lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila...

46
MODUL PRAKTIKUM HUKUM PERADILAN MILITER LABORATORIUM HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017

Transcript of lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila...

Page 1: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

MODUL PRAKTIKUMHUKUM PERADILAN MILITER

LABORATORIUM HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017

Page 2: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

HUKUM MILITER DI INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Dinamika perkembangan dan keterkaitan kehidupan Nasional dan

Internasional yang semakin luas dewasa ini memberikan pengaruh terhadap

perkembangan Hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Demikian pula perkembangan Hukum Militer di Indonesia yang berlandaskan

falsafah Pancasila dan UUD 1945 menjadi obyek perubahan dan penyempurnaan,

sesuai dengan Dasar-dasar atau Prinsip-prinsip Organisasi Kemiliteran dan

pertumbuhan Hukum Militer di Indonesia maupun di tingkat internasional. Pengaruh

Hukum Internasional terhadap perkembangan Hukum Militer di Indonesia dapat

diterima sepanjang hal itu sesuai dengan landasan Hukum Militer Indonesia seperti

Pancasila dan UUD 1945 dan aturan lain yang berlaku.

Peradilan Militer merupakan peradilan khusus, kekhususan disini terletak

kepada subjek hukum yaitu militer. Militer dianggap sebagai komunitas khusus

karena terikat pada disiplin dan moril yang prima agar selalu siap untuk dikerahkan

dalam setiap penugasan. Menurut Moch. Faisal Salam, dalam bukunya berjudul

“Hukum Acara Pidana Militer di Indonesia”, menegaskan sebagai berikut :

“Walaupun sebagai warga Negara Republik Indonesia, tentara bukan

merupakan kelas tersendiri, karena tiap anggota tentara adalah juga sebagai anggota

masyarakat biasa, tetapi karena adanya beban kewajiban angkatan Bersenjata sebagai

inti dalam pembelaan dan pertahanan Negara, maka diperlukan suatu pemeliharaan

ketertiban yang lebih berdisiplin dalam organisasinya, sehingga seolah-olah

merupakan kelompok tersendiri untuk mencapai/melaksanakan tujuan tugasnya yang

pokok, untuk itu diperlukan suatu hukum yang khusus dan peradilan yang tersendiri

yang terpisah dari peradilan umum”.1

Menurut Soegiri, ada beberapa alasan mengapa perlu dibentuk peradilan

militer yang berdiri sendiri terpisah dari peradilan umum, yaitu :

1. Adanya tugas pokok yang berat untuk melindungi, membela dan

1Moch. Faisal Salman, Hukum Acara Pidana Militer di Indonesia (cet. II Bandung : Mandar Maju, 2002), Hal. 14

Page 3: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

2. Diperlukannya organisasi yang istimewa dan pemeliharaan serta pendidikan yang

khusus berkenaan dengan tugas pokok mereka yang penting dan berat.

3. Diperkenankannya mempergunakan alat-alat senjata dan mesiu dalam

4. Diperlukannya dan kemudian diperlakukannya terhadap mereka aturan-aturan

sanksi-sanksi pidana yang berat juga sebagai sarana pengawasan dan serta bertingkah

laku sesuai dengan apa yang dituntut oleh tugas pokok.mempertahankan integritas

serta kedaulatan bangsa dan Negara yang jika perlu dilakukan dengan kekuatan

senjata dan cara berperang.pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya.dan norma-

norma hukum yang keras, berat dan khas serta didukung oleh pengendalian terhadap

setiap anggota militer agar bersikap dan bertindakserta bertingkah laku sesuai dengan

apa yang dituntut oleh tugas pokok.2

Keberadaan peradilan militer di Indonesia tercantum dalam konstitusi Negara yang

didasarkan kepada Pasal 24 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 Bab IX tentang

kekuasaan kehakiman disebutkan bahwa :

“Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan

peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,

lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan

tata usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”.

TNI merupakan bagian dari Aparatur Negara dan Warga Negara yang wajib

tunduk dan taat kepada Hukum, Perundang-Undangan serta Peraturan yang berlaku.

Ketaatan terhadap aturan harus tercermin dalam sikap dan tingkah laku Prajurit TNI

sehari-hari. Hukum Disiplin bagi prajurit TNI merupakan Aturan yang sangat

mendasar dan diwujudkan pada ketaatan serta kepatuhan yang sungguh-sungguh dan

didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas kewajiban sesuai dengan aturan-

aturan Tata Kehidupan Prajurit. Oleh karena itu, fokus pembahasan materi Hukum

Militer lebih ditekankan pada Hukum Disiplin Militer.

B. Tujuan Praktikum Hukum Acara Peradilan Militer.

Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:1. Mahasiswa mengetahui dan memahami Panggilan bagi

Pelanggar Disiplin di Militer.Target :- Mahasiswa memahami pembuatan suratPanggilan Pelanggar Disiplin.

2 Soegiri, SH., et. al., 30 Tahun Perkembangan Peradilan Militer di Negara Republik Indonesia (Jakarta: CV. IndraDjaya, 1974)

Page 4: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

Metode :- Ceramah- Praktek/ Latihan surat Panggilan Pelanggar Disiplin- Diskusi- Pemanduan/ Pendampingan- Asistensi.Luaran :- Mahasiswa membuat membuat naskah surat kuasa Khusus

2. Mahasiswa mengetahui dan memahami Pembuatan Berita acara Pemeriksaan (BAP) pelanggaran disiplin.Target :- Mahasiswa memahami Pembuatan Berita acara Pemeriksaan (BAP) pelanggaran disiplin.

Metode :- Ceramah- Praktek/ Latihan membuat Berita acara Pemeriksaan (BAP) pelanggaran disiplin.

- Diskusi- Pemanduan/ Pendampingan- Asistensi.Luaran :- Mahasiswa membuat naskahBerita acara Pemeriksaan (BAP)

3. Mahasiswa Mengetahui dan memahami Resume Hasil Pemeriksaan.Target :- Mahasiswa memahami pembuatan Resume Hasil Pemeriksaan.Metode :- Ceramah- Praktek/ Latihan membuat Resume Hasil Pemeriksaan.- Diskusi- Pemanduan/ Pendampingan- Asistensi.Luaran :- Mahasiswa membuat naskahResume Hasil Pemeriksaan.

4. Mahasiswa mengetahui dan memahami Proses pembuatan Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin Prajurit.Target :- Mahasiswa memahami proses pembuatan Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin Prajurit.

Metode :- Ceramah- Praktek- Diskusi- Pemanduan/ Pendampingan- Asistensi.Luaran :- Mahasiswa membuat naskah Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin Prajurit.

Page 5: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

5. Mahasiswa mengetahui dan memahami Pembuatan Permohonan Banding.Target :- Mahasiswa memahami pembuatan Permohonan BandingMetode :- Ceramah- Praktek/ Latihan membuat Permohonan Banding- Diskusi- Pemanduan/ Pendampingan- Asistensi.Luaran :- Mahasiswa membuat naskahPermohonan Banding

6. Mahasiswa mengetahui dan memahami Proses Pembuatan KlemensiTarget :- Mahasiswa memahami Proses Pembuatan KlemensiMetode :- Ceramah- Praktek/ Latihan Proses Pembuatan Klemensi- Diskusi- Pemanduan/ Pendampingan- Asistensi.Luaran :Mahasiswa membuat naskah Klemensi

7. Mahasiswa mengetahui dan memahami Proses Pembuatan Surat Penghentian Perkara oleh Papera.Target :- Mahasiswa memahami Proses Proses Pembuatan Surat Penghentian Perkara oleh Papera

Metode :- Ceramah- Praktek/ Latihan Proses Proses Pembuatan Surat Penghentian Perkara oleh Papera

- Diskusi- Pemanduan/ Pendampingan- Asistensi.Luaran :Mahasiswa membuat naskah Surat Penghentian Perkara oleh Papera.

Page 6: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

BAB II

PENGANTAR HUKUM MILITER DI INDONESIA

Hukum Militer yang berlaku pada saat ini di Indonesia sebagian besar berasal dari

Perundang-undangan warisan Pemerintahan Hindia Belanda yang dipengaruhi oleh hukum

Militer Eropa Kontinental.Meski perkembangan Hukum Militer di Belanda telah mengalami

perubahan yang besar sesuai dengan perkembangan profesi militer yang modern. Namun

tidak demikian dengan di Indonesia, perubahan Hukum Militer yang responsif terhadap

kehidupan militer yang lebih maju dan profesional perubahan ini masih belum dapat

dilaksanakan dengan cukup mengigat hukum militer di Indonesia masih tetap mengacu pada

produk hukum pemerintah kolonial Belanda yang kemudian dilakukan beberapa perubahan

disesuaikkan dengan falsafah Pancasila dan UUD 1945.

Produk Perundang-undangan.

Produk perundang-undangan hukum militer di Indonesia, mencakup:

1. Hukum Disiplin Militer (sekarang Undang-Undang No. 26 Tahun 1997 – Hukum Disiplin

Prajurit).

2. Hukum Pidana Militer.

3. Hukum Tata Negara Militer.

4. Hukum Administrasi/Tata Usaha Militer.

5. Hukum Sengketa Bersenjata/Hukum Humaniter.

a. Hukum Disiplin Prajurit.

Disiplin prajurit TNI adalah ketaatan dan kepatuhan yang sungguh-sungguh dari

setiap prajurit TNI yang didukung oleh kesadaran yang bersendikan Sapta Marga dan

Sumpah Prajurit untuk menunaikan tugas dan kewajiban serta bersikap dan berperilaku

Page 7: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

sesuai dengan aturan-aturan atau tata kehidupan prajurit TNI. Disiplin prajurit diatur dalam

peraturan disiplin dan ketentuan-ketentuan tata tertib prajurit dalam bentuk keputusan,

instruksi, surat keputusan, petunjuk, peraturan, dan surat telegram. Misalnya Peraturan

Penghormatan TNI, Peraturan Baris Berbaris, Peraturan Dinas Garnisun, Peraturan Dinas

Dalam, Tata Upacara dan peraturan seragam TNI.

Hukum Disiplin Prajurit adalah serangkaian peraturan dan norma untuk

mengatur, menegakkan dan membina disiplin atau tata kehidupan prajurit TNI agar

setiap tugas dan kewajibannya dapat berjalan dengan sempurna. Hukum Disiplin Prajurit

yang berlaku sekarang adalah yang termuat dalam Kitab Undang-Undang No. 26 Tahun

1997, yang menentukan dengan tegas mengenai disiplin prajurit, pelanggaran hukum

disiplin prajurit, tindakan disiplin, hukuman disiplin; dan penyelesaian pelanggaran

hukum disiplin prajurit.

b. Hukum Pidana Militer.

Hukum Pidana Militer merupakan bagian dari hukum positif yang berlaku bagi

yustisiabel badan peradilan militer yang menentukan dasar-dasar dan peraturan-peraturan

tentang tindakan terlarang dan yang diharuskan, terhadap pelanggaran yang terjadi

diancam dengan pidana menentukan pula dalam hal apa dan bilamana pelanggar

mempertanggungjawabkan tindakannya serta menentukan pula cara penuntutan

penjatuhan pidana dan pelaksanaan pidana untuk terwujudnya keadilan.

Proses Penyelesaian Perkara Pidana dalam lingkungan Peradilan Militer

Page 8: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

c. Hukum Tata Negara Militer.

Hukum Tata Negara Militer adalah ketentuan-ketentuan hukum khusus yang

berlaku terutama dalam keadaan darurat dan atau perang di seluruh atau sebagian

wilayah NKRI dalam keadaan tertentu yang membahayakan kelangsungan hidup Negara.

Hukum dalam keadaan darurat didasarkan pada pasal 12 UUD 1945 dan diatur lebih

lanjut dalam UU No. 23 Prp 1959 tentang UU Keadaan Bahaya.

d. HukumAdministrasi(Tata Usaha) Militer.

PENYIDIKAN

DASARLAPORANPENGADUANTERTANGKAP TANGAN

PENUNTUTAN

ODITUR MILITERRIK TAMBAHANBAPAT/SPHDAKWAANTUNTUTAN

SIDANG :-TERBUKA UTK UMUM-PEMBACAAN SRT DAKWAAN-EKSEPSI DARI TERDAKWA/PH-TUNTUTAN-PLEDOI DARI PH-REPLIK DARI ORMIL-DUPLIK DARI PH

DILMIL

PERSIDANGAN

UPAYA HUKUM-MEMORI BANDING-MEMORIKASSI-PK (ADA BUKTI BARU)

PUTUSAN-MENERIMA-MENOLAK

-MASMIL-STALTUNTIBMIL-RUTAN/LPU

ODITUR MILITER

PELAKSANAAN PUTUSAN/EKSEKUSI

1. HKMN PIDANA POKOK :PIDANA MATIPENJARAKURUNGANDENDAHKMN TUTUPAN

2. HKMN PIDANA TAMBAHAN :PENCABUTAN HAK-HAK TERTENTUPENYITAAN BARANG-BARANG TERTENTUPENGUMUMAN KEPUTUSAN HAKIM

SETUJU/TOLAK :SKEPPERASKEPTUPRASKEPKUMPLIN

PAPERAANKUMPOLISI MILITERODITUR MILITER

LIDIK/IDIK/BAP

Page 9: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

Hukum administrasi/tata usaha secara umum adalah ketentuan-ketentuan yang

mengatur hubungan dan akibat hukum antara pihak pemegang kekuasaan dengan pihak

yang berada dibawah kekuasaannya berkaitan dengan pelaksanaan kekuasaan tersebut

yang diwujudkan dalam bentuk keputusan-keputusan administrasi.

Tata Usaha ABRI/TNI adalah administrasi TNI yang melaksanakan fungsi untuk

menyelenggarakan pembinaan dan penggunaan TNI serta pengelolaan pertahanan

Negara. Sedangkan keputusan tata usaha TNI adalah suatu penetapan tertulis yang

dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha TNI yang berisi tindakan hukum

berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan berkaitan dengan

penyelenggaraan pembinaan dan penggunaan TNI serta pengelolaan pertahanan dibidang

personel, materiel, fasilitas dan jasa yang bersifat kongkrit, individual dan final yang

menimbulkan akibat hukum bagi orang atau badan hukum perdata.

Keputusan-keputusan tata usaha yang tidak termasuk dalam keputusan tata usaha

ABRI/TNI adalah :

1) Keputusan Tata Usaha TNI yang merupakan perbuatan hukum perdata;

2) Keputusan Tata Usaha TNI yang digunakan dalam bidang operasi militer;

3) Keputusan Tata Usaha TNI yang digunakan di bidang keuangan dan perbendaharaan;

4) Keputusan Tata Usaha TNI yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan

peradilan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

5) Keputusan Tata Usaha TNI yang dikeluarkan berdasarkan Kitab Undang Undang

Hukum Pidana atau Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana atau ketentuan

peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hokum pidana, hukum pidana

militer dan hukum disiplin prajurit;

6) Keputusan Tata Usaha TNI yang merupakan pengaturan yang bersifat umum;

7) Keputusan Tata Usaha TNI yang masih memerlukan persetujuan.

Kepala Pengadilan Militer Tinggi berwenang memutuskan dengan suatu penetapan

yang dilengkapi dengan pertimbangan bahwa gugatan tidak dapat diterima atau tidak

berdasar, dalam hal :

a. Pokok gugatan tidak termasuk dalam wewenang pengadilan;

b. Syarat gugatan tidak dipenuhi oleh penggugat sekalipun ia sudah diberi

tahu dan diperingatkan;

c. Gugatan tidak didasarkan alasan yang layak;

Page 10: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

d. Apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah dipenuhi oleh

keputusan tata usaha TNI yang digugat;

e. Gugatan diajukan sebelum waktunya atau sudah lewat waktunya.

Page 11: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

BAB III

PERANAN DAN TUGAS ANKUMDALAM PENYELESAIAN PERKARA

Ketentuan perundang-undangan dan peraturan lain sebagai alat kendali pembinaan

disiplin telah mencukupi, akan tetapi penerapannya yang dilaksanakan para

Komandan/Kepala selaku Ankum terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran masih

belum optimal. Penegakan hukum disiplin dan tata tertib merupakan suatu rangkaian tindakan

yang melibatkan sekaligus tanggung jawab Komandan/Kepala sebagai pembina hukum

disiplin serta penegak hokum. Sebagai perwira yang disiapkan sebagai pemimpin yang

memiliki kewenangan dalam mengambil keputusan maka pemahaman pengetahuan hukum

militer dan proses penyelesaian pelanggaran yang dilakukan oleh anggotanya menjadi sangat

penting untuk mencegah timbulnya kesalahan dalam pengambilan keputusan.

Pengertian Hukum Disiplin. Hukum disiplin prajurit merupakan serangkaian

peraturan dan sarana untuk mengatur, menegakkan dan membina disiplin atau tata kehidupan

prajurit agar setiap tugas dan kewajiban Ankum dapat dilaksanakan dengan sempurna.

Pengertian Ankum. Adalah Atasan yang oleh atau atas dasar Undang-Undang No.

26 Tahun 1997 diberi kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin kepada setiap Prajurit TNI

yang berada di bawah wewenang Komandonya. Ankum secara berjenjang di lingkungan TNI

sebagai berikut :

a. Ankum berwenang penuh, mempunyai wewenag untuk menjatuhkan semua jenis

hukuman disiplinyaitu teguran, penahanan ringan paling lama 14 hari; dan penahanan

berat paling lama 21 hari sebagaimanaditentukan dalam pasal 8 UU No. 26 Tahun 1997

kepada setiap prajurit yang berada di bawah wewenang komandonya.

b. Ankum berwenang terbatas, mempuyai wewenang untuk menjatuhkan semua jenis

hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 UU No. 26 Tahun 1997 kepada

setiap prajurit yang berada di bawah wewenang komandonya kecuali penahanan berat

terhadap perwira

c. Ankum Berwenang sangat terbatas¸mempunyai wewenang untuk menjatuhkan

hukuman disiplin teguran dan penahanan ringan kepada setiap Bintara dan Tamtama

yang berada di bawah wewenang komandonya.

d. Setiap Ankum berwenang:

1) Melakukan atau memerintahkan melakukan pemeriksaan terhadap prajurit yang

berada di bawah wewenang komandonya.

Page 12: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

2) Menjatuhkan hukuman disiplin terhadap setiap prajurit yang berada di bawah

wewenang komandonya.

3) Menunda pelaksanaan hukuman disiplin yang telah dijatuhkan.

e. Ankum atasan berwenang:

1. Menunda pelaksanaan hukuman.

2. Memeriksa dan memutus pengajuan keberatan.

3. Mengawasi dan mengendalikan Ankum di bawahnya, agar kewenangan-

kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang dilaksanakan secara adil,

bijaksana dan tepat.

Page 13: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

Proses Penyelenggaraan Pelanggaran Hukum Disiplin.

a. Langkah Penanganan Perkara Pelanggaran Hukum Disiplin.

1) Pelanggaran hukum disiplin murni. Proses penyelesaian pelanggaran hukum

disiplin murni sepenuhnya dilaksanakan oleh Ankum selaku hakim disiplin

dengan cara sebagai berikut:

a. Memerintahkan Pa/Ba/Pejabat lain untuk melakukan pemeriksaan/

pengusutan terhadap dugaan terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh

anggota.

b. Pa/Ba/Pejabat lain melakukan pemeriksaa/pengusutan yang isinya

membuat:

(1) Fakta pelanggaran.

(2) Hal-hal yang meringankan/memberatkan.

c. Pa/Ba/Pejabat lain melaporkan hasil pemeriksaan/pengusutan yang telah

dilakukan kepada Komandan/Kepala disertai pendapat dan saran.

d. Bila Ankum tidak yakin/ragu-ragu bahwa si pelanggar bersalah, segera

bebaskan apabila pelanggar ditahan.

e. Bila Ankum yakin pelanggar bersalah segera memerintahkan unsur Staf

menyiapkan sidang disiplin dan menyiapkan SKHD (Surat Keputusan

Hukuman Disiplin) yang memuat :

(1) Alasan hukuman.

(2) Hal-hal yang memberatkan/meringankan.

(3) Dasar hukuman:

Pasal yang dilanggar.

Pasal kewenangan Ankum.

Pasal hukuman yang dijatuhkan.

2) Pelanggaran hukum disiplin tidak murni. Proses penyelesaian pelanggaran

hukum disiplin tidak murni merupakan kewenangan Papera setelah menerima

saran berupa pendapat hukum dari pejabat hukum/oditurat; dan dilakukan

dengan cara:

a) Ankum memerintahkan Pam/Provoost satuan untuk menyerahkan

pemeriksaan pelanggaran yang terjadi kepada penyidik untuk dilakukan

pemeriksaan/pengusutan.

Page 14: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

b) Ankum/Pa/Ba atas perintah/pejabat lain melakukan pemeriksaan/

pengusutan yang memuat.

Fakta pelanggaran.

Hal yang meringankan/memberatkan.

c) Hasil pemeriksaan/pengusutan penyidik atau Oditur diserahkan kepada

Papera disertai pendapat dan saran hukum.

d) Setelah Papera menerima pendapat hukum dari Oditurat Militer bahwa

perkaranya dapat diklasifikasikan sebagai perbuatan pelanggaran yang

ringan sifatnya dan cukup diselesaikan secara hukum disiplin, maka

Papera menjatuhkan hukuman disiplin sesuai tingkat pelanggarannya.

b. Jenis hukuman disiplin dan tindakan disiplin.

1) Hukuman disiplin. Berdasarkan pasal 8 Undang-Undang Nomor 26 Tahun

1997, jenis hukuman disiplin berupa :

a. Teguran.

b. Penahanan ringan paling lama 14 hari.

c. Penahanan berat paling lama 21 hari.

Terhadap hal-hal khusus (negara dalam keadaan bahaya, kegiatan operasi

militer, kesatuan yang disiagakan) dan pelanggaran yang dilakukan lebih

dari 2 kali selama waktu 6 bulan, hukumannya dapat diperberat dengan

tambahan waktu penahanan paling lama 7 hari.

2) Tindakan disiplin. Tindakan disiplin diperlukan untuk meningkatkan

kesadaran dan mencegah terulangnya kembali pelanggaran. Pada

hakekatnya tindakan disiplin harus bersifat mendidik untuk kepentingan

dinas atau kepentingan anggota yang melakukan pelanggaran (pasal 7 ayat

(2) UU No. 26 Tahun 1997). Tindakan disiplin dapat diambil oleh setiap

atasan terhadap bawahannya yang melakukan pelanggaran disiplin dan

tindakan yang telah diambil wajib dilaporkan kepada Ankum. Tindakan

yang diambil tidak boleh melampaui batas kewajaran dan tidak boleh

sewenang-wenang (Pasal 7 ayat (1) UU No. 26 Tahun 1997). Tindakan

disiplin dapat berupa:

a. Lari, pull up, sit up, push up.

b. Merangkak, merayap, jungkir, suling.

c. Korve yang bersifat ringan.

Page 15: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

d. Memerintahkan agar penampilan yang semestinya bila

pelanggarannya berupa ketidak-beresan dalam penggunaan seragam

TNI, rambut panjang, sepatu tidak disemir, dan lain-lain.

Proses Penyelesaian Pelanggaran Pidana.

a. Perkara terjadi di dalam satuan. Bila terjadi tindak pidana di dalam markas

satuan, maka Ankum memerintahkan unsur Pam/Provoost untuk melakukan :

Pemeriksaan/pengusutan yang isinya memuat fakta pelanggaran.

Melaporkan hasil pemeriksaan/pengusutan kepada Ankum selaku

Ankum.

Membuat saran.

pabila kasus tersebut derajat kesalahannya dapat digolongkan

sedemikian ringan sifatnya (pasal 352, 364, 373, 379, 407, 409 KUHP dan

Pasal 489 s.d 569 KUHP) atau pelanggaran pidana lainnya, maka disarankan

agar perkaranya dilimpahkan kepada penyidik (pasal 69 UU Nomor 31 Tahun

1997).

b. Perkara terjadi di luar satuan. Bila terjadi tindak pidana di luar satuan dan

perkaranya ditangani aparat penegak hukum, setelah Ankum menerima

laporan segera memerintahkan unsur Pam/provoost untuk :

1. Koordinasi dengan aparat yang menangani.

2. Membuat laporan tentang perkara yang terjadi.

3. Apabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran

tersebut dilimpahkan penyidikannya kepada Polisi Militer.

a. Sedangkan unsur Pers/Min menyiapkan :

b. Surat penyerahan penyidikan.

1. Bila dipandang perlu untuk kepentingan penyidikan dapat dilakukan

penahanan sementara dengan menyiapkan surat perintah penahanan

sementara paling lama 20 hari (Pasal 78 ayat (1) No. 31 Tahun 1997).

2. Perpanjangan penahanan hanya dilakukan oleh Papera (Pasal 122 ayat (1)

dan (2) UU No. 31 Tahun 1997) setiap kali 30 hari dan paling lama 180

hari (Pasal 78 ayat (2) UU No. 31 Tahun 1997).

Page 16: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

BAB IV

SIDANG DISIPLIN

Tujuan

a. Dalam rangka meningkatkan penegakan hukum, disiplin dan tata tertib dalam

jajaran TNI AD bagi prajurit yang melakukan pelanggaran hukum disiplin prajurit

dapat dijatuhi hukuman disiplin prajurit oleh Ankum yang berwenang.

b. Untuk mewujudkan tujuan meningkatkan disiplin, tata tertib dan penegakan

hukum di lingkungan TNI AD maka bagi prajurit yang melakukan pelanggaran

hukum disiplin prajurit perlu dijatuhi hukuman disiplin prajurit melalui sidang

disiplint.

c. Persidangan disiplin adalah proses pemeriksaan dan mengadili oleh Ankum atas

pelanggaran hukum disiplin prajurit yang dilakukan oleh prajurit di tempat yang

telah ditentukan.

Makna Persidangan Disiplin.

Persidangan disiplin diperlukan karena memiliki makna:

a. Agar terjadi dialoglangsung antara Ankum dengan terperiksa (pelaku

pelanggaran) di dalam pemeriksaan persidangan, dengan demikian Ankum dapat

melihat sikap mental prajuritnya yang melakukan pelanggaran dan dapat diketahui

alasan lain yang mengakibatkan terjadi pelanggaran.

b. Pengambilan keputusan oleh Ankum dalam menjatuhkan hukuman dapat lebih

cermat dan teliti dengan mempertimbangkan rasa keadilan berdasarkan keyakinan

atas tingkat kesalahan yang dilakukan anggotanya.

c. Pelaksanaan persidangan itu sendiri memiliki dampak psikologis terhadap anggota

lainnya yang pada gilirannya dapat menimbulkan efek preventif serta akan

mendorong peningkatan kesadaran dan ketaatan hukum pada prajurit lainnya.

d. Memberi keyakinan kepada Ankum akan kewenangannya selaku hakim disiplin

dan penegak hukum di kesatuannya.

e. Sebagai hakim disiplin dapat menerapkan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku dan menjatuhkan hukuman kepada anggotanya yang melakukan

pelanggaran melalui pentahapan dari proses pemeriksaan yang teliti sampai

dengan proses pemeriksaan pada persidangan disiplin.

Page 17: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

Pejabat Pelaksana Sidang Disiplin.

Adapun pejabat-pejabat sidang hukum disiplin adalah :

Hakim Disiplin adalah Ankum.

Sekretaris adalah Pejabat Personalia.

Pemeriksa adalah Pejabat Pam/Provoost.

Pendamping adalah Perwira atau Bintara yang ditunjuk oleh Ankum.

Bila pejabat b, c dan d berhalangan, Ankum dapat menunjuk atau menentukan

pejabat lain dalam kesatuan tersebut sebagai pengganti.

Provoost satuan bertugas mengamankan dan menghadirkan terperiksa dan saksi.

Proses Jalannya Sidang.

1. Dalam proses jalannya sidang disiplin tidak ada pembacaan surat dakwaan

sebagaimana dilakukan dalam persidangan pelanggaran pidana, yang ada

hanyalah pembacaan resume hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh unsur

Pam/Provoost.

2. Saat pembacaan resume oleh pemeriksa, Berita Acara Pemeriksaan sudah

diserahkan kepada Komandan/Kepala selaku Hakim Disiplin untuk dipelajari.

3. Pendamping memberikan masukan berupa saran kepada Hakim Disiplin tentang

hal ikhwal sikap perilaku anggotanya yang telah melakukan pelanggaran baik

yang bersifat meringankan atau yang memberatkan.

Urutan Kegiatan Sidang Disiplin.

Urutan kegiatan saat sidang disiplin militer digelar:

1. Sekretaris mempersiapkan segala perlengkapan serta bertanggung jawab atas

kelancaran persidangan.

2. Ankum sebagai Hakim Disiplin memasuki ruang sidang, Sekretaris

memerintahkan yang hadir pada persidangan untuk berdiri.

3. Setelah Ankum menempatkan diri, Sekretaris memerintahkan duduk kembali.

4. Laporan Sekretaris kepada Hakim Disiplin, bahwa sidang pelanggaran disiplin

terhadap terperiksa (sebutkan nama, pangkat dan Nrp) siap dibuka. Hakim

Disiplin memerintahkan Sekretaris kembali ke tempat

5. Hakim Disiplin membuka sidang dan memerintahkan Provoost menghadapkan

terperiksa melalui Sekretaris.

6. Lapor Provoost kepada Hakim Disiplin disertai terperiksa/saksi; Hakim disiplin

memerintahkan Provoost mengambil tempat yang telah ditentukan.

Page 18: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

7. Hakim disiplin memeriksa identitas terperiksa dan maksud pemeriksaan kemudian

memerintahkan Pemeriksa membacakan resume Berita Acara Pemeriksaan.

8. Setelah resume Berita Acara Pemeriksaan selesai dibacakan, Hakim Disiplin

menanyakan kepada terperiksa apakah sudah mengerti/memahami, apabila

tidak/belum paham, maka Hakim Disiplin wajib memberikan penjelasan dengan

bahasa yang mudah dimengerti oleh terperiksa, kemudian memerintahkan

terperiksa agar menempatkan diri di tempat yang telah disediakan.

9. Apabila dalam pemeriksaan terdapat saksi-saksi, maka yang diperiksa/didengar

keterangannya terlebih dahulu adalah saksi-saksi tersebut, kemudian terakhir

pemeriksaan terperiksa secara bergantian.

10. Sebelum Hakim Disiplin menjatuhkan putusan, Pendamping menyampaikan

pembelaan/saran pendapat untuk membantu Ankum memberikan pertimbangan.

11. Setelah pemeriksaan saksi/atau terperiksa dianggap cukup, sidang ditunda

beberapa saat guna mengambil keputusan.

12. Pada saat sidang ditunda, Sekretaris juga menyerahkan buku hukuman kepada

Hakim Disiplin.

13. Sidang dibuka kembali, Hakim Disiplin memerintahkan Provoost menghadapkan

terperiksa untuk dibacakan putusan.

14. Selama dibacakan surat keputusan hukuman disiplin, kedudukan terperiksa dalam

keadaan sikap sempurna, dilanjutkan penandatanganan Skep Kumplin oleh

terperiksa.

15. Sekretaris atas perintah Hakim Disiplin mempersilahkan Provoost untuk

membawa terhukum keluar sidang.

16. Laporan Sekretaris kepada Hakim Disiplin, bahwa sidang pelanggaran disiplin

telah dilaksanakan.

17. Sekretaris memohon agar hadirin untuk berdiri dan Hakim disiplin meninggalkan

ruangan sidang.

18. Sidang Disiplin selesai dilaksanakan

Catatan :

Anggota yang hadir dalam persidangan paling rendah berpangkat sama dengan

terperiksa.

Page 19: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

Denah, Letak dan Susunan Pejabat Persidangan.

H

D1

Keterangan : Perlengkapan :A : Hakim Disiplin / Ankum 1. Bendera Merah PutihB : Sekretaris 2. Meja dilapisi kain warna hijauC : Pendamping 3. KursiD1 : Terperiksa 4. Palu dan LandasanD2 : Terperiksa setelah diperiksa 5. Pengeras Suara (jika perlu)E : PemeriksaF : Saksi-saksiG : PengunjungH : Bendera Merah PutihI : Bendera Mahkamah Agung

G

A

B

EC

D2

F

i

Page 20: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

Daftar Pustaka

Buku :

Moch. Faisal Salman, Hukum Acara Pidana Militer di Indonesia (cet. II Bandung : Mandar

Maju, 2002).

Soegiri, SH., et. al., 30 Tahun Perkembangan Peradilan Militer di Negara Republik Indonesia

(Jakarta: CV. IndraDjaya, 1974)

Artikel :

H. Riza Thalib, S.H., M.H., Kedudukan Peradilan Militer Dalam Sistem Hukum Indonesia,

MABES TNI, 2010

Undang-Undang:

Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor  31 Tahun 1997 TentangPeradilan Militer.

Page 21: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

SURAT PANGGILAN I / II *)NOMOR : .......................

1. Bersama ini diminta dengan hormat kehadiran Saudara :Nama : . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .NIP. : .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Pangkat/Gol.Ruang : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .Jabatan : . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kesatuan : . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Untuk menghadap kepada :Nama : . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .NRP./NIP. : . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Pangkat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .Jabatan : . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Kesatuan : . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

pada :Hari : . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Jam : . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Tempat : . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Untuk diperiksa/dimintai keterangan*) sehubungan dengan dugaan pelanggaran disiplin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. **)2. Demikian untuk dilaksanakan.

........................................................Atasan langsung/Ketua Tim Pemeriksa*)

NamaTembusan : Pangkat/Corps/Nrp/Nip/Gol1. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . *) Coret yang tidak perlu**) Tulislah pelanggaran disiplin yang diduga dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.Contoh BAP

Contoh Surat Panggilan LAMPIRAN

Page 22: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

BERITA ACARA PEMERIKSAANNomor :

Pada hari ini . . . . . . tanggal . . . .. bulan . . . . . . . . tahun . . . . . .saya/TimPemeriksa*) :1. Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .

NRP/NIP : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. Pangkat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jabatan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. Kesatuan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

2. Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. NRP/NIP : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pangkat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jabatan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... Kesatuan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .

3. dst.Berdasarkan wewenang yang ada pada saya/Surat Perintah *) ................... telah melakukan pemeriksaan terhadap :

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .NRP/NIP : . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . Pangkat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..Jabatan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. Kesatuan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

Karena yang bersangkutan diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal ................ huruf .........Peraturan Menteri Pertahanan Nomor .................Tahun ............1. Pertanyaan :_______________ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . 1. Jawaban :______________ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Pertanyaan :________________. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Jawaban :______________ . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. dst.

Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.Yang diperiksa :Nama :NIP :Tanda tangan :

Pejabat Pemeriksa/Tim Pemeriksa*)1. Nama : ..............................NRP./NIP : ..............................Tanda tangan : ............................2. Nama : ..............................NRP./NIP : ..............................Tanda tangan : ............................

Page 23: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

**Mengetahui :Atasan Pemeriksa

dst.Nama

Pangkat/Corps/ /Nrp/Nip/Gol

*) Coret yang tidak perlu.**) Apabila pejabat yang berwenang menghukum menunjuk pejabat lain untuk memeriksa, maka harus membubuhkan tanda tangan sebagai persrtujuan hasil pemeriksaan.

Page 24: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

ContohKeputusan Atas Keberatan Penjatuhan Hukuman disiplin

KEPUTUSAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . *)NOMOR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAMembaca : 1. Surat keberatan yang diajukan Sdr. …………… NIP ................... pangkat ………..

jabatan . . . .. . . . .. tanggal . …. . . . . .. . . . . ;2. Surat tanggapan Sdr.. . . . . . . . NIP ................... pangkat ……….. jabatan . . . .. . . . ..

tanggal . …. . . . . .. . sebagai pejabat yang berwenang menghukum;Menimbang : a. bahwa berdasarkan keputusan Nomor……….tanggal…………. Sdr.

………………... NIP ................... pangkat ……….. jabatan . . . .. . . . .. tanggal . …. . . . . telah telah dijatuhi hukuman disiplin berupa ……………………...............;b. bahwa setelah menimbang dan mempelajari dengan seksama keberatan yang

diajukan oleh Sdr. ………………... NIP ................... pangkat ……….. jabatan . . . .. . . . .. tanggal .…. . . dan tanggapan dari ………………tanggal . …. . . . dapat diambil kesimpulan bahwa penjatuhan hukuman disiplin kepada Sdr. …………..sudah sesuai/tidak sesuai**) dengan perbuatan yang bersangkutan dan peraturan perundang-undangan.

c. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. . . . . . .;d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,

huruf c, perlu menetapkan Keputusan memperkuat/memperingan/memperberat/membatalkan**) Hukuman Disiplin Sdr…………………;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah di ubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;

2. PeraturanPemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .;4. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tentang

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

MEMUTUSKANMenetapkan :KESATU : Memperkuat/memperingan/memperberat/membatalkan**) ukuman

disiplin yang dijatuhkan kepda Sdr. ………………... NIP ................... pangkat ……….. jabatan . . . .. . . . .. unit kerja …………… berupa……………….. sesuai dengan Keputusan Nomor …….. tanggal . …. . . ., menjadi hukuamn disiplin………………..***)

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.KETIGA : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk

dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : ……………… . ….

Pada tanggal : ……………………. . . . . .. . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .*)

NAMA . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . NIP . . . ……….. …….. .. . . .. ..

Tembusan Yth :1. . . .. . . . . . .. . . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . . .. . . . .2. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian BKN di Jakarta;3. Pejabat lain yang dianggap perlu;

Page 25: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

*) Tulislah nama jabatan dari pejabat yang menetapkan keputusan atas keberatan. **) Coret yang tidak perlu***) Diisi dalam hal memperingan atau memperberat hukuman disiplin.

Page 26: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

RESUME HASIL PEMERIKSAANPada hari ini ....tanggal ... bulan ... tahun ... di ... saya :............................................................................... NAMA ..................................................................................... (sebutkan pangkat, korps, NRP, jabatan, kesatuan), berdasarkan surat perintah dari ..... (sebutkan jabatan) nomor sprin/ .... / .... / .... tanggal ....bulan ... tahun.......Setelah mempelajari berita acara pemeriksaan para saksi, prajurit yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, dan alat bukti lain dalam perkara disiplin yang diduga dilakukan oleh :

Nama : ................Pangkat, Korps, NRP : ................Jabatan : ................Kesatuan : ................Tempat, Tgl. Lahir : ................Kewarganegaraan : .................Agama : .................Alamat : .................

Telah membuat resume sebagai berikut :1. Keterangan para saksi :

a. Saksi INama :Pangkat, Korps, NRP :Jabatan :Kesatuan :

Yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :1) Bahwa .....2) Bahwa .....3) ........ dst

b. Saksi II dst (sesuai jumlah saksi)2. Keterangan prajurit yang diduga melakukan pelanggaran disiplin :

a. Bahwa .....b. Bahwa .....c. Bahwa .....d. ......... dst

3. Barang bukti :a. Berupa surat :

1) .........2) .........

b. Berupa barang :1) .........2) .........

4. Kesimpulan Berdasarkan keterangan para saksi dan keterangan prajurit yang diduga melakukan pelanggaran disiplin tersebut di atas serta dihubungkan dengan alat bukti yang lain :

SAYA BERKESIMPULANa) Bahwa ........) Rumusan fakta yang dianggap cukupb) Bahwa ........) terbukti serta memenuhi kualifikasic) Bahwa ........) pelanggaran didiplin yang diduga

KOPSTUK KESATUAN..................................

CONTOH RESUME HASIL PEMERIKSAAN

Page 27: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

d) dst ..............) dilakukan

BERPENDAPATBahwa perbuatan .......... (sebutkan Pangkat, Korps, NRP), terdapat cukup bukti telah

melakukan pelanggaran hukum disiplin sesuai dengan yang diatur dalam pasal .......... Undang-undang Nomor 26 Tahun 1997 jo pasal ........ Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/ ... / ... /...-bulan .....- tahun............................................................................ atau ................................................................................

Bahwa perbuatan ...............(Sebutkan Pangkat, Nama, NRP), tidak terdapat cukup bukti melakukan pelanggaran hukum disiplin.

*catatan : pilih salah satu di antara a atau b sesuai dengan fakta.Hal-hal yang memberatkan dan meringankan :a) hal-hal yang memberatkan :

1) .......................2) .......................3) .......................

b) Hal-hal yang meringankan :1) ......................2) ......................3) ......................

5. Sarana. Sesuai dengan uraian tersebut diats disarankan kiranya .............. (sebutkan jabatan) dapat

menjatuhkan hukuman disiplin kepada (Pangkat, Nama, NRP) tersebut........................................................................... atau .................................................................................

b. Sesuai dengan uraian tersebut diats disarankan kiranya .............. (sebutkan jabatan) dapat menjatuhkan hukuman disiplin kepada (Pangkat, Nama, NRP) tersebut.

Catatan : pilih salah satudi antara a atau b sesuai dengan kesimpulan...................., ..................... 20..............

PEMERIKSANama

Pangkat, Korps, NRP

Page 28: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

Contoh : Pengajuan Keberatan

KOPSTUK KESATUAN..................................

...................................................................Tempat, tanggal, bulan, dan tahun

Perihal : pengajuan keberatan

Kepada,

Yth ...................... Selaku.................

Ankum Atasan Melalui...................

Selaku atasan langsung dan

...................

Selaku Ankum

Di

Tempat

1. Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Pangkat, Krops, NRP :

Jabatan :

Kesatuan :

Tempat dan tanggal lahir :

Jenis kelamin :

Kewarganegaraan :

Agama :

Alamat :

Dengan ini menyatakan keberatan terhadap keputusan hukuman disiplin yang dijatuhkan

oleh ................ selaku Ankum berdasarkan Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin Nomor

Skep..../...../..../ (tanggal, bulan, tahun) mengenai:

a. Perumusan alasan hukuman yang menyatakan ....................

b. Jenis hukuman yaitu ............dan/atau ...................................

c. Berat ringannya hukuman disiplin yang dijatuhkan yaitu.....

2. Adapun alasan pengajuan keberatan tersebut diatas adalah sebagai berikut:

a. Uraian mengenai keberatan terhadap rumusan alasan hukuman

Page 29: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

b. Uraian mengenai keberatan terhadap jenis hukuman

c. Uraian mengenai keberatan terhadap berat ringannya hukuman

3. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, mohon ................... selaku Ankum atasan berkenan meninjau

kembali putusan ...........................sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Nomor

Skep...../........./......../(tanggal, bulan, tahun) selanjutnya memutuskan sendiri dengan menyatakan

hukuman tidak bersalah dan tidak menjatuhkan hukuman disiplin. Namun demikian apabila.......

selaku Ankum atasan berpendapat lain, mohon keputusan yang seadil-adilnya.

4. Demikian mohon dimaklumi

Yang mengajukan keberatan

Ttd

(nama, pangkat, krops, NRP)

Page 30: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

Contoh : Permohonan Bantuan Hukum

.......................................................

Tempat, tanggal, bulan, dan tahun

Perihal : Permohonan Bantuan Hukum

Kepada,

Yth .............................

Di

Tempat

Dengan Hormat

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

Nama :

Pangkat, Krops, NRP :

Jabatan :

Kesatuan :

Alamat :

Bersamaan ini saya mengajukan permohonan bantuan hukum dan nasehat hukum atas permasalahan

yang sedang saya hadapi dimana saya telah dituduh dan diduga melakukan tindak pidana .............

yang perkaranya akan disidangkan pada ............... Untuk itu saya siap menghadap ............. kapan saja

dan saya siap memberikan keterangan apabila dibutuhkan.

Demikian permohonan bantuan hukum dan nasehat hukum ini saya buat, atas bantuan dan

kebijaksanaannya dari .................... , saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Mengetahui, Hormat saya,

Ttd Ttd

(nama, pangkat, krops, NRP) (nama, pangkat, krops, NRP)

Page 31: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

Contoh : Permohonan Keringanan Hukuman (Klemensi)

Kepada Yth,

Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Pidana

No .......................

Pada Pengadilan Militer III Kupang

Jl ..........................

c/q ........................

selaku ANKUM

Kesatuan ..............

Majelis Hakim Yang Mulia

Saudara Oditur Militer Yang Terhormat

Sidang Pengadilan yang kami muliakan

PENDAHULUAN

Sebelum kami menyampaikan klemensi ini marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat

Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayahnya sehingga kita dapat berkumpul

di sidang ini dalam rangka mencari keadilan bagi Terdakwa maupun tegaknya hukum yang

kita cita-citakan bersama.

Izinkanlah kami .................... selaku penasehat hukum dari :

Nama :

Pangkat, Krops, NRP :

Jabatan :

Kesatuan :

Tempat dan tanggal lahir :

Jenis kelamin :

Kewarganegaraan :

Agama :

Alamat :

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Majelis Hakim yang telah

dengan sabar dan teliti serta penuh kewibawaan memimpin jalannya sidang sehingga

pesidangan perkara ini dapat berlangsung dengan lancar dan tertib.

Serta pada saudara Oditur Militer yang kami hormati, kami sampaikan penghargaan atas

segala ketekunan dan kegigihannya dalam merumuskan dan membuktikan dakwaannya,

mudah-mudahan kami tidak salah menilai, bahwa usaha Oditur Militer yang demikian adalah

juga didasari tekad untuk mengungkapkan kebenaran materiil perkara ini.

Page 32: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

PERMOHONAN

Majelis Hakim Yang Mulia

Saudara Oditur Militer Yang Terhormat

Sidang Pengadilan yang kami muliakan

Melihat fakta-fakta yang terungkap di persidangan, kami selaku penasehat hukum Terdakwa

mengakui dan sependapat dengan apa yang didalilkan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya

mengingat bahwa unsur-unsur dalam pasal .................... telah terpenuhi berdasarkan fakta-

fakta yang terungkap dipersidangan dan juga barang bukti yang ada, namun demikian kami

memohon kepada majelis hakim yang bijaksana untuk memberikan keringanan hukuman

dengan mempertimbangkan mengenai kondisi Terdakwa sehingga Terdakwa mempunyai

kesempatan yang panjang untuk merubah hidupnya menjadi orang yang berguna bagi orang

lain serta dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik. (dibagian ini disebutkan hal-hal /

alasan-alasan sehingga diajukan klemensi).

Disisi lain jika ditinjau dari teori pemidanaan dikatakan bahwa penjatuhan pidana bertujuan

untuk menimbulkan “efek jera” , dimana dalam hal ini tujuan tersebut telah tercapai dengan

masa tahanan yang dijalani oleh Terdakwa selama proses penanganan perkara berlangsung

menimbulkan trauma yang mendalam bagi Terdakwa sehingga Terdakwa telah menyesali

perbuatannya dan berjanji untuk tidak mengulangi tindak pidana lagi.

Berdasarkan analisis sebagaimana tersebut diatas maka kami selaku penasehat hukum

Terdakwa mengajukan permohonan maaf dan permohonan kepada Majelis Hakim kiranya

dapat menjatuhkan hukuman yang seringan-ringannya bagi Terdakwa.

Demikian permohonan maaf demi untuk mendapatkan keringanan hukuman ini kami buat

atas nama Terdakwa .............................. permohonan ini kami sampaikan dengan harapan

Majelis Hakim yang kami muliakan memperoleh gambaran tentang perkara ini lebih obyektif

sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan putusan yang seadil-adilnya.

Akhir kata atas perhatian dan kebijaksanaan Majelis Hakim, kami selaku penasehat hukum

Terdakwa mengucapkan terimakasih.

Hormat kami

Penasehat Hukum Terdakwa

Page 33: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/MODUL PRAKTIKUM MILITER.doc · Web viewApabila merupakan pelanggaran hukum, membuat saran agar pelanggaran tersebut dilimpahkan penyidikannya

...............................................