LAMPIRAN D PEDOMAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE …repository.unika.ac.id/1642/9/10.92.0046 Suhantojo...

38
81 LAMPIRAN D PEDOMAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE MENDONGENG I. Standar Kompetensi Siswa memahami kebersihan dan kesehatan diri, berinteraksi di keluarga dan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkunga II. Kompetensi Dasar Siswa dapat menjaga kebersihan dan keindahan di sekolah. III. Tujuan Siswa mampu membuang sampah pada tempat sampah sesuai jenisnya IV. Materi Pokok Sampah terbagi dalam jenis : a. Organik, misalnya : daun, kertas, ranting, sayur b. Anorganik, misalnya : kaca, logam, plastic Sampah harus dibuang pada tempat sampah sesuai jenisnya. Apabila dibuang sembarangan maka akan menjadi sarang serangga dan hewan lainnya pembawa penyakit, menyebabkan polusi, bau tidak sedap dan pemandangan yang tidak indah serta membahayakan orang lain atau diri sendiri. Perlu dibuang pada tempat sampah yang sesuai jenisnya karena sampah bisa dimanfaatkan kembali sesuai penggolongan jenis sampah itu. Misalnya sampah organik bisa dibuat kompos. Sampah anorganik bisa dimanfaatkan untuk kerajinan tangan bernilai ekonomi. Materi tentang jenis sampah, manfaat membuang sampah dan akibat jika tidak membuang sampah dengan benar, dikemas dalam tiga dongeng berjudul Pesta Ulang Tahun Ratu Semut, Sayembara untuk Putra Mahkota dan Harta Karun Kakek Seno V. Metode Pembelajaran Mendongeng

Transcript of LAMPIRAN D PEDOMAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE …repository.unika.ac.id/1642/9/10.92.0046 Suhantojo...

81

LAMPIRAN D

PEDOMAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE MENDONGENG

I. Standar Kompetensi

Siswa memahami kebersihan dan kesehatan diri, berinteraksi di keluarga dan

menjaga kebersihan dan kesehatan lingkunga

II. Kompetensi Dasar

Siswa dapat menjaga kebersihan dan keindahan di sekolah.

III. Tujuan

Siswa mampu membuang sampah pada tempat sampah sesuai jenisnya

IV. Materi Pokok

Sampah terbagi dalam jenis :

a. Organik, misalnya : daun, kertas, ranting, sayur

b. Anorganik, misalnya : kaca, logam, plastic

Sampah harus dibuang pada tempat sampah sesuai jenisnya. Apabila

dibuang sembarangan maka akan menjadi sarang serangga dan hewan

lainnya pembawa penyakit, menyebabkan polusi, bau tidak sedap dan

pemandangan yang tidak indah serta membahayakan orang lain atau diri

sendiri. Perlu dibuang pada tempat sampah yang sesuai jenisnya karena

sampah bisa dimanfaatkan kembali sesuai penggolongan jenis sampah itu.

Misalnya sampah organik bisa dibuat kompos. Sampah anorganik bisa

dimanfaatkan untuk kerajinan tangan bernilai ekonomi.

Materi tentang jenis sampah, manfaat membuang sampah dan akibat jika

tidak membuang sampah dengan benar, dikemas dalam tiga dongeng

berjudul Pesta Ulang Tahun Ratu Semut, Sayembara untuk Putra Mahkota

dan Harta Karun Kakek Seno

V. Metode Pembelajaran

Mendongeng

82

VI. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Memberi pendahuluan dengan singkat, sederhana dan menarik untuk

membuat siswa siap mendengarkan dongeng

b. Menyampaikan cerita dengan lengkap, mendongeng dengan antusias dan

akting yang meyakinkan, bedakan nada suara dalam karakter yang

berbeda, variasikan kecepatan irama suara sesuai kebutuhan

membangun suasana, membuat alur yang jelas dengan isian konflik dan

penyelesaiannya, beberapa adegan didramatisasikan atau diperagakan

khususnya sewaktu membuang sampah pada tempat sampah sesuai

jenisnya.

c. Mengakhiri dongeng dengan bertanya jawab dengan siswa tentang inti

cerita dan pesan dari dongeng tersebut

VII. Alat Peraga

a. Beberapa potong sampah jenis organik dan anorganik

b. Dua keranjang sampah bertuliskan Sampah Organik dan Anorganik

VIII. Sumber Bahan

Dongeng berjudul :

a. Pesta Ulang Tahun Ratu Semut,

b. Sayembara untuk Putra Mahkota dan

c. Harta Karun Kakek Seno

IX. Waktu Pelaksanaan

a. Pada hari Senin, 5 November 2012, oleh Ibu Krisyanti DK dengan judul

Pesta Ulang Tahun Ratu Semut

b. Pada hari Rabu, 7 November 2012 oleh Ibu Krisyanti DK dengan judul

Sayembara untuk Putra Mahkota.

c. Pada hari Jumat, 9 November 2012 oleh Bapak Ariyawan dengan judul

Harta Karun Kakek Seno.

83

PESTA ULANG TAHUN RATU SEMUT

(Oleh : Suhantojo)

Besok pagi Sang Ratu Semut berulang tahun. Kali ini, Sammy Semut yang

mendapatkan perintah untuk mengatur semua keperluan perayaan ulang tahun itu.

Sammy senang menerima perintah itu. Tetapi ia tidak bisa mengerjakannya

sendirian. Oleh karena itu, semua semut pekerja ia kumpulkan untuk menyiapkan

pesta.

“Kawan-kawan, mari kita siapkan pesta ulang tahun Sang Ratu dengan

meriah. Kita masak makanan lezat dan minuman yang segar. Kita buat hiasan

yang indah lagi meriah dan kenang-kenangan yang bagus untuk semua tamu. Kita

buat Sang Ratu bergembira pada hari ulang tahunnya!”ajak Sammy.

Mulai saat itu, semut pekerja mulai bekerja sesuai bagiannya masing-

masing. Sammy Semut berkeliling mengawasi mereka. Kadang, ia juga

membantu mereka.

”Hei, tukang tenda!”teriak Sammy tiba-tiba.

Semut-semut yang sedang membuat tenda terkejut mendengar teriakan itu.

Sammy mendekati mereka, lalu menjumput potongan tali plastik yang sudah tidak

terpakai. Ternyata banyak sampah berupa potongan tali plastik yang berserakan.

Tidak hanya itu, dedaunan dan bunga-bunga yang tidak terpakai karena layu

masih berceceran meskipun tenda sudah berdiri kokoh dan hiasan terpasang rapi.

”Kawan-kawan, setelah selesai membuat tenda dan memasang hiasan,

sampah yang berserakan dikumpulkan pada tempat sampah. Kita punya dua

tempat sampah. Sampah untuk plastik-plastik, dan sampah untuk daun-daun,

rumput-rumput serta kertas. Jangan ada yang berceceran! Itu ada ranting lancip.

Segera disingkirkan supaya tidak melukai kaki kita!”kata Sammy panjang lebar.

Dengan sigap, semut-semut pembuat tenda mengumpulkan sampah-sampah itu

sesuai tempatnya. Bersih, indah, aman. Tenda siap dipakai.

Sammy masuk ke dapur. Aroma masakan membangkitkan selera makan.

Sedap, lezat, gurih. Ia mencicipi hidangan. Seekor semut menghampirinya,

memintanya untuk mencicipi minuman kelapa muda. Manis dan segar .

84

”Terima kasih, kawan-kawan. Kalian telah mengerjakan tugas dengan baik. Tidak

hanya itu, kebersihan dalam bekerja tetap kalian jaga. Tidak terlihat di sini

sampah yang erserakan. Sampah-sampah dikumpulkan pada tempatnya masing-

masing. Padahal sampahnya cukup banyak. Ada sisa sayuran, kulit kacang dan

bawang, tulang-tulang ikan, kertas untuk alas, tissu untuk lap yang dimasukkan ke

dalam keranjang sampah yang berbeda dengan plastik pembungkus daging dan

buah. Luar biasa kerja kalian. Bagus sekali!” kata Sammy.

Senang sekali semut-semut juru masak itu bisa bekerja dengan baik dan

menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya. Sayang,

sewaktu Sammy sampai ke tempat pembuatan kenang-kenangan, keadaannya

sangat berbeda. Berantakan sekali.

”Aduh, Sang Ratu bisa marah kalau kalian bekerja demikian. Sampah-

sampah berserakan di mana-mana. Kawan-kawan kalian yang memasang tenda

dan hiasan serta juru masak, bekerja dengan memperhatikan kebersihan

lingkungan. Mereka mau membuang sampah pada tempatnya masing-masing.

Segera bersihkan, kenang-kenangan untuk para tamu segera dipisahkan,”perintah

Sammy tegas. Semut-semut pembuat kenang-kenangan segera bekerja keras

untuk menyapu sampah dan mengumpulkannya di keranjang sampah.

Gemas juga Si Sammy. Semua semut yang menyiapkan pesta ulang tahun

Ratu memang rajin-rajin dan bekerja tak kenal lelah hingga selesai pekerjaan

masing-masing. Hasil pekerjaannyapun baik. Makanan enak. Minuman manis dan

segar. Tenda kokoh, aman, teduh dan rapi disertai dengan hiasan yang indah.

Demikian pula kenang-kenangan untuk para tamu, dibuat sedemikian menarik.

Sayangnya sebagian suka membuang sampah sembarangan. Habis kerja,

sampah dibiarkan berserakan. Padahal Sang Ratu sangat benci dengan tempat

kotor karena sampah yang berserakan. Sammy khawatir kalau pada saat pesta

berlangsung, masih ada sisa-sisa sampah yang tercecer. Ia ingin, pesta ulang

tahun itu tidak mengecewakan Sang Ratu Semut.

Saat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Para pemusik mengiringi para tamu

memnyanyikan lagu Happy Birthday dan Panjang Umur, menyambut kedatangan

Sang Ratu yang saat itu terlihat sangat cantik. Ia sangat gembira di hari ulang

tahunnya.

85

” Terima kasih, terima kasih. Saya terharu, senang, bangga pada kalian,

rakyatku. Saya bahagia karena Tuhan memberi umur panjang dan kesehatan.

Saya ingin kalian juga menikmati kegembiraan ini. Silakan menikmati apa saja

yang dihidangkan. Namun pesan saya, tetap menjaga kebersihan,” ujar Sang ratu

dari atas panggung.

Pesta rakyat semut untuk memperingati hari ulang tahun Sang Ratu

berlangsung meriah. Mereka bernyanyi bersama, menyantap hidangan lezat dan

mendapatkan souvenir yang cantik. Hal penting yang kalian perlu tahu, saat pesta

usai tidak ada satupun sampah yang berceceran. Bersih. Itu semua terjadi karena

semua semut, patuh pada aturan, membuang sampah pada tempatnya, sesuai

jenisnya.

86

SAYEMBARA UNTUK PUTRA MAHKOTA

(Oleh : Suhantojo)

Di sebuah desa yang cukup jauh dari kerajaan, tinggal seorang janda

dengan tiga orang putrinya yang beranjak dewasa. Nama mereka berturut-turut

dari yang sulung, Mentari, Wulan, dan Lintang. Ketiganya cantik tetapi berbeda

perangainya. Mentari, suka sekali makan. Sekali makan bisa habis dua piring.

Dalam sehari, ia tidak cukup makan tiga kali. Pasti lebih. Kadang empat atau lima

kali. Tetangganya menjuluki dia dengan olok-olokan”Si Melek Makan”. Asal tidak

tidur, ia selalu makan. Kadang baru bangun tidur, bukannya memberesi tempat

tidur dan cuci muka, Mentari berjalan terkantuk-kantuk menuju dapur. Mencari

nasi, sayur dan lauk untuk disantap. Habis makan, tidak mau memberesi piring,

gelas dan sendok bekas makan dan minum. Plastik bungkus krupuk berserakan di

mana-mana. Demikian pula sisa makanan seperti tulang dan duri ikan, ia biarkan

di meja hingga adiknya bungsu, Lintang memberesi. Dengan senang hati, Lintang

memberesi meja makan. Piring, sendok dan gelas ia cuci. Sampah plastik ia

masukkan ke dalam keranjang sampah yang berbeda untuk tempat tulang dan duri

ikan serta sisa sayur. Ia tidak ingin kecoa dan tikus masuk rumahnya, karena

binatang itu suka mencari makan di sampah-sampah yang tidak diwadahi.

Menjijikkan.

Wulan, anak kedua juga cantik. Sayang ia sangat malas. Sukanya tidur.

Bangun pagi, mandi dan sarapan, lalu menguap. Tidur lagi. Kalau matahari sudah

tinggi, ia terbangun karena tidur tidak nyenyak. Hawa panas karena sudah siang.

Menjelang sore setelah mandi, pasti ia sudah merasa mengantuk. Teman-teman

jadi sebel dengannya. Pada sore hari, mereka suka berbincang-bincang atau

belajar bersama. Baru saja datang, Wulan pamit pulang. Mengantuk katanya.

Seperti kakaknya, habis makan, Wulanpun malas memberesi piring, sendok,

tempat minum dan sisa makanan. Mengantuk juga alasannya. Lagi –lagi,

Lintanglah yang membersihkan meja makan, mencuci peralatan makan dan

mengumpulkan sampah ke dalam dua jenis keranjang yang ada di rumah itu.

Tetangga menjuluki Wulan dengan sebutan ”Si Melek Tidur”. Asal mau melek,

terbuka matanya, tidak jadi, karena ingin tidur lagi.

87

Lain Mentari lain Wulan, lain juga dengan Lintang. Si bungsu ini meskipun

paling kecil, tetapi paling rajin. Mereka bertiga, sehari-hari membantu sang ibu

membuat tikar dari anyaman pandan duri. Pandan yang diambil dari pinggir sungai

mereka buang durinya, lalu di potong memanjang selebar kelingking orang

dewasa, lalu dijemur baru dianyam. Setiap hari selalu menghasilkan sampah.

Potongan sisa pandan yang tidak terpakai dan duri-duri pandan. Kalau selesai

bekerja, Mentari langsung makan, Wulan segera tidur, tetapi Lintang

mengumpulkan sampah-sampah itu terlebih dahulu. Ia menyapu lantai tempat

mereka bekerja agar kelihatan bersih. Duri-duri pandan ia kumpulkan supaya tidak

tercecer sehingga tidak terinjak kaki orang. Ia melakukan itu dengan senang hati

karena tahu, bahwa yang ia lakukan benar dan berguna.

Pada suatu hari tersiar kabar, Sang Raja mengadakan sayembara. Putra

Mahkota sudah saatnya menikah, namun belum juga memiliki calon istri. Semua

perempuan yang beranjak dewasa dan belum menikah boleh mengikuti

sayembara itu. Tentu banyak yang ingin mengikuti, termasuk Mentari, Wulan dan

Lintang. Setelah menempuh perjalanan panjang, tibalah mereka di istana raja.

Istana sepi. Hanya ada beberapa pengawal yang berjaga. Ketiga perempuan itu

ragu, jangan-jangan Putra Mahkota sudah mendapatkan calon mempelai putri.

Jangan-jangan mereka sudah terlambat. Pupuslah harapan mereka untuk menjadi

istri Putra Mahkota. Seorang pengawal menghampiri mereka. Untung, meskipun

sudah berpuluh-puluh putri mengikuti sayembara belum ada yang bisa

memenangkan sayembara. Begitu kata pengawal itu.

Lintang ragu bisa memenangkan sayembara itu. Ia tidak yakin karena

asalnya dari desa jauh dari istana. Putri-putri lain yang gagal dalam sayembara

pasti cantik dan pintar, karena sebagian besar berasal lingkungan dekat istana,

anak para pejabat atau para pedagang kaya raya.

”Ayolah, Kak. Kita pulang saja!”ajak Lintang pada Mentari dan Wulan.

Mentari tidak mau pulang. Ia yakin, dibandingkan kedua adiknya, ia lebih

memikat di mata Putra Mahkota. Putra Mahkota pasti memilih putri yang tampak

dewasa. Pada saat mereka berembug, tiba-tiba Putra Mahkota melihat mereka.

Pengawal memberitahukan bahwa mereka mau ikut sayembara. Ketiga putri itu

dibawa menghadap keluarga raja.

88

Mereka disambut oleh Sang Raja. Betapa senang hati mereka, sekaligus

takut. Senang karena bisa melihat langsung raja mereka dan keluarganya, tapi

takut gagal memenangkan sayembara. Mereka tidak tahu bagaimana Putra

Mahkota akan memilih mereka. Suasana hening. Tiba-tiba datanglah dua orang

pelayan mendorong sebuah meja. Di atas meja itu terdapat selimut, piring dan

sendok, serta sapu.

”Perhatikanlah benda-benda yang ada di hadapan kalian ini! Pilihlah yang

kalian sukai!”perintah Putra Mahkota berwibawa.

Mentari, Wulan dan Lintang berjalan pelan menuju meja itu. Mentari

menduga, Putra Mahkota ingin tahu calon mempelai mempunyai kesukaan apa,

sehingga ia bisa menyiapkan kesukaannya itu sebagai tanda sayang. Kalau

Mentari memilih sendok dan piring, Putra Mahkota akan tahu bahwa dirinya suka

makan. Putra Mahkota pasti akan menyuruh juru masak istana untuk menyiapkan

masakan yang lezat untuknya. Maka Mentari mengambil sendok dan piring.

Wulan memilih selimut. Ia berharap, dengan pilihannya itu, Putra Mahkota

berfikir bahwa dirinya rajin menyiapkan dan membereskan tempat tidur. Lintang

sengaja memilih sapu. Ia memang suka bersih-bersih. Senang menjaga

kebersihanSuka menyapu, membuang sampah.

Tibalah saat yang menentukan.

Lintang. Lintang dipilih menjadi istri Putra Mahkota. Berpuluh-puluh putri,

tidak ada satupun yang memilih sapu sebagai benda yang disukai. Kebanyakan

memilih selimut, perhiasan, pakaian yang indah, piring dan sendok, dan sepatu

yang bagus. Putra Mahkota ingin, calon mempelai putri selain cantik, harus rajin

menjaga kebersihan. Ia tahu, dari benda pilihan Lintang, Lintang putri yang sesuai

impiannya.

89

HARTA KARUN DARI KAKEK SENO

(Oleh : Suhantojo)

Sepulang sekolah Adit melewati jalan yang tidak biasanya. Ia memilih jalan

memutar, melewati kampung lain. Ia mengayuh sepeda pelan-pelan. Di depan

rumah yang kelihatannya tanpa penghuni, ia di kejutkan teriakan seorang laki-laki

di dalam rumah itu memanggil entah siapa. Ia pikir rumah itu kosong. Pagar

depan saja karatan dan mau ambruk. Di teras depan rumah terdapat karung-

karung yang ditumpuk. Entah apa isinya. Adit terhenti, mencoba melongok ke

dalam.

”Hei, siapa kamu. Mau apa ke sini!”teriak seorang pemuda telanjang dada

yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu. Adit ingin menjawab mau masuk ke

rumah, namun karena dia melihat badan dan lengan orang itu penuh tato, ia hanya

berkata minta maaf sambil cepat-cepat mengayuh sepedanya beranjak dari tempat

itu. Hampir saja ia menabrak pohon beringin yang berdiri kokoh di depannya.

Hari beranjak sore. Adit termenung di meja belajarnya. Ia sedang

memikirkan tugas pelajaran Bahasa Indonesia. Bu guru memberinya tugas menulis

karangan yang menceritakan keberhasilan seseorang. Ia bingung, siapa yang

hendak tulis.

”Kok melamun, Dit?”tanya ayah tiba-tiba sudah di sampingnya.

Adit menceritakan kebingungannya.

”Bu Guru berkata, orang yang berhasil sekaligus keberhasilannya

bermanfaat untuk banyak orang,”jelas Adit.

Ayah mengernyitkan dahinya. Membantu mencari ide.

”Kakek Seno”, kata ayah tiba-tiba.

Kakek Seno, seorang kakek yang sudah tua. Tinggal di kampung pinggir

sungai Banjir Kanal. Bekas nara pidana. Ia mendapatkan penghargaan

penyelamat lingkungan hidup dari Bupati. Menarik untuk ditulis, dulu penjahat,

sekarang mendapat penghargaan.

Adit terpaksa berangkat sendiri ke rumah Kakek Seno. Ayah tidak bisa

mengantar karena memperbaiki pipa PAM yang bocor. Ibu menemani adik yang

masih kecil. Belum bisa ditinggal. Ayah memberi Adit secarik kertas berisi alamat

90

rumah kakek Seno. Agak ngeri. Ia membayangkan tampang sangar bekas napi itu.

Tetapi demi tugas yang harus segera dikumpulkan, ia berangkat juga.

Mudah untuk menemukan rumah kakek Seno. Ternyata semua orang

mengenalnya. Beliau tinggal persis di belakang gapura masuk kampung. Kata

ayah, kampung itu sebagian besar warganya, pemulung. Sebagian lagi pernah

menjadi gelandangan dan nara pidana. Kakek Seno cukup disegani oleh warga.

Rumahnya tertutup. Halamannya bersih. Ada dua tong sampah, bertuliskan

organik dan non organik. Sepi. Adit memberanikan diri mengetuk pintu. Tak lama

kemudian, tangkai pintu bergerak-gerak. Dada Adit berdebar keras.

Membayangkan tampang kakek yang di balik pintu. Pintu terbuka, seorang kakek

berpakaian hitam-hitam dengan ikat kepala menyambutnya ramah. Ah, lega.

Begitu kata Adit dalam hati.

Membuat penasaran saja kakek Seno ini. Benar, kakek Seno tidak banyak

bicara. Usai menjelaskan maksud kedatangannya, kakek Seno tidak banyak

menceritakan kisah hidupnya. Ia hanya berkata, dahulu seorang perampok. Masuk

penjara. Menyesal. Lalu berusaha menjadi orang yang perilakunya baik dan

berguna bagi banyak orang. Di penjara, ia pernah diajari membuat kerajinan dari

barang bekas dan sampah. Setelah keluar penjara kakek Seno menjadi pengrajin

dari bahan-bahan seperti kardus bekas, plastik bekas minuman serbuk, kaleng

bekas, dan berbagai macam sampah lainnya. Beliau mendapatkan bahan-bahan

itu dari pemulung.

Hanya itu cerita kakek Seno. Setelah itu, ia memberikan secarik kertas

bertuliskan ”JALAN TERUS SEPANJANG KAMPUNG SAMBIL TENGOK KANAN

DAN KIRI SAMPAI KUBURAN TUA. BELOK KANAN JALAN TERUS. BERHENTI

KALAU MENEMUKAN POHON BERINGIN. MAJU SEDIKIT CARI RUMAH

NOMER 13. TEMUKAN HARTA KARUN”.

Adit menjabat tangan kakek Seno sambil mengucapkan terima kasih.

Segera ia bergegas pergi. Hari belum gelap, tapi sebentar lagi pasti matahari

terbenam. Agak ngeri juga pulang melewati kuburan. Gelap-gelap lagi. Sambil

mengayuh sepeda pelan-pelan, ia menengok kanan dan kiri jalan seperti perintah

dalam kertas itu. Apa sih yang istimewa. Hebat, kampung ini sangat bersih. Beda

sekali dengan kampung Adit. Di kampung Adit, mudah sekali menemukan sampah.

91

Dedaunan kering berserakan. Pemilik pohon dua hari sekali menyapu. Anak-anak

yang suka makan di jalan, sembarangan membuang kertas atau plastik

pembungkusnya. Adit sering membuang sterefoam wadah makanan di selokan.

Habis memotong kertas untuk prakarya dibuang di halaman rumah. Habis makan

kerupuk, plastik pembungkusnya dibuang di jalanan. Penjahit membuang begitu

saja sisa kain perca di depan rumah campur aduk dengan sisa sayuran dan tulang

tulang ikan. Gelas atau piring yang pecah dibuang bercampur dengan kertas-

kertas yang tidak terpakai. Sungguh kotor dan berbahaya.

Di sepanjang jalan, di depan rumah selalu ada dua tong sampah.

Bertuliskan organik dan anorganik. Di tong sampah bertuliskan organik, diberi

keterangan “untuk sampah : kertas, tissu, daun, sisa makanan, rumput, karton”. Di

tong sampah anorganik diberi keterangan “untuk sampah : plastik, kaca/gelas,

besi/kaleng, aluminium, kain, karet, sterefoam”. Pantas saja kampung ini bersih.

Begitu pikir Adit.

Tanpa terasa Adit sampai di kuburan tua. Ia tidak berani menoleh ke arah

makam. Ia segera belok kanan dan mengayuh sepedanya sekencang mungkin.

Setelah menjauh dari makam, ia berhenti sebentar. Ia buka kertas dari kakek

Seno. Ia harus menemukan pohon beringin. Tidak jauh lagi. Kelihatan dari

tempatnya berhenti. Ia kayuh sepedanya lagi. Sampai.

Di bawah beringin yang teduh, matanya memandang beberapa rumah. Ia

perhatikan betul nomer-nomer rumah itu.

“Aha, itu rumah nomer 13!” seru Adit dalam hati.

Tiba-tiba ia ketakutan sendiri. Sepertinya ia pernah berada di tempat itu.

Benar, sewaktu pulang sekolah tadi. Rumah itu, tempat karung-karung ditumpuk,

pagar karatan yang ambruk dan....pemuda telanjang dada yang penuh tato. Ia

kebetulan keluar. Lalu memanggil Adit. Ini untuk kedua kali Adit dipanggil. Adit

memberanikan diri mendatangi rumah itu. Ia lebih takut dicurigai mau mencuri

atau diteriaki maling oleh pemuda itu.

Tak disangka, pemuda itu sangat ramah. Ia mengajak Adit masuk. Eh,

ternyata rumah itu milik kakek Seno. Di dalamnya ada puluhan pekerja yang

membuat kerajinan dari barang bekas dan sampah. Ada tas belanja yang dijahit

dari plastik bungkus minuman serbuk. Ada pigura foto yang dibuat dari daur ulang

92

kertas koran. Ada keset yang dibuat dari kain perca. Ada pot dan wadah

pensil yang dibuat dari kaleng bekas. Ada lukisan yang dibuat dari potongan-

potongan daun dan kulit pohon kering.

Kata pemuda bertato tadi, Gatot, yang ternyata cucu kakek Seno semua

kerajinan dibuat dari bahan berupa barang bekas dan sampah. Bahan itu selain

dari pemulung, juga diambil dari tong sampah yang ada di sepanjang jalan yang

dilewati. Agar mudah mengambilnya, maka waktu memasukkan sampah harus

dibedakan sesuai jenisnya. Selain jadi mudah mengambilnya, tikus, kecoa dan

lalat serta serangga pembawa penyakit tidak berkeliaran di kampung itu. Kampung

jadi bersih dan sehat. Selain itu, pembuat kerajinan yang sebagian warga

kampung itu, bertambah penghasilannya. Benar-benar harta karun.

Adit senang sekali mendengar cerita itu. Ia jadi malu dengan dirinya yang

suka membuang sampah sembarangan. Ia berjanji akan membuang sampah pada

tempatnya sesuai jenisnya. Ia akan mengajak teman-temannya untuk hidup

bersih.

”Terima kasih Mas Gatot, terima kasih Kakek Seno,”ujar Adit. Hatinya

bergembira. Ia mendapat harta karun, pengetahuan yang berharga dari kakek

Seno. Pengetahuan tentang membuang dan memanfaatkan sampah yang benar.

Ia akan tulis kisah ini nanti malam. Pasti Bu Guru akan memberi nilai tinggi.

93

LAMPIRAN E

PEDOMAN AMATAN PERILAKU MEMBUANG SAMPAH

1. Amatan dilakukan oleh tiga orang yaitu seorang guru kelas IIIB dan dua orang

guru bidang studi secara bersama-sama

2. Amatan dilakukan pada saat pelajaran Prakarya berlangsung, di dalam kelas,

dari awal hingga usai, selama 70 menit.

Amatan perilaku sebelum perlakuan dilaksanakan pada hari :

- Selasa, 16 Oktober 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20

- Kamis, 25 Oktober 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20

- Kamis, 1 November 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20

Amatan perilaku sesudah perlakuan dilaksanakan pada hari :

- Jumat, 16 November 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20,

- Kamis, 22 November 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20,

- Kamis, 1 November 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20,

3. Amatan dilakukan terhadap semua siswa kelas IIIB, dengan menggunakan

daftar ceck-list perilaku membuang sampah

4. Check-list diisikan berupa turus setiap kali melihat siswa berperilaku :

membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya, membuang sampah pada

tempatnya tidak sesuai jenisnya atau membuang sampah tidak pada tempat

sampah yang disediakan di kelas, sisa kegiatan membuat prakarya. Keterangan

diberikan apabila sampah terbuang di laci atau di bawah meja.

.

94

Lampiran F Uji Korelasi Antar Rater pada Amatan Perilaku A

Correlations

PERILAKU A

RATER VIKA

PERILAKU A

RATER MILA

PERILAKU A

RATER NANI

PERILAKU A RATER VIKA Pearson Correlation 1 .943** .926

**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

PERILAKU A RATER MILA Pearson Correlation .943** 1 .919

**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

PERILAKU A RATER NANI Pearson Correlation .926** .919

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

95

Lampiran G Uji Beda Antar Rater pada Amatan Perilaku A

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PERILAKU A RATER VIKA 1.48 25 1.122 .224

PERILAKU A RATER MILA 1.64 25 1.350 .270

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PERILAKU A RATER VIKA

& PERILAKU A RATER

MILA

25 .943 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std.

Deviati

on

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PERILAKU A

RATER VIKA -

PERILAKU A

RATER MILA

-.160 .473 .095 -.355 .035 -1.693 24 .103

96

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PERILAKU A RATER VIKA 1.48 25 1.122 .224

PERILAKU A RATER NANI 1.60 25 1.155 .231

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PERILAKU A RATER VIKA

& PERILAKU A RATER

NANI

25 .926 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PERILAKU A

RATER VIKA -

PERILAKU A

RATER NANI

-.120 .440 .088 -.301 .061 -1.365 24 .185

97

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PERILAKU A RATER MILA 1.64 25 1.350 .270

PERILAKU A RATER NANI 1.60 25 1.155 .231

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PERILAKU A RATER MILA

& PERILAKU A RATER

NANI

25 .919 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PERILAKU A

RATER MILA -

PERILAKU A

RATER NANI

.040 .539 .108 -.182 .262 .371 24 .714

98

Lampiran H Uji Korelasi Antar Rater pada Amatan Perilaku B

Correlations

RATERVIKAB RATERMILAB RATERNANIB

RATERVIKAB Pearson Correlation 1 .920** .865

**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

RATERMILAB Pearson Correlation .920** 1 .937

**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

RATERNANIB Pearson Correlation .865** .937

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

99

Lampiran I Uji Beda Antar Rater pada Amatan Perilaku B

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 RATERVIKAB 1.32 25 1.145 .229

RATERMILAB 1.40 25 1.258 .252

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 RATERVIKAB &

RATERMILAB 25 .920 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 RATERVIKAB -

RATERMILAB -.080 .493 .099 -.284 .124 -.811 24 .425

100

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 RATERVIKAB 1.32 25 1.145 .229

RATERNANIB 1.12 25 1.054 .211

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 RATERVIKAB &

RATERNANIB 25 .865 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 RATERVIKAB -

RATERNANIB .200 .577 .115 -.038 .438 1.732 24 .096

101

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 RATERMILAB 1.40 25 1.258 .252

RATERNANIB 1.12 25 1.054 .211

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 RATERMILAB &

RATERNANIB 25 .937 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 RATERMILAB -

RATERNANIB .280 .458 .092 .091 .469 3.055 24 .005

102

Lampiran J Uji Korelasi Antar Rater pada Amatan Perilaku C

Correlations

PERILAKU C

AMATAN

RATER VIKA

PERILAKU C

AMATAN

RATER MILA

PERILAKU C

AMATAN

RATER NANI

PERILAKU C AMATAN

RATER VIKA

Pearson Correlation 1 .947** .762

**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

PERILAKU C AMATAN

RATER MILA

Pearson Correlation .947** 1 .823

**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

PERILAKU C AMATAN

RATER NANI

Pearson Correlation .762** .823

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

103

Lampiran K Uji Beda Antar Rater pada Amatan Perilaku C

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PERILAKU C AMATAN

RATER VIKA .76 25 .879 .176

PERILAKU C AMATAN

RATER MILA .80 25 1.041 .208

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PERILAKU C AMATAN

RATER VIKA & PERILAKU

C AMATAN RATER MILA

25 .947 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PERILAKU C

AMATAN

RATER VIKA -

PERILAKU C

AMATAN

RATER MILA

-.040 .351 .070 -.185 .105 -.569 24 .574

104

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PERILAKU C AMATAN

RATER VIKA .76 25 .879 .176

PERILAKU C AMATAN

RATER NANI .56 25 .768 .154

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PERILAKU C AMATAN

RATER VIKA & PERILAKU

C AMATAN RATER NANI

25 .762 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PERILAKU C

AMATAN

RATER VIKA -

PERILAKU C

AMATAN

RATER NANI

.200 .577 .115 -.038 .438 1.732 24 .096

105

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PERILAKU C AMATAN

RATER MILA .80 25 1.041 .208

PERILAKU C AMATAN

RATER NANI .56 25 .768 .154

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PERILAKU C AMATAN

RATER MILA & PERILAKU

C AMATAN RATER NANI

25 .823 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std.

Deviati

on

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PERILAKU C

AMATAN

RATER MILA -

PERILAKU C

AMATAN

RATER NANI

.240 .597 .119 -.007 .487 2.009 24 .056

106

LAMPIRAN L

DATA AMATAN PERILAKU A, MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA SESUAI JENISNYA

NO URUT

AMATAN 1

AMATAN 2

AMATAN 3

AMATAN 4

AMATAN 5

AMATAN 6

1 1.0 1.0 2.0 0.0 0.0 1.0

2 2.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

3 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0

4 3.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

6 2.0 0.0 2.0 0.0 0.0 1.0

7 2.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

8 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0

9 3.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

10 2.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

11 2.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0

12 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0

13 2.0 0.0 1.0 0.04 0.0 0.0

14 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

15 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

16 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

17 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.17

18 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

19 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0

20 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

21 2.0 3.0 2.0 0.0 0.0 0.0

22 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 1.0

23 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

24 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0

25 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

107

Lampiran M Rerata Amatan Perilaku A

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PERILAKU A 25 0 3 1.36 1.075

PERILAKU A 25 0 3 1.40 1.000

PERILAKU A 25 0 3 1.16 .943

PERILAKU A 25 1.00 5.00 2.2916 1.17186

PERILAKU A 25 1.00 3.00 1.6960 .67298

PERILAKU A 25 1.00 4.00 2.2084 .86502

Valid N (listwise) 25

108

Lampiran N Repeated Measurement Analysis Perilaku A

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

factor1 Pillai's Trace .490 3.847a 5.000 20.000 .013

Wilks' Lambda .510 3.847a 5.000 20.000 .013

Hotelling's Trace .962 3.847a 5.000 20.000 .013

Roy's Largest Root .962 3.847a 5.000 20.000 .013

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Mauchly's Test of Sphericityb

Measure:MEASURE_1

Within

Subjects

Effect Mauchly's W

Approx.

Chi-Square df Sig.

Epsilona

Greenhouse-

Geisser Huynh-Feldt Lower-bound

factor1 .175 38.515 14 .000 .636 .744 .200

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent

variables is proportional to an identity matrix.

a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are

displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Tests of Within-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

factor1 Sphericity

Assumed 27.613 5 5.523 6.695 .000

Greenhouse-

Geisser 27.613 3.180 8.684 6.695 .000

Huynh-Feldt 27.613 3.722 7.419 6.695 .000

Lower-bound 27.613 1.000 27.613 6.695 .016

Error(factor1) Sphericity

Assumed 98.988 120 .825

Greenhouse-

Geisser 98.988 76.310 1.297

Huynh-Feldt 98.988 89.324 1.108

Lower-bound 98.988 24.000 4.124

109

Tests of Within-Subjects Contrasts

Measure:MEASURE_1

Source factor1

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

factor1 Linear 14.003 1 14.003 8.637 .007

Quadratic .263 1 .263 .500 .486

Cubic .771 1 .771 1.187 .287

Order 4 1.251 1 1.251 2.883 .102

Order 5 11.325 1 11.325 12.661 .002

Error(factor1) Linear 38.908 24 1.621

Quadratic 12.609 24 .525

Cubic 15.589 24 .650

Order 4 10.413 24 .434

Order 5 21.468 24 .894

Tests of Between-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Transformed Variable:Average

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Intercept 426.389 1 426.389 284.904 .000

Error 35.919 24 1.497

110

LAMPIRAN O DATA AMATAN PERILAKU B, MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA TIDAK SESUAI JENISNYA

NO URUT

AMATAN 1

AMATAN 2

AMATAN 3

AMATAN 4

AMATAN 5

AMATAN 6

1 2.0 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0

2 2.0 2.0 1.0 1.0 2.0 2.0

3 3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0

4 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 3.0

5 3.0 2.0 3.0 3.0 2.0 4.0

6 3.0 2.0 1.0 5.0 1.0 2.0

7 0.0 1.0 1.0 1.0 3.0 2.0

8 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 4.0

9 0.0 0.0 0.0 2.0 3.0 1.0

10 0.0 0.0 0.0 2.0 2.0 2.0

11 0.0 0.0 0.0 3.0 3.0 3.0

12 1.0 1.0 2.0 1.0 2.0 3.0

13 1.0 2.0 1.0 2.29 1.0 2.0

14 0.0 0.0 0.0 3.0 1.0 2.0

15 2.0 3.0 2.0 2.0 1.0 3.0

16 1.0 2.0 1.0 3.0 1.0 2.0

17 0.0 0.0 0.0 2.0 2.0 2.21

18 3.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0

19 1.0 2.0 1.0 5.0 1.7 3.0

20 2.0 3.0 3.0 4.0 2.0 1.0

21 2.0 1.0 1.0 1.0 1.7 1.0

22 0.0 0.0 0.0 3.0 2.0 2.0

23 2.0 1.0 1.0 3.0 1.0 2.0

24 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3.0

25 2.0 3.0 2.0 1.0 1.0 1.0

111

Lampiran P Rerata Amatan Perilaku B

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PERILAKU B 25 0 3 1.56 .821

PERILAKU B 25 0 3 1.08 .812

PERILAKU B 25 0 2 1.20 .764

PERILAKU B 25 .00 1.00 .0416 .19983

PERILAKU B 25 .00 .00 .0000 .00000

PERILAKU B 25 .00 1.00 .1668 .37268

Valid N (listwise) 25

112

Lampiran Q Repeated Measurement Analysis Perilaku B

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

factor1 Pillai's Trace .813 17.405a 5.000 20.000 .000

Wilks' Lambda .187 17.405a 5.000 20.000 .000

Hotelling's Trace 4.351 17.405a 5.000 20.000 .000

Roy's Largest Root 4.351 17.405a 5.000 20.000 .000

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Mauchly's Test of Sphericityb

Measure:MEASURE_1

Within

Subjects

Effect Mauchly's W

Approx. Chi-

Square df Sig.

Epsilona

Greenhouse-

Geisser Huynh-Feldt Lower-bound

factor1 .037 73.139 14 .000 .588 .679 .200

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent

variables is proportional to an identity matrix.

a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are

displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Tests of Within-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Source

Type III Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

factor1 Sphericity Assumed 58.449 5 11.690 41.560 .000

Greenhouse-Geisser 58.449 2.941 19.875 41.560 .000

Huynh-Feldt 58.449 3.396 17.211 41.560 .000

Lower-bound 58.449 1.000 58.449 41.560 .000

Error(factor1) Sphericity Assumed 33.753 120 .281

Greenhouse-Geisser 33.753 70.579 .478

Huynh-Feldt 33.753 81.507 .414

Lower-bound 33.753 24.000 1.406

113

Tests of Within-Subjects Contrasts

Measure:MEASURE_1

Source factor1

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

factor1 Linear 46.125 1 46.125 79.346 .000

Quadratic 1.993 1 1.993 14.189 .001

Cubic 3.796 1 3.796 18.341 .000

Order 4 .840 1 .840 3.439 .076

Order 5 5.696 1 5.696 24.406 .000

Error(factor1) Linear 13.951 24 .581

Quadratic 3.371 24 .140

Cubic 4.967 24 .207

Order 4 5.863 24 .244

Order 5 5.601 24 .233

Tests of Between-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Transformed Variable:Average

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Intercept 68.290 1 68.290 99.098 .000

Error 16.539 24 .689

114

LAMPIRAN R DATA AMATAN PERILAKU C, MEMBUANG SAMPAH TIDAK PADA TEMPAT SAMPAH

NO URUT

AMATAN 1

AMATAN 2

AMATAN 3

AMATAN 4

AMATAN 5

AMATAN 6

1 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0

2 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

4 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0

5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

6 2.0 2.0 2.0 0.0 0.0 1.0

7 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

8 1.0 2.0 3.0 0.0 0.0 0.0

9 0.0 0.0 2.0 0.0 0.0 0.0

10 2.0 2.0 3.0 0.0 0.0 0.0

11 2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

12 1.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

13 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0

14 2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

15 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

16 1.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0

17 2.0 3.0 2.0 0.0 0.0 0.04

18 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

19 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0

20 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

21 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

22 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0

23 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

24 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

25 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

115

Lampiran S Rerata Amatan Perilaku C

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PERILAKU C 25 0 2 .76 .879

PERILAKU C 25 0 3 .92 1.038

PERILAKU C 25 0 3 1.04 .978

PERILAKU C 25 .00 .00 .0000 .00000

PERILAKU C 25 .00 .00 .0000 .00000

PERILAKU C 25 .00 1.00 .0416 .19983

Valid N (listwise) 25

116

Lampiran T Repeated Measurement Analysis Perilaku C

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

factor1 Pillai's Trace .568 6.914a 4.000 21.000 .001

Wilks' Lambda .432 6.914a 4.000 21.000 .001

Hotelling's Trace 1.317 6.914a 4.000 21.000 .001

Roy's Largest Root 1.317 6.914a 4.000 21.000 .001

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Mauchly's Test of Sphericityb

Measure:MEASURE_1

Within

Subjects

Effect Mauchly's W

Approx. Chi-

Square df Sig.

Epsilona

Greenhouse-

Geisser Huynh-Feldt Lower-bound

factor1 .000 . 14 . .446 .494 .200

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent

variables is proportional to an identity matrix.

a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are

displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Tests of Within-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Source

Type III Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

factor1 Sphericity Assumed 30.940 5 6.188 17.867 .000

Greenhouse-Geisser 30.940 2.231 13.866 17.867 .000

Huynh-Feldt 30.940 2.471 12.522 17.867 .000

Lower-bound 30.940 1.000 30.940 17.867 .000

Error(factor1) Sphericity Assumed 41.560 120 .346

Greenhouse-Geisser 41.560 53.553 .776

Huynh-Feldt 41.560 59.298 .701

Lower-bound 41.560 24.000 1.732

117

Tests of Within-Subjects Contrasts

Measure:MEASURE_1

Source factor1

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

factor1 Linear 19.557 1 19.557 24.556 .000

Quadratic .347 1 .347 1.750 .198

Cubic 6.806 1 6.806 20.822 .000

Order 4 .013 1 .013 .080 .780

Order 5 4.217 1 4.217 16.979 .000

Error(factor1) Linear 19.114 24 .796

Quadratic 4.760 24 .198

Cubic 7.844 24 .327

Order 4 3.880 24 .162

Order 5 5.961 24 .248

Tests of Between-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Transformed Variable:Average

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Intercept 31.740 1 31.740 28.466 .000

Error 26.760 24 1.115

118

LAMPIRAN U

DAFTAR BAHAN DAN KERAJINAN TANGAN YANG DIBUAT SISWA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA

NAMA

BENDA

PRAKARYA UNTUK

AMATAN

BAHAN ORGANIK

BAHAN NON ORGANIK

KETERANGAN

Bingkai Foto

Uji Coba Kertas foto

Spon 2 warna, payet-payet 2 bentuk, pita kain, bros kecil

7 macam bahan

Boneka Jepang

Pertama

Kertas kado, kertas asturo, tusuk gigi, sumpit kayu, pita jepang

Payet-payet 2 bentuk, benang, pita kain, manik-manik

10 macam bahan

Kolase Kedua

Kertas lipat, kertas BC, daun palem, kertas minyak

Selotip hitam, plastik pembungkus makanan instan 2 macam

7 macam bahan

Hiasan Dinding Vas Bunga

Ketiga

Kertas lipat 2 warna, pita jepang, kertas asturo, kertas BC

Kain tissue, payet-payet 1 bentuk

7 macam bahan

Boneka Kepala Bertopi

Keempat Kertas asturo 3 warna

Gelas plastik air mineral, mata boneka, benang wol, tali kur, payet-payet 1 bentuk

8 macam bahan

Hiasan Dinding Model Pohon Natal

Kelima Kertas kado, kertas asturo

Payet-payet 3 bentuk

5 macam bahan

Boneka Malaikat

Keenam Kertas manila 2 warna

Payet-payet 2 bentuk, pita kain, tali kur, mata boneka, gliter

8 macam bahan