Pk Ali Imobilisasi
-
Upload
gita-githul -
Category
Documents
-
view
65 -
download
0
description
Transcript of Pk Ali Imobilisasi
KOMPLIKASI IMMOBILISASI
TERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH
Dosen Pembimbing :
Ns. MOH. ALI MANSUR, S.Kep
Disusun oleh:
Agita Tiara Kusuma
TK. 1 A
AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA
KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2012 / 2013
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanya dengan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya makalah “Komplikasi Immobilisasi Terhadap Sistem Tubuh” ini dapat
terselesaikan.
Tidak lupa sholawat serta salam kita junjung kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang benderang.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yaitu Bapak Moh.
Ali Mansur, S.Kep. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar
Manusia. Makalah ini berisikan penjelasan tentang komplikasi immobilisasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Kediri, 19 Oktober 2012
Penulis.
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 2
DAFTAR ISI
Halaman sampul………………………...……………………………………...………………1
Kata Pengantar……………………………………………………………..……….………….2
Daftar Isi………………………………………………………………………….……………3
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………….…………………………………………….….…....4
B. Rumusan Masalah………………………..…………………………………………..……..4
C. Tujuan………………………………………………………………….………………..…..5
BAB II Pembahasan
Imobilisasi………………………………………………………………………………….…..6
Efek Imobilitas…………………………………………………………………………..……..7
Manajemen Keperawatan……………………………………………………………………..13
Wawancara Pengkajian……………………………………………………………...………..14
BAB III Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..…………….23
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Pada dasarnya, setiap orang memiliki
kebutuhan yang sama. Akan tetapi karena terdapat perbedaanbudaya, maka kebutuhan tersebut pun ikut
berbeda. Dalam memenuhi kebutuhannya,manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika
gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berfikir keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkan.
Kebutuhan fisiologis atau kebutuhan fisik manusia merupakan kebutuhan yangpaling mendasar yang harus
terpenuhi agar kelangsungan hidup bisa bertahan. Ada beberapa kebutuhan fisik manusia yang akan dibahas
yaitu Mobilisasi yang merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur
sertapengaturan posisi sebagai salah satu cara mengurangi resiko menghindari terjadinyadekubitus/pressure
area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh danmempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai
dengan body aligmen (Strukturtubuh). Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti megekspresikan emosi
dengangerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas kehidupansehari-hari dan
kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secaraoptimal maka system saraf, otot, dan skeletal
harus tetap utuh dan berfungsi baik. Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak bebas,
danimobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas.Mobilisasi dan
imobilisasi berada pada satu rentang dengan banyak tingkatan imobilisasi parsial di antaranya. Beberapa klien
mengalami kemunduran danselanjutnya berada di antara rentang mobilisasi-imobilisasi, tetapi pada klien
lain,berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas (Perry dan Potter,
1994).
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan
masalah, yaitu :
1. Bagaimana bentuk/kebutuhan mobilisasi dan imobilisasi dalam Keterampilan Keperawatan Dasar ?
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 4
2. Bagaimana pengaturan dan penjelasan dalam Range of Motion (ROM) dan Posisi pada pasien ?
C. TUJUAN
Tujuan dibentuknya makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi apa dan bagaimana mobilisasi dan imobilisasi sesuai dengan Keterampilan
Keperawatan Dasar.
2. Untuk memenuhi pengaturan dan fungsi Posisi dan Range of Motion (ROM) pada pasien dalam
Keterampilan Keperawatan Dasar
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 5
BAB II
PEMBAHASAN
IMOBILISASI
Kesehatan Fisik
Mobilitas dan toleransi aktivitas dipengaruhi oleh setiap gangguan yang menggangu
kemampuan sistem syaraf, sistem muskoluskeletal, sistem kardiovaskular, sistem pernafasan
dan aparatus vestibular. Masalah kongenital seperti displasia panggul, spina bifida, palsi
serebral, dan distrofi otot mempengaruhi fungsi motorik. Gangguan sistem syaraf seperti
penyakit parkinson, sklerosis multipel, tumor sistem syaraf pusat, cedera serebrovaskular
(stroke), proses inflasi (mis, meningitis), dan cedera kepala serta cedera tulang belakanh dapat
menyebabkan kelemahan, spastik (dengan tonus otot yang terlalu besar), atau flaccld (tanpa
tonus otot) pada kelompok otot.
Kesehatan Jiwa
Gangguan mental atau afektif seperti depresi atau stres menahun dapat mempengaruhi
keinginan seseorang untuk bergerak. Seseorang yang mengalami depresi tidak mememiliki
antusiasme untuk melakukan aktivitas ataupun dan bahkan dapat kekurangan energi untuk
melakukan praktik hiegini sehari-hari. Kurang energi secara jelas terlihat dalam postur tubuh
merosot dengan kepala menunduk.
Nutrisi
Kurang nutrisi dan nutrisi berlebih dapat mempengaruhi keselajaran tubuh dan
mobilitas tubuh. Orang dengan gizi buruk dapat mengalami kelemahan otot dan keletihan
Devisiansi dan Vitamin D menyebabkan deformitas tulang selama pertumbuhan.
Nilai dan Sikap Pribadi
Seseorang menghargai latihan teratur atau tidak, sering kali dipengaruhi oleh keluarga.
Disisi lain, keluarga yang hidupnya tidak banyak bergerak berpartisipasi dalam olah raga
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 6
hanya sebagai penonton dan gaya hidup ini sering kali diturun kapada anak-anak nya. Orang
yang menghargai bentuk otot atau ketertarikan fisik dapat berpartisipasi dalam progam latihan
teratur untuk menghasilkan penampilan yang mereka inginkan.
Faktor Eksternal
Suhu yang tinggi dan kelembapan yang tinggi menghambat aktivitas, semetara suhu
dan kelembapan yang nyaman mendukung aktivitas. Keamanan lingkungan di sekitar rumah
dapat meningkatkan KEWASPADAAN KLINIS (Di Amerika semakin banyak jumlah
remaja yang mengalami kelebihan berat badan dan remaja yang menderita diabetes. 25%
anak-anak di Amerika menonton televisi 4 jam atau lebih. Dalam sehari hanya 27% siswa
kelas 3 SMP atau 3 SMA yang terlibat dalam aktivitas fisik moderat)
Pembatasan yang Diprogamkan
Unutk meningkatkan pemulihan, perlengkapan seperti gips, braces, bebat, dan traksi
sering kali digunakan untuk mengimobilisasi bagian tubuh. Tirah baring mungkin menjadi
pilihan terapi untuk klien tertentu, misal untuk meredakan adema, mengurangi keb utuhan
metabolik dan oksigen, meningkatkan perbaikan jaringan atau untuk menurunkan nyeri.
Istilah tirah baringmemiliki beberapa makna dalam beberapa keadaan. Di beberapa lembaga
tirah baring berarti berbaring terus ditembat tidur atau tirah baring komplet.
EFEK IMOBILITAS
Individu yang memiliki gaya hidup tidak aktif mengalami banyak masalan yang dapat
mempengaruhi sistem tubuh utama. Imobilitas menyebabkan masalah atau tidak sering kali
tergatung pada inaktivitas, status keadaan klien, dan kesadaran sensoris klien. Tanda-tanda
paling jelas imobilitas berkepanjangan dapat terlihat di sistem muskoluskeletal. Penurunan
ketangkasan otot terjadi jika klien tidak mempertahankan sejumlah aktivitas fisik sedang.
Selain itu imobilitas memberikan dampak buruk pada sistem kardiovaskular, pernafasan,
metabolik, perkemihan, dan psikoneurologis.kemungkinan efek imobilitas pada
tubuhdiuraikan dibawah ini :
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 7
a. Sistem Moskuloskeleta.
Disuse osteoporosis. Tanpa tekanan dari aktivitas menahan beban, tulang mengalami
demineralisasi. Tulang mengalami de[resi terutama kalsium, yang memberikan
kekuatan dan densitas tulang. Tanpa memperhatikan jumlah kalsium dalan diet
seseorang proses diminerelasasiyang dikenal sebagai osteoporosis.
Disuse atrofi. Atrrofi (pengecilan ukuran ) otot karena tidak terpakai, kehilangan
sebagian besar kekuatan dan fungsi normalnya.
Kontrktur. Saat serat otot tiddk mampu memanjang tau memendek, pada akhirnya
akan terbantuk kontraktur (pemendekan otot secara permanen), yang
membatasimobilita sendi. Proses ini akhirnya mekibatkan tendon, ligamen, dan kapsul
sendi. Keadaan ini bersifat permanen kecuali melalui intervensi bedah.
Kekakuan dan nyeri pada sendi. Tanpa pergerakan jaringan kolagen (jaringan ikat ) di
sendi terjadi ankilosis tidak dapat bergerak secara permanen)
b. Sistem Kardiovaskular
Pengurangan cadanga jantung. Penurunan mobilitas menciptakan ketidakseimbangan
dalam sistem syaraf otonomi yang menyebabkan meningkatkan aktivitas simpatik
melebihi aktivitas kolinergik yang meningkatkan freekuensi jantung. Frekuansi
jantung yang cepat mempengaruhi tekanan diastolik, aliran darah kolonel dan
kemempuan jantung untung merespon terhadap setiap perubahan metabolik diatas
tingkat basal.
Peningkatang penggunaan manuver valsava. Manuver valsava adalah menahan nafas
dan menegangkan glotis yang tertutup. Misal, klien cebderung menahan nafas
merekan saat berupaya bangun di tempat tidur atau duduk di pispot. Aktivitas ini
membentuk tekanan yang cukup bermakna pada vena besar di toraks sehingga
menggangu pengembalian aliran darah ke jantung atau ateri koroner.
Hipotensi artostatik (postural). Hipotensi artostatik adalah akibat umu dari
imobilitas. Dalam keadaan normal, aktivitas sistem syaraf simpatikmenyebabkan
vasokonstriksi ototmatis di pembuluh darah di setengah bagian bawah tubuh saat
orang yang dapat bergerak mengubah posisinya dari posisi horisontal ke
vertikalvasokonstriksi mencegah penggumpalan darah di tungkai dan secara efektif
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 8
mempertahankan tekanan darah pusat untuk memastikan perfusi jangtung dan otak
yang memadai.
Vasodilatasi vena dan stasis vena. Otot rangka orang yang aktif berkontraksi pada tiap
pergerakan yang menekan pembuluh darah di otot tersebut dan membantu memompa
darah kembali ke jantung melawan gravitasi katup kecil an vena tungkai membantu
aliran vena kembali ke jantung dengan mencegah aliran darah balik dan penggenangan
drah.
Adema tergantung. Apabila tekanan vena cukup besar, beberapa bagiann serosa darah
dipaksa keluar dari pembuluh darah ke dalam ruang interstisial disekitar pembuluh
darah, yang menyebabkan edema. Edema paling sering terjadi di bagian tubuh yang
berada di bawah jantung dan sakrum atau tumit klien yang duduk tegak di tempat tidur
atau di kaki dan tungkai bawah klien yang duduk disebuah kursi.
Pembentukan trombus. Tiga faktor secara bersama menyebabkan terbentuknya
tromboflebltis (bekuanyang melekat secara longgar ke dinding darah yang mengalami
inflasi)pada klien gangguan aliran balik vena ke jantung, hiperkoagulabilitas darah,
dan cedera pada dinding pembuluh darah. Sebuah trombus (bekuan) terutama
berbahaya jika terlepas dari dinding pembuluh darah vena memasuki sirkulasi umum
sebagai sebuah embolus (sebuah objek yang berpindah dari tempat asalnya, yang
menyebabkanobstruksi di sirkulasi manapun)
c. Sistem Pernafasan
Penurunan pergerakan pernafasan. Klien yang tidak dapat bergerak dan berbaring
terlentang, ventilasinya parunya berubah secara pasif. Organ abdomen menekan
diafragma, sehingga membatasi pergerakan paru dan mempersulit paru untuk
mengembang secara penuh. Tanpa pergerakan meregang secara periodik, sendi
kartilago interkostal dapat terfiksasi pada fase ekspirasi pernafasan yang semakin
membatasi potensi ventilasi maksimal. Perubahan ini menyebabkan pernafasan
dangkal dan mengurangi kapasitas vital (jumlah udara maksimal yang dapat
dihembuskan setelah inflasi maksimal.
Penumpukan sekresi pernafasan. Sekresi saluran pernafasan sevara normal
dikeluarkan dengan mengubah posisi atau postur dan dengan batuk. Inaktivitas
menyebabkan sekresi menumpuk karena grafitasi yang mengganggu difusi normal
oksigen dan karbon dioksida di dalam alveolus.
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 9
Atelektasis. Apabila ventilasi menurun, sekresi yang menumpuk dapat terakumulasi di
area tergantung pada bronkiolus dan secara efektif menyumbatnya. Karena dalam
perubahan aliran darah regional, tirah baring menurunkan jumlah produksi surfaktan
(surfatan memungkinkan alveolus untuk tetap terbuka).
Pneumonia hipostatik. Skesi yang menumpuk menjadi media pertumbuhan bakteri
yang sangat baik. Di bawah kondisi ini, infeksi pernafasam atas minor dapat
berkembang dengan cepat menjadi infeksi dsaluran pernafasan bawah yang berat.
d. Sistem Metabolik
Penurunan laju metabolik. Metabolisme adalah jumlah semua proses fisik dan kimia
yang membuntuk dan mempertahankan zat hidup yang menyediakan energi untuk
digunakan oleh tubuh. Laju metabolik basal adalah energi minimal yang
dikeluarkan untuk mempertahankan proses ini.
Keseimbangan nitrogen negatif. Pada orrang yang aktif, kesimbangan terjadi antara
sitesis protein (anabolisme) dan pemecahan protein (katabolisme). Massa otot yang
dipecah melepaskan nitrogen setelah itu lebih banyak nitrogen yang dikeluarkan
daripada yang dimasukkan, yang menghasilkan keseimbangan nitrogen negatif.
Anoreksia. Kehilangan selera makan (anoreksia) terjadi karena penurunan laju
metabolik dan peningkatan katabolisme yang menyertai imobilitas. Penurunan asupan
kalori biasanya adalah respoas terhadap penurunan kebutuhan energi orang yangtidak
aktif.
Kesimbangan kalsium negatif. Kesimbangan kalsium negatif terjadi sebagai akibat
langsung dari imobilitas. Jumlah kalsium yang diekstrasi dari tulang lebih besar dari
pada yang digantikan. Menahan beban dan menahan tekanan juga dibutuhkan
untukmengganti kalsium dalam tulang.
e. Sistem Perkemihan
statis urine. Pada orang yang dapat bergerak, gravitasi memainkan peranan penting
dalam mengosokan ginjal dan kandung kemih. Bentuk dan posisi ginjaldan kontraksi
ginjal aktif penting dalam mengosongkan urine dari kaliks ginjal, pelvis ginjal, dan
ureter secara komplek. Pelvis ginjal dapat terisi urine sebelum urine tersebut didorong
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 10
kedalam ureter.pengosongan tidak terjadi secara komplet dan statis urine (penghentian
atau penganbatan aliran)
batu ginjal. Pada orang yang dapat bergerak, kalsium didalam urine tetap terlarut
karena kalsium dan asam sitrat seimbang dalam keasaman urine yang tepat. Pada
keadaan imobilitas dan banyaknya jumlah kalsium di dalam urine., keseimbangan ini
tidak lagi dipertahankan. Urine menjadi lebih basa dan garam kalsium memicu
pembentukan kristal sehingga membentuk kalkelus (batu) ginjal.
Retensi urine. Orang yang tidak dapat bergerak dapat menderita retensi urine
(akumulasi urine di dalam kandung kemih), distensi kandung kemih, dan kadang kala
inkontinensia urine (berkemih secara involunter). Penurunan tonus otot kandung
kemih menghambat kemampuannya untuk mengosongkan urine secara komplrt dan
individu mengalami imobilitas tidak mampu merelaksasi otot perineum secara cukup
untuk dapat berkemih.
Infeksi urine. Statis urine menyediakan medium yang sempurna untuk pertu,buhan
bakteri. Tindakan pengeluara urine yang normal dan sering sudah tidak ada dan
distensi urinesering kali menyebabkan robekan di mukosa kandung kemih,
memungkinkan masuknya organisme penyebab infeksi
f. Sistem Pencernaan
Konstipasi adalah masalah yang sering terjadi pada orang yang sering mengalami
imobilitas karena penurunan peristaltik dan motitlitaskolon. Kelemahan seluruh otot rangka
mempengaruhi otot abdomen dan perineum yang digunakan dalam defikasi. Apabila fases
menjadi sangat keras, dibutuhkan kekuatan lebih besar untuk mengeluarkanya. Orang yang
mengalami imobilitas mungkin tidak memiliki kekuataan.
g. Sistem Integumen
Penurunan tutor kulit. Kulit dapat mengalami atrofi sebagai akibat dari imobilitas
berkepanjangan. Pergeseran cairan tubuh diantara kompartemen cairan dapat
mempengarusi konsistensi dan kesehatan
Kerusakan kulit. Sirkulasi darah normal bergantung pada aktivitas otot. Imobilitas
menggangu siskulasi dan mengurangi surplai nutrisi kr area tertntu. Akibatnya, kulit
mengalami kerusakan dan dapat terbentuk ulkus dekubitus
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 11
f. Sistem Psikonoeurologi
individu yang tidak mampu melaksanakan aktivitas biasa terkait dengan peran mereka
(mis, sebagai pencari nafkah, bapak, ibu) menyadari keterkaitan ketergantungan kepada orang
lain. Faktor ini menurunkan harga diri individu. Frustasi dan penurunan harga diri pada
akhirnya dapat mencetuskan reaksi emosional yang dasyat. Reaksi emosional sangat
bervariasi. Beberapa individu menjadi apatis dan menarik diri, beberapa individu lain
mengalami regresi, dan beberapa yang lain menjadi marah dan agresif.
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 12
MANAJEMEN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian yang terkait dengan aktivitas dan latihan klien meliputi riwayat
keperawatan dan pemeriksaan fisik pada kesejajaran tubuh, gaya berjalan, penampakan, dan
pergerakan sendi, kemempuan dan keterbatahan pergerakan, massa otot an kekuatan otot,
toleransi aktivitas, masalah yang terkait dengan imobilitas, dan kebugaran fisik.
Perawat mengumpulkan informasi dari klien, dari perawat lain, dan catatan klien.
Pemeriksaan dan riwayat merupakan sumber informasi yang sangat penting mengenai
ketidakmampuan yang mempengaruhi status mobilitas dan aktivitas klien, seperti kontrakter,
edema, nyeri di ekstemitas, atau keletihan umum.
Riwayat keperawatan
Riwayat aktivitas dan latihan biasanya adalah bagian dari format riwayat keperawatan
yang komprehensif dan meliputi tingkat aktivitas sehari-hari, toleransiaktivitas, tipe dan
frekuensi latihan, faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas. Apabila klien baru-baru ini
menunjukkan perubahan pola atau kesulitan mobilitas, dibutuhkan riwayat yang lebih terinci.
Riwayat yang terinci ini harus mencangkup sifat khusus masalah, kapan pertama kali terjadi
dan berapa kali frekuaensinya, apa penyebabnya jiuka diketahui, bagaimana masalah
memengaruhi kehidupan sehari-hari, apa yang dilakuakan klien mengatasi masalah, dan
apakah metode ini efektif. Contoh, pertanyaan wawancara untuk mendapatkan data, ini
ditunjukkan dalam Wawancara Pengkajian penyerta
Pemeriksaan fisik
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 13
Lakukan pemeriksaan fisik yang berfokus pada aktivitas dan latihan yang menekankan
kesejajaran tubuh, gaya berjalan, penampakan dan pergerakan sendi, kemampuan dan
keterbatasan pergerakan, massa otot dan kekuatan otot, serta toleransi aktivitas.
Kesejajaran tubuh pengkajian kesejajaran tubuh meliputi inspeksi klien berdiri. Tujuan
pengkajian kesejajaran tubuh adalah untuk mengidentifikasi.
Variasi perkembangan normal postur tubuh
Postur dan kebutuhan belajar untuk mempertahankanpostur tubuh yang baik
WAWANCARA PENGKAJIAN
AKTIVITAS DAN LATIHAN
TINGKAT AKTIVITAS SEHARI-HARI
Apakah aktivitas yang anda lakukan secara rutin dalam satu hari
Apakah anda mampu melakukan tugas berikut secara mandiri
a. Makan
b. Berpakaian/berhias
c. Mandi
d. Ke toilet
e. Ambulasi
f. Menggunakan kursi roda
g. Bergerak dari dan ke tempat tidur, kamar mandi, dan mobil
h. Memasak
i. Membersihkan rumah
j. Berbelanja
Bila ada masalah dalam kemampuan anda melaksanakan tugas seperti itu
a. Apakah anda menyebut diri anda sebagai orang yang bergantung secara tetat
atau parsial
b. Bagaimana tugas diselesaikan (oleh keluarga, teman, lembaga, atau
menggunakan perlengkapan khusus)
Toleransi Aktivitas
Berapa banyak dan apa tipe aktivitas yang membuat anda letih
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 14
Apakah anda pernah mengalami pusing, nafas pendek peningkatan bermakna dalam
frekuensi, pemapasan, atau masalah lain setelah aktivitas ringan atau sedang
Latihan
Apa tipe latihan yang anda lakukan untuk meningkatkan kebugaran fisik anda
Berapa frekuensi dan lama sesi latihan ini
Apakah anda percaya bahwa latihan bermanfaat bagi kesehatan anda, jelaskan
Gaya berjalan, karateristik pola gaya berjalan seseorang dikaji untuk menentukan mobilitas
klien dan resiko cedera akibat jatuh. Dua fase gaya berjalan normal adalah tegak dan
mengayun. Dalam fase tegak, (a) tumit salah satu kaki dipijakkan kee tanah, dan (b) berat
tubuh disebarkan pada tumit kaki tersebut sementara tumit lain mengangkat dan
meninggalkan tanah. Dalam fase mengayun tumit dari arah belakang bergerak ke depan
tubuh.
Perawat mengkaji gaya berjalan saat klien berjalan menuju kamar atau m inta klien
berjalan sejauh 10 kaki di sepanjang lorong dan amati keadaan berikut :
Kepala tegak, pandangan lurus ke depan, dan kolumna verbrata tegak
Tumit meminjak tanah sebelum jari kaki
Kaki dalam posisi dorsifieksi dalam fase mengayun
Lengan yang berlawan dengan kaki yang sedang mengayun bergerak ke depan pada
saat yang sama
Gaya berjalan halus, terkoordinasi, dan berirama dengsn tekanan beban yang sama
pada kedua kaki, menghasilkan ayunan tubuh minimal dari sisi ke sisi dan
mengarahkan gaya berjalan lurus ke depan.
Perawat juga bisa mengkaji laju (jumlah langkah yang dilakukan permenit). Laju berjalan
normal adalah 70 sampai 100 langkah permenit.
Penumpukan dan pergeraakan sendi, pemeriksaan fisik sendi terdiri dari inspeksi, palpasi,
pengkajian rentang pergerakan aktif, dan jika pergerakan aktif tidak memungkinkan, kaji
rentang pergerakan pasif. Perawat harus mengkaji hal beriku :
Apakah ada pembengkakan aatau kemerahan sendi yang dapat menunjukkan
keberadaan cedera
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 15
Apakah ada defonnitas seperti pembesaran atau kontraktur tulang dan simetrisitas
tulang yang terkena
Perkembangan otot yang berhubungan dengan tiap sendi dan ukuran relatif serta
simetrisitas otot di tiap sisi tubuh
Apakah ada nyeri tekan yang dilaporkan
Krepitasi (teraba atau terdengar sensai krek atau gesekan yang dihasilkan oleg
pergeseran sendi)
Peningkatan suhu pada sendi
Derajat pergerakan sendi
Kemampuan dan keterbatasan pergerakan, perawat perlu mendapat data yang menunjukkan
rintangan atau keterbatasan dalam pergeran klien dan kebutuhan akan bantuan, termasuk data
berikut :
Bagaimana penyakit klien memengaruhi kemampuan untuk bergerak
Halangan untuk melakukan pergerakan
Kesadaran mental dan kemampuan untuk mengikuti petunjuk
Keseimbangan dan koordinasi
Apakah ada hipotensi ortostatik sebelum pemindahan
Derajat kenyamanan
Pandangan
Perawat juga mengkaji jumlah bantuan yang dibutuhkan klien untuk :
Berpindah di tempat tidur. Terutama, observasi jumlah bantuan yang dibutuhkan klien
untuk pindah
Bangan darinposisi berbaring ke posisi duduk di tepi tempat tidur
Bangun dari kursi ke posisi berdiri
Koordinasi dan keseimbangan
Masa dan kekuatan otot, sebelum klien melakukan perubahan posisi atau berupaya bergerak,
perawat perlu mengkaji kekuatan dan kemampuan klien untuk berpindah. Memberikan
bantuan yang tepat akan menurunkan resiko ketegangan otot dan cedera tubuh baik pada klien
maupun perawat.
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 16
Toleransi aktivitas, dengaan menentukan aktivitas yang tepat untuk klien, perawat dapat
memprediksikan apakah klien memiliki kekuatan dan daya tahan untuk berpartisipasi dalam
aktivitas yang memerlukan pengeluaran energi. Pengkajian ini berguna untuk mendorong
peningkatan kemandirian pada orang yang :
a. Mengalami ganguan pernafasan
b. Menglami imobilisasi komplet dalam jangka waktu yang lama
c. Menglami penurunan massa otot
d. Mengalami masalah tidur
e. Mengalami nyeri sendi
f. Mengalami depresi
Aktivitas harus dihentikan segera jika ada perubahan fisiologis yang menunjukan bahwa
aktivitas terlalu berat atau terlalu lama bagi klien. Perubahan ini meliputi :
a. Wajah pucat secara mendadak
b. Merasa pusing atau lemah
c. Perubahan tingkat kesadaran
d. Frekuensi jantung atau frekuensi perbafasan secara bermakna melebihi data dasar atau
tingkat yang telah ditetapkan
e. Perubahan frekuensi jantung atau irama pernafasan dari teratur menjadi tidak teratur
f. Kelemahan denyut nadi
g. Nafas pendek atau nyeri di dada
h. Perubahan tekanan darah diastolik sebanyak 10 mmHg atau lebih
Masalah yang berhubungan dengan imobilitas, ketika mengumpulkan data yang
berhubungan dengan masalah imobilitas, perawat menggunakan metode pengkajian ang
terdiri dari inspeksi, palpasi, dan auskultasi. Sangat penting untuk mendapatkan dan mencatat
data pengkajian dasar segera setelah klien pertama kali mengalaami imobilitas. Data dasar ini
menjadi standart perbandingan semua dataa yangg dikumpulkan selama periode imobilitas.
Diagnosis
(mis,) GITA memasukkan label diagnostik keperawatanya untuk masalah aktivitas dan latihan
sebagaai berikut :
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 17
Intoleransi aktivitas : insufiensi energi fisiologis untuk melaksanakan aktivitas sehari-
hari yang dibuituhkan. Empat tingkat yang dapat digunakan setelah label diagnostik
meliputi :
Tingkat I : berjalan, langkah teratur setinggi tanah
Tingkat II : berjalan sekitar 500 kaki ditanah
Tingkat III : berjalan tidak lebih dari 50 kaki tanpa berhanti
Tingkat IV : mengalami dispnea dan letih saat istirahat
Resiko intoleransi aktivitas : beresiko mengalami insufisiensi energi fisiologis atau
psikologis untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang dibutuhkan.
Hambatan mobilitas fisik : keterbatahan pergerakan fisik terarah yang mandiri pada
tubuh. Beberapa versi diagnosis ini yang lebih spesifik adalah :
a. Hambatan mobilitas di tempat tidur
b. Hambatan berjalan
c. Hambatan mobilitas di kursi roda
d. Hambatan kemampuan berpindah
Resiko disuse sindrom : beresiko mengalami perburukan sisterm tubuh akibat aktivitas
muskoluskeletal yang telah diprogamkan. Bergantung pada data yang didapatkan,
masalah mobilitas seirng kali mempengaruhi area fungsi manusia.
PERENCANAAN
Memposisikan, memindahkan, dan mengambukasi klien adalah fungsi keperawatan yang
hampir selalu amndiri. Dokter biasanya memprogamkan posisi tubuh tertentu hanya setelah
pembedahan sistem syaraf . semua klien harus memiliki progam aktivitas tertulis dari dokter
mereka saat mereka masuk kedalam lembaga untuk perawatan. Tujuan yang dibuat untuyk
klien akan bervariasi sesuai dengan diagnosis dan batasan karateristik yang terkait dengan
setiap individu. Contoh seluruh tujuan untuk klien yang meengalami masalah aktual atau
potensial terkait dengan mobilitas adalah sebagai berikut :
Peningkatan toleransi aktivitas fisik
Pengembalian kemampuan untuk melakukan ambulasi dan berpartisipasi dalam
aktivitas hidup sehari-hari
Bebas dari cedera akibat jatuh
Peningkatan kebugaran fisik
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 18
Bebas dari komplikasi yang berhubungan dengan imobilitas
Peningkatan kesejahteraan sosial, emosional, dan intelektual
IMPLEMENTASI
Strategi keperawatan untuk mempertahankan dan mobilitas bisa berupa memposisikan klien
secara tepat, memiringkan dan mengubah posisi klien di tempat tidur, memindahkan klien,
memberikan latihan ROM, mengambulasi klien tanpa alat bantu mekanis, dan strategi untuk
mencegah komplikasi akibat imobilitas.
Penggunaan mekanika tubuh
Mekanika tubuh adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tubuh secara
efisien.terkoordinasi dan aman untuk memindahkan bendan dan melaksanakan aktivitas
kehidupan sehari-hari. Tujuan utama mekanika tubuh adalaah untuk memfasilitasi
penggunaan kelompok otot yang tepat secara efisien dan aman untuk mempertahankan
keseimbangan. Mekanika tubuh yang baik sangan penting untuk klien dan perawat. Bagian ini
berfokus pada mekanika tubuh yang digunakan oleh perawat saat menggeraakkan klien di
tempat tidur.
Mengangkat
Pada saat orang mengankat atau membawa sebuah benda berat menjadi bagian dari
berat tubuh orang tersebut. Berat ini mempengaruhi letak pusat gravitasi seseorang, yang
berpindah searah dengan benda tambahan. Untuk mengimbangi potensi ketidak seimbangan
ini, bagian tubuh berpindah ke arah menjahui berat tmbahan. Dengan cara ini pusat gravitasi
dipeertahankan berada di dasar. Dengan memegang benda yang diangkat edekat mungkin
dengan pusat gravirasi tubuh, pengangkat menghindari pemindahan pusat gravitasi yang tidak
perlu dan mencapai stabilitas yang lebih besar.teknik lain didasarkat prinsip pengungkit dapat
digunakan pada saat objek dari lantai ke setinggi pinggang. Teknik ini punggung dan lutut
difleksikan sampai beban setinggi paha dengan lutut tetap fleksi untuk memberikan dorongan
saat punggung mulai lurus.
Menarik dan mendorong
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 19
Saat menarik atau mendorong sebuah objek, seseorang mempertahankan
keseimbangan deang upaya minimal dasar penyangga diperlebar searah dengan pergerakan
yang ingin dihasilkan. Lebih mudah dan lebih aman untuk menarik sebuah objek menuju
pusat gravitasi seseorang daripada mendorongnya, karena seseorang dapat mengeluarkan
kontrol lebih besar pada pergerakan objek saat menariknya.
Membentuk poros
Membentuk poros adalah sebuah teknik menggerakkan tubuh dengan memakai cara
yang mencegah pemelintiran tulang belakang. Untuk membentuk poros, letakkan sebuah kaki
didepan kaki lain, sedikit naikan tumit, dan tempatkan berat tubuh pada bantalan telapak kaki.
Mencegah cedera punggung
Banyak faktor yang meningkatkan potensi cedera punggung bawah. Kontibutor utama
adalah kebiasaan portur berdiri dan duduk yang buruk yang menyebabkan lordosisindividu
yang mengalami kelebihan berat badan yang membawa berat tmbahan di abnomen, wanita
hamil dan wanita yang terus-menerus memakai sepatu bertumit tinggi adalah orang yang
beresiko karena situasi ini menghasilkan lengkung lumbasis yang berlebihan.
Memosisikan klien
Memosisikan klien dalam kesejajaran tubuh yang baik dan mengubah posisi secara teratur
dan sistematik adalah aspek penting dalam praktik keperawatan. Klien yang dapat berpindah
dengan mudah secara otomatis dapat memposisikan tubuh mereka ke posisi yang nyaman.
Saat memposisikan klien di tempat tidur, perawat dapat melakukan sejumlah hal untuk
memastikan kesejajaran yang tepat dan meningkatkan kenyamanan dan keamanan klien
Patikan kasur keras dan permukaan kasur cukup mengisi dan menyangga lengkung
tubuh yang alami.
Pastikan bahwa tempat tidur bersih dan kering.
Tempatkan alat penyanggan di area tertentu sesuai dangan posisi klien. Masalah
kesejajaran yang sering terjadi yang dapat diperbaiki dengan alat penyangga
mencangkup :
a. Fleksi leher
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 20
b. Rotahi internal bahu
c. Aduksi bahu
d. Fleksi pergelangan tangan
e. Kecembungan anterior di tulang tumbal
f. Rotasi eksternang panggul
g. Hipereksiensi lutut
h. Flekssi pergelangan kaki
Hindari menyandarkan bagian tubuh terutama bagian tubuh dengan penonjolan tulang.
Rencanakan jadwal perubahan posisi secara sistematis selama 24 jam
Kadang kala seseorang yang tampak memiliki kesejajaran tubuh yang baik apat
mengalami ketida nyamanan nyata.
Posisi flower, posisi flower adalah posisi tempat duduk yang meninggikan batang tubuh
dan kepala sebesar 45 sampai 90 derajat. Pada posisi semi flower kepala dan batang tubuh
dinaikkan 15 samap[i 45 derajat. Dalam posisi flower tinggi kepala dan batyang tubuh
dinaikan sebesar 90 derajat.posisi flower adalah posisi pilihan untuk orang yang
mengalami kesulitan pernafasan dan untuk orang yang mengalami masalah jantung.
Apabila klien dalam posisi ini, gravitasi menarik diafragma ke bawah yang
memungkinkjan ekspentasi dada dan ventilasi paru yang lebih besar.
Posisi Ortopnea, dalam posisi ortopnea klien duduk baik di tempat tidur atau di sisi tmpat
tidur dengan sebuah meja berada di atas tmpat tidur menyilang pangkuan. Posisi ini
memfasilitasi pernafasan dengan memungkinkan ekpansi paru maksimal. Terutama sangat
membantu klien yang mengalami masalah ekpansi, karena posisi ini dapat menegakkan
bagian bawah dada pada tepi meja-di atas tempat tidur.
Posisi Dorsal Rekumben, dalam posisi dorsal rekumben kepala dan bahu klien agak
ditinggikan pada sebuah bantal kecil. Dalam posisi ini, lengan bawah klien dapat
ditinggikan di atas bantal atu ditempatkan disamping klien. Penyangga sama di kedua
posisi, kecuali untuk bantal kepala. Posisi dorsal rekumben digunakan untuk memberikan
kenyamanan dan memfasilitasi penyembuhan setelah pembedahan.
Posisi prone, dalam posisi prone klien berbaring telungkup dengan kepalak dimiringkan
ke salah satu sisi. Panggul tidak direfleksikan. Baik anak-anak maupun orang dewasa
sering kali tidur dalam posisi ini. Orang yang mengalami defisit sensorik atau monorik
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 21
pada salah satu sisi tubuh biasanya menjumpai bahwa berbaring pada sisi yang normal
terasa lebih nyaman.
Posisi sims, dalam posisi sims klien menggunakan postur setengah-setengah antara posisi
leteral dan prone. Lengan bawah diposisikan dibelakang klien dan lengan atas difleksikan
pada bahu dan siku. Kedua tungkai difleksiakan ndidepan klien. Tungkai atas difleksikan
lebih tajam pada pinggul dan lutut dari pada tungkai bawah. Sims adalah posisi yang
nyaman untuk tidur. Orang yang mengalami defisit sensorik dan monorik pada salah satu
sisi tubuh biasanya menjumpai bahwa berbaring pada sisi tubuh yang normal terasa lebih
nyaman.
Memindahkan dan memiringkan klien di tempat tidur
Walaupun orang yang sehat biasanya tidak bersuah payah mengubah posisi tubuh
mereka dan dapat pergi dari satu tmpat k tempat lain dengan sedikit tenaga, orang sakit
mungkin mengalami kesulitan berpindah bahkan di tempat tidur. Tindakan dan rasional
yang dapat diterapkan untuk memindahklan klien antaranya adalah :
Sebelum memindahkan klien, kaji tingkat pengeluaran energi yang diperbolehkan.
Jika diindikasikan, gunakan modalitas pereda nyeri atau obabt-obatan sebelum
memindahkan klien.
Persiaapkan alat penyangga
Dapatkan bantuan yang diperlukan
Jelakan prosedur kepada klien dan dengarkan setiap saraan dari klien
Berikan privasi
Cuci tangan
Tinggikan tempat tidur
Kunci roda tmpat tidur dan naikan pagar pengaman disisi tempat tidur
Menghadap ke arah perpindahan
Lebarkan posisi kaki saat berdiri
Condongan batang tubuh anda ke depan dan fleksikan punggul, lutut, dan
pergelangan kaki
Kencangkan otot glukeus, abdomen, tungkai, dan lengan
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 22
Ayunkan dari kaki depan ke kaki belakang saat menarik atau dari kaki belakang ke
kaki depan saat mendorong
Setelah memindahkan klien, tntukan kenyamanan klien, sejajarkan tubuh, toleransi
aktivitas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mobilisasi dan Imobilisasi berpengaruh pada keadaan pasien, karena adanya kemampuan pasien yang
dapat bergerak secara bebas ataupun tidak bebas karena adanya faktor-faktor tertentu, dalam Imobilisasi akan
adanya perubahan pada system-sistem tertentu pada pasien.Tindakan keperawatan dalam Mobilisasi dan
Imobilisasi, di antaranya adalah Range of Motion (ROM) dan Penepatan Posisi pada pasien. Range of
Motion harus dilaksanakan secara berulang, perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan. Range of
Motion dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami
proses penyakit serta harus sesuai waktunya. Posisi pada
pasienpun harus tepat pelaksanaannya, karena terdapat tujuan-tujuan tertentu di setiap posisipada pasien.
October 12 | KOMPLIKASI IMMOBILISASITERHADAP SISTEM ORGAN TUBUH 23