Kultur Kutu Air Brown Water Methods

21
Kultur Kutu Air - Brown Water Method 8 Oktober 2013 pukul 18:31 Kutu air pada dasarnya merupakan pemakan organisme dan zat renik di air. Kutu air tidak bertelur melainkan melahirkan embrio kecil calon kutu air. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengkultur kutu air. Jika diperhatikan semua metode hampir sama, hanya saja media dan pengaplikasikannya yang berbeda. Berikut ini akan saya sampaikan cara memperbanyak kutu air Brown Water Method Detrital system, dikenal sebagai Brown water method, yakni penggunaan detritus untuk menumbuhkan mikroorganisme seperti (protozoa dan fungi) di wadah yang sama dalam wadah kultur kutu air sebagai pakan kutu air. Pemupukan susulan dilakukan dengan dosis 50 100% dari pemupukan pertama yang diberikan secara berkala. A. Bahan dan Peralatan Sebelum melakukan pengkulturan kita harus menyiapkan bahan serta alat yang akan kita gunakan dalam pengkulturan kutu air, meliputi: 1. Wadah yang dapat digunakan antara lain: bak beton, tanki plastik, bak terpal, bak fiber yang berukuran lebar, ataupun kolam tanah 2. Detritus, kotoran ayam kering, atau pelet tenggelam 3. Aerator untuk menjaga kandungan oksigen terlarut dalam air, dan saringan halus/seser. 4. Bibit kutu air

description

www.dstore.web.id08563445068

Transcript of Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Page 1: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Kultur Kutu Air - Brown Water Method

8 Oktober 2013 pukul 18:31

Kutu air pada dasarnya merupakan pemakan organisme dan zat renik di air. Kutu air tidak

bertelur melainkan melahirkan embrio kecil calon kutu air. Ada beberapa cara yang dilakukan

untuk mengkultur kutu air. Jika diperhatikan semua metode hampir sama, hanya saja media dan

pengaplikasikannya yang berbeda. Berikut ini akan saya sampaikan cara memperbanyak kutu air

Brown Water Method

Detrital system, dikenal sebagai Brown water method, yakni penggunaan detritus untuk

menumbuhkan mikroorganisme seperti (protozoa dan fungi) di wadah yang sama dalam wadah

kultur kutu air sebagai pakan kutu air. Pemupukan susulan dilakukan dengan dosis 50 – 100%

dari pemupukan pertama yang diberikan secara berkala.

A. Bahan dan Peralatan

Sebelum melakukan pengkulturan kita harus menyiapkan bahan serta alat yang akan kita

gunakan dalam pengkulturan kutu air, meliputi:

1. Wadah yang dapat digunakan antara lain: bak beton, tanki plastik, bak terpal, bak fiber

yang berukuran lebar, ataupun kolam tanah

2. Detritus, kotoran ayam kering, atau pelet tenggelam

3. Aerator untuk menjaga kandungan oksigen terlarut dalam air, dan saringan halus/seser.

4. Bibit kutu air

Page 2: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Bak plastik

Page 3: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Aerator

Page 4: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Seser/ saringan

B. Penempatan

Page 5: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Merupakan hal yang menguntungkan untuk mencoba mengumpulkan hewan2 detritifora atau

pemakan detritus (detritus merupakan bahan organik yang telah hancur) dan melakukan kultur

bersama-sama dengan kutu air sebagai ‘teman’. Hal ini sangat menguntungkan krn hewan

detritifora membantu membersihkan wadah kultur dengan memakan sisa pakan dan lumut yang

tumbuh sehingga membantu kondisi air tetap terjaga. Dan kotoran yang mereka hasilkan juga

membantu meningkatkan kesuburan perairan, sehingga mendukung tumbuhnya mikroorganisme

yg menjadi pakan bagi kutu air.

1. Masukkan/ inokulasi kutu air ke dalam wadah setara 20 liter ataupun lebih, dan beri

aerator jika perlu.

2. Teman satu tanki (bisa menggunakan salah satu atau kombinasi):

• Siput air tawar (Lymnea sp., Physa sp., Planorbis sp, atau Trumpet Snails)

• Cacing sutra (Tubifex sp.)

• Udang air tawar (Gammarus)

Page 6: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Siput Lymnea

Page 7: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Siput Physsa

Page 8: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Siput Planorbis

Page 9: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Siput terompet

Page 10: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Gammarus

Page 11: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Cacing Tubifex

NB: Untuk dapat menggunakan peran cacing sutra (Tubifex sp.) dlm wadah kultur, maka harus

dipersiapkan substrat sebagai media hidup bagi Tubifex, yaitu lumpur atau lumpur kotoran ikan.

Ketebalan lumpur pada bagian dasar 8-10cm.

Page 12: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Ilustrasi Tubifex di dasar wadah

C. Kultur

1. Hubungan antara kutu air, dan detritifora (siput air tawar/ gammarus/ tubifex)

Siput air tawar, cacing sutra, dan gammarus tidak membutuhkan kutu air untuk dapat bertahan

hidup krn mereka mendapatkan makanan dari detritus, tetapi keberadaannya memberi

kemudahan bagi kultur kutu air, karena kutu air dapat memakan mikroorganisme yang

berkembang.

Page 13: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

Detritifora menciptakan habitat mikro di dalam akuarium apapun. Mereka membersihkan pakan

sisa yang tidak termakan oleh teman satu tangkinya.

Peran siput air tawar dan tubifex dapat dikombinasikan dan merupakan kombinasi terbaik,

mereka dapat hidup berdampingan dengan saling memberi keuntungan, tetapi peningkatan

jumlah siput yang tak terkontrol juga akan memberikan masalah, sehingga jika terjadi cukup

menyingkirkan sebagian siput yang ada dari dalam tanki.

2. Pemberian detritus/ pemupukan

Agar kutu air yang dipelihara dalam wadah budidaya tumbuh dan berkembang harus dilakukan

pemberian pupuk susulan yang berfungsi untuk menumbuhkan mikroorganisme sebagai

makanan kutu air. Pemupukan dapat berupa detritus, kotoran ayam kering atau pelet tenggelam.

Pastikan pemupukan cukup, tetapi tidak berlebihan, agar ketersediaan mikroorganisme selalu

kontinu.

Dalam memberikan pemupukan susulan ini caranya hampir sama dengan pemupukan awal, akan

tetapi bisa juga dalam bentuk larutan, yakni detritus yg diperas, pupuk yang dicairkan, atau

emulsi.

Pemupukan susulan adalah pemupukan yang dimasukkan kedalam media kultur selama

pemeliharaan kutu air dengan dosis 50 – 100%. Pemberian dosis ini sangat bergantung kepada

kondisi air/ media kultur.

Frekuensi dan dosis pemupukan susulan ditentukan dengan melihat sampel air didalam wadah,

parameter yang mudah dilihat adalah transparansi. Hal ini dapat dilihat dari warna air media

yang berwarna keruh atau jernih. Jika air mulai jernih maka sudah waktunya pemupukan ulang.

Bagi Agan memilih untuk tidak menggunakan aerator dlm Brown Water Method, maka

perhatikan tips pada link berikut:

Page 14: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

https://www.facebook.com/notes/blaues-wasser/tips-penggunaan-detritus-secara-tidak-langsung-

dengan-brown-water-method-tanpa-a/641108779243150?id=487828171237879

D. Pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan secara parsial ataupun seluruhnya. Panen parsial berarti menyisakan

sebagian kutu air dlm wadah kultur sebagai bibit berikutnya.

Pemanenan pakan alami kutu air yang dilakukan setiap hari, untuk panen harian ini biasanya

jumlah yang dipanen adalah kurang dari 20%. Pemanenan kutu air dapat juga dilakukan

seminggu sekali, atau sangat bergantung kepada kelimpahan populasi kutu air di dalam media

kultur.

Pemanenan dapat dilakukan jika populasinya dirasa sudah mencukupi, pemanenan tersebut

dilakukan dengan cara menggunakan seser halus. Waktu pemanenan dilakukan pada malam/ pagi

hari, pada waktu tersebut kutu air akan banyak mengumpul di bagian permukaan media. Kutu air

yang baru dipanen tersebut dapat digunakan langsung untuk konsumsi larva atau benih ikan.

Hasil panen yang melimpah dapat dilakukan penyimpanan. Cara penyimpanan kutu air yang

dipanen berlebih dapat dilakukan dgn proses pembekuan. Proses tersebut dilakukan dengan

menyaring kutu air dari air dan kutu airnya saja yang dimasukkan dalam wadah plastik dan

disimpan didalam lemari pembeku (Freezer).

Page 15: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

5. Teman atau lawan [?]

Organisme berikut seringkali terdapat dlm akuarium, kolam, juga termasuk dalam wadah

budidaya kutu air. Beberapa diantaranya adl hama, dan lainnya tdk berbahaya, namun

kehadirannya tetaplah tdk diinginkan.

1. Seed shrimp (Ostracoda)

Peran: Kompetitor, merupakan pesaing kutu air dlm hal makanan

Page 16: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

2. Copepoda

Peran: Kompetitor, merupakan pesaing kutu air dlm hal makanan

Page 17: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

3. Micronecta

Peran: Netral, merupakan detritivora/ herbivora

Page 18: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

4. Cacing darah (bloodworm)

Peran: Netral, merupakan detritivora

Page 19: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

5. Jentik nyamuk

Peran: Netral, merupakan detritivora

Page 20: Kultur Kutu Air Brown Water Methods

6. Colembola

Peran: Predator kutu air

Page 21: Kultur Kutu Air Brown Water Methods