Kuliah 1 Antropologi Hukum-1

12
Kuliah 1 Kuliah 1 Antropologi Hukum Antropologi Hukum Pengantar Pengantar

description

kuliah pertama berfokus tentang antropologi hukum

Transcript of Kuliah 1 Antropologi Hukum-1

Page 1: Kuliah 1 Antropologi Hukum-1

Kuliah 1 Antropologi Kuliah 1 Antropologi HukumHukum

PengantarPengantar

Page 2: Kuliah 1 Antropologi Hukum-1
Page 3: Kuliah 1 Antropologi Hukum-1
Page 4: Kuliah 1 Antropologi Hukum-1

Pendahuluan (1)Pendahuluan (1)

Fokus perhatian mata kuliah ini pada Fokus perhatian mata kuliah ini pada sumbangan antropologi terhadap kajian sumbangan antropologi terhadap kajian hukum karena pada kenyataannya hukum hukum karena pada kenyataannya hukum tidak dapat dipahami sebagai teks netral tidak dapat dipahami sebagai teks netral yang terpisah dari masyarakat. Warga yang terpisah dari masyarakat. Warga masyarakat dapat menanggapi hukum masyarakat dapat menanggapi hukum secara berbeda tergantung pada konteks secara berbeda tergantung pada konteks sosial dan budaya dimana mereka berada. sosial dan budaya dimana mereka berada. Dalam hal ini masyarakat juga memiliki Dalam hal ini masyarakat juga memiliki kapasitas untuk menciptakan aturan-kapasitas untuk menciptakan aturan-aturannya sendiri sesuai dengan kebutuhan aturannya sendiri sesuai dengan kebutuhan mereka untuk dapat melangsungkan hidup.mereka untuk dapat melangsungkan hidup.

Page 5: Kuliah 1 Antropologi Hukum-1

Pendahuluan (2)Pendahuluan (2) Sebagian ilmuwan hukum dan praktisi, Sebagian ilmuwan hukum dan praktisi,

termasuk polisi, merasa bahwa kajian hukum termasuk polisi, merasa bahwa kajian hukum yang hanya menggunakan pendekatan yang hanya menggunakan pendekatan substantif kurang dapat memberikan substantif kurang dapat memberikan penjelasan yang berarti mengenai bagaimana penjelasan yang berarti mengenai bagaimana hukum dikonstruksi dalam konteks politik dan hukum dikonstruksi dalam konteks politik dan bagaimana hukum diimplementasikan dalam bagaimana hukum diimplementasikan dalam masyarakat. Pendekatan antropologi terhadap masyarakat. Pendekatan antropologi terhadap hukum dilakukan dengan menempatkan hukum dilakukan dengan menempatkan hukum sebagai gejala atau proses sosial, yang hukum sebagai gejala atau proses sosial, yang dalam operasinya sangat dipengaruhi oleh dalam operasinya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar hukum seperti politik, faktor-faktor di luar hukum seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya. ekonomi, sosial, dan budaya.

Page 6: Kuliah 1 Antropologi Hukum-1

Pendahuluan (3)Pendahuluan (3)

Untuk keperluan itu akan diperkenalkan Untuk keperluan itu akan diperkenalkan sejumlah pendekatan teoretik dan sejumlah pendekatan teoretik dan konsekuensi metodologisnya beserta tema-konsekuensi metodologisnya beserta tema-tema yang dikembangkan dalam Antropologi tema yang dikembangkan dalam Antropologi Hukum, seperti kajian pluralisme hukum Hukum, seperti kajian pluralisme hukum klasik dan global, penyelesaian sengketa, klasik dan global, penyelesaian sengketa, kajian terhadap bidang-bidang sosial semi kajian terhadap bidang-bidang sosial semi otonom, pembangunan hukum, akses otonom, pembangunan hukum, akses terhadap keadilan, dan isu-isu khusus seperti terhadap keadilan, dan isu-isu khusus seperti pengelolaan SDA dan pekerja migran pengelolaan SDA dan pekerja migran perempuan. perempuan.

Page 7: Kuliah 1 Antropologi Hukum-1

Komponen PenilaianKomponen Penilaian

UAS 40% UAS 40% tertulis, dilakukan di tertulis, dilakukan di kelaskelas

UTS 30% UTS 30% tertulis, dilakukan di tertulis, dilakukan di kelaskelas

TUGAS 30% TUGAS 30% diskusi kasus dalam diskusi kasus dalam kelompok, kunjungan ke pengadilan kelompok, kunjungan ke pengadilan dan presentasi hasil observasi dan presentasi hasil observasi kunjungan dalam kelompok.kunjungan dalam kelompok.

Page 8: Kuliah 1 Antropologi Hukum-1

Buku BacaanBuku Bacaan Modul Antropologi Hukum, PTIKModul Antropologi Hukum, PTIK Sulistyowati Irianto (ed), Hukum Yang Sulistyowati Irianto (ed), Hukum Yang

Bergerak, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Bergerak, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 20092009

Sulistyowati Irianto & Shidarta (ed), Metode Sulistyowati Irianto & Shidarta (ed), Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Yayasan Obor Penelitian Hukum, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009Indonesia, 2009

Tapi Omas Ihromi (ed), Antropologi Hukum, Tapi Omas Ihromi (ed), Antropologi Hukum, Bunga Rampai, Jakarta: Yayasan Obor, 1993.Bunga Rampai, Jakarta: Yayasan Obor, 1993.

Sulistyowati Irianto & Lidwina Inge, Sulistyowati Irianto & Lidwina Inge, Perempuan di Persidangan, Jakarta: Yayasan Perempuan di Persidangan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009Obor Indonesia, 2009

Antonius Cahyadi & Donny Danardono, Antonius Cahyadi & Donny Danardono, Sosiologi Hukum Dalam Perubahan, Jakarta: Sosiologi Hukum Dalam Perubahan, Jakarta: Yayasan Obor, 2009Yayasan Obor, 2009

Page 9: Kuliah 1 Antropologi Hukum-1

Batasan Antropologi HukumBatasan Antropologi Hukum (Soehendera, 2004)(Soehendera, 2004)::

Ilmu pengetahuan (Ilmu pengetahuan (logoslogos) tentang ) tentang manusia (manusia (anthroposanthropos) yg bersangkutan ) yg bersangkutan dengan dengan hukumhukum. Manusia yg dimaksud . Manusia yg dimaksud adalah man yg hidup beradalah man yg hidup bermasyarakatmasyarakat..

Suatu Suatu cabang spesialisasicabang spesialisasi dari dari Antropologi Budaya yg secara khusus Antropologi Budaya yg secara khusus menyoroti segi kebudayaan manusia menyoroti segi kebudayaan manusia yang berkaitan dengan hukum yang berkaitan dengan hukum sebagai sebagai alat pengendali sosialalat pengendali sosial (T.O. (T.O. Ihromi).Ihromi).

Page 10: Kuliah 1 Antropologi Hukum-1

Yang dikaji Antrop. HukumYang dikaji Antrop. Hukum (Soehendera, 2004)(Soehendera, 2004)::

HukumHukum yang dikaji yang dikaji bukan sajabukan saja yg yg normatif, atau sekedar pengulangan normatif, atau sekedar pengulangan perilaku, tapi interaksi dinamis perilaku, tapi interaksi dinamis antara budaya dengan hukum antara budaya dengan hukum (dalam (dalam anekaaneka masyarakat) masyarakat) comparativecomparative..

Page 11: Kuliah 1 Antropologi Hukum-1

Faedah mempelajari A.H. Faedah mempelajari A.H. Bagi PolisiBagi Polisi (Soehendera, (Soehendera,

2004)2004)::a.a. Memahami Memahami kenyataan sosio-legalkenyataan sosio-legal

dalam kehidupan sehari-hari (yang dalam kehidupan sehari-hari (yang sering berbeda dengan aspek sering berbeda dengan aspek normatifnormatif hukum).hukum).

b.b. Memahami kenyataan sosio-legal pada Memahami kenyataan sosio-legal pada masyarakat Nmasyarakat Non-Barat (‘adat’) on-Barat (‘adat’) (yang (yang sering berbeda dengan masyarakat sering berbeda dengan masyarakat Barat).Barat).

c.c. Memahami adanya Memahami adanya kemajemukan kemajemukan budaya (hukumbudaya (hukum) ) plural societyplural society;;

d.d. Memahami Memahami dinamika & Perubahan dinamika & Perubahan sosio-legalsosio-legal masyarakat; masyarakat;

Page 12: Kuliah 1 Antropologi Hukum-1

Ciri-Ciri Umum Antropologi Ciri-Ciri Umum Antropologi HukumHukum (Ihromi, 1989; (Ihromi, 1989; Soehendera, 2004)Soehendera, 2004)::

a.a. TidakTidak membatasi kajian hanya pada membatasi kajian hanya pada masyarakat & kebudayaan tertentu saja masyarakat & kebudayaan tertentu saja (misal: (misal: kajian kajian H. Adat H. Adat dengan lingkup dengan lingkup IndonesiaIndonesia hanyahanya di dikukankukan pada pada kelompok2 etnik yang ada di Ikelompok2 etnik yang ada di Indonesia);ndonesia);

b.b. Comparative studyComparative study;;c.c. Masyarakat dipandang secara Masyarakat dipandang secara

terintegrasi terintegrasi & & Holistic;Holistic;d.d. A.H. Ilmu yang bersifat A.H. Ilmu yang bersifat empirisempiris (maka (maka

teori-2nya harus didukung fakta)teori-2nya harus didukung fakta) (Pospisil’71).(Pospisil’71).