Laporan 1 Data Non Eksperimental
-
Upload
peni-permatasari -
Category
Documents
-
view
305 -
download
1
Transcript of Laporan 1 Data Non Eksperimental
LAPORAN PRAKTIKUMSTATISTIKA
DATA NON EKSPERIMENTAL
Oleh :
Maspupah A1H012003Dhamar Adhi K A1H011017Raden Fahmi Husaini A1H011033Lufti Latifah A1H012049Irviana Trisna Ramadhani A1H012065
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter
populasi. Statistika adalah ukuran yang dikenakan pada sampel ( x= rata-rata; s =
simpangan baku; s2 = varians; r = koefisien korelasi), dan parameter adalah
ukuran-ukuran yang dikenakan pada populasi (µ = rata-rata; σ = simpangan baku,
σ2= varians; ρ= koefisien korelasi). Dengan kata lain, hipotesis adalah taksiran
terhadap parameter populasi, melalui data-data sampel.
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, bias berupa pernyataan tentang hubungan dua variable atau lebih,
perbandingan (komparasi), atau variable mandiri (deskripsi). Deskriptif dalam
statistika adalah penelitian yang didasarkan pada populasi (tidak ada sampel),
sedangkan deskriptif dalam penelitian menunjukkan tingkat ekplanasi yaitu
menanyakan tentang variable mandiri (tidak dihubungkan dan dibandingkan).
Dalam statistic terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol dan
hipotesis alternatif. Hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara
parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi
dan ukuran sampel. Hipotesis alternative adalah lawannya hipotesis nol, yang
berbunyi adanya perbedaan antara data populasi dengan data sampel. Secara
ringkas hipotesis dalam statistik merupakan pernyataan statistik tentang parameter
populasi sedangkan hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian.
Terdapat bermacam-macam teknik statistik yang dapat digunakan dalam
suatu penelitian khususnya dalam pengujian statistik. Teknik statistik yang akan
digunakan tergantung pada interaksi dua hal, yaitu macam data yang akan
dianalisis dan bentuk hipotesisnya.
Bentuk hipotesis ada tiga macam,yaitu:
1. Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variable mandiri,
tidak membuat perbandingan atau hubungan.
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai
dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
B. Tujuan
a. Mengumpulkan dan menyajikan data non eksperimental
b. Menganalisis data non eksperimental menggunakan metode analisis yang
sesuai, dengan tahap-tahap yang sisitematis dan mampu menarik kesimpulan
dari hasil analisis data.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Data adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai suatu persoalan,
yang dapat berbentuk kategori atau pun berbentuk angka/bilangan. Data
merupakan bahan mentah yang jika diolah dengan baik melalui berbagai analisis
dapat melahirkan berbagai informasi. Dengan informasi tersebut, dapat diambil
suatu keputusan.
Pengolahan data adalah proses untuk memperoleh data atau angka
ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah, dengan menggunakan rumus
tertentu, seperti menghitung jumlah, rata-rata, proporsi/ persentase. Dalam
stastistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter
populasi. Dengan kata lain hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi,
melalui data-data sampel (Sugiyono,2005).
Istilah hipotesis sebenarnya berasal dari kata majemuk terdiri dari kata-
kata hipo dan tesa. Hipo, berasal dari bahasa Yunani yang berarti di bawah,
kurang atau lemah. Sedangkan tesa yang berarti teori atau proporsi yang disajikan
sebagai bukti. Jadi, hipotesis adalah pernyataan yang masih kebenarannya dan
masih perlu dibuktikan kenyataannya. Jika suatu hipotesis telah dibuktikan
kebenarannya, namanya bukan lagi hipotesis. (Kerlinger, 1979)
1. Jenis Hipotesis
Jenis hipotesis berdasarkan perumusannya terdiri dari dua jenis yaitu
hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol adalah hipotesis/dugaan yang
menyatakan tidaknya ada hubungan atau perbedaan antara variable X dan variable
Y. Sementara, hipotesis alternatif adalah hipotesis/dugaan yang menyatakan
adanya hubungan atau perbedaan antara variable X dan variable Y.
Berdasarkan perumusan masalahnya, hipotesis dibagi menjadi tiga jenis
yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif. Hipotesis
deskriptif adalah dugaan yang menjadi jawaban sementara terhadap rumusan
masalah deskriptif (menggambarkan). Hipotesis komparatif adalah dugaan yang
menjadi jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif
(membandingkan). Pada rumusan ini, variabelnya sama tapi berbeda pada
populasi dan sampel atau kejadian itu terjadi pada waktu yang berbeda. Terakhir,
hipotesis asosiatif adalah dugaan yang menjadi jawaban sementara terhadap
rmusan masalah asosiatif yang menanyakan adanya hubungan antara dua variabel
atau lebih.
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Alat tulis
2. Kertas A4
3. Kalkulator
4. Wadah
b. Bahan
1. Kacang Bledugh.
2. Kacang garuda.
B. Prosedur Kerja
1. Untuk hipotesis deskriptif
a. Praktikan diberikan dua bungkus kacang dengan merk yang
berbeda.
b. Kacang yang bagus dan yang rusak dihitung dan dicatat oleh
praktikan.
c. Persentase kacang yang rusak dihitung dari kacang keseluruhan
d. Data disajikan dan dianalisis dengan metode yang tepat.
Data disajikan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini :
Merk kacang
atom
Berat total Berat yang
rusak
% Berat kacang yang
rusak
e. Analisis data
Lakukan analisis data menggunakan metode yang tepat sesuai dengan
jenis hipotesis deskriftif untuk data nominal non eksperimental ( uji chi
square).
Prosedur analisis data :
1. Tuliskan hipotesis deskriptif untuk data diatas.
2. Lakukan pengujian hipotesis dengan menghitung besarnya chi
kuadrat (x2) dengan menggunakan rumus :
(x2 hitung=∑ fo – fh)2fh
Untuk mempermudah perhitungan, buatlah tabel penolong seperti
di bawah ini :
Tabel Analisis chi kuadrat
Pemilihan
alternative
Fo Fh fo-fh (fo – fh)2 ( fo – fh)2fh
Kacang
Garuda
Kacang
Beledugh
Jumlah X2 hitung
Catatan : jumlah frekuensi yang diharapkan adalah sama yaitu 50% : 50%
3. Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan
diterima atau ditolak, maka nilai x2 hitung dibandingkan dengan
nilai x2 tabel dengan taraf kesalahan (α) = 5%.
4. Kesimpulan dituliskan.
2. Untuk hipotesis komparatif
Prosedur kerja :
a. Siapkan sampel kacang garuda dan kacang beledugh untuk dinilai
kesukaannya oleh mahasiswi dan mahasiswa.
b. 7 mahasiswa dan 8 mahasiswi menentukan kesukaan terhadap
kacang garuda dan kacang beledugh (lebih suka kacang garuda
atau kacang beledugh).
c. Tuliskan data kesukaan kacang atom dari mahasiswa dan
mahasiswi yang diperoleh pada tabel.
Tabel Analisis FEPT
Kelompok Kacang
garuda
Kacang
beledugh
Jumlah
Mahasiswa a b a + b
Mahasiswi c d c + d
Jumlah n
d. Analisis data
Lakukan analisis data menggunakan metode yang tepat sesuai
dengan jenis hipotesis komparatif untuk data nominal non
eksperimental (fischer exact probability test).
Prosedur analisis data :
1. Tuliskan hipotesis komparatif untuk data diatas.
2. Lakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan Fisher
Exact Probability Test, dengan rumus :
P = (a+b )!+(c+d )!+(a+C ) !+(b+d )!
n !+a!+b !+c !
3. Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang
diajukan diterima atau ditolak, maka nilai p dibandingkan
dengan taraf kesalahan (α) = 5%
4. Tuliskan kesimpulan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Data Non Eksperimental
No. Merk Kacang Jumlah Total Jumlah Rusak % Jumlah Rusak
1. Kacang
Bledugh
125 9 7,2 %
2. Kacang Garuda 85 11 12,94 %
% jumlah yang rusak = jumlah kacangrusak
jumlahtotal x 100%
% kacang Bledugh = 9
125 x 100 % = 7,2 %
% kacang Garuda = 1185
x 100% = 12,94 %
Pilihan Alternatif fo fh fo – fh ( fo – fh)2 ( fo – fh)2fh
Kacang Bledugh 9 10 -1 1 0,1
Kacang Garuda 11 10 1 1 0,1
Jumlah 20 20 0 2 0,2
Hipotesis awal
Ho = Merk tidak berpengaruh pada kualitas kacang
Hi = Merk berpengaruh pada kualitas kacang
Kacang Bledugh( fo – fh)2
fh = 0,1Kacang garuda
( fo – fh)2fh
= 0,1
X2 hitung = ∑ ( fo – fh)2
fh = 0,2
Fα = 3,84
Fhit ≤ Fα , maka :
Ho = diterima
Hi = ditolak
Kesimpulan : maka merk tidak berpengaruh pada kualitas kacang.
2. Fisher Exact Probability Test
Hipotesis awal
Ho = Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kesukaan
Hi = Jenis kelamin berpengaruh terhadap kesukaan
Kelompok Kacang A
(Bledugh)
Kacang B (Garuda) Jumlah
Mahasiswa a (5) b (2) 7 (a + b)
Mahasiswi c (1) d (7) 8 ( c + d)
Jumlah (a + c) 6 (b + d) 9 n = 15
P = (a+b )!+(c+d )!+(a+c )!+ (b+d ) !
n!+a !+b !+c !+d !
= 7 !+8 !+6 !+9!
5!+5 !+2 !+1 !+7 !
P hitung = 3,13 x 10-7
Pα 5% = 3,84
Phit ≤ Pα , maka :
Ho = ditolak Hi = diterima
Kesimpulan : maka jenis kelamin berpengaruh terhadap kesukaan.
B. Pembahasan
Hipotesis adalah pernyataan yang masih kebenarannya dan masih perlu
dibuktikan kenyataannya. Jika suatu hipotesis telah dibuktikan kebenarannya,
namanya bukan lagi hipotesis. (Kerlinger, 1979)
Ada tiga macam hipotesis penelitian yang dikenal, antara lain hipotesis
deskriptif, hipotesis komperatif, dan hipotesis asosiatif.
Hipotesis deskriptif, yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan
menghubungkan dengan variabel lain atau hiporesis untuk menentukan titik
peluang, dimana hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan
taksiran (estimatif), (Riduwan, 2006:166).
Contoh : Seberapa Tinggi daya tahan lampu merk X?
Seberapa tinggi produktivitas padi di kabupaten tugumulyo?
Maka hipotesis yang dirumuskan dari dua pertanyaan tersebut adalah:
1. Daya tahan lampu merk X adalah 800 jam
2. Produktivitas Padi di kabupaten Tugumulyo adalah 8 ton/ha
Hipotesis komparatif, yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan
jawaban pada permasalahan yang bersufat membedakan, atau pernyataan yang
menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang
berbeda. ( Sugiyono, 2006: 85).
Contoh : Apakah ada perbedaan kemampuan berbahasa asing antara lulusan
Pondok pesantren Madani dengan lulusan SMU teladan?
Maka hipotesis yang akan diajukan adalah :
1. Ada perbedaan kemampuan berbahasa asing antara lulusan Pondok
pesantren Madani dengan lulusan SMU Teladan. Artinya Lulusan Pondok
madani lebih baik kemampuan berbahasa asing daripada lulusan SMU
Teladan
Di statistika dikenal juga uji chi square dan uji fisher probability.
Uji Chi-square atau qai-kuadrat digunakan untuk melihat
ketergantungan antara variabel bebas dan variabel tergantung berskala
nominal atau ordinal. Prosedur uji chi-square menabulasi satu atau
variabel ke dalam kategori-kategori dan menghitung angka statistik chi-
square. Untuk satu variabel dikenal sebagai uji keselarasan atau goodness
of fit test yang berfungsi untuk membandingkan frekuensi yang diamati
(fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fe). Jika terdiri dari 2 variabel
dikenal sebagai uji independensi yang berfungsi untuk hubungan dua
variabel. Seperti sifatnya, prosedur uji chi-square dilkelompokan kedalam
statistik uji non-parametrik.
Semua variabel yang akan dianalisa harus bersifat numerik
kategorikal atau nominal dan dapat juga berskala ordinal. Prosedur ini
didasarkan pada asumsi bahwa uji nonparametrik tidak membutuhkan
asumsi bentuk distribusi yang mendasarinya. Data diasumsikan berasal
dari sampel acak. Frekuensi yang diharapkan (fe) untuk masing-masing
kategori harus setidaknya : Tidak boleh lebih dari dua puluh (20%) dari
kategori mempunyai frekuensi yang diharapkan kurang dari 5.
Formula uji Chi Square :
Dimana : = Nilai khai-kuadrat
fo = frekuensi observasi/pengamatan
fe = frekuensi ekspetasi/harapan
Contoh kasus :
Perusahaan penyalur alat elektronik AC ingin mengetahui apakah ada
hubungan antara gender dengan sikap mereka terhadap kualitas produk
AC. Untuk itu mereka meminta 25 responden mengisi identitas mereka
dan sikap atau persepsi mereka terhadap produknya.
Permasalahan : Apakah ada hubungan antara gender dengan sikap
terhadap kualitas AC?
Hipotesis :
H0 = Tidak ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap
kualitas AC
H1 = Ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas
AC
Tolak hipotesis nol (H0) apabila nilai signifikansi chi-square < 0.05 atau
nilai chi-square hitung lebih besar (>) dari nilai chi-square tabel.
Data dari keduapuluh lima responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Data responden
Keterangan : Gender : 1 = Laki-laki; 2 = Wanita, Sikap: 1 = berkualitas,
2 = Tidak berkualitas.
Langkah-langkah SPSS
1. Analyze > Descriptive Statistics > Crosstab
2. Masukkan variabel Gender ke dalam kotak Row
3. MAsukkan variabel Sikap ke dalam kotak Column
4. Klik untuk pilihan Statistics
5. Pilih menu Chi-square, tekan Continue
6. Pilih Cell, Observed, tekan Continue
7. Klik Ascending, tekan Continue
8. Tekan OK
Hasil output SPSS
Pada tabel case processing summary diatas menunjukkan bahwa input data ada 25
responden dan tidak ada data yang tertinggal.
Pada tabel crossstabulasi antara gender*sikap di atas bahwa gender laki-laki
berjumlah 12 responden. Dari 12 responden laki-laki bersikap/menganggap
berkualitas sedangkan 5 responden bersikap tidak berkualitas. Sedangkan 13
responden bergender wanita yang menganggap produk AC berkualitas sebanyak
6 responden dan yang bersikap tidak berkualitas ada 7 responden.
Pada tabel chi-square test di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
p-value sebesar 0.543 dan nilai chi-square sebesar 0.371. Karena nilai signifikansi
0.543 > 0.05 maka hipotesis null diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan
antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC
Sedangkan, Uji exact Fisher digunakan ketika memiliki dua variabel
nominal. Biasanya data yang dimiliki meliputi 2 baris dan 2 kolom, sama halnya
dengan contoh pada uji pearson chi-square yang telah dibahas. Fisher’s exact tes
ini lebih akurat daripada uji chi-kuadrat atau G-test untuk data-data berjumlah
sedikit. Walaupun uji ini biasanya digunakan pada tabel sebanyak 2 x 2, namun
kita dapat melakukan Uji exact Fisher dengan jumlah tabel yang lebih besar.
Penyusunan Hipotesis nol pada Uji exact Fisher adalah sebagai berikut :
H0 : proporsi relatif dari satu variabel tidak terkait dengan variabel kedua.
Sebagai contoh : jika kita memperkirakan jumlah tikus jantan dan betina di dua
rumah, maka Hipotesis nol akan menjadi.
H0 : proporsi tikus jantan dan betina di kedua rumah adalah sama.
Contoh kasus: Jika kita ingin mengukur proporsi jumlah pengunjung laki-laki dan
perempuan di empat buah salon di kawasan Blok M setiap harinya.
Data pengunjung yang diberikan adalah sebagai berikut:
H0 : Proporsi pengunjung di keempat salon tersebut adalah sama
dengan SPSS 17.0, maka dapat dilakukan langkah sebagai berikut :
1. Masukkan data tersebut ke dalam worksheet SPSS, perlu diperhatikan
bahwa data yang kita input akan berupa baris, kolom, dan yang
menyatakan jumlah pengunjung seperti berikut ini:
Dapat kita lihat cara memasukkan data ke dalam worksheet SPSS
dimana pada tabel perhitungan dapat dilihat bahwa pada kolom 1 dan baris
1 adalah jumlah pengunjung laki-laki pada salon Tessy, pada kolom 3
baris 2 adalah jumlah pengunjung perempuan pada salon Tintje.
2. Langkah selanjutnya sama dengan pengujian Pearson chi square
3. Output yang didapatkan kemudian adalah sebagai berikut:
3. Interpretasi:Dari output yang didapat hasil point probabilitynya adalah
0,007, dengan demikian hipotesis nol dapat ditolak, artinya terdapat
perbedaan proporsi yang signifikan pada jumlah pengunjung laki-laki
dan perempuan pada keempat salon.
Pada praktikum ini dilakuakan dua uji hipotesis yaitu uji hipotesis
deskriptif dan uji hipotesis komparatif pada dua merk kacang yaitu kacang
Bledugh dan kacang Garuda. Uji hipotesis yang pertama dilakukan adalah
uji hipotesis deskriptif. Mencari jawaban apakah merk kacang berpengaruh
terhadap kualitas kacang atau tidak.
Pertama praktikan menghitung persentase kerusakan pada kedua merk
kacang, dan disajikan dalam tabel di bawah ini :
No. Merk Kacang Jumlah Total Jumlah Rusak % Jumlah Rusak
1. Kacang
Bledugh
125 9 7,2 %
2. Kacang Garuda 85 11 12,94 %
Persentase jumlah kacang yang rusak didapatkan dari perbandingan
jumlah kacang yang rusak dengan jumlah kacang secara keseluruhan dikali
100% untuk setiap merk kacang.
Dengan penulisan secara matematis adalah sebagai berikut :
% jumlah yang rusak = jumlah kacangrusak
jumlahtotal x 100%
Perhitungan kerusakan kacang sebagai berikut
% kacang Bledugh = 9
125 x 100 % = 7,2 %
% kacang Garuda = 1185
x 100% = 12,94 %
Dilanjutkan dengan mengolah data untuk disajikan pada tabel analisis chi
kuadrat, seperti berikut :
Pilihan Alternatif Fo fh fo – fh ( fo – fh)2 ( fo – fh)2fh
Kacang Bledugh 9 10 -1 1 0,1
Kacang Garuda 11 10 1 1 0,1
Jumlah 20 20 0 2 0,2
Dari tabel ini akan didapatkan perbandingan anatara F hitung dengan F α, untuk
menjawab hipotesis yang telah dirumuskan.
Hipotesis yang dirumuskan berdasarkan tabel tersebut adalah :
H0 = merk tidak berpengaruh pada kualitas kacang.
Hi = merk berpengaruh pada kualitas kacang.
Untuk mendapatkan perbandingan antara nilai Fhitung dengan Fα dilakukan
proses perhitungan sebagai berikut :
Fα yang digunakan yaitu Fα 5% yang bernilai 3,84. Nilai tersebut didapatkan
dengan melihat tabel F.
Kacang Bledugh( fo – fh)2
fh = 0,1Kacang garuda
( fo – fh)2fh
= 0,1
X2 hitung = ∑ ( fo – fh)2
fh = 0,2
Fα = 3,84
Fhit ≤ Fα , maka :
Ho = diterima Hi = ditolak
Kesimpulan : maka merk tidak berpengaruh pada kualitas kacang.
Arti lain dari kesimpulan tersebut apa bila H0 diterima berarti ada keseragaman
antara kualitas kacang kedua merk, tidak ada perbedaan kualitas untuk kedua
merk kacang.
Setelah uji hipotesis deskriptif dilanjutkan dengan uji hipotesis komparatif,
untuk mengetahui apakah jenis kelamin berpengaruh terhadap kacang kesukaan.
Maka untuk menyurvei kacang kesukaan berdasarkan jenis kelamin, diambil 7
mahasiswa dan 8 mahasiswa untuk mencicipi kacang dari kedua merk. Hasil dari
survei disajikan dalam data sebagai berikut untuk diolah selanjutnya :
Kelompok Kacang A Kacang B (Garuda) Jumlah
(Bledugh)
Mahasiswa a (5) b (2) 7 (a + b)
Mahasiswi c (1) d (7) 8 ( c + d)
Jumlah (a + c) 6 (b + d) 9 n = 15
Hipotesis yang dirumuskan pada uji hipotesis komparatif ini yaitu :
H0 = Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kacang kesukaan
Hi = jenis kelamin berpengaruh terhadang kacang kesukaan.
Untuk mendapatkan perbandingan nilai P hitung dan Pα dilakukan perhitungan
seperti di bawah ini :
P = (a+b )!+(c+d )!+(a+c )!+ (b+d ) !
n!+a !+b !+c !+d !
= 7 !+8 !+6 !+9!
5!+5 !+2 !+1 !+7 !
P hitung = 3,13 x 10-7
Pα 5% = 3,84
Phit ≤ Pα , maka :
Untuk ketentuan penolakan/penerimaan H0 dan penerimaan/penokan Hi
pada uji hipotesis komparatif ini aturannya berkebalikan. Jika pada uji
hipotesis deskriptif, jika Fhitung ≤ Fα maka H0 diterima dan Hi ditolak.
Namun pada uji hipotesis komparatif jika Phitung ≤ Pα, maka H0 ditolak
dan Hi diterima. Maka sesuai aturan tersebut pada pengujian hipotesis
komparatif ini didapatkan hasil :
Phit ≤ Pα
Ho = ditolak
Hi = diterima
Kesimpulan : jenis kelamin berpengaruh terhadap kesukaan.
Artinya ada perbedaan antara kesukaan jenis kelamin perempuan dan jenis
kelamin laki-laki.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Untuk hipotesis deskriptif
Dari praktikum acara non eksperimental ini didapatkan kumpulan dan
sajian data dalam bentuk tabel seperti di bawah ini :
Tabel jumlah kacang
No. Merk Kacang Jumlah Total Jumlah Rusak % Jumlah Rusak
1. Kacang
Bledugh
125 9 7,2 %
2. Kacang Garuda 85 11 12,94 %
% kacang Bledugh rusak = 7,2 %
% kacang Garuda rusak = 12,94%
Tabel analisis chi kuadrat
Pilihan Alternatif Fo fh fo – fh ( fo – fh)2 ( fo – fh)2fh
Kacang Bledugh 9 10 -1 1 0,1
Kacang Garuda 11 10 1 1 0,1
Jumlah 20 20 0 2 0,2
Kesimpulan dari tabel data tersebut yaitu:
Fhitung = 0,2 Fα 5% = 3.84
Fhitung ≤ Fα 5%
Maka : Ho = diterima Hi = ditolak
Kesimpulan : merk berpengaruh terhadap kualitas kacang.
2. Untuk hipotesis komparatif
Kesimpulan dari uji hipotesis komparatif ini dapat disajikan dalam bentuk
tabel dibawah ini :
Kelompok Kacang A
(Bledugh)
Kacang B (Garuda) Jumlah
Mahasiswa a (5) b (2) 7 (a + b)
Mahasiswi c (1) d (7) 8 ( c + d)
Jumlah (a + c) 6 (b + d) 9 n = 15
Dari tabel di atas didapatkan kesimpulan :
P hitung = 3.13 x 10-7
P α 5% = 3.84
P hit ≤ P α, maka :
Ho = ditolak
Hi = diterima
Kesimpulan : jenis kelamin berpengaruh terhadap kesukaan.
B. Saran
Pada paraktikum acara data non eksperimental ini, diharapkan asisten
praktikum dapat mengkondisikan para paraktikan pada saat melaksanakan
praktikum agar praktikum berlangsung dengan kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
New York: Holt, RinehKerlinger, Fred N. (1979). Behavioral Research: A
Conceptual Approach. art and Winston.
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Popham, W. James & Sirotnik, Kenneth A. (1973). Educational Statistics. New
York: University of California, Los Angeles.
Riduwan. (2006). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Penerbit Alfabeta
Riduwan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Penerbit Alfabeta
Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta
Wiersma, William (1995). Research Methods in Education: An Introduction.
Sixth edition. Boston: Allyn and Bacon.