KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR ... - … · PANGGUL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA...
Transcript of KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR ... - … · PANGGUL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA...
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-
PANGGUL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Ni Putu Padmaningsih
NIM : 108114009
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-
PANGGUL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Ni Putu Padmaningsih
NIM : 108114009
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk: Tuhan Sang Hyang Widhi
Bapak, Ibu, Adikku, Sahabat-sahabatku,
Teman-teman seperjuanganku, dan
Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa “Sang
Hyang Widhi” atas berkat dan penyertaan Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang dengan judul “Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-
Panggul terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Diabetes Melitus Tipe 2 di
RSUD Kabupaten Temanggung” untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan yang
telah diberikan, baik waktu maupun tenaga, hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing utama skripsi, yang telah
mendampingi penulis dengan segala kesabaran, selalu mendukung, memotivasi,
dan memberi masukan dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi.
2. Phebe Hendra, M.Si, Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing akademik dan dosen
penguji yang sealu memberikan dukungan serta saran yang membangun.
3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji atas saran dan
dukungan yang membangun dan berharga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
4. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma atas dukungan dan saran yang membangun.
5. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
6. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung sebagai tempat
dilakukannya penelitian.
7. Semua dosen Fakultas Farmasi yang telah memberikan ilmu dan bimbingan
kepada penulis.
8. Pak Narto yang telah membantu membuat surat perijinan dalam berlangsungnya
penelitian.
9. Bapak (I Made Rita), Ibu (Ni Wayan Suriantini, S.H), Adik (I Made Jayaningrat)
yang selalu memberikan doa, kasih sayang, semangat, dan dukungan baik moril
maupun materiil. Doa dan motivasi kalian selalu menjadi sumber semangat
penulis.
10. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2010 yang telah berjuang bersama
dalam suka dan duka masa perkuliahan dan praktikum, khususnya teman-teman
FSM A dan FKK A yang senantiasa memberikan dukungan.
11. Rita Della Valentini, Francisca Devi Permata, Paulina Ambarsari M.N.H., Rotua
Winata Nopelia Silitonga, Komang Ayu Nopitasari, Sevy Merisca yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
senantiasa memberikan dukungan dan semangat selama proses penyusunan
skripsi.
12. Jonas, Rita Della Valentini, Francisca Devi Permata, Paulina Ambarsari Mawar
Ning Hadi, Oswaldine Heraolia Pramesthi, Ines Permata Putri, Reza Pahlevi
Adisaputra, Liliany Inamtri Ludji, Gabriela Indria Putri Sabatera K.W., Yeni
Natalia Susanti, Isabela Anjani, Gissela Haryuningtiyas, Djanuar Davidzon Pah
yang telah berjuang bersama untuk bertukar pikiran dalam mengolah data dan
memberikan dukungan.
13. I Kadek Agus Riki Gunawan, yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan
doa kepada penulis.
14. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu. Dukungan kalian berharga untuk penulis hingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis terbuka terhadap kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran yang
membangun menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik. Semoga
skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan perhatian masyarakat terhadap kesehatan.
Yogyakarta, November 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………… iv
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI………………………. v
PRAKATA………………………………………………………..... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………… ix
DAFTAR ISI……………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL………………………………………………….. xv
DAFTAR GAMBAR………………………………………….…… xvi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….. xvii
INTISARI………………………………………………………….. xix
ABSTRACT………………………………………………………... xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB I PENGANTAR…………………………………………….... 1
A. Latar Belakang……………………………………………... 1
1. Perumusan masalah…………………………………….. 4
2. Keaslian penelitian……………………………………... 4
3. Manfaat penelitian……………………………………... 7
B. Tujuan Penelitian……..…………………………………..... 7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA……………………………… 8
A. Diabetes Melitus tipe 2…………………………………….. 8
B. Obesitas…………………………………………………….. 8
1. Obesitas sentral………………………………………… 9
2. Obesitas perifer………………………………………… 9
C. Antropometri………………………………………………. 10
1. Lingkar pinggang……………………………………… 11
2. Rasio lingkar pinggang-panggul………………………. 12
D. Jaringan Adiposa, Obesitas dan Resistensi Insulin……….. 13
E. Kadar Glukosa Darah……………………………………... 15
F. RSUD Kabupaten Temanggung…………………………... 16
G. Landasan Teori……………………………………………. 17
H. Hipotesis………………………………………………….. 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………. 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………… 19
B. Variabel Penelitian………………………………………… 19
1. Variabel bebas…………………………………………. 19
2. Variabel tergantung…………………………………...... 19
3. Variabel pengacau……………………………………… 20
C. Definisi Operasional……………………………………….. 20
D. Responden Penelitian……………………….…………........ 21
E. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………. 24
F. Ruang Lingkup Penelitian………………………………….. 24
G. Teknik Pengambilan Sampel.……………………………… 25
H. Instrument Penelitian………………………………………. 26
I. Tata Cara Penelitian………………………………………... 26
1. Observasi awal……………………………………….… 26
2. Permohonan ijin dan kerjasama………………………... 26
3. Pembuatan informed consent dan leaflet………………. 27
4. Pencarian calon responden dan penawaran kerja
sama kepada calon responden penlitian……………….. 28
5. Validitas dan realibilitas instrumen penelitian…………. 29
6. Pengambilan darah dan pengukuran antropometri…….. 30
7. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran
antropometri……………………………………………. 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
8. Pengolahan data………………………………………... 31
J. Teknik Analisis Data Statistik……………………………..... 31
K. Kesulitan Penelitian………………………………………..... 32
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………............................. 34
A. Karakteristik Responden……………………………………. 34
1. Usia……………………………………………………… 36
2. Lingkar pinggang……………………………………….. 36
3. Rasio lingkar pinggang-panggul………………………… 36
4. Kadar glukosa darah puasa………………………........... 37
B. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Responden Pria dengan Lingkar Pinggang ≤90 cm
dan Lingkar Pinggang >90 cm………................................... 37
C. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Responden Wanita dengan Lingkar Pinggang ≤80 cm
dan Lingkar Pinggang >80 cm…........................................... 39
D. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Responden Pria dengan RLPP ≤0,90 dan RLPP >0,90…..... 41
E. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Responden Wanita dengan RLPP ≤0,85 dan
RLPP >0,85............................................................................ 42
F. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Pinggang-Panggul Responden Pria dan Wanita terhadap
Kadar Glukosa Darah Puasa……………….......................... 44
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………..... 53
A. Kesimpulan............................................................................ . 53
B. Saran...................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 55
LAMPIRAN……………………………………………………….... 61
BIOGRAFI PENULIS……………………………………………..... 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Kriteria Lingkar Pinggang berdasarkan Perbedaan
Etnis……………..................................................... 12
Tabel II. Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p,
dan Arah Korelasi................................................... 32
Tabel III. Profil Karakteristik Responden Pria......................... 35
Tabel IV. Profil Karakteristik Responden Wanita..................... . 35
Tabel V. Uji Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Responden Pria berdasarkan Lingkar Pinggang........ . 38
Tabel VI. Uji Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Responden Wanita berdasarkan Lingkar Pinggang.... 40
Tabel VII. Uji Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Responden Pria berdasarkan RLPP............................ 41
Tabel VIII. Uji Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa
pada Responden Wanita berdasarkan RLPP ………. . 43
Tabel IX. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP
terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden
Pria.......................................................................... 44
Tabel X. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP
terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden
Wanita..................................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pengukuran Lingkar Pinggang …………….…......... . 11
Gambar 2. Rasio Lingkar Pinggang – Panggul……................... . 13
Gambar 3. Mekanisme Resistensi Insulin
oleh Asam Lemak...................................................... 14
Gambar 4. Skema Responden Penelitian..................................... . 23
Gambar 5. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm)
terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dL)
pada Responden Pria................................................... 45
Gambar 6. Diagram Sebaran Korelasi RLPP terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa (mg/dL) pada Responden Pria.. 46
Gambar 7. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang
terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dL) pada
Responden Wanita...................................................... 50
Gambar 8. Diagram Sebaran Korelasi RLPP terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa (mg/dL) pada Responden Wanita…. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Ijin Penelitian……………………. 62
Lampiran 2. Ethical Clearance………………………………….. . 63
Lampiran 3. Informed Consent....................................................... . 64
Lampiran 4. Panduan Wawancara.................................................. . 65
Lampiran 5. Leaflet........................................................................ 66
A. Halaman depan....................................................................... 66
B. Halaman belakang................................................................. . 67
Lampiran 6. Hasil Tes Laboratorium............................................. . 68
Lampiran 7. Validasi Instrument Pengukuran................................... 69
Lampiran 8. Analisis Statistik....................................................... .. 70
A. Normalitas karakteristik umur, lingkar pinggang, RLPP,
dan kadar glukosa darah puasa responden pria…………. 71
B. Normalitas karakteristik umur, lingkar pinggang, RLPP,
dan kadar glukosa darah puasa responden wanita………. 74
C. Uji normalitas kadar glukosa darah puasa pada
responden pria berdasarkan lingkar pinggang…………. . 79
D. Uji normalitas kadar glukosa darah puasa pada responden
wanita berdasarkan lingkar pinggang………………….. 80
E. Uji normalitas kadar glukosa darah puasa pada
responden pria berdasarkan RLPP……………………… 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
F. Uji normalitas kadar glukosa darah puasa pada
responden wanita berdasarkan RLPP…………………… 84
G. Uji perbandingan rerata glukosa darah puasa
responden pria berdasarkan lingkar pinggang………….. 85
H. Uji perbandingan rerata glukosa darah puasa
responden wanita berdasarkan lingkar pinggang………. 86
I. Uji perbandingan rerata glukosa darah puasa
responden pria berdasarkan RLPP……………………… 87
J. Uji perbandingan rerata glukosa darah puasa responden
wanita berdasarkan RLPP……………………………… 87
K. Uji korelasi lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar
glukosa darah puasa pada responden pria………………. 88
L. Uji korelasi lingkar pinggang dan RLPP terhadap kadar
glukosa darah puasapada responden wanita……………. 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
INTISARI
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah yang disebabkan karena
berkurangnya kualitas maupun sekresi insulin. Pada diabetes melitus tipe 2 terjadi
gangguan metabolisme lipid yang menyebabkan peningkatan berat badan hingga
obesitas. Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul merupakan metode
antropometri untuk menilai obesitas sentral. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul
terhadap kadar glukosa darah puasa pada pria maupun wanita.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross-
sectional. Responden penelitian adalah penyandang Diabetes Melitus tipe 2 di RSUD
Kabupaten Temanggung dengan jumlah responden yaitu 39 responden pria dan 59
responden wanita, yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengukuran
yang dilakukan meliputi lingkar pinggang, lingkar panggul, dan kadar glukosa darah
puasa. Data dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov kemudian
dilakukan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney dan analisis korelasi Spearman
dengan taraf kepercayaan 95%.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan korelasi negatif tidak
bermakna antara lingkar pinggang terhadap kadar glukosa darah puasa (r=-0,186;
p=0,256), serta rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah puasa
(r=-0,071; p=0,665) pada pria. Korelasi positif tidak bermakna antara lingkar
pinggang terhadap kadar glukosa darah puasa (r=0,084; p=0,526), serta rasio lingkar
pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah puasa (r=0,096; p=0,460) pada
wanita.
Kata kunci: lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul, glukosa darah puasa,
dan Diabetes Melitus tipe 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by elevated levels of
glucose in the blood due to reduced quality and insulin secretion. Diabetic mellitus
type 2 on disruption of lipid metabolism causing weight gain to obesity. Waist
circumference and waist hip ratio is an anthropometric method for assessing central
obesity. The objective of this study is to determine the correlation between waist
circumference and waist-hip ratio with fasting blood glucose levels in men and
women.
This kind of research is an observational analytic using a cross-sectional
design. This research respondens is diabetes mellitus type 2 individuals in RSUD
Kabupaten Temanggung with 39 male respondents and 59 female respondents which
are chosen using a purposive sampling technique. Measurements were done through
waist circumference, hip circumference, and triglyceride. The data was analyzed
using a Kolmogorov-Smirnov normality test which then was tested by Mann-Whitney
comparative hypothesis and Spearman analysis correlation with 95% confidence
intervals.
The conclusion shows that there were negative correlation between waist
circumference on levels of fasting blood glucose (r=-0,186, p=0,256), and waist-to-
hip circumference ratio on fasting blood glucose levels (r =-0,071, p = 0,665) in men.
Positive correlation between waist circumference on fasting blood glucose levels (r
=0,084, p = 0,526), and waist-to-hip circumference ratio on fasting blood glucose
levels (r = 0,096, p = 0,460) in women. There were insignificant and very weak
correlations in this study.
Keywords: waist circumference, waist-hip ratio, fasting blood glucose, and type 2
diabetes mellitus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) saat ini merupakan penyakit yang banyak
dijumpai di seluruh dunia. Menurut Tandra (cit., Utomo, Azam dan Anggraini
2012), DM telah menjadi penyebab kematian terbesar dengan urutan keempat di
dunia. Setiap tahunnya terdapat 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh
diabetes melitus. Menurut Munadi dan Ardinata (2008), prevalensi diabetes
melitus di dunia diperkirakan akan mengalami peningkatan dalam kurun waktu 24
tahun kedepan (1996-2020) hingga mencapai 150 juta. Penyandang diabetes
melitus di Indonesia secara epidemiologi diperkirakan prevalensinya pada tahun
2030 akan mencapai 21,3 juta orang. Indonesia merupakan negara urutan keempat
dengan jumlah perkiraan penderita DM di dunia (Wild, Roglic, Green, Scicree
and King, 2004). Data dari dinas kesehatan Jawa Tengah menunjukkan bahwa,
dari tahun 2007-2009 DM tipe 2 menempati urutan kedua dari lima besar penyakit
tidak menular di Jawa Tengah (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009).
Menurut Tjekyan (2007), di Kotamadya Palembang penyakit diabetes
melitus tipe 2 menyerang pada usia diatas 40 tahun dengan komplikasi serius.
Penelitian yang dilakukan Trisnawati dan Setyorogo (2013) di puskesmas
Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat, menyatakan peningkatan risiko diabetes
terjadi seiring dengan bertambahnya umur khususnya pada usia >40 tahun.
Diabetes melitus dapat menjadi penyebab aneka penyakit seperti stroke,
hipertensi, jantung koroner, gagal ginjal, katarak, glaukoma, kerusakan retina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mata, gangguan fungsi hati, luka yang lama sembuh yang dapat mengakibatkan
infeksi sehingga akhirnya harus diamputasi. Diabetes melitus merupakan penyakit
kronis yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2011). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
deteksi dini pada DM adalah antropometri (Cogill, 2003).
Antropometri adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk
memprediksi kesehatan individu. Metode antropometri banyak digunakan karena
biayanya yang terjangkau serta non-invasif yang dapat digunakan untuk
menggambarkan status gizi secara umum dari suatu individu maupun populasi
(Cogill, 2003). Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul
merupakan salah satu pengukuran antropometri yang digunakan untuk mengukur
obesitas sentral serta sindrom metabolik. Pengukuran lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang-panggul lebih sering digunakan karena mempunyai ketepatan
pengukuran yang cukup tinggi dibandingkan Body Mass Index (BMI) (WHO,
2008).
Menurut Lipoeto, Yerizel, Edward dan Widuri (2007), nilai antropometri
seperti nilai Indeks Masa Tubuh (IMT), Lingkar Pinggang (LP), dan Rasio
Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) mempunyai hubungan erat dengan kadar gula
darah. Pengukuran LP dan RLPP merupakan pengukuran antropometri yang
paling sering digunakan untuk menilai obesitas sentral yang berkaitan dengan
komplikasi metabolik (Khairani, 2007). Kriteria lingkar pinggang kaum Asia
untuk pria adalah >90 cm dan untuk wanita >80 cm dapat meningkatkan risiko
terkena penyakit komplikasi metabolik (Jalal, Liputo, Susanti dan Oenzil, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Menurut Lipoeto, dkk., (2007), nilai antropometri lingkar pinggang (LP) dan rasio
lingkar pinggang panggul (RLPP) menggambarkan distribusi lemak di daerah
abdomen.
Dari hasil penelitian Jalal, dkk., (2006), ditemukannya korelasi positif
antara lingkar pinggang dengan kadar glukosa plasma kadar trigliserida dan
tekanan darah. Hal ini juga didukung oleh penelitian Pongsatha, Morakot,
Sangchun dan Chaovisitsare (2012) di Thailand pada wanita menopause yang
menyatakan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dan
dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah puasa.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Temanggung yang digunakan sebagai model penelitian. Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Temanggung merupakan rumah sakit tipe B dan
sebagai rumah sakit rujukan bagi masyarakat di kabupaten Temanggung.
Prevalensi diabetes melitus di RSUD Kabupaten Temanggung 5 tahun terakhir
mengalami peningkatan dan menduduki urutan ketiga sebagai penyakit dengan
prevalensi terbanyak.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari lingkar pinggang
dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar glukosa darah puasa pada
penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi dan membantu penyandang DM tipe
2 untuk tetap menjaga serta mengontrol asupan makanan yang dikonsumsi agar
kadar glukosa darah tetap terkontrol dan dapat menurunkan risiko terjadinya
komplikasi pada diabetes melitus tipe 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian yang telah tercantum dalam latar belakang diatas,
maka permasalahan yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah :
Apakah terdapat korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-
panggul terhadap kadar glukosa darah puasa pada penyandang DM tipe2 di RSUD
Kabupaten Temanggung?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, beberapa
penelitian yang telah dilaksanakan terkait dengan korelasi antara lingkar pinggang
dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah puasa antara
lain:
a. Hubungan antara Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah
(Lipoeto, dkk., 2007). Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Padang Pariaman
dengan jumlah responden sebanyak 70 orang penduduk dewasa yang berusia di
atas 20 tahun. Hasil penelitian menunjukkan jumlah penderita obesitas
berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) (lebih dari 25 kg/m2) sebanyak 34,3%,
lingkar pinggang (LP) berjumlah 38,6% dan rasio lingkar pinggang panggul
(RLPP) berjumlah 24,4%. Hasil analisa korelasi didapatkan nilai korelasi (r) kadar
glukosa darah dengan LP sebesar 0,168 (p>0,05) dan dengan RLPP adalah sebesar
0,186 (p>0,05).
b. Hubungan Diabetes Mellitus Dengan Obesitas Berdasarkan Body Mass
Index dan Lingkar Pinggang Data Riskesdas 2007 (Soetiarto, Roselinda, dan
Suhardi, 2010). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil dan menganalisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
subset database Riskesdas tahun 2007. Hasil penelitian menyatakan obesitas
sentral berdasarkan lingkar pinggang lebih berperan sebagai faktor risiko diabetes
mellitus dibandingkan obesitas umum berdasarkan BMI.
c. Waist Circumference and Waist-hip Ratio as predictors of Type 2
Diabetes Mellitus in the Nepalese Population of Kavre District ( Shah, Bhandary,
Malik, Risal dan Koju, 2009). Penelitian dilakukan di Nepal yaitu di daerah
Kavre, dengan jumlah responden 65 orang penderita diabetes tipe 2 dan 35 orang
non-diabetik, dengan rata-rata usia diatas 30 tahun. Hasil penelitian menunjukkan
WC dari subjek wanita penderita diabetes 82,89 ± 29,68 cm lebih tinggi daripada
wanita non-diabetik (76,95 ± 22,44 cm) namun hasilnya tidak signifikan (p>0,05).
Sedangkan pada pria diabetik memiliki WC 87,11 ± 22,30 cm dan non-diabetik
sebesar 77,53 ± 11,80 cm dan hasilnya sangat signifikan.
d. Waist Circumference, Waist-hip Ratio and Body Mass Index and Their
Correlation with Cardiovascular Disease Risk Factors in Australian Adults
(Dalton, dkk., 2003). Desain penelitian adalah survey cross-sectional, dengan
jumlah sampel sebanyak 11.427 orang Australia dengan umur ≥25 tahun. Hasil
penelitian menunjukkan korelasi yang positif yang bermakna antara WC dengan
Fasting Blood Glucose (r = 0,248) dan WHR dengan Fasting Blood Glucose ( r
=0,240) pada pria dengan nilai p < 0,001.
e. Incidence of Type 2 Diabetes in Individuals with Central Obesity in
Rural Japanese Population (Ohnishi, et al., 2006). Penelitian ini dilakukan
dengan populasi dalam penelitian ini sebanyak 348 pria dan 523 wanita
(dibedakan antara obesitas sentral dan normal). Hasil penelitian menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
bahwa risiko diabetes melitus tipe dua secara signifikan lebih tinggi di dalam
kelompok obesitas sentral dibanding di dalam kelompok normal (15,6% vs 5,8%;
p<0,0001).
f. Comparison Of Body Mass Index and Waist Circumference In
Predicting Incident Diabetes (Humayun, Anjum, Shah, Arbab, dan Sher, 2010).
Penelitian dilakukan di Khyber Medical College, Peshawar dengan jumlah
responden 475 pria dan wanita dewasa, dan dikategorikan berdasarkan BMI.
Hasilnya menyatakan bahwa ada hubungan antara BMI dan Lingkar Pinggang
terhadap diabetes mellitus. Uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%
menunjukkan 2 sisi signifikansi diabetes melitus dengan WC yaitu 0,016 dan BMI
0,082. Pada hasil menunjukkan kecenderungan diabetes lebih tinggi pada pria
yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 40 inci (100 cm) dan untuk wanita
dengan lingkar pinggang lebih besar dari 35 inci (87,5 cm) yang juga ditunjukkan
dengan BMI yang lebih besar.
g. Waist Circumference, Body Mass Index, Hip Circumference and Waist-
To-Hip Ratio in type 2 diabetes patients in Gorgan, Iran (Marjani, dan Abdoljalal
2011). Penelitian ini melibatkan 200 pasien diabetes melitus tipe 2 di Iran, yang
terdiri dari 122 wanita dan 78 pria. Hasil menunjukkan korelasi positif antara
lingkar pinggang pada pasien diabetes wanita (r = 0,449, p < 0,05) dan korelasi
positif serta signifikan antara rasio lingkar pinggang-panggul pada pasien diabetes
wanita dan pria (r= 0,280, p<0,05).
h. Correlation Between Waist Circumference and Other Factors in
Menopausal Women in Thailand (Pongsatha, et al., 2012). Penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
merupakan penelitian cross sectional yang dilaksanakan di Thailand dengan
subjek 400 wanita sehat menopause. Hasil menunjukkan korelasi positif WC dan
WHR dengan FBG (p <0,05).
Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, belum terdapat
penelitian yang meneliti mengenai korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul terhadap rasio kadar LDL/HDL pada penyandang diabetes
melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoretis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul
terhadap kadar glukosa darah puasa pada penyandang diabetes melitus tipe 2 di
RSUD Kabupaten Temanggung.
b. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran awal kadar glukosa darah puasa pada penyandang diabetes melitus tipe
2.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur korelasi antara lingkar pinggang
dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar glukosa darah pada
penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Hal ini disebabkan karena
berkurangnya kualitas insulin, sekresi insulin ataupun keduanya (Munadi dan
Ardinata, 2008). Diabetes melitus tipe 2 umumnya bersifat asimptomatik. Pada
diabetes melitus tipe 2 juga terjadi gangguan metabolisme lipid yang
menyebabkan peningkatan berat badan hingga obesitas (Kurniawan, 2010).
Terjadinya diabetes melitus terkait pada tiga kelainan yaitu (1) terjadi
resistensi insulin di jaringan perifer terutama pada otot, liver dan lemak, (2)
adanya kelainan pada sekresi insulin terutama dalam merespon rangsangan
glukosa dan (3) meningkatnya produksi glukosa oleh liver (Sargowo dan
Andarini, 2011). Diabetes melitus juga dapat terjadi akibat kerja glukagon yang
abnormal serta terjadinya defisiensi kerja insulin. Gangguan metabolik ini terjadi
akibat dari derajat penurunan kerja insulin. Ketidak seimbangan kerja glukagon
dan insulin atau rasio glukagon-insulin yang tinggi mengakibatkan terjadinya
kondisi yang tidak dapat mempertahankan homeostatis dari bahan bakar normal
pada tubuh ( Munadi dan Ardinata, 2008).
B. Obesitas
Obesitas merupakan keadaan yang disebabkan adanya kelebihan lemak
dalam tubuh. Penimbunan lemak dapat terjadi di seluruh tubuh atau hanya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
tempat–tempat tertentu misalnya pada daerah perut (Jalal, dkk., 2006). Menurut
Haris dan Tambunan (2009), obesitas terjadi karena ketidak seimbangan antara
asupan gizi dan luaran energi. Karena asupan energi yang tinggi serta luaran
energi yang rendah maka kelebihan energi ini disimpan dalam bentuk jaringan
lemak. Obesitas dapat diukur oleh indeks yang disebut indeks masa tubuh (IMT)
atau Body mass index (BMI). Seseorang dikatakan obesitas apabila BMInya lebih
besar atau sama dengan 30 (WHO, 2008). Obesitas terbagi menjadi dua tipe yaitu:
1. Obesitas sentral
Obesitas sentral disebut juga obesitas tipe buah apel (Retnaningsih,
2010). Pada obesitas sentral terjadi penumpukan lemak yang berlebih di daerah
perut yang disebut sebagai lemak viseral atau sering disebut dengan penumpukan
lemak di daerah abdominal. Penumpukan lemak di dareah abdominal berisiko
mengalami sindroma metabolik (Haris dan Tambunan, 2009). Obesitas sentral
berhubungan dengan faktor resiko yang disebabkan oleh obesitas yaitu hipertensi,
penyakit jantung koroner dan diabetes melitus (Janghorbani, et al., 2008).
2. Obesitas perifer
Obesitas perifer sering disebut obesitas general atau obesitas tipe buah
pear. Pada obesitas perifer terjadi penumpukan lemak yang menumpuk pada
pinggul dan paha atau disebut daerah gluteo-femoral . Penumpukan jaringan
lemak pada daerah abdominal maupun viseral berkaitan erat dengan risiko
terjadinya sindroma metabolik dan penyakit kardiovaskular (Retnaningsih, 2010).
Sebagian kasus obesitas dilaporkan berkaitan dengan resistensi leptin.
Leptin merupakan suatu hormon yang esensial bagi regulasi berat tubuh normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Leptin menekan nafsu makan sehingga menurunkan konsumsi makanan dan
mendorong penurunan berat badan. Pada orang yang mengalami obesitas, pusat
pusat di hipotalamus yang berperan dalam homestatis energi “disetel lebih tinggi”.
Defek reseptor leptin yang tidak berespon terhadap tingginya kadar leptin di darah
yang berasal dari jaringan lemak yang banyak. Karena itu otak tidak mendeksi
leptin sebagai sinyal untuk menurunkan nafsu makan. Hal ini yang menyebabkan
orang dengan kelebihan berat badan cenderung mempertahankan berat badannya
tetapi dengan tingkat yang lebih tinggi daripada orang normal (Sherwood, 2007).
C. Antropometri
Antropometri berasal dari bahasa Yunani yaitu “antropo” dan “metron”.
Antropo artinya manusia dan metron yang berarti pengukuran. Pengukuran
antropometri mencangkup bermacam-macam pengukuran pada tubuh manusia
diantaranya berat badan, tinggi badan pada saat berdiri (stature), skinfold
thickness, lingkar pinggang, lingkar kepala, recumbent length, lebar bahu dan
lebar pergelangan (National Health and Nutrition Examination Survey, 2007).
Antropometri biasanya digunakan sebagai indikator kesehatan serta
status gizi seseorang (Dioum, Gartner, Bernard, Delpeuch and Wade, 2005).
Menurut International Diabetes Federation (2006), akumulasi lemak pada
obesitas sentral dapat digambarkan dengan lingkar pinggang (LP) dan rasio
lingkar pinggang-panggul (RLPP).
Distribusi lemak dalam tubuh dapat diukur menggunakan antropometrik,
diantaranya yang sering digunakan adalah lingkar pinggang dan rasio lingkar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pinggang-panggul. Penumpukan lemak pada daerah abdomen dapat digambarkan
dengan lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul (Siani, et al., 2002).
Peningkatan lingkar pinggang menggambarkan terjadinya peningkatan masa
lemak tubuh total dan lemak viseral, sedangkan peningkatan lingkar panggul
berhubungan dengan pengurangan lemak viseral dan menggambarkan terjadinya
peningkatan lemak subkutan di daerah panggul (Seidell, Perusse, Depes, dan
Bouchard, 2001).
1. Lingkar pinggang
Pengukuran lingkar pinggang merupakan salah satu pengukuran
antropometri yang biasanya digunakan sebagai indikator untuk menentukan
diabetes. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada titik tengah antara tulang
rusuk terbawah dan tepi atas tulang panggul dengan posisi subjek berdiri dengan
kaki rapat, lengan rapat pada kedua sisi tubuh, menggunakan pakaian yang tipis
serta dalam kondisi akhir ekspirasi normal, seperti pada gambar 1 (WHO, 2008).
Gambar 1. Pengukuran Lingkar Pinggang (NHLBI, 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Peningkatan ukuran lingkar pinggang merupakan faktor risiko sindroma
metabolik (National Obesity Forum, 2006). Menurut International Diabetes
Federation (2006), pengukuran lingkar pinggang dapat mengukur obesitas sentral
dengan menggunakan guideline seperti pada tabel I yang dibedakan berdasarkan
etnis dan jenis kelamin.
Tabel I. Kriteria lingkar Pinggang berdasarkan Perbedaan Etnis oleh
International Diabetes Federation, 2006.
2. Rasio lingkar pinggang-panggul
Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) merupakan salah satu
pengukuran antropometri yang dapat menggambarkan obesitas sentral pada
individu, apabila perbandingan antara lingkar pinggang dan panggul semakin
besar maka semakin besar pula lemak abdominal pada individu tersebut
(International Chair on Cardiometabolic Risk, 2011). Pada pengukuran lingkar
pinggang-panggul diukur dari titik tengah antara batas bawah tulang rusuk yang
dapat teraba dan pada bagian atas dari tulang panggul. Lingkar panggul
merupakan daerah atau diameter terbesar dari tubuh yang terletak di bawah
pinggang. Rasio lingkar pinggang-panggul dihitung dari lingkar pinggang (cm)
dibagi dengan lingkar panggul (cm) seperti pada gambar 2. Menurut WHO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(2008), kriteria diagnosis sindrom metabolik dengan nilai rasio lingkar pinggang
panggul > 0,90 untuk pria dan > 0,85 untuk wanita.
Gambar 2. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (Rodrigues, 2011)
Penelitian Odenigbo, Odennigbo, Oguejiotor, dan Adogu (2011)
menyatakan bahwa, pengukuran lingkar pinggang lebih kuat dalm memprediksi
obesitas pada wanita dibandingkan pada pria. Populasi Asia memiliki jaringan
adiposa viseral yang lebih banyak dibandingkan dengan populasi Eropa ( Lear,
Humphries, Kohli, Chockalingam, Frohlich dan Birmingham, 2007).
D. Jaringan Adiposa, Obesitas dan Resistensi Insulin
Jaringan adiposa merupakan suatu organ endokrin yang paling peka
terhadap kerja dari insulin. Jaringan adiposa mensekresikan adipositokin yang
salah satu perannya adalah dalam patogenesis insulin (Windutama, Adam dan
Adam, 2009). Rendahnya aktivitas insulin dapat menyebabkan terjadinya
penekanan pada lipolisis dan peningkatan penyimpanan lemak. Adiposit
memproduksi adipositokin dalam jumlah kecil tetapi jaringan adiposa merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
organ terbesar pada tubuh manusia. Hal ini menyebabkan jumlah keseluruhan
adipositokin berdampak pada fungsi tubuh. Pembesaran ukuran dari adiposit
menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan aktivitas dari lipolitik yang berperan
dalam pelepasan asam lemak bebas melalui sirkulasi portal yang menuju ke hati
(Setiawan, 2009).
Resistensi insulin disebut juga gangguan sekresi insulin pada sel β yang
merupakan kelainan primer pada diabetes melitus tipe 2. Resistensi insulin
merupakan kondisi terjadinya kegagalan organ target yang secara normal
merespon aktivitas dari hormon insulin lemak dilihat pada gambar 3 (Savage,
Petersen and Shulman, 2005). Resistensi insulin terkait obesitas adalah risiko
utama dari diabetes melitus tipe 2. Karakteristik dari terjadinya resistensi ini
adalah berkurangnya kemampuan dari insulin untuk menghambat pengeluaran
glukosa dari hati serta menurunnya kemampuan insulin dalam pengambilan
glukosa pada lemak dan otot (Park, et al., 2006).
Gambar 3. Mekanisme Resistensi Insulin oleh Asam Lemak (Savage, et al.,
2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Mekanisme resistensi insulin terkait obesitas disebabkan karena
peningkatan produksi asam lemak bebas yang terakumulasi di jaringan
(Sulistyoningrum, 2010). Grundy (2004) menyatakan, adanya asam lemak bebas
yang terakumulasi pada jaringan dan otot dapat menyebabkan tubuh lebih banyak
menggunakan asam lemak bebas tersebut sebagai sumber energi dan dapat
menghambat oksidasi glukosa. Adiposit mengeluarkan beberapa hormon, secara
kolektif dinamai adipokin yang berperan penting dalam keseimbangan energi dan
metabolisme (Sherwood, 2007). Hormon adipokin meliputi leptin, adiponektin,
resistin, TNF-α, interleukin-6, steroid dan prostaglandin. Resistin dapat
menyebabkan resistensi insulin di lemak otot dan faktor nekrosis tumor (TNF)
juga dapat menyebabkan terjdinya resistensi insulin dengan merangsang dan
mengaktifkan fosforilasi protein penghambat reseptor insulin (Eid, 2011).
E. Kadar Glukosa Darah
Glukosa darah puasa merupakan kadar glukosa pada darah setelah puasa
lebih kurang 8-10 jam sebelum dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah tetapi
diperbolehkan untuk minum air putih (Departemen Kesehatan, 2008). Hannon,
Rao dan Arslanian (2005) menyatakan, kadar glukosa puasa pada orang normal
adalah <100 mg/dL, sedangkan seseorang dengan kadar glukosa puasa 100 dan
125 mg/dL dikatakan menderita glukosa puasa terganggu. Seseorang dengan
kadar glukosa puasa ≥ 100 mg/dL dikatakan menderita diabetes (IDF, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
F. RSUD Kabupaten Temanggung
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung terletak di Jalan
Dr. Sutomo no 67 Temanggung, Jawa Tengah. RSUD Kabupen Temanggung ini
merupakan rumah sakit tipe B. Perizinan Rumah Sakit tipe B yaitu mendapatkan
Izin Mendirikan dan Izin Operasional yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
Provinsi setelah mendapat rekomendasi dari pejabat berwenang di bidang
kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Rumah Sakit Umum tipe B adalah
rumah sakit yang dapat menjadi rumah sakit pendidikan apabilah telah memenuhi
persyaratan dan standar yang telah ditetapkan (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2010).
Rumah Sakit Umum diklasifikasikan berdasarkan perbedaan
kemampuan pelayanan kesehatan, ketenagaan atau sumber daya manusia, fisik
serta peralatan yang dapat disediakan dan berpengaruh terhadap beban kerja.
Rumah Sakit Umum dapat diklasifikasikan menjadi rumah sakit kelas A, B, C dan
D. Rumah sakit tipe B merupakan rumah sakit dengan fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik sekurang-kurangnya 4 spesialis dasar, 4 spesialis penunjang
medik, 8 spesialis lainnya dan 2 subspesialis dasar (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2010).
Data rekam medik di RSUD Kabupaten Temanggung menunjukkan dari
tahun 2010-2013 tercatat sebanyak 6319 pasien menderita DM tipe 2. Jumlah
penyandang diabetes melitus tipe2 selalu melangami peningkatan tiap tahunnya.
Pada tahun 2013, di bulan Januari terdapat 95 orang, di bulan Februari sebanyak
46 orang, dan di bulan Maret meningkat menjadi 249 orang. Diabetes melitus di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
RSUD Kabupaten Temanggung menduduki peringkat ketiga, sebagai penyakit
tidak menular yang banyak terjadi (Pemerintah Kabupaten Temanggung, 2012).
G. Landasan Teori
Diabetes melitus merupakan salah satu sindrom metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa pada darah. Hal ini disebabkan karena
berkurangnya kualitas insulin (resistensi insulin), sekresi insulin ataupun
keduanya (Munadi dan Ardinata, 2008). Resistensi insulin adalah berkurangnya
kemampuan dari insulin untuk menghambat pengeluaran glukosa dari hati serta
menurunnya kemampuan insulin dalam pengambilan glukosa pada lemak dan otot
(Park, et al., 2006).
Orang dengan diabetes melitus tipe 2 cenderung mengalami obesitas
sentral. Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak berlebih pada daerah
perut sebagai lemak viseral yang biasanya disebut penumpukan lemak di daerah
abdominal. Penumpukan lemak di daerah abdomen berisiko mengalami sindrom
metabolik salah satunya diabetes melitus (Haris dan Tambunan, 2009).
Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul merupakan
pengukuran antropometri sebagai indikator distribusi lemak pada daerah
abdomen, yang dapat mengetahui obesitas sentral (WHO, 2008). Menurut IDF
(2006), risiko dapat meningkat pada lingkar pinggang ≥90 cm pada pria dan ≥80
cm pada wanita. Menurut WHO (2008), peningkatan risiko terjadi pada rasio
lingkar pinggang-panggul ≥0,90 pada pria dan ≥0,85 pada wanita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2006,
peningkatan kadar glukosa plasma (Fasting Plasma Glucose ≥ 100 mg/dL)
merupakan salah satu faktor seseorang dikatakan mengalami sindroma metabolik.
Glukosa darah puasa merupakan kadar glukosa pada darah setelah puasa lebih
kurang 8-10 jam sebelum dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah tetapi
diperbolehkan untuk minum air putih (Departemen Kesehatan, 2008).
H. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat korelasi positif bermakna
antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar
glukosa darah puasa pada penyandang Diabetes Melitus Tipe 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan
rancangan penelitian cross-sectional (potong lintang). Penelitian observasional
analitik merupakan penelitian yang mencoba untuk menggali bagaimana dan
mengapa suatu fenomena kesehatan itu dapat terjadi. Kemudian dilakukan analisis
dinamika korelasi antar suatu fenomena. Pada rancangan penelitian cross
sectional dilakukan analisis korelasi antara faktor efek dan faktor risiko. Faktor
risiko merupakan suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek atau
pengaruh, sedangkan faktor efek merupakan suatu akibat yang disebabkan karena
adanya faktor risiko (Notoatmojo, 2005).
Analisis korelasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah lingkar
pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) sebagai faktor risiko
terhadap kadar glukosa darah puasa sebagai faktor efek. Data penelitian yang
diperoleh, diolah dengan statistika untuk mengetahui korelasi dari faktor risiko
dan faktor efek.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Ukuran lingkar pinggang (cm) dan rasio lingkar pinggang-panggul
2. Variabel tergantung
Kadar glukosa darah puasa (mg/dL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali: usia dan kondisi puasa responden
sebelum pengambilan data
b. Variabel pengacau tak terkendali: aktifitas, gaya hidup, pola makan,
kondisi patologis, dan obat-obatan yang dikonsumsi responden
C. Definisi Operasional
1. Responden adalah penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten
Temanggung yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini.
2. Karakteristik penelitian meliputi demografi (usia), pengukuran antropometri
(pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul) dan hasil
pemeriksaan yang didapat dari Laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung
(kadar glukosa darah puasa).
3. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan pita pengukur yang
dilingkarkan pada titik tengah antara tulang rusuk terbawah dan tepi atas tulang
panggung (WHO, 2008). Lingkar pinggang dinyatakan dalam satuan sentimeter
(cm).
4. Pengukuran lingkar panggul dilakukan menggunakan pita pengukur yang
diposisikan pada lingkar terlebar dari panggul (WHO, 2008). Lingkar panggul
dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm)
5. Persyaratan teknis pada saat pengukuran yaitu, responden berdiri dengan kaki
rapat, lengan pada kedua sisi tubuh, dan dalam kondisi akhir ekspirasi normal.
Pita pengukur pada posisi horizontal, sejajar dengan lantai dan tidak menekan
kulit (WHO, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
6. Rasio lingkar pinggang-panggul diperoleh dengan menghitung perbandingan
antara lingkar pinggang dengan lingkar panggul (WHO, 2008).
7. Kadar glukosa darah puasa diukur di laboratorium RSUD Kabupten
Temanggung dengan kondisi responden puasa 8-10 jam sebelum dilakukan
pengambilan darah. Kadar glukosa dinyatakan dalam satuan mg/dL.
8. Kriteria lingkar pinggang menggunakan standar International Diabetes
Federation (IDF) tahun 2006 bagi populasi di Asia Selatan.
9. Kriteria lingkar pinggang-panggul menggunakan standar WHO tahun 2008
bagi populasi Asia.
10. Standar kadar glukosa darah puasa menggunakan International Diabetes
Federation (IDF) tahun 2006.
D. Responden Penelitian
Responden penelitian ini adalah penyadang diabetes melitus tipe 2 di
RSUD Kabupaten Temanggung yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu penyandang DM tipe 2 di RSUD
Kabupaten Temanggung pada pria dan wanita dengan usia lebih dari 40 tahun,
bersedia berpuasa 8-10 jam sebelum pengambilan data dan menandatangani
informed consent.
Kriteria eksklusi yaitu penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD
Kabupaten Temanggung dengan penyakit penyerta seperti stroke, gangren, gagal
ginjal dan penyakit jantung koroner pada saat pemeriksaan, serta tidak hadir saat
pengambilan data serta responden dengan data yang tidak lengkap. Jumlah
responden penelitian yang ditetapkan sebesar 98 orang dengan jumlah responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pria 39 orang dan responden wanita 59 orang. Jumlah minimum sampel untuk
penelitian korelasi sebesar 30 subyek (Spigel dan Stephens, 2007).
Pengambilan data dilakukan selama 6 minggu dan dilaksanakan di
RSUD Kabupaten Temanggung. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 18
Agustus sampai tanggal 28 September 2013. Jumlah responden yang hadir pada
minggu pertama adalah 16 orang responden yang terdiri dari 8 orang responden
pria dan 8 orang responden wanita. Pada minggu kedua jumlah responden yang
hadir sebanyak 10 orang responden dengan jumlah responden pria sebanyak 8
orang dan responden wanita sebnayak 2 orang. Jumlah responden yang hadir pada
minggu ketiga adalah 16 orang responden yang terdiri dari 8 orang responden
pria dan 8 orang responden wanita. Jumlah responden yang hadir pada minggu
keempat adalah 14 orang responden yang terdiri dari 5 orang responden pria dan 9
orang responden wanita. Jumlah responden yang hadir pada minggu kelima adalah
15 orang responden yang terdiri dari 6 orang responden pria dan 9 orang
responden wanita. Jumlah responden yang hadir pada minggu keenam adalah 35
orang responden yang terdiri dari 10 orang responden pria dan 25 orang
responden wanita.
Jumlah keseluruhan responden pada penelitian ini adalah 106 responden.
Dari 106 responden tersebut dilakukan eksklusi sebanyak 8 responden karena
ketidakhadiran responden dan ketidaklengkapan data hasil uji laboratorium yang
digunakan pada penelitian ini yaitu kaar glukosa darah puasa (data miss). Jumlah
responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 98 responden, terdiri dari
39 responden pria dan 59 responden wanita, terlihat pada gambar 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 4. Skema Responden Penelitian
Pengambilan
data minggu pertama
Pengambilan data minggu
kedua
Pengambilan data minggu
ketiga
Pengambilan data minggu
keempat
Pengambilan data minggu
kelima
Pengambilan
data minggu keenam
8 responden wanita
8 responden pria
16 responden
2 responden wanita
8 responden pria
10 responden
8 responden wanita
8 responden pria
16 responden
9 responden
wanita
5 responden
pria
14 responden
10 responden
pria
9 responden wanita
6 responden
pria
25 responden
wanita
15 responden
35 responden
98
responden
2 responden tidak hadir
4 responden dieksklusi (2 tidak
hadir dan 2 data miss)
1 responden tidak hadir
1 responden dieksklusi:
data miss
14 responden
15 responden
10 responden
34 responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung yang berlokasi
di Jalan Dr. Sutomo No 67, Temanggung, Jawa Tengah, 56212. Penelitian ini
berlangsung pada bulan Agustus-September 2013.
F. Ruang Lingkup Penelitan
Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri
terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa dan Tekanan Darah pada
Diabetes Melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung” yang telah mendapat
izin dari Komisi Etik Kedokteran. Penelitian payung ini bertujuan untuk mengkaji
korelasi antara pengukuran antropometri terhadap profil lipid, kadar glukosa
darah puasa, dan tekanan darah. Penelitian dilakukan berkelompok dengan
anggota sebanyak 14 orang anggota dengan kajian penelitian yang berbeda.
Penulis mengkaji korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul
terhadap kadar glukosa darah puasa. Kajian yang diteliti dalam payung ini adalah :
a. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar Trigliserida
b. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Rasio Kadar Kolesterol
Total/HDL
c. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Rasio Kadar
HDL/LDL
d. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Tekanan Darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
e. Korelasi Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness terhadap Kadar
Trigliserida
f. Korelasi Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness terhadap Rasio Kadar
Kolesterol Total/HDL
g. Korelasi Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness terhadap Rasio Kadar
HDL/LDL
h. Korelasi Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness terhadap Tekanan Darah
i. Korelasi Pengukuran Body Mass Index dan Abdominal Skinfold Thickness
terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa
j. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Kadar Trigliserida
k. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL
l. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Rasio HDL/LDL
m. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap
Tekanan Darah
n. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap
Kadar Glukosa Darah Puasa
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel (sampling) pada penelitian ini dilakukan
secara non-random dengan jenis purposive sampling (Notoatmodjo, 2005). Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
purposive sampling, responden dipilih berdasarkan pertimbangan subjektif
peneliti yaitu responden tersebut dapat memberikan informasi yang sesuai dengan
tujuan dari penelitian (Sastroasmoro dan Ismael, 2010). Pertimbangan tersebut
dibuat oleh peneliti berdasarkan karakteristik dari populasi yang telah diketahui
sebelumnya.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pita pengukur
berupa meteran Butterfly®, yang digunakan untuk mengukur lingkar pinggang
dan panggul responden. Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa responden
dilakukan oleh Laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung menggunakan
Sysmex Chemix-180 (Jepang), seri : 5830-0605.
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah
penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung serta lokasi
di rumah sakit yang tepat untuk melakukan wawancara, pengisian informed
consent dan pengukuran antropometri pada responden saat dilakukan pegambilan
data.
2. Permohonan izin dan kerjasama
Permohonan izin ditujukan kepada Bagian Penelitian dan Pengembangan
(Litbang) RSUD Kabupaten Temanggung. Permohonan ijin selanjutnya ditujukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearence.
Permohonan ijin ini dilakukan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan
sampel darah manusia serta hasil penelitian dapat dipublikasikan. Permohonan
kerjasama diajukan kepada Laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung yang
mengambil dan mengolah darah responden. Kemudian dilakukan penawaran
kerjasama dengan responden yang bersedia mengikuti penelitian dan bersedia
menandatangani informed consent.
3. Pembuatan informed consent dan leaflet
a. Informed consent. Penggunaan informed consent diajukan sebagai
pernyataan tertulis yang menyatakan kesediaan responden dalam
penelitian. Informed consent yang digunakan dalam penelitin ini harus
memenuhi standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
Yogyakarta. Pada informed consent, responden yang bersedia mengikuti
penelitian diminta untuk mengisi data seperti nama, dan alamat kemudian
menandatangani informed consent, setelah diberi penjelasan oleh peneliti
terkait penelitian yang akan dilakukan.
b. Leaflet. Penggunaan leaflet ditujukan untuk memberi informasi kepada
responden mengenai gambaran umum penjelasan tentang penelitian.
Leaflet yang diberikan berbentuk selebaran kertas berukuran A4. Judul
leaflet yang diberikan kepada responden adalah “Korelasi Pengukuran
Antropometri Terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tekanan Darah pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kabupaten
Temanggung”. Isi leaflet meliputi penjelasan singkat mengenai pentingnya
pengukuran antropometri (BMI, skinfold thickness, lingkar pinggang dan
lingkar panggul) dan pemeriksaan laboratorium yaitu profil lipid, kadar
glukosa darah puasa, dan tekanan darah sebagai suatu metode deteksi dini
berbagai masalah kesehatan khususnya mengenai komplikasi DM tipe 2.
4. Pencarian calon responden dan penawaran kerjasama kepada calon
responden penelitian
Sebelum dilakukannya pencarian calon responden, peneliti mengurus
perijinan di Litbang RSUD Kabupaten Temanggung. Pencarian calon responden
dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan menunggu penyandang diabetes
melitus tipe 2 yang melakukan chek-up di RSUD Kabupaten Temanggung. Calon
responden yang dipilih adalah calon responden yang telah memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi peneliti. Apabila calon responden tersebut tidak berpuasa
maka peneliti meminta calon responden tersebut untuk berpuasa terlebih dahulu
(8-10 jam) dan jika calon responden tersebut berkenan calon responden tersebut
diminta datang kembali ke RSUD Kabupaten Temanggung. Selain itu peneliti
juga membuat undangan permohonan yang ditujukan kepada penandang DM tipe2
untuk datang ke RSUD Kabupaten Temanggung. Undangan tersebut peneliti
sebarkan kepada penyandang DM tipe 2 di Puskesmas serta Dinas Kesehatan di
Kabupaten Temanggung. Sebelum dilakukan pengambilan data, peneliti
memberikan penjelasan terkait dilakukannya penelitian kepada calon responden.
Penjelasan yang diberikan oleh peneliti meliputi maksud dan tujuan dilakukannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
penelitian, informasi terkait pengukuran antropometri dan manfaatnya, serta
kaitannya dengan kadar glukosa darah puasa, tekanan darah dan profil lipid. Hal
ini diharapkan dapat mendorong calon responden untuk ikut terlibat dalam
penelitian ini. Media sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah leaflet
yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri Terhadap Profil Lipid, Kadar
Glukosa Darah Puasa dan Tekanan Darah pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD
Kabupaten Temanggung” yang berisi informasi tentang pengukuran antropometri
serta manfaatnya untuk mengetahui distribusi lemak di dalam tubuh, dan berisi
informasi tentang pemeriksaan di laboratorium untuk mengetahui profil
kesehatan. Informasi yang terdapat di dalam leaflet ini disusun secara singkat
serta dilengkapi gambar dan ilustrasi sehingga mudah untuk dipahami. Apabila
calon responden bersedia untuk mengikuti penelitian ini, maka calon responden
diminta untuk mengisi dan menandatangani informed consent.
5. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian
Suatu instrument penelitian dikatakan valid apabila instrument tersebut
dapat mengukur variabel yang seharusnya (yang diinginkan oleh peneliti).
Instrument penelitian yang reliabel adalah instrumen penelitian yang
menghasilkan data yang sama ketika digunakan beberapa kali untuk menukur
objek yang sama dalam suatu waktu (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2008). Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah pita pengukur yang
telah tervalidasi. Validasi dan uji realiabilitas instrumen penelitian dilakukan
dengan mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul satu individu sebanyak
lima kali berturut-turut menggunakan instrumen penelitian yang sama. Nilai CV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
(coefficient of variation) yang diperoleh untuk pengukuran pria adalah 0,065 %
untuk lingkar pinggang dan 0,453% untuk rasio lingkar pinggang panggul.
Sedangkan pada pengukuran wanita CV yang diperoleh sebesar 0,069 % untuk
pengukuran lingkar pinggang dan 0,603% untuk pengukuran rasio lingkar
pinggang-panggul. Instrumen penelitian dikatakan reliabel dan mempunyai presisi
yang baik bila nilai CV ≤ 5% (Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik,
2011).
6. Pengambilan darah dan pengukuran antropometri
Pengambilan darah responden yang telah menandatangani informed
consent dan telah berpuasa 8-10 jam sebelum dilakukannya pengambilan darah
serta tidak sakit pada saat pengambilan data. Pengambilan darah dilakukan oleh
Laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung. Pengukuran antropometri dilakukan
langsung oleh peneliti yang meliputi pengukuran lingkar pinggang dan lingkar
panggul. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dalam posisi berdiri dan diukur
menggunakan pita pengukur yang diletakan pada titik tengah antara tulang rusuk
terbawah dan tepi atas tulang panggul. Pengukuran lingkar panggul dilakukan
dalam posisi berdiri dan diukur menggunakan pita pengukur yang diposisikan pada
lingkar terbesar dari panggul. Pada saat dilakukannya pengukuran lingkar pinggang
dan lingkar panggul, responden berdiri dengan posisi kaki yang rapat, lengan pada
kedua posisi tubuh, menggunakan pakaian yang tipis dan dalam kondisi akhir
ekspirasi normal. Pita pengukur pada posisi horizontal, sejajar dengan lantai dan
tidak menekan kulit (WHO, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
7. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri
Hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri dibagikan secara
langsung oleh peneliti kepada masing-masing responen. Hasil pemeriksaan
dimasukkan dalam amplop dan peneliti memberikan penjelasan secara langsung
kepada responden agar responden dapat memahami hasil pemeriksaan darah dan
antropometri.
8. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan mengelompokkan data sejenis,
yaitu menyusun data dan menggolongkannya dalam kategori-kategori dan
kemudian dilakukan intepretasi data. Cara pengolahan data dilakukan secara
statistik.
J. Teknik Analisis Data Statistik
Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan taraf kepercayaan
95%. Langkah awal yang dilakukan adalah menguji normalitas data dengan uji
Kolmogorov-Smirnov tujuannya untuk mengetahui apakah suatu data tersebut
terdistribusi normal. Suatu data dikatakan normal apabila nilai Asymp. Sig lebih
besar dari 0,05. Setelah mengetahui distribusi data, dilakukan uji hipotesis
komparatif antara kedua kelompok data dan uji korelasi.
Dilakukan uji hipotesis komparatif antara rerata kadar glukosa darah
puasa pada wanita dengan kelompok lingkar pinggang ≤ 80 cm dan > 80 cm,
pada pria dengan kelompok lingkar pinggang ≤ 90 cm dan > 90 cm serta pada
wanita dengan kelompok RLPP ≤ 0,85 dan > 0,85 serta pada pria kelompok
RLPP ≤ 0,90 dan > 0,90. Jika data terdistribusi normal maka dilakukan uji t tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berpasangan, sedangkan jika data terdistribusi tidak normal maka dilakukan uji
Mann-Whitney. Dikatakan terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok
data jika nilai p ˂ 0,05 (Dahlan, 2012).
Selanjutnya dilakukan uji korelasi data, pada penelitian ini data
terdistribusi tidak normal maka digunakan analis Spearman. Data dikatakan
memiliki korelasi bermakna jika nilai p < 0,05 dan kekuatan korelasi dinyatakan
melalui koefisien korelasi (Dahlan, 2012).
Tabel II. Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah
Korelasi ( Dahlan, 2012)
Parameter Nilai Interpretasi
Kekuatan korelasi 0,0 - < 0,2 Sangat lemah
0,2 - < 0,4 Lemah
0,4 - < 0,6 Sedang
0,6 - < 0,8 Kuat
0,8 – 1 Sangat kuat
Nilai p p < 0,05 Korelasi bermakna
p > 0,05 Tidak terdapat korelasi
Arah korelasi + (positif) Searah
- (negatif) Berlawanan
K. Kesulitan Penelitian
Kesulitan dalam penelitian ini adalah dalam pencarian responden untuk
ikut serta dalam penelitian dikarenakan beberapa hal, seperti tidak bersedia
mengikuti penelitian dan takut dengan jarum suntik, serta kesulitan dalam
memperoleh responden yang telah dalam kondisi berpuasa 8-10 jam pada saat
melakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Adanya beberapa data responden yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
harus dieksklusi sehingga mengurangi jumlah data untuk diolah secara statistik
juga merupakan kesulitan penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-
Panggul Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Penyandang Diabetes
Melitus Tipe 2 Di RSUD Kabupaten Temanggung merupakan bagian dari
penelitian yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Profil
Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa dan Tekanan Darah pada Diabetes Melitus tipe
2 di RSUD Kabupaten Temanggung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap
kadar glukosa darah pada penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten
Temanggung.
A. Karaktestik Responden
Pada penelitian ini melibatkan penyandang diabetes melitus tipe 2 di
RSUD Kabupaten Temanggung dengan jumlah responden 98 orang yang terbagi
menjadi 39 orang responden pria dan 59 orang responden wanita. Responden
dalam penelitian ini merupakan penyandang diabetes melitus tipe2 di RSUD
Kabupaten Temanggung yang telah memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi
penelitian. Karakteristik dari responden penelitian meliputi umur, lingkar
pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP), dan kadar glukosa darah
puasa. Sebelum dilakukannya uji hipotesis (statistik analitis) perlu dilakukan
analisis statistik deskriptif yang digunakan sebagai dasar bagi statistik analitis.
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik data yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Dari statistik deskriptif dapat diketahui distribusi dari data yang
diperoleh. Distribusi dari data penelitian diuji secara analitis menggunakan uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov jika jumlah data (n) > 50, sedangkan jika jumlah
data (n) < 50 digunakan uji Shapiro-Wilk (Dahlan, 2012). Pada penelitian ini
responden pria sebanyak 39 orang oleh karena itu untuk mengetahui distribusi
data digunakan uji Shapiro-Wilk, sedangkan responden wanita dalam penelitian
ini sebanyak 59 orang oleh karena itu digunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk
mengetahui distribusi datanya.
Tabel III. Profil Karakteristik Responden Pria
Karakteristik Pria (n= 39) p
Median/mean ± SD
Usia (tahun) 60,5 ± 9,8 * 0,492
Lingkar pinggang (cm) 92,2 (73,6-126)** 0,000
RLPP 0,9 (0,8-1,2)** 0,000
Kadar glukosa puasa (mg/dL) 182,0 (98-456)** 0,003
Keterangan :
* mean ± SD
** median (minimum-maksimum)
P< 0,05 menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal
Tabel IV. Profil Karakteristik Responden Wanita
Karakteristik Wanita (n= 59) p
Median/mean ± SD
Usia (tahun) 58,0 (44,0-77,0) ** 0,002
Lingkar pinggang (cm) 93,4 ± 10.5 * 0,181
RLPP 0,9 ± 0,07 * 0,200
Kadar glukosa puasa (mg/dL) 157,0 (50,0-357,0)** 0,019
Keterangan :
* mean ± SD
** median (minimum-maksimum)
P< 0,05 menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1. Usia
Usia responden dalam penelitian ini adalah > 40 tahun. Nilai rerata usia
responden pria adalah 60,5 tahun dengan SD ± 9,8. Nilai median usia pada
responden wanita adalah 58,0 dengan nilai minimum 44,0 dan maksimum 77,0.
Nilai signifikansi usia responden pria yang diperoleh adalah 0,492. Nilai
signifikansi pada responden wanita adalah 0,002. Menurut Dahlan (2012), suatu
data dikatakan terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p) > 0,05. Dari nilai
signifikansi data responden pria menunjukkan data terdistribusi normal dan pada
wanita menunjukkan data terdistribusi tidak normal.
2. Lingkar pinggang
Pada responden pria, analisis statistik lingkar pinggang menunjukkan
nilai rerata 92,2 cm dengan nilai minimum 73,6 cm dan nilai maksimum 126,0
cm, sedangkan nilai rerata lingkar pinggang pada responden wanita adalah 93,4
cm dengan SD ± 10,5. Nilai signifkansi (p) lingkar pinggang pada responden pria
adalah 0,000 hal ini menunjukkan bahwa lingkar pinggang responden pria
terdistribusi tidak nomal. Nilai signifikansi (p) lingkar pinggang pada responden
wanita adalah 0,181 yang menunjukkan bahwa lingkar pinggang responden
wanita terdistribusi normal.
3. Rasio lingkar pinggang-panggul
Analisis statistik data rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) pada
responden pria memiliki rerata 0,9 cm dengan nilai minimum 0,8 cm dan nilai
maksimum 1,2 cm. Nilai rerata RLPP dari responden wanita adalah 0,9 cm
dengan SD ± 0,07. Melalui uji normalitas data diperoleh nilai p = 0,000 pada pria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
yang menunjukkan data terdistribusi tidak normal dan p = 0,200 pada wanita yang
menunjukkan data terdistribusi normal.
4. Kadar glukosa darah puasa
Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan nilai rerata kadar glukosa
darah puasa pada responden pria adalah 182,0 mg/dL dengan nilai minimun 98,0
mg/dL dan nilai maksimum 456,0 mg/dL. Pada responden wanita menunjukkan
nilai rerata kadar glukosa darah puasa adalah 157,0 mg/dL dengan nilai minimum
50 mg/dL dan nilai maksimum 357,0 mg/dL. Nilai signifikansi yang diperoleh
pada responden pria adalah p = 0,003 dan pada responden wanita p = 0,019
menunjukkan distribusi data tidak merata.
B. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden pada
Responden Pria dengan Lingkar Pinggang ≤90 cm dan Lingkar Pinggang
>90 cm
Pada penelitian ini, lingkar pinggang diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu LP ≤ 90 cm dan LP > 90 cm. Menurut International Diabetes
Federation tahun 2006, batas lingkar pinggang untuk pria populasi Asia Selatan
adalah 90 cm. Distribusi kadar glukosa puasa antara dua kelompok diuji
nomalitasnya dengan Shapiro-Wilk karena jumlah data pada kedua kelompok
secara berurutan adalah 13 dan 26. Untuk jumlah data ≤ 50 normalitas diuji
dengan Shapiro-Wilk (Dahlan, 2012).
Nilai median kadar glukosa darah puasa pada kelompok lingkar
pinggang ≤ 90 cm adalah 200,0 (111,0-309,0) mg/ dL dengan p = 1,00 dan rerata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kadar glukosa darah puasa pada kelompok lingkar pinggang > 90 cm adalah 171,0
(98,0-456,0) mg/ dL, dengan p = 0,002. Rerata kadar glukosa darah puasa pada
kedua kelompok dibandingkan menggunakan uji komparatif Mann-Whitney
karena kedua kelompok data terdistribusi tidak normal.
Tabel V. Uji Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa Responden Pria
berdasarkan Lingkar Pinggang
Karakteristik LP≤ 90 cm LP>90 cm p
n= 13 n= 26
Kadar gukosa darah puasa (mg/dL) 200,0 171,0 0,228*
(111,0-309,0) (98,0-456,0)
Keterangan :
*terdapat perbedaan yang tidak bermakna ( p >0,05)
Dari hasil analisis statistik diperoleh nilai signifikansi (p) 0,228 yang
menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada kadar glukosa darah
puasa antara kelompok responden pria dengan lingkar pinggang ≤ 90 cm dan
kelompok lingkar pinggang >90 cm. Hal ini berarti terdapat perbedaan tetapi tidak
bermakna secara statistik. Penelitian Shah, Bhandary, Malik, Risal dan Koju
(2009) pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Kavre District, Nepal sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan perbedaan rerata kadar glukosa darah puasa yang tidak bermakna
antara responden dengan LP<90 cm dan LP≥90 cm dengan p>0,05 dengan rerata
usia responden pria tidak jauh berbeda dengan rerata usia responden pria pada
penelitian ini, yaitu 51,7 tahun. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian
Liao, Lin dan Hsu (2011) pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Taipei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Hospital, Taiwan yaitu terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar
glukosa darah puasa dengan LP<90 cm dan LP≥90 cm (p=0,12).
Pada penelitian ini terdapat perbedan yang tidak bermakna, hal ini
mungkin dikarenakan terjadi bias. Kurangnya wawancara mendalam terkait
pengobatan yang dilakukan responden, aktivitas yang dilakukan, gaya hidup
responden juga berpengaruh pada hasil. Jumlah sampel dalam penelitian ini juga
berpengaruh pada hasil. Semakin banyak jumlah responden, maka semakin dapat
menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
C. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah pada Responden Wanita
dengan Lingkar Pinggang ≤80 cm dan Lingkar Pinggang >80 cm
Pada penelitian ini, lingkar pinggang diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu LP ≤80 cm dan LP >80 cm. Menurut International Diabetes
Federation tahun 2006, batas lingkar pinggang untuk wanita populasi Asia
Selatan adalah 80 cm. Distribusi kadar glukosa puasa antara dua kelompok diuji
nomalitasnya dengan Shapiro-Wilk karena jumlah data pada kedua kelompok
secara berurutan adalah 6 dan 53.
Nilai median kadar glukosa darah puasa pada kelompok lingkar
pinggang ≤80 cm adalah 153,0 (106,0-298,0) mg/ dL dengan p = 0,370 dan rerata
kadar glukosa darah puasa pada kelompok lingkar pinggang >80 cm adalah 152,0
(50,0-375,0) mg/dL, dengan p = 0,008. Rerata kadar glukosa darah puasa pada
kedua kelompok dibandingkan menggunakan uji komparatif Mann-Whitney
karena kedua kelompok data terdistribusi tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel VI. Uji Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden Wanita
berdasarkan Lingkar Pinggang
Karakteristik LP≤80 cm LP>80 cm p
n= 6 n=53
Kadar gukosa darah puasa (mg/dL) 153,0 157,0 0,812*
(106,0-298,0) (50,0-357,0)
Keterangan :
*terdapat perbedaan yang tidak bermakna ( p >0,05)
Dari hasil analisis statistik diperoleh nilai signifikansi (p) 0,812 yang
berarti terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang tidak bermakna antara
≤80 cm dan kelompok lingkar pinggang >80 cm. Penelitian yang dilakukan Shah,
dkk., (2009) menyatakan hasil yang sama, terdapat perbedaan yang tidak
bermakna pada kelompok lingkar pinggang <80 cm dan ≥80 cm dengan p = 0,124
pada kelompok wanita penderita diabetes melitus di Kavre District, Nepal dengan
usia 40 tahun ke atas. Pada penelitian Shah, dkk., (2009), dibandingkan antara
individu dengan diabetes melitus tipe 2 dan individu sehat. Hasil yang sama antara
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan penelitian yang dilakukan oleh Shah,
dkk., (2009) adalah adanya perbedaan yang tidak bermakna, hal ini disebabkan
pada penelitian Shah, dkk., (2009) juga tidak dilakukan wawancara terkait
pengobatan yang dilakukan oleh responden. Hal ini dapat dikatakan bias, karena
tidak diketahui dengan jelas apakah responden mengkonsumsi obat penurun
glukosa darah atau tidak sebelum dilakukannya pengambilan darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
D. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Responden Pria dengan RLPP ≤0,90 cm dan RLPP >0,90
Pada penelitian ini digunakan kriteria rasio lingkar pinggang-panggul
menurut WHO (2008) untuk pria pada populasi Asia Selatan adalah 0,90. Ukuran
RLPP dibagi menjadi dua kelompok yaitu RLPP ≤0,90 dan RLPP >0,90.
Distribusi kadar glukosa darah puasa antara ke dua kelompok diuji normalitasnya
dengan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data pada kedua kelompok berurutan
adalah 12 dan 27 orang responden. Menurut Dahlan (2012), jika jumlah data ≤50
maka distribusi data diuji normalitasnya menggunakan uji Shapiro-Wilk.
Nilai median kadar glukosa darah puasa pada kelompok RLPP ≤0,90
adalah 178,0 (111,0-365,0) mg/ dL dan pada kelompok RLPP >0,90 adalah 182,0
(98,0-456,0) mg/dL. Nilai signifikasi (p) yang diperoleh pada kedua kelompok
adalah p = 0,109 untuk kelompok RLPP ≤0,90 dan p = 0,016 untuk kelompok
RLPP >0,90. Rerata kadar glukosa darah puasa pada kedua kelompok
dibandingkan menggunakan uji komparatif Mann-Whitney karena kedua
kelompok data terdistribusi tidak normal.
Tabel VII. Uji Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden Pria
berdasarkan RLPP
Karakteristik RLPP≤0,90 cm RLPP>0,90 cm p
n= 12 n= 27
Kadar gukosa darah puasa (mg/dL) 178,0 182,0 0,927*
(111,0-365,0) (98,0-456,0)
Keterangan :
*terdapat perbedaan yang tidak bermakna ( p >0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Dari hasil analisis statistik diperoleh nilai signifikansi (p) yaitu 0,927.
Dari nilai signifikansi yang diperoleh menunjukkan terdapat perbedaan kadar
glukosa darah puasa yang tidak bermakna antara kelompok responden pria dengan
RLPP ≤0,90 dengan RLPP >0,90. Penelitian Hardiman, Bernanthus, Rustati, dan
Susiyanti (2009) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna
antara kelompok RLPP <0,90 cm dan ≥0,90 cm terhadap kadar glukosa darah
puasa pada responden pria dengan nilai signifikansi (p) 0,197. Hal ini berbeda
dengan penelitian Kamath, Shivaprakash dan Adhikari (2011) pada penyandang
diabetes melitus tipe 2 di India yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna pada RLPP responden pria dengan kelompok kadar glukosa darah
puasa <7,0 mmol/L dan ≥7,0 mmol/L dengan nilai signifikansi (p) 0,001.
Perbedaan hasil penelitian ini dikarenakan pada penelitian Kamath, dkk., (2011)
dapat disebabkan karena perbedaan jumlah responden yaitu 259 responden pria
dengan rentang usia 25-75 tahun. Usia sangat mempengaruhi kondisi patologis
dan fisiologis seseorang. Hal ini menyebabkan kondisi responden yang berusia di
atas 25 tahun dan di atas 75 tahun dengan responden yang berusia di atas 40 tahun
berbeda.
E. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Responden Wanita dengan RLPP ≤0,85 cm dan RLPP >0,85
Pada penelitian ini digunakan kriteria rasio lingkar pinggang-panggul
lingkar pinggang-panggul menurut WHO (2008), untuk wanita pada populasi Asia
Selatan adalah 0,90. Ukuran RLPP dibagi menjadi dua kelompok yaitu RLPP
≤0,85 dan RLPP >0,85. Distribusi kadar glukosa darah puasa antara ke dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kelompok diuji normalitasnya dengan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data pada
kedua kelompok berurutan adalah 15 dan 44 orang responden. Menurut Dahlan
(2012), jika jumlah data ≤50 maka distribusi data diuji normalitasnya
menggunakan uji Shapiro-Wilk.
Nilai median kadar glukosa darah puasa pada kelompok RLPP ≤0,85
adalah 172,0 (88,0-298,0) mg/dL dan pada kelompok RLPP >0,85 adalah 152,0
(50,0-357,0) mg/dL. Nilai signifikasi (p) yang diperoleh pada kedua kelompok
adalah p = 0,165 untuk kelompok RLPP ≤0,90 dan p = 0,010 untuk kelompok
RLPP >0,90. Rerata kadar glukosa darah puasa pada kedua kelompok
dibandingkan menggunakan uji komparatif Mann-Whitney karena kedua
kelompok data terdistribusi tidak normal.
Tabel VIII. Uji Komparatif Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden Wanita
berdasarkan RLPP
Karakteristik RLPP≤0,85 cm RLPP>0,85 cm p
n= 15 n= 44
Kadar gukosa darah puasa (mg/dL) 172,0 152,0 0,375*
(88-298) (50-357)
Keterangan :
*terdapat perbedaan yang tidak bermakna ( p >0,05)
Dari hasil analisis statistik diperoleh nilai signifiansi (p) yaitu 0,375.
Dari nilai signifikansi yang diperoleh menunjukkan terdapat perbedaan kadar
glukosa darah puasa yang tidak bermakna antara kelompok responden waanita
dengan RLPP ≤0,85 dengan RLPP >0,85. Penelitian ini didukung oleh penelitian
Dudekula, Naik dan Reddy (2012) pada penyandang diabetes melitus tipe 2 di
Pradesh, India pada wanita dengan usia >45 tahun. Hasil penelitian Dudekula,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dkk., (2012) menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan yang bermakna pada
kelompok RLPP responden wanita dengan kelompok kadar glukosa darah puasa
<7,0 mmol/L dan ≥7,0 mmol/L dengan nilai signifikansi (p) 0,343. Penelitian
yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang sama dengan penelitian
Dudekula, dkk., (2012), kemungkinan dikarenakan usia responden yang
digunakan tidak jauh berbeda. Usia responden sangat berpengaruh pada hasil yang
didapatkan hal ini terkait fisiologis dan patologis dari responden penelitian.
F. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul
pada Responden Pria dan Wanita terhadap Kadar Glukosa Darah
Puasa
Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dengan
kadar glukosa darah puasa menggunakan uji korelasi Spearman karena data
terdistribusi tidak normal. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara
lingkar pinggang dan RLPP dengan kadar glukosa darah puasa. Menurut Dahlan
(2012), apabila terdapat data yang terdistribusi tidak normal maka uji korelasi
dilakukan dengan analisis korelasi Spearman.
Tabel IX. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP terhadap Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Pria
Variabel r p
Lingkar pinggang (cm) -0,186 0,256
RLPP -0,071 0,665
Keterangan :
*terdapat korelasi yang tidak bermakna (p > 0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Hasil uji korelasi lingkar pinggang terhadap kadar glukosa darah puasa
pada responden pria memperoleh nilai signifikansi (p) 0,256. Hasil nilai
signifikansi ini menunjukkan tidak terdapat korelasi yang bermakna anatara
lingkar pinggang dengan kadar glukosa darah puasa (p>0,05). Hasil uji korelasi
Spearman pada responden pria menunjukkan korelasi negatif, nilai koefisien
korelasi (r) yang diperoleh adalah -0,186 yang menunjukkan kekuatan korelasi
yang sangat lemah (Dahlan, 2012). Arah korelasi ditunjukan dengan nilai negatif
yang berarti korelasi antara kedua variabel tidak searah, dimana semakin besar
lingkar pinggang maka kadar glukosa darah puasa semakin kecil (Dahlan, 2012).
Gambar 5. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa (mg/dL) pada Responden Pria
Hasil ini berbeda dengan penelitian Shah, dkk., (2009) pada penyandang
diabetes melitus tipe 2 di Karve District, Nepal menunjukkan adanya korelasi
positif bermakna (p<0,001) antara lingkar pinggang terhadap kadar glukosa darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
puasa dengan nilai koefisien korelasi 0,203 yang menyatakan kekuatan korelasi
yang lemah. Penelitian Kamath, dkk., (2011) pada penderita diabetes melitus tipe
2 di India menunjukkan terdapat korelasi yang bermakna anatara lingkar pinggang
dan kadar glukosa darah puasa pada responden pria (p<0,001) dengan kekuatan
korelasi yang lemah (r=0,224).
Uji Korelasi RLPP terhadap kadar glukosa darah puasa pada responden
pria diperoleh nilai p = 0,665 yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
tidak bermakna antara RLPP dengan kadar glukosa darah puasa (p>0,05) dengan
nilai r = -0,071 yang menunjukkan kekuatan korelasi yang sangat lemah (Dahlan,
2012). Arah korelasi ditunjukan dengan nilai negatif yang berarti korelasi antara
kedua variabel tidak searah, dimana semakin besar RLPP maka kadar glukosa
darah puasa semakin kecil (Dahlan, 2012).
Gambar 6. Diagram Sebaran Korelasi RLPP terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa
(mg/dL) pada Responden Pria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil penelitian Kamath, dkk., (2007) pada penyandang diabetes melitus
tipe 2 di India menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara RLPP dan
kadar glukosa darah puasa pada responden pria (p<0,001) dengan kekuatan
korelasi sangat lemah (r = 0,137). Penelitian Al-khazrajy, Anwar, Raheem, dan
Hanoon (2010) pada penyandang diabetes melitus tipe 2 di Baghdad , uji korelasi
hubungan RLPP dengan kadar glukosa darah puasa pada responden pria
menunjukkan korelasi yang tidak bermakna (p>0,05) dengan kekuatan korelasi
yang sangat lemah (r = 0,168).
Jumlah lemak pada tubuh akan meningkat secara absolut maupun
presentase total berat badan sebagai proses penuaan. Peningkatan jaringan lemak
akan membawa dampak pada akumulasi asam lemak bebas di dalam tubuh
(Lipoeto, dkk., 2007). Individu dengan ukuran lingkar pinggang dan RLPP besar
tetapi kadar glukosa darahnya rendah dimungkinkan karena individu tersebut rutin
mengkonsumsi obat penurun glukosa darah (gula darah terkontrol) namun lemak
di tubuhnya masih terakumulasi karena faktor usia. Lemak tubuh secara signifikan
akan meningkat setelah usia 30 tahun dan jaringan lemak tentunya akan semakin
meningkat (Lipoeto, dkk., 2007).
Hasil penelitian berbeda dengan teori yang ada. Hal ini dapat disebabkan
karena pengaruh dari riwayat pengobatan dan obat-obatan yang sedang digunakan
oleh responden. Pada penelitian ini tidak dilakukan wawancara mendalam
mengenai obat-obatan yang dikonsumsi oleh responden. Obat-obatan yang pernah
dan sedang dikonsumsi oleh responden sangat berpengaruh terhadap hasil yang
didapatkan. Pada penyandang diabetes melitus tipe 2 dengan obesitas yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengkonsumsi obat penurun kadar glukosa darah dapat menunjukkan hasil uji
laboratorium dengan kadar glukosa darah puasa dalam batas normal, sedangkan
lingkar pinggang termasuk dalam kategori obesitas. Hal ini dapat menyebabkan
kadar glukosa darah puasa responden pada penelitian ini mendekati dan berada
dalam kriteria normal. Responden juga berpuasa lebih dari 10 jam, hal ini
disebabkan karena lamanya waktu menunggu sebelum dilakukannya pengambilan
darah. Menurut Firmansyah (2013), penyandang diabetes yang berpuasa lebih dari
10 jam dapat mengalami hiperglikemia. Hal ini disebabkan karena produksi
glukosa yang meningkat oleh hati. Pada kondisi puasa sekresi insulin akan
berkurang dan glukagon akan meningkat. Kondisi ini akan menyebabkan
glikogenolisis dan glukoneogenesis. Selama puasa berlangsung, simpanan
glikogen akan berkurang dan rendahnya kadar insulin plasma memicu pelepasan
asam lemak dari sel adiposit. Oksidasi asam lemak ini menghasilkan keton
sebagai bahan bakar metabolisme oleh otot rangka, otot jantung, hati, ginjal dan
jaringan adipose. Hal ini menurunkan penggunaan glukosa sehingga kadar
glukosa dalam darah meningkat.
Tabel X. Korelasi Lingkar Pinggang (cm) dan RLPP terhadap Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden wanita
variabel r p
Ligkar pinggang (cm) 0,084 0,526
RLPP 0,096 0,460
Keterangan :
*terdapat korelasi yang tidak bermakna (p > 0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Hasil uji korelasi lingkar pinggang terhadap kadar glukosa darah puasa
pada responden wanita diperoleh nilai p = 0,526 yang menunjukkan tidak terdapat
korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dan kadar glukosa darah puasa
(p>0,05). Hasil uji korelasi Spearman pada responden wanita menunjukkan
korelasi positif, nilai koefisien korelasi (r) yang diperoleh adalah 0,084 yang
menunjukkan kekuatan korelasi yang sangat lemah (Dahlan, 2012). Arah korelasi
ditunjukan dengan nilai positif yang berarti korelasi antara kedua variabel searah,
dimana semakin besar lingkar pinggang maka kadar glukosa darah puasa semakin
besar (Dahlan, 2012).
Penelitian ini didukung oleh penelitian Shah, dkk., (2009) pada
penyandang diabetes melitus tipe 2 di Karve District, India yang menyatakan
adanya korelasi yang tidak bermakna antara lingkar pinggang dan kadar glukosa
darah puasa dengan p >0,05 dengan nilai koefisien korelasi (r) 0,046. Penelitian
Chehrei, Sadrnia, Keshteli, Daneshmand, dan Rezaei (2007) pada responden
wanita dengan rerata usia 40,41 ± 15,44 tahun menunjukkan adanya korelasi yang
tidak bermakna (p>0,05) antara lingkar pinggang dan kadar glukosa darah puasa
dengan nilai koefisien korelasi (r ) 0,057. Berbeda dengan penelitian Hardiman,
dkk., (2008) menunjukkan adanya korelasi yang bermakna (p = 0,026) dengan
kekuatan korelasi yang sangat lemah (r = 0,172).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 7. Diagram Sebaran Korelasi Lingkar Pinggang (cm) terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa (mg/dL) pada Responden Wanita
Uji Korelasi RLPP terhadap kadar glukosa darah puasa pada responden
wanita diperoleh nilai p = 0,460 yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
tidak bermakna antara RLPP dengan kadar glukosa darah puasa (p>0,05) dengan
nilai r = 0,096 yang menunjukkan kekuatan korelasi yang sangat lemah (Dahlan,
2012). Arah korelasi ditunjukan dengan nilai positif yang berarti korelasi antara
kedua variabel searah, dimana semakin besar RLPP maka kadar glukosa darah
puasa semakin besar (Dahlan, 2012).
Penelitian Kamath, dkk., (2011) menyatakan terdapat korelasi lemah
yang tidak bermakna pada responden wanita dengan diabetes melitus tipe 2 di
India dengan nilai r = 0,267 dan nilai p >0,05. Pada penelitian Gupta, dkk., (2007)
menyatakan bahwa antara RLPP wanita dengan kadar glukosa darah puasa
terdapat korelasi yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi yang sangat
lemah (r = 0,09 ; p>0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 8. Diagram Sebaran Korelasi RLPP terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa
(mg/dL) pada Responden Wanita
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian tersebut antara
lain jumlah sampel yang masih sedikit meskipun sudah memenuhi syarat jumlah
responden untuk penelitian korelasi sehingga hasil yang diperoleh kurang
menggambarkan keadaan yang sebenarnya,karena semakin banyak jumlah sampel
maka semakin dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti
melakukan wawancara yang kurang mendalam terkait obat yang dikonsumsi,
kebiasaan, serta aktivitas yang dilakukan oleh responden. Pada desain penelitian
ini (potong lintang), responden penelitian hanya diobservasi satu kali saja
sehingga faktor risiko serta efek hanya diukur saat di observasi saja. Hal ini
menyebabkan peneliti tidak dapat mengamati perkembangan penyakit responden,
pola penggunaan obat, serta life style. Informasi tersebut hanya didapat dari hasil
wawancara singkat yang dilakukan oleh peneliti. Kelemahan dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
yaitu hasil wawancara tidak disesuaikan dengan medical record responden terkait
obat-obatan yang dikonsumsi oleh responden.
Pengukuran RLPP lebih sulit untuk dilakukan dan kurang reliabel
dibandingkan dengan pengukuran lingkar pinggang. Hal ini disebabkan karena
pengukuran RLPP menggunakan dua variabel pengukuran yaitu pengukuran
lingkar pinggang dan pengukuran lingkar panggul. Kedua variabel pengukuran
tersebut berpotensi memiliki kesalahan pada saat pengukuran. Pengukuran RLPP
yang melibatkan dua variabel pengukuran dapat mengakibatkan measurement
error (Wang dan Hoy, 2004). Measurement error dapat dihindari dengan
melakukan validasi metode, salah satunya dengan pengukuran nilai CV
(coefficient of variation).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul mempunyai korelasi
negatif yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah tehadap
kadar glukosa darah puasa pada responden pria, sedangkan terdapat korelasi
positif yang tidak bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-
panggul terhadap kadar glukosa darah puasa pada responden wanita yang
merupakan penyandang diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kabupaten Temanggung.
B. Saran
1. Perlu dilakukannya penelitian lanjutan dengan memperbanyak jumlah
sampel.
2. Pada penelitian korelasi selanjutnya dapat digunakan 2 kelompok
responden, yaitu kelompok kontrol (tanpa diabetes melitus tipe 2) dan
kelompok responden dengan diabetes melitus tipe 2. Kelompok kontrol
digunakan sebagai pembanding, sehingga dapat menunjukkan dan
menjelaskan perbedaan hasil korelasi pada diabetes melitus tipe 2 dan
tanpa diabetes melitus tipe 2.
3. Perlu dilakukannya wawancara lebih mendalam dengan responden terkait
obat-obat yang dikonsumsi, berapa lama responden penelitian menderita
DM, dan berapa lama responden berpuasa sebelum dilakukannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pengambilan darah, serta perlu dibandingkannya hasil wawancara dengan
medical record responden agar didapatkan informasi yang lebih jelas
terkait obat-obatan yang dikonsumsi responden.
4. Menggunakan rentang usia responden yang lebih dekat, yaitu per 10 tahun,
misalnya rentang usia 40-50 tahun atau 50-60 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Daftar Pustaka
Al-khazrajy, Anwar, L., Raheem, Y.A., dan Hanoon, Y.K., 2010, Sex Differences
in the Impact of Body Mass Index (BMI) and Waist/Hip (W/H) Ratio on
Patients with Metabolic Risk Factors in Baghdad, Global Journal of
Health Science, 2 (2), pp. 162.
Chehrei, A., Sadrnia, S., Keshteli, A., Daneshmand, A., dan Rezaei, J., 2007,
Correlation of Dyslipidemia with Waist to Height Ratio, Waist
Circumference, and Body Mass Index in Iranian Adults, Asia Pac J Clin
Nutr 2007, 16 (2), pp. 250.
Cogill, B., 2003, Anthropometric Indicators Measurement Guide, Food and
Nutrition Technical Assistance Project, Washington, D.C., pp. 9.
Dahlan, M..S., 2012, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan
SPSS, Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta, pp, 62-75, 170- 175.
Dalton, M., Cameron, A.J., Zimmet, P.Z., Shaw, J.E., Jolley, D., Dunstan, D.W.,
et al., 2003, Waist Circumference, Waist-Hip Ratio and Body Mass
Index and Their Correlation With Cardiovascular Disease Risk Factors
in Australian Adults, Journal of Internal Medicine, pp. 556, 560.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Pedoman Pengendalian
Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik, Direktorat Pengendalian
Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, pp. 13.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, pp. 38.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2011, Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, pp. 39.
Dioum, A., Gartner, A., Bernard. M., Delpeuch, F., and Wade, S., 2005, Body
Composition Predicted from Skinfold in African Women: a
CrossValidation Study Using Air- Displacement Plethysmography and a
Black-Specific Equation, National Institute of Health, pp. 93, 973-980.
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik, 2011, Uji Fungsi Alat Kimia Klinis
dan Hematologi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp.
2.
Dudekula, A.B., Naik, J.L, dan Reddy, K.S.N., 2012, Correlation Bettwen Blood
Sugars and Body Mass Index, Waist Circumference with Blood Presure
Among The Type 2 Diabetes Patient, Asian J Exp Biol SCI, 3 (2), pp. 380-
381.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Eid, W.E, 2011, Obesity and Type 2 Diabetes Mellitus in South Dakota: Focused
Insight Into Prevalence, Physiology and Treatment, South Dakota
Medicine, pp. 69.
Firmansyah, M.A., 2013, Tatalaksana Diabetes Melitus Saat Puasa Ramadhan,
Medical Education, 40 (5), pp. 343.
Grundy, S.M., 2004, Obesity, Metabolic Syndrome, and Cardiovascular Disease,
The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, 89 (6), pp.
2597.
Gupta, R., Rastogi, P., Sarna, M., Gupta, VP., Sharma, SK., and Kothari, K.,
2007, Body-Mass Index, Waist-Size, Waist-Hip Ratio and
Cardiovascular Risk Factors in Urban Subjects, J Assoc Physicians India
2007, 55, pp. 623-625.
Hannon, T.S., Rao, G., dan Arslanian, S.A., 2005, Chilhood Obesity and Type 2
Diabetes Mellitus, Pediatrics, 116 (2), pp. 475.
Hardiman, S. L., Benanthus, I. L., Rustati,P. K., dan Susiyanti, E., 2009, Waist
Circumference as a Predictor for Blood Glucuse Level, Univ Med, 28
(2).
Haris, S., dan Tambunan, T., 2009, Hipertensi pada Sindrom Metabolik, 11 (4),
pp. 259-260.
Humayun, Anjum, Shah, Arbab, dan Sher, 2010, Comparison of Body Mass Index
and Waist Circumference in Predicting Incident Diabetes, Pak J Physiol
2010, 6 (1), pp. 48.
International Chair on Cardiometabolic Risk, 2011, WHR, Health Risk, and
Intraabdominal Fat, http://www.myhealthywaist.org/evaluatingcmr/
clinicaltools/ waist-to-hip-ratio/page/2/index.html#EbookPage, diakses
pada 29 September 2013.
International Diabetes Federation, 2006, Metabolic Syndrome, The IDF
Consensus Worldwide Definition of The Metabolic Syndrome, IDF
Comunication, pp. 10-11.
Jalal, F., Liputo, N.I., Susanti, N., dan Oenzil,F., 2006, Hubungan Lingkar
Pinggang dengan Kadar Glukosa Darah, Trigliserida dan Tekanan
Darah pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra
Barat, pp. 3-5, 13.
Janghorbani, M., Amini, M., Rezvanian, H., Gouya, M., Delavari, A., Alikhani,
S., et al., 2008, Association of Body Mass Index and Abdominal Obesity
with Marital Status in Adult, Iranian Medicine, 11 (3), pp. 274, 278.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Kamath, A., Shivaprakash, G., dan Adhikari,P., 2012, Body Mass Index and
Waist Circumference in Type 2 Diabetes Mellitus Patient Attending a
Diabetes Clinic, Int J Biol Med Res, 2 (3), pp. 637.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010, Pedoman Teknis Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit Tipe B, Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan
Kesehatan, Jakarta, pp. 56.
Khairani, R., 2007, Prevalensi Dibetes Melitus dan Hubungannya dengan
Kualitas Hidup Lanjut Usia di Masyarakat, 26 (1), pp. 21.
Kurniawan, I., 2010, Diabetes Melitus Tipe 2 pada Usia Lanjut, 60 (12), pp. 578.
Lear, S.A., Humphries, K.H., Kohli, S., Chockalingam, A., Frohlich, J.J., dan
Birmingham, C.L., 2007, Visceral Adipose Tissue Accumulation Differs
According to Ethnic Background: Results of the Multicultural
Community Health Assessment Trial (M-CHAT), Am J Clin Nutr, pp.
86, 353.
Liao, Y.L., Lin,S., dan Hsu, C.H, 2011, Waist Circumference is a Better Predictor
than Body Mass Index of Insulin Resistance in Type 2 Diabetes, Int J
Diabetes & Metab, pp. 36-37.
Lipoeto, N.I., Yerizel, E., Edward, E.Y.Z., dan Widuri, I., 2007, Hubungan
Antara Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah, Skripsi,
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Sumatra Barat, pp. 3.
Marjani, dan Abdoljalal, 2011, Waist Circumference, Body Mass Index, Hip
Circumference and Waist-To-Hip Ratio in Type 2 Diabetes Patients in
Gorgan, Iran, Journal of Clinical and Diagnostic Research, 5 (2), pp.
202.
Munadi dan Ardinata, D., 2008, Perubahan Kadar Glukosa Darah Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 yang Terkonrol Setelah Mengkonsumsi Kurma,
Majalah Kedokteran Nusantara, 41 (1) pp. 30.
National Health and Nutrition Examination Survey, 2007, Anthropometry
Procedures Manual, CDC, USA, pp. 1-3.
National Obesity Forum, 2006, Waist Circumference,
http://www.nationalobesityforum.org.uk/healthcareprofessionalsmainme
nu-155/assessment-mainmenu-168/171-waist-circumference.html,
diakses tanggal 10 Juli 2013.
NHLBI, 2012, According to Waist Circumference, Guidelines on Overweight and
Obesity: Electronic Textbook, http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/
obesity/e_txtbk/txgd/4142.htm, diakses tanggal 25 April 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,
pp. 145-147.
Odenigbo, U.M., Odennigbo, U.C., Oguejiofor, O.C., and Adogu, P.O.U, 2011
Relationship of Waist Circumreference-Waist Hip Ratio and Body Mass
Index as Predictors of Obesity in Adult Nigerians, Pak. J.Nutr., 10 (1),
pp. 15-18.
Ohnishi, Saitoh, Takagi, Katoh, Chiba, Akasaka, et al., 2006, Incidence of Type 2
Diabetes in Individuals With Central Obesity in a Rural Japanese
Population, Diabetes Care, 29 (5), pp. 1128.
Park, J., Choe, S.S., Choi, A.H., Kim, K.H., Yoon, M.J., Suganami, T., et al., 2006,
Increase in Glucose-6-Phospate Dehydrogenase in Adipocytes
Stimulates Oxidative Stress and Inflamatory Signals, Diabetes, 55, pp.
2939.
Pongsatha, S., Morakot, N., Sangchun, K., and Chaovisitsaree, S., 2012,
Correlation Between Waist Circumference and Other Factor in
Menopausal Women in Thailand, Healt, 4 (2), pp. 62-63.
Retnaningsih, E., 2010, Model Prediksi Prevalensi Obesitas Pada Penduduk Umur
Diatas 15 Tahun di Indonesia, Jurnal Pembangunan Manusia, 10 (1), pp.
6.
Rodrigues, L., 2011, What Do Men Really Look for in Women?,
http://www.learnbodylanguage.org/body_language_courting.html,
diakses pada 25 April 2013.
Sargowo, D. dan Andarini, S., 2011, The Relationship Between Food Intake and
Adolescent Metabolic Syndrome, Kardiologi Indonesia, 32 (1), pp. 20.
Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., 2010, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,
Sagung Seto, Jakarta, pp. 88.
Savage, D.B., Petersen, K.F., and Shulman, G.I., 2005, Mechanisms of Insulin
Resistance in Human and Possible Links With Inflammation,
Hypertension, 45, pp. 829-830.
Seidell, J.C., Perusse, L., Depres, J.P., dan Bouchrad,C., 2001, Waist and Hip
circumreference Have Independent and Opposite Effects on
Cardiovascular Disease Risk Factors: The Quebec Family Study,
Am.J.Clin.Nurt., 74 (1), pp. 315-321.
Setiawan, M., 2009, Peran Resistensi Insulin, Adiponektin dan Inflamasi pada
Kejadian Dislipidemia Ateroenik, Saintika Medika, 5 (11), pp. 167-168.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Shah, A., Bhandary, S., Malik, S.L, Risal, P., dan Koju.R., 2009, Waist
Circumference and Waist-hip Ratio as Predictors of Type 2 Diabetes
Mellitus in the Nepalese Population of Kavre District, Nepal Medical
College Journal : NCMJ 2009, 11 (4), pp. 261-267.
Sherwood, L. 2007, Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem, Edisi 6, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 705, 708.
Siani, A., Cappuccio, F.P., Barba, G., Trevisan, M., Farinaro, E., Iacone, R., et al.,
2002, The Relationship of Waist Circumference to Blood Pressure and
Glucose : The Olivetti Heart Study, The American Journal of
Hipertension, 15 (9), pp. 783.
Soetiarto, F., Roselinda, dan Suhardi, 2010, Hubungan Diabetes Mellitus Dengan
Obesitas Berdasarkan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang Data
Riskesdas 2007, Laporan Penelitian, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Jakarta.
Spiegel, M., dan Stephens, L., 2007, Statistik, edisi ketiga, diterjemahkan oleh
Kastawan, W. dan Harmein, I., Erlangga, Jakarta, pp. 150.
Sulistioningrum, E., 2010, Tinjauan Molekular dan Aspek Klinis Resistensi
Insulin, Mandala of Healt, 4 (2), pp. 132.
Tjekyan, R.M.S., 2007, Risiko Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kalangan
Peminum Kopi di Kotamadya Palembang Tahun 2006-2001, Kesehatan,
11 (2), pp. 54.
Trisnawati, S.K., dan Setyorogo, S., 2013, Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Melitus Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat
Tahun 2012, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5 (1), pp. 8.
Sulistyoningrum, E., 2010, Tinjauan Molekuler dan Aspek Klinis Resistensi
Insulin, Mandala of Healt, 4 (2), pp. 113.
Utomo, O.M., Azam, M., Anggraini, D.N., 2012, Pengaruh Senam Terhadap
Kadar Gula Darah Penderita Diabetes, Unnes Journal of Public Healt, 1
(1), pp. 37.
Wang, Z. dan Hoy, W.E., 2004, Waist Circumference, Body Mass Index, Hip
Circumference and Waist-to-Hip Ratio as Predictors of Cardiovascular
Disease in Aboriginal People, European Journal of Clinical Nutrition,
pp. 58, 888-893.
Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R., and King, H., 2004, Global Prevalence
of Diabetes, Diabetes Care, 27 (5), pp. 1051.
Windutama, I.M., Adam, F.M.S., dan Adam, J.M.F., 2009, Adiponectin and
Metabolic Syndrome, The Indonesian of Medical Science, 2 (1), pp. 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
World Health Organization, 2008, Waist Circumference and Waist-Hip
Ratio:Report of A WHO Expert Consultation, WHO, Geneva, pp. 5-15,
20, 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 1. Surat Keterangan Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 2. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 3. Informed Consent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 4. Panduan Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 5. Leaflet
C. Halaman Depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
D. Halaman Belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 6. Hasil Tes Laboratorium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 7. Validasi Instrument Pengukuran
Responden Pria
Lingkar
Pinggang
Mean SD CV Lingkar
Panggul
Rasio
Lingkar
Pinggang
Panggul
Mean SD CV
75.5
75.54
0.049
0.065%
85.5 0.88
0.882
4x10-3
0.453%
75.5 85.5 0.88
75.6 85.2 0.89
75.6 85.6 0.88
75.5 85.6 0.88
Responden Wanita
Lingkar
Pinggang
Mean SD CV Lingkar
Panggul
Rasio
Lingkar
Pinggang
Panggul
Mean SD CV
65.5
65.52
0.045
0.069%
88.2 0.74
0.742
4.472x10-3
0.603%
65.5 88.2 0.74
65.5 88.0 0.74
65.5 88.0 0.74
65.6 87.8 0.75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 8. Analisis Statistik
A. Normalitas Karakteristik Umur, Lingkar Pinggang, RLPP, dan
Kadar Glukosa Darah Puasa Responden Pria
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
USIA 39 100.0% 0 .0% 39 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
USIA Mean 60.51 1.573
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 57.33
Upper Bound 63.70
5% Trimmed Mean 60.60
Median 60.00
Variance 96.520
Std. Deviation 9.824
Minimum 41
Maximum 78
Range 37
Interquartile Range 15
Skewness .077 .378
Kurtosis -.670 .741
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
USIA .085 39 .200* .974 39 .492
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
LINGKAR PINGGANG 39 100.0% 0 .0% 39 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
LINGKAR PINGGANG Mean 93.9351 1.49403
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 90.9106
Upper Bound 96.9596
5% Trimmed Mean 93.1419
Median 92.1700
Variance 87.053
Std. Deviation 9.33021
Minimum 73.60
Maximum 126.00
Range 52.40
Interquartile Range 9.77
Skewness 1.470 .378
Kurtosis 4.046 .741
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
LINGKAR PINGGANG .182 39 .002 .870 39 .000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
RASIO LINGKAR
PINGGANG PANGGUL 39 100.0% 0 .0% 39 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
RASIO LINGKAR
PINGGANG PANGGUL
Mean .9505 .01455
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .9211
Upper Bound .9800
5% Trimmed Mean .9439
Median .9400
Variance .008
Std. Deviation .09084
Minimum .81
Maximum 1.21
Range .40
Interquartile Range .08
Skewness 1.533 .378
Kurtosis 2.934 .741
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
RASIO LINGKAR
PINGGANG PANGGUL .229 39 .000 .838 39
.000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA 39 100.0% 0 .0% 39 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
Mean 196.97 12.728
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 171.21
Upper Bound 222.74
5% Trimmed Mean 190.27
Median 182.00
Variance 6.318E3
Std. Deviation 79.484
Minimum 98
Maximum 456
Range 358
Interquartile Range 104
Skewness 1.239 .378
Kurtosis 1.734 .741
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA .134 39 .076 .903 39
.003
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
B. Normalitas Karakteristik Umur, Lingkar Pinggang, RLPP, dan
Kadar Glukosa Darah Puasa Responden Wanita
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
USIA 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
USIA Mean 59.41 1.119
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 57.17
Upper Bound 61.65
5% Trimmed Mean 59.31
Median 58.00
Variance 73.901
Std. Deviation 8.597
Minimum 44
Maximum 77
Range 33
Interquartile Range 12
Skewness .320 .311
Kurtosis -.615 .613
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
USIA .150 59 .002 .955 59 .030
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
LINGKAR PINGGANG 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
LINGKAR PINGGANG Mean 93.4142 1.36627
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 90.6793
Upper Bound 96.1491
5% Trimmed Mean 93.1058
Median 92.6000
Variance 110.135
Std. Deviation 1.04945E1
Minimum 72.00
Maximum 121.00
Range 49.00
Interquartile Range 13.47
Skewness .568 .311
Kurtosis .156 .613
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
LINGKAR PINGGANG .104 59 .181 .970 59 .161
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
RASIO LINGKAR
PINGGANG PANGGUL 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
RASIO LINGKAR
PINGGANG PANGGUL
Mean .9020 .00899
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .8840
Upper Bound .9200
5% Trimmed Mean .9045
Median .9100
Variance .005
Std. Deviation .06908
Minimum .75
Maximum 1.02
Range .27
Interquartile Range .11
Skewness -.397 .311
Kurtosis -.636 .613
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
RASIO LINGKAR
PINGGANG PANGGUL .099 59 .200
* .962 59 .059
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Descriptives
Statistic Std. Error
LINGKAR PINGGANG Mean 93.4142 1.36627
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 90.6793
Upper Bound 96.1491
5% Trimmed Mean 93.1058
Median 92.6000
Variance 110.135
Std. Deviation 1.04945E1
Minimum 72.00
Maximum 121.00
Range 49.00
Interquartile Range 13.47
Skewness .568 .311
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Descriptives
Statistic Std. Error
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
Mean 170.75 8.959
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 152.81
Upper Bound 188.68
5% Trimmed Mean 168.06
Median 157.00
Variance 4.735E3
Std. Deviation 68.814
Minimum 50
Maximum 357
Range 307
Interquartile Range 116
Skewness .639 .311
Kurtosis -.472 .613
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA .127 59
.019 .934 59 .003
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
C. Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah Puasa pada Kelompok
Responden Pria berdasarkan Lingkar Pinggang
Case Processing Summary
KLASIFIKA
SI LP
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KADAR GLUKOSA
DARAHPUASA
<=90 cm 13 100.0% 0 .0% 13 100.0%
>90 cm 26 100.0% 0 .0% 26 100.0%
Descriptives
KLASIFIKASI_LP Statistic Std. Error
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<=90 cm Mean 204.00 14.335
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 172.77
Upper Bound 235.23
5% Trimmed Mean 203.33
Median 200.00
Variance 2.671E3
Std. Deviation 51.685
Minimum 111
Maximum 309
Range 198
Interquartile Range 69
Skewness .237 .616
Kurtosis .365 1.191
>90 cm Mean 193.46 17.848
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 156.70
Upper Bound 230.22
5% Trimmed Mean 185.22
Median 171.00
Variance 8.282E3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Std. Deviation 91.007
Minimum 98
Maximum 456
Range 358
Interquartile Range 123
Skewness 1.357 .456
Kurtosis 1.448 .887
Tests of Normality
KLASIFIKA
SI LP
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<=90 cm .077 13 .200* .992 13 1.000
>90 cm .200 26 .009 .853 26 .002
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
D. Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah Puasa pada Kelompok
Responden Wanita berdasarkan Lingkar Pinggang
Case Processing Summary
KLASIFIKA
SI
LINGKAR
PINGGAN
G
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<=80 cm 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%
>80 cm 53 100.0% 0 .0% 53 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Descriptives
KLASIFIKASI LINGKAR PINGGANG Statistic Std. Error
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<=80 cm Mean 175.67 30.356
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 97.63
Upper Bound 253.70
5% Trimmed Mean 172.74
Median 153.00
Variance 5.529E3
Std. Deviation 74.358
Minimum 106
Maximum 298
Range 192
Interquartile Range 130
Skewness .988 .845
Kurtosis -.083 1.741
>80 cm Mean 170.19 9.464
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 151.20
Upper Bound 189.18
5% Trimmed Mean 167.60
Median 157.00
Variance 4.747E3
Std. Deviation 68.898
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Minimum 50
Maximum 357
Range 307
Interquartile Range 118
Skewness .630 .327
Kurtosis -.426 .644
Tests of Normality
KLASIFIKA
SI
LINGKAR
PINGGAN
G
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<=80 cm .212 6 .200* .899 6 .370
>80 cm .125 53 .037 .937 53 .008
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
E. Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah Puasa pada Kelompok
Responden Pria berdasarkan RLPP
Case Processing Summary
KLASIFIKASI
RLPP
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<=0.90 cm 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%
>0.90 cm 27 100.0% 0 .0% 27 100.0%
Descriptives
KLASIFIKASI RLPP Statistic Std. Error
KADAR GLUKOSA DARAH <=0.90 cm Mean 190.33 20.377
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PUASA 95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 145.48
Upper Bound 235.18
5% Trimmed Mean 185.04
Median 178.00
Variance 4.982E3
Std. Deviation 70.586
Minimum 111
Maximum 365
Range 254
Interquartile Range 90
Skewness 1.430 .637
Kurtosis 2.509 1.232
>0.90 cm Mean 199.93 16.212
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 166.60
Upper Bound 233.25
5% Trimmed Mean 193.09
Median 182.00
Variance 7.096E3
Std. Deviation 84.240
Minimum 98
Maximum 456
Range 358
Interquartile Range 120
Skewness 1.201 .448
Kurtosis 1.741 .872
Tests of Normality
KLASIFIKASI
RLPP
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
KADAR GLUKOSA DARAH <=0.90 cm .169 12 .200* .887 12 .109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PUASA >0.90 cm .135 27 .200* .903 27 .016
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
F. Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah Puasa pada Kelompok
Responden Wanita berdasarkan RLPP
Case Processing Summary
KLASIFIKASI
RLPP
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<=0.85 cm 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
>0.85 cm 44 100.0% 0 .0% 44 100.0%
Descriptives
KLASIFIKASI RLPP Statistic Std. Error
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<=0.85 cm Mean 180.40 17.415
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 143.05
Upper Bound 217.75
5% Trimmed Mean 179.00
Median 172.00
Variance 4.549E3
Std. Deviation 67.449
Minimum 88
Maximum 298
Range 210
Interquartile Range 110
Skewness .551 .580
Kurtosis -.942 1.121
>0.85 cm Mean 167.45 10.512
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 146.25
Upper Bound 188.65
5% Trimmed Mean 164.41
Median 152.00
Variance 4.862E3
Std. Deviation 69.731
Minimum 50
Maximum 357
Range 307
Interquartile Range 127
Skewness .706 .357
Kurtosis -.256 .702
Tests of Normality
KLASIFIKASI
RLPP
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<=0.85 cm .175 15 .200* .916 15 .165
>0.85 cm .136 44 .039 .930 44 .010
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
G. Uji Perbandingan Rerata Glukosa Darah Puasa Responden Pria
berdasarkan Lingkar Pinggang
Ranks
KLASIFIKA
SI LP N Mean Rank Sum of Ranks
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<=90 cm 13 23.12 300.50
>90 cm 26 18.44 479.50
Total 39
Test Statisticsb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
KADAR
GLUKOSA
DARAH PUASA
Mann-Whitney U 128.500
Wilcoxon W 479.500
Z -1.207
Asymp. Sig. (2-tailed) .228
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .231a
a. Not corrected for ties.
c. Grouping Variable: KLASIFIKASI LP
H. Uji Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa Responden
Wanita berdasarkan Lingkar Pinggang
Ranks
KLASIFIKA
SI
LINGKAR
PINGANG N Mean Rank Sum of Ranks
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<=80 cm 6 31.58 189.50
>80 cm 53 29.82 1580.50
Total 59
Test Statisticsb
KADAR
GLUKOSA
DARAH PUASA
Mann-Whitney U 149.500
Wilcoxon W 1580.500
Z -.238
Asymp. Sig. (2-tailed) .812
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .816a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: KLASIFIKASI_LP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
I. Uji Beda Rerata Glukosa Darah Puasa Responden Pria berdasarkan
RLPP
Ranks
KLASIFIKASI
_RLPP N Mean Rank Sum of Ranks
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
<=0.90 cm 12 19.75 237.00
>0.90 cm 27 20.11 543.00
Total 39
Test Statisticsb
KADAR
GLUKOSA
DARAH PUASA
Mann-Whitney U 159.000
Wilcoxon W 237.000
Z -.091
Asymp. Sig. (2-tailed) .927
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .940a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: KLASIFIKASI RLPP
J. Uji Perbandingan Rerata Glukosa Darah Puasa Responden Wanita
berdasarkan RLPP
Ranks
KLASIFIKASI
RLPP N Mean Rank Sum of Ranks
KADAR GLUKOSA DARAH <=0.85 cm 15 33.40 501.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PUASA >0.85 cm 44 28.84 1269.00
Total 59
Test Statisticsa
KADAR
GLUKOSA
DARAH PUASA
Mann-Whitney U 279.000
Wilcoxon W 1269.000
Z -.888
Asymp. Sig. (2-tailed) .375
a. Grouping Variable: KLASIFIKASI_RLPP
K. Uji Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden Pria
Correlations
LINGKAR
PINGGANG
KADAR
GLUKOSA
DARAH PUASA
Spearman's rho LINGKAR PINGGANG Correlation Coefficient 1.000 -.186
Sig. (2-tailed) . .256
N 39 39
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
Correlation Coefficient -.186 1.000
Sig. (2-tailed) .256 .
N 39 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Correlations
RASIO
LINGKAR
PINGGANG
PANGGUL
KADAR
GLUKOSA
DARAH PUASA
Spearman's rho RASIO LINGKAR
PINGGANG PANGGUL
Correlation Coefficient 1.000 -.071
Sig. (2-tailed) . .665
N 39 39
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
Correlation Coefficient -.071 1.000
Sig. (2-tailed) .665 .
N 39 39
L. Uji Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden Wanita
Correlations
LINGKAR
PINGGANG
KADAR
GLUKOSA
DARAH PUASA
Spearman's rho LINGKAR PINGGANG Correlation Coefficient 1.000 .084
Sig. (2-tailed) . .526
N 59 59
KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA
Correlation Coefficient .084 1.000
Sig. (2-tailed) .526 .
N 59 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Correlations
RASIO
LINGKAR
PINGGANG
PANGGUL
KADAR
GLUKOSA
DARAH PUASA
Spearman's rho RASIO LINGKAR
PINGGANG PANGGUL
Correlation Coefficient 1.000 .098
Sig. (2-tailed) . .460
N 59 59
KADAR GLUKOSA DARAH_
UASA
Correlation Coefficient .098 1.000
Sig. (2-tailed) .460 .
N 59 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Ni Putu Padmaningsih, lahir di
Denpasar tanggal 20 Oktober 1992 dan merupakan anak
pertama dari dua bersaudara pasangan I Made Rita dan Ni
Wayan Suriantini, S.H. Pendidikan awal penulis dimulai di
TK Dharma Kumara III Pererenan (1996-1998), SD Negeri I
Pererenan (1998-2004), SMP Negeri III Mengwi (2004-2007), SMA Negeri II
Mengwi (2007-2010). Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan ke
jenjang Perguruan Tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas
Farmasi. Selama kuliah penulis aktif sebagai pengurus beberapa kegiatan seperti
menjadi tim kreatif dalam acara “Hari Anti Tembakau”, sie konsumsi dalam
“Paingan Festival, anggota unit kegiatan mahasiswa agama hindu, seksi
kerohanian dalam acara “Dies Natalis KPB Purantara Yogyakarta”, reporter
dalam “Redaksi Pharmaholic” team juri lomba tari tradisional Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dan anggota organisasi komunitas tari Sekar Jepun
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI