LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

23
1 LAPORAN AKHIR PENELITIAN JudulPenelitian UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya) TERHADAP BAKTERI Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) SECARA IN VITRO Peneliti Luh Wayan Puspa Ningsih dr. Made Agus Hendrayana,M.Ked FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Desember 2016

Transcript of LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

1

LAPORAN AKHIR PENELITIAN

JudulPenelitian

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya)

TERHADAP BAKTERI Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

SECARA IN VITRO

Peneliti

Luh Wayan Puspa Ningsih

dr Made Agus HendrayanaMKed

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

Desember 2016

2

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya)

TERHADAP BAKTERI Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

SECARA IN VITRO

RINGKASAN

Infeksi MRSA sedang mendapatkan perhatian dunia akibat meningkatnya keparahan dan frekuensi infeksi MRSA yang erat kaitannya dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi peningkatan lama perawatan di rumah sakit dan harga antibiotik untuk MRSA yang mahal Indonesia dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai obat salah satunya adalah tumbuhan pepaya (Carica pepaya) Secara tradisional daun Carica pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit akibat infeksi Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun Carica pepaya memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan Staphylococcus aureus namun belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas daun pepaya sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga perlu dilakukan penelitian terkait Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu mengetahui sejauh mana ekstrak etanol daun pepaya dalam menghambat MRSA

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di Lab unit teknologi pertanian UNUD dan Lab Mikrobiologi FK UNUD Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis perlakuan ekstrak daun pepaya yaitu 25 50 dan 75 variabel tergantung adalah zona hambat bakteri MRSA dan variabel kontrol adalah temperatur waktu inkubasi media kultur sterilisasi Adapun prosedur penelitian diantaranya pembuatan ekstrak etanol daun pepaya persiapan media agar persiapan suspensi bakteri pengujian ekstrak etanol daun pepaya dan pengukuran zona hambat ekstrak etanol daun pepaya terhadap bakteri MRSA Ekstraksi daun pepaya menggunakan pelarut etanol didapatkan ekstrak sebanyak 103 ml Pengujian menggunakan kontrol positif vancomicyn 30 mg didapatkan zona hambat sebesar 17 17 18 18 19 mm pada masing-masing pengulangan Sedangkan pada kelompok perlakuan dan kontrol negatif menggunakan etanol 96 didapatkan hasil 0 mm pada semua pengulangan Hal ini membuktikan bahwa ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan MRSA Dugaan lain yang bisa diajukan adalah adanya kesalahan dalam proses ektraksi dan persiapan media agar sehingga terjadi kontaminasi yang mempengaruhi hasil penelitian Namun sejauh ini proses ekstraksi dan persiapan media agar hingga pengujian yang peneliti lakukan sudah sesuai dengan prosedur penelitian Maka diduga kuat penyebabnya adalah kurangnya efek antimikroba dari daun pepaya terhadap bakteri MRSA yang notabene lebih kuat dibanding bakteri S aureus

3

Adapun simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona hambat dan konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

4

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Antibiotika yang sampai sekarang menjadi obat andalan dalam penanganan

penyakit infeksi kini mengalami permasalahan yang serius Hal ini didukung data

bahwa terdapat lebih dari setengah peresepan antibiotik yang tidak tepat kepada

pasien di Amerika Serikat1 Selain di rumah sakit penggunaan antibiotik yang

tidak rasional juga terjadi di lingkungan rumah tangga2 Penggunaan antibiotik

yang meluas dan irasional inilah yang merupakan penyebab utama terjadinya

resistensi antibiotika3 Resistensi antibiotik mengakibatkan perpanjangan

penyakit meningkatnya risiko kematian dan semakin lamanya masa rawat inap

di rumah sakit sehingga pada akhirnya meningkatkan biaya perawatan3 Data

World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki

angka tertinggi dalam kasus resistensi antibiotik di dunia khususnya infeksi yang

disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang resisten terhadap Methicillin4 Hal

serupa juga dilaporkan oleh National Healthcare Safety Network (NHSN) MRSA

menempati urutan pertama pathogen multi-drug resisten (85) dari 20

pathogen healthcare-associated infections (HAIs) yang dilaporkan5

Infeksi MRSA sedang mendapatkan perhatian dunia akibat meningkatnya

keparahan dan frekuensi infeksi MRSA yang erat kaitannya dengan angka

morbiditas dan mortalitas yang tinggi peningkatan lama perawatan di rumah

sakit dan harga antibiotik untuk MRSA yang mahal6 Selain menjadi

permasalahan di rumah sakit penyebaran beragam strain MRSA juga terjadi di

komunitas7 Vancomycin selama beberapa dekade terakhir menjadi standar

terapi untuk infeksi MRSA karena merupakan satu-satunya obat yang efektif

melawan MRSA Akan tetapi beberapa penelitian terakhir melaporkan bahwa

vancomycin menyebabkan bacterial clearance yang lambat dan perbaikan klinis

yang buruk8sehingga terapi yang diberikan menjadi kurang efektif

5

Fakta mengenai ketebatasan terapi infeksi MRSA mendorong adanya temuan

antibacterial baru yang lebih efektif dalam menangani infeksi MRSA Indonesia

dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan

sebagai obat salah satunya adalah daun pepaya (Carica papaya) Secara

tradisional daun pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit

seperti malaria demam berdarah jaundice dan penyakit yang disebabkan oleh

virus lainnya9 Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun papaya

memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan beberapa bakteri

seperti Staphylococcus aureus Streptococcus dan Pseudomonas sp101112 namun

belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas ekstrak etanol daun Carica papaya

sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga penting untuk melakukan

penelitian terkait hal tersebut

12 Tujuan Penelitian

121 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun Carica papaya dalam

menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro

122 TujuanKhusus

Mengetahui dosis minimal ekstrak etanol daun Carica papaya dalam

menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro

13 Manfaat Penelitian

131 Manfaat ilmiah dalam penelitian ini yaitu dapat memberikan tambahan

pengetahuan mengenai ekstrak etanol daun Carica papaya memiliki sifat

antibakteri terhadap MRSA secara in vitro

132 Manfaat klinis adalah dapat dijadikan sebagai antibiotik alternatif dalam

penatalaksanaan infeksi bakteri MRSA

133 Manfaat sosial diharapkan dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati

Indonesia dalam bidang kesehatan dan farmasi serta menekan morbiditas

dan mortalitas akibat penyakit infeksi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pepaya (Carica papaya)

Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya dan merupakan salah satu

spesies dalam famili Caricaceae Pepaya diperkirakan berasal dari Amerika yaitu

di daerah sekitar Amerika Tengah dan Meksiko Selatan dan telah tersebar luas di

Asia khususnya di Indonesia13 Bagian tanaman pepaya biasa digunakan untuk

mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit saluran pencernaan mual

dan muntah demam dengue malaria meningkatkan kekebalan tubuh serta

menangani menstruasi yang tidak teratur pada wanita11

Konsentrasi komponen aktif pada setiap bagian tanaman pepaya sangat

bervariasi Bagian tanaman yang memiliki konsentrasi komponen bioaktif

tertinggi diantaranya daun akar batang buah biji dan getah11 Daun menjadi

bagian penting dalam pembuatan ramuan tradisional dan digunakan sebagai

standarisasi dalam berbagai parameter (nilai ekstraksi kandungan kelembaban

dll)9 Komponen kimiawi daun pepaya terdiri atas alkaloid (karpain

pseudokarpain dan dehidrokarpain I dan II) kolin karposida serta vitamin C dan

E Komponen saponin dan kardiak glikosida juga ditemukan melalui metode

ekstraksi etanol daun pepaya1314 Daun muda mengandung flavonoid

(kaempferol dan mirisetin) alkaloid komponen fenolik (asam ferulat asam

kafeat asam klorogenat asam p-koumarat 57-dimetoksikoumarin) dan

komponen sinogenetik (benzilglukosinolat)911 Karpain merupakan kandungan

senyawa alkaloid utama serta memiliki rumus molekul C28H50N2O4 yang memiliki

sifat bakterisidal15 Komponen flavonoid juga memiliki peran sebagai

antiinflamasi antimikroba antikanker dan antioksidan16 Mekanisme kerja

antibakteri dari kandungan bioaktif ekstrakdaun pepaya masih belum banyak

dibahas secara spesifik

7

Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam

ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi

komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut

mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan

dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun

pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai

antibakteri spektrum luas16

22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif

non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini

tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun

membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang

secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan

kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada

manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan

suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada

kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi

(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik

Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan

lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait

MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan

selulitis17

Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)

diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec

(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal

mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode

resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi

resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel

8

yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan

MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi

transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta

laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian

mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun

tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA

mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819

Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri

akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung

gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan

menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan

terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian

akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang

dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan

mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang

berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang

(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan

kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20

Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat

golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel

bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18

23 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen

Konsentrasi ekstrak daunpepaya

Variabel Kontrol

Suhu

Media tumbuh

Higienisitas

Variabel Dependen

Diameter zona hambat bakteri MRSA

9

24 Hipotesis Penelitian

Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

10

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Tempat dan Waktu Penelitian

1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium

Teknologi Pertanian Universitas Udayana

2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium

Mikrobiologi FK Unud

3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan

32 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group

Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam

menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2

kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok

kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi

atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica

papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75

Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan

prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas

terapi dalam pembentukan zona hambat

Keterangan

K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96

K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg

Populasi

Random Sampling

K1

K2

I1

I2

I3

O1

O2

O3

O4

O5

11

I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25

I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50

I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75

O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif

O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif

O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1

O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2

O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3

33 Sampel dan Besar Sampel

Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5

kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol

Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan

rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5

maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali

34 Kriteria Sampel

1 Kriteria Inklusi

Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar

2 Kriteria Eksklusi

Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar

35 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas

Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75

2 Variabel Tergantung

Diameter zona hambat

3 Variabel Kontrol

Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi

36 Definisi Operasional Variabel

1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna

12

hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50

dan 75

2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan

jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona

hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI

(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I

(intermediate) dan R (resisten)

37 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain

- Inkubator - Ose

- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak

- Usap kapas steril - Jangka Sorong

Bahan yang dibutuhkan antara lain

- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing

- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05

- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA

38 Prosedur Penelitian

1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)

Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan

Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian

dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya

Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak

2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96

selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas

dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring

Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator

dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil

ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

2

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya)

TERHADAP BAKTERI Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

SECARA IN VITRO

RINGKASAN

Infeksi MRSA sedang mendapatkan perhatian dunia akibat meningkatnya keparahan dan frekuensi infeksi MRSA yang erat kaitannya dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi peningkatan lama perawatan di rumah sakit dan harga antibiotik untuk MRSA yang mahal Indonesia dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai obat salah satunya adalah tumbuhan pepaya (Carica pepaya) Secara tradisional daun Carica pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit akibat infeksi Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun Carica pepaya memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan Staphylococcus aureus namun belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas daun pepaya sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga perlu dilakukan penelitian terkait Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu mengetahui sejauh mana ekstrak etanol daun pepaya dalam menghambat MRSA

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di Lab unit teknologi pertanian UNUD dan Lab Mikrobiologi FK UNUD Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis perlakuan ekstrak daun pepaya yaitu 25 50 dan 75 variabel tergantung adalah zona hambat bakteri MRSA dan variabel kontrol adalah temperatur waktu inkubasi media kultur sterilisasi Adapun prosedur penelitian diantaranya pembuatan ekstrak etanol daun pepaya persiapan media agar persiapan suspensi bakteri pengujian ekstrak etanol daun pepaya dan pengukuran zona hambat ekstrak etanol daun pepaya terhadap bakteri MRSA Ekstraksi daun pepaya menggunakan pelarut etanol didapatkan ekstrak sebanyak 103 ml Pengujian menggunakan kontrol positif vancomicyn 30 mg didapatkan zona hambat sebesar 17 17 18 18 19 mm pada masing-masing pengulangan Sedangkan pada kelompok perlakuan dan kontrol negatif menggunakan etanol 96 didapatkan hasil 0 mm pada semua pengulangan Hal ini membuktikan bahwa ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan MRSA Dugaan lain yang bisa diajukan adalah adanya kesalahan dalam proses ektraksi dan persiapan media agar sehingga terjadi kontaminasi yang mempengaruhi hasil penelitian Namun sejauh ini proses ekstraksi dan persiapan media agar hingga pengujian yang peneliti lakukan sudah sesuai dengan prosedur penelitian Maka diduga kuat penyebabnya adalah kurangnya efek antimikroba dari daun pepaya terhadap bakteri MRSA yang notabene lebih kuat dibanding bakteri S aureus

3

Adapun simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona hambat dan konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

4

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Antibiotika yang sampai sekarang menjadi obat andalan dalam penanganan

penyakit infeksi kini mengalami permasalahan yang serius Hal ini didukung data

bahwa terdapat lebih dari setengah peresepan antibiotik yang tidak tepat kepada

pasien di Amerika Serikat1 Selain di rumah sakit penggunaan antibiotik yang

tidak rasional juga terjadi di lingkungan rumah tangga2 Penggunaan antibiotik

yang meluas dan irasional inilah yang merupakan penyebab utama terjadinya

resistensi antibiotika3 Resistensi antibiotik mengakibatkan perpanjangan

penyakit meningkatnya risiko kematian dan semakin lamanya masa rawat inap

di rumah sakit sehingga pada akhirnya meningkatkan biaya perawatan3 Data

World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki

angka tertinggi dalam kasus resistensi antibiotik di dunia khususnya infeksi yang

disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang resisten terhadap Methicillin4 Hal

serupa juga dilaporkan oleh National Healthcare Safety Network (NHSN) MRSA

menempati urutan pertama pathogen multi-drug resisten (85) dari 20

pathogen healthcare-associated infections (HAIs) yang dilaporkan5

Infeksi MRSA sedang mendapatkan perhatian dunia akibat meningkatnya

keparahan dan frekuensi infeksi MRSA yang erat kaitannya dengan angka

morbiditas dan mortalitas yang tinggi peningkatan lama perawatan di rumah

sakit dan harga antibiotik untuk MRSA yang mahal6 Selain menjadi

permasalahan di rumah sakit penyebaran beragam strain MRSA juga terjadi di

komunitas7 Vancomycin selama beberapa dekade terakhir menjadi standar

terapi untuk infeksi MRSA karena merupakan satu-satunya obat yang efektif

melawan MRSA Akan tetapi beberapa penelitian terakhir melaporkan bahwa

vancomycin menyebabkan bacterial clearance yang lambat dan perbaikan klinis

yang buruk8sehingga terapi yang diberikan menjadi kurang efektif

5

Fakta mengenai ketebatasan terapi infeksi MRSA mendorong adanya temuan

antibacterial baru yang lebih efektif dalam menangani infeksi MRSA Indonesia

dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan

sebagai obat salah satunya adalah daun pepaya (Carica papaya) Secara

tradisional daun pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit

seperti malaria demam berdarah jaundice dan penyakit yang disebabkan oleh

virus lainnya9 Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun papaya

memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan beberapa bakteri

seperti Staphylococcus aureus Streptococcus dan Pseudomonas sp101112 namun

belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas ekstrak etanol daun Carica papaya

sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga penting untuk melakukan

penelitian terkait hal tersebut

12 Tujuan Penelitian

121 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun Carica papaya dalam

menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro

122 TujuanKhusus

Mengetahui dosis minimal ekstrak etanol daun Carica papaya dalam

menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro

13 Manfaat Penelitian

131 Manfaat ilmiah dalam penelitian ini yaitu dapat memberikan tambahan

pengetahuan mengenai ekstrak etanol daun Carica papaya memiliki sifat

antibakteri terhadap MRSA secara in vitro

132 Manfaat klinis adalah dapat dijadikan sebagai antibiotik alternatif dalam

penatalaksanaan infeksi bakteri MRSA

133 Manfaat sosial diharapkan dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati

Indonesia dalam bidang kesehatan dan farmasi serta menekan morbiditas

dan mortalitas akibat penyakit infeksi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pepaya (Carica papaya)

Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya dan merupakan salah satu

spesies dalam famili Caricaceae Pepaya diperkirakan berasal dari Amerika yaitu

di daerah sekitar Amerika Tengah dan Meksiko Selatan dan telah tersebar luas di

Asia khususnya di Indonesia13 Bagian tanaman pepaya biasa digunakan untuk

mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit saluran pencernaan mual

dan muntah demam dengue malaria meningkatkan kekebalan tubuh serta

menangani menstruasi yang tidak teratur pada wanita11

Konsentrasi komponen aktif pada setiap bagian tanaman pepaya sangat

bervariasi Bagian tanaman yang memiliki konsentrasi komponen bioaktif

tertinggi diantaranya daun akar batang buah biji dan getah11 Daun menjadi

bagian penting dalam pembuatan ramuan tradisional dan digunakan sebagai

standarisasi dalam berbagai parameter (nilai ekstraksi kandungan kelembaban

dll)9 Komponen kimiawi daun pepaya terdiri atas alkaloid (karpain

pseudokarpain dan dehidrokarpain I dan II) kolin karposida serta vitamin C dan

E Komponen saponin dan kardiak glikosida juga ditemukan melalui metode

ekstraksi etanol daun pepaya1314 Daun muda mengandung flavonoid

(kaempferol dan mirisetin) alkaloid komponen fenolik (asam ferulat asam

kafeat asam klorogenat asam p-koumarat 57-dimetoksikoumarin) dan

komponen sinogenetik (benzilglukosinolat)911 Karpain merupakan kandungan

senyawa alkaloid utama serta memiliki rumus molekul C28H50N2O4 yang memiliki

sifat bakterisidal15 Komponen flavonoid juga memiliki peran sebagai

antiinflamasi antimikroba antikanker dan antioksidan16 Mekanisme kerja

antibakteri dari kandungan bioaktif ekstrakdaun pepaya masih belum banyak

dibahas secara spesifik

7

Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam

ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi

komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut

mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan

dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun

pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai

antibakteri spektrum luas16

22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif

non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini

tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun

membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang

secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan

kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada

manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan

suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada

kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi

(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik

Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan

lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait

MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan

selulitis17

Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)

diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec

(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal

mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode

resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi

resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel

8

yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan

MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi

transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta

laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian

mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun

tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA

mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819

Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri

akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung

gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan

menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan

terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian

akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang

dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan

mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang

berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang

(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan

kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20

Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat

golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel

bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18

23 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen

Konsentrasi ekstrak daunpepaya

Variabel Kontrol

Suhu

Media tumbuh

Higienisitas

Variabel Dependen

Diameter zona hambat bakteri MRSA

9

24 Hipotesis Penelitian

Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

10

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Tempat dan Waktu Penelitian

1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium

Teknologi Pertanian Universitas Udayana

2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium

Mikrobiologi FK Unud

3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan

32 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group

Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam

menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2

kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok

kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi

atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica

papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75

Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan

prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas

terapi dalam pembentukan zona hambat

Keterangan

K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96

K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg

Populasi

Random Sampling

K1

K2

I1

I2

I3

O1

O2

O3

O4

O5

11

I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25

I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50

I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75

O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif

O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif

O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1

O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2

O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3

33 Sampel dan Besar Sampel

Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5

kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol

Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan

rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5

maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali

34 Kriteria Sampel

1 Kriteria Inklusi

Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar

2 Kriteria Eksklusi

Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar

35 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas

Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75

2 Variabel Tergantung

Diameter zona hambat

3 Variabel Kontrol

Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi

36 Definisi Operasional Variabel

1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna

12

hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50

dan 75

2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan

jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona

hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI

(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I

(intermediate) dan R (resisten)

37 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain

- Inkubator - Ose

- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak

- Usap kapas steril - Jangka Sorong

Bahan yang dibutuhkan antara lain

- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing

- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05

- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA

38 Prosedur Penelitian

1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)

Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan

Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian

dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya

Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak

2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96

selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas

dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring

Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator

dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil

ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

3

Adapun simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona hambat dan konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

4

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Antibiotika yang sampai sekarang menjadi obat andalan dalam penanganan

penyakit infeksi kini mengalami permasalahan yang serius Hal ini didukung data

bahwa terdapat lebih dari setengah peresepan antibiotik yang tidak tepat kepada

pasien di Amerika Serikat1 Selain di rumah sakit penggunaan antibiotik yang

tidak rasional juga terjadi di lingkungan rumah tangga2 Penggunaan antibiotik

yang meluas dan irasional inilah yang merupakan penyebab utama terjadinya

resistensi antibiotika3 Resistensi antibiotik mengakibatkan perpanjangan

penyakit meningkatnya risiko kematian dan semakin lamanya masa rawat inap

di rumah sakit sehingga pada akhirnya meningkatkan biaya perawatan3 Data

World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki

angka tertinggi dalam kasus resistensi antibiotik di dunia khususnya infeksi yang

disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang resisten terhadap Methicillin4 Hal

serupa juga dilaporkan oleh National Healthcare Safety Network (NHSN) MRSA

menempati urutan pertama pathogen multi-drug resisten (85) dari 20

pathogen healthcare-associated infections (HAIs) yang dilaporkan5

Infeksi MRSA sedang mendapatkan perhatian dunia akibat meningkatnya

keparahan dan frekuensi infeksi MRSA yang erat kaitannya dengan angka

morbiditas dan mortalitas yang tinggi peningkatan lama perawatan di rumah

sakit dan harga antibiotik untuk MRSA yang mahal6 Selain menjadi

permasalahan di rumah sakit penyebaran beragam strain MRSA juga terjadi di

komunitas7 Vancomycin selama beberapa dekade terakhir menjadi standar

terapi untuk infeksi MRSA karena merupakan satu-satunya obat yang efektif

melawan MRSA Akan tetapi beberapa penelitian terakhir melaporkan bahwa

vancomycin menyebabkan bacterial clearance yang lambat dan perbaikan klinis

yang buruk8sehingga terapi yang diberikan menjadi kurang efektif

5

Fakta mengenai ketebatasan terapi infeksi MRSA mendorong adanya temuan

antibacterial baru yang lebih efektif dalam menangani infeksi MRSA Indonesia

dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan

sebagai obat salah satunya adalah daun pepaya (Carica papaya) Secara

tradisional daun pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit

seperti malaria demam berdarah jaundice dan penyakit yang disebabkan oleh

virus lainnya9 Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun papaya

memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan beberapa bakteri

seperti Staphylococcus aureus Streptococcus dan Pseudomonas sp101112 namun

belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas ekstrak etanol daun Carica papaya

sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga penting untuk melakukan

penelitian terkait hal tersebut

12 Tujuan Penelitian

121 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun Carica papaya dalam

menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro

122 TujuanKhusus

Mengetahui dosis minimal ekstrak etanol daun Carica papaya dalam

menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro

13 Manfaat Penelitian

131 Manfaat ilmiah dalam penelitian ini yaitu dapat memberikan tambahan

pengetahuan mengenai ekstrak etanol daun Carica papaya memiliki sifat

antibakteri terhadap MRSA secara in vitro

132 Manfaat klinis adalah dapat dijadikan sebagai antibiotik alternatif dalam

penatalaksanaan infeksi bakteri MRSA

133 Manfaat sosial diharapkan dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati

Indonesia dalam bidang kesehatan dan farmasi serta menekan morbiditas

dan mortalitas akibat penyakit infeksi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pepaya (Carica papaya)

Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya dan merupakan salah satu

spesies dalam famili Caricaceae Pepaya diperkirakan berasal dari Amerika yaitu

di daerah sekitar Amerika Tengah dan Meksiko Selatan dan telah tersebar luas di

Asia khususnya di Indonesia13 Bagian tanaman pepaya biasa digunakan untuk

mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit saluran pencernaan mual

dan muntah demam dengue malaria meningkatkan kekebalan tubuh serta

menangani menstruasi yang tidak teratur pada wanita11

Konsentrasi komponen aktif pada setiap bagian tanaman pepaya sangat

bervariasi Bagian tanaman yang memiliki konsentrasi komponen bioaktif

tertinggi diantaranya daun akar batang buah biji dan getah11 Daun menjadi

bagian penting dalam pembuatan ramuan tradisional dan digunakan sebagai

standarisasi dalam berbagai parameter (nilai ekstraksi kandungan kelembaban

dll)9 Komponen kimiawi daun pepaya terdiri atas alkaloid (karpain

pseudokarpain dan dehidrokarpain I dan II) kolin karposida serta vitamin C dan

E Komponen saponin dan kardiak glikosida juga ditemukan melalui metode

ekstraksi etanol daun pepaya1314 Daun muda mengandung flavonoid

(kaempferol dan mirisetin) alkaloid komponen fenolik (asam ferulat asam

kafeat asam klorogenat asam p-koumarat 57-dimetoksikoumarin) dan

komponen sinogenetik (benzilglukosinolat)911 Karpain merupakan kandungan

senyawa alkaloid utama serta memiliki rumus molekul C28H50N2O4 yang memiliki

sifat bakterisidal15 Komponen flavonoid juga memiliki peran sebagai

antiinflamasi antimikroba antikanker dan antioksidan16 Mekanisme kerja

antibakteri dari kandungan bioaktif ekstrakdaun pepaya masih belum banyak

dibahas secara spesifik

7

Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam

ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi

komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut

mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan

dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun

pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai

antibakteri spektrum luas16

22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif

non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini

tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun

membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang

secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan

kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada

manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan

suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada

kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi

(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik

Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan

lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait

MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan

selulitis17

Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)

diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec

(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal

mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode

resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi

resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel

8

yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan

MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi

transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta

laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian

mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun

tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA

mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819

Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri

akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung

gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan

menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan

terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian

akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang

dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan

mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang

berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang

(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan

kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20

Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat

golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel

bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18

23 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen

Konsentrasi ekstrak daunpepaya

Variabel Kontrol

Suhu

Media tumbuh

Higienisitas

Variabel Dependen

Diameter zona hambat bakteri MRSA

9

24 Hipotesis Penelitian

Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

10

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Tempat dan Waktu Penelitian

1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium

Teknologi Pertanian Universitas Udayana

2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium

Mikrobiologi FK Unud

3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan

32 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group

Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam

menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2

kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok

kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi

atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica

papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75

Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan

prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas

terapi dalam pembentukan zona hambat

Keterangan

K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96

K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg

Populasi

Random Sampling

K1

K2

I1

I2

I3

O1

O2

O3

O4

O5

11

I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25

I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50

I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75

O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif

O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif

O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1

O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2

O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3

33 Sampel dan Besar Sampel

Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5

kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol

Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan

rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5

maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali

34 Kriteria Sampel

1 Kriteria Inklusi

Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar

2 Kriteria Eksklusi

Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar

35 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas

Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75

2 Variabel Tergantung

Diameter zona hambat

3 Variabel Kontrol

Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi

36 Definisi Operasional Variabel

1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna

12

hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50

dan 75

2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan

jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona

hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI

(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I

(intermediate) dan R (resisten)

37 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain

- Inkubator - Ose

- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak

- Usap kapas steril - Jangka Sorong

Bahan yang dibutuhkan antara lain

- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing

- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05

- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA

38 Prosedur Penelitian

1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)

Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan

Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian

dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya

Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak

2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96

selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas

dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring

Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator

dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil

ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

4

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Antibiotika yang sampai sekarang menjadi obat andalan dalam penanganan

penyakit infeksi kini mengalami permasalahan yang serius Hal ini didukung data

bahwa terdapat lebih dari setengah peresepan antibiotik yang tidak tepat kepada

pasien di Amerika Serikat1 Selain di rumah sakit penggunaan antibiotik yang

tidak rasional juga terjadi di lingkungan rumah tangga2 Penggunaan antibiotik

yang meluas dan irasional inilah yang merupakan penyebab utama terjadinya

resistensi antibiotika3 Resistensi antibiotik mengakibatkan perpanjangan

penyakit meningkatnya risiko kematian dan semakin lamanya masa rawat inap

di rumah sakit sehingga pada akhirnya meningkatkan biaya perawatan3 Data

World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki

angka tertinggi dalam kasus resistensi antibiotik di dunia khususnya infeksi yang

disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang resisten terhadap Methicillin4 Hal

serupa juga dilaporkan oleh National Healthcare Safety Network (NHSN) MRSA

menempati urutan pertama pathogen multi-drug resisten (85) dari 20

pathogen healthcare-associated infections (HAIs) yang dilaporkan5

Infeksi MRSA sedang mendapatkan perhatian dunia akibat meningkatnya

keparahan dan frekuensi infeksi MRSA yang erat kaitannya dengan angka

morbiditas dan mortalitas yang tinggi peningkatan lama perawatan di rumah

sakit dan harga antibiotik untuk MRSA yang mahal6 Selain menjadi

permasalahan di rumah sakit penyebaran beragam strain MRSA juga terjadi di

komunitas7 Vancomycin selama beberapa dekade terakhir menjadi standar

terapi untuk infeksi MRSA karena merupakan satu-satunya obat yang efektif

melawan MRSA Akan tetapi beberapa penelitian terakhir melaporkan bahwa

vancomycin menyebabkan bacterial clearance yang lambat dan perbaikan klinis

yang buruk8sehingga terapi yang diberikan menjadi kurang efektif

5

Fakta mengenai ketebatasan terapi infeksi MRSA mendorong adanya temuan

antibacterial baru yang lebih efektif dalam menangani infeksi MRSA Indonesia

dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan

sebagai obat salah satunya adalah daun pepaya (Carica papaya) Secara

tradisional daun pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit

seperti malaria demam berdarah jaundice dan penyakit yang disebabkan oleh

virus lainnya9 Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun papaya

memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan beberapa bakteri

seperti Staphylococcus aureus Streptococcus dan Pseudomonas sp101112 namun

belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas ekstrak etanol daun Carica papaya

sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga penting untuk melakukan

penelitian terkait hal tersebut

12 Tujuan Penelitian

121 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun Carica papaya dalam

menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro

122 TujuanKhusus

Mengetahui dosis minimal ekstrak etanol daun Carica papaya dalam

menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro

13 Manfaat Penelitian

131 Manfaat ilmiah dalam penelitian ini yaitu dapat memberikan tambahan

pengetahuan mengenai ekstrak etanol daun Carica papaya memiliki sifat

antibakteri terhadap MRSA secara in vitro

132 Manfaat klinis adalah dapat dijadikan sebagai antibiotik alternatif dalam

penatalaksanaan infeksi bakteri MRSA

133 Manfaat sosial diharapkan dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati

Indonesia dalam bidang kesehatan dan farmasi serta menekan morbiditas

dan mortalitas akibat penyakit infeksi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pepaya (Carica papaya)

Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya dan merupakan salah satu

spesies dalam famili Caricaceae Pepaya diperkirakan berasal dari Amerika yaitu

di daerah sekitar Amerika Tengah dan Meksiko Selatan dan telah tersebar luas di

Asia khususnya di Indonesia13 Bagian tanaman pepaya biasa digunakan untuk

mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit saluran pencernaan mual

dan muntah demam dengue malaria meningkatkan kekebalan tubuh serta

menangani menstruasi yang tidak teratur pada wanita11

Konsentrasi komponen aktif pada setiap bagian tanaman pepaya sangat

bervariasi Bagian tanaman yang memiliki konsentrasi komponen bioaktif

tertinggi diantaranya daun akar batang buah biji dan getah11 Daun menjadi

bagian penting dalam pembuatan ramuan tradisional dan digunakan sebagai

standarisasi dalam berbagai parameter (nilai ekstraksi kandungan kelembaban

dll)9 Komponen kimiawi daun pepaya terdiri atas alkaloid (karpain

pseudokarpain dan dehidrokarpain I dan II) kolin karposida serta vitamin C dan

E Komponen saponin dan kardiak glikosida juga ditemukan melalui metode

ekstraksi etanol daun pepaya1314 Daun muda mengandung flavonoid

(kaempferol dan mirisetin) alkaloid komponen fenolik (asam ferulat asam

kafeat asam klorogenat asam p-koumarat 57-dimetoksikoumarin) dan

komponen sinogenetik (benzilglukosinolat)911 Karpain merupakan kandungan

senyawa alkaloid utama serta memiliki rumus molekul C28H50N2O4 yang memiliki

sifat bakterisidal15 Komponen flavonoid juga memiliki peran sebagai

antiinflamasi antimikroba antikanker dan antioksidan16 Mekanisme kerja

antibakteri dari kandungan bioaktif ekstrakdaun pepaya masih belum banyak

dibahas secara spesifik

7

Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam

ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi

komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut

mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan

dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun

pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai

antibakteri spektrum luas16

22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif

non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini

tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun

membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang

secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan

kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada

manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan

suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada

kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi

(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik

Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan

lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait

MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan

selulitis17

Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)

diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec

(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal

mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode

resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi

resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel

8

yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan

MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi

transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta

laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian

mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun

tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA

mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819

Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri

akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung

gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan

menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan

terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian

akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang

dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan

mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang

berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang

(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan

kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20

Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat

golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel

bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18

23 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen

Konsentrasi ekstrak daunpepaya

Variabel Kontrol

Suhu

Media tumbuh

Higienisitas

Variabel Dependen

Diameter zona hambat bakteri MRSA

9

24 Hipotesis Penelitian

Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

10

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Tempat dan Waktu Penelitian

1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium

Teknologi Pertanian Universitas Udayana

2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium

Mikrobiologi FK Unud

3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan

32 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group

Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam

menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2

kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok

kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi

atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica

papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75

Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan

prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas

terapi dalam pembentukan zona hambat

Keterangan

K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96

K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg

Populasi

Random Sampling

K1

K2

I1

I2

I3

O1

O2

O3

O4

O5

11

I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25

I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50

I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75

O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif

O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif

O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1

O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2

O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3

33 Sampel dan Besar Sampel

Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5

kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol

Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan

rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5

maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali

34 Kriteria Sampel

1 Kriteria Inklusi

Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar

2 Kriteria Eksklusi

Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar

35 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas

Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75

2 Variabel Tergantung

Diameter zona hambat

3 Variabel Kontrol

Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi

36 Definisi Operasional Variabel

1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna

12

hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50

dan 75

2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan

jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona

hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI

(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I

(intermediate) dan R (resisten)

37 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain

- Inkubator - Ose

- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak

- Usap kapas steril - Jangka Sorong

Bahan yang dibutuhkan antara lain

- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing

- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05

- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA

38 Prosedur Penelitian

1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)

Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan

Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian

dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya

Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak

2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96

selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas

dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring

Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator

dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil

ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

5

Fakta mengenai ketebatasan terapi infeksi MRSA mendorong adanya temuan

antibacterial baru yang lebih efektif dalam menangani infeksi MRSA Indonesia

dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan

sebagai obat salah satunya adalah daun pepaya (Carica papaya) Secara

tradisional daun pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit

seperti malaria demam berdarah jaundice dan penyakit yang disebabkan oleh

virus lainnya9 Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun papaya

memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan beberapa bakteri

seperti Staphylococcus aureus Streptococcus dan Pseudomonas sp101112 namun

belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas ekstrak etanol daun Carica papaya

sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga penting untuk melakukan

penelitian terkait hal tersebut

12 Tujuan Penelitian

121 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun Carica papaya dalam

menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro

122 TujuanKhusus

Mengetahui dosis minimal ekstrak etanol daun Carica papaya dalam

menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro

13 Manfaat Penelitian

131 Manfaat ilmiah dalam penelitian ini yaitu dapat memberikan tambahan

pengetahuan mengenai ekstrak etanol daun Carica papaya memiliki sifat

antibakteri terhadap MRSA secara in vitro

132 Manfaat klinis adalah dapat dijadikan sebagai antibiotik alternatif dalam

penatalaksanaan infeksi bakteri MRSA

133 Manfaat sosial diharapkan dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati

Indonesia dalam bidang kesehatan dan farmasi serta menekan morbiditas

dan mortalitas akibat penyakit infeksi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pepaya (Carica papaya)

Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya dan merupakan salah satu

spesies dalam famili Caricaceae Pepaya diperkirakan berasal dari Amerika yaitu

di daerah sekitar Amerika Tengah dan Meksiko Selatan dan telah tersebar luas di

Asia khususnya di Indonesia13 Bagian tanaman pepaya biasa digunakan untuk

mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit saluran pencernaan mual

dan muntah demam dengue malaria meningkatkan kekebalan tubuh serta

menangani menstruasi yang tidak teratur pada wanita11

Konsentrasi komponen aktif pada setiap bagian tanaman pepaya sangat

bervariasi Bagian tanaman yang memiliki konsentrasi komponen bioaktif

tertinggi diantaranya daun akar batang buah biji dan getah11 Daun menjadi

bagian penting dalam pembuatan ramuan tradisional dan digunakan sebagai

standarisasi dalam berbagai parameter (nilai ekstraksi kandungan kelembaban

dll)9 Komponen kimiawi daun pepaya terdiri atas alkaloid (karpain

pseudokarpain dan dehidrokarpain I dan II) kolin karposida serta vitamin C dan

E Komponen saponin dan kardiak glikosida juga ditemukan melalui metode

ekstraksi etanol daun pepaya1314 Daun muda mengandung flavonoid

(kaempferol dan mirisetin) alkaloid komponen fenolik (asam ferulat asam

kafeat asam klorogenat asam p-koumarat 57-dimetoksikoumarin) dan

komponen sinogenetik (benzilglukosinolat)911 Karpain merupakan kandungan

senyawa alkaloid utama serta memiliki rumus molekul C28H50N2O4 yang memiliki

sifat bakterisidal15 Komponen flavonoid juga memiliki peran sebagai

antiinflamasi antimikroba antikanker dan antioksidan16 Mekanisme kerja

antibakteri dari kandungan bioaktif ekstrakdaun pepaya masih belum banyak

dibahas secara spesifik

7

Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam

ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi

komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut

mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan

dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun

pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai

antibakteri spektrum luas16

22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif

non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini

tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun

membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang

secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan

kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada

manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan

suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada

kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi

(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik

Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan

lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait

MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan

selulitis17

Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)

diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec

(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal

mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode

resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi

resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel

8

yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan

MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi

transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta

laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian

mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun

tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA

mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819

Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri

akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung

gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan

menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan

terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian

akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang

dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan

mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang

berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang

(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan

kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20

Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat

golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel

bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18

23 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen

Konsentrasi ekstrak daunpepaya

Variabel Kontrol

Suhu

Media tumbuh

Higienisitas

Variabel Dependen

Diameter zona hambat bakteri MRSA

9

24 Hipotesis Penelitian

Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

10

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Tempat dan Waktu Penelitian

1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium

Teknologi Pertanian Universitas Udayana

2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium

Mikrobiologi FK Unud

3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan

32 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group

Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam

menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2

kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok

kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi

atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica

papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75

Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan

prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas

terapi dalam pembentukan zona hambat

Keterangan

K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96

K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg

Populasi

Random Sampling

K1

K2

I1

I2

I3

O1

O2

O3

O4

O5

11

I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25

I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50

I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75

O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif

O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif

O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1

O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2

O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3

33 Sampel dan Besar Sampel

Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5

kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol

Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan

rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5

maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali

34 Kriteria Sampel

1 Kriteria Inklusi

Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar

2 Kriteria Eksklusi

Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar

35 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas

Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75

2 Variabel Tergantung

Diameter zona hambat

3 Variabel Kontrol

Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi

36 Definisi Operasional Variabel

1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna

12

hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50

dan 75

2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan

jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona

hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI

(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I

(intermediate) dan R (resisten)

37 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain

- Inkubator - Ose

- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak

- Usap kapas steril - Jangka Sorong

Bahan yang dibutuhkan antara lain

- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing

- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05

- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA

38 Prosedur Penelitian

1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)

Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan

Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian

dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya

Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak

2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96

selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas

dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring

Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator

dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil

ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Pepaya (Carica papaya)

Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya dan merupakan salah satu

spesies dalam famili Caricaceae Pepaya diperkirakan berasal dari Amerika yaitu

di daerah sekitar Amerika Tengah dan Meksiko Selatan dan telah tersebar luas di

Asia khususnya di Indonesia13 Bagian tanaman pepaya biasa digunakan untuk

mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit saluran pencernaan mual

dan muntah demam dengue malaria meningkatkan kekebalan tubuh serta

menangani menstruasi yang tidak teratur pada wanita11

Konsentrasi komponen aktif pada setiap bagian tanaman pepaya sangat

bervariasi Bagian tanaman yang memiliki konsentrasi komponen bioaktif

tertinggi diantaranya daun akar batang buah biji dan getah11 Daun menjadi

bagian penting dalam pembuatan ramuan tradisional dan digunakan sebagai

standarisasi dalam berbagai parameter (nilai ekstraksi kandungan kelembaban

dll)9 Komponen kimiawi daun pepaya terdiri atas alkaloid (karpain

pseudokarpain dan dehidrokarpain I dan II) kolin karposida serta vitamin C dan

E Komponen saponin dan kardiak glikosida juga ditemukan melalui metode

ekstraksi etanol daun pepaya1314 Daun muda mengandung flavonoid

(kaempferol dan mirisetin) alkaloid komponen fenolik (asam ferulat asam

kafeat asam klorogenat asam p-koumarat 57-dimetoksikoumarin) dan

komponen sinogenetik (benzilglukosinolat)911 Karpain merupakan kandungan

senyawa alkaloid utama serta memiliki rumus molekul C28H50N2O4 yang memiliki

sifat bakterisidal15 Komponen flavonoid juga memiliki peran sebagai

antiinflamasi antimikroba antikanker dan antioksidan16 Mekanisme kerja

antibakteri dari kandungan bioaktif ekstrakdaun pepaya masih belum banyak

dibahas secara spesifik

7

Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam

ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi

komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut

mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan

dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun

pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai

antibakteri spektrum luas16

22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif

non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini

tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun

membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang

secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan

kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada

manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan

suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada

kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi

(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik

Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan

lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait

MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan

selulitis17

Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)

diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec

(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal

mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode

resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi

resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel

8

yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan

MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi

transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta

laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian

mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun

tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA

mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819

Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri

akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung

gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan

menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan

terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian

akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang

dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan

mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang

berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang

(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan

kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20

Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat

golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel

bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18

23 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen

Konsentrasi ekstrak daunpepaya

Variabel Kontrol

Suhu

Media tumbuh

Higienisitas

Variabel Dependen

Diameter zona hambat bakteri MRSA

9

24 Hipotesis Penelitian

Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

10

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Tempat dan Waktu Penelitian

1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium

Teknologi Pertanian Universitas Udayana

2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium

Mikrobiologi FK Unud

3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan

32 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group

Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam

menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2

kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok

kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi

atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica

papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75

Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan

prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas

terapi dalam pembentukan zona hambat

Keterangan

K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96

K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg

Populasi

Random Sampling

K1

K2

I1

I2

I3

O1

O2

O3

O4

O5

11

I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25

I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50

I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75

O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif

O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif

O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1

O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2

O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3

33 Sampel dan Besar Sampel

Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5

kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol

Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan

rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5

maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali

34 Kriteria Sampel

1 Kriteria Inklusi

Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar

2 Kriteria Eksklusi

Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar

35 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas

Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75

2 Variabel Tergantung

Diameter zona hambat

3 Variabel Kontrol

Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi

36 Definisi Operasional Variabel

1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna

12

hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50

dan 75

2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan

jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona

hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI

(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I

(intermediate) dan R (resisten)

37 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain

- Inkubator - Ose

- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak

- Usap kapas steril - Jangka Sorong

Bahan yang dibutuhkan antara lain

- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing

- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05

- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA

38 Prosedur Penelitian

1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)

Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan

Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian

dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya

Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak

2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96

selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas

dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring

Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator

dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil

ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

7

Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam

ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi

komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut

mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan

dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun

pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai

antibakteri spektrum luas16

22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif

non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini

tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun

membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang

secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan

kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada

manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan

suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada

kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi

(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik

Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan

lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait

MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan

selulitis17

Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)

diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec

(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal

mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode

resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi

resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel

8

yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan

MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi

transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta

laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian

mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun

tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA

mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819

Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri

akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung

gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan

menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan

terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian

akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang

dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan

mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang

berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang

(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan

kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20

Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat

golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel

bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18

23 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen

Konsentrasi ekstrak daunpepaya

Variabel Kontrol

Suhu

Media tumbuh

Higienisitas

Variabel Dependen

Diameter zona hambat bakteri MRSA

9

24 Hipotesis Penelitian

Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

10

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Tempat dan Waktu Penelitian

1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium

Teknologi Pertanian Universitas Udayana

2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium

Mikrobiologi FK Unud

3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan

32 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group

Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam

menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2

kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok

kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi

atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica

papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75

Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan

prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas

terapi dalam pembentukan zona hambat

Keterangan

K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96

K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg

Populasi

Random Sampling

K1

K2

I1

I2

I3

O1

O2

O3

O4

O5

11

I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25

I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50

I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75

O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif

O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif

O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1

O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2

O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3

33 Sampel dan Besar Sampel

Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5

kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol

Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan

rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5

maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali

34 Kriteria Sampel

1 Kriteria Inklusi

Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar

2 Kriteria Eksklusi

Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar

35 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas

Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75

2 Variabel Tergantung

Diameter zona hambat

3 Variabel Kontrol

Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi

36 Definisi Operasional Variabel

1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna

12

hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50

dan 75

2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan

jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona

hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI

(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I

(intermediate) dan R (resisten)

37 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain

- Inkubator - Ose

- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak

- Usap kapas steril - Jangka Sorong

Bahan yang dibutuhkan antara lain

- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing

- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05

- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA

38 Prosedur Penelitian

1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)

Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan

Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian

dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya

Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak

2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96

selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas

dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring

Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator

dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil

ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

8

yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan

MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi

transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta

laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian

mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun

tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA

mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819

Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri

akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung

gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan

menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan

terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian

akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang

dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan

mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang

berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang

(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan

kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20

Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat

golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel

bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18

23 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen

Konsentrasi ekstrak daunpepaya

Variabel Kontrol

Suhu

Media tumbuh

Higienisitas

Variabel Dependen

Diameter zona hambat bakteri MRSA

9

24 Hipotesis Penelitian

Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

10

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Tempat dan Waktu Penelitian

1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium

Teknologi Pertanian Universitas Udayana

2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium

Mikrobiologi FK Unud

3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan

32 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group

Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam

menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2

kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok

kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi

atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica

papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75

Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan

prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas

terapi dalam pembentukan zona hambat

Keterangan

K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96

K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg

Populasi

Random Sampling

K1

K2

I1

I2

I3

O1

O2

O3

O4

O5

11

I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25

I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50

I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75

O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif

O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif

O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1

O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2

O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3

33 Sampel dan Besar Sampel

Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5

kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol

Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan

rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5

maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali

34 Kriteria Sampel

1 Kriteria Inklusi

Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar

2 Kriteria Eksklusi

Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar

35 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas

Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75

2 Variabel Tergantung

Diameter zona hambat

3 Variabel Kontrol

Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi

36 Definisi Operasional Variabel

1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna

12

hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50

dan 75

2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan

jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona

hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI

(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I

(intermediate) dan R (resisten)

37 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain

- Inkubator - Ose

- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak

- Usap kapas steril - Jangka Sorong

Bahan yang dibutuhkan antara lain

- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing

- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05

- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA

38 Prosedur Penelitian

1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)

Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan

Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian

dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya

Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak

2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96

selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas

dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring

Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator

dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil

ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

9

24 Hipotesis Penelitian

Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri

terhadap MRSA secara in vitro

10

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Tempat dan Waktu Penelitian

1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium

Teknologi Pertanian Universitas Udayana

2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium

Mikrobiologi FK Unud

3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan

32 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group

Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam

menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2

kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok

kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi

atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica

papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75

Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan

prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas

terapi dalam pembentukan zona hambat

Keterangan

K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96

K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg

Populasi

Random Sampling

K1

K2

I1

I2

I3

O1

O2

O3

O4

O5

11

I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25

I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50

I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75

O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif

O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif

O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1

O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2

O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3

33 Sampel dan Besar Sampel

Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5

kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol

Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan

rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5

maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali

34 Kriteria Sampel

1 Kriteria Inklusi

Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar

2 Kriteria Eksklusi

Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar

35 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas

Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75

2 Variabel Tergantung

Diameter zona hambat

3 Variabel Kontrol

Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi

36 Definisi Operasional Variabel

1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna

12

hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50

dan 75

2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan

jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona

hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI

(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I

(intermediate) dan R (resisten)

37 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain

- Inkubator - Ose

- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak

- Usap kapas steril - Jangka Sorong

Bahan yang dibutuhkan antara lain

- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing

- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05

- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA

38 Prosedur Penelitian

1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)

Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan

Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian

dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya

Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak

2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96

selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas

dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring

Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator

dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil

ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

10

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Tempat dan Waktu Penelitian

1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium

Teknologi Pertanian Universitas Udayana

2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium

Mikrobiologi FK Unud

3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan

32 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group

Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam

menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2

kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok

kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi

atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica

papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75

Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan

prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas

terapi dalam pembentukan zona hambat

Keterangan

K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96

K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg

Populasi

Random Sampling

K1

K2

I1

I2

I3

O1

O2

O3

O4

O5

11

I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25

I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50

I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75

O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif

O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif

O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1

O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2

O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3

33 Sampel dan Besar Sampel

Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5

kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol

Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan

rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5

maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali

34 Kriteria Sampel

1 Kriteria Inklusi

Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar

2 Kriteria Eksklusi

Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar

35 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas

Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75

2 Variabel Tergantung

Diameter zona hambat

3 Variabel Kontrol

Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi

36 Definisi Operasional Variabel

1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna

12

hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50

dan 75

2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan

jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona

hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI

(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I

(intermediate) dan R (resisten)

37 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain

- Inkubator - Ose

- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak

- Usap kapas steril - Jangka Sorong

Bahan yang dibutuhkan antara lain

- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing

- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05

- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA

38 Prosedur Penelitian

1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)

Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan

Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian

dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya

Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak

2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96

selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas

dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring

Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator

dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil

ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

11

I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25

I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50

I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75

O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif

O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif

O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1

O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2

O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3

33 Sampel dan Besar Sampel

Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5

kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol

Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan

rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5

maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali

34 Kriteria Sampel

1 Kriteria Inklusi

Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar

2 Kriteria Eksklusi

Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar

35 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas

Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75

2 Variabel Tergantung

Diameter zona hambat

3 Variabel Kontrol

Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi

36 Definisi Operasional Variabel

1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna

12

hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50

dan 75

2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan

jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona

hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI

(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I

(intermediate) dan R (resisten)

37 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain

- Inkubator - Ose

- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak

- Usap kapas steril - Jangka Sorong

Bahan yang dibutuhkan antara lain

- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing

- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05

- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA

38 Prosedur Penelitian

1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)

Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan

Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian

dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya

Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak

2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96

selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas

dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring

Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator

dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil

ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

12

hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50

dan 75

2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan

jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona

hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI

(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I

(intermediate) dan R (resisten)

37 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain

- Inkubator - Ose

- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak

- Usap kapas steril - Jangka Sorong

Bahan yang dibutuhkan antara lain

- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing

- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05

- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA

38 Prosedur Penelitian

1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)

Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan

Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian

ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian

dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya

Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak

2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96

selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas

dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring

Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator

dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil

ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

13

cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan

menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75

2 Persiapan Media Agar

Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui

pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang

digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml

dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk

mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang

siap digunakan untuk membiakan bakteri

3 Persiapan Suspensi Bakteri

Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya

dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing

menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga

diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri

106ml

4 Pengujian Ekstrak

Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan

kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan

petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat

Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah

disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan

batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh

permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang

masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)

Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron

untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan

minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

14

ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA

Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan

pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan

kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi

keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama

24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada

setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak

media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak

diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter

39 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test

2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test

3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan

melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk

mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident

interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen

digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test

untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)

4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI

5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian

Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol

terhadap bakteri MRSA

Pengulangan Gambar

I

II

III

IV

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 17 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 18 mm

Ethanol 96 0 mm

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

16

V

Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing

disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan

etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun

pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan

etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona

hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol

96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil

disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat

sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat

sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar

19 mm

Ekstrak daun pepaya 25 0 mm

Ekstrak daun pepaya 50 0 mm

Ekstrak daun pepaya 75 0 mm

Vancomycin 30 microg 19 mm

Ethanol 96 0 mm

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

17

42 Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari

ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA

Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin

menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol

daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA

Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan

mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram

negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan

bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan

bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama

menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S

aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian

tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah

sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam

menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada

penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat

dijadikan perbandingan hasil penelitian

Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian

oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya

memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan

dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh

Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi

terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus

Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik

digunakan

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

18

Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)

adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu

kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari

kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun

pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida

Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang

tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan

secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses

pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari

langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan

karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas

angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar

matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang

digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)

yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari

daun pepaya

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

19

BAB V

PENUTUP

51 Simpulan

511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat

pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona

hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan

512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk

inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak

ditemukannya zona hambat pada penelitian ini

52 Saran

521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun

pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan

menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan

media agar

522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol

daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA

523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau

pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam

menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang

lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

20

DAFTAR PUSTAKA

1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance

2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml

[diakses tanggal 12 Maret 2016]

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar 2013

3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011

1(4) 191-198

4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report

on Surveillance 2014 URL http

wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses

tanggal 12 Maret 2016]

5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with

Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National

Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and

Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14

6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-

Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and

Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control

HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93

7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus

aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568

8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197

9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An

Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08

10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)

Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas

Sebelas Maret 2011

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

21

11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on

Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-

Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12

12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities

of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya

Afr J Biomed Res 201114 147-152

13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem

Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477

14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)

Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014

1(1) 25-39

15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-

Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44

377-386

16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial

Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem

Central2016 105

17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for

Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76

18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic

Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21

19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-

68

20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus

aureus FORMATEX2013297-305

21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw

Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western

Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

22

Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian

Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya

Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat

Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - erepo.unud.ac.id

23

Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat