Makalah Pengolahan Limbah Pangan

13
BAB I WASTE WATER TREATMENT PLANT PT. KAWASAN INDUSTRI MAKASSAR A. Flowsheet Waste Water Treatment Plant Waste Water Treatment Plant (WWTP) merupakan instalasi pengolahan limbah pusat seluruh limbah yang ada di kawasan industri Makassar. Seluruh limbah yang berasal dari pabrik-pabrik akan mengalir ke WWTP melalui pipa. 1

description

WASTE WATER TREATMENT PLANT PT.KIMA DAN PENGOLAHAN LIMBAH IKAN TUNA

Transcript of Makalah Pengolahan Limbah Pangan

Page 1: Makalah Pengolahan Limbah Pangan

BAB I

WASTE WATER TREATMENT PLANT

PT. KAWASAN INDUSTRI MAKASSAR

A. Flowsheet Waste Water Treatment Plant

Waste Water Treatment Plant (WWTP) merupakan instalasi pengolahan

limbah pusat seluruh limbah yang ada di kawasan industri Makassar. Seluruh limbah

yang berasal dari pabrik-pabrik akan mengalir ke WWTP melalui pipa. Limbah-limbah

tersebut merupakan inlet dari proses pengolahan limbah selanjutnya.

Tahap-tahap yang digunakan untuk mengolah limbah pada WWTP ada 3,

yakni :

1. Tahap Fisik (Primary Treatment)

1

Page 2: Makalah Pengolahan Limbah Pangan

Tahap fisik yang dilakukan yaitu proses penyaringan dengan 2 proses

penyaringan dengan ukuran yang berbeda. Penyaring pertama berukuran

5 cm dan yang kedua berukuran 1 cm. Limbah yang langsung berasal dari

pabrik harus melalui proses penyaringan untuk menghilangkan limbah-

limbah padat yang masih terkandung dalam limbah pabrik tersebut. Hal

tersebut dilakukan guna mencegah/ menghindari terjadinya kenaikan

BOD dan COD dari limbah padar tersebut.

2. Tahap Biologi (Secondary Treatment)

Dari proses penyaringan, limbah dipompa ke equalizing basin untuk

proses selanjutnya. Di equalizing basin udara dimasukkan untuk

menghidupkan mikroorganisme dari limbah yang telah ada. Setelah dari

equalizing basin, limbah dialirkan ke oxidation ditch, dimana pada proses

ini ditambahkan lumpur aktif. Mikroorganisme yang ada dalam limbah

akan mendegradasi senyawa-senyawa organic yang ada dalam limbah.

Sehingga senyawa organic yang merupakan sumber limbah terurai dan

jumlahnya berkuran ataupun habis.

3. Pengolahan Tambahan untuk Lumpur

Sedimentation tank berfungsi untuk mengendapkan sisa senyawa

organik dan memisahkan antara air yang sudah layak dan senyawa

organik. Air tersebut kemudian dipompa untuk dilakukan proses

pembusaan dimana untuk meningkatkan kandungan oksigennya, dan

selanjutnya siap untuk dipakai untuk lingkungan. Sedangkan senyawa

organik yang tertinggal akan digunakan pada proses selanjutnya. Lumpur-

lumpur yang merupakan sisa senyawa organik akan dikeringkan di kolam

pengeringan dan kemudian setelah kering akan dipakai sebagai bahan

bakar bekerja sama dengan PT. SEMEN TONASA. Lumpur yang kering

tersebut harus dimusnahkan karena masih termasuk limbah B3 yang

kemungkinan masih mengandung logam berat.

Biaya seluruh pengolahan limbah tersebut sangat mahal, sehingga dalam

penggunaannya juga para staf Waste Water Treatmentplant (WWTP) PT.Kawasan

Industri Makassar sangat berhati-hati agar tidak terjadi kerusakan. Dari pengolahan

2

Page 3: Makalah Pengolahan Limbah Pangan

limbah cair di hasilkan air yang termasuk golongan 3 yakni air yang dapat digunakan

untuk menyirami sayuran dan buah-buahan.

Disekitar tempat pengolahan limbah cair tersebut terdapat perkebunan

sayuran yang biasa di sirami dengan air hasil pengolahan limbah cair dari industri di

PT.KIMA sayuran tersebut di konsumsi oleh warga sekitar, staf jugga menambahkan

bahwa air tersebut baik untuk menyuburkan tanaman dan tidak berbahaya.

3

Page 4: Makalah Pengolahan Limbah Pangan

BAB II

PENGOLAHAN LIMBAH TULANG IKAN TUNA

MENJADI TEPUNG TULANG IKAN

A. Flowsheet Pengolahan Abon Ikan Tuna

4

Limbah tulang ikan, kepala, sisik, ekor dan isi perut

Daging ikan dikukus selama 20 menit

Disuwir-suwir

Dicampur rata

Digoreng sampai kuning kecoklatan dan ditiriskan

Abon ikan Tuna

Dipisahkan insang, kepala, sisik, ekor, tulang dan isi perutnya, dicuci bersih

Ikan Tuna Segar

Page 5: Makalah Pengolahan Limbah Pangan

B. Flowsheet Pengolahan Limbah Tulang Ikan Tuna

Pembuatan tepung tulang ikan tuna dimulai dengan membersihkan tulang

ikan. Tulang ikan dicuci dan dibersihkan untuk menghilangkan kotoran. Bagian sirip

ekor, sirip punggung, sirip anal dan finlet yang masih melekat pada tulang

dihilangkan. Tulang ikan tersebut kemudian dipotong-potong untuk mendapatkan

ukuran yang lebih kecil.

Tulang kemudian direbus dalam panci aluminium selama 30 menit pada suhu

80 oC. Pemasakan awal ini dilakukan untuk mempermudah pembersihan tulang dari

daging, darah dan lemak yang menempel pada tulang. Proses selanjutnya tulang ikan

dimasukkan ke dalam autoklaf selama 1-3 jam pada suhu 121 oC dengan tekanan

uap absolut sebesar 1 atm. Fungsi dari proses ini adalah untuk mensterilkan tulang

dari mikroba dan menghilangkan lemak yang terdapat pada tulang. Selain itu protein

5

Page 6: Makalah Pengolahan Limbah Pangan

akan terdenaturasi dan menggumpal. Pemanasan ini juga bertujuan untuk

mengempukkan tulang ikan sehingga mempermudah proses selanjutnya.

Tahap berikutnya dilakukan perebusan kembali tulang pada suhu 100 oC

selama 30 menit. Tahap ini merupakan bagian dari perlakuan dimana tulang ikan

direbus dengan frekuensi perebusan yang berbeda, yaitu 1, 2 dan 3 kali. Setiap

ulangan perebusan dilakukan penggantian air dan penghitungan waktu dimulai pada

saat air mendidih. Pemasakan ini secara efektif menghilangkan lemak yang terdapat

dalam tulang.

Proses hidrolisis berlanjut dengan perendaman tulang ikan ke dalam larutan

NaOH 1,5 N selama 2 jam pada suhu 60 oC. Setelah tulang dicuci dan dinetralkan

dengan air, tahap terakhir pada proses pembuatan tepung kalsium tulang ikan ini

adalah pengeringan dan penepungan. Proses pengeringan dilakukan selama tiga hari

menggunakan sinar matahari. Tepung tulang yang telah kering dihaluskan

menggunakan mortar dan disaring menggunakan penyaring tepung. Alur proses

pembuatan tepung tulang ikan tuna yang digunakan dalam penelitian ini secara

lengkap dapat dilihat pada Gambar 1 diatas.

Tepung tulang ikan yang dihasilkan berbentuk bubuk halus berwarna putih

kekuningan hingga kuning tergantung pada waktu autoclaving dan frekuensi

perebusan yang dilakukan. Kalsium terdapat dalam berbagai bentuk diantaranya

adalah kalsium fosfat, kalsium sitrat dan kalsium asetat. Pada ikan kira-kira sebanyak

99 % kalsium terdapat pada jaringan tubuh, kerangka dan sirip. Penentuan kadar

kalsium ini menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS).

Hasil pengukuran kadar kalsium tepung tulang ikan tuna pada beberapa

tingkat perlakuan waktu autoklafing dan frekuensi perebusan dapat dilihat pada

Gambar 2 . Nilai kadar kadar kalsium yang dihasilkan antara 23,72 - 39,24 %. Nilai ini

masih berada dalam kisaran nilai kadar kalsium yang ditetapkan SNI untuk tepung

tulang, yaitu sebesar 30 % (mutu I) dan 20 % (mutu II). Kadar kalsium tertinggi dan

terendah dalam penelitian ini, berturut-turut diperoleh pada tepung tulang A2P3

dan A1P2. Nilai kadar kalsium beberapa tepung hasil penelitian sebelumnya,

diantaranya 11,90 % (ISA 2002), 25,6 % (Mulia 2004) dan 31 % (Elfauziah 2004).

6

Page 7: Makalah Pengolahan Limbah Pangan

Gambar 2. Histogram hubungan lamanya waktu autoclaving dan frekuensi perebusan

terhadap kadar kalsium

Perbedaan kandungan kalsium pada tepung tulang ikan, dipengaruhi oleh

perbedaan jenis ikan yang digunakan. Navarro (1991) diacu dalam Martinez et al.

(1998) menyebutkan bahwa kandungan mineral pada ikan bergantung pada spesies,

jenis kelamin, siklus biologis dan bagian tubuh yang dianalisis. Lebih lanjut Martinez

et al. (1998) menyatakan bahwa faktor ekologis seperti musim, tempat pembesaran,

jumlah nutrisi tersedia, suhu dan salinitas air juga dapat mempengaruhi kandungan

mineral dalam tubuh ikan.

Hasil analisis ragam yang dilakukan terhadap kadar kalsium menunjukkan

bahwa perlakuan lama waktu autoklafing dan frekuensi perebusan serta interaksi

antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap kadar kalsium (Lampiran 20). Hal

ini menunjukkan bahwa unsur mineral relatif stabil dengan adanya proses

perebusan, sebagai mana yang disampaikan Mc Cance et al. (1936) diacu dalam

7

Page 8: Makalah Pengolahan Limbah Pangan

Haris dan Karmas (1989) bahwa proses pemanggangan, penggorengan, sangria dan

pengukusan tidak berpengaruh penting pada kadar kalsium.

8

Page 9: Makalah Pengolahan Limbah Pangan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perlakuan lama waktu autoklafing (1, 2 dan 3 jam) dan frekuensi perebusan

(1, 2 dan 3 kali) cenderung akan menurunkan rendemen, kadar air, lemak, protein

dan pH tepung tulang ikan. Sebaliknya kadar abu, derajat putih, kalsium dan fosfor

pada tepung cenderung meningkat akibat perlakuan tersebut.

Tepung tulang ikan yang dihasilkan mengandung kadar air 5,60 - 8,30 % , abu

77,54 – 84,22 % bb, protein 0,48 – 1,29 % bb, lemak 1,7 – 4,13 % bb, kalsium 23,72 –

39,24 %, fosfor 11,34 – 14,25 dan nilai pH 7,03 – 7,22. Rendemen yang dihasilkan

dalam pembuatan tepung tulang ikan 13,28 – 28,85 %.

Nilai beberapa parameter fisik tepung tulang yang dihasilkan yaitu derajat

putih sebesar 59,3 – 74,8 %, densitas kamba 7,42 – 9,42 g/ml dan daya serap air 14 –

14,7 %. Nilai kelarutan tepung sangat rendah, yaitu antara 0 – 4,45 % (g/ml) pada

menit ke 15, sedangkan pada menit ke 180 nilai kelarutan yang diperoleh mencapai

8,56 - 36,67 % (g/ml).

Hasil uji kecernaan kalsium tepung tulang ikan yang dilakukan dengan

metode in vitro didapatkan bahwa nilai kecernaan kalsium sangat rendah yaitu

sebesar 0,86 %.

A. Saran

Disarankan penggunaan tepung kalsium tulang ikan dengan cara melakukan

fortifikasi ke dalam bahan makanan yang lain. Untuk menghasilkan penampakan dan

tekstur yang lebih baik perlu dicoba teknik pengeringan menggunakan alat pengering

mekanik.

9

Page 10: Makalah Pengolahan Limbah Pangan

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Nabil. 2005. Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Tuna (Thunnus sp.) Sebagai Sumber Kalsium dengan Metode Hidrolisis Protein. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

Wini Trilaksani, dkk. 2006. Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Tuna (Thunnus sp.) Sebagai Sumber Kalsium dengan Metode Hidrolisis Protein. Buletin Teknologi Hasil Perikanan. FPIK IPB

http://ilmubergunabuatkamu.blogspot.com/2013/06/laporan-kunjungan-lapangan-ptkima.html

http://idha-firdaus.blogspot.com/p/laporan-ptkima-makassar.html

10