Kronologis Kasus Nike

12
I. DESKRIPSI KASUS PAK BENNY II. PERMASALAHAN Pada kasus NIKE ini, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah evaluasi pelaksanaan strategi yang sedang dijalani oleh perusahaan? 2. Apakah pelaksaan strategi tersebut telah tepat? 3. Bagaimana cara agar nike bisa mempertahankan keunggulannya dimasa mendatang dan strategy apa yang harus diambil? Rekomendasi apa yang bisa diberikan kepada manajemen NiKE dalam rangka mengembangkan usahanya? III. LANDASAN TEORI 1. KONSEP MANAJEMEN STRATEGI Manajemen Strategi adalah seni dan ilmu pengetahuan dalam merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi keputusan – keputusan lintas fungsi yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Sesuai dengan definisinya, tahapan dalam manajemen strategis terdiri dari tahap perumusan strategi, pelaksanaan strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasikan peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi dan memilih strategi tertentu untuk digunakan. Pelaksanaan strategi sering disebut tahap tindakan dalam manajemen strategis, dimana dengan ini berarti mendorong atau mebolisasi para manajer dan karyawan untuk melaksanakan strategi yang dirumuskan. Keberhasilan pelaksanaan strategi bergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi para karyawan. Hal ini lebih merupakan seni daripada ilmu. Strategi yang dirumuskan tetapi tidak dilaksanakan tidak akan memberi manfaat.

Transcript of Kronologis Kasus Nike

Page 1: Kronologis Kasus Nike

I. DESKRIPSI KASUSPAK BENNY

II. PERMASALAHANPada kasus NIKE ini, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:1. Bagaimanakah evaluasi pelaksanaan strategi yang sedang dijalani oleh perusahaan?2. Apakah pelaksaan strategi tersebut telah tepat? 3. Bagaimana cara agar nike bisa mempertahankan keunggulannya dimasa mendatang dan

strategy apa yang harus diambil? Rekomendasi apa yang bisa diberikan kepada manajemen NiKE dalam rangka mengembangkan usahanya?

III. LANDASAN TEORI

1. KONSEP MANAJEMEN STRATEGIManajemen Strategi adalah seni dan ilmu pengetahuan dalam merumuskan,

melaksanakan dan mengevaluasi keputusan – keputusan lintas fungsi yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Sesuai dengan definisinya, tahapan dalam manajemen strategis terdiri dari tahap perumusan strategi, pelaksanaan strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasikan peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi dan memilih strategi tertentu untuk digunakan.

Pelaksanaan strategi sering disebut tahap tindakan dalam manajemen strategis, dimana dengan ini berarti mendorong atau mebolisasi para manajer dan karyawan untuk melaksanakan strategi yang dirumuskan. Keberhasilan pelaksanaan strategi bergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi para karyawan. Hal ini lebih merupakan seni daripada ilmu. Strategi yang dirumuskan tetapi tidak dilaksanakan tidak akan memberi manfaat.

Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis, dimana manajer harus benar – benar mengetahui alasan strategi tertentu tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah (1) mengkaji ulang faktor – faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini, (2) mengukur kinerja, dan (3) melakukan tindakan – tindakan korektif. Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan merupakan jaminan untuk keberhasilan di hari mendatang.

Perencana strategi tidak pernah mempertimbangkan semua alternative yang dapat menguntungkan perusahaan, karena jumlah pilihan tindakan bisa tidak terbatas begitu pula cara mengimplementasikannya. Oleh karena itu, harus dibuat sejumlah strategi alternatif yang paling menarik dan yang dapat ditangani. Dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi alternatif diperlukan keterlibatan banyak manajer dan karyawan sehingga didapat hasil yang mencerminkan organisasi.

Page 2: Kronologis Kasus Nike

Teknik – teknik perumusan strategi dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan keputusan yang terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap masukan, tahap pencocokan dan tahap keputusan. Tahap pertama meringkas informasi masukan dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Tahap kedua memfokuskan pada upaya menghasilkan strategi alternatif yang dapat dijalankan dengan memadukan faktor – faktor eksternal dan internal. Teknis – teknis tahap dua terdiri dari Matriks SWOT, Kuadran SPACE, Matriks Boston Consulting Group (BCG), Matrix Internal – External (IE), dan Matriks Grand Strategy. Tahapan ketiga disebut tahapan Keputusan dimana disini menggunakan satu macam teknik yaitu Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM menggunakan informasi masukan dari tahap 1, untuk secara objektif mengevaluasi strategi alternatif dapat dijalankan yang dapat diidentifikasi dalam tahap 2. QSPM mengungkap daya tarik relatif dari strategi alternatif dan karena itu menjadi dasar objektif untuk memilih strategi spesifik.

2. MATRIX SWOT (STRENGTH – WEAKNESESS – OPPORTUNITIES – TREATS)Dalam pengembangan matriks SWOT, hal tersulit adalah pemadupadanan faktor

eksternal dan internal, sehingga perlu dilakukan penilaian yang baik agar terdapat padupadan yang baik. Matriks SWOT membantu para manajer sebagai alat dalam mencocokkan yang penting yang membantu manajer mengembangkan 4 tipe strategi, yaitu :a. Strategi SO (Strengths – Opportunities)

Menggunakan kekeuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Posisi ini merupakan posisi yang diharapkan oleh perusahaan, dimana kekuatan internal yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi SO berusaha dicapai dengan menerapkan strategi WO, ST, dan WT.

b. Strategi WO (Weaknesses – Opportunities)Bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Apabila perusahaan memiliki peluang eksternal kunci, tetapi di satu sisi perusahaan memilik kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut. Salah satu alternatif strategi WO adalah merekrut dan melatih staf dengan kemampuan teknis yang dibutuhkan.

c. Strategi ST (Strenghts – Threats)Menggunakan kekuatan untuk menghindari, jika tidak mungkin menghindari maka meminimumkan pengaruh dari ancaman eksternal.

d. Strategi WT (Weaknesses – Threats)Merupakan posisi yang sangat menyulitkan perusahaan, akan tetapi bukan berarti tidak ada cara untuk mengatasi posisi ini. Bertahan bergabung, perampingan atau jalan likuidasi adalah salah satu tujuan dalam posisi ini. Strategi defensif yang diarahkan untuk memperkecil atau jika mungkin menghilangkan kelemahan internal dan juga menghindari ancaman eksternal.

Page 3: Kronologis Kasus Nike

SWOT Matriks

Leave BlankStrengths (S)

List Strengths

Weaknesses (W)

List Weaknesses

Opportunities (O)

List Opportunities

SO Strategies

Use strengths to take advantage of

opportunities.

WO Strategies

Overcoming weaknesses by taking advantage of

opportunities.

Threats (T)

List Threats

ST Strategies

Use strengths to avoid threats.

WT Strategies

Minimize weaknesses and avoid threats.

3. MATRIX SPACE (STRATEGIC POSITION AND ACTION EVALUATION)Dalam matriks SPACE, beberapa variabel yang ada dalam matriks IFE, EFE dan

CPM perlu dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam dimensi yang ada dalam matriks SPACE ini. Dimensi dalam matriks ini adalah :- Dimensi Internal : Financial Strength (FS) dan Competitive Advantage (CA)- Dimensi Eksternal : Environmental Stability (ES) dan Industry Strength (IS)

Masing – masing dimensi dapat dilihat beberapa unsurnya pada tabel berikut :

SPACE Factors

Internal Strategic Position External Strategic PositionFinancial Strength (FS)Return On InvestmentLeverageLiquidityWorking CapitalCash Flow

Environmental Stability (ES)Technological changesRate of inflationDemand variabilityPrice range of competing productsBarriers to entryCompetitive pressurePrice elasticity of demandEase of exit from marketRisk involved in business

Competitive Advantage (CA)Market shareProduct qualityProduct life cycleCustomer loyaltyCompetition’s capacity utilizationTechnological know – how Control over suppliers & distributors

Industry Strength (IS)Growth potentialProfit potentialFinancial stabilityTechnology know – how Resource utilizationEase of entry into marketProductivity, capacity utilization

Page 4: Kronologis Kasus Nike

Dengan menggunakan 4 unsur tersebut, maka matriks SPACE dapat menghasilkan 4 posisi dalam kuadran yang akan dapat diterapkan beberapa alternatif strategi sesuai dengan karakteristik masing – masing kuadran. Posisi tersebut adalah :

- Agresifo Memanfaatkan peluango Mengatasi kelemahano Menghindari ancamano Strategi : intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan

produk), integrasi (ke depan, ke belakang, horizontal), diversifikasi (konsentris, horizontal, konglomerasi).

- Konservatifo Berusaha mempertahankan kompetensi intio Tidak mau ambil resiko berlebihano Strategi : intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan

produk), diversifikasi konsentris.- Defensif

o Fokus pada perbaikan kelemahano Menghindari ancamano Strategi : defensif (penghematan, divestasi, likuidasi), diversifikasi

konsentris.- Kompetitif

o Potensi industri masih cukup menjanjikano Lingkungan relatif kurang stabilo Strategi : intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan

produk), integrasi (ke depan, ke belakang, horizontal), joint venture.

Berikut adalah langkah – langkah untuk mengembangkan matriks SPACE :

1. Pilih kumpulan variabel untuk menetapkan kekuatan keuangan (FS), keunggulan kompetitif (CA), stabilitas lingkungan (ES) dan kekuatan industri (IS).

2. Beri nilai mulai dari +1 (terburuk) sampai +6 (terbaik) dari masing – masing variabel yang menyusun dimensi FS dan IS. Beri nilai mulai dari -1 (terbaik) sampai -6 (terburuk) dari masing – masing variabel yang menyusun dimensi ES dan CA. Pada sumbu FS dan CA, buatlah perbandingan dengan para pesaing, sedangkan pada sumbu IS dan ES, buatlah perbandingan dengan industri lainnya.

3. Menghitung nilai rata – rata FS, CA, IS dan ES dengan menjumlahkan nilai – nilai yang diberikan pada variabel dari masing – masing dimensi dan membagi dengan jumlah variabel yang disertakan dalam setiap dimensi.

Page 5: Kronologis Kasus Nike

4. Menggambarkan titik nilai rata – rata FS, IS, ES dan CA pada sumbu yang tepat dalam matriks SPACE.

5. Tambahkan dua nilai rata – rata pada sumbu X dan gambarkan titik resultannya pada sumbu X. Tambahkan dua nilai rata – rata pada sumbu Y dan gambarkan titik resultannya pada sumbu Y. Gambarkanlah perpotongan absis dan ordinatnya sebagai titik XY yang baru.

6. Gambarlah vektor arah dari matriks SPACE dengan membuat garis antara titik O (perpotongan sumbu X dan Y) ke titik perpotongan yang baru. Vektor ini mengungkapkan tipe strategi yang direkomendasikan untuk organisasi : agresif, kompetitif, defensif atau konservatif.

Matriks SPACE

FS+6

Konservatif +5 Agresif+4+3+2+1

CA 0 IS-6 -5 -4 -3 -2 -1 +1 +2 +3 +4 +5 +6

-1-2-3-4

Defensif -5 Kompetitif-6

4. MATRIKS BCG (BOSTON CONSULTING GROUP)Divisi otonomi atau pusat laba dari suatu organisasi menyusun portofolio bisnis.

Jika divisi perusahaan bersaing dalam industri yang berbeda, strategi terpisah sering harus dikembangkan untuk setiap bisnis. Matriks BCG didesain secara khusus untuk memperkuat usaha perusahaan multidivisi dalam merumuskan strategi. Matriks ini secara grafik menggambarkan perbedaan antardivisi dalam arti posisi pangsa pasar relatif dan kecepatan pertumbuhan industri. Posisi pangsa pasar relatif didefinisikan sebagai rasio dari pangsa pasar divisi dalam industri tertentu terhadap pangsa pasar yang dipegang perusahaan pesaing terbesar dalam industri tersebut.

Posisi pangsa pasar relatif diungkapkan pada sumbu X dari matriks BCG. Titik tengah dari sumbu X biasanya ditetapkan untuk nilai 0,50, dimana artinya sesuai dengan suatu divisi yang mempunyai pangsa pasar setengah dari perusahaan pelopor dalam industri. Sumbu Y menggambarkan kecepatan pertumbuhan industry dalam penjualan,

Page 6: Kronologis Kasus Nike

yang diukur dalam presentase. Presentasi kecepatan pertumbuhan pada sumbu Y dapat dinilai dari -20 sampai +20%, dengan nilai 0,0 pada tengah – tengah. Rentang angka pada sumbu X dan sumbu Y sering dipakai, tetapi nilai yang lain dapat ditetapkan kalau memang dianggap tepat untuk organisasi tertentu.

Berikut adalah penjelasan dari kuadran yang terdapat pada Matriks BCG :

1. Kuadran I : Tanda TanyaDivisi dalam kuadran I mempunyai pangsa pasar relatif rendah tapi bersaing dalam industri dengan pertumbuhan tinggi. Umumnya kebutuhan keuangan perusahaan ini tinggi tetapi hasil tunainya rendah. Bisnis ini disebut “Tanda Tanya” karena organisasi harus memutuskan apakah harus memperkuat divisi ini dengan menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk) dan sebagai.

2. Kuadran II : BintangKuadran 2 mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas, dimana divisi ini memiliki pangsa pasar relatif tinggi dan tingkat pertumbuhan industri tinggi harus menerima investasi cukup besar untuk mempertahankan atau memperkuat posisi dominannya. Integrasi ke belakang, ke depan, horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan usaha patungan merupakan strategi yang tepat untuk dipertimbangkan bagi divisi itu.

3. Kuadran III : Sapi PerahPangsa pasar dalam divisi ini relatif tinggi tapi bersaing dalam industri dengan pertumbuhan lambat. Disebut sapi perah karena menghasilkan uang tunai melebihi yang diperlukan dan sering dipakai untuk subsidi. Banyak divisi yang sekarang sapi perah adalah bintang di masa lalu. Divisi sapi perah harus dikelola untuk mempertahankan posisinya yang kuat selama mungkin. Pengembangan produk atau diversifikasi konsentrik mungkin strategi yang menarik untuk sapi perah yang kuat. Tetapi kalau divisi sapi perah menjadi lemah, rasionalisasi atau divestasi mungkin lebih tepat.

Page 7: Kronologis Kasus Nike

4. Kuadran IV : AnjingDivisi dalam kuadran ini mempunyai posisi pangsa pasar relatif rendah dan bersaing dalam industri dengan pertumbuhan rendah atau tanpa pertumbuhan. Karena posisinya yang lemah baik eksternal maupun internal, bisnis ini sering dilikuidasi, didivestasi atau dipangkas melalui rasionalisasi.

5. MATRIX GRAND STRATEGY

Dalam memanfaatkan Grand Strategy Cluster dapat dilihat dari :

1. Posisi bersaing perusahaan, sebagai hal yang mewakili kondisi internal.2. Tingkat pertumbuhan pasar, sebagai hal yang mewakili kondisi eksternal. Atas

dasar dua penilaian tersebut, diperoleh 4 kuadran yang menggambarkan kondisi sebagai berikut :Kuadran I menggambarkan posisi bersaing kuat dengan pertumbuhan pasar

cepat. Kuadran II menggambarkan posisi bersaing lemah di pasar yang tumbuh cepat. Kuadran III menggambarkan posisi bersaing kuat di pasar yang tumbuh lambat. Kuadran IV menggambarkan posisi bersaing lemah di pasar yang tumbuh lambat. Strategi yang dapat dijalankan pada masing – masing kuadran dapat dilihat pada gambar berikut ini :

PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT

POSISI BERSAING

LEMAH

Kuadran II

1. Perkembangan pasar2. Penetrasi pasar3. Pengembangan produk4. Integrasi horizontal5. Divestasi6. Likuidasi

Kuadran I

1. Perkembangan pasar2. Penetrasi pasar3. Pengembangan produk4. Integrasi ke depan5. Integrasi ke belakang6. Integrasi horizontal7. Diversifikasi Konsentris POSISI

BERSAING LEMAHKuadran III

1. Rasionalisasi2. Diversifikasi Konsentris3. Diversifikasi Horizontal4. Diversifikasi Konglomerat5. Divestasi6. Likuidasi

Kuadran IV

1. Diversifikasi Konsentris2. Diversifikasi Horizontal3. Diversifikasi Konglomerat4. Usaha Patungan

PERTUMBUHAN PASAR YANG LAMBAT

Page 8: Kronologis Kasus Nike

6. QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)Terdapat satu teknis analitis yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif

dari tindakan alternatif yang dapat dijalankan. Teknis tersebut adalah Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif, yang merupakan tahap 3 dari kerangka analitis perumusan strategi. Teknis tersebut secara objektif menunjukkan strategi alternatif yang paling baik.

Berikut adalah 6 langkah untuk mengembangkan QSPM :- Langkah 1, Buat daftar peluang / ancaman eksternal kunci dan kekuatan /

kelemahan internal kunci dari perusahaan di kolom kiri QSPM.- Langkah 2, Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal kunci.- Langkah 3, Periksalah matriks – matriks pencocokan di tahan ke 2 dan kenalilah

strategi – strategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diterapkan.

- Langkah 4, Tentukanlah nilai daya tarik (AS). Nilai Daya Tarik ditentukan dengan memeriksa masing – masing faktor eksternal atau internal, sambil mengajukan pertanyaan, “Apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?”. Jika jawaban atas pertanyaan itu adalah “Ya”, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Cakupan nilai daya tarik adalah : 1 = Tidak Menarik, 2 = Agak Menarik, 3 = Wajar Menarik, dan 4 = Sangat Menarik. Namun jika jawaban atas pertanyaan itu adalah “Tidak” hal tersebut menunjukkan bahwa masing – masing faktor kunci tidak memiliki pengaruh, sehingga tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada strategi dalam rangkaian tersebut.

- Langkah 5, Hitunglah TAS = Total Nilai Daya Tarik.- Langkah 6, Hitungkah Jumlah Total Nilai Daya Tarik.

IV. PEMBAHASAN1. TAHAP 1 DAN TAHAP 2 = Masukkan SWOT, SPACE DISINI2. TAHAP 3 = TAHAP KEPUTUSAN

Tahapan ini merupakan tahapan keputusan dimana menggunakan teknis analitis untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang dapat dijalankan. Teknis yang digunakan adalah Matriks QSPM. Berikut adalah matriks QSPM yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

Page 9: Kronologis Kasus Nike

Tabel QSPM untuk Perusahaan Nike

STRATEGI ALTERNATIFStrategi 1 Strategi 2 Strategi 3

Faktor -Faktor Kunci Bobot AS TAS AS TAS AS TASPeluang

Ancaman

Kekuatan

Kelemahan

V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. HASIL AUDIT