Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

99
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan seseorang dalam peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan yang terjadi melalui interaksi insani, tanpa batasan ruang dan waktu. Pendidikan tidak dimulai atau diakhiri disekolah. Pendidikan dimulai dilingkungan keluarga, dilanjutkan dan tempat dalam lingkungan sekolah diperkaya dalam lingkungan masyarakat dan hasil-hasilnya digunakan dalam membangun kehidupan pribadi, agama, masyarakat, keluarga dan negara. Adalah suatu kenyataan bahwa pemerintah bukanlah satu-satunya lembaga yang bertanggungjawab didalam pelaksanaan di Indonesia, akan tetapi pendidikan juga merupakan tanggung jawab semua warga negara Indonesia 1

Transcript of Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

Page 1: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan seseorang dalam

peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan yang terjadi melalui interaksi

insani, tanpa batasan ruang dan waktu. Pendidikan tidak dimulai atau diakhiri

disekolah. Pendidikan dimulai dilingkungan keluarga, dilanjutkan dan tempat

dalam lingkungan sekolah diperkaya dalam lingkungan masyarakat dan hasil-

hasilnya digunakan dalam membangun kehidupan pribadi, agama, masyarakat,

keluarga dan negara.

Adalah suatu kenyataan bahwa pemerintah bukanlah satu-satunya lembaga

yang bertanggungjawab didalam pelaksanaan di Indonesia, akan tetapi pendidikan

juga merupakan tanggung jawab semua warga negara Indonesia termasuk

didalamnya keluarga. Ditinjau dari lokasi waktu, manusia berkembang pada

masing-masing tahap dan pertumbuhannya, lingkungan keluarga menempati

urutan pertama dan utama bagi manusia dalam menerima pengaruh pendidikan,

kemudian dari lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

1

Page 2: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

Ada suatu anggapan dikalangan sementara orang tua bahwa pendidikan

anak telah menjadi tanggung jawab sekolah atau guru, setelah anak tersebut

diserahkan pada lembaga sekolah dan orang tua merasa tidak perlu lagi memberi

dorongan, bimbingan dan pembinaan anak. Tentunya suasana yang terlihat dalam

keluarga tersebut kurang menyenangkan, karena keduanya sama-sama sibuk.

Apabila situasi ini dibiarkan tentunya akan mengganggu keharmonisan keluarga

tersebut, karena waktu dan perhatian tercurah pada pekerjaan sehingga perhatian,

kasih sayang, komunikasi, dan waktu untuk melakukan pendekatan dengan sang

anak menjadi berkurang, apalagi jika faktor lingkungan kurang mendukung.

Kondisi semacam ini tentunya akan membawa dampak negatif terhadap

kelangsungan pendidikan anak sekolah seperti prestasi belajar yang menurun,

malas belajar, sering bolos, suka berkelahi dengan teman sebaya, tidak betah

dikelas, suka mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Dewasa ini terjadi

peregeseran nilai dan fungsi dari orang terhadap anak, dimana tuntutan untuk

pemenuhan kebutuhan hidup/ekonomi harus dipenuhi dengan cara kerja keras

apalagi disaat krisis moneter ini dipihak lain, karena kesibukan dan kurang

mengerti terhadap peranannya sebagai orang tua menyebabkan perhatian terhadap

anaknya berkurang, sehingga anak tidak terkontrol dan cenderung sesukanya

dalam belajar, akibatnya menurunlah prestasi belajarnya.

Selanjutnya dalam proses belajar, setiap orang tua tentunya tidak lepas dari

suatu permasalahan. Walaupun anak pada usia sekolah lanjutan sudah mampu

mandiri dan mencoba menyelesaikan masalahnya, tidak menutup kemungkinan

2

Page 3: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

tidak semua masalah bisa diatas sendiri. Pengaruh dari luar seperti pergaulan

teman, tayangan TV dan lainnya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar di sekolah.

Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti oleh

pengukuran dan penelitian demikian pula halnya di dalam proses belajar. Dengan

mengetahui prestasi belajar anak, kita dapat mengetahui kedudukan anak di dalam

kelas, apakah anak termasuk kelompok anak pandai, sedang atau kurang.

3

Page 4: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

Usia remaja adalah usia peralihan dan persiapan yang penuh dengan aneka

kesukaran yang menggoncangkan jiwa. Memang anak usia 13 tahun atau 16 tahun

ini dikenal dengan istilah masa puber pertama, dimana pada masa-masa ini anak

mempunyai khas tersendiri yaitu egois, atau keras kepala, gelisah, mudah kena

pengaruh dan selalu ingin tahu atau coba-coba. Pada masa seperti ini si anak

betul-betul membutuhkan arahan yang tepat dan pengawasan-pengawasan dan

juga motivasi orang tua. Salah satu unsur yang sangat mendukung keberhasilan

program pendidikan tersebut adalah partisipasi keluarga, terutama orang tua atau

wali murid dalam peranannya memberikan motivasi dan memenuhi segala

fasilitas belajar anak-anak.

Keluarga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap

prestasi anak di sekolah. Lingkungan keluarga yang baik akan berpengaruh

terhadap keberhasilan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Pertama, karena hak anak

mengenyam pendidikan dari keluarga. sedangkan utama, karena pendidikan

keluarga berfungsi sebagai dasar bagi keseluruhan pendidikan anak sebab

dilingkungan keluargalah anak belajar bagaimana bersikap, bertingkah laku,

berbicara, mengetahui tuntuan adat istiadat dan berbuat sesuai dengan apa yang

dilihat dan dialaminya. Oleh karena itulah bimbingan keluarga merupakan hal

yang sangat penting bagi kemajuan prestasi belajar anaknya di sekolah atau diluar

lingkungan keluarga yang lain misalnya pendidikan di lingkungan masyarakat

atau pendidikan non formal.

4

Page 5: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

Untuk itu penulis mengambil judul: “Korelsi Motivasi Orang Tua Terhadap

Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewarganegaraan pada Siswa Kelas X SMA

Negeri Wonoayu Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Dalam suatu penelitian, rumusan masalah diperlukan untuk memberi arah

dan gambaran dalam penelitian itu sendiri. Sekaligus untuk membatasi ruang

lingkup masalah yang dikemukakan. Selain itu rumusan masalah juga dapat

dijadikan acuan bagi penelitian dalam mengambil kesimpulans ecara tegas dan

benar.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat

mengambil rumusan masalah sebagai berikut: “Adakah korelasi motivasi orang

tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X

SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo?”.

C. Tujuan Penelitian

Setiap pekerjaan tentu mempunyai tujuan, begitu pula pada suatu penelitian.

Tujuan penelitian sangat erat korelasinya dengan jenis penelitian yang

dilaksanakan. Maka tujuan penelitian dalam rangka penyusunan skipsi ini adalah:

“Untuk mengetahui korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi belajar mata

pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo”.

5

Page 6: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

D. Hipotesis

Sutrisno Hadi (1993: 48) mengatakan: “Hipotesis merupakan konsklusi yang

sifatnya deduktif dan sangat sementara serta sangat kasar”Berdasarkan pengertian

tersebut di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah:

Ha : Ada korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran

kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo

Ha : Tidak ada korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi belajar mata

pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri Wonoayu

Sidoarjo

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Motivasi

Winkel (1984: 27) membedakan motiv, motivasi dan motivasi belajar.

motiv adalah daya penggerak dari dalam dan didalamnya subjek melakukan

6

Page 7: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

aktivitas demi mencapai suatu tujuan, sedangkan motivasi daya penggerak yang

telah menjadi aktif pada saat-saat tertentu, bila kebutuhan untuk mencapai tujuan

sangat dirasakan. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi adalah keseluruhan gaya

penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah kepada

kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat

tercapai (Sardiman, 2001: 73)

Motivasi sebagai proses munculnya aktivitas seseorang, dengan kata lain

bahwa motivasi adalah suatu hal yang menentukan untuk mengarahkan seseorang

serta mengendalikan perbuatannya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki.

Berdasarkan gambaran singkat diatas, betapa pentingnya motivasi dalam proses

belajar. Bahwa motivasi merupakan kunci keberhasilan balajar seseorang. Dalam

motivasi dikenal motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah

motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,

sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya ransangan dari luar. (Sardiman, 2001: 87-88).

Dari konsep-konsep motivasi diatas terlihat bahwa makna motivasi itu

sangatlah besar pengaruhnya. Namun demikian konsep motivasi tersebut

memiliki konsep yang sama, yakni motivasi adalah pendorong seseorang untuk

dapat melakukan sesuatu yang dikehendaki. Dengan kata lain, motivasi adalah

keseluruhan atau totalitas kekuatan yang tersembunyi dalam diri seseorang

7

Page 8: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

dengan seseorang tersebut dapat mengerahkan tenaganya atau energinya

melakukan sesuatu yang lebih baik dibanding yang sebelumnya dalam mencapai

tujuan tertentu. Jadi motivasi adalah identik dengan pendorong atau penggerak

yang ada dalam diri seseorang, sehingga ia dapat melakukan sesuatu sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki, dalam hal ini guna meningkatkan motivasi

belajar siswa. Ada beberapa bentuk dalam menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah yaitu : Memberi angka, memberi hadiah, kompetisi,

ego, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar,

minat dan tujuan yang diakui.

Berdasarkan kutipan diatas, yang jelas motivasi adalah menyangkut suatu

tingkah laku yang positif dan tidak mengarah kepada hal yang negatif, sejalan

dengan itu (Sardiman, 1986: 51) mengemukakan motivasi yang ada pada diri

seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Tekun dalam menghadapi tugas

dan bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama, (2) Ulet dalam

menghadapi kesulitan dan lekas putus asa, tidak cepat puas dengan prestasi yang

diperolehnya, (3) Menujukkan minat terhadap macam-macam masalah (belajar)

sehingga kurang kreatif, (4) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau yakin

akan sesuatu), (5) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini serta (6) senang

mencari dan memecahkan masalah.

Motivasi belajar sebagai keinginan seseorang untuk mencapai prestasi yang

unggul. Motivasi belajar ini sebagai perluasan dari motivasi intrinsik yang

mempunyai ciri-ciri, sikap dan perilaku seperti : Ketekunan, keuletan, daya

8

Page 9: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

tahan, keberanian dalam menghadapi tantangan, kegairahan dan bekerja keras

(Ardhana, 1990: 4). Selanjutnya bahwa motivasi belajar itu berpangkal pada

bahan pelajaran itu sendiri, motivasi belajar itu ditentukan dalam situasi-situasi

yang dibuat pelajaran, bila pelajaran itu memiliki arti perlu dan berkorelasi erat

dengan realitas. Sejalan dengan itu juga menekankan bahwa motivasi memegang

peranan utama dalam belajar, siswa akan bekerja keras, terarah dan bersemangat.

Setiap perbuatan termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa

motif. Motif atau bisa juga disebut dorongan atau kebutuhan yang merupakan

suatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa untuk mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Mc. Donald dalam Sujarwo (2001: 71) motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling

dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Pengertian diatas mengandung

tiga elemen penting :

a) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada dari individu

setiap manusia.

b) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa, feeling, afeksi seseorang.

c) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Keinginan seseorang untuk meraih satu kesuksesan, keinginan seseorang

untuk melibatkan diri sendiri dalam suatu tugas dan keinginan seseorang berhasil

dalam mengerjakan suatu tugas yang sulit merupakan tantangan dalam mencapai

suatu hasil belajar. Hasil belajar itu akan optimal kalau ada motivasi yang tepat,

9

Page 10: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

bahwa motivasi belajar itu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sukses,

untuk mencapai prestasi yang diinginkan.

Jadi kedua pendapat dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu

faktor yang sangat penting untuk mencapai suatu prestasi akademik maupun

prestasi dalam bidang lain. Motivasi belajar merupakan suatu harapan untuk

memperoleh kepuasan dalam menguasai tantangan yang sulit. Sebagai daya

penggerak dalam diri untuk mencapai taraf prestasi belajar yang tinggi suatu

kegiatan belajar akan berhasil baik kalau disertai dengan pujian. Aspek pujian ini

merupakan dorongan bagi seseorang untuk belajar dengan giat. Apabila hasil

belajar itu tidak dihiraukan oleh guru maka kegiatan anak menjadi berkurang,

untuk itu dalam kegiatan belajar mengajar perlu dikembangkan unsur

reinforcement. Pujian harus selalu dikaitkan dengan prestasi yang baik, anak

diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan secara optimal.

Ibrahim (1996: 29) menekankan batasan bahwa setiap siswa mempunyai

motif internal pada siswa, tenaga pendorong ini kecil sekali sehingga

membutuhkan motif dari luar yaitu guru, orang tua, teman, buku dan sebagainya.

Pendapat mengenai motivasi diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

adalah daya penggerak dalam diri seseorang, hal ini dapat dibangkitkan dengan

menyediakan kondisi dan situasi belajar mengajar sebaik-baiknya. Dengan

demikian, dapat memberikan rasa ingin tahu, senang melakukan aktivitas-

aktivitas belajar, menimbulkan kegairahan, dan memberikan arah pada kegiatan

itu, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Motivasi belajar

10

Page 11: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

dapat pula berbentuk motivasi ekstrinsik yakni motif-motif yang aktif fungsinya

disebabkan adanya rangsangan dari luar, misalnya siswa belajar karena esok pagi

akan ujian agar mendapatkan nilai baik, sehingga dipuji oleh teman-temannya.

Jadi motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi dimana aktivitas belajar dimulai

dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar (Sardiman, 2001: 88).

Siswa yang bermotivasi intrinsik dapat dilihat dari kegiatannya, yang

tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena butuh, dan ingin mencapai

tujuan belajar yang sebenarnya adalah untuk menguasai apa yang dipelajari

bukan karena ingin mendapatkan pujian dari guru. Jadi siswa yang bermotivikasi

secara ekstrinsik. Baru akan mencapai kepuasan kalau ia memecahkan masalah

pelajaran dengan benar, atau tuntas mengerjakan tugas-tugas belajarnya.

Berdasarkan uraian di atas, untuk menciptakan situasi dan kondisi yang

menunjang bangkitnya motifasi belajar siswa, guru dapat menggunakan strategi

belajar tertentu, misalnya dengan menggunakan model pembelajaran kelompok

kecil, dengan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar.

Dari uraian di atas pengertian motivasi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Motivasi ialah suatu proses yang tersimpul, salah satu proses yang bertalian

dengan “a mediating variable”. Motivasi ini tak dapat diamati secar alngsung,

namun tersimpul dari tingkah laku yang nampak. Kita menggunakan konsep

motivasi untuk menerangkan tenaga yang mendasari perubahan dalam tingkah

laku, 2) Kita mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang

ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan, karena

11

Page 12: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

kelakuan manusia itu mencapai tujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa

perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan,

telah terjadi di dalam diri seseorang, 3) Apabila tujuan tercapai, maka “the state

of motivation” berkurang. Orang yang berusaha mencapai tujuan menurut asumsi

bahwa tujuan itu bila tercapai akan memberi kepuasan baginya dan ramalannya

berangkali meleset, 4) Akibat penting terjadi bilamana tujuan telah tercapai dan

mengurangi “motivational state” seseorang, tingkah laku yang telah berhasil

dalam mencapai tujuan, senderung diperkuat (reinforced). Tingkah laku serupa

terjadi lagi bila seseorang berusaha mencapai tujuan untuk memenuhi “motivasi

state”nya, 5) Kita telah membedakan antara motivies dan needs. Motivies adalah

wujud khusus dari proses motivasi, sedangkan needs adalah keadaan yang

menimbulkan motivasi. Needs merupakan potensialitas tetap yang dimotivasi

dengan cara tertentu. Timbulnya kebutuhan dalam diri seseorang adalah

menunjukkan bahwa orang itu termotivasi dengan cara tertentu. 6) Kebutuhan

dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun rangsanga-rangsang dari alam

sekitar. Beberapa kebutuhan timbul berdasarkan kondisi-kondisi fisiologis,

misalnya kebutuhan makan akan lapar. Adapula kebutuhan yang timbul karena

pengaruh lingkungan.

1. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Motivasi sebagai pendorong, dapat menggerakkan dan menumbuhkan

keinginan untuk belajar siswa. Tanpa adanya satu pendorong atau motor

penggerak, sangat sedikit keberhasilan siswa dalam belajar, dan sangat minim

12

Page 13: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

prestasi yang dicapai siswa. Adanya motivasi yang baik akan menunjukkan

hasil yang baik pula dari siswa.

Motivasi sebagai penentu arah sangat menentukan kearah mana suatu

perbuatan itu dapat mencapai sasaran yang diharapkan bagi siswa dalam

belajar. Motivasi disini sebagai kompas atau penunjuk arah, maksudnya siswa

dapat belajar sesuai yang diharapkan tanpa harus membuang energi yang

melelahkan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Sekorelasi dengan hal tersebut diatas, Sardiman (2001: 81) membagi

tiga fungsi motivasi:

a) Mendorong manusia untuk berbuat , jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan. Disamping itu, ada juga

fungsi-fungsi lain, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi.

Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya

motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan

adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motifasi, maka seseorang yang

belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motifasi

seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.

Dalam hal ini seseorang guru sangat berperan dalam menumbuhkan motifasi

13

Page 14: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

dalam diri siswa . seperti diketahui, guru sesuai dengan tugasnya adalah

sebagai fasilitator dan motivator (Raka Joni, 1985: 12) dan sekaligus sebagai

komunikator (Prai Katz dalam Sardiman, 2001: 141).

Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah :

1) Harus memberikan petunjuk, bantuan dorongan kepada siswa selama

proses belajar mengajar dikelas. Memberikan petunjuk dalam belajar atau

bagaimana agar siswa dapat belajar dengan mudah, dan sekaligus

memberikan dorongan-dorongan yang diperlukan siswa.

2) Guru sebagai motivator dalam proses belajar mengajar harus dapat

membangkitkan motivasi, hasrat dan gairah belajar pada diri siswa.

Pelaksanaan ini biasanya belum seoptimalnya dilakukan dalam pengajaran,

sehingga dapat terjadi rendahnya motivasi belajar siswa. oleh karena itu

tugas guru sebagai motivator sebaiknya dapat membangkitkan motivasi

belajar, peran guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka

meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa untuk

mendominasikan potensi siswa menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan

daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika didalam proses

belajar mengajar.

3) Sedangkan guru sebagai komunikator yaitu guru dapat memberikan

nasehat-nasehat, motivasi sebagai pemberi inspirasi dan dorongan,

pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai,

orang yang menguasai bahan yang diajarkan.

14

Page 15: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan motivasi dalam

belajar adalah sebagai pendorong dan penggerak seseorang dalam berbuat,

penentu arah perbuatan, dan dapat menyeleksi perbuatan.

2. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah

Motivasi bagi pelajar sangat diperlukan, motivasi bagi pelajar dapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara

ketekuanan dalam melakukan kegiatan belajar di sekolah. Dalam kaitan itu

perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah

bermacam-macam, tetapai untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat dan

kadang-kadang juga bisa kurang sesuai. Dalam hal ini guru harus hati-hati

dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak

didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak

menguntungkan perkembangan belajar siswa.

Menurut Sardiman (2000: 90) ada beberapa bentuk dan cara

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah :

a. Memberi angka

Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai nilai atau

angka yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan

atau nilai pada raport angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi

para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat, tetapi ada juga banyak

siswa yang bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas

saja.

15

Page 16: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

b. Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa, baik persaingan individual maupun persaingan

kelompok dapat meningkatkan belajar siswa.

c. Ego / Involvement

Sebagai salah satu motivasi yang cukup penting, seseorang akan

berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan

menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol

kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subyek belajar.

Memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi yang harus diingat oleh

para guru, jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa

membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka

maksudnya, kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada muridnya.

d. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apabila terjadi kemajuan akan

mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa

grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk

terus belajar.

16

Page 17: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

r. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan

secara tepat dan bijak menjadi alat motivasi.

f. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk

belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan sesuatu kegiatan tanpa

maksud.

g. Minat

Motivasi muncul karena adanya minat sehingga tepatlah kalau minat

merupakan alat motivasi yang pokok. Proses itu akan berjalan lancar kalau

disertai dengan minat. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan, dan

menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi

kesempatan untuk hasil yang baik dan menggunakan berbagai macam bentuk

mengajar.

h. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh siswa akan

merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami

tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan

maka akan timbul gairah akan belajar.

Sedangkan menurut Winkel (1984: 27) membedakan motivasi menjadi 2

(dua) yaitu motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah bentuk

motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan

17

Page 18: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar,

misalnya anak rajin belajar, untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh

orang tua. Motivasi intrinsik adalah bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas

belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak

berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya anak belajar karena ingin mengetahui

seluk beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya.

B. Motivasi Orang Tua

Orang tua sangat menyadari pentingnya motivasi di dalam membimbing

belajar anak. Berbagai macam teknik misalnya pemberian hadiah, pujian, di ajak

berlibur dan celaan telah dipergunakan untuk mendorong anak agar mau belajar.

Bukan hanya sekolah-sekolah yang berusaha memberi motivasi tingkah

laku manusia kearah perubahan tingkah laku yang diharapkan. Orang tua atau

keluargapun telah berusaha memotivasi belajar anak-anak mereka. Kelompok

yang berkecimpung di bidang “management” yang membuat rencana “incentive

baru untuk meningkatkan produksi, adalah berusaha memotivasi perubahan-

perubahan dalam tingkah laku. Kaum pengusaha advertensi, berarti memotivasi

orang-orang agar mau membelu menggunakan hasil-hasil usahanya.

Motivasi belajar merupakan pelaksanaan atau penerapan motivasi dibidang

pendidikan, khususnya yang menyangkut proses belajar mengajar. Bahwa

motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu

18

Page 19: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

demi tercapainya tujuan, maksud yang sama. Begitu juga Ardhana (1990: 21)

menyatakan bahwa motivasi belajar adalah suatu faktor yang sangat penting

dalam mencapai suatu prestasi, baik prestasi akademik maupun prestasi dalam

bidang lain. Motivasi belajar yang dikemukakan oleh para ahli di atas memegang

peranan penting dalam memberikan gairah, semagat dengan rasa senang dalam

belajar, sehingga siswa yang bermotivasi memiliki energi banyak untuk

melakukan kegiatan belajar. Serta memberikan arah yang tepat sesuai dengan

kemampuannya guna mencapai suatu tujuan. Siswa yang mempunyai belajar

rendah umumnya tertinggal pelajarannya, seringkali pula memiliki kesalahan

dalam belajarnya. Sebaliknya siswa mempunyai motivasi tinggi akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 1986: 60).

Dalam mengutarakan penghargaan dan menguatkan tingkah laku yang

positif ada cara yang benar dan ada cara yang salah. Menurut Alan Loy Mc.

Ginnis (1991: 11) memberikan cara mengembangkan keberhasilan dalam

memperoleh keberhasilan dengan memberikan seni memuji :

19

Page 20: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

Berikanlah pujian didepan umum, pergunakan setiap keberhasilan sebagai

dalih untuk membuat perayaan, pergunakan cara tertentu untuk memberi bobot

terhadap pujian, buatlah pujian atau penghargaan secara tertulis, usahakan

mengutarakan rasa terima kasih secara lebih terinci. Adapun bentuk-bentuk

motivasi orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak sebagai berikut:

a. Pemberian Hadiah

Hadiah akan dapat menumbuhkan gairah anak untuk belajar, hal ini

dapat juga dikaitkan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian.

Karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi

seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan

tersebut. Akan tetapi sebagai orang tua tentunya pemberian hadiah

merupakan bentuk motivasi yang dapat merangsang anak untuk dapat lebih

giat belajar.

b. Pemberian Pujian

Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan

motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan

memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar .

Binsar (1993) menemukan bahwa pemberian motivasi orang tua dengan

komentar memberi pengaruh yang berbeda secara signifikan terhadap

perolehan belajar.

20

Page 21: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

c. Pemberian Balikan

Penilaian tentang motivasi orang tua dalam perolehan hasil belajar

dilakukan oleh Binsar (1993) : Cardell (1985); Anderson dan Faust (1973).

Temuan yang diperoleh dari penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa

pemberian balikan dapat memberi pengaruh terhadap hasil belajar.

C. Prestasi belajar

Pengertian prestasi belajar menurut Nawawi (1989: 100) adalah : “Tingkat

keberhasilan murid dalam mempelajari materi di sekolah yang dinyatakan dalam

bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu”.

Tetapi menurut pendapat Poerwodarminto (1980: 768), prestasi belajar

adalah : “Prestasi yang telah dicapai. Sedangkan belajar adalah menambah dan

mengumpulkan sejumlah pengetahuan, dengan demikian prestasi belajar dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah prestasi yang telah dicapai oleh siswa

dalam belajarnya”.

Prestasi belajar adalah prestasi kegiatan dalam belajar siswa dalam bentuk

pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan oleh

pengajar (guru).

Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (1989: 45) memberikan pengertian

prestasi belajar adalah : “Proses verbal dari fakta ataupun proses tingkah laku

secara phisik yang berupa memori atau ingatan yang bersifat mentalistik, ia juga

21

Page 22: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

menambahkan, prestasi belajar adalah proses korelasi antara guru-siswa di dalam

kelas yang membawa implikasi terhadap pengembangan diri siswa secara bebas,

pembentukan memori (ingatan) pada siswa, dan pembentukan pemahaman pada

siswa.” Seorang akan berprestasi dalam belajar apabila ada keinginan untuk

belajar, Mouly dalam Sudjana (2001: 5) belajar adalah proses perubahan tingkah

laku seseorang berkat adanya pengalaman. Pendapat serupa dikemukakan oleh

Kimble dan Garmezi dalam Sudjana (2001: 5) belajar adalah perubahan tingkah

laku yang relatif permanen terjadi dari prestasi pengalaman.

Menurut Reigeluth dalam Degeng (1989: 14) dalam meningkatkan prestasi

belajar perlu adanya perbaikan proses pengajaran (metode pengajaran). Jadi

kondisi pengajaran akan menentukan kualitas prestasi belajar siswa. Dikelas

kondisi eksternal untuk belajar adalah strategi pembelajaran yang ditentukan oleh

guru untuk membelajarkan siswa. Siswa dikatakan belajar melalui kegiatan

pembelajaran dari guru jika belajar yang terjadi adalah lebih besar daripada yang

dapat terjadi bila guru tidak melakukan kegiatan sama sekali. Dengan demikian

dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran sesungguhnya terjadi bila ada

kegiatan yang dilakukan oleh guru. Logikannya pada proses pembelajaran harus

ada nilai tambah (peningkatan) pada prestasi belajar yaitu dari prestasi proses

dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh guru. Seseorang akan berprestasi

dalam belajar, kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Belajar adalah

proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu dengan cara

melihat, mengamati, memahami sesuatu. Korelasi antara guru dan siswa dalam

22

Page 23: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

kelas membawa implikasi terhadap kadar prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.

Prestasi belajar tersebut sebagai akibat korelasi guru – siswa dalam

mengembangkan dirinya secara bebas, pembentukan memori (ingatan) pada

siswa, dan pembentukan pemahaman pada siswa.

D. Kewarganegaraan

Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan

melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia,

yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan

sehari-hari ssiwa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat,

warga negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku

yang dimaksud adalah perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan

agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang

mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam

kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung

kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan

perseorangan dan golongan, sehingga perbedaan pemikiran, pendapat atau

kepentingan diatasi melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang

mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Disamping itu kewarganegaraan juga dimaksudkan sebagai usaha

untuk membekali siswa dengan budi peekrti, pengetahuan, dan kemampuan dasar

23

Page 24: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

berkenaan dengan hubungan antara sesama warga negara maupun antara warga

negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi

warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Fungsi pembelajaran kewarganegaraan meliputi berbagai macam,

diantaranya:

a. Melestarikan dan mengembangkan nilai moral Pancasila secara dinamis dan

terbuka, yaitu nilai moral Pancasila yang dikembangkan itu mampu menjawab

tantangan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, tanpa kehilangan jati

diri sebagai bangsa Indonesia, yang merdeka, bersatu dan berdaulat.

b. Mengembangkan dan membina siswa menuju manusia Indonesia seutuhnya

yang sadar politik, hukum dan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia

berdasarkan Pancasila

c. Membina pemahaman dan kesadaran terhadap hubungan antara warga negara

dengan negara, antara warga negara dengan sesama warga negara, dan

pendidikan pendahuluan bela negara agar mengetahui dan mampu

melaksanakan dengan baik hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

d. Membekali siswa dengan sikap dan perilaku yang berdasarkan nilai-nilai

moral Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan pembelajaran kewarganegaraan adalah mengembangkan

pengetahuan dan kemampuan memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila

dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku sebagai pribadi, anggota

24

Page 25: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

masyarakat dan warga negara yang bertanggung jawab serta memberi bekal

kemampuan untuk mengikuti di jenjang pendidikan menengah.

Ruang Lingkup Kewarganegaraan :

1. Nilai, moral dan norma serta nilai-nilai spiritual bangsa Indonesia dan

perilaku yang diharapkan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara sebagaimana dimaksud dalam Pedoman

Penghayatan dan Pengalaman Pancasila

2. Kehidupan ideologi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan

keamanan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam wadah

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD

1945.

Untuk melaksanakan Kewarganegaraan perlu memperhatikan dan

memahami hal-hal berikut:

1. Ruang lingkup, kedalaman, dan tingkat kesukaran materi pelajaran sesuai

dengan tingkat perkembangan belajar siswa pada satuan pendidikan yang

bersangkutan sebagaimana tercantum dalam program pengajaran

2. Kewarganegaraan merupakan upaya membina tatanan nilai moral Pancasila

secara utuh, bulat dan berkesinambungan sebagai falsafah idiil, dasar ideologi

negara, pandangan hidup bangsa dan perjanjian luhur.

3. Kewarganegaraan berupaya membina keutuhan, kebulatan, dan

kesinambungan dalam wujud pembinaan konsep nilai moral Pancasila

25

Page 26: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

sehingga terbentuk kepribadian siswa dalam rangka menuju manusia

Indonesia seutuhnya.

4. Kewarganegaraan merupakan wahana pembudayaan nilai moral Pancasila

yang dilakukan secara terprogram dan berkesinambungan dengan lebih

menekankan pada pembentukan pada sikap dan perilaku yang didasarkan

modal luhur Pancasila

Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan GBPP Kewarganegaraan

adalah pendekatan yang berdasarkan nilai, moral dan konsep.

26

Page 27: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

E. Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Secara umum tujuan umum pengajaran adalah membantu siswa

mengurangi serangkaian hasil belajar yang telah direncanakan. Dalam korelasi ini

Garne (1975: 30) mengemukakan bahwa untuk mencapai tujuan belajar

diperlukan adanya motivasi belajar. Motivasi belajar ini dapat dibentuk dengan

menimbulkan pada diri siswa suatu penghararapan. Pengarapan ini dapat pula

dibentuk dengan memberikan motivasi kepada anak. Dengan demikian motivasi

orang tua dapat membangkitkan pengharapan yang melanjutkan menimbulkan

motivasi belajar.Pemberian informasi tentang hasil kerja siswa dalam

mengerjakan tes dapat menjadikan siswa berhari-hari, merangsang, dann dapat

pula memotivasi untuk melakukan sesuatu. Suryabrata (1984: 258)

mengemukakan bahwa yang mendorong seseorang untuk mencapai hasil belajar

yang baik adalah adanya sifat kreatif siswa dan keinginan memperoleh rasa puas /

senang bila dapat menguasai pelajaran. Salah satu usaha untuk mendorong agar

siswa belajar dengan baik adalah dengan memberitahukan atas apa yang perlu

dikuasainya. Selain itu, Andersen dan Faust (1973) menyimpulkan bahwa

komentar atau penjelasan terinci serta penilaian guru terhadap hasil kerja siswa

dalam mengerjakan tes atau latihan merupakan suatu strategi untuk memberi

dorongan dan memudahkan siswa untuk memperbaiki kekurangannya dalam

mengerjakan tes atau latihan.

27

Page 28: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa untuk mencapai hasil belajar

yang maksimal, diperlukan motivasi orang tua dalam bentuk pemberian komentar

atas pekerjaan siswa. Dengan demikian motivasi orang tua tersebut dapat

memotivasi mereka untuk belajar dan dapat pula digunakan sebagai pedoman

tentang apa yang harus mereka pelajari lagi.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah penting yang harus ditempuh oleh

seorang peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian dari awal sampai akhir

penelitian. Untuk dapat menempuh langkah-langkah ini, maka diperlukan keuletan

dan pemikiran yang baik serta kesiapan mental yang matang dari seorang penulis.

28

Page 29: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

Sehingga kegiatan penelitian tersebut dapat dilaksanakan dan berjalan dengan baik

dan lancar.

A. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu upaya untuk menemukan, mengembangkan

serta menguji suatu penelitian yang menggunakan metode-metode ilmiah. Pada

penelitian ini penulis menggunakan tipe kuantitatif yaitu suatu tipe penelitian

yang berusaha mengumpulkan data dalam bentuk angka-angka yang nantinya

akan dihitung untuk mengetahui besarnya pengaruh yang berkaitan dengan

fenomena yang terjadi dilokasi penelitian.

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya korelasi motivasi

orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa

kelas X SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan penelitian

korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian untuk mengetahui

pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar kewarganegaraan.

Keterangan :

X = variabel bebas yaitu motivasi orang tuaY = variabel terikat yaitu prestasi belajar kewarganegaraan

29

YX

Page 30: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

E. Variabel dan Devisini Operasional Variabel

1. Variabel

Variabel merupakan sesuatu yang menjadi obyek penelitian (Arikunto,

2002: 94), yaitu: Pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar mata

pelajaran Kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri Wonoayu

Sidoarjo”

Dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel, yaitu:

a. Variabel Bebas

Dinamakan variabel bebas karena nilai variabelnya tidak tergantung dari

variabel yang lain (Arikunto, 2002: 99). Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah motivasi orang tua.

30

Page 31: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

b. Variabel Terikat

Dinamakan variabel terikat karena nilai variabelnya tergantung dari

variabel yang lain (Arikunto, 2002: 99). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah prestasi belajar Kewarganegaraan siswa.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Motivasi Orang Tua

Motivasi belajar adalah suatu faktor yang sangat penting dalam

mencapai suatu prestasi, baik prestasi akademik maupun prestasi dalam

bidang lain (Ardhana, 1990: 21). Yang dimaksud dengan motivasi orang

tua adalah suatu usaha atau dorongan orang tua untuk ikut serta dalam

membimbing putra-putrinya di rumah dan memenuhi fasilitas belajar

serta sarana lain yang menunjang keberhasilan anak di sekolah (Binser,

1993).

b. Prestasi belajar

Pengertian prestasi belajar menurut Nawawi (1989: 100) adalah :

“Tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi di sekolah yang

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai

sejumlah materi pelajaran tertentu”.

Tetapi menurut pendapat Poerwodarminto (1980: 768), prestasi

belajar adalah : “Prestasi yang telah dicapai. Sedangkan belajar adalah

menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, dengan demikian

31

Page 32: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

prestasi belajar dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah prestasi

yang telah dicapai oleh siswa dalam belajarnya”.

B. Populasi dan Penentuan Sampel

Penelitian yang menggunakan hipotesis pasti akan berhadapan dengan

masalah populasi dan sampel, karena keduanya tidak dapat dipisahkan dalam

suatu penelitian. untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan keduanya di bawah ini:

1. Populasi

Tujuan dari dekripsi populasi adalah untuk membatasi daerah atau

subyek yang menjadi sasaran penelitian, yang berkorelasi dengan masalah

hipotesis penelitian.

Batasan populasi adalah: “Populasi adalah sejumlah penduduk atau

individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama”, Hadi, S. (1975:

220). Sedangkan pendapat lain yang dikutip dari Encyclopedia of Educational

Evaluation tertulis bahwa: “A population is a set (or collection) of all

elements possessing one or more attributes of interest”, Arikunto, S. (1991:

102)

Dari kedua pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa populasi

adalah semua individu yang diselidiki dan hendak dipakai sebagai

generalisasi. Populasi yang dipergunakan pada penelitian ini adalah siswa

kelas X SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo, sejumlah 144 siswa.

32

Page 33: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

Tabel 3.2. Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa1 SMA Negeri Wonooayu

Sidoarjo

X-1

X-2

X-3

X-4

36

36

36

36

Jumlah Populasi 144

33

Page 34: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

2. Penentuan Sampel

Langkah pengambilan sampel sangat penting karena berguna untuk

estimasi dan pengujian hipotesis. Selain itu mempunyai tujuan dan sekaligus

alasan yang menguntungkan, yaitu sampel mampu mempertinggi ketelitian,

mempercepat penelitian khususnya dalam pengumpulan data, menghemat

biaya, waktu dan tenaga.

Adapun pengertian dari sampel adalah: “Sampel adalah sejumlah

penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi”, Hadi, S. (1975: 221)

Sedangkan yang berpendapat lain mengatakan bahwa: “Sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti”, Arikunto, S (1991: 104)

Jadi sampel merupakan sebagian yang dianggap mewakili seluruh

populasi yang diambil dengan menggunakan tehnik-tehnik tertentu. Salah satu

syarat utama sampel yang baik adalah sampel harus memiliki ciri-ciri atau

sifat-sifat yang terdapat dalam populasi, dengan kata lain sampel itu

representative atau yang mencerminkan populasi.

34

Page 35: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

Sampel adalah sebagian dari populasi (Suharsimi, 1998 : 116). Begitu

juga pendapat Sudjana (1992 : 6) senada yang dikatakan oleh pendapat yang

pertama, yaitu sebagian yang diambil dari populasi. Teknik pengambilan

sampel pada penelitian ini mengacu pada pendapat Hadi (1986) yaitu dengan

teknik random sampling yang berarti semua individu dalam populasi secara

sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk

ditugaskan menjadi anggota sampel. Dalam cluster sampling tidak memilih

individu-individu, melainkan cluster-cluster atau kelompok-kelompok.

Dengan demikian cluster random sampling adalah pengambilan kelompok

sampel secara random, semua kelompok sampel diberi kesempatan yang sama

untuk ditugaskan sebagai sampel.

Dengan melihat pendapat tersebut maka peneliti mengambil 2 kelas yang

berjumlah 72 siswa dengan cara undian yaitu siswa kelas X-1 dan kelas X-2.

Tabel 3.3. Sampel Penelitian

Sampel Kelas Jumlah Siswa

SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo X-1

X-2

36

36

Jumlah sampel 72

35

Page 36: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

C. Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan landasan teori di atas maka untuk membuktikan kebenaran

dalam penelitian ini, maka peneliti memerlukan beberapa metode penelitian yang

dapat digunakan untuk menguji kebenaran penelitian, karena berhasil tidaknya

suatu penelitian juga ditentukan oleh tepat tidaknya dalam memilih metode

penelitian tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa:

“Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara atau tehnis yang dilakukan dalam proses penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk membuktikan fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematika untuk membuktikan kebenaran”. Mardalis, (1989: 24)

Dalam pengumpulan data juga menggunakan beberapa metode, hal ini

sesuai dengan pendapat Winarno Surakhmad (1985 : 29) yang menyatakan

“Dalam jumlah dan jenis metode penyelidikan adalah sebanyak jenis masalah

yang dihadapi, sebab metode penyelidikan yang disebut wajar dalam kriteria

tertentu, terutama menuut sifat suatu masalah”.

Sejalan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka metode

pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

1. Metode angket (kuesioner)

Angket merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak langsung.

Dengan instrumen (alat) ini yang dapat dihimpun bersifat informasi dengan

atau tanpa interprestasi berupa pendapat, penilaian atau ungkapan persaaan

dan lain-lain. Angket menurut Sutrisno Hadi (1987 : 45) angket juga disebut

36

Page 37: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

kuesioner adalah “daftar pertanyaan yangharus diisi oleh responden yang pada

dasarnya diisi atau berisi laporan tentang diri”.

Selain pengertian diatas, Winarno Surakhmad (1985 : 69) memberi pengertian

angket sebagai berikut :

“Angket yang disebut juga kuesioner atau quesionnare, sampel yang dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis sebagai suatu teknik pemakaian yang wajar, terbatas pada pengumpulan fakta yang memang diketahui oleh sampel yang tidak dapat diperoleh dengan jalan lain”.

Dari dua pendapat tersebut diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

angket adalah : alat pengumpulan data yang berisi daftar pertanyaan untuk

menggali informasi dari responden mengenai suatu hal tertentu yang

diharapkan oleh penulis. Angket dalam penelitian ini berjumlah 20 butir

berbentuk angket tertutup.

2. Tes Prestasi Belajar

Tes adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan pengetahuan, sikap intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok. (Yatim Riyanto, 2001: 103) Sedangkan

menurut Umaidi (2000: 11) tes adalah himpunan pertanyaan yang harus

dijawab atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan

mengukur suatu aspek.

Untuk mengukur perolehan belajar digunakan 20 butir tes obyektif.

Penggunaan tes obyektif dimaksudkan untuk mengetahui motivasi prestasi

belajar kewarganegaraan siswa.

37

Page 38: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

Metode tes ini untuk memperoleh data tentang prestasi belajar

Kewarganegaraan siswa kelas X SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo..

Adapun kisi-kisi instrumen tes prestasi belajar dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Prestasi Belajar Kewarganegaraan

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

IndikatorNomor

SoalCinta tanah

airMenjelaskan pengertian cinta tanah air

1. arti fungsi dan isi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, bangsa dan bernegara

2. Rumusan yuridis konstitusional Pancasila

3. Sumpah pemuda sebagai pewujudan cinta tanah air

1, 26,7

3,4

5,8,9

Menilai hal-hal yang berhubungan dengan cinta tanah air

1. Kegunaan dan pengamalan Pancasila bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara

2. Pentingnya moral yang terkandung dalam Pancasila

3. Makna Sumpah Pemuda

10, 11,13

12,14,

15, 16

Mengamalkan nilai-nilai yang berkaitan dengan cinta tanah air

1. Cinta tanah air yang berhubungan dengan Pancasila

2. Tingkah laku yang dapat dilihat dari beberapa asfek

3. Pengamalan tinkah laku cinta tanah air

17,

18, 19

20

D. Metode Analisis Data

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, maka

data dari penelitian akan dianalisa dengan menggunakan statistik. Berdasarkan

38

Page 39: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

pengertian diatas, maka analisis yang penulis gunakan terhadap data yang

diperoleh adalah analisa statistik, analisa ini digunakan untuk menjawab semua

rumusan pertanyaan peneliti. Untuk mengetahui dan mencari ada tidaknya

korelasi antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar belajar mata pelajaran

Kewarganegaraan, maka teknik yang digunakan untuk menganalisis adalah teknik

korelasi Product Moment (Arikunto, 2002: 146).

rrx =

Keterangan:Rxy = Koifisien korelasi antara gejala x dengan yX = Motivasi orang tuaY = Prestasi belajar siswaN = Jumlah subyekXY = Jumlah product x dan y X = Jumlah nilai X Y = Jumlah nilai Y X2 = Jumlah kwadrat dari penyimpangan deviasi X Y2 = Jumlah kwadrat dari penyimpangan deviasi Y

39

N XY – (X)( Y){N X2 – ( X)2} {N Y2 – ( Y)2}

Page 40: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Penyajian Data

Setelah data terkumpul maka selanjutnya dimasukkan pada tabulasi data

tentang hasil angket motivasi orang tua dan nilai prestasi belajar

kewarganegaraan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1. Motivasi orang tua dan prestasi Belajar kewarganegaraan

NoNilai

Motivasi Orang TuaPrestasi Belajar

Kewarganegaraan1 60 762 64 763 60 804 70 805 80 906 60 767 64 768 60 809 64 8010 60 9011 70 7612 80 7613 80 8014 60 8015 64 9016 60 7617 70 7618 80 8019 60 8020 64 9021 60 7622 70 76

40

Page 41: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

23 60 8024 70 8025 80 9026 60 7627 64 7628 60 8029 70 8030 80 9031 60 7632 64 7633 60 8034 70 8035 80 9036 60 7637 80 7638 60 8039 64 8040 60 9041 70 7642 60 7643 70 8044 80 8045 60 9046 64 7647 64 7648 60 8049 70 8050 80 9051 60 7652 64 7653 60 8054 70 8055 80 9056 60 7657 64 7658 60 8059 70 8060 64 9061 60 7662 70 76

41

Page 42: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

63 80 8064 60 8065 64 9066 80 7667 60 7668 60 8069 70 8070 80 90 4676 5628

Tabel 4.2. Korelasi antara Motivasi Orang Tua dan Prestasi Belajar

NoNILAI

X2 Y2 X . YX Y

1 60 76 3600 5776 45602 64 76 4096 5776 48643 60 80 3600 6400 48004 70 80 4900 6400 56005 80 90 6400 8100 72006 60 76 3600 5776 45607 64 76 4096 5776 48648 60 80 3600 6400 48009 64 80 4096 6400 512010 60 90 3600 8100 540011 70 76 4900 5776 532012 80 76 6400 5776 608013 80 80 6400 6400 640014 60 80 3600 6400 480015 64 90 4096 8100 576016 60 76 3600 5776 456017 70 76 4900 5776 532018 80 80 6400 6400 640019 60 80 3600 6400 480020 64 90 4096 8100 576021 60 76 3600 5776 456022 70 76 4900 5776 532023 60 80 3600 6400 480024 70 80 4900 6400 560025 80 90 6400 8100 7200

42

Page 43: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

26 60 76 3600 5776 456027 64 76 4096 5776 486428 60 80 3600 6400 480029 70 80 4900 6400 560030 80 90 6400 8100 720031 60 76 3600 5776 456032 64 76 4096 5776 486433 60 80 3600 6400 480034 70 80 4900 6400 560035 80 90 6400 8100 720036 60 76 3600 5776 456037 80 76 6400 5776 608038 60 80 3600 6400 480039 64 80 4096 6400 512040 60 90 3600 8100 540041 70 76 4900 5776 532042 60 76 3600 5776 456043 70 80 4900 6400 560044 80 80 6400 6400 640045 60 90 3600 8100 540046 64 76 4096 5776 486447 64 76 4096 5776 486448 60 80 3600 6400 480049 70 80 4900 6400 560050 80 90 6400 8100 720051 60 76 3600 5776 456052 64 76 4096 5776 486453 60 80 3600 6400 480054 70 80 4900 6400 560055 80 90 6400 8100 720056 60 76 3600 5776 456057 64 76 4096 5776 486458 60 80 3600 6400 480059 70 80 4900 6400 560060 64 90 4096 8100 576061 60 76 3600 5776 456062 70 76 4900 5776 532063 80 80 6400 6400 640064 60 80 3600 6400 480065 64 90 4096 8100 5760

43

Page 44: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

66 80 76 6400 5776 608067 60 76 3600 5776 456068 60 80 3600 6400 480069 70 80 4900 6400 560070 80 90 6400 8100 7200 4676 5628 21.864.976 31.674.384 26.316.528

B. Analisis Data

Diketahui : X = 4676 Y2 = 31.674.384

Y = 5628 XY = 26.316.528

X2 = 21.864.976

Dari perhitungan di atas, hasil r = 0,651

44

Page 45: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

C. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesa penulis melihat:

N = 70 (sampel)

5 % = 0,235

1 % = 0,306

Hasil r = 0,651

Hasil r = 0,651 > 0,235 dan 0,306

Jadi perhitungan diperoleh rhitung = 0,651 dalam pengujian hipotesis ini

ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

Ho : r = 0 (tidak ada korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi

belajar mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA

Negeri Wonoayu Sidoarjo)

Hi : r 0 (ada korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi belajar

mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri

Wonoayu Sidoarjo)

Menentukan rxy (hitung) dengan menggunakan statistik product moment

diperoleh rxy = 0,651, dengan taraf signifikan yaitu 5% karena jumlah

sampel penulis selidiki N = 70, maka nilai rtabel = 0,235. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi

belajar mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri

Wonoayu Sidoarjo.

45

Page 46: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data, maka selanjutnya penulis menyimpulkan

hasil penelitian yaitu ada korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi belajar

mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri Wonoayu

Sidoarjo.

B. Saran – saran

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan, dan pembahasan hasil

penelitian yang telah dikemukakan, berikut ini dikemukakan beberapa saran yang

mengacu pada upaya peningkatan prestasi belajar.

1. Saran untuk siswa

a. Untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman dalam pengajaran

serta memanfaatkan fasilitas dan sarana pengajaran yang tersedia dengan

sebaik-baiknya, perlu motivasi dan kemauan yang keras.

b. Lebih berdisiplin dan tekun serta ikut serta dalam meningkatkan kualitas

kegiatan instruksional untuk mendapatkan hasil yang maksimal

c. Ikut mempromosikan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat

atas keberhasilan-keberhasilan yang dicapai, sehingga mereka tertarik

untuk berbondong-bondong masuk di SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo.

46

Page 47: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

2. Saran untuk guru

a. Seorang guru harus dapat merespon nilai belajar siswa khususnya yang

mempunyai nilai rendah dan mengkomunikasikan dengan orang tua siswa

atau sebaliknya.

b. Menghormati betul proses penelitian sehingga kehadiran peneliti dalam

bentuk apapun sebagai instropeksi lembaga untuk kemajuan serta

pengembangan perlu ditingkatkan, sehingga tidak terkesan kehadiran

peneliti merupakan orang asing.

c. Agar guru-guru lebih berusaha keras dalam menumbuhkan motivasi dan

minat siswa dalam kegiatan siswa dalam kegiatan instruksional perlu

kesabaran, kejujuran, kedisiplinan oleh karenanya perlu diciptakan

kondisi yang kondusif.

d. Agar guru lebih bervariasi dalam menerapkan pendekatan dan metode

pengajarannya, sehingga siswa tak merasa jenuh dan kesulitan dengan

materi yang diajarkan, karena dengan metode yang monoton cenderung

rasa jenuh dan bosan pada siswa.

e. Agar guru lebih mengintensifkan kegiatan pembelajaran baik yang

bersifat formal dan penambahan pengetahuan yang aktual dan baru.

f. Agar guru mampu dan tak segan-segan menggunakan media yang

tersedia dalam mendukung pengajarannya diperlukan ketrampilan

penggunaan media yang profesional.

47

Page 48: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

3. Saran untuk orang tua

a. Mengingat sangat erat korelasi antara motivasi orang tua dengan prestasi

belajar siswa, maka bagaimana sibuknya kedua orang tua harus bisa

meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi kepada putra-

putrinya.

b. Perlu menjalin komunikasi yang erat antara pihak sekolah dengan orang

tua siswa untuk saling memberi dan menerima dalam rangka peningkatan

hasil belajar putra-putrinya

Kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan melalui:

2) Pertamuan antara Pengurus Komite Sekolah dengan orang tua siswa

3) Pada waktu pelaksanaan pengambilan raport

4. Saran untuk lembaga

a. Memberikan pelatihan pendidikan, penataran bagi guru dalam mengajar

tidak terkesan sewenang-wenang tanpa memeprhatikan prinsif, sistem,

strategi, pendekatan, metode dan media dalam kegiatan instruksional.

b. Menambah kelas program khusus bila dinilai program ini lebih besar

hasilnya dengan memperhatikan jumlah siswa per kelas dengan standar

20 – 30 siswa agar hasil pembelajarannya lebih optimal dan maksimal

c. Menyediakan media / sarana bagi materi-materi tertentu yang terbaru

sehingga terkesan medianya yang sudah lama (kuno) tak selalu dipakai.

d. Memperhatikan kwalitas tidak hanya sekedar kuantitas.

48

Page 49: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

DAFTAR PUSTAKA

Arief Sardiman. dkk. Media Pendidikan. Seri Pustaka Teknologi Pendidikan no. 6. Jakarta 1984

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Meltoputra. 1991

Northcote Parkison, MK. Rustomji, S. Pauri, Masalah Korelasi Orang Tua dan Cara Mengatasinya, PT. BPK Gunung Mulia. Jakarta. 1986

Anonymous, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 1994, Petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling. Jakarta 1994.

Ismed Yusuf, Komunikasi dalam Keluarga dan Macam-macam Gangguan Jiwa. Laboratorium Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Surabaya 1989.

Juhana Wijaya, Psikologi Bimbingan. Penerbit PT. Eresco. Bandung 1988

Muhammad Surya, Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta. 1988.

Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Penerbit Tarsito. Bandung 1990. Edisi III

_________________, Kurikulum dan Pembelajaran. Penerbit “Bumi Aksara” Jakarta. 1995

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta 1976.

Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar. Erlangga. 1989.

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raya Grafindo Persada. 1996

49

Page 50: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

Sayekti Pujosuwarno, Bimbingan dan Konseling Keluarga. Penerbit Menara Mas Offset. Yogyakarta. Terbitan pertama. 1994

Singgih D. Gunarso, Psikologi untuk keluarga. BPK Gunung Mulia. Jakarta Pusat 1978 cetakan kedua.

Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid IV, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.

_______________, Statistik 2, Penerbit Andi Offset. Yogyakarta, cetakan XII 1991.

Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, Penerbit Jemmars. Bandung. 1980.

Yusuf Gunawan, Dasar-dasar bimbingan dan penyluhan di sekolah. Unibersitas Widya Mandala Madiun.

Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, Penerbit bulan bintang. Jakarta, Cetakan I. 1975

50

Page 51: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

KORELASI MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI WONOAYU SIDOARJO

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Sebagai Syarat Kenaikan Pangkat Jabatan

Oleh :

Drs. PANOYO, M.Pd.NIP. 131 836 075

SMA NEGERI WONOAYUS I D O A R J O

2004

51

Page 52: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini

Telah diperiksa dan disyahkan

Untuk diajukan kepada Tim Penilai

Penetapan Angka Kredit Jabatan Guru

Disyahkan di : S I D O A R J OPada tanggal : 2004

Mengetahui,PD. I. PGRI PenulisKabupaten Sidoarjo

Drs. H. MUSAHILI, M.S. Drs. PANOYO, M.Pd.NAP. 132 401 0005 NIP. 131 836 075

Mengetahui,Cabang Dinas

Kecamatan Wonoayu

Drs. MULYONO, M.Si.NIP. 131 189 123

52ii

Page 53: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

KETERANGAN PERPUSTAKAAN Nomor : …………………………………………

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan dengan sebenarnya bahwa karya tulis/karya ilmiah:

Saudara : Drs. PANOYO, M.Pd.Judul : KORELASI MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI WONOAYU SIDOARJO

Dibuat Tahun : 2004

Telah didokumentasikan di perpustakaan sekolah, dengan nomor induk inventaris: ………………………. dan nomor klasifikasi ……………………….

Demikian surat ini dibuat agar dapat digunakan seperlunya.

Sidoarjo, 2004

Mengetahui, Pengelola Kepala SMAN Wonoayu Sidoarjo Perpustakaan Sekolah SMAN Wonoayu Sidoarjo

Drs. PANOYO, M.Pd. ARIS MULYONO, S.Pd. NIP. 131 836 075 NIP. 131 280 043

53iii

Page 54: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya ilmiah dengan judul: KORELASI MOTIVASI ORANG TUA

TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI WONOAYU

SIDOARJO” ini dapat diselesaikan.

Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kenaikan

tingkat. Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis berusaha membuat pembahasan

semaksimal mungkin, namun demikian penulis menyadari akan segala

kekurangannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini

masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan lapang dada penulis senantiasa

terbuka menerima saran-saran yang bersifat obyektif ilmiah demi kesempurnaan

karya ilmiah ini.

Atas segenap dukungan dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara baik berupa bahan

data serta saran, penulis mengucapkan terima kasih. Harapan penulis semoga karya

ilmiah ini dapat berguna dan mempunyai manfaat yang berarti bagi pihak-pihak yang

memerlukannya.

Sidoarjo, 2004

P e n u l i s

54iv

Page 55: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................i

LEMBAR KETERANGAN PERPUSTAKAAN......................................................iii

KATA PENGANTAR...............................................................................................iv

DAFTAR ISI..............................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................4

C. Tujuan Penelitian..............................................................................5

D. Hipotesis ...........................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Motivasi..........................................................................6

B. Motivasi Orang Tua..........................................................................17

C. Prestasi Belajar..................................................................................20

D. Kewarganegaraan..............................................................................22

E. Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi belajar Siswa......25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian..................................................................................27

B. Rancangan Penelitian........................................................................27

C. Variabel dan Operasional Variabel ..................................................28

55v

Page 56: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

D. Populasi dan Sampel.........................................................................30

E. Pengumpulan Data............................................................................33

F. Metode Analisa Data.........................................................................35

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Penyajian Data..................................................................................37

B. Analisis Data.....................................................................................41

C. Pengujian Hipotesis...........................................................................42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan...........................................................................................43

B. Saran-saran........................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

56vi

Page 57: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

SMA NEGERI WONOAYUS I D O A R J O

TEST PRESTASI BELAJAR KEWARGANEGARAAN

Nama :

Kelas : Waktu :

1. Asa kebangsaan dalam sila Persatuan Indonesia mengandung makna......a. nasionalisme c. internasionalisme e. solidarismeb. chauvinisme d. heroisme

2. Falsafah hidup bangsa merupakan perwujudan............a. kebangsaan d. Sejarah nasionalb. kebudayaan turun temurun e. Keluhuran budi bangsa Indonesiac. peradaban nasional

3. Persatuan Indonesia atau nasionalisme Indonesia telah berhasil mengikat bangsa Indonesia untuk merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Rintisan awal bagi terbentuknya rasa persatuan Indonesia diwujudkan dalam .........a. keputusan kongres Pemuda Indonesia IIb. proklamasi kemerdekaan Indonesiac. Sila Persatuan Indonesiad. pembukaan UUD 1945 alinea ketigae. pembukaan UUD 1945 alinea keempat

4. Kebudayaan daerah perlu dipupuk terus dalam rangka memperkaya kebudayaan nasional. Sikap selektif perlu dilakukan diantaranya dengan cara mengembangkan.......a. kebudayaan daerah yang masih sederhanab. kebudayaan daerah yang hampir lenyapc. kebudayaan daerah yang mendukung terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Bhineka Tunggal Ikad. kebudayaan daerah yang belum diakui sebagai kebudayaan nasionale. kebudayaan daerah yang banyak terpengaruh oleh kebudayaan modern.

5. Cinta dan bangga terhadap kebudayaan bangsa merupakan perwujudan pengamalan Pancasila, teritama sila.....a. Ketuhanan Yang Maha Esab. Kemanusiaan yang adil dan beradabc. Persatuan Indonesiad. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilane. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

57

Page 58: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

6. Kesanggupan dan kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara bersumber atas adanya............a. kesadaran amperab. perasaan cinta dan bangga terhadap bangsa dan negaranyac. kesadaran senasibd. Kesadarane. kesadaran bernegara

7. Karya agung yang disumbangkan oleh angkatan 1928 wajib kita hayati dan amalkan dalam era pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini, karena merupakan tuntutan untuk mengutamakan kepentingan........a. bangsa di atas kepentingan golonganb. kedaerahan di atas kepentingan pribadic. golongan di atas kepentingan nasionald golongan ekonomi lemahe. daerah dan masyarakat

8. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia lahir terutama karena adanya persamaan……..a. nasib dan tujuan d. kebudayaanb. tempat tinggal e. kedudukanc. keturunan

9. Alasan yang mendorong bangsa Indonesia menggunakan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, seperti tercantum di bawah ini, kecuali…………a. kita tidak perlu menghilangkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam

masyarakat Indonesiab. kita perlu menghilangkan perbedaan-perbedaan untuk mewujudkan persatuan

dan kesatuan bangsac. adanya keragaman budaya, adat istiadat, agama, dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esad. kesadaran perlunya persatuan dan kesatuan bangsae. kesadaran bahwa bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku

10. Isi Sumpah Pemuda tanggal 28 Agustus 1928 berhubungan dengan pasal 36 UUD 1945 yang menyatakan bahwa………..a. Garuda Pancasila sebagai lambang negarab. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negarac. Sang merah putih sebagai bendera kebangsaand. Lugu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesiae. Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara

11. BPUKI beberapa kali mengadakan sidang. Sidang yang pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei 1945 sampai tanggal 1 Juni 1945. Dalam sidang itu dibahas tentang……………a. Pancadasar negara d. Dasar negara Pancasila b. Piagam Jakarta e. Rancangan dasar negarac. UUD 1945 dan Penjelasannya

58

Page 59: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

12. Persatuan dan kesatuan bangsa Indoensia terjadi dalam proses yang dinamind an berlangsung lama. Proses ini tumbuh dari …………..a. pengaruh pendidikan baratb. pengaruh agama yang dilaksanakans ecara fanatik di Indonesiac. pengaruh modernisasi yang masuk ke Indonesiad. budaya bangsa Indonesia sendirie. adanya istiadat pada setiap daerah di Indonesia

13. Di antara makna ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 adalah……..a. mendorong persatuan dan kesatuan bangsab. tidak ada lagi perlawanan menentang penjajah yang bersiafat daerahc. bangsa Indonesia mempunyai lagu kebangsaan Indonesia Rayad. bermunculans ekolah-sekolah kebangsaane. titik puncak perjuangan bangsa Indonesia

14. Siasat pemerintah Kolonial untuk memperkuat kedudukannya dalam menguasai bangsa Indonesia, terutama menempuh jalan……..a. menangkap pemimpin-pemimpin rakyatb. politik adu domba dan memecah belahc. menjadikan rakyat Indonesia hidup miskind. menjadikan rakyat Indonesia hidup bodohe. membuat peraturan yang menguntungkan penjajah dan merugikan rakyat Indoensia

15. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dicapai bangsa Indonesia adalah……a. hanya alat untuk mencapai cita-cita bangsa dan mencapai tujuan negarab. tujuan bangsa yang telah lama diidam-idamkanc. tujuan akhir persatuan rakyat Indonesiad. kesadaran nasional bangsa Indonesiae. terbentuknya negara Indonesia yang adil dan makmur

16. Demokrasi Pancasila berpangkal tolak dari pagam……..a. kekeluargaan dan gotong royongb. rasa kebersamaanc. komunikasi dan sambung rasad. tolong menolong dan gotong royonge. musyawarah untuk mufakat

17. Menurut demokrasi Pancasila, warga negara bebas menggunakan hak-haknya, namun harus selalu………a. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaanb. memeprkokoh persatuan dan kesatuanc. dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan sosiald. disertai dengan rasa tanggung jawabe. mementingkan golongannya

59

Page 60: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

18. Ciri khas demokrasi bansga Indonesia adalah demokrasi Pancasila, yaitu………a. demokrasi hasil ciptaan pemimpin-pemimpin bangsab. demokrasi liberal yang sudah diperbaruhic. demokrasi berasa musyawarah mufakatd. demokrasi terpimpin dan bertekad bulate. demokrasi Pancasila yang mengutamakan golongan mayoritas

19. Pemilihan umum adalah satu sarana mewujudkan kehidupan demokrasi Pancasila. Asa demokrasi pemilih yang hasil pemilihannya tidak diketahui oleh orang lain disebut…….a. langsung c. bebas e. jujur dan adilb. umum d. rahasia

20. Cara pengambilan keputusan yang paling tepat menurut demokrasi Pancasila adalah……..a. mengutamakan pemungutan suarab. mengutamakan musyawarah untuk mufakatc. mendengarkan pendapat terlebih dahulud. mengutamakan kemampuan dirie. mengutamakan suarara mayoritas

60

Page 61: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

INSTRUMEN MOTIVASI ORANG TUA

PETUNJUK : 1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan berikut ini secara cermat2. Jawablah semua pertanyaan berikut ini, jangan ada satu soalpun

yang tidak anak-anak jawab.3. Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang tersedia. Jawablah

dengan jujur

1. Jika ada tugas pelajaran yang mudah, apakah orang tuamu ikut membantu ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

2. Apakah anak-anak mendapat dorongan dari orang tua untuk mendapat nilai yang lebih tinggi dari teman anak-anak dalam mengerjakan pelajaran ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

3. Apakah anak-anak mendapat perhatian orang tua dalam mencapai keberhasilan ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

4. Apakah anak-anak setuju, jika dikatakan usaha adalah untuk menghindari kegagalan ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

5. Seringkah anak-anak diberi kesempatan orang tua dalan meraih keberhasilan yang lebih baik dalam belajar ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

6. Apakah anak-anak selalu berbuat baik, dibimbing orang tua ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

7. Apakah anak-anak mendapat perhatian orang tua dalam mencapai keberhasilan ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

8. Apabila anak-anak mendapat tugas pelajaran yang baru, apakah orang tuamu untuk ikut mengerjakannya?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

9. Jika anak-anak mempelajari suatu topik yang baru, apakah kamu minta bantuan orang tuamu? a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

61

Page 62: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

10. Jika ujian akan diadakan seminggu lagi, apakah orang tuamu mengarahkan untuk belajar ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

11. Jika anak-anak diberi tugas yang sulit, apakah orang tuamu berusaha mengerjakan dengan bersama-sama?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

12. Apakah orang tuamu menginginkan kamu memperoleh nilai yang lebih tinggi dari teman-teman walaupun untuk mengerjakan tugas-tugas yang dianggap mudah ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

13. Jika ada tugas yang sulit, apakah orangtuamu menyarankan kamui untuk memperoleh nilai yang lebih tinggi dari teman-teman ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

14. Apakah orang tuamu setuju jika dikatakan bahwa keinginan untuk memperoleh nilai yang tinggi dapat meningkatkan keberhasilan ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

15. Apakah orang tuamu memusatkan perhatian ketika kamu mengalami kesulitan?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

16. Apakah orang tuamu mengingatkan kembali pelajaran yang sudah diajarkan?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

17. Apakah orang tuamu selalu menyediakan waktu dalam belajar?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

18. Apakah anak-anak setuju, jika dikatakan usaha adalah untuk menghindari kegagalan ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

19. Apakah orang tuamu memusatkan perhatian ketika kamu mengalami kesulitan?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

20. Seringkah anak-anak diberi kesempatan orang tua dalan meraih keberhasilan yang lebih baik dalam belajar ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah

62

Page 63: Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo

63