalui pembelajaran bahasa yang sederhana dan menyenangkan sesuai dengan dunia anak.

Kegiatan belajar bahasa asing yang sesuai dengan dunia anak kemudian dijabarkan lagi

menjadi kegiatan pembelajaran yang mampu menarik perhatian anak. Pada hakekatnya,

menurut Curtain dan Pesola (1994), anak-anak akan belajar bahasa asing dengan baik apabila

proses belajar terjadi dalam konteks yang komunikatif dan bermakna bagi mereka. Ur (1996)

menyatakan bahwa terdapat tiga sumber perhatian untuk anak-anak di dalam kelas, yaitu

gambar, dongeng, dan permaianan. Anak-anak senang melihat gambar terutama yang menarik,

jelas dan berwarna. Semikian pula anak senang mendengar dongeng/cerita, kemudian suka

membaca apalagi dilengkapi dengan gambar-gambar.

Terkait dengan bahan ajar yang dapat menarik minat anak-anak, bahan ajar atau materi

merupakan sumber penting bagi guru dalam membantu siswanya untuk belajar Bahasa inggris.

Bahan ajar anak-anak SD dapat berupa buku teks, lembar kegiatan siswa (LKS), gambar, poster,

atau buku cerita. Moon (2000) menyatakan bahwa bahan ajar yang bermanfaat tidak hanya

tergantung dari bahan ajar itu saja, namun bagaimana bahan ajar tersebut digunakan untuk

membantu siswa belajar bahasa. Untuk itu, peran guru amatlah penting sebagai pelakasana yang

harus memiliki kemampuan dan keterampulan berbahasa Inggris yang mumpuni dan menguasai

Page 7: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

2

teknik-teknik mengajar bahasa Inggris yang sesuai untuk anak-anak. Dengan kata lain, untuk

membantu siswanya agar berhasil dalam belajar bahasa, guru diharapkan mampu menguasai

Bahasa inggris dan pembelajaran bahasa agar dapat melaksanakan evaluasi ketepatan berbagai

macam metode, materi yang digunakan, serta pendekatan pembelajaran yang sesuai.

Salah satu metode yang bisa digunakan oleh guru untuk menarik perhatian siswa

khususnya anak-anak SD adalah membaca cerita atau yang lebih dikenal dengan Story Reading.

Menurut Amstrong (2002), metode bercerita adalah teknik dengan membacakan buku cerita

yang bertujuan untuk mengenalkan kepada anak huruf-huruf yang membentuk sebuah kata dan

mendorong tumbuhnya kesiapan membaca pada anak. Metode ini merupakan sebuah upaya

untuk menciptakan lingkungan belajar mengajar yang memiliki manfaat antara lain: (1)

Menanamkan kecintaan anak untuk membaca buku, (2) Membuat anak menjadi lebih tenang

dan nyaman, (3) Membantu anak mengenal kata dan kalimat, serta (4) Menyampaikan pesan

moral untuk anak.

1.2.Analisis Situasi

Sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Buleleng, Kecamatan Seririt pernah

menjadi ibu kota Provinsi Bali. Dengan letak geografis yang menjadikan kecamatan ini sangat

strategis sebagai pusat perdagangan karena dekat dengan pantai dan pelabuhan, Seririt hingga

kini menjadi kecamatan yang padat penduduk. Terkait dengan keberlangsungan pendidikan,

ditunjang dengan kondisi alamnya yang heterogen dengan perbukitan dan pantai, masih banyak

terdapat lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan sarana pendidikan. Disamping itu,

masih terbatasnya pengembangan industri membuat kecamatan tersebut tetap nyaman dan asri.

Kecamatan Seririt merupakan kecamatan dengan 21 desa, yakni Desa Banjar Asem,

Desa Bestala, Desa Bubunan, Desa Gunungsari, Desa Joanyar, Desa Kalianget, Desa Kalisada,

Desa Lokapaksa, Desa Mayong, Desa Munduk Bestala, Desa Pangkungparuk, Desa Patemon,

Desa Pengastulan, Desa Rangdu, Desa Ringdikit, Desa Seririt, Desa Sulanyah, Desa

Tangguisia, Desa Ularan, Desa Umeanyar, dan Desa Unggahan. Berdasarkan Referensi Data

Kemdikbud, saat ini terdapat 54 sekolah dasar (SD) yang tersebar seluruh desa, baik negeri

maupun swasta. Kondisi ini sudah cukup mendukung usaha peningkatan kualitas pembelajaran.

Rata-rata guru SD yang ada di Kecamatan tersebut telah bergelar S1 (sarjana) dan hanya

beberapa guru yang masih D-II PGSD. Selain itu, dengan adanya Universitas Pendidikan

Ganesha yang berlokasi tidak jauh dari kecamatan seririt, program pengembangan profesi guru

di kecamatan tersebut cukup baik.

Page 8: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

3

Lebih lanjut, sebagai kecamatan dengan potensi perdagangan serta dekat dengan

kawasan pariwisata (Lovina), dan kondisi lingkungan yang mendukung peningkatan kualitas

pendidikan masyarakatnya, Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran penting untuk diajarkan,

baik sebagai muatan lokal maupun mata pelajaran wajib, sedini mungkin. Bahasa merupakan

sebuah proses interaksi dimana anak-anak belajar bahasa dan memerlukan kesempatan yang

cukup untuk berinteraksi pada konteks yang bermakna dan menyenangkan dan juga kesempatan

bermain dengan bahasa itu sendiri saat secara tidak disadari menguasai kosakata dan struktur

bahasa tersebut (Samantaray, 20014). Dengan demikian, jika terdapat keinginan membuat

siswa SD menguasai bahasa dengan baik, sepatutnya diajarkan sedini mungkin dengan konsep

yang menyenangkan dan kontekstual.

Namun sangat disayangkan, kualifikasi guru Bahasa Inggris di SD belum sesuai dengan

bidang keilmuannya. Hampir 90% guru yang mengajar Bahasa Inggris di SD di kecamatan

Seririt merupakan guru kelas dengan kualifikasi Sarjana Pendidikan Guru SD. Berdasarkan data

dari Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) Kecamatan Seririt, guru bahasa Inggris yang ada di

Kecamatan seririt untuk tingkat sekolah dasar hanya berjumlah 10 orang. Dari 54 SD, hanya 10

SD di Kecamatan Seririt yang memiliki guru bahasa Inggris. Dampak dari hal ini adalah guru-

guru yang tidak berlatarbelakang Bahasa Inggris hanya mengajar seadanya. Berdasarkan

wawancara dengan beberapa guru SD, mereka hanya mengajar berdasarkan buku paket atau

mengajar materi sesuai kemampuan mereka. Beberapa kepala sekolah membenarkan hal

tersebut dan menyatakan juga bahwa ketersediaan buku paket sangat minim, satu buku paket

diberikan untuk dua orang siswa, selain itu, tidak ada media pembelajaran khusus untuk

pelajaran bahasa Inggris kecuali beberapa flashcard yang sangat terbatas. Ditambahkan oleh

kepala sekolah SD di daerah tersebut, alokasi dana lebih diarahkan pada mata pelajaran regular,

bukan pada bahasa Inggris yang hanya muatan lokal.

Secara faktual, telah dilakukan berbagai usaha peningkatan kompetensi mengajar

Bahasa Inggris bagi guru-guru SD khususnya di kecamatan Seririt. Hal ini disebabkan karena

guru merupakan motor utama penggerak perbaikan kualitas pendidikan. Secara teoritis,

pengajaran Bahasa, khususnya Bahasa Inggris sebagai bahasa asing perlu diajarkan dengan

menggunakan strategi yang menyenangkan bagi anak-anak, salah satunya dengan membacakan

cerita (Story Reading). Teknik membaca cerita adalah sebuah teknik menyampaikan cerita oleh

seorang individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara

membacakannya (Gallets, 2005). Ellis & Brewster (1991) menyatakan bahwa buku cerita

mampu memperkaya pengalaman belajar siswa, memotivasi dan menyenangkan selain

membangun sikap positif terhadap bahasa asing. Ditambahkan bahwa dengan penggunaan

Page 9: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

4

cerita di dalam kelas, siswa dapat berbagi pengalaman sosial satu dengan yang lain (Ellis &

Brewster, 1991). Siswa, khususnya anak-anak, menyukai cerita yang terus menerus diulang

sehingga penguasaan bahasa dapat terjadi secara tidak disadari.

Pada kenyataannya, kemampuan guru membacakan cerita masih sangat rendah. Selain

karena tidak terbiasa membacakan buku cerita, guru-guru juga masih belum menyadari

pentingnya pengajaran bahasa Inggris dengan media buku cerita, baik bagi kemampuan bahasa

Inggris maupun pendidikan karakter siswa bersangkutan. Menurut Somadi (2012), karya sastra,

dalam hal ini berupa cerita, merupakan sebuah alat dalam pendidikan karakter sebab karya

sastra membentuk mental image pada otak anak yang akan mempengaruhi sikapnya dalam

kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut Johnsen & Johnsen (1998) memaparkan bahwa dengan

cerita anak-anak dapat belajar hal yang benar dengan cara yang lebih santai. Dengan demikian,

pengajaran cerita berbahasa Inggris tidak hanya akan bermanfaat bagi perkembangan akademis

siswa, namun juga baik dalam menungjang perkembangan karakter mereka.

1.3.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian analisis situasi di atas, masalah-masalah yang dapat dipaparkan

adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran Bahasa inggris masih menggunakan metode yang

konvensional.

2. Pembelajaran Bahasa Inggris belum banyak menggunakan media ajar yang inovatif.

3. Kurang terlatihnya guru SD di Kecamatan seririt dalam membacakan cerita Bahasa

Inggris.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, Rumusan Masalah Pengabdian Masyarakat ini

adalah: Apakah kemampuan membaca cerita Bahasa Inggris guru SD di Kecamatan

Seririt dapat ditingkatkan melalui Pelatihan dan Pendampingan membaca cerita Bahasa

Inggris?

Page 10: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

5

1.4.Tinjauan Pustaka

Seperti telah dipaparkan pada latar belakang sebelumnya, pengajaran anak-anak

memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda jika dibandingkan pengajaran bagi kaum

dewasa. Harmer (2001) menyatakan bahwa setidaknya ada tujuh sifat belajar anak-anak yang

berbeda dengan orang tua, dan salahsatunya yakni anak akan merespon terhadap makna

walaupun mereka tidak mengerti semua kata-kata secara keseluruhan. Anak-anak juga belajar

tidak hanya dari apa yang di dengar dan dilihat tetapi juga dari apa yang mereka lakukan.

Terlebih, anak-anak memiliki waktu konsentrasi yang terbatas. Dengan adanya perbedaan

karakteristik tersebut, perlakuan terhadap anak-anak juga harus berbeda dengan perlakuan

terhadap pembelajar dewasa.

Agar tujuan pembelajaran bisa tercapai secara baik, seorang guru di tuntut untuk bisa

menciptakan suasana dan kondisi belajar yang sesuai dengan sifat anak-anak seperti tersebut di

atas. Selain itu ia juga diharapkan bisa menggunakan teknik pembelajaran yang menarik sesuai

dengan dunia anak-anak tersebut. Salah satu teknik yang baik digunakan yakni dengan cerita.

Menurut Wright (1995:3), cerita yang di dalamnya termuat sejumlah banyak kata,

menyajikan pengalaman bahasa yang kaya. Selain itu cerita juga mampu memotivasi, kaya

unsur pengalaman bahasa dan tidak mahal. Teknik membaca cerita adalah sebuah teknik

menyampaikan cerita oleh seorang individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan

dengan cara membacakannya (Gallets, 2005). Dalam implementasinya di sekolah, guru sangat

berperan penting dalam mendorong antusiasme anak-anak untuk membaca pada teknik

membaca cerita ini. Gerakan, efek suara, dan penggunaan alat peraga kurang menonjol dalam

teknik ini. Teknik membaca cerita memfokuskan siswa pada tulisan-tulisan yang ada pada buku

cerita dan suara dari guru. Matlin (2005) mengatakan bahwa seseorang akan mampu mengingat

kata ketika hanya memperhatikan bentuk (physical appereance) dari kata tersebut (misalnya

huruf kapital dalam kata tersebut) atau suara dari kata tersebut (misalnya rhyme atau suara dari

kata tersebut).

1.5.Tujuan Kegiatan

Berdasarkan permasalahan yang dihadadapi oleh guru-guru SD di Kecamatan Seririt

seperti yang disampaikan di atas, maka tujuan kegiatan ini adalah Memberikan Pelatihan dan

Pendampingan membaca cerita Bahasa Inggris yang dapat:

1. Memperbaiki proses pembelajaran Bahasa inggris yang dulunya menggunakan strategi

yang konvensional menjadi lebih inovatif dan bermakna

Page 11: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

6

2. Meningkatkan pembelajaran Bahasa Inggris dengan pemanfaatan media berupa buku

cerita

3. Melatih guru SD di Kecamatan seririt dalam membacakan cerita Bahasa Inggris

1.6.Manfaat Kegiatan

Hasil Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diharapkan akan memberikan

kontribusi positif dalam meningkatkan kemampuan guru-guru SD dalam membacakan cerita

Bahasa Inggris sebagai strategi pengajaran Bahasa Inggris. Secara lebih eksplisit manfaat

kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Guru SD di Kecamatan Seririt akan memperoleh wawasan mengenai strategi inovatif

dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Selain itu, guru-guru di kecamatan tersebut juga akan

mendapatkan pemahaman mendalam mengenai media yang mendukung kegiatan tersebut.

Guru-guru tentunya akan menjadi terampil membacakan ceritan Bahasa Inggris dengan

mengikuti kegiatan pelatihan serta dilanjutkan dengan pendampingan ke sekolah masing-

masing.

b. Siswa SD di Kecamatan Seririt akan mendapat kesempatan diajar dengan menggunakan

strategi membaca cerita Bahasa Inggris oleh guru mereka sebab guru-guru tersebut telah

terlatih dan terampil. Kemampuan Bahasa Inggris siswapun akan meningkat seiring minat

yang juga meningkat sebagai akibat pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna

dengan strategi membacakan cerita.

c. Dinas Pendidikan dan pemerintah kecamatan Seririt memperoleh peluang untuk memiliki

SDM (Guru SD) yang berkualitas dan professional. Guru-guru tersebut juga dapat menjadi

pelatih siswa yang akan mengikuti lomba Story Reading.

Staf Dosen Universitas Pendidikan Ganesha dapat mengimplementasikan hasil

penelitian yang dilakukan. Secara umum Staf Dosen Universitas Pendidikan Ganesha dapat

melaksanakan salah satu darma dari tri dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Pada

Masyarakat.

Page 12: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

7

BAB IITARGET DAN LUARAN

2.1 Target

Target dari program P2M ini adalah:

a. Guru SD di Kecamatan Seririt memperoleh wawasan mengenai strategi inovatif dalam

pembelajaran Bahasa Inggris.

b. Guru SD di kecamatan tersebut mendapatkan pemahaman mendalam mengenai media

yang mendukung kegiatan tersebut.

c. Guru SD di kecamatan tersebut menjadi terampil membacakan ceritan Bahasa Inggris.

2.2 Luaran

Adapun luaran dari program P2M ini adalah:

1. Meningkatnya kemampuan guru SD di kecamatan seririt dalam membacakan cerita

bahasa inggris

2. Terdapatnya artikel yang akan diajukan ke Jurnal Widya Laksana

Page 13: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

8

BAB IIIMETODE PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Kerangka Pemecahan Masalah

Berangkat dari pemaparan analisis situasi serta permasalahan yang dihadapi mitra,

maka kerangka pemecahan masalah dalam program pengabdian masyarakat ini dapat dilihat

dalam diagram alur berikut:

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemecahan Masalah P2M

PERMASALAHAN

a. Proses pembelajaran Bahasa inggrismasih menggunakan metode yangkonvensional.

b. Pembelajaran Bahasa Inggris belumbanyak menggunakan media ajaryang inovatif.

c. Kurang terlatihnya guru SD diKecamatan seririt dalammembacakan cerita Bahasa Inggris.

PEMECAHAN MASALAH

a. Pelatihan dan pendampingan guruSD Kecamatan Seririt untukmengembangkan rencanapelaksanaan pembelajaran BahasaInggris yang menggunakan metodeyang lebih inovatif (StoryReading)

b. Pelatihan dan pendampingan guruSD Kecamatan Seririt untukmenggunakan media ajar berupabuku cerita Bahasa Inggris.

c. Pelatihan dan pendampingan guruSD Kecamatan Seririt untukmembaca cerita Bahasa Inggris.

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Memberikan Pelatihan danpendampingan membuat RencanaPelaksanaan Pembelajaran yangmelibatkan kegiatan membaca ceritaBahasa Inggris.

METODE KEGIATAN

1.Pelatihan membuat RPP2.Pelatihan membaca cerita

Bahasa Inggris3.Pendampingan dalam

mengimplementasikanketerampilan membaca ceritaBahasa Inggris dalam prosespembelajaran

Page 14: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

9

3.2. Khalayak Sasaran

Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini merupakan kegiatan yang bertujuan

membantu Guru Bahasa Inggris SD meningkatkan profesionalisme dalam merancang

pembelajaran dengan strategi inovatif, menggunakan media ajar, serta mengaplikasikannya

dalam bentuk membacakan cerita Bahasa Inggris. Sehubungan dengan hal tersebut, khalayak

sasaran strategis dan tepat dilibatkan adalah seluruh guru Bahasa Inggris SD di Kecamatan

Seririt.

3.3. Keterkaitan

Kegiatan P2M ini akan melibatkan institusi Undiksha dan SD di Kecamatan Seririt.

Kedua instansi yang terlibat ini memperoleh keuntungan secara bersama-sama sebagai berikut:

1. SD di kecamatan Seririt akan memperoleh manfaat dari kegiatan P2M ini dalam hal

peningkatan keterampilan Guru dalam membaca cerita Bahasa Inggris guna menarik

perhatian siswa untuk belajar Bhasa Inggris.

2. Universitas Pendidikan Ganesha melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat berperan

menyeediakan dana, sehingga mendukung pelaksanaan dharma ketiga dari Tri Dharma

Perguruan Tinggi.

3.4 Metode Kegiatan

Berdasarkan pada hasil observasi dan wawancara, kesepakatan oleh guru-guru sekolah

dasar di Kecamatan Seririt (mitra) dan tim pengusul beberapa permasalahan prinsip yang

menjadi prioritas untuk di atasi dalam program pengabdian masyarakat ini yaitu:

1. Menyepakati pelatihan sebagai upaya peningkatakan pengetahuan guru serta

keterampilan mengajar guru dalam merancang pembelajaran yang inovatif. Pelatihan

akan diberikan oleh pakar yang merupakan pengajar TEFL (Teaching English as

Foreign Language) dan TEYL (Teaching English for Young Learners) di program studi

pendidikan bahasa Inggris. Model pelatihan akan dilakukan seperti proses seminar yang

diisi dengan diskusi dan tanya jawab untuk lebih mempertajam pengetahuan dan

pemahaman peserta. Dari proses diskusi dan tanya jawab ini diharapkan peserta secara

terbuka menyampaikan berbagai hal yang belum dipahami. Setelanya, akan diadakan

workshop pembuatan RPP menggunakan strategi inovatif (Story Reading) yang

kemudian akan mendapat komentar dan masukkan dari peserta lain serta narasumber.

2. Menyepakati pelatihan sebagai upaya peningkatakan pengetahuan guru serta

keterampilan mengajar guru dalam membuat media yang inovatif dan mendukung

Page 15: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

10

strategi Story Reading. Pelatihan akan diberikan oleh pakar yang merupakan pengajar

Material & Media Development for Teaching Young Learners di program studi

pendidikan bahasa Inggris. Kegiatan ini akan sejalan dengan pelatihan pembuatan RPP.

Peserta akan melengkapi RPP dengan pembuatan media yang diperlukan sesuai dengan

RPP yang dibuat. Media tersebut kemudian akan mendapat komentar dan masukkan

dari peserta lain serta narasumber.

3. Pelatihan dan pendampingan praktek pembelajaran dengan menggunakan strategi Story

Reading berdasarkan RPP dan Media yang telah dibuat sebelumnya. Pada bagian ini,

pakar TEFL (Teaching English as Foreign language), TEYL (Teaching English for

Young learner), dan Children Literature dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Undiksha akan menjadi Narasumbernya. Praktek pendampingan ini akan menggunakan

RPP serta media yang telah dilatihkan sebelumnya, sehingga benar-benar bersifat

sistematis dan praktis bagi para peserta. Pada proses pelatihan dan pendampingan ini

proses evaluasi dan refleksi selalu dilakukan oleh guru bersama dengan tim

pendamping, sehingga dengan cepat dapat dipetakan kondisi-kondisi yang perlu

diperbaiki dan disesuaikan berdasarkan pengematan serta kesepakatan antara guru

dengan tim pendamping. Demikian juga dengan siklus berikutnya setelah pembelajaran

akan dilakukan evaluasi dan refleksi untuk memperbaiki tindakan sampai pada tim

menganggap guru telah mampu melaksanakan praktek pembelajaran sesuai.

4. Menyepakati adanya praktek pembelajaran secara mandiri. Setelah dilakukan

pendampingan, para guru akan diberikan kesempatan untuk melangsungkan praktek

pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat tanpa didampingi oleh tIm pakar

Undiksha Singaraja. Namun diakhir pembelajaran, para guru diberikan untuk

menyampaikan berbagai hal yang telah dilakukan dan kendala-kendala yang dihadapi

sehingga dapat diberikan masukan tim pakar Undiksha Singaraja.

Setelah melihat detail model pelaksanaan program sebagaimana yang dipaparkan di

atas, maka metode pelaksanaan program ini akan dilakukan dengan adaptasi dari siklus

penelitian tindakan kelas. Adapun desain pelaksanaan tiap siklusnya dapat digambarkan sebagi

berikut:

Page 16: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

11

Bagan 2. Siklus Pelaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat

Dari bagan 2 di atas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan P2M ini akan dimululai dari: (1)

Pelatihan dan pengembangan RPP yang mengimplementasikan Story Reading sebagai salah

satu strategi inovatif dan Media yang dapat menunjang pengaplikasiannya, (2) Pelatihan

tentang cara membacakan cerita Bahasa Inggris yang sesuai dengan RPP serta media yang

dikembangkan sebelumnya, (3) pelatihan dan pendampingan praktek mengajar dengan

menggunakan strategi Story Reading, dan (5) praktek mengajar mendiri/refleksi dan evaluasi.

Demikian seterusnya sampai para guru memiliki keterampilan yang memadai dalam

mengimplementasika strategi tersebut.

Pelatihan PengembanganRPP dan Media dengan

implementasi StoryReading

SIKLUS I

Pelatihan Story Readingberdasarkan RPP dan Media

yang telah dikembangkan

Praktek MengajarMendiri/Refleksi dan

Evaluasi

Pelatihan danPendampingan

Praktek Mengajar

SIKLUS II

Dst

Pelatihan StoryReading

Pelatihan PengembanganRPP dan Media dengan

implementasi Story Reading

Pelatihan danPendampingan

Praktek Mengajar

Praktek MengajarMendiri/Refleksi dan

Evaluasi

Page 17: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

12

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Motivasi yang sangat kuat dimiliki oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM)

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dalam memberikan kontribusi positif bagi

masyarakat melalui berbagai pusat layanan yang dimilikinya, antara lain Pusat Layanan

Pendidikan Sekolah dan Masyarakat, Pusat Layanan Penerapan IPTEK dan Dampak

Lingkungan, Pusat Layanan KKN dan KKL, dan Pusat Layanan Kewirausahaan dan Konsultasi

Bisnis. Terdapat peningkatan jumlah kegiatan P2M dosen Undiksha dari tahun 2010 hingga

2015 yakni berturut-turut 16 kegiatan di tahun 2010, 133 kegiatan di tahun 2011, 140 kegiatan

di tahun 2012, 108 kegiatan di tahun 2013, 159 kegiatan di tahun 2014, dan 205 kegiatan di

tahun 2015. Disaming itu, jumlah dosen yang terlibat PKM dalam kurun waktu 3 tahun terakhir

700 orang dari PT sendiri, 49 dari Kemendiknas, dan 24 dari institusi dalam negeri di luar

Kemendiknas.

Selama 2015, LPM telah berhasil melaksanakan berbagai kegiatan pengabdian dengan

memberdayakan potensi stakeholder dan masyarakat sekitar. Berdasarkan data base LPM tahun

2013, terdapat 108 kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah berhasil dilaksanakan baik

dengan pendanaan dari DIPA lembaga maupun dari DP2M Dikti dengan total besaran dana

sebesar Rp.1.901.500.000,-.

Data pelaksana P2M tahun 2014, kegiatan P2M terus terselenggara dalam upaya

menjembatani kebutuhan masyarakat akan aspek pemberdayaan yang bisa diabdikan oleh tim

pelaksana P2M lembaga. Terdapat 159 kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah

berhasil dilaksanakan, dengan total penggunaan dana sebesar Rp. 2.681.250.000,-.

Peningkatan jumlah kegiatan pengabdian yang telah dilaksanan oleh tim pelaksana di

bawah naungan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Undiksha bahwa dijumpai data di

tahun 2015, peningkatan capaian dalam kegiatan P2M baik dari kegiatan pengabdian dengan

sumber dana DIPA lembaga maupun DP2M Dikti, dengan jumlah capaian 205 kegiatan.

Berdasarkan capaian yang diperoleh LPM Undiksha dapat dikategorikan sebagai bentuk kinerja

yang sangat membanggakan dan akan semakin termotivasi untuk meningkatkan kinerja LPM

ke depannya.

Kecara keseluruhan, kinerja LPM Undiksha sudah sangat memuaskan dan memiliki

standar kualitas yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari kinerja LPM Undiksha selama satu

tahun terakhir. Selama satu tahun terakhir LPM Undiksha telah memenangkan berbagai

program, baik yang bersifat lokal maupun nasional dan melaksanakan pengabdian pada

Page 18: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

13

masyarakat. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun terakhir adalah : (a)

mempasilitasi pengembangan teknologi tepat guna, (b) pengembangan model belajar

pemberdayaan masyarakat, (c) melakukan publikasi ilmiah, dan (d) mengikuti pertemuan

ilmiah yang bersifat lokal dan nasional.

Page 19: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

14

BAB V

HASIL YANG DICAPAI

5.1. Hasil Kegiatan

Pelatihan membaca buku cerita bagi guru-guru SD di Kecamatan Buleleng merupakan

salah satu wujud implementasi hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya terkait

pengembangan Bigbook untuk pengajaran membaca di SD. Kegiatan ini dikemas sebagai

pengabdian pada masyarakat, dimana tim peneliti terjun langsung memberikan pelatihan bagi

para guru sehingga manfaat dari hasil penelitian tersebut dapat dirasakan secara langsung.

Pelatihan dilaksanakan di sebuah Gedung Koperasi di kecamatan Seririt dengan pola 32 jam

pada tanggal 15-16 Agustus dengan jumlah peserta sebanyak 35 orang. Adapun narasumber

pada kegiatan tersebut merupakan pakar sastra inggris yang sudah memiliki pengalaman

mumpuni dalam membacakan cerita berbahasa inggris.

Kegiatan pelatihan berlangsung sangat menyenangkan yang dibuktikan dengan

atusiasme peserta baik dalam mendengarkan pemaparan narasumber, mencermati contoh yang

diberikan narasumber dalam membacakan cerita, diskusi, serta praktek simulasi membacakan

buku cerita. Selanjutnya, seusai mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu

mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan membacakan cerita berbahasa inggris bagi siswa di

sekolah masing-masing tempat bertugas, yang akan didampingi oleh tim pelaksana kegiatan ini.

Pendampingan dilakukan oleh tim anggota pengabdian pada masyarakat ini yang ditujukan

untuk meningkatkan kemampuan guru-guru SD dalam membacakan cerita berbahasa inggris

yang secara tidak langsung akan meningkatkan motivasi siswa serta prestasi belajar bahasa

inggris siswa.

Pada hari pertama, kegiatan diawali dengan pengisian kuesioner 1. Peserta juga diminta

mengisi kuesioner (kuesioner lengkap dapat dilihat pada lampiran 6) yang berisikan pertanyaan

mengenai pengalaman penggunaan media dalam mengajar secara umum dan pengalaman

membacakan buku cerita secara khusus. Adapun hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.1

berikut.

Tabel 5.1 Hasil Analisis Kuesioner 1

No. Pertanyaan Jawaban Peserta Keterangan1. Apakah anda pernah membacakan

buku cerita berbahasa inggris disekolah?

51,42% tidak pernah

42,85% pernah

5,71% jarang

Page 20: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

15

No. Pertanyaan Jawaban Peserta Keterangan2. Bila ya, bagaimanakah kegiatan

mebacakan buku cerita tersebutberlangsung?

26,67% Membacakan danmeminta siswa menyimak

20% Membacakan danmeminta siswa menirukanucapannya

66,67% Membacakan danmenerjemahkannya

6,67% Membacakanmeskipun siswa termangukarena tidak memahamiartinya

3. Buku cerita apa yang biasadibacakan? Dimana memperoleh bukutersebut?

33,33% Internet

33,33% Buku Paket

20% Perpustakaan

13,33% Toko buku4. Apakah anda mengetahui manfaat

membacakan buku cerita bagikemampuan berbahasa anak?

51,42% Menambah Kosakata

25,71% Melatih pelafalan

17,14% Meningkatkanmotivasi belajar bahasaInggris

5. Apakah anda mengetahui manfaatmembacakan cerita bagipengembangan karakter anak?

100% menyatakan bahwacerita sangat baik untukmembantu mengembangkankarakter anak

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar guru belum

pernah membacakan buku cerita saat pelajaran bahasa inggris, jikalaupun pernah membacakan,

sebagian besar cerita berasal dari buku paket dan internet yang hanya berupa teks. Cerita tidak

dilengkapi dengan gambar yang kurang menarik perhatian siswa. Selain itu kegiatan dalam

membacakan cerita kurang bervariasi dan komunikatif. Guru membacakan dan meminta siswa

menyimak dan setelah itu guru akan menerjemahkannya kalimat per kalimat dengan maksud

membuat siswa paham arti cerita tersebut. Dengan demikian, siswa malah menjadi bosan dan

kurang tertarik dengan kegiatan membaca. Dari hasil kuesioner tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa pelatihan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan peserta dalam membacakan cerita bahasa inggris dengan menarik.

Page 21: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

16

Setelah pengisian kuesioner, kegiatan berlanjut dengan Pelaksanaan Pelatihan membaca

buku cerita. Pelatihan yang dilaksanakan selama 2 hari ini diawali dengan Registrasi peserta

yang ditangani oleh panitia (Daftar hadir lengkap dapat dilihat pada lampiran 1). Saat dilakukan

registrasi tersebut, masing-masing peserta mendapat map berisikan seluruh dokumen terkait

dengan pelatihan yang dilaksanakan, kuesioner 1, kuesioner 2, serta alat tulis. Selanjutnya,

acara pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan doa, laporan

ketua panitia, sambutan ketua UPP Kecamatan Seririt, dan Sambutan dari Ketua LPPM, yang

dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Dr. I Nyoman Sila, M.Hum. yang sekaligus membuka

acara secara resmi. Kegiatan pelatihan pada hari pertama dibagi menjadi 3 sesi, yakni pertama

penyampaian materi dari narasumber, kedua diskusi, dan contoh membacakan cerita oleh

narasumber. Sesuai dengan rancangan awal, metode pelatihan mengikuti metode ceramah &

diskusi, dimana setelah pemaparan materi oleh pembicara, dibukalah kesempatan berdiskusi

mengenai hal-hal yang belum jelas, masalah-masalah nyata yang dihadapi, serta komentar atau

saran terkait dengan materi bahasan. Beberapa gambar di bawah ini merupakan foto-foto yang

diambil saat pembukaan, sesi ceramah, dan diskusi.

Page 22: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

17

Gambar 5.1 Pemaparan Materi oleh Narasumber

Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, dilakukan pula observasi guna mengamati

ketekunan, kesriusan, kejujuran, serta tanggung jawab peserta pelatihan. Penilaian dilakukan

dengan melihat aspek-aspek sikap peserta yang mencirikan perilaku dan kemampuan peserta.

Dengan mengacu pada lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya, hasil observasi

rinci dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2 Hasil Observasi saat Pelatihan

No Aspek yang di observasi SS S KS TS STS1 Ketekunan mendengarkan ceramah yang

disampaikan75% 25%

2 Keseriusan dalam melakukan diskusikelompok yang diminta

50% 50%

3 Keingintahuan lebih lanjut mengenai materiyang disampaikan

85% 15%

4 Keantusiasan dalam melakukan praktekmembaca buku cerita

100%

5 Keseriusan dalam mengomentari praktekrekan lain dalam membaca cerita

80% 20%

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa selama proses pelatihan, 75% peserta terlihat

sangat tekun dan 25% lainnya terlihat tekun. Ketekunan tersebut juga terlihat dari keseriusan

mereka dalam melakukan diskusi kelompok. Berdasarkan hasil observasi, 50% terlihat serius,

bahkan 50% lainnya terlihat sangat serius. Setelah pemaparan materi oleh narasumber, 15%

peserta terpantu memiliki keingintahuan lebih lanjut terhadap materi yang dipaparkan,

Page 23: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

18

sedangkan 85% sisanya terlihat sangat antusias. Saat giliran peserta mendapat kesempatan

mempraktekan kemampuannya membacakan cerita, seluruh peserta terlihat sangat antusias,

meskipun tidak mendapatkan giliran praktek, mereka tetap aktif dan ceria berperan sebagai

siswa yang dibacakan cerita. Setelahnya, 80% peserta terlihat sangat serius dalam memberikan

komentar praktek rekan lain dalam membacakan cerita, dan 20% sisanya terlihat serius. Berikut

Beberapa gambar yang menunjukkan keseriusan peserta saat memperhatikan contoh membaca

buku cerita oleh narasumber.

Gambar 5.2. Praktek Membaca Cerita Oleh Peserta

Page 24: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

19

Pada hari kedua, peserta kembali datang dengan kesiapan membacakan cerita berbahasa

inggris dalam bentuk simulasi. Peserta yang membacakan cerita hanya perwakilan dari

beberapa gugus. Masing-masing orang diberikan waktu 30 menit untuk membacakan cerita di

depan kelas. Pada kesempatan itu, peserta lainnya berperan menjadi siswa yang sangat

menghidupkan suasana. Kegiatan praktek berjalan sangat menyenangkan dan mengundang

gelak tawa peserta. Praktek tersebut kemudian dinilai dan diberikan komentar oleh narasumber

dan tim penilai guna memberikan masukkan untuk peningkatan kualitas peserta dalam

membacakan cerita.

Adapun hasil penilaian praktek membaca cerita peserta dilihat pada tabel di 5.3.

Tabel 5.3 Nilai Perwakilan Kelompok dalam Membacakan Cerita

Kelompok Pembahas 1 Pembahas 2 Rata-Rata1 75 78 76,52 87 89 883 80 78 794 77 82 79,55 88 84 866 70 72 717 74 74 748 85 83 84

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai total tertinggi diperoleh oleh

kelompok 2 yakni 88 yang diikuti oleh kelompok 5 dengan nilai 86 dan kelompok 8 serta 4

dengan nilai masing-masing 84 dan 79,5. Keempat kelompok dengan nilai tertinggi tersebut

akan didampingi ke sekolah masing-masing.

Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membacakan cerita bahasa

inggris guru-guru pada saat pelatihan oleh kelompok peserta masuk dalam kriteria Baik. Untuk

itu, pendampingan lebih lanjut guna meningkatkan kemampuan guru masih diperlukan.

Sama halnya pada saat awal kegiatan, di akhir kegiatan juga terdapat kuesioner terkait

dengan kesan dan pesan peserta mengenai kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan. Secara

lebih rinci, hasil kuesioner di akhir kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 25: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

20

Tabel 5.5 Hasil Kuesioner di Akhir Kegiatan

No. Pertanyaan Jawaban Peserta Ket.1. Apakah pelatihan membaca

cerita berbahasa inggris yangtelah anda ikuti menarik?

68,57% Mengatakan sangatmenarik

28,57% mengatakan menarik

2,85% mengatakan cukup menarik2. Bila Ya, Apa materi dari

pelatihan ini sesuai dengan apayang anda butuhkan dalampembelajaran?

65,71% mengatakan sesuai

34,28% mengatakan sangat sesuai

3. Setelah mengikuti pelatihan ini,apakah anda termotivasi untukmembacakan cerita dalampembelajaran di kelas?

54,28% mengatakan termotivasi

45,71% mengatakan sangattermotivasi

4. Apakah anda memerlukanpelatihan yang lebih mendalamterkait penggunaan ceritasebagai media belajar anak?

80% menyatakan perlu

20% menyatakan sangat perlu

5. Bila Ya, jenis pelatihan apa yanganda perlukan? Sebutkan secaralebih spesifik!

- Membaca cerita dengan mimikdan intonasi yang benar

- Menggunakan cerita dalambentuk audio visual

- Membuat cerita sendiri- Mengaktifkan program literasi di

sekolah- Menggunakan strategi inovatif

dalam mengajar bahasa inggris- Penggunaan lagu dan permainan

dalam mengajar

Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini kemudian dilanjutkan dengan

pendampingan pada tiap kelompok untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membacakan

cerita berbahasa inggris. Pendampingan akan berlangsung di 4 sekolah. Tim pengabdian pada

masyarakat mendatangi perwakilan kelompok ke sekolah masing-masing sebanyak 2 kali dan

melakukan pendampingan lebih intensif.

Pendampingan telah dilakukan terhadap 4 orang guru di 4 SD di Kecamatan Serirt.

Masing-masing guru mendapatkan kunjungan dua kali dari tim pengabdian. Dalam kunjungan

pertama, guru mengkonsultasikan RPP yang telah mereka susun sebelumnya, dimana dalam

RPP tersebut guru menyertakan kegiatan membaca cerita dalam proses pembelajaran. Selama

kunjungan pertama tersebut, tiga guru mengakui bahwa mereka menemukan masalah dalam

Page 26: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

21

memilih buku bacaan yang sesuai dan tersedia di sekolah mereka. Untuk hal tersebut, tim

pengambdian membantu para guru dengan memberikan beberapa link halaman di internet yang

bisa mereka akses untuk mendapatkan buku bacaan yang sesuai digunakan. Selanjutnya salah

satu guru menyatakan siap dengan buku cerita yang akan digunakan, hanya saja masih tidak

yakin dengan kegiatan yang tepat diberikan kepada siswa setelah membaca cerita. Tim

pengabdian memberikan masukan beberapa jenis kegiatan menarik yang dapat diberikan

setelah membaca cerita, seperti mendiskusikan isi icerita, memberikan beberapa pertanyaan,

matching games yang berkaitan dengan cerita yang dibaca, atau lagu-lagu yang masih ada

kaitannya dengan tema cerita yang diberikan.

Dalam kunjungan kedua kepada masing-masing guru, tim pengabdian berkesempatan

untuk ikut dalam pengimplementasian kegiatan membaca cerita. Secara keseluruhan, ke-empat

guru sudah mampu mengimplementasikan hasil pelatihan membaca cerita yang diberikan

sebelumnya. Beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan misalnya terkait pelibatan siswa

dalam proses membaca cerita yang masih minim, sehingga siswa terkesan pasif dalam proses

pembelajaran. Selanjutnya, tim pengabdian bersama-sama mendiskusikan hal tersebut dengan

guru yang dikunjungi. Masukan dan saran yang diberikan kepada guru disesuaikan dengan

karakteristik siswa di masing-masing sekolah.

Page 27: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

22

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Kuesioner awal, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar guru

belum pernah membacakan buku cerita saat pelajaran bahasa inggris, jikalaupun pernah

membacakan, sebagian besar cerita berasal dari buku paket dan internet yang hanya berupa

teks. Cerita tidak dilengkapi dengan gambar yang kurang menarik perhatian siswa. Selain itu

kegiatan dalam membacakan cerita kurang bervariasi dan komunikatif. Guru membacakan dan

meminta siswa menyimak dan setelah itu guru akan menerjemahkannya kalimat per kalimat

dengan maksud membuat siswa paham arti cerita tersebut. Dengan demikian, siswa malah

menjadi bosan dan kurang tertarik dengan kegiatan membaca. Dari hasil kuesioner tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan peserta dalam membacakan cerita bahasa inggris dengan

menarik.

Selanjutnya, saat peberian materi oleh narasumber, peserta berpartisipasi aktif yang

kemudian peserta dibagi menjadi 8 kelompok berdasarkan gugus untuk berlatih mempraktekan

cara membacakan cerita. Narasumber sebagai penguji juga memberikan penilaian terkait

praktek yang dilakukan masing-masing kelompok. Berdasarkan penilaian, dapat disimpulkan

bahwa nilai total tertinggi diperoleh oleh kelompok 2 yakni 88 yang diikuti oleh kelompok 5

dengan nilai 86 dan kelompok 8 serta 4 dengan nilai masing-masing 84 dan 79,5. Keempat

kelompok dengan nilai tertinggi tersebut akan didampingi ke sekolah masing-masing.

Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membacakan cerita bahasa

inggris guru-guru pada saat pelatihan oleh kelompok peserta masuk dalam kriteria Baik. Untuk

itu, pendampingan lebih lanjut guna meningkatkan kemampuan guru masih diperlukan. Hasil

dari pendampingan yang dilakukan sebanyak dua kali ke masing-masing 4 sekolah di

kecamatan seririt, diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi oleh guru menyangkut

pemilihan buku cerita yang tepat dan aktifitas yang sesuai setelah kegiatan membaca. Secara

keseluruhan, guru sudah mampu mengimplementasikan hasil pelatihan membaca cerita di

dalam proses pembelajaran di kelas.

Page 28: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

23

7.2 Saran

1. Perlu diadakan pelatihan yang lebih mendalam dan intensif terkait dengan membacakan

cerita berbahasa inggris

2. Berdasarkan kuesioner, diketahui bahwa jenis pelatihan yang diperlukan selanjutnya

adalah Membaca cerita dengan mimik dan intonasi yang benar, Menggunakan cerita dalam

bentuk audio visual, Membuat cerita sendiri, Mengaktifkan program literasi di sekolah,

Menggunakan strategi inovatif dalam mengajar bahasa inggris, serta Penggunaan lagu dan

permainan dalam mengajar.

Page 29: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

24

DAFTAR PUSTAKA

Brewster, J., Ellis, G., & Girard, D.,(2002). The primary English teacher’s guide. England:

Pearson plc.

Ellis, G. & Brewster, J., (1991), The Storytelling Handbook for Primary Teachers, Penguin

Gallets, M.P. (2005). Storytelling and Story Reading: A Comparison of Effects on Children 's

Memory and Story Comprehension. Electronic Theses and Dissertations

Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching with DVD (4th Edition)

London: Longman Handbooks for Language Teachers.

Johnsen, S. & Johnsen, E. (1998). Literature as A Character Building Tool. Character Education

Through Literature. In Association with Amazon,com.

Samantaray, P. (2014). Use of Story Telling Method to Develop Spoken English Skill.

International Journal of Language and Linguistics. Vol. 1. No. 1. Pp. 40-44

Somadi, M.M.F.A. (2012). The Effect of A Story-Based Programme on Developing Moral

Values at the Kindergarten Stage. Interdiciplinary Journal of Contemporary Research

Business. Vol. 4 No.7 Pp. 534-559

Page 30: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

25

Lampiran 1Absensi Peserta Pelatihan Membaca Cerita Bahasa Inggris

Page 31: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

26

Page 32: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

27

Lampiran 2Foto-Foto Pelatihan Membaca Cerita Bahasa Inggris

Page 33: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

28

Page 34: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

29

Page 35: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

30

Lampiran 3Peta Lokasi Pelatihan

Page 36: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

31

Lampiran 4Lembar Observasi

Nama Peserta :Asal Sekolah :NIP :

No Aspek yang di observasi SS S KS TS STS1 Ketekunan mendengarkan ceramah yang

disampaikan2 Keseriusan dalam melakukan diskusi kelompok

yang diminta untuk3 Keingintahuan lebih lanjut mengenai materi yang

disampaikan4 Keantusiasan dalam melakukan praktek membaca

buku cerita5 Keseriusan dalam mengomentari praktek rekan

lain dalam membaca cerita

Singaraja, Agustus 2017

Penilai,

(___________________________)

Page 37: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

32

Lampiran 5.Evaluasi Menbaca Buku Cerita

Nama Peserta :Asal Sekolah :NIP :

No. Aspek yang dinilai Nilai

1 Pemahaman Isi Cerita

2 Kerunutan pengungkapan isi cerita

3 Kelancaran dan Kewajaran Pengungkapan

4 Ketepatan intonasi

5 Ketepatan ekspresi saat membaca

Singaraja, Agustus 2017

Penilai,

(___________________________)

Page 38: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

33

Lampiran 6.Kuesioner 1

Nama Peserta :Asal Sekolah :NIP :

Petunjuk Pengisian:

Kami mohon kesediaan Bapak/Ibu Guru meluangkan waktu untuk mengisi angket ini sesuaidengan pengalaman nyata yang pernah dialami. Angket ini sama sekali tidak ada kaitannyadengan penilaian tugas dan profesi Bapak/Ibu Guru. Atas kesediaan Bapak/Ibu Guru kamiucapkan terima kasih.

1. Apakah anda pernah membacakan buku cerita berbahasa inggris di sekolah?

………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. Bila Ya, bagaimana kegiatan membacakan buku cerita tersebut berlangsung?

………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

3. Buku cerita apa yang biasa dibacakan? Dimana memperoleh buku tersebut?

………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

4. Apakah anda mengetahui manfaat membacakan buku cerita bagi kemampuan berbahasa

anak?

………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

5. Apakah anda mengetahu manfaat membacakan cerita bagi pengembangan karakter anak?

………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Page 39: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKATlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198709172015042002...individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya

34

Lampiran 7.Kuesioner 2

Nama Peserta :Asal Sekolah :NIP :

Petunjuk Pengisian:

Kami mohon kesediaan Bapak/Ibu Guru meluangkan waktu untuk mengisi angket ini sesuaidengan pengalaman nyata setelah mengikuti pelatihan tindakan kelas yang diadakan. Angketini sama sekali tidak ada kaitannya dengan penilaian tugas dan profesi Bapak/Ibu Guru. Ataskesediaan Bapak/Ibu Guru kami ucapkan terima kasih.

1. Apakah pelatihan membaca cerita berbahasa inggris yang telah anda ikuti menarik?

………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. Bila Ya, Apa materi dari pelatihan ini sesuai dengan apa yang anda butuhkan dalam

pembelajaran?

………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

3. Setelah mengikuti pelatihan ini, apakah anda termotivasi untuk membacakan cerita

dalam pembelajaran di kelas?

………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

4. Apakah anda memerlukan pelatihan yang lebih mendalam terkait dengan penggunaan

cerita sebagai media belajar anak?

………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

5. Bila Ya, jenis pelatihan apa yang anda perlukan? Sebutkan secara lebih spesifik!

………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………