Lampiran 17 Andri

download Lampiran 17 Andri

of 10

description

Andri aja

Transcript of Lampiran 17 Andri

  • 5/27/2018 Lampiran 17 Andri

    1/10

    Tinjauan Pustaka

    2.1. Definisi

    ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran

    pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari

    14 hari.

    2.3. Gejala ISPA

    Penyakit ISPA adalah penyakit yang sangat menular, hal ini timbul karena menurunnya system

    kekebalan atau daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan atau stres. Pada stadium awal,

    gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal dalam hidung, yang kemudian diikuti bersin terus

    menerus, hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam dan nyeri kepala. Permukaan

    mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi

    kental dan sumbatan di hidung bertambah. Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya akan

    berkurang sesudah 3-5 hari.

    Analisa Penyakit Endemik (Kasus ISPA)

    I. Analisa Kasus Dengan Metode SOAP

    A. Identitas Pasien

    Nama pasien : anak G A Deswita

    Umur : 4 TahunJenis kelamin : Perempuan

    Keluhan : Batuk pilek

    Tanggal berobat : 26 Maret 2014

    Diagnosa : ISPA non pneumonia

    B. Data Subjektif

    Keluhan utama : batuk berdahak dan disertai pilek

    Keluhan tambahan: tidur tidak nyenyak disebabkan batuk

    C. Data Objektif

    -

  • 5/27/2018 Lampiran 17 Andri

    2/10

    D. Assesment

    Tanggal 26 Maret 2014

    1. Terapi yang diberikanSirup Amoxicillin 125mg/5mL dengan dosis 7,5mL/pemberian dan aturan pakai 3 kali

    sehari. Gliseril guaikolat 150mg, CTM 8mg dan vitamin C 150mg, diracik dalam bentuk

    pulveres dengan jumlah 9 pulveres.

    2. Penilaian Pengobatan Obat Rasionala. Tepat indikasi

    Amoxicillin merupakan antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk infeksi pada

    otitis media, sinusitis, infeksi pada saluran pernapasan baik atas maupun bawah (Lacy

    et al, 2011). Sehingga pada kasus yg didiagnosis infeksi pada saluran pernapasan ini,

    dapat dikatakan telah tepat indikasi.

    Gliseril guaikolat digunakan sebagai ekspektoran pada batuk berdahak, mekanisme

    kerjanya dengan cara meningkatkan volume dan menurunkan viskositas dahak di

    trakhea dan bronkus, kemudian merangsang pengeluaran dahak menuju faring. Pada

    pasien yang mengalami batuk berdahak ini, dapat dikatakan telah tepat indikasi.

    Chlorpheniramin maleat (CTM), merupakan antihistamin H1 (AH1) yang mampu

    mengusir histamin secara kompetitif dari reseptornya (reseptor H1) dan dengan

    demikian mampu meniadakan kerja histamin. CTM digunakan untuk mengatasigejala seperti bersin-bersin, yang disebabkan oleh alergi. Obat ini juga memiliki efek

    sedatif yang sering digunakan untuk membantu pasien beristirahat dan memulihkan

    konsisi tubuh. Pada resep ini juga terdapat vitamin C yang berfungsi untuk

    meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan.

    b. Tepat pemilihan obatPemilihan obat pada pasien ini, yaitu antibiotik untuk mngobati infeksi berdasarkan

    diagnosa dokter dengan melihat tanda-tanda infeksi seperti peradangan pada pasien.

    Kemudian terdapat ekspektoran yaitu gliseril guaiakolat untuk mengatasi batuk

    berdahak yang dialami pasien dan CTM sebagai antihistamin untuk mengatasi bersin-

    bersin yang dialami pasien yang diduga karena alergi, juga dapat membantu keluan

    pasien yan sulit berstirahat dengan efek sedatif dari CTM. Tetapi harus menjadi

    pertimbangan lebih lanjut mengenai pemberian antibotik pada pasien yaitu dengan

  • 5/27/2018 Lampiran 17 Andri

    3/10

    dilakukan kultur swab untuk mengetahui adanya infeksi atau tidak pada pasien. Hal

    tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya DRP pada pasien.

    c. Tepat dosisGliseril guaiakolat

    Dosis Lazim anak 2-6 tahun: 50-100 mg (sekali pemberian)

    Dosis maksimum: 600mg

    Dosis pada resep: 150mg/9 pulv= 16,7 mg (sekali pemberian)

    16,7 mg x 3 = 50 mg (perhari)

    Kesimpulan: Dosis pada resep tidak memenuhi rentang terapi, sehingga harus

    dikomunikasikan kembali kepada dakter terkait dosis yang diberikan.

    CTM

    Dosis lazim anak 2-6 tahun: 1mg (sekali pemberian)

    Dosis maksimum: 6mg

    Dosis pada resep: 8mg/9pulv= 0,9 mg (sekali pemberian)

    0,9 mg x 3= 2,7 mg (perhari)

    Kesimpulan: Dosis pada resep tidak memenuhi rentang terapi, sehingga harus

    dikomunikasikan kembali kepada dakter terkait dosis yang diberikan.

    Amoxicillin

    Dosis dewasa untuk Amoxicillin Tablet

    Dosis lazim : Sekali : 250 mg 500 mg

    Sehari : 750 mg 1500 mg (Lacy, et al,. 2011)

    Dosis anak umur 4 tahun

    Berdasarkan umur (rumus young) untuk anak < 8 tahun

    Dosis lazim :

    Sekali = DewasaDosisx12n

    n

    = mg500-250x124

    4

    = 62,5 mg-125 mg

  • 5/27/2018 Lampiran 17 Andri

    4/10

    Sehari = D.dx12n

    n

    = mg1500-750x124

    4

    = 187,5 mg

    375 mg

    Dosis pada Resep

    Diberikan 3 x sehari 1,5 cth (7,5mL) dengan dosis 125/5mL mg

    Dosis sekali : 187,5 mg

    Dosis sehari : 3 x 187,5 mg = 562,5 mg

    Kesimpulan: Berdasarkan perhitungan dosis, maka dosis yang diberikan tidak tepat

    (melebihi dosis lazim)

    d. Tepat pasienObat yang diberikan pada pasien anak ini berupa sirup dan serbuk, telah sesuai

    dengan pasien yang masih anak-anak, untuk memudahkan pasien dalam meminum

    obat.

    e. Waspada efek sampingEfek samping dari penggunaa gliserl guaiakolat yaitu dapat menyebabkan mual atau

    muntah pada pasien. Selain ittu penggunaan antibiotik harus diawasi dan dihabiskan

    untuk mengurangi resiko terjadinya resistensi bakteri.

    D. Plan

    1. Terapi Non-Farmakologia. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi buah-buah dan sayur-sayuran sebagan

    antioksidan pencegahan infeksi bakteri.

    b. Menganjurkan pasien untuk beristirahat.c. Menganjurkan pada pasien untuk banyak meminum air putih dan membuang dahak

    ketika batuk

    2. Terapi Farmakologia. Terapi farmakologi yang diberikan yaitu dengan memberikan antibiotik amoxicillin

    125mg/5mL cukup dengan 1 sendok teh (5mL) seiap 1 kali pemberian, dilihat dari

    dosis tersebut yang telah memenuhi rentang terapi pada pasien.

  • 5/27/2018 Lampiran 17 Andri

    5/10

    b. Pemberian gliseril guaikolat hendaknya ditingkatkan dosisnya menjadi 450mg agarmemenuhi rentang terapi

    c. Pemberian CTM hendaknya ditingkatkan dosisya menjadi 10mg agar memenuhirentang terapi.

    d. Pemberian vitamin C masih sesuai dengan dosis awal resep. Vitamin C disiniditujukan untuk komponen tambaan untuk mempercepat pemulihan pasien

    E. KIE

    a. Menginformasikan pada pasien untuk menggunakan obat sesuai dengan aturan pakaiyang benar

    b. Menginformasikan pada pasien atau keluarga pasien bahwa antibiotik harusdihabiskan

    c. Menginformasikan efek samping obat pada pasien seperti mengantuk.

    F. Monitoring

    Jika penyakit tidak berkurang bahkan bertambah parah dalam 2-3 hari setelah pengobatan,

    maka dianjurkan untuk kembali ke puskesmas

    II. Pembahasan KasusPada kasus ini asien datag ke puskesmas dengan keluhan batuk pilek. Setelah diperiksa oleh

    dokter, didiagnosa bahwa pasien tersebut mengalami Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

    ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran

    pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari

    14 hari. ISPA digologkan menjadi 3 yaitu ISPA pneumonia berat, ISPA pneumonia, dan ISP non

    pneumonia. Adapun ISPA yang didiagnosa pada kasus kali ini yaitu ISPA non pneumonia yaitu

    dilihat dari gejala pada pasien yaitu tidak adanya napas cepat dan tidak adanya tarikan dinding

    dada bagian bawah ke dalam (Kementerian Kesehatan RI, 2012)

    Obat yang diberikan pada pasien antara lain antibiotik amoxicillin, gliseril guaiakolat, CTM

    dan vitamin C. Pemberian antibiotik disini telah sesuai dengan tatalaksana terapi pada kasus

    infeksi saluran pernapasan, dimana amoxicillin dapat menjadi pilihan utama dalam pengatasan

    penyakit tersebut (Dipiro et al., 2008). Namun perlu ditinjau lebih lanjut untuk peresepan

  • 5/27/2018 Lampiran 17 Andri

    6/10

    antibiotik, yaitu memastikan bahwa pasien benar-benar mengalami infeksi sesuai dengan

    diagnosa, hal ini dilakukan untuk mencegah kettidaktepatan obat bagi pasien. Kendala yang

    dialami pada pelayanan resep dipuskesmas ini, yaitu tidak adanya peralatan dan fasilitas

    memadai yang mendukung dalam penegakan diagnosa penyakit infeki seperti alat kultur swab

    bakteri dan sebagainya. Obat lain yang didapatkan pasien yaitu gliseril guaiakolat berfungsi

    sebagai eksepktoran untuk mengatasi batuk berdahak pasien. Sedangkan CTM untuk mengatasi

    pilek atau bersn yang dialami pasien, serta memiliki efek sedatif yang membantu pasien

    beristirahat untuk sementara dan tidak untuk dipergunakan dalam jangka waktu lama. Adapun

    vitamin C disini sebagai komponen tambahan yang berfungsi utuk membantu proses

    penyembuhan pada pasien.

    Terdapat beberapa perubahan dosis pada resep ini yang disarankan oleh apoteker,

    berdasarkan perhitungan dosis yang dilakukan. Beberapa resep pada pasien anak juga harus lebih

    diperhatikan lagi dalam hal perhitunga dosis dan perlu adanya koordinasi antara dokter dan

    apoteker ataupun asiste apoteker untuk mencegah terjadinya permaslahan dalam dosis obat.

    Pemberian antibiotik amoksisilin wajib diawasi oleh keluarga pasien agar tidak timbulnya

    resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut.

    Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran untuk meningkatkan

    daya tahan tubuh. Perbaikan kondisi pasen dimonitoring dalam 2-3 hari setelah pengobatan. Jika

    tidak ada perbaikan kondisi bahkan bertambah para sebaiknya diperiksakan kembali kepuskesmas.

  • 5/27/2018 Lampiran 17 Andri

    7/10

    2. Analisa POR diare

    1. Resep

    Kasus: seorang pasien (Made Banda) dengan keluhan mencret sudah 1 hari, dan badan agak

    demam. Setelah diperiksa, suhu badan yaitu 38,50C. dokter mendiagnosa pasien

    mengalami diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

    Dalam penilaian pengobatan yang rasional ada beberapa komponen yang harusdipenuhi, yang dikenal dengan 4T 1W, yaitu:

    a. Tepat indikasiDiare merupakan penyakit saluran pencernaan yang ditandai dengan defekasi

    melebihi 3 kali sehari dan dengan konsistensi feses yang lebih encer. Penyakit ini

    menjadi berbahaya akibat dari keluarnya cairan dan garam dari tubuh dalam jumlah

    yang banyak, sehingga harus memerlukan penanganan yang tepat. Tatalaksana terapi

    dalam pengatasan penyakit diare yaitu dengan mencegah dehidrasi, memberikansupplemen zink serta tetap memberikan makanan pada pasein. Zink merupakan

    mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan berkurang sangat banyak ketika diare.

    Pemberian zink pada pasien akan mampu mengurangi durasi dari diare serta menjaga

    pasien agar tetap sehat pada 2 sampai 3 bulan berikutnya (Anonim b, 2005). Pada

    resp diatas terdapat oralit yang mengandung glukosa anhidrat, 4 gram, NaCl 0,7

    No: 12

    Nama: Made Banda

    Umur: 23 tahun

    Alamat:

    Tanggal:

    Diagnosa: diare

    R/ paracetamol 3 dd 1 no X

    R/ Oralit 3 dd 1 no V

    R/ Zink 1 dd 1 no X

    R/ Kotrimokzasol 2 dd 2 no XII

  • 5/27/2018 Lampiran 17 Andri

    8/10

    gram, Na sitrat 0,58 gram dan KCl 0,3 gram, yang berfungsi sebagai larutran

    rehidrasi dan sangat penting untuk membantu proses penyembuhan diare.

    Golongan Fluoroquinolon (ciprofloxacin, levofloxacin, norfloxacin, ofloxacin)

    biasanya digunakan dalam pengobatan diare, cotrimoxazole juga direkomendasikan

    sebagai alternative ketika golongan tidak dapat diberikan (misalnya pada kasus pasien

    anak-anak) (Anonim a, 2005). Pada resep terdapat antibiotik cotrimoxazole yang

    merupakan antibiotik untuk pengatasan diare yang disebabkan bakteri seperti E. Coli.

    Dokter mendiagnosa bahwa pasien mengalami diare yang disertai infeksi pada

    saluran cerna, sehingga pemberian antibiotik disini dapat dikatakan sudah tepat.

    Namun perlu ditinjau lebih lanjut untuk peresepan antibiotik, yaitu memastikan

    bahwa pasien benar-benar mengalami infeksi sesuai dengan diagnosa, sepeti dengan

    pemeriksaan laboratorium dan sebagainya, untuk mengurangi kemungkinan

    terjadinya ketidaktepatan pemberian obat.

    Parasetamol (Acetaminofen) merupakan analgetik non opioid yang digunaan

    untuk mengatasi rasa sakit ringan sampai moderat, juga berfungsi sebagai antipiretik

    untuk demam (Lacy, et al,. 2011). Parasetamol merupakan pilihan pertama dalam

    pengatasan demam dinilai dari keamanan dan efikasi obat tersebut (Bettinelli, 2013).

    Pada kasus pasien mengalami demam, sehingga dapat dikatakan telah tepat indikasi.

    b.

    Tepat obatPemilihan obat pada pasien ini, yaitu zink dan oralit sebagai pengganti garam dan

    cairan tubuh, kemudian antibiotik untuk mngobati infeksi berdasarkan anamnese

    dokter dengan melihat tanda-tanda infeksi seperti demam pada pasien. Kemudian

    parasetamol untuk demam itu sendiri.

    Zink diberikan selama 10 hari dan oralit diusahakan dikonsumsi hingga diare

    berhenti (Nitcher et al., 2008). Penggunaan zink dapat diminum atau dikunyah oleh

    pasien. Sedangkan cotrimoxazole diberikan langsung 2 tablet setiap pemberian, 2 kali

    sehari dengan atau tanpa makanan. Harus diberikan bersamaan dengan 8 oz air (Lacy

    et al., 2011). Parasetamol diberika setelah makan dan dapat dihentikan bila demam

    telah mereda.

    c. Tepat dosiscotrimoxazole (80 mg trimetoprim dan 400 mg sulfametoksazol)

  • 5/27/2018 Lampiran 17 Andri

    9/10

    Dosis dewasa (sekali pemberian) : 960 mg (160 mg trimetoprim dan 800 mg

    sulfametoksazol)

    (satu hari) : 960 mg x 2= 1920 mg (Lacy, et al,. 2011).

    Dosis pada resep:

    (sekali pemberian) : 960 mg

    (satu hari) : 960 mg x 2= 1920 mg

    Kesimpulan: Dosis pada resep telah sesuai dengan dosis terapi obat.

    Parasetamol

    Dosis dewasa (sekali pemberian) : 325-650 mg

    Dosis maksimum : 4 g (Lacy, et al,. 2011).

    Dosis pada resep:

    (sekali pemberian) : 500 mg

    (satu hari) : 500mg x 3 = 1500 mg

    Kesimpulan: Dosis pada resep telah sesuai dengan dosis terapi obat dan tidak

    melebihi dosis maksimum

    Zink

    Zinc tablet diberikan sebanyak 1 tablet (20 mg) per hari (Nitcher et al., 2008).Pada resep pasien diberikan zinc tablet 20 mg dengan aturan pakai 1 tablet sehari.

    Dengan demikian tablet zinc yang dikonsumsi pasien sebanyak 20 mg perhari atau

    telah tepat dosis.

    d. Tepat pasienObat yang diberikan pada pasien berupa tablet dan cairan, dan tidak mengalami

    permasalahan dalam penggunaannya.

    e. Waspada efek sampingEfek samping dari penggunaa obat diatas yaitu parestamol yang dapat

    menyebabkan peningkatan asam lambung sehingga memicu mual dan muntah

    demikian juga zink dan cotrimoxazole.

  • 5/27/2018 Lampiran 17 Andri

    10/10

    Dapus:

    Anonim a. 2005. Co-Trimoxazole Systemic.

    Avalaible at:http://www.ashp.org/s_ashp/docs/files/practice_and_policy/co_trimoxazole.pdf.

    Cited at : 1 April 2014

    Anonim b. 2005.Diarrhoea Treatment Guidelines Including new recommendations for the use of

    ORS and zinc supplementation for Clinic-Based Healthcare Workers. United State

    Agency for International Development: Arlington

    Bettinelli, A., M. C. Provero, F. Cogliati, A. Villellla, M. Marinoni. F. Saettini, M. G. Bianchetti,

    L. Nespoli, C. Galluzzo and S. A. G Lava. 2013.Symtomatic Fever Management Among

    3 Different Group of Pediatricians in Northren Lombardy (Italy). Italian Journal of

    Pediatrics.Vol.39: (2)51

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran

    Pernapasan Akut. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

    Lingkungan:Jakarta

    Lacy, C. F., L. L. Amstrong, M. P. Goldman, and L. L. Lance. 2011. Drug Information

    Handbook with International Trade Names Index. Lexicomp: Ohio

    Nitcher, M. C. S. Acuin, M. A. Vargas. 2008.Introducing Zinc in a Diarrhoeal Disease Control

    Programme. World Health Organization.: Switzerland

    http://www.ashp.org/s_ashp/docs/files/practice_and_policy/co_trimoxazole.pdfhttp://www.ashp.org/s_ashp/docs/files/practice_and_policy/co_trimoxazole.pdf