lapkas 3

23
BAB I LAPORAN KASUS Nama dr. pembimbing : dr. Eddy P, Sp.OG Nama dr. muda : Ifa Nur. D ANAMNESIS Identitas Pasien Identitas Suami Nama : Ny. yeni Nama : Tn. Ferry Tmpt, tgl lahir : jakarta, 11 okt 1988 Usia : 29 th Usia : 27 th Pekerjaan : suasta Alamat : Jl. Kramat pulo gandul Agama : islam Pekerjaan : IRT Agama : islam Suku bangsa : sunda Jenis anamnesis : autoanamnesis Tgl MRS : 23 april 2015 pukul 11.30 Dr. yang merawat : dr. Susilauati, Sp.OG Keluhan Utama : os mengeluh mulas-mulas dan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 07.30 Riwayat Penyakit Sekarang : seorang uanita 27 tahun mengaku hamil 39 minggu datang dengan keluhan mulas dan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 07.30. Gerakan janin (+)

description

INFO

Transcript of lapkas 3

BAB I

LAPORAN KASUS

Nama dr. pembimbing: dr. Eddy P, Sp.OG

Nama dr. muda

: Ifa Nur. D

ANAMNESIS

Identitas Pasien

Identitas Suami

Nama

: Ny. yeni

Nama

: Tn. FerryTmpt, tgl lahir

: jakarta, 11 okt 1988

Usia

: 29 thUsia

: 27 th

Pekerjaan: suastaAlamat

: Jl. Kramat pulo gandulAgama

: islam

Pekerjaan

: IRT

Agama

: islam

Suku bangsa

: sundaJenis anamnesis: autoanamnesis

Tgl MRS

: 23 april 2015 pukul 11.30Dr. yang merawat: dr. Susilauati, Sp.OGKeluhan Utama: os mengeluh mulas-mulas dan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 07.30Riwayat Penyakit Sekarang: seorang uanita 27 tahun mengaku hamil 39 minggu datang dengan keluhan mulas dan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 07.30. Gerakan janin (+) dirasakan ibu. Keluar air-air dari kemaluan disangkal. Mual dan muntah disangkal. Terasa ingin BAK terus, BAB lancar.

Riwayat Penyakit Dahulu: Asma disangkal, DM disangkal, hipertensi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga:

Os mengaku tidak ada riwayat asma, DM dan hipertensi pada keluarganya

Riwayat Pengobatan

: sejak aual kehamilan ini Os mengaku rutin mengonsumsi vitamin dan obat dari dokter

Riwayat Psikososial

: makan teratur sehari 3x, OS mengaku jarang olahraga, merokok disangkal, konsumsi alkohol disangkal, konsumsi jamu disangkal

Riwayat Alergi

: tidak ada alergi obat dan makanan

Riwayat Perkawinan

: pernikahan pertama, masih menikah, lama pernikahan tahun

Riwayat Haid

: menarkhe usia 14 th, haid tidak teratur, sering nyeri, lama haid 3-5 hari, siklus haid tak teratur, biasanya 2-3 kali ganti pembalut/hari jika haid. HPHT 19 -7 2014Riwayat pemakaian kontrasepsi : tidak pakai alat kontrasepsiRiwayat Pemeriksaan Kehamilan : ANC rutin di dokter

Riwayat Persalinan

:

Gravida ( 2 ), Aterm ( - ), Prematur ( - ), Abortus ( - ), Anak hidup ( 1 ), SC ( - )

No.Tempat

bersalinPenolongTahunAtermJns persalinanPenyulitAnak

JKBB/PBKeadaan

1 bidan2011Atem Spontan -Laki-laki3200 gr / 49 cmSehat

2Hamil ini

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum: tampak sakit ringan

Kesadaran

: komposmentis

Tanda Vital

Suhu: 36,6 oC

TD: 110/70 mmHg

RR: 20 x/menit

Nadi: 86 x/menit, regular, isi cukupStatus Generalis

Kepala

: Normocephal, deformitas -Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-), refleks pupil (+) isokor

Leher

: Tidak ada pembesaran KGB, tidak tampak pembesaran kel.tiroidThorax

Inspeksi:simetris dextra-sinistra, tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas, retraksi dinding dada (-), otot bantu pernapasan (-)

Palpasi :simetris, vocal fremitus sama dextra-sinistra, tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas, nyeri tekan (-)

Perkusi : sonor pada semua lapang paruAuskultasi :suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing(-/-)

JantungInspeksi:ictus cordis tidak terlihat

Palpasi:ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicularis sinistra

Perkusi: batas jantung relatif dalam batas normal

Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, bising jantung (-) gallop (-)

Extremitas

Atas:akral hangat, udem (-/-), pucat (-), RCT < 2 detik

Bawah:akral hangat, udem (-/-), pucat (-), RCT < 2 detik

Abdomen

Inspeksi: perut tidak membesar

Status obstetrik

Leopold I: TFU 33 cm, teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting ( presentasi bokongLeopold II: kanan : teraba bagian memanjang seperti papan, keras ( punggung

Kiri : teraba bagian kecil-kecil pada janin ( ekstremitas

Leopold III: teraba bagian bulat, keras, melenting ( presentasi kepalaLeopold IV: divergen, 4/5 (1/5 bagian terbauah janin telah masuk PAP)DJJ

: 165 x/mnt, teraturTBJ

: (33-11) x 155 = 3410 grHis

: 2 x 10 menit, lama 30 detik, kekuatan ringan, relaksasi +Periksa Dalam: portio tebal lunak, pembukaan 3 cm, hodge I-II, blood slem +Pemeriksaan penunjang USG CTGResume

Seorang wanita 27 tahun mengaku hamil 39 minggu datang dengan keluhan mulas dan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 07.30. Gerakan (+) janin dirasakan ibu. Keluar air-air dari kemaluan disangkal. Mual dan muntah disangkal. Terasa ingin BAK terus, BAB lancar. Suhu: 36,6 oC, TD: 110/70 mmHg, RR: 20 x/menit, Nadi: 86 x/menit, regular, isi cukup. Leopold I: TFU 33 cm, teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting ( presentasi bokong, Leopold II: kanan : teraba bagian memanjang seperti papan, keras ( punggung dan Kiri : teraba bagian kecil-kecil pada janin ( ekstremitas, Leopold III: teraba bagian bulat, keras, melenting ( presentasi kepala, Leopold IV: divergen, 4/5 (1/5 bagian terbauah janin telah masuk PAP), DJJ: 165 x/mnt, teratur, TBJ : (33-11) x 155 = 3410 gr, His: 2 x 10 menit, lama 30 detik, teratur, Periksa Dalam: portio tebal lunak, pembukaan 3 cm, hodge I-II, blood slem +Diagnosis KerjaIbu: G2P1A0 usia 27th hamil 39 mgg dengan inpartu kala 1 fase latenAnak: janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepalaRencana tindakan:

Partus pervaginam CTG

Jika ibu tampak gelisah atau kesakitan : biarkan ibu berganti posisi sesuai keinginan, jika ditempat tidur disarankan untuk miring ke kiri, biarkan ibu beraktivitas sesuai dengan kesanggupannya

Ajari teknik bernafas

Cek djj dan his tiap 4 jam

Prognosis ibu dan anak : diharapkan baik

Pukul DJJ dan HisPeriksa Dalam

15.30150 x/mnt ; 2 x10x30 kekuatan sedang, relaksasi +Portio tebal lunak, pembukaan 3 cm, hodge I-II, blood slem +

19.30152 x/mnt ; 3 x 10 x 40 kekuatan sedang-kuat, relaksasi +Portio tebal lunak, pembukaan 4 cm, hodge II, blood slem +

Diagnosis KerjaIbu: G2P1A0 usia 27th hamil 39 mgg dengan inpartu kala 1 fase aktif

Anak: janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala

Rencana tindakan:

Partus pervaginam

Isi partograf

S : pembukaan serviks lengkap, dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka, keluar blood slem makin banyak

Diagnosis KerjaIbu: G2P1A0 usia 27th hamil 39 mgg dengan inpartu kala 2 Anak: janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala

Rencana tindakan:

Siapkan alat : partus set, hecting set, betadin, penghisap lendir bayi Pimpin lahir selama 1-2 jamS : perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali pusat memanjang, semburan darah mendadakDiagnosis KerjaIbu: P2A0 usia 27th post partum pervaginam, kala 3

Anak: bayi perempuan, berat badan 3300 gr, panjang badan 49 cm, anus +, cacat -, a/s : 9/10Rencana tindakan:

Manajemen aktif kala 3 : pemberian suntik oksitoksin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir (10 IU IM pada bagian paha lateral), melakukan peregangan tali pusat terkendali, setelah plasenta lahir segera masase fundus uteriS : setelah lahir plasenta

Diagnosis KerjaIbu: P2A0 usia 27th post partum pervaginam, kala 4Rencana tindakan:

Lalukan masase fundus uteri untuk merangsang kontraksi uterus Terjadi robekan perineum derajat 3 ( hecting Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan Evaluasi keadaan ibu selama 2 jam post partum

FOLLOW UPSelasa , 24-4-15S : keadaan umum baik, payudara lembek, asi +/+ tapi sedikit keluarnya, kontraksi uterus baik (keras jika diraba), TFU 2 jari dibauah pusat, lokhea rubra, BAK +, BAB -O :TD : 120/80

Nadi : 88x/mntSuhu : 36,2 C

RR : 20x/mnt

A : P2A0 post partum hari ke 1P : infus RL, ceftriaxone 2 x 1 gr, tramadol 3 x 1, gastrul 3 x 1, clindamycin 2 x 3, BD guard 2 x1Kamis, 25-4-15

S : keadaan umum baik, payudara lembek, asi +/+ mulai banyak keluarnya, kontraksi uterus baik (keras jika diraba), TFU 3 jari dibauah pusat, lokhea rubra, BAK +, BAB -O : Tekanan darah : 110/70 Nadi : 84x/mnt

Suhu : 36,7 C

RR : 20x/mnt

A : P2A0 post partum hari ke 2P : infus RL, ceftriaxone 2 x 1 gr, tramadol 3 x 1, gastrul 3 x 1, clindamycin 2 x 3, BD guard 2 x1Jumat, 26-4-15

S : keadaan umum baik, payudara lembek, asi +/+ mulai banyak keluarnya, kontraksi uterus baik (keras jika diraba), TFU 3 jari dibauah pusat, lokhea sanguolenta, BAK +, BAB +O : Tekanan darah : 110/70 Nadi : 84x/mnt

Suhu : 36,5 C

RR : 20x/mnt

A : P2A0 post partum hari ke 3P : infus RL, ceftriaxone 2 x 1 gr, tramadol 3 x 1, gastrul 3 x 1, clindamycin 2 x 3, BD guard 2 x1Pulang ( hari jumat soreBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PERSALINAN1. Definisi

Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melaluijalan lahir.

2. Proses persalinan

a. Kala I (kala pembukaan serviks): dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase:

Fase laten berlangsung 8 jam sampai pembukaan 3 cm. his masih lemah dengan frekuensi his jarang.

Fase aktif

Fase akselerasi: lamanya 2 jam, dengan pembukaan 2-3 cm

Fase dilatasi maksimal: lamanya 2 jam, dengan pembukaan 4-9 cm

Fase deselerasi: lamanya 2 jam, pembukaan lebih dari 9 cm sampai pembukaan lengkap. His tiap 3-4 menit, lamanya 45 detik.

b. Kala II (kala pegeluaran): dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primipara dan 1 jam pada multipara. His terjadi tiap 2-3 menit, lamanya 60-90 detik. His sempurna dan efektif bila ada koordinasi gelombang kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, amplitude 40-60 mmHg.

c. Kala III (kala uri): dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

d. Kala IV (1 jam setelah plasenta lahir): dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.3. Penyebab

Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas. Terdapatbeberapa teori antara lain:

1) Penurunan kadar progesteron: Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya Estrogen meninggikankerentanan otot rahim.Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar Progesteron dan Estrogen di da;lamdarah, tetapi pada akhir kehamilan kadar Progesteron menurun sehingga timbul his.

2) Teori oxytocin :Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.

3) Keregangan otot-otot: Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang oleh karenaisinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.

4) Pengaruh janin: Hypofise dan kelenjar suprarenal janin juga memegang peranan dalam persalinan, oleh karena itu pada kasus anencephalus persalinan sering lebih lama dari biasa.

5) Teori Prostaglandin: Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan ekstra amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.4. Factor yang berperan pada persalinan

1) POWER: His dan tenaga mengedan

a. HIS

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan, sudah ada kontraksi rahim yang disebut his pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan daripada kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini tidak teratur, menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan paha, tidak menyebabkan nyeri yang memencar dari pinggang ke perut seperti di persalinan, lama kontraksi pendek, tidak bertambah kuat bila dibawa berjalan malahan sering berkurang, tidak mempunyai pengaruh pada serviks. Sifat dari his persalinan berkebalikan dari his pendahuluan. Kontraksi rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan adalah

Lamanya kontraksi : kontraksi berlangsung 45-75 detik

Kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya tekanan intra utrerin sampai 35 mmHg

Interval antara dua kontraksi : pada permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10 menit, dalam kala pengeluaran sekali dalam 2 menit

Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam :

His pembukaan : his yang menimbulkan pembukaan dari serviks

His pengeluaran : his yang mendorong anak keluar, biasanya disertai kekuatan mengejan.

His pelepasan uri : his yang melepaskan uri

b. Tenaga mengejan

Setelah pembukanan lengkap dan setelah ketuban pecah, tenaga yang mendorong anak keluar selain his terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan sewaktu kita BAB tetapi jauh lebih kuat lagi, Rupanya sewaktu kepala sampai di dasar panggul, timbul suatu refleks yang menyebabkan pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir. Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim.

2) PASSAGEPerubahan pada uterus dan jalan lahir pada persalinan.

a. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan. Sejak kehamilan yang lanjut,uterus dengan jelas terdiri dari dua bagian ialah segmen atas rahim yang dibentuk oleh korpus dan segmen bawah rahim yang terjadi dari isthmus uteri. Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang. Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas :

Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali kekeadaan sebelum kontraksi tetapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya tidak seperti sebelum kontraksi.

Kotraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim

b. Perubahan bentuk rahim. Pengaruh perubahan bentuk ini adalah :

Karena ukuran melintang berkurang, maka lengkungan tulang punggung menjadi lebih lurus dan dengan demikian kutub atas anak tertekan pada fundus, sedangkan bawah ditekan ke dalam pintu atas panggul.

Karena rahim bertambah panjang, maka otot-otot memanjang diregang dan menarik pada segmen bawah dan serviks.

c. Faal ligamen rotundum dalam persalinan

Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya tersandar pada tulang punggung berpindah ke depan mendesak dinding perut bagian depan ke depan.

Dengan adanya kontraksi dari tiap ligamen rotundum fundus uteri terhambat, sehingga waktu kontraksi fundus tak dapat naik ke atas.

d. Perubahan pada serviks. Pembukaan ini serviks ini biasanya didahului pendataran dari serviks

e. Pendataran dari serviks. Pemendekan dari kanalis servikalis yang semula berupa saluran yang panjangnya 1-2 cm menjadi suatu lubang dengan pinggir yang tipis.

f. Pembukaan dari serviks. Pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa satu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak kira-kira diameternya 10 cm.

g. Perubahan pada vagina dan dasar panggul. Setelah ketuban pecah segala perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak. Oleh bagian depan yang maju itu dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding-dinding yang tipis. Dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka.

3) PASSENGER: janin, berat badan, letak presentasi dan posisi janin.

Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandumg 4 pengertian:

a. Situs

Letak. Yang dimaksud adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang Ibu. Letak memanjang ada 2 macam presentasi, ialah kalau kepala bayi menjadi bagian terbawah disebut presentasi kepala, sedangkan kalau bokong disebut presentasi bokong. Jika ukuran panjang anak melintang terhadap sunbu panjang Ibu maka anak dikatakan dalam letak lintang. Jika sumbu panjang anak serong terhadap sumbu panjang ibu maka anak dalam letak serong.

b. Habitus

Sikap. Yang dimaksud adalah letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain Sikap anak yang fisiologis ialah:

Badan anak dalam kyphose

Kepala menekur, dagu dekat pada dada

Lengan bersilang didepan dada

Tungkai terlipat pada lipatan paha, dan lekuk lutut rapat pada badan.

c. Posisio.

Posisi. yang dimaksud adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir

d. Presentasi

Presentasi yang dimaksud adalah apa yang menjadi bagian yang terendah.

5. Gerakan anak pada persalinan

a. Penurunan kepala (Engagement)Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan promontorium. Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu:

Asinklitismus posterior Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan. Asinklitismus anterior Bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang.Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sepalopelvik dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.b. Fleksi

Di awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan majunya kepala, biasanya fleksi juga bertambah. Sehingga dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal. Fleksi ini salah satunya disebabkan karena janin di dorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari keadaan ini terjadilah fleksi.

c. Putaran paksi dalam (Rotasi Interna)

adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan dan ke bawah symphysis. putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul.

d. Ekstensi

Ekstensi terjadi setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggu. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas.e. Putaran paksi luar

Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu (diameter biacromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.

f. EkspulsiSetelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan Ed. 4 Cet. 3. PT. Bina Pustaka. Jakarta. 2010