LA Percobaan VIII Anti - Inflamasi

14
I. PENGANTAR Carrageenan, bahan dari species alga merah Chondrus crispus, bersifat gel pada suhu tertentu dan reversibel. Ketika diinjeksikan dalam tubuh, mampu menginduksi respon inflammatory. Induksi inflamasi oleh carrageenan, menurut Winter (1) bersifat acute, nonimmune, dapat diamati dengan baik, dan dapat dilakukan berulang kali. II. TUJUAN PERCOBAAN Memahami efek anti – inflamasi bahan obat terhadap hewan coba yang diinduksi carrageenan. III. TEORI A. Pengertian 1. Inflamasi Inflamasi adalah respon dari suatu organism terhadap pathogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat aringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama system kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Radang terjadi saat suatu mediator inflamasi (misal terdapat luka) terdeteksi oleh tubuh kita.Lalu permeabilitas sel di tempat tersebut meningkat diikuti keluarnya cairan ke tempat inflamasi maka terjadilah pembengkakan.Kemudian terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer sehingga aliran darah dipacu ketempat tersebut, akibatnya timbul warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah putih sebagai pasukan pertahanan tubuh kita.Inflamasi distimulasi oleh factor kimia (histamin, bradikinin,

Transcript of LA Percobaan VIII Anti - Inflamasi

Page 1: LA Percobaan VIII Anti - Inflamasi

I. PENGANTAR

Carrageenan, bahan dari species alga merah Chondrus crispus, bersifat gel pada suhu tertentu

dan reversibel. Ketika diinjeksikan dalam tubuh, mampu menginduksi respon inflammatory.

Induksi inflamasi oleh carrageenan, menurut Winter (1) bersifat acute, nonimmune, dapat

diamati dengan baik, dan dapat dilakukan berulang kali.

II. TUJUAN PERCOBAAN

Memahami efek anti – inflamasi bahan obat terhadap hewan coba yang diinduksi

carrageenan.

III. TEORI

A. Pengertian

1. Inflamasi

Inflamasi adalah respon dari suatu organism terhadap pathogen dan alterasi

mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat aringan

yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi.  Radang  atau

inflamasi adalah satu dari respon utama system kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.

Radang terjadi saat suatu mediator inflamasi (misal terdapat luka) terdeteksi oleh

tubuh kita.Lalu permeabilitas sel di tempat tersebut meningkat diikuti keluarnya

cairan ke tempat inflamasi maka terjadilah pembengkakan.Kemudian terjadi

vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer sehingga aliran darah dipacu

ketempat tersebut, akibatnya timbul warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah

putih sebagai pasukan pertahanan tubuh kita.Inflamasi distimulasi oleh factor kimia

(histamin, bradikinin, serotonin, leukotriendan prostaglandin) yang dilepaskan oleh

sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam system kekebalan untuk

melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.

Radang sendiri dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Inflamasi non imunologis :tidakmelibatkan system imun (tidakadareaksialergi)

misalnyakarenaluka, cederafisik, dsb.

2. Inflamasiimunologis :Melibatkan system imun, terjadireaksi antigen-antibodi.

Misalnyapadaasma.

Prostaglandin merupakan mediator padainflamasi yang menyebabkan kita meras

aperih, nyeri, dan panas. Prostaglandin dapat menjadi salah satu donator penyebab

nyeri kepala primer.

Di membrane sel terdapat phosphatidylcholine dan phosphatidylinositol.  Saat

terjadi luka, membrane tersebut akan terkena dampaknya juga. Phosphatidylcholine

Page 2: LA Percobaan VIII Anti - Inflamasi

dan phosphatidylinositol diubah menjadi asam arakidonat.  Asam arakidonat nantinya

bercabang menjadi dua yaitu jalur siklooksigenasi (COX) dan jalur lipooksigenase.

Pada jalur COX ini terbentuk prostaglandin dan thromboxanes.Sedangkan pada

jalur lipooksigenase terbentuk leukotriene.

1. Prostaglandin sebagai mediator inflamasi dan nyeri. Juga menyebabkan

vasodilatasi dan edema (pembengkakan).

2. Thromboxane menyebabkan vasokonstriksi dan agregasi (penggumpalan) platelet.

3. Leukotriene menyebabkan vasokontriksi, bronkokonstriksi.

Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi :

1. Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk

meningkatkan performa makrofaga.

2. Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi.

3. Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.

Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam, dll.yang

disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluhdarah di area infeksi :

1. Pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di daerah

infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan penurunan

tekanan darah terutama pada pembuluh kecil.

2. Aktivasi molekul adhesi untuk merekatkan endothelia dengan pembuluh darah.

3. Kombinasi dari turunnya tekanan darah dan aktivasi molekul adhesi, akan

memungkinkan sel darah putih bermigrasike endothelium dan masuk ke

dalam jaringan. Proses ini dikenal sebagai ekstravasasi.

Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut :

1. Tumor atau membengkak

2. Calor atau menghangat

3. Dolor atau nyeri

4. Rubor atau memerah

5. Functiolaesa atau daya pergerakan menurun, dan kemungkinan disfungsi organ

Page 3: LA Percobaan VIII Anti - Inflamasi

2. Carrageenan

Karagenan merupakan suatu mukopolisakarida yang diperoleh dari rumput laut

merah Irlandia (Chondrus crispus). Karagenan juga merupakan suatu zat asing

(antigen) yang bila masuk ke dalam tubuh akan merangsang pelepasan mediator

radang seperti histamin sehingga menimbulkan radang akibat antibodi tubuh bereaksi

terhadap antigen tersebut untuk melawan pengaruhnya. Karagenan terbagi atas tiga

fraksi, yaitu kapaa karagenan, iota karagenan, dan lambda karagenan. Karegenan

diberi nama berdasarkan persentase kandungan ester sulfatnya, yaitu kappa karagenan

mengandung 25-30%, iota karagenan 28-35%, dan lambda karagenan 32-39%. Larut

dalam air panas (700C), air dingin, susu dan dalam larutan gula sehingga sering

digunakan sebagai pengental/penstabil pada berbagai makanan/minuman

a. Kappa karagenan

Kappa karegenan berasal dari spesies Euchema cottonii, Euchema striatum,

Euchema speciosum.  Bahan ini larut dlam air panas. Kappa karagenan

mengekstraksi D-galaktosa yang mengandung 6 ester sulfat dan 3,6-anhidro-D-

galaktosa yang mengandung 2 ester sulfat.

b. Iota karagenan

Iota karagenan berasal dari spesies Euchema spinosuum, Euchema isiforme, dan

Euchema uncinatum. Bahan ini larut dalam air dingin. Iota karagenan

mengekstraski D-galakatosa yang mengandung 4 ester sulfat dan 3,6-anhidro-D-

galaktosa yang mengandung 2 ester sulfat.

c. Lambda karagenan

Lambda karagenan berasal dari genus Chondrus dan Gigartina. Lambda

karagenan larut dalam air dingin. Berbeda dengan kappa karagenan dan iota

karagenan, lambda karagenan memiliki disulfat-D-galaktosa (Lumbanraja, L.B.,

2009).

B. Obat – obat Anti-Inflamasi Non-Steroid

AINS (Anti-Inflamasi Non-Steroid) berkhasiat analgetis, antipiretis, serta anti radang

(antiflogistis), dan sering sekali digunakan ntuk menghalau gejaa penyakit rema. Obat ini

efektif untuk peradangan lain akibat trauma (pukulan, benturan, kecelakaan), juga

misalnya setelah pembedahan, atau pada memar akibat olahraga. Oba ini dipakai pula

untuk mencegah pembengkakan bila diminum sedini mungkin dalam dosis yang cukup

tinggi (Tan, H.T., 2002).

Page 4: LA Percobaan VIII Anti - Inflamasi

Pembagian obat-obat Anti-Inflamasi Non Steroida :

1. Asam Karboksilat

a. Asam asetat :Derivat Asam Fenilasetat, misalnya Diklofenak dan Fenklofenak.

Derivat Asam Asetal-inden/indol, misalnya Indometasin, Sulindak

dan Tolmetin.

b. Derivat Asam Salisilat, misalnya Aspirin, Salisilat, Benorilat dan Diflunisal.

c. Derivat Asam Propionat, misalnya Asam Tiaprofenat, Fenbufen,

Fenoprofen,Flurbiprofen, Ibuprofen, Ketoprofen dan Naproksen.

d. Derivat Asam Fenamat, misalnya Asam mefenamat, Meklofenamat

2. Asam Enolat

a. Derivat Pirazolon, misalnya Azapropazon, Oksifenbutazon dan Fenilbutazon.

b. Derivat Oksikam, misalnya Piroksikam dan Tenoksikam

Mekanisme kerja AINS

Cara kerja NSAIDs untuk sebagian besar berdasarkan hambatan sintesa

prostaglandin, dimana kedua jenis cyclo-oxygenase diblokir. NSAIDs ideal hendaknya

hanya menghambat COX-2 (peradangan) dan tidak COX-1 (perlindungan mukosa

lambung), lagi pula menghambat lipo-oxygenase (pembentukan leukotrien). Walaupun

dilakukan daya upaya intensif sejak akhir tahun 1980-an hingga kini obat ideal demikian

belum ditemukan. Dewasa ini hanya tersedia tiga obat dengan kerja agak selektif, artinya

lebih kuat menghambat COX-2 daripada COX-1, yakni COX-2 inhibitors agak baru

nabumeton dan meloxicam. Dari obat baru celecoxib diklaim tidak menghambat COX-1

sama sekali pada dosis bias, tetapi efek klinisnya mengenai iritasi mukosa lambung masih

perlu dibuktikan. Banyak riset sedang dilakukan pula untuk mengembangkan antagonis

leukotrien yang dapat digunakan sebagai obat anti radang pada rema dan asma (Tan, H.T.,

2002).

Indometasin

Derivat indolilasetat ini berkhasiat amat kuat. Resorpsinya di usus cepat dan lengkap.

Pada rektum tergantung basis suppositorianya dan dapat menurun sampai 60%. Waktu

paruh indometasin adalah 2,5 jam (Mutschler, E., 1991).

Cara kerja

Indometasin menghambat prostagladin dengan cara membentuk ikatan dengan enzim

siklooksigenase sehingga asam arachidonat tidak dapat berikatan dengan enzim dan

prostagladin tidak dapat terbentuk. Kompleks enzim-indometasin ini sifatnya reversible,

artinya, indometasin dapat lepas dari enzim. Bersifat time dependent karena ketika

kompleks enzim-indometasin bertahan dalam selang waktu tertentu, dapat terjadi

Page 5: LA Percobaan VIII Anti - Inflamasi

konformasi pada enzim yang akan menghasilkan ikatan yang lebih kuat dengan

indometasin.

IV. ALAT & BAHAN

A. Alat

1. 25 – gauge hypodermic needles five – eights – in long. Becton Dickinson, Oxford, Uk

2. 1 – ml dispossible plastic syringes. Becton Dickinson, Oxford, Uk

3. 100 - µl gastight syringe. Hamilton co., 1700 series, Cat. No.81001.

4. Plathysmometer, Cat. No. 7150

5. Digital calipers with computer link. Digimatic 500.

B. Bahan

1. Tikus albino jantan

2. Carrageenan (Lambda form, FMC Marine Colloids Division, NJ, or type IV, Sigma –

Aldrich, Poole, UK) dibuat larutan 1 % w/v dalam 0,9 % saline, tidak lebih dari 24

hari sebelum dipakai. Hati – hati melarutkan serbuk carrageenan dapat mengendap.

V. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Induksi Inflamasi

1. Ditimbang hewan coba, lalu dirandom ( n=6 ), dibuat kondisi yang baik dan jauh dari

bahan pembuat inflamasi.

2. Hewan coba diberi identitas.

3. Volume bengkak preinjection paw/paws diukur sebelum di beri injeksi carrageenan.

4. Carrageenan disuntikkan (ditandai) pada daerah yang diingkan. Lalu catat waktunya.

Diamati efek yang ditimbulkannya serta aktivitas hewan coba. Bandingkan efeknya

dengan referensi yang ada.

5. NSAIDs, seperti indomethacin (5 mg/kg per oral) diberi sebagai pembanding. Amati

efeknya. Lihat volume odemnya.

6. Carrageenan yang diinjeksikan pada kaki hewan setiap 15 menit di ukur volumenya

dan pada 24 h.

7. Selanjutnya hewan coba dapat di euthanasia untuk pemeriksaan parameter inflamasi

yang lain. (Jika perlu)

B. Lakukan pengamatan dengan menggunakan alat pengukur voume bengkak melalui

perubahan volume air raksa.

Page 6: LA Percobaan VIII Anti - Inflamasi

VI. PERSIAPAN

A. Pembuatan 1 % carrageenan b/v dalam 0,9 % saline/NaCl 0,9 % dibuat 10 ml.

Ditimbang = 1 gr / 100 ml x 10 ml = 0,1 gr = 100 mg.

B. Pembuatan Indometasin ( diganti Asam Mefenamat )

1. Berat tikus = 200 gr → untuk tikus jadi beratnya 1000 gr = 1 kg

2. Dosis yang diberikan = 5mg/kg

3. Dibuat suspensi 10 ml

Jadi, 5 mg x 10 = 50 mg

4. Berat tablet = 650 mg

5. Isi zat aktif = 500 mg

6. Tertimbang = 650 / 500 x 50 = 65 mg

Dibuat suspensi

1. 200 gr / 1000 gr x 5 mg = 1 mg untuk 1 tikus

2. 10 tikus → 10 mg → dibuat suspensi 10 ml, disonde 1ml/tikus

3. Sesuai petunjuk suspensi yang diberikan 0,5 ml → 0,5 mg

Jadi, 2 x 10 mg = 20 mg, uuntuk 10 tikus tiap 0,5 ml/sonde

Jika dibuat 2 kali lipat dari sebelumnya = 2 x 20 mg = 40 mg.

4. Pembuatan dilakukan dengan melarutkan asam mefenamat yang disuspensikan

dengan Na CMC.

C. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok :

1. Kontrol : hanya diberi injeksin carrageenan.

2. Preventif : diberi injeksi carrageenan + indometasinoral 0,5 ml.

3. Terapi : diberi injeksi carrageenan, setelah terjadi pembangkakkan diberi

indometasin ( 15 menit kemudian ).

VII. HASIL PENGAMATAN

Tabel perubahan volume kaki tikus dengan alat plastimograf.

Volume awal plastimograf sebelum pencelupan kaki / raksa kosong untuk ke tiga kelompok

tikus adalah 0,6 mmHg

Kategori Waktu Kelompok Tikus Kontrol Preventif Terapi

A

15 menit Pemberian

Carrageenan

T0 = 0,6

Tt = 0,61

Δ = 0,01

T0 = 0,6

Tt = 0,61

Δ = 0,01

T0 = 0,6

Tt = 0,61

Δ = 0,01

B

30 menit Pemberian

Indometasin -T0 = 0,61

Tt = 0,685

Δ = 0,075

Page 7: LA Percobaan VIII Anti - Inflamasi

45 menit

-T0 = 0,685

Tt = 0,76

Δ = 0,075

60 menit

-T0 = 0,76

Tt = 0,835

Δ = 0,075

75 menit

-T0 = 0,835

Tt = 0,91

Δ = 0,075

90 menit

-T0 = 0,91

Tt = 0,985

Δ = 0,075

C

Pemberian

Indometasin untuk

tikus terapi pada

menit ke – 90

T0 = 0,6

Tt = 0,6175

Δ = 0,0175

T0 = 0,6

Tt = 0,615

Δ = 0,015

VIII. PEMBAHASAN

ΔVolume Kaki = Volume raksa kosong – Volume pencelupan

Sebelum dilakukan percobaan, kaki tikus diberi tanda batas pencelupan. Hal ini untuk

menyamakan pada proses pencelupan. Lalu kaki tikus diberi injeksi carrageenan pada

bagian metakarpal nya.

Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengetahui efek anti – inflamasi bahan

obat ( indometasin 5mg/kg ) menggunakan tikus jantan albino sebagai hewan coba. Tikus

dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok satu hanya diberikan injeksi carrageenan 0,1 ml

tanpa pemberian indometasin dan diukur volume kakinya setelah menit ke – 90. Kelompok

kedua setelah diinjeksi carrageenan langsung diberikan indometasin secara oral sedangkan

yang ketiga diberi indometasin pada saat menit ke 75.

Pembengkakan yang dialami ketiga kelompok dikarenakan carrageenan merupakan suatu

zat asing (antigen) yang bila masuk ke dalam tubuh akan merangsang pelepasan mediator

radang seperti histamin sehingga menimbulkan radang akibat antibodi tubuh bereaksi

terhadap antigen tersebut untuk melawan pengaruhnya.

Pada tikus preventif yang langsung diberikan Indometasin dalam hal ini diganti dengan

Asam Mefenamat 500 mg/tab, kaki tikus kelompok preventif ( kelompok 2) mengalami

penurunan volume dikarenakan Indometasin atau Asam Mefenamat mampu menghambat

Page 8: LA Percobaan VIII Anti - Inflamasi

prostagladin dengan cara membentuk ikatan dengan enzim siklooksigenase sehingga asam

arachidonat tidak dapat berikatan dengan enzim dan prostagladin tidak dapat terbentuk.

IX. KESIMPULAN

1. Indometasin merupakan NSAID’s yang mampu mengambat peembentukan

prostaglandin ( menghambat pembengkakan)

2. Dosis indometasin (Asam Mefenamat) 5 mg/Kg BB memberi efek anti inflamasi

selama 90 menit dengan mengurangi volume pembengkakan sebesar 0, 375

mmHg/volume.

3. Volume ketiga kelompok tikus setelah 90 menit pemberian carageenan mengalami

pembengkakan sebesar 0,175 mmHg/volume, sedangkan kelompok preventif yang

diberikan indometasin mengalami penurunan volume kaki sebesare 0,375

mmHg/volume dan kelompok tikus terapi yang diberikan indometasi pada menit ke-

90 mengalami penurunan pembengkakan sebesar0,0155 mmHg/volume.

Page 9: LA Percobaan VIII Anti - Inflamasi

X. LAMPIRAN

Gambar 1 penandaan pada kaki tikus yang Gambar 2. Pencelupan kaki tikus sebelum

Akan di celupkan diberi Carrageenan

Gambar 3. Pemberian Injeksi Carrageenan Gambar 4. Pencelupan kaki tikus pada saat

Pada kaki tikus bengkak

Gambar 5. Pemberian Indometasin

(Asam mefenamat) Secara oral

menggunakan sonde

Page 10: LA Percobaan VIII Anti - Inflamasi

XI. DAFTAR PUSTAKA

http://yudhiestar.blogspot.com/2010/01/anti-inflamasi.html

https://drutama.wordpress.com/2013/03/20/pembahasan-antiinflamasi/

www.academia.edu/

obat – obat penting