korelasi phbs

download korelasi phbs

of 11

Transcript of korelasi phbs

  • 8/17/2019 korelasi phbs

    1/11

    STUDI KORELASI PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DENGAN ISPA PADABALITA

    DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWANGA KECAMATANWAWOTOBI

    KABUPATEN KONAWE TAHUN 2006

    Arpan Tom!"!#

    (*Staf Pengajar Prodi S1 Kesmas STIK  Avicenna)

    A$%ra& 

    Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan kematian

     pada bayi dan balita di Indonesia. Di Sulawesi Tenggara, penderita ISPA pada balita mencapai !."# orang

    (!,$%) pada ta&un '##". Di wilaya& kera Puskesmas Tawangata&un '## periode *anuari sampai *uli,  penderita

    ISPA pada balita mencapai '+ orang (!',%). Penelitian ini bertuuan untuk mengeta&ui korelasi antara P-S

    tatanan ruma& tangga (status imunisasi, kebersi&an lingkungan peruma&an, dan keterpaparan asap rokok) dengan

    ISPA pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan pendekatan cross sectional

    study. Populasi dalam penelitian ini adala& balita di wilaya& kera Puskesmas Tawanga yang berumla& / orang,

    dengan sampel berumla& '"' orang, sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak seder&ana (simple

    random sampling). Data diperole& melalui obser0asi dan wawancara langsung dengan responden (ibu balita) dengan

    menggunakan kuesioner dan panduan obser0asi. -asil yang diperole& dalam penelitian ini adala& / orang (!!,!!%)menderita ISPA dan +/ orang (,%) tidak menderita ISPA. +"/ orang (',#%) dengan status imunisasi

    lengkap dan $ orang (!,!#%) tidak lengkap, +#/ ruma& (',/%) dengan lingkungan bersi& dan + ruma&

    (",+%) dengan lingkungan tidak bersi&, +$" orang (,!/%) terpapar asap rokok dan " orang ('','%) tidak 

    terpapar. Dari &asil analisis statistik, terdapat korelasi antara status imunisasi, kebersi&an lingkungan  peruma&an,

    dan keterpaparan asap rokok dengan ISPA pada  balita.

    Ka%a K'n(! ) ISPA* S%a%'$ Im'n!$a$!* L!n+&'n+an R'ma,* A$ap Ro&o& 

    PENDAHULUAN

    A- La%ar B."a&an+

    1ntuk dapat mengukur deraat kese&atan

    masyarakat digunakan beberapa indikator , sala&

    satunya adala& angka kesakitan dan kematian

     bayi. Angka kematian bayi yang semula tela&

     ber&asil diturunkan dari # per +### kela&iran

    &idup pada ta&un +$$" menadi " per +###  pada

    ta&un +$$/ kela&iran &idup, ternyata dalam kurun

    waktu tiga ta&un meningkat kembali menadi "+

     per +### kela&iran &idup pada ta&un '##+ (Suudi

    A, '##!).

    2enurut 3orld -ealt& 4rgani5ation

    (3-4), penyakit ISPA merupakan penyakit yang

     paling sering menyebabkan kematian pada anak 

     balita, se&ingga ISPA masi& merupakan  penyakityang yang mengakibatkan kematian cukup tinggi

    yang kebanyakan dari kematian tersebut

    disebabkan ole& pneumonia. Sebagai kelompok 

     penyakit, ISPA uga merupakan penyebab utama

    kunungan pasien ke sarana kese&atan yakni

    sebanyak #% 6 #% kunungan berobat di

     puskesmas dan +"% 6 !#% kunungan berobat di

    ruma& sakit (Depkes 7I, '##').

    7uma& tangga sebagai wa&ana anggota

    keluarga dalam melakukan aktifitas kese&arian

    memegang peranan penting dalam keadian

     penyakit ISPA k&ususnya pada balita dimana

    faktor resiko sebagian besar berada dalanm

    lingkungan ruma&. 8aktor resiko yang

    meningkatkan insiden ISPA adala& gi5i kurang, berat badan la&ir renga&, tidak mendapat air susu

    ibu yang memadai, polusi udara, tempat tinggal

     padat, imunisasi tidak lengkap, dan defisiensi

    0itamin A (&ttp9: : www.tempointerakt i f.com,

    diakses '##).

    Di Propinsi Sulawesi Tenggara,  penyakit

    ISPA masi& merupakan masala& utama di

    masyarakat, dimana penyakit ISPA selalu masuk 

    dalam urutan +# besar penyakit di  puskesmas.

    Pada ta&un '##!, penderita ISPA pada  balita

     berumla& ".+' orang ('!,!%) dari '!+.#

    orang, ta&un '## berumla& !!.#" orang

    (+!,$%) dari '+.!/ orang, sedangkan  padata&un '##" berumla& !."# orang (!,$%) dari

    +$.' orang (Dinkes Sultra, '##).

    erdasarkan data pada Dinas ;ese&atan

    ;abupaten ;onawe, penderita ISPA pada  balita

    ta&un '##! berumla& ". orang, ta&un '##

     berumla& .!#/ orang, ta&un '##"  berumla&

    /.'$+ orang, sedangkan pada ta&un '##  periode

    *anuari sampai April berumla& !.+! orang

    (Dinkes ;onawe, '##). Di wilaya& kera

    Puskesmas Tawanga, penderita ISPA pada  balita

    ta&un '##! berumla& !/ orang, ta&un '##

     berumla& '! orang, ta&un '##" berumla& '+

    http://www.tempointeraktif.com/http://www.tempointeraktif.com/http://www.tempointeraktif.com/

  • 8/17/2019 korelasi phbs

    2/11

    orang, sedangkan pada ta&un '##  periode

    *anuari sampai *uli, sedangkan pada ta&un '##

     periode *anuari sampai *uli berumla& '+ orang

    (

  • 8/17/2019 korelasi phbs

    3/11

    adanya penarikan dinding dada

     bagian bawa& ke dalam.

    '.'.'. ukan pneumonia, mencakup

     penderita dengan batuk yang tidak menunukkan geala  peningkatan

    frekuensi napas dan tidak 

    menunukkan adanya  penarikan

    dinding dada bagian bawa& ke

    dalam (Depkes 7I, '##')

    5- E%!o"o+! 4an a&%or R.$!&o ISPA

    >tiologi ISPA terdiri dari !##  enis

     bakteri, 0irus, dan riketsia. akteri

     penyebabnya antara lain dari genus

     streptococcus, stafilococcuss,  pneumococcus,

    hemofilus, bordetela, dan corinebacterium.

    ?irus penyebab ISPA antara lain dari

    golongan microvirus, adenovirus,coronavirus, picornavirus, mycoplasma,

    herfesvirus, dan lain6lain

    (&ttp9: : www.indosiar . com,  diakses '##).

    Disamping penyebab, perlu  uga

    diper&atikan faktor resiko yang

    mempengaru&i dan atau   memuda&kan

    teradinya penyakit ISPA, antara lain gi5i

    kurang, berat badan la&ir renga&, tidak 

    mendapat air susu ibu yang memadai,  polusi

    udara, tempat tinggal padat, imunisasi tidak 

    lengkap, dan defisiensi 0itamin A

    (&ttp9: : www.tempointerakti f .com, diakses

    '##).

    7- P.na%a"a&$anaan K"!n!$ ISPAPada prinsipnya terapi utama ISPA

    adala& pemberian antibiotik yang sesuai

    dengan pengobatan simptomatis.disamping

    terapi obat perlu uga diberikan terapi

    supportif seperti pemberian oksigen,

     pemberian bronkodilator, fisioterapi dada

    untuk mengeluarkan da&ak k&ususnya anuran

    untuk batuk efektif dan napas dalam, serta

     pengaturan cairan (Da&lan, '##+).

    8- P.n'"aran ISPA

    1mumnya ISPA menular secara

    langsung dari seorang penderita kepada oranglain melalui media udara. Pada saat  batuk,

     banyak kuman:0irus yang dikeluarkan dan

    dapat ter&irup ole& orang lain yang  berdekatan

    dengan penderita (Depkes 7I, '##')

    6- P.n(.+a,an 4an P.n+oa%an ISPA

    Penyakit ISPA dapat dicega& melalui

     pengadaan ruma& dengan 0entilasi yang

    memadai, perilaku &idup bersi& dan se&at, dan

     peningkatan gi5i balita. Sedangkan

     pengobatannya selama ini adala dengan

     pemberian antibiotik.

    B- T!n/a'an Um'm T.n%an+ P.r!"a&' H!4'p

    B.r$!, 4an S.,a% PHBS3 Ta%anan R'ma,

    Tan++a

    Perilaku adala& segala  bentuk  pengalaman dan interaksi indi0idu

    dan lingkungan, k&ususnya

    yang menyangkut  pengeta&uan

    dan sikap tentang

    kese&atan (Sarwono, +$$! dalam

    Astuti >S, '##').

    7obert ;wick (+$), menyatakan

     ba&wa perilaku adala& tindakan atau  perbuatan

    suatu organisme yang dapat diamati dan  ba&kan

    dapat dipelaari.Perilaku tidak sama dengan

    sikap. sikap &anyala& suatu kecenderungan

    untukmengadakan tindakan ter&adap suatu obek,

    dengan suatu cara yang menyatakan adanyatanda6tanda untuk menyenangi atau tidak 

    menyenangi obek tersebut. sikap &anyala&

    sebagian dari perilaku manusia (@otoatmodo S,

    '##!).

    P e r  i l a k  u k  e s e & a t a n  p a d a d a

    s a r  n ya a d a l a & s u a t u r  e s  p o n s e s e o r 

    a  n  g (organisme) ter&adap stimulus yang

     berkaitan dengan sakit clan penyakit, system

     pelayanan kese&atan, makanan serta lingkungan.

    Perilaku ter&adap lingkungan kese&atan

    (>n0iromental -ealt&

    e&a0ior) adala& respon seseorang ter&adap

    lingkungan sebagai determinan kese&atan

    manusia. Perilaku ini mencakup9

    +. Perilaku se&ubungan dengan air  bersi&,

    termasuk di dalamnya komponen, manfaat,

    dan penggunaan air bersi& untuk 

    kepentingan kese&atan.

    '. Perilaku se&ubungan dengan  pembuangan

    air kotor, yang menyangkut segisegi &ygiene

     pemeli&araan te&nik, dan  penggunaannya.

    !. Perilaku se&ubungan dengan limba&,  baik 

    limba& padat maupun limba& cair. Termasuk 

    didalamnya sistem pembuangan sampa& dan

    air limba& yang se&at, serta dampak 

     pembuangan limba& yang tidak  baik.

    . Perilaku se&ubungan dengan ruma& yangse&at, meliputi 0entilasi,  panca&ayaan,

    lantai, dan sebagainya.

    ". Perilaku se&ubungan dengan  pembersi&an

    sarang nyamuk (0ector), dan sebagainya.

    (@otoatmodo S, '##!).

    Perilaku. -idup ersi& dan Se&at

    (P-S) adala& upaya untuk memberikan

     pengalaman belaar dari perorangan, kelompok 

    dan masyarakat dengan membuka   a l u

    r kom u n i k  a s i , m e m  b e r  i ka n

    i n f  or  m a s i da n e d u ka s i gu n a

    m  e n  i n g ka  t ka  n  pengeta&uan, sikap dan

     perilaku melaluipendekatan ad0okasi  binasuasana (social support) dan gerakan masyarakat

    (empowerment) se&ingga dapat

    http://www.indosiar.com/http://www.indosiar.com/http://www.indosiar.com/http://www.tempointeraktif.com/http://www.tempointeraktif.com/http://www.indosiar.com/http://www.indosiar.com/http://www.tempointeraktif.com/http://www.tempointeraktif.com/

  • 8/17/2019 korelasi phbs

    4/11

    menerapkan care6care &idup se&at dalam

    menaga, emeli&ara dan meningkatkan kese&atan

    masyarakat. (Depkes, '###)Indikator adala& suatu pentuuk yang

    membatasi fokus per&atian suatu  penilaian.

    Indikator dalam P-S diara&kan pada " aspek 

     program prioritas  penyulu&an, yaitu ;IA, gi5i,

    kese&atan lingkungan, gaya &idup dan peran serta

    masyarakat dalam upaya kese&atan.

    Dinkes Sultra memberi batasan tentang

    indikator P-S tatanan ruma& tangga, yaitu9

    +. ;ese&atan Ibu dan Anak (;IA)

    '. Imunisasi dan penimbangan  balita

    !. Seluru& keluarga buang air besar di amban

    . Seluru& keluarga menggunakan air bersi&

    ". Tidak ada sampa& yang berserakan

    . ;uku anggota keluarga pendek dan bersi&

    . ;eluarga biasa makan makanan yang beraneka ragam

    /. Semua anggota keluarga tidak merokok 

    $. Perna& mendengar AIDS

    +#. ;eluarga menadi anggota dana se&at

    (Dinkes Sultra, '##').

    0- K.$.,a%an I' 4an Ana& KIA3

    Perilaku atau pola asu& ibu dalam

    merawat dan memeli&ara anak, sangat

    menentukan status kese&atan anak tersebut.

    dalam &al keadian ISPA, pola asu& ibu yang

    mempengaru&i keadian ISPA adala&

     pernberian Air Susu Ibu (ASI) yang memadai.A SI m e r  u  pa ka n s  a  tu6s  a  t  u

    nya m a kan a n ya  ng paling s e mpu m a  b

    a  gi  bayi. Sempurna bukan &anya karena

    lengkapnya 5at gi5i yang ada pada ASI, lebi&

    dari itu ASI merupakan 5at

    kekebalan yang dapat

    melindungi bayi dan anak dari  berbagai

     penyakit infeksi (Depkes 7I, '###).

    ang dimaksud dengan pemberian ASI

    utamanya ASI eksklusif pada bayi adala&  bayi

    &anya diberi ASI tanpa tamba&an cairan lain

    seperti susu formula, eruk, madu, air te&,

     ba&kan air puti& sekalipun. Selain tamba&ancairan, bayi uga tidak diberi makanan

     padat lain. seperti pisang, papaya,  bubur 

    susu, biskuit, bubur nasi, dan lain6lain (7oesli,

    '##+).

    2- S%a%'$ Im'n!$a$!

    I m u n i s a s i  b e  r  a s a  l

    d a r  i k  a t a i m u n , kebal,

    a t a u r  e s i s t e n . A  n  a  k 

    diimunisasi, berarti diberikan kekebalan

    ter&adap suatu  pen yakit tertentu. Anak 

    kebal atau resisten tar&adap suatu  penyakit,

    tetapi belum tentu kebal ter&adap  penyakit

    lain (@otoatmodo S, '##!).

    ;ekebalan ter&adap suatu  penyakit

    dapat digolongkan menadi ' kelompok, yaitu9

    a. ;ekebalan tidak spesifik (non specific

    resistance) adala& faktor6faktor non k&usus pada sistem perta&anan tubu& manusia

    yang secara alamia& dapat melindungi

     badan dari suatu penyakit, misalnya 9 kulit

    dan air mata.

     b. ;ekebalan spesifik (specific resistance)terdiri dari ' sumber ya i t u ke k  e  b a l

    a n ge n e t i k d a n k   e  k e  b a l a n ya n g d i  p e r  o l e & ( a c B u

    a c e i d immunity).

    Imunisasi merupakan sala& satu upaya

     pencega&an penyakit untuk m e n i n g kat

    ka n ku a l i t a s & i d up . P  e  r   k 

    e m  b an ga n da n e f  e kt i 0i t a s  p r o  gr   a  m imunisasi dapat dinilai dari

     penurunan angka kesakitan dan kematian

     penyakit tersebut. Program imunisasi nasional

    untuk bayi #6++ bulan meliputi imunisasi

    C, DPT, Polio, -epatitis , dan Campak.

    Dari kelima enis program imunisasi tersebut,

     penyakit ISPA dapat dicega& dengan

    imunisasi campak, pertusis, difteri, dan

    tuberkulosis anak (Titra >, dkk, +$$).

    Pencega&an ISPA melalui imunisasi

    C dan DPT, cukup esensial untuk 

    menyi apkan balita meng&adapi

    lingkungan ya ng tidak selalu bisa diamin

    kebersi&an udaranya. Selain itu, asupan

    makanan yang kaya gi5i tentu akan

    memperta&ankan stamina balita itu sendiri

    (& ttp9 ::ww w .ind o s iar .com, diakses '##).

    5- K..r$!,an L!n+&'n+an P.r'ma,an

    1paya penanggulangan  penyakit

    se&arusnya tidak &anya melibatkan a ge n t da

    n &o st semata m el ai n ka n

      u ga f  a kt o r li n gku n ga n ya n

    g t  e  r   n  ya  t  a berperan sangat  besar.

    2emang tidak selalu lingkungan sebagai

     penyebab melainkan uga sebagai  penunang,

    media transmisi, maupun

    memperberat penyakit yang tela& ada. 1ntuk 

    itu lingkungan ruma& &arus tetap teraga

    kebersi&annya. (Anies, '##").

    S a m  p a & s e  b a ga i  b agi an d a ri

    li n gku n ga n, e r  at ka  it   an  n  ya

    d e n ga n kese&atan mas

    yara kat , kar  ena dar i sampa&6sam

     pa& t ersebut akan &i  dup

     berbagai mikroorganisme penyebab  penyakit

    (bakteri patogen) dan uga  bi natang serangga

    (0ector). Sampa& adala& suatu ba&an atau

     benda padat yang suda& tidak dipakai lagi

    ole& manusia, atau benda padat yang tidak 

    digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusiadan dibuang. Akan tetapi bukan semua  benda

     padat yang tidak di  guna  ka  n dan

    dibuang

    http://www.indosiar.com/http://www.indosiar.com/http://www.indosiar.com/

  • 8/17/2019 korelasi phbs

    5/11

    di sebut sam pa& . Dengan demikian,

    sampa& mengandung prinsip6prinsip sebagai

     berikut9

    a. Adanya suatu benda atau ba&an padat b. Adanya &ubungan langsung ataupun tidak 

    langsung dengan kegiatan manusia.c. enda atau ba&an tersebut tidak dipakai

    lagi (@otoatmodo S, '##!).

    2enurut Abdul C&alik kepala dinas

    kese&atan D;  I *akarta, sampa& yang

    menumpuk dapat menadi sumber  penyakit

    saluran pencernaan seperti kolera dan disentri,

    serta penyakit infeksi saluran pernapasan atas

    atau ISPA (&ttp9::www.pe n y aki t menular.com,

    diakses '##).

    7- S%a%'$ G!9!

    Status gi5i adala& keadaan tubu&sebagai akibat konsumsi makanan dan

     penggunaan 5at65at gi5i, yang dapat

    dibedakan antara status gi5i buruk, st atus

    gi5i kurang, status gi5i baik, dan status gi5i

    lebi&. 2akanan gi5i yang baik merupakan

    sala& satu dasar utama kese&atan termasuk 

     bagi anak, yang masi& membutu&kan 5at

    gi5i untuk pertumbu&an dan

     perkembangan, baik secara fisik maupun

    mental se&ingga ter&indar dari  berbagai

     penyakit infeksi (Almatsier, '##+).

    Antara status gi5i dan  pen ya

    ki t infeksi, terdapat &ubungan yan  g

    sinergis. timbulnya penyakit infeksi dalam

    tubu&, dapat mengurangi selera makan se&ingga

    asupan makanan dan 5at gi5i uga

     berkurang, dan yang paling penting adala&

    efek langsung dari infeksi sistemik pada

    katabolisme  aringan. Sebaliknya, konsumsi

    makanan yang tidak mencukupi kebutu&an gi5i

    dalam tubu& dapat mempengaru&i imunitas

    tubu& seseorang, se&ingga memuda&kan t er

    ad in ya  b er   ba ga i pe n ya ki t in f  e ksi s

    ep e rti ca c i n ga n, di a r  e , i sp a , d an

    sebagainya.

    Penilaian status gi5i dapat

    dilakukan dengan berbagai cara. Akantetapi cara yang la5im digunakan melalui

     pengukuran antropometri. lndeks antropometri

    yang sering digunakan dalam penelitian status

    gi5i adala& berat badan, tinggi  badan,

    lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar 

    dada, dan lapisan lemak bawa& kulit.

    8- K.%.rpaparan A$ap Ro&o& 

    7  o k  o k m e r  u  p a k  a n s a l a &

    s a t u p r  o d u k i n d u s t r  i d a n

    k  o m o d i t i internasional yang

    mengandung sekitar !###  ba&an kimia.

    1nsur6unsur yang penting antara lain9 tar,

    nikotin, ber5opyrin, metil klorida, aseton,amonia, dan karbon monoksida.

    ;ebiasaan merokok la5im diumpai

    dalam ke&idupan se&ari6&ari, d i m a n a 6 m a

    n a m u d a & m e n e m u k  a n o r  a n g m

    e  r   o  k   o  k   , b  e  t  a  p  a m  e  r   o  k   o  k merupakan  bagian &idup masyarakat

    sekarang ini. Dari segi kese&atan tidak ada satu

     pi&akpun yang menyetuui atau meli&at

    manfaat yang dikandungnya, namun tidak 

    muda& untuk menurunkan terlebi&

    meng&ilangkan kebiasaan merokok tersebut.7  o k  o k d a  p a t d i k  a t a k  a n s u d a &

    m e n c a  p a i t i n g k  a t  p

    e  n  d  e  m  i  s  i  t  a  s  . Pre0alensi konsumsi

    rokok cukup tinggi, dengan kecenderungan

     peningkatan  penggunaannya

    terutama di @egara6negara berkembang, Tanda6

    tanda pandemisitas rokok adala& sebagai

     berikut9

    a. Diperki rakan sebesar +,+ mil  yar 

     perokok di dunia,  berum ur +" ta&un

    keatas (+:! dari total peduduk dunia)

     b. Delapan ratus uta perokok berada di

    negara6negara sedang  berkembang,

    terutama di Asia, dan didominasi ole&

    kaum pria (## uta)

    c. Peningkatan konsumsi rokok suda&

    mencapai uta ton perta&un, dengan

     peningkatan #,'"%

    d. 7ata6rata rokok yang diisap adala& 'gram per&ari di negara6negara mau dan

    + gram per&ari di negara6negara sedang

     berkembang

    e. 2e n   el a n g t a&u n '# '# ,

    ke m a t i an ya n g d i s e  b ab

    ka n o l e& ro ko k a ka n m e ni ng k 

    a t s a m  p a i + #   u t a k  e m a t i a n ,

    di m a na  # % t e r    a di d i

    n e ga  r   a  berkembang (ustan

    2@, '###).

    Asap rokok merupakan sumber  polusi

    dalam ruangan yang secara langsung dapat

    mengganggu ko ndisi fisik seperti iritasimata dan &idung, sakit kepala, tenggorokan

    serak, batuk, pusing,dan gangguan  pernapasan

    (&ttp9: : www.idionline.o r  g, diakses '##).

    alita yang orang tuanya merokok,

    lebi& kerap, batuk dan lela&, sering terkena

    infeksi telinga, sering pergi ke ruma& sakit

    karena  bronc&itis dan pneumonia, dan

    mempunyai paru6paru yang kurang  berfungsi.

    &ttp9::e r aedar.tripod.com, diakses '##).

    D a r  i & a s i l  p e n e l i t i a n y a n g

    d i l a k  u k  a n A 5 & a r T  a  n    u

    n g (  +  $  /    )  , menyimpulkan

     ba&wa ada &ubungan antara merokok dengan

    timbulnya ISPA bawa& yang disebabkan ole&

     Branhamella Catarrhalis

    (&ttp9: : www.kalbefarma . com, diakses '##).

    http://www.penyakitmenular.com/http://www.penyakitmenular.com/http://www.idionline.org/http://www.idionline.org/http://eraedar.tripod.com/http://www.kalbefarma.com/http://www.kalbefarma.com/http://www.penyakitmenular.com/http://www.idionline.org/http://eraedar.tripod.com/http://www.kalbefarma.com/

  • 8/17/2019 korelasi phbs

    6/11

    METODE PENELITIAN

    A- J.n!$ 4an Ran(an+an P.n."!%!an

    *eni s penelitian ini adala&  peneli tianepidemiologi analitik dengan  pendekatan

    cross sectional, dimana 0ariabel  60ariabel

    ya  ng ter   masuk faktor resiko dan 0ariabel

    efek diobser0asi sekaligus pada waktu yang

     bersamaan.

    B- Wa&%' 4an T.mpa% P.n."!%!an

    Penelitian ini tela& dilaks anakan  pada

    tanggal " September sampai dengan

    4ktober '##, di 3ilaya& ;era Puskesmas

    Tawanga ;ecamatan 3awotobi ;abupaten

    ;onawe.

    C- Pop'"a$! 4an Samp."

    +. Pop'"a$!Populasi dalam penelitian ini

    adala& semua balita di wilaya& kera

    Puskesmas Tawanga ta&un '##  per iode

    *anuari sampai Agustus, yang  berumla&

    /  bal ita.

    '. Samp."

    7esponden adala& orang tua (ibu)

     balita yang terpili& sebagai sampel. Sampel

    adala& bagian dari populasi. esarnya6

    sampel (Sample Si5e), ditentukan dengan

    menggunakan rumus 9

     @

    n E+ F @ (d')

    ;eterangan 9

    d E Deraat ketepatan yang diinginkan

    (#,#")

     @ E esarnya  populasi

    n E esarnya sampel

     @

    n E+ F @ (d

    ')

    /

    n E

    + F / (#,#")'

    /

    n E

    + F / (#,##'")

    /

    n E

    + F +,+

    /

    n E',+

    n E '"' balita

    Pengambilan sampel dilakukan dengan

    menggunakan teknik Acak. seder&ana (simple

    random sampling) (@otoatmodo S, '##').

    D- I4.n%!1!&a$! :ar!a." P.n."!%!an?ariabel dalam penelitian ini terdiri dari

    dua 0ariabel, yaitu 0ariabel bebas dan 0ariabel

    terikat.

    +. ?ariabel bebas meliputi 9

    '.+. Status imunisasi

    '.'. ;ebersi&an lingkungan  peruma&an

    '.!. ;eterpaparan asap rokok 

    '. ?ariabel terikat adala& keadian ISPA pada

     balita

    E- D.1!n!$! Op.ra$!ona" 4an Kr!%.r!a O;.&%!1 

    +. ISPA pada balita adala& infeksi akut yang

    ditandai dengan sala& satu atau lebi& dari

    geala batuk, sesak napas, napas cepat, dengan

    atau tanpa panas dan tanda berat lainn ya

    seperti penarikan dinding dada  bagian

     bawa& kedal am, yang berlangsung selama +

    &ari dan teradi pada balita.

    ;riteria obyektif 9

    2enderita 9 Apabila menunukkan satu

    atau lebi& dari geala ISPATidak menderita 9 Apabila tidak 

    menunukkan geala ISPA

    '. Status imunisasi adala& kelengkapan

     pemberian imunisasi pada balita dalam upaya

     pencega&an penyakit dan peningkatan kualitas

    &idup, dengan meli&at ;artu 2enuu Se&at(;2S) atau ;artu Imunisasi.

    ;riteria obyektif 9

  • 8/17/2019 korelasi phbs

    7/11

    ;riteria obyektif 9

    Terpapar 9 Apabila dalam ruma&

    terdapat asap rokok.Tidak terpapar 9 Apabila dalam ruma& tidak 

    terdapat asap rokok.

    - J.n!$ 4an M.%o4. P.n+'mp'"an Da%a

    +. Data primer 

    Data primer meliputi data &asil

    wawancara langs ung dari responder (ibu

     balita) dengan menggunakan  panduan

    obser0asi dan daftar pertanyaan atau kuesioner 

    '. Data sekunder 

    Data sekunder meliputi data  penunang

    lainnya yang diperole& dari puskesmas dan

    instansi terkait lainnya.

    G- P.n+o"a,an 4an Ana"!$a Da%a

    Pengola&an data dilakukan secara manualdengan menggunakan kalkulator. Sedangkan

    analisis data dilakukan dengan ! cara yaitu 9

    +. Analisis uni0ariat

    Analisis ini digunakan untuk 

    mendeskripsikan karakteristik sampel

    t e r  k  a i t d e n ga n 0  a  r   i  a

     b e l  p e n e l i t i a n , d a l a m  b  e  n  t  u

    k  p e r  s e n t a s e . D e n ga

    n menggunakan rumus 9

     X =  x

    k  y

    '. Analisis bi0ariat dengan C&i 6 SBuare (H'

    )Anal isis i ni digunakan untuk 

    menget a&ui korelasi antara 0ariabel

     bebas dengan 0ariabel terikat, dengan

    menggunakan rumus

    H'

    &itung 9 @ (AD J C) J@: ')'

    (AF) (CFD) (AFC) (FD)

    a. *ika H' &itung K H' tabel, maka -o ditolak dan -a diterima pada tarafsignifikan $" %,

     berarti ada korelasi antara. P-S tatananruma& tangga d e n g a n I S P A  p  a  d

    a b a l i t a d i w i l a y a & k  e r    a P u s

    k  e s m a s T a w a n g a ;ecamatan

    3awotobi ;abupaten;onawe.

     b. *ika H'

    &itung L H'

    tabel, maka -o

    diterima dan -a ditolak pada taraf 

    signifikan $" %, berarti tidak ada korelasi

    antara P-S tatanan ruma& tangga dengan

    ISPA pada, balita di wilaya& kera

    Puskesmas Tawanga;ecamatan 3awotobi

    ;abupaten ;onawe.

    H- P.n;a/!an Da%a

    D a t a ya n g t e l a & d i o l a & d i s

    a   i ka n d al a m  b e n  t u k t a  b e  l distribusi

    frekuensi disertai dengan penelasan. 0ariabel yang

    diteliti, disertai dengan narasi secukupnya.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A- Ha$!"

    Penelitian ini dilaksanakan di wilaya&kera Puskesmas Tawanga pada tanggalSeptember 

    '## sampai dengan " 4ktober '##, dengan

     umla& sampel sebanyak '"' balita. erdasarkan

    &asil pengola&an data yang 6tela& dilakukan,

    maka disaikan &asil penelitian sebagai berikut 9

    0- Kara&%.r!$%!& Samp." Ana"!$!$ Un!

  • 8/17/2019 korelasi phbs

    8/11

    K..r$!,an L!n+P.r'ma,an

      n =

    ersi& +#/ ',/

    Tidak bersi& + ",+

    To%a" 282 00

    S%a%'$

    Im'n!$a$!

    S%a%'$ ISPAJ'm"a,

    M.n4.r!%a T!4a& 

    N = n = n =

    7 55*55 6> 66*6? 282 00

    Tabel !.

    Distribusi 7esponden menurut

    ;ebersi&an

  • 8/17/2019 korelasi phbs

    9/11

    SBuare, ditemukan korelasi antarakebersi&an lingkungan  peruma&an

    dengan ISPA pada balita (H'

    &itung E

    ,! K H' tabel E !,/+,∝

    E #,#").

    2-5- H''n+an K.%.rpaparan A$ap Ro&o& 

    D.n+an K./a4!an ISPA Pa4a Ba"!%a

    Tabel .

    Distribusi ;eadian ISPA pada alita

    2enurut ;eterpaparan Asap 7okok 

    K.%.rpaparan

    A$ap Ro&o& 

    S%a%'$ ISPAJ'm"a,

    M.n4.r!%a T!4a& 

    n = n = n =

    Terpapar ' '/," +'! /,/+ +$" ,!/

    Tidak +' , " +,/ " '','

    To%a" >7 55*55 6> 66*6? 282 00

    erdasarkan tabel , terdapat +$"

    orang (,!/%) yang terpapar asap

    rokok, dimana ' orang ('/,"%)

    menderita ISPA dan +'! orang (/,/+%)

    tidak menderita ISPA. Sedangkan  balita

    yang tidak terpapar asap rokok sebanyak 

    " orang ('','%), dimana +' orang

    (,%) menderita ISPA dan " orang

    (+,/%) tidak menderita ISPA.

    Dari &asil analisis bi0ariat denganC&i 6 SBuare, ditemukan korelasi antaraketerpaparan asap rokok dengan ISPA

     pada balita (H'

    &itung E ,!++ K H'

    tabel E

    !,/+, ∝ E #,#").

    B- P.ma,a$an

    Setela& dilakukan pengola&an data,

    analisis data, dan penyaian data, maka sesuai

    0ariabel ya  ng dit  e li ti dilakukan

     pemba&asan

    &asil penelitian sebagai berikut 9

    akan meningkatkan resiko teradinya ISPA,(H' & it u n g E ",#$' K H' ta  b el E !,/+, ∝

    E

    #,#").

    -asil  pe nelit  ian ini s esu ai d en

    gan p eneli  tian ya n g di  la ku ka n ol e&

    Agustina ('##"), yang men  yatakan

     ba&wa  bal ita ya ng imunisasinya tidak l

    e n g k  a p l e  b i & b e r  e s i k  o u  n  t  u

    k t e r  k  e n a I S P A k  & u s

    u s n y a  p  n  e  u  m  o  n  i  a

    dibandingkan balita yang status

    imunisasinya lengkap. Penelitian >ny 7atna

    Dewi ('##"),  uga mengemukakan ba&wa

    terdapat &ubungan antara status imunisasi

     balita dengan ISPA, dimana balita yang status

    imunisasinya tidak l e n g k  a p l e  b i &  b e r e s i k  o t e r  k  e n a I S P A d i  b a n d i n g

     b a l i t a y a n g s t a t u

    s imu nisasin ya l en gkap .

    2 e nurut Ti tra d kk (  +$$

    ), p enya ki  t I SP A da  pat dicega&

    dengan imunisasi campak, pertusis, difteri,

    dan tuberculosis pada anak.

    2- K..r$!,an L!n+&'n+an P.r'ma,an

    8 a k  t o r    l i n g k  u n g a n  b  e  r 

     p e r  a n b e s a r d a l a m m e n e n t u k  a n

     

    d e r  a   a t kese&at an

    masya rakat, dimana lingkungantidak &anya sebagai

     penye bab m el ainkan uga

    sebagai penunang, media transisi,

    maupun memperberat  pe  n

    ya ki t ya n g t e l a & a d a . S am  p a &

    sebagai  bagi a n d a r 

    i l i n gku n ga n, e r  a t 

    kaitanya

    dengan kese&atan masyarakat karena dari

    sampa& 6 sampa& tersebut akan

    &idup  berbagai mikroorganisme

     penyebab  penyakit (bakteri

     patogen) dan  uga  bi  nat  ang

    serangga (  0e  ktor). 1ntuk itu, lingkun

    gan ruma& &arus senantiasa bebas dari

    sampa& yang.

    0- S%a%'$ Im'n!$a$!

    Imunisasi merupakan sala& satu upaya

     pencega&an penyakit untuk m e n i n g k  a t

    ka n k  u a l i t a s & i d u  p ,  p  e  r 

    k  e m  b a n g a n d a n e f  e kt i f  i t a s

     p  r   o  g  r   a  m imunisasi dapat dinilai dari

     penurunan angka kesakitan dan kematian

     penyakit tersebut . Pencega&an ISPA

    melalui imunisasi campak, petugas, difteri

    dan tuberkulosis anak, cukup esensial untuk 

    menyiapkan balita meng&adapi lingkunganyang tidak selalu bisa diamin kebersi&an

    udaranya.

    Pada penelitian ini ditemukan korelasi

    antara status imunisasi dengan ISPA  pada

     balita. 2aka dapat diinterpretasikan  ba&wa

     balita yang status imunisasinya tidak lengkap

    Pada penelitian ini ditemukan korelasi

    antara kebersi&an lingkungan  peruma&an

    dengan ISPA pada balita. 2aka dapat

    diinterpretasikan ba&wa balita yang

    lingkungan ruma&nya tidak bersi& akan

    meningkatkan resiko teradinya ISPA,

    (H' & i t u n g E ,! K H' ta  b e l E !,/+, ∝

    E

    #,#").

    2enurut Abdul C&alik kepala dinas

    kese&atan D;I *akarta, sampa& yangmenumpuk dapat menadi sumber  penyakit

    saluran pencernaan seperti kolera dan

    disentri, serta penyakit infeksi saluran

     pernapasan atas atau ISPA.

    5- K.%.rpaparan A$ap Ro&o& 

  • 8/17/2019 korelasi phbs

    10/11

    ;  e  bi as a a n m e ro ko k l  a  5i

    m d i um  p ai dal am ke &i du pan s e &ar 

    i  6&a  ri  , dimana rokok merupakan bagian

    &idup masyarakat sekarang ini. Dari segikese&atan, tidak satu pi&ak pun yang

    meli&at manfaat yang dikandungnya.

    2enelang ta&un '#'#, kematian yang

    disebabkan ole& rokok akan meningkat

    sampai +# uta kematian, dimana

    # % teradi di @egara berkembang. As a

     p r  o kok m e r  u  p a ka n su m  be r  p ol us

    i d al a m r  u a nga n ya n g s ec a r  a

    langsung dapat mengganggu

    kondisi fisik seseorang seperti iritasi mata

    dan &i du n g , s a k  i t k  e  p a l a , t e n gg

    o r  o ka n s e r  a k,  b a t u k,  p u s i n g d a

    n g a n g g u a n  pernapasan.

    Pada penelitian ini ditemukan korelasiantara keterpaparan asap rokok dengan ISPA

     pada balita. 2aka dapat diinterpretasikan

     ba&wa balita yang terpapar asap rokok akan

    meningkatkan resiko teradinya ISPA,

    (H' & i t u n g E ,!++ K H' t a  b e l E !,/+, ∝

    E

    #,#").

    -asil penelitian ini sesuai dengan

     penelitian yang dilakukan ole& Irfan ('##"),

    yang menyatakan ba&wa kebiasaan merokok 

    dalam ruma& merupakan faktor resiko

    keadian ISPA k&ususn ya  pneumonia

     pada bali ta. Penel iti an -idayat ('##"),  uga

    mengemukakan ba&wa paparan asap rokok 

     berpengaru& ter&adap keadian ISPA  pada

     balita, dimana balita yang terpapar asap

    rokok beresiko lebi& besar untuk terkena

    ISPA dibanding balita yang tidak terpapar 

    asap rokok.

    D a r  i & a s i l  p e n e l i t i a ny a n g

    d i l a k  u k  a n A 5 & a r T a n   o

    n g (  +  $  /    )  , menyimpulkan

     ba&wa ada &ubungan antara merokok dengan

    timbulnya ISPA  bawa& yang disebabkan

    ole&  Branhamella Catarrhalis.

    PENUTUP

    A- S!mp'"an

    +. Ada korelasi antara status imuni sasi

    dengan ISPA pada balita di wilaya& kera

    Puskesmas Tawanga ;ecamatan 3awotobi

    ;abupaten ;onawe.

    '. Ada korelasi antara kebersi&an

    lingkungan peruma&an dengan ISPA

     pada balita di wilaya& kera Puskesmas

    Tawanga ;ecamatan 3awotobi ;abupaten

    ;onawe.

    !. Ada korel asi ant ara keterpaparan

    asap

    rokok dengan ISP A pada balit a di

    wilaya& kera Puskesmas Tawanga

    ;ecamatan 3awotobi ;abupaten ;onawe.

    B- Saran

    +. Perlu dilakukan penyulu&an mengenai

    Perilaku -idup ersi& dan Se&at  pada

    tatanan ruma& tangga guna meningkatkan

     pengeta&uan masyarakat tentang kese&atan,

    k&ususnya terkait dengan  pencega&an

     penyakit ISPA.

    '. Di&arapkan kepada masyarakat untuk lebi&

    memper&atikan kebersi&an lingkungan

     peruma&an untuk mencega&  penularan

     penyakit ole& agent ataupun 0ektor  penyakit,

    k&ususnya penyakit ISPA.

    !. Di&arapkan kepada orang tua balita untuk 

    meng&entikan kebiasaan merokok dalam

    ruma&.

    . Di&arapkan kepada orang tua (ibu)  balita

    untuk selalu membawa balitanya ke

     posyandu untuk di imunisasi secara lengkap.

    DATAR PUSTAKA

    Agustina, '##". 8akto r 6faktor ang 2empengar u &i

    Pe n y akit IS P A Pneumon i a Pada a lita Di

    Desa Anggalo m oare dan Desa

  • 8/17/2019 korelasi phbs

    11/11

      , '##'. Pe d oman Pem b erantasan In f eksi

    Salu r an Per n apasan Ak u t 1ntuk 

    Pe n anggulangan Pneumon i a Pa d a alita.

    *akarta.Dewi >7, '##". 8aktor6faktor ang 2empengar u &i

    ;eadian ISPA Pa d a alita di ; e lura&an

    ata r aguru ;ecama t a 3oliao ;ota au6

     bau. Skripsi STI; A0icenna yang tidak 

    dipublikasikan, ;endari.

    Dinkes Sultra, '##'. uku Panduan 2anae m en

    Pe n y ul u &an ; e se&atan 2a s y ar a kat

    Ti n gkat Pu s kesmas. ;endari.

      , '##. Profil Dinkes Sul t ra. ;endari.

    Dinkes  ;onawe, '##. Profil Dinkes ;o n awe.

    1naa&a.

    -idayat, '##". S tu d i 7etrospektif ;eadian ISPA

    Pa d a alita di 3ilaya& ; e ra Pu s kesmas

    To n gkuno ;ecama t an To n g k uno

    ; a bupaten 2una. Skripsi STI; 

    A0icenna yang tidak dipublikasikan,

    ;endari.

    &ttp9: : www.erae d ar.tripod.com, diakses '##

    &ttp9: : www.idionline . com, diakses '##

    &ttp9: : www.indosiar . com, diakses '##

    &ttp9: : www.kalbe f arma.com, diakses '##

    &ttp9: : www.pe ny aki t menular.com, diakses '##

    &ttp9: : www.tempointe r aktif.com, diakses '##

    Irfan, '##". 8aktor6fakt o r 7esiko ;eadian ISPA

    Pn e umonia Pada alita di 3il a y a& ;e r a

    Puskesmas 3una ;ecama t an arangka

    ; a bupaten 2una. Skripsi STI; 

    A0icenna yang tidak dipublikasikan,

    ;endari.

     @otoatmodo S, '##'. 2etodologi Pe n el itian

    ; e se&atan. 7ineka Cipta, *akarta.

      , '##!. Ilmu ; ese&atan 2a sy ar a kat

    (Pr i nsip6prinsip Dasar). 7ineka Cipta,*akarta.

    Puskesmas Tawanga, '##. Profil Puskesmas

    Tawanga. 1naa&a.

    7oesli, '##+. ay i Se&at erkat ASI >ksklusi f ,

    Dil e ngkapi 2akanan Pe n damping Tepat

    dan Imunisasi