KTI TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS · PDF fileTINGKAT PENGETAHUAN IBU...
-
Upload
truongkhue -
Category
Documents
-
view
237 -
download
1
Transcript of KTI TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS · PDF fileTINGKAT PENGETAHUAN IBU...
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
HEPATITIS B TAHAP PERTAMA PADA BAYI
DI DESA NGEMBAT PADAS SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir
Pendidikan D III Kebidanan
Disusun Oleh :
ELY VERIANINIM : B10.017
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
ii
ii
iii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
hepatitis B tahap pertama pada bayi di desa Ngembat Padas Sragen “. Karya Tulis
Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu
syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapakan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada.
3. Ibu Desy Handayani, S.ST ,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Priyono, S.Sos., MM, selaku Kepala Desa Ngembat Padas Sragen
yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
5. Ibu yang mempunyai bayi di Posyandu desa Ngembat Padas Sragen yang
telah bersedia menjadi responden.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
iv
v
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
v
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah , Juli 2013
Ely Veriani
B10 017
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
HEPATITIS B TAHAP PERTAMA PADA BAYI
DI DESA NGEMBAT PADAS SRAGEN
TAHUN 2013
xiii + 34 halaman + 15 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
Latar belakang : Imunisasi merupakan suatu progam yang dengan sengaja
memasukan antigen lemah agar merangsang antibody keluar sehingga tubuh dapat
resisten terhadap penyakit tertentu. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
lakukan di posyandu desa Ngembat Padas Sragen pada 10 ibu yang mempunyai
bayi terdapat 7 ibu tidak mengetahui tentang imunisasi Hepatitis B tahap pertama
dan 3 ibu sudah mengetahui tentang imunisasi Hepatitis B tahap pertama.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi Hepatitis
B tahap pertama pada bayi di posyandu desa Ngembat Padas Sragen.
Metode penelitian : Jenis penelitian yang dipakai adalah deskriptif kuantitatif,
penelitian ini dilaksanakan di posyandu desa Ngembat Padas Sragen, pada tanggal15 April 2013, sampel pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi
berjumlah 32 responden dengan teknik pengambilan sampel yaitu sampel jenuh.Selanjutnya instrument penelitian menggunakan kuesioner tertutup yang sudah
diuji validitaskan dan teknik analisis data menggunakan teknik univariat.Hasil penelitian : Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
Hepatitis B pada bayi di desa Ngembat Padas Sragen tahun 2013 adalah 9 orang(23,13%) berpengetahuan baik, 18 orang (56,25%) berpengetahuan cukup dan 5
orang (15,62%) berpengetahuan kurang.
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis b tahap
pertama pada bayi di Desa Ngembat Padas Sragen sebagian besar berpengetahuan
cukup 18 orang (56,25%).
Kata kunci : Pengetahuan, imunisasi hepatitis B
Kepustakaan : 22 Literatur (tahun 2002-2012)
vi
vii
MOTTO
Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya.(Terjemahan Q.S. Al Baqoroh : 286)
Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baiknya pelindung.
(Terjemahan Q.S. Ali Imron : 173)
Jangan hiraukan perkataan orang lain yang membuat kamu menyerah tetapi
tunjukan kamu tak seperti yang dia katakan
Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis untuk masa lalu
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis
persembahkan kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta atas segala doa restu,
perhatian, cinta dan kasih sayang yang selalu
tercurah serta kesabaran dalam
membimbingku, terima kasih atas semua
pengorbanan dan doa ayah dan ibu agar aku
menjadi orang yang sukses.
2. My sister dan kedua adikku Adi, dan Rama
yang sudah mendukung dan membantuku
selama ini.
3. My love yang sudah menemani hidupku
4. My best friend dewi ambar (dewos), kauselalu menemani aku dan mendukung aku,
kita selalu bersama melewati hari-hari untukmenuntut ilmu dalam susah maupun senang ,
5. Seluruh teman-teman DIII kebidanan STIKesKusuma Husada angkatan 2010, suka dan
duka kita lewati bersama6. Almamater tercinta
vii
viii
viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
ABSTRAK................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vii
CURICULUM VITAE.............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 3
E. Keaslian Penelitian .............................................................. 4
F. Sistematika Penulisan .......................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ..................................................................... 6
1. Pengetahuan................................................................... 6
ix
x
2. Imunisasi……………………………………………. ..... 8
3. Imunisasi Hepatitis B...................................................... 10
B. Kerangka Teori...................................................................... 16
C. Kerangka Konsep.................................................................. 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian......................................... 17
B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................. 17
C. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel ................ 18
D. Instrumen Penelitian ......................................................... 19
E. Metode Pengumpulan Data ............................................... 22
F. Variabel Penelitian............................................................ 23
G. Definisi Operasional ......................................................... 23
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ............................... 24
I. Etika Penelitian................................................................. 26
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian ........................................... 28
B. Hasil penelitian ......................................................................... 28
C. Pembahasan .............................................................................. 29
D. Keterbatasan penelitian ............................................................. 32
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 33
B. Saran ........................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................... 16
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................. 16
xi
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi Hepatitis B……………………………………. 15
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan .................................................................... 20
Tabel 3.2 Definisi Operasional .................................................................... 23
Tabel 4.1 tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis b
tahap pertama pada bayi di posyandu desa ngembat padas
sragen 2013................................................................................. 29
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Hasil Uji Validitas
Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 14. Data Tabulasi Kuesioner Penelitian
Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiii
17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Imunisasi merupakan suatu progam yang dengan sengaja memasukan
antigen lemah agar merangsang antibody keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu ( Proverawati, 2010 ). Melalui penilaian vaksinasi
yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu menentukan besaran masalah yang
akan dicegah dengan vaksin, kajian vaksin yang akan dipergunakan secara
masal, menjaga keberadaan jumlah vaksin yang telah beredar dan menghitung
keuntungan serta kerugian dalam menerima vaksin baru. Pemberian vaksinasi
pada seorang bayi lebih banyak manfaatnya daripada kerugiannya. Imunisasi
hepatitis B pada bayi dapat mencegah kejadian hepatocarcinoma pada umur
produktif (30-40 tahun ). Sekitar 90% bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan
infeksi hepatitis B aktif akan mengalami infeksi virus hepatitis B, 95 % di
antaranya akan berkembang menjadi kronik dan menjadi kanker hati di
kemudian hari (Ranuh, 2011).
Infeksi virus hepatitis B (VHB) menyebabkan sedikitnya satu juta
kematian/tahun. Saat ini di seluruh dunia terdapat 350 juta penderita kronis
dengan 4 juta kasus baru/tahun. Infeksi pada anak umumnya asimtomatis
terapi 80%-95% akan menjadi kronis dan dalam 10 – 20 tahun akan menjadi
sirosis dan atau Karsinoma Hepato Selular (KHS). Di negara endemis, 80%
KHS disebabkan oleh VHB. Risiko KHS ini sangat tinggi bila infeksi terjadi
1
2
pada usia dini. Dilain pihak terapi anti virus belum memuaskan terlebih pada
pengidap yang terinfeksi secara vertikal atau pada usia dini (Ranuh, 2011).
Berdasarkan data dari dinas kesehatan Sragen tahun 2012, terdapat
beberapa puskesmas yang masih dibawah target HB0 (Target s/d Bln April:
30%) diantaranya yaitu Plupuh II (29,8%), Gemolong (29,7%), Sambung
macan I (28,6%), Miri (27,8%) dan Sumberlawang (27,8%).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa
Ngembat Padas Sragen pada bulan Oktober, jumlah ibu yang mempunyai
bayi 32 orang. Selanjutnya dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10
ibu yang mempunyai bayi, terdapat 7 ibu yang tidak mengetahui tentang
imunisasi Hepatitis B tahap pertama dan tidak mengetahui bila bayinya sudah
diberi imunisasi Hepatitis B tahap pertama sedangkan 3 ibu sudah mengetahui
tentang imunisasi Hepatitis B tahap pertama serta mengetahui bila bayinya
sudah sudah diberi imunisasi Hepatitis B tahap pertama.
Berdasarkan latar belakang di atas ,diketahui bahwa masih rendahnya
tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi hepatitis B tahap
pertama pada bayi,maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Hepatitis B Tahap
Pertama pada Bayi di Desa Ngembat Padas Sragen”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat
Pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi di
Desa Ngembat Padas Sragen?”
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B
tahap pertama pada bayi di desa Ngembat Padas Sragen.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis
B tahap pertama pada bayi di desa Ngembat Padas Sragen dengan
kategori baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis
B tahap pertama pada bayi di desa Ngembat Padas Sragen dengan
kategori cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis
B tahap pertama pada bayi di desa Ngembat Padas Sragen dengan
kategori kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B.
2. Bagi Diri Sendiri
Mendapatkan pengalaman yang nyata di masyarakat untuk mengetahui
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B.
4
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Untuk menambah referensi bacaan serta meningkatkan pengetahuan
dan wawasan bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya tentang
imunisasi hepatitis B.
b. Desa
Untuk meningkatkan pendidikan kesehatan terhadap masyarakat.
Khususnya pendidikan kesehatan tentang imunisasi pada bayi.
E. Keaslian Penelitian
Sejauh pengetahuan penulis belum ada penelitian yang sama dengan penelitian
yang penulis lakukan. Adapun penelitian yang menyerupai ini adalah :
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Nesti Nurdianasari (2012) dengan judul
“Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio pada Bayi di BPS Warti
Suwaji Tawangsari Sukoharjo“. Desain penelitian metode deskriptif
kuantitatif. Berdasarkan analisis dan interpretasi data dapat diketahui bahwa
dari 30 responden diketahui 7 orang (23,33%) berpengetahuan baik, 19 orang
(63,33%) berpengetahuan cukup dan 4 orang (14,33%) berpengetahuan
kurang.
Perbedaan antara keaslian dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis yaitu terletak pada sampel, jumlah sampel, hasil penelitian, lokasi
penelitian dan waktu penelitian. Sedangkan persamaannya dengan peneliti ini
tidak ada.
5
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab yaitu :
Bab 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang rumusan
masalah , tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,
dan sistematika penelitian.
Bab II TINJAUANPUSTAKA
Dalam bab ini terdiri dari tinjauan teori meliputi pengetahuan,
imunisasi, imunisasi hepatitis B, kerangka teori, dan kerangka
konsep.
Bab III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi
penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
alat/instrument penelitian, pengumpulan data, variable penelitian,
definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data serta
etika penelitian.
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil
penelitian serta keterbatasan penelitian.
Bab V PENUTUP
Dalam bab ini menjelaskan kesimpulan dari penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan “Apa”. Apabila pengetahuan mempunyai sasaran
tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek
tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara
sistematis dan diakui secara umum, maka terbentuklah ilmu
pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada di kepala kita. Kita
dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
Selain pengalaman kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh
orang lain. Pengetahuan juga dari tradisi (Prasetyo, 2007).
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurt Notoadmojo (2007), tingkat pengetahuan seseorang
secara rinci dibagi menjadi enam tingkatan yaitu :
1) Tahu (Know)
Kemampuan mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (Comprehention)
Kemampuan untuk memperjelas obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
6
7
3) Aplikasi (Aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi dan kondisi yang sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Kemampuan menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam stuktur organisasi tersebut.
5) Sintesis (Synthesis)
Kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru untuk menyusun suatu formulasi-formulasi.
6) Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
objek atau materi. Penilaian-penilaian ini berdasarkan pada suatu
kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
menurut Notoadmodjo (2007), meliputi :
1) Pendidikan
Merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi
perubahan.
2) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.
3) Informasi
Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan
memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber
informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media
masa.
8
4) Lingkungan budaya
Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua mendidik
sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh remaja dalam
berfikir selama jenjang hidupnya.
5) Sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan
biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuannya pun
rendah.
2. Imunisasi
a. Pengertian
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit
tersebut tidak menjadi sakit (Ranuh, 2011).
Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit
(Proverawati, 2010).
b. Jenis Imunisasi
Menurut Marimbi (2010), jenis imunisasi yaitu :
1) Imunisasi aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang
sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan merangsang tubuh
memproduksi antibodi sendiri.
9
2) Imunisasi pasif
Imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga
kadar antibodi dalam tubuh meningkat.
c. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan kepada
bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Proverawati, 2010).
d. Manfaat Imunisasi
Menurut Marimbi (2010), manfaat imunisasi adalah :
1) Untuk Anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit,
dan kemungkinan cacat atau kematian.
1) Untuk Keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi
pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-
kanak yang nyaman
2) Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.
e. Macam – macam imunisasi pada bayi
Menurut Achmadi (2006), walaupun imunisasi sangat penting,
namun pemerintah mewajibkan lima jenis imunisasi pada anak usia di
bawah satu tahun yang harus dilakukan :
1) BCG yaitu imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit TBC.
2) Hepatitis B yaitu imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit
hepatitis B.
10
3) DPT yaitu imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit
Difteri, Pertusis dan Tetanus.
4) Polio yaitu imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit polio.
5) Campak yaitu imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit
campak.
3. Imunisasi Hepatitis B
a. Pengertian
Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang ditujukan untuk
memberi kekebalan terhadap penyakit hepatitis B yaitu penyakit yang
menyerang organ hati (Proverawati, 2010).
Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi untuk mencegah penyakit
yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang berakibat pada hati
(Marimbi, 2010).
Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang paling kontroversial
karena vaksin Hepatitis B merupakan vaksin pertama yang diterima
oleh kebanyakan anak pada hari pertama kehidupannya atau segera
setelah lahir untuk mencegah penyakit menular di mana virus hepatitis
B menginfeksi dan meradangkan hati (Cave, 2003).
b. Penularan Hepatitis B
Virus Hepatitis B disebarkan melalui kontak dengan cairan tubuh
(darah, air liur, air mani) penderita ini, atau dari ibu ke anak pada saat
melahirkan (Proverawati, 2010).
11
Semua orang yang mengandung HbsAg positif potensial
infeksius. Transmisi terjadi melalui kontak parenteral, hubungan
seksual dan transmisi antar anak merupakan modus yang sering terjadi.
VHB dapat melekat dan bertahan di permukaan suatu benda selama
kurang lebih 1 minggu tanpa kehilangan daya tular. Darah bersifat
infeksius beberapa minggu sebelum awitan, menetap selama fase akut
berlangsung. Daya tular pasien VHB kronis bervariasi, sangat infeksius
bila HbsAg positif (Ranuh, 2011).
c. Gejala Hepatitis B
Gejala yang ditimbulkan yaitu hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam, urine
menjadi kuning dan sakit perut (Proverawati, 2010).
Gejala hepatitis B bisa berkisar dari tidak ada, ringan, atau parah.
Selama dua sampai empat minggu sebelum hati terlibat, seseorang yang
terkena hepatitis B bisa mengalami hilangnya selera makan, mual,
muntah, demam, keletihan, dan gejala-gejala seperti flu. Ini bisa
dilanjutkan dengan tanda-tanda bahwa hati sedang terinfeksi, termasuk
air kemih berwarna gelap, kulit tampak kuning, demam, tinja pucat,
gatal, dan hati yang membesar serta nyeri tekan (Cave, 2003).
d. Pemberian vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B diberikan dalam waktu kurang dari 24 jam
sejak bayi lahir untuk mencegah timbulnya penyakit Hepatitis B pada
12
bayi sehat. Vaksin Hepatitis B diberikan secara intramuskular yaitu
pada otot paha (Achmadi, 2006).
Imunisasi Hepatitis B tahap pertama diberikan sedini mungkin
dalam waktu 12 jam setelah lahir sebelum bayi berumur 7 hari.
Diberikan 1 jam setelah pemberian vit.K pada bayi (Sunarti, 2012).
Pemberian imunisasi hepatitis B berdasarkan status HbsAg ibu
pada saat melahirkan menurut Wahab (2002), adalah sebagai berikut :
1) Bayi yang lahir dari ibu yang tidak diketahui status HbsAg nya
mendapatkan 0,5ml vaksin rekombinan atau 0,5ml vaksin asal
plasma dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan
pada umur 1-2 bulan dan dosis ketiga pada umur 6 bulan. Kalau
kemudian diketahui ibu mengidap HbsAg positif maka segera
berikan 0,5 ml HBIG (sebelum anak berusia satu minggu).
2) Bayi yang lahir dari ibu HbsAg positif mendapatkan 0,5ml
imunoglobulin hepatitis B (HBIG) dalam waktu 12 jam setelah lahir
dan 0,5 ml vaksin rekombinan. Bila digunakan vaksin yang berasal
dari plasma, diberikan 0,5ml intramuskular dan disuntikkan pada
sisi yang berlainan. Dosis kedua diberikan pada umur 1-2 bulan dan
dosis ketiga pada umur 6 bulan.
3) Bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg negatif diberi dosis minimal
0,25 vaksin rekombinan, sedangkan kalau digunakan vaksin berasal
dari plasma, berikan dosis 0,5ml intramuskular pada saat lahir
13
sampai usia 2 bulan. Dosis kedua diberikan pada umur 1-4 bulan,
dan dosis ketiga pada umur 6-18 bulan.
4) Ulangan imunisasi hepatitis B diberikan pada umur 10-12 tahun.
e. Efektifitas
Efektifitas vaksin dalam mencegah infeksi VHB adalah 90%-
95%. Memori sistem imun menetap minimal sampai 15 tahun pasca
imunisasi namun secara teoritis menetap seumur hidup sehingga pada
anak normal, tidak dianjurkan untuk imunisasi booster (Ranuh, 2011).
f. Kontra Indikasi
Imunisasi tidak dapat diberikan kepada bayi yang menderita sakit
batuk pilek, sedang mendapatkan pengobatan radioterapi atau
kemoterapi, menderita sakit yang menurunkan imunitas (leukimia,
kanker, HIV/AIDS), apabila bayi sedang mengkonsumsi obat prednison
2 mg/kgbb/hari maka dianjurkan untuk menunda imunisasi 1 bulan
setelah selesai pengobatan (IDAI, 2009)
Menurut Wiradharma (2012), pada umumnya tidak ada kontra
indikasi yang mutlak untuk pemberian vaksin, akan tetapi ada beberapa
keadaan di mana seseorang sebaiknya tidak diimunisasi atau
imunisasinya ditunda, yaitu :
1) Sedang sakit dalam keadaan stadium akut, seperti infeksi saluran
nafas atas dan atau diare. Dalam keadaan ini sebaiknya imunisasi
ditunda.
14
2) Sebelumnya pernah mengalami reaksi lokal yang hebat seperti
kemerahan pada tempat suntikan.
Menurut Cave (2003), kontraindikasi imunisasi hepatitis B atau
harus menundanya adalah bayi yang sakit tingkat menengah atau parah
pada saat vaksin dijadwalkan, dan harus menunda suntikan sampai
mereka sudah sembuh. Menurut Proverawati (2010), kontraindikasi
imunisasi hepatitis B ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi
berat yang disertai kejang. Menurut Ranuh (2011), kontraindikasi
imunisasi hepatitis B ini tidak boleh diberikan kepada bayi dengan berat
lahir rendah atau berat badan bayi sangat kecil (<1000 gram), maka
imunisasi ditunda sampai bayi berusia 2 bulan atau berat badan sudah
mencapai 2000 gram.
g. Efek Samping
Efek samping yang terjadi pada umumnya berupa reaksi lokal
yang ringan dan bersifat sementara. Kadang-kadang dapat
menimbulkan demam ringan selama 1-2 hari (Sunarti, 2012).
Efek samping berupa reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan
dan pembekakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi
bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari (Proverawati, 2010).
15
h. Jadwal Imunisasi
Jadwal imunisasi adalah informasi mengenai kapan suatu jenis
vaksinasi atau imunisasi harus diberikan kepada anak (Marimbi, 2010).
Adapun jadwal imunisasi dapat dilihat pada :
Tabel 2.1
Jadwal Imunisasi Hepatitis B
No Vaksin Pemberian Imunisasi Umur
1. Hepatitis B HB 0
HB 1
HB 2
HB 3
0 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
Sumber : Depkes (2011)
i. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Hepatitis B
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan reaksi yang
terjadi setelah imunisasi. Apabila terjadi demam dan timbul kemerahan,
pembengkakan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi sebaiknya bekas
suntikan diberi kompres, diberi minum lebih banyak (ASI atau air
putih) (Sunarti, 2012).
16
B. Kerangka Teori
Kerangka teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2007), Proverawati (2010)
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi hepatitis B
tahap pertama pada bayi
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Informasi4. Lingkungan budaya
5. Sosial ekonomi
Imunisasi hepatitis B tahap pertama
pada bayi meliputi :
1. Pengertian
2. Penularan hepatitis B
3. Gejala hepatitis B
4. Pemberian vaksin hepatitis B
5. Efektivitas
6. Kontra indikasi
7. Efek samping
8. Jadwal imunisasi
9. Kejadian ikutan paska imunisasi
hepatitis B
Tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi hepatitis B tahap pertama
pada bayi
Baik
Cukup
Kurang
Bayi usia (0 – 12 bulan)
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, jenis penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2010),
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2010).
Penelitian ini mendeskripsikan tentang tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi.
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah rencana tentang tempat yang akan digunakan oleh
peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011).
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di desa Ngembat Padas Sragen.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah rencana tentang waktu yang akan dilakukan oleh
peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011).
Penelitian ini dilaksanakan tanggal 15 April 2013.
17
18
C. Populasi, Sampel dan Teknik pengambilan sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya
(Sugiyono, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang
mempunyai bayi umur 0-12 bulan di desa Ngembat Padas Sragen yang
berjumlah 32 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011).
Besarnya sampel yang harus diambil, apabila subjek penelitian kurang dari
100 lebih baik diambil semua, sehinga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya lebih dari 100 bisa 10%-15% atau
20%-25% atau lebih (Arikunto, 2010). Karena jumlah populasi dalam
penelitian ini sebanyak 32 responden, maka semua responden diambil
semua untuk penelitian.
3. Teknik sampling
Tenik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Dalam
penelitian ini teknik pengmbilan sampel menggunakan sampling jenuh.
Menurut Hidayat (2011), Sampling jenuh adalah cara pengambilan sampel
ini dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel.
19
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data
penelitian ini adalah kuesioner (Notoadmodjo, 2010). Kuesioner adalah daftar
pertanyaan atau pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang,
di mana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan
tanda-tanda tertentu.
Dalam penelitian ini, kuesioner yang akan digunakan untuk mengetahui
pengetahuan ibu adalah kuesioner tertutup dengan jawaban benar dan salah.
Jika jawaban benar dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah
jika pernyataan negatif (unfavorable) mendapat nilai 1. Jika jawaban yang
salah dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban benar dengan
pernyataan negatif (unfavorable) mendapat nilai 0. Pengisian kuesioner
tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap
benar. Dalam instrumen ini terdapat 28 pernyataan.
Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Instrumen penelitian ini diuji
validitas dan reliabilitas di Posyandu desa Kwangen Sragen dengan 30
responden, kemudian diolah dan dianalisa dengan bantuan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution).
20
Adapun kisi-kisi kuesioner pada penelitian ini yaitu :
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pertanyaan
Pertanyaan
Variabel Sub Variabel Favourable Unfavourabl
e
Jumlah
Soal
1. Pengertian 1,2 2
2. Penularan hepatitis B 3 1
3. Gejala Hepatitis B 4,5 2
4. Pemberian Vaksinhepatitis B
6,8,10,11,13,23,26
9,12*,25 10
Tingkat
pengetahuan
ibu tentang
imunisasihepatitis B
tahappertama pada
bayi
5. Efektivitas 15 1
6. Kontra indikasi
7. Efek samping
7,14,16,17
19
18
20*
5
28. Jadwal Imunisasi 21,22,24 3
9. KIPI 27,28 2 Jumlah 23 5 28
Keterangan: *) : pernyataan tidak valid
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Suatu instrumen
penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat
(Arikunto, 2010). Uji validitas dilakukan di Desa Kwangen Sragen
terhadap 30 ibu yang mempunyai bayi umur 0-12 bulan dengan 28
pernyataan.
Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat, digunakan rumus pearson
product moment. Rumus Pearson Product Moment adalah:
21
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat menggunakan program
SPSS for windows. Instrumen dikatakan valid apabila nilai instrumen ini
memenuhi taraf signifikansi 5%. Setelah dilakukan uji validitas terhadap
30 responden dengan 28 pernyataan terdapat 2 item pernyataan yang tidak
valid yaitu nomor 12 dan nomor 20, untuk selanjutnya item pernyataan
yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian sehingga untuk
penelitian menggunakan 26 pernyataan.
2. Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan . Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap asas bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan
menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
chronbach. Instrument dikatakan reliable bila nilai Alpha chronbac
kriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Rumus Alpha chronbach adalah sebagai
berikut :
( ) ( ) }Y-Y{N}XX{
YX.-XY.N
2222 ΣΣΣ−Σ
ΣΣΣ=
Nrxy
22
Σ−
−
=t
b
k
kr
2
2
11 11 σ
σ
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan ataubanyaknya soal
b2 : Jumlah varian butir
t2 : Varians total
Setelah dilakukan uji reliabilitas didapatkan nilai Alpha chronbach sebesar
0,910 > 0,60 ,sehingga instrument dikatakan reliable.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang
akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2011).
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu :
1. Data Primer
Data primer bila pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh
peneliti terhadap sasaran yaitu dengan cara menyebar kuesioner.
Selanjutnya data tersebut diolah, dianalisis, disajikan, dan dilaporkan oleh
peneliti (Hidayat, 2011). Data primer dalam penelitian ini adalah hasil
jawaban dari pernyataan responden dalam bentuk kuesioner dan
wawancara
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
peneliti (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dalam penelitian ini adalah
23
buku daftar imunisasi di Desa Ngembat Padas Sragen pada tahun 2012 -
2013.
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam
penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan
tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoadmojo, 2010).
Tabel 3.2 Difinisi Operasional
Nama
Variabel
Pengertian Indikator Alat
Ukur
Skala
Pengetahuan
ibu tentang
imunisasi
hepatitis B
tahap
pertama
pada bayi
Kemampuan
ibu menjawab
dengan benar
kuesioner
tentang
imunisasi
hepatitis B
tahap pertama
pada bayi
1. Baik : Bila nilai
responden yangdiperoleh (x) > mean + 1
SD2. Cukup : Bila nilai
responden mean -1 SD
x mean + 1 SD
3. Kurang : Bila nilai
responden yang
diperoleh (x) < mean – 1
SD
(Riwidikdo, 2009)
Kuesioner Ordinal
24
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan data
Setelah semua data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data secara manual
menurut Notoatmodjo (2010), adalah sebagai berikut:
a. Editing (penyuntingan data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan
melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata
masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin
dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan
(droup out).
b. Membuat lembar kode (coding sheet) atau kartu kode (coding sheet)
Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom
untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi
nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan.
c. Memasukkan data (data entry)
Yakni menhisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu
kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d. Tabulasi
Yakni membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau
yang diinginkan oleh peneliti.
25
2. Analisis data
Analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari
hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
presentase dari tiap variabel (Notoadmojo, 2010). Peneliian ini hanya
mendeskripsikan pengeahuan responden tentang Tingkat Pengetahuan
tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama.
Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai
berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Menurut Riwidikdo (2009), rumus mean yaitu:
Rumus : X =n
x∑
Keterangan :
X : rata-rata ( mean )
∑ x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden
Menurut Riwidikdo (2009), Simpangan baku (standard deviation) adalah
ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai
(data) terhadap rata-ratanya.
Rumus :
SD =1
)( 22
−
Σ−Σ
n
n
xx i
i
26
Keterangan:
SD : Simpangan baku (Standard deviation)
xi : Nilai responden
n : Jumlah responden
Untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan ibu tentang
imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi mengunakan rumus
persentase. Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu:
Persen = %
Keterangan :
fi : frekuensi
n : total kasus
I. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan
memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden peneliian
dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan agar subjek mengerti maksud
dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subjek
tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.
27
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di desa Ngembat Padas Sragen yang
masyarakatnya sudah mulai memahami tentang pentingnya kesehatan. Batas
wilayah desa Ngembat Padas yaitu sebelah utara yaitu wilayah Kecamatan
Gemolong, sebelah Timur ada rel kereta api, sebelah selatan berbatasan
dengan dusun dempul, dan sebelah barat dengan dusun kaloran.
Di Desa desa Ngembat Padas Sragen ada 3 Posyandu dipimpin oleh 1
Bidan yang ditunjuk oleh puskesmas yaitu bidan Nunik, Amd.Keb dan
dibantu oleh 5 kader kesehatan yang terdiri dari ibu-ibu yang suka rela mau
membantu bidan dalam kegiatan posyandu, yaitu Posyandu Melati terdapat
11 ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 12 bulan, sedangkan di Posyandu
Mawar terdapat 9 ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 12 bulan dan di
Posyandu Sedap Malam terdapat 12 ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 12
bulan,
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi di Desa Ngembat Padas Sragen
tahun 2013” responden dalam penelitian ini terdiri dari 32 ibu yang
mempunyai bayi usia 0-12 bulan mendapatkan hasil tingkat pengetahuan ibu
tentang imunissi Hepatitis B tahap pertama pada bayi dalam tabel dibawah ini:
28
29
Tabel 4.1
Tingkat Pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B
Di Posyandu desa Ngembat Padas Sragen 2013
No Pengetahuan Jumlah(orang) Persentase (%)
1 Baik 9 28,13
2 Cukup 18 56,25
3 Kurang 5 15,62
Total 32 100
Sumber: Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel 3.2 diatas dapat dikategorikan tingkat pengetahuan
cukup sebanyak 18 responden (56,25%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 9
responden (28,13%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 5 responden
(15,62%). Jadi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang imunisasi hepatitis B tahap
pertama pada bayi di posyandu desa Ngembat Padas Sragen tahun 2013
mayoritas pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 18 responden
(56,25%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada responden
menunjukkan hasil kategori cukup sebanyak 18 responden (56,25%), kategori
baik sebanyak 9 responden (28,13 %), dan kategori kurang sebanyak 5
responden (15,62%). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, responden
dengan pengetahuan baik rata – rata sudah mengetahui tentang imunisasi
hepatitis B tahap pertama pada bayi yang meliputi pengertian, penularan,
gejala, pemberian, efektivitas, kontra indikasi, efek samping dan jadwal
imunisas. Namun masih kurang mengetahui dalam hal Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI).
30
Selanjutnya untuk responden dengan pengetahuan cukup, sebagian besar
sudah mengetahui tentang pengertian, pemberian, efektivitas, kontra indikasi,
efek samping, jadwal imunisasi. Akan tetapi masih kurang mengetahui tentang
penularan, gejala, dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
Kemudian responden dengan pengetahuan kurang, sudah mengetahui
tentang pengertian, penularan, efektivitas, efek samping dan jadwal imunisasi.
Akan tetapi belum mengetahui tentang pemberian, gejala, kontra indikasi,
dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi .
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu
dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Tingkah laku manusia merupakan
hasil dari pengetahuan manusia. Jika pengetahuan baik, maka seseorang akan
bertingkah laku baik dan langgeng.
Menurut Proverawati (2010), Penularan Virus Hepatitis B disebarkan
melalui kontak dengan cairan tubuh (darah, air liur, air mani) penderita ini,
atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan.
Menurut Cave (2003), Gejala hepatitis B bisa berkisar dari tidak ada,
ringan, atau parah. Selama dua sampai empat minggu sebelum hati terlibat,
seseorang yang terkena hepatitis B bisa mengalami hilangnya selera makan,
mual, muntah, demam, keletihan, dan gejala-gejala seperti flu. Ini bisa
dilanjutkan dengan tanda-tanda bahwa hati sedang terinfeksi, termasuk air
31
kemih berwarna gelap, kulit tampak kuning, demam, tinja pucat, gatal, dan
hati yang membesar serta nyeri tekan .
Menurut Achmadi (2006), Vaksin Hepatitis B diberikan dalam waktu
kurang dari 24 jam sejak bayi lahir untuk mencegah timbulnya penyakit
Hepatitis B pada bayi sehat. Vaksin Hepatitis B diberikan secara
intramuskular yaitu pada otot paha.
Menurut Wiradharma (2012), pada umumnya tidak ada kontra indikasi
yang mutlak untuk pemberian vaksin, akan tetapi ada beberapa keadaan di
mana seseorang sebaiknya tidak diimunisasi atau imunisasinya ditunda, yaitu:
sedang sakit dalam keadaan stadium akut, seperti infeksi saluran nafas atas
dan atau diare. Dalam keadaan ini sebaiknya imunisasi ditunda dan
sebelumnya pernah mengalami reaksi lokal yang hebat seperti kemerahan
pada tempat suntikan.
Menurut Sunarti (2012), Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi merupakan
reaksi yang terjadi setelah imunisasi. Apabila terjadi demam dan timbul
kemerahan, pembengkakan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi sebaiknya bekas
suntikan diberi kompres, diberi minum lebih banyak (ASI atau air putih).
Dari hasil analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu
tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi di Desa Ngembat Padas
Sragen masih kurang terutama mengenai penularan, gejala, pemberian , kontra
indikasi dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Oleh karena itu, perlu adanya
penyuluhan dari tenaga kesehatan untuk membina ibu di posyandu desa
Ngembat Padas Sragen terutama tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama.
32
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala penelitian
Kendala dalam penelitian ini adalah penelitian dilakukan dalam waktu
sehari, kemudian untuk pengisian kuesioner ada sebagian responden yang
belum mengisi daftar pertanyaan kuesioner secara lengkap dan terlanjur
sudah pulang ke rumah. Maka dari itu peneliti harus mencari alamat
rumah responden dan berkunjung meminta responden untuk melengkapi
daftar pertanyaan kuesioner yang belum lengkap.
2. Kelemahan / keterbatasan selama proses penelitian
a. Variabel dalam penelitian ini merupakan variable tunggal, sehingga
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga
responden hanya bisa menjawab ya atau tidak saja, dan jawaban
responden belum bisa mengetahui pengetahuan responden secara
mendalam.
33
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Hepatitis B Tahap Pertama Pada Bayi di Desa Ngembat Padas
Tahun 2013. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 32 responden
sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Hepatitis B Tahap Pertama
Pada Bayi di Desa Ngembat Padas Sragen Tahun 2013 pada tingkat
pengetahuan baik sebanyak 9 responden ( 28,13 % ).
2. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Hepatitis B Tahap Pertama
Pada Bayi di Desa Ngembat Padas Sragen Tahun 2013 pada tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 18 responden ( 56,25 % ).
3. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Hepatitis B Tahap Pertama
Pada Bayi di Desa Ngembat Padas Sragen Tahun 2013 pada tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 5 responden ( 15,62 % ).
B. Saran
1. Bagi Penulis Selanjutnya
Dapat mengembangkan variabel penelitian sehingga didapatkan hasil yang
lebih baik, mengembangkan karakteristik reponden penelitian agar lebih
dapat menggambarkan hasil penelitian, pengumpulan datanya
33
34
menggunakan kuesioner terbuka supaya hasilnya lebih baik lagi dan
bahasa ilmiah dalam kesehatan lebih baik tidak digunakan supaya hasilnya
lebih valid.
2. Bagi responden
Diharapkan responden yang mempunyai bayi lebih memahami tentang
imunisasi dan mengikuti promosi kesehatan atau penyuluhan-penyuluhan
tentang imunisasi yang diadakan oleh petugas kesehatan setempat.
3. Desa
Diharapkan masyarakat lebih sering mengikuti penyuluhan atau promosi
kesehatan mengenai kesehatan ibu dan anak terutama imunisasi hepatitis B
di desa Ngembat Padas Sragen.
35
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U. F. 2006. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi).Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Cave, S. 2003. Orang Tua Harus Tahu tentang Vaksinasi Anak. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Dinkes Sragen. 2011. Cakupan Imunisasi Kota Sragen.
http://www.dinkessragen.or.id/cakupan-imunisasi-kota-
sragen/artikel.asp?q=2009310095322. Diakses tanggal 25 Oktober 2012.
DepKes RI. 2011. Buku KIA. http://www.depkes.go.idI/downloads/jica/cover.pdf.
Diakses 10 November 2012
Ghozali, Imum. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hidayat. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta:Salemba Medika.
IDAI, 2009. Kontraindikasi Imunisasi.
http://www.idai.or.id/imunisasi/artikel.asp?q=2009310095322. Diaksestanggal 20 November 2012.
Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoadmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
______________. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurdianasari, N. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Pada
Bayi Di BPS Warti Suwaji Tawangsari Sukoharjo. DIII Kebidanan
STIKES Kusuma Husada Surakarta. Karya Tulis Ilmiah (Tidak
Dipubikasikan)
Prasetyo. 2007. MPKT MODUL 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI.
36
Proverawati A, Dwi Andini, C.S. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta:
Nuha Offset.
Ranuh, I.G.N. 2011. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta : Badan PenerbitIkatan Dokter Anak Indonesia.
Riwidikdo. 2009. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Rahana.
Sudarti, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita.Yogyakarta: Nuha Medika.
Sunarti. 2012. Pro Kontra Imunisasi. Yogyakarta: Hanggar Kreator.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Silalahi, N. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Wahab, dkk. 2002 .Sistem Imun,Imunisasi, Dan Penyakit Imun. Jakarta: Widya
Medika.
Wiradharma, dkk. 2012. Konsep Dasar Vaksinasi. Jakarta: CV Sagung Seto.