Joining Methods

35
Joining Methods

description

Joining Methods. Sambungan lipat. Sambungan pelat dengan lipatan ini sangat baik digunakan untuk konstruksi sambungan pelat yang berbentuk lurus dan melingkar . - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Joining Methods

Page 1: Joining Methods

Joining Methods

Page 2: Joining Methods

Sambungan lipat

Sambungan pelat dengan lipatan ini sangat baik digunakan untuk konstruksi sambungan pelat yang berbentuk lurus dan melingkar.

Ketebalan pelat yang baik disambung berkisar di bawah 1 (satu) mm, sebab untuk penyambungan pelat yang mempunyai ketebalan di atas 1 mm akan menyulitkan untuk proses pelipatannya.

Page 3: Joining Methods

Sambungan lipat

Page 4: Joining Methods

Sambungan Keling Biasa (Rivet)

Riveting adalah suatu dari metoda penyambungan yang sederhana. Penggunaan metoda penyambungan dengan riveting ini sangat baik digunakan untuk penyambungan pelat-pelat alumnium, sebab plat plat aluminium ini sangat sulit disolder atau dilas.

Page 5: Joining Methods

Sambungan Keling Biasa (Rivet)

Rivet atau dalam istilah sehari-hari sering disebut paku keling adalah suatu metal pin yang mempunyai kepala dan tangkai rivet. Bentuk dan ukuran dari rivet ini telah dinormalisasikan menurut standar dan kodenya

Page 6: Joining Methods

Sambungan Keling Biasa (Rivet)

Page 7: Joining Methods

Gun Blind Rivet

Sambungan Keling Biasa (Rivet)

Pemasangan Paku Tembak

Page 8: Joining Methods

Solder / Patri

Solder adalah suatu proses penyambungan antara dua logam atau lebih dengan menggunakan panas untuk mencairkan bahan tambah sebagai penyambung, dan bahan pelat yang disambung tidak turut mencair.

Page 9: Joining Methods

Skema penyolderan

Solder / Patri

Page 10: Joining Methods

Solder / Patri Panas pembakaran Sistem pemanas gas LPG

Sistem pemanas arang kayu

Page 11: Joining Methods

Las Resistansi (Tahanan)

Las resistensi listrik adalah suatu cara pengelasan dimana permukaan pelat yang disambung ditekankan satu sama lain dan pada saat yang sama arus listrik dialirkan sehingga permukaan tersebut menjadi panas dan mencair karena adanya resistensi listrik. Dalam las ini terdapat dua kelompk sambungan yaitu sambungan tumpang dan sambungan tumpul.

Page 12: Joining Methods

Las Resistansi (Tahanan)

Penyambungan pelat-pelat tipis sangat baik dikerjakan dengan las resistansi listrik. Proses penyambungan dengan las resistansi ini sangat sederhana, dimana sisi-sisi pelat yang akan disambung ditekan dengan dua elektroda dan pada saat yang sama arus listrik yang akan dialirkan pada daerah pelat yang akan ditekan melalui kedua elektroda. Akibat dari aliran arus listrik ini permukaan plat yang ditekan menjadi panas dan mencair, pencairan inilah yang menyebabkan terjadinya proses penyambungan.

Page 13: Joining Methods

Las Resistansi (Tahanan)

Las Titik (spot welding)Proses pengelasan dengan las resistansi titik ini hasilnya pengelasan membentuk seperti titik. Skema pengelasan ini dapat dilihat pada gambar 7.29. elektroda penekan terbuat batang tembaga yang dialiri arus listrik yakni, elektroda atas dan bawah. Elektroda sebelah bawah sebagai penumpu plat dalam keadaan diam dan elektroda atas bergerak menekan plat yang akan disambung. Agar pelat yang akan disambung tidak sampai bolong sewaktu proses terjadinya pencairan maka kedua ujung elektroda diberi air pendingin. Air pendingin ini dialirkan melalui selang-selang air secara terus menerus mendinginkan batang elektroda.

Page 14: Joining Methods

Las Resistansi (Tahanan)

Las Titik (spot welding)Proses pengelasan dengan las resistansi titik ini hasilnya pengelasan membentuk seperti titik. Skema pengelasan ini dapat dilihat pada gambar 7.29. elektroda penekan terbuat batang tembaga yang dialiri arus listrik yakni, elektroda atas dan bawah. Elektroda sebelah bawah sebagai penumpu plat dalam keadaan diam dan elektroda atas bergerak menekan plat yang akan disambung. Agar pelat yang akan disambung tidak sampai bolong sewaktu proses terjadinya pencairan maka kedua ujung elektroda diberi air pendingin. Air pendingin ini dialirkan melalui selang-selang air secara terus menerus mendinginkan batang elektroda.

Page 15: Joining Methods

Las Resistansi Titik

Page 16: Joining Methods

Las resistansi titik dengan penggerak tuas tangan

Page 17: Joining Methods

Las resistansi titik dengan penggerak tuas

Page 18: Joining Methods

Metode Penyambungan Las Busur Listrik

Proses pengelasan merupakan ikatan metalurgi antara bahan dasar yang dilas dengan elektroda las yang digunakan, melalui energi panas. Energi masukan panas ini bersumber dari beberapa alternatif diantaranya energi dari panas pembakaran gas, atau energi listrik.

Panas yang ditimbulkan dari hasil proses pengelasan ini melebihi dari titik lebur bahan dasar dan elektroda yang di las. Kisaran temperatur yang dapat dicapai pada proses pengelasan ini mencapai 2000 sampai 3000 ºC. Pada temperatur ini daerah yang mengalami pengelasan melebur secara bersamaan menjadi suatu ikatan metalurgi logam lasan.

Page 19: Joining Methods

Skema PengelasanSkema pengelasan ini terdiri dari : Inti elektroda (electrode wire) Fluks (electrode coating) Percikan logam lasan (metal droplets) Busur nyala (arcus) Gas pelindung (protective gas from electrode coating) Logam Lasan (mixten weld metal) Slag (terak) Jalur las yang terbentuk (soldered weld metal)

Page 20: Joining Methods

Bagian-bagian Utama Mesin Las Mesin las terdiri dari: o Trafo Las o Pengatur arus pengelasan o Handel On – Off (supply arus) o Kabel elektroda dan Tang masa

Page 21: Joining Methods

Perlengkapan Keselamatan Kerja Las

o Pakaian Kerja o Sepatu Kerja o Apron Kulit/Jaket las o Sarung Tangan Kulit o Helm/Kedok las o Topi kerja o Masker Las o Respirator

Page 22: Joining Methods

Macam-Macam Posisi Las

Page 23: Joining Methods

MUR DAN BAUT

Page 24: Joining Methods

MUR DAN BAUTMur dan Baut merupakan alat pengikat yang sangat

penting. Untuk mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin, pemilihan Mur dan Baut

sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai.Untuk menentukan ukuran Mur dan baut, berbagai

faktor harus diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan,

kelas ketelitian dan lain sebagainya.

Page 25: Joining Methods

MUR DAN BAUT

Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa; Beban statis aksial murni,beban aksial

bersama dengan beban puntir, beban geser, dan beban tumbukan aksial.

Bentuk-bentuk Mur dan Baut

Page 26: Joining Methods

MUR DAN BAUTRing /Washer

1. Spring Washer : digunakan agar tidak mudah kendor

2. Plain Washer : Untuk merubah/menurunkan tekanan permukaan.

dt = diameter dalam/diameter

teras; untuk menentukan

kekuatan. Dl = Diameter luar ;

untuk menentukan

ukuran

Page 27: Joining Methods

MUR DAN BAUT “ Ulir Sekrup Berupa Spiral” .Jadi bila batang ulir kita belah dan kita buka, maka akan kita

dapatkan bentuk sbb; Dimana α = sudut

Helix , sudut perkalian

Sudut α ada yang besar &

ada yang kecil

α besar → Pada waktu mengencangkan mur-baut akan

lebih cepat. α kecil → Kita memerlukan putaran yang

lebih dari α yang besar.

Page 28: Joining Methods

MUR DAN BAUTIlustrasi : Bila suatu batang dililiti tali dan pada satu kali putaran, akan kita dapatkan sudut α yang kecil.

Page 29: Joining Methods

MUR DAN BAUTKarena kita ingin mendapatkan sudut α besar,

maka kita gunakan lebih dari satu tali. Miss, 2 atau 3 tali

α besar → Untuk skrup kasar

α kecil→ untuk skrup halus

Page 30: Joining Methods

MUR DAN BAUT Sehingga sering kita lihat, untuk diameter baut

sama, tetapi jumlah ulirnya berbeda. Disini ulir halus persatuan panjang akan memiliki jumlah ulir lebih banyak dari pada ulir kasar.

Sifat-sifat ulir sekrup halus1. Diameter teras lebih besar dari diameter kasar,

sehingga lebih kuat.2. Sudut α kecil sehingga tidak mudah

kendor/lepas.3. Baik sekali untuk kekuatan sambungan yang

bergetar.4. Apabila sering dibuka –pasang, akan mudah

rusak.5. Cara pemasangannya lama.6. Cara pembuatannya harus lebih teliti.

Page 31: Joining Methods

MUR DAN BAUTUntuk ulir sekrup kasar, tentunya mempunyai

sifat yang berkebalikan.Macam ulir ditinjau dari Negara

asal/Pembuatnya.1. Ulir sekrup Withworth ( W ), satuan inchi,

karena berasal dari Inggris, miss :

W1/2” x 5”. Artinya : Ulir sekrup With

worth dengan DL = ½” dan L =

5”.

Page 32: Joining Methods

MUR DAN BAUT 2. Ulir sekrup yang berasal dari Amerika yang disebut “Sellers” ( s ). UNC , NF. Contoh : 5/8 – 18 UNC Artinya : dl = 5/8” . L=18”.

Page 33: Joining Methods

MUR DAN BAUT 3. Ulir sekrup yang berasal dari German yang

disebut “ Metrik” (M). Misal : M20 x 50.

Artinya : dl = 20 mm, L = 50 mm

Page 34: Joining Methods

MUR DAN BAUT Macam ulir ditijau dari segi penggunaannya; 1. Ulir sekrup gerak 2. Ulir sekrup pengikatan.

add. 1. Untuk merubah gerak putar menjadi gerak lurus dll. Ulir ini ada 2 macam: 1.1. Yang berbentuk segi empat 1.2. Yang berbentuk trapesium add. 2. Lir sekrup pengikatan 2.1. Bentuk segi tiga. 2.2. Bentuk trapesium.

Page 35: Joining Methods

MUR DAN BAUTPeristilahan ulir sekrup,untuk lebih jelas

diperlihatkan ulir v yang tajam, sebetulnya

puncak dan akar tersebut

adalah datar atau melengkung selama

operasi pembuatannya.

Semua ulir dibuatsesuai dengan

kaidah tangan kanan(right-bahd rule)

kecuali dijelaskansecara khusus