Kunjungan Ke Mount Alvernia by Vincentius Sia (PERDHAKI)

7
Kunjungan ke Mount Alvernia Hospital Jalannya Kunjungan Kunjungan ini diawali dengan penyeberangan dari Batam ke Singapore menggunakan kapal feri pada Senin, 29 Juli 2013 kurang lebih pk. 07.30 waktu Batam. Perjalanan dari Batam ke Singapore cukup lancar memakan waktu hampir satu jam namun demikian sempat terhenti di imigrasi karena ada seorang anggota yg belum mendapatkan kartu isian imigrasi. Hilir mudik kapal-kapal niaga berukuran sedang dan besar membuat perjalanan tidak terasa lama saat memasuki pelabuhan Singapore yang tampak sangat berbeda dengan Indonesia juga dengan fasilitas nya yang menarik perhatian dan memanjakan bagi para wisatawan. Setelah kapal merapat ke pelabuhan rombongan langsung memasuki ruang kedatangan. Proses imigrasi dengan antriannya yang panjang dapat dilalui dengan cepat. Di luar gedung Pemandu wisata telah menanti kemudian rombogan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok Mount Alvernia Hospital, Rafles Hospital dan sight seeing/city tour. Perjalanan menuju Mount Alvernia Hospital sangat lancar tidak ada kemacetan seperti di Jakarta ataupu kota-kota lain di Indonesia dan saat itu kami disambut dengan hujan gerimis. Dengan melewati pintu samping kami menuju ruang administrasi Mt. Alvernia lalu briefing singkat oleh 2 orang petugas wanita dari Mt. Alvernia dengan didampingi oleh Sr. Johanni CB dan dr. Sally asal Indonesia yang berdomisili di Singapore, beliau bertindak sebagai translater. Perlu diketahui pula bahwa sebenarnya karena keterbatasan ruangan, Mt. Alvernia hanya dapat menerima 20 orang utusan dari PERDHAKI dan akan menyediakan makan siang, namun karena rombongan kami berjumlah 25 orang maka akhirnya kami semua masuk dan makan siang pun dapat dicukupkan untuk 25 orang, Puji Tuhan! Lain dari itu dr. Sally juga menjelaskan dan menawarkan bahwa Mt. Alvernia menyediakan tenaga ahli medis yang dapat diundang ke Indonesia sebagai narasumber. Apabila itu diinginkan dapat disampaikan melalui dr. Sally dan dr Sally akan mendampinginya untuk datang ke Indonesia.

description

Demikianlah sedikit pengalaman kami berkunjung ke Mt. Alvernia Hospital yang dapat kami bagikan kepada rekan-rekan Anggota PERDHAKI, semoga sharing kami dapat memberikan sedikit manfaat bagi semua Anggota PERDHAKI.Oleh: Vincentius Sia

Transcript of Kunjungan Ke Mount Alvernia by Vincentius Sia (PERDHAKI)

Page 1: Kunjungan Ke Mount Alvernia by Vincentius Sia (PERDHAKI)

Kunjungan ke Mount Alvernia Hospital

Jalannya Kunjungan

Kunjungan ini diawali dengan penyeberangan dari Batam ke Singapore menggunakan kapal feri pada Senin, 29 Juli 2013 kurang lebih pk. 07.30 waktu Batam. Perjalanan dari Batam ke Singapore cukup lancar memakan waktu hampir satu jam namun demikian sempat terhenti di imigrasi karena ada seorang anggota yg belum mendapatkan kartu isian imigrasi.

Hilir mudik kapal-kapal niaga berukuran sedang dan besar membuat perjalanan tidak terasa lama saat memasuki pelabuhan Singapore yang tampak sangat berbeda dengan Indonesia juga dengan fasilitas nya yang menarik perhatian dan memanjakan bagi para wisatawan.

Setelah kapal merapat ke pelabuhan rombongan langsung memasuki ruang kedatangan. Proses imigrasi dengan antriannya yang panjang dapat dilalui dengan cepat. Di luar gedung Pemandu wisata telah menanti kemudian rombogan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok Mount Alvernia Hospital, Rafles Hospital dan sight seeing/city tour.

Perjalanan menuju Mount Alvernia Hospital sangat lancar tidak ada kemacetan seperti di Jakarta ataupu kota-kota lain di Indonesia dan saat itu kami disambut dengan hujan gerimis. Dengan melewati pintu samping kami menuju ruang administrasi Mt. Alvernia lalu briefing singkat oleh 2 orang petugas wanita dari Mt. Alvernia dengan didampingi oleh Sr. Johanni CB dan dr. Sally asal Indonesia yang berdomisili di Singapore, beliau bertindak sebagai translater.

Perlu diketahui pula bahwa sebenarnya karena keterbatasan ruangan, Mt. Alvernia hanya dapat menerima 20 orang utusan dari PERDHAKI dan akan menyediakan makan siang, namun karena rombongan kami berjumlah 25 orang maka akhirnya kami semua masuk dan makan siang pun dapat dicukupkan untuk 25 orang, Puji Tuhan!

Lain dari itu dr. Sally juga menjelaskan dan menawarkan bahwa Mt. Alvernia menyediakan tenaga ahli medis yang dapat diundang ke Indonesia sebagai narasumber. Apabila itu diinginkan dapat disampaikan melalui dr. Sally dan dr Sally akan mendampinginya untuk datang ke Indonesia.

Sesuai dengan rencana yang sudah dijadualkan, setelah diskusi dan makan siang rombongan PERDHAKI diajak keliling untuk melihat-lihat fasilitas yang menjadi kebanggan Mt. Alvernia, misalnya Kapel atau Ruang Doa karena ini merupakan satu-satunya RS di Singapore yang dilengkapi dengan Kapel untuk berdoa, selain itu juga adanya Hospice yang merupakan gedung terpisah dari RS yang dikhususkan untuk pasien-pasien terminal.

Menurut informasi dr. Sally, perawat dan pegawai Mt. Alvernia Hospital banyak yang dapat berbahasa Indonesia, oleh karena itu apabila membutuhkan bantuan dalam hal pengobatan tidak perlu takut atau kuatir. Lebih lanjut dikatakan bahwa Mt. Alvernia sangat bangga sebagai satu-satunya Non Profit Hospital di Singapore yang terus berkembang dari waktu ke waktu dan mendapat kepercayaan dari pasien dan pemerintah.

Dalam welcome speech yang disampaikan oleh Mr. Goh Hock Soon, Business Dev. Director mengatakan bahwa pagi itu ada 2 event yang berlangsung di Mt. Alvernia Hospital, pertama yaitu

Page 2: Kunjungan Ke Mount Alvernia by Vincentius Sia (PERDHAKI)

kunjungan PERDHAKI dan ke dua adalah Groundbreaking pembangunan gedung baru yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan Singapore. Mr. Goh Hock Soon juga merupakan contact person Mt. Alvernia Hospital dengan pihak PERDHAKI atau Sr. Johanni CB.

Setelah welcome speech yang disampaikan oleh Mr. Goh Hock Soon acara dilanjutkan dengan pengenalan Mt. Alvernia Hospital berupa tayangan Company Profile disertai dengan penjelasan-penjelasan dari Mr. Lim Hen Seng sebagai Humas Mt. Alvernia Hospital. Dalam sesi tanya jawab menjadi lebih lancar dan mudah dipahami karena dipandu oleh dr. Sally dalam bahasa Indonesia.

Waktu pertemuan tersedia cukup singkat sehingga dengan pengenalan melalui Company Profile yang menarik itu terasa berjalan begitu cepat. Namun demikian karena acara berikutnya adalah makan siang maka seluruh peserta menikmati makan siang yang lezat itu dengan senang hati. Setelah itu rombongan PERDHAKI diajak keliling untuk melihat ruangan dan fasilitas lainnya seperti Kapel, ruang rawat inap, dll. Dari hasil pengamatan kami memang jauh bedanya bila dibandingkan dengan RS Katolik di Indonesia terutama dalam profesionalisme, kedisiplinan, modernitas dan keramahan yang sangat tercermin sepanjang kunjungan kami. Hal ini patut menjadi contoh bagi kita di Indonesia meskipun tidak mudah. Semoga!

Beberapa cuplikan Company Profile dari Mt. Alvernia Hospital

Berikut ini kami sampaikan beberapa catatan yang diambil dari presentasi Company Profile yang telah disiapkan dengan baik dan hasil tanya jawab dengan Mr. Lim Hen Seng yang melayani kami dengan penuh keramahan dan profesional selama 1 jam lebih.

Perjalanan awal

Mount Alvernia Hospital didirikan pada tahun 1961 oleh sekelompok suster Katolik dari Misionaris Fransiskan dari Ibu Ilahi (FMDM) yang menetapkan bahwa pelayanan kesehatan sebagai salah satu perwujudan visi misinya di seluruh dunia. FMDM telah hadir di berbagai belahan dunia antara lain yaitu di Singapura, Malaysia, Australia, Inggris, Irlandia, Italia, Nigeria, Zambia dan Zimbabwe.

Sejarah pendirian Mount Alvernia Hospital pada tahun 1961 sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1949 ketika sekelompok kecil Misionaris suster Fransiskan dari Ibu Ilahi tiba di Singapura atas undangan pemerintah setempat. Pada awalnya para suster mengisi posisi keperawatan di Bagian Tuberkulosis Rumah Sakit Tan Tock Seng sambil menunggu Mandalay Road Hospital yang akan diserahkan kepada para suster untuk dikelola sebagai unit yang terpisah dari Rumah Sakit Tan Tock Seng. Di tempat tersebut para suster juga mengawali sebuah sekolah untuk pelatihan perawat. Dalam beberapa bulan, para suster juga merawat penderita kusta di Trafalgar Home, dan menempatkan staf di Sekolah untuk anak-anak Kusta.

Page 3: Kunjungan Ke Mount Alvernia by Vincentius Sia (PERDHAKI)

Menabung untuk Rumah Sakit Baru

Dalam menanggapi tuntutan beberapa kuartal kedepan dan meramalkan saat pemulihan Singapura dari pendudukan Jepang, hal itu berarti bahwa pemerintah tidak akan membutuhkan jasa para suster lagi, maka para suster berinisiatif untuk menyimpan gaji mereka yang diperoleh dengan susah payah untuk menyiapkan dana guna pembangunan sebuah rumah sakit swasta Katolik. Dari tabungan yang ada dan ditambah dengan sumbangan dari berbagai pihak baik dari perusahaan maupun individu maka dapatlah para suster membangun RS yang diidamkan oleh umat.

Dorongan untuk membangun suatu RS yang baru ini didasarkan pada kenyataan bahwa pelayanan di RS pemerintah sudah sangat padat dan tidak memenuhi standar yang diharapkan. Oleh karena itu para suster memutuskan untuk mendirikan RS yang lebih manusiawi, penuh kasih, dan ini merupakan misi yang mendasari pendirian RS. Mt. Alvernia.

November 1952 kegiatan fundraising mulai dilaksanakan, kemudian tahun 1956 gedung RS yang pertama mulai dibangun. Dengan selesainya pembangunan yang pertama, RS dengan kapasitas 60 tempat tidur ini secara resmi dibuka dan diresmikan oleh Dato Lee Kong Chian pada tanggal 4 Maret 1961 dengan nama Mount Alvernia Hospital. Dari awal pembukaan sampai dengan tahun 1980-an para

suster memegang semua posisi penting di RS. Namun kemudian karena jumlah keanggotaan para suster mulai menyusut maka beberapa posisi penting di RS mulai dipercayakan kepada kaum awam hingga saat ini hanya tinggal beberapa suster saja yang berkarya di RS dalam posisi Pastoral Care serta menghadirkan spiritualitas pelayanan dalam RS.

Mount Alvernia saat ini

Mount Alvernia Hospital saat ini adalah merupakan sebuah RS Umum Perawatan Akut memiliki 303 tempat tidur yang dikelola oleh Tim Eksekutif. Secara struktural Tim Eksekutif bertanggung jawab kepada Dewan Direksi yang terdiri dari para Suster, orang awam dan profesional medis, sedangkan

penanggung jawab tertinggi ialah Pemimpin Kongregasi FMDM. Moto Mt. Alvernia Hospital adalah “Melayani Semua dengan Cinta Kasih dan memberikan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas” “Value-for-Money”.

Pada awal pendirian Mt. Alvernia Hospital hanya melayani kasus-kasus Obstetri, Ginekologi dan Pediatri namun kemudian berkembang sampai dengan pelayanan kasus Ortopedi, Optalmologi, Kardiologi dan Bedah Umum, sehingga Mt. Alvernia Hospital terkenal dengan ahli pasang sten, spesialis Mata dan Neuro Surgery. Sejauh ini Mt. Alvernia tidak mempunyai dokter sendiri melainkan para dokter spesialis menyewa tempat di Mt. Alvernia.

Pasien Mt. Alvernia memiliki akses ke 100 dokter spesialis dekat dengan kampus, dan lebih dari 1000 dokter terakreditasi yang terletak di luar kampus. Tenaga medis yang praktek di Mt. Alvernia sama juga dengan mereka yang praktek RS. Glean Eagle , Mt. Elizabeth dan RS lain di Singapore, sehingga kualitasnyapun juga sama.

Page 4: Kunjungan Ke Mount Alvernia by Vincentius Sia (PERDHAKI)

Dalam menghadapi persaingan yang ketat dengan RS-RS lain di Singapura, Mt. Alvernia juga sudah dilengkapi dengan fasilitas laboratorium dan peralatan medis yang lengkap dan up to date misalnya MRI, CT scan dengan 256 slice, Cancer biopsi, dll dengan kemampuan dapat mengeluarkan hasil pemeriksaan secara cepat pula.

Pasien-pasien Mt. Alvernia Hospital terdiri dari 90 % warga Singapura dan 10% adalah pasien dari luar Singapura yang mana mayoritas adalah warga Indonesia khususnya dari Jakarta.

Sebagai rumah sakit non profit, Mt. Alvernia dibebaskan dari pajak oleh pemerintah, sehingga keuntungan akhir tahun dapat digunakan untuk kegiatan Charity atau kegiatan sosial. Selain itu karena Mt. Alvernia juga didirikan dari uang masyarakat, maka sisa hasil usaha juga dikembalikan kepada masyarakat berupa Health Screening masyarakat dan lansia dengan biaya yang sangat ringan, karena peraturan pemerintah tidak mengijinkan pemberian secara gratis. Bantuan Mt. Alvernia kepada masyarakat juga berupa pemberian perawatan lansia yang dirawat di Hospice, mereka ini tidak dipungut biaya.

Sebagian sisa hasil usaha Mt. Alvernia Hospital juga dimanfaatkan untuk membantu mereka yang memerlukan bantuan di luar negeri misalnya melakukan Health Screening dan makanan di gereja-gereja Tanjung pinang, Batam, Tanjung Balai, Karimun, Vietnam, dll.

Bantuan pemerintah Singapura kepada Mt. Alvernia Hospital selain berupa pembebasan pajak, pemerintah juga telah memberikan suatu lahan untuk pembangunan gedung baru di Mt. Alvernia. Hal ini merupakan dukungan yang sangat menguntungkan bagi rumah sakit non profit di Singapura yang jauh berbeda dengan kondisi di Indonesia sehingga Mt. Alvernia dapat bersaing dengan RS Swasta lain dan masyarakat publik banyak tertolong karena sisa hasil usaha dikembalikan kepada masyarakat.

Ketika penyelenggaraan karya Kesehatan di rumah sakit menjadi sangat kompleks sementara jumlah para suster tidak mengalami penambahan bahkan berkurang, maka para suster memutuskan untuk menyerahkan penyelengaraan rumah sakit kepada staf awam yang kompeten. Namun demikian para suster tetap berperanan di Pastoral Care sekaligus juga terlibat dalam seleksi, pembinaan dan orientasi calon karyawan atau karyawan baru agar visi, misi Mt. Alvernia dapat tetap hidup dan terwujud nyata dalam pelayanan.

Apa kelebihan dari Mt. Alvernia Hospital?

Kelebihan dari Mt. Alvernia Hospital perlu kita perhatikan sebagai suatu contoh, mungkinkah kelebihan-kelebihan tersebut dapat dilaksanakan di rumah sakit kita di Indonesia? Selain itu juga agar warga Indonesia yang ingin berobat ke Singapura tidak hanya tertuju kepada RS. Mt. Elizabeth. Adapun kelebihan tersebut antara lain yaitu:

1. Tarif lebih murah dibandingkan dengan tarif di RS Mt. Elizabeth yang mana 90% pasiennya adalah warga Indonesia. Tarif yang berlaku di Mt. Alvernia adalah sama, baik bagi pasien warga Singapura maupun pasien luar Singapura, kondisi ini berbeda dengan RS Mt. Elizabeth dimana pasien warga luar Singapura dikenakan tarif yang lebih mahal. Bagi pasien yang kurang mampu di Mt. Alvernia juga diberlakukan tarif khusus, berbeda dengan pasien yang mampu.

Page 5: Kunjungan Ke Mount Alvernia by Vincentius Sia (PERDHAKI)

2. Mt. Alvernia memberikan tarif sewa ruangan praktek klinik dokter dengan harga yang murah sehingga para dokter dapat memberikan kualitas pelayanan yang sama baiknya dengan pelayanan di rumah sakit lain.

3. Adanya Pastoral Care bagi para pasien dimana pasien tidak hanya dirawat dari segi fisiknya saja melainkan juga aspek-aspek lain berdasarkan prinsip holistik atau meliputi bio-psiko-sosio-spiritual.

Kesimpulan dan Saran

Dari hasil pengamatan dan tanya jawab dalam kunjungan kami yang sangat singkat, dapat kami tarik beberapa kesimpulan yang dapat kami sarankan untuk kita semua sebagai sesama anggota PERDHAKI antara lain yaitu:

1. Nuansa ke Katolikan dan terlebih spiritualitas Kongregasi FMDM sebagai pendiri Mt. Alvernia Hospital dengan visi misinya dapat tetap hidup dan dirasakan walaupun Tim Eksekutif seluruhnya diserahkan kepada staf Awam, hal ini karena Suster FMDM mengambil peran sebagai Mission Leader di Mt. Alvernia.

2. Profesionalisme di semua lini mulai dari jajaran manajemen, staf medik, keperawatan dan staf penunjang lain sangat penting demi tercapainya keselamatan pasien dalam suatu tatanan pelayanan yang profesional.

3. Mt. Alvernia mampu menghadapi persaingan dengan rumah sakit swasta lain karena adanya dukungan pihak pemerintah Singapura berupa pembebasan pajak dan bantuan materi lain sehingga prinsip nirlaba atau non profit dapat sungguh-sungguh dinikmati oleh masyarakat.

4. Mt. Alvernia Hospital merupakan rumah sakit lain yang dapat diperhitungkan oleh warga Indonesia yang membutuhkan untuk berobat ke Singapura disamping Mt. Elizabeth.

Penutup

Demikianlah sedikit pengalaman kami berkunjung ke Mt. Alvernia Hospital yang dapat kami bagikan kepada rekan-rekan Anggota PERDHAKI, semoga sharing kami dapat memberikan sedikit manfaat bagi semua Anggota PERDHAKI.

Oleh: Vincentius Sia