Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

38
Muhammad ali 70300110063 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum menilai hasil analisa urin, perlu diketahui tentang proses pembentukan urin. Urin merupakan hasil metabolism tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit. iltrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin per menit.1,2 Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga ertujuan untuk mengetahui kelainan kelainan dipelbagai organ tubuh seperti hati .(1) Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan olehginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi .Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalamdarah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru/segar berwarna kuning jernih.. Ph urin berkisar antara 4,8 ± 7,5 dan Berat jenis @2010 muhammad ali 70300110063, [email protected] Page 1

description

smoga sukses

Transcript of Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Page 1: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum menilai hasil analisa urin, perlu diketahui tentang proses

pembentukan urin. Urin merupakan hasil metabolism tubuh yang dikeluarkan

melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan

terbentuk filtrat 120 ml per menit. iltrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi

dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin per menit.1,2

Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui

kelainan ginjal dan salurannya juga ertujuan untuk mengetahui kelainan kelainan

dipelbagai organ tubuh seperti hati.(1)

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan olehginjal yang

kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi .Pengeluaran urin diperlukan

untuk membuang molekul-molekul sisa dalamdarah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga

homeostasis cairan tubuh.Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat

(kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru/segar berwarna

kuning jernih.. Ph urin berkisar antara 4,8 ± 7,5 dan Berat jenis urin 1,002 sampai ± 1,035.

Volume urin normal per hari adalah 900 ± 1400 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor

diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dankopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan

emosi. Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang

a. Keruh. Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada

urinseperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral

b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanyadisebabkan oleh efek

samping obat-obatan dan makanan tertentuseperti bluberi dan gula-gula, seperti

kanker ginjal, batuginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat

.c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau

gangguan hati seperti hepatitis atau serosis

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 1

Page 2: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

.d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin Bkompleks yang

banyak terdapat dalam minuman berenerg, saluran empedu, pankreas, korteks

adrenal, uterus dan lain-lain.(2)

B. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:

a. Mengukur berat jenis urine

b. Melihat fungsi ginjal dalam pemekatan dan pengenceran urine

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 2

Page 3: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem   Perkemihan

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses

penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak

dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh

tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan

dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Adapun susunan Sistem Perkemihan terdiri dari:

1. Ginjal adalah salah satu dari system perkemihan yang memegang peranan

penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, mempertahankan suasana

keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 3

Page 4: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

dari cairan tubuh, dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein

ureum, kreatinin dan amoniak.

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,

terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan

medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang

dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut

pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari

lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu

masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis

berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi

menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan

bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.

Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit

fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron

terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan

tubulus urinarius.

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 4

Page 5: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini

berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini

berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

2. Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke

vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter

sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga

pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari:

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah lapisan otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang

mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.

3. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk

seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga

panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon

karet.

Dinding kandung kemih terdiri dari:

a. Lapisan sebelah luar (peritoneum).

b. Tunika muskularis (lapisan berotot).

c. Tunika submukosa.

d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

4. Uretra

Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang

berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.

Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 5

Page 6: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

a. Urethra pars Prostatica

b. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)

c. Urethra pars spongiosa.

Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm

(Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan

vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.

Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:

a. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria.

Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga

agar urethra tetap tertutup.

b. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan

saraf.

c. Lapisan mukosa.

5. Urin (Air Kemih)

Sifat fisis air kemih, terdiri dari:

a. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan

(intake) cairan dan faktor lainnya.

b. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

c. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.

d. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.

e. Berat jenis 1,015-1,020.

f. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet

(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).(3)

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 6

Page 7: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

B. Ciri-Ciri Urine Yang Normal Dan Komposisi Urine Normal

Adapun ciri-ciri urine yang normal yaitu: (4:305)

1. Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai jumlah cairan

yang dimasukkan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protein

yang dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk

melarutkan ureanya.

2. Warnanya bening orange pucat tanpa endapan, tetapi ada kalanya jonjot

lender tipis tampak terapung di dalamnya.

3. Baunya tajam.

4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6

5. Berat jenis berkisar dari 1010 sampai 1025.

Urine terutama terdiri atas, air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang

yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam

24 jam, jumlah persen air danbenda padat dalam urine adalah sebagai berikut:

a. Air 96%

b. Benda padat 4% (terdiri atas urea 2 % dan produk metabolit lain 2%)

c. Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino

yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan

diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal

adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah

normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.

d. Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg

setiap 100 ccm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke

dalam urine.

e. Keratin adalah hasil buangan keratin dalam otot. Produk metabolism lain

mencakup benda-benda purine, oksalat, fosfat, sulfat, dan urat.

Elektrolit atau garam, seperti natrium dan kalium klorida,

diekskresikan untuk mengimbangi jumlah ytang masuk ke dalam mulut. (4:

306)

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 7

Page 8: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

C. Proses Pembentukan Urine

1. Proses Filtrasi

Pembentukan urine dimulai ketika air dan molekul-molekul terlarut dan

ion-ion disaring keluar dari glomerulus plasma kapiler dan masuk ke dalam

kapsul glomerulus melalui proses filtrasi di glomerulus. Molekul-molekul

besar, seperti protein terbatas masuk ke dalam glomerulus karena ukurannya. (5:783)

Berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman untuk menampung

hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan

kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus dan sisa cairan akan

diteruskan ke piala ginjal. Untuk proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi

untuk mendapatkan hasil akhir.

a. Tekanan yang menyebabkan filtrasi:

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 8

Page 9: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

Merupakan hasil kerja jantung. Tekanan hidrostatik kapiler glomerulus

kurang lebih 50 mmHg, tekanan ini cenderung mendorong air dan garam-

garam melalui glomerulus.

Tiga faktor lain yang ikut serta dalam filtrasi adalah sebagai berikut.

1. Tekanan osmotic (TO)

Dari filtrasi kapsula bowman: tekanan yang dikeluarkan oleh air

atau pelarut lainnya pada membran semipermeabel sebagai usaha

untuk menembus membran ke dalam area yang mengandung lebih

banyak molekul yang tidak dapat melewati membran.

2. Tekanan hidrostatik (TH)

Tekanan yang dihasilkan dengan adanya filtrasi dalam kapsula

Bowman bersama-sama mempercepat gerakan air dalam molekul

permeable dari kapsula bowman kembali ke dalam kapiler.

3. Laju filtrasi glomerulus (LFG)

Laju dimana filtrasi dibentuk, jumlah pembentukan filtrasi per

menit adalah 125 ml. factor klinis utama yang mempengaruhi LFG

adalah tekanan hidrostatik dan tekanan osmotic.

b. Tekanan yang melawan filtrasi

Tekanan hidrostatik cairan di dalam kapsul bowman adalah

sebesar kurang lebih 5 mmHg, sedangkan tekanan osmotic koloid

protein kurang lebih 30 mmHg yang cenderung menarik air dan garam

ke dalam pembuluh kapiler.

c. Tekanan akhir

Menyebabkan filtrasi dikurangi tekanan yang melawan filtrasi

sama dengan filtrasi aktif (50 – 30 + 5 mmHg = 25 mm Hg). Kira-kira

120 ml plasma difiltrasi setiap menit. Pada glomerulus membran

filtrasi hanya dapat dilalui oleh plasma, garam-garam, glikosa, dan

molekul-molekul kecil lainnya. Sel dan plasma terlalu besar untuk

difiltrasi dengan cara ini, oleh karena itu dibentuk pengenceran oleh

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 9

Page 10: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

glomerulus 100-150 ml setiap hari. Susunan cairan filtrasi ini sama

seperti susunan plasma darah, tetapi tidak ada proteinnya. Membran

glomerulus darah bekerja sebagai suatu saringan biasa dan untuk

proses ini tidak diperlukan energy. (6:257-259)

2. Penyerapan ( Absorsorbsi)

Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian

terbesar dari filteredsolute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi

dari tubulus renal tiak sama. Padaumumnya pada tubulus proksimal

bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih luasdari tubulus

yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi sebelum

cairanmeninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan

mempunyai hubungan dengankapiler peritubular yang memfasilitasi

pergherakan dari komponen cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler

dan jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan ( substance ) dibawa oleh

seldari cairn tubulus melewati epical membrane plasma dan dilepaskan ke

cairan interstisialdibagian darah dari sel, melewati basolateral membrane

plasma (Sherwood, 2001).Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi

melewati jalur paraseluler bergerakdarivcairan tubulus menuju zonula

ocludens yang merupakan struktur permeable yang mendempetsel tubulus

proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi pasif. Di

tubulusproksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi

optimal, Na, K, ATPase pumpmanekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial

dan mengeluarkan 2 ion K ke sel, sehinggakonsentrasi Na di sel berkurang

dan konsentrasi K di sel bertambah.Selanjutnya disebelah luar difusi K

melalui canal K membuat sel polar. Jadi interior sel bersifat

negative .pergerakan Namelewati sel apical difasilitasi spesifik transporters

yang berada di membrane. Pergerakan Namelewati transporter ini

berpasangan dengan larutan lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na

(contransport ) atau berlawanan pimpinan ( countertransport ) (Sherwood,

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 10

Page 11: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

2001).Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini

( secondaryactive transport ) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat,

dan organic anion. Pengambilanactive substansi ini menambah konsentrasi

intraseluler dan membuat substansi melewatimembrane plasma basolateral

dan kedarah melalui pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi daribikarbonat

oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient Na

3. Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi )

volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena

itu, 99% filtratglomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus

kontortus proksimal dan terjadipenambahan zat-zat sisa serta urea pada

tubulus kontortus distal. Substansi yang masih bergunaseperti glukosa dan

asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, danbahan

lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi

lebih dari178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa.Sebagian besar dari

zat-zat ini direabsorbsibeberapa kali (Sherwood.2001).Setelah terjadi

reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yangkomposisinya

sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang

masihdiperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat

sisa metabolisme yangbersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03 ,

dalam urin primer dapat mencapai 2%dalam urin sekunder. Meresapnya zat

pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam minomeresap melalui

peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air

terjadipada tubulus proksimal dan tubulus distal (Sherwood.2001).

4. Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai

terjadi di tubuluskontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat

ureter adalah 96% air, 1,5% garam,2,5% urea, dan sisa substansi lain,

misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm danbau pada urin.

Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 11

Page 12: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

bermolekulkompleks.Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa

metabolisme antara lain, CO2,H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat

(Cuningham, 2002). Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau

sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan

protein.Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak

berlebihan.WalaupunCO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat

dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH)dalam darah.Demikian juga

H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut . 

Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan

zat yang beracunbagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh.

Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut

akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun,yaitu dalam bentuk urea. Zat

warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah

yangdilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah

yang akan dioksidasi jadiurobilinogen yang berguna memberi warna pada

tinja dan urin.Asam urat merupakan sisametabolisme yang mengandung

nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racunlebih rendah

dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.(7)

D. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine adalah :

1. Hormon ADH

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga

dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk

oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH

dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.

2. Aldosteron

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 12

Page 13: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar

adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya

perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin.

3. Prostaglandin

Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang

berlungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus,

dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini

berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.

4. Gukokortikoid

Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air

yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium

5. Renin

Selain itu ginjal menghasilkan renin yang dihasilkan oleh sel-sel

apparatus jukstaglomerularis pada :

a. Konstriksi arteria renalis (iskhemia ginjal)

b. Terdapat perdarahan (iskhemia ginjal)

c. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra)

d. Innervasi ginjal dihilangkan

e. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )

Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila

regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi

ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi

angiotensin I, yang oleh enzim lain diubah menjadi angiotensin II, dan ini

efeknya menaikkan tekanan darah.

a. Zat - zat diuretik, banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika

banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan menghambat proses

reabsorpsi, sehingga volume urine bertambah.

b. Suhu internal atau eksternal, jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan

respirasi meningkat dan mengurangi volume urine.

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 13

Page 14: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

c. Konsentrasi Darah, jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air

dalam darah rendah.Reabsorpsi air di ginjal mengingkat, volume urine

menurun.

d. Emosi, emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan

volume urine. (8)

E. Mekanisme Pemekatan dan Pengenceran Urine

1. Hormone ADH Mengatur Konsentrasi Urine

Bila osmolalitas cairan tubuh meningkat di atas normal (yaitu, zat

terlarut dalam cairan tubuh menjadi terlalu pekat), kelenjar hipofisis posterior

akan menyekresi lebih banyak ADH, yang meningkatkan permeabilitas

tubulus distal dan duktus kolingentes terhadap air. Keadaan ini

memungkinkan terjadinya reabsorpsi air dalam jumlah besar dan penurunan

volume urine, tetapi tidak mengubah kecepatan ekskresi zat terlarut oleh

ginjal secara nyata.

Bila terdapat kelebihan air di dalam tubuh dan osmolaritas cairan

eksternal menurun, sekresi ADH oleh hipofisis posterior akan menurun. Oleh

sebab itu, permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes terhadap air akan

menurun, yang menghasilkan sejumlah besar urine encer. Jadi, kecepatan

sekresi ADH sangat menentukan encer atau pekatnya urine yang akan

dikeluarkan oleh ginjal.

2. Mekanisme ginjal untuk mengeluarkan urine encer

Bila terdapat kelebihan air di dalam tubuh, ginjal dapat mengeluarkan

urine encer sebanyak 20 liter perhari, dengan konsentrasi sebesar 50 mOsm/l.

ginjal melakukan tugas yang hebat ini dengan mereabsorpsi zat terlarut terus

menerus, dan pada saat yang sama, tidak mereabsorpsi sejumlah besar air di

nefron bagian distal, yang meliputi tubulus distal akhir dan duktus koligentes. Pada awal pembentukan filtrat glomerulus, osmolaritas filtrat kira-kira

sama dengan osmolaritas plasma (300 mOsm/L). Untuk mengeluarkan

kelebihan air, penting untuk mengencerkan filtrat ini sewaktu filtrat melewati

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 14

Page 15: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

tubulus. Hal ini dicapai dengan mereabsorbsi lebih banyak terlarut daripada

air.

3. Kebutuhan untuk Mengekskresi Urine Pekat kadar ADH yang Tinggi

Kebutuhan dasar untuk membentuk urine pekat adalah kadar ADH

yang tinggi, yang meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan duktus

koligentes terhadap air, sehingga membuat segmen-segmen tubulus ini

mereabsorbsi air cukup banyak, dan osmolaritas yang tinggi dari cairan

interstisial medula ginjal, yang membentuk gradien osmotik yang diperlukan

untuk terjadinya reabsorbsi air dengan kadar ADH yang tinggi.

Interstisium medula ginjal yang mengelilingi duktus koligentes

normalnya bersifat sangat hiperosmotik, sehinga bila kadar ADH tinggi, air

bergerak melewati membran tubulus secara osmosis ke dalam interstisium

ginjal, dari sana air akan dibawa oleh vasa rekta kembali ke dalam darah. Jadi,

kemampuan pemekatan urine dibatasi oleh kadar oleh ADH dan oleh derajat

hiperosmolitas medula ginjal.

Ginjal mengeluarkan kelebihan air dengan membentuk urine yang

encer. Ginjal normal memiliki kemampuan yang besar untuk membentuk

berbagai perubahan. Bila terdapat kelebihan air dalam tubuh dan osmolaritas

cairan tubuh menurun, ginjal akan menegleuarkan urine dengan osmolaritas

sebesar 50 mOsm/L, yaitu suatu konsentrasi yang hanya sekitar seperenam

dari osmolaritas cairan ekstrasel normal. Sebaliknya bila terjadi kekurangan

air dan osmolaritas cairan ekstrasel tinggi, ginjal dapat mengeluarkan urine

dengan konsentrasi 1200 sampai 1400 mOsm/L. Yang juga penting, ginjal

juga dapatmengeluarkan sejumlah besar urine encer atau sejumlah kecil urine

pekat tanpa perubahan besar dalam kecepatan ekskresi zat terlarut seperti

natrium dan kalium. Kemampuan unutk mengatur pengeluaran air yang tak

tergantung pada pengeluaran zat terlarut ini, penting untuk pertahanan hidup,

terutama bila asupan terbatas. (9:348-350)

F. Faktor-faktor yang turut mempengaruhi Susunan urin

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 15

Page 16: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

Untuk mendapatkan hasil analisa urin yang baik perlu diperhatikan

beberapa faktor antara lain persiapan penderita dan cara pengambilan contoh

urin. Beberapa hal perlu diperhatikan dalam persiapan penderita untuk analisa

urin misalnya pada pemeriksaan glukosa urin sebaiknya penderita jangan makan

zat reduktor seperti vitamin C, karena zat tersebut dapat memberikan hasil positif

palsu dengan cara reduksi dan hasil negatif palsu dengan cara enzimatik. 1,3,6-11

Pada pemeriksaan urobilin, urobilinogen dan bilirubin sebaiknya tidak diberikan

obat yang memberi warna pada urin, seperti vitamin B2 (riboflavin), pyridium

dan lain lain. 1,4,7,9 Pada tes kehamilan dianjurkan agar mengurangi minum

supaya urin menjadi lebih pekat 8 Susunan urin tidak bsanyak berbeda dari hari

ke hari, tetapi pada pihak lain mungkin banyak berbeda dari waktu ke waktu

sepanjang hari, karena itu penting untuk mengambil contoh urin menurut tujuan

pemeriksaan. Untuk pemeriksaan urin seperti.

pemeriksaan protein, glukosa dan sedimen dapat dipergunakan urin -

sewaktu , ialah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan dengan

khusus, kadang (10)

G. Pengaruh gangguan fungsi ginjal

Ada beberapa kelainan yang umum terjadi pada beberapa penyakit ginjal.

Sering kali pada beberapa jenis penyakit ginjal ditemukan adanya protein dalam

urine, leukosit, sel darah merah dan silinder, yaitu potongan-potongan protein

yang mengendap di tubulus dan di dorong oleh urine ke dalam vesika urinariaa.

Akbat penyakit ginjal lainnya yang juga penting adalah hilangnya kemampuan

pemekatan atau pengenceran urine, uremia, asidosis dan retensi Na+ abnormal.

1. Proteinuria

Pada beberapa penyakit ginjal dan pada kelainan ginjal yang tidak

berbahaya, permeabilitas kapiler glomerulus meningkat, dan protein dapat

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 16

Page 17: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

ditemukan di urine dalam jumlah yang lebih besar dari pada normal

(proteinuria). Sebagian besar protein ini berupa albumin, dan kelainan ini

biasanya disebut albuminuria.

2. Hilangnya kemampuan pemekatan dan pengenceran:

Pada penyakit ginjal, urine yang terbentuk mungkinkurang pekat dan

volumenya seiring bertambah, yang menimbulkan gejala-gejala poliuria dan

nopturia (bangun malam untuk berkemih). Kemampuan untuk membentuk

urine yang encer seringkali tetap ada, tetapi pada penyakit ginjal yang lanjut,

osmolalitas urine menetap kira-kira sama dengan plasma yang menunjukkan

bahwa fungsi pengenceran dan pemekatan ginjal sudah tidak ada lagi.

Kehilangan ini sebagian disebabkan oleh kerusakan pada mekanisme

countercurrent tetapi penyebab yang lebih penting adalah rusaknya nefron-

nefron yang berfungsi.

3. Uremia

Bila hasil metabolism protein menumpuk di dalam darah akan

menimbulkan gejala yang disebut uremia. Gejala uremia antara lain, letargia,

anoreksia, mual dan muntah, deteriorasi mental dan kebingungan, kedutan

otot, kejang-kejang dan akhirnya koma. Kadar BUN dan kreatinin tinggi, dan

kadar zat-zat ini dalam darah dapat digunakan sebagai indeks beratnya

uremia. Kemungkinan bukan penumpukan ureum dan kreatinin saja yang

menimbulkan gejala-gejala ini, melainkan penumpukan zat-zat toksik lain-

seperti asam-asam organic atau fenol dan menimbulkan gejala-gejala uremia.

4. Asidosis

Asidosis sering ditemukan pada penyakit ginjal menahun akibat

penurunan kemampuan ginjal untuk mengekskresikan asam-asam hasil

pencernaan dan metabolisme.

5. Gangguan Metabolisme Na+

Sering kali pada penyakit ginjal ditemukan adanya retensi Na + yang

berlebihan disertai edema. Sedikitnya ada tiga penyebab retensi Na+ pada

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 17

Page 18: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

penyakit ginjal. Pada glomerulonefritis akut, suatu penyakit yang terutama

mengenai glomerulus terdapat penurunan nyata jumlah Na+ yang difiltrasi.(11)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Nama Percobaan

“Pemeriksaan Berat Jenis Urine”

B. Alat dan Bahan

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 18

Page 19: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

1. Gelas penampung

2. Spoit 10 cc

3. Reagen strip

4. Urineometer

5. Pinset

6. Aquades

7. Urine

8. Tabung reaksi

9. Bengkok

10. Handscoon

B. Prosedur Kerja

1. Menggunakan Urinometer

a. Meminta orang coba untuk miksi pertama kali, tampung di gelas

penampung.

b. Orang coba 1 diberi sekitar 500 ml air, setelah itu tunggu sekitar 20 menit

dan diminta kembali untuk miksi dan tampung di tempat penampung lain.

c. Orang coba 2 diminta untuk melakukan aktivitas fisik selama 30 menit

tanpa diberi minum, kemudian diminta untuk miksi kembali dan

ditampung di tempat yang berbeda.

d. Mengambil urine dari 4 sampel sebanyak 8 cc, memasukkannya ke dalam

tabung reaksi.

e. Memasukkan urinometer ke dalam masing-masing sampel urine kemudian

menentukan berat jenis urine. 1 strip=0,002

2. Menentukan fungsi ginjal dengan menggunakan reagen strip

a. Mencelupkan reagen strip ke dalam kedua sampel urine orang coba.

b. Menunggu sampai 30 detik dan lihat perubahan pada reagent dan

bandingkan dengan yang normal.

C. Hasil Percobaan

1. Orang coba 1

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 19

Page 20: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

Nama : Ny.R

Umur: 19 tahun

Hasil percobaan :

Timbang :

Strip : 1,00

Urinometer : 1.0

2. Orang coba 2 diberi minum

Nama : Tn K

Jenis Kelamin : laki-laki

Umur :19 tahun

BB : 54 kg

Hasil percobaan :

Waktu (menit) 0 30 60 90 120

Volume (ml) 80 120 230 62 40

Warna Kuning

cerah

Kuning

teh

Kuning

bening

Kuning

bening

Kuning

pekat

Berat jenis

Timbang

Strip

0.95

1.01

1.01

1.005

0.99

1.005

0.95

1.005

1.00

1.020

Ket: setelah miksi pertama (setelah waktu 0 menit), orang coba meminum air

sebanyak berat badan dikali 15 ml.

Orang coba III :

Nama : Tn. A

Jenis kelamin : laki – laki

Umur : 19 tahun

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 20

Page 21: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

Hasil percobaan :

Waktu (menit) 0 60 120

Volume (ml) 130 23 18

Warna Kuning jernih Pekat pekat

Berat jenis:

Timbang

Strip

1.015

1.005

1.048

1.030

1.011

1.020

Ket: setelah waktu 0 menit, orang coba disuruh beraktivitas fisik sampai

keluar keringat

D. Analisis Prcobaan

Pada orang pertama, orang pertama tidak diberikan perlakuan apa-apa,

dari hasi tes urin didapatkan hasil yaitu warna urinnya kuning jernih dan berat

jenis urinnya 1.00 ini menandakan urin orang coba pertama adalah normal dan

tidak ada indikasi penyakit. Apabila warna urine berwarna gelap, hal itu bisa

disebabkan karena adanya konsumsi obat – obatan. Selain itu apabila urine

menunjukan adanya warna seperti merah, kuning dan coklat menandakan adanya

indikasi penyakit. Secara normal warna dapat berubah, tergantung jenis bahan

/obat yang dimakan

Pada orang coba kedua diberikan perlakuan dengan meminum air sebanyak

15 ml dikali berat badan tiap kali 30 menit. Berat jenis urine orang coba kedua

seharusnya menurun, tetapi pada hasil percobaan tersebut diperoleh berat jenis

urine yang meningkat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

a) volume urine sebelum minum air dan setelah minum air tidak sama

sehingga mempengaruhi berat jenis urine.

b) Kepekatan urine karena makin pekat urine maka makin tinggi berat

jenisnya.

c) Berat jenis urine berhubungan erat dengan diuresa sehingga makin

kecil diuresa, maka makin tinggi berat jenisnya.

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 21

Page 22: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

Pada orang ketiga yaitu di berikan perlakuan dengan cara disuruh untuk

melakukan aktivitas olah raga .Analisis pada orang coba ketiga yaitu:

1. Berat jenis urine pada orang coba keketiga normal karena jumlah berat jenis

urine setelah melakukan aktivitas seperti olah raga akan meningkat.

2. Pada percobaan ini seharusnya volume urine sebelum melakukan aktivitas

seperti olah raga sama dengan volume urine setelah melakukan olah raga

sehingga pada percobaan diperoleh hasil yang lebih akurat.

3. Osmolalitas urine pada orang coba ketiga normal yaitu harus meningkat

setelah melakukan aktivitas seperti olah raga karena berat jenis urine yang

meningkat. Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena

kelebihan atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang

akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif.

Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik vasopresin, untuk

menekan sekresi air, sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada

tubulus ginjal. Akibatnya, konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi

98 persen.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu:

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 22

Page 23: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

1. Pengukuran berat jenis urine dapat dilakukan dengan metode urineometer yang

terdiri dari hydrometer. Alat ini dibuat khusus untuk mengetahui berat jenis

urine. Sedangkan untuk mengetahui kandungan urine dapat dilakukan dengan

menggunakan reagent strip

2. Fungsi ginjal dalam pemekatan dan pengenceran urine

a. Hormone ADH Mengatur Konsentrasi Urine

Bila osmolalitas cairan tubuh meningkat di atas normal (yaitu, zat

terlarut dalam cairan tubuh menjadi terlalu pekat), kelenjar hipofisis

posterior akan menyekresi lebih banyak ADH, yang meningkatkan

permeabilitas tubulus distal dan duktus kolingentes terhadap air. Keadaan

ini memungkinkan terjadinya reabsorpsi air dalam jumlah besar dan

penurunan volume urine, tetapi tidak mengubah kecepatan ekskresi zat

terlarut oleh ginjal secara nyata.

Bila terdapat kelebihan air di dalam tubuh dan osmolaritas cairan

eksternal menurun, sekresi ADH oleh hipofisis posterior akan menurun.

Oleh sebab itu, permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes

terhadap air akan menurun, yang menghasilkan sejumlah besar urine

encer. Jadi, kecepatan sekresi ADH sangat menentukan encer atau

pekatnya urine yang akan dikeluarkan oleh ginjal

b. Mekanisme ginjal untuk mengeluarkan urine encer

Bila terdapat kelebihan air di dalam tubuh, ginjal dapat mengeluarkan

urine encer sebanyak 20 liter perhari, dengan konsentrasi sebesar 50

mOsm/l. ginjal melakukan tugas yang hebat ini dengan mereabsorpsi zat

terlarut terus menerus, dan pada saat yang sama, tidak mereabsorpsi

sejumlah besar air di nefron bagian distal, yang meliputi tubulus distal

akhir dan duktus koligentes.

Pada awal pembentukan filtrat glomerulus, osmolaritas filtrat kira-kira

sama dengan osmolaritas plasma (300 mOsm/L). Untuk mengeluarkan

kelebihan air, penting untuk mengencerkan filtrat ini sewaktu filtrat

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 23

Page 24: Kumpulan Laporan Fisiologi Ali

Muhammad ali 70300110063

melewati tubulus. Hal ini dicapai dengan mereabsorbsi lebih banyak

terlarut daripada air.

c. Kebutuhan untuk Mengekskresi Urine Pekat kadar ADH yang Tinggi

Kebutuhan dasar untuk membentuk urine pekat adalah kadar ADH

yang tinggi, yang meninggkatkan permeabilitas tubulus distal dan duktus

koligentes terhadap air, sehingga membuat segme-segmen tubulus ini

mereabsorbsi air cukup banyak, dan osmolaritas yang tinggi dari cairan

interstisial medula ginjal, yang membentuk gradien osmotik yang

diperlukan untuk terjadinya reabsorbsi air dengan kadar ADH yang

tinggi.

B. Saran

Adapun saran yang bisa diberikan:

1. Sebaiknya pada percobaan ini dilakukan di tempat berbeda agar tidak

mengganggu jalannya proses pemeriksaan.

2. Sebaiknya peralatan praktikum dilengkapi agar efektifnya praktikum

3. Sebaiknya alat yang akan digunakan dalam praktikum dalam keadaan bersih

supaya tidak mempengaruhi hasil dari pemeriksaan.

@2010 muhammad ali 70300110063,[email protected] Page 24