Lapkas Tetanus Neonatorum Edit

18
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA DOKTER PEMBIMBING dr. Reni suryanti, Sp.A Dr. Nuchsan Umar Lubis, Sp.A dr. Nanda Susanti, Sp.A TETANUS NEONATORUM Oleh: Dyan Pratiwi Intan Lismayanti Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatra Utara

Transcript of Lapkas Tetanus Neonatorum Edit

TETANUS NEONATORUM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA

DOkter PEMBIMBINGdr. Reni suryanti, Sp.ADr. Nuchsan Umar Lubis, Sp.Adr. Nanda Susanti, Sp.ATETANUS NEONATORUMOleh:Dyan PratiwiIntan LismayantiKepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah LangsaFakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatra Utara

DEFINISITetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaranTetanus neonatorum merupakan penyakit tetanus pada neonatorum disebabkan oleh spora C. tetanimasuk melalui luka tali pusat, kerena perawatan atau tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan sebagainya.

EtiologiClostridium Tetani Basil gram-positif dengan spora pada ujungnya sehingga berbentuk seperti pemukul genderang (drumstick)Obligat anaerob (berbentuk vegetatif apabila berada dalam lingkungan anaerob) dan dapat bergerak menggunakan flagellaMenghasilkan eksotoksin yang kuat.Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanoplasmin

Mampu membentuk spora yang mampu bertahan dalam suhu tinggi (mendidih,tetapi tidak dalam autoklaf),kekeringan dan desinfektan.Kuman hidup di tanah dan di dalam usus binatang, terutama pada tanah di daerah pertanian / peternakanSpora mampu bertahan dalam keadaan yang tidak menguntungkan selama bertahun-tahun, dalam lingkungan yang anaerob dapat berubah menjadi bentuk vegetatif yang akan menghasilkan eksotoksin

PATOGENESISSpora Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh dan berada dalam lingkungan anaerobik , berubah menjadi bentuk vegetatif dan berbiak cepat sambil menghasilkan toksin.Dalam jaringan yang anaerobik ini terdapat penurunan potensial oksidasi reduksi jaringan dan turunnya tekanan oksigen jaringan akibat adanya nanah, nekrosis jaringan atau benda asingToksin pada awalnya merambat dari tempat luka lewat motor endplate dan aksis silinder saraf tepi ke kornu anterior sumsum belakang dan menyebar ke seluruh susunan saraf pusat

Pengangkutan toksin ini melewati saraf motorik, terutama serabut motor

Reseptor khusus pada ganglion menyebabkan fragmen C toksin tetanus menempel erat dan kemudian melalui proses perlekatan dan internalisasi, toksin diangkut ke arah sel secara ekstra aksional dan menimbulkan perubahan potensial membran dan gangguan enzim yang mengakibatkan kolin-esterase tidak aktif, sehingga kadar asetilkolin menjadi sangat tinggi pada sinaps yang terkena

Toksin menyebabkan blokade pada simpul yang menyalurkan impuls pada tonus otot, sehingga tonus otot meningkat dan menimbulkan kekakuanBila tonus makin meningkat akan timbul kejang terutama pada otot yang besar

Dampak toksin :

Dampak pada ganglion pra sumsum tulang belakang disebabkan oleh karena eksotoksin memblok sinaps jalur antagonis, mengubah keseimbangan dan koordinasi impuls sehingga tonus otot meningkat dan otot menjadi kakuDampak pada otak, diakibatkan oleh toksin yang menempel pada cerebral gangliosides diduga menyebabkan kekakuan dan kejang yang khas pada tetanusDampak pada saraf autonom , terutama mengenai saraf simpatis dan menimbulkan gejala keringat yang berlebihan, hipertemia , hipotensi, hipertensi, aritmia, heart block atau takikardia

DIAGNOSISAnamnesis yang dapat membantu diagnosis antara lain :Siapa penolong persalinan, tenaga medis/paramedis atau non medis/dukun bayi, yang telah mendapat pelatihan atau belum. Data ini akan membantu membedakan persalinan yang bersih atau tidak

Alat apa yang dipakai untuk memotong tali pusatRamuan apa yang dibubuhkan pada tindakan perawatan puntung tali pusatApakah ibu pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid sebelum atau selama kehamilannyaSejak kapan bayi tak dapat menyusui Berapa lama selang antara waktu gejala tidak dapat menyusui dengan gejala kejang yang pertama

MANIFESTASI KLINIKGejala yang jelas ialah tidak mau minum asi,iritable,menangis terus,badan panas, mulut mencucu seperti mulut ikan (karpermond ), dan ekstremitas menjadi kaku,terjadi serangan kejang,tanda dehidrasi, akhirnya terjadi opistotonus

Perjalanan penyakit biasanya berat dan tidak dibagi dalam 3 stadium seperti tetanus anak

DIAGNOSIS BANDING1.Kejang gangguan metabolik.- hipoglikemi,- hiponatremi,- hipernatremia,- pyridoxin dependency,- hipokalsemia.

PENATALAKSANAAN

1. ATS 10000 IU 2 hari berturut-turut (tanpa perlu skin test)2. Anti konvulsan: Diazepam yang optimal ( sampai tidak terjadi kejang )Bila lebih dari 20 mg/kgbb3. IVFD dengan larutan 4 : 1 glukosa 5 % : NaCl fisiolologis 4 :1> Drug line4. Kebutuhan nutrien dipenuhi melalui pemasangan NGT.Apabila kejang rangsang telah berhenti dimulai pemberian ASI oral secara bertahap

Diazepam dosis awal 2,5 mg intravena perlahan-lahan selama 2-3 menitDosis rumat 8-10 mg/kgBB/hari melalui IVFDBila kejang masih timbul, boleh diberikan diazepam tambahan 2,5 mg secara intravena perlahan-lahan dan dalam 24 jam boleh diberikan tambahan diazepam 5 mg/kgBB/hari sehingga dosis diazepam keseluruhan menjadi 15 mg/kgBB/hari.

Setelah keadaan klinis membaik, diazepam diberikan peroral dan diturunkan secara betahapAmpisilin 100mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis secara intravena selama 10 hariTali pusat dibersihkan dengan alkohol 70 % atau betadine

Perhatikan jalan nafas ( bronchial toilet ), imbang cairan/ 24 jam

Komplikasi : 1 bronkopneumonia2 respiratory distress3 gagal nafas akut4 fraktur kompresi5 hipertermia ( prognosis buruk )

PENCEGAHANToksoid tetanus yang diberikan 3 kali berturut-turut pada trimester ketiga kehamilanSterilitas pada waktu pemotongan tali pusat dan perawatan tali pusat selanjutnya

TERIMA KASIH