KORELASI GENETIK.doc

31
KORELASI GENETIK A. Pendahuluan Pokok bahasan yang terdapat pada materi tentang korelasi genetik meliputi: pengertian korelasi genetik, (2) manfaatkorelasi genetik, (3) kisarammilai korelasi genetik, (4) metode estimasi korelasi genetik, (5) hasil penelitia korelasi genetik. ateri tentang korelasi genetik merupakan materi yang penting dalam pemuli ternak terutama dalam seleksi. !eleksimerupakan salah satu sistem pemuliabiakan ternak selain dari sistem perka"inan. Pemahaman tentang kore genetik berguna dalam menentukan sifat yang diseleksidengan mempertimbangkan pengaruh positif atau negaatif terhadap sifat lain yang ti diseleksi namun memiliki korelasi genetik dengan sifat yang diseleksi. #eberapa masalah dan pertanyaan mungkin timbul dalam pikiran mahasi setelah memba$a materi tentang korelasi genetik dalam buku a%ar ini . Perta dan permasalahan tersebut mungkin tidak ada %a"abannya dalam buku a%ar. &le karena itu, mahasis"a diharapkan menelusuri referensi yang disarankan dalam daftar pustaka pada buku a%ar ini atau menelusuri %urnal ilmiah. B. Pengertian Korelasi Genetik 'oefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara dua peubah atau dua sifat. era%at hubungan kedua tersebut diukur dengan koefisien korelasi ( r ). ilai koefisien korelasi antara *1 sampai dengan +1. ubungan kedua sifat tersebut dinyatakan sebag hubungan linier positif apabila memiliki nilai koefisien korelasi l daripada nol. ilai korelasi antara dua sifat yang lebih besar dari nol d positif menun%ukkan bah"a bah"a kedua sifat memiliki arah peningkat sama. Peningkatan pada sifat pertama diiringi dengan peningkatan pa kedua atau penurunansifat pertama diiringi oleh penurunansifat kedua. 1. -5

Transcript of KORELASI GENETIK.doc

KORELASI GENETIK

A. Pendahuluan

Pokok bahasan yang terdapat pada materi tentang korelasi genetik meliputi: (1) pengertian korelasi genetik, (2) manfaat korelasi genetik, (3) kisaram milai korelasi genetik, (4) metode estimasi korelasi genetik, (5) hasil penelitian tentang korelasi genetik. Materi tentang korelasi genetik merupakan materi yang penting dalam pemuliaan ternak terutama dalam seleksi. Seleksi merupakan salah satu sistem pemuliabiakan ternak selain dari sistem perkawinan. Pemahaman tentang korelasi genetik berguna dalam menentukan sifat yang diseleksi dengan mempertimbangkan pengaruh positif atau negaatif terhadap sifat lain yang tidak diseleksi namun memiliki korelasi genetik dengan sifat yang diseleksi.

Beberapa masalah dan pertanyaan mungkin timbul dalam pikiran mahasiswa setelah membaca materi tentang korelasi genetik dalam buku ajar ini . Pertanyaan dan permasalahan tersebut mungkin tidak ada jawabannya dalam buku ajar. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan menelusuri referensi yang disarankan dalam daftar pustaka pada buku ajar ini atau menelusuri jurnal ilmiah. B. Pengertian Korelasi GenetikKoefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara dua peubah atau dua sifat. Derajat hubungan kedua sifat tersebut diukur dengan koefisien korelasi ( r ). Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai dengan +1. Hubungan kedua sifat tersebut dinyatakan sebagai hubungan linier positif apabila memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar daripada nol. Nilai korelasi antara dua sifat yang lebih besar dari nol dan bernilai positif menunjukkan bahwa bahwa kedua sifat memiliki arah peningkatan yang sama. Peningkatan pada sifat pertama diiringi dengan peningkatan pada sifat kedua atau penurunan sifat pertama diiringi oleh penurunan sifat kedua. Hubungan kedua sifat dinyatakan linier sempurna apabila koefisien korelasi kedua sifat sama dengan nol. Dua sifat dikatakan memiliki hubungan linier negatif apabila memiliki nilai koefisien korelasi kurang dari satu .

Sifat-sifat pada ternak yang saling berkorelasi menarik untuk dipelajari karena beberapa alasan sebagai berikut: (a) berkaitan dengan korelasi genetik akibat aksi gen pleiotropik. Pleiotropi merupakan sifat umum dari gen mayor tetapi masih sedikit informasi tentang kejadian pleiotropi yang berpengaruh terhadap genetika kuantitatif; (b) berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada sifat yang berkorelasi genetik akibat pelaksanaan seleksi pada satu sifat lainnya; (c) berkaitan dengan seleksi alam, hubungan antara suatu sifat yang terukur dengan penyesuaiannya merupakan sarana utama yang menentukan genetik suatu kinerja dalam populasi alami .

Korelasi genetik menggambarkan hubungan antara sifat-sifat yang diatur oleh gen atau rangkaian gen yang sama yang bersifat aditif . Korelasi antara dua sifat dapat terjadi pada ternak dan disebut dengan korelasi fenotipik. Korelasi fenotipik dapat dibagi menjadi korelasi genetik dan korelasi lingkungan. Korelasi genetik merupakan korelasi antara pengaruh genetik aditif pada dua sifat. Korelasi lingkungan merupakan korelasi antara pengaruh lingkungan dan pengaruh gen non aditif. Korelasi genetik dapat disebabkan oleh gen-gen pleiotropi yaitu gen-gen yang mengatur ekspresi dua sifat. Korelasi genetik tersebut terjadi pada populasi yang berada dalam keseimbangan genetik dan dalam keadaan kawin acak. Korelasi genetik antara dua sifat juga dapat terjadi karena gen terangkai yaitu dua gen yang terletak pada kromosom yang sama dan masing-masing mengatur sifat yang berbeda. Kondisi tersebut terjadi pada populasi yang tidak berada dalam keadaan keseimbangan genetik.C. Manfaat korelasi genetikKorelasi genetik bermanfaat untuk melakukan estimasi respon seleksi berkorelasi yaitu peningkatan rata-rata kinerja generasi keturunannya sebagai akibat dari seleksi yang dilakukan pada sifat lain. Manfaat lain dari korelasi genetik adalah menghitung estimasi respons seleksi dengan metode seleksi indeks. Seleksi indeks merupakan seleksi untuk meningkatkan dua sifat secara bersama-sama dengan mempertimbangkan nilai ekonomis beberapa sifat tersebut.

Korelasi genetik bermanfaat untuk melakukan seleksi pada suatu sifat yang munculnya lebih akhir atau sifat yang dapat diukur setelah ternak mati (misalnya karkas) berdasarkan sifat lain yang dapat diukur lebih awal atau tidak menunggu saat ternak mati untuk meningkatkan kinerja ternak yang muncul pada akhir hidup ternak. Kedua sifat yang akan ditingkatkan dalam seleksi harus memiliki korelasi secara genetik.D. Kisaran Nilai Korelasi Genetik

Nilai korelasi genetik dapat dikelompokkan menjadi tujuh kelompok sebagai berikut: negatif tinggi apabila nilainya -1,0 sampai -0,6, negatif menengah apabila nilainya -0,5 sampai -0,4, negatif rendah apabila nilainya -0,3 sampai -0,2, mendekati nol apabila nilainya -0,1 sampai 0,1, positif rendah apabila nilainya 0,2 sampai 0,3, positif menengah apabila nilainya 0,4 sampai 0,5, positif tinggi apabila nilainya 0,6 sampai 1,0. Korelasi genetik antara dua sifat memiliki nilai yang rendah menunjukkan bahwa hanya beberapa gen yang berpengaruh terhadap dua sifat. Salah sati contoh yang baik adalah tipe dan kinerja sapi pedaging. Seleksi untuk meningkatkan tipe sapi pedaging ternyata hanya tidak berpengaruh banyak terhadap kinerja sapi, demikian pula sebaliknya. Seleksi untuk meningkatkan kinerja sapi pedaging ternyata tidak berpengaruh banyak terhadap tipe sapi pedaging. Seleksi pada salah satu sifat yang ternyata sifat tersebut memiliki nilai korelasi genetik bernilai positif dan tinggi akan menghasilkan peningkatan kinerja pada dua sifat yang berkorelasi walaupun seleksi tidak dilakukan secara langsung pada sifat kedua. Misalnya seleksi untuk meningkatkan berat sapih pada kambing sekaligus dapat meningkatkan berat setahunan karena antara berat sapih dengan berat setahunan memiliki korelasi genetik bernilai positif dan tinggi. Berbeda dengan seleksi pada sapi perah untuk meningkatkan produksi susu akan menurunkan kadar lemak susu karena korelasi genetik antara produksi susu dengan kadar lemak bernilai negarif dan berkisar antara sedang sampai tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan seleksi harus memperhatikan adanya korelasi genetik dengan sifat lain yang berkorelasi. Dua sifat yang diestimasi dengan metode tertentu dapat menunjukkan nilai yang berbeda apabila diestimasi dengan metode yang berbeda karena setiap metode memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyingkirkan keragaman genetik non aditif dari keragaman genetik aditif. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap korelasi genetik antara lain sistem pemuliabiakan yang diterapkan dalam populasi, struktur data, dan metode estimasi.E. Metode Estimasi Korelasi Genetik

Korelasi genetik dapat diestimasi dengan metode yang sama dengan metode estimasi heritabilitas, diantaranya metode peragam saudara-saudara tiri sebapak, metode peragam pola tersarang, dan metode peragam regresi anak terhadap tetua. Korelasi genetik antara dua sifat diestimasi melalui prosedur statistik atau melalui seleksi untuk satu sifat selama periode tertentu dan mengamati apakah ada perubahan untuk sifat yang tidak diseleksi. Percobaan seleksi satu sifat harus dirancang dengan hati-hati dan akurat untuk mengetahui apakah ada dua sifat yang berkorelasi secara.genetik. Buku ini membahas metode estimasi korelasi genetik secara statistik. 1. Metode hubungan saudara tiri sebapak (one-way layout)

Model dan prosedur analisis keragaman sama dengan estimasi heritabilitas namun ada dua sifat yang dianalisis yang dalam buku ini sifat pertama diberi lambang X dan sifat kedua dengan lambang Y sehingga terdapat keragaman antar pejantan pada sifat pertama () dan sifat kedua (), keragaman antar individu dalam pejantan pada sifat pertama () dan sifat kedua ((). Model ini mengestimasi korelasi genetik aditif antara dua sifat berdasarkan komponen pejantan sehingga diperlukan data kinerja individu yang merupakan anak dari pejantan-pejantan. Individu-individu setiap pejantan tersebut memiliki hubungan saudara tiri sebapak dan tidak ada indvidu yang inbred (individu tersilang dalam). Model genetik

Model genetik pada estimasi korelasi genetik dengan metode hubungan saudara tiri sebapak terdapat pada Tabel 31.

Tabel 31. Model genetik pada estimasi korelasi genetik metode korelasi saudara tiri sebapak

Komponen peragamPeragam genetik dan lingkungan

covAcovDcovAAcovADcovDDcovAAAcovE

covw

0

00

0

covs

1

11

Tabel model genetik menunjukkan bahwa peragam antar individu mengandung peragam genetik aditif dalam proporsi yang lebih tinggi dan tidak terdapat peragam genetik dominan sehingga estimasi korelasi genetik dengan metode korelasi saudara tiri sebapak memiliki bias yang rendah. Korelasi genetik pada dasarnya mengestimasi korelasi antara dua sifat yang disebabkan oleh aksi gen aditif.Berdasarkan komponen genetik pada keragaman antar pejantan yang mengandung genetik non aditif lebih tinggi daripada keragaman antar individu, maka diperlukan upaya agar keragaman antar pejantan lebih rendah daripada keragaman antar individu untuk menekan tingginya keragaman non aditif. Hal tersebut ditempuh agar estimasi korelasi genetik yang diperoleh memiliki bias yang rendah sehingga akurat apabila digunakan dalam rumus-rumus pemuliaan.

Analisis peragam pada estimasi korelasi genetik

Analisis peragam seperti halnya analisis keragaman berfungsi untuk memperoleh peragam antar individu dan pejantan yang digunakan untuk menghitung estimasi korelasi genetik. Analisis terdapat pada Tabel 32. Tabel 32. Analisis peragam untuk estimasi korelasi genetik dengan metode one-way layout (korelasi saudara tiri sebapak)

Sumberd.f.SSCPMSCPKomponen peragam

Pejantand.f. (s)=s-1SSCPsMSCPscovw + kcovs

Anak dalam pejantand.f.(w) =n.-sSSCPwMSCPwcovw

Keterangan:

d.f.(s)= derajat bebas pejantan

s

=jumlah pajantan

d.f.(w)=derajat bebas individu

n.

=jumlah total individu

covs

=peragam antar pejantan

covw=peragam antar anak dalam pejantan

k

=koefisien peragam antar pejantan= banyaknya anak per pejantanRumus-rumus untuk menghitung analisis peragam dalam estimasi korelasi genetik terdapat pada Tabel 33.Tabel 33. Rumus-rumus untuk menghitung estimasi korelasi genetik

Sumber keragamanJHK = SCPMHK=MCP

Faktor koreksi (=FK)=

Pejantan (d.f.(s) = s 1)

Anak dalam pejantan

(d.f.(w) = n.-s)SCPw=

Keterangan: JHK =jumlah hasil kali, SCP=sum cross product, MHK=mean hasil kali, MCP=mean cross product

Berdasarkan tabel analisis peragam dapat diketahui bahwa:

MCPs = covw + kcovsMCPw =covw sehingga dapat dicari besarnya nilai covs dengan rumus sebagai berikut:

Estimasi korelasi genetik (rG)dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Nilai dan diperoleh melalui analisis keragaman estimasi heritabilitas masing-masing sifat yang akan diestimasi besarnya korelasi genetik.Estimasi korelasi lingkungan (rE)dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Estimasi korelasi fenotipik (rP) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Salah baku (standard of error) korelasi genetik (S.E.(rG)) dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:S.E.(rG)=

Rumus var (rG) adalah:

Rumus menghitung var MCPg adalah:

Rumus menghitung peragam mean square adalah:

Rumus untuk menghitung peragam MS dan MCP adalah:

Koefisien L, a, b pada estimasi korelasi genetik (rG), korelasi fenotipik (rP), dan korelasi lingkungan (rE) terdapat pada Tabel 34.

Tabel 34 . Nilai koefisien pada rumus salah baku estimasi korelasi genetik, lingkungan, dan fenotipikMacam korelasiKoefisien

Lab

rGk11

rPk3k+3

rEk3k-3

Penghitungan S.E.(rG) seperti yang diuraikan di atas sangat rumit tetapi ada alternati untuk penghitungan salah baku tersebut dengan rumus sebagai berikut:

S.E.(rG)=

Keterangan:S.E.(x)= salah baku heritabilitas sifat x

S.E.(y)= salah baku heritabilitas sifat y

=heritabilitas sifat x

= heritabilitas sifat x

Contoh perhitungan estimasi korelasi genetik

Contoh perhitungan estimasi korelasi genetik dilakukan penulis pada populasi kambing Boerawa untuk mengestimasi korelasi genetik antara berat lahir dengan tinggi badan saat lahir. Data berat lahir dan tinggi badan saat lahir tersebut terdapat pada Tabel 35. Tabel 35. Data berat lahir (X) dan tinggi badan saat lahir (Y) pada cempe Boerawa

Berat lahir (kg) cempe anak dari pejantan ke- Tinggi badan saat lahir (cm) anak pejantan ke-

IIIIIIIVVVIVIIVIIIIXIIIIIIIVVVIVIIVIIIIX

14.65.45.25.26.05.15.76.34.2127.432.431.131.436.330.634.037.724.9

24.54.14.45.45.85.15.74.84.2227.324.726.232.634.830.734.128.624.9

34.75.06.44.35.55.16.44.74.4327.929.938.226.133.330.738.628.526.2

44.64.54.44.35.35.46.24.86.1427.327.326.225.931.832.137.328.636.3

54.64.24.44.34.55.16.04.83.8527.524.926.225.927.330.635.828.622.8

64.54.14.14.94.55.45.25.23.3627.224.824.929.727.332.131.231.419.8

74.54.24.43.94.35.15.24.84.6727.324.926.123.525.830.631.128.727.3

84.55.26.04.85.85.45.25.24.6827.231.435.828.734.732.131.031.427.3

94.54.24.44.45.85.45.23.94.6927.325.226.126.134.732.131.123.527.3

104.56.44.34.85.35.05.24.84.61027.238.526.128.732.129.931.128.627.3

114.55.54.34.85.25.05.26.55.41127.332.826.028.731.329.931.239.132.3

124.54.24.35.25.85.05.24.85.01227.225.026.131.434.729.931.228.629.7

134.64.24.45.25.85.05.24.35.41327.325.126.131.234.729.931.426.032.3

144.64.14.34.35.85.05.24.85.21427.424.826.025.934.729.931.128.631.2

154.44.16.93.63.84.15.26.35.21526.724.841.321.422.524.631.138.030.9

164.64.64.44.33.64.25.24.85.41627.427.426.125.921.725.231.128.732.2

174.64.13.84.43.64.65.23.55.41727.524.822.826.221.627.431.121.232.2

185.04.54.44.44.14.34.23.33.91829.726.926.126.224.325.525.119.623.2

194.54.24.23.64.14.14.23.85.41927.225.225.021.524.524.625.222.632.2

204.54.03.93.93.84.13.74.05.42027.223.923.223.122.824.722.224.032.2

215.04.13.94.34.04.13.74.86.12129.824.823.225.924.224.622.228.636.7

224.24.13.94.44.13.93.94.75.12225.524.523.226.624.323.123.728.530.7

234.24.33.64.34.83.94.74.14.62325.526.021.725.928.523.228.524.827.7

243.74.63.66.45.83.54.14.34.12422.527.721.738.234.521.324.725.924.4

254.04.33.45.23.86.06.46.04.12523.825.620.231.522.535.938.536.124.4

264.14.55.65.04.94.74.64.44.72624.827.133.630.129.628.527.426.528.5

274.64.65.65.04.94.84.64.44.82727.427.333.630.129.628.627.426.428.6

284.24.55.65.04.94.84.64.44.82825.027.233.530.029.628.627.426.228.8

294.24.65.65.04.94.84.64.44.82925.327.433.730.129.628.827.426.228.6

304.24.55.65.04.94.84.64.34.93024.927.133.430.029.628.727.426.029.3

314.14.55.05.04.94.84.64.44.73124.927.130.130.029.628.727.526.228.5

324.74.55.16.04.94.84.64.44.83228.227.130.536.029.628.727.526.228.6

334.14.55.16.04.94.84.54.44.83324.827.130.435.929.628.627.326.128.7

344.24.55.16.04.94.84.54.34.83425.027.130.435.929.628.627.326.028.7

354.35.04.84.04.94.84.54.34.83525.729.729.124.329.628.627.226.028.7

364.14.64.66.04.94.44.64.34.73624.927.427.535.929.626.627.426.028.5

374.23.94.86.04.94.24.64.44.83724.923.628.935.929.625.127.426.328.7

384.64.55.16.04.44.04.64.44.73827.627.130.435.926.723.727.826.528.5

395.04.54.56.05.24.84.64.54.83930.027.126.836.131.028.827.527.128.6

405.04.55.66.05.24.84.74.44.84030.027.133.636.131.028.728.226.128.5

414.13.95.56.05.14.84.64.14.84124.823.333.135.930.928.627.524.428.5

424.45.55.24.66.44.85.04.44.54226.233.221.227.438.528.630.026.226.7

434.45.05.05.06.44.84.34.34.94326.130.220.230.238.538.525.625.929.4

444.53.95.05.03.54.74.04.44.84426.923.430.130.221.338.523.926.128.6

454.44.13.54.16.44.74.64.44.74526.324.921.224.338.538.527.426.128.5

464.35.55.14.06.43.94.64.43.74625.733.130.623.838.633.627.526.122.2

474.15.05.14.63.54.74.24.13.84724.929.730.727.321.328.525.524.722.5

484.34.03.64.34.44.04.63.64.84825.624.132.326.026.523.827.421.428.8

494.25.04.84.83.54.74.34.44.84925.229.729.128.521.328.525.526.328.7

503.85.05.25.03.93.53.64.44.85023.029.930.929.923.621.121.426.128.7

Berat lahir masing-masing individu dikalikan dengan tinggi badan saat lahir untuk memperoleh nilai jumlah hasil kali atau sum cross product (SCP) sebagaimana terdapat pada Tabel 36.Tabel 36. Hasil kali berat lahir dengan tinggi badan saat lahir pada cempe BoerawaHasil kali berat lahir dengan tinggi badan saat lahir anak dari pejantan ke

IIIIIIIVVVIVIIVIIIIX

124.95175.21161.01163.87219.06156.4192.32236.76103.64

124101.3114.67177.22201.31156.64193.72136.02103.64

129.8149.03243.58113.16184.31156.75248.35135.23114.67

124.62124114.67111.53168.06172.18231.93136.45220.16

125.72103.64114.67111.55123.8156.33213.65136.4886.98

123.74102.51102.96146.54123.8171.95162.6164.1365.64

123.86103.64113.5992.01110.71156.33160.89137.06124.62

123.66164.46213.89137.74200.73172.03159.77164.03124.62

124.06105.62113.65113.64200.33172.02161.1192.07124.62

123.75246.41113.11137.07171.39149.08161.14136.49124.62

123.87179.55112.89137.31163.32149.08162.18255.04174.23

123.75103.87113.23164.29200.39148.61162.04136.54147.13

124.61104.79113.7162.53201.2148.61163.96112.67174.16

124.87102.84112.93111.49200.4149.38160.9136.51162.27

118.54102.84283.9176.3884.57101.06160.9240.65159.46

125.47125.32113.89111.878.3105.43160.9137.71172.77

125.86102.3586.38113.9977.44124.86160.974.93173.25

147.17120.22113.91113.9998.44108.43104.7664.190.03

123.75106.15104.2776.98100.12101.08105.7185.21173.25

123.7595.289.7489.1486.55101.982.0396.16173.25

148.5102.589.74111.597.45101.0882.03136.02224.99

108.3699.9989.74117.9498.5489.1893.5135.37157.51

108.36112.2678.51111.85135.6289.35135.17102.28127.9

84.36128.0378.51243.72198.6775.53101.3111.4698.91

94.58109.3168.04165.0984.57214.39246.49217.3898.91

102.77122.48188.63151.05145.69135.13124.93117.32135.23

125.57124.4187.78151.19145.69136.47125.35116.25136.48

103.98123.67187.55150.11145.69136.42125.48114.53137.8

106.85124.8189.57151.49145.69137.86124.94114.66136.55

103.54122.5186.18150.23145.69137.61125.12112.81142.92

103.31122.42150.64150.36145.69136.82126.19114.67135.21

132.56122.42155.36215.61145.69136.81126.38114.41136.56

102.6122.78154.41214.87145.69136.51123.83113.61136.95

104.21122.81154.41214.86145.69136.49123.82112.71137.32

109.97147.39140.7998.33145.69136.28123.74112.7137.44

103.11124.92125.62214.98145.69117.99124.91112.76135.15

103.4492.76139.45215.12145.69105.04124.95115.14137.45

127.28122.54154.28214.85118.3993.91128.53117.21135.37

150.25122.52119.88217.08160.29138.3126.31122.25136.52

150.27122.46188.64217.28160.48137.21132.35113.87135.38

102.2590.84182.15214.85159.02136.27126.0199.21135.64

114.03184.09110.19125.28247.28136.49149.78114.42119.21

113.88152.37101.76151.87247.32183.17109.59111.8144.4

120.4491.03150.58151.7475.3182.8794.96113.9136.27

115.08103.3374.5998.52247.23182.71125.13113.91135.15

110.26182.93155.7594.38248.95132.23125.73113.982.38

103.31147.28156.92124.3675.35135.37108.19101.5284.41

109.0996.93114.86112.75117.1794.52124.9476.27137.86

105.71147.38140.84135.7675.3135.24108.55115.09137.73

88.23148.72159.62149.1493.2174.3576.19113.69137.71

5865.966256.86825.627298.397382.586779.727004.176315.366804.3260532.93

Komponen-komponen yang perlu dihitung untuk memperoleh nilai peragam antar pejantan pada sifat berat lahir (X) dan tinggi badan saat lahir(Y) terdapat pada Tabel 37.PejantanX.

Y.

n

I220.7973.931324.035061.60505843.6

II226.91030.001361.637080.10506180.0

III236.61119.781410.739802.63506676.1

IV244.01190.671464.042864.31507144.1

V244.51195.731467.143046.17507174.4

VI233.11087.011438.841402.55506708.6

VII239.51146.931436.841289.54506881.6

VIII227.21032.491363.337169.75506195.0

IX236.61119.631419.640306.61506717.8

Jumlah2109.159896.1812685.93358023.2659521.0

Tabel 37. Komponen dalam perhitungan estimasi korelasi genetikFK ==59459.14SCPs =-FK =59521.0-59459.14=61.88SCPw==60532.93-59521.0=1011.90Analisis peragam untuk estimasi korelasi genetik terdapat pada Tabel 38.

Tabel 38. Analisis peragam untuk estimasi korelasi genetik antara berat lahir dengan tinggi badan saat lahir

Sumberd.f.SCPMCPKomponen peragam

Pejantand.f. (s)=9-1=8SCPs

=61.88MCPs

=7.73covw + 50covs

Anak dalam pejantand.f.(w) =n.-s

450-9=441SCPw

=1011.90MCPw

=2.29covw

Berdasarkan Tabel analisis peragam, maka dapat dihitung MSCP yaitu sebesar SSCP/s-1 dan nilainya sama dengan covw + 50covs, sehingga dapat dihitung covs dengan rumus sebagai berikut:

MCPs = covs + 50 covwMCPw = covw

=0,1088Estimasi korelasi genetik antara berat lahir dengan tinggi badan saat lahir cempe Boerawa dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Tabulasi hasil perhitungan nilai keragaman berat lahir dan tinggi badan saat lahir cempe Boerawa terdapat pada Tabel 39

Tabel 39. Hasil perhitungan keragaman dan heritabilitas pada berat lahir dan tinggi badan saat lahirRumusBerat lahir (X)Tinggi badan saat lahir (Y)

n.450450

s99

Y..2109.1512685.93

Y2..(2109,15)2(12685.93)2

FK9885.6405357628.8

10069.02364628.9

SSs10.5448394.5002

d.f.(s)88

MSs1,318149.3125

SSw172.83036605.62

d.f.(w)441441

MSw =

0,391914.9787

k5050

0,01850.6867

0,18050,1753

S.E.( )0,03860,1216

=0,0185

=0.6867

=0,9655

Salah baku rG dihitung dengan rumus sebagai berikut:

S.E.(rG)=

= 0,1805

S.E.( )=0,0386

=0,1753S.E.( )=0,1216

S.E.(rG)==0,0184Estimasi korelasi genetik antara berat lahir dengan tinggi badan saat lahir cempe Boerawa:rG =0,96550,0184Estimasi korelasi genetik tersebut termasuk kelas tinggi dengan nilai positif sehingga seleksi untuk meningkatkan berat lahir dapat meningkatkan tinggi badan saat lahir pada cempe Boerawa.2. Metode regresi anak terhadap tetua (offspring-parent regression method)Metode regresi anak terhadap tetua untuk estimasi korelasi genetik sama dengan pada estimasi heritabilitas tetapi pada estimasi korelasi genetik melibatkan dua sifat untuk kelompok anak maupun tetua. Metode ini dapat digunakan apabila terdapat catatan kinerja anak dan tetua untuk dua sifat yang nilai korelasi genetiknya akan diestimasi. Huruf x atau X merupakan kinerja tetua, huruf y atau Y merupakan kinera anak, angka 1 menunjukkan sifat pertama dan angka 2 menunjukkan sifat kedua. Tetua yang dimaksud dapat tetua jantan (bapak) atau tetua betina (induk). Mahasiswa atau peneliti disarankan menggunakan data kinerja yang berasal dari tetua jantan lebih baik daripada induk karena tetua jantan ganya mewariskan gen-gen aditif pada anak-anaknya tanpa pengaruh gen non aditif sehingga korelasi genetik yang diestimasi memiliki bias yang rendah.Model statistikModel statistik untuk estimasi korelasi genetik dengan metode regresi anak terhadap tetua adalah:

Keterangan:

X= kinerja tetuaY=kinerja anak

n= jumlah pasangan tetua-anak

Peragam (covariance) antara kinerja sifat pertama tetua (X1) dan sifat kedua induk (X2), sifat pertama anak (Y1) dan sifat kedua anak (Y2) yang digunakan dalam penghitungan estimasi korelasi genetik adalah sebagai berikut:cov X1Y2=covariance (peragam) sifat pertama tetua dan sifat kedua anakcov X2Y1=covariance (peragam) sifat kedua tetua dan sifat pertama anakcovX1Y1=covariance (peragam) sifat pertama tetua dan sifat pertama anakcovX2Y2=covariance (peragam) sifat kedua tetua dan sifat kedua anak

Model genetik

Model genetik estimasi korelasi genetikterdapat pada Tabel 40.Tabel 40. Model genetik estimasi korelasi genetik dengan metode regresi anak terhadap tetua

SumbercovAcovDcovAAcovADcovDDcovAAAcovE

covX1Y2

0

0000

Keterangan: covX1Y2= peragam kinerja tetua pada sifat pertama )X1) dengan kinerja anak pada sifat kedua (Y2), A= gen aditif, D=gen dominan, E= lingkunganRumus korelasi genetikRumus korelasi genetik ada beberapa macam yaitu rumus berdasarkan metode aritmatika geometris, dan rumus umum korelasi genetik. Mahasiswa disarankan menggunakan rumus umum namun apabila hasilnya tidak berada dalam kisaran normal, maka dapat dipilih metode aritmatika atau geometris.a. Metode aritmatika

Rumus korelasi genetik dengan metode aritmatika adalah sebagai berikut:

Rumus korelasi genetik dengan metode geometris adalah sebagai berikut:

Rumus umum korelasi genetik adalah:

Rumus salah baku atau standard of error (S.E) korelasi genetik (rg) adalah sebagai berikut:S.E.(rG)=

Rumus untuk menghitung komponen dalam perhitungan estimasi korelasi genetik sebagau berikut:

Contoh soalKorelasi genetik antara berat sapih dengan dalam dada kambing Kacang diestimasi berdasarkan catatan kinerja pasangan anak dan tetua jantannya dengan metode regresi anak terhadap tetua jantan. Data berat sapih kambing Kacang yang digunakan untuk estimasi merupakan data yang digunakan dalam estimasi heritabilitas dengan metode regresi anak terhadap tetua pada Tabel 21. Data berat sapih tetua jantan dinyatakan sebagai X1 dan berat sapuh pada anak dinyatakan sebagai Y1. Data dalam dada tetua jantan dinyatakan sebagai X2 dan pada anak sebagai Y2. Data tersebut terdapat pada Tabel 41.Tabel 41. Data berat sapih dan dalam dada pasangan tetua jantan dan anak pada kambing Kacang

No.Berat sapih (kg)Dalam dada (cm)

Tetua (X1)Anak (Y1)Tetua (X2)Anak (Y2)

1692021

2782021

38102221

4891921

58102225

6892221

7892321

89102320

99102320

109102025

119102625

129111920

1310101919

1410102826

1510112020

161092023

1710102025

Penyelesaian :Mahasiswa atau peneliti dapat menambahkan kolom pada Tabel 41 untuk menempatkan hasil perkalian antara X1, Y1, X2, dan Y2 sehingga diperoleh peragam X1Y1, X2Y2, X1Y2, X2Y1 sebagaimana terdapat pada Tabel 42. Huruf X dan Y besar melammbangkan nilai-nilai yang belum dikurangi faktor koreksi (FK) sedangkan huruf x dan y kecil melambangkan nilai yang sudah dikurangi dengan faktor koreksi.Tabel 42.Penghitungan komponen korelasi genetik antara berat sapih dengan dalam dada kambing Kacang untuk estimasi korelasi genetik dengan metode regresi anak terhadap tetua No.Berat sapihDalam dadaPeragam

X1Y1X2Y2X1Y1X1Y2X2Y1X2Y2

169202154126180420

278202156147160420

3810222180168220462

489192172168171399

5810222580200220550

689222172168198462

789232172168207483

8910232090180230460

9910232090180230460

10910202590225200500

11910262590225260650

12911192099180209380

1310101919100190190361

1410102826100260280728

1510112020110200220400

16109202390230180460

1710102025100250200500

Jumlah 148 165 366 374 1445 3265 3555 8095

Berdasarkan Tabel 42 diperoleh hasil perhitungan peragam sebagai berikut:

a. = 1445Faktor koreksi (=FK) untuk ==1436,4706

=- FK = 1445 1436,4706 = 8,5294

b.= 3265Faktor koreksi (=FK) untuk ==3256

=- FK = 3265 3256 = 9,0000c. = 3555Faktor koreksi (=FK) untuk ==3552,3529

=- FK = 3555 3552,3529 = 2,6471d.= 8095Faktor koreksi (=FK) untuk==8052,0000

=- FK = 8095,0000 8052,0000 =43,0000

Korelasi genetik (=rG) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

= 0,8112Salah baku atau standard of error korelasi genetik (S.E.(rG)) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Penghitungan S.E.(rG) tersebut memerlukan informasi salah baku heritabilitas sifat pertama dan kedua sehingga masing-masing sifat harus sudah memiliki nilai heritabilitas dan salah bakunya. Heritabilitas dan salah baku sifat pertama (berat sapih) pada contoh soal tersebut sudah diestimasi pada bagian heritabilitas (Tabel 21) dengan hasil estimasi heritabilitas berat sapih kambing Kacang 0,7923 0,3362.Estimasi heritabilitas dalam dada kambing Kacang dilakukan dengan metode regresi anak terhadap tetua yang datanya terdapat pada Tabel 43. Tabel tersebut ditambah dengan kolom-kolom yang digunakan untuk membantu mahasiswa menghitung X22, Y22, dan X2Y2.Tabel 43. Data dalam dada kambing Kacang dan komponen keragaman serta peragam untuk estimasi heritabilitasNo.Dalam dadaKeragamanPeragam

Tetua (X2)Anak (Y2)X22 Y22

X2Y2

12021400441420

12021400441420

32221484441462

41921361441399

52225484625550

62221484441462

72321529441483

82320529400460

92320529400460

102025400625500

112625676625650

121920361400380

131919361361361

142826784676728

152020400400400

162023400529460

172025400625500

Jumlah366374798283128095

a. = 7982,0000 FK== 7879.7647 =-FK =7982,0000-7879.7647=102.2353b. = 8312,0000, FK== 8228.0000

=-FK =8312,0000-8228.0000=84,0000 c. =8095,0000 FK==8052.0000 = 8095,0000 - 8052.0000 =43Menghitung b

==0,4206Menghitung estimasi heritabilitas dalam dada kambing Kacang dengan rumus sebagai berikut:

h2 = 2b = (2)(0,4206) = 0,8412Menghitung S.E.(h2) dalam dada kambing Kacang dengan rumus sebagai berikut:

S.E.(h2)= (2)(S.E.(b))

S,E.(b)=

=4,3943S,E.(b)= =0,2073

S.E.(h2)= (2)(S.E.(b))= (2)(0,2073) = 0,4146Estimasi h2 dalam dada kambing Kacang = 0,8412 0,4146.Estimasi h2 dan S.E. (h2) berat sapih dan dalam dada digunakan untuk menghitunf S.E.(rG) dengan rumus sebagai berikut:

Nilai h2 berat sapih hasil estimasi berdasarkan Tabel 21: 0,7923 0,3362Nilai h2 dalam dada hasil estimasi berdasarkan Tabel 43: 0,8412 0,4146Nilai rG berat sapih dan dalam dada berdasatkan Tabel 41:: 0,8112Salah baku rG dihitung dengan rumus sebagai berikut:

:

= 0,1105Estimasi korelasi genetik(rG) berat sapih dengan dalam dada kambing Kacang dengan metode regresi anak terhadap tetua adalah 0,8112 0,1105.F. Hasil Penelitian tentang Korelasi GenetikHasil penelitian penulis tentang korelasi genetik antara berat badan dan ukuran-ukuran tubuh saat lahir, sapih, dan umur setahun pada kambing PE di Kelompok Tani Margarini, Desa Sungai Langka terdapat pada Tabel 44. Tabel 44. Estimasi korelasi genetik antara berat badan dan ukuran-ukuran tubuh pada kambing Boerawa di Kelompok Tani MargariniNo.SifatTahapan umur

Berat LahirBerat SapihBerat Setahunan

1Lahir

Berat badan1,00

Tinggi badan0,230,07

Panjang badan0,250,02

Lingkar dada0,230,03

Tinggi pinggul0,210,12

Panjang telinga0,200,05

Lebar telinga0,200,07

2Sapih

Berat badan0,190,091,00

Tinggi badan0,170,010,250,09

Panjang badan0,180,170,240,07

Lingkar dada0,180,130,260,06

Tinggi pinggul0,180,070,260,10

Panjang telinga0,100,050,180,10

Lebar telinga0,090,050,170,08

3Setahunan

Berat badan0,100,010,220,051,00

Tinggi badan0,070,020,210,050,230,07

Panjang badan0,090,030,200,100,250,02

Lingkar dada0,080,020,200,080,230,03

Tinggi pinggul0,070,010,210,090,210,12

Panjang telinga0,060,010,060,030,200,00

Lebar telinga0,050,010,050,020,200,00

Hasil penelitian pada Tabel 40 menunjukkan bahwa antara berat lahir dengan ukuran-ukuran tubuh pada saat lahir, antara berat lahir dengan berat sapih dan dengan ukuran-ukuran tubuh saat sapih masing-masing berkorelasi secara genetik dengan arah positif dan berderajat sedang, antara berat lahir dengan berat setahunan dan ukuran-ukuran tubuh saat umur setahun berkorelasi secara genetik dengan arah positif dan berderajat rendah.

Korelasi genetik antara berat lahir dengan ukuran-ukuran tubuh saat lahir paling erat dibandingkan antara berat lahir dengan kinerja pertumbuhan saat sapih maupun saat umur setahun. Hal tersebut disebabkan berat lahir dan ukuran-ukuran tubuh saat lahir dikontrol oleh gen-gen yang sama pada waktu yang bersamaan sehingga memperkecil peragam lingkungan dan sebaliknya meningkatkan peragam genetik aditif. Estimasi korelasi genetik aditif dan fenotipik pada kinerja pertumbuhan saat lahir bernilai positif dan tinggi sehingga menunjukkan tidak adanya antagonisme antara sifat-sifat pertumbuhan pada saat lahir.Berdasarkan arah dan derajat korelasi genetik tersebut, maka korelasi genetik antara kinerja pertumbuhan saat lahir dengan saat sapih lebih erat daripada dengan kinerja pertumbuhan saat umur setahun. Korelasi genetik antara kinerja pertumbuhan saat lahir dengan saat sapih lebih erat daripada antara kinerja pertumbuhan saat lahir dengan saat umur setahun karena sifat lahir dan sapih memiliki kesamaan pengaruh maternal walaupun dengan kapasitas yang berbeda. Keragaman non genetik yang berasal dari maternal berpengaruh lebih besar terhadap kinerja saat lahir daripada saat sapih. Kesamaan tersebut menghasilkan peragam lingkungan yang lebih kecil sehingga menghasilkan peragam genetik aditif yang lebih besar.

Kapasitas pengaruh maternal yang merupakan pengaruh keragaman non genetik berpengaruh paling besar terhadap berat lahir, selanjutnya pengaruhnya menurun terhadap berat sapih, dan sangat kecil pengaruhnya terhadap berat setahunan. Perbedaan kapasitas pengaruh keragaman non genetik yang semakin besar mengakibatkan rendahnya peragam genetik aditif karena semakin meningkatnya peragam genetik non aditif antara dua sifat. Berdasarkan alasan tersebut, maka korelasi genetik antara berat lahir dengan berat sapih lebih tinggi daripada antara berat lahir dengan berat setahunan. Kinerja pertumbuhan saat umur setahun sudah tidak dipengaruhi oleh keragaman non genetik yang berasal dari induk sehingga memperbesar peragam non genetik antara kinerja pertumbuhan saat lahir dengan saat umur setahun. Peragam non genetik atau peragam lingkungan yang lebih besar mengakibatkan rendahnya peragam genetik aditif antara kinerja pertumbuhan saat lahir dengan saat umur setahun.

Estimasi korelasi genetik yang bernilai positif dan berderajat sedang antara sifat lahir dengan sapih maupun dengan setahunan menunjukkan bahwa seleksi pada kinerja pertumbuhan saat lahir akan menghasilkan peningkatan pada kinerja pertumbuhan saat sapih dan setahun. Seleksi terhadap kinerja pertumbuhan saat lahir tidak dianjurkan untuk menghindari kejadian dystocia walaupun menghasilkan respon seleksi berkorelasi pada kinerja pertumbuhan saat sapih maupun setahunan.

Pengetahuan tentang estimasi korelasi genetik sebenarnya bermanfaat untuk menentukan tekanan optimum dalam pelaksanaan seleksi beberapa sifat yang berbeda. Seleksi dapat dilakukan untuk meningkatkan berat akhir tanpa harus meningkatkan berat lahir untuk mencegah kejadian dystocia.

Estimasi korelasi genetik antara berat sapih dengan ukuran-ukuran tubuh saat sapih dan antara berat setahunan dengan ukuran-ukuran tubuh umur setahun masing-masing bernilai positif dan berderajat sedang. Nilai korelasi genetik yang bernilai positif dan berderajat sedang tersebut disebabkan berat sapih dan ukuranukuran tubuh saat sapih serta berat setahunan dengan ukuran-ukuran tubuh saat setahunan masing-masing dikontrol oleh gen-gen yang sama dan pada waktu yang bersamaan sehingga peragam non genetik pada sifat-sifat sapih maupun pada sifat-sifat setahunan rendah. Hal tersebut meningkatkan peragam genetik aditif antara berat sapih dengan ukuran- ukuran tubuh saat sapih maupun antara berat setahunan dengan ukuran-ukuran tubuh saat umur setahun.

Kinerja pertumbuhan saat sapih maupun saat umur setahun diukur pada umur yang sama sehingga kinerja tersebut memiliki persamaan dalam keragaman lingkungan. Keragaman lingkungan yang sama berarti memiliki peragam lingkungan yang rendah sehingga meningkatkan peragam genetik.

Korelasi genetik antara berat sapih dengan kinerja pertumbuhan saat umur setahun memiliki arah positif dan berderajat sedang. Korelasi genetik antara berat sapih dengan kinerja pertumbuhan saat umur setahun masing-masing lebih rendah daripada korelasi genetik antara berat sapih dengan ukuran-ukuran tubuh saat umur sapih dan antara berat setahunan dengan ukuran-ukuran tubuh saat umur setahun. Perbedaan periode atau waktu pengukuran sifat mengakibatkan tingginya perbedaan lingkungan sehingga meningkatkan peragam lingkungan atau peragam non genetik yang mengakibatkan penurunan peragam genetik aditif. Rendahnya peragam genetik aditif mengakibatkan penurunan korelasi genetik antara dua sifat.

Keragaman lingkungan pada kinerja pertumbuhan saat sapih berbeda dengan saat umur setahun. Keragaman kinerja pertumbuhan saat umur sapih masih dipengaruhi oleh keragaman non genetik yang berasal dari induk. Keragaman kinerja pertumbuhan umur setahun sudah tidak dipengaruhi oleh maternal.

Korelasi genetik antara berat sapih dengan ukuran-ukuran tubuh saat sapih, antara berat setahunan dengan ukuran-ukuran tubuh saat umur setahun, dan antara berat sapih dengan berat setahunan bermanfaat dalam pelaksanaan seleksi. Seleksi terhadap berat sapih sekaligus dapat mengakibatkan peningkatan ukuran-ukuran tubuh saat sapih, berat setahunan, dan ukuran-ukuran tubuh saat umur setahun.

Seleksi pada berat sapih menghasilkan respon seleksi langsung pada berat sapih itu sendiri sebesar R=(i)(h2)(P), dengan keterangan R=respon seleksi, i= intensitas seleksi, h2=heritabilitas sifat yang diseleksi, P= simpangan baku rata-rata kinerja yang diseleksi. Selain itu, seleksi tersebut juga menghasilkan peningkatan ukuran-ukuran tubuh saat sapih, berat setahunan, dan ukuran-ukuran tubuh saat umur setahunan akibat pelaksanaan seleksi pada berat sapih dinyatakan sebagai respon seleksi berkorelasi atau respon seleksi tidak langsung.

Respon seleksi berkorelasi tersebut dinyatakan dalam rumus CR12=(i)(h1)(h2)(rg)(P2) (Keterangan: CR12=respon seleksi berkorelasi apabila seleksi dilakukan secara langsung pada sifat pertama, h1= akar heritabilitas sifat pertama, h2=akar heritabilitas sifat kedua, rg=korelasi genetik, P2= simpangan baku kinerja sifat kedua).

Korelasi genetik yang tinggi antara berat setahunan dengan ukuran-ukuran tubuh saat umur setahun tersebut sangat bermanfaat untuk melakukan pendugaan berat setahunan berdasarkan ukuran-ukuran tubuh saat umur setahun terutama pada lokasi peternakan yang tidak menyediakan timbangan sebagai alat pengukur berat hidup. Selain itu, seleksi untuk meningkatkan berat badan umur setahunan dapat dilakukan berdasarkan ukuran-ukuran tubuh umur setahunan.

Korelasi genetik yang tinggi antara berat setahunan dengan ukuran-ukuran tubuh saat umur setahun menunjukkan hubungan yang erat antara kedua kinerja tersebut. Estimasi korelasi genetik menggambarkan hubungan antara sifat-sifat yang diatur oleh gen atau rangkaian gen yang sama yang bersifat aditif .

Estimasi korelasi genetik bukan suatu konstanta, nilainya akan berubah seiring dengan terjadinya dinamika dalam populasi. Pelaksanaan seleksi, perkawinan, mutasi masuk, dan mutasi keluar mengakibatkan perubahan frekuensi gen. Frekuensi gen adalah peluang munculnya gen dalam suatu populasi.

Perubahan frekuensi gen mengakibatkan perubahan pada nilai parameter genetik. Oleh karena itu korelasi genetik juga harus diestimasi secara periodik agar menjadi informasi yang akurat sebagai panduan dalam pelaksanaan seleksi dan persilangan.

Salah baku korelasi genetik

Estimasi korelasi genetik antara kinerja pertumbuhan saat lahir, sapih, dan umur setahunan pada kambing PE yang diamati penulis memiliki salah baku yang rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa estimasi korelasi genetik hasil penelitian ini memiliki keterandalan yang tinggi sehingga apabila digunakan dalam perhitungan rumus-rumus pemuliaan ternak diperoleh hasil yang tidak menyimpang terlalu jauh dari kenyataan di lapangan.

Salah baku yang rendah tersebut dapat dicapai dengan cara memilih induk yang melahirkan cempe mulai tahun 2009 untuk menekan keragaman dari pengaruh maternal. Selain itu, data yang diestimasi untuk masing-masing sifat dan masing-masing bangsa cukup banyak. Jumlah data yang digunakan adalah sebagai berikut: 500 pasang data dari 20 pejantan. Salah baku estimasi korelasi genetik dapat mencapai nilai rendah apabila datanya banyak, paling sedikit ada 400 sampai 500 data. Data tidak cukup banyak juga dapat menghasilkan korelasi genetik yang andal apabila data tersebut sudah dilakukan penyesuaian terlebih dahulu terhadap beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya keragaman data. Penyesuaian data kinerja pertumbuhan saat sapih dilakukan terhadap jenis kelamin, tipe kelahiran, dan umur induk sedangkan penyesuaian data kinerja pertumbuhan umur setahunan dilakukan terhadap jenis kelamin dan tipe kelahiran dan tidak terhadap umur induk.

Penyesuaian terhadap jenis kelamin kambing dilakukan karena kambing jantan selalu lebih berat dan tumbuh lebih cepat daripada kambing betina. Kambing jantan lebih responsif terhadap berbagai kondisi lingkungan. Keragaman lingkungan yang berasal dari maternal berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan prasapih dan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan pasca sapih. Pengaruh lingkungan maternal tersebut dapat dipisahkan menjadi paritas dan litter size induk. Penyesuaian data tersebut bertujuan menghilangkan pengaruh yang menyebabkan tingginya keragaman lingkungan.

RINGKASAN

Korelasi genetik menggambarkan hubungan antara sifat-sifat yang diatur oleh gen atau rangkaian gen yang sama yang bersifat aditif. Genetik ternak dan lingkungan akan menghasilkan fenotip sehingga terdapat juga korelasi fenotipik dan korelasi lingkungan.

Korelasi genetik dapat disebabkan oleh gen-gen pleiotropi yaitu gen-gen yang mengatur ekspresi dua sifat. Korelasi genetik tersebut terjadi pada populasi yang berada dalam keseimbangan genetik dan dalam keadaan kawin acak. Korelasi genetik antara dua sifat juga dapat terjadi karena gen terangkai yaitu dua gen yang terletak pada kromosom yang sama dan masing-masing mengatur sifat yang berbeda. Kondisi tersebut terjadi pada populasi yang tidak berada dalam keadaan keseimbangan genetik. Nilai korelasi genetik berkisar antara -1,0 sampai +1,0.Korelasi genetik bermanfaat dalam estimasi respon seleksi berkorelasi, menghitung estimasi respons seleksi dengan metode seleksi indeks, untuk melakukan seleksi pada suatu sifat yang munculnya lebih akhir. Korelasi genetik dapat diestimasi dengan beberapa metode yang sama dengan pada estimasi heritabilitas, yaitu metode hubungan saudara tiri sebapak, metode nested hierarchal design, dan regresi antara anak terhadap tetua. LATIHAN1. Apa yang dimaksud dengan korelasi genetik antara dua sifat?

2. Apa saja penyebab adanya korelasi genetik antara dua sifat?

3.Pada populasi yang bagaimana korelasi genetik terjadi karena gen terangkai?

4.Mengapa korelasi genetik yang terjadi karena gen terangkai tidak dapat digunakan dalam perhitungan rumus-rumus pemuliaan ternak?5. Apa manfaat korelasi genetik dalam pemuliaan ternak?

6. Tuliskan kelompok atau kelas estimasi korelasi genetik berdasarkan kisaran nilai korelasi genetik?

7. Bagaimana Anda menjelaskan pernyataan bahwa korelasi genetik antara produksi susu dengan kadar lemak sebesar -0,24?

8. Berdasarkan hasil penelitian penulis pada populasi kambing PE, mengapa korelasi genetik antara berat sapih dengan ukuran-ukuran tubuh saat sapih lebih tinggi atau lebih erat daripada dengan berat setahunan dan ukuran-ukuran tubuh saat umur setahun?9. Berdasarkan hasil penelitian penulis pada kambing PE, apa manfaat praktis korelasi genetik antara berat badan dan ukuran-ukuran tubuh kambing bagi petugas peternakan di lapangan?10. Apa manfaat tabel analisis peragam dalam estimasi korelasi genetik? Buatlah tabel umum analisis peragam korelasi genetik dengan metode korelasi saudara tiri sebapak (one-way layout)!DAFTAR PUSTAKA

Becker, W. A. 1992. Manual of Quantitative Genetics. Fifth Edition. Academic Enterprises . Pullman. USA.

Dalton, D.C. 1980. An Introduction to Practical Animal Breeding. Granada.

London

Falconer, R. D. and T. F. C. Mackay. 1996. Introduction to Quantitative Genetics. Longman, Malaysia.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan.

PT Grasindo. Jakarta.

Lasley, J. F. 1978. Genetics of Livestock Improvement. Edisi ketiga. Prentice Hall. Inc. Englewood Cliffs. New Jersey

Legates, E. J. and E. J. Warwick. 1990. Breeding and Improvement of Farm Animals. McGraw Hill. Publishing Company. London.

Sulastri. 2014. Karakteristik Genetik Bangsa-bangsa Kambing di Provinsi Lampung. Disertasi. Program Pascasarjana. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Warwick, E. J., J. M. Astuti, dan W. Hardjosubroto. 1990. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

1. 116

_1474384573.unknown

_1474815762.unknown

_1474901356.unknown

_1474902440.unknown

_1474910180.unknown

_1474911074.unknown

_1474911844.unknown

_1474932765.unknown

_1474933824.unknown

_1474935548.unknown

_1474933661.unknown

_1474912510.unknown

_1474911254.unknown

_1474911708.unknown

_1474911087.unknown

_1474910957.unknown

_1474911010.unknown

_1474910262.unknown

_1474902986.unknown

_1474910096.unknown

_1474903063.unknown

_1474905744.unknown

_1474902553.unknown

_1474902886.unknown

_1474902539.unknown

_1474901746.unknown

_1474901997.unknown

_1474902016.unknown

_1474901802.unknown

_1474901614.unknown

_1474901626.unknown

_1474901379.unknown

_1474861218.unknown

_1474861573.unknown

_1474900775.unknown

_1474901261.unknown

_1474899991.unknown

_1474900110.unknown

_1474900183.unknown

_1474900068.unknown

_1474861602.unknown

_1474861390.unknown

_1474847024.unknown

_1474858459.unknown

_1474846201.unknown

_1474809724.unknown

_1474809841.unknown

_1474813414.unknown

_1474815728.unknown

_1474813246.unknown

_1474809785.unknown

_1474809828.unknown

_1474809760.unknown

_1474386495.unknown

_1474389978.unknown

_1474390148.unknown

_1474640742.unknown

_1474390076.unknown

_1474389704.unknown

_1474389880.unknown

_1474386278.unknown

_1474386336.unknown

_1474385942.unknown

_1474355391.unknown

_1474364892.unknown

_1474381769.unknown

_1474384121.unknown

_1474384536.unknown

_1474382556.unknown

_1474382621.unknown

_1474382511.unknown

_1474380159.unknown

_1474380197.unknown

_1474364951.unknown

_1474377836.unknown

_1474362402.unknown

_1474362991.unknown

_1474364458.unknown

_1474362557.unknown

_1474355873.unknown

_1474356601.unknown

_1474296055.unknown

_1474339330.unknown

_1474355009.unknown

_1474355102.unknown

_1474355295.unknown

_1474350074.unknown

_1474296188.unknown

_1474339320.unknown

_1474339329.unknown

_1474337917.unknown

_1474296091.unknown

_1474294494.unknown

_1474295859.unknown

_1474295938.unknown

_1474295821.unknown

_1474292287.unknown

_1474294424.unknown

_1474292113.unknown