Laporan 1 ILWIL

download Laporan 1 ILWIL

of 28

description

Laporan Praktikum Ilwil

Transcript of Laporan 1 ILWIL

LAPORAN PRAKTIKUMILMU UKUR WILAYAH(1.Pengenalan dan Pengukuran dengan Menggunakan Alat Ukur Waterpass)

Disusun oleh :Kelompok : 1 (Satu)Kelas / Hari / Tanggal: TMIP B/ Rabu/ 19 September 2012Anggota : 1. Anditya Husnul H (240110110086) 2. Wahyuning Liyana (240110110088) 3. Dwi Agustina .K (240110110095) 4. Rama Satriotama (240110110100) 5. Desny Angelina (240110110103) 6. Billy Abadinur (240110110109)Asisten: 1. Bobby A. Palem 2. Moch. Sulaeman 3. Rizky Patria Dewaner4. Lusi Nur Halimah5. Nizar Ulfa

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARAN2012BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangIlmu ukur wilayah adalah ilmu yang mempelajari tentang teknik-teknik pengukuran di permukaan bumi dan bawah tanah dalam areal yang terbatas untuk keperluan pemetaan da lain-lain. Pengukuran adalah teknik pengambilan data yang dapat memberikan nilai panjang, tinggi dan arah relatif dari sebuah objek ke objek lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering pergi ke suatu tempat yang memiliki area yang luas. Tentu saja ketika ingin mengelilingi area tersebut kita membutuhkan denah tempat ataupun denah area tersebut. Denah suatu lokasi tempat akan sangat membantu kita dalam memilih tujuan. Denah bisa menjadi media menyampaikan info tentang lokasi strategis yang ingin kita kunjungi.Dalam ilmu ukur wilayah digunakan beberapa alat ukur salah satunya adalah waterpass. Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke titik acuan lainnya.Ilmu ukur wilayah penting untuk dipelajari karena sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam teknik pertanian. Oleh karena itu, praktikum ini sangat penting dan berpengaruh terhadap bidang pertanian khususnya dalam pembuatan peta atau denah suatu lahan.

1.2. Tujuan1. Mahasiswa mampu menunjukkan dan menuliskan bagian-bagian utama waterpass dengan benar.2. Mahasiswa mampu memasang alat ukur waterpass diatas kaki tiga dengan baik.3. Mahasiswa mampu mendirikan dan membidikkan alat waterpass dan membaca hasilnya dengan cepat, tepat, dan benar.4. Mahasiswa mampu menggunakan benang stadia dengan benar,cepat dan tepat.

1.3 Peralatan yang digunakan1. Waterpass2. Meteran3. Kaki tiga (tripod)4. Unting unting 5. Nivo 6. Rambu ukur7. Pasak 3 buah8. Kalkulator9. Kompas10. Meteran 11. Kaki tiga (tripod)

1.4 Prosedur Pelaksanaan Praktikum1. Menancapkan pasak 1 ke tanah sebagai titik ditempatkannya tripod serta waterpassnya.2. Menancapkan pasak 2 ke tanah ke arah utara dengan bantuan kompas.3. Memasang tripod sampai tegak dan sejajar dengan titik dengan alat bantu unting unting lalu memasang waterpass diatasnya.4. Mensejajarkan nivo pada waterpass.5. Praktikan lainnya memegang rambu ukur tepat di pasak 2 dengan mensejajarkan nivo pada rambu.6. Mengukur jarak horizontal dari titik nivo ke titik rambu ukur menggunakan meteran. Lalu membidik rambu ukur dengan visir serta diatur pemfokus bidikannya agar gambar terlihat jelas. Apabila bidikan sudah sejajar dengan rambu ukur maka sudut dapat diketahui.7. Menentukan BA, BT, dan BB sehingga jarak wilayah dapat dihitung dengan rumus jarak = c (BA BB).8. Menancapkan pasak 3 ke sembarang arah dan melakukan prosedur diatas sebanyak 12 kali dengan arah dan jarak pasak 3 dari pasak 1 yang berbeda beda. Sudut akan berbeda beda sesuai dengan arah bidikan.9. Menghitung sudut dalam dan sudut luarnya serta menggambarkan sketsa sudut.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1TeropongDalam bentuk yang paling sederhana, suatu teropong terdiri atas dua lensa, yang di muka dinamakan lensa obyektif (lensa benda) dan yang di belakang dinamakan lensa okuler (lensa mata). Dua lensa ini ditempatkan sedemikian rupa, hingga kedua sumbu optisnya berimpit. Lensa obyektif mempunyai jarak titik api besar dan lensa okuler mempunyai jarak titik api kecil, karena lensa okuler harus bekerja sebagai lup. Fungsi dari teropong sendiri yaitu untuk membidik. Arah bidikan mendatar untuk menempatkan bidikan mendatar atau sebagai petunjuk ketinggian garis bidik yang biasa dinyatakan dengan bacaan tengah (BT) pada rambu ukur. Benang stadia atas sebagai penunjuk bacaan benang atas (BA) dan benang bawah sebagai penunjuk bacaan benang bawah (BB) pada rambu yang dibidik.

2.2WaterpassWaterpass adalah alat untuk mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil didalamnya yang disebut dengan nivo. Untuk mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan benar, perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada di tengah, berarti waterpass telah terpasang dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik.Dalam lensa, terdapat tanda panah menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka pada sasaran bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Selisih ketinggian diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengukuran sasaran bidik kiri dengan kanan. Waterpass memiliki nivo sebagai penyama ketinggian, lensa objektif, lensa okuler, dan penangkap cahaya. Dengan waterpass ini kita dapat menentukan berapa banyak tanah yang dibutuhkan untuk meratakan suatu lokasi. Alat ini bersifat sensitif terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung untuk menutupi cahaya matahari. Tiga syarat waterpass yang baik adalah:1. Garis bidik sejajar garis nivo.2. Sumbu vertikal harus tegak.3. Garis mendatar diafragma harus benar benar mendatar.Adapun bagian bagian penting dari waterpass beserta fungsinya yaitu :1. Sekrup pemfokus bidikan, berfungsi untuk mengatur agar sasaran yang dibidik dari teropong terlihat dengan jelas dengan memutarnya ke kanan dan kekiri.2. Pemfokus diafragma, berfungsi untuk memperjelas keberadaan benang diafragma dan benang stadia, dengan memutarnya ke kanan dan ke kiri.3. Skrup pengatur gerakan halus horizontal, berfungsi untuk menempatkan bidikan atau benang diafragma tegak dengan tengah tengah sasaran (rambu ukur) yang dibidik.4. Sumbu tegak, berfungsi agar teropong dapat berputar ke arah horisontal (tidak nampak).5. Tiga skrup pendatar, berfungsi untuk mengatur nivo kotak dan tabung agar cairan berada di tengah nivo dengan menggerak gerakan tiga skrup pendatar.6. Visir, berfungsi sebagai alat pengarah bidikan secara kasar.

Gambar 1 Waterpass dan bagiannya(http://danitheodolite.indonetwork.co.id)

Gambar 2 Waterpass(http://danitheodolite.indonetwork.co.id)

2.3NivoPada waktu melakukan pengukuran dengan alat alat ilmu ukur wilayah, baik pengukuran mendatar maupun pengukuran tegak haruslah sumbu kesatu tegaklurus dan sumbu kedua tegaklurus pada sumbu kesatu. Untuk mencapai keadaan dua sumbu itu, digunakan suatu alat yang dinamakan nivo. Menurut bentuk nivo dibagi dalam dua macam yaitu nivo kotak dan nivo tabung.2.3.1Nivo KotakNivo kotak terdiri atas kotak dari gelas yang dimasukkan dalam montur dari logam sedemikian, hingga bagian atas tidak tertutup. Kotak dari garis itu diisi dengan eter atau alkohol dan diatas dibagian dalam tutup kotak diberi bentuk bidang lengkung dari bulatan dengan jari jari yang besar. Bagian kecil kotak itu tidak berisi zat cair, sehingga bagian ini dari atas kelihatan sebagai gelembung. Tengah tengah tutup dinyatakan dengan satu atau lebih lingkaran yang konsentris. Dengan nivo kotak yang teratur dapatlah dengan mudah membuat sebuah bidang mendatar atau suatu sumbu (garis lurus) tegaklurus dengan hanya menempatkan gelembung di tengah tengah dengan memutar tiga sekrup penyetel.2.3.2Nivo TabungNivo tabung terdiri atas tabung dari gelas yang berbentuk silinder dengan bidang dalamnya yang atas digosok, hingga mempunyai bentuk bidang bulatan dengan jari jari yang besar. Irisan memanjang bidang dalam atas menjadi mempunyai bentuk busur lingkaran. Garis arah nivo adalah garis yang penting pada nivo, karena garis arah nivo ini dapat dibuat mendatar dengan teliti. Dengan nivo yang langsung atau tidak langsung dihubungkan dengan suatu sumbu tegak, sumbu itu dapat dibuat tegak lurus.2.4Rambu UkurSeperti yang telah kita ketahui bahwa permukaan bumi ini tidak rata, untuk itu diperlukan adanya pengukuran beda tinggi baik dengan cara barometris, trigonometris ataupun dengan cara pengukuran penyipatan datar. Alat yang digunakan dalam pengukuran sipat datar salah satunya adalah rambu ukur.Rambu ukur adalah balok dengan ukuran seperti penggaris, untuk dibaca ketinggiannya pada saat pengukuran. Angka nol berada di bawah. Rambu ukur dapat terbuat dari kayu, campuran alumunium yang diberi skala pembacaan. Ukuran lebarnya 4cm, panjang antara 3m 5m pembacaan dilengkapi dengan angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan milimeter.

Gambar 2.3 Rambu Ukur 3 meter

Gambar 3 Rambu Ukur 3 meter(http://danitheodolite.indonetwork.co.id)

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1HasilTabel PengukuranPercobaanTinggi Alat(cm)Tinggi BidikanBacaan RambuSudut HorizontalJarak (m)

BA(cm)BT(cm)BB(cm)

I1621126121.5117340o7.5

2114109.5105332o7.2

II3130127.51250.2 o5.28

4999489321o1.53

III5128124120310o7.99

6129126.5124324o5.18

IV7137.5135132.5301o5

8131.5130128.5358o3.4

V9129.5127.5125.562o4.4

10132128.512537o7.17

VI11134.5132129.521o4.9

12127.5125.5123.5352o4.15

Tabel 1 Hasil Pengukuran

Tabel PerhitunganPercobaanTinggi AlatTinggi BidikanBacaan RambuSudut HorizontalJarak (m)

(cm)BABTBB

(cm)(cm)(cm)BA-BB

I1621126121.5117340o9009

2114109.5105332o9009

II3130127.51250.2 o5005

4999489321o100010

III5128124120310o8008

6129126.5124324o5005

IV7137.5135132.5301o5005

8131.5130128.5358o3003

V9129.5127.5125.562o4004

10132128.512537o7007

VI11134.5132129.521o5005

12127.5125.5123.5352o4004

Tabel 2 Hasil PerhitunganPerhitungan JarakC = 100 = 90-m, m: sudut vertikalJarak = C (BA-BB)

(Bidikan 1)Jarak = 100 (126117) = 9 m(Bidikan 2)Jarak = 100 (114105) = 9 m

(Bidikan 3)Jarak = 100 (130125) = 5 m(Bidikan 4)Jarak =100 (9989) = 10 m

(Bidikan 5)Jarak = 100 (128120) = 8 m(Bidikan 6)Jarak =100 (129124) = 5 m

(Bidikan 7)Jarak = 100 (137.5132.5) = 5 m(Bidikan 8)Jarak =100 (131.5128.5) = 3 m

(Bidikan 9)Jarak = 100 (129.5125.5) = 4 m(Bidikan 10)Jarak =100 (132125) = 7 m

(Bidikan 11)Jarak = 100 (134.5129.5) = 5 m(Bidikan 12)Jarak =100 (127.5123.5) = 4 m

3.2 Wahyuning Liyana240110110088PembahasanPraktikum pertama ini mengenai mengenal alat-alat utama ukur wilayah, mendirikan, membidik, dan membaca alat ukur waterpass. Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke titik acuan lainnya. Waterpass terdiri dari 11 bagian yaitu lensa okuler, lensa objektif, nivo kotak, skrup pemfokus bidikan, pemfokus diagfragma, skrup pengatur gerakan halus horizontal, sumbu tegak, skala horizontal, tiga skrup pendatar, visir, dan lubang tempat membidik.Pada praktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah mendirikan alat ukur waterpass yang sudah dipasang diatas kaki tiga. Setelah alatnya berhasil didirikan pasang unting-unting dibawah kepala kaki tiga. Kemudian dirikan alat tersebut dan diletakkan tepat diatas titik pengukuran. Hal selanjutnya yang dilakukan adalah mengatur posisi teropong agar sejajar dan memutar dua skrup mendatar secara bersamaan agar gelembung nivo nya berada di tengah-tengah kotak.bila gelembung nivo sudah berada ditengah berarti alat sudah siap untuk dibidikkan ke titik-tikit acuan tertentu sesuai dengan keinginan praktikan. Selain itu dalam praktikum ini juga menggunakan beberapa alat ukur lainnya seperti meteran, rambu ukur, dan kompas.

Wahyuning Liyana240110110088Dalam praktikum ini dilakukan sebanyak 12 kali bidikan dan masing-masing anggota kelompok melakukan 2 kali bidikan. Dari hasil bidikan di titik pertama diperoleh hasil bacaan benang atas (BA) sebesar 130 cm, bacaan benang tengah (BT) sebesar 127.5 cm, dan bacaan benang bawah (BB) sebesar 125 cm. Kemudian hasil bidikan di titik kedua diperoleh hasil bacaan benang atas (BA) sebesar 99 cm, bacaan benang tengah (BT) sebesar 94 cm, dan bacaan benang bawah (BB) sebesar 89 cm.Dari hasil perhitungan jarak dan cek keakuratan pada titik pertama diperoleh hasil jarak sebesar 500 cm dan keakuratan bidikan pada titik pertama benar-benar akurat karena hasil perhitungan di ruas kiri dan ruas kanan menunjukkan hasil yang sama. Selanjutnya untuk hasil perhitungan jarak dan cek keakuratan pada titik kedua diperoleh hasil jarak sebesar 1000 cm dan keakuratan bidikan pada titik kedua juga benar-benar akurat karena hasil perhitungan di ruas kiri dan ruas kanannya juga menunjukkan hasil yang sama.Dari semua hasil perhitungan yang diperoleh dari praktikum pertama ini tidak ditemukan adanya kesalahan, baik kesalahan pada alat yang digunakan pada saat praktikum maupun kesalahan pada ketelitian saat pembacaan skala alat ukur. Tetapi pada praktikum pertama ini terdapat sedikit kesulitan pada saat pembacaan skala alat ukur diakibatkan karena besarnya hembusan angin sehingga rambu ukur yang dipegang oleh praktikan sedikit bergoyang.

3.2 Dwi Agustina .K240110110095 Pembahasan Dalam praktikum pertama ilmu ukur wilayah ini, praktikan akan melaksanakan praktikum yaitu mengenal alat alat, tipe alat, bagian dan komponen dari alat tersebut, serta kegunaan apa saja pada alat praktikum ilmu ukur wilayah kali ini. Penentuan titik 0o dalam praktikum kali ini dilakukan untuk mendapatkan suatu titik acuan dalam melakukan pengukuran. Pengaturan waterpass diatas kaki tiga ini harus mendatar karena jika tidak diatur secara mendatar akan mempengaruhi keakuratan nilai hasil bidikan. Untuk mengetahui tripod dalam keadaan tegak maka praktikan harus memastikan gelembung yang berada pada nivo kotak berada dengan posisi tepat di tengah, setelah itu barulah praktikan melakukan langkah praktikum.Pada praktikum kali ini, praktikan akan melakukan bidikan sebanyak 12 kali dengan 2 kali bidikan di setiap anggota praktikan dalam kelompok. Dari hasil praktikum diperoleh hasil bidikan pertama untuk bacaan atas (BA) adalah 128 cm, sedangkan hasil bidikan kedua untuk BA adalah 129. Hasil bidikan pertama untuk bacaan bawah (BB) adalah 120 cm dan untuk bidikan kedua BB diperoleh 124 cm. Untuk bacaan tengah (BT) pada bidikan pertama diperoleh hasil 124 cm dan untuk bidikan kedua BT diperoleh 126.5 cm. Pada dasarnya nilai BT adalah hasil bagi dua dari jumlah BA dan BB. Untuk memastikan keakurasian data bidikan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :BT BB = BA BT .................................................................................(1)Dari hasil praktikum yang didapat nilai dalam bidikan pertama dan bidikan kedua menunjukkan hasil yang akurat karena hasil perhitungan di ruas kiri dan ruas kanan menununjukkan hasil yang sama. Untuk pengukuran jarak yang dilakukan dengan persamaan :Jarak = C (BA-BB) ..................................................................................(2)diperoleh hasil sebesar 800 cm pada bidikan pertama sedangkan hasil yang diperoleh menggunakan meteran sebesar 799 cm. Pada hasil perhitungan jarak dalam bidikan kedua diperoleh hasil 500 cm, sedangkan hasil yang diperoleh dalam meteran sebesar 518 cm. Ini menunjukkan terdapat sedikit perbedaan antara perhitungan jarak melalui meteran dengan persamaan yang ada.

Dwi Agustina .K240110110095Dalam hasil perhitungan terdapat perbedaan dari hasil perhitungan roll meter dengan waterpass. Perbedaan ini disebabkan karena ketidaktelitian dari praktikan contohnya ketika melakukan pengukuran dengan menggunakan roll meter yaitu kurangnya tegangan pada alat sehingga skala ukur roll meter tidak lurus sehingga data yang didapat kurang akurat. Perbedaan juga dapat disebabkan karena praktikan melakukan kesalahan pembacaan skala bacaan atas (BA), bacaan bawah (BB), bacaan tengah (BT) pada rambu ukur. Selain itu juga terdapat kesalahan dalam penggunaan rambu ukur yaitu garis bidik tidak sejajar dengan garis nivo, juga pengaruh sinar matahari yang menyebabkan peamuaian pada cairan nivo sehingga dapat mempengaruhi keakuratan alat. Oleh karena itu, ketelitian dalam menggunakan alat sangatlah penting diperhatikan dalam praktikum.

Anditya Husnul Hasna2401101100863.2PembahasanPraktikum ini didasarkan untuk melatih ketelitian kita dalam menghitung dan membaca alat Waterpass yang sebelumnya harus dilakukan beberapa langkah agar Waterpass dapat digunakan dengan benar, Dengan alat ini kami mendapat tugas mengukur jarak dan beda tinggi yang berbeda beda di taman fakultas teknologi industri pertanian.Pertama tama kami menentukan letak dimana waterpas akan di tempatkan lalu menyiapkan alat ukur waterpass,tripod unting unting dan patok untuk rambu di titik bidik, sebelumnya pasang tripod statif setinggi dada agar mempermudah saat pengukuran, kemudian pasang waterpass di atas tripod yang sudah di pasang. Setelah itu atur posisi teropong sejajar dan memutar 2 sekrup mendatar secara bersamaan agar gelembung yang terdapat di nivo kotak tepat berada di tengah, setelah posisi nivo kotak sudah di tengah barulah praktikan mulai menentukan bidikan.Dalam praktikum ini menentukan bidikannya dilakukan sebanyak 12 kali, tiap anggota menentukan 2 bidikan, dari hasil bidikan tersebut dihasilkan BB (benang bawah) pada bidikan pertama sebesar 117 dan 105 pada bidikan kedua, BT (benang tengah) pada bidikan pertama sebesar 121.5 dan 109.5 pada bidikan kedua dan BA (benang atas) sebesar 126 pada bidikan pertama dan 114 pada bidikan kedua. Setelah di dapati BB, BT dan BA pada bidikan pertama dan kedua untuk mengecek akurasi perhitungan dapat dihitung dengan cara BT BB = BA BT diperoleh nilai keakuratan bidikan pada titik pertama dan kedua benar-benar akurat karena hasil perhitungan di ruas kiri dan ruas kanan menunjukkan hasil yang sama, sedangkan pada pengukuran jarak dengan cara C(BA BB) diperoleh jarak pada bidikan pertama sebesar 900 cm sedangkan jarak yang diperoleh dengan meteran yaitu 750 cm, dan pada perhitungan jarak bidikan kedua di dapat 900 cm dan jarak yang diperoleh dengan menggunakan meteran sebesar 720 cm. Namun dengan pengetahuan yang seadanya maka kekeliruan pasti masih terjadi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil perhitungan diantaranya faktor dari lingkungan, faktor pengoperasian alat, dan terutama dari faktor manusianya itu sendiri. Ketelitian dan keterampilan dalam melakukan pengukuran sangat berpengaruh pada hasil pengukuran. Misalnya pada saat melakukan pembacaan benang atas, benang bawah sudut vertikal dan horisontal dan juga saat pengukuran jarak yang menggunakan meteran. Begitu juga saat mengukur dengan meteran, praktikan kurang teliti saat membaca dan mengukurnya, karena yang dihasilkan dari meteran dan waterpass pada bidikan pertama dan kedua itu sangat jauh berbeda.

Anditya Husnul Hasna240110110086Begitu juga dari manusianya (praktikan) yang masih belum banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman menggunakan alat dengan baik sehingga prosedur yang seharusnya dilakukan dengan baik seperti mendirikan alat tidak dipenuhi dan membuat data pembacaan kurang tepat. Misalnya, tripod harus berjarak 60 cm. Alat harus datar dan tidak boleh miring karena akan berpengaruh pada nivo dan akan berpengaruh juga pada hasil perhitungan alat. Apalagi pembacaan alat Waterpass.Pada pengambilan titik bidikan diusahakan ambil titik-titik sebanyak mungkin supaya hasil penggambaran nanti didapatkan lebih akurat dengan detail-detail titik tersebut. Setelah melakukan bidikan pada tepat pertama dan ingin berpindah ke tempat lain jangan lupa untuk membidik dan menghitung posisinya ke tempat sebelumnya dari tempat yang baru, bidikan tersebut dinamakan bidikan belakang. Supaya jarak alat dapat dikondisikan sesuai dengan posisi sebelumnya.

Billy Abadinur2401101101093.2 PembahasanDalam praktikan ini sangat diperlukan ketelitian yang akurat, praktikan harus mengetahui alat apa saja yang digunakannya dan tidak lupa praktikan mampu mengolah data hasil pengamatan di lapangan.Hal yang perlu diperhatikan adalah pada waktu mengatur nivo agar kedudukan waterpass dan rambu ukur benar-benar seimbang,sehingga data BA , BT, dan BB yang kita inginkan sama dengan data yang sebenarnya, Dalam praktikum kali ini data yang mendapatkan di lapangan tidak seluruhnya sesuai dengan literatur yang ada, namun pada kelompok 1 semua sesuai dengan literatur yang ada, misalnya pada data ke 11. Ketika kami hitung dengan menggunakan rumus BA-BT = BT-BB hasilnya sama yaitu BA = 134.5, BT = 132, BB = 129.5 .Dalam melakukan perhitungan hasil praktikum mengalami literature yang sama, namun pada data ke 1 dan 2 tidak sesuai karena jarak yang menggunakan meteran dan menggunakan theodolite berbeda, dikarenakan waterpass kurang seimbang, ketidak telitian dalam mengukur jarak.Pada saat mendirikan waterpass kita harus benar-benar yakin dan benar mendirikannya. Karena jika tidak benar maka waterpass tidak akan dalam keadaan seimbang. Salah satu cara untuk meyakinkannya dengan cara mengarahkan gelembung yang berada dalam nivo ke bagian tengah nivo dengan cara memutarkan tiga sekrup pendatar dengan arah yang berlawanan. Adapun cara menyetel waterpass dengan melihat tabung nivo agar tegak lurus pada sumbu putaran adalah pasang alat tersebut di atas sekrup pendatar dengan diametrikal berlawanan dan buat gelembung yang ada pada tabung nivo ke lingkaran tengah.putar waterpass dan geser gelembung nivo ke arah tengah,ulangi sampai gelembung benar-benar tepat di tengah. Kesalahan tersebut ada beberapa kemungkinan diantaranya kesalahan yang disebabkan oleh praktikan maupun alam sekitar. Kesalahan yang dilakukan praktikan seperti berubahnya tegangan pita meteran katena terlalu kencang menarik meteran, kurang teliti pada saat membaca bacaan pada teodolit, tergesa-gesa dalam membaca angka.

Desny Anggelina2401101101033.2 PembahasanPada praktikum kali ini praktikan praktikan diminta untuk mengukur dengan menggunakan waterpass, dengan cara membidik rambu ukur dan mencatat hasilnya pada catatan lapangan(lembaran laporan sementara). Sebelum melakukan pengukuran maka praktikan diharapkan mengetahui bagian-bagian dari waterpass tersebut beserta fungsi-fungsinya. Karena setiap alat dapat dibedakan selain berdasarkan fungsinya, juga dapat dibedakan berdasarkan kelengkapannya, tingkat ketelitiannya dan pabrik pembuatannya.Pada praktikum kali ini bahwa ada tiga syarat-syarat yang harus dipenuhi, namun syarat-syarat tersebut sudah kita lakukan dengan benar, namun pada hasil pengukuran masih ada hasil pengukuran yang belum benar seperti pada pengukuran yang ke I,II dan pengukuran yang ke VI yang paling jauh berbeda, meskipun data yang lain ada yang kurang tepat misalnya pada jarak waterpass 1 meter sedangkan pada jarak waterpass diperoleh 1.53 meter dan ada beberapa data lagi yang belum tepat. Contoh kesalahan, dapat kita lihat pada tabel diatas misalnya jarak sebenarnya atau jarak yang kita ukur dengan benang stadia adalah (I) 7.5 m dan (II) 7.2 m sedangkan hasil praktikum menunjukkan bahwa jarak yang diperoleh adalah (I) 9m dan (II) 9m, data yang ke VI adalah jarak yang diperoleh pada pengukuran dengan meteran 4 m sedangkan pada pengukuran dengan waterpass adalah 4,9 meter, dimana dapat kita ketahui bahwa kesalahan yang terjadi relative besar dibandingkan dengan pengukuran yang lainnya misalnya pengukuran ke VI yang kedua adalah hanya mempunyai beda yang kecil yaitu 0,15.Dapat kita ketahui bahwa jarak datar yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan meteran dan hasil pengukuran dengan waterpass sebaiknya sama, agar tujuan dari praktikum kali ini dapat tercapai dengan baik dan sesuai dengan landasan atau dasar-dasar teori yang ada.Kesalahan yang terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kurang teliti dalam pembacaan waterpass, garis bidik yang belum sejajar dengan rambu ukur, sumbu vertikal yang belum tegak dan kesalahan pada alat(kemungkinan), rambu ukur juga sering goyang karena pengaruh angin dan tanah yang tidak rata sehingga terjadi kesalahan pembacaan pada rambu ukur dan kesalahan pada praktikan itu sendiri.

Desny Anggelina240110110103Hal hal di atas bisa mempengaruhi banyak pada data praktikum. Nilai yang dihasilkan pada catatan lapangan menjadi tidak akurat. Hal lain yang dapat mempengaruhi hasil data adalah kurang telitinya dalam pembacaan sudut. Kesalahan dalam pembacaan sudut juga sangat mempengaruhi perhitungan data yang didapat. Praktikum kali ini mempunyai beberapa tujuan atau sasaran terhadap mahasiswa/praktikan dimana tujuan dari praktikum itulah yang harus dipenuhi oleh praktikan.

3.2 Rama Satriotama240110110100PembahasanPraktikum kali ini ialah mengenal alat, mendirikan, membidik, mengukur, dan membaca yang dilakukan oleh praktikan dengan menggunakan alat yang bernama waterpass. Alat tersebut berfungsi untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal, menentukan elevasi dan dapat pula mengukur beda ketinggian. Tujuan dari praktikum kali ini ialah agar praktikan dapat mengukur sudut dengan waterpass serta pengukuran jarak dengan menggunakan meteran berlandaskan metoda sipat datar. Setelah dilakukannya pengukuran, praktikan mencatat hasil bacaan/pengukuran dengan perhitungan yang tepat.Pertama tama praktikan mengukur beda ketinggian menggunakan waterpass ke arah rambu ukur yang sudah berada di sebelah utara yang berarti titik sudut 00 dengan ditandai oleh pasak. Lalu sejajarkan nivo dari waterpass dan nivo dari rambu ukurnya yang menandai bahwa waterpass dan rambu ukur sudah dalam posisi tegak 900 dari perukaan tanah. Setelah bidikan telah tepat dan pemfokus bidikan sudah diatur sedemikian fokusnya sampai angka pada rambu ukur terlihat jelas, maka dapat diketahui bacaan atas (BA), bacaan tengah (BT), dan bacaan bawah (BB). Jika pengukuran tepat maka . Hal berikutnya setelah mendapatkan data ketinggian, praktikan mengukur jarak pasak pada tripod dengan pasak pada rambu ukur. 1. Percobaan diatas dilakukan sebanyak 12 kali dengan ketentuan satu praktikan melakukan pengukuran tidak lebih tidak kurang 2 kali dengan arah rambu ukur yang sembarang begitu pula dengan jaraknya. Pada pengukuran pertama, saya mendapatkan data dengan sudut 301o. Ada 2 pengukuran jarak, pertama dengan menggunakan meteran didapat 5m dan dengan perhitungan rumus didapat 5m pula yang berarti tidak ada perbedaan antara keduanya. Pada pengukuran kedua didapatkan data data dengan sudut 3580 serta dengan jarak pertama (dengan meteran) 3m, kedua (dengan perhitungan rumus) 3,4m. Jarak pada pengukuran kedua mengalami perbedaan 0.4m. Kesalahan/error yang terjadi dapat disebabkan karena beberapa faktor antara lain:1. Posisi waterpass yang tidak tegak lurus 900 dengan permukaan tanah2. Rambu ukur yang tidak tegak dengan permukaan tanah.3. Permukaan tanah yang tidak rata sehingga praktikan sulit untuk mensejajarkan rambu ukur meskipun sudah dibantu dengan nivo.4. Penggunaan meteran roll yang kurang efektif karena dapat tergoyang oleh angin sehingga pengukuran jarak tidak akurat.5. Praktikan yang lalai mengecek kembali posisi nivonya jika terjadi perubahan posisi alat yang tidak sejajar lagi dengan permukaan tanah.Keterbatasan alat praktikum sehingga praktikan masih harus menggunakan alat alat lama.

Wahyuning Liyana240110110088BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan1. Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke titik acuan lainnya dan terdiri dari 11 bagian.2. Praktikan mampu mendirikan dan membaca skala alat ukur dengan tepat.

4.2. Saran 1. Praktikan diharapkan memahami terlebih dahulu mengenai hal-hal yang akan dipraktikumkan sebelum melaksanakan praktikum.2. Praktikan harus teliti pada saat membaca skala alat ukur agar data yang diperoleh benar-benar akurat.

Dwi Agustina .K2401101100954.1 KesimpulanSetelah melakukan praktikum 1 ilmu ukur wilayah, didapat beberapa kesimpulan :1. Bacaan tengah merupakan hasil bagi dua dari bacaan atas dan bacaan tengah. 2. Waterpass dapat dioperasikan terhadap sumbu horizontal dan vertical maka alat ini cocok digunakan untuk pengukuran jarak dan beda tinggi di permukaan yang beraneka ragam.

4.2 SaranUntuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka disarankan : 1. Sebelum melakukan pengukuran praktikan harus mengetahui fungsi pada bagian bagian waterpass terlebih dahulu. 2. Sebaiknya tiap anggota kelompok bekerja sama dengan baik dalam proses pengukuran.

4.1 Anditya Husnul Hasna240110110086KesimpulanSetelah melakukan praktikum ini didapatkan kesimpulan ialah :1. Waterpass dipakai untuk melakukan perhitungan beda tinggi suatu wilayah, sudut vertikal dan horizontal;1. Banyak faktor yang berpengaruh pada hasil perhitungan. Seperti faktor cuaca, faktor dari pengukur dan faktor pada saat pengoperasian alat serta faktor pengetahuan dan pengalaman praktikan yang masih sangat minim.

4.2 SaranUntuk mendapatkan hasil yang baik, maka disarankan :1. Sebelum melakukan praktikum, praktikan harus membaca modul terlebih dahulu dan sebisa mungkin untuk banyak bertanya yang belum dimengerti1. Ketika melakukan pengukuran tripod didirikan dengan tegak sempurna1. Praktikan sudah seharusnya memiliki kesungguhan,keuletan dan ketelitian dalam melaksanakan pengukuran. Karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam keakuratan data pengukuran1. Pakai alat dengan baik dan hati-hati, jangan sampai terkena terik matahari apalagi sampai terjatuh.

Billy Abadinur2401101101094.1.KesimpulanPada praktikum ini, ada beberapa yang dapat disimpulkan diantaranya :1. Dalam melakukan pengukuran hendaklah memperhatikan faktor ketelitian karena waterpass adalah alat yang memiliki akurasi ketepatan yang tinggi.2. Alat yang digunakan dalam praktikum adalah waterpass, unting-unting, kaki tiga (tripod), rambu ukur, pita ukur.3. Untuk menghasilkan pengamatan yang baik pastikan gelembung nivo berada di tengah nivo.4. Karena waterpass dapat di operasikan terhadap sumbu horizontal dan vertikal maka alat ini cocok digunakan untuk pengukuran jarak dan beda tinggi didaerah yang memiliki relief permukaan yang tidak rata.

4.2.SaranPada praktikum ini, ada beberapa saran yaitu :1. Sebaiknya saat masih melakukan praktikum patok yang berada di bawah unting-unting jangan dahulu dicabut.2. Praktikan sebaiknya lebih teliti saat membaca BA ,BB, BT.3. Periksa alat yang akan digunakan untuk memastikan tidak ada kerusakan yang akan mengakibatkan kesalahan atau literatur pada data.4. Sebaiknya gunakan payung untuk alat waterpass agar nivo tidak pecah karena terkena sinar matahari secara terus menerus.

4.1 Desny Anggelina240110110103Kesimpulan1. Tujuan atau sasaran praktikum kali ini belum tercapai 100%2. Dalam pengukuran jarak dengan menggunakan waterpass terdapat 4 kali percobaan yang salah.3. Kesalahan membaca rambu akan mempengaruhi data yang dihasilkan.4. Pembacaan sudut akan berpengaruh pada hasil data yang didapat dan otomatis membuat adanya kesalahan dalam perhitungan hasil jarak.5. Tidak hanya kesalahan pada praktikan yang dapat berpengaruh pada hasil akhir, tetapi juga cuaca lapangan yang mempengaruhi rambu ukur seperti angin.4.2 Saran1. Praktikan terlebih dahulu mengerti dan mempelajari teori teori yang diterapkan dalam praktikum yang akan dilaksanakan.2. Praktikan harus teliti dalam pengolahan data hasil perhitungan.3. Ada baiknya jika praktikan mengkoreksi kembali data yang didapat.4. Lakukanlah juga praktikum sesuai dengan prosedur guna mengurangi kesalahan. 5. Agar data yang diperoleh lebih akurat, sebaiknya praktikan menggunakan alat yang dalam keadaan baik.

4.1 Rama Satriotama240110110100KesimpulanPada praktikum ini, ada beberapa yang dapat disimpulkan diantaranya :1. Waterpass adalah alat pengukur beda ketinggian dan dapat pula sebagai alat pengukur jarak yang dapat digunakan pada semua topografi.2. Penghitungan menggunakan waterpass menggunakan rumus:

3. Bacaan tengah merupakan hasil bagi dua dari bacaan atas dan bacaan bawah.

4.2 Saran1. Sebelum melakukan praktikum, praktikan harus membaca buku penuntun praktikum terlebih dahulu atau membaca materi yang akan dipraktikumkan.2. Ketika mendirikan alat, usahakan secepat dan seefisien mungkin, agar tidak ada waktu yang terbuang.3. Cari permukaan tanah yang menurut praktikan paling datar agar mudah mentegakkan rambu ukurnya.4. Praktikan tidak pelu tergesa-gesa dalam pengambilan data karena akan mengurangi keakuratan data.

DAFTAR PUSTAKA

Dani. 2010. Terdapat pada http://danitheodolite.indonetwork.co.iddiakses pada tgl 22 sept 2012 pukul 08.10 WIBFrick, Heinz. 1985. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Bandung: WildGinting. 2010. Terdapat pada http://rinoitink.blogspot.comdiakses pada tgl 22 sept 2012 pukul 09.00 WIBWongsotjitro, Soetomo.1980. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Kanisius

LAMPIRAN

Gambar unting unting

Gambar alat ukur Waterpass