Lampiran 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11713/9/T1...84 dan Tosan Mendesak Pemkab dan...
Transcript of Lampiran 1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11713/9/T1...84 dan Tosan Mendesak Pemkab dan...
83
Lampiran 1 Tabel 5.3 Skrip Koran Jawa Pos
Tgl Judul What Where When Who Why How
Sela-sa, 30 September 2015
Warga Penolak Tambang Ketaku-tan
Keresahan warga penolak tambang.
Selok Awar-Awar
- Warga Selok Awar-Awar
- Abdul Hamid - Tijah, Istri Salim
Kepala desa yang ditengarai sebagai otak pembunuhan belum ditangkap
Tijah protesdi kantor polisi karena menganggap polisi tidak adil.
Tambahan satu tersangka
Polres Lumajang
29 September 2015
- Fadly Munzir Ismail, Kapolres Lumajang
- Heri Sugiono, Kasatreskrim Polres Lumajang
Memeriksa tersangka lain
Memisahkan kasus Tosan dan Salim
Mempercayakan ke Polres Lumajang untuk menutup tambang
Lumajang - Jendral Badrodin Haiti, Kapolri
- Kombespol Raden Prabowo Argo Yuwono, Kabid Humas Polda Jatim
Mendesak Polda Jatim mengusut kasus Salim
Soekarwo, Gubernur Jawa Timur
84
dan Tosan Mendesak Pemkab dan Pemprov menghentikan tambang pasir
Jakarta Waihi, LSM pembela lingkungan
Penambangan ilegal di Indonesia tidak pernah dituntaskan
Rabu, 30 September 2015
Ijin Tambang Harus Dibeku-kan
Penyelesaian kasus Salim Kancil harus sampai akar-akarnya
Jakarta Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Agraria dan Tata Ruang
Menanggap pelaku pembunuhan dan penganiayaan hingga perusahaan yang terkait peristiwa tersebut.
Kasus Salim Kancil menyedot perhatian Presiden RI
Kompleks Istana Kepresidenan
29 September 2015
Teten Masduki, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP)
Presiden sangat menyayangkan persitiwa yang menimpa Salim dan Tosan.
Presiden ikut memantau perkembangan kasus Salim dan Tosan melalui Kapolri.
Hariyono mendekam di penjara
29 September 2015
Polisi. kasus penambangan pasir liar di Watu Pecak, Selok Awar-Awar
petugas belum bisa menemukan bukti keterkaitan Hariyono dengan peristiwa berdarah tersebut.
Hariyono ditetapkan sebagai tersangka
29 September 2015, malam
- Hariyono - Kepolisian
Masih melakukan gelar perkara karena alasan keamanan.
bukti-bukti yang sudah cukup kuat baru didapat untuk kasus penambangan pasir liar.
Rekonstruksi Stadion 29 - Tersangka - Tersangka - Tersangka
85
pembunuhan Salim Kancil dan Penganiayaan Tosan bersifat spontan
Semeru Lumajang
September 2015
- Petugas kepolisian - Tosan - Salim
mencegah Tosan meneruskan aksi demo penolakkan tambang.
digelandang oleh Polres Lumajang dan Brimop Polda Jatim.
- Dalam renkontruksi, Tosan ditabrak dan dilindas motor. Salim digelandang oleh tersangka dan dihajar.
Fadly menolak berkomentar
28 September 2015
Fadly Munzir Ismail, Kapolres Lumajang.
Hariyono masih dalam pemeriksaan.
Kapolres berjanji mengungkapkan.
Bupati mengeluarkan keputusan maju
29 September 2016, setelah menemui pendemo
As’at Malik, Bupati Lumajang
Sebelum pemerintah pusat meminta semua izin tambang di Kabupaten Lumajang dibekukan
menutuppenutupan semua tambang pasir tidak berizin di pinggir pantai selatan Jawa di Lumajang, namun tambang di daerah aliran sungai (DAS) masih boleh beroperasi.
86
Gunung Semeru membawa berkah di Lumajang
- Kali Regoyo
- Kali Glidig
Melimpahnya bahan galian golongan C yang meliputi pasir, batu, koral, dan sirtu.
Melimpahnya bahan galian golongan C tidak pernah habis selama gunung beraktivitas.
Ketika itu Terjadi, Saya Sedang Tidur
Tanggapan Kepala Desa Hariyono yang dituding menjadi otak kasus pembunuhan Salim Kancil dan penganiayaan Tosan.
Mapolres Lumajang
28 September 2015
Hariyono - Kecurigaan masyarakat Selok Awar-Awar karena Hariyono mengetahui nama tersangka.
- Masyarakat mengetahui jika Hariyono mengadakan pertemuan pada malam sebelum Salim dibunuh dan Tosan dianiaya.
- Penambangan di Pantai Watu Pencak yang tidak berizin.
Kamis 1 Okto-ber 2015
Polda Selidiki Pembia-ran Pembunu-han
Polda Jatim menyelidiki kasus pembiaran pengaduan Salim CS oleh
30 September 2015
Irjen Pol Anton Setiadji, Kapolda Jatim
Anton Setiadji kaget saat kasus Salim dan Tosan meletus dan tidak menyangka akan sebesar ini
Kapolda Jatim akan menindak tegas jika terbukti ada aparat yang terbukti membiarkan aduan Salim CS dengan
87
aparat kode etik maupun pidana
Aparat kurang cerdas dalam mengangani kasus Salim Kancil
Sumber Jawa Pos (Jawa Pos memang tidak menyebutkan siapa sumber mereka. Red)
- Tersangka tidak mau mengaku siapa yang menggerakkan dan menyuruh mereka menyerang aktivis anti penambangan liar.
- Hariyono mengenal dengan orang-orang di Polres Lumajang.
- Strategi penyidikan oleh aparat yang kurang cerdas.
- Tersangka disinyalir ada yang membeking atau memberi gaji kepada mereka setiap bulan.
Kegiatan tersangka di Mapolda dan tersangka tidak boleh diwawancarai
Mapolda 29 September 2015
- Para tersangka pembunuhan Salim Kancil dan penganiayaan terhadap Tosan
- Kombespol Raden Prabowo Argo Yuwono, Kabidhumas Polda Jatim
Tersangka tidak boleh diwanwancara atas perintah Kapolda.
Tersangka digiring dan duduk dilantai, mereka semua bungkam.
Rofik dituduh terlibat dalam kasus
Rofik, anggota DPRD Jatim dari dapil 4
Rofik disebut-sebut sebagai penjual dan pembeli pasir tersebut.
Rofik membantah tuduhan yang ditujukan kepadanya
88
penambangan liar
Saya Tidak Takut, Saya Tidak Akan Mundur
Kegigihan Tosan melawan tambang pasir
Ruang 13, Instalasi Rawat Inap II, RSU dr Saiful Anwar (RSSA) Malang
31 September 2015
Tosan
Kronologi penganiayaan Tosan
Desa Selok Awar-Awar
27 September 2015
- Tosan - Salim - Penganiaya (Tim
12)
- Disabet celurit dan dilindas motor. Lalu dibawa ke Puskesmas oleh warga dan dirujuk ke RSAA Malang.
Kronologi masuknya Tosab ke FKMPP (Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Pesisir)
Juni 2015
Tosan - Tosan berkeinginan membela tanah negara
- Tosan sudah muak dengan Hariyono
- Tosan adalah orang bari di FKMPP
89
Jumat, 2 Okto-ber 2015
Giliran Usut Oknum Polisi dan Pejabat
Kejaksaan kerap mendapat laporan soal tambang pasir ilegal.
Kepala Kejaksaan Negeri Lumajang Gede Nur Mahendra
Kewenangan kejaksaan hanya pada penuntutan.
Kejaksaan tidak bisa berbuat banyak.
Indikasi keterlibatan oknum layak diusut.
Wakil Ketua DPRD Lumajang Sugiyantoko
Banyak pelangaran di pertambangan seperti truk yang kelebihan tonase.
Keterlibatan oknum hanya asumsi masyarakat.
Fadly Munzir Ismail, Kapolres Lumajang.
Kapolres menyerahkan semua pada pihak yang dinilai berkompeten.
Kompolnas turun ke Polres Lumajang.
- Komisioner Kompolnas Hamidah Abdurrachman
- Kapolri Badrodin Haiti
Kapolri mendengar laporan tentang tambang pasir ilegal di Lumajang
- Semua laporan yang masuk ke kepolisian akan ditelusuri.
- Menginstruksi Divisi Profesi Pengamanan Polri agar memeriksa kinerja Polres Lumajang dan meminta bantuan dari masyarakat.
Perkembangan tersangka
Kepala Bagian Penerangan Umum
Polisi masih berupaya menangkap aktor
Penetapan tersangka tidak akan berhenti
90
(Kabagpenum) Divhumas Polri Kombespol Suharsono
intelektual lain. sampai kepala desa Selok Awar-Awar
Menutup semua pertambangan
Fadly Munzir Ismail, Kapolres Lumajang.
Pemkab harus berbenah
Menutup tambang ilegal dan menata tambang yang sudah memiliki izin.
Izin tambang hanya diberikan bagi penambangan di aliran sungai Gunung Semeru.
As’at Malik, Bupati Lumajang
Jika pasir di DAS tidak ditambang, sungai akan banjir ketika hujan tiba.
Penambangan di pesisir Lumajang telah beberapa kali ditertibkan.
91
As’at Malik, Bupati Lumajang terkesan cuci tangan terhadap kasus Salim Kancil.
Setelah pertemuan Forkompim-da
Dulu, As’at hanya wakil Bupati
- As’at tidak bisa berbuat banyak, karena dia dulu hanya wakil Bupati.
- Penegakan aturan, baik oleh petugas satpol PP maupun Polres Lumajang terkesan setengah hati.
- Dulu tidak mengubris aduan Salim Kancil
Penambangan menyalahi aturan.
Ki Bagus Hadi Kusuma, Manajer Kampanye Jantam
Pesisir timur pantai Jatim adalah kawasan lindung.
Aksi Salim, Tosan dan warga lain memprotres penambangan pasir.
Ada dua poin yang diselidiki Komisi III DPR.
Aziz Syamsuddin, Ketua Komisi III
Penegak hukum harus bertindak objektif.
Memanggil kepala daerah dan Kapolri.
Dikabari Salim Kancil Kebal,
Penetapan kepala desa Hariyono sebagai
Pendapa Kabupaten Lumajang
1 Okto-ber 2015
Fadly Munzir Ismail, Kapolres Lumajang.
- Peran Hariyono sebagai aktor intelektual.
- Salim diduga
- Bupati Lumajang menghadirkan seluruh perangat desa dalam
92
Kirim Ekseku-tor ke Paranor- mal
tersangka. mempunyai ilmu kebal
forkompimda. - Hariyono
menyuruh anggota Tim 12 ke Ponorogo untuk mencari ilmu hitam.
Pertemuan malam sebelum kejadian perkara diset oleh Hariyono.
25 September 2015
- Hariyono - Tim 12
Hariyono seolah menghimbau anak buahnya dengan mengadakan pertemuan.
- Memberi kode “kerja bakti” untuk Tim 12 dengan maksut membawa “alat perang” seperti cangkul, celurit.
- Hariyono sengaja mengundang Babinkomtibnas Polsek dan Babinsa Koramil Pasirian.
Polisi menggeledah rumah Hariyono.
- Polisi - Hariyono
- Penyidikan kasus Salim Kancil.
- Hariyono diduga mengkonsumsi sabu-sabu.
- Menemukan air gun di rumah Hariyono.
- Melakukan tes urine untuk Hariyono.
Rela Jual Apa Saja
Warga Selok Awar-Awar
Selok Awar-
- Turiman (Warga Selok Awar-Awar)
Sawah mereka terkena terjangan air laut dan
Penambangan bukit pasir setinggi 3-4
93
agar Bisa Mengadu ke Jakarta
merenungi nasib mata pencaharian mereka
Awar - Nadi (Warga Selok Awar-Awar)
bisa mati dua minggu lagi.
meter yang menjadi benteng untuk menahan ombak sejak 2012 .
Perjuangan warga Selok Awar-Awar menolak tambang penuh halangan dan teror.
Abdul Hamid (Warga Selok Awar-Awar)
- Warga yang mengadu kurang pengetahuan.
- Pertambangan melibatkan aparat desa.
- Kepala desa memungut uang kepada para penambang dan membuat peraturan desa.
- Warga mengadu ke DPRD Lumajang dan malah disuruh membuat surat resmi.
- Warga meminta bantuan Abdul Hamid yang sudah lama tinggal di Jakarta
- Warga iuran hingga menjual anakan kerbau agar memiliki uang untuk ke Jakarta.
Hariyono Karena adanya aduan Warga malah
94
mengeluarkan surat tembusan penghentian tambang.
dari sejumlah instansi. mendapat teror paska Hariyono mengeluarkan surat tembusan oleh Tim 12, orang terdekat Hariyono.
Warga akan demo di area tambang.
Area tambang pasir.
26 September 2015
Aktivis anti tambang (Warga Selok Awar-Awar)
Memberi tahu kepada sopir truk kalau Hariyono berjanji menghentikan tambang.
Aksi mereka diketahui oleh Tim 12. Ada enam orang yang menjadi incaran mereka termasuk Salim dan Tosan. Salim akhirnya meninggal dan Tosan dianiaya.
Warga mengambil hikmah dari kejadian Salim Kancil dan Tosan.
Warga merasa perjuangan mereka tidak sia-sia.
- Dukungan untuk warga penolak tambang mengalir dari berbagai pihak.
- Penambangan di Lumajang dihentikan.
- Polisi sudah menetapkan 23 tersangka.
95
Dewan Jatim Bentuk Pansus Luma-jang
Dewan Jatim bentuk pansus Lumajang.
Surabaya. Ketua Komisi A DPRD Jatim Freddy Poemomo
Kasus ini mempunyai banyak dimensi keterlibatan oknum pemerintah.
- Membentuk pansus lintas komisi.
- Menyelidiki ijin tambang yang ada di Lumajang.
- Tambang ilegal akan ditutup.
Kepala Desa Hariyono ditetapkan sebagai otak pembunuhan.
Wadir Reskrimsus Polda Jatim AKBP Anom Wibowo
- Petugas portal menarik uang untuk setiap truk pengangut pasir.
- Truk ternyata bukan milik pemilik tambang.
Anom mengakui polisi terlambat menganggapi aduan Salim Kancil.
Polisi merencanakan setelah apel akan mengamankan para aktivis. Namun Salim sudah terlanjur terbunuh oleh Tim 12.
Pembenaran adanya pemungutan di portal lokasi tambang.
Imron Fauzi, tokoh masyarakat di Lumajang
Kepala desa mengatakan bahwa uang pungutan digunakan untuk kesejahteraan desa. Tetapi ternyata tidak,
96
bahkan warga yang ingin mengambil raskin harus membayar 10 ribu rupiah. Bahkan ada korban tewas tertabrak truk, seminggu sebelum kasus pembunuhan terhadap Salim.
Temukan Air Gun di Rumah Hariyono
Penggeledahan di rumah Hariyono, tes urine dan penyidikan.
- Selok Awar-Awar
- Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang
1 Okto-ber 2015 pukul 13.00
- Sumber kepolisian (Jawa Pos memang tidak menyebutkan nama dan jabatan sumber tersebut)
- Fadly Munzir Ismail, Kapolres Lumajang.
- Penggeledahan di rumah Hariyono menemukan senjata api.
- Tes urine Hariyono di RS Bhayangkara Lumajang.
- Hariyono diminta menunjukkan alat tersebut saat penyidikan.
Komunitas air gun tidak mengenal Hariyono
Boby Pramudya (anggota komunitas air gun)
Fungsi air gun maupun airsoft gun adalah untuk olahraga.
Boby tidak terima jika ada yang menyalahgunakan air gun salah satunya untuk menakut-nakuti seperti yang dilakukan Hariyono.
97
Sabtu, 3 Okto-ber 2015
Periksa Pejabat Hingga Mantan Kapolres
Komisi III DPR yakin kasus tambang melibatkan pejabat.
2 Okto-ber 2015
Sejumlah anggota DPR
DPR melakukan kunjungan kerja ke Lumajang, dan melihat kondisi tambang pasir yang menjadi konflik yang melibatkan Salim CS.
Akbar jengkel melihat kasus tambang di Lumajang tidak ditindak lanjuti.
- Akbar Faisal, Anggota Komisi III DPR
- Benny Kabur Harman
Akbar menilai mantan Kapolres Lumajang tidak bertanggung jawab atas kasus Salim Kancil.
Akbar mengancam akan mempermasalahkan promosi jabatan mantan Kapolres Lumajang yang kini menjadi Kasubbidprodikdikmas Biddikmas Korlantas Polri
Dossy menyerang Bupati Lumajang.
Dossy Iskandar, anggota lain Komisi III,
Bupati As’at seharusnya bertindak cepat
Dossy mempermasalahkan pembiaran tambang ilegal.
As’at tidak berkutik atas tudingan DPR.
As’at Malik, Bupati Lumajang
As’at mengaku sudah berupaya menertibkan tambang yang ada di Lumajang.
As’at melemparkan kesalahan kepada mantan Bupati Lumajang Almarhum Sjahrazad Masdar
98
Polda memproses dua polisi dari Polsek Pasirian dan Polres Lumajang.
Sebe-lum mene-mui DPR
Kapolda Anton Setiadji
Kapolda mendapat informasi, anggota polisi ada yang menerima sesuatu, semacam uang rokok.
Kompolnas meminta Kapolda diperiksa pejabat Lumajang.
Anggota kompolnas Hamidah Abdurrahman
Menurut Kompolnas, Bupati Lumajang sudah dilapori perihal tambang ilegal, namun tidak segera ditindaklanjuti.
Ming-gu, 4 Okto-ber 2015)
Polda Tahan Dua Pengusa-ha Alat Berat
Polda memeriksa tiga orang.
3 Okto-ber 2015, pukul 08.00 WIB hingga 23.00 WIB
- Rofiq - Reza - Koko - Suryono Pane,
pengacara Rofiq dan Reza
- Pemeriksaan terkait kasus Salim dan Tosan.
- Suryono mengaku kliennya dipanggil untuk dimintai keterangan. Tapi begitu datang, ternyata statusnya sudah tersangka.
- Rofiq dan Reza ditahan karena menyewakan backhoe ke Hariyono, sementara Koko tidak ditahan karena hanya sebagai saksi.
- Rofiq dan Reza tidak tahu kalau backhoe yang disewa Hariyono digunakan untuk mengeruk pasir laut.
99
Polisi dinilai tergesa-gesa dalam memutuskan status tersangka.
Suryono Pane, pengacara Rofiq dan Reza
Suryono merasa penetapan Resa dan Rofiq sebagai tersangka karena kasus Salim sudah menjadi atensi publik.
Semua pihak diminta sabar.
Kombespol Raden Prabowo Argo Yuwono, Kabidhumas Polda Jatim
Sempat beredar kabar anggota DPRD Jatim, Rofik Abidin diperiksa oleh Polda Jatim.
Nama Rofik Abidin disebut-sebut terlihat sejak satu hari setelah kejadian tewasnya Salim Kancil yaitu pada 26 September 2015.
Rofik mendatangi kantor Jawa Pos.
Kantor redaksi Jawa Pos
3 Okto-ber 2015, malam
Rofik Abidin, Anggota Komisi B DPRD Jatim
Rofik membutikan bahwa dirinya tidak bersalah.
Rofik kecewa dengan pemberitaan yang sesat.
Polisi menetapkan tersangka baru
Kombespol Raden Prabowo Argo Yuwono, Kabidhumas Polda Jatim
Tersangka berinisial S berperan sebagai informan kepada Tim 12 dan Hariyono.
S membocorkan siapa saja yang terlibat dalam demo anti tambang dan menguntit kegiatan Salim CS.
Senin, 5 Okto-ber
Menan-tang Kutukan Tambang
Kekayaan alam malah menjadi bencana bagi
Lumajang As’at Malik, Bupati Lumajang
- Pembunuhan terhadap Salim Kancil.
- Eksploitasi sumber
Pasir awalnya dikelola oleh warga sekitar, namun karena permintaan
100
2015) masyarakat sekitar pertambangan.
daya alam. pasir dari luar daerah meningkat, Pemkab turun tangan mengelola tambang pasir.
Tambang dulu membawa banyak berkah.
Dulu Sugiantoko, Wakil ketua DPRD Lumajang
Menurut Sugiantoko adanya tambang pasir telah membuka mata pencaharian baru bagi warga sekitar.
Berkah tambang menjadi bencana.
- izin eksplorasi tambang untuk PT Indo Modern Mining Sejahtera (PT IMMS) pada 2012
- perubahan iklim yang tidak menentu.
- Izin tambang yang semula hanya di DAS merambah hingga ke pantai.
- Resiko menambang di pantai lebih kecil daripada menambang di DAS.
Mempermasalahkan penambangan yang tak terkendali
Abdullah Al. Kudus, Aktivis lingkungan hidup Lumajang
Sejak adanya izin tambang, penambangan besar-besaran terjadi.
DPRD sudah mengeluarkan
Sugiantoko, Wakil ketua DPRD
Panitia khusus kurang maksimal menangani
- Rekomendasi tidak dilaksanakan
101
sekomendasi. Lumajang kasus tersebut, karena sibuk untuk perisapan pileg dan pilpres.
oleh Bupati Lumajang.
- Pemkab sudah mengantongi 68 penambangan ilegal, tetapi para penambang kucing-kucingan dengan pemerintah.
Pendapat mantan penambang terhadap tindakan para pejabat Lumajang.
Mantan penambang (Jawa Pos tidak menyebutkan nama terkait)
Manisnya bisnis tambang pasir.
- Hariyono bisa mengantongi 30 juta rupiah setiap bulan, dengan tafsiran 500 unit truk setiap harinya.
- Pasir dijual ke tempat penampungan pengolahan pasir besi.
- Bisnis pasir besi melibatkan oknum pejabat.
- Pendapatan asli daerah galian C justru merosot,
102
dan hasil dari retribusi pajak penambangan tidak berpengaruh banyak ke Lumajang.
Demi Investasi, Penegak-an Hukum Setengah Hati
Pelanggaran hukum dibiarkan.
Ki Bagus Hadi Kusuma, Ketua Tim Advokasi Jaringan Advokasi Tambang (Jatam)
Investasi daerah. - Perumpaan fenomena gunung es. Kasus terkait tambang ilegal yang belum diangkat jauh lebih besar.
- Aktivitas tambang ditolak.
Jawa Pos Group memantau tambang di luar Lumajang.
- Sulawesi Utara
- Manado - Minahas
a Utara. - Riau
Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau Usman
- Mengizinkan pengoperasian PT Mikgro Metal Perdana (MMP)
- Hutan adat rusak
- Pemprov Sulut dinilai menjilat ludah sendiri.
- Pemandangan tidak alami lagi.
Konflik di pertambangan terjadi karena tata ruang tidak jelas.
Maryati Abdullah Koordinator Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
Letak tambang yang dekt dengan pemukiman warga.
Warga banyak yang ketakutan karena kurangnya informasi.
103
Kamis, 8 Okto-ber 2015
Stop Tambang Hanya Lip Service
Pejabat tidak meneruskan penghentian tambang pasir di Lumajang.
7 Okto-ber 2015
Masih terlihat penambangan pasir di Selok Awar-Awar
Pemkab Lumajang sepakat dengan Polisi untuk menghentikan tambang pasir pada 1 Oktober 2015.
Penambangan di daerah Lumajang terlihat ramai.
Pantai Bambang
- Terlihat dua backhoe masih beroperasi dengan jarak hanya 200 meter dari pantai.
- Terlihat stockpile dan ayakan tradisional.
- Fadly, tidak mengangkat telepon terkait temuan aktifitas tambang.
Pemeriksaan terhadap camat Pasirian dan Kabag Ekonomi Pemkab Lumajang.
7 Okto-ber 2015, siang
Fadly Munzir Ismail, Kapolres Lumajang.
Semua butuh proses Fadly mengelak adanya gratifikasi.
Aktivitas penambang
Dewi J Putriatni, Kepala Dinas ESDM
Menurut Dewi, segala aktifitas
104
dilarang Pemkab.
Jatim pertambangan yang berlangsung sejak adanya perintah penghentian tambang di Lumajang adalah ilegal.
Jumat, 9 Okto-ber 2015
Uang Mengalir ke Mantan Kapolsek-Camat
Penyidikan tindak pidana pencucian uang TPPU.
- Petugas (Jawa Pos tidak menyebutkan nama dan jabatan petugas kepolisian tersebut)
- Lima orang tersangka.
- tersangka tidak mempunyai celah untuk menutupi transaksi.
- menolak menyebutkan nominal aliran dana.
- Aliran dana mencapai 1 miliyar per bulan.
- Sistem suap adalah sesuai kebutuhan yang disuap.
Polisi berpatroli di Pantai Watu Pencank hingga pantai Bambang.
Pantai Bambang
8 Okto-ber 2015
6 orang polisi yang bertugas menggunakan baju preman
Mendapat kabar masih beroperasinya aktifitas tambang dan backhoe.
- Memasang police line
- Menutup semua tambang.
105
Lampiran Transkrip Wawancara
Redaktur Radar Jember Rully Efendi
Tanggal 9 Agustus 2016 Via Telepon
Peneliti : Halo selamat malam dengan Radar Jember?
Narasumber : Iya, bagaimana?
Peneliti : Saya Franciska dari UKSW. Kebetulan sedang mengerjakan skripsi
mengenai Salim Kancil. Kalau saya tanya-tanya sebentar mengenai
bagaimana penulisan Jawa Pos mengenai peristiwa Salim Kancil
bisa?
Narasumber : Oh, ya silahkan mau tanya apa?
Peneliti : Sebelumnya, ini dengan pak siapa ya?
Narasumber : Saya Rully,
Peneliti : Kalau dari Jawa Pos sendiri menanggapi peristiwa Salim Kancil?
Narasumber : Ini buat skripsi atau apa?
Peneliti : Iya pak.
Narasumber : Kalau kita tidak boleh menganggapi peristiwa karena pekerjaan
jurnalis hanya mengabarkan.
Peneliti : Dalam menentukan narasumber bagaimana? Diputuskan oleh pusat
apa Radar Jember?
Narasumber : Dari wartawan Jember.
Peneliti : Beritanya dari perintah pusat apa insiatif dari wartawan itu?
Narasumber : Oh ndak itu langsung di lapangan, kantor hanya mengarahkan
secara terlepas nanti dia mau tanya apa. Itu dari wartawan.
Peneliti : Saya lihat pengumpulan berita dari banyak wartawan dilihat dari
banyaknya kode wartawan setelah selesai penulisan suatu berita.
Itu dari Radar Jembernya pak?
Narasumber : Gini hlo mbak, proses penulisan berita itu prosesnya tidak
sembarangan. Wartawan itu misalnya akan mewawancarai
narasumber A maka ia harus melihat data narasumber atau paling
tidak melihat fakta di lapangan. Nah, semisal dalam kasus Salim
106
Kancil. Kasus salim kancil ini panjang, mulai dari dibawa ke kantor
kepala desa, diarak, dihabisi dan sebagainya. Pertama yang harus
kita tahu adalah siapa saksinya, tentu kalau bisa kita harus Tanya
posisinya. Semakin bagus nanti kalau semisal kita bisa Tanya
kepada korban yang masih hidup dan pelakunya. Nah data-data itu
nanti sama wartawannya ditulis dan setelah ditulis baru temen-
temen redaktur itu yang melakukan proses editing, mana berita
yang anglenya menurut teman-teman menarik mana yang tidak
begitu menarik, tentu kalau berita yang anglenya menarik itu akan
menjadi prioritas tayangan di Koran. Nah di Koran itu ada
bahasanya headline, kalau yang menarik itu headline. Nah karena
ini persoalan panjang, jadi situasional tentu menjadi tuntutan radar
jember untuk selalu mengupdatenya. Karena orang jualan Koran itu
kan juga harus tahu pasar, mana masyarakat yang mau membaca
lebih banyak, berita apa dan itu harus disajikan. Tapi tentu datanya
tidak boleh jenuh, sama kaya menulis skripsi ya?
Penulis : Haha iya pak.
Narasumber : Tidak boleh jenuh datanya. Jadi dalam artian seperti ini kalau
sekarang kita sudah menulis suatu data A, besuk tidak boleh lagi
menulis data A. Kenapa, karena kuatir jenuh pembacanya. Kok ini-
ini lagi? Nah, hal-hal baru itu yang harusnya dikejar. Nah,
persoalaan refresh, mengingatkan kembali pembaca itu memang
boleh, misal diberitakan sehari sebelumnya, bla-bla-bla kan gitu,
itu hanya sekedar meriview khawatir misalnya pembaca lupa, yang
kedua khawatir pembaca yang hari ini belum menbaca pada hari
sebelumnya, jadi perlu juga direview. Tapi tidak semuanya. Ya
kalau semuanya ngapain kita harus baca koran hari ini karena
beritanya sama kaya kemarin. Nah, proses-proses itu yang
dilakukan temen-temen di lapangan dan di kantor.
Peneliti : Kalau faktor-faktor yang mempengaruhi penulisannya sendiri dari
siapa saja pak? Apakah ada misalnya kator intelektual seperti
107
kepala desa dan beking-bekingnya itu mempengaruhi tulisan juga
ndak pak?
Narasumber : Kita tidak boleh menjustifikasi siapa pelaku utamanya, jadi kita
menulis itu berdasarkan misal petunjuk dari kepolisian, petunjuk
dari saksi di lapangan, dan sifatnya hanya sekedar info. Kalau
misalnya kita menjustifikasi bearti kita harus berada di luar
wewenang, melampaui wewenang, dan itu sebenarnya menjadi
tugas polisi. Nah dan yang harus kita kejar adalah meminta
keterangan narasumber yang berkompeten, misal kita minta
keterangan dari temen-temen aktifis. Mana nih, Walhi. Nah kalau
dari temen-temen dari Walhi itu misalnya berpendapat kami tidak
terima dan menuntut pihak kepolisian untuk mengungkap siapa
dalang intelektualnya, nah itu baru jadi berita. Jadi prinsipnya
menulis itu yang dilakukan oleh temen-temen wartawan bahwa
menggunakan prinsip narasumber. Kalau tidak ada narasumbernya,
kita nulis ini namanya bukan berita. Nah, hal-hal yang di lapangan
semisal kaya persoalan kasus kancil kemarin, apa ya bahasa
jawanya. Mlutus.
Peneliti : Iya pak?
Narasumber : Mlutus, kalau bahasa jawanya iya. Jadi, kita harus banyak-banyak
tanya ke beberapa orang. Misalnya pelakunya itu adalah dalam
tanda kutip preman. Dan juga kepala desa. Nah, jadi ya tidak
mudah, apa namanya meminta respon dari masyarakat. Kan kita
juga tahu tidak semua masyarakat bermusuhan dengan Salim
Kancil, ada juga kelompok-kelompok pro kepada salim kancil. Nah,
mengkonfortir informasi itu yang harus kita lakukan. Jadi kejelian
itu yang dibutuhkan oleh temen-temen di lapangan.
Peneliti : Oh iya pak, kalau saya kan sudah melihat beberapa berita yang
dimuat selama dua minggu setelah salim kancil tewas itu pak, saya
mendapat kesimpulan jawa pos seperti mengutuk kejadian ini ya
pak?
108
Narasumber : Kalau mengutuk sih, saya rasa tidak pernah kita melakukan
mengambil sikap langsung mengutuk. Jadi lagi-lagi kalau semisal
itu berita yang kita tulis dari narasumber, ya udah itu. Namun, tidak
melepas kemungkinan, media itu ya mengambil sikap. Nah, sikap
yang diambil itu harus tetap pada nilai-nilai kode etik jurnalistik.
Nah salah satunya ya tetep harus obyektif dan terlepas nanti
semisal kita dijustifikasi telah berpihak kepada siapa. Ini kan
persoalan yang saya juga tidak tahu mana yang benar, mana yang
salah. Apakah kancil memang salah atau kancil yang benar. Tapi
yang pasti faktanya kancil menjadi korban pengeroyokan oleh
skelompk orang yang merasa risau oleh sebagian orang yang bisnis
pasir ilegal mereka itu direcohi sama kelompoknya salim kancil.
Nah kita hanya, menulis, mengulas, membahas persoalan-persoalan
yang kita temukan di lapangan secara faktual. Terlepas nanti
pembaca menjustifikasi bahwa kita mengencam ya silahkan. Kan
gitu. Ada yang lain?
Peneliti : Oh gini pak, kalau slogannya jawa pos itu kan berdasarkan
pancasila mencerdaskan bangsa. Kalau dari tulisan salim kancil ini,
dituangkannya seperti apa ya pak?
Narasumber : Berdasarkan pancasila, mencerdaskan bangsa?
Peneliti : Iya, itukan slogannya jawa pos ya pak ya?
Narasumber : Nah, salah satu proses kami mencerdaskan pembaca kami, itu
dengan tulisan-tulisan yang pertama sesuai dengan faktanya.
Kenapa? Karena membuat koran untuk memilih suatu sikap yang
benar. Kan tidak mudah, salah satunya harus membaca beberapa
perbandingan, literatur, salah satunya adalah kami menawarkan diri
untuk membaca koran kami. Nah, kenapa? Karena kami memiliki
alasan bahwa koran kami memiliki kredibilitas, memiliki tingkat
keberdayaan publik. Nah kenapa? Lagi-lagi karena kami
melakukan proses penyajian data itu menurut kami dengan cara-
cara yang benar. Dengan proses—proses yang ada sesuai dengan
109
prosedur sesuai dengan kaedah kode etik jurnalistik. Itu yang
membuat kami menyadari kalau ingin cerdas kasarannya bacalah
koran kami kan gitu. Nah, persoalan- persoalan kaya di Lumajang
itu, menulis suatu peristiwa itu kan dilihat dari sudut pandangnya.
Peristiwa bisa disebut baik dan peristiwa juga disebut buruk dilihat
dari mana kita membacanya. Nah, akan menjadi obyektif ketika
kita harus membaca peristiwa tersebut dengan cara yang imbang,
balance. Dan di kami itu harus dilakukan. Nah, cara-cara seperti
kepala desa pun, pelakunya pun ya wajib kita wawancarai. Dari itu
bagian dari upaya penyajian data yang berimbang itu kita lakukan.
Kepolisian kita lakukan, pihak salim kancil pun kita lakukan.
Tosan pun, korban yang masih hiduppun kita lakukan. Nah,
keluarga mereka pun, sampai kelompok- kelompok juga kita
wawancarai. Ini kan berita mengenai kelompok yang berkonflik.
Nah, berbicara mengenai Pancasila, persoalan pertikaian ini. Sila
ke tiga kalau ndak salah ya? Di dalam pancasila itu kan salah
satunya kita harus menghargai memberikan toleransi, kita harus
rukun, kita harus memiliki persatuan indonesia. Kalau semisal anak
bangsa itu ada bertikai, ya kita sebut persoalan konflik di lumajang
itu bagian dari pertikaian. Bearti ada persoalan di Pancasila kita ini.
Nah, hal-hal demikian yang juga kita harus sampaikan.
Peneliti : Kalau dari berita yang sudah ditulis oleh Jawa Pos sendiri, berita
yang paling diunggulkan itu yang mana ya pak?
Narasumber : Salim kancil itu juga penulisnya juara satu ya.
Peneliti : Yang mas dian itu?
Narasumber : Iya, itu juara satu perlombaan dan kelasnya juga bergengsi. Jadi
gini, kalau kita. Sebenarnya kan kita bisa harus mengikuti
fenomena yang terjadi saat ini, atau kita bikin isu baru. Apakah kita
mengikuti isu atau membuat isu. Kalau sudah terjadi peristiwa itu
tentu tanpa diminta sudah jadi isu. Apalagi persoalan di Lumajang
bukan hanya konsumsi temen-temen di Lumajang, tapi juga
110
konsumsi nasioanal. Dan itu mau tidak mau kita harus menyajikan
beritanya. Namanya juga kita memiliki saingan memiliki
kompetitor, sudah jelas medianya adalah media-media cetak, media
online, radio maupun media televisi. Tapi supaya unggul tentu kita
harus menyajikan berita-berita yang beda dari mereka. Dari
perspektif yang berbeda. Harapannya apa? Harapannya agar
pembaca tetep tertarik. Konten ini kan jauh kalah sama online ya.
Kalau koran kan kejadiannya hari ini baru tayang besuk pagi.
Kalau online kan hari itu juga tayang, televisi radio juga. Nah
kelemahan itu yang harus kita bayar dengan kelebihan. Salah
satunya adalah dengan penyajian data yang kira-kiranya itu yang
lain tidak memiliki. Dan pendalaman pencarian sumber data itu
yang kita lakukan. Misalnya mereka menyebut, hei Salim
meninggal, kan kita juga harus tau apa penyebabnya, siapa
pelakunya. Karena kita juga memiliki kesempatan yang lebih lama
dari pada media-media lain. Karena kembali lagi ke pertanyaannya
apa yang harus kita jadikan prioritas kita. Ketika ada isu ada
peristiwa ya itu kita mainkan. Tapi tidak hanya dalam satu sudut
pandang, nah semisal kalau tidak ada isu apakah beritanya nunggu
kan ya tidak. Solusinya seperti apa? Kita harus bikin isu, misal isu
politik yang kita mainkan. Nah peristiwa itu tidak bisa kita tawar.
Misalkan 500 orang mati. Apakah harus kita tayangkan seminggu
lagi kan tidak. Tapi kalau misalkan tidak ada peristiwa apakah
korannya besuk nutup kan tidak. Ada yang lain mungkin?
Peneliti : Itu saja sih pak, terutama yang masalah bagaimana penulisan Jawa
Pos pak? Gitu saja pak, terima kasih.
Narasumber : Ya, dengan siapa ini?
Peneliti : Franciska pak, dari UKSW.
Narasumber : Salatiga ya?
Peneliti : Iya pak. Ya sudah begitu saja pak, terima kasih informasinya.