1BAB IPENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
1. Sejarah Pemerintahan
Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara lahir bersamaan dengan
Pembentukan Sulawesi Tenggara sebagai suatu Daerah Otonom yaitu pada
tanggal 27 April 1964. Provinsi ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 1964 Jo.Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang
Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Provinsi Daerah
Tingkat I Sulawesi Tenggara.
Wilayah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bekas
wilayah Afdeling Buton dan Laiwoi serta Ander Afdeling Kolaka yang sebelumnya
merupakan Afdeling Luwu Sulawesi Selatan. Nama Sulawesi Tenggara diambil
dari hasil Perjanjian Sultan Buton ke-6, yaitu La Elangi atau Dayanu Ikhsanuddin
dengan Kapten Apollonius Scotte mewakili Perusahaan Belanda (VOC) pada
tanggal 5 Januari 1613.
Administrasi pemerintahan pada saat Provinsi Sulawesi Tenggara lahir
terdiri dari 4 (empat) Kabupaten, yaitu (1) Kabupaten Kendari, (2) Kabupaten
Kolaka, (3) Kabupaten Buton dan (4) Kabupaten Muna.
Sampai tahun 2012 Admisnistrasi Pemerintah telah mencapai 10
Daerah Kabupaten dan 2 (dua) daerah kota. Daerah-daerah tersebut yaitu :
Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Buton, Kabupaten Muna,
Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi dan
Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Buton Utara,
sedang 2 Daerah kota yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau.
22. Letak Wilayah
Wilayah Pemerintahan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara terletak
pada Daerah yang secara geografis terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi
dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Diantara pulau besar, yaitu Pulau Buton,
Pulau Muna, Pulau Kabaena dan Pulau Wawonii.
Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tengah. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di Laut
Banda. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur di
Laut Flores, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di
Teluk Bone.
Secara Astronomi, wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di
sekitar khatulistiwa, yaitu antara 30 LS-60 LS dan 120045'BT-124006' BT.
3. Luas Wilayah
Wilayah yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara memiliki luas kurang lebih 148.139,98 Km2. Luasan ini didominasi oleh
perairan laut seluas 114.879 Km2 atau sekitar 72 %,sedangkan wilayah daratan
hanya seluas 38.139,98 Km2 atau sekitar 28 %. Provinsi Sulawesi Tenggara
termasuk Daearh Kepulauan. Pulau-Pulau yang ada di daerah ini berjumlah 124
pulau. Pulau besar diantara pulau-pulau yang ada, yaitu : Pulau Buton, Pulau
Muna, Pulau Wawonii dan Pulau Kabaena.
4. Penduduk
Jumlah Penduduk Sulawesi Tenggara pada Tahun 2010 tercatat
2.232.586 jiwa. Jumlah ini meningkat menjadi 2.277.020jiwa pada Tahun 2011.
Dengan demikian laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara kurun waktu
Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2011 tercatat 2 persen.
3Tabel . Jumlah Penduduk Tahun 2009-2011.
No. Kabupaten/KotaTahun
2009 2010 2011
1. Kabupaten Muna 248.462. 268.277. 273.616
2. Kabupaten Buton 284.627. 255.712. 260.801.
3. Kabupaten Konawe 233.080. 241.982. 246.798.
4. Kabupaten Kolaka 287.246. 315.232. 321.506.
5. Kabupaten Konawe
selatan
244.046. 264.587. 269.853.
6. Kabupaten Bombana 111.481. 139.235. 142.006.
7. Kabupaten Wakatobi 103.423. 92.995. 94.846.
8. Kabupaten Kolaka Utara 118.386. 121.340. 123.755.
9. Kabupaten Konawe
Utara
46.635. 51.533. 52.560.
10. Kabupaten Buton Utara 49.186. 54.736. 55.825.
11. Kota Kendari 260.867. 289.966. 295.737.
12. Kota Bau-Bau 130.862. 136.991. 139.717
Jumlah 2.118.300. 2.232.586. 2.277.020.
Data BPS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012.
45. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
4
5. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
4
5. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
5., Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3, 4 dan 5 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Struktur tersebut, meliputi :
A. Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah membawahi :
1. Asisten Ketataprajaan membawahi :
a. Biro Pemerintahan.
b. Biro Hukum.
c. Biro Kesra.
2. Asisten Ekonomi dan Pembangunan membawahi :
a. Biro Ekonomi.
b. Biro Administrasi Pembangunan.
c. Biro Humas dan PDE.
3. Asisten Administrasi membawahi :
a. Biro Keuangan.
b. Biro Umum
c. Biro Organisasi, Tatalaksana dan Kepegawaian.
B. Sekretariat DPRD
C. Lembaga Teknis Daerah :
1. Inspektorat Provinsi Sultra.
2. BAPPEDA Provinsi.
3. Badan Penanaman Modal Daerah.
4. Badan Lingkungan Hidup.
5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.
6. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB.
7. Badan Kesbang dan Linmas.
8. Badan Kepegawaian Daerah.
9. Badan Diklat.
10. Badan Penelitian dan Pengembangan.
11. Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.
612. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah.
13. Badan Ketahanan Pangan.
14. Badan Penanggulangan Bencana.
15. Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi Sultra.
16. Rumah Sakit Umum Provinsi.
17. Rumah Sakit Jiwa Provinsi.
18. Satuan Polisi Pamong Praja.
19. Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID).
20. Sekretariat Pengurus Korpri.
21. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum.
D. Dinas-Dinas Daerah :
1. Dinas Pendapatan dan Pengelola Asset Daerah.
2. Dinas Pekerjaan Umum.
3. Dinas Pertanian.
4. Dinas Perkebunan dan Holtikultura.
5. Dinas Kehutanan.
6. Dinas Kesehatan.
7. Dinas Pendidikan.
8. Dinas Perhubungan.
9. Dinas Kelautan dan Perikanan.
10. Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
11. Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah.
12. Dinas Sosial.
13. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
14. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
15. Dinas Pemuda dan Olahraga.
16. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
76. Tugas dan Fungsi Kepala Daerah
Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah maka Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan
kewenangan yang terbatas, yaitu kewenangan yang bersifat lintas Kabupaten
dan Kewenangan lain yang belum atau tidak dapat dilaksanakan oleh pemerintah
Kabupaten/Kota serta kewenangan yang bukan politik luar negeri, pertahanan
keamanan, peradilan, fiscal dan moneter serta agama.
Tugas Gubernur sebagai Wakil Pemerintah :
(1) Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil
Pemerintah di wilayah provinsi yang bersangkutan.
(2) Dalam kedudukannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Gubernur
bertanggung jawab kepada Presiden.
Rincian kewenangan tersebut telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Kewenangan yang menjadi hak
dan tanggungjawab Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dikelompokkan
pada urusan wajib dan urusan pilihan. Rincian kewenangan tersebut, yaitu :
a. Urusan Wajib
1. Bidang Pendidikan
2. Bidang Kesehatan
3. Bidang Pekerjaan Umum
4. Bidang Perumahan
5. Bidang Penataan Ruang
6. Bidang Perencanaan Pembangunan
7. Bidang Perhubungan
8. Bidang Lingkungan Hidup
9. Bidang Pertanahan
810. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
11. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
12. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
13. Bidang Sosial
14. Bidang Ketenagakerjaan
15. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
16. Bidang Penanaman Modal
17. Bidang Kebudayaan
18. Bidang Kepemudaan dan Olahraga
19. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
20. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persediaan
21. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22. Bidang Statistik
23. Bidang Kearsipan
24. Bidang Perpustakaan
25. Bidang Komunikasi dan Informatika
26. Bidang Ketahanan Pangan
b. Urusan Pilihan
1. Bidang Kelautan dan Perikanan
2. Bidang Pertanian
3. Bidang Kehutanan
4. Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral.
5. Bidang Pariwisata
6. Bidang Perindustrian
7. Bidang Perdagangan
8. Bidang Ketransmigrasian
97. Potensi Sumber Daya Alam.
a. Pertanian Tanaman Pangan
Secara umum total penggunaan tanah di Provinsi Sulawesi Tenggara
sampai dengan Tahun 2010 mencapai 3.814.000 Ha. Penggunaan tanah yang
terluas, yaitu hutan negara seluas 1.996.559 Ha. Tanah perkebunan seluas
628.769 Ha. Tanah yang sementara tidak diusahakan seluas 127.252 Ha.
Lahan yang lainnya 236.924 Ha. Lahan tanamankayu-kayuan seluas 157.902
Ha. Tanah tegal
seluas 213.767 Ha dan lahan yang paling sempit, yaitu kolam dan empang
seluas 30.909 Ha.
Potensi lahan sawah di Sulawesi Tenggara mencapai 111.710 Ha.
Sebagian besar lahan berpengairan seluas 109.087 Ha. Sawah tadah hujan
mencapai 24.446 Ha dan pasang surut mencapai 177 Ha. Lahan kering seluas
444 Ha, yang sementara ini belum diusahakan.
b. Perkebunan dan Holtikultura
Luas areal perkebunan dan holtikultura di Sulawesi Tenggara pada Tahun
2010 sekitar 580.205 Ha yang terdiri dari areal perkebunan seluas 450.928 Ha
dan areal holtikultura seluas 129.277 Ha yang meliputi :
Luas areal kakao sekitar241.433 Ha dengan produksi mencapai 145.818
ton.
Keberhasilan ini memposisikan Sulawesi Tenggara tetap sebagai Daerah
penghasil kakao terbesar kedua setelah Sulawesi Selatan. Pola
pengusahaannya didominasi oleh perkebunan rakyat sekitar 93,13%
sedangkan sisanya merupakan areal perkebunan swasta Nasional yakni PT
perkebunan Ladongi dan PTP Nusantara XIV.
Luas areal jambu mete rakyat sekitar 119.011 Ha. Produksi jambu mete
pada tahun 2010 sekitar 15.952 ton(menurun jika dibanding dengan tahun
sebelumnya).
10
Luas areal kelapa sekitar 51.913 Ha dengan produksi sekitar 38.224 ton
(menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Sejak tahun 2003
telah dikembangkan pula areal kelapa sawit rakyat dan swasta nasional
dengan luas areal telah mencapai 3.402 Ha dan sekitar separuhnya telah
mulai menghasilkan buah.
Luas areal cengkeh sekitar 16.711 Ha dengan produksi 6.046 ton pertahun
dengan tingkat perkembangan meningkat jika dibanding tahun sebelumnya.
Luas areal lada sekitar 11.929 Ha dengan produksi sekitar 4.991 ton. Angka
ini meningkat dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Luas areal kopi sekitar 9.931 Ha dengan produksi sekitar 3.940 ton. Angka
ini menurun jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Produksi sayuran yang dipanen berkali-kali tersebar meliputi kacang
panjang 55.520 kwintal, kangkung 43.260 kwintal, terung 60.732 kwintal dan
tomat 40.170 kwintal pertahun. Sedangkan produksi cabe, bayam dan
ketimun rata-rata sekitar 30.000 kwintal pertahun. Produksi sayuran lainnya
meliputi sawi, kubis, bawang merah, daun bawang dan kacang merah.
Produksi buah-buahan yang terbesar setiap tahunnya meliputi jeruk 148.067
kwintal, pisang 141.158 kwintal, mangga 48.600 kwintal, nangka 44.548
kwintal dan rambutan 72.464 Kwintal.
c. Kehutanan
Luas kawasan hutan di Sulawesi Tenggara sekitar 2.600.137,36 Ha atau
sekitar 68,17% dari luas wilayah daratan. Kawasan hutan tersebut terdiri dari :
Kawasan Hutan Produksi Biasa seluas 633.431 Ha.
Kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 419.244 Ha.
Kawasan Hutan Produksi Konversi seluas 212.123 Ha.
Kawasan Hutan Lindung seluas 1.061.270 Ha.
Kawasan Hutan Konservasi seluas 274.069 Ha.
Kawasan Hutan Suaka Alam (HSA) seluas 274.069,36 Ha.
11
Sejak tahun 1970, telah dilakukan reboisasi jenis tanaman jati seluas
16.051 Ha yang tersebar pada wilayah Kabupaten Konawe Selatan seluas
8.795 Ha. Kabuapeten Muna seluas 6.665 Ha dan Kabupaten Buton seluas 591
Ha. Namun kondisi tanaman jati tersebut saat ini cukup mengkhawatirkan
karena adanya kegiatan pembalakan liar dan perambahan. Diperkirakan lebih
dari 60% kawasan reboisasi tersebut telah mengalami deforestasi sehingga
jumlah tegakan jati semakin menurun.
Pada periode tahun 1989-2002 telah dilakukan Pembangunan Hutan
Tanaman Industri (HTI) Swakelola dengan penanaman jati seluas 23.233 Ha
yang tersebar di Wilayah Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Muna dan
Kabupaten Buton, sedangkan Hak Pengusaha Hutan (HPH) dan Izin Usaha
Pengelolaan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada priode tahun 1977-2002 pada
total areal seluas 651.000 Ha dilaksanakan oleh 4 (empat) perusahaan swasta
nasional.
Adapun kawasan konservasi di Sulawesi Tenggara terdiri dari :
Kawasan Pelestarian Alam seluas 1.626.560 Ha termasuk Kawasan Taman
Nasional Rawa Aopa Watomohai seluas 105.194 Ha dan Taman Nasional
Laut Kepulauan Wakatobi seluas 1.390.000 Ha.
Kawasan Suaka Alam seluas 155.811 Ha yang meliputi 3 Cagar Alam dan 5
Suaka Marga Satwa.
Kawasan Taman Buru Osu seluas 8.000 Ha.
Beberapa jenis satwa endemik Sulawesi yang ada di Sulawesi Tenggara
meliputi jenis Mamalia seperti Anoa, Babi Rusa dan Monyet serta jenis burung
seperti Maleo, Kareo, Raja Perling dan lain-lain.
d. Kelautan dan Perikanan
Luas perairan laut Sulawesi Tenggara sekitar 114.879,80 Km2 dengan
panjang garis pantai sekitar 1.740 Km. Perairan laut selain menghasilkan
perikanan tangkap juga dapat menghasilkan komoditi lain, yaitu perikanan
budidaya dan jasa lingkungan. Perikanan budidaya yang insentif dikembangkan
saat ini, yaitu korapu, rumput laut, mabe/mutiara dan abalon. Semua komoditi ini
12
memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, terutama rumput laut, karena sebagian
merupakan bahan baku berbagai industri makanan, minuman obat-obatan hingga
kosmetika.
Oleh karena itu sektor kelautan dan perikanan akan menjadi perhatian
besar pada masa yang akan datang.
Perikanan tangkap memiliki potensi lestari sekitar 500.000 ton pertahun,
namun yang termanfaatkan baru sekitar 250.000 ton pertahun.
e. Pertambangan dan Energi
1. Pertambangan
Potensi pertambangan di Sulawesi Tenggara cukup tersedia dan dalam
jenis yang bervariasi yang dijumpai berdasarkan penyebaran batuan asalnya
sebagai tempat kejadiannya. Sumberdaya mineral yang terindikasi dan terukur
meliputi :
Potensi unggulan
- Nikel, sekitar 550 juta ton. Sebagian besar terletak di Kabupaten Kolaka,
Kolaka Utara dan Konawe Selatan.
- Aspal, sekitar 680.747.000 ton. Tambang ini terletak di Kabupaten Buton
memanjang dari Lawele, Kabungka hingga Sampolawa.
- Marmer, sekitar 289.518.125.000 kubik. Sebagian besar terletak di
Kabupaten Konawe Selatan, Kolaka, Kolaka Utara dan Bombana.
- Batu gamping dolomit, sekitar 220.000 kubik di Watuputih, Kabupaten
Muna dengan kadar CaO 35% dan MgO 20%, sekitar luas 219.700 kubik
Watumbuloti, Kabupaten Konawe Selatan dengan kadar CaO 55% dan
MgO 20%.
- Batu gamping, sekitar 84.749.094.472 tersebar di Kabupaten Bombana
Kolaka, Muna, Buton dan Konawe.
- Pasir Kuarsa, sekitar 18 juta ton dengan kadar SiO2 69,81-95,80%
tersebar pada areal 1.039 Ha, di Tangketada, Okooko, Kabupaten Kolaka,
13
Ranakomea, Waeputang, Kabupaten Bombana, Wanseriwu, Kabupaten
Muna, Wawonii dan Kabupaten Konawe.
- Batu Setengah Permata, sekitar 1.524 ton tersebar pada lahan 390 Ha,
Warna Hijau di Pongkalaero, Batuawu dan Olondoro Kabupaten
Bombana.
- Lempung, sekitar 884 milyar kubik.
- Oniks, sekitar 547 ribu kubik.
Potensi Lainnya, yaitu :
- Chromit, sekitar 3.000.000 ton terletak di Latou Kabupaten Kolaka Utara,
sekitar 2.500 ton terletak di Lasolo Kabupaten Konawe.
- Pasir Besi, sekitar 2.000 ton di Tepunggaya Kabupaten Konawe, Batauga
dan Malage Kabupaten Buton.
- Mangan dengan kadar MnO2 = 51,25%, sekitar 2.000 Ha terletak di
Kumbewaha, Kabupaten Buton.
- Magnesit, sekitar 2.000 ton di Pulau Padamarang, Kabupaten Kolaka,
Lasusua, Pakue, Kabupaten Kolaka Utara, Pondidaha, Kabupaten
Konawe dan Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana.
- Fosfat, sekitar 3.200 ton dengan kadar P2O5 berkisar 1,2-14,2%,
umumnya merupakan tipe Gaona, dijumpai pada gua-gua batugamping
yang ada di Sampolawa dan Pulau Kabi-Kabia, Kabupaten Buton.
Hasil penelitian eksplorasi yang pernah dilakukan oleh Gulf Oil dan
dilanjutkan oleh PT. Conoco dan Chevron menunjukan bahwa di pulau Buton
ditemukan perangkap minyak bumi namun belum ekonomis untuk dieksploitasi.
Adapun potensi yang telah dikelola selama ini meliputi nikel, aspal,
marmer dan pasir kuarsa. Pengelolaan nikel oleh PT. Aneka Tambang saat ini
menghasilkan produksi biji nikel sekitar 1,6 juta ton pertahun dan ferro nikel
sekitar 877 ton pertahun. Sedangkan lempung dan batu gamping telah banyak
dikelola oleh masyarakat setempat secara perorangan maupun kelompok.
14
2. Energi
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa sungai dan gelombang laut
yang berpotensi untuk menghsilkan energi listrik. Sungai-sungai yang berpotensi
menghasilkan energi, yaitu : Sungai Lasolo dan Sungai Lalindu di Kabupaten
Konawe, Sungai Roraya di Kabupaten Konawe Selatan, Sungai Kambara di
Kabupaten Muna dan Sungai Wasaga di Kabupaten Buton. Pemanfaatan sungai-
sungai tersebut hingga saat ini belum ada. Potensi sungai yang dapat
menghasilkan tenaga cukup besar dapat dilihat pada table 1.1 berikut :
Tabel 1.1. Potensi sungai yang dapat menghasilkan energi yang besar di Sulawesi
Tenggara
No. Nama
Sungai
Kapasitas
(MW)
Lokasi
Kab.
Keterangan
1 Konaweha 23,5 Konawe Identifikasi dan studi master plan
JICA (Pre-FS 1998).
2 Tamboli 28,5 Konawe Identifikasi dan studi master plan
JICA (Pre-FS 1998).
3 Lasolo 90 Konawe Pre-FS PT Antam dan PT. Iroda
Mitra Corporation (Kanada SNC-
Lavalin Inc).
4 Lalindu 100 Konawe Estimasi (belum dilakukan Pre-FS).
Selain skala menengah maka Sulawesi Tenggara juga terdapat sungai-sungai kecil
yang tersebar di seluruh wilayah yang berpotensi menghasilkan tenaga. Beberapa
sungai tersebut, yaitu :
15
Tabel 1.2. Sungai-sungai kecil yang berpotensi menghasilkan tenaga di Sulawesi
Tenggara
No. Nama Sungai Kapasitas(MW)
LokasiKab.
Keterangan
1 Mikuasi 2,4 Kolaka FS dan DD PT. PLN (199*) Renc.Pemb. T.A. 2004.
2 Sabilambo 4,8 Kolaka FS dan DD PT. PLN (199*) Renc.Pemb. T.A. 2004.
3 Rongi 1,5 Kolaka FS dan DD PT. PLN (199*) Renc.Pemb. T.A. 2004.
4 Rantelombong 2,2 Kolaka FS dan DD PT. PLN (199*) Renc.Pemb. T.A. 2004.
5 Lalonggopi 0,443 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN6 Ulurina 0,732 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN7 Toaha 1,23 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN8 Kembang
Subur - 13,067 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN
9 KembangSubur -2
2,17 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN
10 Lapai -1 4,161 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN11 Lapai -2 4,849 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN12 Puurau 0,443 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN13 Riorita 1,677 Kolaka Tahap Identifikasi PT. PLN14 Kabongka 0,306 Buton Tahap Identifikasi PT. PLN15 Garu 0,306 Muna Tahap Identifikasi PT. PLN
Sulawesi Tenggara juga memiliki potensi panas bumi yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan energi. Hasil penelitian ditemukan 25 titik
lokasi yang berpotensi untuk pengembangan energi panas bumi dengan perkiraan
kapasitas mencapai 400 Mw. Potensi panas bumi tersebut dapat dilihat pada table
1.3. berikut :
16
Tabel 1.3. Potensi Energi Panas Bumi di Sulawesi Tenggara
No. Potensi Panas Bumi Kapasitas (MW) Lokasi (Kab)
1 Sonae 10 Konawe2 Lampeapi 10 Konawe3 Wungkolo 5 Konawe4 Abuki 20 Konawe5 Kaensi -1 15 Konawe6 Kaensi -2 15 Konawe7 Landai 20 Konawe8 Puungkolo 15 Konawe9 Lainea -1 30 Konawe10 Lainea -2 30 Konawe11 Pembuinga 10 Konawe12 Osuntundabu 10 Konawe13 Nambomopula 10 Konawe14 Pundonggala 10 Konawe15 Lamoleme-lembu 10 Konawe16 Lamopula 5 Konawe17 Matahari -1 10 Konawe18 Matahari -2 10 Konawe19 Anggolom-Baebia 10 Konawe20 Bahomokule -1 15 Konawe21 Bahomokule -2 15 Konawe22 Wawolesea 10 Konawe23 Pancasila 15 Konawe24 Manggolo -1 10 Kolaka25 Manggolo -2 20 Kolaka
17
Sulawesi Tenggara terletak di sekitar khatulistiwa, yaitu 450 - 1200 LS
dan 120045' - 1240 60' BT. Letak ini mengakibatkan intensitas penyinaran
matahari cukup tinggi dan merata sepanjang tahun. Oleh karena itu sinar
matahari di Provinsi Sulawesi Tenggara sangat cocok dikembangkan pembangkit
listrik tenaga surya.
f. Potensi Pariwisata
Taman Laut, Wisata Laut, Wisata Pantai, Wisata Buru, Wisata
Panorama Alam, Pemandian Air Panas, Pemandian Air Terjun, Wisata
Budaya/Atraksi Rakyat dan Wisata Peninggalan Sejarah.
18
BAB IIPERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2012 merupakan tahun kelima dari pelaksanaan dokumen
perencanaan jangka menengah daerah Sulawesi Tenggara. Proses perencanaan
tahun 2013 mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Sulawesi Tenggara 2008-20013. Dengan demikian Penetapan
Kinerja atau PK Tahun 2012 merupakan PK kelima dari pelaksanaan RPJMD
Provinsi Sulawesi Tenggara periode 2008-2013.
1. V i s i
Berdasarkan uraian mengenai kondisi Provinsi Sulawesi Tenggara,
masalah peluang dan tantangan pembangunan ke depan maka visi pembangunan
kami dalam membangun Sulawesi Tenggara periode Tahun 2008-2013 adalah :
MEMBANGUN KESEJAHTERAANSULAWESI TENGGARA TAHUN 2008-2013
Pernyataan visi sebagaimana dikemukakan mengandung makna dan
implikasi sebagai berikut :
Sulawesi Tenggara adalah merupakan salah satu Provinsi yang terdiri atas
jazirah dan kepulauan dengan potensi sumberdaya alam yang cukup melimpah baik
sumberdaya yang dapat diperbaharui (Renewable resources) di sektor kelautan,
kehutanan, pertanian dalam arti luas serta sumberdaya yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources), seperti pertambangan. Sumberdaya yang
tersedia, sebagaimana disebutkan pada dasarnya telah dikelola, tetapi belum
optimal karena belum memberikan manfaat yang maksimal terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat maupun dalam upaya peningkatan pendapatan daerah.
Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya kongkrit, sistematis dan lebih terfokus untuk
19
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia dalam upaya meningkatkan dan
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu dalam kurun waktu lima tahun yaitu periode 2008-2013,
upaya-upaya kongkrit yang dilakukan dengan membangun potensi sumberdaya
yang tersedia untuk kesejahteraan masyarakat.
Membangun mengandung makna bangkit, berdiri, bersifat memperbaiki,membina, mendirikan atau mengadakan sesuatu. Sulawesi Tenggara dengan segala
potensi yang dimiliki dan seperti yang telah dikelola selama ini, masih perlu upaya-
upaya yang lebih kuat lagi untuk membangkitkan, mendirikan dan membina serta
memanfaatkan potensi yang ada untuk kesejahteraan masyarakat Sulawesi
Tenggara.
Kesejahteraan mengandung makna keamanan dan keselamatan,kesenangan hidup dan kemakmuran. Sedang sejahtera yang merupakan kata dasar
dari kesejahteraan mengandung makna aman, sentosa dan makmur, selamat,
terlepas dari segala kesukaran serta selamat tak kurang satu apapun.
Berkaitan dengan pernyataan visi pembangunan lima tahun ke depan
maka MEMBANGUN KESEJAHTERAAN dimaksudkan adalah dalam rangka
memperbaiki, membina serta membangkitkan suatu perikehidupan masyarakat yang
aman, sentosa dan makmur dengan mengutamakan pendekatan yang bertumpu
pada pembangunan manusia (people centred), pembangunan pusat-pusat
pertumbuhan (growth centred development) dan pemgembangan kawasan tumbuh
cepat serta pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).
Sebagaimana diketahui bahwa melalui beberapa pendekatan pembangunan
yang telah dilakukan oleh para pendahulu, maka secara visual Sulawesi Tenggara
bukanlah termasuk Provinsi yang tertinggal, karena beberapa komoditas yang
berasal dari Sulawesi Tenggara telah dikenal di pasar nasional bahkan di pasar
internasional. Tetapi di lain pihak harus juga diakui bahkan beberapa sektor yang
masih perlu dikembangkan agar dapat mengejar ketertinggalan atau menyamai
provinsi lainnya yang telah berkembang.
20
Pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini secara umum juga
telah memberikan manfaat dalam pembangunan daerah dan juga pembangunan
kesejahteraan masyarakat secara umum. Tetapi juga harus diakui bahwa masih ada
sektor-sektor yang perlu ditingkatkan, termasuk sektor-sektor yang secara langsung
menyentuh kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi yang lebih berpihak
pada masyarakat, pembangunan pelayanan masyarakat secara cepat dan
menyenangkan (pelayanan prima), penyediaan sarana prasarana pendidikan,
kesehatan yang mampu memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat dan
pembangunan infrastruktur perhubungan yang memungkinkan tersedianya jasa
transportasi secara murah (terjangkau), aman dan nyaman, serta membangun
pemerintahan yang melayani masyarakat melalui penerapan prinsip-prinsip tata
pemerintahan yang baik (good governance). Kesemua ini merupakan upaya-upaya
yang perlu dipercepat dalam rangka membangun kesejahteraan masyarakat
Sulawesi Tenggara.
Oleh karena itu periode Pembangunan Sulawesi Tenggara 2008-2013,
merupakan periode Membangun Kesejahteraan Masyarakat secara nyata melalui1) Pengembangan Kualitas Sumberdaya Manusia, 2) Revitalisasi Pemerintahan
Daerah, 3) Pembangunan Ekonomi yang ditekankan pada pembangunan ekonomi
masyarakat dengan pendekatan produksi serta 4) Pengembangan Sosial Budaya
dan 5) Pembangunan Infrastruktur Dasar untuk mendukung pembangunan ekonomi
rakyat dan pelayanan pemerintahan. Upaya-upaya ini akan diuraikan dalam misi
pembangunan yang juga merupakan agenda utama pembangunan periode tahun
2008-2013.
2. M i s i
Untuk merealisasikan visi pembangunan sebagaimana diuraikan, maka
dikembangkan tiga agenda yang juga merupakan misi pembangunan yaitu :
1. Pembangunan Kualitas Sumberdaya Manusia; dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan pada semua jenjang, meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat untuk pencapaian derakat kesehatan
21
masyarakat yang lebih baik, sehingga dapat menciptakan insan yang memiliki
kualitas intelektual dan kualitas jasmani serta rohani yang baik.
2. Revitalisasi Pemerintahan Daerah ; dimaksudkan untuk menciptakan
pemerintahan yang lebih berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat,
pemerintahan yang transparan dan akuntabel, serta aparat pemerintahan
yang lebih bersifat mengayomi masyarakat serta bersih dari praktek-praktek
kolusi, korupsi dan nepotisme.
3. Pembangunan Ekonomi ; dimaksudkan untuk membangun perekonomian
masyarakat secara nyata melalui usaha-usaha pragmatis dengan mendorong
pembangunan sektor riil, berdasarkan potensi yang berada di sekitarnya.
4. Pembangunan kebudayaan ; dimaksudkan untuk mengembangkan rasa
persatuan dan kesatuan, mengembangkan dan memperkuat citra dan
identitas daerah serta mendorong sektor pariwisata yang berorientasi pada
pengembangan sumberdaya potensi budaya setempat.
5. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur ; dimaksudkan untuk
mengembangkan infrastruktur wilayah secara terpadu dan mengembangkan
infrastruktur perekonomian yang mampu menciptakan pusat-pusat
pertumbuhan serta simpul-simpul tataniaga dan mengembangkan infrastruktur
pemerintahan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
3. Sasaran RPJMD 2008-2013
Sasaran umum yang akan dicapai sampai dengan tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatnya :
- Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI antara 95-98% ;
- Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs antara 95-100% ;
- Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA antara 65-75% ;
2. Meningkatnya akses untuk memperoleh pendidikan bagi seluruh masyarakat.
3. Meningkatnya kualitas kinerja dan kesejahteraan guru.
4. Menurunnya angka buta aksara dari 66.140 orang menjadi 33.070 orang.
22
5. Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 312 menjadi kurang dari 226 per
100.000 ibu melahirkan, Angka Kematian Bayi (AKB) dari 41 menjadi kurang
dari 26 per 1.000 kelahiran.
6. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dari 21,7% menjadi kurang
dari 15%.
7. Meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) dari 69 tahun menjadi 71 tahun.
8. Meningkatnya jumlah dan kualitas pusat-pusat pelayanan kesehatan.
9. Meningkatnya mutu dan kinerja pelayanan rujukan di Rumah Sakit Provinsi.
10. Terjaganya keserasian dan kelestarian lingkungan dalam setiap aktifitas
pembangunan Daerah.
11. Meningkatnya kualitas jalan dan jembatan, jaringan irigasi, air bersih dan
tertatanya pemukiman/perumahan.
12. Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi penataan ruang serta kualitas
perencanaan pembangunan daerah.
13. Meningkatnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan dan minat
olahraga.
14. Meningkatnya minat investasi.
15. Meningkatnya kelompok usaha bersama masyarakat dalam wadah koperasi
dan jumlah, jenis serta omset usaha mikro, kecil dan menengah.
16. Meningkatnya kualitas dan kapasitas ketenagakerjaan agar terserap dalam
pasar kerja dan menurunnya tingkat pengangguran dari 9,6% menjadi sekitar
7 %.
17. Menurunnya ketahanan dan keamanan pangan.
18. Meningkatnya kapasitas pelayanan bandara, pelabuhan dan berkembangnya
jaringan telekomunikasi.
19. Tersedianya perangkat teknologi informasi dan meningkatnya ketersediaan
data base pada semua bidang.
20. Terwujudnya stabilitas politik dalam negeri dan tercapainya semangat
persatuan dan kesatuan bangsa.
21. Lancarnya koordinasi pencegahan/penanggulangan bencana.
23
22. Terwujudnya reorganisasi, restrukturisasi dan revitalisasi organisasi
pemerintah daerah.
23. Meningkatnya efektifitas pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan.
24. Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan.
25. Meningkatnya keserasian dan kesetiakawanan sosial dan menurunnya
penduduk miskin sampai 10%.
26. Meningkatnya fasilitas peribadatan, kapasitas spiritual dan jumlah jemaah
haji.
27. Berkembangnya perilaku gemar membaca masyarakat yang didukung
berbagai jenis buku bacaan dan meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah
daerah.
28. Meningkatnya produksi perikanan laut, perikanan perairan umum dan
perikanan budidaya dan meningkatnya pengelolaan wilayah pesisir.
29. Meningkatnya produksi padi melalui pola intensifikasi dan ekstensifikasi,
produksi jagung, kacang kedelai dan produksi peternakan.
30. Meningkatnya produksi perkebunan dan hortikultura, berkembangnya lahan
kelapa sawit dan industri biodesel serta meningkatnya produkasi buah-
buahan.
31. Meningkatnya explorasi dan eksploitasi bahan tambang minyak dan gas alam.
32. Tercapainya tingkat elektrifikasi wilayah minimal sebesar 50%.
33. Berkembangnya diversifikasi pemanfaatan sumberdaya energi yang meliputi
potensi tenaga air, tenaga angin, tenaga surya dan batu bara untuk
memenuhi kebutuhan listrik di wilayah pedesaan.
34. Meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan manca Negara dan
meningkatnya kualitas dan akses obyek wisata.
35. Meningkatnya apresiasi terhadap seni budaya dan sifat seni budaya.
36. Meningkatnya usaha industri kecil dan tumbuhnya industri skala menengah
dan besar.
37. Meningkatnya volume dan nilai ekspor perdagangan antar pulau.
24
B. Penetapan Kinerja
Berdasarkan sasaran strategis, indikator kinerja dan rencana pencapaian target,
yang mengacu pada RPJMD 2008-2013 maka disusun penetapan kinerja tahun
2012 sebagai berikut :
Penetapan Kinerja (Tapja)Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Ket.
1 2 3 4 5
I Urusan Wajib
A Pendidikan
Meningkatnya :
- Angka Partisipasi Murni
(APM) SD/MI antara 95-98%.
- Angka Partisipasi Kasar
(APK) SMP/MTs antara 95-
100%.
- Angka Partisipasi Kasar
(APK) SMA/MA antara 65-
70%.
APM SD/MI
APK SMP/MTs
APK SMA/MA
96,94%
93,28%
69,92%
Diknas
Diknas
Diknas
Sekolah yang rintisan
bertaraf internasional
(RSBI).
36 Diknas
Sekolah yang
menerapkan IT.
Diknas
Kurikulum pendidikan
dasar dan menengah
yang berbasis sains dan
teknologi.
Diknas
Program Wajar 9 tahun Diknas
- Sekolah Standar
Nasional (SSN) SD.
120 Diknas
- Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI) SD
(RSBI).
8 Diknas
25
- Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI)
SMP (RSBI).
5 Diknas
Program Bilingual
jenjang SMP.
5
Program Pendidikan
Menengah.
Nasional (SSN)
SMA/SMK.
- Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI)
SMA/SMK (RSBI).
3 Diknas
Program Bilingual
jenjang SMA/SMK.
3 Diknas
Jumlah Sarana dan
Prasarana.
Diknas
Program PAUD Diknas
- Jumlah Sekolah
TK/RA.
Diknas
- Jumlah Unit Sekolah
Baru (USB) TK/PAUD.
Diknas
Program Wajar 9 Tahun
- Jumlah Sekolah
SD/MI/SDLB.
2.381 Diknas
- Jumlah Ruang Kelas
Baru (RKB) SDLB.
522 Diknas
- -Jumlah Sekolah
SMP/MTs/SMPLB.
854 Diknas
Baru (USB) SD-SMP-
Satu Atap.
230 Diknas
Program Pendidikan
Menengah.
Diknas
- Jumlah Sekolah
SMA/SMK/MA/SMALB.
431 Diknas
- Jumlah Ruang Kelas
Baru (RKA) SMA.
518 Diknas
Program Non Formal Diknas
- Jumlah Taman Bacaan
Masyarakat (TBM).
16 Diknas
- Jumlah Voucher KBU Diknas
26
Warga Belajar.
- Penyusunan Bahan
Ajar Tematik.
Meningkatnya Akses untuk
memperoleh pendidikan bagi
seluruh masyarakat.
Akses Pendidikan Diknas
Program PAUD. Diknas
Program Wajar 9 Tahun
Program Pendidikan
Menengah.
Diknas
Program Pendidikan
Non Formal.
Diknas
Meningkatnya kualitas kinerja dan
kesejahteraan guru.
Guru Bersertifikat.
Sertifikat Guru jenjang
SD/MI/SDLB.
3.399 Diknas
Sertifikat Guru jenjang
SMP/MTs/SMPLB.
3.546 Diknas
Sertifikat Guru jenjang
SMA/MA/SMK.
4.822 Diknas
Menurunnya angka buta aksara
dari 66.140 orang menjadi 33.070
orang.
Melek huruf. Diknas
B. Kesehatan
Menurunnya Angka Kematian Ibu
(AKI) dari 312 menjadi kurang dari
226 per 100.000. ibu melahirkan
dan Angka Kematian Bayi (AKB)
dari 41 menjadi kurang dari 26 per
1.000 kelahiran.
AKI
AKB
258,7/
100.000. KH
Penduduk
21,9/1000 KH
Penduduk
Diskes
Menurunnya prevalensi gizi
kurang pada balita dari 21,7%
menjadi kurang dari 15%.
Angka prevalensi Gizi 8,00% Diskes
Meningkatnya Usia Harapan
Hidup (UHH) dari 69 tahun
menjadi 71 tahun.
UHH 70,9% Diskes
Cakupan Bayi 70% Diskes
Cakupan Persalinan 96% Diskes
Meningkatnya jumlah dan kualitas
pusat-pusat pelayanan
Rasio Puskesmas
Rasio Tempat Tidur RS.
1/30.000. Pendk
1/1.500. Pendk.
Diskes
27
kesehatan.
Akses pelayanan
kesehatan.
2 Diskes
RSUD
Dan RSJ
Meningkatnya mutu dan kinerja
pelayanan rujukan di Rumah
Sakit.
Pelayanan rujukan
RSUD Provinsi :
- Pasien rawat jalan.
- Pasien rawat inap.
- BOR.
244.030.
19.201
84,22%
RSUD
Gedung baru RSUD. 16 gedung RSUD
Akreditasi pelayanan 12 pelayanan RSUD
C Lingkungan Hidup
Terjaganya keserasian dan
kelestarian lingkungan dalan
setiap aktifitas pembangunan
daerah.
Kualitas ambient udara
dan air.
2 kegiatan Badan
Lingkungan
Hidup
D Pekerjaan Umum
Meningkatnya kualitas jalan dan
jembatan, jaringan irigasi, air
bersih dan tertatanya
pemukiman/perumahan.
Kualitas jalan dan
jembatan.
90 km Dinas
Pekerjaan
Umum.
Kondisi jaringan irigasi. 13 DI Dinas
Pekerjaan
Umum.
(Pengairan)
Desa yang memiliki
jaringan air bersih.
Unit permukiman yang
sehat.
14 Desa
38 Kawasan
Dinas
Pekerjaan
Umum.
Dinas
Pekerjaan
Umum.
E Tata Ruang
Meningkatnya koordinasi dan
sinkronisasi penataan ruang dan
kualitas perencanaan
pembangunan daerah.
Rapat-rapat 85% Bappeda
Rasio jumlah program
RKPD terhadap program
64,64% Bappeda
28
RPJMD.
Rasio aplikasi penelitian
terhadap rekomendasi
penelitian.
8 Judul
Penelitian
Badan
Penelitian dan
Pengembangan
F Kepemudaan dan Olahraga
Meningkatnya partisipasi pemuda
terhadap pembangunan dan
meningkatnya minat olahraga..
Kegiatan OKP 815.135.000. Dispora
Penyelenggaraan even
berbagai cabang
olahraga.
8.736.750.000.
17 Kegiatan
Dispora
G Penanaman Modal
Meningkatnya minat investasi
bagi investor.
Jumlah kebijakan 2 BPMD
Realisasi investasi - PMDN
63.731.000.000
- PMA
US $ 20.000
BPMD
H Koperasi dan UKM
Meningkatnya kelompok-
kelompok usaha bersama
masyarakat dalam wadah
koperasi dan jumlah, jenis serta
omset usaha mikro kecil dan
menengah.
Jumlah kelompok usaha 46 unit Dinas Koperasi
Jenis, omset usaha 10 trilliun Dinas Koperasi
UMKM yang bermitra
dengan lembaga
keuangan.
700 Unit Dinas Koperasi
I Ketenagakerjaan
Meningkatnya kualitas dan
kapasitas tenaga kerja sehingga
mampu terserap dalam pasar
kerja dan Menurunnya tingkat
penggangguran dari 9,6%
menjadi sekitar 7%.
Angkatan kerja yang
bekerja.
1.099.977 orang Dinas
Nakertrans
Jumlah pengangguran. 33.181 orang Dinas
29
Nakertrans
J Ketahanan Pangan
Meningkatnya ketahanan dan
keamanan pangan.
Koefisien kerawanan
pangan.
66,67% Badan
Ketahanan
Pangan
K Perhubungan
Meningkatnya kapasitas
pelayanan Bandara dan
pelabuhan berkembangnya
jaringan telekomunikasi.
Kedatangan dan
keberangkatan.
- Dinas
Perhubungan
Kelayakan Bandara 7 Bandara Dinas
Perhubungan
Sarana dan prasarana
pelabuhan
11 pelabuhan
8 pelabuhan
lanjutan
3 pelabuhan baru
Dinas
Perhubungan
Rute perjalanan 57 trayek Dinas
Perhubungan
- Rasio desa akses
informasi terhadap
seluruh desa se-
Sultra.
- Jumlah BTS.
922
250
Dinas
Perhubungan
Jumlah aplikasi 37 Dinas
Perhubungan
Ketersediaan data base - Dinas
Perhubungan
L Komunikasi dan Informatika
Tersedianya perangkat teknologi
informasi dan Meningkatnya
ketersediaan data base pada
semua bidang.
SKPD yang
menggunakan IT.
20 SKPD Biro Humas.
Info. & Sandi
Telkom.
Dokumen data 95% Biro Humas
Info. & Sandi
Telkom.
Rasio desa akses
informasi terhadap
seluruh desa se-Sultra.
- Dinas
Perhubungan
Jumlah BTS Dinas
30
Perhubungan
M Otonomi Daerah
Terwujudnya reorganisasi,
restrukturisasi dan revitalisasi
organisasi pemerintah daerah.
Laporan-laporan DOB.
Realisasi kerjasama
Rapat-Rapat dengan
DPRD.
2 Kabupaten
Biro
Pemerintahan
Biro Adm.
Pembangunan.
Biro
Pemerintahan.
Meningkatnya efektifitas
pengawasan dalam
penyelenggaraan pemerintahan di
pelaksanaan pembangunan.
Rasio temuan terhadap
temuan tahun yang lalu.
120 temuan Inspektorat
Meningkatnya kualitas, Disiplin
Etos Kerja dan Profesionalisme
Aparatur Pemerintah Daerah.
Struktur jabatan yang
terisi.
Es. II = 15
Es. III=100
Es. IV=250
BKD
Pejabat yang telah
memenuhi persyaratan
pendidikan formal
sesuai dengan
tugasnya.
SMU = 30
S1 = 600
S2 = 100
BKD
Pejabat yang telah
memenuhi persyaratan
pendidikan pelatihan
kepemimpinan.
Diklatpim = 80
Diklatpim = 550
BKD
Pejabat yang telah
memenuhi persyaratan
kepangkatan.
Terlaksana BKD
PNS yang telah
mengikuti Diklatpim
3.885 orang Badan Diklat
N Pemberdayaan Masyarakat Desa
Meningkatnya keberdayaan
masyarakat desa dalam
pembangunan.
Kegiatan swadaya 10 Desa
12 Kelurahan
Badan PMD
O Sosial
Meningkatnya keserasian dan Jumlah penduduk yang 255 orang Dinas
31
kesetiakawanan sosial, dan
Menurunnya jumlah penduduk
miskin sampai 10% dari total
jumlah penduduk miskin.
menyandang kecacatan Sosial
Jumlah penduduk yang
menyandang ketunaan.
405 orang Dinas
Sosial
Jumlah penduduk miskin 36.063 penduduk
miskin
Dinas
Sosial
P Budaya
Meningkatnya fasilitas
peribadatan, kapasitas spiritual
dan jumlah jamaah haji.
Jumlah rumah ibadah 4.550 buah Biro Kesra
Jumlah rumah ibadah
yang dimanfaatkan.
2.750 buah Biro Kesra
Jumlah jemaah haji 2.100 orang Biro Kesra
Q Kearsipan dan Perpustakaan
Berkembangnya perilaku gemar
membaca bagi seluruh lapisan
masyarakat yang didukung
dengan ketersediaan berbagai
jenis buku-buku bacaan dan
.Meningkatnya pengelolaan
sistem kearsipan Pemerintah
Daerah.
Jumlah dokumen yang
diarsipkan.
1.500 sampel
dok. arsip
Badan
Perpustakaan &
Arsip Daerah
Jumlah kunjungan 172.000 orang Badan
Perpustakaan &
Arsip Daerah
Penambahan jumlah
koleksi buku
1.000 eksp. Badan
Perpustakaan &
Arsip Daerah
II Urusan Pilihan
A Kelautan dan Perikanan
Meningkatnya produksi perikanan
laut, perikanan perairan umum,
dan perikanan budi daya, dan
Produksi ikan laut 248.217,0 ton Dinas Kelautan
dan Perikanan
32
meningkatnya pengelolaan
wilayah pesisir.
Produksi ikan tawar 5.507,0 ton Dinas Kelautan
dan Perikanan
Jumlah kawasan pesisir
yang tertata.
1,6 juta Ha Dinas Kelautan
dan Perikanan
Produksi ikan budidaya
laut.
Produksi ikan budidaya
air payau.
Produksi ikan budidaya
air tawar.
665.900,0 ton
18.885,1 ton
3.222,0
Dinas Kelautan
dan Perikanan
B Pertanian
Meningkatnya produksi padi
melalui pola intensifikasi dan
ekstensifikasi, produksi jagung,
kacang kedelai.
Produksi padi - Dinas
Pertanian
Produksi jagung - Dinas
Pertanian
Produksi kacang
kedelai.
- Dinas
Pertanian
Meningkatnya produksi
perkebunan dan hortikultura,
berkembangnya lahan kelapa
sawit dan industry biodesel, serta
meningkatnya produksi buah-
buahan.
Produksi kakao. 150.000 ton Dinas
Perkebunan
Produksi jambu mete 75.000 ton Dinas
Perkebunan
Produksi cengkeh 2.075 ton Dinas
Perkebunan
Produksi vanili 150 ton Dinas
Perkebunan
33
Produksi lada 5000 ton Dinas
Perkebunan
Produksi kemiri 2000 ton Dinas
Perkebunan
Luas kelapa sawit 20.000 Ha Dinas
Perkebunan
Luas jarak pagar. 230 Ha Dinas
Perkebunan
Produksi sayur-sayuran Dinas
Perkebunan
Cabe Merah 750 ton Sda
Bawang Merah 1000 ton Sda
Produksi buah-buahan Dinas
Perkebunan
Jeruk 22.000 ton Sda
Durian 7.000 ton Sda
Rambutan 5.000 ton Sda
Sukun 1.500 ton Sda
Meningkatnya hasil produksi
peternakan.
Produksi ternak sapi 260.000 ekor Dinas
Pertanian
Produksi ternak kambing 80.400 ekor Dinas
Pertanian
Produksi ternak ayam Dinas
Pertanian
Ayam Buras 8.400.000 ekor Sda
Ayam Ras 1.000.000 ekor Sda
Itik 585.000 ekor Sda
Produksi telur Dinas
Pertanian
Ayam Buras 4.305 ton Sda
Ayam Ras 534 ton Sda
Itik 1.408 ton Sda
C Kehutanan
Meningkatnya rehabilitasi hutan
dan lahan yang telah mengalami
degradasi dan produksi hasil
hutan serta berkembangnya hutan
tanaman industri.
Luas lahan rehabilitasi 48.000 Ha Dinas
Kehutanan
34
Produksi hasil hutan 92.400 M3 Dinas
Kehutanan
D Energi dan SDM
Meningkatnya eksplorasi dan
eksploitasi bahan tambang
minyak dan gas alam.
Penyelidikan bahan
galian
2 kabupaten Dinas Energi
dan SDM.
Tercapainya tingkat elektrifitasi
wilayah provinsi sultra minimal
sebesar 50%.
Elektrifitasi Dinas Energi
dan SDM
Rasio Elektrifitasi 64,13% Sda
Rasio desa berlistrik 78,32% Sda
Berkembangnya diversifikasi
pemanfaatan sumber daya energi
yang meliputi potensi tenaga air,
tenaga angin, tenaga surya dan
batu bara untuk memenuhi
kebutuhan listrik di wilayah
pedesaan.
Daya listrik alternatif.
- PLTS Tahun 2010
- PLTS Tahun 2011
- PLTS Terpusat
- PLTMH
- PLTB/PLT Angin
3 Unit Dinas Energi
dan SDM
E Pariwisata
Meningkatnya kunjungan wisata
domestik manca negara dan
meningkatnya kualitas akses
objek wisata.
Jumlah kunjungan
wisatawan.
1.200.000 jiwa Dinas Pariwisata
dan Seni
Budaya.
Jumlah obyek wisata 300 obyek Sda
Meningkatnya apresiasi terhadap
seni budaya dan situs budaya
daerah.
Jumlah jenis kesenian 50 jenis kesenian Sda
F Industri
Meningkatnya usaha industri kecil
dan tumbuhnya industri skala
menengah dan besar.
Jumlah industri kecil,
menengah dan besar.
12.600 unit
usaha
Dinas
Perindag
G Perdagangan
Meningkatnya volume dan nilai Volume dan nilai 1. Hasil pangan Dinas
35
Jumlah Anggaran Tahun 2012 Rp. 2.021.706.570.358,
ekspor dan perdagangan antar
pulau.
perdagangan antar
pulau.
Perkebunan &
perikanan
227.532 ton.
2. Hasil
peternakan
135 ton,
1.500 ekor.
3. Hasil hutan
4.300.000 ton,
20.000.000
M3.
4. Hasil industri
12.500.000
ton, 600.000
buah, Rp.
5.000.000.000
Perindag
Volume dan nilai
perdagangan ekspor
impor.
Volume ekspor
21.500.000 ton.
Nilai ekspor
U$$
1.021.660.000,00
Dinas
Perindag
H Transmigrasi
Tertatanya kawasan pemukiman
transmigrasi sebagai sentral-
sentral produksi dan
meningkatnya taraf hidup
transmigran.
Unit pemukiman
transmigrasi.
5 UPT Dinas
Nakertrans
36
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
Penilaian Akuntabilitas Kinerja dapat dilihat pada indikator kinerja capaian
penetapan kinerja atau PK yang telah dilaksanakan oleh semua Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Tenggara pada tiap-tiap program dan kegiatan yang
tercantum pada RPJMD 2008-2013 sebagai berikut :
A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA
1. Pendidikan :Berdasarkan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara 2008-2013 dan sasaran
penetapan kinerja 2012 sasaran strategis Dinas Pendidikan adalah sebagai
berikut.
Dinas Pendidikan ada 4 sasaran strategis :
1. Meningkatnya angka partisipasi murni (APM) SD/MI antara 95-98% dan angka
partisipasi kasar (APK) SMP/MTs antara 95-100%.
2. Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan.
3. Meningkatnya kualitas kinerja dan kesejahteraan guru.
4. Menurunnya angka buta aksara dari 66.140 orang menjadi 33.070.
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1. Persentase APM SD/MI 100 % 97,20 % 94,10%2. Persentase APK SMP/MTs 100 % 107,22% 108,25%3. Persentase APK SMA/MA 69,92% 81,73% 118,00%4. Sekolah yg bertaraf internasional 36% 0,64 % 0,64%5. Sekolah yg menerapkan IT 20% 7,60% 61%6. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
yang berbasis sains dan teknologi - - -
7. Program Wajar 9 Tahun*Sekolah Standar Nasional (SSN)SD 120 60 2,53%*Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) SD 8 3 30%*Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) SMP(RSBI) 12 6 50%
37
8. Program Bilingual jenjang SMP 12 6 50%9. Program Pendidikan MenengahNasional
(SSN) SMA/SMK 413 59 14,60%
*Sekolah Bertaraf Internasional(SBI)SMA/SMK) 24 14 58,33%
10.Program Bilingual jenjang SMA/ SMK 24 14 58,33%11 Jumlah Sarana dan PrasaranaProgram
PAUD - - -*Jumlah Sekolah TK/RA 2.000 1.455 72,75%*Jumlah Unit Sekolah Baru (USB) TK/PAUD
12. Program Wajar 9 Tahun*Jumlah Sekolah SD/MI/SDLB 2.381 2.372 98,10%*Jumlah Ruang Kelas Baru (RKB) SDLB 522 13.701 230,24%
*Jumlah Sekolah SMP/MTs/ SMPLB 854 831 97,31%13. Unit Sekolah Baru (USB) SD-SMP-Satu
Atap 230 212 92,17%14. Program Pendidikan Menengah -
*Jumlah sekolah SMA/SMK/MA/ SMALB 404 404 100%*Jumlah Ruang Kelas Baru(RKB) SMA 518 1.803 79,40%
15. Program Non Formal*Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) 16 10 60,74%
16. Meningkatnya Akses pendidikan17. Guru bersertifikat
* Sertifikasi Guru jenjang SD/MI/ SDLB 3.399 5.534 162,81%* Sertifikasi Guru jenjang SMP/ MTs/SMPLB 3.546 4.813 135,73%* Sertifikasi Guru jenjang SMA/ MA/SMK 4.822 3.449 71,53%
18. Melek huruf 100% 91,29% 91,29%
Analisis capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : Uraian Indikator kinerja 1,2,dan 3 sebagai berikut :
- Berdasarkan data pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012,digambarkan bahwa jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 395.285jiwa. Jumlah siswa Tingkat Sekolah Dasar (SD/MI/SDLB) tahun 2012sebanyak 370.040 orang, jumlah sekolah sebanyak 2.372 dan jumlah gurusebanyak 30.236 orang. Angka Partisipasi Kasar (APK) mencapai 117,60%dan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai 97,20 % ka. Angka kelulusansebesar 100%.
- Berdasarkan data pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012,jumlah penduduk usia 13-15 tahun sebanyak 141.575 jiwa. Jumlah siswatingkat SMP/MTs/SMPLB tahun 2012 sebanyak 151.791 orang, jumlahsekolah sebanyak 831 dan jumlah guru sebnayak 11.856 orang. Angka
38
Partisipasi Kasar (APK) mencapai 107,22% dan Angka Partisipasi Murni(APM) mencapai 85,72%. Angka kelulusan sebesar 99,42%.
- Berdasarkan data pendidikan Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012, jumlahpenduduk usia 16-18 Tahun sebanyak 131.515 jiwa. Jumlah siswa TingkatSMA/SMK/MA/SMALB tahun 2012 sebanyak 107.484 orang, jumlah sekolahsebanyak 406 dan jumlah guru sebanyak 9.202 orang. Angka PartisipasiKasar(APK) mencapai 81,73 % dan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai53,81%.Angka kelulusan SMA sebesar 99,53% dan SMK sebesar 97,98%.
- Indikator Penting keberhasilan pendidikan ditunjukkan oleh semakinmembaiknya angka partisipasi murni (APM) dan Angka partisipasi kasar(APK). Perkembangan APM dan APK mulai dari sekolah dasar hinggasekolah menengah atas menunjukkan peningkatan yang siginifikan. Salahsatu faktor keberhasilannya adalah kebijakan pembebasan BiayaOperasional Sekolah (BOP) mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolahmenengah atas, meliputi sekolah negeri, swasta, dan keagamaan. Dalamtahun 2008 hingga 2012 melalui BOP Pemerintah Provinsi memberikaninsentif kepada guru sebesar Rp.150.000 per bulan dan menyelenggarakanProgram Siswa Sahabat Gubernur bagi siswa/siswi berprestasi di masing-masing kab./kota.
Gambar : Capaian APM dan APK dari tahun ke tahun(data tahun 2012 terdapat pada Pengukuran PK LAKIP ini)
Gambar : Gubernur Sultra H. Nur Alam,SE.,M.Si dalam program-program peningkatankualitas pendidikan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
38
Partisipasi Kasar (APK) mencapai 107,22% dan Angka Partisipasi Murni(APM) mencapai 85,72%. Angka kelulusan sebesar 99,42%.
- Berdasarkan data pendidikan Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012, jumlahpenduduk usia 16-18 Tahun sebanyak 131.515 jiwa. Jumlah siswa TingkatSMA/SMK/MA/SMALB tahun 2012 sebanyak 107.484 orang, jumlah sekolahsebanyak 406 dan jumlah guru sebanyak 9.202 orang. Angka PartisipasiKasar(APK) mencapai 81,73 % dan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai53,81%.Angka kelulusan SMA sebesar 99,53% dan SMK sebesar 97,98%.
- Indikator Penting keberhasilan pendidikan ditunjukkan oleh semakinmembaiknya angka partisipasi murni (APM) dan Angka partisipasi kasar(APK). Perkembangan APM dan APK mulai dari sekolah dasar hinggasekolah menengah atas menunjukkan peningkatan yang siginifikan. Salahsatu faktor keberhasilannya adalah kebijakan pembebasan BiayaOperasional Sekolah (BOP) mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolahmenengah atas, meliputi sekolah negeri, swasta, dan keagamaan. Dalamtahun 2008 hingga 2012 melalui BOP Pemerintah Provinsi memberikaninsentif kepada guru sebesar Rp.150.000 per bulan dan menyelenggarakanProgram Siswa Sahabat Gubernur bagi siswa/siswi berprestasi di masing-masing kab./kota.
Gambar : Capaian APM dan APK dari tahun ke tahun(data tahun 2012 terdapat pada Pengukuran PK LAKIP ini)
Gambar : Gubernur Sultra H. Nur Alam,SE.,M.Si dalam program-program peningkatankualitas pendidikan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
38
Partisipasi Kasar (APK) mencapai 107,22% dan Angka Partisipasi Murni(APM) mencapai 85,72%. Angka kelulusan sebesar 99,42%.
- Berdasarkan data pendidikan Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012, jumlahpenduduk usia 16-18 Tahun sebanyak 131.515 jiwa. Jumlah siswa TingkatSMA/SMK/MA/SMALB tahun 2012 sebanyak 107.484 orang, jumlah sekolahsebanyak 406 dan jumlah guru sebanyak 9.202 orang. Angka PartisipasiKasar(APK) mencapai 81,73 % dan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai53,81%.Angka kelulusan SMA sebesar 99,53% dan SMK sebesar 97,98%.
- Indikator Penting keberhasilan pendidikan ditunjukkan oleh semakinmembaiknya angka partisipasi murni (APM) dan Angka partisipasi kasar(APK). Perkembangan APM dan APK mulai dari sekolah dasar hinggasekolah menengah atas menunjukkan peningkatan yang siginifikan. Salahsatu faktor keberhasilannya adalah kebijakan pembebasan BiayaOperasional Sekolah (BOP) mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolahmenengah atas, meliputi sekolah negeri, swasta, dan keagamaan. Dalamtahun 2008 hingga 2012 melalui BOP Pemerintah Provinsi memberikaninsentif kepada guru sebesar Rp.150.000 per bulan dan menyelenggarakanProgram Siswa Sahabat Gubernur bagi siswa/siswi berprestasi di masing-masing kab./kota.
Gambar : Capaian APM dan APK dari tahun ke tahun(data tahun 2012 terdapat pada Pengukuran PK LAKIP ini)
Gambar : Gubernur Sultra H. Nur Alam,SE.,M.Si dalam program-program peningkatankualitas pendidikan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
39
- Peningkatan APK dan APM ditunjang dengan pembangunan Infrastrukturpendidikan seperti pembangunan infrastruktur pendidikan sepertipembangunan gedung sekolah yang dilengkapi dengan laboratorium danperpustakaan. Telah terbangun 3.652 gedung sekolah mulai dari SD hinggaSMA dan Sederajat.
Tabel : Pembangunan gedung sekolah SD,SMP,SMA dan sederajatdi Provinsi Sulawesi Tenggara
Uraian Indikator 4,7, & 9 sebagai berikut :
Capaian indikator rintisan sekolah yang bertaraf internasional dapatdikatakan belum berhasil mencapai target yang telah di tetapkan. BerikutCapaian kegiatan RSBI pada tiap jenjang pendidikan :
CAPAIAN RSBI UNTUK TAHUN 2012
RSBI SD 4 SekolahRSBI SMP 1 Keg.RSBI SMA 4 SekolahRSBI SMK 3 Sekolah
39
- Peningkatan APK dan APM ditunjang dengan pembangunan Infrastrukturpendidikan seperti pembangunan infrastruktur pendidikan sepertipembangunan gedung sekolah yang dilengkapi dengan laboratorium danperpustakaan. Telah terbangun 3.652 gedung sekolah mulai dari SD hinggaSMA dan Sederajat.
Tabel : Pembangunan gedung sekolah SD,SMP,SMA dan sederajatdi Provinsi Sulawesi Tenggara
Uraian Indikator 4,7, & 9 sebagai berikut :
Capaian indikator rintisan sekolah yang bertaraf internasional dapatdikatakan belum berhasil mencapai target yang telah di tetapkan. BerikutCapaian kegiatan RSBI pada tiap jenjang pendidikan :
CAPAIAN RSBI UNTUK TAHUN 2012
RSBI SD 4 SekolahRSBI SMP 1 Keg.RSBI SMA 4 SekolahRSBI SMK 3 Sekolah
39
- Peningkatan APK dan APM ditunjang dengan pembangunan Infrastrukturpendidikan seperti pembangunan infrastruktur pendidikan sepertipembangunan gedung sekolah yang dilengkapi dengan laboratorium danperpustakaan. Telah terbangun 3.652 gedung sekolah mulai dari SD hinggaSMA dan Sederajat.
Tabel : Pembangunan gedung sekolah SD,SMP,SMA dan sederajatdi Provinsi Sulawesi Tenggara
Uraian Indikator 4,7, & 9 sebagai berikut :
Capaian indikator rintisan sekolah yang bertaraf internasional dapatdikatakan belum berhasil mencapai target yang telah di tetapkan. BerikutCapaian kegiatan RSBI pada tiap jenjang pendidikan :
CAPAIAN RSBI UNTUK TAHUN 2012
RSBI SD 4 SekolahRSBI SMP 1 Keg.RSBI SMA 4 SekolahRSBI SMK 3 Sekolah
40
Uraian Indikator 5 sebagai berikut :Capaian indikator ini daslam bentuk program pemanfaatan ICT untuk
sistem informasi persekolahan dan pembelajaran termasuk pengembangan e-learning, pemanfaatan TV-edukasi dan e-dukasi net.
Uraian Indikator 6 sebagai berikut :Sasaran Indikator ini tidak berjalan
Uraian Indikator 8 & 10 sebagai berikut :
Capaian Indikator ini tidak memenuhi target. Peningkatan mutu guru dansarana prasarana perlu di tingkatkan
Uraian Indikator 11 sebagai berikut :
Capaian target sarana dan prasarana program PAUD ditempuh dengankegiatan-kegiatan sebagai berikut :1. Blockgrant alat olahraga TK2. Blockgrant bantuan kelembagaan PAUD3. Bantuan rintisan program PAUD kelompok bermain (KB)4. Bantuan rintisan program PAUD Satuan PAUD Sejenis5. Bantuan rintisan program PAUD Taman Penitipan Anak (TPA)
kepada 5 lembaga se Provinsi Sulawesi Tenggara.
Uraian Indikator 12,13, & 14 sebagai berikut :Perkembangan Jumlah Sekolah,Unit Sekolah Baru dan Penambahan
ruang kelas baru mengalami peningkatan di tiap tahunnya.Telah terbangun3.652 gedung sekolah mulai dari SD hingga SMA dan Sederajat. BerikutRasio Murid Terhada Guru dan Murid Terhadap Sekolah di Provinsi SulawesiTenggara (Data BPS)
40
Uraian Indikator 5 sebagai berikut :Capaian indikator ini daslam bentuk program pemanfaatan ICT untuk
sistem informasi persekolahan dan pembelajaran termasuk pengembangan e-learning, pemanfaatan TV-edukasi dan e-dukasi net.
Uraian Indikator 6 sebagai berikut :Sasaran Indikator ini tidak berjalan
Uraian Indikator 8 & 10 sebagai berikut :
Capaian Indikator ini tidak memenuhi target. Peningkatan mutu guru dansarana prasarana perlu di tingkatkan
Uraian Indikator 11 sebagai berikut :
Capaian target sarana dan prasarana program PAUD ditempuh dengankegiatan-kegiatan sebagai berikut :1. Blockgrant alat olahraga TK2. Blockgrant bantuan kelembagaan PAUD3. Bantuan rintisan program PAUD kelompok bermain (KB)4. Bantuan rintisan program PAUD Satuan PAUD Sejenis5. Bantuan rintisan program PAUD Taman Penitipan Anak (TPA)
kepada 5 lembaga se Provinsi Sulawesi Tenggara.
Uraian Indikator 12,13, & 14 sebagai berikut :Perkembangan Jumlah Sekolah,Unit Sekolah Baru dan Penambahan
ruang kelas baru mengalami peningkatan di tiap tahunnya.Telah terbangun3.652 gedung sekolah mulai dari SD hingga SMA dan Sederajat. BerikutRasio Murid Terhada Guru dan Murid Terhadap Sekolah di Provinsi SulawesiTenggara (Data BPS)
40
Uraian Indikator 5 sebagai berikut :Capaian indikator ini daslam bentuk program pemanfaatan ICT untuk
sistem informasi persekolahan dan pembelajaran termasuk pengembangan e-learning, pemanfaatan TV-edukasi dan e-dukasi net.
Uraian Indikator 6 sebagai berikut :Sasaran Indikator ini tidak berjalan
Uraian Indikator 8 & 10 sebagai berikut :
Capaian Indikator ini tidak memenuhi target. Peningkatan mutu guru dansarana prasarana perlu di tingkatkan
Uraian Indikator 11 sebagai berikut :
Capaian target sarana dan prasarana program PAUD ditempuh dengankegiatan-kegiatan sebagai berikut :1. Blockgrant alat olahraga TK2. Blockgrant bantuan kelembagaan PAUD3. Bantuan rintisan program PAUD kelompok bermain (KB)4. Bantuan rintisan program PAUD Satuan PAUD Sejenis5. Bantuan rintisan program PAUD Taman Penitipan Anak (TPA)
kepada 5 lembaga se Provinsi Sulawesi Tenggara.
Uraian Indikator 12,13, & 14 sebagai berikut :Perkembangan Jumlah Sekolah,Unit Sekolah Baru dan Penambahan
ruang kelas baru mengalami peningkatan di tiap tahunnya.Telah terbangun3.652 gedung sekolah mulai dari SD hingga SMA dan Sederajat. BerikutRasio Murid Terhada Guru dan Murid Terhadap Sekolah di Provinsi SulawesiTenggara (Data BPS)
41
Uraian Indikator 15 sebagai berikut :Indikator Kinerja Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tidak
mencapai target yang di tetapkan. Diperlukan Peningkatan Gerakan Gemarmembaca agar minat masyarakat terhadap buku dapat meningkat.
Uraian Indikator 15 sebagai berikut :Pendidikan untuk jenjang SD, SMP,SMA mendapatkan perhatian
besar dari Gubernur Sultra. Hal ini masuk kedalam program BAHTERAMAS(BANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT).Program unggulan BAHTERAMAS terdiri dari program Pembebasan BiayaOperasional Pendidikan, program Pengobatan Gratis dan programPemberian Dana Block Grant bagi Desa dan Kelurahan sebesar Rp. 100 jutaserta Rp. 50 juta bagi Kecamatan.
Selain itu Gubernur Sultra juga memberikan beasiswa kepadasiswa/siswi SMA/SMK(sederajat) tidak mampu yang berprestasi untuk dapatmelanjutkan pendidikan ke jenjang strata satu (S1) dalam bentuk programCerdas Sultraku. Program ini juga memberikan beasiswa kepada mahasiswayang telah menyelesaikan pendidikan pada strata satu (S1) untukmelanjutkan pendidikan ke jenjang Magister.
Uraian Indikator 17 sebagai berikut :Capaian sertifikasi guru SD sederajat dan SMP sederajat melampaui
target yang telah di tetapkan, bagi capaian target sertifikasi guru SMAsederajat belum mancapai target yang ditetapkan.
41
Uraian Indikator 15 sebagai berikut :Indikator Kinerja Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tidak
mencapai target yang di tetapkan. Diperlukan Peningkatan Gerakan Gemarmembaca agar minat masyarakat terhadap buku dapat meningkat.
Uraian Indikator 15 sebagai berikut :Pendidikan untuk jenjang SD, SMP,SMA mendapatkan perhatian
besar dari Gubernur Sultra. Hal ini masuk kedalam program BAHTERAMAS(BANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT).Program unggulan BAHTERAMAS terdiri dari program Pembebasan BiayaOperasional Pendidikan, program Pengobatan Gratis dan programPemberian Dana Block Grant bagi Desa dan Kelurahan sebesar Rp. 100 jutaserta Rp. 50 juta bagi Kecamatan.
Selain itu Gubernur Sultra juga memberikan beasiswa kepadasiswa/siswi SMA/SMK(sederajat) tidak mampu yang berprestasi untuk dapatmelanjutkan pendidikan ke jenjang strata satu (S1) dalam bentuk programCerdas Sultraku. Program ini juga memberikan beasiswa kepada mahasiswayang telah menyelesaikan pendidikan pada strata satu (S1) untukmelanjutkan pendidikan ke jenjang Magister.
Uraian Indikator 17 sebagai berikut :Capaian sertifikasi guru SD sederajat dan SMP sederajat melampaui
target yang telah di tetapkan, bagi capaian target sertifikasi guru SMAsederajat belum mancapai target yang ditetapkan.
41
Uraian Indikator 15 sebagai berikut :Indikator Kinerja Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tidak
mencapai target yang di tetapkan. Diperlukan Peningkatan Gerakan Gemarmembaca agar minat masyarakat terhadap buku dapat meningkat.
Uraian Indikator 15 sebagai berikut :Pendidikan untuk jenjang SD, SMP,SMA mendapatkan perhatian
besar dari Gubernur Sultra. Hal ini masuk kedalam program BAHTERAMAS(BANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT).Program unggulan BAHTERAMAS terdiri dari program Pembebasan BiayaOperasional Pendidikan, program Pengobatan Gratis dan programPemberian Dana Block Grant bagi Desa dan Kelurahan sebesar Rp. 100 jutaserta Rp. 50 juta bagi Kecamatan.
Selain itu Gubernur Sultra juga memberikan beasiswa kepadasiswa/siswi SMA/SMK(sederajat) tidak mampu yang berprestasi untuk dapatmelanjutkan pendidikan ke jenjang strata satu (S1) dalam bentuk programCerdas Sultraku. Program ini juga memberikan beasiswa kepada mahasiswayang telah menyelesaikan pendidikan pada strata satu (S1) untukmelanjutkan pendidikan ke jenjang Magister.
Uraian Indikator 17 sebagai berikut :Capaian sertifikasi guru SD sederajat dan SMP sederajat melampaui
target yang telah di tetapkan, bagi capaian target sertifikasi guru SMAsederajat belum mancapai target yang ditetapkan.
42
Uraian Indikator 18 sebagai berikut :Target melek huruf sebagaimana yang ditetapkan 100% tidak
mencapai target. Capaian Target terpenuhi 91,29 %. Sisa pendudukButa Aksara Provinsi Sulawesi Tenggara usia 15-59 tahun sebesar10,28%.
2. Kesehatan :Berdasarkan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara 2008-2013 dan sasaran
strategis penetapan kinerja 2012 sasaran strategis Dinas Kesehatan adalah
sebagai berikut :
1. Menurunnya angka kematian ibu (AKI) dari 312 menjadi kurang dari 226 per
100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) dari 41 menjadi
kurang dari 26 per seribu kelahiran.
2. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dan meningkatnya usia
harapan hidup (UHH) dari 69 tahun menjadi 71 tahun.
3. Meningkatnya jumlah dan kualitas pusat-pusat pelayanan kesehatan.
4. Meningkatnya mutu, kualitas dan fasilitas pelayanan rujukan di Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi.
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan Rencana Jangka MenengahDaerah (RPJMD) dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2008 2013, Visi, Misi dan Tujuan, kegiatan yang akandilaksanakan pada tahun 2012, yang telah dituangkan dalam Penetapan Kinerja(PK) Tahun 2012. Hasil Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tahun 2012 adalahsebagai berikut:
Tabel 3.1Realisasi Indikator Kinerja
Dinas Kesehatan Prov. Sultra Tahun 2012
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUANTARGET REALI
SASI2012 2012
1 Kematian IbuAngka Kematian Ibu per100.000 kel.hidup
258.7
Pertolongan Persalinan Nakes (%) 96.0 79.60K4 (%) 96.2 80.21TT Bumil (%) 90.4 18.01Bumil Risti dirujuk (%) 89.0 27.71
43
2 Kematian BayiAngka Kematian Bayi per1.000 kel.hidup
21.9
Pertolongan Persalinan Nakes (%) 96.0 79.60
Bayi mendapat imunisasi lengkap (%) 97.2 80,5
Bayi BBLR ditangani (%) 97.7 12.85
Cakupan Kunjungan neonatal (0-7 hr) KN1 (%) 97.3 88.11
Cakupan Kunjungan neonatal (8-28 hr) KN2 (%) 96.8 85.29
Cakupan Kunjungan Bayi (%) 95.1 88.90
3 Gizi Buruk Gizi Buruk (%) 2.8
Gizi Buruk yang ditangani (%) 100 100
Pemantauan status gizi (Riskesdas 20210)balita- Buruk (%) 2.1 6.5
- Kurang (%) 8.0 16.3
- Normal (%) 89.3 66.9- lebih (%) 1.7 10.2
Bumil KEK ditangani (%) 100 -Pemberian Kap. Vit. A pd Bayi (%) 97.7 -
Pemberian Kap. Vit. A pd Balita (%) 98.0 84.74
Pemberian Kap. Vit. A pd Nifas (%) 90.0 -
Pemberian Fe pd Bumil. (%) 91.2 -
4 Penyakit Menular Penyakit Menular (%)
4.1 Malaria
Penderita tersangka malaria yang diperiksaspesimen darah/API
/1.000 pddk 1.75/1.000pddk
0.87
Penderita malaria yang diobati (%) 98.3 92
4.2 TBCAngka Konversi TB (%) 96,2 90.8
Kesembuhan penderita TBC (BTA Positif) (%) 96,5 86.2
4.3 HIV/Aids (Prev. 1/10.000 penduduk) /1.000 pddk
44
Rate)
4.8 DBD ( Insident Rate)
Penderita DBD yang ditangani (%) 100 1004.9 Diare
Balita dengan Diare yang ditangani (%) 100 100
4.1 ISPACakupan Balita dengan Pnemonia yangditangani
(%) 81.1 100
5 Air Bersih Air BersihRT menggunakan air bersih (%) 80.6 55.91
6 Obat Esensial Obat Esensial
Pengadaan Obat Esensial (%) 100 92
Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan (%) 93.3 18
Sumber: Laporan Program Lingkup Dinkes Prov. Sultra Tahun 2012
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2012 terdiri dari 28 Indikator kinerja programuntuk mendukung 7 (tujuh) sasaran strategik. Capaian kinerja (performance results)selama tahun 2012dari 31 indikator terdapat 27 indikator kinerja yang mencapaitarget dan 5 indikator kinerja yang belum mencapai target. Capaian untuk masing-masing sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
MENURUNNYA ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN
Sasaran Indikator ini tidak dapat di laporkan setiap tahun karena angka kematian ibumelahirkan per 1.000 KH dapat diperoleh dari hasil survey atau melalui RisetKesehatan Dasar, sementara Riset Kesehatan Dasar baru akan dilaksanakan padatahun 2013 ini.Untuk mengukur sasaran ini maka pencapain indikator kinerja tahun 2012 adalahsbb:
Tabel 3.2Capaian Program Peningkatan Kesehatan Ibu
Tahun 2012
NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN TARGET REALISASI %CAPAIANPelayanan Kesehatan Ibu
1 Pelayanan ibu hamil KunjunganKe empat kali (K4)
% 96,2 80,21 83,3
2 Imunisasi Tetanus Texoid (TT)Bumil
% 90,4 18,01 19,9
3 Bumil Resiko tinggi yang di rujuk % 89 27,71 31,1Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012
45
Analisis Capaian
Dalam dokumen Renstra terdapat 3 (tiga) indikator pelayanan kesehatan ibu yakni: Pelayanan Ibu Hamil Ke Empat Kali (K4),
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalahcakupan Ibu hamil yang telahmemperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali(minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan duakali pada triwulan ketiga umur kehamilan) oleh tenaga kesehatan.Perkembangan pencapaian K-4 berflutuasi yaitu pada tahun 2008 sebesar75,06% naik menjadi menjadi 84.32% tahun 2009, tahun 2010 mengalamipeningkatan yaitu 85.87% dan tahun 2011 mengalami peningkatan lagi menjadi90.0% sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi 79.6%. Trend pencapaianK-4 dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.1Trend Pencapaian K-4 Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 - 2012
Imunisasi Tetanus Toxoid(TT) Ibu Hamil.Pemberian Imunisasi pada calon pengantin dan Ibu Hamil selama hamil untukmemberikan perlindungan kepada ibu hamil terhadap tetanus toxoid.Pencapaian pada tahun 2012 sebesar 18,01% dari target 90,4% denganpencapaian sasaran sebesar 19,92%. Rendahnya pencapaian indikator inidisebabkan kurangnya pengetahuan calon pengantin dan ibu hamil tentangmanfaat pemberian imunisasi Tetanus Toxid sehingga mereka tidak secara rutinuntuk di imunisasi TT.
Ibu Hamil Risiko Tinggi Yang Dirujuk.Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatal dengankomplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuaidengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanankesehatan.
75.06
65
70
75
80
85
90
95
2008
Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar
45
Analisis Capaian
Dalam dokumen Renstra terdapat 3 (tiga) indikator pelayanan kesehatan ibu yakni: Pelayanan Ibu Hamil Ke Empat Kali (K4),
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalahcakupan Ibu hamil yang telahmemperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali(minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan duakali pada triwulan ketiga umur kehamilan) oleh tenaga kesehatan.Perkembangan pencapaian K-4 berflutuasi yaitu pada tahun 2008 sebesar75,06% naik menjadi menjadi 84.32% tahun 2009, tahun 2010 mengalamipeningkatan yaitu 85.87% dan tahun 2011 mengalami peningkatan lagi menjadi90.0% sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi 79.6%. Trend pencapaianK-4 dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.1Trend Pencapaian K-4 Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 - 2012
Imunisasi Tetanus Toxoid(TT) Ibu Hamil.Pemberian Imunisasi pada calon pengantin dan Ibu Hamil selama hamil untukmemberikan perlindungan kepada ibu hamil terhadap tetanus toxoid.Pencapaian pada tahun 2012 sebesar 18,01% dari target 90,4% denganpencapaian sasaran sebesar 19,92%. Rendahnya pencapaian indikator inidisebabkan kurangnya pengetahuan calon pengantin dan ibu hamil tentangmanfaat pemberian imunisasi Tetanus Toxid sehingga mereka tidak secara rutinuntuk di imunisasi TT.
Ibu Hamil Risiko Tinggi Yang Dirujuk.Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatal dengankomplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuaidengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanankesehatan.
75.06
84.32 85.87
90
80.21
2008 2009 2010 2011 2012
Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar
45
Analisis Capaian
Dalam dokumen Renstra terdapat 3 (tiga) indikator pelayanan kesehatan ibu yakni: Pelayanan Ibu Hamil Ke Empat Kali (K4),
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalahcakupan Ibu hamil yang telahmemperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali(minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan duakali pada triwulan ketiga umur kehamilan) oleh tenaga kesehatan.Perkembangan pencapaian K-4 berflutuasi yaitu pada tahun 2008 sebesar75,06% naik menjadi menjadi 84.32% tahun 2009, tahun 2010 mengalamipeningkatan yaitu 85.87% dan tahun 2011 mengalami peningkatan lagi menjadi90.0% sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi 79.6%. Trend pencapaianK-4 dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.1Trend Pencapaian K-4 Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 - 2012
Imunisasi Tetanus Toxoid(TT) Ibu Hamil.Pemberian Imunisasi pada calon pengantin dan Ibu Hamil selama hamil untukmemberikan perlindungan kepada ibu hamil terhadap tetanus toxoid.Pencapaian pada tahun 2012 sebesar 18,01% dari target 90,4% denganpencapaian sasaran sebesar 19,92%. Rendahnya pencapaian indikator inidisebabkan kurangnya pengetahuan calon pengantin dan ibu hamil tentangmanfaat pemberian imunisasi Tetanus Toxid sehingga mereka tidak secara rutinuntuk di imunisasi TT.
Ibu Hamil Risiko Tinggi Yang Dirujuk.Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatal dengankomplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuaidengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanankesehatan.
80.21
2012
46
Perkembangan Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditanganicenderung meningkat yaitu pada tahun 2008 29.32%, tahun 2009 34.52%,tahun 2010 58.05% dan tahun 2011naik lagi menjadi 65.26% namun pada tahun2012 mengalami pnurunan menjadi 27,71%. Trend pencapaian CakupanKomplikasi kebidanan yang ditangani dari tahun 2008-2012 ditunjukkan padagambar berikut:
Gambar 3.2Trend Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani
Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2008 - 2012
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa dari tiga indikator tersebutbelum ada yang mencapai target yang telah ditetapkan terutama indikator BumiResti yang dirujuk baru mencapai 27,71% dari target 89% dengan pencapaiansasaran sebesar 31,1%.
Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan ibudiantaranya kemampuan tenaga yang masih terbatas, belum semua desa memilikibidan, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dan dukungan sektoral yangmasih rendah. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka menanggulangipermasalahan tersebut, diantaranya pertemuan koordinasi dan integrasi programsecara terpadu dengan Kabupaten/Kota, peningkata kapasitas petugas,optimalisasi pemanfaatan dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK), optimalisasipenggunaan dana pembebasan biaya pengobatan, koordinasi dengan sektorterkait serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang.
MENURUNNYA ANGKA KEMATIAN BAYI
Untuk mengukur sasaran ini maka Indikator tidak dapat di laporkan setiap tahunkarena angka kematian ibu melahirkan per 1.000 KH dapat diperoleh dari hasilsurvey atau Riskesdas, di mana Riset Kesehatan Dasar baru akan dilaksanakanpada tahun 2013 ini.Untuk mengukur sasaran ini maka pencapaian indikator kinerja tahun 2012 adalahsbb:
29.32
010203040506070
2008
Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar
46
Perkembangan Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditanganicenderung meningkat yaitu pada tahun 2008 29.32%, tahun 2009 34.52%,tahun 2010 58.05% dan tahun 2011naik lagi menjadi 65.26% namun pada tahun2012 mengalami pnurunan menjadi 27,71%. Trend pencapaian CakupanKomplikasi kebidanan yang ditangani dari tahun 2008-2012 ditunjukkan padagambar berikut:
Gambar 3.2Trend Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani
Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2008 - 2012
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa dari tiga indikator tersebutbelum ada yang mencapai target yang telah ditetapkan terutama indikator BumiResti yang dirujuk baru mencapai 27,71% dari target 89% dengan pencapaiansasaran sebesar 31,1%.
Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan ibudiantaranya kemampuan tenaga yang masih terbatas, belum semua desa memilikibidan, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dan dukungan sektoral yangmasih rendah. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka menanggulangipermasalahan tersebut, diantaranya pertemuan koordinasi dan integrasi programsecara terpadu dengan Kabupaten/Kota, peningkata kapasitas petugas,optimalisasi pemanfaatan dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK), optimalisasipenggunaan dana pembebasan biaya pengobatan, koordinasi dengan sektorterkait serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang.
MENURUNNYA ANGKA KEMATIAN BAYI
Untuk mengukur sasaran ini maka Indikator tidak dapat di laporkan setiap tahunkarena angka kematian ibu melahirkan per 1.000 KH dapat diperoleh dari hasilsurvey atau Riskesdas, di mana Riset Kesehatan Dasar baru akan dilaksanakanpada tahun 2013 ini.Untuk mengukur sasaran ini maka pencapaian indikator kinerja tahun 2012 adalahsbb:
34.52
58.0565.26
27.71
2009 2010 2011 2012
Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar
46
Perkembangan Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditanganicenderung meningkat yaitu pada tahun 2008 29.32%, tahun 2009 34.52%,tahun 2010 58.05% dan tahun 2011naik lagi menjadi 65.26% namun pada tahun2012 mengalami pnurunan menjadi 27,71%. Trend pencapaian CakupanKomplikasi kebidanan yang ditangani dari tahun 2008-2012 ditunjukkan padagambar berikut:
Gambar 3.2Trend Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani
Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2008 - 2012
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa dari tiga indikator tersebutbelum ada yang mencapai target yang telah ditetapkan terutama indikator BumiResti yang dirujuk baru mencapai 27,71% dari target 89% dengan pencapaiansasaran sebesar 31,1%.
Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan ibudiantaranya kemampuan tenaga yang masih terbatas, belum semua desa memilikibidan, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dan dukungan sektoral yangmasih rendah. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka menanggulangipermasalahan tersebut, diantaranya pertemuan koordinasi dan integrasi programsecara terpadu dengan Kabupaten/Kota, peningkata kapasitas petugas,optimalisasi pemanfaatan dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK), optimalisasipenggunaan dana pembebasan biaya pengobatan, koordinasi dengan sektorterkait serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang.
MENURUNNYA ANGKA KEMATIAN BAYI
Untuk mengukur sasaran ini maka Indikator tidak dapat di laporkan setiap tahunkarena angka kematian ibu melahirkan per 1.000 KH dapat diperoleh dari hasilsurvey atau Riskesdas, di mana Riset Kesehatan Dasar baru akan dilaksanakanpada tahun 2013 ini.Untuk mengukur sasaran ini maka pencapaian indikator kinerja tahun 2012 adalahsbb:
27.71
2012
Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar
47
Tabel 3.3Capaian Program Peningkatan Kesehatan Anak
Tahun 2012NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN TARGET REALISASI
%CAPAIAN
Pelayanan Kesehatan Anak1 Bayi mendapat imunisasi langkap
(UCI) % 97,2 73.1 75.22 Bayi BBLR yang ditangani % 97,7 100 1023 Cakupan KN 1 % 97,3 88,11 90.54 Cakupan KN Lengkap % 96,8 85,29 88,15 Cakupan Kunjungan Bayi % 95,1 88,90 93,5
Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012
Analisis CapaianFokus indikator untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan anak dalamdokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi: Bayi mendapat imunisasi lengkap (UCI)
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalahDesa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebutsudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.Perkembangan Persentase Desa/Kelurahan UCI cenderung naik yaitu padatahun 2008 76%, tahun 2009 78%, dan tahun 2010 79.6%, tahun 2011 menjadi80.2% dan tahun 2012 turun menjadi 73,1%. Trend pencapaian CakupanKunjungan Bayi dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.3Trend Persentase Desa/Kelurahan UCI
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 - 2012
76
6870727476788082
2008
Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar
47
Tabel 3.3Capaian Program Peningkatan Kesehatan Anak
Tahun 2012NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN TARGET REALISASI
%CAPAIAN
Pelayanan Kesehatan Anak1 Bayi mendapat imunisasi langkap
(UCI) % 97,2 73.1 75.22 Bayi BBLR yang ditangani % 97,7 100 1023 Cakupan KN 1 % 97,3 88,11 90.54 Cakupan KN Lengkap % 96,8 85,29 88,15 Cakupan Kunjungan Bayi % 95,1 88,90 93,5
Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012
Analisis CapaianFokus indikator untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan anak dalamdokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi: Bayi mendapat imunisasi lengkap (UCI)
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalahDesa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebutsudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.Perkembangan Persentase Desa/Kelurahan UCI cenderung naik yaitu padatahun 2008 76%, tahun 2009 78%, dan tahun 2010 79.6%, tahun 2011 menjadi80.2% dan tahun 2012 turun menjadi 73,1%. Trend pencapaian CakupanKunjungan Bayi dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.3Trend Persentase Desa/Kelurahan UCI
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 - 2012
7879.6
80.2
72.36
2008 2009 2010 2011 2012
Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar
47
Tabel 3.3Capaian Program Peningkatan Kesehatan Anak
Tahun 2012NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN TARGET REALISASI
%CAPAIAN
Pelayanan Kesehatan Anak1 Bayi mendapat imunisasi langkap
(UCI) % 97,2 73.1 75.22 Bayi BBLR yang ditangani % 97,7 100 1023 Cakupan KN 1 % 97,3 88,11 90.54 Cakupan KN Lengkap % 96,8 85,29 88,15 Cakupan Kunjungan Bayi % 95,1 88,90 93,5
Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012
Analisis CapaianFokus indikator untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan anak dalamdokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi: Bayi mendapat imunisasi lengkap (UCI)
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalahDesa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebutsudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.Perkembangan Persentase Desa/Kelurahan UCI cenderung naik yaitu padatahun 2008 76%, tahun 2009 78%, dan tahun 2010 79.6%, tahun 2011 menjadi80.2% dan tahun 2012 turun menjadi 73,1%. Trend pencapaian CakupanKunjungan Bayi dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.3Trend Persentase Desa/Kelurahan UCI
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 - 2012
72.36% UCI desa
Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar
48
Cakupan KN1Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 48 jam setalah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Denganindikator ini dapat diketahui akses/jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatanNeonatal.
Cakupan KN LengkapAdalah cakupan pelayanan neonates sesuai standar, paling sedikit 3 kali, pada6-24 jam setelah lahir (KN1), pada 3-7 hari (KN2) dan pada 28 hari (KN3)setelah lahir yang dilakukan difasiltas kesehatan maupun kunjunganrumah.Dengan indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan dan kualitaspelayanan kesehatan neonatal. Pencapaian tahun 2012 adalah sebesar 85,29%dari target 96,8%
Cakupan Kunjungan Bayi.Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanankesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memilikikompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 7 kali.Perkembangan cakupan kunjungan bayi berflutuasi yaitu pada tahun 200874.31%, dan tahun 2009 turun menjadi 73.17%, sedangkan tahun 2010 naikmenjadi 85.62% dan tahun 2011 naik lagi menjadi 90.31% dan tahun 2012menurun lagi menjadi 88.9%. Trend pencapaian cakupan kunjungan bayi daritahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.4Trend Cakupan Kunjungan Bayi
Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2008 - 2012
Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan anakdiantaranya.kemampuan tenaga yang masih terbatas, belum semua desa
74.31
0
20
40
60
80
100
2008
Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar
48
Cakupan KN1Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 48 jam setalah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Denganindikator ini dapat diketahui akses/jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatanNeonatal.
Cakupan KN LengkapAdalah cakupan pelayanan neonates sesuai standar, paling sedikit 3 kali, pada6-24 jam setelah lahir (KN1), pada 3-7 hari (KN2) dan pada 28 hari (KN3)setelah lahir yang dil
Top Related