Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo
Transcript of Kti Motivasi Sma Wonoayu Panoyo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan seseorang dalam
peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan yang terjadi melalui interaksi
insani, tanpa batasan ruang dan waktu. Pendidikan tidak dimulai atau diakhiri
disekolah. Pendidikan dimulai dilingkungan keluarga, dilanjutkan dan tempat
dalam lingkungan sekolah diperkaya dalam lingkungan masyarakat dan hasil-
hasilnya digunakan dalam membangun kehidupan pribadi, agama, masyarakat,
keluarga dan negara.
Adalah suatu kenyataan bahwa pemerintah bukanlah satu-satunya lembaga
yang bertanggungjawab didalam pelaksanaan di Indonesia, akan tetapi pendidikan
juga merupakan tanggung jawab semua warga negara Indonesia termasuk
didalamnya keluarga. Ditinjau dari lokasi waktu, manusia berkembang pada
masing-masing tahap dan pertumbuhannya, lingkungan keluarga menempati
urutan pertama dan utama bagi manusia dalam menerima pengaruh pendidikan,
kemudian dari lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
1
Ada suatu anggapan dikalangan sementara orang tua bahwa pendidikan
anak telah menjadi tanggung jawab sekolah atau guru, setelah anak tersebut
diserahkan pada lembaga sekolah dan orang tua merasa tidak perlu lagi memberi
dorongan, bimbingan dan pembinaan anak. Tentunya suasana yang terlihat dalam
keluarga tersebut kurang menyenangkan, karena keduanya sama-sama sibuk.
Apabila situasi ini dibiarkan tentunya akan mengganggu keharmonisan keluarga
tersebut, karena waktu dan perhatian tercurah pada pekerjaan sehingga perhatian,
kasih sayang, komunikasi, dan waktu untuk melakukan pendekatan dengan sang
anak menjadi berkurang, apalagi jika faktor lingkungan kurang mendukung.
Kondisi semacam ini tentunya akan membawa dampak negatif terhadap
kelangsungan pendidikan anak sekolah seperti prestasi belajar yang menurun,
malas belajar, sering bolos, suka berkelahi dengan teman sebaya, tidak betah
dikelas, suka mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Dewasa ini terjadi
peregeseran nilai dan fungsi dari orang terhadap anak, dimana tuntutan untuk
pemenuhan kebutuhan hidup/ekonomi harus dipenuhi dengan cara kerja keras
apalagi disaat krisis moneter ini dipihak lain, karena kesibukan dan kurang
mengerti terhadap peranannya sebagai orang tua menyebabkan perhatian terhadap
anaknya berkurang, sehingga anak tidak terkontrol dan cenderung sesukanya
dalam belajar, akibatnya menurunlah prestasi belajarnya.
Selanjutnya dalam proses belajar, setiap orang tua tentunya tidak lepas dari
suatu permasalahan. Walaupun anak pada usia sekolah lanjutan sudah mampu
mandiri dan mencoba menyelesaikan masalahnya, tidak menutup kemungkinan
2
tidak semua masalah bisa diatas sendiri. Pengaruh dari luar seperti pergaulan
teman, tayangan TV dan lainnya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar di sekolah.
Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti oleh
pengukuran dan penelitian demikian pula halnya di dalam proses belajar. Dengan
mengetahui prestasi belajar anak, kita dapat mengetahui kedudukan anak di dalam
kelas, apakah anak termasuk kelompok anak pandai, sedang atau kurang.
3
Usia remaja adalah usia peralihan dan persiapan yang penuh dengan aneka
kesukaran yang menggoncangkan jiwa. Memang anak usia 13 tahun atau 16 tahun
ini dikenal dengan istilah masa puber pertama, dimana pada masa-masa ini anak
mempunyai khas tersendiri yaitu egois, atau keras kepala, gelisah, mudah kena
pengaruh dan selalu ingin tahu atau coba-coba. Pada masa seperti ini si anak
betul-betul membutuhkan arahan yang tepat dan pengawasan-pengawasan dan
juga motivasi orang tua. Salah satu unsur yang sangat mendukung keberhasilan
program pendidikan tersebut adalah partisipasi keluarga, terutama orang tua atau
wali murid dalam peranannya memberikan motivasi dan memenuhi segala
fasilitas belajar anak-anak.
Keluarga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
prestasi anak di sekolah. Lingkungan keluarga yang baik akan berpengaruh
terhadap keberhasilan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Pertama, karena hak anak
mengenyam pendidikan dari keluarga. sedangkan utama, karena pendidikan
keluarga berfungsi sebagai dasar bagi keseluruhan pendidikan anak sebab
dilingkungan keluargalah anak belajar bagaimana bersikap, bertingkah laku,
berbicara, mengetahui tuntuan adat istiadat dan berbuat sesuai dengan apa yang
dilihat dan dialaminya. Oleh karena itulah bimbingan keluarga merupakan hal
yang sangat penting bagi kemajuan prestasi belajar anaknya di sekolah atau diluar
lingkungan keluarga yang lain misalnya pendidikan di lingkungan masyarakat
atau pendidikan non formal.
4
Untuk itu penulis mengambil judul: “Korelsi Motivasi Orang Tua Terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewarganegaraan pada Siswa Kelas X SMA
Negeri Wonoayu Sidoarjo”
B. Rumusan Masalah
Dalam suatu penelitian, rumusan masalah diperlukan untuk memberi arah
dan gambaran dalam penelitian itu sendiri. Sekaligus untuk membatasi ruang
lingkup masalah yang dikemukakan. Selain itu rumusan masalah juga dapat
dijadikan acuan bagi penelitian dalam mengambil kesimpulans ecara tegas dan
benar.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat
mengambil rumusan masalah sebagai berikut: “Adakah korelasi motivasi orang
tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X
SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo?”.
C. Tujuan Penelitian
Setiap pekerjaan tentu mempunyai tujuan, begitu pula pada suatu penelitian.
Tujuan penelitian sangat erat korelasinya dengan jenis penelitian yang
dilaksanakan. Maka tujuan penelitian dalam rangka penyusunan skipsi ini adalah:
“Untuk mengetahui korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi belajar mata
pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo”.
5
D. Hipotesis
Sutrisno Hadi (1993: 48) mengatakan: “Hipotesis merupakan konsklusi yang
sifatnya deduktif dan sangat sementara serta sangat kasar”Berdasarkan pengertian
tersebut di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah:
Ha : Ada korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran
kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo
Ha : Tidak ada korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi belajar mata
pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri Wonoayu
Sidoarjo
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Motivasi
Winkel (1984: 27) membedakan motiv, motivasi dan motivasi belajar.
motiv adalah daya penggerak dari dalam dan didalamnya subjek melakukan
6
aktivitas demi mencapai suatu tujuan, sedangkan motivasi daya penggerak yang
telah menjadi aktif pada saat-saat tertentu, bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
sangat dirasakan. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi adalah keseluruhan gaya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah kepada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat
tercapai (Sardiman, 2001: 73)
Motivasi sebagai proses munculnya aktivitas seseorang, dengan kata lain
bahwa motivasi adalah suatu hal yang menentukan untuk mengarahkan seseorang
serta mengendalikan perbuatannya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki.
Berdasarkan gambaran singkat diatas, betapa pentingnya motivasi dalam proses
belajar. Bahwa motivasi merupakan kunci keberhasilan balajar seseorang. Dalam
motivasi dikenal motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya ransangan dari luar. (Sardiman, 2001: 87-88).
Dari konsep-konsep motivasi diatas terlihat bahwa makna motivasi itu
sangatlah besar pengaruhnya. Namun demikian konsep motivasi tersebut
memiliki konsep yang sama, yakni motivasi adalah pendorong seseorang untuk
dapat melakukan sesuatu yang dikehendaki. Dengan kata lain, motivasi adalah
keseluruhan atau totalitas kekuatan yang tersembunyi dalam diri seseorang
7
dengan seseorang tersebut dapat mengerahkan tenaganya atau energinya
melakukan sesuatu yang lebih baik dibanding yang sebelumnya dalam mencapai
tujuan tertentu. Jadi motivasi adalah identik dengan pendorong atau penggerak
yang ada dalam diri seseorang, sehingga ia dapat melakukan sesuatu sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki, dalam hal ini guna meningkatkan motivasi
belajar siswa. Ada beberapa bentuk dalam menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar di sekolah yaitu : Memberi angka, memberi hadiah, kompetisi,
ego, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar,
minat dan tujuan yang diakui.
Berdasarkan kutipan diatas, yang jelas motivasi adalah menyangkut suatu
tingkah laku yang positif dan tidak mengarah kepada hal yang negatif, sejalan
dengan itu (Sardiman, 1986: 51) mengemukakan motivasi yang ada pada diri
seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Tekun dalam menghadapi tugas
dan bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama, (2) Ulet dalam
menghadapi kesulitan dan lekas putus asa, tidak cepat puas dengan prestasi yang
diperolehnya, (3) Menujukkan minat terhadap macam-macam masalah (belajar)
sehingga kurang kreatif, (4) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau yakin
akan sesuatu), (5) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini serta (6) senang
mencari dan memecahkan masalah.
Motivasi belajar sebagai keinginan seseorang untuk mencapai prestasi yang
unggul. Motivasi belajar ini sebagai perluasan dari motivasi intrinsik yang
mempunyai ciri-ciri, sikap dan perilaku seperti : Ketekunan, keuletan, daya
8
tahan, keberanian dalam menghadapi tantangan, kegairahan dan bekerja keras
(Ardhana, 1990: 4). Selanjutnya bahwa motivasi belajar itu berpangkal pada
bahan pelajaran itu sendiri, motivasi belajar itu ditentukan dalam situasi-situasi
yang dibuat pelajaran, bila pelajaran itu memiliki arti perlu dan berkorelasi erat
dengan realitas. Sejalan dengan itu juga menekankan bahwa motivasi memegang
peranan utama dalam belajar, siswa akan bekerja keras, terarah dan bersemangat.
Setiap perbuatan termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa
motif. Motif atau bisa juga disebut dorongan atau kebutuhan yang merupakan
suatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa untuk mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Mc. Donald dalam Sujarwo (2001: 71) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling
dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Pengertian diatas mengandung
tiga elemen penting :
a) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada dari individu
setiap manusia.
b) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa, feeling, afeksi seseorang.
c) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Keinginan seseorang untuk meraih satu kesuksesan, keinginan seseorang
untuk melibatkan diri sendiri dalam suatu tugas dan keinginan seseorang berhasil
dalam mengerjakan suatu tugas yang sulit merupakan tantangan dalam mencapai
suatu hasil belajar. Hasil belajar itu akan optimal kalau ada motivasi yang tepat,
9
bahwa motivasi belajar itu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sukses,
untuk mencapai prestasi yang diinginkan.
Jadi kedua pendapat dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu
faktor yang sangat penting untuk mencapai suatu prestasi akademik maupun
prestasi dalam bidang lain. Motivasi belajar merupakan suatu harapan untuk
memperoleh kepuasan dalam menguasai tantangan yang sulit. Sebagai daya
penggerak dalam diri untuk mencapai taraf prestasi belajar yang tinggi suatu
kegiatan belajar akan berhasil baik kalau disertai dengan pujian. Aspek pujian ini
merupakan dorongan bagi seseorang untuk belajar dengan giat. Apabila hasil
belajar itu tidak dihiraukan oleh guru maka kegiatan anak menjadi berkurang,
untuk itu dalam kegiatan belajar mengajar perlu dikembangkan unsur
reinforcement. Pujian harus selalu dikaitkan dengan prestasi yang baik, anak
diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan secara optimal.
Ibrahim (1996: 29) menekankan batasan bahwa setiap siswa mempunyai
motif internal pada siswa, tenaga pendorong ini kecil sekali sehingga
membutuhkan motif dari luar yaitu guru, orang tua, teman, buku dan sebagainya.
Pendapat mengenai motivasi diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
adalah daya penggerak dalam diri seseorang, hal ini dapat dibangkitkan dengan
menyediakan kondisi dan situasi belajar mengajar sebaik-baiknya. Dengan
demikian, dapat memberikan rasa ingin tahu, senang melakukan aktivitas-
aktivitas belajar, menimbulkan kegairahan, dan memberikan arah pada kegiatan
itu, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Motivasi belajar
10
dapat pula berbentuk motivasi ekstrinsik yakni motif-motif yang aktif fungsinya
disebabkan adanya rangsangan dari luar, misalnya siswa belajar karena esok pagi
akan ujian agar mendapatkan nilai baik, sehingga dipuji oleh teman-temannya.
Jadi motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi dimana aktivitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar (Sardiman, 2001: 88).
Siswa yang bermotivasi intrinsik dapat dilihat dari kegiatannya, yang
tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena butuh, dan ingin mencapai
tujuan belajar yang sebenarnya adalah untuk menguasai apa yang dipelajari
bukan karena ingin mendapatkan pujian dari guru. Jadi siswa yang bermotivikasi
secara ekstrinsik. Baru akan mencapai kepuasan kalau ia memecahkan masalah
pelajaran dengan benar, atau tuntas mengerjakan tugas-tugas belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas, untuk menciptakan situasi dan kondisi yang
menunjang bangkitnya motifasi belajar siswa, guru dapat menggunakan strategi
belajar tertentu, misalnya dengan menggunakan model pembelajaran kelompok
kecil, dengan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar.
Dari uraian di atas pengertian motivasi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Motivasi ialah suatu proses yang tersimpul, salah satu proses yang bertalian
dengan “a mediating variable”. Motivasi ini tak dapat diamati secar alngsung,
namun tersimpul dari tingkah laku yang nampak. Kita menggunakan konsep
motivasi untuk menerangkan tenaga yang mendasari perubahan dalam tingkah
laku, 2) Kita mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang
ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan, karena
11
kelakuan manusia itu mencapai tujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa
perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan,
telah terjadi di dalam diri seseorang, 3) Apabila tujuan tercapai, maka “the state
of motivation” berkurang. Orang yang berusaha mencapai tujuan menurut asumsi
bahwa tujuan itu bila tercapai akan memberi kepuasan baginya dan ramalannya
berangkali meleset, 4) Akibat penting terjadi bilamana tujuan telah tercapai dan
mengurangi “motivational state” seseorang, tingkah laku yang telah berhasil
dalam mencapai tujuan, senderung diperkuat (reinforced). Tingkah laku serupa
terjadi lagi bila seseorang berusaha mencapai tujuan untuk memenuhi “motivasi
state”nya, 5) Kita telah membedakan antara motivies dan needs. Motivies adalah
wujud khusus dari proses motivasi, sedangkan needs adalah keadaan yang
menimbulkan motivasi. Needs merupakan potensialitas tetap yang dimotivasi
dengan cara tertentu. Timbulnya kebutuhan dalam diri seseorang adalah
menunjukkan bahwa orang itu termotivasi dengan cara tertentu. 6) Kebutuhan
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun rangsanga-rangsang dari alam
sekitar. Beberapa kebutuhan timbul berdasarkan kondisi-kondisi fisiologis,
misalnya kebutuhan makan akan lapar. Adapula kebutuhan yang timbul karena
pengaruh lingkungan.
1. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Motivasi sebagai pendorong, dapat menggerakkan dan menumbuhkan
keinginan untuk belajar siswa. Tanpa adanya satu pendorong atau motor
penggerak, sangat sedikit keberhasilan siswa dalam belajar, dan sangat minim
12
prestasi yang dicapai siswa. Adanya motivasi yang baik akan menunjukkan
hasil yang baik pula dari siswa.
Motivasi sebagai penentu arah sangat menentukan kearah mana suatu
perbuatan itu dapat mencapai sasaran yang diharapkan bagi siswa dalam
belajar. Motivasi disini sebagai kompas atau penunjuk arah, maksudnya siswa
dapat belajar sesuai yang diharapkan tanpa harus membuang energi yang
melelahkan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sekorelasi dengan hal tersebut diatas, Sardiman (2001: 81) membagi
tiga fungsi motivasi:
a) Mendorong manusia untuk berbuat , jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan. Disamping itu, ada juga
fungsi-fungsi lain, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi.
Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan
adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motifasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motifasi
seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.
Dalam hal ini seseorang guru sangat berperan dalam menumbuhkan motifasi
13
dalam diri siswa . seperti diketahui, guru sesuai dengan tugasnya adalah
sebagai fasilitator dan motivator (Raka Joni, 1985: 12) dan sekaligus sebagai
komunikator (Prai Katz dalam Sardiman, 2001: 141).
Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah :
1) Harus memberikan petunjuk, bantuan dorongan kepada siswa selama
proses belajar mengajar dikelas. Memberikan petunjuk dalam belajar atau
bagaimana agar siswa dapat belajar dengan mudah, dan sekaligus
memberikan dorongan-dorongan yang diperlukan siswa.
2) Guru sebagai motivator dalam proses belajar mengajar harus dapat
membangkitkan motivasi, hasrat dan gairah belajar pada diri siswa.
Pelaksanaan ini biasanya belum seoptimalnya dilakukan dalam pengajaran,
sehingga dapat terjadi rendahnya motivasi belajar siswa. oleh karena itu
tugas guru sebagai motivator sebaiknya dapat membangkitkan motivasi
belajar, peran guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka
meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa untuk
mendominasikan potensi siswa menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan
daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika didalam proses
belajar mengajar.
3) Sedangkan guru sebagai komunikator yaitu guru dapat memberikan
nasehat-nasehat, motivasi sebagai pemberi inspirasi dan dorongan,
pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai,
orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
14
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan motivasi dalam
belajar adalah sebagai pendorong dan penggerak seseorang dalam berbuat,
penentu arah perbuatan, dan dapat menyeleksi perbuatan.
2. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah
Motivasi bagi pelajar sangat diperlukan, motivasi bagi pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara
ketekuanan dalam melakukan kegiatan belajar di sekolah. Dalam kaitan itu
perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah
bermacam-macam, tetapai untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat dan
kadang-kadang juga bisa kurang sesuai. Dalam hal ini guru harus hati-hati
dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak
didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak
menguntungkan perkembangan belajar siswa.
Menurut Sardiman (2000: 90) ada beberapa bentuk dan cara
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah :
a. Memberi angka
Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai nilai atau
angka yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan
atau nilai pada raport angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi
para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat, tetapi ada juga banyak
siswa yang bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas
saja.
15
b. Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa, baik persaingan individual maupun persaingan
kelompok dapat meningkatkan belajar siswa.
c. Ego / Involvement
Sebagai salah satu motivasi yang cukup penting, seseorang akan
berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan
menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol
kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subyek belajar.
Memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi yang harus diingat oleh
para guru, jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa
membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka
maksudnya, kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada muridnya.
d. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apabila terjadi kemajuan akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa
grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk
terus belajar.
16
r. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak menjadi alat motivasi.
f. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan sesuatu kegiatan tanpa
maksud.
g. Minat
Motivasi muncul karena adanya minat sehingga tepatlah kalau minat
merupakan alat motivasi yang pokok. Proses itu akan berjalan lancar kalau
disertai dengan minat. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan, dan
menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi
kesempatan untuk hasil yang baik dan menggunakan berbagai macam bentuk
mengajar.
h. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh siswa akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan
maka akan timbul gairah akan belajar.
Sedangkan menurut Winkel (1984: 27) membedakan motivasi menjadi 2
(dua) yaitu motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah bentuk
motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
17
suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar,
misalnya anak rajin belajar, untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh
orang tua. Motivasi intrinsik adalah bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya anak belajar karena ingin mengetahui
seluk beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya.
B. Motivasi Orang Tua
Orang tua sangat menyadari pentingnya motivasi di dalam membimbing
belajar anak. Berbagai macam teknik misalnya pemberian hadiah, pujian, di ajak
berlibur dan celaan telah dipergunakan untuk mendorong anak agar mau belajar.
Bukan hanya sekolah-sekolah yang berusaha memberi motivasi tingkah
laku manusia kearah perubahan tingkah laku yang diharapkan. Orang tua atau
keluargapun telah berusaha memotivasi belajar anak-anak mereka. Kelompok
yang berkecimpung di bidang “management” yang membuat rencana “incentive
baru untuk meningkatkan produksi, adalah berusaha memotivasi perubahan-
perubahan dalam tingkah laku. Kaum pengusaha advertensi, berarti memotivasi
orang-orang agar mau membelu menggunakan hasil-hasil usahanya.
Motivasi belajar merupakan pelaksanaan atau penerapan motivasi dibidang
pendidikan, khususnya yang menyangkut proses belajar mengajar. Bahwa
motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu
18
demi tercapainya tujuan, maksud yang sama. Begitu juga Ardhana (1990: 21)
menyatakan bahwa motivasi belajar adalah suatu faktor yang sangat penting
dalam mencapai suatu prestasi, baik prestasi akademik maupun prestasi dalam
bidang lain. Motivasi belajar yang dikemukakan oleh para ahli di atas memegang
peranan penting dalam memberikan gairah, semagat dengan rasa senang dalam
belajar, sehingga siswa yang bermotivasi memiliki energi banyak untuk
melakukan kegiatan belajar. Serta memberikan arah yang tepat sesuai dengan
kemampuannya guna mencapai suatu tujuan. Siswa yang mempunyai belajar
rendah umumnya tertinggal pelajarannya, seringkali pula memiliki kesalahan
dalam belajarnya. Sebaliknya siswa mempunyai motivasi tinggi akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 1986: 60).
Dalam mengutarakan penghargaan dan menguatkan tingkah laku yang
positif ada cara yang benar dan ada cara yang salah. Menurut Alan Loy Mc.
Ginnis (1991: 11) memberikan cara mengembangkan keberhasilan dalam
memperoleh keberhasilan dengan memberikan seni memuji :
19
Berikanlah pujian didepan umum, pergunakan setiap keberhasilan sebagai
dalih untuk membuat perayaan, pergunakan cara tertentu untuk memberi bobot
terhadap pujian, buatlah pujian atau penghargaan secara tertulis, usahakan
mengutarakan rasa terima kasih secara lebih terinci. Adapun bentuk-bentuk
motivasi orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak sebagai berikut:
a. Pemberian Hadiah
Hadiah akan dapat menumbuhkan gairah anak untuk belajar, hal ini
dapat juga dikaitkan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian.
Karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan
tersebut. Akan tetapi sebagai orang tua tentunya pemberian hadiah
merupakan bentuk motivasi yang dapat merangsang anak untuk dapat lebih
giat belajar.
b. Pemberian Pujian
Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan
motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan
memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar .
Binsar (1993) menemukan bahwa pemberian motivasi orang tua dengan
komentar memberi pengaruh yang berbeda secara signifikan terhadap
perolehan belajar.
20
c. Pemberian Balikan
Penilaian tentang motivasi orang tua dalam perolehan hasil belajar
dilakukan oleh Binsar (1993) : Cardell (1985); Anderson dan Faust (1973).
Temuan yang diperoleh dari penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa
pemberian balikan dapat memberi pengaruh terhadap hasil belajar.
C. Prestasi belajar
Pengertian prestasi belajar menurut Nawawi (1989: 100) adalah : “Tingkat
keberhasilan murid dalam mempelajari materi di sekolah yang dinyatakan dalam
bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu”.
Tetapi menurut pendapat Poerwodarminto (1980: 768), prestasi belajar
adalah : “Prestasi yang telah dicapai. Sedangkan belajar adalah menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan, dengan demikian prestasi belajar dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah prestasi yang telah dicapai oleh siswa
dalam belajarnya”.
Prestasi belajar adalah prestasi kegiatan dalam belajar siswa dalam bentuk
pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan oleh
pengajar (guru).
Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (1989: 45) memberikan pengertian
prestasi belajar adalah : “Proses verbal dari fakta ataupun proses tingkah laku
secara phisik yang berupa memori atau ingatan yang bersifat mentalistik, ia juga
21
menambahkan, prestasi belajar adalah proses korelasi antara guru-siswa di dalam
kelas yang membawa implikasi terhadap pengembangan diri siswa secara bebas,
pembentukan memori (ingatan) pada siswa, dan pembentukan pemahaman pada
siswa.” Seorang akan berprestasi dalam belajar apabila ada keinginan untuk
belajar, Mouly dalam Sudjana (2001: 5) belajar adalah proses perubahan tingkah
laku seseorang berkat adanya pengalaman. Pendapat serupa dikemukakan oleh
Kimble dan Garmezi dalam Sudjana (2001: 5) belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif permanen terjadi dari prestasi pengalaman.
Menurut Reigeluth dalam Degeng (1989: 14) dalam meningkatkan prestasi
belajar perlu adanya perbaikan proses pengajaran (metode pengajaran). Jadi
kondisi pengajaran akan menentukan kualitas prestasi belajar siswa. Dikelas
kondisi eksternal untuk belajar adalah strategi pembelajaran yang ditentukan oleh
guru untuk membelajarkan siswa. Siswa dikatakan belajar melalui kegiatan
pembelajaran dari guru jika belajar yang terjadi adalah lebih besar daripada yang
dapat terjadi bila guru tidak melakukan kegiatan sama sekali. Dengan demikian
dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran sesungguhnya terjadi bila ada
kegiatan yang dilakukan oleh guru. Logikannya pada proses pembelajaran harus
ada nilai tambah (peningkatan) pada prestasi belajar yaitu dari prestasi proses
dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh guru. Seseorang akan berprestasi
dalam belajar, kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Belajar adalah
proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu dengan cara
melihat, mengamati, memahami sesuatu. Korelasi antara guru dan siswa dalam
22
kelas membawa implikasi terhadap kadar prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.
Prestasi belajar tersebut sebagai akibat korelasi guru – siswa dalam
mengembangkan dirinya secara bebas, pembentukan memori (ingatan) pada
siswa, dan pembentukan pemahaman pada siswa.
D. Kewarganegaraan
Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia,
yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan
sehari-hari ssiwa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat,
warga negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku
yang dimaksud adalah perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan
agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang
mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam
kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung
kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
perseorangan dan golongan, sehingga perbedaan pemikiran, pendapat atau
kepentingan diatasi melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang
mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Disamping itu kewarganegaraan juga dimaksudkan sebagai usaha
untuk membekali siswa dengan budi peekrti, pengetahuan, dan kemampuan dasar
23
berkenaan dengan hubungan antara sesama warga negara maupun antara warga
negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi
warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Fungsi pembelajaran kewarganegaraan meliputi berbagai macam,
diantaranya:
a. Melestarikan dan mengembangkan nilai moral Pancasila secara dinamis dan
terbuka, yaitu nilai moral Pancasila yang dikembangkan itu mampu menjawab
tantangan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, tanpa kehilangan jati
diri sebagai bangsa Indonesia, yang merdeka, bersatu dan berdaulat.
b. Mengembangkan dan membina siswa menuju manusia Indonesia seutuhnya
yang sadar politik, hukum dan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila
c. Membina pemahaman dan kesadaran terhadap hubungan antara warga negara
dengan negara, antara warga negara dengan sesama warga negara, dan
pendidikan pendahuluan bela negara agar mengetahui dan mampu
melaksanakan dengan baik hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
d. Membekali siswa dengan sikap dan perilaku yang berdasarkan nilai-nilai
moral Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pembelajaran kewarganegaraan adalah mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila
dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku sebagai pribadi, anggota
24
masyarakat dan warga negara yang bertanggung jawab serta memberi bekal
kemampuan untuk mengikuti di jenjang pendidikan menengah.
Ruang Lingkup Kewarganegaraan :
1. Nilai, moral dan norma serta nilai-nilai spiritual bangsa Indonesia dan
perilaku yang diharapkan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara sebagaimana dimaksud dalam Pedoman
Penghayatan dan Pengalaman Pancasila
2. Kehidupan ideologi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
Untuk melaksanakan Kewarganegaraan perlu memperhatikan dan
memahami hal-hal berikut:
1. Ruang lingkup, kedalaman, dan tingkat kesukaran materi pelajaran sesuai
dengan tingkat perkembangan belajar siswa pada satuan pendidikan yang
bersangkutan sebagaimana tercantum dalam program pengajaran
2. Kewarganegaraan merupakan upaya membina tatanan nilai moral Pancasila
secara utuh, bulat dan berkesinambungan sebagai falsafah idiil, dasar ideologi
negara, pandangan hidup bangsa dan perjanjian luhur.
3. Kewarganegaraan berupaya membina keutuhan, kebulatan, dan
kesinambungan dalam wujud pembinaan konsep nilai moral Pancasila
25
sehingga terbentuk kepribadian siswa dalam rangka menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
4. Kewarganegaraan merupakan wahana pembudayaan nilai moral Pancasila
yang dilakukan secara terprogram dan berkesinambungan dengan lebih
menekankan pada pembentukan pada sikap dan perilaku yang didasarkan
modal luhur Pancasila
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan GBPP Kewarganegaraan
adalah pendekatan yang berdasarkan nilai, moral dan konsep.
26
E. Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Secara umum tujuan umum pengajaran adalah membantu siswa
mengurangi serangkaian hasil belajar yang telah direncanakan. Dalam korelasi ini
Garne (1975: 30) mengemukakan bahwa untuk mencapai tujuan belajar
diperlukan adanya motivasi belajar. Motivasi belajar ini dapat dibentuk dengan
menimbulkan pada diri siswa suatu penghararapan. Pengarapan ini dapat pula
dibentuk dengan memberikan motivasi kepada anak. Dengan demikian motivasi
orang tua dapat membangkitkan pengharapan yang melanjutkan menimbulkan
motivasi belajar.Pemberian informasi tentang hasil kerja siswa dalam
mengerjakan tes dapat menjadikan siswa berhari-hari, merangsang, dann dapat
pula memotivasi untuk melakukan sesuatu. Suryabrata (1984: 258)
mengemukakan bahwa yang mendorong seseorang untuk mencapai hasil belajar
yang baik adalah adanya sifat kreatif siswa dan keinginan memperoleh rasa puas /
senang bila dapat menguasai pelajaran. Salah satu usaha untuk mendorong agar
siswa belajar dengan baik adalah dengan memberitahukan atas apa yang perlu
dikuasainya. Selain itu, Andersen dan Faust (1973) menyimpulkan bahwa
komentar atau penjelasan terinci serta penilaian guru terhadap hasil kerja siswa
dalam mengerjakan tes atau latihan merupakan suatu strategi untuk memberi
dorongan dan memudahkan siswa untuk memperbaiki kekurangannya dalam
mengerjakan tes atau latihan.
27
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal, diperlukan motivasi orang tua dalam bentuk pemberian komentar
atas pekerjaan siswa. Dengan demikian motivasi orang tua tersebut dapat
memotivasi mereka untuk belajar dan dapat pula digunakan sebagai pedoman
tentang apa yang harus mereka pelajari lagi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah penting yang harus ditempuh oleh
seorang peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian dari awal sampai akhir
penelitian. Untuk dapat menempuh langkah-langkah ini, maka diperlukan keuletan
dan pemikiran yang baik serta kesiapan mental yang matang dari seorang penulis.
28
Sehingga kegiatan penelitian tersebut dapat dilaksanakan dan berjalan dengan baik
dan lancar.
A. Jenis Penelitian
Penelitian merupakan suatu upaya untuk menemukan, mengembangkan
serta menguji suatu penelitian yang menggunakan metode-metode ilmiah. Pada
penelitian ini penulis menggunakan tipe kuantitatif yaitu suatu tipe penelitian
yang berusaha mengumpulkan data dalam bentuk angka-angka yang nantinya
akan dihitung untuk mengetahui besarnya pengaruh yang berkaitan dengan
fenomena yang terjadi dilokasi penelitian.
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya korelasi motivasi
orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa
kelas X SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan penelitian
korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian untuk mengetahui
pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar kewarganegaraan.
Keterangan :
X = variabel bebas yaitu motivasi orang tuaY = variabel terikat yaitu prestasi belajar kewarganegaraan
29
YX
E. Variabel dan Devisini Operasional Variabel
1. Variabel
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi obyek penelitian (Arikunto,
2002: 94), yaitu: Pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar mata
pelajaran Kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri Wonoayu
Sidoarjo”
Dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel, yaitu:
a. Variabel Bebas
Dinamakan variabel bebas karena nilai variabelnya tidak tergantung dari
variabel yang lain (Arikunto, 2002: 99). Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah motivasi orang tua.
30
b. Variabel Terikat
Dinamakan variabel terikat karena nilai variabelnya tergantung dari
variabel yang lain (Arikunto, 2002: 99). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah prestasi belajar Kewarganegaraan siswa.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Motivasi Orang Tua
Motivasi belajar adalah suatu faktor yang sangat penting dalam
mencapai suatu prestasi, baik prestasi akademik maupun prestasi dalam
bidang lain (Ardhana, 1990: 21). Yang dimaksud dengan motivasi orang
tua adalah suatu usaha atau dorongan orang tua untuk ikut serta dalam
membimbing putra-putrinya di rumah dan memenuhi fasilitas belajar
serta sarana lain yang menunjang keberhasilan anak di sekolah (Binser,
1993).
b. Prestasi belajar
Pengertian prestasi belajar menurut Nawawi (1989: 100) adalah :
“Tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi di sekolah yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu”.
Tetapi menurut pendapat Poerwodarminto (1980: 768), prestasi
belajar adalah : “Prestasi yang telah dicapai. Sedangkan belajar adalah
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, dengan demikian
31
prestasi belajar dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah prestasi
yang telah dicapai oleh siswa dalam belajarnya”.
B. Populasi dan Penentuan Sampel
Penelitian yang menggunakan hipotesis pasti akan berhadapan dengan
masalah populasi dan sampel, karena keduanya tidak dapat dipisahkan dalam
suatu penelitian. untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan keduanya di bawah ini:
1. Populasi
Tujuan dari dekripsi populasi adalah untuk membatasi daerah atau
subyek yang menjadi sasaran penelitian, yang berkorelasi dengan masalah
hipotesis penelitian.
Batasan populasi adalah: “Populasi adalah sejumlah penduduk atau
individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama”, Hadi, S. (1975:
220). Sedangkan pendapat lain yang dikutip dari Encyclopedia of Educational
Evaluation tertulis bahwa: “A population is a set (or collection) of all
elements possessing one or more attributes of interest”, Arikunto, S. (1991:
102)
Dari kedua pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa populasi
adalah semua individu yang diselidiki dan hendak dipakai sebagai
generalisasi. Populasi yang dipergunakan pada penelitian ini adalah siswa
kelas X SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo, sejumlah 144 siswa.
32
Tabel 3.2. Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa1 SMA Negeri Wonooayu
Sidoarjo
X-1
X-2
X-3
X-4
36
36
36
36
Jumlah Populasi 144
33
2. Penentuan Sampel
Langkah pengambilan sampel sangat penting karena berguna untuk
estimasi dan pengujian hipotesis. Selain itu mempunyai tujuan dan sekaligus
alasan yang menguntungkan, yaitu sampel mampu mempertinggi ketelitian,
mempercepat penelitian khususnya dalam pengumpulan data, menghemat
biaya, waktu dan tenaga.
Adapun pengertian dari sampel adalah: “Sampel adalah sejumlah
penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi”, Hadi, S. (1975: 221)
Sedangkan yang berpendapat lain mengatakan bahwa: “Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti”, Arikunto, S (1991: 104)
Jadi sampel merupakan sebagian yang dianggap mewakili seluruh
populasi yang diambil dengan menggunakan tehnik-tehnik tertentu. Salah satu
syarat utama sampel yang baik adalah sampel harus memiliki ciri-ciri atau
sifat-sifat yang terdapat dalam populasi, dengan kata lain sampel itu
representative atau yang mencerminkan populasi.
34
Sampel adalah sebagian dari populasi (Suharsimi, 1998 : 116). Begitu
juga pendapat Sudjana (1992 : 6) senada yang dikatakan oleh pendapat yang
pertama, yaitu sebagian yang diambil dari populasi. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini mengacu pada pendapat Hadi (1986) yaitu dengan
teknik random sampling yang berarti semua individu dalam populasi secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk
ditugaskan menjadi anggota sampel. Dalam cluster sampling tidak memilih
individu-individu, melainkan cluster-cluster atau kelompok-kelompok.
Dengan demikian cluster random sampling adalah pengambilan kelompok
sampel secara random, semua kelompok sampel diberi kesempatan yang sama
untuk ditugaskan sebagai sampel.
Dengan melihat pendapat tersebut maka peneliti mengambil 2 kelas yang
berjumlah 72 siswa dengan cara undian yaitu siswa kelas X-1 dan kelas X-2.
Tabel 3.3. Sampel Penelitian
Sampel Kelas Jumlah Siswa
SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo X-1
X-2
36
36
Jumlah sampel 72
35
C. Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan landasan teori di atas maka untuk membuktikan kebenaran
dalam penelitian ini, maka peneliti memerlukan beberapa metode penelitian yang
dapat digunakan untuk menguji kebenaran penelitian, karena berhasil tidaknya
suatu penelitian juga ditentukan oleh tepat tidaknya dalam memilih metode
penelitian tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa:
“Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara atau tehnis yang dilakukan dalam proses penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk membuktikan fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematika untuk membuktikan kebenaran”. Mardalis, (1989: 24)
Dalam pengumpulan data juga menggunakan beberapa metode, hal ini
sesuai dengan pendapat Winarno Surakhmad (1985 : 29) yang menyatakan
“Dalam jumlah dan jenis metode penyelidikan adalah sebanyak jenis masalah
yang dihadapi, sebab metode penyelidikan yang disebut wajar dalam kriteria
tertentu, terutama menuut sifat suatu masalah”.
Sejalan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka metode
pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :
1. Metode angket (kuesioner)
Angket merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak langsung.
Dengan instrumen (alat) ini yang dapat dihimpun bersifat informasi dengan
atau tanpa interprestasi berupa pendapat, penilaian atau ungkapan persaaan
dan lain-lain. Angket menurut Sutrisno Hadi (1987 : 45) angket juga disebut
36
kuesioner adalah “daftar pertanyaan yangharus diisi oleh responden yang pada
dasarnya diisi atau berisi laporan tentang diri”.
Selain pengertian diatas, Winarno Surakhmad (1985 : 69) memberi pengertian
angket sebagai berikut :
“Angket yang disebut juga kuesioner atau quesionnare, sampel yang dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis sebagai suatu teknik pemakaian yang wajar, terbatas pada pengumpulan fakta yang memang diketahui oleh sampel yang tidak dapat diperoleh dengan jalan lain”.
Dari dua pendapat tersebut diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
angket adalah : alat pengumpulan data yang berisi daftar pertanyaan untuk
menggali informasi dari responden mengenai suatu hal tertentu yang
diharapkan oleh penulis. Angket dalam penelitian ini berjumlah 20 butir
berbentuk angket tertutup.
2. Tes Prestasi Belajar
Tes adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan pengetahuan, sikap intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. (Yatim Riyanto, 2001: 103) Sedangkan
menurut Umaidi (2000: 11) tes adalah himpunan pertanyaan yang harus
dijawab atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan
mengukur suatu aspek.
Untuk mengukur perolehan belajar digunakan 20 butir tes obyektif.
Penggunaan tes obyektif dimaksudkan untuk mengetahui motivasi prestasi
belajar kewarganegaraan siswa.
37
Metode tes ini untuk memperoleh data tentang prestasi belajar
Kewarganegaraan siswa kelas X SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo..
Adapun kisi-kisi instrumen tes prestasi belajar dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Prestasi Belajar Kewarganegaraan
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
IndikatorNomor
SoalCinta tanah
airMenjelaskan pengertian cinta tanah air
1. arti fungsi dan isi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, bangsa dan bernegara
2. Rumusan yuridis konstitusional Pancasila
3. Sumpah pemuda sebagai pewujudan cinta tanah air
1, 26,7
3,4
5,8,9
Menilai hal-hal yang berhubungan dengan cinta tanah air
1. Kegunaan dan pengamalan Pancasila bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara
2. Pentingnya moral yang terkandung dalam Pancasila
3. Makna Sumpah Pemuda
10, 11,13
12,14,
15, 16
Mengamalkan nilai-nilai yang berkaitan dengan cinta tanah air
1. Cinta tanah air yang berhubungan dengan Pancasila
2. Tingkah laku yang dapat dilihat dari beberapa asfek
3. Pengamalan tinkah laku cinta tanah air
17,
18, 19
20
D. Metode Analisis Data
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, maka
data dari penelitian akan dianalisa dengan menggunakan statistik. Berdasarkan
38
pengertian diatas, maka analisis yang penulis gunakan terhadap data yang
diperoleh adalah analisa statistik, analisa ini digunakan untuk menjawab semua
rumusan pertanyaan peneliti. Untuk mengetahui dan mencari ada tidaknya
korelasi antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar belajar mata pelajaran
Kewarganegaraan, maka teknik yang digunakan untuk menganalisis adalah teknik
korelasi Product Moment (Arikunto, 2002: 146).
rrx =
Keterangan:Rxy = Koifisien korelasi antara gejala x dengan yX = Motivasi orang tuaY = Prestasi belajar siswaN = Jumlah subyekXY = Jumlah product x dan y X = Jumlah nilai X Y = Jumlah nilai Y X2 = Jumlah kwadrat dari penyimpangan deviasi X Y2 = Jumlah kwadrat dari penyimpangan deviasi Y
39
N XY – (X)( Y){N X2 – ( X)2} {N Y2 – ( Y)2}
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Data
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dimasukkan pada tabulasi data
tentang hasil angket motivasi orang tua dan nilai prestasi belajar
kewarganegaraan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1. Motivasi orang tua dan prestasi Belajar kewarganegaraan
NoNilai
Motivasi Orang TuaPrestasi Belajar
Kewarganegaraan1 60 762 64 763 60 804 70 805 80 906 60 767 64 768 60 809 64 8010 60 9011 70 7612 80 7613 80 8014 60 8015 64 9016 60 7617 70 7618 80 8019 60 8020 64 9021 60 7622 70 76
40
23 60 8024 70 8025 80 9026 60 7627 64 7628 60 8029 70 8030 80 9031 60 7632 64 7633 60 8034 70 8035 80 9036 60 7637 80 7638 60 8039 64 8040 60 9041 70 7642 60 7643 70 8044 80 8045 60 9046 64 7647 64 7648 60 8049 70 8050 80 9051 60 7652 64 7653 60 8054 70 8055 80 9056 60 7657 64 7658 60 8059 70 8060 64 9061 60 7662 70 76
41
63 80 8064 60 8065 64 9066 80 7667 60 7668 60 8069 70 8070 80 90 4676 5628
Tabel 4.2. Korelasi antara Motivasi Orang Tua dan Prestasi Belajar
NoNILAI
X2 Y2 X . YX Y
1 60 76 3600 5776 45602 64 76 4096 5776 48643 60 80 3600 6400 48004 70 80 4900 6400 56005 80 90 6400 8100 72006 60 76 3600 5776 45607 64 76 4096 5776 48648 60 80 3600 6400 48009 64 80 4096 6400 512010 60 90 3600 8100 540011 70 76 4900 5776 532012 80 76 6400 5776 608013 80 80 6400 6400 640014 60 80 3600 6400 480015 64 90 4096 8100 576016 60 76 3600 5776 456017 70 76 4900 5776 532018 80 80 6400 6400 640019 60 80 3600 6400 480020 64 90 4096 8100 576021 60 76 3600 5776 456022 70 76 4900 5776 532023 60 80 3600 6400 480024 70 80 4900 6400 560025 80 90 6400 8100 7200
42
26 60 76 3600 5776 456027 64 76 4096 5776 486428 60 80 3600 6400 480029 70 80 4900 6400 560030 80 90 6400 8100 720031 60 76 3600 5776 456032 64 76 4096 5776 486433 60 80 3600 6400 480034 70 80 4900 6400 560035 80 90 6400 8100 720036 60 76 3600 5776 456037 80 76 6400 5776 608038 60 80 3600 6400 480039 64 80 4096 6400 512040 60 90 3600 8100 540041 70 76 4900 5776 532042 60 76 3600 5776 456043 70 80 4900 6400 560044 80 80 6400 6400 640045 60 90 3600 8100 540046 64 76 4096 5776 486447 64 76 4096 5776 486448 60 80 3600 6400 480049 70 80 4900 6400 560050 80 90 6400 8100 720051 60 76 3600 5776 456052 64 76 4096 5776 486453 60 80 3600 6400 480054 70 80 4900 6400 560055 80 90 6400 8100 720056 60 76 3600 5776 456057 64 76 4096 5776 486458 60 80 3600 6400 480059 70 80 4900 6400 560060 64 90 4096 8100 576061 60 76 3600 5776 456062 70 76 4900 5776 532063 80 80 6400 6400 640064 60 80 3600 6400 480065 64 90 4096 8100 5760
43
66 80 76 6400 5776 608067 60 76 3600 5776 456068 60 80 3600 6400 480069 70 80 4900 6400 560070 80 90 6400 8100 7200 4676 5628 21.864.976 31.674.384 26.316.528
B. Analisis Data
Diketahui : X = 4676 Y2 = 31.674.384
Y = 5628 XY = 26.316.528
X2 = 21.864.976
Dari perhitungan di atas, hasil r = 0,651
44
C. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesa penulis melihat:
N = 70 (sampel)
5 % = 0,235
1 % = 0,306
Hasil r = 0,651
Hasil r = 0,651 > 0,235 dan 0,306
Jadi perhitungan diperoleh rhitung = 0,651 dalam pengujian hipotesis ini
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Ho : r = 0 (tidak ada korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi
belajar mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA
Negeri Wonoayu Sidoarjo)
Hi : r 0 (ada korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi belajar
mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri
Wonoayu Sidoarjo)
Menentukan rxy (hitung) dengan menggunakan statistik product moment
diperoleh rxy = 0,651, dengan taraf signifikan yaitu 5% karena jumlah
sampel penulis selidiki N = 70, maka nilai rtabel = 0,235. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi
belajar mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri
Wonoayu Sidoarjo.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data, maka selanjutnya penulis menyimpulkan
hasil penelitian yaitu ada korelasi motivasi orang tua terhadap prestasi belajar
mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas X SMA Negeri Wonoayu
Sidoarjo.
B. Saran – saran
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan, dan pembahasan hasil
penelitian yang telah dikemukakan, berikut ini dikemukakan beberapa saran yang
mengacu pada upaya peningkatan prestasi belajar.
1. Saran untuk siswa
a. Untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman dalam pengajaran
serta memanfaatkan fasilitas dan sarana pengajaran yang tersedia dengan
sebaik-baiknya, perlu motivasi dan kemauan yang keras.
b. Lebih berdisiplin dan tekun serta ikut serta dalam meningkatkan kualitas
kegiatan instruksional untuk mendapatkan hasil yang maksimal
c. Ikut mempromosikan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat
atas keberhasilan-keberhasilan yang dicapai, sehingga mereka tertarik
untuk berbondong-bondong masuk di SMA Negeri Wonoayu Sidoarjo.
46
2. Saran untuk guru
a. Seorang guru harus dapat merespon nilai belajar siswa khususnya yang
mempunyai nilai rendah dan mengkomunikasikan dengan orang tua siswa
atau sebaliknya.
b. Menghormati betul proses penelitian sehingga kehadiran peneliti dalam
bentuk apapun sebagai instropeksi lembaga untuk kemajuan serta
pengembangan perlu ditingkatkan, sehingga tidak terkesan kehadiran
peneliti merupakan orang asing.
c. Agar guru-guru lebih berusaha keras dalam menumbuhkan motivasi dan
minat siswa dalam kegiatan siswa dalam kegiatan instruksional perlu
kesabaran, kejujuran, kedisiplinan oleh karenanya perlu diciptakan
kondisi yang kondusif.
d. Agar guru lebih bervariasi dalam menerapkan pendekatan dan metode
pengajarannya, sehingga siswa tak merasa jenuh dan kesulitan dengan
materi yang diajarkan, karena dengan metode yang monoton cenderung
rasa jenuh dan bosan pada siswa.
e. Agar guru lebih mengintensifkan kegiatan pembelajaran baik yang
bersifat formal dan penambahan pengetahuan yang aktual dan baru.
f. Agar guru mampu dan tak segan-segan menggunakan media yang
tersedia dalam mendukung pengajarannya diperlukan ketrampilan
penggunaan media yang profesional.
47
3. Saran untuk orang tua
a. Mengingat sangat erat korelasi antara motivasi orang tua dengan prestasi
belajar siswa, maka bagaimana sibuknya kedua orang tua harus bisa
meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi kepada putra-
putrinya.
b. Perlu menjalin komunikasi yang erat antara pihak sekolah dengan orang
tua siswa untuk saling memberi dan menerima dalam rangka peningkatan
hasil belajar putra-putrinya
Kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan melalui:
2) Pertamuan antara Pengurus Komite Sekolah dengan orang tua siswa
3) Pada waktu pelaksanaan pengambilan raport
4. Saran untuk lembaga
a. Memberikan pelatihan pendidikan, penataran bagi guru dalam mengajar
tidak terkesan sewenang-wenang tanpa memeprhatikan prinsif, sistem,
strategi, pendekatan, metode dan media dalam kegiatan instruksional.
b. Menambah kelas program khusus bila dinilai program ini lebih besar
hasilnya dengan memperhatikan jumlah siswa per kelas dengan standar
20 – 30 siswa agar hasil pembelajarannya lebih optimal dan maksimal
c. Menyediakan media / sarana bagi materi-materi tertentu yang terbaru
sehingga terkesan medianya yang sudah lama (kuno) tak selalu dipakai.
d. Memperhatikan kwalitas tidak hanya sekedar kuantitas.
48
DAFTAR PUSTAKA
Arief Sardiman. dkk. Media Pendidikan. Seri Pustaka Teknologi Pendidikan no. 6. Jakarta 1984
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Meltoputra. 1991
Northcote Parkison, MK. Rustomji, S. Pauri, Masalah Korelasi Orang Tua dan Cara Mengatasinya, PT. BPK Gunung Mulia. Jakarta. 1986
Anonymous, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 1994, Petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling. Jakarta 1994.
Ismed Yusuf, Komunikasi dalam Keluarga dan Macam-macam Gangguan Jiwa. Laboratorium Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Surabaya 1989.
Juhana Wijaya, Psikologi Bimbingan. Penerbit PT. Eresco. Bandung 1988
Muhammad Surya, Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta. 1988.
Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Penerbit Tarsito. Bandung 1990. Edisi III
_________________, Kurikulum dan Pembelajaran. Penerbit “Bumi Aksara” Jakarta. 1995
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta 1976.
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar. Erlangga. 1989.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raya Grafindo Persada. 1996
49
Sayekti Pujosuwarno, Bimbingan dan Konseling Keluarga. Penerbit Menara Mas Offset. Yogyakarta. Terbitan pertama. 1994
Singgih D. Gunarso, Psikologi untuk keluarga. BPK Gunung Mulia. Jakarta Pusat 1978 cetakan kedua.
Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid IV, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.
_______________, Statistik 2, Penerbit Andi Offset. Yogyakarta, cetakan XII 1991.
Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, Penerbit Jemmars. Bandung. 1980.
Yusuf Gunawan, Dasar-dasar bimbingan dan penyluhan di sekolah. Unibersitas Widya Mandala Madiun.
Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, Penerbit bulan bintang. Jakarta, Cetakan I. 1975
50
KORELASI MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI WONOAYU SIDOARJO
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Sebagai Syarat Kenaikan Pangkat Jabatan
Oleh :
Drs. PANOYO, M.Pd.NIP. 131 836 075
SMA NEGERI WONOAYUS I D O A R J O
2004
51
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah ini
Telah diperiksa dan disyahkan
Untuk diajukan kepada Tim Penilai
Penetapan Angka Kredit Jabatan Guru
Disyahkan di : S I D O A R J OPada tanggal : 2004
Mengetahui,PD. I. PGRI PenulisKabupaten Sidoarjo
Drs. H. MUSAHILI, M.S. Drs. PANOYO, M.Pd.NAP. 132 401 0005 NIP. 131 836 075
Mengetahui,Cabang Dinas
Kecamatan Wonoayu
Drs. MULYONO, M.Si.NIP. 131 189 123
52ii
KETERANGAN PERPUSTAKAAN Nomor : …………………………………………
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan dengan sebenarnya bahwa karya tulis/karya ilmiah:
Saudara : Drs. PANOYO, M.Pd.Judul : KORELASI MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI WONOAYU SIDOARJO
Dibuat Tahun : 2004
Telah didokumentasikan di perpustakaan sekolah, dengan nomor induk inventaris: ………………………. dan nomor klasifikasi ……………………….
Demikian surat ini dibuat agar dapat digunakan seperlunya.
Sidoarjo, 2004
Mengetahui, Pengelola Kepala SMAN Wonoayu Sidoarjo Perpustakaan Sekolah SMAN Wonoayu Sidoarjo
Drs. PANOYO, M.Pd. ARIS MULYONO, S.Pd. NIP. 131 836 075 NIP. 131 280 043
53iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah dengan judul: KORELASI MOTIVASI ORANG TUA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI WONOAYU
SIDOARJO” ini dapat diselesaikan.
Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kenaikan
tingkat. Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis berusaha membuat pembahasan
semaksimal mungkin, namun demikian penulis menyadari akan segala
kekurangannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan lapang dada penulis senantiasa
terbuka menerima saran-saran yang bersifat obyektif ilmiah demi kesempurnaan
karya ilmiah ini.
Atas segenap dukungan dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara baik berupa bahan
data serta saran, penulis mengucapkan terima kasih. Harapan penulis semoga karya
ilmiah ini dapat berguna dan mempunyai manfaat yang berarti bagi pihak-pihak yang
memerlukannya.
Sidoarjo, 2004
P e n u l i s
54iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................i
LEMBAR KETERANGAN PERPUSTAKAAN......................................................iii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................4
C. Tujuan Penelitian..............................................................................5
D. Hipotesis ...........................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Motivasi..........................................................................6
B. Motivasi Orang Tua..........................................................................17
C. Prestasi Belajar..................................................................................20
D. Kewarganegaraan..............................................................................22
E. Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi belajar Siswa......25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian..................................................................................27
B. Rancangan Penelitian........................................................................27
C. Variabel dan Operasional Variabel ..................................................28
55v
D. Populasi dan Sampel.........................................................................30
E. Pengumpulan Data............................................................................33
F. Metode Analisa Data.........................................................................35
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Data..................................................................................37
B. Analisis Data.....................................................................................41
C. Pengujian Hipotesis...........................................................................42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan...........................................................................................43
B. Saran-saran........................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
56vi
SMA NEGERI WONOAYUS I D O A R J O
TEST PRESTASI BELAJAR KEWARGANEGARAAN
Nama :
Kelas : Waktu :
1. Asa kebangsaan dalam sila Persatuan Indonesia mengandung makna......a. nasionalisme c. internasionalisme e. solidarismeb. chauvinisme d. heroisme
2. Falsafah hidup bangsa merupakan perwujudan............a. kebangsaan d. Sejarah nasionalb. kebudayaan turun temurun e. Keluhuran budi bangsa Indonesiac. peradaban nasional
3. Persatuan Indonesia atau nasionalisme Indonesia telah berhasil mengikat bangsa Indonesia untuk merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Rintisan awal bagi terbentuknya rasa persatuan Indonesia diwujudkan dalam .........a. keputusan kongres Pemuda Indonesia IIb. proklamasi kemerdekaan Indonesiac. Sila Persatuan Indonesiad. pembukaan UUD 1945 alinea ketigae. pembukaan UUD 1945 alinea keempat
4. Kebudayaan daerah perlu dipupuk terus dalam rangka memperkaya kebudayaan nasional. Sikap selektif perlu dilakukan diantaranya dengan cara mengembangkan.......a. kebudayaan daerah yang masih sederhanab. kebudayaan daerah yang hampir lenyapc. kebudayaan daerah yang mendukung terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Bhineka Tunggal Ikad. kebudayaan daerah yang belum diakui sebagai kebudayaan nasionale. kebudayaan daerah yang banyak terpengaruh oleh kebudayaan modern.
5. Cinta dan bangga terhadap kebudayaan bangsa merupakan perwujudan pengamalan Pancasila, teritama sila.....a. Ketuhanan Yang Maha Esab. Kemanusiaan yang adil dan beradabc. Persatuan Indonesiad. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilane. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
57
6. Kesanggupan dan kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara bersumber atas adanya............a. kesadaran amperab. perasaan cinta dan bangga terhadap bangsa dan negaranyac. kesadaran senasibd. Kesadarane. kesadaran bernegara
7. Karya agung yang disumbangkan oleh angkatan 1928 wajib kita hayati dan amalkan dalam era pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini, karena merupakan tuntutan untuk mengutamakan kepentingan........a. bangsa di atas kepentingan golonganb. kedaerahan di atas kepentingan pribadic. golongan di atas kepentingan nasionald golongan ekonomi lemahe. daerah dan masyarakat
8. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia lahir terutama karena adanya persamaan……..a. nasib dan tujuan d. kebudayaanb. tempat tinggal e. kedudukanc. keturunan
9. Alasan yang mendorong bangsa Indonesia menggunakan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, seperti tercantum di bawah ini, kecuali…………a. kita tidak perlu menghilangkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat Indonesiab. kita perlu menghilangkan perbedaan-perbedaan untuk mewujudkan persatuan
dan kesatuan bangsac. adanya keragaman budaya, adat istiadat, agama, dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esad. kesadaran perlunya persatuan dan kesatuan bangsae. kesadaran bahwa bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku
10. Isi Sumpah Pemuda tanggal 28 Agustus 1928 berhubungan dengan pasal 36 UUD 1945 yang menyatakan bahwa………..a. Garuda Pancasila sebagai lambang negarab. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negarac. Sang merah putih sebagai bendera kebangsaand. Lugu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesiae. Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara
11. BPUKI beberapa kali mengadakan sidang. Sidang yang pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei 1945 sampai tanggal 1 Juni 1945. Dalam sidang itu dibahas tentang……………a. Pancadasar negara d. Dasar negara Pancasila b. Piagam Jakarta e. Rancangan dasar negarac. UUD 1945 dan Penjelasannya
58
12. Persatuan dan kesatuan bangsa Indoensia terjadi dalam proses yang dinamind an berlangsung lama. Proses ini tumbuh dari …………..a. pengaruh pendidikan baratb. pengaruh agama yang dilaksanakans ecara fanatik di Indonesiac. pengaruh modernisasi yang masuk ke Indonesiad. budaya bangsa Indonesia sendirie. adanya istiadat pada setiap daerah di Indonesia
13. Di antara makna ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 adalah……..a. mendorong persatuan dan kesatuan bangsab. tidak ada lagi perlawanan menentang penjajah yang bersiafat daerahc. bangsa Indonesia mempunyai lagu kebangsaan Indonesia Rayad. bermunculans ekolah-sekolah kebangsaane. titik puncak perjuangan bangsa Indonesia
14. Siasat pemerintah Kolonial untuk memperkuat kedudukannya dalam menguasai bangsa Indonesia, terutama menempuh jalan……..a. menangkap pemimpin-pemimpin rakyatb. politik adu domba dan memecah belahc. menjadikan rakyat Indonesia hidup miskind. menjadikan rakyat Indonesia hidup bodohe. membuat peraturan yang menguntungkan penjajah dan merugikan rakyat Indoensia
15. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dicapai bangsa Indonesia adalah……a. hanya alat untuk mencapai cita-cita bangsa dan mencapai tujuan negarab. tujuan bangsa yang telah lama diidam-idamkanc. tujuan akhir persatuan rakyat Indonesiad. kesadaran nasional bangsa Indonesiae. terbentuknya negara Indonesia yang adil dan makmur
16. Demokrasi Pancasila berpangkal tolak dari pagam……..a. kekeluargaan dan gotong royongb. rasa kebersamaanc. komunikasi dan sambung rasad. tolong menolong dan gotong royonge. musyawarah untuk mufakat
17. Menurut demokrasi Pancasila, warga negara bebas menggunakan hak-haknya, namun harus selalu………a. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaanb. memeprkokoh persatuan dan kesatuanc. dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan sosiald. disertai dengan rasa tanggung jawabe. mementingkan golongannya
59
18. Ciri khas demokrasi bansga Indonesia adalah demokrasi Pancasila, yaitu………a. demokrasi hasil ciptaan pemimpin-pemimpin bangsab. demokrasi liberal yang sudah diperbaruhic. demokrasi berasa musyawarah mufakatd. demokrasi terpimpin dan bertekad bulate. demokrasi Pancasila yang mengutamakan golongan mayoritas
19. Pemilihan umum adalah satu sarana mewujudkan kehidupan demokrasi Pancasila. Asa demokrasi pemilih yang hasil pemilihannya tidak diketahui oleh orang lain disebut…….a. langsung c. bebas e. jujur dan adilb. umum d. rahasia
20. Cara pengambilan keputusan yang paling tepat menurut demokrasi Pancasila adalah……..a. mengutamakan pemungutan suarab. mengutamakan musyawarah untuk mufakatc. mendengarkan pendapat terlebih dahulud. mengutamakan kemampuan dirie. mengutamakan suarara mayoritas
60
INSTRUMEN MOTIVASI ORANG TUA
PETUNJUK : 1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan berikut ini secara cermat2. Jawablah semua pertanyaan berikut ini, jangan ada satu soalpun
yang tidak anak-anak jawab.3. Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang tersedia. Jawablah
dengan jujur
1. Jika ada tugas pelajaran yang mudah, apakah orang tuamu ikut membantu ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
2. Apakah anak-anak mendapat dorongan dari orang tua untuk mendapat nilai yang lebih tinggi dari teman anak-anak dalam mengerjakan pelajaran ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
3. Apakah anak-anak mendapat perhatian orang tua dalam mencapai keberhasilan ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
4. Apakah anak-anak setuju, jika dikatakan usaha adalah untuk menghindari kegagalan ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
5. Seringkah anak-anak diberi kesempatan orang tua dalan meraih keberhasilan yang lebih baik dalam belajar ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
6. Apakah anak-anak selalu berbuat baik, dibimbing orang tua ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
7. Apakah anak-anak mendapat perhatian orang tua dalam mencapai keberhasilan ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
8. Apabila anak-anak mendapat tugas pelajaran yang baru, apakah orang tuamu untuk ikut mengerjakannya?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
9. Jika anak-anak mempelajari suatu topik yang baru, apakah kamu minta bantuan orang tuamu? a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
61
10. Jika ujian akan diadakan seminggu lagi, apakah orang tuamu mengarahkan untuk belajar ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
11. Jika anak-anak diberi tugas yang sulit, apakah orang tuamu berusaha mengerjakan dengan bersama-sama?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
12. Apakah orang tuamu menginginkan kamu memperoleh nilai yang lebih tinggi dari teman-teman walaupun untuk mengerjakan tugas-tugas yang dianggap mudah ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
13. Jika ada tugas yang sulit, apakah orangtuamu menyarankan kamui untuk memperoleh nilai yang lebih tinggi dari teman-teman ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
14. Apakah orang tuamu setuju jika dikatakan bahwa keinginan untuk memperoleh nilai yang tinggi dapat meningkatkan keberhasilan ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
15. Apakah orang tuamu memusatkan perhatian ketika kamu mengalami kesulitan?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
16. Apakah orang tuamu mengingatkan kembali pelajaran yang sudah diajarkan?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
17. Apakah orang tuamu selalu menyediakan waktu dalam belajar?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
18. Apakah anak-anak setuju, jika dikatakan usaha adalah untuk menghindari kegagalan ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
19. Apakah orang tuamu memusatkan perhatian ketika kamu mengalami kesulitan?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
20. Seringkah anak-anak diberi kesempatan orang tua dalan meraih keberhasilan yang lebih baik dalam belajar ?a. selalu b. hampir selalu c. seringd. kadang-kadang e. tidak pernah
62
63