DAFTAR ISI - erepo.unud.ac.id
Transcript of DAFTAR ISI - erepo.unud.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH Hlm
Proses Perancangan Manufaktur dan Perakitan Mesin Pengering Larutan dengan
Metode Spray Dryer. 1
Analisis Kenyamanan Kursi Kendaraan Tipe Niaga dengan Evaluasi Parameter H-
Point 8
Karakteristik Permukaan Karbon Aktif Yang Diproduksi Dari Bambu Swat 13
Hambatan Panas Radiasi Komposit Polyester Dengan Penguat Serat Sabut Kelapa 16
Identifikasi Cacat dalam Proses Pengecoran Bilah Gamelan Tradisional Bali 19
Kekerasan Hasil Pelapisan Thermal Spray Coating Ni-W pada Baja Karbon dengan
Suhu Pre-Heating Substrate 600, 700 dan 800 24
Karakteristik Fisik dan Mekanik Komposit Al/(SiCw+Al2O3) dengan Perlakuan
Temperatur Sintering dan Variasi Komposisi 28
Sifat Mekanik Fiber Metal Laminate: Efek Penambahan Serat Hibrid Sisal/Gelas –
Fly Ash 34
Sintesis Dan Karakterisasi Magnet Komposit Bafe12o19/ɑ-F 39
Pengaruh Kecepatan Dan Sudut Potong Terhadap Kekerasan Dan Luas Daerah
Partly Deforming Zone Pada Pemotongan Material SS400 Dengan Las Oxy-
Acetyline
43
Aplikasi Progresi Geometri Pada Perancangan Sistem Rasio Gigi Kendaraan 49
Pengaruh Perlakuan Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Polypropylene Daur
Ulang Berpenguat Serat Sansevieria trifasciata 53
Pengembangan Gasket 3 lapis tipe Corrugated 58
Pengaruh Heat Tratment Dan Media Pendingin Terhadap Struktur Kristal Dan
Kekerasan Bahan Paduan Cu-Be 63
Perancangan Mesin Pembalik Pelek Baja Otomatis diantara Lini Assembly dan
Painting PT Inkoasku Karawang 67
Pembuatan Dummy Peluru Kaliber 9 Mm Guna Meningkatkan Safety Dan Akurasi
Tembakan 77
Pengaruh Conductivity Dan Ph Air Pada Elecrodeionization Terhadap Sifat Fisik
Dan Mekanik Pada Bahan Komposit Polimer Untuk Obat 80
Analisa Perbandingan Teknologi Proses Elektro De-Ionisasi Kontinyu Dengan
Demineralisasi Di Industri Farmasi 86
Perancangan Spray Dryer Aliran Co Current dan Counter Current Kapasitas 4 Liter
Larutan Per Jam 91
Pengaruh Arah Bangunan Gedung Terhadap Beban Pendingin Dengan
Menggunakan Software Hap 4.90 97
Perancangan Burner Pada Reaktor Pirolisis 104
Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Laut Atau Angin Laut Dengan Pengendali
Gravitasi Bumi 109
Perancangan Sistem Pembangkit Uap Kapasitas 10 Kg/Jam Dengan Memanfaatkan
Panas Tungku Reaktor Pirolisis 114
Analisis Pembakaran Campuran Bensin Dan Octane Booster Pada Mesin Bensin
Empat Langkah 120
Particle Swarm Untuk Optimasi Foil Pada Kapal Hidrofoil 121
Pengaruh Penambahan Propanol Pada Pembakaran Droplet Minyak Jarak Pagar 133
Kehandalan Sistem Kontrol Kestabilan Suhu Dan Kelembaban Pada Inkubator Bayi
Berbasis Mikrokontroler Arduino 137
Analisa Kebutuhan Daya Mesin Pengupas Kulit Singkong(Manihot Esculenta L) 141
Karakteristik Sustainable Karbon Aktif Dari Sekam Padi Dengan Variasi Varietas
Padi Untuk Filtrasi Air Minum 145
Penggunaan Arang Batok Kelapa Sebagai Absorber Pada Kolektor Surya Plat Datar 152
Pengaruh Jumlah Nozzle Pada Turbin Pelton 157
Studi Perbandingan Electrical Submersible Pump Menggunakan Dan Tanpa Gas
Separator Terhadap Kinerja Pompa Pada Sumur Rama-X 163
Seminar Nasional-II dan Mechanical Expo 2018
dengan Tema :
“ Penerapan Inovasi Energi Alternatif dan Material
dalam Dunia Kewirausahaan”
ISBN: 978-979-8148-75-0
Cover dan Tata letak: Jalius Salebbay, S.Pd.
Penerbit : UKI Press
Alamat
Redaksi
: Jl. Mayjen Sutoyo No.2 Cawang Jakarta 13630
Telp : (021)8092425, ext 3488 Cetakan I Jakarta: UKI Press, 2018
Hak cipta dilindungi undang-undang\Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari
penerbit.
1 Seminar Nasional Teknik Mesin UKI 2018
Tema :“ Penerapan Inovasi Energi Alternatif dan Material dalam Dunia Kewirausahaan”
MATERIAL MANUFAKTUR
28 Seminar Nasional Teknik Mesin UKI 2018
Tema :“ Penerapan Inovasi Energi Alternatif dan Material dalam Dunia Kewirausahaan”
Karakteristik Fisik dan Mekanik Komposit
Al/(SiCw+Al2O3) dengan Perlakuan Temperatur Sintering dan Variasi Komposisi
Ketut Suarsana1*, I Made Astika2
1,3 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Udayana Denpasar Bali, Indonesia
Intisari— Komposit berbahan matrik metal masih berkembang sangat pesat terutama dalam penggunaan komponen mesin. Oleh
karena itu ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi untuk melengkapi persyaratan kegiatan dalam perencanaan mesin terutama komponen-komponen permesinan. Sifat komponen mesin seperti kuat, ringan dan murah merupakan persyaratan utama dalam komponen mesin. Dengan adanya persyaratan ini memunculkan inovasi dalam pembuatan komposit menggunakan aluminium sebagai matrik diperkuat Silicon Carbon wisker dan alumina partikel (Al2O3p). Dengan adanya perkembangan bahan yang sangat pesat, maka dituntut untuk menghasilkan bahan komposit baru yang ringan dan murah dalam pembuatan komponen-komponen mesin. Pada penelitian ini muncul inovasi baru pembuatan Aluminium Matrix Composite (AMC) yang menggunakan matrik alumunium dengan penguat Silicon Carbon dan Al2O3 partikel. Metode pembuatan spesimen melalui proses powder metalurgi dan variasi komposisi dengan penguat komposit. Variasi komposisi bahan pada Al/(SiCw/Al2O3) adalah komposisi I : 65%Al/(30%SiCw/5%Al2O3), komposisi II : 65%Al/(25%SiCw/10%Al2O3), dan komposisi III 65%Al/(20%SiCw/15%Al2O3). Setelah
terbentuk spesimen, material komposit dikenakan temperatur sintering 500, 550 dan 600oC dan holding time 1 dan 3 jam. Hasil
penelitian didapat yaitu porositas menurun disertai peningkatan temperatur sintering dan pengaruh penambahan holding time.
Begitu juga keausan tertinggi terjadi pada 500oC dengan sebesar 0,055 gr dan yang terendah 0,005 gr, jadi komposisi mempengaruhi
densitas dan keausan komposit. Hubungan antara sifat dari masing-masing komposisi penguat SiCw dan Al2O3 pembentuk komposit diamati dengan menggunakan SEM (Scanning Electronic Microscope) untuk struktur mikro yang terbentuk. Kata Kunci— Keausan, Porositas, SiCw+Al2O3, Sintering, Sifat Fisik dan Mekanik
Abstract— Composites made from metal matrices are still developing very rapidly, especially in the use of machine components.
Therefore there are several conditions that need to be fulfilled to complete the requirements for activities in machine planning,
especially machining components. The nature of engine components such as strong, lightweight and cheap are the main requirements
in engine components. The existence of these requirements led to innovations in the manufacture of composites using aluminum as a
reinforced matrix of Silicon Carbon wisker and alumina particles (Al2O3p). With the rapid development of materials, it is required to
produce new, lightweight and inexpensive composite materials in the manufacture of engine components. In this study a new
innovation emerged making Aluminum Matrix Composite (AMC) which uses aluminum matrix with Silicon Carbon reinforcement
and Al2O3 particles. Method of making specimens through a metallurgical powder process and composition variations with composite
reinforcement. Variation in material composition in Al / (SiCw / Al2O3) is composition I: 65% Al / (30% SiCw / 5% Al2O3),
composition II: 65% Al / (25% SiCw / 10% Al2O3), and composition III 65 % Al / (20% SiCw / 15% Al2O3). After specimens are
formed, composite materials are subjected to sintering temperatures of 500, 550 and 600oC and holding times of 1 and 3 hours. The
results of this study are decreasing porosity accompanied by an increase in sintering temperature and the effect of the addition of
holding time. Likewise the highest wear occurs at 500oC with 0.055 gr and the lowest 0.005 gr, so the composition affects the density
and wear of the composite. The relationship between the properties of each composition of SiCw and Al2O3 reinforcing composites
was observed by using SEM (Scanning Electronic Microscope) for the microstructure formed. Keywords— Wear, Porosity, SiCw + Al2O3, Sintering, Physical and Mechanical Properties
I. PENDAHULUAN Bahan aluminium merupakan salah satu logam yang rigan
sering digunakan diberbagai bidang, mulai dari rumah tangga,
komponen mesin, otomotif, dll. Aluminium juga dapat dipakai
sebagai matrik pada suatu perkembangan bahan terbarukan,
ketersediaan material yang terbilang masih kurang baik
jumlah dan kualitas yang terbatas menyebabkan banyak
peneliti melakukan pengembangan material dengan kualitas
yang memadai, salah satu dari pengembangan tersebut adalah
komposit. Material komposit yang berbasis logam sebagai
matrik atau Metal Matrix Composite banyak diterapkan
diberbagai bidang [1]. Komposit merupakan gabungan dari
dua material multifasa yang memiliki interface makroskopis
yang bisa dibedakan secara makro dan memiliki sifat yang
merupakan penggabungan sifat positif material penyusunnya.
Berdasarkan bahan matrik komposit diklasifikasikan dalam
beberapa kelompok, yang salah satunya Metal Matrix
Composites (MMC) dan jenis penguat yang umum digunakan
sebagai penguat dalam Aluminium Matrik Komposit adalah
partikel SiC dan Al2O3 [2,3]. Penelitian trhadap Aluminium
Matrix Composite dengan pemanfaatan serat silicon carbon dan
partikel alumina dapat meningkatkan sifat mekanis dari bahan
material komposit. Kekuatan komposit meningkat seiring
peningkatan temperatur perlakuan dan sebaliknya nilai porositas
29 Seminar Nasional Teknik Mesin UKI 2018
Tema :“ Penerapan Inovasi Energi Alternatif dan Material dalam Dunia Kewirausahaan”
menurun dengan meningkatnya persentase Al2O3, selain itu juga
aluminium merupakan suatu logam ringan yang memiliki sifat
mekanik, ketahanan korosi dan hantaran listrik yang baik [4,5].
Bahan dari Aluminium Matrix Composites mempunyai prospek
karena menjanjikan karakteristik kekuatan dan ketahanan
deformasi termal yang baik. Aluminium Matrix Composites
berpenguat serat kontinu satu arah menghasilkan perbaikan sifat
mekanik yang menonjol dibandingkan dengan material matrik
tanpa penguatan maupun yang diskontinu [6]. Aluminium dan
paduannya merupakan logam ringan dengan massa jenis rendah
(2,7 gr/cm3) dibandingkan dengan baja (7,9 gr/cm3). Pada
aplikasi aluminium matrik komposit, logam aluminium
berperan sebagai matrik yang berfungsi sebagai media transfer
beban ke penguat, karena hanya sedikit beban yang diterima
oleh komposit yang mampu ditahan oleh matriks sehingga
matriks pada komposit haruslah material yang ulet dan
melindungi penguat dari lingkungan [7]. Bahan silikon karbida
whisker (SiCw) merupakan salah satu jenis keramik yang paling
sering digunakan sebagai penguat dalam komposit. Penguat ini
diproduksi dari silica dan karbon, proses pemanasan pada
temperatur 2400oC di dalam dapur listrik, memiliki kekerasan
serta modulus elastisitas yang tinggi, sehingga dapat
meningkatkan sifat mekanis sebagai penguat material
komposit [8]. Penambahan Al2O3 bertujuan untuk meningkatkan
kekuatan, kekakuan, dan ketahanan komposit, karena Al2O3
memiliki sifat ketahanan aus, tahan akan korosi, ketahanan
terhadap api dan kekerasan yang tinggi [9]. Wetting agent berupa
Mg sebagai pengikat partikel interface antar matrik dan partikel
penguat agar matrik dapat mengikat partikel penguat dengan baik
dan komposit menjadi semakin homogen. Penggabungan dengan
wetting agent pada temperature dingin dengan rekayasa
permukaan lapisan melalui prosess manufaktur metalurgi
serbuk, merupakan alternatif yang dapat dikembangkan untuk
bahan komposit [10, 11]. Pada umumnya proses yang digunakan
dalam pembuatan komposit adalah metode metalurgi serbuk
(powder metallurgy). Mekanisme yang terjadi selama proses
pencampuran serbuk tergantung dari metoda pencampuran yang
digunakan. Salah satu metode dengan kompaksi adalah suatu
proses pembentukan terhadap serbuk murni atau paduan dari
berbagai jenis serbuk sehingga mempunyai bentuk tertentu dan
mempunyai kekuatan yang cukup untuk dilakukan proses
selanjutnya yaitu sintering [12,13]. Proses sintering, ini
merupakan proses pemanasan, dengan tekanan atau tanpa tekanan
sehingga partikel akan saling berikatan secara kimia menjadi
struktur yang homogen atau kohern. Proses sinter biasanya akan
diikuti dengan adanya peningkatan sifat mekanik jika
dibandingkan dengan material hasil kompaksi yang belum
melalui proses sinter. Hal ini diakibatkan oleh menyatunya
partikel-partikel pengikat dan penguat sehingga dapat
meningkatkan kerapatan struktur dari produk atau biasa disebut
proses pemadatan [14]. Dari beberapa penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya pada Aluminium Matrix Composite dengan
penguat SiCw dan alumina, maka ada beberapa masalahan yang
diteliti yaitu bagaimana pengaruh variasi komposisi matrik
aluminium berpenguat SiCw dan Al2O3 terhadap sifat fisik dan
mekanik serta pengaruhnya terhadap morfologi bahan
III.METODOLOGI PENELITIAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian berupa serbuk dan
serat dari Aluminium Matrik, Al2O3 partikel serta SiC whisker.
Pembuatan dengan teknik metalurgi serbuk menggunakan bahan
baku yaitu Al fine powder (≥90%) p.a Merck dan serat SiC
whisker komersial diameter (d ≈ 0.5 μm), panjang (l ≈ 40μm).
Sebagai bahan tambahan digunakan serbuk Al2O3 partikel dan
Etanol 96% (CH3COOH) sebagai media pencampur. Untuk grafit
(C) dari arang dan Vasiline sebagai pelumas pada dinding cetak
tekan. Proses pembuatan komposit matrik aluminium dengan
penguat SiCw/Al2O3 menggunakan proses metalurgi serbuk dan
di buat sampel yang selanjutnya akan dikarakterisasi untuk
mengetahui sifat-sifatnya. Komposisi Al – SiCw/Al2O3 menjadi
variable yang akan diamati pengaruhnya terhadap fisik dan
makanik porositas yang diikuti dengan analisa struktur mikro
menggunakan SEM. Dalam pembuatan komposit matrik
Aluminium Berpenguat SiCw/Al2O3 menggunakan metode
metalurgi serbuk yang dibuat berbentuk silinder berdiameter 1 cm
dan dengan tinggi 1cm, sehingga volume komposit yang
dihasilkan ± 0,785 cm3. Bahan yang digunakan yaitu Aluminium
(ρm = 2,7gr/cm3), SiCw (ρf = 3,2gr/cm3), Al2O3 (ρ = 3,8 gr/cm3),
dengan variasi perbandingan yaitu Komposisi I: 65% Al
(30%SiCw/5% Al2O3), Komposisi II: 65%Al
(25%SiCw/10%Al2O3), Komposisi III 65%Al (20%
SiCw/15%Al2O3) TABEL I
KOMPOSISI SPESIMEN UJI
Gambar 1. Ukuran Spesime
A. Pengujian Material Komposit
Densitas merupakan besaran fisis yaitu perbandingan
massa
(m) dengan volume benda (V). Pengukuran densitas yang
bebentuk padatan atau bulk digunakan metoda Archimedes.
Untuk menghitung nilai densitas material komposit
Al+(SiC+Al2O3) dipergunakan persamaan [15] :
𝜌=𝑚𝑠
𝑚𝑏−𝑚𝑔𝑥𝜌𝐻2𝑂 (1)
Dengan :
ρ = Densitas Material (gr/cm3)
ms = Massa kering (gr)
mg = Massa material digantung dalam air (gr)
mb = Massa material setelah direndam dengan
air (gr)
ρH2O = Massa jenis air (1 gr/cm3)
Porositas dapat didefenisikan sebagai perbandingan antara
jumlah volume ruang kosong atau pori-pori yang dimiliki oleh
30 Seminar Nasional Teknik Mesin UKI 2018
Tema :“ Penerapan Inovasi Energi Alternatif dan Material dalam Dunia Kewirausahaan”
material padat terhadap jumlah dari volume material itu
sendiri.
𝑃 =𝑚𝑏−𝑚𝑠
𝑚𝑏−𝑚𝑔𝑥100% (2)
Dengan :
P = Porositas material (%)
ms = Massa material kering (gr)
mg = Massa material digantung dalam air (gr)
mb = Massa material setelah direndam dengan
air (gr)
Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagai macam
metode dan teknik, yang semuanya bertujuan untuk
mensimulasikan kondisi keausan aktual. Salah satunya adalah
metode Ogoshi dimana benda uji memperoleh beban gesek
dari cincin yang berputar (revolving disc). Pembebanan gesek
ini akan menghasilkan kontak antar permukaan yang
berulang-ulang yang pada akhirnya akan mengambil sebagian
material pada permukaan benda uji. Besarnya jejak
permukaan dari material tergesek itulah yang dijadikan dasar
penentuan tingkat keausan pada material. Semakin besar dan
dalam jejak keausan, maka semakin tinggi volume material
yang terkelupas dari benda uji dengan pembebanan 10 N [16].
Keausan didefinisikan sebagai kehilangan material secara
progesif atau pemindahan sejumlah material dari suatu
permukaan sebagai suatu hasil pergerakan relative antara
permukaan tersebut dan permukaan lainnya. Pembahasan
mekanisme keausan padamaterial berhubungan erat dengan
gesekan (friction) dan pelumasan (lubrication) atau biasa
disebut dengan Tribologi. Keausan bukan merupakan sifat
dasar material, melainkan respon material terhadap sistrem
luar (kontak permukaan). Material apapun dapat mengalami
keausan disebabkan mekanisme yang beragam. Untuk
mengetahui harga keausan menggunakan rumus dengan
mengacu standar ASTM D 3702-94 yaitu:
𝑊𝑅 =(𝑋1𝑎 + 𝑋1𝑏 + 𝑋1𝑐 + 𝑋1𝑑) − (𝑋2𝑎 + 𝑋2𝑏 + 𝑋2𝑐 + 𝑋2𝑑)
4𝑇
Dimana:
WR : keausan
X1 : tebal awal (mm)
X2 :tebal akhir (mm)
T : durasi (jam)
Gambar 2. Pengujian Keausan
B. Proses Sinter Proses sinter dilakukan menggunakan tube furnace. Pada
penelitian ini, proses sinter yang dilakukan menggunkanan
perlakuan temperatur sintering. jam. Tahapan proses sinter yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu: 1. Meletakkan sampel ke dalam wadah keramik (tray) dalam
tube furnace 2. Mengatur tube furnace untuk masing-masing temperatur
sinter dengan temperatur pre-heating 200˚C dengan holding time pre-heating 1 jam dan diberikan laju
kenaikan temperatur 5oC/menit, kemudian temperatur
dinaikan hingga temperatur 600oC, dengan holding time
sinter selama 6 jam. 3. Mengeluarkan sampel dari tube furnace setelah temperatur
dalam tube furnace mencapai temperatur ruang. 4. Burn compact atau sampel yang telah mengalami proses
sinter siap dilakukan pengujian.
Gambar 3. Diagram Alir
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Densitas
Sifat fisik densitas dari komposit sangat dipengaruhi oleh
temperatur maupun waktu tahan sinter. Ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap proses sinter adalah ukuran partikel,
bentuk, struktur, densitas, temperatur dan waktu. Penurunan
ukuran partikel akan meningkatkan difusi, hal ini disebabkan
peningkatan perbandingan luas area terhadap volume akan
menyebabkan peningkatan gaya penggerak yang lebih tinggi,
sedangkan bentuk partikel akan meningkatkan luas kontak antar
partikel, sehingga meningkatkan kecepatan difusi. Permukaan
31 Seminar Nasional Teknik Mesin UKI 2018
Tema :“ Penerapan Inovasi Energi Alternatif dan Material dalam Dunia Kewirausahaan”
partikel yang kasar, mempunyai luas kontak yang rendah
dibandingkan partikel yang halus. Struktur kristalin pada serbuk
sangat signifikan pengaruhnya terhadap proses sinter. Nilai
densitas bakalan yang tinggi menyebabkan sifat akhir komposit
lebih baik seperti kethanan aus, penghantar panas dan kerapatan
komposit. Peningkatan nilai densitas bakalan mempengaruhi luas
kontak permukaan antar partikel. Peningkatan temperatur dan
waktu pada proses sinter akan dapat meningkatkan kecepatan
sinter, yang berhubungan secara signifikan. Struktur polikristalin
cenderung mempunyai ukuran butir yang lebih kecil, dan
memiliki sifat mekanik seperti tegangan tarik, ukuran butiran dan
dimensi yang lebih stabil.
Struktur butir yang lebih halus memiliki transpor material
yang lebih baik, sehingga menyebabkan kecepatan difusi tinggi.
Setelah proses sinter, ukuran butir cenderung menghilangkan
butir kecil karena terjadi pertumbuhan butir. Struktur kristalin
serbuk pada saat proses sinter lebih stabil, selama gaya pengerak
utama untuk terjadinya rekristalisasi (penurunan dislokasi), tidak
terjadi di dalam serbuk. Struktur yang mempunyai cacat yang
cukup besar, seperti dislokasi akan meningkatkan proses difusi.
Komposisi partikel seperti oksidasi pada permukaan partikel akan
menurunkan energi permukaan dan dapat menghalangi terjadinya
mekanisme transpor permukaan, sehingga dapat menurunkan
keefektifan dari proses difusi sepanjang proses sinter. Sepanjang
proses sinter temperatur akan menjadi gaya dorong difusi
antarmuka partikel. Sehingga semakin tinggi temperatur dan
semakin lama waktu tahan sinter, densitas komposit akan
semakin meningkat. TABEL II
HASIL UJI DENSITAS (GR/CM3) PADA HOLDING TIME 1 DAN 3
JAM
Gambar 4. Perlakuan 1 Jam
Gambar 5. Perlakuan 3
B. Pengujian Keausan Penguj ian keausan yang dilakukan dengan variabel yaitu
beban yang konstan sebesar 10 N, bola baja 8mm, jarak
lintasan 100meter, frekwensi 5Hz (ASTM G 133) dengan
bahan Al-(SiC+Al2O3) didapat hasil yang ditunjukan dalam
tabel sebagai berikut:
TABEL III
HASIL UJI KEAUSAN (G) PADA HOLDING TIME 1 DAN 3 JAM
Gambar 6. Perlakuan 1 jam
Gambar 7. Perlakuan 3 Jam
Keausan material komposit dengan bahan Al-(SiC+Al2O3)
pada table III menunjukkan terjadinya efek di setiap kenaikan
persentase Al2O3 dan disetiap kenaikan temperatur yaitu suhu
500oC , 550oCdan 600oC yaitu nilai keausan terendah terjadi
pada prosentase 80%Al- 11%SiC-9%Al2O3, temperratur
600oC dan pada waktu sintering 6 jam.
C. Foto Scanning Electron Microscope (SEM)
Pada gambar 8 ditunjukan dengan jelas bahan atau material
komposit terdapat rongga porositas, karena suhu 500 oC jadi
SiC belum tersebar dengan merata. Ini pula yang
menyebabkan sifat keausan dari material tinggi karena banyak
rongga yang menyebabkan posositas bahan.
32 Seminar Nasional Teknik Mesin UKI 2018
Tema :“ Penerapan Inovasi Energi Alternatif dan Material dalam Dunia Kewirausahaan”
Gambar 8. Foto SEM interface komposit pada komposisi
80%Al+(11%SiC+9 % Al2O3) dengan suhu 500 oC
Pada gambar 9 ditunjukan bahwa rongga yang tadinya lubang
yang cukup besar di suhu 500oC sudah menyebar dan mulai
mengecil yang menyebabkan porositas dari bahan menjadi
semakin kecil.
Gambar 9. Foto SEM interface komposit pada komposisi 80%
Al+(11%SiC+9 % Al2O3) dengan suhu 550 oC
Pada gambar 10 ditunjukan bahwa rongga yang tadinya
lubang yang mulai mengecil di suhu 550oC sudah semakin
menyebar dan mulai mengecil sampai hampir di suhu 600 oC,
Gambar 10. Foto SEM interface komposit pada komposisi 80%
Al+(11%SiC+9 % Al2O3) dengan suhu 600 oC
D. Foto SEM
Pada gambar 8 tampak jelas bahan atau material komposit
Al/SiC Al2O3 pada suhu 500oC di waktu tahan 6 jam terdapat
rongga porositas yang cukup besar, SiC belum tersebar
dengan merata, ini yang menyebabkan sifat keausan dari
material tinggi karena banyak rongga yang menyebabkan
posositas bahan. Pada gambar 9 ditunjukan bahwa rongga
yang tadinya lubang yang cukup besar di suhu 500oC sudah
menyebar dan mulai mengecil yang menyebabkan porositas
dari bahan menjadi semakin kecil. Pada gambar 10 ditunjukan
bahwa rongga yang tadinya lubang yang mulai mengecil di
suhu 550oC di waktu tahan 6 jam sudah semakin menyebar
dan mulai mengecil sampai hampir di suhu 600 oC, di waktu
tahan 6 jam. Ini menunjukkan bahwa dengan adanya
peningkatan prosentase Al2O3, suhu sintering dan waktu
tahan terjadi pertumbuhan ukuran butir dan Al2O3 jauh lebih
merata dan homogen dibandingkan dengan suhu dan waktu
sintering yang lebih sedikit. Penyebaran partikel yang lebih
homogen akan meningkatkan kwalitas dari komposit
Al/Al2O3. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya
Nurmawati, FT UI, 2008. Yaitu dengan meningkatnya waktu
tahan maka ikatan antar partikel yang terjadi akan lebih baik.
IV. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan studi literatur dalam
penulisan tesis untuk pengembangan bahan komposit
diperkuat Al+(SiC+Al2O3) maka penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan penelitian ini:
1. Komposisi persentase berat (%wt) penguat pada komposit
1. Al+(SiC+Al2O3) memberikan peningkatan terhadap
densitas meningkat dan porositas menurun dengan
peningkatan penguat dari alumina, dengan peningkatan
penguat dari alumina, dimana densitas tertinggi adalah (ρ
= 1.974 gr/cm3) dan porositas terendah didapat (ρ
=2.439%). keausan dan konduktivitas termal meningkat
disetiap peningkatan Al2O3. Prosentase Al2O3 tertinggi
yaitu di kpmposisi Al2O3 11% , SiC 9% memiliki keausan
dan konduntivitas termal tertinggi yaitu: keausan dengan
nilai 0,001 gr, konduktivitas termal dengan nilai 455.111
Kcal/mh oC
2. Perlakuan temperatur dan waktu tahan (holding time)
sintering pada komposit Al+(SiC+Al2O3) memberikan
peningkatan terhadap densitas, keausan dan konduktivitas
termal. Densitas meningkat sedangkan porositas menurun
disetiap peningkatan temperatur sintering komposit
Al+(SiC+Al2O3) yaitu terendah ρ = 1.974 gr/cm3 pada
saat temperatur 500oC dan holding time 1 jam dan tertinggi
ρ =
2.439 gr/cm3pada temperatur 600oC dan holding time 6
jam. Sedangkan sifat mekanik yaitu keausan dan
konduktivitas termal juga dipengaruhi oleh temperatur dan
waktu tahan (holding time) sintering, diawal di temperatur
500oC dan 550oC nilai keausannya sama yaitu 0,002 gr di
waktu tahan 6 jam sedangkan di temperatur 600oC.Nila
keausan tertinggi yaitu 0,001 gr wdi waktu tahan 6 jam.
Jadi sifat mekanik komposit Al+(SiC+Al2O3) dengan
Karakteristik Fisik dan MekanikKomposit Al/(SiCw+Al2O3)
dengan Perlakuan TemperaturSintering dan Variasi Komposisi
by Ketut Suarsana
Submission date: 16-Jan-2019 06:56PM (UTC+0700)Submission ID: 1064768949File name: Prosiding_02-10-2018_cut.pdf (8.96M)Word count: 3306Character count: 20432
2%SIMILARITY INDEX
%INTERNET SOURCES
2%PUBLICATIONS
%STUDENT PAPERS
1 <1%
2 <1%
3 <1%
Karakteristik Fisik dan Mekanik Komposit Al/(SiCw+Al2O3)dengan Perlakuan Temperatur Sintering dan VariasiKomposisiORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
Arunkumar Bongale, Satish Kumar, Sachit T S,Priya Jadhav. "Wear rate optimization ofAl/SiCnp/E-glass f ibre hybrid metal matrixcomposites using Taguchi method and geneticalgorithm and development of wear modelusing artif icial neural networks", MaterialsResearch Express, 2018Publicat ion
Simone Priori. "Pedostratigraphy of TerraRossa and Quaternary geological evolution ofa lacustrine limestone plateau in central Italy",Journal of Plant Nutrition and Soil Science,08/2008Publicat ion
Widyastuti, G.A. Vicko, Hosta Ardhyananta,Rochiem Rochman. "Study of Frangible Cu-SnComposite by Powder Metallurgy Method",Advanced Materials Research, 2015Publicat ion
4 <1%
5 <1%
6 <1%
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches < 2 words
John H. Cantrell. "Effect of precipitatecoherency strains on acoustic harmonicgeneration", Journal of Applied Physics, 1997Publicat ion
Gugun Gundara, Slamet Riyadi. "RANCANGBANGUN MESIN PARUT KELAPA SKALARUMAH TANGGA DENGAN MOTOR LISTRIK220 VOLT", Turbo : Jurnal Program StudiTeknik Mesin, 2017Publicat ion
V.S. Arunachalam. "Powder Metallurgy",Materials Science and Technology, 09/15/2006Publicat ion
33 Seminar Nasional Teknik Mesin UKI 2018
Tema :“ Penerapan Inovasi Energi Alternatif dan Material dalam Dunia Kewirausahaan”
temperatur dan waktu tahan sintering optimum pada
temperatur 600oC dan waktu tahan6 jam.
3. Pengamatan Foto SEM dapat disimpulkankomposit pada
komposisi Al+(11%SiC+9%Al2O3) proses sintering 1
jam, 3 jam dan 6 jam. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
semakin tinggi temperatur sintering terlihat permukaan
struktur komposit berpori-pori atau porositas dengan
persentase yang tinggi mulai mengecil dan menyebar
seiring kenaikan suhu sintering. Dan dengan waktu tahan
yang lebih lama maka ikatan antar partikel yang terjadi
akan lebih baik.
REFERENSI [1] Ramadhonal, Syahru., (2010), Pembuatan Komposit Matriks Logam
Berpenguat Keramik (Al/SiC) Dicampur Kayu Dengan Metode Metalurgi Serbuk, Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah.
[2] Reddy, Chennakesava.A dan Essa Zitoun., 2010, Matrix Al-Alloy for silicon carbide Particle Penguat Metal Matriks Komposit. Indian Journal of Science and Tehnology voil 3 No. 12. ISSN : 0974-
6846.1184-1187. [3] Matthews., F.L. and R.D. Rawlijns., 1994. Composite Material:
Enginering & Science [4] Suarsana, Ketut., 2016, Pemanfaatan Serat Silicon Carbon dan Partikel
Alumina Pada Matriks Aluminium Untuk Meningkatkan Sifat Mekanis Material Komposit, Bali, Universitas Udayana.
[5] Khairel Rafezi Ahmad., 2005, The Influence of Alumina Particle Size on Sintered Density and Hardness of Discontinous Reinforced Aluminium Metal Matrix Composites, Jurnal Teknologi, Universitas Teknologi Milewski.
[6] Beatty, R. L. and Wyman, F. H., 1987, Continous Silicon Carbide Whisker Production, United state Patent, No. 4,637, 924.
[7] Brooks and Charlie. R. 1982. Structure and Properties of Nonferrous Alloys. American Society For Metal.
[8] Chapman & Hall., 1994. ASM Handbook Volume 4 Ceramics dan Glasses ASM International, Engineered Science London
[9] Lutfi dan Syukron., 2010 Pengaruh Magnesium Terhadap Proses Electroless Coating pada Partikel Berpenguat SiC. Departemen Teknik Metalurgi dan Material Universitas Indonesia
[10] Widyastuti, Eddy, S., Siradj, Dedi Priadi, and Anne Zulfia., 2008. Compactibility Al/Al2O3 Composites with Variable Hold Time Sintering, Makara, Sains, Vol.12, No. 2, November (2008), 113-119
[11] David Chandrwan dan Myrna Ariati. 1999. Metalurgi serbuk, Teori dan Aplikasi jilid 1. Depok
[12] Randall M., 1984, Powder Metallurgy Science USA: Metal Powder Industries Federation. German
[13] Fritz V. Lenel, 1980, Powder Metallurgy, Principles and Aplication: New Jersey: Princeton
[14] Birkeland, P.W., 1984, Soil And Geomorphology, Oxford, University Press New York.
[15] Lutfi dan Syukron., 2010 Pengaruh Magnesium Terhadap Proses\ Electroless coating Pada partikel Berpenguat SiC. Departemen Teknik Metalurgi dan Material Universitas Indonesia.