Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

14
TUGAS PAPER MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN STUDI KASUS NIKE, INC PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS TRI SAKTI DOSEN: PROF. DR. ASEP HERMAWAN ANGGOTA KELOMPOK 5: Muhammad Gema 122140100 Olive Latumahina 122140113 Roesdaniel Ibrahim 122140128 Rotua Kurnia Esa 122140131

Transcript of Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

Page 1: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

TUGAS PAPER MATA KULIAH

MANAJEMEN PEMASARAN

STUDI KASUS NIKE, INC

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS TRI SAKTI

DOSEN: PROF. DR. ASEP HERMAWAN

ANGGOTA KELOMPOK 5:

Muhammad Gema 122140100

Olive Latumahina 122140113

Roesdaniel Ibrahim 122140128

Rotua Kurnia Esa 122140131

Page 2: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

2 Studi Kasus Nike, Inc

A. Pendahuluan

Olah Raga adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam menjaga kesehatan.

Dalam hal ini sepatu menjadi salah satu perlengkapan yang dibutuhkan dalam

menunjang kegiatan tersebut. Olah raga berbeda akan membutuhkan sepatu yang

berbeda.

Para produsen sepatu global yang membaca peluang ini telah lebih dahulu

melakukan penelitian untuk mengembangkan sepatu untuk beragam aktivitas olah

raga. Hal ini memciu pertumbuhan produsen lokal di Indonesia memproduksi

sepatu yang jenis sama. Namun pada sebuah survey Top Brand Award untuk

produk di pasar Indonesia yang dilakukan Frontier Consulting Group. Survey yang

dilakukan pada tahun 2013 dilakukan di 8 kota besar dengan melibatkan total 5.200

responden yang terdiri dari 3.250 sampel secara acak, 1.100 sample toko ritel

secara acak dan 800 sampel booster menobatkan Sepatu Nike menjadi Top Brand

kategori Sepatu Olah Raga/ Kets 22,9%1.

Tidak hanya di Indonesia Nike menjadi Market Leader, pada pasar Global, sepatu

Nike yang diproduksi oleh Nike, Inc. sudah membuktikannya dan

mengantarkannya menjadi perusahaan urutan 115 dalam Fortune 500 dengan

market value per maret 2014 sebesar 65.401 miliar dolar2.

Dalam paper ini, penulis akan membahas seperti apa perkembangan perusahaan ini

secara historis, kemudian potensi dan tantang, hingga inovasi yang membuatnya

tetap menjadi market leader.

B. Profile Perusahaan

1. Sejarah Nike

Produk sepatu dan pakaian olahraga Nike dengan mudah diidentifikasi oleh

khas logo perusahaan, para "swoosh" tik, dan slogan "Just Do It".

Gambar 1. Perubahan logo Nike

Berbasis dari nama dewi Yunani yang berarti kemenangan, Nike didirikan

tahun 1964 ketika atlet sekaligus pengusaha Oregon bernama Phillip Knight,

Page 3: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

3 Studi Kasus Nike, Inc

mengagas impor sepatu lari dari Jepang u ntuk

bersaing dengan merek Jerman seperti Adidas

dan Puma yang kemudian mendominasi pasar

Amerika Serikat.

Keuntungannya adalah bahwa sepatu Jepang

lebih murah karena tenaga kerja lebih murah di

Jepang. Dia mulai menjual sepatu keliling

dengan tujuan di stadion atletik, dimana

penjualan secara pelan tapi pasti meningkat

secara dramatis. Pada 1970-an, Knight dan perusahaan yang berkembang nya

melihat awal revolusi jogging dan mulai mmasaran produk untuk pelari non-

profesional juga. Ia lantas segera membuka pasar yang lebih luas dan

mengubah image sepatu lari menjadi sepatu fashion dan menarik semua orang

dari anak-anak sampai dewasa memakainya.

Pada 1979 Nike telah menguasai setengah pasar di AS dan dengan pendapatan

mencapai US $ 149 juta. Pada pertengahan tahun 1980-an posisi perusahaan

tampaknya tak tergoyahkan, namun secara mendadak muncul serangan dari

pihak saingan yaitu Reebok. Tapi pada tahun 1990 Nike kembali memimpin

perusahaan, terutama karena pengenalan dari sepatu “Air Jordan” yang

didukung dan dipromosikan oleh bintang basket Michael Jordan.

Hari ini, Nike mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dalam

sepatu olahraga, dan merupakan pemain penting dalam pakaian dan aksesoris

olahraga. Majalah Fortune melaporkan penjualan sebesar US $ 3,7 miliar pada

tahun 1994 dan laba US $ 299 juta (Fortune 1995).Sekitar 60 persen dari

penjualan perusahaan di Amerika Serikat, sekitar 30 persen di Eropa dan 5

persen di Asia. (1993 Nike: 25).

Etos perusahaan Nike adalah melibatkan dedikasi yang kuat untuk olahraga

dan kebugaran. Staf di kantor pusat perusahaan, Nike Kampus Dunia pada

Beaverton, Oregon, diharapkan menghabiskan beberapa jam setiap hari di gym.

Mereka dijelaskan oleh direktur Nike sebagai "athletic, outdoor, lets-do-it-

together types.

Perusahaan ingin dilihat, dalam kata-kata yang OWII, sebagai "young,

American and hi-tech, devoting a lot of attention to research and development".

Gambar 2. Phil Knight, pendiri dan

CEO Nike, Inc.

Page 4: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

4 Studi Kasus Nike, Inc

2. Nike di Asia

Terlepas dari eksperimen singkat namun tidak berhasil dengan manufaktur di

AS, sepatu Nike selalu dibuat di Asia, awalnya di Jepang, kemudian di Korea

Selatan dan Taiwan, dan baru-baru ini di China dan Asia Tenggara.

Nike memulai produksi di Korea Selatan dan Taiwan pada tahun 1972, karena

tertarik oleh tenaga kerja murah di sana, dan segera bergabung dengan

perusahaan lain termasuk Adidas dan Reebok. Tapi Nike kemudian memulai

langkah lebih jauh. Alih-alih memiliki pabrik sendiri, mereka dikontrak

produksi lokal di Korea dan Taiwan.

Sebagai perusahaan bos Nike Phil Knight mengatakan: "Tidak ada nilai pasti

dalam membuat sesuatu hal. Nilai tersebut akan ditambahkan oleh penelitian

yang cermat,

dengan inovasi dan pemasaran" (Katz 1994). Produk Nike sekarang pada

dasarnya mengikuti ide dari seorang desainer dan pemasar sepatu. Industri

lantas dilakukan oleh pemasok Korea dan Taiwan. Sekali lagi, perusahaan lain

mengikuti model ini.

Pada 1980-an Nike mencoba membuat produksi di Cina, dalam kemitraan

dengan perusahaan milik negara, tapi hal ini malah mendatangkan bencana.

Nike lantas

memindahkan investasinya ke Taiwan. Nike lantas mengambil keuntungan dari

ongkos tenaga kerja yang lebih murah di sana.

Pada akhir 1980-an dengan adanya pergolakan buruh di Korea Selatan, -

peningkatan tingkat upah dan hilangnya kontrol dari tempat kerja oleh otoritas

Korea – telah membuat negara tersebut menjadi kurang menarik bagi investor,

baik asing maupun dalam negeri, yang mulai mencari lokasi lain yang lebih

menyenangkan. Nike lantas memindahkan operasi mereka ke Thailand selatan

dan Indonesia, dalam mencari tenaga kerja lebih murah dan tidak merepotkan.

Upah di kedua negara tersebut disebut-sebut sebagai salah satu yang murah

karena hanya memakai seperempat tarif dari yang dibayarkan di Korea Selatan.

Beberapa asosiasi Nike yang bermarkas di Taiwan juga didirikan di Asia

Tenggara.

Alasan lain untuk perpindahan ini adalah bahwa pada tahun 1988, baik Korea

Selatan dan Taiwan kehilangan akses khusus untuk pasar AS, yang telah lama

mereka nikmati sebagai status "negara berkembang" di bawah Sistem

Page 5: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

5 Studi Kasus Nike, Inc

Preferensi Umum (GSP) AS. investor Korea dan Taiwan lantas bergerak ke

pabrik di Thailand, Indonesia dan Cina dengan menggunakan pembuatan hak

istimewa GSP dari negara-negara miskin.

Dari tujuh Nike pemasok atas sepatu olahraga pada tahun 1992, tiga adalah

perusahaan Taiwan yang memproduksi produknya di Cina, tiga lainnya

beroperasi

di Korea Selatan, dan juga di Indonesia, satu adalah sebuah perusahaan di

Thailand.

Nike di Indonesia Nike telah beroperasi di Indonesia sejak 1988 dan hampir

sepertiga dari sepatu yang ada sekarang merupakan produk dari sana. Dalam

sebuah wawancara pers di November 1994, koordinator perusahaan Nike di

Indonesia, Tony Band, mengatakan perusahaan yang digunakan di Indonesia

berjumlah 11 kontraktor. Di antaranya merupakan bekas-bekas basis

perusahaan asosiasi Nike di Korea Selatan dan Taiwan -yang juga pada saat

yang sama menghasilkan untuk merek lain seperti Reebok, Adidas dan Puma.

Hubungan antara Nike dan kontraktor di Indonesia cukup dekat. Setiap

personel Nike di setiap pabrik di Indonesia memeriksa kualitas dan pengerjaan

yang memenuhi persyaratan ketat Nike.

Sebagian besar pabrik yang memproduksi untuk Nike berlokasi di daerah yang

baru dikembangkan

untuk industri ringan di

Tangerang dan Serang,

sebelah barat Jakarta.

Pada pabrik yang

dimiliki Korea (dan

beberapa yang dimiliki

Indonesia juga)

manajemen puncaknya

dipegang oleh orang

Korea. manajer tingkat

menengah dan supervisor juga dapat berasal dari Korea atau Indonesia. Tapi

para pekerja produksi semua berasal dari Indonesia, terutama wanita muda

dalam kelompok usia 16-22, biasanya pekerja tersebut berasal dari pulau Jawa.

Gambar 3. Pabrik Nike di Indonesia

Page 6: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

6 Studi Kasus Nike, Inc

C. Landasan Teori

1. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan yang digunakan untuk

mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), dan ancaman (threaths) dalam suatu proyek atau suatu

spekulasi bisnis. Keempat factor itulah yang membentuk akronim SWOT

(strength, weaknesses, opportunities, dan threath). Proses ini melibatkan

penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan

mengidentifikasi factor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak

dalam mencapai tujuan tersebut. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey pada

dasawarsa 1960-1970 an.

Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman perusahaan. Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-

Opportunities-Threats) merupakan cara untuk mengamati lingkungan

pemasaran eksternal dan internal6.

Perusahaan harus mengamati kekuatan lingkungan makro yang utama, dan

faktor lingkungan mikro yang signifikan serta menetapkan system intelijen

pemasaran untuk menelusuri trend dan perkembangan penting, semua peluang

dan ancaman yang berhubungan dengan perusahaan.

2. Strategi Pemasaran : Pemasaran Holistik

Di era pemasaran abad 21 dikenal adanya konsep pemasaran holistik, yaitu

suatu pendekatan yang berusaha menyadari dan mendamaikan ruang lingkup

dan kompleksitas aktivitas pemasaran. Konsep pemasaran holistik didasarkan

atas pengembangan, desain, dan pengimplementasian program pemasaran,

proses, dan aktivitas-aktivitas yang menyadari keluasan dan sifat saling

ketergantungan. Pemasaran holistik menyadari bahwa “segala hal berarti”

dalam pemasaran – dan bahwa perspektif yang luas dan terintegrasi seringkali

diperlukan.

Page 7: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

7 Studi Kasus Nike, Inc

Gambar 4. Dimensi Pemasaran Holistik

Pada Gambar 4 menunjukkan tinjauan skematis atas empat komponen luas

yang mencirikan pemasaran holistik :

a. Pemasaran Hubungan,

b. Pemasaran Terintegrasi,

c. Pemasaran Internal,

d. Pemasaran Kinerja.

a. Pemasaran hubungan

Tujuan kunci pemasaran adalah mengembangkan hubungan yang dalam

dan bertahan lama dengan orang dan organisasi yang dapat secara

langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesuksesan aktivitas

pemasaran perusahaan tersebut. Pemasaran hubungan bertujuan untuk

membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan

konstituen kunci guna mendapatkan dan mempertajamkan bisnis.

Empat konstituen kunci untuk pemasaran hubungan adalah pelanggan,

pegawai, mitra pemasaran (saluran, pemasok, dealer, agen) dan anggota

masyarakat financial( pemegang saham, investor, analisis).

Dept. Manajer Dept. Produk Pemasaran Senior Lainnya Komunikasi & Jasa Saluran

Pendapatan Penjualan

Ekuitas Pelanggan

& Merk Komunitas Etika Pelanggan Saluran Mitra Lingkungan HUkum

Page 8: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

8 Studi Kasus Nike, Inc

Hasil akhir dari pemasaran hubungan adalah asset perusahaan yang unik

yang disebut jaringan pemasaran. Menempatkan kegiatan lebih besar

kepada mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Dengan melakukan

manajemen hubungan pelanggan (CRM) dan manajemen hubungan

kemitraan (PRM) perusahaan memperdalam kesepakatan kemitraan

dengan pemasok dan distributor kunci, memandang perantara ini bukan

sebagai pelanggan , melainnkan sebagai mitra dalam memberikan nilai

kepada pelanggan akhir sehingga semua orang diuntungkan.

b. Pemasaran terintegrasi

Adalah merencanakan aktivitas-aktivitas pemasaran dan membentuk

program pemasaran yang terintegrasi penuh untuk menciptakan,

mengkomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada pelanggan.

McCharthy mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas ini sebagai sarana

bauran pemasaran dari empat jenis yang luas yang disebut empat P

(people, processes, programs, performance).

c. Pemasaran Internal

Memastikan bahwa setiap orang dalam organnisasi menganut prinsip

pemasaran yang tepat, terutama manajer senior. Pemasaran internal adalah

tugas merekrut, melatih dan memotivasi karyawan-karyawan yang

kompeten, yang ingin melayani pelanggan dengan baik. Pemasaran

internal mengharuskan penyelarasan vertikal dengan manajemen senior

dan penyelarasan horizontal dengan departemen lain sehingga setiap orang

memahami, menghargai, dan mendukung upaya pemasaran.

d. Pemasaran kinerja

Memahami pengembalian bagi bisnis dari aktivitas dan program

pemasaran dan juga menjawab keprihatinan yang lebih luas dan pengaruh

hukum, etika, sosial dan lingkungan mereka. Manajemen puncak tidak

hanya melihat pendapatan penjualan dalam memeriksa hasil pemasaran

akan tetapi juga menerjemahkan apa yang terjadi, ke dalam pangsa pasar,

Page 9: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

9 Studi Kasus Nike, Inc

tingkat kehilangan pelanggan, kepuasan pelanggan, kualitas produk dan

ukuran-ukuran lainnya.

3. Konsep pemasaran berwawasan sosial

Tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat dari

pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif

dan efisien dengan cara memelihara atau meningkarkan kesejahteaan jangka

panjang konsumen dan masyarakat.

Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang dapat mengubah

pemasarannya sesuai dengan perubahan di pasar – dan ruang pasar mereka6.

D. SWOT Analysis

Mengamati perkembangan dari tahun ke tahun sebagaimana yang dipaparkan pada

bagian A sejarah perusahaan Nike, maka dapat diperoleh beberapa informasi yang

bias dianalisa menggunakan metode SWOT.

SWOT Helpful Harmful

Internal

Strengths :

• Brand yang sudah sangat kuat di

pasar sepatu olah raga sejak tahun

1970an.

• Mengendorser atlet/ tim olah raga

yang berprestasi untuk setiap

kategori dan mensponsori acara olah

raga.

• Riset, desain & pengembangan

produk yang berkelanjutan.

Weakness :

• Kegagalan untuk terus

mendapatkan endorser atlet yang

berprestasi dan komunitasnya.

• Prestasi sosok endoser dalam

musim pertandingan/ kompetisi

yang sulit diprediksi.

Eksternal

Opportunities :

• Perkembangan aplikasi aktivitas

kebugaran pada smartphone3.

• Meningkatnya jumlah waralaba

pusat kebugaran4.

Threats :

Banyaknya kompetitor sepatu olah raga

baik itu dari brnad lokal maupun lokal

yang memiliki model, warna, dan

kenyamanan yang hampir sama.

Page 10: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

10 Studi Kasus Nike, Inc

E. Strategi Pemasaran

Dari analisa SWOT di atas,

Threats (tantangan) Nike

adalah kompetitor segemen

sepatu olah raga tipe

running yang memiliki

model, warna, dan

kenyamanan yang hampir

sama. Hal ini membuat

penulis berasumsi Nike

menggunakan strategi

pemasaran holistik.

1. Pemasaran Hubungan

Nike menjalin kerjasama sponsorship dengan para atlit yang popular, tim olah

raga yang professional dan tim atletik perguruan tinggi. Beberapa olahragawan

terkenal di dunia seperti Michael Jordan, Roger Federer, Tiger Woods,

Ronaldo, Courtois, Hazard, Ronaldinho dan Wayne rooney. Selain itu Nike

juga memiliki perjanjian dengan berbagai tim sepak bola dunia seperti

Manchester United, F.C.

Barcelona, Arsenal, Juventus,

Flamengo, Inter Milan,

Valencia C.F., Atlético de

Madrid, Paris Saint-Germain,

Boca Juniors, dan Corinthians7.

Dimana melalui jaringan

penjualan Jersey Official tim

sepak bola di atas secara tidak

langsung menjadi manajemen tim adalah mitra penjualan Nike yang saling

menguntungkan. Dimana para fans dan supporter tim akan membeli jersey

official yang akan dikeluarkan tiap tahun. Selain kostum seragam tim nasional

yang bertanding di piala dunia akan dibeli oleh supporter masing-masing

negara.

Gambar 6. Jersey Timnas Amerika Serikat dengan berbagai ukuran.

Gambar 5. Kompetitor Nike tipe running

Page 11: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

11 Studi Kasus Nike, Inc

2. Pemasaran Terintegrasi

Dalam mendongkrak penjualannya Nike memiliki hal yang khas dalam

beriklan. Ciri khas iklan yang dibintangi atlet professional umumnya

mengkomunikasikan nilai motivasi dan inpirasi untuk selalu bersemangat dan

pantang menyerah melalui grafis yang jelas dan inovatif dengan sedikit kata-

kata8. Hal ini menarik pengunjung yang melihat (viewers) iklan tersebut pada

situs youtube.com maupun iklan (banner) yang sengaja dikaitkan pada situs

resmi Nike hingga saat ini berjumlah ratusan juta orang9.

Selain iklan yang bernilai, strategi pemasaran terintegrasi Nike, juga ditunjang

dari jaringan distribusi yang hemat biaya dengan memliki 715 pabrik yang

tersebar di 44 negara dengan total pekerja hampir 1 juta orang untuk memuhi

permintaan produk Nike dan lebih dekat dengan pasar yang tuju.

3. Pemasaran Internal

Phil Knight sebagai salah satu pendiri dan CEO Nike hingga saat ini, memiliki

kepemimpinan dan visi yang kuat untuk mewujudkan merek ini berharga lebih

dari 10 bilion dolar dan sabagai salah satu nama besar dalam industri olah raga

di dunia. Selain itu, Phil Knight juga telah berhasil membangun budaya

perusahaan menggunakan strategi kepemimpinan yang berorientasi pada

pencitraan merek ke seluruh jaringan kerjanya di seluruh dunia.

Adapun strategi yang digunakan oleh Phil Knight adalah sebagai berikut10 :

Membangun identitas dan rasa kepemilikan merek Nike kepada dirinya

sendiri, pihak manajemen dan pekerja hingga atlet yang disponsori oleh

Nike.

Menciptakan lingkungan kerja yang

tampak seperti arena pertandingan

dimana setiap individu dan tim didoktrin

mentalitas sebagai pemenang yang akan

mendapatkan score dan reward dengan

kerja keras dan kerjasama tim untuk

mencapai kinerja yang terbaik.

Mengkomunikasikan arah kebijakan organisasi secara arogan halus agar

semua berada pada trek yang sama menuju target yang sama dan

Gambar 7. Salah satu koridor kantor Pusat Nike

Page 12: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

12 Studi Kasus Nike, Inc

menghargai siapapun yang dapat cepat mengambil keputusan untuk

melakukan sasaran akan dicapai.

4. Pemasaran Kinerja

Fenomena perkembangan teknologi smartphone dengan aplikasi healthcare4

dan pertumbuhan pusat-pusat kebugaran5 mengindikasikan pasar baru bagi

Nike. Pada Mei 200611, Nike dan Apple, Inc meluncurkan produk pengukur

aktivitas olah raga (activity tracker) yang terintegrasi dengan Ipod Nano

bernama Nike+ (Nike plus). Produk ini menggabungkan sepatu olah raga, alat

pengukur aktifitas, aplikasi pada smartphone dan komunitas olah raga lari.

Selain itu Nike, menyatukan komunitas pelari pengguna Nike+ seluruh dunia

melalui website yang terintegrasi pada Nikeplus.com. Dimana dalam satu

tahun produk ini diluncurkan telah 22 mil yang terhitung dari seluruh

pengguna Nike+12. Hal ini tentunya membuat Nike+ menjadi pemain tunggal

dan market leader yang memicu pertumbuhan produk smartwatch.

Gambar 8. Produk Nike+ beserta tampilan jarak tempuh para pengguna Nike+

Page 13: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

13 Studi Kasus Nike, Inc

F. Tanya Jawab Studi Kasus

1. Bagaimana Peluang, Biaya dan Resiko yang dihadapi perusahaan Nike ?

Jawab :

Prospek :

Peluang penjualan sepatu Nike akan tetap menjadi market leader di bidang

sepatu olah raga. Kombinasi sepatu olah raga yang nyaman dan aman

digunakan untuk seluruh kegiatan olah raga dengan teknologi Nikeplus yang

akan mengukur hasil dari aktivitas yang dilakukan.

Konsumen :

Pengguna sepatu oleh raga Nike mulai dari para profesioanal hingga para

pemula yang ingin berolah raga dengan segmentasi usia dewasa dan anak-anak.

Penjualan yang terjadi seringkali dipicu oleh adanya iklan dari para atlet

professional yang begitu inspiratif. Meskipun penggunaan atlet/tim sebagai

endorsement penjualan mengeluarkan biaya-yang tidak sedikit5.

Resiko :

Selain itu, apa yang terjadi pada atlet yang sedikit banyak akan berpengaruh

pada penjualan, seperti Skandal Tiger Woods 2011.

2. Bagaimana cara sepatu Adidas dapat mengalahkan dengan sepatu Nike ?

Jawab :

Memanfaatkan kemenangan “Tim Panser” German sebagai pemenang Piala

Dunia 2014 sebagai model iklan dengan tema “SuperTeam not superman”.

G. Kesimpulan

NIKE berhasil memahami kelemahan dan ancaman yang dimiliki dan

menjadikannya tantangan dan kekuatan sehingga membuat NIKE menjadi

pemimpin pasar.

Dengan menerapkan konsep pemasaran holistik NIKE berhasil menjadi sebuah

merek yang kuat.

Page 14: Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc

14 Studi Kasus Nike, Inc

H. Referensi

1. Top Brand Award (2013), Top Brand For Teens Index 2013,

http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-

result/top_brand_for_teens_index_2013.

2. Fortune.com (2014), Fortune 500 Companies 2014, http

://fortune.com/fotune500/nike- inc-115/.

3. Peters, Sarah (2014), The Development of Mobile Apps in the Healthcare

Industry, Medical Design Technology.

4. PR Newswire New York (2014), Planet Fitness Announces Strong Growth In

2013: Company opened 149 new Planet Fitness clubs in the U.S. and Puerto

Rico and signed more than 200 new franchise agreements.

5. Investor.nike.com (2014), Nike Inc. Annual Report On Form 10K 2014.

http://investor.nike.com/files/doc_financials/2014/index.html

6. Kotler, Keller, 2012. Manajemen Pemasaran Edisi 13, Salemba Empat.

7. Wikipedia.org (2014), Nike, Inc., http://www.wikipedia.org/wiki/Nike,_Inc.

8. Marketing, Miller Group (2013), Just do it : Nike’s Incredible Rise to Power,

http://www.millergroupmarketing.com/2013/09/just-do-it-nikes-incredible-rise-

to-power.

9. Youtube.com (2015), Nike, http://www.youtube.com/watch?v=3XviR7esUvo.

10. Neiderhauser, James Elmer (2013), How Nike’s Leadership Affect Brand

Image Internally and Externally, UW-L Jounal of Undergraduate Research

XVI.

11. Apple, Web (2006), Nike and Apple Team Up to Launch Nike+iPod,

https://www.apple.com/pr/library/2006/05/23Nike-and-Apple-Team-Up-to-

Launch-Nike-iPod.html.

12. PR Newswire New York (2007), 22 Million Miles and Counting, Nikeplus.com

Becomes The World's Largest Online Running Destination; Fitness networking

- Nike+ experience gives runners of all levels a personal coach and a supportive

community to go faster and farther.