lakip

111
1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara 1. Sejarah Pemerintahan Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara lahir bersamaan dengan Pembentukan Sulawesi Tenggara sebagai suatu Daerah Otonom yaitu pada tanggal 27 April 1964. Provinsi ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1964 Jo.Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara. Wilayah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bekas wilayah Afdeling Buton dan Laiwoi serta Ander Afdeling Kolaka yang sebelumnya merupakan Afdeling Luwu Sulawesi Selatan. Nama Sulawesi Tenggara diambil dari hasil Perjanjian Sultan Buton ke-6, yaitu La Elangi atau Dayanu Ikhsanuddin dengan Kapten Apollonius Scotte mewakili Perusahaan Belanda (VOC) pada tanggal 5 Januari 1613. Administrasi pemerintahan pada saat Provinsi Sulawesi Tenggara lahir terdiri dari 4 (empat) Kabupaten, yaitu (1) Kabupaten Kendari, (2) Kabupaten Kolaka, (3) Kabupaten Buton dan (4) Kabupaten Muna. Sampai tahun 2012 Admisnistrasi Pemerintah telah mencapai 10 Daerah Kabupaten dan 2 (dua) daerah kota. Daerah-daerah tersebut yaitu : Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Buton, Kabupaten Muna, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Buton Utara, sedang 2 Daerah kota yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau.

description

vghfhvjhbn

Transcript of lakip

  • 1BAB IPENDAHULUAN

    A. Gambaran Umum Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

    1. Sejarah Pemerintahan

    Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara lahir bersamaan dengan

    Pembentukan Sulawesi Tenggara sebagai suatu Daerah Otonom yaitu pada

    tanggal 27 April 1964. Provinsi ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah

    Nomor 2 Tahun 1964 Jo.Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang

    Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Provinsi Daerah

    Tingkat I Sulawesi Tenggara.

    Wilayah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bekas

    wilayah Afdeling Buton dan Laiwoi serta Ander Afdeling Kolaka yang sebelumnya

    merupakan Afdeling Luwu Sulawesi Selatan. Nama Sulawesi Tenggara diambil

    dari hasil Perjanjian Sultan Buton ke-6, yaitu La Elangi atau Dayanu Ikhsanuddin

    dengan Kapten Apollonius Scotte mewakili Perusahaan Belanda (VOC) pada

    tanggal 5 Januari 1613.

    Administrasi pemerintahan pada saat Provinsi Sulawesi Tenggara lahir

    terdiri dari 4 (empat) Kabupaten, yaitu (1) Kabupaten Kendari, (2) Kabupaten

    Kolaka, (3) Kabupaten Buton dan (4) Kabupaten Muna.

    Sampai tahun 2012 Admisnistrasi Pemerintah telah mencapai 10

    Daerah Kabupaten dan 2 (dua) daerah kota. Daerah-daerah tersebut yaitu :

    Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Buton, Kabupaten Muna,

    Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi dan

    Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Buton Utara,

    sedang 2 Daerah kota yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau.

  • 22. Letak Wilayah

    Wilayah Pemerintahan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara terletak

    pada Daerah yang secara geografis terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi

    dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Diantara pulau besar, yaitu Pulau Buton,

    Pulau Muna, Pulau Kabaena dan Pulau Wawonii.

    Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan

    Sulawesi Tengah. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di Laut

    Banda. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur di

    Laut Flores, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di

    Teluk Bone.

    Secara Astronomi, wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di

    sekitar khatulistiwa, yaitu antara 30 LS-60 LS dan 120045'BT-124006' BT.

    3. Luas Wilayah

    Wilayah yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Sulawesi

    Tenggara memiliki luas kurang lebih 148.139,98 Km2. Luasan ini didominasi oleh

    perairan laut seluas 114.879 Km2 atau sekitar 72 %,sedangkan wilayah daratan

    hanya seluas 38.139,98 Km2 atau sekitar 28 %. Provinsi Sulawesi Tenggara

    termasuk Daearh Kepulauan. Pulau-Pulau yang ada di daerah ini berjumlah 124

    pulau. Pulau besar diantara pulau-pulau yang ada, yaitu : Pulau Buton, Pulau

    Muna, Pulau Wawonii dan Pulau Kabaena.

    4. Penduduk

    Jumlah Penduduk Sulawesi Tenggara pada Tahun 2010 tercatat

    2.232.586 jiwa. Jumlah ini meningkat menjadi 2.277.020jiwa pada Tahun 2011.

    Dengan demikian laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara kurun waktu

    Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2011 tercatat 2 persen.

  • 3Tabel . Jumlah Penduduk Tahun 2009-2011.

    No. Kabupaten/KotaTahun

    2009 2010 2011

    1. Kabupaten Muna 248.462. 268.277. 273.616

    2. Kabupaten Buton 284.627. 255.712. 260.801.

    3. Kabupaten Konawe 233.080. 241.982. 246.798.

    4. Kabupaten Kolaka 287.246. 315.232. 321.506.

    5. Kabupaten Konawe

    selatan

    244.046. 264.587. 269.853.

    6. Kabupaten Bombana 111.481. 139.235. 142.006.

    7. Kabupaten Wakatobi 103.423. 92.995. 94.846.

    8. Kabupaten Kolaka Utara 118.386. 121.340. 123.755.

    9. Kabupaten Konawe

    Utara

    46.635. 51.533. 52.560.

    10. Kabupaten Buton Utara 49.186. 54.736. 55.825.

    11. Kota Kendari 260.867. 289.966. 295.737.

    12. Kota Bau-Bau 130.862. 136.991. 139.717

    Jumlah 2.118.300. 2.232.586. 2.277.020.

    Data BPS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012.

  • 45. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

    4

    5. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

    4

    5. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

  • 5., Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dibentuk

    berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3, 4 dan 5 Tahun 2008 tentang

    Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

    Struktur tersebut, meliputi :

    A. Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah membawahi :

    1. Asisten Ketataprajaan membawahi :

    a. Biro Pemerintahan.

    b. Biro Hukum.

    c. Biro Kesra.

    2. Asisten Ekonomi dan Pembangunan membawahi :

    a. Biro Ekonomi.

    b. Biro Administrasi Pembangunan.

    c. Biro Humas dan PDE.

    3. Asisten Administrasi membawahi :

    a. Biro Keuangan.

    b. Biro Umum

    c. Biro Organisasi, Tatalaksana dan Kepegawaian.

    B. Sekretariat DPRD

    C. Lembaga Teknis Daerah :

    1. Inspektorat Provinsi Sultra.

    2. BAPPEDA Provinsi.

    3. Badan Penanaman Modal Daerah.

    4. Badan Lingkungan Hidup.

    5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.

    6. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB.

    7. Badan Kesbang dan Linmas.

    8. Badan Kepegawaian Daerah.

    9. Badan Diklat.

    10. Badan Penelitian dan Pengembangan.

    11. Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.

  • 612. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah.

    13. Badan Ketahanan Pangan.

    14. Badan Penanggulangan Bencana.

    15. Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi Sultra.

    16. Rumah Sakit Umum Provinsi.

    17. Rumah Sakit Jiwa Provinsi.

    18. Satuan Polisi Pamong Praja.

    19. Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID).

    20. Sekretariat Pengurus Korpri.

    21. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum.

    D. Dinas-Dinas Daerah :

    1. Dinas Pendapatan dan Pengelola Asset Daerah.

    2. Dinas Pekerjaan Umum.

    3. Dinas Pertanian.

    4. Dinas Perkebunan dan Holtikultura.

    5. Dinas Kehutanan.

    6. Dinas Kesehatan.

    7. Dinas Pendidikan.

    8. Dinas Perhubungan.

    9. Dinas Kelautan dan Perikanan.

    10. Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

    11. Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah.

    12. Dinas Sosial.

    13. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

    14. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.

    15. Dinas Pemuda dan Olahraga.

    16. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

  • 76. Tugas dan Fungsi Kepala Daerah

    Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah maka Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan

    kewenangan yang terbatas, yaitu kewenangan yang bersifat lintas Kabupaten

    dan Kewenangan lain yang belum atau tidak dapat dilaksanakan oleh pemerintah

    Kabupaten/Kota serta kewenangan yang bukan politik luar negeri, pertahanan

    keamanan, peradilan, fiscal dan moneter serta agama.

    Tugas Gubernur sebagai Wakil Pemerintah :

    (1) Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil

    Pemerintah di wilayah provinsi yang bersangkutan.

    (2) Dalam kedudukannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Gubernur

    bertanggung jawab kepada Presiden.

    Rincian kewenangan tersebut telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 2

    Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan

    Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Kewenangan yang menjadi hak

    dan tanggungjawab Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dikelompokkan

    pada urusan wajib dan urusan pilihan. Rincian kewenangan tersebut, yaitu :

    a. Urusan Wajib

    1. Bidang Pendidikan

    2. Bidang Kesehatan

    3. Bidang Pekerjaan Umum

    4. Bidang Perumahan

    5. Bidang Penataan Ruang

    6. Bidang Perencanaan Pembangunan

    7. Bidang Perhubungan

    8. Bidang Lingkungan Hidup

    9. Bidang Pertanahan

  • 810. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil

    11. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

    12. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

    13. Bidang Sosial

    14. Bidang Ketenagakerjaan

    15. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

    16. Bidang Penanaman Modal

    17. Bidang Kebudayaan

    18. Bidang Kepemudaan dan Olahraga

    19. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

    20. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

    Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persediaan

    21. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

    22. Bidang Statistik

    23. Bidang Kearsipan

    24. Bidang Perpustakaan

    25. Bidang Komunikasi dan Informatika

    26. Bidang Ketahanan Pangan

    b. Urusan Pilihan

    1. Bidang Kelautan dan Perikanan

    2. Bidang Pertanian

    3. Bidang Kehutanan

    4. Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral.

    5. Bidang Pariwisata

    6. Bidang Perindustrian

    7. Bidang Perdagangan

    8. Bidang Ketransmigrasian

  • 97. Potensi Sumber Daya Alam.

    a. Pertanian Tanaman Pangan

    Secara umum total penggunaan tanah di Provinsi Sulawesi Tenggara

    sampai dengan Tahun 2010 mencapai 3.814.000 Ha. Penggunaan tanah yang

    terluas, yaitu hutan negara seluas 1.996.559 Ha. Tanah perkebunan seluas

    628.769 Ha. Tanah yang sementara tidak diusahakan seluas 127.252 Ha.

    Lahan yang lainnya 236.924 Ha. Lahan tanamankayu-kayuan seluas 157.902

    Ha. Tanah tegal

    seluas 213.767 Ha dan lahan yang paling sempit, yaitu kolam dan empang

    seluas 30.909 Ha.

    Potensi lahan sawah di Sulawesi Tenggara mencapai 111.710 Ha.

    Sebagian besar lahan berpengairan seluas 109.087 Ha. Sawah tadah hujan

    mencapai 24.446 Ha dan pasang surut mencapai 177 Ha. Lahan kering seluas

    444 Ha, yang sementara ini belum diusahakan.

    b. Perkebunan dan Holtikultura

    Luas areal perkebunan dan holtikultura di Sulawesi Tenggara pada Tahun

    2010 sekitar 580.205 Ha yang terdiri dari areal perkebunan seluas 450.928 Ha

    dan areal holtikultura seluas 129.277 Ha yang meliputi :

    Luas areal kakao sekitar241.433 Ha dengan produksi mencapai 145.818

    ton.

    Keberhasilan ini memposisikan Sulawesi Tenggara tetap sebagai Daerah

    penghasil kakao terbesar kedua setelah Sulawesi Selatan. Pola

    pengusahaannya didominasi oleh perkebunan rakyat sekitar 93,13%

    sedangkan sisanya merupakan areal perkebunan swasta Nasional yakni PT

    perkebunan Ladongi dan PTP Nusantara XIV.

    Luas areal jambu mete rakyat sekitar 119.011 Ha. Produksi jambu mete

    pada tahun 2010 sekitar 15.952 ton(menurun jika dibanding dengan tahun

    sebelumnya).

  • 10

    Luas areal kelapa sekitar 51.913 Ha dengan produksi sekitar 38.224 ton

    (menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Sejak tahun 2003

    telah dikembangkan pula areal kelapa sawit rakyat dan swasta nasional

    dengan luas areal telah mencapai 3.402 Ha dan sekitar separuhnya telah

    mulai menghasilkan buah.

    Luas areal cengkeh sekitar 16.711 Ha dengan produksi 6.046 ton pertahun

    dengan tingkat perkembangan meningkat jika dibanding tahun sebelumnya.

    Luas areal lada sekitar 11.929 Ha dengan produksi sekitar 4.991 ton. Angka

    ini meningkat dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

    Luas areal kopi sekitar 9.931 Ha dengan produksi sekitar 3.940 ton. Angka

    ini menurun jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    Produksi sayuran yang dipanen berkali-kali tersebar meliputi kacang

    panjang 55.520 kwintal, kangkung 43.260 kwintal, terung 60.732 kwintal dan

    tomat 40.170 kwintal pertahun. Sedangkan produksi cabe, bayam dan

    ketimun rata-rata sekitar 30.000 kwintal pertahun. Produksi sayuran lainnya

    meliputi sawi, kubis, bawang merah, daun bawang dan kacang merah.

    Produksi buah-buahan yang terbesar setiap tahunnya meliputi jeruk 148.067

    kwintal, pisang 141.158 kwintal, mangga 48.600 kwintal, nangka 44.548

    kwintal dan rambutan 72.464 Kwintal.

    c. Kehutanan

    Luas kawasan hutan di Sulawesi Tenggara sekitar 2.600.137,36 Ha atau

    sekitar 68,17% dari luas wilayah daratan. Kawasan hutan tersebut terdiri dari :

    Kawasan Hutan Produksi Biasa seluas 633.431 Ha.

    Kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 419.244 Ha.

    Kawasan Hutan Produksi Konversi seluas 212.123 Ha.

    Kawasan Hutan Lindung seluas 1.061.270 Ha.

    Kawasan Hutan Konservasi seluas 274.069 Ha.

    Kawasan Hutan Suaka Alam (HSA) seluas 274.069,36 Ha.

  • 11

    Sejak tahun 1970, telah dilakukan reboisasi jenis tanaman jati seluas

    16.051 Ha yang tersebar pada wilayah Kabupaten Konawe Selatan seluas

    8.795 Ha. Kabuapeten Muna seluas 6.665 Ha dan Kabupaten Buton seluas 591

    Ha. Namun kondisi tanaman jati tersebut saat ini cukup mengkhawatirkan

    karena adanya kegiatan pembalakan liar dan perambahan. Diperkirakan lebih

    dari 60% kawasan reboisasi tersebut telah mengalami deforestasi sehingga

    jumlah tegakan jati semakin menurun.

    Pada periode tahun 1989-2002 telah dilakukan Pembangunan Hutan

    Tanaman Industri (HTI) Swakelola dengan penanaman jati seluas 23.233 Ha

    yang tersebar di Wilayah Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Muna dan

    Kabupaten Buton, sedangkan Hak Pengusaha Hutan (HPH) dan Izin Usaha

    Pengelolaan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada priode tahun 1977-2002 pada

    total areal seluas 651.000 Ha dilaksanakan oleh 4 (empat) perusahaan swasta

    nasional.

    Adapun kawasan konservasi di Sulawesi Tenggara terdiri dari :

    Kawasan Pelestarian Alam seluas 1.626.560 Ha termasuk Kawasan Taman

    Nasional Rawa Aopa Watomohai seluas 105.194 Ha dan Taman Nasional

    Laut Kepulauan Wakatobi seluas 1.390.000 Ha.

    Kawasan Suaka Alam seluas 155.811 Ha yang meliputi 3 Cagar Alam dan 5

    Suaka Marga Satwa.

    Kawasan Taman Buru Osu seluas 8.000 Ha.

    Beberapa jenis satwa endemik Sulawesi yang ada di Sulawesi Tenggara

    meliputi jenis Mamalia seperti Anoa, Babi Rusa dan Monyet serta jenis burung

    seperti Maleo, Kareo, Raja Perling dan lain-lain.

    d. Kelautan dan Perikanan

    Luas perairan laut Sulawesi Tenggara sekitar 114.879,80 Km2 dengan

    panjang garis pantai sekitar 1.740 Km. Perairan laut selain menghasilkan

    perikanan tangkap juga dapat menghasilkan komoditi lain, yaitu perikanan

    budidaya dan jasa lingkungan. Perikanan budidaya yang insentif dikembangkan

    saat ini, yaitu korapu, rumput laut, mabe/mutiara dan abalon. Semua komoditi ini

  • 12

    memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, terutama rumput laut, karena sebagian

    merupakan bahan baku berbagai industri makanan, minuman obat-obatan hingga

    kosmetika.

    Oleh karena itu sektor kelautan dan perikanan akan menjadi perhatian

    besar pada masa yang akan datang.

    Perikanan tangkap memiliki potensi lestari sekitar 500.000 ton pertahun,

    namun yang termanfaatkan baru sekitar 250.000 ton pertahun.

    e. Pertambangan dan Energi

    1. Pertambangan

    Potensi pertambangan di Sulawesi Tenggara cukup tersedia dan dalam

    jenis yang bervariasi yang dijumpai berdasarkan penyebaran batuan asalnya

    sebagai tempat kejadiannya. Sumberdaya mineral yang terindikasi dan terukur

    meliputi :

    Potensi unggulan

    - Nikel, sekitar 550 juta ton. Sebagian besar terletak di Kabupaten Kolaka,

    Kolaka Utara dan Konawe Selatan.

    - Aspal, sekitar 680.747.000 ton. Tambang ini terletak di Kabupaten Buton

    memanjang dari Lawele, Kabungka hingga Sampolawa.

    - Marmer, sekitar 289.518.125.000 kubik. Sebagian besar terletak di

    Kabupaten Konawe Selatan, Kolaka, Kolaka Utara dan Bombana.

    - Batu gamping dolomit, sekitar 220.000 kubik di Watuputih, Kabupaten

    Muna dengan kadar CaO 35% dan MgO 20%, sekitar luas 219.700 kubik

    Watumbuloti, Kabupaten Konawe Selatan dengan kadar CaO 55% dan

    MgO 20%.

    - Batu gamping, sekitar 84.749.094.472 tersebar di Kabupaten Bombana

    Kolaka, Muna, Buton dan Konawe.

    - Pasir Kuarsa, sekitar 18 juta ton dengan kadar SiO2 69,81-95,80%

    tersebar pada areal 1.039 Ha, di Tangketada, Okooko, Kabupaten Kolaka,

  • 13

    Ranakomea, Waeputang, Kabupaten Bombana, Wanseriwu, Kabupaten

    Muna, Wawonii dan Kabupaten Konawe.

    - Batu Setengah Permata, sekitar 1.524 ton tersebar pada lahan 390 Ha,

    Warna Hijau di Pongkalaero, Batuawu dan Olondoro Kabupaten

    Bombana.

    - Lempung, sekitar 884 milyar kubik.

    - Oniks, sekitar 547 ribu kubik.

    Potensi Lainnya, yaitu :

    - Chromit, sekitar 3.000.000 ton terletak di Latou Kabupaten Kolaka Utara,

    sekitar 2.500 ton terletak di Lasolo Kabupaten Konawe.

    - Pasir Besi, sekitar 2.000 ton di Tepunggaya Kabupaten Konawe, Batauga

    dan Malage Kabupaten Buton.

    - Mangan dengan kadar MnO2 = 51,25%, sekitar 2.000 Ha terletak di

    Kumbewaha, Kabupaten Buton.

    - Magnesit, sekitar 2.000 ton di Pulau Padamarang, Kabupaten Kolaka,

    Lasusua, Pakue, Kabupaten Kolaka Utara, Pondidaha, Kabupaten

    Konawe dan Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana.

    - Fosfat, sekitar 3.200 ton dengan kadar P2O5 berkisar 1,2-14,2%,

    umumnya merupakan tipe Gaona, dijumpai pada gua-gua batugamping

    yang ada di Sampolawa dan Pulau Kabi-Kabia, Kabupaten Buton.

    Hasil penelitian eksplorasi yang pernah dilakukan oleh Gulf Oil dan

    dilanjutkan oleh PT. Conoco dan Chevron menunjukan bahwa di pulau Buton

    ditemukan perangkap minyak bumi namun belum ekonomis untuk dieksploitasi.

    Adapun potensi yang telah dikelola selama ini meliputi nikel, aspal,

    marmer dan pasir kuarsa. Pengelolaan nikel oleh PT. Aneka Tambang saat ini

    menghasilkan produksi biji nikel sekitar 1,6 juta ton pertahun dan ferro nikel

    sekitar 877 ton pertahun. Sedangkan lempung dan batu gamping telah banyak

    dikelola oleh masyarakat setempat secara perorangan maupun kelompok.

  • 14

    2. Energi

    Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa sungai dan gelombang laut

    yang berpotensi untuk menghsilkan energi listrik. Sungai-sungai yang berpotensi

    menghasilkan energi, yaitu : Sungai Lasolo dan Sungai Lalindu di Kabupaten

    Konawe, Sungai Roraya di Kabupaten Konawe Selatan, Sungai Kambara di

    Kabupaten Muna dan Sungai Wasaga di Kabupaten Buton. Pemanfaatan sungai-

    sungai tersebut hingga saat ini belum ada. Potensi sungai yang dapat

    menghasilkan tenaga cukup besar dapat dilihat pada table 1.1 berikut :

    Tabel 1.1. Potensi sungai yang dapat menghasilkan energi yang besar di Sulawesi

    Tenggara

    No. Nama

    Sungai

    Kapasitas

    (MW)

    Lokasi

    Kab.

    Keterangan

    1 Konaweha 23,5 Konawe Identifikasi dan studi master plan

    JICA (Pre-FS 1998).

    2 Tamboli 28,5 Konawe Identifikasi dan studi master plan

    JICA (Pre-FS 1998).

    3 Lasolo 90 Konawe Pre-FS PT Antam dan PT. Iroda

    Mitra Corporation (Kanada SNC-

    Lavalin Inc).

    4 Lalindu 100 Konawe Estimasi (belum dilakukan Pre-FS).

    Selain skala menengah maka Sulawesi Tenggara juga terdapat sungai-sungai kecil

    yang tersebar di seluruh wilayah yang berpotensi menghasilkan tenaga. Beberapa

    sungai tersebut, yaitu :

  • 15

    Tabel 1.2. Sungai-sungai kecil yang berpotensi menghasilkan tenaga di Sulawesi

    Tenggara

    No. Nama Sungai Kapasitas(MW)

    LokasiKab.

    Keterangan

    1 Mikuasi 2,4 Kolaka FS dan DD PT. PLN (199*) Renc.Pemb. T.A. 2004.

    2 Sabilambo 4,8 Kolaka FS dan DD PT. PLN (199*) Renc.Pemb. T.A. 2004.

    3 Rongi 1,5 Kolaka FS dan DD PT. PLN (199*) Renc.Pemb. T.A. 2004.

    4 Rantelombong 2,2 Kolaka FS dan DD PT. PLN (199*) Renc.Pemb. T.A. 2004.

    5 Lalonggopi 0,443 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN6 Ulurina 0,732 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN7 Toaha 1,23 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN8 Kembang

    Subur - 13,067 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN

    9 KembangSubur -2

    2,17 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN

    10 Lapai -1 4,161 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN11 Lapai -2 4,849 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN12 Puurau 0,443 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN13 Riorita 1,677 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN14 Kabongka 0,306 Buton Tahap Identifikasi PT. PLN15 Garu 0,306 Muna Tahap Identifikasi PT. PLN

    Sulawesi Tenggara juga memiliki potensi panas bumi yang dapat

    dimanfaatkan untuk berbagai keperluan energi. Hasil penelitian ditemukan 25 titik

    lokasi yang berpotensi untuk pengembangan energi panas bumi dengan perkiraan

    kapasitas mencapai 400 Mw. Potensi panas bumi tersebut dapat dilihat pada table

    1.3. berikut :

  • 16

    Tabel 1.3. Potensi Energi Panas Bumi di Sulawesi Tenggara

    No. Potensi Panas Bumi Kapasitas (MW) Lokasi (Kab)

    1 Sonae 10 Konawe2 Lampeapi 10 Konawe3 Wungkolo 5 Konawe4 Abuki 20 Konawe5 Kaensi -1 15 Konawe6 Kaensi -2 15 Konawe7 Landai 20 Konawe8 Puungkolo 15 Konawe9 Lainea -1 30 Konawe10 Lainea -2 30 Konawe11 Pembuinga 10 Konawe12 Osuntundabu 10 Konawe13 Nambomopula 10 Konawe14 Pundonggala 10 Konawe15 Lamoleme-lembu 10 Konawe16 Lamopula 5 Konawe17 Matahari -1 10 Konawe18 Matahari -2 10 Konawe19 Anggolom-Baebia 10 Konawe20 Bahomokule -1 15 Konawe21 Bahomokule -2 15 Konawe22 Wawolesea 10 Konawe23 Pancasila 15 Konawe24 Manggolo -1 10 Kolaka25 Manggolo -2 20 Kolaka

  • 17

    Sulawesi Tenggara terletak di sekitar khatulistiwa, yaitu 450 - 1200 LS

    dan 120045' - 1240 60' BT. Letak ini mengakibatkan intensitas penyinaran

    matahari cukup tinggi dan merata sepanjang tahun. Oleh karena itu sinar

    matahari di Provinsi Sulawesi Tenggara sangat cocok dikembangkan pembangkit

    listrik tenaga surya.

    f. Potensi Pariwisata

    Taman Laut, Wisata Laut, Wisata Pantai, Wisata Buru, Wisata

    Panorama Alam, Pemandian Air Panas, Pemandian Air Terjun, Wisata

    Budaya/Atraksi Rakyat dan Wisata Peninggalan Sejarah.

  • 18

    BAB IIPERJANJIAN KINERJA

    A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    Tahun 2012 merupakan tahun kelima dari pelaksanaan dokumen

    perencanaan jangka menengah daerah Sulawesi Tenggara. Proses perencanaan

    tahun 2013 mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    (RPJMD) Provinsi Sulawesi Tenggara 2008-20013. Dengan demikian Penetapan

    Kinerja atau PK Tahun 2012 merupakan PK kelima dari pelaksanaan RPJMD

    Provinsi Sulawesi Tenggara periode 2008-2013.

    1. V i s i

    Berdasarkan uraian mengenai kondisi Provinsi Sulawesi Tenggara,

    masalah peluang dan tantangan pembangunan ke depan maka visi pembangunan

    kami dalam membangun Sulawesi Tenggara periode Tahun 2008-2013 adalah :

    MEMBANGUN KESEJAHTERAANSULAWESI TENGGARA TAHUN 2008-2013

    Pernyataan visi sebagaimana dikemukakan mengandung makna dan

    implikasi sebagai berikut :

    Sulawesi Tenggara adalah merupakan salah satu Provinsi yang terdiri atas

    jazirah dan kepulauan dengan potensi sumberdaya alam yang cukup melimpah baik

    sumberdaya yang dapat diperbaharui (Renewable resources) di sektor kelautan,

    kehutanan, pertanian dalam arti luas serta sumberdaya yang tidak dapat

    diperbaharui (unrenewable resources), seperti pertambangan. Sumberdaya yang

    tersedia, sebagaimana disebutkan pada dasarnya telah dikelola, tetapi belum

    optimal karena belum memberikan manfaat yang maksimal terhadap peningkatan

    kesejahteraan masyarakat maupun dalam upaya peningkatan pendapatan daerah.

    Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya kongkrit, sistematis dan lebih terfokus untuk

  • 19

    memanfaatkan sumberdaya yang tersedia dalam upaya meningkatkan dan

    mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

    Oleh karena itu dalam kurun waktu lima tahun yaitu periode 2008-2013,

    upaya-upaya kongkrit yang dilakukan dengan membangun potensi sumberdaya

    yang tersedia untuk kesejahteraan masyarakat.

    Membangun mengandung makna bangkit, berdiri, bersifat memperbaiki,membina, mendirikan atau mengadakan sesuatu. Sulawesi Tenggara dengan segala

    potensi yang dimiliki dan seperti yang telah dikelola selama ini, masih perlu upaya-

    upaya yang lebih kuat lagi untuk membangkitkan, mendirikan dan membina serta

    memanfaatkan potensi yang ada untuk kesejahteraan masyarakat Sulawesi

    Tenggara.

    Kesejahteraan mengandung makna keamanan dan keselamatan,kesenangan hidup dan kemakmuran. Sedang sejahtera yang merupakan kata dasar

    dari kesejahteraan mengandung makna aman, sentosa dan makmur, selamat,

    terlepas dari segala kesukaran serta selamat tak kurang satu apapun.

    Berkaitan dengan pernyataan visi pembangunan lima tahun ke depan

    maka MEMBANGUN KESEJAHTERAAN dimaksudkan adalah dalam rangka

    memperbaiki, membina serta membangkitkan suatu perikehidupan masyarakat yang

    aman, sentosa dan makmur dengan mengutamakan pendekatan yang bertumpu

    pada pembangunan manusia (people centred), pembangunan pusat-pusat

    pertumbuhan (growth centred development) dan pemgembangan kawasan tumbuh

    cepat serta pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

    Sebagaimana diketahui bahwa melalui beberapa pendekatan pembangunan

    yang telah dilakukan oleh para pendahulu, maka secara visual Sulawesi Tenggara

    bukanlah termasuk Provinsi yang tertinggal, karena beberapa komoditas yang

    berasal dari Sulawesi Tenggara telah dikenal di pasar nasional bahkan di pasar

    internasional. Tetapi di lain pihak harus juga diakui bahkan beberapa sektor yang

    masih perlu dikembangkan agar dapat mengejar ketertinggalan atau menyamai

    provinsi lainnya yang telah berkembang.

  • 20

    Pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini secara umum juga

    telah memberikan manfaat dalam pembangunan daerah dan juga pembangunan

    kesejahteraan masyarakat secara umum. Tetapi juga harus diakui bahwa masih ada

    sektor-sektor yang perlu ditingkatkan, termasuk sektor-sektor yang secara langsung

    menyentuh kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi yang lebih berpihak

    pada masyarakat, pembangunan pelayanan masyarakat secara cepat dan

    menyenangkan (pelayanan prima), penyediaan sarana prasarana pendidikan,

    kesehatan yang mampu memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat dan

    pembangunan infrastruktur perhubungan yang memungkinkan tersedianya jasa

    transportasi secara murah (terjangkau), aman dan nyaman, serta membangun

    pemerintahan yang melayani masyarakat melalui penerapan prinsip-prinsip tata

    pemerintahan yang baik (good governance). Kesemua ini merupakan upaya-upaya

    yang perlu dipercepat dalam rangka membangun kesejahteraan masyarakat

    Sulawesi Tenggara.

    Oleh karena itu periode Pembangunan Sulawesi Tenggara 2008-2013,

    merupakan periode Membangun Kesejahteraan Masyarakat secara nyata melalui1) Pengembangan Kualitas Sumberdaya Manusia, 2) Revitalisasi Pemerintahan

    Daerah, 3) Pembangunan Ekonomi yang ditekankan pada pembangunan ekonomi

    masyarakat dengan pendekatan produksi serta 4) Pengembangan Sosial Budaya

    dan 5) Pembangunan Infrastruktur Dasar untuk mendukung pembangunan ekonomi

    rakyat dan pelayanan pemerintahan. Upaya-upaya ini akan diuraikan dalam misi

    pembangunan yang juga merupakan agenda utama pembangunan periode tahun

    2008-2013.

    2. M i s i

    Untuk merealisasikan visi pembangunan sebagaimana diuraikan, maka

    dikembangkan tiga agenda yang juga merupakan misi pembangunan yaitu :

    1. Pembangunan Kualitas Sumberdaya Manusia; dimaksudkan untuk

    meningkatkan kualitas pendidikan pada semua jenjang, meningkatkan

    pelayanan kesehatan masyarakat untuk pencapaian derakat kesehatan

  • 21

    masyarakat yang lebih baik, sehingga dapat menciptakan insan yang memiliki

    kualitas intelektual dan kualitas jasmani serta rohani yang baik.

    2. Revitalisasi Pemerintahan Daerah ; dimaksudkan untuk menciptakan

    pemerintahan yang lebih berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat,

    pemerintahan yang transparan dan akuntabel, serta aparat pemerintahan

    yang lebih bersifat mengayomi masyarakat serta bersih dari praktek-praktek

    kolusi, korupsi dan nepotisme.

    3. Pembangunan Ekonomi ; dimaksudkan untuk membangun perekonomian

    masyarakat secara nyata melalui usaha-usaha pragmatis dengan mendorong

    pembangunan sektor riil, berdasarkan potensi yang berada di sekitarnya.

    4. Pembangunan kebudayaan ; dimaksudkan untuk mengembangkan rasa

    persatuan dan kesatuan, mengembangkan dan memperkuat citra dan

    identitas daerah serta mendorong sektor pariwisata yang berorientasi pada

    pengembangan sumberdaya potensi budaya setempat.

    5. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur ; dimaksudkan untuk

    mengembangkan infrastruktur wilayah secara terpadu dan mengembangkan

    infrastruktur perekonomian yang mampu menciptakan pusat-pusat

    pertumbuhan serta simpul-simpul tataniaga dan mengembangkan infrastruktur

    pemerintahan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

    3. Sasaran RPJMD 2008-2013

    Sasaran umum yang akan dicapai sampai dengan tahun 2013 adalah

    sebagai berikut :

    1. Meningkatnya :

    - Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI antara 95-98% ;

    - Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs antara 95-100% ;

    - Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA antara 65-75% ;

    2. Meningkatnya akses untuk memperoleh pendidikan bagi seluruh masyarakat.

    3. Meningkatnya kualitas kinerja dan kesejahteraan guru.

    4. Menurunnya angka buta aksara dari 66.140 orang menjadi 33.070 orang.

  • 22

    5. Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 312 menjadi kurang dari 226 per

    100.000 ibu melahirkan, Angka Kematian Bayi (AKB) dari 41 menjadi kurang

    dari 26 per 1.000 kelahiran.

    6. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dari 21,7% menjadi kurang

    dari 15%.

    7. Meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) dari 69 tahun menjadi 71 tahun.

    8. Meningkatnya jumlah dan kualitas pusat-pusat pelayanan kesehatan.

    9. Meningkatnya mutu dan kinerja pelayanan rujukan di Rumah Sakit Provinsi.

    10. Terjaganya keserasian dan kelestarian lingkungan dalam setiap aktifitas

    pembangunan Daerah.

    11. Meningkatnya kualitas jalan dan jembatan, jaringan irigasi, air bersih dan

    tertatanya pemukiman/perumahan.

    12. Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi penataan ruang serta kualitas

    perencanaan pembangunan daerah.

    13. Meningkatnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan dan minat

    olahraga.

    14. Meningkatnya minat investasi.

    15. Meningkatnya kelompok usaha bersama masyarakat dalam wadah koperasi

    dan jumlah, jenis serta omset usaha mikro, kecil dan menengah.

    16. Meningkatnya kualitas dan kapasitas ketenagakerjaan agar terserap dalam

    pasar kerja dan menurunnya tingkat pengangguran dari 9,6% menjadi sekitar

    7 %.

    17. Menurunnya ketahanan dan keamanan pangan.

    18. Meningkatnya kapasitas pelayanan bandara, pelabuhan dan berkembangnya

    jaringan telekomunikasi.

    19. Tersedianya perangkat teknologi informasi dan meningkatnya ketersediaan

    data base pada semua bidang.

    20. Terwujudnya stabilitas politik dalam negeri dan tercapainya semangat

    persatuan dan kesatuan bangsa.

    21. Lancarnya koordinasi pencegahan/penanggulangan bencana.

  • 23

    22. Terwujudnya reorganisasi, restrukturisasi dan revitalisasi organisasi

    pemerintah daerah.

    23. Meningkatnya efektifitas pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan

    dan pembangunan.

    24. Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan.

    25. Meningkatnya keserasian dan kesetiakawanan sosial dan menurunnya

    penduduk miskin sampai 10%.

    26. Meningkatnya fasilitas peribadatan, kapasitas spiritual dan jumlah jemaah

    haji.

    27. Berkembangnya perilaku gemar membaca masyarakat yang didukung

    berbagai jenis buku bacaan dan meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah

    daerah.

    28. Meningkatnya produksi perikanan laut, perikanan perairan umum dan

    perikanan budidaya dan meningkatnya pengelolaan wilayah pesisir.

    29. Meningkatnya produksi padi melalui pola intensifikasi dan ekstensifikasi,

    produksi jagung, kacang kedelai dan produksi peternakan.

    30. Meningkatnya produksi perkebunan dan hortikultura, berkembangnya lahan

    kelapa sawit dan industri biodesel serta meningkatnya produkasi buah-

    buahan.

    31. Meningkatnya explorasi dan eksploitasi bahan tambang minyak dan gas alam.

    32. Tercapainya tingkat elektrifikasi wilayah minimal sebesar 50%.

    33. Berkembangnya diversifikasi pemanfaatan sumberdaya energi yang meliputi

    potensi tenaga air, tenaga angin, tenaga surya dan batu bara untuk

    memenuhi kebutuhan listrik di wilayah pedesaan.

    34. Meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan manca Negara dan

    meningkatnya kualitas dan akses obyek wisata.

    35. Meningkatnya apresiasi terhadap seni budaya dan sifat seni budaya.

    36. Meningkatnya usaha industri kecil dan tumbuhnya industri skala menengah

    dan besar.

    37. Meningkatnya volume dan nilai ekspor perdagangan antar pulau.

  • 24

    B. Penetapan Kinerja

    Berdasarkan sasaran strategis, indikator kinerja dan rencana pencapaian target,

    yang mengacu pada RPJMD 2008-2013 maka disusun penetapan kinerja tahun

    2012 sebagai berikut :

    Penetapan Kinerja (Tapja)Tahun 2012

    No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Ket.

    1 2 3 4 5

    I Urusan Wajib

    A Pendidikan

    Meningkatnya :

    - Angka Partisipasi Murni

    (APM) SD/MI antara 95-98%.

    - Angka Partisipasi Kasar

    (APK) SMP/MTs antara 95-

    100%.

    - Angka Partisipasi Kasar

    (APK) SMA/MA antara 65-

    70%.

    APM SD/MI

    APK SMP/MTs

    APK SMA/MA

    96,94%

    93,28%

    69,92%

    Diknas

    Diknas

    Diknas

    Sekolah yang rintisan

    bertaraf internasional

    (RSBI).

    36 Diknas

    Sekolah yang

    menerapkan IT.

    Diknas

    Kurikulum pendidikan

    dasar dan menengah

    yang berbasis sains dan

    teknologi.

    Diknas

    Program Wajar 9 tahun Diknas

    - Sekolah Standar

    Nasional (SSN) SD.

    120 Diknas

    - Sekolah Bertaraf

    Internasional (SBI) SD

    (RSBI).

    8 Diknas

  • 25

    - Sekolah Bertaraf

    Internasional (SBI)

    SMP (RSBI).

    5 Diknas

    Program Bilingual

    jenjang SMP.

    5

    Program Pendidikan

    Menengah.

    Nasional (SSN)

    SMA/SMK.

    - Sekolah Bertaraf

    Internasional (SBI)

    SMA/SMK (RSBI).

    3 Diknas

    Program Bilingual

    jenjang SMA/SMK.

    3 Diknas

    Jumlah Sarana dan

    Prasarana.

    Diknas

    Program PAUD Diknas

    - Jumlah Sekolah

    TK/RA.

    Diknas

    - Jumlah Unit Sekolah

    Baru (USB) TK/PAUD.

    Diknas

    Program Wajar 9 Tahun

    - Jumlah Sekolah

    SD/MI/SDLB.

    2.381 Diknas

    - Jumlah Ruang Kelas

    Baru (RKB) SDLB.

    522 Diknas

    - -Jumlah Sekolah

    SMP/MTs/SMPLB.

    854 Diknas

    Baru (USB) SD-SMP-

    Satu Atap.

    230 Diknas

    Program Pendidikan

    Menengah.

    Diknas

    - Jumlah Sekolah

    SMA/SMK/MA/SMALB.

    431 Diknas

    - Jumlah Ruang Kelas

    Baru (RKA) SMA.

    518 Diknas

    Program Non Formal Diknas

    - Jumlah Taman Bacaan

    Masyarakat (TBM).

    16 Diknas

    - Jumlah Voucher KBU Diknas

  • 26

    Warga Belajar.

    - Penyusunan Bahan

    Ajar Tematik.

    Meningkatnya Akses untuk

    memperoleh pendidikan bagi

    seluruh masyarakat.

    Akses Pendidikan Diknas

    Program PAUD. Diknas

    Program Wajar 9 Tahun

    Program Pendidikan

    Menengah.

    Diknas

    Program Pendidikan

    Non Formal.

    Diknas

    Meningkatnya kualitas kinerja dan

    kesejahteraan guru.

    Guru Bersertifikat.

    Sertifikat Guru jenjang

    SD/MI/SDLB.

    3.399 Diknas

    Sertifikat Guru jenjang

    SMP/MTs/SMPLB.

    3.546 Diknas

    Sertifikat Guru jenjang

    SMA/MA/SMK.

    4.822 Diknas

    Menurunnya angka buta aksara

    dari 66.140 orang menjadi 33.070

    orang.

    Melek huruf. Diknas

    B. Kesehatan

    Menurunnya Angka Kematian Ibu

    (AKI) dari 312 menjadi kurang dari

    226 per 100.000. ibu melahirkan

    dan Angka Kematian Bayi (AKB)

    dari 41 menjadi kurang dari 26 per

    1.000 kelahiran.

    AKI

    AKB

    258,7/

    100.000. KH

    Penduduk

    21,9/1000 KH

    Penduduk

    Diskes

    Menurunnya prevalensi gizi

    kurang pada balita dari 21,7%

    menjadi kurang dari 15%.

    Angka prevalensi Gizi 8,00% Diskes

    Meningkatnya Usia Harapan

    Hidup (UHH) dari 69 tahun

    menjadi 71 tahun.

    UHH 70,9% Diskes

    Cakupan Bayi 70% Diskes

    Cakupan Persalinan 96% Diskes

    Meningkatnya jumlah dan kualitas

    pusat-pusat pelayanan

    Rasio Puskesmas

    Rasio Tempat Tidur RS.

    1/30.000. Pendk

    1/1.500. Pendk.

    Diskes

  • 27

    kesehatan.

    Akses pelayanan

    kesehatan.

    2 Diskes

    RSUD

    Dan RSJ

    Meningkatnya mutu dan kinerja

    pelayanan rujukan di Rumah

    Sakit.

    Pelayanan rujukan

    RSUD Provinsi :

    - Pasien rawat jalan.

    - Pasien rawat inap.

    - BOR.

    244.030.

    19.201

    84,22%

    RSUD

    Gedung baru RSUD. 16 gedung RSUD

    Akreditasi pelayanan 12 pelayanan RSUD

    C Lingkungan Hidup

    Terjaganya keserasian dan

    kelestarian lingkungan dalan

    setiap aktifitas pembangunan

    daerah.

    Kualitas ambient udara

    dan air.

    2 kegiatan Badan

    Lingkungan

    Hidup

    D Pekerjaan Umum

    Meningkatnya kualitas jalan dan

    jembatan, jaringan irigasi, air

    bersih dan tertatanya

    pemukiman/perumahan.

    Kualitas jalan dan

    jembatan.

    90 km Dinas

    Pekerjaan

    Umum.

    Kondisi jaringan irigasi. 13 DI Dinas

    Pekerjaan

    Umum.

    (Pengairan)

    Desa yang memiliki

    jaringan air bersih.

    Unit permukiman yang

    sehat.

    14 Desa

    38 Kawasan

    Dinas

    Pekerjaan

    Umum.

    Dinas

    Pekerjaan

    Umum.

    E Tata Ruang

    Meningkatnya koordinasi dan

    sinkronisasi penataan ruang dan

    kualitas perencanaan

    pembangunan daerah.

    Rapat-rapat 85% Bappeda

    Rasio jumlah program

    RKPD terhadap program

    64,64% Bappeda

  • 28

    RPJMD.

    Rasio aplikasi penelitian

    terhadap rekomendasi

    penelitian.

    8 Judul

    Penelitian

    Badan

    Penelitian dan

    Pengembangan

    F Kepemudaan dan Olahraga

    Meningkatnya partisipasi pemuda

    terhadap pembangunan dan

    meningkatnya minat olahraga..

    Kegiatan OKP 815.135.000. Dispora

    Penyelenggaraan even

    berbagai cabang

    olahraga.

    8.736.750.000.

    17 Kegiatan

    Dispora

    G Penanaman Modal

    Meningkatnya minat investasi

    bagi investor.

    Jumlah kebijakan 2 BPMD

    Realisasi investasi - PMDN

    63.731.000.000

    - PMA

    US $ 20.000

    BPMD

    H Koperasi dan UKM

    Meningkatnya kelompok-

    kelompok usaha bersama

    masyarakat dalam wadah

    koperasi dan jumlah, jenis serta

    omset usaha mikro kecil dan

    menengah.

    Jumlah kelompok usaha 46 unit Dinas Koperasi

    Jenis, omset usaha 10 trilliun Dinas Koperasi

    UMKM yang bermitra

    dengan lembaga

    keuangan.

    700 Unit Dinas Koperasi

    I Ketenagakerjaan

    Meningkatnya kualitas dan

    kapasitas tenaga kerja sehingga

    mampu terserap dalam pasar

    kerja dan Menurunnya tingkat

    penggangguran dari 9,6%

    menjadi sekitar 7%.

    Angkatan kerja yang

    bekerja.

    1.099.977 orang Dinas

    Nakertrans

    Jumlah pengangguran. 33.181 orang Dinas

  • 29

    Nakertrans

    J Ketahanan Pangan

    Meningkatnya ketahanan dan

    keamanan pangan.

    Koefisien kerawanan

    pangan.

    66,67% Badan

    Ketahanan

    Pangan

    K Perhubungan

    Meningkatnya kapasitas

    pelayanan Bandara dan

    pelabuhan berkembangnya

    jaringan telekomunikasi.

    Kedatangan dan

    keberangkatan.

    - Dinas

    Perhubungan

    Kelayakan Bandara 7 Bandara Dinas

    Perhubungan

    Sarana dan prasarana

    pelabuhan

    11 pelabuhan

    8 pelabuhan

    lanjutan

    3 pelabuhan baru

    Dinas

    Perhubungan

    Rute perjalanan 57 trayek Dinas

    Perhubungan

    - Rasio desa akses

    informasi terhadap

    seluruh desa se-

    Sultra.

    - Jumlah BTS.

    922

    250

    Dinas

    Perhubungan

    Jumlah aplikasi 37 Dinas

    Perhubungan

    Ketersediaan data base - Dinas

    Perhubungan

    L Komunikasi dan Informatika

    Tersedianya perangkat teknologi

    informasi dan Meningkatnya

    ketersediaan data base pada

    semua bidang.

    SKPD yang

    menggunakan IT.

    20 SKPD Biro Humas.

    Info. & Sandi

    Telkom.

    Dokumen data 95% Biro Humas

    Info. & Sandi

    Telkom.

    Rasio desa akses

    informasi terhadap

    seluruh desa se-Sultra.

    - Dinas

    Perhubungan

    Jumlah BTS Dinas

  • 30

    Perhubungan

    M Otonomi Daerah

    Terwujudnya reorganisasi,

    restrukturisasi dan revitalisasi

    organisasi pemerintah daerah.

    Laporan-laporan DOB.

    Realisasi kerjasama

    Rapat-Rapat dengan

    DPRD.

    2 Kabupaten

    Biro

    Pemerintahan

    Biro Adm.

    Pembangunan.

    Biro

    Pemerintahan.

    Meningkatnya efektifitas

    pengawasan dalam

    penyelenggaraan pemerintahan di

    pelaksanaan pembangunan.

    Rasio temuan terhadap

    temuan tahun yang lalu.

    120 temuan Inspektorat

    Meningkatnya kualitas, Disiplin

    Etos Kerja dan Profesionalisme

    Aparatur Pemerintah Daerah.

    Struktur jabatan yang

    terisi.

    Es. II = 15

    Es. III=100

    Es. IV=250

    BKD

    Pejabat yang telah

    memenuhi persyaratan

    pendidikan formal

    sesuai dengan

    tugasnya.

    SMU = 30

    S1 = 600

    S2 = 100

    BKD

    Pejabat yang telah

    memenuhi persyaratan

    pendidikan pelatihan

    kepemimpinan.

    Diklatpim = 80

    Diklatpim = 550

    BKD

    Pejabat yang telah

    memenuhi persyaratan

    kepangkatan.

    Terlaksana BKD

    PNS yang telah

    mengikuti Diklatpim

    3.885 orang Badan Diklat

    N Pemberdayaan Masyarakat Desa

    Meningkatnya keberdayaan

    masyarakat desa dalam

    pembangunan.

    Kegiatan swadaya 10 Desa

    12 Kelurahan

    Badan PMD

    O Sosial

    Meningkatnya keserasian dan Jumlah penduduk yang 255 orang Dinas

  • 31

    kesetiakawanan sosial, dan

    Menurunnya jumlah penduduk

    miskin sampai 10% dari total

    jumlah penduduk miskin.

    menyandang kecacatan Sosial

    Jumlah penduduk yang

    menyandang ketunaan.

    405 orang Dinas

    Sosial

    Jumlah penduduk miskin 36.063 penduduk

    miskin

    Dinas

    Sosial

    P Budaya

    Meningkatnya fasilitas

    peribadatan, kapasitas spiritual

    dan jumlah jamaah haji.

    Jumlah rumah ibadah 4.550 buah Biro Kesra

    Jumlah rumah ibadah

    yang dimanfaatkan.

    2.750 buah Biro Kesra

    Jumlah jemaah haji 2.100 orang Biro Kesra

    Q Kearsipan dan Perpustakaan

    Berkembangnya perilaku gemar

    membaca bagi seluruh lapisan

    masyarakat yang didukung

    dengan ketersediaan berbagai

    jenis buku-buku bacaan dan

    .Meningkatnya pengelolaan

    sistem kearsipan Pemerintah

    Daerah.

    Jumlah dokumen yang

    diarsipkan.

    1.500 sampel

    dok. arsip

    Badan

    Perpustakaan &

    Arsip Daerah

    Jumlah kunjungan 172.000 orang Badan

    Perpustakaan &

    Arsip Daerah

    Penambahan jumlah

    koleksi buku

    1.000 eksp. Badan

    Perpustakaan &

    Arsip Daerah

    II Urusan Pilihan

    A Kelautan dan Perikanan

    Meningkatnya produksi perikanan

    laut, perikanan perairan umum,

    dan perikanan budi daya, dan

    Produksi ikan laut 248.217,0 ton Dinas Kelautan

    dan Perikanan

  • 32

    meningkatnya pengelolaan

    wilayah pesisir.

    Produksi ikan tawar 5.507,0 ton Dinas Kelautan

    dan Perikanan

    Jumlah kawasan pesisir

    yang tertata.

    1,6 juta Ha Dinas Kelautan

    dan Perikanan

    Produksi ikan budidaya

    laut.

    Produksi ikan budidaya

    air payau.

    Produksi ikan budidaya

    air tawar.

    665.900,0 ton

    18.885,1 ton

    3.222,0

    Dinas Kelautan

    dan Perikanan

    B Pertanian

    Meningkatnya produksi padi

    melalui pola intensifikasi dan

    ekstensifikasi, produksi jagung,

    kacang kedelai.

    Produksi padi - Dinas

    Pertanian

    Produksi jagung - Dinas

    Pertanian

    Produksi kacang

    kedelai.

    - Dinas

    Pertanian

    Meningkatnya produksi

    perkebunan dan hortikultura,

    berkembangnya lahan kelapa

    sawit dan industry biodesel, serta

    meningkatnya produksi buah-

    buahan.

    Produksi kakao. 150.000 ton Dinas

    Perkebunan

    Produksi jambu mete 75.000 ton Dinas

    Perkebunan

    Produksi cengkeh 2.075 ton Dinas

    Perkebunan

    Produksi vanili 150 ton Dinas

    Perkebunan

  • 33

    Produksi lada 5000 ton Dinas

    Perkebunan

    Produksi kemiri 2000 ton Dinas

    Perkebunan

    Luas kelapa sawit 20.000 Ha Dinas

    Perkebunan

    Luas jarak pagar. 230 Ha Dinas

    Perkebunan

    Produksi sayur-sayuran Dinas

    Perkebunan

    Cabe Merah 750 ton Sda

    Bawang Merah 1000 ton Sda

    Produksi buah-buahan Dinas

    Perkebunan

    Jeruk 22.000 ton Sda

    Durian 7.000 ton Sda

    Rambutan 5.000 ton Sda

    Sukun 1.500 ton Sda

    Meningkatnya hasil produksi

    peternakan.

    Produksi ternak sapi 260.000 ekor Dinas

    Pertanian

    Produksi ternak kambing 80.400 ekor Dinas

    Pertanian

    Produksi ternak ayam Dinas

    Pertanian

    Ayam Buras 8.400.000 ekor Sda

    Ayam Ras 1.000.000 ekor Sda

    Itik 585.000 ekor Sda

    Produksi telur Dinas

    Pertanian

    Ayam Buras 4.305 ton Sda

    Ayam Ras 534 ton Sda

    Itik 1.408 ton Sda

    C Kehutanan

    Meningkatnya rehabilitasi hutan

    dan lahan yang telah mengalami

    degradasi dan produksi hasil

    hutan serta berkembangnya hutan

    tanaman industri.

    Luas lahan rehabilitasi 48.000 Ha Dinas

    Kehutanan

  • 34

    Produksi hasil hutan 92.400 M3 Dinas

    Kehutanan

    D Energi dan SDM

    Meningkatnya eksplorasi dan

    eksploitasi bahan tambang

    minyak dan gas alam.

    Penyelidikan bahan

    galian

    2 kabupaten Dinas Energi

    dan SDM.

    Tercapainya tingkat elektrifitasi

    wilayah provinsi sultra minimal

    sebesar 50%.

    Elektrifitasi Dinas Energi

    dan SDM

    Rasio Elektrifitasi 64,13% Sda

    Rasio desa berlistrik 78,32% Sda

    Berkembangnya diversifikasi

    pemanfaatan sumber daya energi

    yang meliputi potensi tenaga air,

    tenaga angin, tenaga surya dan

    batu bara untuk memenuhi

    kebutuhan listrik di wilayah

    pedesaan.

    Daya listrik alternatif.

    - PLTS Tahun 2010

    - PLTS Tahun 2011

    - PLTS Terpusat

    - PLTMH

    - PLTB/PLT Angin

    3 Unit Dinas Energi

    dan SDM

    E Pariwisata

    Meningkatnya kunjungan wisata

    domestik manca negara dan

    meningkatnya kualitas akses

    objek wisata.

    Jumlah kunjungan

    wisatawan.

    1.200.000 jiwa Dinas Pariwisata

    dan Seni

    Budaya.

    Jumlah obyek wisata 300 obyek Sda

    Meningkatnya apresiasi terhadap

    seni budaya dan situs budaya

    daerah.

    Jumlah jenis kesenian 50 jenis kesenian Sda

    F Industri

    Meningkatnya usaha industri kecil

    dan tumbuhnya industri skala

    menengah dan besar.

    Jumlah industri kecil,

    menengah dan besar.

    12.600 unit

    usaha

    Dinas

    Perindag

    G Perdagangan

    Meningkatnya volume dan nilai Volume dan nilai 1. Hasil pangan Dinas

  • 35

    Jumlah Anggaran Tahun 2012 Rp. 2.021.706.570.358,

    ekspor dan perdagangan antar

    pulau.

    perdagangan antar

    pulau.

    Perkebunan &

    perikanan

    227.532 ton.

    2. Hasil

    peternakan

    135 ton,

    1.500 ekor.

    3. Hasil hutan

    4.300.000 ton,

    20.000.000

    M3.

    4. Hasil industri

    12.500.000

    ton, 600.000

    buah, Rp.

    5.000.000.000

    Perindag

    Volume dan nilai

    perdagangan ekspor

    impor.

    Volume ekspor

    21.500.000 ton.

    Nilai ekspor

    U$$

    1.021.660.000,00

    Dinas

    Perindag

    H Transmigrasi

    Tertatanya kawasan pemukiman

    transmigrasi sebagai sentral-

    sentral produksi dan

    meningkatnya taraf hidup

    transmigran.

    Unit pemukiman

    transmigrasi.

    5 UPT Dinas

    Nakertrans

  • 36

    BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

    Penilaian Akuntabilitas Kinerja dapat dilihat pada indikator kinerja capaian

    penetapan kinerja atau PK yang telah dilaksanakan oleh semua Satuan Kerja Perangkat

    Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Tenggara pada tiap-tiap program dan kegiatan yang

    tercantum pada RPJMD 2008-2013 sebagai berikut :

    A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA

    1. Pendidikan :Berdasarkan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara 2008-2013 dan sasaran

    penetapan kinerja 2012 sasaran strategis Dinas Pendidikan adalah sebagai

    berikut.

    Dinas Pendidikan ada 4 sasaran strategis :

    1. Meningkatnya angka partisipasi murni (APM) SD/MI antara 95-98% dan angka

    partisipasi kasar (APK) SMP/MTs antara 95-100%.

    2. Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan.

    3. Meningkatnya kualitas kinerja dan kesejahteraan guru.

    4. Menurunnya angka buta aksara dari 66.140 orang menjadi 33.070.

    INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

    1. Persentase APM SD/MI 100 % 97,20 % 94,10%2. Persentase APK SMP/MTs 100 % 107,22% 108,25%3. Persentase APK SMA/MA 69,92% 81,73% 118,00%4. Sekolah yg bertaraf internasional 36% 0,64 % 0,64%5. Sekolah yg menerapkan IT 20% 7,60% 61%6. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah

    yang berbasis sains dan teknologi - - -

    7. Program Wajar 9 Tahun*Sekolah Standar Nasional (SSN)SD 120 60 2,53%*Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) SD 8 3 30%*Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) SMP(RSBI) 12 6 50%

  • 37

    8. Program Bilingual jenjang SMP 12 6 50%9. Program Pendidikan MenengahNasional

    (SSN) SMA/SMK 413 59 14,60%

    *Sekolah Bertaraf Internasional(SBI)SMA/SMK) 24 14 58,33%

    10.Program Bilingual jenjang SMA/ SMK 24 14 58,33%11 Jumlah Sarana dan PrasaranaProgram

    PAUD - - -*Jumlah Sekolah TK/RA 2.000 1.455 72,75%*Jumlah Unit Sekolah Baru (USB) TK/PAUD

    12. Program Wajar 9 Tahun*Jumlah Sekolah SD/MI/SDLB 2.381 2.372 98,10%*Jumlah Ruang Kelas Baru (RKB) SDLB 522 13.701 230,24%

    *Jumlah Sekolah SMP/MTs/ SMPLB 854 831 97,31%13. Unit Sekolah Baru (USB) SD-SMP-Satu

    Atap 230 212 92,17%14. Program Pendidikan Menengah -

    *Jumlah sekolah SMA/SMK/MA/ SMALB 404 404 100%*Jumlah Ruang Kelas Baru(RKB) SMA 518 1.803 79,40%

    15. Program Non Formal*Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) 16 10 60,74%

    16. Meningkatnya Akses pendidikan17. Guru bersertifikat

    * Sertifikasi Guru jenjang SD/MI/ SDLB 3.399 5.534 162,81%* Sertifikasi Guru jenjang SMP/ MTs/SMPLB 3.546 4.813 135,73%* Sertifikasi Guru jenjang SMA/ MA/SMK 4.822 3.449 71,53%

    18. Melek huruf 100% 91,29% 91,29%

    Analisis capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : Uraian Indikator kinerja 1,2,dan 3 sebagai berikut :

    - Berdasarkan data pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012,digambarkan bahwa jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 395.285jiwa. Jumlah siswa Tingkat Sekolah Dasar (SD/MI/SDLB) tahun 2012sebanyak 370.040 orang, jumlah sekolah sebanyak 2.372 dan jumlah gurusebanyak 30.236 orang. Angka Partisipasi Kasar (APK) mencapai 117,60%dan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai 97,20 % ka. Angka kelulusansebesar 100%.

    - Berdasarkan data pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012,jumlah penduduk usia 13-15 tahun sebanyak 141.575 jiwa. Jumlah siswatingkat SMP/MTs/SMPLB tahun 2012 sebanyak 151.791 orang, jumlahsekolah sebanyak 831 dan jumlah guru sebnayak 11.856 orang. Angka

  • 38

    Partisipasi Kasar (APK) mencapai 107,22% dan Angka Partisipasi Murni(APM) mencapai 85,72%. Angka kelulusan sebesar 99,42%.

    - Berdasarkan data pendidikan Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012, jumlahpenduduk usia 16-18 Tahun sebanyak 131.515 jiwa. Jumlah siswa TingkatSMA/SMK/MA/SMALB tahun 2012 sebanyak 107.484 orang, jumlah sekolahsebanyak 406 dan jumlah guru sebanyak 9.202 orang. Angka PartisipasiKasar(APK) mencapai 81,73 % dan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai53,81%.Angka kelulusan SMA sebesar 99,53% dan SMK sebesar 97,98%.

    - Indikator Penting keberhasilan pendidikan ditunjukkan oleh semakinmembaiknya angka partisipasi murni (APM) dan Angka partisipasi kasar(APK). Perkembangan APM dan APK mulai dari sekolah dasar hinggasekolah menengah atas menunjukkan peningkatan yang siginifikan. Salahsatu faktor keberhasilannya adalah kebijakan pembebasan BiayaOperasional Sekolah (BOP) mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolahmenengah atas, meliputi sekolah negeri, swasta, dan keagamaan. Dalamtahun 2008 hingga 2012 melalui BOP Pemerintah Provinsi memberikaninsentif kepada guru sebesar Rp.150.000 per bulan dan menyelenggarakanProgram Siswa Sahabat Gubernur bagi siswa/siswi berprestasi di masing-masing kab./kota.

    Gambar : Capaian APM dan APK dari tahun ke tahun(data tahun 2012 terdapat pada Pengukuran PK LAKIP ini)

    Gambar : Gubernur Sultra H. Nur Alam,SE.,M.Si dalam program-program peningkatankualitas pendidikan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

    38

    Partisipasi Kasar (APK) mencapai 107,22% dan Angka Partisipasi Murni(APM) mencapai 85,72%. Angka kelulusan sebesar 99,42%.

    - Berdasarkan data pendidikan Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012, jumlahpenduduk usia 16-18 Tahun sebanyak 131.515 jiwa. Jumlah siswa TingkatSMA/SMK/MA/SMALB tahun 2012 sebanyak 107.484 orang, jumlah sekolahsebanyak 406 dan jumlah guru sebanyak 9.202 orang. Angka PartisipasiKasar(APK) mencapai 81,73 % dan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai53,81%.Angka kelulusan SMA sebesar 99,53% dan SMK sebesar 97,98%.

    - Indikator Penting keberhasilan pendidikan ditunjukkan oleh semakinmembaiknya angka partisipasi murni (APM) dan Angka partisipasi kasar(APK). Perkembangan APM dan APK mulai dari sekolah dasar hinggasekolah menengah atas menunjukkan peningkatan yang siginifikan. Salahsatu faktor keberhasilannya adalah kebijakan pembebasan BiayaOperasional Sekolah (BOP) mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolahmenengah atas, meliputi sekolah negeri, swasta, dan keagamaan. Dalamtahun 2008 hingga 2012 melalui BOP Pemerintah Provinsi memberikaninsentif kepada guru sebesar Rp.150.000 per bulan dan menyelenggarakanProgram Siswa Sahabat Gubernur bagi siswa/siswi berprestasi di masing-masing kab./kota.

    Gambar : Capaian APM dan APK dari tahun ke tahun(data tahun 2012 terdapat pada Pengukuran PK LAKIP ini)

    Gambar : Gubernur Sultra H. Nur Alam,SE.,M.Si dalam program-program peningkatankualitas pendidikan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

    38

    Partisipasi Kasar (APK) mencapai 107,22% dan Angka Partisipasi Murni(APM) mencapai 85,72%. Angka kelulusan sebesar 99,42%.

    - Berdasarkan data pendidikan Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012, jumlahpenduduk usia 16-18 Tahun sebanyak 131.515 jiwa. Jumlah siswa TingkatSMA/SMK/MA/SMALB tahun 2012 sebanyak 107.484 orang, jumlah sekolahsebanyak 406 dan jumlah guru sebanyak 9.202 orang. Angka PartisipasiKasar(APK) mencapai 81,73 % dan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai53,81%.Angka kelulusan SMA sebesar 99,53% dan SMK sebesar 97,98%.

    - Indikator Penting keberhasilan pendidikan ditunjukkan oleh semakinmembaiknya angka partisipasi murni (APM) dan Angka partisipasi kasar(APK). Perkembangan APM dan APK mulai dari sekolah dasar hinggasekolah menengah atas menunjukkan peningkatan yang siginifikan. Salahsatu faktor keberhasilannya adalah kebijakan pembebasan BiayaOperasional Sekolah (BOP) mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolahmenengah atas, meliputi sekolah negeri, swasta, dan keagamaan. Dalamtahun 2008 hingga 2012 melalui BOP Pemerintah Provinsi memberikaninsentif kepada guru sebesar Rp.150.000 per bulan dan menyelenggarakanProgram Siswa Sahabat Gubernur bagi siswa/siswi berprestasi di masing-masing kab./kota.

    Gambar : Capaian APM dan APK dari tahun ke tahun(data tahun 2012 terdapat pada Pengukuran PK LAKIP ini)

    Gambar : Gubernur Sultra H. Nur Alam,SE.,M.Si dalam program-program peningkatankualitas pendidikan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

  • 39

    - Peningkatan APK dan APM ditunjang dengan pembangunan Infrastrukturpendidikan seperti pembangunan infrastruktur pendidikan sepertipembangunan gedung sekolah yang dilengkapi dengan laboratorium danperpustakaan. Telah terbangun 3.652 gedung sekolah mulai dari SD hinggaSMA dan Sederajat.

    Tabel : Pembangunan gedung sekolah SD,SMP,SMA dan sederajatdi Provinsi Sulawesi Tenggara

    Uraian Indikator 4,7, & 9 sebagai berikut :

    Capaian indikator rintisan sekolah yang bertaraf internasional dapatdikatakan belum berhasil mencapai target yang telah di tetapkan. BerikutCapaian kegiatan RSBI pada tiap jenjang pendidikan :

    CAPAIAN RSBI UNTUK TAHUN 2012

    RSBI SD 4 SekolahRSBI SMP 1 Keg.RSBI SMA 4 SekolahRSBI SMK 3 Sekolah

    39

    - Peningkatan APK dan APM ditunjang dengan pembangunan Infrastrukturpendidikan seperti pembangunan infrastruktur pendidikan sepertipembangunan gedung sekolah yang dilengkapi dengan laboratorium danperpustakaan. Telah terbangun 3.652 gedung sekolah mulai dari SD hinggaSMA dan Sederajat.

    Tabel : Pembangunan gedung sekolah SD,SMP,SMA dan sederajatdi Provinsi Sulawesi Tenggara

    Uraian Indikator 4,7, & 9 sebagai berikut :

    Capaian indikator rintisan sekolah yang bertaraf internasional dapatdikatakan belum berhasil mencapai target yang telah di tetapkan. BerikutCapaian kegiatan RSBI pada tiap jenjang pendidikan :

    CAPAIAN RSBI UNTUK TAHUN 2012

    RSBI SD 4 SekolahRSBI SMP 1 Keg.RSBI SMA 4 SekolahRSBI SMK 3 Sekolah

    39

    - Peningkatan APK dan APM ditunjang dengan pembangunan Infrastrukturpendidikan seperti pembangunan infrastruktur pendidikan sepertipembangunan gedung sekolah yang dilengkapi dengan laboratorium danperpustakaan. Telah terbangun 3.652 gedung sekolah mulai dari SD hinggaSMA dan Sederajat.

    Tabel : Pembangunan gedung sekolah SD,SMP,SMA dan sederajatdi Provinsi Sulawesi Tenggara

    Uraian Indikator 4,7, & 9 sebagai berikut :

    Capaian indikator rintisan sekolah yang bertaraf internasional dapatdikatakan belum berhasil mencapai target yang telah di tetapkan. BerikutCapaian kegiatan RSBI pada tiap jenjang pendidikan :

    CAPAIAN RSBI UNTUK TAHUN 2012

    RSBI SD 4 SekolahRSBI SMP 1 Keg.RSBI SMA 4 SekolahRSBI SMK 3 Sekolah

  • 40

    Uraian Indikator 5 sebagai berikut :Capaian indikator ini daslam bentuk program pemanfaatan ICT untuk

    sistem informasi persekolahan dan pembelajaran termasuk pengembangan e-learning, pemanfaatan TV-edukasi dan e-dukasi net.

    Uraian Indikator 6 sebagai berikut :Sasaran Indikator ini tidak berjalan

    Uraian Indikator 8 & 10 sebagai berikut :

    Capaian Indikator ini tidak memenuhi target. Peningkatan mutu guru dansarana prasarana perlu di tingkatkan

    Uraian Indikator 11 sebagai berikut :

    Capaian target sarana dan prasarana program PAUD ditempuh dengankegiatan-kegiatan sebagai berikut :1. Blockgrant alat olahraga TK2. Blockgrant bantuan kelembagaan PAUD3. Bantuan rintisan program PAUD kelompok bermain (KB)4. Bantuan rintisan program PAUD Satuan PAUD Sejenis5. Bantuan rintisan program PAUD Taman Penitipan Anak (TPA)

    kepada 5 lembaga se Provinsi Sulawesi Tenggara.

    Uraian Indikator 12,13, & 14 sebagai berikut :Perkembangan Jumlah Sekolah,Unit Sekolah Baru dan Penambahan

    ruang kelas baru mengalami peningkatan di tiap tahunnya.Telah terbangun3.652 gedung sekolah mulai dari SD hingga SMA dan Sederajat. BerikutRasio Murid Terhada Guru dan Murid Terhadap Sekolah di Provinsi SulawesiTenggara (Data BPS)

    40

    Uraian Indikator 5 sebagai berikut :Capaian indikator ini daslam bentuk program pemanfaatan ICT untuk

    sistem informasi persekolahan dan pembelajaran termasuk pengembangan e-learning, pemanfaatan TV-edukasi dan e-dukasi net.

    Uraian Indikator 6 sebagai berikut :Sasaran Indikator ini tidak berjalan

    Uraian Indikator 8 & 10 sebagai berikut :

    Capaian Indikator ini tidak memenuhi target. Peningkatan mutu guru dansarana prasarana perlu di tingkatkan

    Uraian Indikator 11 sebagai berikut :

    Capaian target sarana dan prasarana program PAUD ditempuh dengankegiatan-kegiatan sebagai berikut :1. Blockgrant alat olahraga TK2. Blockgrant bantuan kelembagaan PAUD3. Bantuan rintisan program PAUD kelompok bermain (KB)4. Bantuan rintisan program PAUD Satuan PAUD Sejenis5. Bantuan rintisan program PAUD Taman Penitipan Anak (TPA)

    kepada 5 lembaga se Provinsi Sulawesi Tenggara.

    Uraian Indikator 12,13, & 14 sebagai berikut :Perkembangan Jumlah Sekolah,Unit Sekolah Baru dan Penambahan

    ruang kelas baru mengalami peningkatan di tiap tahunnya.Telah terbangun3.652 gedung sekolah mulai dari SD hingga SMA dan Sederajat. BerikutRasio Murid Terhada Guru dan Murid Terhadap Sekolah di Provinsi SulawesiTenggara (Data BPS)

    40

    Uraian Indikator 5 sebagai berikut :Capaian indikator ini daslam bentuk program pemanfaatan ICT untuk

    sistem informasi persekolahan dan pembelajaran termasuk pengembangan e-learning, pemanfaatan TV-edukasi dan e-dukasi net.

    Uraian Indikator 6 sebagai berikut :Sasaran Indikator ini tidak berjalan

    Uraian Indikator 8 & 10 sebagai berikut :

    Capaian Indikator ini tidak memenuhi target. Peningkatan mutu guru dansarana prasarana perlu di tingkatkan

    Uraian Indikator 11 sebagai berikut :

    Capaian target sarana dan prasarana program PAUD ditempuh dengankegiatan-kegiatan sebagai berikut :1. Blockgrant alat olahraga TK2. Blockgrant bantuan kelembagaan PAUD3. Bantuan rintisan program PAUD kelompok bermain (KB)4. Bantuan rintisan program PAUD Satuan PAUD Sejenis5. Bantuan rintisan program PAUD Taman Penitipan Anak (TPA)

    kepada 5 lembaga se Provinsi Sulawesi Tenggara.

    Uraian Indikator 12,13, & 14 sebagai berikut :Perkembangan Jumlah Sekolah,Unit Sekolah Baru dan Penambahan

    ruang kelas baru mengalami peningkatan di tiap tahunnya.Telah terbangun3.652 gedung sekolah mulai dari SD hingga SMA dan Sederajat. BerikutRasio Murid Terhada Guru dan Murid Terhadap Sekolah di Provinsi SulawesiTenggara (Data BPS)

  • 41

    Uraian Indikator 15 sebagai berikut :Indikator Kinerja Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tidak

    mencapai target yang di tetapkan. Diperlukan Peningkatan Gerakan Gemarmembaca agar minat masyarakat terhadap buku dapat meningkat.

    Uraian Indikator 15 sebagai berikut :Pendidikan untuk jenjang SD, SMP,SMA mendapatkan perhatian

    besar dari Gubernur Sultra. Hal ini masuk kedalam program BAHTERAMAS(BANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT).Program unggulan BAHTERAMAS terdiri dari program Pembebasan BiayaOperasional Pendidikan, program Pengobatan Gratis dan programPemberian Dana Block Grant bagi Desa dan Kelurahan sebesar Rp. 100 jutaserta Rp. 50 juta bagi Kecamatan.

    Selain itu Gubernur Sultra juga memberikan beasiswa kepadasiswa/siswi SMA/SMK(sederajat) tidak mampu yang berprestasi untuk dapatmelanjutkan pendidikan ke jenjang strata satu (S1) dalam bentuk programCerdas Sultraku. Program ini juga memberikan beasiswa kepada mahasiswayang telah menyelesaikan pendidikan pada strata satu (S1) untukmelanjutkan pendidikan ke jenjang Magister.

    Uraian Indikator 17 sebagai berikut :Capaian sertifikasi guru SD sederajat dan SMP sederajat melampaui

    target yang telah di tetapkan, bagi capaian target sertifikasi guru SMAsederajat belum mancapai target yang ditetapkan.

    41

    Uraian Indikator 15 sebagai berikut :Indikator Kinerja Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tidak

    mencapai target yang di tetapkan. Diperlukan Peningkatan Gerakan Gemarmembaca agar minat masyarakat terhadap buku dapat meningkat.

    Uraian Indikator 15 sebagai berikut :Pendidikan untuk jenjang SD, SMP,SMA mendapatkan perhatian

    besar dari Gubernur Sultra. Hal ini masuk kedalam program BAHTERAMAS(BANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT).Program unggulan BAHTERAMAS terdiri dari program Pembebasan BiayaOperasional Pendidikan, program Pengobatan Gratis dan programPemberian Dana Block Grant bagi Desa dan Kelurahan sebesar Rp. 100 jutaserta Rp. 50 juta bagi Kecamatan.

    Selain itu Gubernur Sultra juga memberikan beasiswa kepadasiswa/siswi SMA/SMK(sederajat) tidak mampu yang berprestasi untuk dapatmelanjutkan pendidikan ke jenjang strata satu (S1) dalam bentuk programCerdas Sultraku. Program ini juga memberikan beasiswa kepada mahasiswayang telah menyelesaikan pendidikan pada strata satu (S1) untukmelanjutkan pendidikan ke jenjang Magister.

    Uraian Indikator 17 sebagai berikut :Capaian sertifikasi guru SD sederajat dan SMP sederajat melampaui

    target yang telah di tetapkan, bagi capaian target sertifikasi guru SMAsederajat belum mancapai target yang ditetapkan.

    41

    Uraian Indikator 15 sebagai berikut :Indikator Kinerja Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tidak

    mencapai target yang di tetapkan. Diperlukan Peningkatan Gerakan Gemarmembaca agar minat masyarakat terhadap buku dapat meningkat.

    Uraian Indikator 15 sebagai berikut :Pendidikan untuk jenjang SD, SMP,SMA mendapatkan perhatian

    besar dari Gubernur Sultra. Hal ini masuk kedalam program BAHTERAMAS(BANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT).Program unggulan BAHTERAMAS terdiri dari program Pembebasan BiayaOperasional Pendidikan, program Pengobatan Gratis dan programPemberian Dana Block Grant bagi Desa dan Kelurahan sebesar Rp. 100 jutaserta Rp. 50 juta bagi Kecamatan.

    Selain itu Gubernur Sultra juga memberikan beasiswa kepadasiswa/siswi SMA/SMK(sederajat) tidak mampu yang berprestasi untuk dapatmelanjutkan pendidikan ke jenjang strata satu (S1) dalam bentuk programCerdas Sultraku. Program ini juga memberikan beasiswa kepada mahasiswayang telah menyelesaikan pendidikan pada strata satu (S1) untukmelanjutkan pendidikan ke jenjang Magister.

    Uraian Indikator 17 sebagai berikut :Capaian sertifikasi guru SD sederajat dan SMP sederajat melampaui

    target yang telah di tetapkan, bagi capaian target sertifikasi guru SMAsederajat belum mancapai target yang ditetapkan.

  • 42

    Uraian Indikator 18 sebagai berikut :Target melek huruf sebagaimana yang ditetapkan 100% tidak

    mencapai target. Capaian Target terpenuhi 91,29 %. Sisa pendudukButa Aksara Provinsi Sulawesi Tenggara usia 15-59 tahun sebesar10,28%.

    2. Kesehatan :Berdasarkan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara 2008-2013 dan sasaran

    strategis penetapan kinerja 2012 sasaran strategis Dinas Kesehatan adalah

    sebagai berikut :

    1. Menurunnya angka kematian ibu (AKI) dari 312 menjadi kurang dari 226 per

    100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) dari 41 menjadi

    kurang dari 26 per seribu kelahiran.

    2. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dan meningkatnya usia

    harapan hidup (UHH) dari 69 tahun menjadi 71 tahun.

    3. Meningkatnya jumlah dan kualitas pusat-pusat pelayanan kesehatan.

    4. Meningkatnya mutu, kualitas dan fasilitas pelayanan rujukan di Rumah Sakit

    Umum Daerah Provinsi.

    A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

    Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan Rencana Jangka MenengahDaerah (RPJMD) dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2008 2013, Visi, Misi dan Tujuan, kegiatan yang akandilaksanakan pada tahun 2012, yang telah dituangkan dalam Penetapan Kinerja(PK) Tahun 2012. Hasil Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tahun 2012 adalahsebagai berikut:

    Tabel 3.1Realisasi Indikator Kinerja

    Dinas Kesehatan Prov. Sultra Tahun 2012

    NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUANTARGET REALI

    SASI2012 2012

    1 Kematian IbuAngka Kematian Ibu per100.000 kel.hidup

    258.7

    Pertolongan Persalinan Nakes (%) 96.0 79.60K4 (%) 96.2 80.21TT Bumil (%) 90.4 18.01Bumil Risti dirujuk (%) 89.0 27.71

  • 43

    2 Kematian BayiAngka Kematian Bayi per1.000 kel.hidup

    21.9

    Pertolongan Persalinan Nakes (%) 96.0 79.60

    Bayi mendapat imunisasi lengkap (%) 97.2 80,5

    Bayi BBLR ditangani (%) 97.7 12.85

    Cakupan Kunjungan neonatal (0-7 hr) KN1 (%) 97.3 88.11

    Cakupan Kunjungan neonatal (8-28 hr) KN2 (%) 96.8 85.29

    Cakupan Kunjungan Bayi (%) 95.1 88.90

    3 Gizi Buruk Gizi Buruk (%) 2.8

    Gizi Buruk yang ditangani (%) 100 100

    Pemantauan status gizi (Riskesdas 20210)balita- Buruk (%) 2.1 6.5

    - Kurang (%) 8.0 16.3

    - Normal (%) 89.3 66.9- lebih (%) 1.7 10.2

    Bumil KEK ditangani (%) 100 -Pemberian Kap. Vit. A pd Bayi (%) 97.7 -

    Pemberian Kap. Vit. A pd Balita (%) 98.0 84.74

    Pemberian Kap. Vit. A pd Nifas (%) 90.0 -

    Pemberian Fe pd Bumil. (%) 91.2 -

    4 Penyakit Menular Penyakit Menular (%)

    4.1 Malaria

    Penderita tersangka malaria yang diperiksaspesimen darah/API

    /1.000 pddk 1.75/1.000pddk

    0.87

    Penderita malaria yang diobati (%) 98.3 92

    4.2 TBCAngka Konversi TB (%) 96,2 90.8

    Kesembuhan penderita TBC (BTA Positif) (%) 96,5 86.2

    4.3 HIV/Aids (Prev. 1/10.000 penduduk) /1.000 pddk

  • 44

    Rate)

    4.8 DBD ( Insident Rate)

    Penderita DBD yang ditangani (%) 100 1004.9 Diare

    Balita dengan Diare yang ditangani (%) 100 100

    4.1 ISPACakupan Balita dengan Pnemonia yangditangani

    (%) 81.1 100

    5 Air Bersih Air BersihRT menggunakan air bersih (%) 80.6 55.91

    6 Obat Esensial Obat Esensial

    Pengadaan Obat Esensial (%) 100 92

    Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan (%) 93.3 18

    Sumber: Laporan Program Lingkup Dinkes Prov. Sultra Tahun 2012

    B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

    Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2012 terdiri dari 28 Indikator kinerja programuntuk mendukung 7 (tujuh) sasaran strategik. Capaian kinerja (performance results)selama tahun 2012dari 31 indikator terdapat 27 indikator kinerja yang mencapaitarget dan 5 indikator kinerja yang belum mencapai target. Capaian untuk masing-masing sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

    MENURUNNYA ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN

    Sasaran Indikator ini tidak dapat di laporkan setiap tahun karena angka kematian ibumelahirkan per 1.000 KH dapat diperoleh dari hasil survey atau melalui RisetKesehatan Dasar, sementara Riset Kesehatan Dasar baru akan dilaksanakan padatahun 2013 ini.Untuk mengukur sasaran ini maka pencapain indikator kinerja tahun 2012 adalahsbb:

    Tabel 3.2Capaian Program Peningkatan Kesehatan Ibu

    Tahun 2012

    NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN TARGET REALISASI %CAPAIANPelayanan Kesehatan Ibu

    1 Pelayanan ibu hamil KunjunganKe empat kali (K4)

    % 96,2 80,21 83,3

    2 Imunisasi Tetanus Texoid (TT)Bumil

    % 90,4 18,01 19,9

    3 Bumil Resiko tinggi yang di rujuk % 89 27,71 31,1Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012

  • 45

    Analisis Capaian

    Dalam dokumen Renstra terdapat 3 (tiga) indikator pelayanan kesehatan ibu yakni: Pelayanan Ibu Hamil Ke Empat Kali (K4),

    Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalahcakupan Ibu hamil yang telahmemperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali(minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan duakali pada triwulan ketiga umur kehamilan) oleh tenaga kesehatan.Perkembangan pencapaian K-4 berflutuasi yaitu pada tahun 2008 sebesar75,06% naik menjadi menjadi 84.32% tahun 2009, tahun 2010 mengalamipeningkatan yaitu 85.87% dan tahun 2011 mengalami peningkatan lagi menjadi90.0% sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi 79.6%. Trend pencapaianK-4 dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:

    Gambar 3.1Trend Pencapaian K-4 Provinsi Sulawesi Tenggara

    Tahun 2008 - 2012

    Imunisasi Tetanus Toxoid(TT) Ibu Hamil.Pemberian Imunisasi pada calon pengantin dan Ibu Hamil selama hamil untukmemberikan perlindungan kepada ibu hamil terhadap tetanus toxoid.Pencapaian pada tahun 2012 sebesar 18,01% dari target 90,4% denganpencapaian sasaran sebesar 19,92%. Rendahnya pencapaian indikator inidisebabkan kurangnya pengetahuan calon pengantin dan ibu hamil tentangmanfaat pemberian imunisasi Tetanus Toxid sehingga mereka tidak secara rutinuntuk di imunisasi TT.

    Ibu Hamil Risiko Tinggi Yang Dirujuk.Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatal dengankomplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuaidengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanankesehatan.

    75.06

    65

    70

    75

    80

    85

    90

    95

    2008

    Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

    45

    Analisis Capaian

    Dalam dokumen Renstra terdapat 3 (tiga) indikator pelayanan kesehatan ibu yakni: Pelayanan Ibu Hamil Ke Empat Kali (K4),

    Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalahcakupan Ibu hamil yang telahmemperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali(minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan duakali pada triwulan ketiga umur kehamilan) oleh tenaga kesehatan.Perkembangan pencapaian K-4 berflutuasi yaitu pada tahun 2008 sebesar75,06% naik menjadi menjadi 84.32% tahun 2009, tahun 2010 mengalamipeningkatan yaitu 85.87% dan tahun 2011 mengalami peningkatan lagi menjadi90.0% sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi 79.6%. Trend pencapaianK-4 dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:

    Gambar 3.1Trend Pencapaian K-4 Provinsi Sulawesi Tenggara

    Tahun 2008 - 2012

    Imunisasi Tetanus Toxoid(TT) Ibu Hamil.Pemberian Imunisasi pada calon pengantin dan Ibu Hamil selama hamil untukmemberikan perlindungan kepada ibu hamil terhadap tetanus toxoid.Pencapaian pada tahun 2012 sebesar 18,01% dari target 90,4% denganpencapaian sasaran sebesar 19,92%. Rendahnya pencapaian indikator inidisebabkan kurangnya pengetahuan calon pengantin dan ibu hamil tentangmanfaat pemberian imunisasi Tetanus Toxid sehingga mereka tidak secara rutinuntuk di imunisasi TT.

    Ibu Hamil Risiko Tinggi Yang Dirujuk.Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatal dengankomplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuaidengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanankesehatan.

    75.06

    84.32 85.87

    90

    80.21

    2008 2009 2010 2011 2012

    Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

    45

    Analisis Capaian

    Dalam dokumen Renstra terdapat 3 (tiga) indikator pelayanan kesehatan ibu yakni: Pelayanan Ibu Hamil Ke Empat Kali (K4),

    Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalahcakupan Ibu hamil yang telahmemperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali(minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan duakali pada triwulan ketiga umur kehamilan) oleh tenaga kesehatan.Perkembangan pencapaian K-4 berflutuasi yaitu pada tahun 2008 sebesar75,06% naik menjadi menjadi 84.32% tahun 2009, tahun 2010 mengalamipeningkatan yaitu 85.87% dan tahun 2011 mengalami peningkatan lagi menjadi90.0% sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi 79.6%. Trend pencapaianK-4 dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:

    Gambar 3.1Trend Pencapaian K-4 Provinsi Sulawesi Tenggara

    Tahun 2008 - 2012

    Imunisasi Tetanus Toxoid(TT) Ibu Hamil.Pemberian Imunisasi pada calon pengantin dan Ibu Hamil selama hamil untukmemberikan perlindungan kepada ibu hamil terhadap tetanus toxoid.Pencapaian pada tahun 2012 sebesar 18,01% dari target 90,4% denganpencapaian sasaran sebesar 19,92%. Rendahnya pencapaian indikator inidisebabkan kurangnya pengetahuan calon pengantin dan ibu hamil tentangmanfaat pemberian imunisasi Tetanus Toxid sehingga mereka tidak secara rutinuntuk di imunisasi TT.

    Ibu Hamil Risiko Tinggi Yang Dirujuk.Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatal dengankomplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuaidengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanankesehatan.

    80.21

    2012

  • 46

    Perkembangan Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditanganicenderung meningkat yaitu pada tahun 2008 29.32%, tahun 2009 34.52%,tahun 2010 58.05% dan tahun 2011naik lagi menjadi 65.26% namun pada tahun2012 mengalami pnurunan menjadi 27,71%. Trend pencapaian CakupanKomplikasi kebidanan yang ditangani dari tahun 2008-2012 ditunjukkan padagambar berikut:

    Gambar 3.2Trend Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani

    Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2008 - 2012

    Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa dari tiga indikator tersebutbelum ada yang mencapai target yang telah ditetapkan terutama indikator BumiResti yang dirujuk baru mencapai 27,71% dari target 89% dengan pencapaiansasaran sebesar 31,1%.

    Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan ibudiantaranya kemampuan tenaga yang masih terbatas, belum semua desa memilikibidan, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dan dukungan sektoral yangmasih rendah. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka menanggulangipermasalahan tersebut, diantaranya pertemuan koordinasi dan integrasi programsecara terpadu dengan Kabupaten/Kota, peningkata kapasitas petugas,optimalisasi pemanfaatan dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK), optimalisasipenggunaan dana pembebasan biaya pengobatan, koordinasi dengan sektorterkait serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang.

    MENURUNNYA ANGKA KEMATIAN BAYI

    Untuk mengukur sasaran ini maka Indikator tidak dapat di laporkan setiap tahunkarena angka kematian ibu melahirkan per 1.000 KH dapat diperoleh dari hasilsurvey atau Riskesdas, di mana Riset Kesehatan Dasar baru akan dilaksanakanpada tahun 2013 ini.Untuk mengukur sasaran ini maka pencapaian indikator kinerja tahun 2012 adalahsbb:

    29.32

    010203040506070

    2008

    Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

    46

    Perkembangan Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditanganicenderung meningkat yaitu pada tahun 2008 29.32%, tahun 2009 34.52%,tahun 2010 58.05% dan tahun 2011naik lagi menjadi 65.26% namun pada tahun2012 mengalami pnurunan menjadi 27,71%. Trend pencapaian CakupanKomplikasi kebidanan yang ditangani dari tahun 2008-2012 ditunjukkan padagambar berikut:

    Gambar 3.2Trend Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani

    Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2008 - 2012

    Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa dari tiga indikator tersebutbelum ada yang mencapai target yang telah ditetapkan terutama indikator BumiResti yang dirujuk baru mencapai 27,71% dari target 89% dengan pencapaiansasaran sebesar 31,1%.

    Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan ibudiantaranya kemampuan tenaga yang masih terbatas, belum semua desa memilikibidan, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dan dukungan sektoral yangmasih rendah. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka menanggulangipermasalahan tersebut, diantaranya pertemuan koordinasi dan integrasi programsecara terpadu dengan Kabupaten/Kota, peningkata kapasitas petugas,optimalisasi pemanfaatan dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK), optimalisasipenggunaan dana pembebasan biaya pengobatan, koordinasi dengan sektorterkait serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang.

    MENURUNNYA ANGKA KEMATIAN BAYI

    Untuk mengukur sasaran ini maka Indikator tidak dapat di laporkan setiap tahunkarena angka kematian ibu melahirkan per 1.000 KH dapat diperoleh dari hasilsurvey atau Riskesdas, di mana Riset Kesehatan Dasar baru akan dilaksanakanpada tahun 2013 ini.Untuk mengukur sasaran ini maka pencapaian indikator kinerja tahun 2012 adalahsbb:

    34.52

    58.0565.26

    27.71

    2009 2010 2011 2012

    Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

    46

    Perkembangan Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditanganicenderung meningkat yaitu pada tahun 2008 29.32%, tahun 2009 34.52%,tahun 2010 58.05% dan tahun 2011naik lagi menjadi 65.26% namun pada tahun2012 mengalami pnurunan menjadi 27,71%. Trend pencapaian CakupanKomplikasi kebidanan yang ditangani dari tahun 2008-2012 ditunjukkan padagambar berikut:

    Gambar 3.2Trend Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani

    Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2008 - 2012

    Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa dari tiga indikator tersebutbelum ada yang mencapai target yang telah ditetapkan terutama indikator BumiResti yang dirujuk baru mencapai 27,71% dari target 89% dengan pencapaiansasaran sebesar 31,1%.

    Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan ibudiantaranya kemampuan tenaga yang masih terbatas, belum semua desa memilikibidan, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dan dukungan sektoral yangmasih rendah. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka menanggulangipermasalahan tersebut, diantaranya pertemuan koordinasi dan integrasi programsecara terpadu dengan Kabupaten/Kota, peningkata kapasitas petugas,optimalisasi pemanfaatan dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK), optimalisasipenggunaan dana pembebasan biaya pengobatan, koordinasi dengan sektorterkait serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang.

    MENURUNNYA ANGKA KEMATIAN BAYI

    Untuk mengukur sasaran ini maka Indikator tidak dapat di laporkan setiap tahunkarena angka kematian ibu melahirkan per 1.000 KH dapat diperoleh dari hasilsurvey atau Riskesdas, di mana Riset Kesehatan Dasar baru akan dilaksanakanpada tahun 2013 ini.Untuk mengukur sasaran ini maka pencapaian indikator kinerja tahun 2012 adalahsbb:

    27.71

    2012

    Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

  • 47

    Tabel 3.3Capaian Program Peningkatan Kesehatan Anak

    Tahun 2012NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN TARGET REALISASI

    %CAPAIAN

    Pelayanan Kesehatan Anak1 Bayi mendapat imunisasi langkap

    (UCI) % 97,2 73.1 75.22 Bayi BBLR yang ditangani % 97,7 100 1023 Cakupan KN 1 % 97,3 88,11 90.54 Cakupan KN Lengkap % 96,8 85,29 88,15 Cakupan Kunjungan Bayi % 95,1 88,90 93,5

    Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012

    Analisis CapaianFokus indikator untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan anak dalamdokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi: Bayi mendapat imunisasi lengkap (UCI)

    Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalahDesa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebutsudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.Perkembangan Persentase Desa/Kelurahan UCI cenderung naik yaitu padatahun 2008 76%, tahun 2009 78%, dan tahun 2010 79.6%, tahun 2011 menjadi80.2% dan tahun 2012 turun menjadi 73,1%. Trend pencapaian CakupanKunjungan Bayi dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:

    Gambar 3.3Trend Persentase Desa/Kelurahan UCI

    Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 - 2012

    76

    6870727476788082

    2008

    Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

    47

    Tabel 3.3Capaian Program Peningkatan Kesehatan Anak

    Tahun 2012NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN TARGET REALISASI

    %CAPAIAN

    Pelayanan Kesehatan Anak1 Bayi mendapat imunisasi langkap

    (UCI) % 97,2 73.1 75.22 Bayi BBLR yang ditangani % 97,7 100 1023 Cakupan KN 1 % 97,3 88,11 90.54 Cakupan KN Lengkap % 96,8 85,29 88,15 Cakupan Kunjungan Bayi % 95,1 88,90 93,5

    Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012

    Analisis CapaianFokus indikator untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan anak dalamdokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi: Bayi mendapat imunisasi lengkap (UCI)

    Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalahDesa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebutsudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.Perkembangan Persentase Desa/Kelurahan UCI cenderung naik yaitu padatahun 2008 76%, tahun 2009 78%, dan tahun 2010 79.6%, tahun 2011 menjadi80.2% dan tahun 2012 turun menjadi 73,1%. Trend pencapaian CakupanKunjungan Bayi dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:

    Gambar 3.3Trend Persentase Desa/Kelurahan UCI

    Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 - 2012

    7879.6

    80.2

    72.36

    2008 2009 2010 2011 2012

    Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

    47

    Tabel 3.3Capaian Program Peningkatan Kesehatan Anak

    Tahun 2012NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN TARGET REALISASI

    %CAPAIAN

    Pelayanan Kesehatan Anak1 Bayi mendapat imunisasi langkap

    (UCI) % 97,2 73.1 75.22 Bayi BBLR yang ditangani % 97,7 100 1023 Cakupan KN 1 % 97,3 88,11 90.54 Cakupan KN Lengkap % 96,8 85,29 88,15 Cakupan Kunjungan Bayi % 95,1 88,90 93,5

    Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012

    Analisis CapaianFokus indikator untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan anak dalamdokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi: Bayi mendapat imunisasi lengkap (UCI)

    Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalahDesa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebutsudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.Perkembangan Persentase Desa/Kelurahan UCI cenderung naik yaitu padatahun 2008 76%, tahun 2009 78%, dan tahun 2010 79.6%, tahun 2011 menjadi80.2% dan tahun 2012 turun menjadi 73,1%. Trend pencapaian CakupanKunjungan Bayi dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:

    Gambar 3.3Trend Persentase Desa/Kelurahan UCI

    Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 - 2012

    72.36% UCI desa

    Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

  • 48

    Cakupan KN1Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 48 jam setalah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Denganindikator ini dapat diketahui akses/jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatanNeonatal.

    Cakupan KN LengkapAdalah cakupan pelayanan neonates sesuai standar, paling sedikit 3 kali, pada6-24 jam setelah lahir (KN1), pada 3-7 hari (KN2) dan pada 28 hari (KN3)setelah lahir yang dilakukan difasiltas kesehatan maupun kunjunganrumah.Dengan indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan dan kualitaspelayanan kesehatan neonatal. Pencapaian tahun 2012 adalah sebesar 85,29%dari target 96,8%

    Cakupan Kunjungan Bayi.Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanankesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memilikikompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 7 kali.Perkembangan cakupan kunjungan bayi berflutuasi yaitu pada tahun 200874.31%, dan tahun 2009 turun menjadi 73.17%, sedangkan tahun 2010 naikmenjadi 85.62% dan tahun 2011 naik lagi menjadi 90.31% dan tahun 2012menurun lagi menjadi 88.9%. Trend pencapaian cakupan kunjungan bayi daritahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:

    Gambar 3.4Trend Cakupan Kunjungan Bayi

    Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2008 - 2012

    Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan anakdiantaranya.kemampuan tenaga yang masih terbatas, belum semua desa

    74.31

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    2008

    Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

    48

    Cakupan KN1Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 48 jam setalah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Denganindikator ini dapat diketahui akses/jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatanNeonatal.

    Cakupan KN LengkapAdalah cakupan pelayanan neonates sesuai standar, paling sedikit 3 kali, pada6-24 jam setelah lahir (KN1), pada 3-7 hari (KN2) dan pada 28 hari (KN3)setelah lahir yang dil