makalah analisis pangan : kromatografi

download makalah analisis pangan : kromatografi

of 27

Transcript of makalah analisis pangan : kromatografi

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    1/27

    TUGAS MAKALAH ANALISIS PANGAN

    Analisis Kromatografi

    Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Pangan

    Disusun oleh :

    Kelompok 8

    Ratih Siswanina P. 240210120115

    Hanni Listia F. 240210120116

    Asti Arya N. 240210120117

    Mahfud Ainun N. 240210120118

    Rosaria Puspasari 240210120119

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

    JATINANGOR

    2014

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    2/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Analisis pangan adalah salah satu subbidang ilmu pangan yang berhubungan

    dengan cara-cara atau metode analitik dalam mendeteksi dan menetapkan

    komponen-komponen yang terdapat dalam bahan pangan baik segar maupun

    olahan. Pengetahuan tentang analisis pangan sangat dibutuhkan oleh ahli ilmu dan

    teknologi pangan, terutama untuk menentukan apakah suatu bahan atau produk

    pangan mengandung komponen-komponen yang berbahaya atau tidak.

    Pengetahuan tentang analisis pangan menjadi lebih penting dengan adanya

    perkembangan yang pesat dalam teknologi pangan.Dengan teknologi pangan,

    bahan pangan dapat diproses, dimodifikasi, diperbaiki, dan dimanipulasi menjadi

    suatu produk yang sifatnya sudah berubah dari aslinya. Dengan analisis pangan

    diharapkan setiap perkembangan ini dapat diikuti, sehingga produ-produk yang

    dihasilkan tersebut tetap dapat dipantau segi keamanannya bagi konsumen selain

    dari segi mutu yang sangat mempengaruhi perdagangannya.

    Salah satu metode analisis pangan yang sering digunakan adalah metode

    kromatografi. Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk

    bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel di antara

    suatu fase gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fase diam yang juga bisa

    berupa cairan ataupun suatu padatan. Penemu kromatografi adalah Tswett yang

    pada tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan

    menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4). lstilah kromatografi

    diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang

    bergerak ke bawah kolom. Metode analisis kromatografi memiliki banyakmanfaat, di antaranya yaitu pemisahan campuran, identifikasi, analisis kuantitatif,

    dan analisis preparatif.

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    3/27

    BAB II

    PRINSIP DAN JENIS-JENIS KROMATOGRAFI

    2.1.

    Prinsip Kromatografi

    Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi

    komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing komponen.

    Alat yang digunakan terdiri atas kolom yang di dalamnya diisikan fase stasioner

    (padatan atau cairan). Campuran ditambahkan ke kolom dari ujung satu dan

    campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban yang cocok (fase mobile).

    Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen dalam

    kolom, yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi atau koefisien partisi antara fase

    mobil dan fase diam (stationer).

    Kromatografi dapat digolongkan berdasarkan pada jenis fase-fase yang

    digunakan dalam kromatografi. Fase gerak dapat berupa gas atau cair, dan fase

    diam dapat berupa zat padat atau zat cair. Berdasarkan fase bergerak dan fase

    diam, terdapat empat macam sistem kromatografi. Yaitu kromatografi gas-cair,

    kromatografi gas-padat, kromatografi cair-padat, dan kromatografi cair-cair.

    2.2. Jenis-jenis Kromatografi

    Kromatografi adalah istilah umum yang diterapkan pada berbagai macam

    teknik pemisahan berdasarkan partisi atau distribusi sampel (zat terlarut) antara

    fase gerak dengan fase tetap atau stasioner. Interaksi relatif dari zat terlarut

    dengan dua fase ini dijelaskan oleh koefisien partisi (K) atau distribusi (D), yaitu

    rasio konsentrasi zat terlarut dalam fase diam untuk konsentrasi zat terlarut dalam

    fase gerak. Fase gerak dapat berupa gas (GC) atau cairan (LC) atau fluidasuperkritis. Fase diam dapat berupa cair atau biasanya berupa padat. Kromatografi

    dapat dibagi dalam beberapa cara yang berbeda, sesuai dengan prinsip-prinsip

    fisika yang terlibat dalam pemisahan atau sesuai dengan berbagai teknik yang

    diterapkan. Tabel berikut meringkas beberapa prosedur kromatografi atau metode

    yang telah dikembangkan atas dasar kombinasi fase gerak-stasioner yang berbeda.

    Sejauh sifat interaksi antara molekul zat terlarut dan fase gerak atau stasioner

    berbeda, metode ini memiliki kemampuan untuk memisahkan berbagai jenis

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    4/27

    molekul.

    Tabel 1. Karakteristik Metode Kromatografi

    MetodeFase Gerak/Fase

    StasionerRetensi bervariasi dengan

    Gas-liquid

    chromatographyGas/cairan Ukuran molekul/polaritas

    Gas-solid

    chromatographyGas/padat Ukuran molekul/polaritas

    Supercritical fluid

    chromatographyFluida superkritis/padat Ukuran molekul/polaritas

    Reversed-phase

    chromatography

    Cairan polar/cairan atau

    padatan nonpolarUkuran molekul/polaritas

    Normal-phase

    chromatography

    Cairan kurang

    polar/cairan atau padat

    yang lebih polar

    Ukuran molekul/polaritas

    Ion-exchange

    chromatographyCairan polar/padat ionik Pertukaran molekul

    Size-exclusion

    chromatographyCairan/padatan Ukuran molekul

    Hydrophobic-interaction

    chromatography

    Cairan polar/cairan atau

    padatan nonpolarUkuran molekul/polaritas

    Affinity chromatography Air/binding sites Struktur spesifik(Sumber : Nielsen, 2003)

    Berdasarkan prinsip pemisahannya, terdapat lima macam kromatografi

    antara lain sebagai berikut.

    1. Kromatografi Adsorpsi (Adsorption Chromatography)

    Fase diam pada kromatografi ini berupa padatan yang telah dihaluskan

    (untuk memaksimalkan luas permukaan) dan fase gerak dapat berupa gas atau

    cairan. Fase diam (adsorben) dipilih untuk memungkinkan interaksi diferensial

    dengan komponen sampel yang akan dianalisis. Gaya yang terjadi antarmolekul

    pada kromatografi adsorpsi ini meliputi gaya Van der Waals, gaya elektrostatik,

    ikatan hidrogen, dan interaksi hidrofobik. Urutan elusi senyawa dari fase-fase

    stasioner dapat diprediksi berdasarkan polaritas relatifnya. Senyawa polar yang

    paling kuat pada adsorben polar akan dielusi terakhir. Zat terlarut nonpolar yang

    kurang baik akan dielusi pertama. Kromatografi adsorpsi digunakan untuk

    memisahkan senyawa nonpolar aromatik atau alifatik, seperti lipid, terutama

    sesuai dengan jenis dan jumlahnya. Kromatografi adsorpsi juga telah digunakan

    untuk analisis vitamin yang larut dalam lemak. Kromatografi ini sering digunakan

    untuk menghilangkan kotoran dari sampel sebelum analisis lainnya. Misalnya

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    5/27

    digunakan untuk analisis makanan, seperti lipid dalam minyak kedelai, karotenoid

    dalam buah jeruk, dan vitamin E pada biji.

    2.

    Kromatografi Partisi (Partition Chromatography)

    Prinsip kromatografi partisi dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang

    dapat diterapkan pada sistem multi komponen yang telah dibahas di bagian

    sebelumnya. Dalam kromatografi partisi ekstraksi terjadi berulang-ulang dalam

    satu proses. Dalam percobaan zat terlarut didistribusikan antara fase stasioner dan

    fase mobile. Fase stasioner dalam banyak kasus pelarut diabsorpsikan pada

    adsorben dan fase mobile adalah molekul pelarut yang mengisi ruang antara

    partikel yang teradsorbsi. Contoh kromatografi partisi adalah kromatografi kolom,

    yang digunakan luas karena sangat efisien untuk pemisahan senyawa organik.

    3. Kromatografi Pertukaran Ion (Ion-Exchange Chromatography)

    Kromatografi pertukaran ion-ion (ion exchange chromatography) biasanya

    digunakan untuk penurunan materi biologis, seperti asam amino, peptida, dan

    protein. Metode ini dapat dilakukan dalam kolom maupun ruang datar (planar).

    Terdapat dua tipe penukaran ion yaitu penukaran kation (cation exchange) dan

    pertukaran anion (anion exchange). Pada pertukaran kation, fase stasioner

    bermuatan negatif. Sedangkan pada fase anion, fase stasioner bermuatan positif.

    Molekul bermuatan yang berada pada fase cair akan melewati kolom diperlukan

    penambahan larutan dengan pH dan kekuatan ionik tertentu. Pemisahan dengan

    menggunakan metode ini sangat selektif dan biasa digunakan pada awal proses

    keseluruhan karena biaya untuk menjalankan metode ini murah serta kapasitasnya

    tinggi.

    4. Size-Exclusion Chromatography (SEC)

    SEC juga dikenal sebagai kromatografi gel permeasi (GPC) dankromatografi gel filtrasi (GFC), merupakan metode yang paling mudah untuk

    dilakukan dan dipahami. Hal ini banyak digunakan dalam ilmu biologi untuk

    resolusi makromolekul, seperti protein dan karbohidrat, dan juga digunakan untuk

    fraksinasi dan karakterisasi polimer sintetis. Dalam sistem SEC ideal, molekul

    dipisahkan hanya berdasarkan ukurannya, yaitu tidak ada interaksi yang terjadi

    antara zat terlarut dan fase diam. Fase diam di SEC terdiri dari bahan kemasan

    kolom yang berisi pori-pori sebanding dalam ukuran molekul yang akan

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    6/27

    difraksinasi. SEC dapat digunakan untuk fraksinasi campuran secara langsung

    atau untuk memperoleh informasi tentang zat terlarut secara tidak langsung.

    5.

    KromatografiAfinitas (Affinity Chromatography)

    Kromatografi afinitas adalah pemisahan yang didasarkan pada interaksi

    spesifik dan reversibel antara molekul zat terlarut dan ligan bergerak pada fase

    diam kromatografi. Kromatografi afinitas biasanya melibatkan bahan biologis tak

    bergerak sebagai fase diam. Ligan yang selektif dan reversibel akan mengikat

    molekul analit dalam sampel. Pemisahan memanfaatkan sistem lock and key

    dalam pemisahan molekul. Prinsip-prinsip kromatografi afinitas adalah ligan

    dipilih karena spesifik dan kekuatan interaksi antara dirinya dan molekul terisolasi

    (analit) yang bergerak pada bahan pendukung yang sesuai. Sebagai sampel

    dilewatkan melalui kolom, molekul yang saling melengkapi ligan terikat diserap

    sementara komponen sampel lainnya dielusi. Ikatan dengan analit selanjutnya

    dielusi melalui perubahan komposisi fase gerak .

    Sedangkan berdasarkan teknik yang diterapkan, kromatografi terbagi

    menjadi empat macam, antara lain sebagai berikut.

    1. Kromatografi Kertas

    Kromatografi kertas diperkenalkan pada tahun 1944. Meskipun adsorpsi

    dengan kertas itu sendiri telah digunakan, kertas umumnya hanya berfungsi

    sebagai pendukung untuk fase diam cair (kromatografi partisi). Fase diam dalam

    kromatografi partisi kertas biasanya air. Namun, kertas tersebut dapat diresapi

    oleh pelarut organik nonpolar dan dilanjutkan dengan pelarut polar atau air

    (kromatografi kertas fase terbalik). Untuk melaksanakan teknik ini, sampel yang

    telah dilarutkan diteteskan satu setengah inci atau lebih dari tepi strip kertas filter

    (biasanya selulosa) dan dibiarkan kering. Strip kemudian disuspensikan dalamwadah tertutup, dalam suasana yang jenuh oleh pelarut (fase gerak). Sampel

    ditempatkan dalam kontak dengan pelarut, yang kemudian pelarut akan bergerak

    naik atau turun pada kertas akibat gaya kapiler, memisahkan komponen sampel

    selama proses berlangsung.

    2. Kromatografi Layar Tipis (TLC)

    TLC, pertama kali dijelaskan pada tahun 1938, telah menggantikan

    kromatografi kertas karena lebih cepat, lebih sensitif, dan lebih direproduktif.

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    7/27

    Resolusi di TLC lebih besar daripada kromatografi kertas karena partikel di piring

    yang lebih kecil dan lebih teratur dari serat kertas. TLC diterapkan di berbagai

    bidang, termasuk lingkungan, klinis, forensik, farmasi, makanan, rasa, dan

    kosmetik. Dalam industri makanan, TLC dapat digunakan untuk pengendalian

    kualitas. Misalnya, jagung dan kacang tanah yang diuji untuk aflatoksin atau

    mikotoksin sebelum dilakukan pengolahan menjadi tepung jagung dan selai

    kacang.

    3. Kromatografi Kolom Cairan (Column Liquid Chromatography)

    Kromatografi kolom adalah metode yang paling berguna untuk memisahkan

    senyawa dalam campuran. Fraksinasi zat terlarut terjadi sebagai akibat dari

    migrasi diferensial melalui tabung tertutup dari fase diam, dan analit dapat

    dipantau sementara pemisahan sedang berlangsung.

    4. Supercritical Fluid Chromatography(SFC)

    Sebuah fluida superkritis adalah suatu fluida yang berada di atas kedua

    tekanan kritis dan temperatur kritis (kombinasi dari mereka dikenal sebagai titik

    kritis). SFC menawarkan berbagai penyesuaian selektivitas karena k'dan dapat

    diubah oleh perubahan komposisi fase gerak dan fase diam. Selain itu, SFC

    memungkinkan pemisahan nonvolatil, senyawa termal labil yang tidak dapat

    dilakukan pada GC. SFC telah digunakan terutama untuk senyawa nonpolar.

    Lemak, minyak, dan lipid lainnya adalah senyawa yang dipisahkan menggunakan

    SFC.

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    8/27

    BAB III

    HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC)

    HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau disebut sebagai

    Kromatografi Cair Tenaga Tinggi (KCKT) adalah sebuah instrumen yang

    menggunakan prinsip kromatografi (pemisahan) dengan menggunakan fase gerak

    cair yang dialirkan melalui kolom yang merupakan fase diam menuju ke detektor

    dengan bantuan pompa. Sampel dimasukkan ke dalam aliran fase gerak dengan

    cara penyuntikan. Prinsip dasar metode HPLC adalah memisahkan setiap

    komponen dalam sampel yang selanjutnya akan diidentifikasi (kualitatif) dan

    dihitung konsentrasi dari masing-masing komponen (kuantitatif).

    HPLC merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik

    untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. HPLC berbeda dengan kromatografi

    lainnya karena pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fase

    gerak. Campuran analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya dan kecepatannya

    untuk sampai ke detektor, sehingga waktu retensinya yang didapat akan berbeda,

    hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak-puncaknya terpisah. Berikut

    merupakan diagram alir dari HPLC.

    Gambar 1. Diagram Alir HPLC

    (Sumber : chem-is-try.org)

    Komponen-komponen yang digunakan dalam metode HPLC adalah sebagai

    berikut.

    1.

    Pompa

    Pompa yang digunakan adalah kinerja konstan (constant pressure) dan

    pemindahan konstan (constant displacement). Pemindahan konstan dapat

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    9/27

    dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu pompa reciprocatingdan pompasyringe.

    Pompa reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur

    (pulsating), oleh karena itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam

    elektronik untuk menghasilkan garis dasar (base line) detektor yang stabil,

    bila detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utama dari pompa ini

    adalah ukuran reservoir tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran

    yang tidak berdenyut, tetapi ukuran reservoir terbatas. Pompa yang ideal

    digunakan memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu mampu membangkitkan

    tekanan tinggi, control laju alir yang akurat, tahan korosi, terbuat dari bahan

    yang tahan terhadap fase gerak, dapat menyalurkan fase gerak pada rentang

    kecepatan dan tekanan lebar, dapat bekerja pada tekanan sampai 6000 psi

    (400 atm).

    2. Injektor

    Injektor merupakan tempat untuk memasukkkan sempel ke kolom.

    Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju

    detektor disebut sebagai waktu retensi. Waktu retensi diukur berdasarkan

    waktu di mana sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian

    puncak yang maksimum dari senyawa itu. Ada tiga tipe dasar injektor yang

    dapat digunakan, yaitu :

    a. Stop-Flow : Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir,

    sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan

    karena difusi di dalam cairan kecil clan resolusi tidak dipengaruhi

    b. Septum : Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60 -70

    atmosfir, tetapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut

    Kromatografi Cair. Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibatjarum injektor) dapat menyebabkan penyumbatan.

    c. Loop Valve : Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi

    volume lebih besar dari 10 dan dilakukan dengan cara automatis

    (dengan menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil

    dapat diinjeksifan secara manual). Pada posisi LOAD, sampel diisi

    kedalam loop pada kinerja atmosfir, bila VALVE difungsikan, maka

    sampel akan masuk ke dalam kolom.

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    10/27

    3. Kolom (column)

    Berbeda dengan kolom kromatografi klasik, kolom KCKT dapat

    digunakan kembali (reusable). Kolom diisi dengan partikel padatan yang

    berukuran kecil dilapisi secara kimia oleh suatu cairan yang berfungsi sebagai

    fase diam. Komponen-komponen sampel dibawa oleh cairan fase gerak yang

    dialirkan dengan bantuan tekanan tinggi melewati kolom fase diam.

    Komponen-komponen dipisahkan berdasarkan partisi antara fase diam dan

    fase gerak yang satu sama lain tidak bercampur.

    Efisiensi kolom sangat tegantung dari besarnya partikel fase stasioner,

    bila ukuran fase stasioner lebih kecil, maka tinggi plat teoritik akan

    berkurang, sehingga jumlah plat teoritik akan bertambah, yang meningkatkan

    efisiensi kolom. Kolom yang pendek dan efisiensi, yang tinggi pemisahan

    akan berjalan dengan cepat. Kolom dapat dibagi menjadi dua kelompok :

    a. Kolom analitik : Diameter dalam 2-6 mm. Panjang kolom tergantung

    pada jenis material pengisi kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang

    yang digunakan adalah 50-100 cm. Untuk kemasan poros

    mikropartikulat, 10-30 cm. Dewasa ini ada yang berukuran 5 cm.

    b.

    Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar

    dan panjang kolom 25 -100 cm.

    Kolom umumnya dibuat dari stainless steel dan biasanya dioperasikan

    pada temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi,

    terutama untuk kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi.

    4. Detektor (detector)

    Detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di

    dalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadarnya (analisiskuantitatif). Detektor yang bagus memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan

    (noise) yang rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi respons

    untuk semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan

    fluktuasi temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh.

    Detektor HPLC yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm.

    Variabel panjang gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak

    senyawa dengan range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    11/27

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    12/27

    ada kontaminan), tidak bereaksi dengan wadah, sesuai dengan detektor, dapat

    melarutkan sampel, memiliki viskositas rendah, memudahkan sample

    recovery, harganya murah.

    HPLC merupakan salah satu jenis dari kromatografi cair yang menggunakan

    prinsip kromatografi (pemisahan) dengan menggunakan fase gerak cair yang

    dialirkan melalui kolom yang merupakan fase diam menuju ke detektor dengan

    bantuan pompa, sedangkan pada kromatografi cair lain tidak digunakan pompa.

    Keunggulan HPLC adalah :

    a.

    HPLC dilengkapi dengan adanya pompa. Pompa ini menghasilkan tekanan

    sekitar 400 atm untuk mengalirkan eluen dengan tekanan tinggi dan konstan

    sehingga memperingan kerja kolom dan juga pemisahan sehingga waktu

    lebih sedikit. Pada pompa dikenal dua sistem dalam teknik pemisahan yaitu

    isokratik dan gradient, namun gradient lebih bersifat akurat karena masing-

    masing pompa mengatur laju alir larutan yang berbeda.

    b.

    HPLC memiliki keunggulan kolom, di mana kolom HPLC ini lebih pendek

    dan lebih kecil dibanding GC misalnya. Diameter untuk internal kolom

    HPLC 4.6 mm sehingga dapat memberikan permukaan kontak yang lebih

    luas diman mempengaruhi sempurnanya pemisahan yang semakin baik. Dan

    panjang kolom HPLC adalah 150-250 mm. dan yang perlu diingat adalah

    kolom HPLC dapat digunakan kembali dengan cara direnerasi dengan

    mencucinya hingga bersih dengan pelarut yang sesuai.

    c. HPLC mempunyai detektor yang amat sangat sensitif dan peka. HPLC

    memiliki beberapa detector misalnya: Detektor ultraviolet, detektor

    fluorometrik, dan detektor elektrokimia.

    d.

    Waktu retensi, waktu yang dibutuhkan senyawa untuk melalui kolom hinggake detektor disebut waktu retensi yang diukur berdasarkan waktu dimana

    sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang

    maksimum dari senyawa itu. Biasanya dipengaruhi oleh : tekanan yang

    digunakan, kondisi dari fase diam, komposisi pelarut yang tepat, dan

    temperatur kolom.

    e. Kromatogram, kromatogram menunjukkan hasil yang didapat. Kromatogram

    yang diinginkan adalah kromatogram yang lurus tinggi dengan lebar sekecil

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    13/27

    mungkin. Bukan dengan bentuk lainnya, karena bentuk tersebut menandakan

    pemisahan dilakukan dengan sangat baik. Namun dalam kromatogram kita

    menemukan beberapa puncak kecil atau yang mengganggu dan disebut denga

    noise. Noise muncul jika sampel ataupun pelarut yang digunakan belum

    belum murni dari pengotor-pengotor yang mungkin tidak sengaja masuk ke

    dalamnya.

    HPLC digunakan untuk untuk penentuan kualitatif dan penentuan

    kuantitatif. Pada penentuan kualitatif, HPLC digunakan untuk analisa kualitatif

    didasarkan pada waktu retensi untuk identifikasi. Identifikasi dapat diandalkan

    apabila waktu retensi sampel dibandingkan dengan larutan standar. Beberapa

    aplikasi HPLC dalam kehidupan adalah sebagai berikut.

    1. HPLC dengan prinsip kromatografi banyak digunakan pada industri farmasi

    dan pestisida.

    2. Zat- zat dengan kepolaran berbeda yaitu antara sedikit polar sampai polar

    dapat dipisahkan dengan HPLC berdasarkan partisi cair-cair.

    3. Asam-asam nukleat dapat dipisahkan dengan kolom penukar ion yang

    dikombinasikan dengan kolom butiran berlapis zat berpori.

    4.

    Morfin, heroin dan semacamnya telah dapat dipisahkan dengan rezin Zipax-

    SAX.

    5. Dapat memisahkan vitamin-vitamin yang larut dalam air.

    6. Digunakan untuk menentukan berat molekul polimer dan masalah-masalah

    biokimia.

    7. Analisis Anion Nitrat (NO3-)

    Kandungan nitrat dalam jumlah tertentu akan sangat mempengaruhi

    kualitas air. Dengan menggunakan HPLC sebagai instrumen analisis dandengan pengembangan metode dapat diketahui validitas penggunaan HPLC

    untuk analisis anion nitrat.

    8. Analisis Vitamin C

    Metode HPLC juga dapat digunakan sebagai dasar dari analisis vitamin

    C, yakni dalam menentukan susunan kimianya.

    9. Analisis Ekstrak Etanol Rimpang TanamanZingiberaceae

    Banyaknya komponen kandungan dalam rimpang dengan berbagai

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    14/27

    polaritas menuntut penggunaan metoda analisis kromatografi instrumental

    HPLC dengan selektifitas (resolusi) yang tinggi untuk komponen yang

    termolabil. Untuk mendapatkan metoda HPLC dengan resolusi tinggi

    dibutuhkan cara eluasi gradient, dengan program menurun polaritasnya, yaitu

    mulai dari 10% metanol sampai metanol 100% dan pada umumnya

    ditambahkan asam fosfat sebagai cara untuk menekan ionisasi senyawa

    metabolit sekunder tanaman yang umumnya bersifat asam, seperti prinsip

    pasangan ion.

    10.

    Pengukuran Tingkat Kematangan Buah Manggis

    Bila ingin menentukan mutu bagian dalam buah harus digunakan cara

    kimia basah (HPLC) yang bersifat merusak. Dalam menanggulangi masalah

    ini perlu dilakukan suatu penelitian mengenai teknologi tertentu yang dapat

    dimanfaatkan untuk menentukan mutu bagian dalam buah-buahan secara

    tidak merusak.

    11.

    Pendugaan Kandungan Senyawa Bioaktif Atau Senyawa Penciri Beberapa

    Tanaman Obat

    Secara kualitatif dan kuantitatif suatu senyawa aktif dapat diketahui

    antara lain melalui metode HPLC dan FTIR (Fourier Transfrorm Infrared).

    Penentuan kandungan senyawa aktif dilakukan melalui proses penghancuran

    bahan, pelarutan, dan pengukuran dengan HPLC dan FTIR. Proses ini

    memerlukan waktu dan biaya yang relatif mahal. Untuk itu sangat diperlukan

    metode yang handal tetapi relatif mudah untuk dioperasikan. Alternatif cara

    penentuan lain yang menyatakan hubungan antara kandungan senyawa aktif

    atau penciri hasil pengukuran HPLC dengan data hasil pengukuran FTIR

    (absorban).

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    15/27

    BAB IV

    GAS CHROMATOGRAPHY (GC)

    GC (gas chromatography) merupakan jenis kromatografi yang digunakan

    dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis dengan menggunakan

    gas sebagai fase penggerak. Kromatografi gas dapat digunakan untuk

    mengidentifikasi komponen-komponen hasil pemisahan dan mengukur

    konsentrasinya berdasarkan afinitas selektif komponen terhadap baha adsorben

    (Agilent Technologies, 2002). Sampel yang akan dianalisis dimasukkan dalam

    bentuk cair atau gas dengan jarum suntik ke dalam port injeksi kromatografi gas.

    Sampel tersebut akan menguap pada suhu yang telah diatur kemudian melewati

    kolom yang berisi fase diam dengan bantuan fase gerak yang mengalir terus dan

    dipisahkan. Senyawa yang kurang larut dalam fasa diam akan keluar lebih dahulu.

    Hasil pemisahan akan terdeteksi oleh detektor dan divisualisasikan ke komputer

    dalam bentukpeak.

    Kromatografi gas pada prinsipnya sama dengan kromatografi lainnya, tetapi

    memiliki beberapa perbedaan misalnya pada proses pemisahan menggunakan

    kromatografi gas, fase stasionernya berupa cairan dan fase geraknya berupa gas.

    Sedangkan pada kromatografi lain seperti kromatografi kolom, fase stasioner dan

    fase gerak berupa cairan. Selain itu, pada kromatografi gas temperatur gas yang

    digunakan dapat diatur sedangkan pada kromatografi kolom tidak memiliki

    kontrol suhu. Kromatografi gas juga hampir sama dengan proses pemisahan

    secara destilasi, karena keduanya memisahkan komponen dari campuran

    berdasarkan titik didih. Hanya saja pemisahan secara destilasi biasanya digunakan

    untuk memisahkan campuran pada skala besar, sedangkan kromatografi gas dapatdigunakan pada skala yang kecil.

    Bagian-bagian penting dari kromatografi gas meliputi: sumber gas sebagai

    fase gerak, inlet untuk memasukkan sampel ke kolom, kolom di mana terjadi

    pemisahan, oven yang dilengkapi termostat untuk kolom, detektor untuk

    mendeteksi bahan kimia di kolom, dan sistem data untuk merekam dan

    menampilkan kromatogram. Selain itu, beberapa fasilitas diperlukan agar suhu

    dari berbagai komponen dapat diketahui secara akurat dan dikendalikan (Eiceman,

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    16/27

    2006). Berikut ini merupakan diagram alir dari kromatografi gas.

    Gambar 2. Diagram Alir Kromatografi Gas

    (Sumber : Agilent Technologies)

    Komponen-komponen yang digunakan dalam metode GC adalah sebagai

    berikut.

    1. Gas supplies /Gas source

    Fase gerak yang berupa gas pembawa dipasok dari tanki melalui

    pengaturan pengurangan tekanan. Kemudian membawa sampel langsung ke

    dalam kolom. Jika hal ini terjadi, sampel tidak menyebar sebelum proses

    pemisahan. Cara ini cocok untuk sampel yang mudah menyerap. Gas

    pembawa yang digunakan harus bersifat inert dan harus sangat murni.

    Seringkali gas pembawa ini harus disaring untuk menahan debu, uap air, dan

    oksigen. Adanya kontaminan dapat bereaksi dengan sampel atau kolom dan

    menghasilkan kromatogram palsu. Gas yang sering digunakan adalah N2, H2,

    He, dan Ar.

    Gambar 3. Gas Source

    (Sumber : Agilent Technologies)

    Pemilihan gas pembawa sangat penting untuk diperhatikan. Gas yang

    paling umum digunakan adalah hidrogen dan helium. Hidrogen digunakan

    karena efisien dan memberikan pemisahan terbaik. Sedangkan helium

    memiliki laju aliran dengan kisaran yang lebih besar, tidak mudah terbakar,

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    17/27

    dan bekerja dengan lebih banyak detektor.

    2. Sistem Injeksi Sampel (Inlet)

    Inlet akan memasukkan sampel yang ke dalam kolom bersama dengan

    fase gerak, yaitu gas pembawa. Sampel yang akan dianalisis harus berupa

    cairan dan mudah menguap agar dapat dianalisis oleh kromatografi gas. Inlet

    yang paling umum digunakan adalah port injeksi (injection ports) dan katup

    pengambilan sampel (sampling valves).

    a. Injection ports

    Digunakan untuk menginjeksi sampel berupa gas atau cairan. Untuk

    sampel cair, harus dipanaskan untuk menguapkan sampel. Desain dan

    pemilihan port injeksi tergantung pada jenis dan diameter kolom. Jarum

    suntik yang digunakan untuk memasukkan sampel akan menginjeksikan

    melalui septum ke dalam aliran gas pembawa (fase gerak).

    Gambar 4. Injection Port

    (Sumber : Agilent Technologies)

    b.

    Sampling valves

    Sampel dialirkan keluar dari sebuah loopke dalam aliran gas pembawa.

    Katup pengambilan sampel yang digunakan untuk sampel cair berbeda

    dengan sampel gas/uap, karena biasanya volume sampel berbeda.

    Gambar 5. Katup Pengambilan Sampel

    (Sumber : Agilent Technologies)

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    18/27

    Pemasukkan sampel ke dalam kolom dapat dilakukan dengan cara

    diinjeksi langsung (direct injection) maupun dengan cara diinjeksi tidak

    langsung (indirect injection). Injeksi sampel secara langsung dilakukan

    dengan memasukkan sampel ke dalam kolom tanpa terjadi kontak dengan

    bagian-bagian lain dari kolom. Sedangkan injeksi sampel secara tidak

    langsung dilakukan dengan memasukkan sampel ke dalam evaporator

    kemudian uapnya ditransfer ke dalam kolom. Pada cara ini, diperlukan

    pengaturan suhu.

    3.

    Kolom

    Pemisahan campuran menjadi komponen-komponen kecil terjadi di

    dalam kolom. Sebagian besar pemisahan campuran sangat bergantung pada

    suhu, sehingga kolom ditempatkan di dalam oven yang terkendali dengan

    baik. Pemilihan jenis kolom tergantung pada sifat campuran dan jenis

    informasi yang diinginkan. Namun, semua kolom berfungsi menggunakan

    mekanisme dasar yang sama. Ada dua jenis kolom yang digunakan dalam

    kromatografi gas, yaitupacked columnsdan capillary columns.

    a. Packed columns

    Packed columns memiliki panjang 1,5-10 m dan memiliki diameter

    dalam 2-4 mm. Kolom ini biasanya terbuat dari stainless steelatau kaca.

    Di dalamnya berisi tabung-tabung kecil yang berbahan inert dan dilapisi

    oleh fase stasioner. Tabung-tabung tersebut biasanya terbuat dari logam,

    kaca, atau plastik. Packed column ini memiliki kapasitas sampel yang

    tinggi dan paling banyak digunakan untuk sampel gas.

    Gambar 6. Packed columns

    (Sumber : Agilent Technologies)

    b.

    Capillary columns

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    19/27

    Capillary columnsberupa tabung terbuka dengan fase stasioner melapisi

    permukaan bagian dalamnya. Kolom ini memiliki diameter dalam yang

    sangat kecil, berkisar antara 0,1-0,5 mm dan memiliki panjang antara 25-

    60 m. Capillary columns menghasilkan peak yang sangat sempit

    sehingga memungkinkan pemisahan campuran yang sangat kompleks.

    Gambar 7. Capillary columns

    (Sumber : Agilent Technologies)

    4.

    DetektorAliran gas pembawa yang berisi komponen hasil pemisahan melewati

    detektor. Detektor berfungsi untuk memonitor gas pembawa yang keluar dari

    kolom dan merespon perubahan komposisi yang terelusi. Detektor akan

    menghasilkan sinyal listrik yang stabil (baseline) ketika tidak ada komponen

    yang terdeteksi dan menghasilkan sinyal yang berbeda ketika suatu

    komponen hasil pemisahan melalui detektor. Hasil pemisahan yang dideteksi

    oleh detektor akan muncul pada layar dalam bentuk kromatogram. Detektor

    yang paling umum digunakan dalam kromatografi gas adalahflame ionization

    detector(FID) dan thermal conductivity detector(TCD).

    5. Recorder

    Hasil pemisahan yang dideteksi oleh detektor akan muncul pada layar

    dalam bentuk grafikpeak. Fungsi recordersebagai alat untuk mencetak hasil

    percobaan pada sebuah kertas yang hasilnya disebut kromatogram (kumpulan

    puncak grafik).

    Kromatografi gas sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah

    menguap seperti hidrokarbon dan ester. Efisiensi pemisahan ditentukan dengan

    besarnya interaksi antara sampel dan cairannya. Beberapa aplikasi kromatografi

    gas dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.

    1. Penentuan secara kualitatif maupun kuantitatif senyawa dalam protein yang

    telah dimurnikan untuk keperluan biofarmasi.

    2.

    Pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat,

    lemak, dan vitamin.

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    20/27

    3. Mengetahui konsentrasi sianida dari sampel ar liur perokok berat.

    4. Mendeteksi suatu penyakit dalam tubuh manusia melalui air kencing, darah,

    dan fluida badan lainnya.

    5.

    Mendeteksi senyawa oksalat dalam air kencing pada pasien batu ginjal.

    6. Menganalisis bahan-bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak,

    seperti 2,4,6-trinitrotoluene (TNT), siklonit (RDX), tetril, pentaeritritol

    tetranitrat (PETN), dan tetritol serta beberapa anion lain seperti perklorat,

    klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfat, dan tiosianat.

    7.

    Berperan penting dalam environmental analysis, misalnya analisis kualitas air

    dengan mengetahui jenis dan jumlah anion dan kation yang terkandung dalam

    sampel air.

    8. Mengetahui kandungan ion sulfat (SO42-) dan nitrogen trioksida (NO3-) yang

    terdapat dalam air hujan untuk antisipasi dini terhadap hujan asam.

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    21/27

    BAB V

    REVIEW JURNAL ANALISIS KROMATOGRAFI

    Jurnal yang di-reviewberjudul Penentuan Kadar Glukosa dan Fruktosa

    pada Madu Randu dan Madu Kelengkeng dengan Metode Kromatografi Cair

    Kinerja Tinggi. Madu randu memiliki ciri rasanya manis, legit, dan agak gurih.

    Sedangkan madu lengkeng berciri rasanya manis, legit, dan berarorma tajam.

    Jenis gula pereduksi dalam madu adalah glukosa, fruktosa, maltosa, dan dekstrin.

    Proses produksi madu oleh lebah kompleks, sehingga ada kemungkinan besar

    terjadi perbedaan kadar dan komposisi gula pereduksi dalam madu yang beredar

    di masyarakat.

    Madu mengandung glukosa dan fruktosa. Glukosa berfungsi untuk

    memperlancar kerja jantung dan meringankan gangguan penyakit hati (liver).

    Glukosa diubah menjadi glikogen untuk membantu kerja hati dalam menyaring

    racun dalam tubuh. Glukosa merupakan sumber energi bagi seluruh jaringan otot.

    Fruktosa disimpan sebagai cadangan dalam hati untuk digunakan bila tubuh

    membutuhkan dan juga untuk mengurangi kerusakan hati. Fruktosa dapat

    dikonsumsi oleh penderita diabetes karena transportasinya ke sel-sel tubuh tidak

    membutuhkan insulin (tidak mempengaruhi keluarnya insulin).

    Metode yang digunakan dalam penentuan kadar glukosa dan fruktosa adalah

    metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Keuntungan metode ini

    adalah dapat digunakan pada senyawa dengan bobot molekul besar dan dapat

    dipakai untuk senyawa yang tidak tahan panas. Pertimbangan menggunakan

    metode ini adalah pemilihan detektor, kolom, pemilihan eluen, laju alir eluen, dan

    suhu kolom. Hal-hal ini dapat mempengaruhi resolusi dari tiap-tiap komponen.Bila dua puncak kromatogram dari dua komponen terpisah sempurna maka

    resolusi dua komponen tersebut dapat dikatakan sempurna. Pemisahan masing-

    masing komponen oleh KCKT harus dilakukan saat kondisi optimum. Pemisahan

    yang baik adalah bila kromatogram masing-masing komponen tidak saling

    tumpang tindih. Kondisi pemisahan dapat ditentukan saat pengukuran larutan

    standar, eluen yang digunakan adalah air deionisasi pada kolom metakarb 87C

    dan dideteksi dengan menggunakan detektor indeks bias.

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    22/27

    Sampel diinjeksikan pada alat kromatografi dan sistem dibuat dengan

    kondisi pemidahan terbaik, semua komponen dibiarkan terpisah. Hasil yang

    diperoleh dilakukan uji kuantitatif dan uji kualitatif. Uji kualitatif dilakukan

    dengan cara mencocokkan waktu retensi dari masing-masing puncak pada

    kromatogram sampel dengan waktu retensi senyawa standar. Sedangkan uji

    kuantitatif dilakukan dengan cara memplotkan luas area komponen-komponen

    yang dianalisis ke dalam persamaan regresi linier. Plot hubungan antara

    konsentrasi larutan standar dengan luas puncak dari masing-masing komponen,

    hubungan antara konsentrasi dengan luas puncak persamaan regresi liniernya : y=

    a+ bx.

    Eluen yang digunakan adalah air deionisasi karena murah dan tidak beracun.

    Selain itu, sifat kepolaran air deionisasi sesuai dengan karbohidrat dan dengan

    eluen tersebut pemisahan glukosa dan gruktosa menghasilkan resolusi yang baik.

    Detektor indeks bias digunakan dalam penelitian ini karena detektor tersebut

    sesuai untuk pemisahan kompinen-komponen karbohidrat.

    Waktu retensi glukosa lebih cepat dibandingkan fruktosa. Hal ini

    disebabkan karena adanya interaksi yang lebih kuat antara fruktosa (yang

    mengandung gugus keton) dengan fase diam daripada interaksi antara glukosa

    (yang mengandung gugus aldehid) dengan fase diam. Semakin mirip sifat

    kepolaran antara senyawa yang dipisahkan dengan fase diam maka interaksinya

    akan semakin kuat sehingga waktu retensi dari senyawa tersebut akan semakin

    lama.

    Laju alir dipercepat atau suhu kolom ditingkatkan maka waktu retensi

    komponen lebih pendek. Jika terjadi kebalikannnya maka waktu retensi

    komponen lebih lama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat laju alir 1ml/menit dan suhu kolom 80oC diperoleh pemisahan yang baik. Pada kondisi ini

    waktu retensi yang diperoleh merupakan yang tercepat dan diperoleh resolusi

    terbaik. Resolusi adalah cara untuk menjelaskan bagaimana dua puncak terpisah

    satu sama lain. Bila puncak dua kromatogram dari dua senyawa terpisah sempurna

    maka dapat dikatakan kedua senyawa tersebut terpisah secara sempurna. Resolusi

    antara dua puncak adalah fungsi dari tiga faktor, yaitu retensi, selektifitas, dan

    efisiensi kolom. Retensi merupakan lewatnya detektor dari kolom. Selektifitas

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    23/27

    adalah ukuran kemampuan fase diam dalam membedakan dua senyawa. Efisiensi

    kolom adalah ukuran luas pita-pita komponen menyebar dalam perjalanannya

    sepanjang kolom. Suatu kolom yang lebih efisien akan menghasilkan puncak yang

    lebih sempit dari kolom yang kurang efsien, untuk waktu retensi yang sama.

    Sistem kromatografi yang digunakan dalam penelitian:

    Kolom : Metacarb 87C

    Eluen : Air deionisasi

    Laju alir : 1 mL/menit

    Suhu kolom : 80oC

    Detektor : Indeks bias

    Saat perlakuan sampel madu dilakukan sentrifugasi yang bertujuan untuk

    memisahkan komponen larut air dan tidak larut air. Lapisan atas dari hasil

    sentrifugasi disaring dan diambil filtratnya untuk kemudian diinjeksikan ke alat

    KCKT.

    Diagram Alir Jurnal:

    Samp

    Sistem dibuat dengan kondisi pemidahan terbaik

    Hasi

    Uji kuantitaif Uji kualitatif

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    24/27

    Hasil

    Mencocokkan waktu retensi dari masing-masing

    puncak pada kromatogram sampel dengan waktu retensi

    Uji Kuantitatif

    Uji Kualitatif

    Pola kromatogram sampel menunjukkan bahwa pemisahan glukosa dan

    fruktosa dalam sampel madu dapat dilakukan dengan baik. Pola kromatogram

    juga menunjukkan adanya komponen-komponen lain berupa sakarida penyusun

    madu seperti sukrosa, maltosa, laktosa, dan karbohidrat lainnya. Namun,keberadaan komponen-komponen ini tidak mengganggu identifikasi komponen

    utama.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar fruktosa lebih tinggi

    dibandingkan kadar glukosa. Kadar glukosa madu kelengkeng lebih tinggi

    dibandingkan kadar glukosa madu randu, berdasarkan rata-rata kadar glukosa.

    Sedangkan, rata-rata kadar fruktosa madu randu lebih tinggi dibandingkan madu

    kelengkeng. Hal ini menunjukkan bahwa madu randu lebih manis dibandingkan

    Hasil

    Hubungan antara konsentrasi dengan luas

    puncak persamaan regresi liniernya:

    y = a + bx

    Plot hubungan antara konsentrasi larutan standar

    dengan luas puncak dari masing-masing komponen

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    25/27

    madu kelengkeng karena fruktosa memiliki rasa manis 2,5 kali dari glukosa.

    Kadar gula pereduksi menurut SII minimal 60%, kedua jenis madu sudah

    memenuhi kriteria tersebut karena kadar gula pereduksi total pada madu randu

    adalah 68,12% dan pada madu kelengkeng adalah 68,12%. Madu palsu kadar gula

    pereduksinya kurang dari 60% karena pada madu palsu sering dilakukan

    pengenceran atau penambahan komponen lain seperti pemanis buatan, gula pasir,

    dan pewarna makanan. Namun, pada beberapa kasus madu palsu kadar total gula

    pereduksinya mencapai 60%. Hal ini dapat disebabkan oleh proses penyimpanan

    madu yang cukup lama sehingga sukrosa dalam madu terurai menjadi glukosa dan

    fruktosa.

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    26/27

    BAB VI

    KESIMPULAN

    Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

    Kromatografi adalah teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel di

    antara suatu fase gerak dengan fase diam dengan bantuan perbedaan sifat fisik

    masing-masing komponen.

    Kromatografi dapat digolongkan menjadi empat macam sistem kromatografi,

    yaitu kromatografi gas-cair, kromatografi gas-padat, kromatografi cair-padat,

    dan kromatografi cair-cair.

    HPLC adalah instrumen pemisahan dengan menggunakan fase gerak cair

    yang dialirkan melalui kolom yang merupakan fase diam menuju ke detektor

    dengan bantuan pompa.

    Komponen-komponen yang digunakan dalam metode HPLC adalah pompa,

    injektor, kolom, detektor, tendon (reservoir), elusi gradien, recorder, dan fase

    gerak.

    GC merupakan jenis kromatografi yang digunakan untuk pemisahan dan

    analisis dengan menggunakan gas sebagai fase penggerak.

    Pada kromatografi gas, fase stasionernya berupa cairan dan fase geraknya

    berupa gas serta temperatur gas yang digunakan dapat diatur.

    Komponen-komponen yang digunakan dalam metode GC adalah gas

    supplies, sistem injeksi sampel (inlet), kolom, detektor,recorder

    Pemisahan dan analisis kadar glukosa dan fruktosa pada madu randu dan

    madu kelengkeng dapat dilakukan menggunakan teknik kromatografi cair

    kinerja tinggi.

    Kadar glukosa pada madu kelengkeng lebih besar daripada madu randu.

    Kadar fruktosa pada madu randu lebih besar daripada madu kelengkeng.

    Kadar glukosa dan fruktosa dari kedua jenis madu memenuhi syarat mutu

    madu nasional (SII).

  • 8/11/2019 makalah analisis pangan : kromatografi

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA

    Agilent Technologies. 2002. Agilent Gas Chromatographs : Fundamentals of Gas

    Chromatography. Agilent Technologies, Inc. : USA

    Andarwulan, N., Feri K., dan Dian H. 2011. Analisis Pangan. PT. Dian Rakyat :

    Jakarta

    Eicemen, G.A. 2006. Instrumentation of Gas Chromatography. New Mexico State

    University : USA

    Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta : UI Press

    Marra, Tine. 2004. Sains Kimia. Jakarta : Bumi Aksara

    Nielsen, S.S. 2003. Food Analysis Third Edition. Kluwer Academic / PlenumPublishers : New York

    Sastrohamidjojo, H. 1985. Kromotografi. Yogyakarta : Liberty.