KOORDINASI DAN PENINGKATAN KAPASITAS PENYULUH...
Transcript of KOORDINASI DAN PENINGKATAN KAPASITAS PENYULUH...
No. Kode :
LAPORAN AKHIR
KOORDINASI DAN PENINGKATAN KAPASITASPENYULUH DAN FUNGSIONAL LAINNYA DALAM
PERCEPATAN PENYEBARAN INOVASI PERTANIANDI PROVINSI BENGKULU
SISWANI DWI DALIANI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2016
ii
LAPORAN AKHIR
KOORDINASI DAN PENINGKATAN KAPASITASPENYULUH DAN FUNGSIONAL LAINNYA DALAM
PERCEPATAN PENYEBARAN INOVASI PERTANIANDI PROVINSI BENGKULU
Disusun Oleh :
Siswani Dwi DalianiUmi Pudji AstutiTaufik Hidayat
AlfayantiYartiwi
Linda HartaEngkos Kosmana
MiswartiAdianto
Sanusi MusaMuhammad Nur
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
iii
2016
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami sampaikan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan hidayah-Nya laporan akhir tahun kegiatan koordinasi dan peningkatan
kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi
pertanian di provinsi Bengkulu dapat diselesaikan. Laporan ini berisi tentang hasil
pelaksanaan kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan
fungsional lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian di provinsi
Bengkulu yang telah dilaksanakan selama kurun waktu Januari s/d Desember
2016.
Kegiatan yang telah dilaksanakan selama kurun waktu tersebut meliputi
koordinasi anggota tim, koordinasi dengan stakeholder, mengundang
narasumber, studi banding, latihan dasar penyuluh, survey awal kapasitas
penyuluh di lokasi demplot, sosialisasi dan penyampaian juklak demplot dan
kajiterap serta pelaksanaan demplot jagung dan kajiterap bawang merah,
sosialisasi dan apresiasi inovasi teknologi budidaya jagung dan bawang merah
serta pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung.
Kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional
lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian di provinsi Bengkulu,
tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala
BPTP Bengkulu atas bimbingan dan arahannya dalam pelaksanaan kegiatan.
Tidak lupa ucapan terima kasih ditujukan kepada rekan-rekan anggota tim yang
telah memberikan ide, kreativitas, dan dukungan tenaga sehingga kegiatan
koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya dalam
percepatan penyebaran inovasi pertanian di provinsi Bengkulu dapat terlaksana
dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Bengkulu, Desember 2016Penanggung Jawab Kegiatan
Ir. Siswani Dwi Daliani
NIP. 19600730 198903 2 001
v
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh danfungsional lainnya dalam percepatan penyebaraninovasi pertanian di provinsi Bengkulu.
2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Kel. Semarang Kota Bengkulu
381194. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 20165. Status Kegiatan (L/B) : (Lanjutan)6. Penanggung Jawab
a. Nama : Ir. Siswani Dwi Dalianib. Pangkat/Golongan : Penata /IIIdc. Jabatan Fungsional : Penyuluh Pertanian Madya
7. Lokasi : Provinsi Bengkulu8. Agroekosistem : Lahan Kering9. Jangka waktu : 2 Tahun10. Tahun Mulai : 201511. Tahun Selesai : 201612. Output Akhir : Percepatan penyebaran inovasi teknologi pertanian13. Biaya : Rp. 147.960.000,00 (Seratus Empat Puluh Tujuh
Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah)
Koordinator Program, Penanggung Jawab Kegiatan,
Dr. Shannora Yuliasari STP, MPNIP. 19740731 200312 2 001
Ir. Siswani Dwi DalianiNIP. 19600730 198903 2 001
Mengetahui :Kepala BBP2TP
Dr. Ir. Haris Syahbuddin , DEANIP. 19680415 199203 1 001
Kepala BPTP Bengkulu
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MPNIP.19590206 198603 1 002
vi
DAFTAR ISIHalaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... iiiDAFTAR ISI ......................................................................................... ivDAFTAR TABEL..................................................................................... vDAFTAR LAMPIRAN............................................................................... viRINGKASAN ........................................................................................ vii
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 11.1. Latar Belakang ......................................................................... 11.2. Tujuan..................................................................................... 41.3. Keluaran ................................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5
III. PROSEDUR .................................................................................... 113.1. Pendekatan.............................................................................. 113.2. Waktu dan Tempat ................................................................... 113.3. Ruang Lingkup Kegiatan............................................................ 113.4. Tahapan Pelaksanaan ............................................................... 123.5. Data dan Analisis Data .............................................................. 133.6. Bahan dan Alat ......................................................................... 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 144.1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi
pertanian ............................................................................... 154.2 Peningkatan kapasitas penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya
di BPTP dalam percepatan penyebaran inovasi teknologipertanian dengan mengundang narasumber............................... 16
4.3. Peningkatan kapasitas penyuluh di daerah dalam percepatanpenyebaran inovasi teknologi pertanian melalui pertemuan,demplot dan kaji terap ............................................................. 20
4.4. Peningkatan kapasitas dan kuantitas publikasi hasil LitkajibangrapBPTP Bengkulu ........................................................................ 24
V. KESIMPULAN ................................................................................... 31
KINERJA HASIL PENGKAJIAN................................................................. 32DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 33VI. ANALISIS RISIKO .......................................................................... 34JADWAL KERJA .................................................................................. 36PEMBIAYAAN ..................................................................................... 37PERSONALIA ...................................................................................... 39LAMPIRAN ........................................................................................... 40
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Kegiatan koordinasi dan pertemuan yang telah dilaksanakan sampai denganbulan Desember 2016 ................................................................................ 15
2. Studi banding dalam rangka peningkatan kapasitas fungsional penyuluh,peneliti dan fungsional lainnya di BPTP Bengkulu ......................................... 18
3. Fungsional yang melakukan Diklat Penyuluh Ahli Tahun 2016 ....................... 18
4. Data hasil ubinan jagung varietas Bima 19 Uri ............................................ 20
5. Data Hasil Ubinan jagung varietas Bima 20 Uri ........................................... 21
6. Data komponen hasil demplot jagung Bima Uri ............................................ 21
7. Hasil survey tingkat pengetahuan dan respon penyuluh terhadap demplotjagung di Kabupaten Rejang Lebong .......................................................... 22
8. Kelas Respon peternak .............................................................................. 22
9. Pupuk susulan setiap 0,1 ha bawang merah ................................................ 23
10. Hasil ubinan berat basah dan berat kering kajiterap bawang merah dikabupaten Rejang Lebong .......................................................................... 23
11. Data komponen hasil kajiterap bawang merah di Kabupaten Rejang Lebong . 24
12. Judul KTI hasil Bimbingan teknis dan target realisasi .................................... 26
13. Judul KTI dan penulis pada seminar nasional .............................................. 30
14. Risiko, penyebab dan dampak terhadap pelaksanaan kegiatan tahun 2016 ... 36
15. Risiko, penyebab dan penanganan terhadap pelaksanaan kegiatan tahun2016 ......................................................................................................... 37
16. Jadwal pelaksanaan kegiatan...................................................................... 38
17. Rencana anggaran biaya ............................................................................ 39
18. Realisasi anggaran biaya.............................................................................. 41
19. Personalia kegiatan...................................................................................... 42
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan ................................................................ 40
ix
RINGKASAN
1 Judul RDHP
Judul RODHP
:
:
Koordinasi dan Peningkatan Kapasitas Penyuluh danFungsional Lainnya dalam Percepatan PenyebaranInovasi Pertanian di Provinsi Bengkulu.Koordinasi dan Peningkatan Kapasitas Penyuluh danFungsional Lainnya dalam Percepatan PenyebaranInovasi Pertanian di Provinsi Bengkulu.
2 Unit kerja : BPTP Bengkulu3 Lokasi : Provinsi Bengkulu4 Agroekosistem : -5 Status (L/B) : Lanjutan
6 Tujuan : 1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaraninovasi pertanian.
2. Meningkatkan kapasitas penyuluh dan fungsionallainnya dalam percepatan penyebaran inovasipertanian (Capacity Building) Penyuluh, penelitiintern BPTP Bengkulu.
7 Keluaran : 1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaraninovasi pertanian
2. Peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsionallainnya dalam percepatan penyebaran inovasipertanian
8 PrakiraanManfaat
: 1. Tersebarnya inovasi pertanian secara cepatkepada pengguna.
2. Tersedianya materi dan bahan ajar berbasisinovasi pertanian spesifik lokasi bagi penyuluh,widyaiswara, dan pengajar Sekolah MenengahPertanian di Daerah.
3. Tumbuhnya kembali berbagai kegiatan danmetode penyuluhan yang efektif sesuaikebutuhan pengguna.
9 PrakiraanDampak
: 1. Mempercepat peningkatan produktivitaspertanian di wilayah.
2. Meningkatnya kesejehteraan petani di Daerah.10 Prosedur : 1. Pendekatan: pertemuan tatap muka, on farm
trial, partisipatif dan spesifik lokasi.2. Lingkup kegiatan: Melaksanakan demonstrasi
plot dan kajiterap di wilayah kerja BP3K/BPP,narasumber di BP3K/BPP (menyiapkan LPM,sinopsis, dan makalah).
3. Tahapan:Persiapan: pertemuan tim, koordinasi denganstakeholders, hunting lokasi BP3K, identifikasi inovasiyang akan didiseminasikan, penyusunan daftar isiandan parameter pengukuran, rancangan demplot
x
Pelaksanaan: pertemuan peneliti, penyuluh BPTPuntuk menentukan inovasi teknologi yang akandidiseminasikan, penyusunan desain on farm trial,penyusunan materi inovasi yang akandidiseminasikan, penyebaran inovasi melaluiBP3K/BPP, partisipatif on farm trial: demplot dandemcara, apresiasi teknologi, tabulasi dan analisisdata.Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan: penyusunanlaporan bulanan, triwulan, tengah tahun dan akhirtahun; penulisan KTI peneliti dan penyuluh.Analisis Data-Peningkatan pengetahuan dan respon penyuluh
terhadap inovasi teknologi pertanian yangdidiseminasikan.
-Efektivitas metode diseminasi, demonstrasi plot,demonstrasi cara, dan apresiasi teknologi.
Peningkatan pengetahuan, respon petani danpenyuluh serta efektivitas metode diseminasidianalisis dengan menggunakan pre test and post testdisain (Azwar.S, 2013) dan akan dianalisi secarastatistik diskriptif dengan menggunakan uji statistikPaired Simple T Test dengan rumus Riduwan danAlma, B (2009)
11 Jangka Waktu : 2 tahun (2015-2016)
13 Biaya Rp. 147.960.000. (Seratus Empat Puluh Tujuh JutaSembilan Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah)
xi
SUMMARY
1 Title : Coordination and The Extensionist CapacityImprovement in The Accerelaration of AgricultureInnovation Development in Bengkulu Province
2 Unit of Work : AIAT (BPTP) Bengkulu3 Location : Bengkulu Province4 Agroecosystems : -5 Status (C/N) : Continued6 Purposes : 1. Coordination in order to accelerate the spread
of agricultural innovation.2. Increase the capacity of extension workers and
other functional in accelerating the spread ofagricultural innovation (Capacity Building)Extension, internal researchers BPTP Bengkulu.
7 Output : 1. Coordination in order to accelerate the spreadof agricultural innovation
2. Increased capacity and other functionalextension in accelerating the spread ofagricultural innovation.
8 Benefits Forecast 1. The spread of agricultural innovation quickly tothe user.
2. The availability of materials and teachingmaterials based on location-specific agriculturalinnovation for facilitators, lecturers, and facultyof Agriculture in Regional Middle School.
3. Growing back a variety of activities andmethods of effective extension according touser needs.
9 Expected Impact : 1. The acceleration of agriculture productivityincreasing in the region.
2. The increasing of farmers’ welfare in theregion.
10 Procedure : 1. Approach: face-to-face, on-farm trial,participatory and site-specific.
2. Scope of activities: Implement demonstrationplots and kajiterap in the working area BP3K /BPP, speakers at BP3K / BPP (LPM prepare,synopsis, and papers).
3. Stages:Preparation: team meetings, coordination withstakeholders, hunting BP3K location, identificationof innovations that will be disseminated,
xii
11
12
Duration
Budget
:
:
preparation checklists and measurementparameters, design demplotImplementation: the meeting of researchers,extension BPTP to determine the technologicalinnovations that will be disseminated, preparationof designs on farm trials, the preparation ofmaterials innovations will be disseminated,dissemination of innovation through BP3K / BPP,participatory on-farm trial: pilot project anddemcara, appreciation of technology, tabulationand analysis data.Monitoring, Evaluation and Reporting: preparationof monthly, quarterly, semi-annual and year-end;KTI writing researchers and extension workers.Data analysis- Increased knowledge of and response totechnological innovation of agricultural extensionand disseminated.- The effectiveness of the method ofdissemination, demonstration plots, ademonstration of how, and appreciation oftechnology.Improved knowledge, the response of farmers andextension as well as the effectiveness ofdissemination methods were analyzed using pre-test and post-test design (Azwar.S, 2013) and willbe statistically analyzed using descriptive statisticaltests Simple Paired T Test formula2 years (2015-2016)
Rp. 147.960.000,- (One hundred and fourty sevenmillion nine hundred and sixty thousand rupiah)
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beberapa metoda yang harus dilaksanakan dalam mempercepat
penyebaran inovasi teknologi Pertanian yaitu salah satunya adalah keberhasilan
dalam hal melakukan koordinasi dengan pengguna teknologi dilapangan .
Koordinasi dalam rangka percepatan ini bisa dilakukan melalui pertemuan
dengan Bakorluh, BP4K, Dinas dan Instansi terkait di tingkat kabupaten, dan
BP3K di tingkat Kecamatan. Kinerja sistem alih teknologi akan berhasil dan
berdaya guna apabila mendapat dukungan dari tiga kelembagan yang saling
terkait yaitu (i) kelembagaan penelitian dan pengembangan, (ii) kelembagaan
penyuluhan, dan (iii) kelembagaan petani. Ketiga lembaga tersebut merupakan
satu rangkaian yang saling mendukung dan terkait dalam suatu sistem alih
teknologi dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri. Koordinasi yang dilakukan
sangat bermanfaat bagi kelanjutan kegiatan ini terutama pelaksanaan Kaji Terap
dan Demplot sebanyak 3 Unit untuk komoditas strategis Kementrian Pertanian
dan komoditas unggulan Daerah.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana
teknis Badan Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi informasi,
komunikasi dan diseminasi (3-Si) diharapkan menjadi roda penggerak dalam
mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovási pertanian hasil
litkaji oleh pengguna (pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian).
Diseminasi adalah cara dan proses penyebarluasan inovasi/teknologi hasil-hasil
litkaji kepada masyarakat atau pengguna untuk diketahui dan dimanfaatkan.
Kegiatan diseminasi hasil litkaji dapat dimaknai juga sebagai upaya scalling up
hasil litkaji (Kasryno, 2006). Untuk itu, perlu strategi atau mekanisme yang
efisien dan efektif.
Peningkatan kapasitas Peneliti Penyuluh BPTP sangat perlu dilaksanakan
dikarenakan Peneliti dan Penyuluh BPTP mempunyai tugas diantaranya yaitu
mengembangkan metoda penyuluhan dalam hal mempecepat penyebaran
Inovasi Teknologi Pertanian. Ada berbagai metoda penyuluhan yang bisa
dilakukan untuk mempercepat penyebaran inovasi Teknologi Pertanian
diantaranya melalui pelatihan-pelatihan sesuai dengan bidang yang akan
dilatih,demplot budidaya, untuk meningkatkan kapasitas intern peneliti dan
2
penyuluh (Capacity building) dengan cara mendatangkan narasumber dari
Pusat atau bekerja sama dengan Universitas Bengkulu mengenai Metoda
Pengkajian Diseminasi dan analisis data demplot, melakukan study banding
yang dilaksanakan oleh peneliti dan penyuluh yang ada di BPTP ke BPTP lain
atau pusat-pusat penelitian dan balai penelitian lingkup Badan Litbang
Kementrian Pertanian.
Keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan pertanian sangat ditentukan
oleh materi pendukung, seperti media penyuluhan pertanian dalam berbagai
bentuk dan sesuai dengan kebutuhan. Media penyuluhan pertanian dalam
berbagai bentuk dan sesuai dengan sasaran yang ingin dituju mutlak diperlukan,
karena tingkat kemampuan maupun tingkat pendidikan petani-peternak berbeda.
Pernyataan ini didukung oleh Mardikanto (1993), bahwa keberhasilan
pembangunan pertanian tergantung ataupun dipengaruhi oleh ketersediaan
materi penyuluhan pertanian yang merupakan materi pendukung.
Penyebarluasan informasi dalam penyuluhan pertanian mencakup penyebaran
informasi yang berlangsung antar penentu kebijakan, antar peneliti, antar
penyuluh, antar petani maupun antar pihak-pihak yang berkedudukan setingkat
dalam proses pembangunan pertanian sehingga peningkatan produksi,
pertambahan pendapatan/keuntungan.
Dari evaluasi pelaksanaan diseminasi dipandang perlu untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan diseminasi sehingga lebih berdaya
guna dan memenuhi pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani sesuai
dengan perkembangan pembangunan. Mengingat masih banyaknya hasil-hasil
litkaji yang belum diadopsi oleh petani karena kurangnya informasi teknologi
yang diterima, maka kegiatan diseminasi pada tahun 2016 akan
mempertimbangkan kebutuhan pengguna dan karakteristik spesifik lokasi.
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 adalah 1) Koordinasi dalam
rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian ; 2) Meningkatkan kapasitas
Peneliti dan penyuluh dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian melalui a)
Pelatihan dengan mengundang Nara Sumber dari Pusat atau Universitas
Bengkulu dalam hal Metoda Pengkajian Diseminasi bagi Penyuluh dan Fungsional
lainnya, b) Study Banding ke BPTP lainnya, c) Melaksankanan Demplot sebanyak
7 Unit ( Komodits srategis Kementan dan Komoditas Unggulan Daerah dan d)
Kaji Terap sebanyak 1 Unit .
3
Sejak Otonomi Daerah, implementasi UU no 16/2006 di setiap daerah
sangat beragam khususnya dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Berbagai kegiatan penyuluhan yang dirasakan sangat efektif dalam penyampaian
informasi pertanian di masa lalu (mimbar sarasehan, pertemuan teknis,
pertemuasn tugas, penyebaran informasi secara masif) kurang dirasakan bahkan
cenderung telah ditinggalkan. Adanya target pemenuhan penyuluh 1 desa 1
penyuluh, dilakukan pengangkatan penyuluh lapangan yang berstatus tenaga
lepas yang dibiayai APBN maupun APBD, namun tidak dibekali dengan
kemampuan teknis budidaya.
Tuntutan pencapaian tujuan pembangunan pertanian saat ini cukup berat
(pencapaian swasembada pangan), sehingga bekal kemampuan teknis harus
dikuasai oleh petugas di lapangan. Materi penyuluhan oleh penyuluh di lapangan
sangat terbatas, di lain pihak, BPTP sebagai unit pelaksanan teknis Balitbangtan
memiliki berbagai inovasi/teknologi baru yang cukup banyak dan siap
didiseminasikan kepada penyuluh di lapangan. Inovasi BPTP masih terbats
sampai di pengguna, sehingga perlu upaya mempercepat penyampaian
inovasi/teknologi baru melalui berbagai metode, saluran dan media penyuluhan
yang lebih banyak.
Jumlah penyuluh pertanian di Provinsi Bengkulu sebanyak 579 PNS dan
367 THL, jumlah ini belum sebanding dengan jumlah Desa yang harus
didampingi yaitu sebanyak 1.517 (Bakorluh Provinsi, 2015). Demikian halnya
dengan jumlah institusi penyuluhan (BP3K) di Provinsni Bengkulu belum sesuai
UU no.16 yang mengamanatkan setiap kecamatan memiliki 1 lembaga
penyuluhan BP3K. Jumlah BP3K saat ini berjumlah 100 dari 127 Kecamatan
sehingga 1 BP3K memiliki wilayah kerja sampai 2 Kecamatan. Melihat kondisi
penyuluhan di Provinsi Bengkulu yang sangat terbatas maka perlu adanya upaya
dari Pemerintah Pusat untuk meningkatkan dan memperkuat penyuluh di
lapangan.
Melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyuluhan Dalam Rangka
Percepatan Penyebaran Inovasi Pertanian Di Provinsi Bengkulu diharapkan
mampu membantu dan memperlengkapi penyuluh di lapangan dalam teknologi
serta menumbuhkan kembali berbagai kegiatan dan metode penyuluhan yang
efektif sesuai kebutuhan pengguna.
4
Hasil kegiatan tahun 2015 antara lain : 1) melalui kegiatan pameran 2 kali
menunjukkan respon yang tinggi dari stakeholders dan petani tentang teknologi
inovasi mekanisasi mesin tanam padi dan mesin panen, serta inovasi
pemanfaatan lahan pekarangan (Vertikultur, vertiminaponik, hidroponik, dan
irigasi tetes); 2) meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan penyuluh dan
petani di 10 BP3K melalui kegiatan pertemuan dan demplot di BP3K; 3)
tersebarnya informasi teknologi yang dihasilkan BPTP kepada penyuluh dan
petani. Mengingat jumlah BP3K yang menerima manfaat diseminasi masih 10%
(10 BP3K) dari jumlah BP3K yang ada (100 BP3K) diharapkan kegiatan
peningkatan kapasitas penyuluhan dapat berlanjut sesuai dengan teknologi yang
selalu berkembang.
1.2. Tujuan
1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian.
2. Meningkatkan kapasitas peneliti dan penyuluh dalam penyebaran inovasi
pertanian.
1.3. Keluaran
1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian
2. Peningkatan kapasitas peneliti dan penyuluh dalam percepatan penyebaran
inovasi pertanian. (melalui pelatihan, study banding, mengundang narasumber
dari luar, Demplot dan kaji Terap).
1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Manfaat :
1. Tersebarnya inovasi pertanian secara cepat kepada pengguna.
2. Tersedianya materi dan bahan ajar berbasis inovasi pertanian spesifik
lokasi bagi penyuluh, widyaiswara, dan pengajar Sekolah Menengah
Pertanian di Daerah
3. Tumbuhnya kembali berbagai kegiatan dan metode penyuluhan yang
efektif sesuai kebutuhan pengguna.
Dampak
1. Mempercepat peningkatan produktivitas pertanian di wilayah.
2. Meningkatnya kesejehteraan petani di Daerah, dikarenakan penyuluh
sudah meningkat pengtahuan , perilaku dan keterampilannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1. Kerangka Teoritis
Dalam konteks transfer teknologi, Badan Litbang Pertanian telah
menggunakan berbagai media sebagai wahana promosi teknologi yang dihasilkan
baik itu diseminasi hasil-hasil litkaji kepada petani-peternak, pihak swasta dan
pengguna lain perlu dilakukan melalui media yang tepat dan secara
berkelanjutan. Kegiatan diseminasi bukan sekedar penyebarluasan informasi dan
teknologi pertanian, tetapi petani diharapkan mampu mengadopsi dan
menerapkan hasil litkaji tersebut dalam usaha pertanian, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraannya. Menurut Fauzia (2002), ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dihasilkan BPTP akan bermanfaat apabila dapat menjangkau dan
diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan (khalayak pengguna). Untuk itu,
BPTP memerlukan suatu sistem informasi dan komunikasi serta diseminasi yang
efektif dan efisien agar khalayak penggunanya dapat memperoleh informasi
teknologi yang dibutuhkannya dengan mudah dan relatif cepat.
Sebagai terjemahan dari hal “extension”, penyuluhan dapat diartikan
sebagai proses penyebarluasan yang dalam ini, merupakan penyebarluasan
informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dihasilkan oleh
perguruan tinggi ke dalam praktek atau kegiatan praktis (Mardikanto dalam
Risna, dkk, 2012). Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar
sekolah (non formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya
untuk bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan
(better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih
baik (better community ) serta menjaga kelestarian lingkungannya (better
environment ). Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara
atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada
para petani beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung,
agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi/teknologi baru
(Wiriatmadja, 1976; Mardikanto, 1993). Sedangkan teknik penyuluhan pertanian
dapat didefinisikan sebagai keputusan-keputusan yang dibuat oleh sumber atau
penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isi pesan menentukan pilihan
cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian
pesan.
Kegiatan penyuluhan sebagai suatu sistem pendidikan nonformal
dimaksudkan agar penerima manfaat utama penyuluhan yaitu petani dan
6
keluarganya bersedia merubah perilaku mereka yang meliputi perubahan pada
aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga mereka mampu
memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat menolong dirinya sendiri untuk
memperbaiki taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Dalam hal ini
peran penyuluh pertanian dirasa sangat penting, karena penyuluh bertugas
melaksanakan kegiatan penyuluhan di wilayah kerjanya dan berhubungan
langsung dengan petani sehingga penyuluh dapat mengenali masalah-masalah
yang dihadapi petani serta membantu mencari cara pemecahan masalah-
masalah tersebut. Untuk mewujudkan keberhasilan penyuluhan, diperlukan
tenaga-tenaga penyuluh yang handal dan profesional agar dapat melaksanakan
kegiatan penyuluhan seperti yang direncanakan (Wijianto, Arip, 2008). Peran
utama bagi penyuluh pertanian adalah penyuluh sebagai penasehat/advisor,
penyuluh sebagai teknisi, penyuluh sebagai penghubung/middleman, penyuluh
sebagai organisatoris dan penyuluh sebagai agen pembaharuan (Marzuki dalam
Saridewi, T. R dan Siregar, A.N, 2010).
Mardikanto (1993) menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman
penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam
penyuluhan pertanian sebagai berikut:
1. Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan
masyarakat untuk menerapkan sesuatu.
2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi
pengaruh baik.
3. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan lainnya.
Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian melihat tanaman
padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan
pengendalian.
Lebih lanjut Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto (1993)
mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian :
1. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada
minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani.
2. Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampu
melibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.
3. Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya keragaman
budaya.
7
4. Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkan perubahan
budaya.
5. Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jika
menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam
melaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanangkan.
6. Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus
selalumemberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif.
7. Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus
diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar
daripengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.
8. Penggunaan metode yang sesuai; artinya penyuluhan harus dilakukandengan
penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik,
kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.
9. Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanya bertujuan
untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan kepemimpinan.
10. Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telah
mengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya
sebagai penyuluh
11. Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai satu
kesatuan dari unit sosial.
Model diseminasi yang dikembangkan Badan Litbang Pertanian adalah
melalui berbagai channel (Gambar.1)
8
Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC).
Falsafah di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran bagi petani
haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif, dan
partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing
secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani
tidak hanya mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu
melaksanakan, mengevaluasi / membuat penilaian (menemukan), menentukan
pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Melaui cara
ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti
halnya seorang peneliti dan penyuluh.
2.2. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Rogers dan Beal (1960) dalam Badri.M (2008) berkaitan
dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa prinsip sebagai berikut:
1) saluran komunikasi massa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan
9
saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi;
2) saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal
relatif lebih penting pada tahap persuasi; 3) saluran media masa relatif lebih
penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi bagi adopter awal (early
adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter); dan 4) saluran
kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran lokal bagi bagi
adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).
Hasil pengkajian Astuti dan Ruswendi (2013) tentang Berbagai Metode
Diseminasi Teknologi Jeruk Rimo Gerga Lebong (Rgl) Di Kabupaten Lebong
Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam mengembangkan agribisnis jeruk di Kabupaten Lebong, petani
membutuhkan media informasi berupa film pertanian, klinik tani (TVRI), siaran
pedesaan, pertemuan kelompok, dan koran. Sedangkan petugas/penyuluh
lapangan membutuhkan media berupa buku saku, berita TV, berita radio,
kursus/pelatihan, anjangsana, demonstrasi, pertemuan kelompok, temu lapang/
temu teknis, dan gelar teknologi. Persepsi petani terhadap pengembangan jeruk
menunjukkan 64,29% petani memiliki persepsi yang baik, dan 35,71% petani
memiliki persepsi yang kurang baik. Media cetak lebih efektif digunakan dalam
proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan dengan media
audiovisual
Hasil kajian efektifitas metode diseminasi Jeruk di Kabupaten Lebong
disimpulkan bahwa Media cetak (leaflet, liptan, buku saku) lebih efektif
digunakan dalam proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan
dengan media audiovisual (film dan presentasi). Secara statistik penggunaan
media cetak dapat meningkatkan tingkat pengetahuan petani; sedangkan Temu
Lapang dapat meningkatkan pengetahuan petani sebesar 74,19%, sedangkan
pelatihan teknologi meningkatkan ketrampilan petani sebesar 40% (Astuti, dkk.
2013)
Hasil pengkajian Wijianto, A (2008) tentang Hubungan Antara Peran
Penyuluh dengan Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Kelompok Tani di
Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa Ada hubungan
yang signifikan antara peranan penyuluh dengan partisipasi anggota dalam
kegiatan kelompok tani. Hal ini berarti setiap kenaikan nilai pada variabel
peranan penyuluh akan diikuti oleh kenaikan nilai pada variabel partisipasi
10
anggota. Demikian juga sebaliknya, setiap penurunan nilai pada variabel
peranan penyuluh akan diikuti oleh menurunnya nilai pada variabel partisipasi
anggota dalam kegiatan kelompok tani.
Risna, dkk (2012) dalam pengkajiannya tentang Peran Penyuluh
Pertanian Terhadap Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi
Berdasarkan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Labuan Amas
Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah menyimpulkan bahwa permasalahan
dalam peran penyuluhan pertanian yaitu belum melaksanakan peran sebagai
supervisi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengendalian hama terpadu pada
kelompok tani.
Pengkajian oleh Abdullah, A (2008) mengenai Peranan Penyuluhan dan
Kelompok Tani Ternak untuk Meningkatkan Adopsi Teknologi dalam Peternakan
Sapi Potong menunjukkan bahwa penyuluhan sangat memiliki peranan
penting dalam pengembangan peternakan khususnya dalam penguatan
kelompok tani dan peningkatan proses adopsi teknologi peternakan kepada
peternak. Keberhasilan penyuluhan sangat ditentukan oleh model penyuluhan
yang sesuai dengan kebutuhan peternak, yaitu ketepatan materi, metode dan
media yang digunakan.
11
III. PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1. Pendekatan
Koordinasi dan Peningkatan Kapasitas Penyuluh dalam Percepatan Inovasi
Pertanian di Provinsi Bengkulu dilaksanakan dengan metode :
Pertemuan langsung
Koordinasi dengan SKPD , BP4K, BP3K
On farm trial melalui demplot/demcara di lapangan
Partisipatif dan spesifik lokasi
FGD
3.2. Waktu dan Tempat
Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Desember
2016 di 10 Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu. Kegiatan demplot/demcara,
peningkatan kapasitas penyuluh lapangan dilaksanakan di wilayah kerja BP3K di
2 Kabupaten yakni Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Selatan.
3.3. Ruang Lingkup Kegiatan
Koordinasi Dalam rangka percepatan penyebaran inovasi Pertanian
meliputi
Pertemuan dengan SKPD terkait, Bakorluh, BP4K, Dinas Instansi terkait dan BP3K
Kabupaten/Kota.
Fokus Group Discusion (FGD)
Peningkatan kapasitas Peneliti dan Penyuluh BPTP dalam percepatan
penyebaran inovasi teknologi Pertanian.
Peningkatan kapasitas penyuluh dalam rangka percepatan penyebaran
inovasi pertanian di Provinsi Bengkulu. Kegiatan demplot/demcara dalam upaya
peningkatan kapasitas penyuluh lapangan terhadap 3 komoditas strategis
Kementerian Pertanian dilaksanakan di wilayah kerja BP4K/BP3K. Demplot
sebanyak 3 Unit (Jagung 2 unit, Ternak Sapi 1 unit).
Penyusunan bahan informasi hasil pengkajian berupa bahan cetakan dan DVD,
bertujuan untuk mempercepat penyampaian inovasi kepada pengguna.
Temu lapang : pertemuan antara petani, peneliti dan penyuluh untuk saling tukar
menukar informasi teknologi yang sedang diterapkan guna mendapatkan umpan
balik dari petani/pelaku utama, Biasanya kegiatan panen atau pada saat Demplot
dilaksanakan.
12
Apresiasi teknologi antar pelaku inovasi penyuluh lapangan dan kontak tani . Tujuan
dari apresiasi teknologi adalah untuk mengkomunikasikan hasil-hasil pengkajian, ide
dan gagasan dalam rangka meningkatkan kinerja usahatani untuk mendapatkan
umpan balik dari implementasi inovasi pertanian di lapang.
Kaji Terap : uji coba teknologi yang dilakukan oleh pelaku utama untuk meyakinkan
keunggulan teknologi anjuran dibandingkan teknologi yang diterapkan atau
dianjurkan kepada pelaku usaha lainnya.
Demonstrasi : Peragaan suatu teknologi (Bahan, alat, cara) dan atau hasil
penerapan secara nyata yang dilakukan oleh demonstrator (peneliti, penyuluh)
kepada pelaku utama dan pelaku usaha.
Ditinjau dari materi yang akan disampaikan demonstrasi cara adalah
peragaan cara kerja suatu teknologi antara lain, cara pemupukan, cara tanam
jarwo, cara menggunakan Combine Harvester, sedangkan Demonstrasi plot
adalah demonstrasi yang dilakukan dilahan petani/BP3K sebagai percontohan
petani lainnya di wilayah tersebut.
Study Banding Ke BPTP lainnya yang berhasil dalam melaksanakan
pembinaan bagi peneliti dan penyuluh dalam percepatan penyebaran inovasi
teknologi pertanian, melaksanakan demplot 3 unit di WKBPP komodits strategis
Kementan dan unggulan daerah. Kaji Terap komoditas bawang merah di
kabupaten Rejang Lebong.
Mengundang narasumber dari pusat atau dari Universitas Bengkulu
tentang metoda Pengkajian Diseminasi bagi Penyuluh dan Fungsional lainnya.
3.4. Tahapan Pelaksanaan
1. Persiapan (15%)
Pertemuan Tim/penajaman RODHP, koordinasi dengan stakeholders, hunting lokasi
BP3K, Identifikasi inovasi yang akan didiseminasikan, penyusunan daftar pertanyaan
dan parameter pengukuran.
2. Pelaksanaan (75%)
- Pertemuan peneliti, penyuluh BPTP untuk menentukan inovasi teknologi yang
akan didiseminasikan
- Penyusunan desain on farm trial
- Penyusunan materi inovasi yang akan didiseminasikan
- Partisipatif On farm trial: demplot/demcara, kaji terap
- Apresiasi teknologi dan Tabulasi dan Analisis data
3. Monitoring dan Evaluasi (10%)
13
3.5. Data dan Analisis Data
Data yang diperlukan dalam kegiatan diseminasi ini adalah data primer dari
petani, penyuluh, petugas sebagai sasaran diseminasi berupa pengetahuan, sikap
(motivasi,respon, minat), dan ketrampilan.
Indikator yang diukur :
- Peningkatan pengetahuan dan respon petani dan penyuluh terhadap inovasi teknologi
pertanian yang didiseminasikan.
- Efektivitas metode diseminasi temu lapang, demonstrasi plot, demonstrasi cara, dan
apresiasi teknologi.
Peningkatan pengetahuan, respon petani dan penyuluh serta efektivitas metode
diseminasi dianalisis dengan menggunakan pre test and post test disain (Azwar.S, 2013)
dan akan dianalisi secara statistik diskriptif dengan menggunakan uji statistik Paired
Simple T Test dengan rumus Riduwan dan Alma, B (2009) :
t =D
Dimana : t : nilai t hitungD : rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2SD : standar deviasi pengukuran 1 dan 2N : jumlah sampel
3.6. Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan dalam kegiatan diseminasi antara lain :
Kuesioner sebagai alat memperoleh indikator yang diukur
Alat tulis kantor dan komputer suplies (kertas, Tinta, pena, stepler, USB, kertas
koran, display, dll)
Bahan pendukung kegiatan diseminasi (bahan cetakan, VCD, meeting kit)
Sarana produksi dan pendukung lainnya untuk demplot (pupuk, bibit, obat-obatan)
14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana
teknis Badan Litbang Pertanian di daerah dalam hal pengkajian dan diseminasi.
Melalui pelaksanaan fungsi informasi, komunikasi dan diseminasi (3-Si)
diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas
pemanfaatan berbagai inovási pertanian hasil litkaji oleh pengguna (pelaku
utama dan pelaku usaha sektor pertanian).
4.1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi Pertanian
Dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian yang telah
dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian
Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana
teknis didaerah wajib melaksanakan penyebaran inovasi tersebut ke stakeholder
agar dapat digunakan oleh pengguna. Salah satunya adalah dengan melakukan
koordinasi dan pertemuan dengan SKPD terkait, Bakorluh, BP4K, Dinas Instansi
terkait dan BP3K Kabupaten/Kota.
Koordinasi dan pertemuan yang telah dilaksanakan selama tahun 2016
antara lain seperti dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Kegiatan koordinasi dan pertemuan yang telah dilaksanakan selamatahun 2016
No UraianKegiatan Peserta Waktu
Pelaksanaan Output
1. Koordinasidalam rangkapenyampaianinovasi PTTJagung
BP4KKabupatenR/L,Penyuluh,PetaniKooperator
29 April 2016 Sosialisasi PTT Jagungdan penyampaianjuknis kegiatan demplotjagung di KabupatenRejang Lebong
2. Koordinasidalam rangkapenyampaianinovasibudidayabawang merah
BP4KKabupatenR/L, Penyuluh,PetaniKooperator
9 Juni 2016 Bimbingan teknis dantanam perdanakegiatan kaji terapbawang merah diKabupaten RejangLebong
15
Lanjutan Tabel 1.
No UraianKegiatan Peserta Waktu
Pelaksanaan Output
3. Koordinasidalam rangkapenyampaianinovasi pakanternak sapiberbasislimbahtanamanjagung
BP4KKabupatenB/S, Penyuluh,PetaniKooperator
20 Juni 2016 Bimbingan teknispembuatan pakan darilimbah jagung kegiatandemplot ternak
4. Koordinasi danpeningkatankapasitaspenyuluhmelalui rapatteknispenyuluhan
PenyuluhBBP2TP
19-21 Juni2016
Peningkatan kapasitaspenyuluh tentangmetode penyusunanuraian tugas dan hasilkerja jabatanfungsional PenyuluhPertanian lingkupBalitbangtan
5. Pertemuandalam rangkapenyampaianhasil demplotjagung di BPPLubuk Ubar
PenyuluhBP3K LubukUbar danBP3K KesambeLama sertaPetaniKooperator
Sosialisasisi inovasiteknologi budidayajagung
6. Pertemuandalam rangkapenyampaianhasil kajiterapBawang Merah
PenyuluhBP3K Air Dukudan BP3KMojorejo sertaPetaniKooperator
6 Desember2016
Sosialisasi inovasiteknologi budidayabawang merah
4.2. Peningkatan kapasitas penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya diBPTP dalam percepatan penyebaran inovasi teknologi Pertaniandengan mengundang narasumber
Peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya dalam percepatan
penyebaran inovasi pertanian di Provinsi Bengkulu dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan diantaranya adalah ;
a. Bimbingan Teknis (Bimtek) dengan Mengundang Narasumber
Salah satu cara yang telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
peneliti dan penyuluh BPTP dalam menghasilkan inovasi teknologi pertanian yang
berkualitas adalah melalui penyelenggaraan pelatihan penyusunan proposal,
metodelogi penelitian dan metode analisis. Pendidikan non formal seperti
16
pelatihan ini yang ditujukan kepada penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya
yang ada di BPTP Bengkulu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Peneliti/Penyuluh dalam : (1) memilih arah pengkajian dan diseminasi, (2)
metoda penelitian yang digunakan, (3) menganalisis data, penyajian dan
penyampaian hasil penelitian, dan (4) program-program aplikasi dalam bidang
pengkajian diseminasi. Keberhasilan penelitian/pengkajian sangat ditentukan
oleh proposal yang direncanakan.
Bimbingan teknis/pelatihan tentang metode penelitian dan metode
analisis serta aplikasi statistik dalam pelaksanaan pengkajian dan
diseminasi di BPTP dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh/peneliti
BPTP Bengkulu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh dan
peneliti BPTP Bengkulu dengan mengundang narasumber yang ahli
dibidang analisis statistik dalam penyusunan proposal, metode penelitian
dan metode analisis.
Bimbingan teknis/pelatihan dalam rangka peningkatkan kapasitas
penyuluh dan peneliti BPTP Bengkulu tentang metode penelitian dan metode
analisis serta aplikasi statistik dalam pelaksanaan pengkajian dan diseminasi di
BPTP dilakukan di aula Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu.
Bimbingan teknis/pelatihan dilaksanakan dua tahap dengan
narasumber dan materi yang berbeda. Tahap pertama dilaksanakan pada
hari Selasa dan Rabu tanggal 01 – 02 Maret 2016 dengan Narasumber
Prof. Dr. Agus Hermawan, materi tentang aplikasi statistik untuk
penulisan karya tulis ilmiah spesifik lokasi. Tahap kedua dilaksanakan
pada hari Kamis dan Juma’at tanggal 10 – 11 Maret 2016 dengan
narasumber Dr. Elly Rasmikayati, M.Sc materi tentang analisis statistika
untuk perencanaan penelitian dan pengkajian.
Metode yang digunakan dalam bimbingan teknis/pelatihan adalah
dengan presentasi, diskusi dan latihan. Peserta terdiri dari penyuluh, peneliti dan
fungsional lainya yang ada di BPTP Bengkulu sebanyak 48 orang. Hasil dari
bimbingan teknis berupa penyusunan karya tulis ilmiah (KTI) menjadi bahan
informasi dalam bentuk bunga rampai, prosiding maupun jurnal.
b. Studi Banding
Dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh, peneliti dan fungsional
lainnya di BPTP Bengkulu, penyuluh BPTP Bengkulu dikirim unruk mengikuti Studi
Banding dalam berbagai kegioatan yang diselenggarakan secara nasional lingkup
17
kementerian pertanian. Adapun kegiatan yang dimasud diantaranya adalah
seminar, Ekspose, Hari Pangan Sedunia, Study Banding ke BPTP Jambi dll.
Tabel 2. Studi banding dalam rangka peningkatan kapasitas fungsionalpenyuluh, peneliti dan fungsional lainnya di BPTP Bengkulu
No Uraian WaktuPelaksanaan
Penyuluh/Peneliti
Output
1. Studi bandingpeningkatankapasitasfungsionalpenyuluh danSeminarMembangunPertanian Moderndan Inovatifdalam rangkamendukung MEAke BPTP Jambi
30 Mei 2016s/d
02 Juni 2016
Ir. SiswaniDwi Daliani
Peningkatankapasitaspenyuluh dankinerjafungsionalmelaluikunjungan diBPTP Jambi danPenyampaianMakalah PolaKonsumsiPangan.
2. Studi bandingdalam rangka haripangan sedunia(HPS) di BoyolaliJawa Tengah
28 Oktober2016 s/d 31Oktober2016
Ir. SiswaniDwi Daliani
Peningkatankapasitas dankinerja penyuluhpertemuanteknis penyuluhdi Hotel AstonSolo.
Adapun hasil atau manfaat yang diperoleh dari kegiatan studi banding
terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) penyuluh yang
mengikuti kegiatan tersebut antara lain adalah terjadi perubahan sikap dan
prilaku menjadi lebih baik serta peningkatan pengetahuan tentang penyusunan
proposal penyuluhan yang meliputi metodologi dan analisis data serta
peningkatan pengetahuan melalui kunjungan langsung ke lokasi kegiatan,
pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan dan diskusi antar peserta yang ikut
dari berbagai daerah/provisi yang ada di Indonesia tentang apa yang ditampilkan
saat pergelaran hari pangan sedunia (HPS) di Boyolali. Selain itu juga, inovasi
yang ditampilkan di pergelaran HPS tersebut dapat menjadi bahan masukan dan
pengetahuan yang sangat bermanfaat untuk dapat diterapkan di daerah masing-
masing.
c. Pendidikan dan Latihan (Diklat)
Pendidikan dan Latihan (Diklat) Dasar Penyuluh Pertanian Ahli
Lingkup Badan Litbang Pertanian diselenggarakan di Balai Besar Pelatihan
18
Pertanian (BBPP) Ketindan, Malang – Jawa Timur selama 21 hari mulai
dari tanggal 27 Juli sampai dengan 16 Agustus 2016
Tabel 3. Fungsional yang melakukan Diklat Dasar Penyuluh Ahli
No Uraian Waktu Pelaksanaan Penyuluh1. Diklat Dasar Penyuluh
Pertanian Ahli LingkupBalitbangtan tahun2016
27 Juli 2016s/d
16 Agustus 2016
Engkos Kosmana,S.ST
2. Diklat Dasar PenyuluhPertanian Ahli LingkupBalitbangtan tahun2016
27 Juli 2016s/d
16 Agustus 2016
Evi Silviyani, S.ST
3. Diklat Dasar PenyuluhPertanian Ahli LingkupBalitbangtan tahun2016
27 Juli 2016s/d
16 Agustus 2016
Robiyanto, S.Pt
Output yang dicapai dari Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Ahli
Lingkup Badan Litbang Pertanian Tahun 2016 antara lain adalah
terjadinya peningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta
khususnya mengenai tugas pokok dan fungsi penyuluhan pertanian,
memotivasi untuk menjadi penyuluh pertanian PNS yang berkompeten
dan profesional, meningkatkan kinerja, meningkatkan perilaku penyuluh
pertanian sesuai dengan dinamika perkembangan zaman, bekerja secara
profesional, melayani dan mengayomi masyarakat, mengembangkan pola
pikir, berdisiplin, amanah dan jujur, bertanggung jawab, berintegritas,
serta memiliki semangat jiwa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa
dan negara.
4.3. Peningkatan kapasitas penyuluh di daerah dalam percepatanpenyebaran inovasi teknologi Pertanian melalui pertemuan, demplotdan kajiterap
Kegiatan demplot dan kajiterap dalam upaya peningkatan kapasitas
penyuluh lapangan terhadap beberapa komoditas strategis Kementerian
Pertanian yakni Jagung, ternak sapi dan bawang merah dataran tinggi
dilaksanakan di wilayah kerja BP4K/BP3K.
19
Sampai dengan akhir bulan Desember 2016, pelaksanaan demplot dalam
rangka peningkatan kapasitas penyuluh di BPTP Bengkulu dan Penyuluh
pertanian kabupaten kota di provinsi Bengkulu telah dilaksanakan 3 unit demplot
di 2 kabupaten di provinsi Bengkulu yakni 2 unit demplot PTT jagung di WKBPP
Lubuk Ubar kecamatan Curup Selatan dan WKBPP Kesambe Lama kecamatan
Curup Utara serta demplot penggemukan sapi dengan inovasi pemberian pakan
limbah tanaman jagung di WKBPP Air Sulau kecamatan Kedurang Ilir.
Demplot Jagung
Demplot jagung dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 2
Unit dengan masing masing unit seluas 0,5 ha. Lokasi demplot merupakan
Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (WKBP3K)
sentra produksi jagung yakni di WKBP3K Lubuk Ubar Kecamatan Curup Selatan
yang berada di desa Lubuk Ubar dengan Petani Kooperator yakni Bapak Ujang
Amrullah dengan paket inovasi teknologi PTT Jagung Tanam dengan Olah tanah
Minimum (TOM) pada lahan sawah tadah hujan. Varietas jagung yang ditanam
adalah varietas Bima 19 URI. Sementara demplot PTT Jagung yang berada di
WKBP3K Kesambe Lama Kecamatan Curup Utara berada di desa Duku Ulu
dengan petani kooperator bapak Zul Amri. Paket inovasi teknologi PTT Jagung
yang digunakan yakni Tanpa Olah Tanah (TOT) dengan varietas unggul baru
yakni varietas Bima 20 URI.
Hasil produksi demplot jagung varietas Bima 19 Uri yang ditanam di lahan
sawah tadah hujan dengan pengolahan tanah minimum kegiatan koordinasi dan
peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya di kabupaten Rejang
Lebong dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Data hasil ubinan Jagung Varietas Bima 19 Uri
No Perlakuan Ukuran Ubinan(m)
Hasil Ubinan(kg)
Produksi Panen(Ton/ha)
1 (J1) (100x40x20) 4,2 x 2 4,9 5,82 (J2) (90x50x20) 4,2 x 2 5,4 6,33 (J3) (70x20) Kontrol 4,2 x 2 5,1 6,1
20
Sementara hasil produksi demplot jagung varietas Bima 20 Uri yang
ditanam di lahan kering dengan tanpa olah tanah kegiatan koordinasi dan
peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya di kabupaten Rejang
Lebong dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Data hasil ubinan Jagung Varietas Bima 20 Uri
No Perlakuan Ukuran Ubinan(m)
Hasil Ubinan(kg)
Produksi Panen(Ton/ha)
1 (J1) (100x40x20) 4,2 x 2 5,2 6,22 (J2) (90x50x20) 4,2 x 2 5,9 7,03 (J3) (70x20) Kontrol 4,2 x 2 4,7 5,6
Sementara data komponen hasil dari demplot jagung varietas bima 19 uri
dan bima 20 uri dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Data komponen hasil demplot jagung varietas bima 19 Uri dan Bima 20Uri
No Varietas Berat UtuhKering
BeratTongkol Berat Biji Bobot 1000
Butir KA 14%1 Bima 19 Uri 216,6 50,6 165,9 291,62 Bima 20 Uri 220,2 55,1 165,0 295,4
Hasil survey yang dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan demplot
jagung menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kapasitas penyuluh dilapangan
dalam budidaya jagung baik dari segi pengetahuan, sikap maupun
keterampilannya. Peningkatan pengetahuan penyuluh tentang budidaya jagung
ini terjadi setelah dilakukannya pertemuan-pertemuan selama pelaksanaan
demplot. Dari 21 orang responden yang disurvey, tingkat pengetahuan penyuluh
sebelum dilaksanakannya demplot pada angka 65,53 dengan kriteria tinggi dan
setelah dilaksanakannya demplot meningkat menjadi 78,41 dengan kriteria
tinggi. Sementara respon penyuluh terhadap pelaksanaan demplot jagung masih
pada kriteria cukup sesuai dengan skor 3,42.
Tabel 7. Hasil survey tingkat pengetahuan dan respon penyuluh terhadapdemplot jagung di kabupaten Rejang Lebong
Jumlah
Responden
PengetahuanRespon Kriteria
Sebelum Kriteria Sesudah Kriteria
21 65,53 tinggi 78,41 tinggi 3,42 Cukup
Demplot Pemeliharaan Ternak Sapi Berbasis Limbah Tanaman Jagung
21
Demplot pemberian pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung
dilaksanakan di kabupaten Bengkulu Selatan tepatnya di WKBPP Sulau
kecamatan Kedurang Ilir. Sampai dengan bulan Desember 2016 telah
dilaksanakan koordinasi dan pelaksanaan kegiatan serta demontrasi cara
pembuatan fermentasi pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung.
Pemberian pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung dilakukan
kepada ternak sapi jantan dengan jumlah 12 ekor dengan 3 orang petani
kooperator. Dari data yang diperoleh terhadap 12 ekor sapi jantan yang diberi
pakan fermentasi limbah tanaman jagung, terjadi kenaikan berat badan rata-rata
0,37kg/ekor/hari.
Peningkatan kapasitas penyuluh/petugas lapangan di daerah dilakukan
melalui pertemuan-pertemuan, sosialisasi dan pelatihan/demontrasi cara
(demcara) fermentasi limbah tanaman jagung. Pelatihan ditujukan kepada
penyuluh dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang proses pembuatan
pakan dari limbah tanaman jagung yang banyak terdapat disana.
Respon petani dapat diartikan sebagai perubahan sikap petani yang
diakibatkan adanya rangsangan (stimulus) dari luar dan dari dalam diri petani,
dalam wujud melaksanakan program, memperluas areal tanam,
pengorganisasian kelompok, dan mengumpulkan serta menyebarluaskan
informasi teknologi (Rifki 2011). Dalam upaya pengenalan inovasi baru kepada
petani dapat terjadi respon yang beragam dari calon adopter, beragam respon
tersebut dapat menjadi sebuah acuan dasar terhadap sikap petani terhadap
inovasi teknologi yang akan di adopsi.
Berdasarkan hasil kajian dan analisis data yang dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana respon peternak terhadap inovasi teknologi pembuatan
pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung, maka diperoleh hasil seperti yang
disajikan pada Tabel 7:
Tabel 8. Kelas respon peternak.Kelas Batas Kelas Tally Frekwensi (%)
1 1,00 ≤ x ≤ 1,80 0 0,02 1,80 < x ≤ 2,60 0 0,03 2,60 < x ≤ 3,40 2 11,84 3,40 < x ≤ 4,20 6 35,35 4,20 < x ≤ 5,00 9 52,9
Sumber : Data Primer yang telah diolah (Tahun 2016)
22
keterangan :1,00 ≤ x ≤ 1,80 = sangat tidak setuju, 1,80 < x ≤ 2,60= Tidaksetuju, 2,60 < x ≤ 3,40= Cukup Setuju, 3,40 < x ≤ 4,20 = Setuju, 4,20 < x ≤5,00 = Sangat Setuju
Respon peternak terhadap teknologi pembuatan pakan sangat tinggi
berada pada level sangat setuju 52,9 % dan pada level setuju sebesar 35,3%,
serta sisanya pada level cukup setuju, sebesar 11,8 %. Hal ini menunjukkan
respon positif dari peternak terhadap inovasi teknologi pengolahan limbah
tanaman jagung sebagai pakan ternak, sehingga peluang peternak untuk
mengadopsi teknologi tersebut cukup besar.
Kaji Terap Budidaya Bawang Merah
Kaji terap budidaya bawang merah dilaksanakan di WKBPP Air Duku
kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong dengan luas 0,1 ha.
Inovasi yang diterapkan adalah dengan menggunakan bedengan ukuran, lebar :
1 – 1,2 m, panjang menyesuaikan, tinggi 20-30 cm bagian dibuat mendatar atau
tidak melengkung. Jarak antar bedengan dibuat 50 cm sekaligus dijadikan parit
sedalam 20-30 cm. Dua minggu sebelum tanam diberikan ameliorant berupa
kapur pertanian sebanyak 1 – 1,5 ton/ha atau 100 – 150 kg/0,1 ha.
Pemupukan diberikan sebagai pupuk dasar : kompos 15 – 20 ton/ha
(1,5 – 2 ton/0,1 ha), Pupuk kimia : Urea : 47 kg (4,7 kg), SP-36 : 100 kg (10
kg), KCl : 56 kg (5.6 kg) dicampur merata pada lahan bedengan, biarkan 1
minggu sebelum bibit ditanam
Cara Tanam
Siapkan bibit umbi bawang yang telah disiapkan, iris bagian atas kurang lebih 0,5cm
- ¼ bagian umbi untuk memecahkan masa dorman dan merangsang pertumbuhan
tunas dan tumbuhnya umbi samping sehingga akan diperoleh pertumbuhan
tanaman yang seragam
Jarak tanam yang digunakan 20 X 20 cm dan 15 X 15 cm.
Cara penanaman : benamkan seluruh bagian umbi ke dalam tanah dengan cara
memutar umbi agar tidak terlalu padat
Lakukan penyiraman pagi dan sore (apabila tidak turun hujan) sampai tanaman
berumur 10 hari, setelah itu penyiraman bisa dikurangi menjadi 1 kali sehari
Pemeliharaan Tanaman
Tabel 9. Pupuk susulan setiap 0,1 ha
Waktu Pemupukan Jenis pupuk Cara pemupukan
23
Susulan I : tanamanberumur 2 minggu
Urea : 9 kgZa : 20 kgKCl : 11 kg Buat garitan diantara tanaman
bawang merah, taburkan pupukpada garitan secara merataSusulan II :
tanaman berumur 5minggu
Urea : 5 kgZa :10 kgKcl : 6 kg
Produksi bawang merah hasil kaji terap dengan perlakuan jarak tanam di
dataran tinggi kabupaten Rejang Lebong serta data komponen hasil dari masing
masing perlakuan yang dikaji dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10. Data hasil ubinan dan berat basah dan berat kering kajiterap bawangmerah di Desa Karang, Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten RejangLebong
No Perlakuan Ukuran Ubinan(m2)
Hasil Ubinan(kg)
Produksi Panen(Ton/ha)
1 20 x 20 27 10,43,599
9,72 15 x 15 27 13,8
4,510,512,15
3 20 x 15 13 3,94,197
5,45
Tabel 11. Rata-rata jumlah umbi per rumpun bawang merah di kabupatenRejang Lebong
No Perlakuan Jumlah Umbi
1 20 x 20 8,352 15 x 15 7,63 20 x 15 10
4.4. Peningkatan kapasitas dan kuantitas publikasi hasil Litkajibangrap
Bimbingan teknis penyusunan KTI dengan mengundang 2 narasumber
yang telah dilaksanakan pada bulan maret 2016 menghasilkan beberapa judul
makalah yang dijadikan karya tulis ilmiah (KTI) dan di publikasikan dalam bentuk
bunga rampai, prosiding maupun jurnal. Judul-judul karya tulis ilmiah (KTI) yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Judul KTI hasil Bimbingan teknis dan target realisasi
NO NAMA JUDUL TARGETREALISASI
24
1 Lina Ivanti - Evaluasi Karakteristik KentangMerah Selama Penyimpanan
- Aplikasi Pelilinan dan PenyimpananDingin untuk Meningkatkan DayaSimpan Jeruk Tejakula
- Mutu Organoleptik dan Fisik cakeJuwawut Spesifik Bengkulu
April 2016
Desember 2016
Juni 2016
2 Dr. UmiPudjiastuti
- Sistem tanam jajar legowo mampumeningkatkan pendapatan petani
Agustus 2016
3 Herlena BidiAstuti
- Distribusi pendapatan berdasarkankepemilikanm lahan dan sumbermodal pada usaha tani cabaimerah di dataran tinggi di provinsiBengkulu
- Analisis ekonomi mekanisasipenanaman dan panen pada usahatani padi sawah di Bengkulu Utara
Maret 2016
April 2016
4 Nurmegawati - Tingkat adopsi sistem kalendertanam terpadu di klabupatenLebong
- Sifat inovasi dan aplikasi sisteminformasi kalender tanam terpadudi kabupaten Kaur ProvinsiBengkulu
Juli 2016
Agustus 2016
5 Miswarti - Ekplorasi dan karakterisasi manggaBengkulu
- Eksplorasi tanaman buah diprovinsi Bengkulu
Mei 2016
Juni 2016
6 Sri Suryani MRambe
- Percepatan adpsi teknologi melaluipendampingan kawasan jeruk diBengkulu
- Sifat inovasi dan aplikasi teknologitanaman jeruk RGL di KabupatenLebong
Desember 2016
Agustus 2016
7 Shanora W - Evaluasi prilaku konsumen dansensori bubuk kopi petik merah diprovinsi bengkulu
September 2016
8 Afrizon - Potensi dan kendalapengembangan kopi rakyat diprovinsi bengkulu
- Efisiensi pemanfaatan komposberbahan baku limbah kulit kopiterhadap produksi kopi diKabupaten Rejang Lebong
Agustus 2016
November 2016
9 Ahmad Damiri - Seberapa sesuai realisasi dantarget produksi padi di provinsiBengkulu
Agustus 2016
10 Jhon Firison - Peran inseminator bagikeberhasilan Program PSDSK diKabupaten Mukomuko
Agustus 2016
25
11 Ruswendi - Dampak Dan Manfaat PupukOrganik Fermentasi Pada ProduksiCabai Merah Di Kabupaten RejangLebong
Juli 2016
12 Zul Efendi - Pemberian pakan berbasis produksamping kelapa sawit terhadappenambahan bobot badan sapi balidi Provinsi Bengkulu
- Performance sapi kaurberdasarkan sifat kualitatif dankuantitatif di Provinsi Bengkulu
Oktober 2016
Agustus 2016
13 Erpan Ramon - Faktor- faktor yang mempengaruhidampak adopsi untukkeberlanjutan KRPL setelahpenerapan KRPL di ProvinsiBengkulu
- Percepatan adopsi usaha taniintegrasi sapi jagung di lahanoptimal
- Persepsi peternak sapi kaurterhadap teknologi pakan berbasislimbah tanaman sawit
Juni 2016
Agustus 2016
Desember 2016
14 Siswani DwiDaliani
- Respon petani terhadap komoditasstrategis cabai dan bawang merahdi Provinsi Bengkulu
- Analisis tingkat pengetahuanpetani terhadap
- Pola Konsumsi Pangan rumahtangga di Kabupaten Seluma
September 2016
September 2016
September 2016
15 Hamdan - Karakteristik dan potensi lahanuntuk pengembangan pertanian diKabupaten Lebong
- Faktor –faktor yang mempengaruhiadopsi teknologi PTT di KabupatenBengkulu Utara
Mei 2016
September 2016
16 Emlan Fauzi - Analisis kebijakan pangan strategisdi Provinsi Bengkulu
- Analisis faktor- faktor yangmempengaruhi produksi jagung diProvinsi Bengkulu
September 2016
Agustus 2016
17 Wawan EkaPutra
- Identifikasi dan karakterisasitanaman durian di ProvinsiBengkulu
Agustus 2016
18 Heryan Iswandi - Pemanfaatan limbah kulit kopisebagai media stek buah naga
- Aplikasi ZPT pada stek buah naga- Teknis budidaya okra hijau di
polibag
Agustus 2016
Agustus 2016Agustus 2016
19 Hendri Suyanto - Teknik aplikasi penyemprotanbiourine terhadap budidaya padi
September 2016
26
aromatik20 Yesmawati - Kajian pemanfaatan mesin tanam
pindah bibit padi sawah sistemjajar legowo (Indo jarwotransplanter) di Provinsi Bengkulu
- Efisiensi usaha tani padi aromatikdan padi organik di kabupatenSeluma provinsi bengkulu
- Analisis proses keputusanpembeliaan dan kepuasankonsumen terhadap berasaromatik dan beras organik diProvinsi Bengkulu
Mei 2016
September 2016
November 2016
21 Hertina Artanti - Dinamika perubahan intensitasserangan PBK pada musim yangberbeda
Oktober 2016
22 Siti Rosmana - Keanekaragaman dan dominasigulma pada lahan sawah dataranrendah
- Introduksi VUB inpari 7 dan inpari28 pada dataran tinggi diKabupaten Rejang Lebong
Mei 2016
Juni 2016
23 Alfayanti - Peluang pengembangan industriperbenihan padi berbasismasyarakat di Kabupaten Seluma
April 2016
24 Kusmea Dinata - Pengendalian penyakit blendokpada jeruk kalamansi
- Perbaikan budiddaya jerukkalamansi untuk pengendalianpenyakit kudis
Oktober 2016
Oktober 2016
25 Wilda Mikasari - Kajian lama penyimpanan berasaromatik terhadap mutuorganoleptik dan mutu tanak nasi
- Mutu fisik gabah dan berasaromatik dari budidaya padi ramahlingkungan
November 2016
November 2016
26 BunaiyahHonorita
- Prefernsi konsumen terhadapproduk pangan organik di provinsibengkulu
- Perilaku petani dalam budidayapertanian organik
- Kinerja kelembagaan tani terhadappengembangan sistem integrasipadi- sapi di provinsi Bengkulu
Juni 2016
Agustus 2016
Agustus 2016
27 Evi Silviani - Peranan bimbingan teknisterhadap tingkat pengetahuanpetani kopi di KabupatenKepahiang
Desember 2016
28 Linda Harta - Evaluasi metode demcara terhadappeningkatan kognitif dan afektif
Mei 2016
27
petani bioindustri di KabupatenRejang Lebong
- Tingkat adopsi petani terhadappengolahan pakan ternak diKabupaten Rejang Lebong
Agustus 2016
29 Yulie Oktavia - Pemanfaatan kompos dan biourinesapi pada budidaya tanaman kol diKabupaten Rejang Lebong
- Efektivitas indojarwo transplanterdan caplak roda terhadap hasiltanaman padi di KabupatenBengkulu Utara
Juni 2016
Juli 2016
30 Yartiwi - Keragaan varietas inpari 16, inpari22 dan inpari 30 padaagroekosistem yang berbeda
- Penerapan teknologi PTT padisawah mendukung UPSUS diKabupaten Rejang Lebong
Desember 2016
Desember 2016
31 WahyuniAmeliaWulandari
- Sistem integrasi sapi-jagung manisdi lahan sub-optimal KabupatenBengkulu Utara
- Pemberian kombinasi level proteindan energi ransum berbasisterhadap pertumbuhan ayam arab
Juli 2016
Juni 2016
32 Eko Kristanto - Masa birahi dan siklus birahikambing BOERKA di BPTPBengkulu
Agustus 2016
33 Engkoskoswara
- Teknis pembuatan media audiovisual pada pendampingan padi
September 2016
34 Taufik Hidayat - Kajian kinerja paket teknologimekanisasi padi sawah irigasi diKabupaten Bengkulu Utara
April 2016
35 Taupik Rahman - Eksplorasi dan keragamanmanggis di provinsi Bengkulu
- Keragaan Padi Sawah Aromatik diKabupaten Seluma
April 2016
November 2016
36 Dr. WahyuWibawa
Bunga Rampai :- Bioindustri padi-sapi spesifik lokasi- Sistem produksi padi di Provinsi
Bengkulu- Peningkatan produktivitas kopi
rakyat melalui teknik peremajaandan pemupukan spesifik lokasi diKabupaten Kepahiang
TOTAL 60 Judul
Melalui kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan
fungsioanl lainnya dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian di provinsi
28
Bengkulu tahun 2016 berupa pertemuan-pertemuan, sosialisasi, apresiani,
bimbingan teknis, studi banding dan mengundang narasumber, terjadi terjadi
peningkatan kapasitas penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya di BPTP
Bengkulu. Hal ini terlihat dari kontribusi penyuluh, peneliti dan fungsional lainnya
di BPTP Bengkulu dan jumlah KTI yang diikutkan dalam seminar nasional
“Inovasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian
Berkelanjutan” yang diselenggarakan di Bengkulu pada tanggal 8 November
2016, serta seminar nasional lainnya yang diselenggarakan pada tahun 2016
seperti seminar nasional di Jambi, Kalimantan Selatan, Bali dan NTB.
Tabel 13. Judul KTI dan Penulis pada seminar nasional “Inovasi TeknologiPertanian Modern Mendukung Pembangunan PertanianBerkelanjutan” dari internal BPTP Bengkulu tahun 2016
No.Urut Judul Makalah Penulis
1 Karakteristik Kentang Merah SpesifikBengkulu Selama Penyimpanan
Wilda Mikasari, LinaIvanti, Taufik Hidayat
2 Uji Adaptasi Varietas Inpari 22 dan Inpari 30di Kecamatan Kota Manna KabupatenBengkulu Selatan
Nurmegawati, AhmadDamiri dan Yahumri
3 Optimalisasi Pemanfaatan Lahan SawahIrigasi dengan Tanaman Kangkung Cabutpada Kelompok Tani Panca Usaha diKelurahan Rimbo Kedui Kabupaten Seluma
Wawan Eka Putra
4 Analisis Pola Nafkah Ganda dan StrukturPendapatan Petani Pelaku Alih Fungsi LahanSawah ke Sawit (Kasus di Kelurahan RimboKedui, Seluma, Bengkulu)
Andi Ishak
5 Perubahan Teknologi dan TransformasiKelembagaan di Pedesaan (Fenomena PanenPadi di Kecamatan Seluma Selatan,Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu)
Andi Ishak
6 Kesesuaian Pendekatan Sistem Budidaya PadiSpesifik Lokasi Didasarkan pada Pola danKemampuan Bibit dalam Pembentukan Anaanper Rumpun
Wahyu Wibawa, DediSugandi
7 Variasi Tingkat Ketahanan Plasma Nutfah UbiJalar Lokal
Hertina Artanti,Miswarti
8 Peningkatan Pengetahuan dan PenerapanInovasi Teknologi Pengelolaan TerpaduTanaman Jeruk di Provinsi Bengkulu
Sri Suryani M. Rambe,Kusmea Dinata
9 Peranan Metode Demonstrasi terhadapPeningkatan Pengetahuan dan Sikap Petanidalam Memanfaatkan Limbah Ternak danPerkebunan di Kabupaten Rejang Lebong
Umi Pudji Astuti,Linda Harta
29
10 Substitusi Kulit Kopi dalam Ransum TidakMempengaruhi Persentase Karkas dan BobotOrgan Dalam Ayam Arab Fase Grower
Erpan Ramon, ZulEfendi, WahyuniAmelia Wulandari
11 Upaya Peningkatan Produksi dan Mutu KopiRakyat di Kabupaten Rejang Lebong ProvinsiBengkulu
Afrizon, ShannoraYuliasari, Tri Wahyun
12 Kajian Pemasaran Jagung (Studi Kasus diDesa Saree Kabupaten Aceh Besar)
Emlan Fauzi, M.Ferizal
13 Analisis Efisiensi Biaya dan ProspekPenggunaan Indo Jarwo Tranplanter 2:1pada Lahan Sawah Irigasi di ProvinsiBengkulu
Yemawati, WahyuWibawa
14 Kesesuaian Lokasi Beberapa Varietas UnggulBaru Padi Sawah di Kabupatn Seluma ProinsiBengkulu
Ahmad Damiri, Yartiwidan Dedi Sugandi
15 Identifikasi Jenis dan Dominansi Gulma padaLahan Sawah Dataran Rendah di KabupatenSeluma
Siti Rosmanah,Alfayanti
16 Peningkatan Pengetahuan Penyuluh terhadapTeknologi Pembuatan Pestisida Organik diBPP Gading Cempaka Kota Bengkulu
Sri Rambe, EviSilviyani, EngkosKosmana
17 Varietas Unggul Baru Beradaptasi LuasSpesifik Lokasi di Provinsi Bengkulu
Yartiwi, Yulie Oktavia,A. Damiri
18 Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Padatterhadap Produksi dan Pendapatan PetaniKubis di Kabupaten Rejang Lebong
Yulie Oktavia, UmiPuji Astuti
19 Analisis Peningkatan Pengetahuan Petanidalam Penanggulangan HPT Hayati padaUsahatani Cabai di Mojo Rejo KabupatenRejang Lebong
Herlena Bidi Astutidan Rudi Hartono
20 Pengetahuan Petani dalam TeknologiPemanfaatan dan Pengolahan Hasil SampingPadi: Menir menjadi Tepung Beras danProduk Turunannya di Kabupaten SelumaProvinsi Bengkulu
Wilda Mikasari, EviSilviyani, EngkosKosmana
21 Pengetahuan Petugas UPSUS tehadapPenerapan Teknologi PTT dan KalenderTanam Kegiatan UPSUS Swasembada Pangandi Kabupaten Mukomuko
Ahmad Damiri, JhonFirison
22 Analisis Ekonomi dan Preferensi Konsumenterhadap Beras Aromatik (Kasus padaGapoktan Rimbo Jaya, Kabupaten Seluma)
Wawan Eka Putra,Andi Ishak
23 Respon Peserta Demonstrasi Cara terhadapTeknologi Pembuatan Pakan Ternak BerbasisLimbah Tanaman Jagung di KecamatanKedurang Ilir
Siswani Dwi Daliani,Linda Harta, Alfayanti
24 Kinerja Kelembagaan Tani MenentukanKeberhasilan Pengembangan Sistem IntegrasiPadi – Sapi di Kabupaten Seluma
Bunaiyah Honorita,Yesmawati
25 Efisiensi Protein, Energi, dan Pakan pada Harwi Kusnadi1, J. H.
30
Pertumbuhan Ayam Leher Gundul dan AyamNormal
P. Sidadolog , Zuprizal
26 Sifat – Sifat Kimia Tanah dan KebutuhanPupuk untuk Tanaman Padi Sawah diKecamatan Seluma Timur Kabupaten Seluma
Irma CalistaSiagian,Tri Wahyuni
27 Status Unsur Hara Karbon Organik danNitrogen Tanah Sawah
Tri Wahyuni, HarwiKusnadi
28 Eksplorasi dn Karakterisasi Manggis diProvinsi Bengkulu
Taupik Rahman,Miswarti
29 Keuntungan dan Kelayakan Usahatani Padipada Lahan Rawa dengan Sistem Tanam danDosis Pupuk yang Berbeda
Alfayanti, WahyuWibawa
30 Karakteristik Usaha Ternak Sapi PotongBerbasis Produk Samping Industri KelapaSawit di Kabupaten Seluma
Zul Efendi, DediSugandi
31 Demfarm Kajian Paket Teknologi MekanisasiPadi Lahan Sawah Irigasi dalam RangkaPenerapan Pemahaman Petani di KabupatenBengkulu Utara
Robiyanto, RahmatOktafia
32 Kearifan Lokal Penentu Adopsi InovasiBudidaya Padi di Desa Karan AnyarKabupaten Seluma
Rahmat Oktafia,Wahyu Wibawa
33 Performance Ayam Arab yang DiberikanPakan Solid Fermentasi pada FasePertumbuhan
Wahyuni AmeliaWulandari, ErpanRamon
34 Eksplorasi dan Koleksi Tanaman Buah diProvinsi Bengkulu
Miswarti, Wawan EkaPutra, Taupik Rahman
35 Persepsi Petani terhadap TeknologiPengolahan dan Sifat Sensori Kopi PetikMerah Spesifik Bengkulu
Shannora Yuliasari,Afrizon
36 Kajian Adaptasi Cabai Merah Kencana padaAgroekosistem Dataran Tinggi MusimKemarau di Kabupaten Rejang Lebong
Rudi Hartono,Yahumri
37 Produktivitas Benih Sumber Varietas UnggulBaru Padi pada Sawah Irigasi di KabupatenSeluma
Yahumri, HarwiKusnadi
38 Dampak Pendampingan pada PengembanganKawasan Cabai di Bengkulu
Ruswendi
Publikasi hasil dari bimtek penyusunan KTI dan judul yang telah
dikumpulkan dituangkan dalam bentuk bunga rampai, prosiding dan jurnal Tahun
2016.
31
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi teknologi pertanian berupa
sosialisasi PTT jagung, sosialisasi hasil kajiterap bawang merah, sosialisasi hasil
demplot pakan ternak berbasis fermentasi limbah tanaman jagung, bimbingan teknis
(bimtek) pembuatan pakan dan kajiterap budidaya bawang merah serta
peningkatan kapasitas metode penyuluhan lainnya dengan sosialisasi dan apresiasi.
2. Peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya di BPTP Bengkulu dalam
penulisan karya tulis ilmiah (KTI) melalui bimbingan teknis metode
penelitian/penyuluhan, studi banding, kajiterap, demplot, pendidikan dan latihan
(diklat)
32
KINERJA HASIL DISEMINASI
Percepatan penyebaran inovasi pertanian di Provinsi Bengkulu dilakukan
dengan meningkatkan koordinasi dengan stakehoders serta meningkatkan
kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya di BPTP Bengkulu dengan
mengundang Narasumber sebanyak 2 kali serta meningkatkan kapasitas
penyuluh dilapangan melalui kegiatan demplot sebanyak 3 unit (2 unit demplot
jagung dan 1 unit demplot pakan ternak) serta 1 unit kaji terap budidaya bawang
merah. Selama pelaksanaan demplot dilakukan pertemuan-pertemuan untuk
mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan prilaku penyuluh terhadap inovasi
yang diterapkan melalui kegiatan demplot dan kaji terap. Respon penyuluh
terhadap pelaksanaan demplot pakan ternak sapi sangat tinggi berada pada level
sangat setuju 52,9% dan 35,3% setuju. Tingkat pengetahuan penyuluh terhadap
pelaksanaan demplot jagung sebelum pelaksanaan demplot 65,53% setelah
demplot meningkat menjadi 78,41%.
33
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Agustina. 2008. Peranan Penyuluhan dan Kelompok Tani Ternakuntuk Meningkatkan Adopsi Teknologi dalam Peternakan Sapi Potong.Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong, 24 November 2008. Palu.
Azwar.S, 2013. Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Astuti,UP dan Ruswendi, 2013. Makalah Seminar Nasional : Berbagai MetodeDiseminasi Teknologi Jeruk RGL di Kabupaten Lebong.
Astuti, UP, 2013. Laporan Akhir Tahun : Efektifitas Berbagai Metode Diseminasidalam Mendukung MP3MI berbasis Jeruk di Kabupaten Lebong
Badan Litbang Pertanian. 2005. Panduan Umum Pelaksanaan Pengkajian sertaProgram Informasi, Komunikasi, dan Diseminasi di BPTP. Badan LitbangPertanian, Jakarta.
Badan Litbang Pertanian. 2004. Prosiding Lokakarya Sinkronisasi Program HasilPenelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian,Jakarta.
BBPPTP Bogor. 2009. Petunjuk Pelaksanaan pendampingan PencapaianSwasembada Daging sapi (PSDS). Balai Besar Pengkajian danPengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian Bogor.
Bakorluh Provinsi Bengkulu, 2015. Kebijakan Penyuluhan Provinsi Bengkulu 2015(bahan tayang Pertemuan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Bengkulu).Bengkulu
Badri.M. 2008. Kontribusi Teori-teori Komunikasi dalam Komunikasi Inovasi.www.teori difusi.
BPTP Jawa Tengah.2008. Penyuluhan dan Penyebaran Informasi Pertanian padadaerah P4MI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Tengah.
Hubies.S.A.V. Pengaruh Desain Pesan Video Instruksional terhadap PeningkatanPengetahuan Petani tentang Pupuk Agrodyke. Jurnal Agro Ekonomi,Volume 25 No.1, Mei 2007 : 1 – 10.
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret
University Press. Solo.
Risna, Rosni, M, dan Mariani. 2012. Peran Penyuluhan Pertanian TerhadapPengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi Berdasarkan KelasKemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Labuan Amas SelatanKabupaten Hulu Sungai Tengah. Jurnal Agribisnis Perdesaan Volume 02Nomor 03 September 2012.
Saridewi, T.R dan Siregar, A.N. 2010. Hubungan antara Peran Penyuluh danAdopsi Teknologi oleh Petani Terhadap Peningkatan Produksi Padi diKabupaten Tasikmalaya. Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1.
Wijianto, Arip. 2008. Hubungan antara Peranan Penyuluh dengan PartisipasiAnggota dalam Kegiatan Kelompok Tani di Kecamatan BanyudonoKabupaten Boyolali. Agritexts No. 24.
34
Wiriatmadja. 1977. Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian. C.V. Yasaguna. Jakarta.
Badan Litbang Pertanian, 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian,Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan LitbangPertanian.
35
VI.ANALISIS RISIKO
Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang
mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan.
Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka dapat disusun
strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun
responsif.
Daftar Resiko dalam Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Penyuluhan
Dalam Rangka Percepatan Penyebaran Inovasi Pertanian Di Provinsi Bengkulu
Tahun 2016 seperti pada tabel 2.
Tabel 14. Risiko, penyebab dan dampak terhadap pelaksanaan kegiatan Tahun2016
NO. RESIKO PENYEBAB DAMPAK1.
2.
3.
4.
Inovasi teknologiyangdidiseminasikantidak dikembangkanoleh stakeholders.
Kesiapan bahaninformasi terlambat
Ketidak sesuaianpetani kooperator
Gagal panen
Inovasi teknologi tidakdisebarkan olehstakeholders sehinggatidak sampai di petani
Keterlambatan bahanyang akan dipublikasioleh parapeneliti/penyuluh
Terbatasnya koordinasidan kurang cermatmenentukan sasaran
Banjir, kekeringan, atauserangan hama
Tidak dapatmeningkatkanpengetahuan danketerampilan petani sertapenurunan hasilpertanian danpendapatan petani
Bahan diseminasi tidaksampai ke penggunatepat waktu.
Tidak diperoleh datayang valid, analisissecara kuantitatif sulitdilakukan
Produktivitas turun
Resiko yang akan timbul dalam pelaksanaan Peningkatan Kapasitas
Penyuluhan Dalam Rangka Percepatan Penyebaran Inovasi Pertanian di Provinsi
Bengkulu harus diantisipasi sehingga tujuan kegiatan tahun 2016 dan keluaran
yang diharapkan dapat tercapai.
36
Alternatif Penanganan Resiko dalam Pelaksanaan Peningkatan KapasitasPenyuluhan Dalam Rangka Percepatan Penyebaran Inovasi Pertanian Di ProvinsiBengkulu Tahun 2016
Tabel 15. Risiko, penyebab dan penanganan dalam pelaksanaan kegiatanTahun 2016
NO. RESIKO PENYEBAB PENANGANAN1.
2.
3.
4.
Inovasi teknologiyangdidiseminasikantidakdikembangkanoleh stakeholders
Keterlambatanpencetakan
Ketidak sesuaianpetani kooperatordan lokasi
Gagal panen
Inovasi teknologi tidakmenjadi programDaerah.
Keterlambatan bahanyang akan dipublikasioleh parapeneliti/penyuluh
Terbatasnya koordinasidan kurang cermatmenentukan sasaran
Banjir, kekeringan, atauserangan hama
Proses penyebaraninovasi melalui multichannel
Penanggung jawabproaktif menghubungipara peneliti/penyuluhagar tepat waktumenyerahkan bahanpublikasi
Kegiatan persiapan dilapangan harus menjadiperhatian dan dilakukanberulang
Mengatur waktu tanam,memilih lakasi di luarrawan banjir, rawankekeringa
36
JADWAL KERJA
Tabel 16. Jadwal Kerja Kegiatan
No Uraian Kegiatan Bulan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I Persiapan :1. Perbaikan RDHP X2. Penyusunan/pembahasan perbaikan RODHP X3. Koordinasi X X
II Pelaksanaan :4. Pengadaan ATK X X X5. Penyusunan Juklak/Juknis6. Penentuan petani Demplot X7. Persiapan, Pertemuan di lapangan, field day X X X X X X X X8. Pelaksanaan Demplot, Demcara dan Kajiterap X X X X X X9. Penyusunan bahan cetakan dan elektronik X X X X X
10. Pertemuan petani, penyuluh lapangan di BP3K X X X X11. Pelaksanaan Kaji Terap X X X X X X X XIII Evaluasi :12. Laporan bulanan X X X X X X X X X X X X13. Analisis Data X X14. Laporan tengah tahun, akhir tahun X X15. Seminar Hasil X16. Penyusunan KTI X
37
PEMBIAYAAN
Tabel 17. Rencana Anggaran Biaya Kegiatan
No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan(Rp.000)
Jumlah Biaya(Rp.000)
1 Belanja Bahan 2.400.000
- Konsumsi dalam rangka FGD,pertemuan
48 OK 50.000 2.400.000
2 Honor Output Kegiatan 1.800.000
- Honor Petugas Lapang 9 OB 200.000 1.800.000
3 Belanja Barang non Operasionallainnya
4.400.000
- UHL Petani Kooperator 88 OH 50.000 4.400.000
4 Belanja Barang Untuk Persediaanbarang konsumsi
39.300.000
- Bahan Informasi (Buku,Prossidng, modul,brosur,leaflet, CD)
1 Paket 10.000.000 10.000.000
- ATK Komputer Suplies 1 Paket 4.680.000 4.680.000
- Bahan saprodi dan pendukungkaji terap
1 Paket 8.120.000 8.120.000
- Bahan saprodi dempot di BPPdan bahan pendukungpertemuan
3 Unit 5.500.000 16.500.000
5 Belanja Jasa Profesi 3.500.000
- Narasumber, pengarah,evaluator, fasilitator
7 OJ 500.000 3.500.000
6 Belanja perjalanan biasa 80.000.000
- Perjalanan dalam rangkapelaksanaan kegiatan (berkisarantara Rp. 365.000,- s/d Rp.5.000.000)
16 OP 5.000.000 80.000.000
7 Belanja Perjalanan Dinas DalamKota
220.000
- Perjalanan dalam rangkapelaksanaan kegiatan
2 OH 110.000 220.000
8 Belanja Perjalanan Dinas PaketMeeting Luar Kota
41.000.000
- Uang harian dan transportperjalanan ke luarpropinsi/pusat rangkaperjalanan kegiatan
1 OH 2.900.000 2.900.000
- Penginapan perjalanan ke luarpropinsi/pusat dalam rangkapelaksanaan kegiatan
3 OP 700.000 2.100.000
- Akomodasi dan konsumsi dalamrangka focus group discussion,pertemuan dengan petani danstakeholders
63 OH 180.000 11.340.000
Jumlah 147.960.000
38
Tabel 18. Realisasi Anggaran Biaya Kegiatan
No Jenis Pengeluaran RealisasiAnggaran
PersentaseKeuangan (%)
Persentase Fisik(%)
1 Belanja Bahan 2.400.000 100,00 100
- Konsumsi dalam rangka FGD,pertemuan
2.400.000
2 Honor Output Kegiatan 1.800.000 100,00 100
- Honor Petugas Lapang 1.800.000
3 Belanja Barang non Operasionallainnya
4.400.000 100,00 100
- UHL Petani Kooperator 4.400.000
4 Belanja Barang Untuk Persediaanbarang konsumsi
39.274.100 99,9 99,9
- Bahan Informasi (Buku,Prossidng, modul,brosur,leaflet, CD)
9.975.000
- ATK Komputer Suplies 4.679.100 100,00
- Bahan saprodi dan pendukungkaji terap
8.120.000 100,00
- Bahan saprodi dempot di BPPdan bahan pendukungpertemuan
16.500.000 100,00
5 Belanja Jasa Profesi 3.500.000 100,00 100
- Narasumber, pengarah,evaluator, fasilitator
3.500.000
6 Belanja perjalanan biasa 79.935.000 99,92 100
- Perjalanan dalam rangkapelaksanaan kegiatan (berkisarantara Rp. 365.000,- s/d Rp.5.000.000)
79.935.000
7 Belanja Perjalanan Dinas DalamKota
220.000 100,00 100
- Perjalanan dalam rangkapelaksanaan kegiatan
220.000
8 Belanja Perjalanan Dinas PaketMeeting Luar Kota- Uang harian dan transport
perjalanan ke luarpropinsi/pusat rangkaperjalanan kegiatan
2.900.000 0
- Penginapan perjalanan ke luarpropinsi/pusat dalam rangkapelaksanaan kegiatan
710.000
- Akomodasi dan konsumsi dalamrangka focus group discussion,pertemuan dengan petani danstakeholders
11.340.000 100,00
Jumlah
39
PERSONALIA
Tabel 20. Personalia Kegiatan
NO Nama/NIP Jabatan Fungsional/Bidang Keahlian
Jabatan dalamKegiatan Uraian Tugas Alokasi Waktu
(jam)1 Ir. Siswani Dwi Daliani Penyuluh Madya Penanggung
Jawab40
2 Dr. Umi Pudji Astuti, MP Penyuluh Madya Anggota 203 Alfayanti SP Peneliti Pertama Anggota 204 Taufik Hidayat, S.TP Peneliti Pertama Anggota 205 Ir. Miswarti MP Peneliti Muda Anggota 206 Yartiwi SP Peneliti Pertama Anggota 207 Linda Harta S Pt. Penyulu Pertama Anggota 208 Engkos Kosmana S ST Penyuluh Pertama Anggota 20
9 Adianto S.Kom Pustakawan Anggota 10
10 Sanusi Musa Kepegawaian Anggota 10
11 M.Nur Staf Tata Usaha Anggota 10
40
Lampiran 1. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan
Gambar 2. Benih VUB Jagung varietas Bima Uri 19 dan lahan demplot PTT Jagung
Gambar 3. Penugalan dan penanaman jagung
Gambar 4. Tanaman Jagung umur 14 hari setelah tanam
41
Gambar 5. Penyiangan gulma sekaligus pembubunan
Gambar 6. Persiapan lahan dan pembuatan bedeng kajiterap bawang merah
Gambar 7. Penyerahan benih bawang merah kepadapetani koop[erator kaji terap budidaya bawangmerah
42
Gambar 8. Pertemuan dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh
Gambar 9. Sosialisasi Juknis demplot Jagung dan Kaji Terap Bawang Merah
43
Gambar 10. Penanaman Bawang merah
Gambar 11. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah
Gambar 12. Tanaman bawang merah umur 14 hst danpersipan pemupukan susulan I
44
Gambar 13. Tanaman jagung umur 56 hst
Gambar 14. Pengamatan pertumbuhan tanaman jagung umur 56 hst
45
Gambar 15. Hasil produksi demplot jagung
Gambar 16. Pengukuran bobot badan sapi dengan pemberian pakan darifermentasi limbah tanaman jagung