Lada
Click here to load reader
-
Upload
ria-sherly -
Category
Documents
-
view
233 -
download
0
description
Transcript of Lada
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Judul : EKSTRAKSI PIPERIN DARI BUAH LADA
TujuanPercobaan : Mempelajari teknik pemisahan senyawa dari padatan dengan cara
ekstraksi.
Pendahuluan
Lada dengan nama latin Piper nigrum, sudah dikenal sebagai penyedap makanan,
mengatasi bauan rasa makanan yang beraroma tak sedap, serta pengawet daging. Terdapat
beberapa macam lada, dua diantaranya adalah lada hitam dan lada putih. Lada hitam
diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau,mengupasnya,difermentasi untuk
menambah rasa lada, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, dan rasanya lebih
pedas. Sedangkan lada putih diperoleh dengan memetik biji masak merah, diremas perlahan-
lahan dan direndam dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar
matahari. Rasa pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin. Kandungan piperin dapat
merangsang cairan lambung dan air ludah. Selain itu lada bersifat pedas, menghangatkan dan
melancarkan peredaran darah (Septiatin, 2008).
Struktur piperin adalah sebagai berikut :
Piperin merupakan amida (R-CONH2). Reaksi hidrolisis amida dapat dilakukan baik dalam
suasana asam maupun suasana basa, dalam kedua kondisi ini, asam dan basa berfungsi
sebagai pereaksi dan bukan sebagai katalis, kemudian dalam suasana asam, terjadi
penyelangan air terhadap amida sedangkan dalam suasana basa terjadi penyerangan ion
hidroksil terhadap atom karbon karbonil amida (Syahmani dan Rilia Iriani, 2010).
Tumbuhan lada (piper ningrum L) termasuk tumbuhan semak atau perdu dan sering
ParafAsisten
kali menjalar dengan akar-akar pelekat. Tumbuhan lada mengandung minyak atsiri, pinena,
kariofilena, lionena, filandrena alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit
dan minyak lemak. Piperin (1-piperilpiperidin) C17H19O3N merupakan alkaloid dengan inti
piperidin. Piperin berbentuk kristal berwarna kuning. Piperin dapat mengalami foto-
isomerisasi oleh sinar membentuk isomer isochavisin (trans-cis), isopiperin (cis-trans),
chavisin (cis-cis), dan piperin (trans-trans) (Anwar, 1994).
Metode yang digunakan untuk mengisolasi piperin dari lada hitam tersebut adalah
ekstraksi soxhlet yang merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang
berbeda dari komponen-komponen dalam campuran/pemilihan jenis pelarut ini didasarkan
atas beberapa faktor, yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling campur,
reaktivitas, titik didih, dan criteria lainnya (Bernasconi, 1995).
Lada hitam merupakan suatu zat yang memiki kemampuan untuk melindungi tubuh
kita dari penyakit seperti jantung, kanker kolon (usus besar), sampai mencegah penuaaan.
Timing dari London mengadakan penelitian bahwa lada hitam ternyata bukan saja
bermanfaat sebagai rempah penyedap makanan. Menurut sebuah penelitian lada hitam juga
memiliki potensi menjadi obat baru penyakit pigmen kulit yang disebut vetiligo, dalam istilah
medis, vetiligo dikenal sebagai kondisi dimana sebagian wilayah kulit kehilangan pigmen
normal, sehingga permukaan kulit memutih (Lisnawati, 2004).
Prinsip Kerja
Prinsip kerja pada percobaan ini adalah pemisahan yang terjadi atas dasar
kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam suatu campuran dengan
menggunakan bantuan pelarut dan dengan metode ekstraksi soxhlet.
Alat
Sokhlet, labu alas bulat, kondensor, timbangan, mantel pemanas, erlenmeyer 100
mL, ice-bath, penangas air, pipet mohr, gelas ukur, corong penyaring, alat penentu titik leleh.
Bahan
Diklorometana, pelarut aseton:heksana (3:7), kertas saring.
Prosedur Kerja
1. Ditimbang 8 gram serbuk lada lalu bungkus dengan kertas saring. Dimasukkan sampel
kedalam alat soxhlet.
2. Dimasukkan diklorometana sebanyak 20 mL kedalam labu alas bulat 50 mL dan set alat
tersebut menjadi alat sokhlet.
3. Dipanaskan heating mantle selama beberapa sirkulasi sampai terekstrak sempurna (sekitar
1 jam). Didinginkan labu hingga suhu kamar.
4. Ekstrak yang diperoleh dipindah kedalam erlenmeyer 100 mL dan dievaporasi pelarut
diklorometana dengan penangas air hingga diperoleh cairan kental seperti minyak kecoklatan.
Dilakukan ini dalam lemari asam.
5. Didinginkan dalam ice-bath dan ditambahkan 6 mL aseton:heksana (3:7) dingin sambil
diaduk selama 5 menit. Dievaporasi kembali pelarut yang ada menggunakan penangas air.
6. Didinginkan ekstrak dalam ice bath dan ditambahkan 6 mL aseton:heksana (3:7) dingin
sambil diaduk. Lalu didinginkan selama 10 menit sampai terbentuk kristal jarum.
7. Disaring kristal dan cuci dengan 5 mL n-heksana dingin.
8. Dimasukkan isolat piperin kedalam tabung reaksi dan dilarutkan dengan pelarut campuran
aseton:heksana (3:7) panas dengan jumlah pelarut seminimum mungkin.
9. Didiamkan tabung reaksi pada suhu kamar, sampai kristal piperin terbentuk kembali
(sekitar 15 menit). Dilanjutkan dengan pendinginan tabung reaksi dalam ice bath selama 20
menit.
10. Disaring kristal yang terbentuk dan cuci dengan 5 mL aseton:heksana (3:7) dingin.
11. Dikeringkan kristal diudara, ditimbang dan ditentukan titik lelehnya.
Data dan Perhitungan
Data Percobaan
Massa sampel : 8 gram
Volume pelarut : 6 mL
Bau : pedas khas lada
Warna : putih kecoklatan
Titik leleh : 140 °C
Hasil
No. Hasil Praktikum Hasil gambar
1. Sampel lada berupa serbuk
2. Sampel telah dibungkus dengan
kertas saring
3. Pelarut diklorometana dalam labu
alas bulat
4. Proses ekstraksi
5. Hasil ekstraksi diperoleh ketika
proses ekstraksi berlangsung
6. Hasil ekstraksi dipindahkan dalam
erlenmeyer
7. Hasil ekstraksi dievaporasi
8. Hasil epavorasi yang pertama
9. Hasil epavorasi yang kedua
didinginkan dan ditambahkan
pelarut
10. Kristal yang terbentuk kemudian
ditambahkan sedikit pelarut
11. Kristal yang terbentuk setelah
penyaringan
Pembahasan Hasil
Percobaan ini menggunakan metode ekstraksi soxhlet untuk mengisolasi piperin dari
lada hitam. Metode tersebut merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut
yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran atau pemilihan jenis pelarut ini
didasarkan atas beberapa factor, yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling
campur, reaktivitas, titik didih, dan criteria lainnya.
Perlakuan pertama yaitu preparasi sampel. Lada hitam yang telah dibersihkan
kemudian dihaluskan dengan menggunakan mortar, lada dihaluskan sampai berbentuk
serbuk, penghalusan bertujuan agar zat-zat yang terkandung pada lada hitam mudah melarut
dalam pelarut. Hal ini karena semakin halus serbuk maka kelarutan akan semakin meningkat,
karena akan semakin banyak terjadi kontak antara serbuk dengan pelarut, sehingga semakin
banyak zat yang dapat terbentuk dan semakin efisien proses pemisahan atau ekstraksi yang
terjadi. Sampel yang telah halus kemudian ditimbang dengan neraca digital dan diperoleh
sampel sebesar 8 gram. Selanjutnya membungkus sampel lada hitam yang berupa serbuk
dengan menggunakan kertas saring kemudian dibungkus dengan memanjang dan diikat
dengan benang gandir disetiap ujungnya, kertas saring tidak boleh melebihi batas pipa yang
berada disamping soxhlet, hal tersebut dilakukan agar semua sampel yang diekstraksi dapat
tersekstrak dengan baik oleh pelarut. Digunakan kertas saring sebagai pembungkus karena
kertas saring mempunyai dinding yang tipis dan berpori sehingga dapat mempermudah
pelarut untuk menyerap piperin yang terkandung di dalam sampel. Pelarut yang digunakan
dalam praktikum ini adalah diklorometana.
Menggunakan pelarut diklorometana adalah untuk melarutkan zat yang diinginkan
dari dalam lada hitam. Diklorometana digunakan karena baik piperin maupun diklorometana
memiliki kepolaran yang sama yaitu bersifat polar sehingga diklorometana mampu
melarutkan piperin.
Perlakuan selanjutnya adalah proses ekstraksi yang diawali dengan mengisi labu alas
bulat dengan 60 mL diklorometana kemudian memasukkan kertas saring yang telah berisi
serbuk lada hitam kedalam alat soxhlet dan merangkai alat soxhlet dengan labu alas bulat dan
dilanjutkan dengan proses ekstraksi yaitu pemanasan heating mantle selama 8 sirkulasi
sampai terekstrak sempurna. Proses soxhletasi terjadi penguapan pelarut diklorometana yang
kemudian didinginkan dalam kondensor sehingga jatuh berupa cairan dan mengenai sample
serbuk lada hitam untuk melarutkan zat aktif berupa piperin di dalam sampel lada hitam dan
jika seluruh cairan pelarut diklorometana yang membawa solute telah mencapai permukaan
sifon akan keluar melalui pipa kecil menuju labu alas bulat dan proses ini terjadi secara terus
menerus atau disebut juga proses sirkulasi. Ekstraksi ini dihentikan apabila warna pelarut
tidak mengalami perubahan lagi saat kontak dengan sampel. Hasil ekstrak lada hitam
berwarna hijau kekuningan karena ada senyawa yang larut didalamnya, yaitu piperin dan
senyawa yang hampir serupa.
Perlakuan selanjutnya adalah mengevaporasi hasil ekstrak lada hitam di lemari asam
menggunakan penangas air, saat pemberhentian pada proses ekstraksi dilakukan dan
dilanjutkan dengan pelepasan rangkaian alat soxhlet, maka labu alas bulat harus segera
ditutup untuk menghindari adanya penguapan zat. Evaporasi tersebut bertujuan untuk
memisahkan hasil ekstrak dengan pelarutnya yaitu diklorometana. Hasil evaporasi
memperoleh larutan berwarna coklat dan dengan volume lebih sedikit daripada hasil ekstrak
sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pelarut telah menguap, kemudian larutan tersebut
didinginkan dalam ice bath dan ditambahkan 6 mL aseton:heksana (3:7) dingin sambil diaduk
selama 5 menit. Selanjutnya yaitu mengevaporasi kembali pelarut yang ada menggunakan
penangas air, kemudian didinginkan larutan hasil ekstrak tersebut dalam ice bath dan
ditambahkan 6 mL aseton:heksana (3:7) dingin sambil diaduk. Lalu didinginkan selama 10
menit sampai terbentuk kristal jarum. Kegunaan dari penambahan aseton:heksana (3:7)
berfungsi untuk melarutkan zat pengotor pada sampel. Pelarut aseton:heksana (3:7)
mempunyai titik didih yang rendah diamana heksana berkisar 69 °C dan aseton ± 60 °C atau
133 °F.
Perlakuan selanjutnya adalah proses rekristalisasi yang dilakukan penyaringan
kristal dengan kertas saring dan kemudian dicuci dengan 5 mL aseton:heksana (3:7) dingin.
Heksana digunakan sebagai pelarut untuk proses rekristalisasi karena heksana merupakan
pelarut yang baik untuk proses rekristalisasi, pelarut yang baik adalah pelarut yang tidak
boleh bereaksi dengan zat yang akan dimurnikan dan senyawa yang akan dimurnikan hanya
larut sedikit pada suhu kamar tetapi sangat larut pada suhu yang lebih tinggi. Pelarut
aseton:heksana (3:7) kemudian juga digunakan untuk membilas erlenmeyer untuk mengambil
sisa-sisa kristal yang tertinggal.
Perlakuan selanjutnya memasukkan isolat piperin kedalam tabung reaksi dan
dilarutkan dengan pelarut heksana panas dengan jumlah pelarut seminimum mungkin,
kemudian didiamkan tabung reaksi pada suhu kamar, sampai kristal piperin terbentuk
kembali. Dilanjutkan dengan pendinginan tabung reaksi dalam ice bath selama 20 menit.
Kemudian dilakuakn penyaringan kristal yang terbentuk dan dicuci dengan 5 mL
aseton:heksana (3:7) dingin. Selanjutnya kristal dikeringkan didalam oven untuk mengurangi
kadar pelarut atau air pada kristal sehingga tidak mempengaruhi massa dari kristal,
selanjutnya kristal ditimbang dan diperoleh massa kristal yang sangat sedikit dan tidak dapat
mengurangi massa kertas saring sebagai wadahnya.
Perlakuan terakhir dari percobaan ini adalah penentuan titik leleh piperin yang
diperoleh adalah 140 °C. Titik leleh yang didapatkan tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa titk leleh piperin adalah sebesar 126 – 129,5 oC. Penentuan rendemen
tidak dilakukan dalam percobaan ini, karena masssa sampel yang dihasilkan sangat sedikit,
kecilnya hasil rendemen yang didapatkan disebabkan dari terlalu singkatnya proses ektraksi
dan luas permukaan dari sampel lada yang sangat kecil megakibatkan sedikitnya piperin yang
terekstrak.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode ekstraksi soxhlet adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
dengan menggunakan bantuan pelarut.
2. Isolasi piperin dari lada hitam pada percobaan ini menggunakan pelarut diklorometana
karena piperin dan diklorometana merupakan senyawa yang bersifat polar.
3. Titik lebur piperin yang didapatkan dari percobaan sebesar 140 °C.
4. Tidak dilakukan penentuan rendemen karena kecilnya massa yang diperoleh dari
percobaan.
Referensi
Anwar, Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Bernasconi. 1995. Teknik Kimia II. Jakarta: Pradya Paramitha.
Lisnawati. 2004. Isolasi dan Karakterisasi Piperin dan Lada Hitam Skripsi sarjana.
Banjarmasin: FKIP UNLAM.
Septiatin, Eatin. 2008. Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan Tanaman
Liar. Bandung: CV.YRAMA WIDYA.
Syahmani dan Rilia Iriani. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Banjarmasin: FKIP
UNLAM.
Saran
Sebaiknya praktikan harus lebih berhati-hati dalam melakukan percobaan agar
kesalahan yang memungkinkan terjadi dapat diminimalisir, sehingga percobaan dapat
berjalan dengan lancar.
Nama Praktikan
Ria Sherly Farida