Lapak Ulat Hongkong

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hama adalah salah satu dari sekian banyak alasan kenapa produk dari hasil pertanian menurun, maka dari itu dibuatlah pengendalian pengandalaian hama, agar mempertahankan hasil pertanian, salah satunya adalah penggunaan pestisida kimia, namun pestisida tidak terbats pada pestisida kimia saja, karena ada juga pestisida nabati. Seperti kita ketahui penggunaaan pestisida itu harus memenuhi 5T yaitu tepat jenis, tepat sasaran tepat konentrasi, tepat waktu, tepat cara. 1.2 Tujuan Tujuan utama dari praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Perlindungan Tanaman I. Selain tujuan utama tersebut, adapun tujuan lain yaitu untuk mengetahui pengaruh keefektifan dan 1

description

l

Transcript of Lapak Ulat Hongkong

Page 1: Lapak Ulat Hongkong

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hama adalah salah satu dari sekian banyak alasan kenapa produk dari hasil

pertanian menurun, maka dari itu dibuatlah pengendalian pengandalaian hama,

agar mempertahankan hasil pertanian, salah satunya adalah penggunaan pestisida

kimia, namun pestisida tidak terbats pada pestisida kimia saja, karena ada juga

pestisida nabati. Seperti kita ketahui penggunaaan pestisida itu harus memenuhi

5T yaitu tepat jenis, tepat sasaran tepat konentrasi, tepat waktu, tepat cara.

1.2 Tujuan

Tujuan utama dari praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas Mata

Kuliah Teknologi Perlindungan Tanaman I. Selain tujuan utama tersebut, adapun

tujuan lain yaitu untuk mengetahui pengaruh keefektifan dan cara kerja pestisida

nabati dari tanaman Barringtonia Asiatica dan Melia azedarach pada ulat

hongkong.

1

Page 2: Lapak Ulat Hongkong

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Ulat Hongkong

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Order : Coleoptera

Suborder : Polyphaga

Family : Tenebrionidae

Genus : Tenebrio

Spesies : Tenebrio molitor

Tenebrio molitor lebih dikenal sebagai serangga, yang larvanya biasa dijadikan

pakan burung peliharaan. Serangga T. molitor mempunyai sebaran luas hampir

diseluruh permukaan planet bumi ini. Mereka mempunyai panjang tubuh sekitar

13 – 17 mm. Serangga ini aktif di malam hari , dan sering menyerang karpet,

pakaian dan juga tanaman kering. Sedangkan ulatnya memakan biji-bijian, sereal,

dan makanan cadangan manusia lainnya.

2

Page 3: Lapak Ulat Hongkong

Keben

Barringtonia asiatica Kurz.

Nama umum

Indonesia: Keben, songgom, putat laut, butun (Sunda)

Inggris: Beach Barringtonia

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Dilleniidae

Ordo: Lecythidales

Famili: Lecythidaceae

Genus: Barringtonia

Spesies: Barringtonia asiatica Kurz.

Di beberapa tempat B. asiatica digunakan sebagai obat tradisional dan racun ikan.

Senyawa aktif yang terkandung dalam B. asiatica yang dapat menyebabkan

keracunan pada ikan adalah kelompok senyawa saponin (Tan, 2002 ; EEBG,

2006). Salah satu senyawa saponin yang bersifat sebagai racun ikan paling aktif

dari ekstrak B. asiatica adalah ranunkosida VIII (Burton et al, 2003).

3

Page 4: Lapak Ulat Hongkong

Bagian yang sering dimanfaatkan dari tanaman B. asiatica ini adalah biji dan

daun. Biji tanaman ini biasanya dapat langsung digunakan sebagai insektisida

nabati dengan dicampur pelarut atau dikeringkan terlebih dahulu kemudian dibuat

tepung ( kardianan, 2005 ).

Nama umum

Indonesia: Mindi, mindi kecil, renceh, gringging, cakra-cikri

Inggris: Chinaberry, China tree

Vietnam: may rien

Cina: ku lian zi

Melia azedarach

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Rosidae

Ordo: Sapindales

Famili: Meliaceae

Genus: Melia

Spesies: Melia azedarach L.

4

Page 5: Lapak Ulat Hongkong

Kulit batang dan kulit akar mindi kecil mengandung toosendanin, margoside,

kaemferol, resin, tannin dan trirterpene kulinone sehingga dapat digunakan

menyembuhkan cacingan dan hipertensi. Kandungan bahan aktif pada daun mindi

adalah flavone glicoside, quercitrin, dan kaemferol, selain itu daun tumbuhan ini

mengandung protein yang tinggi yang bersifat insektisidal dan bersifat penolak

terhadap nematoda. Mindi kecil juga terbukti dapat menekan penyakit bengkak

akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. pada tanaman tomat.

5

Page 6: Lapak Ulat Hongkong

BAB III

METODE PRAKTIKUM

Alat dan Bahan

- 40 ulat hongkong (5 ulat pada masing masing wadah)

- 8 buah petridish

- Penyemprot cairan

- Hasil ekstraksi dari biji Barringtonia asiatica dan ekstraksi dari daun Melia

azedarach

- Label

Cara Kerja

- Pada percobaan ini setiap perlakuan menggunakan 2 percobaan atau dua

sample.

- Semprotkan cairan ekstraksi pestisida nabati Barringtonia asiatica ke 4

petridish, kemudian masukan masing-masing 5 ulat hongkong kedalam 2

petridish yang tadi telah diberi semprotan pestisida nabati, lalu biarkan

cairan yang telah disemprotkan kedalam 2 petridish lainnya mengering,

setelah mengering baru masukan masing masing 5 ulat hongkong pada

setiap wadah.

6

Page 7: Lapak Ulat Hongkong

- Lakukan perlakuan yang sama pada petridish yang disemprot oleh ekstraksi

daun mindi, yaitu masukan ulat pada 2 wadah, dan masukan ulat pada 2

wadah yang cairannya sudah kering.

- Beri label pada setiap petridish sesuai dengan perlakuan yang diberikan.

- Simpan petridish ditempat yang aman

- Lakukan pengamatan setiap 24 jam sekali, selama 4 hari

- Catat apa yang terjadi pada ulat hongkong pada masa pengamatan

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu : Kamis (7 June 2012) - pukul .00

Tempat Pelaksanaan : Laboratorium gedung HPT

7

Page 8: Lapak Ulat Hongkong

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil dari praktikum

Barringtonia Asiatica Film Kering

Percobaan 1 Percobaan 2

Hari 1 Hidup = 5, mati= 0 Hidup = 5, mati=0

Hari 2 Hidup = 5, molting= 1 Hidup = 5, mati=0

Hari 3 Hidup = 5, molting= 2 Hidup = 3, mati= 2

Hari 4 Hidup = 5, molting= 2 Hidup = 3, mati= 2

Daun Mindi Film Kering

Percobaan 1 Percobaan 2

Hari 1 Hidup= 5 Hidup= 5

Hari 2 Hidup= 5, molting= 1 Hidup= 5

Hari 3 Hidup= 5, molting= 1 Hidup= 5, molting= 1

8

Page 9: Lapak Ulat Hongkong

Barringtonia Asiatica semprot

Percobaan 1 Percobaan 2

Hari 1 Hidup = 0 Hidup = 0

Daun Mindi Film semprot

Percobaan 1 Percobaan 2

Hari 1 Hidup= 0 Hidup= 0

4.2 Pembahasan

Dari data tabel di atas, dapat kita simpulkan bahwa keefektifitasan racun

pestisida nabati pada ulat hongkong lebih efektif jika disemprotkan dibandingkan

jika cairan ekstraksi tersebut dikeringkan, jika dilihat dari hasil percobaan diatas,

ekstraksi pestisida nabati yang dikeringkan tidak menyebabkan kematian pada ulat

hongkong, kecuali pada percobaan yang menggunakan Barringtonia Asiatica,

pada hari ke 4 ditemukan ada ulat yang mati.

9

Page 10: Lapak Ulat Hongkong

BAB V

KESIMPULAN

Dari praktikum mengenai efektifitas pestisida nabati pada ulat hongkong ini bias

disimpulkan bahwa pestisida nabati yang masih dalam keadaan cair lebih

berpengaruh terhadap mortalitas target sasaran, ini mungkin dikarenakan racun

dapat lebih mudah merusak target ketika pestisida masih dalam keadaan cair, ini

dibuktikan dari hasil pengamatan selama empat hari, di percobaab tersebut,

petridish berisi ulat yang diberi pestisida dalam keadaan masih cair, pada hari

pertama semua ulat sudah mati, sedangkan ulat yang ditempatkan di petridish

yang berisi pestisida kering, hampir tidak terjadi kematian, Lagi pula pada saat

pengeringan pestisida di petridish yang cukup memakan waktu, mungkin terjadi

perubahan struktur racun. Sehingga dalam keadaan kering racun sulit untuk

meracuni target.

10

Page 11: Lapak Ulat Hongkong

DAFTAR PUSTAKA

http://blogs.unpad.ac.id/danar/2011/12/30/toksisitas-ekstrak-biji/

http://www.plantamor.com/index.php?plant=833

http://id.wikipedia.org/wiki/

11