Tugas Evolusi Andri

25
RANGKUMAN BIOLOGI TENTANG EVOLUSI NAMA : ANDRI SAFRIZAL KELAS : XII IPA 2 No ABSEN : 03 PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN DINAS PENDIDIKAN

description

tugas Biologi

Transcript of Tugas Evolusi Andri

RANGKUMAN BIOLOGI

TENTANG EVOLUSI

NAMA : ANDRI SAFRIZAL

KELAS : XII IPA 2

No ABSEN : 03

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

DINAS PENDIDIKAN

SMA N 1 KALIANDA

Jl Zainal Abidin Pagaralam No 149 Kalianda, Lampung Selatan

A. Teori Asal Usul Kehidupan

1. Teori Asal Usul Kehidupan

a. Teori Abiogenesis

Teori abiogenesis disebut juga teori

generatio spontanea yang menerangkan

bahwa makhluk hidup tercipta dari benda

tak hidup yang berlangsung secara spontan.

Teori abiogenesis dipelopori oleh

Aristoteles (384-322 SM). Menurut

percobaan Aristoteles, tanah yang direndam

air akan muncul cacing. Teori ini dikuatkan

oleh ilmuwan Belanda bernama Antony

van Leuwnhoek pada tahun 1677. Ia mengamati adanya makhluk renik pada air

rendaman jerami.

Pendukung teori abiogenesis yang lain adalah John Needham yang

merupakan seorang ilmuwan dari Inggris. Needham melakukan percobaan dengan

menyimpan air rebusan daging atau kaldu dalam botol yang ditutup gabus. Setelah

beberapa hari, terdapat mikroorganisme didalam air kaldu tersebut.

b. Teori Biogenesis

Teori abiogenesis disanggah oleh teori biogenesis sejak abad ke-19. Teori

biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Teori

biogenesis dikemukakan oleh Francesco Redi, Louis Pasteur dan Lazzaro

Spallanzani.

1) Fransesco Redi

Untuk menyanggah teori

Abiogenesis, Redy melakukan

percobaan dengan sepotong daging

yang diletakkan dalam dua buah

labu. Pertama-tama disediakan dua

buah wadah (stoples), sementara itu

daging disterilkan dengn cara merebusnya dalam air mendidih. Potong-potongan

daging tersebut kemudian dimasukkan kedalam stoples pertama dan stoples kedua,

selanjutnya stoples dibiarkan terbuka sedangkan stoples lainnya ditutup rapat.

Setelah beberapa hari ternyata stoples pertama timbul beberapa belatung

sedangkan stoplas kedua tidak. Redy berkesimpulan bahwa belatung yang timbul

berasal dari telur-telur lalat yang hinggap

2) Lazzaro Spallanzani

Lazzaro Spallazani melakukan percobaan dengan menggunakan air kaldu.

Mula-mula ia mempersiapkan 2 buah labu yang diisi air kaldu. Kemudian labu-

labu berisi air kaldu tersebut diperlakukan sebagai berikut:

Labu

kedua

dipanaskan sampai

mendidih

kemudian

dibiarkan

terbuka

Labu ketiga dipanaskan hingga mendidih kemudian ditutup rapat.

Setelah beberapa hari ternyata timbul kehidupan pada tabung pertama dan

tabung kedua, sedangkan pada tabung ketiga yang tertutup rapat dan dipanaskan

tidak terjadi kehidupan. Ia menjelaskan bahwa dalam air kaldu sudah terdapat

mikroorganisme yang berasal dari udara. Pada saat pemanasan semua organisme

mati, tetapi bila terbuka maka akan tercemar mikroorganisme lagi dari udara,

sebaliknya jika ditutup akan terbebas dari mikroorganisme

3) Louis Pasteur

Para penganut abiogenesis keberatan dengan hasil eksperimen Redy dan

Spallazani. Mereka berpendapat bahwa timbulnya kehidupan secara spontan dari

benda tidak hidup diperlukan gaya hidup. Pada percobaan Spallazani gaya hidup

tidak ada karena labu tertutup rapat, dengan demikian Pasteur berusaha

memperbaiki percobaan Spallazani dengan menggunakan labu berbentuk leher

angsa.

Adapun langkah percobaan Pasteur, pertama labu percobaan diisi dengan air kaldu,

kemudian dipanaskan sampai mendidih. Setelah itu labu ditutup dengan tutup pipa

berbentuk huruf S atau berleher angsa

Setelah beberapa hari ternyata kaldu yang terdapat dalam labu tidak

berubah dan tidak timbul kehidupan. Pasteur berkeimpulan bahwa kehidupan

berasal dari kehidupan lain, yang kemudian terkenal dengan slogan “omne vivum

ex vivo”

Berdasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham

Abiogenesis/Generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak

dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Bukti eksperimental ketiga ilmuwan tersebut melahirkan sebuah teori baru

yang disebut teori biogenesis. Teori biogenesis beirisi tiga pernyataan sebagai

berikut:

1. Omne vivum ex ovo berarti setiap makhluk hidup berasal dari telur.

2. Omne ovum ex vivo yang berarti setiap telur berasal dari makhluk hidup.

3. Omne vivum ex vivo yang berarti setiap makhluk hidup berasal dari makhluk

hidup.

c. Teori Cosmozoic (Kosmozoan)

Teori Cosmozoic atau Kosmozoan menyatakan bahwa asal mula makhluk

hidup bumi berasal dari spora kehidupan yang berasal dari luar angkasa. Spora

kehidupan tidak dapat bertahan di planet luar angkasa yang sangat dingin, kering,

dan adanya radiasi yang mematikan. Akhirnya spora kehidupan itu pindah kebumi.

Teori ini disanggah oleh para ilmuwan yang menyatakan bahwa spora kehidupan

tersebut saat mencapai bumi tidak dapat bertahan hidup akibat pergesekan di

angkasa atau pergesekan di lapisan ozon bumi.

d. Teori Penciptaan (Special Creation)

Teori ini diperoleh tidak berdasarkan eksperimen. Teori ini beranggapan

bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan seperti apa adanya. Dalam teori ini

tidak disinggung mengenai asal usul materi kehidupan.

e. Teori Evolusi Kimia

Teori ini diawali dengan teori terbentuknya bumi dan planet-planet lain.

Teori tersebut diantaranya teori kabut asal (nebula) dan teori dentuman besar (big

bang). Teori nebula menyatakan bahwa bermiliar tahun yang lalu bintang-bintang

diangkasa dalam keadaan tidak stabil sehingga meledak. Debu dan gas hasil

ledakannya kemudian membentuk kabut asal (nebula). Kabut asal ini kemudian

memadat lalu meledak dengan dentuman besar (big bang). Hasil dari ledakan besar

tersebut berupa bintang dan planet baru termasuk bumi.

Tahap-tahap evolusi kimia sebagai berikut:

1. Terbentuknya senyawa kimia organic sederhana dari zat-zat anorganik dengan

bantuan energy alam, seperti H 2 O + H 2 + NH 3 + CH 4 urea, formaldehid

dan asetat.

2. Terbentuknya senyawa kimia yang lebih kompleks seperti berikut

Urea, formaldehid, asetat dan sebagainya asam amino, glukosa, nukleutida

dan asam lemak.

3. Terbentuknya senyawa kompleks melalui polimerasi senyawa monomer

organic

a) Asam amino polimer protein

b) Glukosa polimer amilum, selulosa

c) Asam lemak + gliserol lemak

d) Nukleutida RNA

4. Molekul-molukel sederhana dan molekul polimer bergabung membentuk

agregat seluler. Beberapa molekul memiliki fungsi secara structural. Selain itu,

beberapa molekul menjadi substrat reaksi yang dapat menghasilkan energy

bagi reaksi-reaski sintesis.

5. Beberapa nukleutida mengalami polimerasi menjadi RNA yang bertindak

sebagai enzim untuk sintesis dan mengarahkan jalannya reajsi dalam

kompartemen (koaservat atau protoboin).

6. RNA bertindak sebagai molekul pembawa informasi genetis.

7. Reaksi-reaksi kimia agregat terjebak dalam sekat hidrofobik (lemak) yang akan

menjadi cikal bakal seluler.

Pada tahun 1953, hipotesis Oparin dibuktikan oleh Stanley Miller dan

Harold Urey dengan melakukan percobaan di laboratorium. Dalam percobaan

Miller dan Urey, gas-gas anorganik purba seperti molekul air, metana, ammonia,

hydrogen dan sianida diletakkan dalam tabung steril. Selanjutnya, tabung steril

tersebut diberi loncatan listrik sebagai pengganti energy alam (halilintar dan sinar

kosmis). Akhirnya, terbentuk senyawa organic sederhana.

Berdasarkan hasil percobaannya, Miller dan Urey berhasil membuktikan

bahwa asam amino (precursor protein) terbentuk dari metana (CH 4), ammonia (

NH 3), hydrogen (H 2) dan air (H 2O) yang merupakan senyawa anorganik purba.

Senyawa yang analog dengan senyawa atmosfer bumi purba digunakan untuk

membuat 20 asam amino, asam lemak, beberapa jenis gula monomer, purin,

pirimidin, bahkan ATP. Senyawa penyusun polimer ini telah terkumpul sejak

zaman sebelum ada kehidupan. Inilah tahap alam terjadinya evolusi kimia diatas

planet bumi.

Miller dan Urey memang telah membuktikan dengan eksperimen bahwa

interaksi antara metana, ammonia, air dan hydrogen dapat membentuk asam amino

yang merupakan substansi dasar sel hidup. Akan tetapi, Miller dan Urey tetap

belum bias menjelaskan proses munculnya sel hidup yang pertama.

f. Teori Evolusi Biologi

Teori Evolusi Biologi menyatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah

hasil evolusi anorganik ( evolusi kimia ) yang akhirnya berkembang menjadi

struktur kehidupan (sel). Teori ini dibuktikan oleh Sydney W. Fox dengan

melakukan eksperimen mencampur berbagai asam amino dan berbagai monomer

kemudian memanaskannya sehingga terbentuk makromolekul, melalui proses

polimerasi Fox menyebut hasil polimerasi ini dengan protenoid yang menyusun

tetesan kecil yang disebut mikrosfer.

Koaservat merupakan tetesan stabil yang cenderung terbentuk pada suspense

makromolekul (polimer), misalnya polipeptida, asam nukleat, dan polisakarida

yang dikocok. Setiap koaservat merupakan agregat makromolekul yang sangat

hidrofobik (tidak suka air), dikelilingi dan distabilkan oleh molekul air. Jika pada

koaservat ditambahkan enzim, enzim tersebut akan diserap. Kemudian koaservat

dapat menyerap substrat dari sekelilingnya dan membebaskan produk dari hasil

katalisis oleh enzim.

Mikrosfir merupakan protobion yang terbentuk dengan sendirinya menjadi

tetes-tetes kecil saat didinginkan. Mikrosfir tersusun dari beberapa proteinoid.

Mikrosfir dikelilingi membrane dua lapis dan akan mengalami pembengkakan atau

penciutan osmotik saat ditempatkan dalam larutan garam dengan konsentrasi yang

berbeda.

Liposom merupakan protobion yang langsung terbentuk dengan sendirinya

menjadi tetes-tetes kecil apabila komposisi organiknya mengandung lipid tertentu.

Lipid tersebut terorganisasi menjadi dua lapisan molekul pada permukaan tetes

tersebut, seperti halnya dua lapis membran lipid pada membran plasma sel.

g. Pendapat Saya

Menurut saya, dari pembahasan teori diatas yang menurut saya benar dan

mendekati kenyataan yaitu Teori Penciptaan, karena makhluk hidup memang

benar-benar diciptakan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Asal Usul Sel Prokariotik

Protobion dianggap sebagai bahan dasar pembentuk sel purba (protosel). Protosel

merupakan cikal bakal semua jenis sel yang ada sekarang. Protosel berkembang menjadi

kelompok sel prokariotik purba. Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki struktur

yang paling sederhana. Organism yang memiliki sel prokariotik missal Archaebacteria dan

Eubacteria.

Berikut table cirri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria:

Archaebacteria Eubacteria

Bersifat anaerob Ada yang bersifat aerob dan ada yang bersifat

anaerob.

Memiliki dinding sel yang tersusun dari

berbagai jenis proton

Memiliki dinding sel yang tersusun dari

peptidoglikan

Memiliki pigmen fotosintetik berupa

bakteriorodopsin

Memiliki pigmen fotosintetik berupa

bakterioklorofil

Mampu menghasilkan ATP sendiri Mampu menghasilkan ATP secara efisien

Berdasarkan cirri-ciri ditable diatas menunjukkan bahwa sel prokariotik merupakan

struktur sel yang paling sederhana. Organisme prokariot muncul tidak secara spontan.

Diduga, kondisi atmosfer purba memungkinkan munculnya organism prokariot. Pada

zaman purba, kondisi atmosfernya berbeda dengan kondisi atmosfer sekarang. Kondisi

atmosfer pada zaman purba, antara lain oksigen sangat minima, banyak petir, aktivitas

gunung berapi, hantaman-hantaman meteor, serta radiasi UV sangat tinggi.

3. Munculnya Organisme Eukariotik

Sel eukariotik muncul setelah sel prokariotik. Dahulu, diyakini sel eukariotik

berevolusi dari sel-sel prokariotik melalui suatu proses perlahan-lahan. Organel pada sel

prokariotik berkembang secara perlahan-lahan menjadi kompleks. Konsep ini berubah

setelah penemuan Lynn Margulis dari Universitas Boston. Margulis membuktikan teori

yang sebelumnya diabaikan, yaitu organel-organel tertentu pada sel eukariotik, terutama

mitokondria dan kloroplas berasal dari prokariotik yang berukuran kecil. Sel prokariotik

tersebut menempati sitoplasma sel inang yang berukuran lebih besar sehingga terbentuk

sel eukariotik. Hipotesis ini disebut sebagai teori endosimbiotik.

Teori endosimbiotik menyatakan beberapa konsep tentang asal usul sel eukariotik seperti

berikut:

a. Organisme prokariotik yang lebih besar, bersifat anaerob dan heterotrof, menelan

organisme prokariotik yang lebih kecil dan bersifat aerob dan sel yang lebih kecil

akan tinggal didalam tubuh sel inangnya. Hal ini karna sitoplasma prokariotik yang

lebih besar tidak dapat mencerna sel prokariotik yang lebih kecil, akibatnya, sel

prokariotik yang lebih kecil membentuk endosimbion di dalam tubuh sel inangnya.

Akhirnya, endosimbion berevolusi menjadi organel mitokondria yang kita kenal

sekarang.

b. Bergabungnya endosimbion lain terutama Cyanobacteria mengakibatkan organisme

eukariotik heterotrof yang ada pada masa awal berubah menjadi organisme autrotof

fotosintetik seperti sekarang ini. Contoh organisme tersebut yaitu Algae dan

tumbuhan hijau. Penggabungan kloroplas merupakan tahap terakhir dalam proses

endosimbiotik.

B. Teori Evolusi dan Petunjuk Adanya Evolusi

1. Teori Evolusi

Istilah evolusi mengarah pada proses perubahan pada makhluk hidup yang

berlangsung sedikit demi sedikit dan memerlukan waktu yang lama. Adanya pengaruh

kondisi yang berbeda beda mengakibatkan setiap spesies dapat mengalami mutasi, migrasi

gen, rekombinasi genetik, seleksi alam, atau isolasi reproduksi sehingga terbentuk spesies

baru.

Berikut pendapat para ahli mengenai evolusi :

a. J. B de Lamarck (1744-1829)

J.B. de Lamarck menyatakan bahwa makhluk hidup akan menyesuaikan diri

baik secara fisiologis maupun morfologis. Organ tubuh makhluk hidup yang sering

digunakan akan berkembang. Sementara itu, organ tubuh makhluk hidup yang tidak

digunakan akan mereduksi atau bahkan menghilang. Peristiwa ini diberi istilah use

and disuse. Sifat yang diperoleh dalam proses use and disuse akan diturunkan

kepada keturunannya. Contohnya, pada awalnya jerapah berleher pendek, jerapah

selalu berusaha mencapai daun yang tinggi sehingga lehernya memanjang.

Akibatnya, keturunan jerapah akan berleher lebih panjang.

b. Thomas Robert Malthus (1766-1835)

Malthus menyatakan bahwa pertambahan populasi manusia lebih cepat

daripada pertambahan jumlah makanan. Pertambahan populasi manusia mengikuti

deret ukur dan pertambahan jumlah makanan mengikuti deret hitung. Pernyataan itu

tercantum dalam bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of Population

pada tahun 1898.

c. August Weismann (1834-1914)

Menurut Weismann, evolusi terjadi karena adanya seleksi alam terhadap

factor genetika suatu organism. Variasi yang diwariskan induk kepada keturunannya

diatur oleh factor genetic, bukan factor lingkungan. Dalam percobaanya, Weismaan

memotong ekor tikus hingga tikus generasi kedua puluh. Hasilnya, semua tikus ke

generai kedua puluh satu tetap mempunyai ekor seperti generasi-generasi sebelumya.

d. Charles Darwin (1809-1882)

Teorinya menyatakan bahwa evolusi disebabkan oleh proses seleksi alam.

Teori ini disusun berdasarkan fakta yang ia kumpulkan selama perjalanannya

mengelilingi dunia dengan kapal Beagle. Fakta yang ia temukan untuk mendasari

teorinya ditemukan pada saat ia menjelajah Kepulauan Galapagos serta beberapa

tempat di Amerika Selatan. Darwin mengamati keanekaragaman burung finch (satu

genus dengan burung pipit) dan keanekaragaman (cangkang) kura-kura Galapagos.

Menurut Darwin, burung finch di Kepulauan Galapagos berasal dari satu

spesies burung finch di Amerika Serikat. Burung finch tersebut pemakan biji. Burung

itu kemudian berimigrasi karena kekurangan makanan. Akibat adaptasi terhadap

variasi jenis makanannya, akhirnya burung finch mempunyai bentuk paruh yang

bervariasi.

Kura-kura yang hidup di Kepulauan Galapagos juga mempunyai cirri

khusus. Kura-kura Galapagos berukuran besar dengan tipe cangkang seperti kubah.

Kura-kura Galapagos hidup di habitat basah. Kura-kura yang hidup di habitat kering

bertubuh kecil dan cangkangnya berbentuk pelana.

2. Petunjuk Adanya Evolusi

Evolusi merupakan proses satu arah dalam waktu yang tidak dapat terbalikan

(irreversible) untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan keanekaragaman dan tingkat

organisasi yang lebih tinggi. Proses evolusi hanya bisa didukung melalui bukti-bukti

langsung.

a. Adanya Variasi Makhluk Hidup yang Berasal dari Satu Keturunan

Makhluk hidup didunia beraneka ragam. Dua makhluk hidup yang

berkerabat dekat mempunyai banyak persamaan. Demikian pula sebliknya,

kekerabatan dua makhluk hidup jauh jika persamaannya dikit. Hubungan kekerabatan

tersebut dinyatakan dengan hubungan filogenetis. Filogenetis adalah sejarah asal usul

suatu spesies atau kelompok organism suatu kerabat.

b. Adanya Fosil di Berbagai Lapisan Bumi

Fosil digunakan sebagai petunjuk

evolusi karena merupakan sisa sisa

makhluk hidup yang pernah hidup pada

masa lampau dan telah membatu. Lapisan

lapisan bumi menunjukkan tingkat usia

bumi sehingga dapat dijadikan petunjuk

adanya hewan atau tumbuhan pada masa-

masa tertentu.

c. Hormologi dan Analogi Alat-Alat Tubuh pada Makhluk Hidup

Homologi adalah organ-organ

yang mempunyai bentuk sama dan

kemudian berubah strukturnya sehingga

fungsinya juga berubah. Homologi

digunakan sebagai petunjuk evolusi

dengan membandingkan asal-usul

organ-organ makhluk hidup tersebut.

Fungsi tungkai depan beberapa makhluk hidup sebagai berikut:

1. Manusia : untuk memegang

2. Burung : untuk terbang

3. Kelelawar : untuk terbang

4. Ikan : untuk berenang

5. Paus : untuk berenang

d. Embriologi Perbandingan

Embriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio.

Perkembangan embrio menunjukkan adanya kesamaan pada fase-fase perkembangannya.

Haeckel (1834–1919) mengemukakan Teori Rekapitulasi yang menyatakan bahwa suatu

organisme atau individu dalam

perkembangannya (ontogeni)

cenderung untuk merekapitulasi

tahap-tahap perkembangan yang

telah dilalui nenek moyangnya

(filogeni). Filogeni adalah sejarah

perkembangan organisme dari

filum paling sederhana hingga

paling sempurna. Ontogeni adalah

sejarah perkembangan organisme

dari zigot sampai dewasa. Ontogeni organisme merupakan ulangan dari sejarah

perkembangan evolusi atau dengan kata lain ontogeni merupakan ulangan singkat dari

filogeni. Dalam embriologi perbandingan terdapat hubungan kekerabatan pada Vertebrata

yang ditunjukkan adanya persamaan bentuk perkembangan yang dialami dari zigot

sampai embrio. Makin banyak persamaan yang dimiliki embrio-embrio menunjukkan

makin dekatnya hubungan kekerabatan.

e. Petunjuk Alat Tubuh yang Tersisa

Seorang ahli anatomi dari Jerman bernama R. Weidersheim menyatakan ada

100 buah alat tubuh yang tersisa pada manusia, antara lain :

Umbai cacing

Selaput mata pada sudut mata sebelah dalam

Otot penggerak telinga

Tulang ekor

Gigi taring yang runcing

Rambut pada dada

Buah dada pada laki laki

f. Petunjuk-Petunjuk secara Biokimia

Kekerabatan antara berbagai jenis makhluk hidup dapat diuji secara

biokimia. Apabila kandungan zat dalam dua tubuh makhluk hidup banyak yang

sama, maka keduanya berkerabat dekat. Salah satu percobaan untuk mengetahui

hubungan kekerabatan yaitu uji presipitin. Dalam uji presipitin dihasilkan presipitin /

endapan akibat reaksi antara antigen dan antiobodi dalam tubuh makhluk hidup.

Banyak sedikitnya endapan digunakan untuk menentukan hubungan kekerabatan

antara dua organism.

C. Mekanisme Evolusi

Evolusi terjadi dalam satu populasi. Pada peristiwa evolusi terjadi pewarisan sifat dari

induk ke keturunannya melalui ribuan generasi dalam populasi. Evolusi juga didukung adanya

faktor faktor sebagai berikut:

1. Seleksi Alam

Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk memilih makhluk

hidup yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang tidak dapat terus bertahan

hidup. Makhluk hidup yang terus dapat bertahan hidup  akan tetap hidup sedangkan

makhluk hidup yang tidak dapat bertahan hidup akan mati.

Selama kehidupan di bumi ini terus berlangsung, peristiwa alam juga akan terus

berlangsung menyertai aktivitas kehidupan makhluk hidup. Peristiwa alam tersebut dapat

berlangsung setiap saat dan setiap waktu tanpa adanya kesiapan dari makhluk hidup yang

ada di alam ini. Peristiwa alam tersebut erat hubungannya dengan kelangsungan hidup

makhluk hidup seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan bencana

alam lain.

Keadaan tersebut dapat di artikan bahwa alam telah melakukan seleksi terhadap

mahluk hidup yang ada di dalamnya. Mahluk hidup yang mampu bertahan hidup akan

dapat bertahan hidup, sedangkan mahluk hidup yang tidak bertahan hidup akan mati dan

mengalami kepunahan. 

Seleksi alam erat kaitannya dengan jenis (spesies), macam (varian), rantai

makanan, jaring-jaring makanan, perkembangbiakan secara kawin, genetika dan adaptasi.

Proses perubahan karena seleksi alam tersebut berlangsung secara perlahan, sedikit demi

sedikit, dan dalam jangka waktu yang relatif sangat lama (ratusan, ribuan bahkan jutaan

tahun).

Contoh seleksi alam:

1. Kepunahan Dinosaurus akibat adanya seleksi alam.2. Jari kaki kuda semula lima buah untuk menyesuikan diri dengan tanah yang

lunak sekarang berjari satu.3. Adanya kupu-kupu Biston betularia bersayap gelap lebih banyak dibandingkan

Yang bersayap cerah di daerah industri.4. Adanya variasi paruh burung finch di kepulauan Galapagos

2. Mutasi Gen

Mutasi dapat mengubah posisi nukleotida penyusun DNA. Menurut Teori Evolusi,

mutasi gen dapat mengakibatkan terjadinya evolusi. Mutasi yang terjadi pada sel sel

kelamin makhluk hidup akan diwariskan kepada keturunannya. Jika mutasi ini terjadi terus

menerus keturunanya akan memiliki susunan gen/DNA yang akan sangat berbeda dengan

nenek moyangnya. Kemunculan spesies yang lebih baik bergantung dengan angka laju

mutasi. Terjadinya mutasi dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam.

Faktor luar

Jarang terjadi, sebab tidak setiap rekombinasi gen mengakibatkan mutasi

Sebagian besar mutasinya tidak menguntungkan

Walaupun begitu mutasi tetap salah satu mekanisme evolusi yang sangat penting

dalam proses pembentukan spesies baru dengan sifat sifat yang lebih baik. Jadi, jika mutasi

kita tinjau selama periode evolusi dari suatu proses, tetap akan mendapatkan angka mutasi

yang besar.

Hal ini terjadi karena alasan berikut:

Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen

Setiap individu mampu menghasilkan beribu ribu bahkan berjuta juta gamet dalam

satu generasi

Jumlah generasi yang dihasilkan oleh suatu spesies berjumlah sangat banyak

3. Frekuensi Gen dalam Populasi

Frekuensi gen adalah frekuensi kehadiran suatu gen pada suatu populasi dalam

hubungannya dengan frekuensi semua alelnya. Frekuensi gen di dalam populasi bersifta

tetap. gene pool adalah jumlah total alel di dalam semua individu yang menyusun populasi

secara teori gene pool dalam populasi tidak berubah dari generasi ke generasi. Kondisi ini

sesuai dengan hukum perbandingan Hardy-Weinberg. G.H. Hardy seorang matematika asal

Inggris dan G. Weinberg merupakan ahli fisika dari jerman.

Hukum Hardy-Weinberg dirumuskan sebagai berikut:

( p+q )2=p2+q2 2 pq=1

Sebagai contoh alel gen A dan a, maka

p2=¿ frekuensi individu homozigot AA

q2=¿frekuensi individu homozigot aa

2pq = frekuensi individu heterozigot Aa

Hukum Hardy-Weinberg hanya berlaku jika memenuhi persyaratan berikut:

Ukuran populasi cukup besar. Pada populas dengan frekuensi alel A dan a masing

masing 50%

Populasi tersebut terisolasi, artinya tidak terjadi aliran gen atau perpindahan

tempat, baik imigrasi maupun emigrasi

Tidak terjadi mutasi atau jika terjadi mutasi harus setimbang, misal jumlah mutasi

A ke a setimbang dengan a ke A

Perkawinan terjadi secara acak, artinya pemilihan alel tidak dilakukan secara

sengaja

Tidak ada seleksi alam

4. Spesiasi

Spesiasi adalah proses pembentukan spesies makhluk hidup. Proses spesialisasi

dapat ditinjau dari isolasi geografi, isolasi intrinsik, domestikasi, poliploidi

a. Isolasi geografi

Adalah pemisahan kedua spesies simpatrik yang terjadi karena letak geografis yang

mengakibatkan tidak terjadinya interhibridisasi

b. Isolasi instrinsik

Apabila dua spesies yang asal usulnya sama, kemudian terjadi perubahan yang

mendasar sehingga mengakibatkan tidak terjadinya kesamaan alat reproduksi dan tidak

terjadi interhibridisasi, maka spesies tersebut menjadi dua kelompok populasi simpatik

( populasi yang berbeda spesies )

Isolasi intrinsik disebabkan beberapa kondisi

Isolasi ekogeografi : hambatan fisik

Isolasi habitat : habitat yang berbeda

Isolasi iklim atau musim : perbedaan iklim dan musim

Isolasi tingkah laku : perbedaan tingkah laku tiap jenis organisme

Isolasi mekanik : perbedaan struktur dua individu

Isolasi gamet : sel gamet jantan tidak mempunyai kemampuan

hidup dalam saluran kelamin betina

Isolasi pertumbuhan : embrio tidak mengalami pertumbuhan

Kematian hibrid : hasil perkawinan 2 individu sering kali

cacat/lemah

Kemandulian hibrid :perkawinan antarspesies menghasilkan keturunan

yang steril atau mandul

Eliminasi selektif hibrid : keturunan tidak adaptif

c. Domestikasi : penjinakan hewan liar menjadi peliharaan. Domestikasi menyebabkan

terjadinya penyimpangan dari keadaan aslinya sehingga mengarah pada terbentuknya

spesies baru. Secara alami hewan peliharaan akan memisahkan diri dan mempersempit

peluang terjadinya interhibridisasi.