Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

20
Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Sakdun Direktorat Pengkajian Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta Email: [email protected] Abstrak Kurikulum 2013, yang diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014 masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan praktisi pendidikan. Pihak yang mendukung menyatakan bahwa kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani siswa, lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan guru dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Kurikulum ini dirancang dengan menyempurnakan empat standar yang diharapkan dapat menjadi tolak ukur perbaikan kompetensi lulusan nantinya. Standar tersebut adalah standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Untuk mewujudkan total quality dalam pendidikan, implementasi pilar TQM dalam pengembangan kurikulum 2013 perlu menjadi pertimbangan dan perhatian serius. Setidaknya ada lima pilar TQM, yaitu focus pada pelanggan, keterlibatan total, pengukuran, komitmen dan perbaikan berkelanjutan. Dengan dikembangkannya kurikulum 2013 melalui pilar TQM tersebut, diharapkan siswa yang menjadi obyek pendidikan akan memiliki kemampuan dan kualitas prima dalam menciptakan kualitas total (total quality) pendidikan di Indonesia untuk menghadapi tantangan global di masa yang akan datang. Kata kunci: Kurikulum 2013, Total Quality Abstract Curriculum of 2013, which applied to start the school year 2013/2014 still pose pros and cons among educational practitioners. Parties that supports the state that the curriculum compacting lesson so not 2013 burdening students, more focus on the challenges of the future of the nation, and not burden the teachers in the preparation of the curriculum unit level education. The curriculum was designed to improve the standard of four expected to become a benchmark

Transcript of Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

Page 1: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

Sakdun

Direktorat Pengkajian Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta Email: [email protected]

AbstrakKurikulum 2013, yang diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014 masih menimbulkan

pro dan kontra di kalangan praktisi pendidikan. Pihak yang mendukung menyatakan bahwa kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani siswa, lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan guru dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Kurikulum ini dirancang dengan menyempurnakan empat standar yang diharapkan dapat menjadi tolak ukur perbaikan kompetensi lulusan nantinya. Standar tersebut adalah standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Untuk mewujudkan total quality dalam pendidikan, implementasi pilar TQM dalam pengembangan kurikulum 2013 perlu menjadi pertimbangan dan perhatian serius. Setidaknya ada lima pilar TQM, yaitu focus pada pelanggan, keterlibatan total, pengukuran, komitmen dan perbaikan berkelanjutan. Dengan dikembangkannya kurikulum 2013 melalui pilar TQM tersebut, diharapkan siswa yang menjadi obyek pendidikan akan memiliki kemampuan dan kualitas prima dalam menciptakan kualitas total (total quality) pendidikan di Indonesia untuk menghadapi tantangan global di masa yang akan datang.

Kata kunci: Kurikulum 2013, Total Quality

AbstractCurriculum of 2013, which applied to start the school year 2013/2014 still pose pros

and cons among educational practitioners. Parties that supports the state that the curriculum compacting lesson so not 2013 burdening students, more focus on the challenges of the future of the nation, and not burden the teachers in the preparation of the curriculum unit level education. The curriculum was designed to improve the standard of four expected to become a benchmark

Page 2: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

314 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 2 Desember 2013

of competence improvement graduate later. The standard is the standard of competence of graduates, contents, process standards and assessments. To realize this total quality in education, the implementation of pillars of TQM in curriculum development in 2013 will need serious attention and concern. There are five pillars at least of TQM, a focus on customer engagement, measurement, total commitment and sustained improvement. Curriculum developed by 2013 through the pillars of TQM, a student is expected to become the objects of education will have the ability and quality of excellence in creating quality total education in Indonesia to confront the global challenges in the future.

Key word: curriculum of 2013, total quality

A. PendahuluanPengembangan kurikulum sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ia sebagai instrument yang membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum tidak pernah berhenti, ia merupakan proses yang berkelanjutan dan terus menerus sejalan dengan perkembangan dan tuntutan jaman dan perubahan yang terjadi didalam masyarakat.

Mengingat pendidikan idealnya proses sepanjang hayat, maka lulusan atau keluaran dari suatu proses pendidikan tertentu harus dipastikan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya secara mandiri sehingga esensi tujuan pendidikan tercapai.

Banyak wacana yang berkembang tentang kurikulum 2013. Ada berbagai persepsi dan kritik yang beredar dalam masyarakat. Perubahan kurikulum dari KBK tahun 2004, KTSP 2006, dan sekarang kurikulum 2013 sebenarnya bertujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, semua memang selalu mengakibatkan pro dan kontra.

Kurikulum 2013, yang diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014, masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan praktisi pendidikan. Pihak yang mendukung kurikulum baru menyatakan, Kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani siswa, lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan guru dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Page 3: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

315Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

Kurikulum 2013 diharapkan akan mampu memperbaiki kualitas dan kompetensi lulusan. Kurikulum ini dirancang dengan menyempurnakan empat standar yang diharapkan dapat menjadi tolak ukur perbaikan kompetensi lulusan nantinya. Standar tersebut adalah standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Untuk mewujudkan total quality dalam pendidikan, implementasi pilar TQM dalam pengembangan kurikulum 2013 perlu menjadi pertimbangan dan perhatian serius. Dengan dikembangkannya kurikulum ini diharapkan siswa yang menjadi obyek pendidikan akan memiliki kemampuan yang baik dan kualitas total untuk dapat menghadapi tantangan global nantinya.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum, yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Oleh karenanya makalah ini akan membahas tentang kurikulum 2013 untuk total quality dalam pendidikan di Indonesia.

B. Landasan Penyempurnaan Kurikulum 2013Dalam rangka penyemburnaan kurikulum 2013, terdapat 4 (empat)

landasan yang menjadi pijakan, yaitu landasan yuridis, filosofis, teoritis, dan empiris.1

Pertama, landasan yuridis. Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003

1Kemendikbud, Dokumen Kurikulum 2013 (Jakarta: Kemendikbud, 2012), hlm. 2-7.

Page 4: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

316 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 2 Desember 2013

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

Kedua, landasan filosofis. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam UUSPN nomor 20 tahun 2003, maka pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.

Ketiga, landasan teoritis. Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Sedangkan kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-based curriculum” dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.

Keempat, landasan empiris. Dari berbagai studi yang dilakukan menunjukkan bahwa diperlukan perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperanserta dalam membangun negara pada masa mendatang.

C. Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai

tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Disamping itu, di dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, dirasa perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Dan hal pembelajaran yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

Page 5: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

317Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka. Tantangan masa depan antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Di era globalisasi juga akan terjadi perubahan-perubahan yang cepat. Dunia akan semakin transparan, terasa sempit, dan seakan tanpa batas. Hubungan komunikasi, informasi, dan transportasi menjadikan satu sama lain menjadi dekat sebagai akibat dari revolusi industri dan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Arus globalisasi juga akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di WTO, ASEAN Community, APEC, dan AFTA. Tantangan masa depan juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, serta mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for International Student Assessment) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA yang hanya menduduki peringkat empat besar dari bawah. Penyebab capaian ini antara lain adalah karena banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

Page 6: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

318 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 2 Desember 2013

Pengembangan kurikulum 2013 didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:2

1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran.

2. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan.

3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.

4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.

5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.

6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis.

8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup.

9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan

2Dokumen Kurikulum…, hlm. 9.

Page 7: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

319Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.

10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.

D. Total Quality Management Dalam Pendidikan

1. Pengertian MutuDalam kehidupan sehari-hari seringkali orang mendengar dan

membicarakan masalah kualitas (mutu). Apa sesungguhnya kualitas itu ? Pertanyaan ini sangat banyak jawabannya, karena maknanya akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Kualitas sendiri memiliki banyak kreteria yang berubah secara terus menerus. Orang yang berbeda akan menilai dengan kreteria yang berlainan pula.

Defenisi mutu memiliki konotasi yang bermacam-macam bergantung orang yang memakainya. Mutu berasal dari bahasa latin yakni “Qualis” yang berarti what kind of (tergantung kata apa yang mengikutinya). Mutu menurut Deming ialah kesesuaian dengan kebutuhan. Mutu menurut Juran ialah kecocokan dengan kebutuhan.3

Masih dalam buku yang sama, petikan dari Sall is (2003) mengemukakan bahwa mutu adalah konsep yang absolut dan relatif. Mutu yang absolut ialah mutu yang idealismenya tinggi dan harus dipenuhi, berstandar tinggi, dengan sifat produk bergengsi tinggi. Mutu yang relatif bukanlah sebuah akhir, namun sebagai sebuah alat yang telah ditetapkan atau jasa dinilai, yaitu apakah telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.4 Sedangkan Imam Machali mendefinisikan bahwa mutu adalah totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan

3Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 407.

4Ibid., hlm. 408.

Page 8: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

320 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 2 Desember 2013

kebutuhan yang dispesifkasikan atau ditetapkan. Mutu seringkali diartikan sebagai kepuasan pelanggan (customer satisfaction).5

Ditinjau dari sudut hukum, definisi pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pasal 1(1 dan 4), yaitu “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengambangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan”.6

Menurut Sunario seperti dikutip Usman, potensi otak manusia yang digunakan untuk barpikir baru 4% . Jadi masih 96% dari otak manusia yang belum digunakan untuk berpikir.7

Mutu di bidang pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berperoses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan). Output dinyatakan bermutu apabila hasil belajar akademik dan non akademik siswa tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua pihak mengakui kehebatannya lulusannya dan merasa puas.8

Sedangkan menurut Hari Sudradjad9 pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kompotensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai-nilai akhlak mulia, yang keseluruhannya merupakan kecakapan hidup (live skill), lebih

5Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan : Konsep, Prinsip, dan Aplikasi Dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, cet. Pertama (Yogyakarta: Kaukaba, 2012), hlm. 298.

6Usman, Husaini, Manajemen Teori… hlm. 7.7Ibid.8Usman, Husaini, Manajemen Teori… hlm. 410.9Suderadjat, Hari, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Peningkatan Mutu

Pendidikan Melalui Implementasi KBK, (Bandung : Cipta Lekas Garafika, 2005), hlm. 17.

Page 9: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

321Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

lanjut Sudradjat megemukakan pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan manusia seutuhnya (manusia paripurna) atau manusia dengan pribadi yang integral (integrated personality) yaitu mereka yang mampu mengintegralkan iman, ilmu, dan amal.

Husaini Usman mengemukakan 13 (tiga) belas karakteristik yang dimiliki oleh mutu pendidikan yaitu:10

a. Kinerja (performa) yakni berkaitan dengan aspek fungsional sekolah meliputi: kinerja guru dalam mengajar baik dalam memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap, pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik dengan kinerja yang baik setelah menjadi sekolah vaforit

b. Waktu wajar (timelines) yakni sesuai dengan waktu yang wajar meliputi memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu, waktu ulangan tepat.

c. Handal (reliability) yakni usia pelayanan bertahan lama. Meliputi pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan lama dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

d. Data tahan (durability) yakni tahan banting, misalnya meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan

e. Indah (aesteties) misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik, guru membuat media-media pendidikan yang menarik.

f. Hubungan manusiawi (personal interface) yakni menunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme. Misalnya warga sekolah saling menghormati, demokrasi, dan menghargai profesionalisme.

g. Mudah penggunaanya (easy of use) yakni sarana dan prasarana dipakai. Misalnya aturan-aturan sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan mudah dipinjam di kembalikan tepat waktu.

h. Bentuk khusus (feature) yakni keuggulan tertentu misalnya sekolah unggul dalam hal penguasaan teknologi informasi (komputerisasi).

i. Standar tertentu (comformence to specification) yakniu memenuhi standar tertentu. Misalnya sekolah tetlah memenuhi standar pelayanan minimal.

10Usman, Husaini, Manajemen Teori..., hlm. 411.

Page 10: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

322 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 2 Desember 2013

j. Konsistensi (concistency) yakni keajengan, konstan dan stabil, misalnya mutu sekolah tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah konsisten dengan perkataanya.

k. Seragam (uniformity) yakni tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu, seragam dal berpakaian.

l. Mampu melayani (serviceability) yakni mampu memberikan pelayanan prima. Misalnya sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan baik sehingga pelanggan merasa puas.

m. Ketepatan (acuracy) yakni ketepatan dalam pelayanan misalnya sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah.

2. Total Quality Management (TQM) dalam PendidikanSeperti halnya dengan kualitas, definisi Total Quality Mangement juga

bermacam-macam. Total Quality Mangement sebagaimana diungkapkan oleh Ishikawa, diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Definisi lainnya diungkapkan oleh Santoso, ia menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus terhadap produk jasa, sumber daya manusia, proses dan lingkungannya. Sebab, berdasarkan TQM, tolok ukur keberhasilan usaha bertumpu pada kepuasan pelanggan atas barang atau jasa yang diterimanya.

Untuk memudahkan pemahaman, maka pengertian TQM dapat dikemukakan sebagai berikut: “Total Quality Managemen merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya”. Sedangkan menurut Imam Machali, TQM atau manajemen mutu terpadu adalah system pengelolaan yang

Page 11: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

323Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

berorientasi terhadap mutu layanan kepada pemakai/pelanggan agar dapat memberi kepuasan.11

Berdasarkan definisi-defini tentang TQM seperti di atas, Goetsch dan Davis mengungkapkan sepuluh unsur utama (karakteristik) total quality management yaitu12, Fokus Pada Pelanggan, Obsesi Terhadap Kualitas, Pendekatan Ilmiah, Komitmen jangka Panjang, Kerja sama Team (Teamwork), Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan, Pendidikan dan Pelatihan, Kebebasan Yang Terkendali, Kesatuan Tujuan, dan Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Dalam dunia pendidikan Gerakan mutu terpadu dalam pendidikan masih tergolong baru, hanya ada sedikit literatur yang memuat referensi tentang hal ini sebelum tahun 1980-an. Inisiatif untuk menerapkan metode ini berkembang lebih dahulu di Amerika baru kemudian di Inggris, namun baru di awal 1990-an kedua negara tersebut betul-betul dilanda gelombang metode ini. Ada banyak gagasan yang dihubungkan dengan mutu juga dikembangkan dengan baik oleh institusi-institusi pendidikan tinggi dan gagasan-gagasan mutu tersebut terus menerus diteliti dan diimplementasikan di sekolah-sekolah.

Peningkatan mutu menjadi semakin penting bagi institusi yang digunakan untuk memperoleh kontrol yang lebih baik melalui usahanya sendiri. Institusi-institusi harus mendemonstrasikan bahwa mereka mampu memberikan pendidikan yang bermutu pada peserta didik.

Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian, sebagian orang ada yang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki. Mutu dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur. Mutu dalam pandangan seseorang terkadang berbeda dengan mutu dalam pandangan orang lain. Sehingga tidak aneh jika ada dua pakar yang tidak memiliki kesimpulan yang sama tentang bagaimana cara menciptakan institusi yang baik.

Seseorang bisa mengetahui mutu ketika mengalaminya, tetapi tetap merasa kesulitan ketika ia mencoba mendeskripsikan dan menjelaskannya.

11Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan…hlm. 298.12http://aa-den.blogspot.com/2010/07/ total-quality-management-tqm-dan.html, (diakses

tanggal 12 November 2013 pukul 11.00).

Page 12: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

324 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 2 Desember 2013

Satu hal yang bisa diyakini adalah mutu merupakan suatu hal yang membedakan antara yang baik dan yang sebaliknya. Bertolak dari kenyataan tersebut, mutu dalam pendidikan akhirnya merupakan hal yang membedakan antara kesuksesan dan kegagalan. Sehingga, mutu jelas sekali merupakan masalah pokok yang akan menjamin perkembangan sekolah dan meraih status di tengah-tengah persaingan dunia pendidikan yang kian keras.

Strategi yang dikembangkan dalam penggunaan manajemen mutu terpadu dalam dunia pendidikan adalah; institusi pendidikan memposisikan dirinya sebagai institusi jasa atau dengan kata lain menjadi industri jasa, yakni institusi yang memberikan pelayanan (service) sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan (Customer). Jasa atau pelayanan yang diinginkan oleh pelanggan tentu saja merupakan sesuatu yang bermutu dan memberikan kepuasan kepada mereka. Maka pada saat itulah dibutuhkan suatu sistem manajemen yang mampu memberdayakan institusi pendidikan agar lebih bermutu.

Manajemen pendidikan mutu terpadu berlandaskan pada kepuasan pelanggan sebagai sasran utama, baik pelanggan dalam (Internal Customer) maupun pelanggan luar (External Customer). Dalam dunia pendidikan, yang termasuk pelanggan dalam adalah penglola institusi pendidikan, guru, staf, dan penyelenggara institusi. Sedangkan pelanggan luar adalah masyarakat, pemerintah dan dunia industri. Jadi suatu institusi pendidikan disebut bermutu apabila antara pelanggan internal dan eksternal telah terjalin kupuasan atas jasa yang diberikan.

Maka dari itu, untuk memposisikan institusi pendidikan sebagai industri jasa, harus memenuhi standar mutu. Institusi dapat disebut bermutu dalam konsep TQM, harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Secara operasional, mutu ditentukan oleh faktor terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa. Mutu yang pertama disebut Quality In Fact (mutu sesungguhnya) dan yang kedua disebut Quality In Perception (mutu persepsi).

Standar mutu produksi dan pelayanan diukur dengan kreteria sesuai dengan spesifikasi, cocok dengan tujuan pembuatan dan penggunaan, tanpa cacat (Zero Defects) dan selalu baik sejak awal (Right First Time and

Page 13: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

325Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

Everytime). Mutu dalam persepsi diukur dari kepuasan pelanggan atau pengguna, meningkatkan minat, harapan dan kepuasan pelanggan. Dalam penyelenggaraannya, Quality In Fact merupakan profil lulusan institusi pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi akademik minimal yang dikuasai oleh peserta didik. Sedangkan pada Quality In Perception pendidikan adalah kepuasan dan bertambahnya minat pelanggan eksternal terhadap lulusan institusi pendidikan.

Beranjak dari pembahasan tersebut, dalam operasi TQM untuk pendidikan ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan13 yaitu; (a) perbaikan secara terus menerus (continuous improvement), (b) menentukan standar mutu (quality assurance), (c) perubahan kultur (change of culture), (d) perubahan organisasi (upside- down organization), (e) mempertahankan hubungan dengan pelanggan (keeping close to the customer).

Berkaitan dengan peningkatan mutu, bahwa 85% dari masalah-masalah mutu terletak pada manajemen (pengelolaan), oleh sebab itu sejak dini manajemen haruslah dilaksanakan seefektif dan seefisien mungkin. Salah satu bentuk manajemen yang berhasil dimanfaatkan dalam dunia industri dan bisa diadaptasi dalam dunia pendidikan adalah TQM (Total Quality Management) pada sistem pendidikan yang sering disebut sebagai: Total Quality Management in Education (TQME). TQM dan TQME telah dan akan diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan.

Awal mulanya TQM dilaksanakan di perguruan tinggi, dan mulai mengalami perkembangan sekitar tahun 1990 di negara Inggris dan Amerika. Menurut Sallis14 TQM dalam pendidikan adalah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan masa yang akan datang. Serupa dengan Sallis, Syafaruddin15 berpendapat bahwa manajemen mutu pendidikan

13http://aa-den.blogspot.com/2010/07/total-quality-management-tqm-dan.html, (diakses tanggal 12 November 2013 pukul 11.00).

14Edward Sallis, Total Quality Management, terj., Ahmad Ali Riyadi, (Yogyakarta: Ircisod, 2006), hlm. 73.

15Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2002), hlm. 36.

Page 14: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

326 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 2 Desember 2013

merupakan aplikasi konsep manajemen mutu yang disesuaikan dengan sifat dasar sekolah sebagai organisasi jasa kemanusiaan (pembinaan potensi pelajar) melalui pengembangan pembelajaran berkualitas, agar melahirkan lulusan yang sesuai dengan harapan orangtua, masyarakat, dan pelanggan pendidikan lainnya.

Lebih lanjut, Schargel menegaskan bahwa total quality education is a process which involves focusing on meeting and exceeding customer expectations, continuous improvement, sharing responsibilities with employees, and reducing scrap and rework. Mutu terpadu dalam pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang melibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan terus menerus, pembagian tanggungjawab dengan para pegawai, dan pengurangan pekerjaan tersisa dan pengerjaan kembali (ulang).16

Prinsip manajemen ini adalah pengawasan menyeluruh dari seluruh anggota lembaga pendidikan terhadap kegiatan Organaisasi. Penerapan TQM berarti semua warga sekolah bertanggung jawab atas kualitas pendidikan. Sebelum hal itu tercapai, maka semua pihak yang terlibat dalam proses akademis di lembaga pendidikan Islam, mulai dari komite sekolah/madrasah, kepala sekolah/madrasah, kepala tata usaha, guru, siswa sampai dengan karyawan harus benar – benar mengerti hakekat dan tujuan pendidikan ini.

Dengan kata lain, setiap individu yang terlibat harus memahami apa tujuan penyelenggaraan pendidikan. Tanpa pemahaman yang menyeluruh dari individu yang terlibat, tidak mungkin akan diterapkan TQM. Singkatnya, TQM adalah sistem menajemen yang menjunjung tinggi efisiensi. Sistem manajemen ini sangat meminimalkan proses birokrasi. Sistem lembaga pendidikan Islam yang birokratis akan menghambat potensi perkembangan lembaga itu sendiri.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikaji, bahwa TQM dalam bidang pendidikan haruslah mengutamakan pemenuhan kebutuhan pelanggan pendidikan dengan cara mengadakan perbaikan secara berkesinambungan terhadap seluruh aspek spesifik yang ada dalam lembaga pendidikan, terutama bidang kurikulum yang terkait dengan kegiatan belajar-mengajar bagi siswa,

16Ibid..

Page 15: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

327Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

dengan melibatkan seluruh unsur pimpinan dan staf yang ada dalam suatu lingkungan lembaga pendidikan atau sekolah.

Hoy, melalui karyanya yang berjudul improving quality in education menyatakan bahwa mutu pendidikan adalah suatu evaluasi terhadap proses pendidikan dengan harapan tinggi untuk dicapai dan mengembangkan bakat-bakat para pelanggan pendidikan dalam proses pendidikan. Mutu adalah hal yang esensial sebagai bagian dalam proses pendidikan. Sebagai sebuah yang esensial, maka manajemen mutu terpadu dalam pendidikan haruslah menempatkan pelanggan dan produk.17 Oliver berpendapat, agar dalam bidang pendidikan tercapai kebutuhan pelanggan hari ini dan mendatang, maka diperlukan pengembangan kurikulum secara terus menerus berdasarkan suara hati dari pasar yang diteliti. Untuk mengembangkan kurikulum secara terus menerus berdasarkan suara hati dari pasar, maka lembaga pendidikan/sekolah wajib melakukan survei tentang apa yang dibutuhkan oleh para pelanggan. Pelanggan disini mengacu pada peserta didik, tenaga pendidik/guru, staf sekolah, serta survei kebutuhan pengguna lulusan sekolah. Setelah ini ditemukan, maka selanjutnya sekolah dapat menetapkan seperangkat rencana pengembangan kurikulum sesuai dengan kebutuhan pasar kepada siswa dalam proses belajar-mengajar.18

E. Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Total Quality PendidikanUntuk mewujudkan total quality dalam lembaga pendidikan, implementasi

pilar TQM dalam pengembangan kurikulum 2013 perlu menjadi pertimbangan dan perhatian. Setidak-tidaknya ada 5 pilar TQM yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Pilar-pilar TQM tersebut adalah:

Pertama, fokus pada pelanggan. Misi utama MMTP adalah memenuhi kepuasan pelanggan. Mutu harus sesuai dengan persyaratan yang diinginkan pelanggan. Mutu adalah keinginan pelanggan bukan keinginan sekolah. Tanpa mutu yang sesuai dengan keingginan pelanggan, sekolah akan kehilanggan pelanggan dan sekolah yang kehilanggan pelanggan akan tutup dan bubar.

17hlm. 47.18Ibid.

Page 16: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

328 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 2 Desember 2013

Memuaskan harapan pelanggan berarti mengantisipasi kebutuhan pelanggan pada masa datang. Sekolah perlu mengembangkan fokus kualitas, setiap orang dalam sistem sekolah mesti mengakui bahwa setiap output lembaga pendidikan adalah kostumer.19

Kedua, keterlibatan total. Prinsip TQM dalam pengembangan kurikulum adalah bahwa setiap orang harus bepartisifasi dalam transformasi mutu. Bukan hanya tanggung jawab dari dewan sekolah atau pengawas. Mutu merupakan tanggung jawab semua pihak. Mutu menuntut semua orang ikut berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan.20 Manajemen mesti memiliki komitmen untuk menfokuskan pada kualitas, harus mendorong staf dan peserta didik untuk mengubah cara kerja lama kepada cara kerja baru. Perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah bentuk mengubah cara kerja baru, dimaksudkan agar semua komponen dalam lembaga pendidikan ikut terlibat secara aktif dalam operasionalisasi lembaga pendidikan, pemberdayaan warga sekolah (pimpinan, tenaga administrasi, tenaga pendidik dan peserta didik)21. Dengan demikian mereka dapat mengetahui informasi kesenjangan atau kebutuhan yang menyangkut tentang diri mereka. Berdasarkan kondisi tersebut, semua komponen dapat berperan dalam mengusulkan rencana-rencana kegiatan yang seharusnya dilaksanakan.

Keterlibatan total dalam konteks pengembangan kurikulum berarti inisiatif pengembangan datangnya bisa dari bawah seperti guru, orang tua peserta didik atau masyarakat sekitar (stakeholders), dan semua pihak itu memberikan secara penuh kemampuan yang dimiliki dan pelayanan yang optimal untuk mewujudkan kualitas yang diharapkan bahkan melebihi permintaan pelanggan (kostumer) baik internal maupun eksternal.22 Pihak atasan (pimpinan) selalu memberikan bimbingan dan dorongan. Untuk memantapkan konsep pengembangan yang dirintisnya dan dapat dilakukan

19Arcaro, Jerome S., Quality in Education: An Implementation Handbook, (St. Lucie Press,1995), hlm. 11.

20M.Sobri Sutikno, Pengelolan Pendidikan Tintauan Umum dan Konsep Islami, (Bandung :Prospect, 2010), hal:147.

21Hasibuan, Lies, Melejitkan Mutu Pendidikan: Refleksi, Relevansi dan Rekonstruksi Curriculum, (Jambi: SAPA Project, 2004), hlm. 136.

22Jerome S., Quality in Education…, hlm. 78.

Page 17: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

329Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

lokakarya atau rapat terpadu guna mencari input yang diperlukan. Konsep TQM menghendaki agar kurikulum dikembangkan dengan melibatkan semua unsur yang terkait dengan suatu lembaga pendidikan baik secara internal kelembagaan maupun secara eksternal (stakeholders).

Ketiga, pengukuran. Dalam pengembangan TQM, pengukuran merupakan salah satu langkah yang penting dalam proses manajemen. Secara tradisional ukuran kualitas atas luaran lembaga pendidikan Islam adalah prestasi peserta didik. Ukuran dasarnya adalah hasil ujian baik Ujian Sekolah (US) maupun Ujian Nasional (UN). Jika hasil ujian bertambah baik, maka kualitas pendidikan dikatakan juga membaik. Para pengelola lembaga pendidikan Islam harus belajar untuk mengukur kualitas, mulai dari proses pengumpulan data dan analisa data diperlukan sehingga dapat mengukur dan menunjukan nilai tambah dan perubahan kualitas yang dicapai.23 Jika kualitas dapat dikelola, maka kualitas juga harus dapat diukur (measurable). Kualitas juga merupakan keunggulan (excellence) atau hasil yang terbaik (the best). Untuk mengejar kualitas, kesalahan harus dieliminir untuk mencapai keunggulan kompetitif lulusan suatu lembaga pendidikan, dan keunggulan komparatifnya dengan yang lain sesuai dinamika pasar tenaga kerja.

Keempat, komitmen. Implementasi manajemen kualitas dalam lembaga pendidikan diperlukan komitmen terhadap kualitas dan perbaikan kualitas. Total kualitas pendidikan adalah suatu perubahan budaya organisasi sebagai cara baru bagi kehidupan setiap orang. Sebelum seseorang akan melakukan perubahan, mereka harus percaya bahwa pimpinan tertinggi suatu lembaga pendidikan berkewajiban untuk mencapai budaya kualitas. Hal ini menuntut dewan sekolah dan administrator untuk menggunakan dan mengaplikasikan elemen-elemen dan prinsip TQM pendidikan.24

Untuk memberikan komitmen pada kualitas, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menerapkan TQM yaitu:

1. Mempelajari dan memahami TQM secara menyeluruh;

2. Memahami dan mengadopsi jiwa dan filosofi untuk perbaikan terus menerus;

23Ibid., hlm. 13.24Ibid., hlm. 13

Page 18: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

330 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 2 Desember 2013

3. Menilai jaminan kualitas saat ini dan program pengendalian kualitas;

4. Membangun sistem total kualitas;

5. Mempersiapkan orang-orang untuk perubahan, menilai budaya kualitas sebagai tujuan untuk mempersiapkan perbaikan, melatih orang-orang untuk bekerja pada suatu kelompok kerja;

6. Mempelajari teknik untuk mengatasi akar persoalan (penyebab) dan mengaplikasikan tindakan korektif dengan menggunakan teknik-teknik alat TQM;

7. Menetapkan prosedur tindakan perbaikan dan menyadari akan keberhasilannya;

8. Menciptakan komitmen dan strategi yang benar tentang total kualitas oleh pemimpin yang akan menggunakannya;

9. Memelihara jiwa total kualitas dalam penyelidikan dan aplikasi pengetahuan yang amat luas.25

Aplikasi konsep TQM dalam prosedur pengembangan kurikulum berarti memaknai bahwa setiap langkah-langkahnya selalu diorientasikan pada kebutuhan pelanggan dengan mengedepankan aspek kualitas pada semua input dan prosesnya. Komitmen kualitas dibangun mulai dari level pimpinan tertinggi sampai pada level terbawah.

Kelima, perbaikan berkelanjutan. Konsep dasar kualitas adalah segala sesuatu dapat diperbaiki. Kualitas didasarkan pada konsep bahwa setiap proses dapat diperbaiki dan tidak ada proses yang sempurna. Menurut filosofi manajemen baru, bila tidak rusak, perbaikilah, karena jika anda tidak melakukannya orang lain pasti melakukannya. Inilah konsep perbaikan terus menerus. Perbaikan berkelanjutan berarti sesuatu yang belum pernah dilakukan, suatu tindakan pengejaran atas kualitas, prosesnya harus secara terus menerus diperbaiki dengan diubah, ditambah, dikembangkan dan dimurnikan.26

Lembaga-lembaga pendidikan tidak cukup hanya menawarkan program studi atau sejumlah jurusan dengan kurikulum tertentu, kemudian orang tua

25Field, Joseph C., Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Konsep, Strategi dan Aplikasi, terjemahan oleh Syafaruddin, ( Jakarta: PT Grasindo, 2000), hlm. 13.

26Sabda, Saifuddin, Model Kurikulum Terpadu Iptek dan Imtaq ( Jakarta: Ciputat Press. 2006), hlm. 37.

Page 19: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

331Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

dan pelajar menjadi puas. Akan tetapi lembaga pendidikan harus menyediakan alat dan sumber belajar dan mengajar yang relevan dengan perkembangan zaman untuk mendukung kemajuan proses pembelajaran. Gedung sekolah dan sarana prasarana pembelajaran, pelayanan yang prima terhadap peserta didik, guru, orang tua dan masyarakat, serta lingkungan pendidikan yang kondusif. Kesemuanya ini akan memberikan kontribusi positif bagi kualitas proses dan kualitas produk (lulusan) lembaga pendidikan.

F. SimpulanKurikulum 2013 diharapkan mampu memperbaiki kualitas dan

kompetensi lulusan. Kurikulum ini dirancang dengan menyempurnakan empat standar yang diharapkan dapat menjadi tolak ukur perbaikan kompetensi lulusan nantinya. Standar tersebut adalah standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian.

Implementasi pilar Total Quality Manajement (TQM) dalam pengembangan kurikulum 2013 perlu menjadi pertimbangan dan perhatian. Pilar-pilar TQM tersebut adalah; fokus pada pelanggan, keterlibatan total, pengukuran, komitmrn dan perbaikan berkelanjutan. Dengan dikembangkannya kurikulum ini dengan menerapkan pilar-pilar TQM diharapkan siswa memiliki kualitas secara total dan kemampuan yang lebih baik utuk dapat menghadapi tantangan global, baik internal, eksternal maupun tantangan di masa depan.

Daftar Pustaka

Arcaro, Jerome S.. Quality in Education: An Implementation Handbook, St. Lucie Press,1995.

Field, Joseph C., Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Konsep, Strategi dan Aplikasi, terjemahan oleh Syafaruddin, Jakarta, PT Grasindo, 2000.

Hasibuan, Lies. Melejitkan Mutu Pendidikan: Refleksi, Relevansi dan Rekonstruksi Curriculum, Jambi, SAPA Project, 2004.

Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan : Konsep, Prinsip, dan Aplikasi Dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, Yogyakarta: Kaukaba, 2012.

Page 20: Kurikulum 2013 dan Manajemen Mutu Terpadu dalam …

332 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 2 Desember 2013

http://aa-den.blogspot.com/2010/07/total-quality-management-tqm-dan.html, (diakses tanggal 12 November 2013 pukul 11.00).

Kemendikbud, Dokumen Kurikulum 2013, Jakarta, Kemendikbud, 2012.

Sabda, Saifuddin. Model Kurikulum Terpadu Iptek dan Imtaq, Jakarta, Ciputat Press. 2006.

Sallis, Edward. Total Quality Management, terj. Ahmad Ali Riyadi, Yogyakarta, Ircisod, 2006.

Suderadjat, Hari. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Implementasi KBK, Bandung , Cipta Lekas Garafika, 2005.

Sutikno, M. Sobri. Pengelolan Pendidikan Tintauan Umum dan Konsep Islami, Bandung, Prospect, 2010.

Supriyanto, Achmad. Totality Management (TQM) di bidang Pendidikan, Malang, Universitas Negeri Malang, 1999.

Syafaruddin. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Jakarta, Grasindo, 2002.

Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2006.

www.presidenri.go.id/index.php/indikator, diakses pada tanggal 10 November 2013.