Krim

download Krim

of 18

description

krimmm

Transcript of Krim

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata KediriLaporan ResmiPraktikum Krim (Cream)

DI SUSUN OLEH :YUDIA SUSILOWATI(30313031)DIII-FARMASI TK.1

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRIJl. KH. Wachid Hasyim 65 Kediri 64144Telp. (0354) 773299 Fax. (0354) 771539Email : [email protected] Web : www.iik.ac.id

SEDIAN KRIM

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. (Farmakope Indonesia IV)Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%). (Ilmu Resep hal. 74)Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. (Formularium Nasional)Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. (FI III)Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsentrasi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau terdispersi mikrokristal asam-assam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditunjukkan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk obat melalui vaginal.Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan krim tipe air dalam minyak (A/M). Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipeA/Mdigunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera. Sedangkan untuk krim tipeM/Adigunakan sabun monovalen, seperti trietanolamin, natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu juga dipakai tween, natrium lauryl sulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, cmc dan emulygidum.

Tujuan :1. Mengetahui langkah-langkah cara pembuatan sediaan krim yang baik dan tepat1. Mengetahui sifat-sifat bahan obat 1. Mengetahui Fungsi obat1. Mengetahui permasalahan krim dan cara penyelesainnya.

DASAR TEORI

Definisi Krim1. Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. (FI III)2. Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. (FI IV hal. 6)3. Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. (Formularium Nasional)4. Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%). (Ilmu Resep hal. 74)

Penggolongan krimKrim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asamasam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakain kosmetika dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal. Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan krim tipe air dalam minyak (A/M). Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipeA/Mdigunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera. Sedangkan untuk krim tipeM/Adigunakan sabun monovalen, seperti trietanolamin, natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu juga dipakai tween, natrium lauryl sulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, cmc dan emulygidum.Kestabilan krim akan terganggu/rusak jika sistem campurannya terganggu, terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara berlebihan atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain.Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya yang cocok dan dilakukan dengan teknik aseptic. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet pada krim umumnya digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga 0,18% atau propil paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% hingga 0,05%. Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk, penandaan pada etiket harus juga terteraobat luar.

Komponen krim 1. Zat aktif2. Basis Krim3. Bahan Tambahan

Penggolongan Berdasarkan Pemakaian1. untuk kosmetik : Cold cream2. untuk pengobatan : krim neomisin

Kelebihan dan Kekurangan Krima. Adapun kelebihandarisediaankrimyaitu:1. Mudah menyebar rata.2. Praktis.3. Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipeM/A(minyak dalam air).4. Cara kerja langsung pada jaringan setempat.5. Tidak lengket, terutama pada tipeM/A(minyak dalam air).6. Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun, sehingga pengaruh absorpsi biasanya tidak diketahui pasien.7. Aman digunakan dewasa maupun anakanak.8. Memberikan rasa dingin, terutama pada tipeA/M(air dalam minyak).9. Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit terutama pada bayi, pada faseA/M(air dalam minyak) karena kadar lemaknya cukup tinggi.10. Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim kuku, dan deodorant. Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkan kulit berminyak.

b. Adapunkekurangan darisediaan krimyaitu:1. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipeA/M(air dalam minyak)karena terganggu system campuran terutama disebabkan karena perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran 2 tipekrim jika zat pengemulsinya tidak tersatukan.2. Susah dalam pembuatannya, karena pembuatankrimharusdalam keadaan panas.3. Mudah lengket, terutama tipeA/M(air dalam minyak).4. Mudahpecah, disebabkan dalam pembuatan formulanya tidak pas.5. Pembuatannya harus secara aseptik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam formulasi krim1. Bahan pembantu sesedikit mungkin 2. Bahan aktif dalam bentuk aktifnya3. Pemilihan basis disesuaikan zat aktif4. Pembuatan krim membutuhkan pengawet karena mengandung air5. Karena krim berbentuk lemak, perlu ditambah antioksidan6. Penggunaan emulgator disesuaikan dengan jenis krim7. Pembuatan krim steril secara asseptis8. Sediaan untuk luka terbuka dan parah krim harus steril9. Jika krim dikemas dengan tube allumunium pengawet jangan golongan raksa organik karena bereaksi dengan tube membentuk kompleks raksa allumunium10. Tube yang mudah berkarat harus dilapisi etiket :a. Tertera obat luarb. Tertera obat kadaluarsac. Kondisi penyimpanand. Konsentrasi bahan aktif11. Wadah tertutup rapat sehingga mencegah penguapan dan kontaminasi isinya, tahan terhadap absorbsi dan difusi lainnyaBasis Krim1. Pemilihan basis krim tergantung sifat obat, OTT, absorbsi2. Persyatan :a. Non iritasib. Mudah dibersihkanc. Tidak tertinggal dikulitd. Stabile. Tidak tergantung PHf. Tersatukan dengan berbagai obat

Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembuatan Basis1. Kualitas dan kuantitas bahan 2. Cara pencampuran, kecapatan, dan tipe pencampuran3. Suhu pembuatan4. Jenis emulgator5. Dengan konsentrasi kecil sudah dapapat membentuk emulsi stabil dengan tipe yang dikehendaki( a/m atau m/a)

Basis Krim1. Basis Tipe A/M (Lanolin, cold cream)a. Emolienb. Oklusifc. Mengandung aird. Beberapa mengapmengabsorbsi air yang ditambahkane. Berminyak2. Basis tipe M/A (hidrofilik ointment)a. Mudah dicuci dengan airb. Tidak berminyakc. Dapat diencerkan dengan aird. Tidak oklusif

Bahan Tambahan1. Pengawet1. Pendapar1. Pembasah1. Antioksidan1. Pengompleks1. Zat pengemulsi

Cara Pembuatan KrimCara pertama :1. Bahan-bahan larut lemak dan minyak dilelehkan dalam dalam wadah hingga suhu 75o C2. Air dipanaskan bersama komponen-komponen larut air dalam wadah lain dalam suhu 75o C3. Keduanya dicampur pada suhu sama (75o C ) dan dicampur sampai suhu mendekati 35o C4. Pengadukan dilakukan hingga krim halus terbentukCara kedua :1. Semua bahan, baik fase minyak maupun fase air dicampurkan untuk dilebur di atas penangas air sampai lebur, baru kemudian langsung digerus sampai terbentuk masa krim. Baik metode pertama atau kedua sama-sama menghasilkan sediaan krim yang stabil, bila proses penggerusan dilakukan dengan cepat dan kuat dalam mortar yang panas sampai terbentuk massa krim. Tetapi dengan metode kedua kita dapat menggunakan peralatan yang lebih sedikit daripada metode pertama.

Evaluasi Sediaan Krim1. Evaluasi FisikHomogenitas diantara dua lapis film, secara makroskopis: alirkan diatas kaca. Konsistensi tujuan: mudah dikeluarkan dari tube dan mudah di oleskan. Pengukuran konsistensi dengan pnetrometer. Konsistensi atau rheologi dipengaruhi suhu: sediaan non-newton dipengaruhi oleh waktu istirahat, oleh karena itu harus dilakukan pada keadaan yang identik. Bau dan warna untuk melihat terjadinya perubahan fase. pH berhubungan dengan stabilitas zat aktif, efektivitas pengawet dan keadaan kulit.2. Evaluasi KimiaKadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain.3. Evaluasi Biologia. Kontaminasi MikrobaSalep mata harus steril untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit yang parah juga harus steril.b. Potensi Zat AktifPengukuran potensi beberapa zat antibiotik yang dipakai secara topikal.

Monografi Bahan1. Cold Creama. Cerae Flava/ Malam Kuning (FI IV hal. 186)1. Pemerian : Padatan berwarna kuning sampai coklat keabuan, berbau enak seperti madu. Agak rapuh bila dingin, bila patah membentuk granul.2. Kelarutan : Tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin. Larut sempurna dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri.3. Khasiat : Zat tambahan, untuk melembutkan kulit

b. Cetacei/ Cetaceum (FI III hal. 141)1. Pemerian: Massa hablur, bening, licin, putih mutiara, bau dan rasa lemah.2. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P dingin, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P mendidih, dalam kloroform P, dalam eter P, dalam karbondisulfida P, dalam minyak lemak dan minyak atsiri.3. Khasiat : Zat tambahan yang membentuk lapisan emulien kulit.

c. Adeps Lanae/ Lemak Bulu Domba/ Lanolin (FI IV hal. 57)1. Pemerian : Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas.2. Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air kurang lebih 2x beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter dan kloroform.3. Khasiat : Basis krim.

d. Oleum Sesami/ Minyak Wijen (FI III hal. 459)1. Pemerian : Cairan, kuning pucat, bau lemah, rasa tawar, tidak membeku pada suhu 60o.2. Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P.3. Khasiat : Humektan.

2. Cleansing Creama. Acid Stearin (FI III hal. 57)1. Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.2. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%)P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.3. Khasiat : Zat tambahan, untuk melembutkan kulit dengan konsentrasi 1-20%.

b. Triaethanolamin (FI IV hal.1203)1. Pemerian : Cairan tidak berwarna, berbau kuat amoniak.2. Kelarutan : Sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol, dengan eter dan dengan air dingin.3. Khasiat : Surfaktan, emulgator. Kadar 2-4%.

c. Adeps Lanae (FI IV hal. 57-58)1. Pemerian : Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas.2. Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air kurang lebih 2x beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter dan kloroform.3. Khasiat : Basis krim.

d. Paraffin Liquidum (FI III hal. 474)1. Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.2. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P dan dalam eter P.3. Khasiat : Penggunaan laksativum.

e. Nipagin/ Methylis Parabenum (FI IV hal. 551)1. Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.2. Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter.3. Khasiat : Preservatif atau pengawet. Kadar 0,12-0,18%

.

METODOLOGI KERJA

Formula 1DOKTER UTAMA HUSADAAlamat praktek : jalan sumatra 59Jam periksa : Sip no 1994IDI No 14/1974

.....................

R/ Cold Cream 20 g m.f Cream SUE

Pro:

Formula Standar (FMS hal. 110)

Unguentum Leniens Rosatum (Cold Cream)R/ Cerae Flava 2, 500 Cetacei 5 Adeps Lanae 5 Oleum Sesami 25 Aq. Rosarum 12, 500 m.f unguentum SUE

Perhitungan bahan1. Cerae Flava2,5/50 x 20g = 1g 2. Cetacei5/50 x 20g = 2g3. Adeps Lanae5/50 x 20g = 2g4. Oleum Sesami25/50 x 20g = 10g 5. Aq. Rosarum12,5/50 x 20g = 5g

Tahap peracikan 1. Menyetarakan timbangan2. Menara cawan3. Menimbang 10g sisihkan4. Menimbang Cerae Flava 1g masukkan cawan5. Menimbang Cetacei 2g, masukkan cawan6. Menimbang Adeps Lanae2g masukkan cawan7. Oleum Sesami + Cerae Flava + Cetacei + Adeps Lanaedilebur diatas waterbath sambil diaduk sampai meleleh, kemudian masukkan mortir, saring dengan menggunakan kain kasa8. Menara Beaker Glass9. Menimbang Aq. Rosarum 5g10. Tambahkan Aq. Rosarum sedikit demi sedikit sambil terus digerus di mortir11. Keluarkan dari mortir, masukkan pot salep, beri etiket biru, tandai untuk pemakaian luar

Formula 2DOKTER UTAMA HUSADAAlamat praktek : jalan sumatra 59Jam periksa : Sip no 1994IDI No 14/1974

.....................R/ Cleansing Cream 10 g m.f cream SUE

pro :

Formula Standart (FMS hal. 111)R/ Acid Stearin 145 Triaethanolamin 15 Adeps Lanae 30 Paraffin. Liquid 250 Aquadest 550 Nipagin q.s m.f cream SUE

Perhitungan bahan1. Acid Stearin145/990 x 40g = 5,8 g2. Triaethanolamin15/990 x 40g = 0,6g = 600mg3. Adeps Lanae30/990 x 40g = 1,2g4. Paraffin. Liquid250/990 x 40g = 10,1g5. Aquadest550/990 x 40g = 22,2g6. Nipagin0,15% x 40g = 0,06g= 60mg

Tahap peracikan 1. Menyetarakan timbangan1. Merebus air1. Sambil menunggu air mendidih menara cawan1. Menimbang TEA 600mg1. Menimbang Acid Stearin 5,8g1. Masukkan cawan1. Menimbang adeps lanae 1,2g masukkan cawan, sisihkan1. Menara Beaker Glass1. Menimbang Paraffin. Liquid 10,1 di BG, masukkan cawan1. TEA + Acid + Adeps + parrafin dilebur di Water Bath, aduk ad larut dan homogen, setelah itu angkat. Sisihkan 1. Menimbang Aquadest yang telah mendidih di BG lalu masukkan mortir1. Menimbang Nipagin 60mg masukkan moertir, gerus ad homogen1. Masukkan hasil leburan TEA + Acid + Adeps + parrafin kedalam mortir, aduk ad homogen1. Masukkan pot salep dan beri etiket biru

PEMBAHASAN

Dalam praktikum ini, dibuat sediaan Krim. Pada pembuatan Cleansing cream, yang pertama dilakukan adalah menimbang bahan. Untuk TEA, Acid Stearin, Adeps Lanae, dan Parrafin dimasukkan ke dalam cawan dan dilebur di atas waterbath. Ke-4 bahan ini harus dilebur menjadi satu karena bahan-bahan ini memiliki konsentrasi yang berbeda. a. TEA Cairan tidak berwarna, berbau kuat amoniak (FI IV hal.1203)b. Acid Stearin Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin. (FI III hal. 57)c. Adeps Lanae Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas. (FI IV hal. 57-58)d. Parrafin Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa. (FI III hal. 474)Karena perbedaan konsentrasi itulah bahan-bahan di atas harus dilebur menjadi satu, agar bahan diatas bisa homogen. Setelah bahan diatas homogen, kemudian diangkat. Aquadest yang mendidih dan telah diukur di Beaker Glass dimasukkan mortir bersama Nipagin, setelah itu hasil leburannya tadi di masukkan kedalam mortir, aduk ad homogen, dan masukkan pot salep. Sediaan krim yang dibuat ini memenuhi persyaratan, karena pada saat pembuatan tidak terjadi kesalahan dan dilakukan sesuai dengan cara pembuatan serta langkah-langkah yang baik dan benar.Krim yang kedua adalah Cold Cream, semua bahan ditimbang terlebih dahulu. Kemudian Cerae Flava, Cetacei,Adeps Lanae, Oleum Sesami dilebur diatas waterbath. Bahan-bahan tersebut perlu dilebur terlebih dahulu karena memiliki konsentrasi yang berbeda. a. Cerae Flava Padatan berwarna kuning sampai coklat keabuan, berbau enak seperti madu. Agak rapuh bila dingin, bila patah membentuk granul. (FI IV hal. 186).b. Cetacei Massa hablur, bening, licin, putih mutiara, bau dan rasa lemah. (FI III hal. 141).c. Adeps Lanae Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas. (FI IV hal. 57-58).d. Oleum Sesami Cairan, kuning pucat, bau lemah, rasa tawar, tidak membeku pada suhu 60o. (FI III hal. 459).Karena perbedaan konsentrasi itulah bahan-bahan di atas harus dilebur menjadi satu, agar bahan diatas bisa homogen. Setelah bahan diatas homogen, kemudian diangkat dari water bath dan dimasukkan mortir. Langkah selanjutnya adalah menambahkan Aq. Rosae sedikit-sedikit sambil terus digerus di mortir, dan setelah terbentuk massa krim, krim dimasukkan ke dalam pot salep.

KESIMPULAN

Dari praktikum dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bahan yang memiliki konsentrasi berbeda itu harus dilebur terlebih dahulu diatas waterbath sampai meleleh, baru kemudian di campur dengan bahan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat ; Teori dan Praktik. UGM Press. Yogyakarta

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Keesehatan Republik IndonesiaAnonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi VI. Departemen Keesehatan Republik Indonesia