kromatografi+makalah
-
Upload
rina-nur-azizah -
Category
Documents
-
view
529 -
download
0
Transcript of kromatografi+makalah
TUGAS MATA KULIAH FITOKIMIA
METODE KROMATOGRAFI
Disusun Oleh:
Rina Nur Azizah 260110100104
Prinka Ariessa 260110100129
Septian Anggadibya 260110100158
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2011
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
makalah Metode Kromatografi ini selesai kami susun. Makalah ini disusun dengan
tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fitokimia dan juga untuk membantu
mahasiswa-mahasiswa lain dalam mempelajari serta memberi gambaran mengenai
metode-metode kromatografi.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas saran, komentar, dan dorongan
sehingga makalah ini dapat selesai disusun.
Tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini. Akhirnya, kami
mengharapkan saran, kritik, dan masukan yang membangun demi perbaikan makalah
ini di masa yang akan datang. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya. Amin.
Jatinangor, April 2012
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….1
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………..…..3
BAB II : ISI………………………………………………………………………...7
Kromatografi Cair-Padat……………………………………………………7
Kromatografi Gas-Padat……………………………………………………7
Kromatografi Cair-Cair…………………………………………………….8
Kromatografi Gas-Cair……………………………………………………..8
Kromatografi Gas…………………………………………………………..16
Kromatografi Cair………………………………………………………….17
Kromatografi Partisi……………………………………………………….19
Kromatografi Penukar Ion………………………………………………..20
Kromatografi Eksklusi Molekular………………………………………..25
Kromatografi Permeasi Gel………………………………………………29
Kromatografi Adsorpsi……………………………………………………32
Kromatografi Lapis Tipis………………………………………………….32
Kromatografi Lapis Tipis Preparatif………………………………………40
Kromatografi Kertas………………………………………………………41
Kromatografi Kolom………………………………………………………42
Kromatografi Cair-Vakum………………………………………………..43
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)………………………………..44
BAB III : PENUTUP……………………………………………………………….47
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….48
BAB I
2
PENDAHULUAN
Suatu analisis kimia menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak
berhubungan dengan sifat spesifik senyawa terukur. Analisis meliputi pengambilan
cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan,
pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran. Terdapat banyak
teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik yang paling banyak
digunakan.
Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorangahli botani
Rusia, pada tahun 1906.Kromatografi berasal dari bahasa Yunani ‘Kromatos’ yang
berarti warnadan ‘Graphos’ yang berarti menulis.
Kromatografi adalah metode pemisahan komponen kimia yang didasarkan
pada perbedaan antara fase bergerak dan fase diam dari komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu sampel uji. Komponen yang dipisahkan tersebut dapat
dikuantifikasi dengan menggunakan detektor dan/atau dikoleksi untuk analisa lebih
lanjut. Instrumen untuk mengkuantifikasi adalah Gas and liquid chromatography
dengan mass spechtrometry (GC-MC dan LCMC); Fourier transform infrared
spectroscopy (GC-FTIR) dan diode-array UV-VIS absoprtionspectroscopy (HPLC-
UV-VIS). Kromatografi gas (GC) digunakan untuk memisahkan senyawa organik
menguap (volatile). Fase bergerak adalah gas dan fase diam biasanya cairan. High
Performance Liquid Chromatografi (HPLC) adalah variasi dari khromatografi cairan
yang menggunakan pompa bertekanan tinggi untuk meningkatkan efisiensi
pemisahan senyawa kimia. Kromatografi cair (LC) digunakan untuk menganalisis
pemisahan campuran, yang mengandung ion-ion logam dan senyawa organik. Fase
bergerak adalah pelarut dan fase diam adalah cairan yang mendukung padatan,
padatan, dan ion pengganti resin.
3
Kromatografi dalam berbagai bentuknya telah digunakan secara luas sebagai
teknik pemisahan dan analisis. Pada tahun 1941, Martin dan Synge, yang kemudian
mendapat hadiah Nobel, dalam makalahnya mengemukakan pengertian-pengertian
dasar tentang kromatografi gas (GC) dan HPLC. Tidak kurang dari 10 tahun
kemudian, yaitu pada tahun 1952, James dan Martin untuk pertama kali
mengintrodusir penggunaan GC. Sejak saat itu GC telah menjadi bentuk kromatografi
yang paling baik dan berkembang dengan sangat cepat. Bentuk- bentuk kromatografi
yang lain seperti kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis (TLC), kromatografi
penukar ion dan kromatografi eksklusi (semuanya termasuk kromatografi cairan),
belum memperoleh sukses yang sama seperti yang telah dicapai oleh GC. Hal ini
disebabkan karena efisiensinya yang rendah serta waktu analisisnya yang panjang:
Pada awal tahun 1960-an, Giddings menunjukkan bahwa kerangka kerja teoritis yang
dikembangkan untuk GC berlaku sama baiknya untuk kromatografi cairan, dan antara
tahun 1967 – 1969 Kirkland, Huber, dan kelompok Horvath, Preiss dan Lipsky
mengemukakan penggunaan HPLC yang pertama kali. Dengan menggunakan
tekanan yang tinggi (sampai dengan 5000 psi), HPLC dapat mengatasi kelemahan-
kelemahan dari kromatografi cairan pada umumnya, misalnya viskositas cairan yang
relatif lebih besar dibanding dengan viskositas gas, sehingga HPLC mampu
memberikan waktu analisis (5 - 30 menit) yang kurang lebih sama dengan waktu
analisisnya GC.
Berdasarakan jenis fasa gerak dan fasa diamnya, kromatografi dapat
dibedakan atas berbagi tipe sebagai berikut:
Fase Gerak Fase Diam Tipe Kromatografi
Cairan Padatan Kromatografi Cair-Padat
Gas Padatan Kromatografi Gas-Padat
Cairan Cairan Kromatografi Cair-Cair
Gas Cairan Kromatografi Gas-Cair
4
Selain itu, penggolongan kromatografi juga dapat dilakukan berdasarkaan fase
geraknya saja, berdasarkan mekanisme pemisahannya, berdasarkan jenis
pendukungnya, dan juga berdasarkan arah pengembangnya.
Penggolongan berdasarkan fase gerak memberikan dua tipe kromatografi
sebagai berikut:
Fase Gerak Dasar Pemisahan Tipe Kromatografi
Gas Kestabilan termal senyawa Kromatografi Gas
Cairan Proses adsorpsi atau partisi Kromatografi Cair
Penggolongan kromatografi berdasarkan mekanisme pemisahan adalah
sebagai berikut:
Mekanisme Pemisahan Tipe Kromatografi
Adsorpsi Kromatografi Adsorpsi
Partisi Kromatografi Partisi
Pertukaran ion Kromatografi Pertukaran Ion
Perbedaan ukuran partikel Kromatografi Saringan Gel
Kromatografi Eksklusi Molekular
Pembagian kromatografi berdasarkan jenis pendukungnya adalah sebagai
berikut:
Jenis Pendukung Tipe Kromatografi
Kertas Kromatografi Kertas
5
Kaca/ lempeng logam tipis Kromatografi Lapis Tipis
Kolom Kromatografi KolomKromatografi Cair Vakum
Berdasarkan arah pengembangannya, kromatografi dapat dibedakan atas
beberapa tipe, yaitu:
Arah Pengembangan Tipe Kromatografi
Horizontal Kromatografi Horizontal
Vertikal menurun Kromatografi Vertikal Menurun
Vertikal menaik Kromatografi Vertikal Menaik
Sirkular Kromatografi Sirkular
Dua arah tegak lurus Kromatografi Dua arah
6
BAB II
ISI
Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia
yang berdasar pada perbedaan migrasi dari masing-masing komponen campuran yang
terpisah pada fase diam di bawah pengaruh pergerakan fase gerak.
Berdasarakan jenis fasa gerak dan fasa diamnya, kromatografi dapat
dibedakan atas berbagi tipe sebagai berikut:
1. Kromatografi Cair-Padat
Metode jenis ini diketemukan oleh Tswett dan diperkenalkan kembali oleh
Kuhn dan Ledere pada tahun 1931. Metode ini banyak digunakan untuk analisis
biokimia dan organik. Teknik pelaksanaannya dilakukan dengan kolom. Sebagai fasa
diam di dalam kolom dapat dipilih salika gel atau alumina. Kekurangan metode
kromatografi cair-padat ini antara lain ialah:
(a) pilihan fasa diam (adsorben) terbatas
(b) koefisien distribusi untuk serapan seringkali tergantung pada kadar total. sehingga
pemisahannya kurang sempurna.
2. Kromatografi Gas-padat (KGP)
Kromatografi jenis ini digunakan sebelum tahun 1800 untuk menurunkan gas.
Metode ini pada awalnya kurang berkembang. Penemuan jenis-jenis padatan baru
sebagai hasil riset memperluas penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini mirip
dengan kromatografi cair-padat.
Kelebihan menggunakan kromatografi padatan gas adalah :
7
a. Untuk memisahkan gas-gas H , N , O , CO, gas-gas mulia, dan hidrokarbon-
hidrokarbon rendah
b. Perkembangan KGP saat ini yaitu digunakanya polimer-polimer yang berpori
sperti PORAPAK dan POLYPAK, dimana penyerap-penyerap ini cocok untuk
memisahkan senyawa-senyawa yang polar sperti H O, NH , R-NH , R-OH dan
glikol-glikol, dan asam lemah rendah, juga untuk gas-gas seperti CO , N O, O dan
sebagainya.
c. Dapat digunakan untuk menyerap pada fasa diam yang berupa alumina atau pada
silica gel.
Kekurangan menggunakan kromatografi padatan gas (KGP) adalah:
a. KGP sangat sukar digunakan secara berulang dengan hasil yang sama.
b. Reproducibility KGP yang rendah karena puncak-puncak berekor disebabkan
permukaan aktif yang tidak homogen dari penyerap, waktu retensi relative
panjang, waktu retensi sangat tergantung pada jumlah pada cuplikan. Selain itu
kemungkinan penyerap dapat berkelakuan sebagai katalisator yang aktif, sehingga
KGP penggunaanya sangat terbatas sekali untuk senyawa yang mempunyai titik
didih yang rendah maupun tinggi.
3. Kromatografi Cair-cair
Metode kromatografi ini diperkenalkan oleh Martin den Synge pada tahun
1941. Fasa diam pada kromatografi Jenis ini berupa lapisan tipis cairan yang terserap
pada: padatan inert berpori, yang berfungsi sebagai fasa pendukung. Keuntungan
metode ini ialah:
(a) pelihan kombinasi cairan cukup banyak;
(b) koefisien distribusinya tidak tergantung pada konsentrasi, sehingga hasil-hasil
pemisahannya lebih tajam.
8
4. Kromatografi Gas-Cair (KGC)
Pada kimia organik kadang-kadang menyebutnya sebagi kromatografi fasa
uap. Pertama kali diperkenalkan oleh James dan Martin pada tahun 1952. Metode ini
paling banyak digunakan karena efisien. serba guna, cepat dan peka. Cuplikan dengan
ukuran beberapa mikrogram sampai dengan ukuran 10-15 gram masih dapat
dideteksi. Sayangnya komponen cuplikan harus mempunyai tekanan beberapa torr
pada suhu kolom.
Seluruh bentuk kromatografi terdiri dari fase diam dan fase gerak. Dalam
seluruh bentuk kromatografi yang lain, anda akan menemui fase gerak adalah cairan.
Dalam kromatografi gas-cair, fase gerak adalah gas seperti helium dan fase diam
adalah cairan yang mempunyai titik didih yang tinggi diserap pada padatan.
Bagaimana kecepatan suatu senyawa tertentu bergerak melalui mesin, akan
tergantung pada seberapa lama waktu yang dihabiskan untuk bergerak dengan gas
dan sebaliknya melekat pada cairan dengan jalan yang sama.
Diagram alir kromatografi gas-cair
9
Injeksi sampel
Sejumlah kecil sampel yang akan dianalisis diinjeksikan pada mesin
menggunakan semprit kecil. Jarum semprit menembus lempengan karet tebal
(Lempengan karet ini disebut septum) yang mana akan mengubah bentuknya kembali
secara otomatis ketika semprit ditarik keluar dari lempengan karet tersebut.
Injektor berada dalam oven yang mana temperaturnya dapat dikontrol. Oven
tersebut cukup panas sehingga sampel dapat mendidih dan diangkut ke kolom oleh
gas pembawa misalnya helium atau gas lainnya.
Cara kerja kolom
Material padatan
Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe pertama, tube
panjang dan tipis berisi material padatan; Tipe kedua, lebih tipis dan memiliki fase
diam yang berikatan dengan pada bagian terdalam permukaannya.
Untuk menyederhanakan, kita akan melihat pada kolom terpadatkan.
Kolom biasanya dibuat dari baja tak berkarat dengan panjang antara 1 sampai 4
meter, dengan diameter internal sampai 4 mm. Kolom digulung sehingga dapat
disesuakan dengan oven yang terkontrol secara termostatis.
Kolom dipadatkan dengan tanah diatomae, yang merupakan batu yang sangat
berpori. Tanah ini dilapisis dengan cairan bertitik didih tinggi, biasanya polimer lilin.
Temperatur kolom
10
Temperatur kolom dapat bervariasi antara 50 oC sampai 250 oC. Temperatur
kolom lebih rendah daripada gerbang injeksi pada oven, sehingga beberapa
komponen campuran dapat berkondensasi pada awal kolom.
Dalam beberapa kasus, seperti yang anda akan lihat pada bagian bawah,
kolom memulai pada temperatur rendah dan kemudian terus menerus menjadi lebih
panas dibawah pengawasan komputer saat analisis berlangsung.
Bagaimana pemisahan berlangsung pada kolom?
Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada molekul tertentu dalam campuran
yang diinjeksikan pada kolom:
Molekul dapat berkondensasi pada fase diam.
Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase diam
Molekul dapat tetap pada fase gas
Dari ketiga kemungkinan itu, tak satupun yang bersifat permanen.
Senyawa yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari temperatur kolom
secara jelas cenderung akan berkondensasi pada bagian awal kolom. Namun,
beberapa bagian dari senyawa tersebut akan menguap kembali dengan dengan jalan
yang sama seperti air yang menguap saat udara panas, meskipun temperatur dibawah
100 oC. Peluangnya akan berkondensasi lebih sedikit selama berada didalam kolom.
Sama halnya untuk beberapa molekul dapat larut dalam fase diam cair.
Beberapa senyawa akan lebih mudah larut dalam cairan dibanding yang lainnya.
Senyawa yang lebih mudah larut akan menghabiskan waktunya untuk diserap pada
fase diam: sedangkan senyawa yang suka larut akan menghabiskan waktunya lebih
banyak dalam fase gas.
11
Proses dimana zat membagi dirinya menjadi dua pelarut yang tidak
bercampurkan karena perbedaan kelarutan, dimana kelarutan dalam satu pelarut satu
lebih mudah dibanding dengan pelarut lainnya disebut sebagai partisi. Sekarang, anda
bisa beralasan untuk memperdebatkan bahwa gas seperti helium tidak dapat
dijelaskan sebagai pelarut. Tetapi, istilah partisi masih dapat digunakan dalam
kromatografi gas-cair.
Beberapa molekul dalam substansi menghabiskan waktu untuk larut dalam
cairan dan beberapa lainnya menghabiskan waktu untuk bergerak bersama-sama
dengan gas.
Waktu retensi
Waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak melalui kolom
menuju ke detektor disebut sebagi waktu retensi. Waktu ini diukur berdasarkan
waktu dari saat sampel diinjeksikan pada titik dimana tampilan menunujukkan tinggi
puncak maksimum untuk senyawa itu.
Setiap senyawa memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk senyawa
tertentu, waktu retensi sangat bervariasi dan bergantung pada:
Titik didih senyawa. Senyawa yang mendidih pada temperatur yang lebih
tinggi daripada temperatur kolom, akan menghabiskan hampir seluruh
waktunya untuk berkondensasi sebagai cairan pada awal kolom. Dengan
demikian, titik didih yang tinggi akan memiliki waktu retensi yang lama.
Kelarutan dalam fase cair. Senyawa yang lebih mudah larut dalam fase cair,
akan mempunyai waktu lebih singkat untuk dibawa oleh gas pembawa..
Kelarutan yang tinggi dalam fase cair berarti memiiki waktu retensi yang
lama.
Temperatur kolom. Temperatur tinggi menyebakan pergerakan molekul-
molekul dalam fase gas; baik karena molekul-molekul lebih mudah menguap,
12
atau karena energi atraksi yang tinggi cairan dan oleh karena itu tidak lama
tertambatkan. Temperatur kolom yang tinggi mempersingkat waktu retensi
untuk segala sesuatunya di dalam kolom.
Untuk memberikan sampel dan kolom, tidak ada banyak yang bisa dikerjakan
menggunakan titik didih senyawa atau kelarutannya dalam fase cair, tetapi anda dapat
mempunyai pengatur temperatur.
Semakin rendah temperatur kolom semakin baik pemisahan yang akan anda
dapatkan, tetapi akan memakan waktu yang lama untuk mendapatkan senyawa karena
kondensasi yang lama pada bagian awal kolom.
Dengan kata lain, menggunakan temperatur tinggi, segala sesuatunya akan
melalui kolom lebih cepat, tetapi pemisihannya kurang baik. Jika segala sesuatunya
melalui kolom dalam waktu yang sangat singkat, tidak akan terdapat jarak antara
puncak-puncak dalam kromatogram.
Jawabannya dimulai dengan kolom dengan suhu yang rendah kemudian
perlahan-lahan secara teratur temperaturnya dinaikkan.
Pada awalnya, senyawa yang menghabiskan lebih banyak waktunya dalam
fase gas akan melalui kolom secara cepat dan dapat dideteksi. Dengan adanya sedikit
pertambahan temperatur akan memperjelas perlekatan senyawa. Peningkatan�
temperatur masih dapat lebih `melekatan` molekul-molekul fase diam melalui kolom.
Detektor
Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala
dijelaskan pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan
lebih mudah untuk dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.
Detektor ionisasi nyala
13
Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang
sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan
dalam nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi.
Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih panas dibanding dengan
temperatur kolom. Hal itu menghentikan kondensasi dalam detektor.
Jika tidak terdapat senyawa organik datang dari kolom, anda hanya memiliki
nyala hidrogen yang terbakar dalam air. Sekarang, anggaplah bahwa satu senyawa
dalam campuran anda analisa mulai masuk ke dalam detektor.
Ketika dibakar, itu akan menghasilkan sejumlah ion-ion dan elektron-elektron
dalam nyala. Ion positif akan beratraksi pada katoda silinder. Ion-ion negatif dan
elektron-elektron akan beratraksi pancarannya masing-masing yang mana merupakan
anoda.Hal ini serupa dengan apa yang terjadi selama elektrolisis normal.
14
Pada katoda, ion positif akan mendatangi elektron-elektron dari katoda dan
menjadi netral. Pada anoda, beberapa elektron dalam nyala akan dipindahkan pada
elektroda positif; ion-ion negatif akan memberikan elektron-elektronnya pada
elektroda dan menjadi netral.
Kehilangam elektron-elektron dari satu elektroda dan perolehan dari elektroda
lain, akan menghasilkan aliran elektron-elektron dalam sirkuit eksternal dari anoda ke
katoda. Dengan kata lain, anda akan memperoleh arus listrik.
Arus yang diperoleh tidak besar, tetapi dapat diperkuat. Jika senyawa-
senyawa organik lebih banyak dalam nyala, maka akan banyak juga dihasilkan ion-
ion, dan dengan demikian akan terjadi arus listrik yang lebih kuat. Ini adalah
pendekatan yang beralasan, khususnya jka anda berbicara tentang senyawa-senyawa
yang serupa, arus yang anda ukur sebanding dengan jumlah senyawa dalam nyala.
Kekurangan detektor ionisasi nyala
Kekurangan utama dari detektor ini adalah pengrusakan setiap hasil yang
keluar dari kolom sebagaimana yang terdeteksi. Jika anda akan mengrimkan hasil ke
spektrometer massa, misalnya untuk analisa lanjut, anda tidak dapat menggunakan
detektor tipe ini.
Penerjemahan hasil dari detektor
Hasil akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili
satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol
secara hati-hati kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk
membantu mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain
telah menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.
15
Area dibawah puncak sebanding dengan jumlah setiap senyawa yang telah
melewati detektor, dan area ini dapat dihitung secara otomatis melalui komputer yang
dihubungkan dengan monitor. Area yang akan diukur tampak sebagai bagian yang
berwarna hijau dalam gambar yang disederhanakan.
Perlu dicatat bahwa tinggi puncak tidak merupakan masalah, tetapi total area
dibawah puncak. Dalam beberapa contoh tertentu, bagian kiri gambar adalah puncak
tertinggi dan memiliki area yang paling luas. Hal ini tidak selalu merupakan hal
seharusnya.
Mungkin saja sejumlah besar satu senyawa dapat tampak, tetapi dapat terbukti
dari kolom dalam jumlah relatif sedikit melalui jumlah yang lama. Pengukuran area
selain tinggi puncak dapat dipergunakan dalam hal ini (Clark, 2007).
Penggolongan berdasarkan fase gerak memberikan dua tipe kromatografi
sebagai berikut:
1. Kromatografi Gas
Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa stationer dapat
berupa padatan (kromatografi gas-padat) atau cairan (kromatografi gas-cair).
Umumnya, untuk kromatografi gas-padat, sejumlah kecil padatan inert misalnya
16
karbon teraktivasi, alumina teraktivasi, silika gel atau saringan molekular diisikan ke
dalam tabung logam gulung yang panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas
semacam hidrogen, nitrogen atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas
bertitik didih rendah seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida
dimungkinkan dengan teknik ini.
Dalam kasus kromatografi gas-cair, ester seperti ftalil dodesilsulfat yang
diadsorbsi di permukaan alumina teraktivasi, silika gel atau penyaring molekular,
digunakan sebagai fasa diam dan diisikan ke dalam kolom. Campuran senyawa yang
mudah menguap dicampur dengan gas pembawa disuntikkan ke dalam kolom, dan
setiap senyawa akan dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair (diam) mengikuti
hukum partisi. Senyawa yang kurang larut dalam fasa diam akan keluar lebih dahulu.
Metoda ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah
menguap seperti hidrokarbon dan ester. Analisis minyak mentah dan minyak atsiri
dalam buah telah dengan sukses dilakukan dengan teknik ini.
Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan
cairannya. Disarankan untuk mencoba fasa cair standar yang diketahui efektif untuk
berbagai senyawa. Berdasarkan hasil ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat
dipilih. Metoda deteksinya, akan mempengaruhi kesensitifan teknik ini. Metoda yang
dipilih akan bergantung apakah tujuannya analisik atau preparatif ( Takeuchi, 2009 ).
2. Kromatografi Cair
Terdapat dua model operasional yang didasarkan pada polaritas relatif dari
fase diam dan fase bergerak.
17
1. Normal phase Chromatograpy :
Fase diam bersifat polar kuat dan fase gerak bersifat non-polar
Misalnya : Silika = fase diam , n-hexane = fase gerak
2. Reversed phase Chromatography:
Fase diam bersifat non-polar dan fase gerak bersifat polar.
Misal : Hydrocarbon = fase diam, air = fase gerak
Gambar 18.21. menggambarkan kedua teknik tersebut menunjukkann elusi
komponen
sampel dengan polaritas berbeda.
Gambar 18.21. Ilustrasi kromatografi cair yang normal dan “reversed phase”.
Fase gerak dapat dipompakan ke dalam kolom dengan tiga cara :
18
1. Isokratik:aliran tetap (konstan) dan ketetapan komposisi dari fase gerak tetap
berlaku.
2. Gradient Elution:aliran konstan dan perubahan komposisi dari fase gerak
terjadi.
3. Flow Program : aliran bervariasi dan ketetapan komposisi dari fase gerak
terjadi.
(Wiryawan, 2011).
Penggolongan kromatografi berdasarkan mekanisme pemisahannya adalah
sebagai berikut:
1. Kromatografi Partisi
Prinsip kromatografi partisi dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang dapat
diterapkan pada sistem multikomponen yang dibahas di bagian sebelumnya. Dalam
kromatografi partisi, ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses. Dalam
percobaan, zat terlarut didistribusikan antara fasa stationer dan fasa mobil. Fasa
stationer dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi pada adsorben dan fasa mobil adalah
molekul pelarut yang mengisi ruang antar partikel yang ter adsorbsi.
Contoh khas kromatografi partisi adalah kromatografi kolom yang digunakan
luas karena merupakan sangat efisien untuk pemisahan senyawa organik (Gambar
12.3).
Kolomnya (tabung gela) diisi dengan bahan seperti alumina, silika gel atau
pati yang dicampur dengan adsorben, dan pastanya diisikan kedalam kolom. Larutan
sampel kemudian diisikan kedalam kolom dari atas sehingga sammpel diasorbsi oleh
adsorben. Kemudian pelarut (fasa mobil; pembawa) ditambahkan tetes demi tetes dari
atas kolom.
19
Partisi zat terlarut berlangsung di pelarut yang turun ke bawah (fasa mobil)
dan pelarut yang teradsorbsi oleh adsorben (fasa stationer). Selama perjalanan turun,
zat terlarut akan mengalami proses adsorpsi dan partisi berulang-ulang. Laju
penurunan berbeda untuk masing-masing zat terlarut dan bergantung pada koefisien
partisi masing-masing zat terlarut. Akhirnya, zat terlarut akan terpisahkan
membentuk beberapa lapisan.
Akhirnya, masing-masing lapisan dielusi dengan pelarut yang cocok untuk
memberikan spesimen murninya. Nilai R didefinisikan untuk tiap zat etralrut dengan
persamaan berikut.
R = (jarak yang ditempuh zat terlarut) / (jarak yang ditempuh pelarut/fasa mobil).
Gambar 12.3 Diagram skematik kromatografi
2. Kromatografi Penukar Ion
Kromatografi pertukaran ion merupakan metode kromatografi utama yang
paling banyak digunakan dalam produksi makromolekul biologis. Dibandingkan
dengan resin konvensional, maka tentakel penukar ion Merck Fractogel® dan
Fractoprep® meningkatkan efisiensi proses pemisahan. Media tentakel memberikan
sejumlah manfaat seperti kapasitas tinggi pada tingkat laju tinggi, selektivitas tinggi,
20
efisiensi tinggi, dan pemulihan tinggi. Keduanya memertahankan aktivitas biologi
selama pemurnian dan mendapatkan hasil yang tinggi. Semua penukar ion Merck
menunjukkan kapasitas pengikat protein yang luar biasa pada tingkat laju tinggi dan
menawarkan berbagai fitur yang bermanfaat untuk banyak proses produksi
(Darmstadt, 2012).
Kromatografi Penukar Ion (Ion Exchange Cromatography)
Fase diam berupa penukar kation maupun anion yang terdiri atas gel silika
atau polimer dengan berat molekul tinggi dimana merupakan gugus ionik berikatan
kimia, Bahan terlarut (bersifat ionik) ditambahkan pada sistem pertukaran kation atau
anion dengan polar eluan (misal air). Mekanisme pemisahan berdasarkan pada daya
tarik elektrostatik.
(Wiryawan, 2011).
Mengoperasikan Alat Penukar Ion
Pada proses kolom ganda, air mentah mula-mula masuk ke dalam kolom
penulcar kation. Di sini sernua kation yang terkandung dalam air (terutama ion
21
kalsium, magnesium dan natrium) ditukar dengan ion hidrogen. Dalarn kolom
berikutnya yang berisi penukar anion, maka anion (terutama ion khlorida, sulfat dan
bikarbonat) ditukar dengan ion hidroksil. Ion hidrogen yang berasal dari penukar
kation dan ion hidroksil dari penukar anion akan membentuk ikatan dan
menghasilkan air.
Setelah air terbentuk maka resin penukar ion harus diregenerasi. Pelaksanaan
regenerasi pada proses kolorn ganda sangat sederhana. Ke dalam kolom penukar
kation dialirkan asarn khlorida encer dan ke dalam kolom penukar anion dialirkan
larutan natrium hidroksida encer. Regeneran yang berlebihan selanjutnya dibilas
dengan air.
Pada proses unggun campuran – kolom tunggal, resin penukar kation dan
penukar anion dicampur menjadi satu dalam sebuah kolom tunggal. Dengan proses
unggun campuran dapat dicapai tingkat kemurnian air yang jauh lebih tinggi daripada
dengan proses kolom ganda. Sebaliknya, pada proses unggun campuran regenerasi
resin penukar lebih kompleks.
Langkah-langkah kerja pada regenerasi unggun campuran:
22
Pernisahan resin penukar kation dan penukar anion dengan cara klasifikasi
menggunakan air (pencucian kembali dari bawah ke atas). Dalam hal ini resin
penukar anion yang lebih ringan (kebanyakan berwarna lebih terang) akan berada di
atas resin 349 penukar kation yang lebih berat (kebanyakan berwarna lebih gelap).
Pencucian kembali harus dilangsungkan terus sampai di antara kedua resin terlihat
suatu lapisan pemisah yang tajam.
1. Untuk regenerasi, regeneran bersama dengan air dialirkan melewati kedua
lapisan resin Asam khlorida encer dialirkan dari bawah ke atas melewati resin
penukar kation, dan dikeluarkan dari kolom pada ketinggian lapisan pernisah.
Larutan natrium hidroksida encer dialirkan dari atas ke bawah melewati resin
penukar anion, juga dikeluarkan pada keting gian lapisan pemisah.
2. Kelebihan kedua regeneran kemudian dicuci dengan air
3. Ketinggian permukaan air dalam kolom diturunkan dan kedua resin penukar
dicampur dengan cara memasukkan udara tekan dari ujung bawah kolom.
4. Pencucian ulang unggun campuran dengan air dari atas ke bawah, sampai alat
ukur konduktivitas menunjukkan kondisi kemurnian air yang diinginkan.
Sekarang instalasi siap untuk dioperasikan lagi. Baik pada instalasi pclunakan
maupun pada instalasi demineralisasi air, maka pengalihan dari kondisi operasi ke
proses regenerasi, pelaksanaan regenerasinya sendiri, dan pengalilian kembah ke
kondisi 350 operasi dapat dilakukan baik secara manual maupun secara otomatik.
Untuk mencapai kualitas air atau performansi yang optimal dan untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada resin penukar, maka petunjuk kerja yang
diberikan oleh pabrik pembuat instalasi (misalnya mengenai urutan pelaksanaan
operasi, kuantitas dan konsentrasi regeneran, waktu regenerasi dan waktu pencucian)
harus diikuti dengan seksama.
23
Pada saat bekerja dengan asam dain basa yang diperlukan untuk regenerasi,
perlengkapan keselamatan perorangan yang sesuai harus digunakan. Air buangan
yang keluar pada regenerasi dapat bersifat asam, basa atau mengandung garam. dan
karena itu dalam hubungannya dengan pelestarian lingkungan harus ditangani seperti
air limbah kimia.
Ukuran performansi sebuah instalasi penukar ion adalah kuantitas cairan yang
diproduksi per jam (atau selang waktu di antara dua regenerasi). Performansi
tergantung pada besarnya alat atau kuantitas penukar, pada kuantitas ion yang akan
dipisahkan (dengan syarat kemurnian air yang diinginkan telah tertentu) dan pada
tingkat kemurnian yang diminta. Untuk operasi yang semi kontinu (bila pengolahan
air tidak bolch berhenti di tengah-tengah) diperlukan dua buah unit yang
dihubungkan secara paralel. Karena proses pertukaran dan proses regenerasi tidak
dapat berlangsung pada saat yang bersamaan, kedua unit tersebut bekerja secara
bergantian, yang satu sebagai penukar ketika yang lain sedang regenerasi.
24
Beberapa jenis proses pertukaran sering juga digabungkan bersama. Misalnya
untuk meringankan beban kolorn utama dari instalasi unggun campuran (untuk
meningkatkan perforinansinya) dapat dipasang sebuah kolom pelunak air di
depannya.
(Rahayu, 2009).
3. Kromatografi Eksklusi Molekular
Pemisahan berbagai konstituen dengan meninjau perbedaann ukuran dan
geometri molekul adalah dasar Kromatografi eksklusi. Peredaan ukuran
menyebabkan beberapa partikel bergerak lebih cepat dari yang lainya sehingga
menimbulkaan perbedan permukaan migrasi. Kromatografi eksklusi dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu :
a) Teknik permeasi gel atau filtrasi gel,
b) Eksklus dan reterdasi ion
c) Inorganic molecular sieves
A. Teknik Permeasi atau Filtrasi Gel
25
Teknik permeasi atau Filtrasi adalah suatu teknik yang menguraikan campuran zat-zat
sesuai dengan ukuran molekulnya. Teknik ini didasari atas inklusi dan eksklusi suatu
zat terlarut melalui suatu fase diam yang terbuat dari gel polimer yang terikat silang
ddan berpori heterogen. Dalam kromatografi eksklusi cair-padat pemisahan teradi
antara vase cair di dalam partike gel dan cairan di luar mengelilingi partikel gel.
Sebagai penunjang fase diam dalam pemisahan ini biasanya digunakan xerogel-
xerogel. Xerogel adalah suatu gel organik yang dapat bersifat hidrofilik (yaitu : agar
dan dekstran yang terikat silang pada poliakrilamida) ataupun hidrofobik (poistirena).
Xerogel-xerogel ini tersedia di pasaran dengan nama dagang biogel p-2
(poliakrilamida),sepadex G-10-200 (dekstran) juga styrogel (gel polistirena yang
dimodifikasi) dan agarose.
Kolom yang digunakan adalah kolom biaya pengelusi (luent) dibiarkan
mengalir karena grafitasinya. Laju aliran akan bertambah dengan bertambahnya
ukuran partikel seperti kromatografi pertukaran ion, laju aliran juga dapat
dipengaruhi oleh variasi porositas gel. Untuk suatu gel yang tidak padat, volume
interstisi dapat diturukan dengan pemberian tekanan, volume eluent berkisar antara
25 – 100 ml. sepertii juga metode kromatografi lainnya, konsekwensi efluaennya
diukur melalui sifat-sifat fisik yang sesuai, seperti indeks refraksi, absorbansi,
intensitaas pendar flour atau sifat-sifat listriknya.
Pemisahann suatu tipe gel bergantung pada ukurran molekul dan sifat kimia
dari zat yang akan dipisahkan. Misalkan biogel 0 – 10 digunakan untuk zat-zat
dengan berat molekul berkisar antara 500-17000 satuan. Molekul dengan besar
molekul diatas batas ini yaitu limit eksklusif, akan lewat saja tanpa rintangan dari gel.
Di bawah limit eksklusi, zat tersebut akan terelusi pada volume elusi yang sesuai
dengan volume bed total. Untuk bekerja dalam medium tidak berai, gel yang tepat
digunakan adalah sephadex LH-20.
26
Pemakain Kromatografi permeasi gel digunakan untuk analisis campran
molekul dengan berat molkul yang berbeda seperti pemisahaan rafinosa, maltose,
dengan menggunakan sephadex pada pH 7,0, laju aliran 5 ml/jam ddan H2O sebagai
eluent. Pemisahan molekul- molekul dengan berat molekul sama dapat juga
dilakukan dengan pemilihan yang tepat tipe gel dan tinggi kolomnya. Pengeluaran
garam (desalting) adalah salah satu pemisahan yang meliputi pembebasan garam dan
senyawa berberat dengan molekul makro.
B. Eksklusi dan reterdarsi ion
Eksklusi ion adalah suatu proses untuk memisahkan materi ionic dari materi
nonionic didasari pada perbedaan distribusi pada ke dua tipe zat pelarut ini di antara
vase resin penukar ion dan larutan air. Jika suatu resin penukar ion diletakkan dalam
larutan elektrolit encer atau dalam air, konsentrasi elektrolit pada kesetimbangan
dalam fase resin akan lebih kecil dari pada larutan sekelilingnya yaitu fase luarnya,
tetapi bila resin diletakkan dalam suatu larutan nondielektrolit (dalam air), maka
nonelektrolit ini akan berubah untuk terdistribbusi secara merata pada kedua fase.
Jadi sebenarnya tidak terjadi penukaran ion dalam peristiwa absobsi elektrolit dan
elektrolit tersebut. Karena ke dua tipe zat terlarut ini dapat diekstraksi dari resin
dengan hanya mengencerkan larutan laurnya (sekelilingnya). Dengan air. Jiak suatu
latutan yang mengandung baik materi-materi ionic dan nonionic diletakkan pada
bagian atas kolom berisi resin dan dicuci dengan air, materi ionic akan mengalir
mengelilingi partikel resin sedang materi nonionic berdifusi kedalam pertikel-partikel
resin dan masuk kedalam rongga-rongga kosong antara partikel resin. Laju
perpindahan materi nonionic akiabatnya akan lebih rendah dari pada komponen
ionicnya dan akan teramati komponen ionic muncul terlebih dahulu sebagai efluen.
Jelasbahwa resin penukaran ion digunakan sebagai fase diam, dank arena tidak terjadi
penukaran ion, resindapat dipakai terus-menerustanpa regenerasi.
B.1. Mekanisme Eksklusi Ion
27
Suatu resin penukaran ion tidaklah sama dengan absobsi biasa. Dengan
mengatur jaringan muatan suatu resin, dapat diperoleh keadaan dimana hanya satu
macam ion elektrolit yang dieksklusikan. Jumlah total elektrolit yang berdifusi
kedalam resin dibatasi eloh prinsip elektronetralitas. Makin kuat terionisasi suatu
resin penukaran makin efesien untuk eksklusi ion. Banyaknya garam yang erdifusi
kedalam resin berkurang dengan bertamnbahnya kapasitas penukar ion suatu resin.
Sebagian besar ion elektrolit berberat elektrolit rendah yang mudah larut dalam air,
bebas berdifusi kedalam dan keluar resin tidak peduli besarnya kapasitas resin,
sehingga cenderung berkonsentrasi sama dengan ke dua fase saat kesetimbangan
tercapai.
B.2. Aplikasi Metode Ion Eksklusi
Gula dan garam tidak dapat dipisahkan dengan metode ini karena ukuran dan
ketidakmampuanya relative dari molekul sukrosa dan glukosa untuk berdifusi secara
cepat kedalam fase resin. Pemisahan elektrolit kuat dan molekul netral paling baik
dicapai dengan metode eksklusi ion, misalnya pemisahan NaCl dan etilen glikol, HCl
dan HC3COOH, CH3COOH; NaCl dan etano. Riechenberg telah menggunakan
teknik ini untuk pemisahan anggota deret Homolog, misalkan pemisahan asam asetat
dan asam n- butirat. Gugusan sulfanat yang bersiafat asam pada resin penukaran ion,
dapat menghasilkan efek garam pada materi organic dan cenderung untuk menehan
efek absorbsi matriks resin. Oleh karena itu rieman menggunakan larutan garam
sebagai pengganti larutan H2O untuk eluen dalam memisahkan methanol, etanol dan
propanol. Efek yang menguntungkan adanya garam dalam eluen adalah efek garam
selektif terhadap komponen nonionic dari fase larutannya.
C. Molekular sieve anorganic – Zeolit
Zeolit alam dan sintesis membentuk suatu saringan molekul untuk pemisahan
gas-gas dan molekul organic berukuran organic berukuran kecil. Volume suatu zeolit
terbentuk dari suatu rongga-romgga yang saling dihungbungkan dengan saluran-
28
saluran (channels). Penyaringan dan aksi penghambatan dari saluran dikombinasikan
dengan aktifitas adsobsi permukaan matriks Kristal sehingga memungkinkan
digunakannya zeolit untuk memisahkan molekul—molekul yang lebih kecil dari
ukuran saluran ini dari molekul yang lebih besar ukurannya dari ukuran saluran.
Aktifitas permukaan dan geometris molecular berperanan dalam pemisahan ini.
Secara structural zeolit adalah rangka tetrahedral yang bersatu membetuk struktur
sarang tawon dengan rongga-rongga besar yang saling berhubungan melalui saluran-
saluran kecil. Penampang lintang dari saluran inilah yang menentukan ukuran
molekul yang dapat masuk ke dalam rongga-rongga. Ukuran dari posisi ion logam
(misal Na, Ca) dalam Kristal zeolit,dan tipe struktur jaringan rangka tetra hedral
alumina silica zeolit menentukan diameter efektif dari saluran-saluran tersebut.
Beberapa macam tipe zeolit, misalkan tipe molecular sieve 4A adalah [Na12
(AlO2)12 (SiO2)12]. Molekul berdiameter lebih kecil dari 4A akan terabsorbsi,
misalkan H2O, CO2, H2S, SO2dan hidrokarbon borongga 1-2 atom karbon. Etana
dapat masuk kedalam molecular sieve 5A, yang dibuat dari molecular sieve 4A
dengan menggantikan Na oleh Ca dan K. paraffin lantai lurus dapat masuk
kedalamnya, demikian juga alcohol sampai dengan C 4, tetapi siklopropana tidak
dapat masuk. Demikian juga asam naftanik dan olekul aromatic lainya. Tipe 10 x dan
13 x adalah Na8 (AlO2)80 (SiO2)106. Mereka mengabsobsi molekul berdiameter
sampai 10 A.
Molecular sieve mempunyai afinitas lebih besar terhadap molekul polar dan
senyawa yang berpolarisasi karena induksi pada molekul nonpolar yang berukuran
sama. Molekul-molekul polar tertahan dengan kuat dalam rongga Kristal. Pada
pemurnian dan industry gas, molekul sieve digunakan untuk menghilangkan molekul-
molekul tidak jenuh (polar). Zeolit digunakan juga sebagai medium berlangsungnya
reaksi. Bahan kimia didalamnya sebagai hasil reaksi dapat dikeluarkan dengan
menggunakan teknik vakum atau dengan pergeseran menggunakan materi yang
berabsorbsi kuat, misalkan air. Molecular sieve ini dapat diaktifkan kemali dengan
29
peanasan 200-3500 C. mereka juga digunakan dalam kromatografi gas padat sebagai
fase diamnya dalam kolom.
4. Kromatografi Permeasi Gel (KPG)
Kromatografi gel merupakan metode kromatografi baru, meliputikromatografi
eksklusi, kromatogeafi penyaring gel, dan kromatografi permeasigel. Kromatografi
ini paling mudah dimengerti dan paling mudah dikerjakan.Selain kesederhanaannya,
teknik ini sangat berguna.
Metode ini dapat digunakan terhadap suatu cuplikan yang larut dan pengguna
utama kromatografi gel biasanya dalam salah satu dari tiga hal ini.
Pertama, kromatografi gel sangat berguna untuk untk pemisahan spesies
dengan berat molekul tinggi (BM >2000), terutama yang tak terionkan. Selain
dari resolusidari setiap makromolekuler seperti protein dan asam nukleat,
kromatografi gel dapat digunakan untuk mendapatkan distribusi berat molekul
dari polimer sintetis.
Kedua, campuran sederhana dapat dipisahkan secara mudah dengan
kromatografi gel, terutama jika penyusun campuran itu memiliki berat
molekul yang sangat berbeda. Untuk hal ini dapat dilakukan dalam jumlah
besar.
Ketiga, kromatografi gel sangat cocok untuk kerja awal, yaitu untuk
mengeksplorasi cuplikan yang tidak diketahui. Pemisahan ini memberikan
gambaran isi cuplikan, sehingga dapat diketahui dengan cepat apakah
cuplikan itu memiliki berat molekul rendah atau tinggi.
Kromatografi gel memiliki beberapa keuntungan dalam penggunaannya:
1. Pita-pita sempit.
30
2. Waktu pemisahan pendek.
3. Waktu pemisahan mudah diramalkan.
4. Harga Tr sesuai dengan ukuran cuplikan.
5. Tidak terjadi kehilangan cuplikan atau reaksi selama pemisahan.
6. Hanya terjadi sedikit masalah dalam deaktivasi kolom.
Kromatografi gel juga memiliki kelemahan:
1. Kapasitas terbatas.
2. Tidak dapat digunakan untuk cuplikan yang mempunyai ukuran hampir sama.
3. Kapasitas puncak yang terbatas. Ini berarti hanya ada sedikit pita yang dapat
dihubungkan dengan kromatogramtotal, karena kromatogram cukup pendek semua
senyawa terelusi sebelum. Pada kromatografi gel jarang terlihat lebih dari enam
pita pada satu kromatogram. Ini berarti bahwa kromatografi gel biasanya tidak
dapat memisahkan secara sempurnasuatu cuplikan kompleks, tanpa pemisahan
lebih lanjut dengan metode lain. Kekurangan kedua adalah tidak dapat
memisahkan senyawa-senyawa yangmempunyai ukuran hampir sama. Hal ini
menyingkorkan kromatografi gel dalam banyak masalah pemisahan senyawa yang
penting, termasuk pemisahan isomer. Perbedaan pada kromatografi gel adalah
prinsip pemisahan yang berbeda denganyang digunakan metode kromatografi lain.
Konsep factor pemisahan α, dan factor kapasitas k’ tidak bisa digunakan. Susunan
fasa gerak juga relative tidak penting pada kromatografi gel.Pengelompokkan
berbagai penggunaan kromatografi gel biasanya dibagidalam dua teknik
yaitu teknik filtrasi gel (pelarut air) dan kromatografi permeasigel (pelarut
oragnik).1.Fasa DiamPemisahan dalam kromatografi gel sebagian besar ditentukan
oleh jenisfasa diam yang digunakan. Oleh karena itu, pemilihan gel atau fasa diam
untuk suatu pemisahan merupakan suatu langkah penting.
31
Fasa diam yang digunakan untuk kromatografi gel merupakan bahan dalam ukuran
pori berbeda-beda dimana setiap ukuran cocok untuk pemisahan
senyawa yang tertentu berat molekulnya. Kebanyakan kromatografi permeasi gel
digunakan fasa diam polistirena berpori yang mempunyai ikatansilang divinil
benzena. Poragel dan Bio-Bead dapat untuk memisahkan senyawayang relative
kecil sampai dengan berat molekul sekitar 20.000. Styragel untuk memisahkan
senyawa besar dengan berat molekul 20 juta. Gel vinil asetat berporiserupa dengan
gel polistirena, tetapi untuk senyawa dengan berat molekul rendah.
Kromatografi permeasi gel ( KPG ) dengan pelarut organic juga dapat dikerjakan
dengan fasa diam kaku dari silica atau gelas berpori. Bahan ini lebihstabil daripada
gel organic dan pengisian kolompun lebih mudah. Tetapi kerapkali memberikan
retensi yang jelek karena terjadi serapan oleh permukaan silica.
5. Kromatografi Adsorpsi
Metode ini banyak digunakan untuk analisis biokimia dan organik. Teknik
pelaksanaannya dilakukan dengan kolom. Sebagai fasa diam di dalam kolom dapat
dipilih salika gel atau alumina. Kekurangan metode kromatografi cair-padat ini antara
lain ialah: (a) pilihan fasa diam (adsorben) terbatas; (b) koefisien distribusi untuk
serapan seringkali tergantung pada kadar total. sehingga pemisahannya kurang
sempurna.
Pembagian kromatografi berdasarkan jenis pendukungnya adalah sebagai berikut:
1. Kromatografi Lapis Tipis
Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika
atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang
keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi
32
lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat pendarflour. Fase
gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
Kromatogram
Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian bawah lempengan
dan setetes pelarut dari campuran pewarna ditempatkan pada garis itu. Diberikan
penandaan pada garis di lempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika
ini dilakukan menggunakan tinta, pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya
kromatogram dibentuk.
Ketika bercak dari campuran itu mengering, lempengan ditempatkan dalam
sebuah gelas kimia bertutup berisi pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada di bawah garis dimana posisi bercak
berada.
Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bawah kondisi
dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi ini,
dalam gelas kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahi oleh
pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap mencegah penguapan pelarut.
Karena pelarut bergerak lambat pada lempengan, komponen-komponen yang
berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan
akan tampak sebagai perbedaan bercak warna.
33
Gambar lempengan setelah pelarut bergerak setengah dari lempengan
Pelarut dapat mencapai sampai pada bagian atas dari lempengan. Ini akan
memberikan pemisahan maksimal dari komponen-komponen yang berwarna untuk
kombinasi tertentu dari pelarut dan fase diam.
Perhitungan nilai Rf
Sering kali pengukuran diperoleh dari lempengan untuk memudahkan
identifikasi senyawa-senyawa yang muncul. Pengukuran ini berdasarkan pada jarak
yang ditempuh oleh pelarut dan jarak yang tempuh oleh bercak warna masing-
masing.
Ketika pelarut mendekati bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas
kimia dan posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses
penguapan. Pengukuran berlangsung sebagai berikut:
34
Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rf= jarak yang ditempuh oleh komponen
jarak yang ditempuh oleh pelarut
Jika substansi yang ingin dianalisis tidak berwarna, ada dua cara untuk
menyelesaikan analisis sampel tersebut :
Menggunakan pendarflour
Fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi
yang ditambahkan kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran flour ketika diberikan
sinar ultraviolet (UV). Itu berarti jika diberikan sinar dengan sinar UV, akan
berpendar.
Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada,
meskipun bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Itu
berarti bahwa jika anda menyinarkan sinar UV pada lempengan, akan timbul
pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak
sebagai bidang kecil yang gelap.
35
Sementara UV tetap disinarkan pada lempengan, anda harus menandai posisi-posisi
dari bercak-bercak dengan menggunakan pinsil dan melingkari daerah bercak-bercak
itu. Seketika anda mematikan sinar UV, bercak-bercak tersebut tidak tampak
kembali.
Penunjukkan bercak secara kimia
Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat bercak-bercak menjadi
tampak dengan jalan mereaksikannya dengan zat kimia sehingga menghasilkan
produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik adalah kromatogram yang
dihasilkan dari campuran asam amino.
Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin.
Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna,
umumnya coklat atau ungu.
36
Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian
ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji)
bersama dengan kristal iodium.
Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram,
atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang
dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan.
Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian
ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji)
bersama dengan kristal iodium.
Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram,
atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang
dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan.
Penggunaan kromatografi lapis tipis untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa
Anggaplah anda mempunyai campuran asam amino dan ingin menemukan
asam amino-asam amino tertentu yang terkandung didalam campuran tersebut. Untuk
sederhananya, mari kira berasumsi bahwa anda mengetahui bahwa campuran hanya
mungkin mengandung lima asam amino.
Setetes campuran ditempatkan pada garis dasar lempengan lapis tipis dan
bercak-bercak kecil yang serupa dari asam amino yang telah diketahui juga
ditempatkan pada disamping tetesan yang akan diidentifikasi. Lempengan lalu
ditempatkan pada posisi berdiri dalam pelarut yang sesuai dan dibiarkan seperti
sebelumnya. Bagian kiri gambar menunjukkan lempengan setelah pelarut hampir
mencapai bagian atas dari lempengan. Bercak-bercak masih belum tampak. Gambar
kedua menunjukkan apa yang terjadi setelah lempengan disemprotkan ninhidrin.
37
Tidak diperlukan menghitung nilai Rf karena anda dengan mudah dapat
membandingkan bercak-bercak pada campuran dengan bercak dari asam amino yang
telah diketahui melalui posisi dan warnanya. Dalam contoh ini, campuran
mengandung asam amino 1, 4 dan 5.
Bagaimana jika campuran mengandung lebih banyak asam amino daripada
asam amino yang digunakan sebagai perbandingan? Ini memungkinkan adanya
bercak-bercak dari campuran yang tidak sesuai dengan asam amino yang dijadikan
perbandingan itu. Anda sebaiknya mengulangi eksperimen menggunakan asam amino
lain sebagai perbandingan.
Bagaimana kromatografi lapis tipis berkerja?
Fase diam-jel silika
Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon
dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada
permukaan jel silika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH.
Jadi, pada permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si. Gambar
ini menunjukkan bagian kecil dari permukaan silika.
38
Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana halnya
gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.
Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida.
Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang kita sebutkan
tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.
Apa yang memisahkan senyawa-senyawa dalam kromatogram?
Ketika pelarut mulai membasahi lempengan, pelarut pertama akan melarutkan
senyawa-senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis dasar. Senyawa-
senyawa akan cenderung bergerak pada lempengan kromatografi sebagaimana halnya
pergerakan pelarut.
Bagaimana cepatnya senyawa-senyawa dibawa bergerak ke atas pada
lempengan, tergantung pada:
Bagaimana kelarutan senyawa dalam pelarut. Hal ini bergantung pada
bagaimana besar atraksi antara molekul-molekul senyawa dengan pelarut.
Bagaimana senyawa melekat pada fase diam, misalnya jel silika. Hal ini
tergantung pada bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan jel silika.
39
Anggaplah bercak awal mengandung dua senyawa, yang satu dapat
membentuk ikatan hidrogen, dan yang lainnya hanya dapat mengambil bagian
interaksi van der Waals yang lemah.
Senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan melekat pada jel silika
lebih kuat dibanding senyawa lainnya. Kita mengatakan bahwa senyawa ini terjerap
lebih kuat dari senyawa yang lainnya. Penjerapan merupakan pembentukan suatu
ikatan dari satu substansi pada permukaan. Penjerapan bersifat tidak permanen,
terdapat pergerakan yang tetap dari molekul antara yang terjerap pada permukaan jel
silika dan yang kembali pada larutan dalam pelarut.
Dengan jelas senyawa hanya dapat bergerak ke atas pada lempengan selama
waktu terlarut dalam pelarut. Ketika senyawa dijerap pada jel silika-untuk sementara
waktu proses penjerapan berhenti-dimana pelarut bergerak tanpa senyawa. Itu berarti
bahwa semakin kuat senyawa dijerap, semakin kurang jarak yang ditempuh ke atas
lempengan.
Dalam contoh yang sudah kita bahas, senyawa yang dapat membentuk ikatan
hidrogen akan menjerap lebih kuat daripada yang tergantung hanya pada interaksi
van der Waals, dan karenanya bergerak lebih jauh pada lempengan.
Bagaimana jika komponen-komponen dalam campuran dapat membentuk
ikatan-ikatan hidrogen? Terdapat perbedaan bahwa ikatan hidrogen pada tingkatan
yang sama dan dapat larut dalam pelarut pada tingkatan yang sama pula. Ini tidak
hanya merupakan atraksi antara senyawa dengan jel silika. Atraksi antara senyawa
dan pelarut juga merupakan hal yang penting-hal ini akan mempengaruhi bagaimana
mudahnya senyawa ditarik pada larutan keluar dari permukaan silika.
Bagaimanapun, hal ini memungkinkan senyawa-senyawa tidak terpisahkan
dengan baik ketika anda membuat kromatogram. Dalam kasus itu, perubahan pelarut
dapat membantu dengan baik termasuk memungkinkan perubahan pH pelarut.
40
2. KLT Preparatif
KLT preparatif pada dasarnya, prinsip kerjanya sama dengan KLT. Tetapi,
tujuan dilakukannya berbeda, yaitu untuk memisahkan senyawa dari fraksinya
(pemisahan isolat). Perbedaan lainnya terletak pada ketebalan pelat atau lapisan
absorbannya, di mana pada KLT biasa untuk analisis ukurannya berkisar antara 0,1-
0,25 mm, sedangkan untuk KLT preparatif berkisar antara 0,5-2,0 mm.
Prinsip dari KLT preparatif ini yaitu berdasarkan perbedaan kemampuan
masing-masing senyawa dalam berinteraksi dengan fase diam dan kelarutan dalam
pengembann yang digunakan. Pengembang yang digunakan biasanya merupakan
campur an dari berbagai jenis pelarut dengan tujuan melakukan pemisahan
berdasarkan kepolaran dan kelarutan terhadap pengembang tersebut.
3. Kromatografi Kertas
Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan
mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah
kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas
41
yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan
kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam.
Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.
Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan
sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam
amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi),
pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir
abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita
sangat baik bagi mereka.
Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah
orang pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi
kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena
ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang
teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung
atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang
jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi.
Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan
lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.
Gambar Contoh hasil kromatografi kertas pigmen
42
4. Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom adalah teknik pemisahan dimana fase diam berada dalam
tabung berupa cairan. Partikel dari fase diam padat atau dilapisi pendukung dengan
fase diam cair dapat mengisi semua volum dari tabung (packed volumn) atau
terkonsentrasi sepanjang dinding tabung meninggalkan bekas yang terbatas dari fase
gerak pada bagian tengah tabung. Teknik ini dilakukan berdasarkan perbedaan
kecepatan gerak senyawa melewati medium (fase diam).
Kromatografi ini dilakukan untuk memisahkan atau menganalisa senyawa dari
fraksi yang telah dipisahkan dari tumbuhan, dimana senyawa tersebut bersifat
nonvolatil dalam jumlah lebih besar.
5. Kromatografi Cair Vakum
Kromatografi Cair Vakum (KCV) biasa disebut juga sebagai “fast
chromatography”. KCV adalah Kromatografi kolom yang dipercepat dengan
penggunaan vakum/penyedot. Efek dari vakum atau pompa ini akan mengurangi
tekanan dan meningkatkan kecepatan alir dari pelarut. Kromatografi ini dilakukan
43
berdasarkan perbedaan kemampuan migrasi diferensial senyawa melewati fase diam.
Di dalam kolom karena perbedaan kemampuan partisi dan kelarutan senyawa
menyebabkan pemisahan melewati fase diam berupa pita-pita kemudian keluar
meninggalkan kolom dan ditampung kemudian dideteksi. KCV biasa digunakan
untuk pengisolasian/pemurnian senyawa, analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa,
dan cocok untuk senyawa nonvolatil.
6. HPLC (HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY)
Liquid chromatography atau LC atau kromatografi cair merupakan teknik
pemisahan yang meliputi penempatan (injeksi) volume kecil dari sampel cair (liquid)
ke dalam sebuah tabung dengan partikel yang terserap (fase diam) di mana komponen
individual dari sampel bergerak sepanjang tabung (kolom) yang terisi oleh cairan
dengan gaya gravitasi.
HPLC meliputi injeksi volume kecil dari sampel cairan (liquid) ke dalam
tabung atau kolom dengan partikel yang kecil (berdiameter 3-5 mikron (µm) disebut
44
juga sebagai fase diam) dimana komponen individual dari sampel bergerak ke bawah
pada kolom dengan cairan/liquid (fase gerak) sekuatnya/dipaksa melewati kolom
dengan tekanan tinggi dari pump (pompa). Komponen yang terpisahkan sedikit demi
sedikit oleh pemenuhan kolom yang meliputi berbagai interaksi kimia dan/atau fisika
antara molekul-molekul tersebut dan partikel packing (yang mengisi tabung).
Komponen yang dipisahkan dideteksi pada lubang keluar dari tabung tersebut
(kolom) oleh detektor yang mengukur jumlahnya. Hasil dari detektor disebut “liquid
chromatogram”. Pada prinsipnya, kerja HPLC hampir sama dengan LC kecuali pada
perbedaan kecepatan, efisiensi, sensitifitas, dan kemudahan dalam penggunaan HPLC
yang lebih unggul daripada LC.
Kegunaan metode ini :
Bagus untuk identifikasi senyawa yang nonvolatil atau senyawa yang tidak
tahan panas
Analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa tunggal dalam sampel
Pembuatan komponen murni
Trace analysis
Gambar-gambar dari alat HPLC :
Modular HPLC System –Basic Configuration
45
Modular HPLC System – High-end configuration
Integrated HPLC System “all parts in one box”
46
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia yang
berdasar pada perbedaan migrasi dari masing-masing komponen campuran yang
terpisah pada fase diam di bawah pengaruh pergerakan fase gerak. Kromatografi
dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan fase gerak dan fase diamnya
Kromatografi cair-padat, kromatografi gas-padat, kromatografi cair-cair, dan
kromatografi gas-cair
Berdasarkan fase geraknya
Kromatografi gas dan kromatografi cair
Berdasrkan mekanisme pemisahan
Kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi, kromatografi penukar ion,
kromatografi saringan gel, kromatografi eksklusi molekular
Berdasarkan jenis pendukungnya
Kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, KLT preparatif, kromatografi
kolom, dan kromatografi cair-vakum
Berdasrakna arah pengembangannya
Kromatografi horizontal, kromatografi vertikal menaik, kromatografi vertical
menurun, kromatografi sirkular, dan kromatografi dua arah.
47
DAFTAR PUSTAKA
Clark, J. 2007. Kromatografi Gas Cair. Available online at http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/instrumenanalisis/kromatografi1/kromatografi_gas_cair/
Darmstadt. 2012. Kromatografi. Available online at :
http://www.merckmillipore.co.id/chemicals/ion - exchange -chromatogrphy
chromatography/c - bX2b.s1OgRsAAAEsnHJV6TsS
Harwood, Laurance M., Chistoper J. Moody. 1989. Experimental organic chemistry :
Principles and Practice. New York : WilleyBlackwell.
Rahayu, S.S .2009. Available online at http://www.chem-
is - try.org/materi_kimia/kimia- industri/utilitas-pabrik/mengoperasikan-
alat-penukar-ion/
Synder, L.R., J.J. Kirkland, dan J.L. Glajch. 1997. HPLC Method Development. New
York : John Willey & Sons.
Takeuchi,Y. 2009. Available online at http://www.chem-is -try.org/materi
kimia/kimia dasar/ pemurnian material/kromatografi/
Wiryawan, A. 2011. Kromatografi Cair (Liquid Chromatography). Available online
at: http://www.chem-is -try.org/materi kimia/kromatografi cair vakum/
pemurnian material/hldkj28875skilhg2345 y. hhjg org/
48
49