KPK

31
Jakarta, 11 Juli 2013 UPAYA UPAYA PENCEGAHAN PENCEGAHAN DALAM DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI PEMBERANTASAN KORUPSI Tahun 2013 - 2015 Tahun 2013 - 2015 Disampaikan dalam “Local Governance Forum – II” Direktur Penelitian dan Pengembangan Roni Dwi SUsanto

description

KPK

Transcript of KPK

  • Jakarta, 11 Juli 2013UPAYA PENCEGAHAN DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI Tahun 2013 - 2015

    Disampaikan dalamLocal Governance Forum II

    Direktur Penelitian dan PengembanganRoni Dwi SUsanto

  • TUGAS DAN WEWENANG KPKMENGENAL MODUS OPERANDI TPKSTRATEGI PENCEGAHAN TPKPENUTUP

  • * Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (ps. 1 butir 3)adalahserangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas TPK melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan-penyidikan-penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun (pasal 3)Koordinasi(Pasal 7)TUGAS KPKSupervisi(Pasal 8)Penyelidikan, Penyidikan & Penuntutan(Pasal 11)Pencegahan(Pasal 13)Monitoring(Pasal 14)

    networking counterpartnertidak memonopoli tugas dan wewenang lid-dik-tut;trigger mechanism

  • UU No. 30 Tahun 2002 Pasal 13Peraturan KPK RI No.30 Tahun 2010

  • JENIS PERKARA TPKs/d 31 Mei 2013*

    Penindakan2004200520062007200820092010201120122013*JumlahPenyelidikan23293670706754787736540Penyidikan2192724473740394835318Penuntutan2172319353232403610246Inkracht051723233934342816219Eksekusi041323243736353221225

    Jenis Perkara2004200520062007200820092010201120122013*JumlahPengadaan Barang/Jasa2128141816161082106Perijinan005131000313Penyuapan0724131219253427143Pungutan007230000012Penyalahgunaan Anggaran0053108543038TPPU00000000134Merintangi proses KPK00000000202Jumlah Keseluruhan2192724473740394835316

  • INSTANSI/JABATAN TERKAIT PERKARA TPKs/d 31 Mei 2013

    Instansi2004200520062007200820092010201120122013*JumlahDPR RI0000710726234Kementerian/Lembaga151012131316231819130BUMN/BUMD040025731022Komisi094220210020Pemerintah Provinsi1192540313341Pemkab/Pemkot004818587101171Jumlah2192724473740394835318

    Jabatan2004200520062007200820092010201120122013*JumlahAnggota DPR dan DPRD00027827516772Kepala Lembaga/Kementerian01101120107Duta Besar00021010004Komisioner03211000007Gubernur10202210019Walikota/Bupati dan Wakil003755444133Eselon I, II dan III2915102214121584111Hakim00000012216Swasta14531211810161282Lainnya061244933638Jumlah Keseluruhan4232927554565395032369

  • Kajian Pengelolaan Belanja Sosial (2011)

  • Kajian Pengelolaan Belanja Sosial (2011)Beberapa Temuan:Adanya belanja bansos yang melebihi batas ketentuanAdanya belanja bansos yang disalurkan lebih dari satu kali kepada satu objek penerima pada satu tahun anggaranTidak semua penerima bansos memberikan laporan pertanggungjawaban, tidak ada standar laporan pertanggungjawabanTidak ada unit yang bertanggung jawab memverifikasi dan mengevaluasi laporan pertanggungjawaban bansos

  • Kajian Pendanaan Parpol (2011)

  • Kajian Pendanaan Parpol (2011)Beberapa Temuan:Masih adanya celah peraturan dalam batasan penerimaan dana parpolLemahnya sanksi atas kelalaian/ ketidakpatuhan kewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban dana yang berasal dari APBN/APBDTidak adanya batas maksimal pengeluaran dana serta jenis pengeluaran dana kampanye oleh Parpol dan/atau calon

  • Beberapa Temuan:Dilanggarnya asas umum pengelolaan keuangan daerah pada pengelolaan APBD bagi klub sepak bola (tidak jelasnya, tidak lengkapnya, dan dilanggarnya peraturan mengenai hibah)Adanya rangkap jabatan pejabat publik pada penyelenggara keolahragaan di daerah yang dapat menimbulkan CoIDilanggarnya prinsip transparansi dan akuntabilitasKajian Penggunaan APBD untuk Klub Sepak Bola (2011)

  • Perbandingan Alokasi APBD 2009 untuk Klub Sepak Bola terhadap Pendapatan Asli Daerah (dalam Milyar Rupiah)Alokasi APBD untuk klub sepak bola di Kota Jayapura mencapai 61.3% dan Kabupaten Jayawijaya mencapai 56.7% dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)

  • Kajian Pengadaan dan Pemberhentian PNS (2011)Total dana APBN 2011 yang dialokasikan untuk belanja 4,6 juta PNS cukup besar, mencapai Rp 180,6 Trilyun (sekitar 14,7% dari belanja negara APBN 2011) Data pengaduan masyarakat yang masuk ke KPK terkait proses pengadaan dan pemberhentian PNS dari tahun 2005 sampai dengan 2010, dari berbagai wilayah Indonesia mencapai rata-rata 148 pengaduan setiap tahunGlobal Competitiveness Index 2010-2011 menunjukkan bahwa faktor tertinggi yang menghambat dalam berbisnis (the most problematic factors for doing business) di Indonesia adalah birokrasi pemerintah yang tidak efisien

  • Kajian Pengadaan dan Pemberhentian PNS (2011)Beberapa Temuan:Tidak kredibelnya proses seleksi CPNS dari tenaga honorerTidak ditetapkan nilai minimal kelulusan (passing grade) untuk menentukan kelulusan tes pelamar CPNSTidak adanya persyaratan yang terukur penetapan perpanjangan batas usia pensiun bagi PNS tertentu

  • Kajian Pengelolaan DAK Pendidikan (2009)Beberapa Temuan:Penggunaan DAK Pendidikan tidak sesuai peruntukkanPP-DAKS tidak memiliki kompetensi dalam pengelolaan keuanganTidak ada standar waktu pencairan danaTidak semua sekolah melakukan pencatatan asetPemda tidak membuat/menyampaikan laporan DAK kepada Kemdikbud

  • TUGAS DAN WEWENANG KPKMENGENAL MODUS OPERANDI TPKSTRATEGI PENCEGAHAN TPKPENUTUP

  • VISION MISIONPusat Keunggulan Deteksi & Prevensi KorupsiSistemBudayaPerilakuPerbaikan Sektor Strategis terkait Kepentingan NasionalPembangunan Pondasi SINPembangunan Lingkungan Politik BerintegritasGrand Corruption & Penguatan ApgakumCSO dan K/L/O/PStrategy MapPENCEGAHAN Stake HolderInternal ProcessL & GPerbaikan fokus area terintegrasiPelembagaan SINDukungan Pembangunan Training CenterPenguatan Komponen Sistem PolitikRevitalisasi LHKPN & GratifikasiPengukuran Kinerja PencegahanFinancialPencegahan FirstPusat Monitoring PencegahanLMS Detection & PreventionEfektivitas Perencanaan & AnggaranSTRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

  • Pelembagaan SINDukungan Pembangunan Training CenterPenguatan Komponen Sistem PolitikOptimalisasi LHKPN & GratifikasiPeningkatan Sistem Pengendalian Internal pada K/L/O/PPenerapan FCP pada K/L/O/P StrategisKajian Aspek StrategisPembentukan TunasIntegritasPembangunan Sistem IntegritasPenyelarasan & Aksi Strategis SINPendefinisian nomenklatur rumpun jabatan pencegahan dan silabusnyaPenyusunan panduan dan modul- modulPembentukan Trainer InternalPembentukkan pemimpin dan pemilih berintegritasPerbaikan regulasiDukungan Penyelenggaraan Pemilu BerintegritasPembangunan Integritas ParpolOptimalisasi LHKPNOptimalisasi GratifikasiSurvey SINPIAKSurvey Perilaku MasyarakatPengukuran Kinerja PencegahanPerbaikan fokus area terintegrasi

  • Melaksanakan Reformasi Birokrasi

  • PemerintahMasyarakatDunia UsahaReformasi Birolrasi/ Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan (PTKP)Judiciary aparatusPublic service sectorPolitical representationGerakan anti suap Fair competitionGerakan massiveSay NO to corruptionMasyarakat madani yang tidak lagi permisif terhadap perilaku koruptifMasy yg kritis, tidak anarkhisGood Corporate GovernanceCSR (Corparate Social Resp)Kode Etik (Code of Conduct)

  • TUGAS DAN WEWENANG KPKMENGENAL MODUS OPERANDI TPKSTRATEGI PENCEGAHAN TPKPENUTUPTUGAS DAN WEWENANG KPKMENGENAL MODUS OPERANDI TPKSTRATEGI PENCEGAHAN TPK

  • Penyusunan peraturan perundang-undangan harus menghindari dan dapat mengeliminasi aktivitas yang memberikan celah kepada tindak pidana korupsiDiperlukan kemampuan untuk dapat melakukan deteksi dini terhadap orang-orang, sistem, dan sektor yang selama ini diduga berpeluang terjadi tindak pidana korupsiPencegahan korupsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya pemberantasan korupsiPartisipasi seluruh aspek masyarakat dalam pencegahan korupsi sangat dibutuhkanHarus dilakukan penegakan hukum dan melakukan penindakan secara tegas tanpa diskriminatif terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam aksi korupsi (penegak hukum, pemerintah, masyarakat dan dunia usaha)

  • ******