KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR … · Surat Ijin Penelitian Komisi Etik Penelitian...

105
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP RASIO LDL/HDL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Paulina NIM : 078114048 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

Transcript of KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR … · Surat Ijin Penelitian Komisi Etik Penelitian...

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR

PINGGANG-PANGGUL TERHADAP RASIO LDL/HDL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Paulina

NIM : 078114048

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

ii

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR

PINGGANG-PANGGUL TERHADAP RASIO LDL/HDL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Paulina

NIM : 078114048

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

iii

iv

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Kupersembahkan karya ini untuk :

Allah Bapa di Surga, My Beloved Jesus Christ, dan

Bunda Maria

Ibu-Bapakku

Adikku Lia Agnes dan Maria Caroline sephie

Sahabat-sahabatku

Almamaterku

“Ketekunan menimbulkan tahan uji dan

tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan

pengharapan tidak mengecewakan, karena

kasih Allah telah dicurahkan di dalam

hati kita oleh Roh Kudus yang telah

dikaruniakan kepada kita”

( Roma, 5 : 4-5 ).

vi

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

segala bimbingan, berkat, cinta, dan lindungan-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Korelasi Lingkar Pinggang dan

Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap Rasio LDL/HDL” disusun untuk

memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat

bantuan, saran, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas waktu, tenaga, pikiran, dan

doa yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Rasa terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

1. Rektorat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan ijin

untuk melakukan penelitian di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ipang Djunarko, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma dan dosen pembimbing akademis yang selalu memberikan

motivasi dan bimbingan kepada penulis.

3. dr.Fenty, M.Kes., Sp.PK., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu dan tenaga untuk berdiskusi serta memberi banyak masukan kepada

penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku dosen penguji atas masukan-

masukan dan saran yang berharga.

viii

5. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas masukan-

masukan dan saran yang berharga.

6. Y. Agung Santoso, S,Psi., MA untuk waktu dan masukannya yang telah

banyak membantu penulis selama proses sampling hingga pengolahan data

statistik.

7. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian ini.

8. Dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma yang rela meluangkan

waktunya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

9. Laboratorium klinik Pramita Utama/Parahita®, Yogyakarta yang telah

bersedia untuk bekerjasama dalam pengambilan dan pengukuran sampel

darah.

10. Seluruh dosen Fakultas Farmasi yang telah memberikan pengetahuan

akademis maupun nilai-nilai hidup kepada penulis.

11. Ibu dan bapak, serta kedua adikku yang selalu memberikan semangat, doa,

kasih sayang, serta keceriaan.

12. Seluruh keluarga besar kakek-nenek, tante-om, adik-adik dan kakak-kakak

sepupuku atas segala doa dan motivasi selama studi ku di Yogyakarta.

13. Jimmy Henry, sayangku. Terimakasih untuk waktu, doa, dan cinta yang

memberikan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

14. Erin dan sisca, my best friend yang selalu ada untuk aku.

ix

15. Eka, Febri, Fetri, Ridho, Ita, Ko Erick, dan Mbak Lisa, teman seperjuangan.

Terimakasih atas motivasi, kerjasama, kekompakkan, dan saran selama

penulis mengerjakan skripsi ini.

16. Teman-teman FKK A angkatan 2007 atas kebersamaan dan semangat yang

diberikan.

17. Teman-teman mahasiswa dari Kabupaten Kutai Barat atas kebersamaan dan

rasa kekeluargaan yang begitu erat sehingga penulis merasa tidak jauh dari

keluarga selama studi di Yogyakarta.

18. Semua pihak yang telah banyak banyak membantu dan tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tentunya dalam penyusunan skripsi ini tidak

luput dari kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan

dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Tak lupa

penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian tehadap skripsi ini. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 17 Januari 2011

Penulis

x

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………………… vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………... vii

PRAKATA ………………………………………………………………….... viii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xv

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… xvi

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… xvii

INTISARI ……………………………………………………………………… xviii

ABSTRACT ……………………………………………………………………... xix

BAB I. PENGANTAR …………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1

1. Permasalahan …………………………………………….…………… 4

2. Keaslian penelitian ……………………………………………………... 4

3. Manfaat penelitian ……………………………………………………… 5

B. Tujuan Penelitian …………………………………………………………… 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA …………………………………………. 7

A. Obesitas …………………………………………………………………….. 7

xii

B. Lipoprotein………………………………………………………............... .. 8

1. LDL (Low Density Lipoprotein) ………………………………………… 8

2. HDL (High Density Lipoprotein) ………………….…………………... 9

3. Kolesterol dan Rasio LDL/HDL……………………………………..... 10

C. Pengukuran Antropometrik………………………………………………… 12

1. Lingkar Pinggang………………………………………………………… 12

2. Lingkar Pinggang-Panggul……………………………………………… 12

D. Jaringan Adiposa………………………………………………………….… 13

E. Landasan Teori …………………………………………………………….. 15

F. Hipotesis …………………………………………………………………… 16

BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………………. 17

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………………………. 17

B. Variabel Penelitian …………………………………………………………. 17

C. Definisi Operasional ………………………………………………………... 18

D. Subyek Penelitian …………………………………………………………... 19

E. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………………… 21

F. Ruang Lingkup ……………………………………………………………... 22

G. Teknik Sampling …………………………………………………………… 23

H. Instrumen Penelitian ………………………………………………………... 23

I. Tata Cara Penelitian ………………………………………………………… 23

1. Observasi awal ………………………………………………………… 23

2. Permohonan ijin dan kerja sama ……………………………………… 24

3. Pembuatan leaflet, power point, dan informed consent…………….. 24

xiii

4. Pencarian subyek penelitian……………….…………………………...... 25

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian………………………….. 25

6. Pengambilan Data.......…………………………………………………. 26

a. Lingkar pinggang dan lingkar panggul………………………….... 26

b. Kolesterol HDL dan LDL………………………………………… .. 27

7. Pengembalian Hasil………… …………………………………………. 27

J. Teknik Analisis Data Statistik……………………………………………… 28

K. Kesulitan Penelitian ………………………………………………………… 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………… 30

A. Profil Karakteristik Subyek Penelitian……………………………………… 30

1. Usia ……………………………………………………………………. 31

2. Lingkar pinggang ………………………………………………………. 32

3. Rasio lingkar pinggang-panggul ………………………………………... 33

4. Kadar kolesterol LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL …………………. ... 34

B. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap

Rasio LDL/HDL…………………………………….................…………... 36

1. Korelasi Antara Lingkar Pinggang Terhadap Rasio LDL/HDL……….. 36

2. Korelasi Antara Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap Rasio

LDL/HDL……………………………………………………….……… 39

C. Perbandingan Rerata Rasio LDL/HDL Pada LP<90 cm dan LP≥90 cm dan

4Pada RLPP <0,90 dan RLPP≥0,90………………………………………… 42

1. Perbandingan Rerata Rasio LDL/HDL Pada LP<90 cm dan LP≥90 cm 42

2. Perbandingan Rerata rasio LDL/HDL Pada RLPP ≤0,90 dan RLPP>0,90 44

xiv

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………. 45

A. Kesimpulan ……………………………………………………………........ 45

B. Saran ………………………………………………………………………... 45

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 46

LAMPIRAN …………………………………………………………………… 49

BIOGRAFI PENULIS …………………………………………………………. 86

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kriteria Kadar Kolesteol LDL menurut NCEP ATP III………… 9

Tabel II. Kriteria Kadar Kolesteol LDL menurut NCEP ATP III ……….. 10

Tabel III. Kriteria Rasio LDL/HDL NCEP Blood Lipid

Guidelines………………………………………….................... 11

Tabel IV. Kriteria Risiko Rasio LDL/HDL ………………………………. 12

Tabel V. Profil Karakteristik Subyek penelitian……….............................. 30

Tabel VI. Profil Lingkar Pinggang Subyek Penelitian…………………… 33

Tabel VII. Profil RLPP Subyek Penelitian………………………………….. 34

Tabel VIII. Profil Kolesterol LDL Subyek Penelitian………………………… 34

Tabel IX. Profil Kolesterol HDL Subyek Penelitian………………………… 35

Tabel X. Profil Rasio LDL/HDL Subyek Penelitian……………………….. 35

Tabel XI. Hasil Uji Korelasi Lingkar Pinggang Terhadap Kolesterol LDL,

Kolesterol HDL, dan Rasio LDL/HDL………………………… 36

Tabel. XII Hasil Uji Korelasi RLPP Terhadap Kolesterol LDL, Kolesterol

HDL, dan Rasio LDL/HDL…………………………………..... 39

Tabel. XIII Perbandingan Rerata Kolesterol LDL, Kolesterol HDL, dan

Rasio LDL/HDL Pada LP<90 cm Dan LP≥90

cm……………………………………………………………… 44

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Obesitas “apple shape” dan “pear shape”… .………………….. 7

Gambar 2. Formula Friedewald……………………………………………. 9

Gambar 3. Lokasi pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul ..... 13

Gambar 4. Mekanisme Terjadinya Trias Dislipidemi………....................... 15

Gambar 5. Proses Pencarian Subyek Penelitian …………………………… 21

Gambar 6. Skema Pembagian Kajian…………………………………........ 22

Gambar 7. Profil Usia Subyek Penelitian ………………………………… 32

Gambar 8. Diagram Sebar Lingkar Pinggang Vs LDL …………………… 37

Gambar 9. Diagaram Sebar Lingkar Pinggang Vs HDL………………….. . 38

Gambar 10. Diagram Sebar Lingkar Pinggang Vs Rasio LDL/HDL ……… 38

Gambar 11. Diagram Sebar RLPP Vs LDL……………………………….. 41

Gambar 12 Diagram Sebar RLPP Vs HDL……………………………….. 41

Gambar 13. Diagram Sebar RLPP Vs Rasio LDL/HDL…………....……… 42

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan FK UGM Yogyakarta…..…………………………… 50

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Rektorat Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta….. …………………………………………………. 51

Lampiran 3. Surat Permintaan Data Dosen dan Karyawan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta …………………………………… 52

Lampiran 4. Informed Consent……………………………………………….. 53

Lampiran 5. Leaflet…..………………………………………………….……. 54

Lampiran 6. Power Point ………………………………………………….….. 55

Lampiran 7. Pengambilan Sampel Darah………………………………….….. 58

Lampiran 8. Kartu Pengisian Data Antropometri…………………………….. 59

Lampiran 9. Uji Korelasi ………………………………………………….….. 61

Lampiran 10. Uji t …..………………………………………………….…….…. 64

Lampiran 11. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Usia …………………… 69

Lampiran 12. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Lingkar Pinggang ……… 72

Lampiran 13. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Rasio Lingkar Pinggang-

Panggul ……………………………...…………………………. 75

Lampiran 14. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov LDL ………………...... 78

Lampiran 15. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov HDL………………….. 81

Lampiran 16. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Rasio LDL/HDL…….. 84

xviii

INTISARI

Obesitas telah dinyatakan oleh World Health Organizaton sebagai masalah

kesehatan kronis pada orang dewasa. Pada orang yang obesitas terjadi

peningkatan jumlah sel lemak. Peningkatan efflux asam lemak bebas dari sel

lemak dapat menyebabkan meningkatnya rasio LDL/ HDL yang berhubungan

erat terhadap risiko penyakit jantung.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional yang dilakukan

dengan pendekatan cross-sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh

informasi adanya korelasi positif antara lingkar pinggang dan rasio lingkar

pinggang- panggul terhadap rasio LDL/ HDL. Subyek penelitian adalah 70 orang

pria yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis statistik yang

digunakan adalah analisis korelasi Pearson dan Spearman. Taraf kepercayaan

yang digunakan sebesar 95%.

Hasil penelitian menunjukkan terdapatnya korelasi sedang antara lingkar

pinggang (LP) terhadap rasio LDL/ HDL (p=0,000;r=0,440) dan korelasi lemah

rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) terhadap rasio LDL/HDL

(p=0,000;r=0,320). Uji t menunjukkan terdapat perbedaan bermakna nilai rata-rata

rasio LDL/HDL antara LP<90 cm dengan LP≥90 cm. Dalam penelitian ini

pengukuran antropometrik LP dan RLPP dapat memberikan gambaran rasio

LDL/HDL. Pengukuran antropometrik LP dan RLPP diharapkan dapat digunakan

sebagai metode deteksi dini penyakit jantung koroner yang ekonomis, praktis, dan

dapat dilakukan oleh segala lapisan masyarakat.

Kata kunci : Lingkar pinggang, Rasio lingkar pinggang-panggul, Korelasi, Rasio

LDL/HDL.

xix

ABSTRACT

Obesity has been declared by the World Health Organizaton as a chronic

health problem in adults. People with obesity develop increasing the number of fat

cells. Increased of free fatty acid efflux from fat cells may cause increased of

LDL / HDL ratio that closely related to the risk of heart disease.

This was an observational analytic study conducted with cross-sectional.

The purpose of this study was to obtain information of positive correlation

between waist circumference and waist to hip ratio with LDL / HDL ratio.

Subjects were 70 men who meet inclusion and exclusion criteria. Statistical

analysis used Pearson and Spearman correlation analysis with confidence level

95%.

The results showed the presence of moderate correlation between waist

circumference (WC) with LDL / HDL ratio (p = 0.000, r = 0.440) and weak

correlation between waist to hip ratio (WHR) with LDL / HDL ratio (p = 0.000, r

= 0.320). The t- test analysis showed there were significant differences in the

average value of the LDL / HDL ratio between WC < 90 cm and WC ≥ 90 cm. In

this study, anthropometric measurements of WC and WHR may representating the

LDL / HDL ratio. Anthropometric measurements of WC and WHR is expected to

be used as a method of early detection of coronary heart disease that economical,

practical, and can be done by all levels of society.

Keywords: Waist circumference, waist to hip ratio, correlation, LDL / HDL ratio

.

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Obesitas telah dinyatakan oleh World Health Organization (WHO)

sebagai masalah kesehatan kronis pada orang dewasa. Lebih dari 50% orang

dewasa dan lebih dari 25% anak-anak di Amerika Serikat menderita berat badan

lebih dan obesitas. Hasil survey Nasional tahun 1996/1997 di Ibukota seluruh

propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa 6,8 % dari pria menderita obesitas

(Soegih dan Wiramihardja, 2009).

National Heart Lung and Blood Instititute (NHLBI) mendefinisikan

obesitas sebagai suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah lemak tubuh yang

berlebih (Anonim, 2008). Obesitas sentral yakni suatu keadaan peningkatan lemak

tubuh yang lokasinya lebih banyak di daerah abdominal merupakan salah satu dari

kriteria sindrom metabolik menurut WHO dan International Diabetes Federation

(IDF) (Soegih dan Wiramihardja, 2009, WHO, 1999 dan IDF, 2006).

Kriteria sindrom metabolik IDF untuk lingkar pinggang yang telah

disesuaikan untuk populasi di Asia Selatan termasuk Indonesia menyatakan

seorang pria dikatakan memiliki kriteria sindrom metabolik obesitas sentral

apabila memiliki lingkar pinggang (LP) ≥90 cm (IDF, 2006). Kriteria sindrom

metabolik WHO untuk obesitas sentral pada pria adalah rasio lingkar pinggang-

panggul (RLPP) > 0,90 (WHO, 1999).

Sindrom metabolik yang tidak tertangani, secara signifikan dapat

menyebabkan penderita terserang diabetes melitus tipe 2 serta penyakit jantung

2

dan pembuluh darah atau kardiovaskular. Penelitian Hakka, dkk. yang

menggunakan ukuran lingkar pinggang sebagai gambaran obesitas sentral pada

pria usia 42-60 tahun dan diikuti perjalanan penyakitnya selama 10 tahun

menunjukkan bahwa pria dengan lingkar pinggang ≥90 cm memiliki peningkatan

risiko dua kali lipat terhadap penyakit jantung koroner dibanding dengan yang

memiliki ukuran lingkar pinggang <83,5 cm (Hakka, dkk., 2002 cit., Soegih dan

Wiramihardja, 2009).

Ada banyak pengukuran antropometrik yang digunakan oleh para ahli

untuk menentukan obesitas, diantaranya adalah pengukuran berat badan,

pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI),

pengukuran lingkar pinggang (Waist Circumference), dan pengukuran rasio

lingkar pinggang-panggul (Waist to Hip Ratio) (Indra, 2006). Hasil penelitian

Dobbelsteyn, Joffres, Maclean, Flowerdew dan Canadian Reaserch Group (2001)

menunjukkan bahwa LP adalah indikator yang lebih baik di banding BMI dan

RLLP sebagai indikator resiko penyakit jantung koroner.

Lemak yang berlebih akan disimpan oleh tubuh di dalam sel lemak dalam

jaringan adiposa. Sel-sel adiposa mempunyai enzim lipoprotein lipase pada

permukaannya yang dapat melepas trigliserida dan lipoprotein (Almatsier, 2009).

Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan jumlah sel lemak, sehingga jumlah

trigliserida dan lipoprotein yang terdapat di dalam darah juga akan menjadi lebih

banyak (Dale dan Federman, 2003). Adanya hipertrigliserida menyebabkan

terjadinya trias dislipidemi yang menyebabkan nilai rasio LDL/ HDL menjadi

semakin besar (Soeatmadji, 2006).

3

Penelitian Chehrei, Saeid, Ammar, Mohammad, dan Jalal (2007)

terhadap orang dewasa Iran di Arak dan penelitian Njelekela, et al., (2002) di

Tanzania menemukan adanya korelasi antara LP dengan HDL. Wiyono,

Krisnawanti, Ratna, dan Sri (2004) menemukan adanya korelasi antara RLPP

dengan kadar kolesterol LDL dan HDL. Penelitian Chehrei, et al., juga

menunjukkan adanya korelasi antara LP dengan rasio LDL/HDL. Berdasarkan

penelitian-penelitian tersebut terlihat bahwa penelitian korelasi lingkar pinggang

terhadap rasio LDL/HDL belum pernah dilakukan di Indonesia dan penelitian

korelasi rasio lingkar pinggang-panggul terhadap rasio LDL/HDL belum pernah

dilakukan baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.

Rasio LDL/HDL berhubungan erat terhadap risiko penyakit jantung,

Semakin besar rasio LDL/HDL maka semakin besar risiko seseorang terkena

penyakit jantung (Fox, 2004). Penelitian Hidayani (2006) yang dilakukan di

Yogyakarta menunjukkan hasil bahwa rata-rata rasio LDL/HDL pasien infark

miokard akut di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta adalah 3,2.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini

penting untuk dilakukan karena saat ini sindrom metabolik tidak hanya terjadi

pada usia lanjut, tetapi juga terjadi pada orang dewasa. Pengukuran lingkar

pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul pada orang dewasa usia 30-50 tahun

yang dilakukan pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi metode deteksi dini

penyakit jantung koroner yang praktis dan ekonomis.

4

1. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, permasalahan

dalam penelitian ini adalah apakah terdapat korelasi positif bermakna antara

lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap rasio LDL/HDL.

2. Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu :

a. Penelitian “Hubungan Antara Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul dengan

Kadar Kolesterol pada Orang Dewasa di Kota Surakarta” oleh Wiyono,

dkk. (2004). Penelitian tersebut menemukan adanya korelasi antara rasio

lingkar pinggang-panggul dengan kadar HDL serta LDL di dalam darah.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel

penelitian dan usia sampel. Pada penelitian sebelumnya variabel penelitian

meliputi rasio lingkar-panggul dan kadar kolesterol pada sampel orang

dewasa usia 25-64 tahun, sedangkan pada penelitian ini variabel

penelitiannya adalah lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul,

dan rasio LDL/HDL dengan sampel orang dewasa usia 30-50 tahun.

b. “Korelasi Antara Kadar Trigliserida Serum dengan Besar Lingkar Perut

Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang”

oleh Kristiawan dan Lisyani. Hasil penelitian dengan jumlah sampel

sebanyak 20 orang ini menunjukkan tidak terdapat korelasi antara kadar

trigliserida serum puasa dengan IMT (r= 0,156) maupun lingkar perut (r=

0,187) namun justru didapatkan korelasi positif sedang bermakna antara

besar lingkar perut dengan IMT ( r=0,594).

5

c. “General and Abdominal Adiposity and Risk of Death in Europe” oleh

Pischon, Boeing, Hoffmann, Bergmann, Schulze, Overvad, et al. (2008).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adiposit secara umum maupun

adiposit abdominal memiliki hubungan dengan lingkar pinggang dan rasio

lingkar pinggang-panggul dalam hal meningkatkan risiko kematian.

d. “Obesity and Lipid Profiles in Minddle Aged Men and Woman in

Tanzania” oleh Njelekela, et al. (2002). Hasil penelitian menemukan

adanya korelasi antara LP dan HDL (p<0,05) dengan kekuatan korelasi

yang sangat lemah (r= -0,088).

e. “Correlation of Dyslipemia With Waist to Heiht Ratio, Waist

Circumference, and Body Mass Index in Iranian Adults” oleh Chehrei, et

al. (2007). Hasil penelitian menemukan adanya korelasi antara LP dan

HDL (p< 0,05) dengan kekuatan korelasi sangat lemah (r= - 0,002).

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi

lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap rasio LDL/HDL

pada orang dewasa.

b. Manfaat praktis

Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul

diharapkan mampu memberikan gambaran awal rasio LDL/HDL dalam darah.

Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul merupakan

pengukuran antropometrik yang ekonomis dan praktis.

6

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi

adanya korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar

pinggang-panggul terhadap rasio LDL/ HDL.

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obesitas

National Heart Lung and Blood Institute (NHLBI) mendefinisikan

obesitas sebagai suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah lemak tubuh yang

berlebih (Anonim, 2008). Obesitas merupakan faktor risiko terhadap penyakit

kardiovaskular, diabetes melitus, serta kanker (kanker payudara dan kanker

endometrium). Risiko penyakit kardiovaskular meningkat pada obesitas “apple

shape” dibanding “pear shape” (Fox, 2004). Gambar 1 menampilkan obesitas

“apple shape” pada pria dan obesitas “apple shape” serta “pear shape” pada

wanita.

Gambar 1. Obesitas “apple shape” dan “pear shape”

(Vincent, 2010)

8

Jumlah lemak intra-abdominal merupakan prediktor terhadap risiko

kesehatan yang lebih baik dibanding lemak subkutan. Semakin besar adiposit

pada “apple shape” maka sensitivitas insulin menjadi lebih rendah dibanding

“apple shape” dengan ukuran sel adiposit yang lebih kecil (Fox, 2004).

B. Lipoprotein

Lipoprotein merupakan gabungan molekul lipida dan protein yang

disintesis di dalam liver. Seperempat sampai sepertiga bagian lipoprotein adalah

protein dan selebihnya adalah lipida. Lipoprotein mempunyai fungsi mengangkut

lipida di dalam darah ke jaringan-jaringan yang membutuhkan sebagai sumber

energi, sebagai komponen membran sel atau sebagai prekursor metabolit aktif.

Tubuh membentuk empat jenis lipoprotein, yaitu kilomikron, Low Density

Lipoprtein (LDL), Very Low Density Lipoprtein (VLDL) dan High Density

Lipoprotein (HDL). Tiap jenis lipoprotein memiliki ukuran dan densitas yang

berbeda, serta mengangkut berbagai jenis lipida dalam jumlah yang berbeda

(Almatsier, 2009).

1. LDL (Low Density Lipoprtein)

Low density lipoprotein terdiri atas 10% trigliserida, 45% kolesterol, 22%

fosfolipida, dan 25% protein. Reseptor LDL yang terdapat di liver akan

mengeluarkan LDL dari sirkulasi (Almatsier, 2009). Kadar kolesterol LDL

termasuk dalam salah satu kriteria sindrom metabolik menurut NCEP ATP III

(2001). Kriteria LDL kolesterol NCEP ATP III ditampilkan pada Tabel I.

9

Tabel I. Kriteria Kadar Kolesterol LDL menurut

The National Cholesterol Education Program (NCEP) ATP III

Kadar LDL dalam darah dapat diukur langsung melalui test laboratorium

dan menghasilkan suatu kadar yang disebut LDL direk. Apabila kadar trigliserida

≤ 400 mg/dL maka dapat ditetapkan kadar LDL indirek dengan menggunakan

Formula Friedewald (Perkin, 2009). Formula Friedewald ditampilkan pada

gambar 2.

Gambar 2. Formula Friedewald

(Perkin, 2009).

2. HDL (High Density Lipoprtein)

Bila sel-sel lemak melepaskan gliserol dan asam lemak, kemungkinan

kolesterol dan fosfolipida akan di kembalikan pula ke dalam aliran darah. Liver

dan usus halus akan memproduksi HDL yang masuk ke dalam aliran darah. HDL

mengambil kolesterol dan fosfolipida yang ada dalam aliran darah. HDL

menyerahkan kolesterol ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali ke liver guna

diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh (Almatsier, 2009). Kriteria HDL

kolesterol menurut NCEP ATP III ditampilkan pada tabel II.

Kolesterol LDL

<100 mg/dL Optimal

100-129 mg/dL Hampir optimal

130-159 mg/dL Batas atas

160-189 mg/dL Tinggi

>190 mg/dL Sangat Tinggi

10

Tabel II. Kriteria Kadar Kolesterol HDL menurut

The National Cholesterol Education Program (NCEP) ATP III

3. Kolesterol dan Rasio LDL/ HDL

Lipida termasuk didalamnya kolesterol diangkut di dalam darah oleh

lipoprotein pembawa. Kolesterol masuk ke dalam arteri melalui perantara

LDL. Orang-orang yang mengkonsumsi makanan dengan kadar kolesterol

tinggi, atau orang-orang dengan hiperkolesterolemia turunan, akan memiliki

konsentrasi LDL yang tinggi di dalam darah karena livernya memiliki jumlah

reseptor LDL yang sedikit. Jumlah reseptor LDL yang sedikit ini akan

menyebabkan kemampuan liver untuk untuk menghilangkan LDL dari dalam

darah menjadi berkurang sehingga LDL yang dapat memasuki sel-sel

endothelial di arteri menjadi lebih banyak (Fox, 2004).

Low Density Lipoprotein yang masuk ke dalam sel-sel endothelial

arteri akan dioksidasi menjadi LDL teroksidasi yang menyebabkan sel-sel

endotel menjadi luka dan luka ini akan memacu migrasi monosit dan limfosit

ke tunica interna, konversi monosit menjadi makrofag kemudian akan

memacu terjadinya aterosklerosis (Fox, 2004).

Terdapat hubungan terbalik antara kadar HDL dan penyakit jantung

koroner sehingga rasio kolesterol LDL/HDL merupakan parameter prediktif

yang penting. Hal ini konsisten dengan fungsi LDL dalam transport kolesterol

terbalik (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009). Mannimen, et al.(1992) dalam

Helsinky Study, sebuah penelitian uji klinis yang dilakukan selama 5 tahun

Kolesterol HDL

<40 Rendah

>60 Tinggi

11

dengan jumlah partisipan sebanyak 4081 orang pria usia 40-55 tahun dengan

kadar lipid yang tinggi menemukan bahwa rasio LDL/HDL memiliki nilai

prognostik yang lebih baik dibanding kolesterol LDL dan kolesterol HDL.

Efek dari dietary kolesterol terhadap kadar lipid di dalam darah

dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa rasio LDL/HDL merupakan

prediktor penyakit jantung koroner yang lebih baik dibandingkan kolesterol

LDL maupun HDL (Herron, et al., 2002). Studi tentang nutrisi (Herron, et al.,

2002 dan Greene, et al., 2005) menunjukkan bahwa dietary kolesterol dapat

menyebabkan peningkatan pada kadar kolesterol LDL dan kolesterol HDL,

dengan sedikit perubahan pada rasio LDL/HDL.

National Cholesterol Education Program blood lipid guidelines

(2001) menetapkan ada 4 tingkatan resiko menderita penyakit jantung koroner

bagi seorang pria berdasarkan rasio LDL/HDL. Empat tingkatan resiko

beserta besarnya rasio LDL/HDL pada pria menurut NCEP blood lipid

guidelines ditampilkan pada tabel III. Millan, et al. (2009) menetapkan kriteria

rasio LDL/HDL sebagai pencegahan primer primer dan sekunder terhadap

penyakit jantung koroner (Tabel IV).

Tabel III. Kriteria Rasio LDL/HDL NCEP

Blood Lipid Guidelines

NCEP Blood Lipid Guidelines (2001).

Rasio

LDL/HDL Risiko

1 Sangat rendah ( ½ rata-rata resiko)

3,6 Resiko rata-rata

6,3 Risiko sedang (2x rata-rata)

8 Risiko tinggi (3x risiko rata-rata)

12

Tabel IV. Kriteria Risiko rasio LDL/HDL

(Millan, et al., 2009).

C. Pengukuran Antropometrik

1. Lingkar pinggang

Lingkar pinggang merupakan salah satu pengukuran obesitas

menggunakan pita pengukur antropometri. Lokasi pengukuran terletak diantara

tulang rusuk paling bawah dengan tepi atas tulang panggul. Pengukuran dilakukan

horizontal melingkar perut sejajar tepi atas tulang panggul dan paralel dengan

lantai. Pada saat pembacaan pita pengukur tidak boleh menekan kulit dan subyek

dalam kondisi ekspirasi normal (Indra, 2006).

Menurut kriteria sindrom metabolik IDF (2006) lingkar pinggang

termasuk dalam salah satu kriteria sindrom metabolik. Dalam kriteria tersebut,

lingkar pinggang merupakan tolak ukur dari obesitas sentral/ obesitas abdominal.

Besarnya lingkar pinggang dapat dipengaruhi oleh perbedaan etnis, untuk itu IDF

melakukan penyesuaian cut off lingkar pinggang untuk berbagai etnis yang

berbeda. Indonesia termasuk dalam kelompok etnis melayu, Asia Selatan dengan

cut off lingkar pinggang pada pria ≥90 cm.

2. Lingkar Pinggang-Panggul

Lingkar pinggang-panggul merupakan ukuran untuk obesitas sentral.

World Health Organization (1999) memasukkan lingkar pinggang-panggul

Rasio

LDL/HDL

Keterangan

>3,5 Pencegahan primer

>3,0 Pencegahan sekunder

13

(RLPP) ke dalam salah satu dari 5 kriteria sindrom metabolik. Menurut WHO

seseorang dikatakan memiliki kriteria sindrom metabolik apabila RLPP pada pria

>0,90. Pengukuran lingkar panggul dilakukan di lingkaran terbesar dari panggul,

dan pasien berdiri dengan tegak, kedua tangan di samping tubuh dan kaki

dirapatkan (Soegih dan Wiramihardja, 2009). Gambar 3 menampilkan lokasi dari

pengkuran lingkar pinggang dan lingkar panggul.

Gambar 3. Lokasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul

(Scott, 2010).

D. Jaringan Adiposa

Nutrisi yang berlebih akan dikonversi menjadi trigliserida dan akan

disimpan di adiposit. Proses penyimpanan ini diregulasi oleh enzim lipoprotein

lipase. Aktivitas dari enzim ini berbeda tergantung dari bagian tubuh, enzim

lipoprotein lipase ini sangat aktif pada lemak abdominal dibanding lemak

panggul. Tumpukan lemak yang tinggi pada sisi aktif berhubungan dengan kadar

kolesterol dan risiko penyakit jantung lainnya (Dale dan Federman, 2003).

Lingkar Pinggang

Lingkar Panggul

14

Ketika trigliserida disimpan di dalam sel-sel lemak, maka ukuran sel

akan meningkat dan ketika sel mencapai ukuran maksimal maka sel akan

membelah. Obesitas dengan BMI<40 mengindikasikan adanya perubahan ukuran

sel, sedangkan obesitas dengan BMI>40 mengindikasikan proliferasi adiposit

(Dale dan Federman, 2003).

Gambar 4 menampilkan mekanisme terjadinya trias dislipidemi dan

hubungannya dengan jaringan adiposa. Bertambahnya jumlah eflux asam lemak

bebas (FFA) dari sel lemak jaringan adiposa dapat terjadi karena dua faktor

penyebab yakni resistensi insulin dan kurangnya acylation stimulatory protein

(ASP). Peningkatan uptake FFA kemudian menyebabkan meningkatnya produksi

trigliserida (TG), apoliprotein (apo) B, dan VLDL. Pertukaran TG di dalam

VLDL dengan kolesteril ester (CE) dari LDL dan HDL diperantarai oleh

cholesteryl ester transport protein (CETP). Hasil dari pertukaran TG dengan CE

tersebut adalah CE-depleted HDL dan LDL. Trigliserida yang terdapat didalam

HDL dan LDL kemudian dihidrolisis oleh enzim lipase menjadi small dense LDL

dan HDL. Kadar HDL yang lebih rendah dibanding kadar LDL terjadi karena

ekskresi HDL oleh ginjal (Anonim, 2007).

15

Gambar 4. Mekanisme Terjadinya Trias Dislipidemi

(Anonim,2007).

E. Landasan Teori

Kelebihan nutrisi yang terdapat di dalam tubuh akan dikonversi menjadi

trigliserida yang kemudian akan disimpan di dalam sel-sel lemak yang

kebanyakan terdapat pada jaringan adiposa. Sel-sel lemak yang terdapat pada

jaringan adiposa ini memiliki enzim liprotein lipase pada bagian permukaannya.

Enzim ini berperan dalam proses lipolisis. Enzim lipoprotein lipase sangat aktif

pada lemak abdominal dibanding lemak panggul.

Pada orang dengan obesitas sentral, yakni orang dengan lingkar pinggang

≥90 cm dan rasio lingkar pinggang-panggul >0,90 cm terjadi penumpukan lemak

abdominal. Penumpukan lemak yang tinggi pada jaringan abdominal berhubungan

dengan kadar kolesterol yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung

koroner.

16

Peningkatan ukuran sel lemak yang kemungkunan terjadi pada orang

yang obesitas dapat menyebabkan proliferase sel lemak sehingga sel lemak

bertambah banyak, dan demikian juga dengan jumlah enzim lipoprotein lipase.

Bertambahnya jumlah enzim lipoprotein lipase menyebabkan trigliserida dan

asam lemak yang dilepaskan ke dalam darah menjadi lebih banyak, sehingga

terjadi suatu keadaan yang disebut hipertrigliseridaemia. Hipertrigliseridaemia ini

kemudian menyebabkan terjadinya trias dislipidemi.

Proses terjadinya trias dislipidemi diawali oleh terjadinya peningkatan

jumlah eflux asam lemak bebas dari sel-sel lemak. Peningkatan eflux asam lemak

dari sel-sel lemak menyebabkan terjadinya peningkatan uptake trigliserida, apo-B,

dan VLDL di liver. Berkurangnya trigliserida yang terdapat dalam HDL,

menyebabkan VLDL menjadi bertambah berat dan berubah menjadi LDL. Jumlah

LDL yang bertambah akan mengurangi jumlah dari HDL yang diproduksi oleh

liver dan usus halus melalui mekanisme penghancuran HDL. Keadaan ini akan

menyebabkan meningkatnya rasio LDL/HDL dan meningkatnya risiko

arteresklorosis.

F. Hipotesis

Hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi

positif bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul

terhadap rasio LDL/ HDL.

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

pendekatan rancangan secara cross-sectional. Penelitian observasional analitik

berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu

terjadi, kemudian melakukan analisis korelasi antara fenomena, baik antara faktor

risiko dan faktor efek, antar faktor risiko maupun antar faktor efek (Notoatmodjo,

2002). Penelitian ini menganalisis korelasi antara lingkar pinggang (LP) dan rasio

lingkar pinggang-panggul (RLPP) sebagai faktor risiko terhadap rasio LDL/HDL

sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh diolah secara statistik untuk

mengetahui korelasi antara faktor efek dengan faktor resiko. Studi cross-sectional

mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan

hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2002).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Ukuran lingkar pinggang (cm) dan rasio lingkar pinggang-panggul.

2. Variabel tergantung

Rasio LDL/ HDL dalam darah.

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: umur dan jenis kelamin.

18

b. Variabel pengacau tak terkendali: patologi, aktivitas, dan gaya hidup

subyek penelitian.

C. Definisi Operasional

1. Subyek penelitian adalah karyawan dan dosen pria Kampus I, II, III, dan IV

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta usia 30-50 tahun yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini.

2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan

hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi pada penelitian ini

adalah usia dari subyek penelitian. Pengukuran antropometri meliputi

pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul. Hasil

pemeriksaan laboratorium yang diteliti adalah kadar LDL dan HDL dalam

darah.

3. Lingkar pinggang adalah tulang rusuk paling bawah dengan tepi atas tulang

panggul horizontal. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan cara

melingkarkan pita antropometri pada posisi perut sejajar tepi atas tulang

panggul dan paralel dengan lantai. Pada saat pembacaan pita pengukur tidak

boleh menekan kulit dan subyek dalam kondisi ekspirasi normal.

4. Lingkar panggul adalah lingkaran terbesar dari panggul. Pada pengukuran

lingkar panggul pasien berdiri dengan tegak, kedua tangan di samping tubuh

dan kaki dirapatkan.

5. Rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP) adalah hasil bagi pengukuran lingkar

pinggang dibagi dengan hasil pengukuran lingkar panggul.

19

6. Rasio LDL/HDL adalah hasil bagi kadar LDL direk hasil pemeriksaan

laboratorium maupun LDL indirek hasil perhitungan menggunakan formula

Friedewald dengan kadar HDL hasil pemeriksaan laboratorium darah.

7. Standar yang digunakan meliputi IDF (2006), WHO (1999), NCEP ATP III

(2001), National Cholesterol Education Program Blood Lipid Guidelines

(2001) dan mini review Vascular Health and Risk Management (Millan,

et.al., 2009). Cut off lingkar pinggang mengacu pada kriteria sindrom

metabolik untuk obesitas sentral IDF (2006) sedangkan cut off rasio lingkar

pinggang-panggul mengacu pada kriteria sindrom metabolik obesitas sentral

WHO (1999). Kriteria kadar kolesterol LDL dan kolesterol HDL mengacu

pada standar NCEP ATP III (2001). Kriteria rasio LDL/HDL mengacu pada

standar kriteria rasio LDL/HDL National Cholesterol Education Program

Blood Lipid Guidelines (2001) dan mini review Vascular Health and Risk

Management (2009).

D. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah dosen dan karyawan kampus I,II, III,

dan IV Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah dosen dan

karyawan Pria kampus I,II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma rentang usia

30-50 tahun, bersedia untuk berpuasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah, dan

bersedia ikut dalam penelitian sedangkan kriteria eksklusi meliputi subyek

20

penelitian dengan penyakit jantung koroner, demam, oedem, mengkonsumsi obat

penurun kadar lemak darah, dan menderita penyakit hati akut maupun kronis.

Jumlah subyek penelitian pada pengambilan data I adalah 62 orang dan

45 orang untuk pengambilan data II. Subyek penelitian yang terlibat dalam

pengambilan data I adalah dosen dan karyawan pria III USD, Paingan sedangkan

yang terlibat dalam pengambilan data II adalah dosen dan karyawan kampus I,II,

dan IV USD, Mrican. Menurut Gay (1976) ukuran minimum sampel dalam suatu

penelitian korelasi adalah 30 subyek (Gay cit Sevilla, Ochave, Punsalon, Regala,

dan Uriarte, 2006). Kelebihan jumlah subyek penelitian dimaksudkan untuk

mengantisipasi subyek penelitian yang tidak dapat hadir pada saat pengambilan

data.

Saat pengambilan data pertama berlangsung, 20 orang subyek penelitian

tidak hadir pada saat pengambilan data dan 10 orang subyek penelitian dieksklusi

karena tidak berpuasa. Saat pengambilan data kedua berlangsung, 4 orang subyek

penelitian tidak hadir pada saat pengambilan data dan 3 orang subyek penelitian

dieksklusi karena tidak berpuasa. Total subyek penelitian yang menjalani

pengukuran lingkar pinggang, lingkar pinggul, dan pemeriksaan kolesterol darah

dari pengambilan data I dan II adalah 70 orang. Bagan selengkapnya dapat dilihat

pada gambar 5.

21

Gambar 5. Proses Pencarian Subyek Penelitian

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta pada bulan Juli sampai Agustus 2010. Pengambilan data

antropometrik dan uji laboratorium dilakukan dalam dua tahap. Pengambilan data

pertama (I) dilakukan pada tanggal 12 Juli 2010 di lantai IV drost kampus III,

Paingan sedangkan pengambilan data ke dua (II) dilakukan pada tanggal 24

Agustus 2010 di ruang Koendjono, gedung pusat BAA, lantai IV, Kampus II,

Mrican.

32 orang SP

45 orang SP

38 orang SP

4 orang SP, tidak hadir

3 orang SP, tidak puasa

70 orang SP

Pengambilan Data I

62 orang SP

20 orang SP, tidak hadir

10 orang SP, tidak puasa

Pengambilan Data II

IIIIIIIIIIIIIII

22

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dikerjakan secara berkelompok. Tujuan dari penelitian ini

adalah mengkaji adanya korelasi antara pengukuran antropometri yang meliputi

lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP), Body Mass Indeks

(BMI), dan skinfold thickness terhadap profil lipid dan kadar hs-CRP dalam darah.

Gambar 6. Skema Pembagian kajian

Keterangan : * Penelitian ini memiliki fokus pada korelasi LP dan RLPP terhadap

rasio LDL/HDL

Korelasi Pengukuran

Antropometrik Terhadap

Profil Lipid dan Kadar hs-

CRP dalam Darah

LP,RLPP terhadap kadar trigliserida

LP,RLPP terhadap rasio kolesterol

total/HDL

LP,RLPP trhadap kadar hs-CRP

BMI, Skinfold Thickness terhadap

kadar trigliserida

BMI, Skinfold Thickness terhadap

rasio kolesterol total/HDL

BMI, Skinfold Thickness terhadap

rasio LDL/HDL

BMI, Skinfold Thickness terhadap

kadar hs-CRP

LP,RLPP terhadap rasio LDL/HDL*

..*8

23

G. Teknik Sampling

Sampling dalam penelitian ini dilakukan secara non-random sampling

dengan jenis purposive sampling. Pengambilan sampel secara non random

sampling karena yang digunakan sebagai subyek pada penelitian ini hanya mereka

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga tidak semua orang memiliki

kesempatan yang sama menjadi subyek penelitian.

Sampling secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu

yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang

sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2002). Purposive sampling dipilih

dalam penelitian ini karena adanya pertimbangan keterbatasan biaya dan waktu,

sehingga tidak dapat diambil sampel dalam jumlah besar dan lokasi yang jauh.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa meteran

Butterfly®, Architec

®/ Aeroset

®, leaflet, dan informed consent. Meteran digunakan

untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul. Pemeriksaan kadar

kolesterol LDL dan HDL dilakukan oleh laboratorium Pramita Utama/ Parahita®

dengan menggunakan alat Architec®/ Aeroset

®.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi Awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah

karyawan dan dosen pria Kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma

24

yang berusia 30-50 tahun serta tempat yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan subyek penelitian pada saat pengambilan data.

2. Permohonan izin dan kerja sama

Permohonan izin yang pertama diajukan ke Komisi Etik Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada untuk

memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah.

Permohonan izin yang kedua ditujukan kepada Wakil Rektor I Universitas Sanata

Dharma, Dekan Fakultas Farmasi, Dekan Fakultas Psikologi, Dekan Fakultas

Teknik, Ketua Jurusan JP MIPA, Kepala Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma Paingan dan Mrican, Kepala Urusan Rumah Tangga Mrican dan Paingan,

dan Kepala BAPSI. Permohonan kerja sama diajukan ke calon subyek penelitian

dan Laboratorium Klinik Pramita Utama/ Parahita®. Permohonan kerjasama yang

diajukan ke calon subyek penelitian berupa informed consent.

3. Pembuatan leaflet, Power Point, dan informed consent

a. Leaflet dan power point

Dalam penelitian ini leaflet dan power point digunakan untuk membantu

peneliti menjelaskan tentang gangguan kesehatan yang dapat muncul sebagai

akibat dari obesitas dan kadar kolesterol darah serta hs-CRP yang berada di atas

atau di bawah kadar optimal, pengukuran antropometri sebagai metode praktis

deteksi kesehatan, dan macam-macam tes laboratorium kolesterol darah.

b. Informed consent

Informed consent pada penelitian ini digunakan sebagai bukti tertulis

pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian. Subyek

25

penelitian yang menyatakan diri bersedia untuk ikut dalam penelitian diminta

untuk mengisi data nama, usia, alamat, dan menandatangangani informed consent.

4. Pencarian subyek penelitian

Pencarian subyek penelitian dilakukan setelah mendapat ijin dari pihak-

pihak yang berwenang untuk melibatkan dosen dan karyawan dalam penelitian

ini. Proses pencarian subyek penelitian dilakukan melalui cara presentasi untuk

kelompok maupun dengan cara pendekatan personal secara langsung terhadap

calon subyek penelitian. Melalui presentasi dan pendekatan personal, peneliti

menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari penelitian serta syarat-syarat yang

harus dipenuhi oleh calon subyek penelitian jika ingin berpartisipasi dalam

penelitian ini. Calon subyek penelitian yang setuju untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini didata nama, usia, nomor handphone/ nomor telepon, alamat rumah,

dan diminta untuk menandatangani informed consent yang berisi pernyataan

kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian.

5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) adalah valid. Valid berarti instumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010).

Meteran yang digunakan untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul

dalam penelitian ini valid karena meteran memang alat untuk mengukur lingkar

pinggang dan lingkar panggul. Meteran ini menjadi tidak valid apabila digunakan

untuk mengukur berat.

26

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Meteran termasuk dalam instrumen ilmu alam yang telah diakui validitas dan

reliabilitasnya. Meteran dapat dipercaya validitas dan reliabilitasnya karena

sebelum digunakan/ dikeluarkan dari pabrik, meteran telah diuji valiabilitas dan

reliabilitasnya terlebih dahulu (Sugiyono,2010).

6. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda, yakni

tanggal 11 Juli 2010 di ruang drost kampus III USD Paingan dan tanggal 24

Agustus di ruang Kendjono kampus II USD Mrican. Satu hari sebelum

pelaksanaan peneliti mengingatkan subyek penelitian via sms maupun telepon

untuk berpuasa selama 8-10 jam. Parameter yang diukur adalah lingkar pinggang,

lingkar panggul, kadar kolesterol LDL darah, dan kadar kolesterol HDL darah.

a. Lingkar pinggang dan lingkar panggul

Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul dilakukan

menggunakan meteran merk Butterfly®. Subyek penelitian diminta untuk

mengangkat bajunya untuk menghindari pengaruh pakaian yang digunakan

terhadap hasil pengukuran.

Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan cara melingkarkan pita

antropometri pada posisi perut sejajar tepi atas tulang panggul dan paralel dengan

lantai (Indra, 2006). Pengukuran lingkar panggul dilakukan di lingkaran terbesar

dari panggul, dan pasien berdiri dengan tegak, kedua tangan di samping tubuh dan

27

kaki dirapatkan (Soegih, 2009). Pada saat pembacaan pita pengukur tidak boleh

menekan kulit dan subyek dalam kondisi ekspirasi normal (Indra, 2006).

b. Kolesterol LDL dan HDL

Pengambilan sampel darah dan pengukuran kadar kolesterol LDL dan

HDL dilakukan oleh petugas laboratorium Pramita Utama/ Parahita®. Analisis

kadar kolesterol LDL direk dan HDL dalam darah dilakukan menggunakan alat

Architec®/Aeroset

®. Pengambilan sampel darah dilakukan pada jam 7-9 pagi.

Subyek penelitian diminta untuk berpuasa 8-10 jam sebelum pengambilan sampel

darah dilakukan.

Pada saat pengambilan sampel darah pertama-tama siku dalam subyek

penelitian dioleskan alkohol, kemudian jarum injeksi disuntikkan ke pembuluh

vena yang terdapat pada siku dalam. Darah diambil secara perlahan dan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi tertutup. Setelah pengambilan sampel darah

selesai, bekas lokasi pengambilan darah yang terdapat di siku dalam ditekan

dengan menggunakan kapas alkohol dan diplester. Tabung reaksi tertutup yang

berisi sampel darah ditempatkan ke dalam wadah khusus dan kemudian dibawa

oleh petugas untuk kemudian ditetapkan kadar kolesterol LDL dan HDL.

7. Pengembalian Hasil

Pengembalian hasil dilakukan satu bulan setelah pengambilan data I dan

1 minggu setelah pengambilan data II. Pengambilan hasil dilakukan oleh peneliti

dengan cara mendatangi subyek penelitian secara langsung. Hasil pengukuran

antropometrik dan profil lipid subyek penelitian diberikan ke subyek penelitian

dalam bentuk hasil tes laboratorium dari laboratorium klinik Pramita Utama/

28

Parahita® yang disertai nilai normal dan hasil pengukuran antropometrik disertai

nilai normal yang diketik oleh peneliti.

J. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan taraf

kepercayaan 95%. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-

Smirnov untuk melihat distribusi data normal atau tidak. Penentuan normal

tidaknya suatu data didasarkan pada nilai Sig. Jika nilai Sig lebih besar dari 0,05

(p>0,05) maka distribusi data dikatakan normal, sebaliknya jika nilai Sig lebih

kecil dari 0,05 (p<0,05) maka distribusi data tidak normal. Apabila distribusi data

normal uji hipotesis korelatif menggunakan uji korelasi Pearson, namun apabila

distribusi data tidak normal uji hipotesis korelatif menggunakan uji korelasi

Spearman. Nilai p<0,05 menunjukkan terdapat korelasi yang bermakna antar dua

variabel yang diuji, nilai r menunjukkan kekuatan korelasi, dan tanda positif (+)

atau negatif (-) menunjukkan arah korelasi (Dahlan, 2009).

Pada penelitian ini dilakukan juga uji hipotesis komparatif untuk melihat

apakah terdapat perbedaan rerata kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan rasio

LDL/HDL antara lingkar pinggang ≥90cm dan lingkar pinggang <90cm, serta

perbedaan rerata kolesterol LDL, kolesterol HDL, rasio LDL/HDL antara rasio

lingkar pinggang-panggul ≤0,90 dan rasio lingkar pinggang-panggul >0,90. Jika

hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan data terdistribusi normal

(p>0,05) maka digunakan uji t sedangkan apabila data tidak terdistribusi normal

digunakan uji Mann-Whitney (Dahlan, 2009).

29

H. Kesulitan Penelitan

Kesulitan dalam penelitian ini adalah pada saat proses perizinan dan

pencarian sampel. Pada saat proses perizinan peneliti harus mendapatkan surat

pengantar dari Fakultas dan izin dari pejabat kampus. Surat pengantar dari

Fakultas hanya bisa dikeluarkan pada hari sabtu dan rabu dan selain itu Fakultas

sedang sibuk untuk persiapan akreditasi, sehingga keluarnya surat pengantar

menjadi terlambat. Pejabat kampus seringkali tidak berada di tempat, karena tugas

keluar kota sehingga peneliti harus menunda proses pencarian sampel karena

belum mendapatkan ijin.

Pada saat pencarian sampel, peneliti mengalami kesulitan untuk bertemu

dengan dosen karena jadwal mengajar dosen yang padat. Beberapa dosen dan

karyawan yang ditemui juga menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian

dikarenakan mereka takut terhadap pengambilan sampel darah yang menggunakan

jarum dan tidak bersedia untuk berpuasa selama 8-10 jam.

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Karakteristik Subyek Penelitian

Data karakteristik 70 orang subyek penelitian yang meliputi usia, lingkar

pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul, kadar kolesterol LDL, kadar kolesterol

HDL, dan rasio LDL/HDL diolah secara statistik Kolmogorov-Smirnov. Uji

normalitas Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk uji normalitas data dengan

sampel lebih dari 50 orang (Dahlan, 2009). Hasil pengolahan data secara statistik

berupa nilai mean, median, SD, nilai minimum, maksimum, dan signifikansi (p)

dari karakteristik subyek penelitian ditampilkan pada tabel V.

Tabel V. Profil Karakteristik Subyek Penelitian

No

Karakteristik

Pria (n=70) p

Mean/Median± SD

1 Usia ( tahun) 39,6 ± 5,3 0,198*

2 Lingkar Pinggang (cm) 87,3 ± 10,8 0,200*

3 Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP) 1,01 ± 0,04 0,064*

4 Kadar LDL (mg/dL) 123,6 ± 2,8 0,200*

5 Kadar HDL(mg/dL) 41,0** (26,0-67,0) 0,020

6 Rasio LDL/HDL 3,0 ± 0,8 0,200*

*p>0,05 ; **Median

Nilai p menunjukkan normalitas dari data. Nilai p>0,05 mengindikasikan

bahwa data yang diuji memiliki distribusi normal (Dahlan, 2009). Data usia,

lingkar pinggang (LP), RLPP, kadar kolesterol LDL, dan rasio LDL/HDL pada

penelitian ini memiliki nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kelima

karakteristik subyek penelitian tersebut terdistribusi secara normal. Berbeda

dengan kelima karakteristik subyek penetian yang telah disebutkan sebelumnya,

31

kadar kolesterol HDL memiliki nilai p<0,05 sehingga data kolesterol HDL dapat

dikatakan tidak terdistribusi normal.

1. Usia

Usia merupakan salah satu kriteria inklusi dalam penelitian ini. Subyek

penelitian dalam penelitian ini adalah dosen dan karyawan pria Universitas Sanata

Dharma dengan rentang usia 30-50 tahun. Pemilihan rentang usia ini didasarkan

pada pertimbangan bahwa subyek dalam penelitian ini adalah karyawan dan dosen

yang mayoritas berusia 30-50 tahun. Usia 30-50 tahun merupakan usia yang

produktif dan selain itu berdasarkan skor framingham point pria usia 30-50 tahun

memiliki risiko -9 sampai 6 point untuk terkena penyakit jantung koroner, point

ini meningkat seiring bertambahnya usia (NCEP ATP III, 2001). Kebanyakan

dokter juga menyarankan cek kadar kolesterol pada pertengahan usia tigapuluh

tahun (Ridker, 2003).

Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul

diharapkan dapat menjadi metode deteksi dini penyakit jantung koroner baik bagi

pria maupun wanita sehingga subyek dalam penelitian ini adalah orang dewasa

usia 30-50 tahun, bukan lansia. Penelitian ini tidak menggunakan subyek

penelitian wanita karena terbatasnya jumlah dosen dan karyawan wanita di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Total jumlah subyek penelitian yang berusia 30-50 tahun adalah 70

orang. Usia rata-rata dari subyek penelitian adalah 39,6 tahun dengan subyek

penelitian terbanyak adalah subyek penelitian yang berusia 40 tahun. Profil usia

subyek penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 7.

32

Gambar 7. Profil Usia Subyek Penelitian

2. Lingkar Pinggang (LP)

Pemilihan lingkar pinggang sebagai pengukuran antropometrik pada

penelitian ini didasarkan pada penelitian Chan, Watts, Barrett dan Burke (2004)

tentang lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul dan BMI sebagai

prediktor kompartemen jaringan adiposa pada pria. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa lingkar pinggang merupakan prediktor yang lebih kuat untuk

Intraperitoneal Adipose Tissue Masses (IPATM) (p=0,042) dan Retroperitoneal

Adipose Tissue Masses (RPATM) (0,045) dibanding BMI pria usia rata-rata 47

tahun di Australia Barat. Besar kecilnya massa jaringan adiposa akan berpengaruh

terhadap tingginya kadar kolesterol LDL dan rendahnya kadar kolesterol HDL.

33

Semakin besar massa jaringan adiposa maka jumlah eflux asam lemak bebas

(FFA) dari sel lemak jaringan adiposa akan semakin banyak (Anonim, 2007).

Kriteria sindrom metabolik IDF (2006) untuk faktor risiko lingkar

pinggang (LP) pada pria dewasa orang Asia adalah ≥90 cm. Berdasarkan kriteria

tersebut, lingkar pinggang subyek pada penelitian dapat dibedakan menjadi dua

kategori yaitu subyek dengan LP<90 cm dan subyek dengan LP≥90 cm. Profil

lingkar pinggang subyek penelitian dengan LP <90 cm dan subyek dengan LP≥ 90

cm ditampilkan pada tabel VI.

Tabel VI. Profil Lingkar Pinggang Subyek Penelitian

3. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP)

Rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) merupakan salah satu

pengukuran antropometrik yang digunakan para ahli untuk menentukan obesitas,

selain pengukuran Berat Badan, Body Mass Index (BMI), pengukuran lingkar

pinggang (Waist Circumference) (Indra, 2006). Selain itu, kriteria sindrom

metabolik WHO (1999) memasukkan lingkar pinggang-panggul (RLPP) sebagai

kriteria sindrom metabolik obesitas sentral. Kriteria WHO tersebut menyebutkan

bahwa faktor risiko RLPP untuk pria adalah > 0,90.

Berdasarkan kriteria sindrom metabolik WHO, RLPP subyek penelitian

pada penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu subyek penelitian

dengan RLPP ≤0,90 dan subyek penelitian dengan RLLP >0,90. Profil RLPP

Lingkar Pinggang

Jumlah

Subyek Penelitian

Persentase (%)

< 90 cm 37 52,86

≥ 90 cm 33 47,14

34

subyek penelitian berdasarkan kategori RLLP ≤0,90 dan RLLP >0,90 ditampilkan

pada tabel VII.

Tabel VII. Profil RLPP Subyek Penelitian

4. Kadar kolesterol LDL, HDL dan Rasio LDL/HDL

National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III

(2001) mengklasifikasikan kadar kolesterol LDL menjadi 5 kategori yaitu

optimal, hampir optimal, batas atas, tinggi, dan sangat tinggi. Berbeda dengan

kadar kolesterol LDL, klasifikasi NCEP ATP III untuk kolesterol HDL hanya

membedakan kadar kolseterol HDL menjadi 2 kategori yaitu rendah dan tinggi.

Berdasarkan klasifikasi tersebut diperoleh data bahwa kadar kolesterol LDL

subyek penelitian paling banyak berada pada kategori hampir optimal (35,71%)

sedangkan untuk kadar kolesterol HDL, mayoritas subyek penelitian (36 orang;

51,44 %) berada rentang antara dua kategori yakni antara kadar ≥ 40 mg/dL dan <

60 mg/dL. Tabel VIII dan IX menampilkan profil kolesterol LDL dan HDL

subyek penelitian berdasarkan klasifikasi NCEP ATP III.

Tabel VIII. Profil Kolesterol LDL Subyek Penelitian

Kolesterol

LDL (mg/dL)

Keterangan

Jumlah Subyek

Penelitian

Persentase

(%)

< 100 Optimal 15 21,43

100-129 Hampir optimal 25 35,71

130-159 Batas atas 24 34,29

160-189 Tinggi 4 5,71

>190 Sangat Tinggi 1 1,43

RLPP Jumlah Subyek Persentase (%)

≤ 0,90 1 1,43

>0,90 69 98,57

35

Tabel IX. Profil Kolesterol HDL Subyek Penelitian

Kolesterol

HDL (mg/dL)

Keterangan

Jumlah Subyek

Penelitian

Persentase

(%)

<40 Rendah 31 44,28

40 - 60 - 36 51,44

≥60 Tinggi 3 4,28

Rasio LDL/HDL tidak termasuk dalam kriteria sindrom metabolik IDF

(2006) dan WHO (1999). Mannimen, et al. (1992) dalam Helsinky Study, sebuah

penelitian uji klinis dengan subyek penelitian pria usia 40-55 tahun menemukan

bahwa rasio LDL/HDL memiliki nilai prognostik yang lebih baik dibanding

kolesterol LDL dan kolesterol HDL. Millan, et al. (2009) menyatakan bahwa rasio

LDL/HDL >3,5 pada pencegahan primer dan rasio LDL/HDL >3,0 pada

pencegahan sekunder memiliki risiko terhadap penyakit jantung koroner.

Mayoritas atau 53 orang dari total 70 orang subyek penelitian dalam

penelitian ini memiliki rasio LDL/HDL pada rentang rasio 1,0 - <3,6 sedangkan

sisanya yaitu 17 orang memiliki rasio LDL/HDL pada rentang 3,6- <6,3. Profil

rasio LDL/HDL subyek penelitian ditampilkan pada tabel X.

Tabel X. Profil Rasio LDL/HDL Subyek Penelitian

Rasio

LDL/HDL

Jumlah Supyek

Penelitian

Persentase (%)

1,0 - <3,6 53 75,71

3,6 - <6,3 17 24,29

6,3 - <8 0 0

8 0 0

36

B. Korelasi Antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul

Terhadap Rasio LDL/ HDL

1. Korelasi Antara Lingkar Pinggang Terhadap Rasio LDL/ HDL

Lingkar pinggang merupakan salah satu pengukuran kegemukan

menggunakan pita pengukur antropometri (Indra, 2006). Uji korelasi antara

lingkar pinggang terhadap kolesterol LDL dan rasio LDL/HDL dilakukan secara

statistik menggunakan uji korelasi Pearson sedangkan uji korelasi lingkar

pinggang terhadap kolesterol HDL dilakukan menggunakan uji korelasi

Spearman. Hasil uji korelasi antara lingkar pinggang terhadap kolesterol LDL,

kolesterol HDL, dan rasiol LDL/HDL ditampilkan pada tabel XI.

Tabel XI. Hasil Uji Korelasi Lingkar Pinggang Terhadap Kolesterol LDL,

Kolesterol HDL, dan Rasio LDL/HDL

Hasil uji korelasi antara LP terhadap rasio LDL/HDL pada penelitian ini

(Tabel XI) menunjukkan bahwa lingkar pinggang memiliki korelasi positif

bermakna terhadap rasio LDL/HDL (p= 0,000) dengan kekuatan korelasi sedang

(r= 0,440). Korelasi antara LP dengan rasio LDL/HDL juga ditunjukkan oleh

penelitian Chehrei, et al. (2007) terhadap orang dewasa Iran di Arak . Korelasi

tersebut ditunjukkan dengan nilai p< 0,001 dan kekuatan korelasi lemah (r =

0,229).

Untuk mendukung korelasi LP terhadap rasio LDL/HDL maka dilakukan

uji korelasi LP terhadap LDL dan HDL. Hasil uji korelasi LP terhadap LDL

Keterangan r p

Kolesterol LDL 0,156 0,196

Kolesterol HDL -0,509 0,000*

Rasio LDL/HDL 0,440 0,000*

37

menunjukkan tidak terdapat korelasi antara LP dan LDL (p= 0,196). National

Cholesterol Education Program blood lipid guidelines (2001) dalam uraiannya

menyebutkan bahwa HDL diduga memiliki kemampuan empat kali lebih baik

terhadap prediksi arterisklerosis koroner jika dibandingkan dengan LDL.

Berbeda dengan hasil uji korelasi LP terhadap LDL, hasil uji korelasi LP

terhadap HDL menunjukkan terdapatnya korelasi negatif bermakna antara LP

terhadap HDL (p=0,000) dengan kekuatan korelasi sedang ( r= -0,509). Penelitian

sebelumnya oleh Chehrei, et al.(2007) terhadap orang dewasa Iran di Arak dan

Njelekela, et al. (2002) di Tanzania juga menemukan adanya korelasi antara LP

dengan HDL. Chehrei, et al., menemukan adanya korelasi antara LP dan HDL

(p<0,05) namun dengan kekuatan korelasi yang berbeda, yaitu sangat lemah (r= -

0,088). Njelekela, et al. menemukan adanya korelasi antara LP dan HDL (p<

0,05) dengan kekuatan korelasi yang sama dengan Chehrei, et al., yaitu sangat

lemah (r= - 0,002).

Gambar 8. Diagram Sebar Lingkar Pinggang Vs LDL

38

Gambar 9. Diagram Sebar Lingkar Pinggang Vs HDL

Gambar 10. Diagram Sebar Lingkar Pinggang Vs Rasio LDL/HDL

Gambar 8 ,9, dan 10 menunjukkan digaram sebar Lingkar pinggang Vs

kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan rasio LDL/HDL. Dari ketiga gambar

39

tersebut terihat bahwa kolesterol LDL subyek penelitian berkisar antara 80-150

mg/dL, kolesterol HDL pada rentang 35-50 mg/dL, rasio LDL/HDL pada rentang

rasio 1,5 – 4,0, dan lingkar pinggang 70-105 cm.

2. Korelasi Antara Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP) Terhadap

Rasio LDL/HDL

Uji korelasi antara RLPP terhadap kolesterol LDL dan rasio LDL/HDL

dilakukan secara statistik menggunakan uji korelasi Pearson sedangkan uji

korelasi RLPP terhadap kolesterol HDL dilakukan menggunakan uji korelasi

Spearman. Hasil uji korelasi RLPP terhadap kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan

rasiol LDL/HDL ditampilkan pada tabel XII.

Tabel XII. Hasil Uji Korelasi RLPP Terhadap Kolesterol LDL, Kolesterol

HDL, dan Rasio LDL/HDL

Uji korelasi antara RLPP terhadap rasio LDL/HDL pada penelitian ini

menunjukkan bahwa RLPP memiliki korelasi positif bermakna terhadap rasio

LDL/HDL (p=0,007) dengan kekuatan korelasi lemah (r=0,320 ). Hasil tersebut

sejalan dengan hasil penelitian Wiyono, dkk. (2004) di Kota Surakarta. RLPP

memiliki korelasi dengan kadar kolesterol HDL dan kolesterol HDL.

Untuk mendukung korelasi RLPP terhadap rasio LDL/HDL maka

dilakukan uji korelasi LP terhadap kolesterol LDL dan kolesterol HDL. Hasil uji

korelasi RLPP terhadap kolesterol LDL menunjukkan tidak terdapat korelasi

Keterangan r P

Kolesterol LDL 0,183 0,129

Kolesterol HDL -0,257 0,032*

Rasio LDL/HDL 0,320 0,007*

40

antara kedua variabel tersebut. Hasil berbeda ditunjukkan oleh kolesterol HDL,

berdasarkan hasil uji korelasi ditemukan bahwa kolesterol HDL memiliki korelasi

negatif bermakna terhadap RLPP (p< 0,05) dengan kekuatan korelasi lemah (r= -

0,257) dan arah. Korelasi negatif berarti semakin besar nilai RLPP maka semakin

rendah kadar kolesterol HDL. Korelasi antara kolesterol HDL terhadap RLPP

juga ditunjukkan oleh penelitian Wiyono, dkk. (2004) di kota Surakarta.

Data hasil uji korelasi menunjukkan adanya perbedaan antara kekuatan

korelasi LP terhadap rasio LDL/HDL dengan RLPP terhadap rasio LDL/HDL.

Penelitian Chan, et al. (2004) menyimpulkan bahwa LP merupakan prediktor

subcutaneous anterior adipose tissue mass (ASAATM) dan subcutaneous

posterior adipose tissue mass (PSAATM) yang lebih kuat jika dibandingkan

dengan RLPP.

Massa jaringan adiposa berpengaruh terhadap tingginya kadar kolesterol

LDL dan rendahnya kadar kolesterol HDL. Semakin besar massa jaringan adiposa

maka jumlah eflux asam lemak bebas dari sel lemak jaringan adiposa akan

semakin banyak (Anonim, 2007).

41

Gambar 11. Diagram Sebar RLPP Vs LDL

Gambar 12. Diagram Sebar RLPP Vs HDL

42

Gambar 13. Diagram Sebar RLPP Vs Rasio LDL/HDL

Gambar 11,12, dan 13 menunjukkan diagram sebar RLPP Versus

kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan rasio LDL/HDL. Dari ketiga gambar

tersebut terlihat bahwa RLPP subyek penelitian mayoritas terdapat pada rentang

0,94 samapi 1,09. Rentang LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL sama seperti yang

telah dijelaskan pada pembahasan gambar 9,10,dan 11.

C. Perbandingan Rerata Rasio LDL/HDL Pada LP < 90 cm dan LP ≥ 90

dan Pada RLPP ≤ 0,90 dan RLPP >0,90

1. Perbandingan Rerata Rasio LDL/HDL Pada LP < 90 cm dan LP ≥ 90 cm

Menurut IDF (2006) kriteria sindrom metabolik dengan faktor risiko

lingkar pinggang untuk pria dewasa Asia adalah ≥90 cm. Untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan rasio LDL/HDL pada subyek penelitian dengan lingkar

pinggang <90 cm dan subyek penelitian dengan lingkar pinggang ≥90 cm

43

dillakukan uji t tidak berpasangan. Berdasarkan hasil uji t tidak berpasangan

lingkar pinggang <90 cm dan lingkar pinggang ≥90 cm terhadap rasio LDL/HDL

diperoleh nilai p sebesar 0,000. Nilai p<0,05 menunjukkan terdapat perbedaan

bermakna antara rasio LDL/HDL pada subyek dengan lingkar pinggang <90 cm

dan lingkar pinggang ≥90 cm.

Penelitian Azzi, Esmaillzadeh, dan Mirmiran (2004) menemukan bahwa

dibandingkan dengan pria non-obese, pria obese memiliki kemungkinan yang

lebih tinggi untuk memiliki kadar kolesterol HDL yang lebih rendah dan kadar

kolesterol LDL yang lebih tinggi. Hal ini berarti pria obese memiliki

kecenderungan untuk memiliki rasio LDL/HDL yang lebih besar dibandingkan

pria non-obese.

Hasil uji t untuk lingkar pinggang <90 cm dan lingkar pinggang ≥90 cm

terhadap HDL juga menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara rerata

HDL subyek penelitian dengan LP <90 cm dengan subyek penelitiaan LP ≥90 cm.

Namun hasil berbeda ditunjukkan oleh LDL, hasil uji t menunjukkan terdapat

perbedaan tidak bermakna antara rerata kolesterol LDL subyek penelitian LP <90

cm dengan subyek penelitiaan LP ≥90 cm. Tabel XIII menampilkan perbedaan

rerata kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan Rasio LDL/HDL Pada LP < 90 cm

dan LP ≥90 cm.

44

Tabel XIII. Perbandingan Rerata Kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan

Rasio LDL/HDL Pada LP <90 cm dan LP ≥90 cm

2. Perbandingan Rerata Rasio LDL/HDL Pada RLPP≤0,90 dan RLPP>0,90

Kriteria diagnosis sindrom metabolik WHO (1999) menyebutkan bahwa

pria dengan RLPP >0,90 memiliki risiko terkena penyakit kardiovaskular. Uji

komparatif RLPP ≤0,90 dan RLPP >0,90 terhadap Rasio LDL/HDL tidak dapat

dilakukan karena jumlah subyek dengan RLPP ≤0,90 hanya berjumlah 1 orang

sedangkan subyek dengan RLPP >0,90 berjumlah 69 orang.

Keterangan

LP <90 cm

( n=37)

LP ≥90 cm

( n= 33)

p Mean ± SD Mean ± SD

Kolesterol LDL (mg/dL) 118,0± 24,0 130,0±31,0 0,086

Kolesterol HDL(mg/dL) 45,0± 8,0 38,0±6,0 0,000*

Rasio LDL/HDL 2,6±0,7 3,4± 0,8 0,000*

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Terdapat korelasi positif bermakna dengan kekuatan sedang antara

lingkar pinggang terhadap rasio LDL/HDL (p=0,000; r=0,440) dan korelasi positif

bermakna dengan kekuatan lemah antara rasio lingkar pinggang-panggul terhadap

rasio LDL/HDL(p=0,000; r=0,320).

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian serupa dengan subyek penelitian wanita, agar

pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul yang

merupakan gambaran dari rasio LDL/HDL dapat menjadi metode deteksi dini

penyakit jantung koroner yang ekonomis dan praktis.

46

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2009, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Cetakan ke VII, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta , pp. 70.

Anonim, 2007, Defining the Role of Low-Density Lipoprotein Heterogeity in

CAD : Beyond LDL-C and Non-LDL

C,http://www.medscape.com/viewarticle/563857_4, 21 oktober 2010.

Anonim, 2008, What Are Overweight and Obesity,

http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/obe/obe_whatare.htm,

diakses tanggal 22 Maret 2010.

Azzi,F., Esmaillzadeh, dan Mirmiran, 2004, Obesity and Cardiovascular Disease

Risk Factor in Tehran Adults : a Population-Based Study, Eastern

Mediterranean Health Journal, Vol. 10, No. 6, 887-895.

Chan, D.C., Watts, Barrett dan Burke, 2004, Waist Circumference, Waist-to-hip

ratio and Body Mass Index as Predictors of Adipose Tissue

Compartments in Men, 441-447.

Chehrei, A., Saeid, Ammar, Mohammad, dan Jalal, 2007, Correlation of

Dyslipemia With Waist to Heiht Ratio, Waist Circumference, and Body

Mass Index in Iranian Adults,248-253.

Dahlan, M.S., 2009, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika,

Jakarta, pp. 45-53, 71-75, 165-166.

Dale, D.C., dan Federman, 2003, Scientific American Medicine, Volume 7,

WebMD Inc., New York , pp. 670.

Dobbelsteyn, C.J., Joffres, MacLean, Flowerdew, dan The Canadian Heart Health

Surveys Research Group, 2001, A Comparative Evaluation Waist

Circumference, Waist-to-Hip ratio and Body Mass Index As Indicators of

Cardiovascular Risk Factors, International Journal of Obesity, 652-661.

Fox, S.I., 2004, Human Physiology,8th

edition, McGraw-Hill, New York, pp. 396,

608.

Greene, Zern, Wood, Shrestha, Aggarwal, Sharman, et al., 2005, Maintenance of

the LDL Cholesterol : HDL Cholesterol Ratio in an Elderly Popuplation

Given a Dietary Cholesterol Challenge, J Am Coll Nutr 21, 250-258.

Herron, K.L., Vega, Conde, Ramjiganesh, Roy, Shachter, Sharman, et al., 2002,

Pre-Menopousal Woman Classified as Hypo-Or Hyper-Responders, Do

47

Not Alteir Their LDL/HDL Ratio Following A High Dietary Cholesterol

Challenge, 2793-2798.

Hidayani, M., 2006, Profil Rasio LDL/ HDL pada Pasien Miokard Infark Akut di

RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, Program Pendidikan Dokter Spesialis I,

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Indra, 2006, Adiposit, Obesitas dan Masalah Kesehatan Global di Era Milenium,

Fakultas Kedokteran UNIBRAW, Malang, pp. 31,34

International Diabetes Federation, 2006, The IDF Consensus Worldwide

Definition of The Metabolic Syndrome, 2.

Kristiawan dan Listiyani B.S., Korelasi Antara Kadar Trigliserida Serum dengan

Besar Lingkar Perut Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 di Rumah Sakit

Dr. Kariadi Semarang.

Mannimen, Tenkanen, Koskinen, Huttunen, Mantari, Heinonen, et al., 1992, Join

Effects of Serum Trigliceyde and LDL Cholesterol and HDL Cholesterol

Concentration on Coronary Heart Disesase Risk in the Helsinky Heart

Study, Circulation Journal, 37-45.

Millan, J., Xavier, Anna, Manuel, Joan, Luis, et al., 2009, Lipoprotein ratios :

Physiological significance and clinical usefulness in cardiovaskular

prevention, Vascular Health and Risk Management, 757-765.

Murray, R.K., Granner, dan Rodwell, 2009, Biokimia Harper, edisi 27, Cet.1,

diterjemahkan oleh Pendit, B.U., 248, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta.

National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III, 2001, ATP III

Guidelines At-A-Glance Quick Desk Reference.

National Cholesterol Education Program Blood Lipid Guidelines (2001), Blood

Cholesterol (HDL & LDL),

http://www.exrx.net/Testing/LDL&HDL.html, diakses tanggal 16

Februari 2010.

Njelekela, M.A., Negishi, Nara, Sato, Tomohiro, Kuga, et al., 2002, Obesity and

Lipid Profiles in Minddle Aged Men and Woman in Tanzania, East

African Medical Journal, 58-64.

Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,

pp. 145.

48

Perkin, D., 2009, The Lipid Formula (Slang for Friedewald Foemula),

https://www.heritagelabs.net/NewsletterPDF/LipidFormula_eNews.pdf,

dikases tanggal 30 oktober 2010

Pischon, T., Boeing, Hoffmann, Bergmann, Schulze, Overvad, et al., 2008,

General and Abdominal Adiposity and Risk of Death in Europe, The

New England Journal Medicine, 2105-2120.

Ridker, P.M., 2003, C-REACTIVE PROTEIN: A Simple Test to Help Predict

Risk of Heart Attack and Stroke, The Brigham and Women’s Hospital

Cardiovascular Center.

Scott, J.R., 2010, Assess Your Waist-to-Hip Ratio,

http://weightloss.about.com/od/backtobasics/a/blneedlose_2.htm, diakses

tanggal 1 november 2010.

Sevilla,C. G., Ochave. J. A., Punsalon, T.G., Regala, B.P., dan Uriarte, G.G.,

2006, Pengantar Metode Penelitian, UI-Press, Jakarta, pp. 163.

Soeatmadji, D.W., 2006, The Role of PPARs in the Homeostasis of Energy

Balance, Fight Obesity From Cells to Community, Laboratorium FK.

Unibraw, Malang, pp. 92.

Soegih, R.R., dan Wiramihardja, 2009, Obesitas Permasalahan dan Terapi

Praktis, Sagung Seto, Jakarta, pp. 2,35.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, pp.

84, 121-122.

Wiyono, S., Krisnawati, Ratna, dan Sri, 2004, Hubungan Antara Rasio Lingkar

Pinggang-Pinggul dengan Kadar Kolesterol pada Orang Dewasa di

Kota Surakarta (Analisis Data Riset Terpadu 1996), Cermin Dunia

Kedokteran No. 143, Jakarta, 46-48.

World Health Organization, 1999, Definition, Diagnosis and Classification of

Diabetes Meltus and its Complications, 33.

Vincent, 2010, Functional Neurology, Endocrinology, and Allergy Treatment For

Chronic Conditions, http://www.doctorvincentdo.com/diabetes, diakses

tanggal 1 november 2010

49

LAMPIRAN

50

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Komisi Etik FK UGM Yogyakarta

51

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Rektorat Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

52

Lampiran 3. Surat Permintaan Data Dosen dan Karyawan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta

53

Lampiran 4. Informed Consent

SURAT PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian :

KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETRIK TERHADAP

PROFIL LIPID DAN KADAR hs-CRP DALAM DARAH SEBAGAI

PREDIKTOR PENYAKIT KARDIOVASKULAR

2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan

tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini

dengan kondisi :

a) Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya

dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.

b) Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar / tidak

berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan

alasan apapun.

Yogyakarta,……………….

Saksi Yang membuat pernyataan

(……………………) (………………………..)

54

Lampiran 5. Leaflet

55

Lampiran 6. Power Point

56

57

58

Lampiran 7. Pengambilan Sampel Darah

59

Lampiran 8. Kartu Pengisian Data Antropometri

60

Lampiran 9. Uji Korelasi

1. Korelasi Pearson Lingkar Pinggang Terhadap LDL

Correlations

LDL LingkarPinggang

LDL Pearson Correlation 1 .156

Sig. (2-tailed) .196

N 70 70

LingkarPinggang Pearson Correlation .156 1

Sig. (2-tailed) .196

N 70 70

2. Korelasi Spearman Lingkar Pinggang Terhadap HDL

Correlations

LingkarPinggang HDL

Spearman's rho LingkarPinggang Correlation Coefficient 1.000 -.509**

Sig. (2-tailed) . .000

N 70 70

HDL Correlation Coefficient -.509** 1.000

61

Sig. (2-tailed) .000 .

N 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

3. Korelasi Pearson RLPP vs LDL

Correlations

RLPP LDL

RLPP Pearson Correlation 1 .183

Sig. (2-tailed) .129

N 70 70

LDL Pearson Correlation .183 1

Sig. (2-tailed) .129

N 70 70

62

4. Korelasi Spearman RLPP vs HDL

Correlations

RLPP HDL

Spearman's rho RLPP Correlation Coefficient 1.000 -.257*

Sig. (2-tailed) . .032

N 70 70

HDL Correlation Coefficient -.257* 1.000

Sig. (2-tailed) .032 .

N 70 70

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

63

Lampiran 10. Uji t

1. Distribusi normal HDL kriteria LP

Tests of Normality

KriteriaLP

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

HDL "LP<90" .110 37 .200* .971 37 .447

"LP>=90" .126 33 .198 .920 33 .019

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

2. Distribusi normal LDL kriteria LP

Tests of Normality

KriteriaLP

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

LDL "LP<90" .088 37 .200* .970 37 .401

"LP>=90" .177 33 .010 .922 33 .021

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

64

3. Distribusi normal LDL vs kriteria RLPP

Tests of Normalityb

KriteriaRLPP

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

LDL "RLPP>=0.9" .091 69 .200* .967 69 .068

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

b. LDL is constant when KriteriaRLPP = "RLPP<0.9". It has been omitted.

4. Distribusi normal HDL vs kriteria RLPP

Tests of Normalityb

KriteriaRLPP

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

HDL "RLPP>=0.9" .117 69 .021 .956 69 .016

a. Lilliefors Significance Correction

b. HDL is constant when KriteriaRLPP = "RLPP<0.9". It has been omitted.

65

5. Uji t tidak Berpasangan HDL vs LP

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

HDL Equal variances

assumed 4.499 .038 4.475 68 .000 7.707 1.722 4.270 11.144

Equal variances not

assumed

4.555 65.466 .000 7.707 1.692 4.328 11.085

66

6. Uji t tidak Berpasangan LDL Vs LP

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

LDL Equal variances

assumed .105 .747 -1.744 68 .086

-

11.4904177 6.5881855

-

24.6369372 1.6561019

Equal variances not

assumed

-1.722 61.121 .090

-

11.4904177 6.6737355

-

24.8348443 1.8540090

67

7. Uji t tidak berpasangan Rasio LDL/HDL Vs LP

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

LDLperHDL Equal variances

assumed .393 .533 -4.564 68 .000 -.7827933 .1714980 -1.1250122 -.4405743

Equal variances not

assumed

-4.522 63.204 .000 -.7827933 .1731070 -1.1286981 -.4368885

68

Lampiran 11. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Usia

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Umur 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Umur Mean 39.57 .627

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 38.32

Upper Bound 40.82

5% Trimmed Mean 39.50

Median 40.00

Variance 27.553

Std. Deviation 5.249

Minimum 30

Maximum 50

69

Range 20

Interquartile Range 8

Skewness .154 .287

Kurtosis -.859 .566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Umur .095 70 .197 .970 70 .089

a. Lilliefors Significance Correction

70

71

Lampiran 12. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Lingkar Pinggang

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

LingkarPinggang 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

LingkarPinggang Mean 87.30 1.296

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 84.71

Upper Bound 89.89

5% Trimmed Mean 87.33

Median 88.50

Variance 117.575

Std. Deviation 10.843

Minimum 64

72

Maximum 115

Range 51

Interquartile Range 16

Skewness -.087 .287

Kurtosis -.453 .566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

LingkarPinggang .083 70 .200* .985 70 .542

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

73

74

Lampiran 13. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Rasio Lingkar Pinggang-Panggul

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

RLPP 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

\

Descriptives

Statistic Std. Error

RLPP Mean 1.013946E0 .0051115

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.003749E0

Upper Bound 1.024143E0

5% Trimmed Mean 1.015194E0

Median 1.021500E0

Variance .002

Std. Deviation .0427656

Minimum .8851

Maximum 1.0920

75

Range .2069

Interquartile Range .0571

Skewness -.481 .287

Kurtosis .345 .566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

RLPP .103 70 .064 .977 70 .232

a. Lilliefors Significance Correction

76

77

Lampiran 14. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov LDL

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

LDL 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

LDL Mean 1.235629E

2

3.3370157E

0

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.169057E

2

Upper Bound 1.302200E

2

5% Trimmed Mean 1.235540E

2

Median 1.277000E

2

Variance 779.497

78

Std. Deviation 2.7919476

E1

Minimum 62.0000

Maximum 2.1080E2

Range 1.4880E2

Interquartile Range 36.6000

Skewness -.055 .287

Kurtosis .338 .566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

LDL .089 70 .200* .968 70 .074

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

79

80

Lampiran 15. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov HDL

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

HDL 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

HDL Mean 42.29 .971

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 40.35

Upper Bound 44.22

5% Trimmed Mean 41.90

Median 41.00

Variance 66.004

Std. Deviation 8.124

Minimum 26

Maximum 67

81

Range 41

Interquartile Range 11

Skewness .781 .287

Kurtosis .455 .566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

HDL .116 70 .020 .953 70 .011

a. Lilliefors Significance Correction

82

83

Lampiran 16. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Rasio LDL/HDL

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

LDLperHDL 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

LDLperHDL Mean 3.003126E

0 .0971369

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2.809343E

0

Upper Bound 3.196909E

0

5% Trimmed Mean 2.984810E

0

Median 2.919500E

0

Variance .660

84

Std. Deviation .8127058

Minimum 1.4776

Maximum 5.1313

Range 3.6537

Interquartile Range 1.2397

Skewness .264 .287

Kurtosis -.523 .566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

LDLperHDL .080 70 .200* .979 70 .292

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

85

86

BIOGRAFI PENULIS

Penulis Skripsi bernama lengkap Paulina. Lahir di desa

Benung, kecamatan Damai, kabupaten Kutai Barat,

Kalimantan Timur. pada tanggal 17 Juli 1989 Penulis

merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan

Delusius Paulus dan Krispina Bakung. Pendidikan Sekolah

Dasar dan Sekolah Menengah penulis lewatkan di SD

Katolik 4 WR. Soepratman dan SLTP Katolik 2 Wr.

Soepratman, Kecamatan Barong Tongkok, kampung

halaman penulis. Penulis kemudian melanjutkan

pendidikan di SMA Katolik Wr. Soepratman yang terletak

di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur. Pada tahun 2007,

penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah di Fakultas Farmasi,

penulis mengikuti kepanitiaan, beberapa diantaranya adalah petugas lektor dalam

kepanitiaan paskah tahun 2008, seksi acara lomba menggambar dalam rangka

memperingati hari pendidikan nasional, dan panitia pelaksana pelantikan

Apoteker Baru angkatan XVII Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Selain berpartisipasi dalam kepanitiaan penulis juga mempunyai

pengalaman sebagai asisten dosen praktikum spektroskopi, terlibat dalam PKM

Kopertis bersama dosen dengan kegiatan memberikan penyuluhan tentang obat

tradisonal dan informasi pada kemasan obati, dan terlibat dalam tim program

kreativitas mahasiswa pada tahun 2009.