Pengalaman Perdhaki dalam...

28
Pengalaman Perdhaki dalam Fund-Raising Yogyakarta, 6 – 7 Agustus 2010

Transcript of Pengalaman Perdhaki dalam...

Pengalaman Perdhaki dalam Fund-Raising

Yogyakarta, 6 – 7 Agustus 2010

Pendahuluan

Perdhaki :Persatuan Karya Dharma Kesehatan IndonesiaBerdiri : 24 Juli 1972Kantor Pusat : Jl. Kramat VI no 7

Jakarta Pusat

Jumlah anggota

l Rumah Sakit : 85- kapasitas < 100 tt : 52 RS- kapasitas 100 – 150 tt : 16- kapasitas > 150 tt : 17 RS

l BP/RB, Balkesmas : 365

Visi:“Terwujudnya persatuan dalam karya pelayanan kesehatan yang didasari oleh nilai-nilai Kristiani bagi kelangsungan karya penyelamatan dan pengutusan penyembuhan dari Kristus”

Misi

l Mempertahankan dan memperjuangkan nilai-nilai martabat manusia dan keseluruhan hidup dalam pelayanan kesehatan.

l Mengupayakan agar nilai-nilai Kristiani senantiasa menjiwai pelaksanaan karya kesehatan anggota.

l Memberikan pelayanan kepada karya kesehatan dalam upaya meningkatkan mutu layanan yang menghargai martabat manusia.

Misil Meningkatkan koordinasi dan kerjasama

berlandaskan Communio antar anggota dan wilayah untuk mengembangkan sistem yang mampu menjawab tantangan jaman.

l Meningkatkan daya tanggap anggota terhadap perubahan sosial politik dan teknologi yang berdampak kepada sektor kesehatan.

l Mengupayakan agar anggota berperan serta aktif dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat.

l Mengembangkan jalinan kerjasama dengan pihak lain yang terkait.

Nilai-Nilai Dasar

l Hormat kepada kehidupan dan martabat manusia

l Setia kepada nilai-nilai Kristianil Berpihak kepada orang kecil dan menderital Kerjasama dalam jaringan karya kesehatanl Bersikap dan bertindak secara profesional

Pembahasan

l Fund raising Perdhaki Pusat

l Fund raising Unit-Unit anggota Perdhaki

Upaya Fund Raising Perdhaki l Sumber: Luar Negeri dan Dalam Negeril LN: Jerman, Belanda, Amerika dan Singaporel Sejak 10 tahun terakhir lembaga donor Jerman dan

Belanda tidak lagi memberikan bantuan untuk RS di perkotaan tetapi ke daerah pedesaan dan untuk masyarakat miskin

l Bantuan berupa: Dana, peralatan yang diperlukan, atau obat-obatan dan peralatan medis.

Pemanfaatan bantuan dana:

l Pembangunan gedungl Program kesehatan komunitas : KIA. PHCl Program DRR (Disaster Risk Reduction)l Program Social Determinant of Health:

Kebersihan air dan makanan à bekerjasama dengan instansi lain (Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Komisi-komisi di Keuskupan dll)

Pemanfaatan bantuan dana:

l Program operasi katarak bagi masyarakat miskin di daerah-daerah sp kota besar

l Program TBC dan Malaria: dana, alat medis, kelambu anti nyamuk, obat-obatan, sarana penunjang lain dan pelatihan SDM

l Program pendidikan à beasiswa untuk bidan, analis kesehatan dan dokter untuk program S2 Manajemen Rumah Sakit.

Beberapa sumber dana DN:

l Depkes, Presiden,Jamsostek dll: tempat tidur, ambulance, peralatan lain.

l Donasi individu à adanya hubungan emosional tertentu – langsung diberikan kepada RS ybs.

l Pabrik-pabrik farmasi à berkaitan dengan marketing.

Proses mendapatkan donasil Unit anggota Perdhaki mengajukan permohonan ke

Perdhaki Pusat disertai data yang diperlukanl Disetujui oleh Badan Pengurus Perdhaki à

pembuatan proposal à dikirim ke lembaga donor yang sesuai

l Bantuan dapat dikirim langsung ke Unit yang membutuhkan atau melalui Perdhaki

l Perdhaki membuat laporan ke lembaga donor berdasarkan informasi dari Unit disertai bukti-bukti otentik

Fund Raising Unit-Unit Anggota Perdhaki

Profil Unit Kesehatan anggota Perdhaki:- Badan Hukum: Yayasan/Perhimpunan- Untuk RS, sebagian besar adalah RS Umum,

dan kebanyakan RS kecil dengan kapasitas < 100 tt à karena keterbatasan modal

- Rerata BOR kebanyakan <60%, untuk RS besar dapat mencapai sekitar 80%

Kondisi keuangan

l Banyak yang mengalami defisit anggaranl Untuk BP semuanya defisitl Semua mempunyai bad-debt berkisar antara

5 – 100 juta lebih/tahun, untuk BP paling rendah < 1 juta/tahun

l Semakin besar kapasitas RS atau jumlah kunjungan pasien BP à semakin besar bad-debt yang harus ditanggung

Sumber pendanaan untuk pasien

Ada beberapa sumber yang dimanfaatkan:- Out of pocket- Askes komersial- Askes PNS - Jamkesmas/Jamkesda- JPKM- Institusi tempat pasien bekerja - Dll.

- Out of pocket:Hampir seluruh Unit, pendanaan terbesar adalah out of pocket dengan kisaran 65% –100% total revenue.

- Pemanfaatan Askes komersial dan Askes PNS masih sangat sedikit sekitar 0,1% - 20% dari total revenue.

- Pemanfaatan Jamkesmas/Jamkesda masih terbatas, ada Unit yang sudah melaksanakan dengan baik, ada pula yang sedang menjajaki à tergantung hubungan kerjasama dengan pemerintah setempat.

- Pemanfaatan JPKM sangat sedikit à jumlah JPKM sedikit.

- Pendanaan dari institusi tempat pasien bekerja (kerjasama kontraktor) masih terbatas, kebanyakan di RS perkotaan.

- Pendanaan lain: dari Keuskupan/Paroki, kongregasi, Yayasan sendiri (rekening biaya kesehatan, sumbangan sosial).

Kendala dalam pemanfaatan Askes PNS, Jamkesmas/Jamkesda, Jamsostek:

l Kesulitan pencairan danal Perbedaan persepsi dalam aplikasi di

lapangan dengan aturan yang dituliskanl Perhitungan tarif yang rendah di bawah unit

costl Kurangnya hubungan kepercayaanl Kurang motivasi dan kurang sosialisasi

Sumber Pendanaan lain untuk Institusi/RS

l Hampir semua Unit terutama di daerah pedesaan tidak mempunyai donor tetap atau tidak tetap, baik DN/LN

l Kerjasama dengan perusahaan farmasi, alkes à hanya beberapa RS di perkotaan dengan benefit yang seimbang

l Kerjasama dalam bentuk KSO untuk pengadaan peralatan medis tertentu (CT Scan, USG, peralatan laboratorium dll)

Kesimpulan:l Unit-unit Kesehatan anggota Perdhaki tidak

mempunyai sumber donasi tetap/tidak tetap, bagi RS yang surplus dapat melakukan investasi di bidang lain di luar RS untuk membantu pendanaan RS.

l Pemanfaatan Askes PNS, Askes Komersial, Jamkesmas/Jamkesda, Jamsostek, JPKM perlu ditingkatkan disertai dengan perbaikan kualitas layanan dan membangun hubungan kepercayaan.

Kesimpulan:

l Hubungan kerjasama dengan perusahaan lain dengan prinsip win – win sudah ada namun belum optimal.

l Unit-unit anggota Perdhaki di daerah terpencil lebih mengandalkan bantuan dana LN melalui Perdhaki Pusat untuk mendanai program-program kesehatan di luar kegiatan operasional unit tersebut.

Keprihatinan

Kurangnya sumber donasi, mengakibatkan:- Kurangnya fasilitas penunjang untuk

peningkatan mutu layanan- Fisik RS menjadi tidak menarik à

ditinggalkan oleh masyarakat dan terancam punah

- Seharusnya menjadi keprihatinan pemerintah juga.