Ali Djumhana

25
Uremic Gastropathy Ali Djumhana

Transcript of Ali Djumhana

Page 1: Ali Djumhana

Uremic GastropathyAli Djumhana

Page 2: Ali Djumhana

Pendahuluan

• Gangguan saluran cerna merupakan salahsatu gangguan non-renal yang sering

ditemukan pada CKD

• ~100% dari pasien CKD mengeluhkan satu atau lebih dari keluhan dan gejala

saluran cerna (SC) selama perjalanan penyakitnya.

• Adanya symptom gangguan SC ini dpt berefek terhadap nutrisi pasien

• Pada pasien CKD beberapa abnormalitas dapat ditemukan dari tiap segmen SC.

• Pada pemeriksaan endoskopi sekitar 67% ditemukan adanya lesi pada SCBA.

• Patogenesis gangguan SCBA pada CKD multifactorial. Adanya gangguan

keseimbangan factor defensive dan agresif, substansi tosik baik endogen

maupun eksogen dan perubahan homeostasis dari lingkungan ekstraseluler

merupakan teori yang sering dikemukakan.

Page 3: Ali Djumhana

Pendahuluan

• Gastropati uremia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

tanda dan gejala sertra perubahan patologi dari SC bagian atas ( SCBA)

yang berhubungan dengan uremia.

• Adanya lesi di SCBA pada pasien uremia sering terabaikan, sehingga tidak

jarang menimbulkan komplikasi yang berat bahkan kematian.

• Pengenalan lesi dan manajemen dini, secara signifikan dapat

mengurangi morbiditas dan mortalitas pada pasien CKD

Page 4: Ali Djumhana

Fungsi saluran Cerna

Motorik/peristaltik

• Akomodasi

• Menggiling

• Mendorongmakanan ke anal

Sekresi

• Asam lambung

• Proenzym= pepsinogen

• Bikarbonat

• Mukus

Digesti

• Kombinasi fungsi mekanik dan enzymatik

Absorpsi

• Air,glukosa

Page 5: Ali Djumhana

Surface epithelialcells

Mucus layer

Ionic gradient

Bicarbonate layer

Prostaglandins

Mucosal bloodsupply

NSAIDs

H. pyloriPepsinGastric

acid

Acidicenvironment

Neutral environment

Bile

AGGRESSIVE FACTORS

DEFENSIVE FACTORS

Imbalanced between aggressive factors and protective factors

Noxious agents

Faktor agresif dan Defensif

Page 6: Ali Djumhana

AGRESIF

DEFENSIF

Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan

antara factor agresif dan factor defensif dari mukosa

gastro duodenal sehingga tidak timbul penyakit/gangguan

Patofisiologi terjadinya lesi pada SCBA

Page 7: Ali Djumhana

Perubahan yang terjadi pada penderita CKD

• Lapisan mukus menjadi lebih tipis

1. Lapisan mukus.

2. Bikarbonat: sekresi bikarbonat menurun

• Mengalami bendungan ditingkat kapiler → angiodysplasia

• Terdapat pengapuran pembuluh darah

3. Aliran darah submukosa

• Karena lapisan mucus yang tipis asam lambung mudah mengalami “back diffusion” sehingga mukosa menjadi rentanterhadap zat ulserogenik

• Beberapa hasil penelitian tidak menunjukkan adanya konsistensi perubahan pH.

4. Asam lambung

• Hasil penelitian tidak memperlihatkan hasil yang konsisten disbanding non CKD.

5. Prevalensi Hp :

• Terjadi gastroparesis

6. Motilitas

7. Meningkatnya “uremic toxin” dalam lumen saluran cerna

8. Terjadi peningkatan hormone Des Acyl Ghrelin dan Gastrin.

Allen A, Flamstrom Am J Physiol Cell Physiol 288: C1–C19, 2005; doi:10.1152/ajpcell.00102.2004.

Page 8: Ali Djumhana

SIMPTOM GASTROPATI UREMIKUM

Anoreksi. Mual. Muntah. Heartburn.

Hiccups (Singultus)

Nyeri abdomen

bagian atas

Perdarahan saluran cerna bagian atas

Page 9: Ali Djumhana

Prevalensi simptom Gastropati uremikum

https://dx.doi.org/10.18535/jmscr/v6i3.181

Page 10: Ali Djumhana

Fungsi sekresi gaster pada CKD:Yang ada kelainan dan tidak ada kelainan endoskopi

Page 11: Ali Djumhana

Pemeriksaan Esofagogastroduodenoskopi

Page 12: Ali Djumhana

Saudi J Kidney Dis Transpl 2020;31(2):388-394

Page 13: Ali Djumhana

Gambaran Endoskopi

Esofagus normal Esofagitis

Gaster normal Gastritis

Angiodysplasia gaster

Ulkus

Page 14: Ali Djumhana

Defense

Offense

Gastric lumen

Mechanical stressChemical irritant(Alcohol,NSAIDs)Pepsin, Acid

H+

Surface mucus

cell

Parietal

cell

Gland-type mucuscell

Chief cell

Pepsin, Acid Solubilized mucus

H+

back

diffusion

Page 15: Ali Djumhana

Distribusi lesi endoskopi dan kelainan endoskopi

Elango , Shankar https://dx.doi.org/10.18535/jmscr/v6i3.181

Page 16: Ali Djumhana

Kelainan Endoskopi berdasarkan stadium CKD

Page 17: Ali Djumhana

Adanya lesi gastroduodenal meningkat sejalan dengan beratnyaCKD. Lesi gastroduodenal cenderung lebih banyak pada yg didialisis

Srilatha M et.al. Int J Sci Stud 2017;5(2):221-225.

Page 18: Ali Djumhana

UGIB –CKD: Faktor risiko untuk perjadinya Perdarahan SMBA

Page 19: Ali Djumhana

Risiko perdarahan berhubungan dengan usia, kadar albumin,GFR dan adanya infeksi Hp

Page 20: Ali Djumhana

Infeksi Hp

Saudi J Kidney Dis Transpl 2020;31(2):388-394

Page 21: Ali Djumhana

PENDEKATAN DIAGNOSIS

Penderita harus dievaluasi berdasarkan :

• Simtom

• Gejala dyspepsia

• Perdarahan saluran cerna bagian atas

• Laboratorium

• CBC

• Elektrolit : Na, K, Ca, Mg.

• Faal hati ALT,AST,

• Marker hepatitis A,B,C

• Endoskopi

• Merupakan alat diagnostik yang penting untuk menentukan

adanya lesi pada saluran cerna bagian atas.

Page 22: Ali Djumhana

TERAPI UMUM GASTROPATI UREMIA

• Diit yang rendah asam amino rantai aromatik.

• Probiotik.

• Mencegah konstipasi.

• Sorbent therapy untuk mengikat toxin uremi

Page 23: Ali Djumhana

Terapi Khusus

Dialisis merupakan terapi terbaik pada gastropati uremia

Pada pasien yg sedang menjalani dialisis dengan gastropatidpt diberi terapi medik.

• Gangguan motilitas

• Prokinetik : metoklopramid, domperidon

• Esofagitis erosif

• Penekan asam lambung.

• Gastroduodenitis

• Sitoprotektor, H2RA

• Tukak gastroduodenal

• PPI dan menghentikan penyebabnya.

• Bila Hp positif→ eradikasi Hp

• Perdarahan saluran cerna

• PPI drip/bolus, terapi endoskopi atau surgical atauRadiologi Intervensi

Page 24: Ali Djumhana

Kesimpulan

• Gejala dan tanda gastropati uremia sangat sering ditemukan pada penderita CKD.

• Pada penderita CKD dengan simtom dispepsia perlu dilakukanpemeriksaan elktrolit dan faal hati

• Modalitas diagnostik dan terapeutik endoskopi merupakan yang sangat penting untuk menentukan adanya lesi patologis dan terapiperdarahan pada panderita gastropati uremia.

Page 25: Ali Djumhana