LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN...

77
LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014 No. Kode: 26/1801.013/016/RPTP/2014

Transcript of LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN...

Page 1: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

LAPORAN AKHIR TAHUN

PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNGDAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU

Wahyu Wibawa

KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU2014

No. Kode: 26/1801.013/016/RPTP/2014

Page 2: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga

Laporan Akhir Tahun 2014 Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan

Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu dapat tersusun. Laporan

ini dibuat sebagai salah satu pertanggung jawaban terhadap hasil pelaksanaan

kegiatan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2014.

Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan Tumpangsari Jagung dan

Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu bertujuan untuk: (1.) Menentukan varietas kacang

tanah yang tepat untuk ditumpangsarikan dengan jagung pada lahan kering masam

(Ultisol) spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu ,( 2.) Mengevaluasi efektifitas penambahan

amelioran pada lahan Ultisol terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman yang

ditumpangsarikan, (3.) Meningkatkan produktifitas, efisiensi penggunaan lahan, dan

keuntungan usahatani secara tumpangsari pada lahan Ultisol, (4.) Mendapatkan

alternatif rekomendasi teknis sistem tumpangsari jagung dan kacang tanah pada lahan

suboptimal, (5.) Mendapatkan umpan balik dari stakeholders dan petani pengguna

dalam rangka percepatan penyebarluasan inovasi teknologi.

Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini

tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat

diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu pelaksanaan

kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat memberikan

manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi Pemanfaatan Lahan Kering Masam

dengan Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu

Bengkulu, Desember 2014Penanggung jawab Kegiatan

Ir. Wahyu Wibawa, MP., Ph.DNIP. 196904271998031001

Page 3: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

iii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RPTP : Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan TumpangsariJagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu3. Alamat Unit Kerja : Jalan Irian Km.6.5 Kelurahan Semarang Bengkulu 381194. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu T.A. 20145. Status Penelitian (L/B) : Baru6. Penanggung Jawab :

a. Nama : Ir. Wahyu Wibawa, MP, Ph.Db. Pangkat / Golongan : Penata Tingkat I/IIIdc. Jabatan : Peneliti Muda

7. Lokasi : Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu8. Agroekosistem : Lahan Kering Masam9. Tahun Mulai : 201410. Tahun Selesai : 201411. Output Tahunan : -12. Output Akhir : 1. Varietas unggul kacang tanah yang tepat untuk

ditumpangsarikan dengan jagung pada lahan keringmasam (Ultisol) spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu

2. Tingkat efektifitas penambahan amelioran pada lahanUltisol terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman yangditumpangsarikan.

3. Peningkatan produktifitas, efisiensi penggunaan lahan,dan keuntungan usahatani secara tumpangsari padalahan Ultisol.

4. Alternatif rekomendasi teknis sistem tumpangsarijagung dan kacang tanah pada lahan suboptimal.

5. Umpan balik dari stakeholders dan petani penggunadalam rangka percepatan penyebarluasan inovasiteknologi.

Page 4: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

iv

13. Biaya : Rp. 150.000.000 (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah)

Koordinator Program , Penanggung Jawab RPTP

Ir. Wahyu Wibawa, MP, Ph.DNIP.19690427 199803 1 001

Ir. Wahyu Wibawa, MP, Ph.DNIP.19690427 199803 1 001

Mengetahui :Kepala BB Pengkajian Kepala BPTP Bengkulu

Dr. Ir. Abdul Basit, M.S Dr.Ir. Dedi Sugandi, MPNIP. 19640521 198003 1 001 NIP.19590206 198603 1002

Page 5: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iiiDAFTAR ISI .................................................................................................... vDAFTAR TABEL ............................................................................................... viLAMPIRAN……………………………………………….................. …………………………………. viiiRINGKASAN DAN SUMMARY ............................................................................ x

I. PENDAHULUAN........................................................................................... 11.1. Latar Belakang................................................................................... 11.2. Dasar Pertimbangan........................................................................... 41.3. Tujuan.............................................................................................. 41.4. keluaran............................................................................................ 51.5. Perkiraan Dampak.............................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6

III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 93.1. Lokasi dan waktu .............................................................................. 93.2. Bahan dan Alat .................................................................................. 93.3. Ruang Lingkup .................................................................................. 103.4. Rancangan Percobaan........................................................................ 103.5. Pelaksanaan ...................................................................................... 113.6. Plot Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah ...................................... 113.7. Parameter Yang Diukur ..................................................................... 113.8. Analisis Data ..................................................................................... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................... 134.1 Koordinasi Internal dan antar Instansi. ................................................ 134.2 Dominasi Jenis Gulma ........................................................................ 134.3 Sistem Tumpang sari Jagung dan Kacang Tanah.................................. 144.4 Efektifitas Pemberian Amelioran.......................................................... 214.5 Produktivitas, Efisiensi Penggunaan Lahan dan Usaha Tani ................... 294.6 Sosialisasi, Apresiasi Teknologi Pemanfaatan Lahan Kering Masam ........ 324.7 Umpan Balik dari Satkeholders dan Petani Pengguna........................... 33

V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 36KINERJA HASIL............................................................................................... 37DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38ANALISIS RESIKO ........................................................................................... 40JADWAL KERJA ............................................................................................... 41PEMBIAYAAN.................................................................................................. 42PERSONALIA .................................................................................................. 44

Page 6: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

vi

DAFTAR TABEL

1. Identifikasi dominansi gulma awal ............................................................... 142. Nilai rata-rata hasil perhitungan keseluruhan NKL

tanaman kacang tanah dan jagung ............................................................ 153. Data pertumbuhan vegetatif kacang tanah ................................................... 164. Data komponen hasil kacang tanah sistem tumpangsari , MK 2014................. 175. Data komponen hasil kacang tanah sistem tumpangsari , MK 2014................. 186. Data pertumbuhan vegetatif jagung............................................................. 197. Data pertumbuhan generatif jagung ............................................................ 208. Hasil analisa tanah awal dan akhir ............................................................... 229. Data hari hujan dan curah hujan

kabupaten Bengkulu Tengah (BP3K Talang Pauh, 2014) ............................... 2410.Data pertumbuhan vegetatif kacang tanah sistem tanam monokultur.............. 2511. Data komponen hasil kacang tanah sistem monokultur , MK 2014 ................. 2712. Data komponen hasil kacang tanah sistem monokultur , MK 2014.............. ... 2813. Biaya usahatani, produksi, penerimaan dan keuntungan

kegiatan monokultur dan tumpangsari di KabupatenBengkulu Tengah tahun 2014.................................................................... 31

Page 7: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

vii

LAMPIRAN

Halaman

1. Kuesioner tingkat pengetahuan petani terhadap teknologi pemanfaatanlahan kering masam dengan tumpangsari jagung dan kacang tanah…………..

45

2. Kuesioner Identifikasi Petani dan Pola Usaha Tani Pemanfaatan LahanKering Masam dengan Tumpangsari Jagung dan KacangTanah………………………………………………………………………………………………..

62

3. Foto kegiatan sosialisasi kegiatan pemanfaatan lahan kering masamdengan tumpangsari jagung dan kacang tanah…………………………………………

67

4. Foto kegiatan apresisasi teknologi kegiatan pemanfaatan lahan keringmasam dengan tumpangsari jagung dan kacang tanah……………………………

69

5. Foto kegiatan pemanfaatan lahan kering masam dengan tumpangsarijagung dan kacang tanah (pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan,panen)…………………………………………………………………………………………………

70

6. Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan Tumpangsari Jagungdan Kacang Tanah (pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan,panen)………………………………………………………………

71

7. Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan Tumpangsari Jagungdan Kacang Tanah (pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen)

72

Page 8: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

viii

Ringkasan

1. Judul : Pemanfaatan Lahan Kering Masam denganTumpangsari Jagung dan Kacang Tanah di ProvinsiBengkulu

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Bengkulu

3. Tujuan : 1. Menentukan varietas kacang tanah yang tepatuntuk ditumpangsarikan dengan jagung padalahan kering masam (Ultisol) spesifik lokasi diProvinsi Bengkulu

2. Mengevaluasi efektifitas penambahan amelioranpada lahan Ultisol terhadap pertumbuhan danhasil tanaman yang ditumpangsarikan.

3. Meningkatkan produktifitas, efisiensi penggunaanlahan, dan keuntungan usahatani secaratumpangsari pada lahan Ultisol.

4. Mendapatkan alternatif rekomendasi teknis sistemtumpangsari jagung dan kacang tanah pada lahansuboptimal.

5. Mendapatkan umpan balik dari stakeholders danpetani pengguna dalam rangka percepatanpenyebarluasan inovasi teknologi.

4. Keluaran/Output : 1. Varietas unggul kacang tanah yang tepat untukditumpangsarikan dengan jagung pada lahankering masam (Ultisol) spesifik lokasi di ProvinsiBengkulu

2. Tingkat efektifitas penambahan amelioran padalahan Ultisol terhadap pertumbuhan dan hasiltanaman yang ditumpangsarikan.

3. Peningkatan produktifitas, efisiensi penggunaanlahan, dan keuntungan usahatani secaratumpangsari pada lahan Ultisol.

4. Alternatif rekomendasi teknis sistem tumpangsarijagung dan kacang tanah pada lahan suboptimal.

5. Umpan balik dari stakeholders dan petanipengguna dalam rangka percepatanpenyebarluasan inovasi teknologi.

6. Prosedur : Lahan suboptimal yang digunakan dalam pengkajianini adalah lahan kering masam. Pengkajiandilaksanakan di Kabupaten Bengkulu Tengah.Rancangan percobaan yang digunakan adalahrancangan acak kelompok dengan 5 ulangan. Luasplot berkisar 1000-1250 m2. Perlakuan terdiri atas 4varietas yaitu varietas Talam, Tuban, Kancil dan

Page 9: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

ix

varietas Lokal yang ditumpangsarikan denganjagung. Masing-masing perlakuan diulang 5 kali.Petani kooperator sebanyak 5 orang berperansebagai ulangan.Amelioran yang diberikan adalah pupuk kandang 2.5ton/ha dan kapur pertanian (dolomit) 0.5 ton/ha.Untuk pupuk disesuaikan dengan kebutuhantanaman. Kacang tanah ditambahkan pupuk Urea 75kg/ha, SP-36 75 kg/ha dan KCl 75 kg/ha. Untuktanaman jagung ditambahkan pupuk urea 300 kg/ha,SP-36 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha.Data agronomi dianalisa dengan analisis of variant(ANOVA) dan uji lanjut dengan LSD. Selamapengkajian dilakukan pengamatan terhadapkomponen pertumbuhan, komponen hasil, sifat fisikdan kimia tanah, dominansi jenis gulma, tingkatserangan OPT dan Land Equivalent Ratio (LER).

7. Capaian :8. Manfaat : Pemanfaatan lahan suboptimal untuk pertanaman

jagung dan kacang tanah dengan penggunaanvarietas yang sesuai dan pemupukan yang spesifiklokasi. Produktivitas jagung dan kacang tanah yangoptimal dapat tercapai dengan pengelolaan hara danpemilihan varietas yang tepat.

9. Dampak : Pengembangan jagung dan kacang tanah di lahansuboptimal dapat menyumbangkan produksi secarasignifikan di Provinsi Bengkulu. Peningkatan produksiakan berdampak pada peningkatan pendapatanpetani dan mendukung target swasembada jagung.Lahan kering masam dapat dimanfaatkan untukpenanaman dan produksi pangan, jagung ataup[unkacang tanah, sehingga mampu mendukungterwujudnya ketahanan, kemandirian dan bahkankedaulalatan pangan pada masa depan. Budidayatumpangsari dapat menjadi alternative untukmenjaga kelestarian/konservasi lahan dengan tetapmemberikan keuntungan ataupun pendapatan yanglayak bagi petani. Hal ini dapat menahan ataumengurangi konversi lahan dari lahan pangan kesektor perkebunan khususnya untuk komoditaskelapa sawit dan karet.

10 Jangka Waktu : 1 (satu) tahun11 Biaya : Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah)

Page 10: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

x

Summary

1. Title : Utilization of of acidic Dryland with IntercroppingPeanut and Corn in Bengkulu

2. Working Unit : Institute for Agricultural Technology (AIAT) Bengkulu3. Objectives : 1. Determine the appropriate varieties of peanut

intercropped with maize in acidic dryland (Ultisol)specific locations in the province of Bengkulu

2. Evaluate the effectiveness of the addition ofameliorant on Ultisol soil on the growth and yieldof intercropped.

3. Increasing productivity, efficiency of land use, andthe advantages of farming land intercropped onUltisol.

4. Obtain alternative technical recommendationsintercropping system of peanut and corn at acidicdryland.

5. Getting feedback from stakeholders and users inorder to accelerate the farmer dissemination oftechnological innovation.

4. Output : 1. High yielding varieties appropriate for peanutintercropped with maize on dry land sour (Ultisol)specific locations in the province of Bengkulu

2. The level of effectiveness of the addition ofameliorant on Ultisol soil on the growth and yieldof intercropped.

3. Increased productivity, efficient use of land, andfarm profit intercropped on Ultisol soil.

4. Alternative technical recommendation systemcorn and peanut intercropping on suboptimalland.

5. Feedback from stakeholders and users in order toaccelerate the farmer dissemination oftechnological innovation.

6. Prosedur : Land suboptimal used in this study is the acidicdryland. Assessment carried out in the district ofCentral Bengkulu. The experimental design used wasa complete randomized block design with 5replications. Plot were range 1000 to 1250 m2/plot.The treatment consists of four varieties are varietiesTalam, Tuban, Kancil and Local varieties intercroppedwith corn. Each treatment was repeated 5 times.Farmer cooperators as many as 5 people act asreplicates.Ameliorant given manure is 2.5 tons / ha and

Page 11: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

xi

agricultural lime (dolomite) 0.5 tonnes / ha. Forfertilizer tailored to the needs of the plant. Peanutsadded urea 75 kg / ha, SP-36 75 kg / ha and KCl 75kg / ha. For the corn crop was added urea to 300 kg/ ha, SP-36 100 kg / ha and KCl 100 kg / ha.Agronomic data were analyzed by analysis of variants(ANOVA) and continued with LSD test. During theassessment carried out observations of thecomponents of growth, yield components, physicaland chemical properties of the soil, weed speciesdominance, the level of pest attacks and LandEquivalent Ratio (LER).

7. Achievement: :8. Benefits : The use of suboptimal land for planting corn and

peanuts with the use of suitable varieties and site-specific fertilization. Productivity of maize andpeanuts can be achieved with optimal nutrientmanagement and selection of appropriate varieties.

9. Impact : Development of maize and peanuts in landsuboptimal production can contribute significantly inthe province of Bengkulu. The increase in productionwill have an impact on increasing the income offarmers and support self-sufficiency target corn. Sourdry land can be utilized for the cultivation andproduction of food, corn, peanuts, so as to supportthe creation of resilience, self-reliance and foodsoverignity even in the future. Intercroppingcultivation can be an alternative to preserve /conserve land while providing a decent income orprofits for farmers. It can resist or reduce theconversion of land from food land to the plantationsector, especially for palm oil and rubber.

10 Period : 1 (one) year11 Budget : Rp. 150.000.000,- (One Hundred Fifty Million)

Page 12: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

12

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, penyebaran lahan kering masam cukup luas, terutama pada

wilayah beriklim basah seperti Sumatera, Kalimantan dan Papua. Menurut Hidayat dan

Mulyani (2002) luas lahan kering di Pulau Sumatera mencapai 33,54 juta ha yang

terdiri atas 28,57 juta ha lahan masam dan 4,96 juta ha lahan tidak masam. Lahan

kering di Provinsi Bengkulu mencapai 4,57 juta ha yang terdiri atas 3,44 juta ha lahan

masam dan 1,13 juta ha lahan tidak masam. Luas lahan kering di Provinsi Bengkulu

yang memiliki potensi untuk sektor pertanian seluas 796.800 ha (BPS Provinsi

Bengkulu, 2010).

Lahan kering masam, potensial untuk pengembangan jagung dan kacang tanah

di Provinsi Bengkulu. Sasaran luas tanam jagung dan kedelai di Provinsi Bengkulu pada

tahun 2014 cukup banyak, masing-masing adalah 26.997 ha dan 7.471 ha (Dinas

Pertanian Provinsi Bengkulu, 2013).

Ultisol merupakan salah satu jenis tanah yang mempunyai sebaran cukup luas

di Provinsi Bengkulu. Pada umumnya Ultisol berwarna kuning kecoklatan hingga

merah. Pada klasifikasi lama, Ultisol diklasifikasikan sebagai Podsolik Merah Kuning

(PMK) (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). Lahan ini mempunyai potensi yang tinggi

untuk pengembangan pertanian lahan kering. Untuk pengembangan tanaman pangan,

termasuk jagung dan kacang tanah, perlu pengelolaan yang baik karena tanah Ultisol

mempunyai sifat yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Beberapa

permasalahan umum dari tanah Ultisol adalah kemasaman tanah tinggi (pH rata-rata <

4,5), kejenuhan Al tinggi, miskin kandungan hara makro terutama P, K, Ca, dan Mg,

dan kandungan bahan organik rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat

diterapkan teknologi pengapuran, pemupukan P dan K, dan penambahan bahan

organik.

Penambahan amelioran (kapur dan bahan organik), secara teknis dapat

mengatasi permasalahan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada lahan

Ultisol. Hal ini menimbulkan permasalahan baru yang disebabkan oleh rendahnya

tingkat pengetahuan, keterampilan dan pembiayaan petani dalam pengadaan dan

Page 13: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

13

pembelian amelioran yang cukup besar. Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi

oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Bermanfaat bagi petani secara nyata.

2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.

3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi

tersedia.

4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.

5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.

6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian

(Kartono, 2009).

Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa faktor sebelum

mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh petani diantaranya

adalah:

1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta

keuntungan yang baik.

2. Kepastian diperolehnya hasil panen dengan resiko kegagalan yang minimal.

3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani.

4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi.

5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka diperlukan pendekatan yang lebih

komprehensif, yaitu tidak hanya dari aspek teknik pengelolaan sumberdaya lahan

tetapi juga dari aspek teknik budidaya tanaman dan rekayasa sosial. Dari aspek teknik

budidaya dapat ditempuh melalui dua pendekatan yaitu melalui pemilihan varietas

(jagung dan kacang tanah) yang adaptif atau toleran pada kondisi lingkungan spesifik

(lahan Ultisol) dan penerapan sistem tumpangsari.

Varietas yang toleran terhadap cekaman lingkungan, misalnya keasaman, maka

varietas tersebut mampu tumbuh dan berkembang pada pH yang relatif rendah serta

mampu memanfaatkan dan respon terhadap unsur hara yang tersedia/ditambahkan.

Konsekuensi logis dari ketepatan dalam pemilihan varietas diantaranya adalah

pengurangan input dan pengurangan resiko kegagalan.

Page 14: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

14

Di samping pemilihan varietas, sistem tumpangsari juga diperlukan dalam

upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan lahan. Tumpangsari

(intercropping) adalah penanaman dua atau lebih komoditas tanaman secara simultan

pada lahan yang sama (Whigham dan Bharati, 1983). Terdapat beberapa tipe

tumpangsari yang diantaranya adalah tumpangsari jalur (Strip-Intercropping),

tumpang gilir (Relay-Intercropping), dan tumpangsari berlanjutan (Sequantial-

Intercropping). Keuntungan dari tumpangsari diantaranya adalah: (1). Mengurangi

resiko kegagalan panen (2). Meningkatkan efisiensi penggunaan lahan (3).

Menciptakan stabilitas biologis yang dapat menekan serangan hama dan penyakit

tanaman (4) Meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani (Zuchri, 2007).

Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan komoditas palawija yang paling

banyak diusahakan di Provinsi bengkulu dan merupakan tanaman pokok kedua setelah

padi. Kebutuhan jagung selalu meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya

permintaan jagung disebabkan banyaknya permintaan untuk pakan, pangan dan

industri.

Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu

diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya

ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Pola tanam tumpangsari sebaiknya

dipilih dan dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran relatif dalam

dan tanaman yang mempunyai perakaran relatif dangkal.

Rekayasa sosial diperlukan, agar teknologi yang disampaikan dapat dipahami,

diadopsi dan terdifusi secara luas. Perlu disampaikan bahwa peningkatan pendapatan

dapat dicapai melalui pengelolaan sumberdaya lahan dan tanaman yang baik serta

permodalan yang cukup.

Perpaduan antara pendekatan dari aspek penglolaan sumberdaya lahan, budidaya

tanaman dan rekayasa sosial diharapkan dapat menghasilkan alternatif rekomendasi

pemanfaatan lahan kering masam spesifik lokasi berbasis tumpangsari jagung dan

kacang tanah. Media penyampaian informasi teknologi memegang peranan penting

dalam percepatan proses adopsi. Diseminasi teknologi mutlak diperlukan agar hasil

pengkajian dapat diadopsi oleh petani.

Page 15: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

15

1.2 Dasar Pertimbangan

Kebutuhan pangan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk. Di sisi lain lahan yang subur semakin berkurang yang disebabkan oleh alih

fungsi lahan baik ke subsektor perkebunan maupun di luar sektor pertanian. Lahan

Ultisol merupakan salah satu alternatif dalam pengembangan dan peningkatan

produksi jagung dan kacang tanah di Provinsi Bengkulu. Lahan ini tergolong lahan

marginal dengan kendala utama kemasaman tanah, defisiensi hara P dan K serta

keracunan unsur tertentu , seperti Al.

Penambahan amelioran (kapur dan bahan organik), secara teknis dapat

mengatasi permasalahan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada lahan

Ultisol. Hal ini menimbulkan permasalahan baru yang disebabkan oleh rendahnya

tingkat pengetahuan, keterampilan dan pembiayaan petani dalam pengadaan dan

pembelian amelioran yang cukup besar.

Diperlukan pendekatan terpadu dari aspek teknik pengelolaan sumberdaya

lahan, aspek teknik budidaya tanaman dan rekayasa sosial. Dari aspek teknik budidaya

dapat ditempuh melalui dua pendekatan yaitu melalui pemilihan varietas (jagung dan

kacang tanah) yang adaptif atau toleran pada kondisi lingkungan spesifik (lahan

Ultisol) dan penerapan sistem tumpangsari.

Rekayasa sosial diperlukan, agar teknologi yang disampaikan dapat dipahami,

diadopsi dan terdifusi secara luas. Perlu disampaikan bahwa peningkatan pendapatan

dapat dicapai melalui pengelolaan sumberdaya lahan dan tanaman yang baik serta

permodalan yang cukup.

1.3 Tujuan

1. Menentukan varietas kacang tanah yang tepat untuk ditumpangsarikan

dengan jagung pada lahan kering masam (Ultisol) spesifik lokasi di Provinsi

Bengkulu

2. Mengevaluasi efektifitas penambahan amelioran pada lahan Ultisol

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman yang ditumpangsarikan.

3. Meningkatkan produktifitas, efisiensi penggunaan lahan, dan keuntungan

usahatani secara tumpangsari pada lahan Ultisol.

Page 16: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

16

4. Mendapatkan alternatif rekomendasi teknis sistem tumpangsari jagung dan

kacang tanah pada lahan suboptimal.

5. Mendapatkan umpan balik dari stakeholders dan petani pengguna dalam

rangka percepatan penyebarluasan inovasi teknologi.

1.4 Keluaran yang diharapkan

1. Varietas unggul kacang tanah yang tepat untuk ditumpangsarikan dengan

jagung pada lahan kering masam (Ultisol) spesifik lokasi di Provinsi

Bengkulu.

2. Tingkat efektifitas penambahan amelioran pada lahan Ultisol terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman yang ditumpangsarikan.

3. Peningkatan produktifitas, efisiensi penggunaan lahan, dan keuntungan

usahatani secara tumpangsari pada lahan Ultisol.

4. Alternatif rekomendasi tumpangsari jagung dan kacang tanah pada lahan

suboptimal.

5. Umpan balik dari stakeholders dan petani pengguna dalam rangka

percepatan penyebarluasan inovasi teknologi.

1.5 Perkiraan Dampak

Pengembangan jagung dan kacang tanah di lahan suboptimal dapat

menyumbangkan produksi secara signifikan di Provinsi Bengkulu. Peningkatan

produksi akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani. Lahan kering

masam dapat dimanfaatkan untuk penanaman dan produksi pangan, jagung

ataup[un kacang tanah, sehingga mampu mendukung terwujudnya ketahanan,

kemandirian dan bahkan kedaulalatan pangan pada masa depan. Budidaya

tumpangsari dapat menjadi alternative untuk menjaga kelestarian/konservasi

lahan dengan tetap memberikan keuntungan ataupun pendapatan yang layak

bagi petani. Hal ini dapat menahan atau mengurangi konversi lahan dari lahan

pangan ke sektor perkebunan khususnya untuk komoditas kelapa sawit dan

karet.

Page 17: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

17

II. TINJAUAN PUSTAKA

Istilah lahan kering seringkali digunakan untuk padanan upland, dryland atau

unirrigated land. Kedua istilah terakhir mengisyaratkan penggunaan lahan untuk

pertanian tadah hujan. Upland merupakan lahan yang berada di suatu wilayah

berkedudukan lebih tinggi yang diusahakan tanpa penggenangan air seperti lahan padi

sawah (Notohadinegoro, 2000). Lahan kering adalah hamparan tanah yang tidak

pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun

(Adimihardja et al., 2000 dalam Idjudin dan Marwanto, 2008). Secara umum,

berdasarkan penggunaan lahannya untuk pertanian, lahan kering dikelompokkan

menjadi pekarangan, tegal/kebun/ladang huma, padang rumput, lahan sementara

tidak diusahakan, lahan untuk kayu-kayuan dan perkebunan (BPS Provinsi Bengkulu,

2010).

Berdasarkan kemasaman tanahnya, secara umum lahan kering dapat

dibedakan menjadi lahan kering masam dan tidak masam. Lahan kering masam

dicirikan dengan pH < 5.0 dan kejenuhan basa < 50 %. Tanah-tanah yang umumnya

mempunyai pH masam di lahan kering adalah Ordo Entisols, Inceptisols, Ultisols dan

Oxisols yang beriklim basah dengan curah hujan tinggi (Kelembaban udik). Lahan

kering yang tidak masam umumnya terdiri dari Ordo Inceptisols, Vertisols dan Alfisols

yang berada pada daerah beriklim sedang (regim kelembaban ustik), (Hidayat dan

Mulyani, 2002).

Lahan kering masam umumnya memiliki kesuburan rendah disebabkan kadar

bahan organik rendah dan status hara makro (N. P, K, S, Ca, Mg) rendah. Akibatnya,

produktivitas tanah juga rendah (suboptimal). Jenis tanah pada lahan kering masam

didominasi oleh Ultisol dan Oxisol. Tanah Ultisol dan Oxisol merupakan tanah pertanian

utama di Indonesia terutama di lahan kering. Tanah Ultisol menempati area sekitar

49.794 juta ha (24.3%) sedangkan oxisol sekitar 14.1 juta ha (7.5 %) (Puslittanak,

2000 dalam Nursyamsi, 2003).

Dengan cukup luasnya lahan kering masam yaitu sekitar 102 juta ha,

penyebaran terluas terdapat di Sumatera, Kalimantan dan papua dapat menjadi

Page 18: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

18

tumpuan harapan di masa mendatang. Meskipun dijumpai beberapa kendala biofisik

lahan, namun peluang pengembangan pertanian di lahan kering masam masih besar.

Idealnya jagung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi

tanah yang subur, pencahayaan penuh dan cukup air. Jagung juga dapat tumbuh dan

berkembang pada lahan masam. Varietas jagung ini merupakan salah satu varietas

yang toleran dan adaptif pada lahan masam. Keunggulan varietas ini diantaranya

adalah: mempunyai potensi hasil yang tinggi (8.5 ton/ha pipilan kering), kelobot

tertutup baik 98.5 %, tahan penyakit bulai dan karat daun, serta adaptif terhadap

lahan masam.

Kacang tanah paling adaptif di lahan masam dibandingkan dengan tanaman

pangan lainnya (Makmur et al., 1996, Trustinah et al., 2008). Kacang tanah dapat

dibudidayakan di lahan kering maupun di lahan sawah setelah padi. Kacang tanah

dapat ditanam pada tanah yang bertekstur ringan maupun agak berat, yang penting

tanah tersebut dapat mengatuskan air sehingga tidak menggenang. Tanah yang

paling sesuai adalah tanah yang bertekstur ringan, drainase baik, remah dan gembur.

Kacang tanah masih dapat berproduksi baik pada tanah yang ber pH rendah sampai

tinggi. Pada pH tanah tinggi (7,5 – 8,5 ) kacang tanah sering mengalami klorosis, yakni

daun-daun menguning (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011).

Kendala peningkatan produksi kacang tanah pada akhir-akhir ini adalah dampak

perubahan iklim yaitu kekeringan dan penyakit bercak daun dan karat daun.

Banyak varietas kacang tanah yang cocok untuk dibudidayakan pada lahan kering

masam. Varietas Tuban memiliki karakteristik dua biji perpolong, dengan potensi hasil

3.2 t/ha polomg kering, umur panen 90 – 95 hari, biji kecil (35-38 g/100 biji) , adaptif

di lahan kering alfisol, agak toleran kekeringan, tahan penyakit layu, agak peka

penyakit daun. Varietas talam memiliki karakteristik dua biji perpolong, potensi hasil

3.2 t/ha polong kering, umur panen 90-95 hari, biji sedang (50.3 gr/100 biji), toleran

jamur A.Flavus, agak tahan layu, karat dan bercak daun, adaptif lahan kering masam.

Varietas kancil memiliki karakteristik dua biji perpolong, potensi hasil 3.5 t/ha polong

kering, umur panen 90-95 hari, biji kecil (35-40 g/100 biji), toleran klorosis daun,

tahan bakteri layu, agak tahan bercak daun, karat dan jamur A.Flavus.

Page 19: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

19

Page 20: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

20

III. METODOLOGI

3.1. Lokasi dan Waktu

Kegiatan pengkajian dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember 2014.

Lahan yang digunakan adalah kering masam di Desa Pasar Pedati, Sungai Suci,

Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah. Kabupaten Bengkulu

Tengah memiliki luas wilayah 112.394 ha yang atas dari 10 kecamatan. Berdasarkan

pola pengembangannya pertanian lahan kering di Kabupaten Bengkulu Tengah dapat

dibedakan menjadi 2 pola, yaitu pertanian lahan kering berbasis tanaman pangan dan

pertanian lahan kering berbasis tanaman perkebunan (wanatani dan monokultur).

Sistem pertanian lahan kering, tanaman pangan dan perkebunan seluas 31.598 ha.

Pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Bengkulu Tengah sebaiknya

mempertimbangkan kondisi biofisik dan kimia tanah serta iklim. Mengingat sebagian

besar (63,78%) lahan kering di Kabupaten Bengkulu Tengah mempunyai bentuk

wilayah bergelombang, berbukit dan bergunung dengan lereng 15-40%, maka teknik

konservasi tanah perlu diupayakan. Konservasi tanah pada lahan pertanian tidak hanya

terbatas pada usaha untuk mengendalikan erosi atau aliran permukaan, tetapi

termasuk usaha untuk mempertahankan kesuburan tanah.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada percobaan ini diantaranya adalah pupuk kimia,

pestisida (herbisida, insektisida, dan fungisida), benih jagung dan kacang tanah

(Varietas Talam, Tuban, Kancil dan Lokal). Peralatan yang diperlukan dalam percobaan

ini adalah pH meter, alat pengambil sampel tanah, perangkat analisis tanah,

timbangan, timbangan analitik, ATK (mistar, handcounter, kalkulator, pena, amplop

dll), plastik, cangkul, tugal, ember, caplak, handsprayer, tali, dan meteran. Benih

kacang tanah diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Kacang kacangan dan umbi-

umbian Malang dan benih jagung merupakan benih jagung hibirda. Varietas kacang

tanah maupun jagung yang digunakan pada kegiatan ini merupakan varietas yang

tahan terhadap penyakit layu bakteri, agak tahan karat daun, agak tahan bercak daun

Page 21: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

21

dan tahan A. Flavus (hingga 3 bulan setelah panen) serta agak tahan lahan masam

(pH 4,5– 5,6) dengan kejenuhan Al 30–35%.

3.3. Ruang Lingkup

Pengkajian pengelolaan lahan kering masam untuk mendukung swasembada

jagung dan kacang tanah di Provinsi Bengkulu dilaksanakan pada bulan Januari -

Desember 2014. Pengkajian lapangan dilakukan dalam bentuk percobaan lapangan

dan survey. Pengkajian dilakukan di lahan petani dan melibatkan petani sebagai

pelaksana, dengan luasan 4 ha. Percobaan lapangan yang dilakukan meliputi varietas,

penggunaan amelioran, tumpangsari, struktur tanah, fanalisis usaha tani. Survey

efektifitas media informasi dalam percepatan pemahaman dan adopsi teknologi

(ameliorasi dan tumpangsari) dilakukan pada kelompok petani kooperator dan di luar

kelompok petani kooperator.

3.4. Rancangan PercobaanRancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok

dengan 5 ulangan. Perlakuan terdiri atas 4 perlakuan yaitu varietas kacang tanah

(Varietas Talam, Tuban, Kancil dan Lokal) yang ditumpangsarikan dengan jagung.

Masing masing perlakuan diulang 5 kali. Petani kooperator sebanyak 5 orang berperan

sebagai ulangan. Luas plot pengkajian berukuran 1.000-1.250 m2.

Amelioran yang diberikan adalah: pupuk kandang 2.5 ton/ha dan kapur

pertanian (dolomit) 0.5 ton/ha. Untuk pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Cara pemberian dolomit pada larikan barisan tanaman pada setiap kali tanam dapat

mengurangi dosis pemberiannya menjadi antara 500-1000 kg/ha. Pemakaian dolomit

CaMg atau (CO3)2 juga dapat menjawab permasalahan pH dan defisiensi unsur hara.

Keuntungannya adalah selain adanya unsur Ca juga terdapat unsur Mg yang sangat

dibutuhkan tanaman untuk pembentukan klorofil.

Dosis pupuk untuk kacang tanah adalah Urea 75 kg/ha, SP36 75 kg dan KCl 75

kg/ha, sedangkan untuk tanaman jagung ditambahkan pupuk urea 300 kg/ha, SP-36

100 kg dan KCl 100 kg/ha.

Page 22: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

22

3.5. Pelaksanaan

Pelaksanaan Kegiatan adalah sebagai berikut: (1). Pupuk kandang dan kapur

diaplikasikan bersamaan dengan waktu olah tanah atau pada saat tanam (2). Kacang

tanah ditanam 7-10 hari lebih dulu dari jagung. Strip-Intrecropping diaplikasikan dalam

percobaan lapang. Dua jalur jagung diikuti dengan 8 jalur kacang tanah. Jarak tanam

untuk kacang tanah adalah 40 x 15 cm, sedangkan jagung 40 x 40 cm. (3).

Pupuk diberikan sesuai dosis. Semua pupuk pada tanaman kacang tanah diberikan

pada saat tanaman berumur 10-15 hari, dalam alur 5 – 7 cm dari baris tanaman

kemudian ditutup tanah. Untuk jagung, semua dosis P dan K, serta 1/3 dosis N

diberikan pada saat tanaman berumur 10-15 hari, 2/3 dosis N pada umur 35-40 hari.

3.6. Plot Tumpangsari Jagung Dan Kacang Tanah

X X X X √ √ X X X X X X X X √ √ X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X √ √ X X X X X X X X √ √ X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X √ √ X X X X X X X X √ √ X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X √ √ X X X X X X X X √ √ X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X √ √ X X X X X X X X √ √ X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X √ √ X X X X X X X X √ √ X X X X

Keterangan:X = kacang tanah (40 x 15 cm)√= jagung ( 40 x 40 cm)

3.7. Parameter yang Diukur

1. Dominansi jenis gulma pada saat sebelum pembersihan lahan.

2. Parameter tanaman Jagung yang diamati adalah komponen pertumbuhan

vegetatif (tinggi tanaman, persen pertumbuhan), komponen hasil (jagung :

panjang tongkol, lingkar tongkol, berat 1000 biji, hasil t/ha kacang tanah:

Page 23: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

23

jumlah polong/tan, jumlah biji/polong, jumlah polong/tanaman, polong rusak,

berat 1000 biji, hasil t/ha).

3. Sifat fisik dan kimia tanah pada saat sebelum tanam dan setelah panen meliputi

analisa unsur makro dan mikro tanah (N, P, K, Ca, Mg, Na, C-Organik, pH, P

dan K Potensial, Tekstur, Al-dd dan H-dd)

4. Nilai Kesetaraan Lahan (NKL) dihitung dengan penentuan hasil relatif dari tiap

tanaman yang ditumpangsarikan dengan hasil tanaman tersebut secara

monokultur (Whigham dan Bharati, 1983)

Ia IbNKL= --- + -----

Sa Sb

(I = intercrop yield; S= sole-crop yield; a dan b= component crop)

5. Analisis usaha tani dihitung berdasarkan produksi (hasil), harga input produksi,

harga output, jumlah produk sampingan, harga produk sampingan, dll.

3.8. Analisis Data

Data pertumbuhan dan produktivitas tanaman kedelai yang terkumpul akan

dianalisis dengan analisis of variant (ANOVA) dan uji lanjut dengan Least Significant

Different (LSD) (Gomez dan Gomez, 1984). Data farm record keeping ditabulasi dan

dianalisis dengan analisis finansial sederhana B/C ataupun R/C ratio.

Page 24: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Koordinasi Internal dan Antar Instansi

Koordinasi internal dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan tim dalam

perencanaan kegiatan Pemanfaatan lahan kering masam dengan tumpangsari jagung

dan kacang tanah di Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten

Bengkulu Tengah. Dalam pertemuan rutin yang dilaksanakan tiap bulannya dibahas

mengenai kemajuan kegiatan, hambatan dan kendala pada pelaksanaan kegiatan,

tingkat serapan dana, pencapaian dan rencana tindak lanjut pada kegiatan.

Koordinasi antar instansi terkait di tingkat Kabupaten dilaksanakan dalam bentuk

kunjungan dan pemaparan maksud kegiatan kepada stakeholders (Dinas Pertanian dan

Badan Pelaksana Penyuluhan wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah). Koordinasi

dengan dinas terkait ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi, memperoleh

informasi mengenai kondisi agroekosistem wilayah pengkajian, dan juga ketersediaan

sarana produksi yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pengkajian.

4.2. Dominansi Jenis Gulma

Gulma merupakan tumbuhan yang kehadirannya tidak diharapkan. Gulma termasuk

dalam organisme pengganggu tanaman (OPT). Identifikasi gulma awal perlu dilakukan

untuk menentukan tindakan pengendalian. Masalah utama pengelolaan tanaman di

lahan kering adalah ketersediaan air yang tidak menentu dan gangguan gulma. Gulma

pada pertanaman kacang tanah dapat menghambat pertumbuhan dan penurunan

hasil. Penurunan hasil kacang tanah akibat gulma dapat mencapai sekitar 47 %

(Moenandie et al. 1996), sedangkan pada jagung mencapai 39.8 % (Bangun et al.

1997). Pengendalian gulma dimaksudkan untuk menekan populasi gulma agar tidak

mengganggu tanaman dan menurunkan hasil. Setiap tanaman memiliki waktu kritis

berbeda-beda terhadap gangguan gulma. Menurut Zindani dalam Jatmiko et al.

(2002), tanaman kacang tanah mengalami masa kritis minimal 42 hari perta,a daur

hidupnya dan jagung mengalami masa kritis minimal 21 hari pertama daur hidupnya. A

Identifikasi dominansi gulma awal pada lahan petani kooperator dapat dilihat pada

Tabel 1.

Page 25: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

25

Tabel 1. Identifikasi dominansi gulma awal

No Jenis Gulma Dominansi (%)1 Polygonum 13.332 Axonus compresus 6.673 Cynodum doctylow 13.334 Poa annua 20.105 Fallopia convolvulus 13.336 Mimosa Pudicalinn 13.337 Chrysopogon acicilatus 13.338 Cyrtococcum accresiens 6.67

Gulma yang dominan adalah poa annua yang merupakan salah satu keluarga

rumputan yang berumur pendek, ditemukan pada berbagai macam tipe lahan,

berbunga sepanjang tahun (tabel 1). Tanaman ini dikenal sebagai gulma tahunan yang

sering ditemukan pada lahan terbengkalai maupun lahan pertanian. Gulma ini cukup

sulit dikontrol karena tanaman ini akan menghasilkan beberapa ratus benih dalam satu

musim dan benihnya dapat menjadi dorman selama beberapa tahun sebelum

berkecambah. Karakteristik untuk mengenali tanaman ini adalah batangnya yang

menjulur tinggi daripada keluarga rumputan lainnya. Salah satu metode pengendalian

yang dapat dilakukan adalah dengan cara menggunakan herbisida pra tumbuh untuk

mencegah benih berkecambah. Cara lain adalah dengan penggunaan herbisida yang

selektif terhadap poa annua maupun penggunaan herbisida berspektrum luas.

Alternatif pengendalian gulma secara umum dapat dilakukan melalui cara kimia,

mekanik dan juga kultur teknik. Cara kimia lebih diarahkan pada kepemilikan lahan

luas. Cara yang paling banyak dilakukan petani adalah cara mekanik dan kultur teknis,

karena kepemilikan lahan relatif sempit.

4. 3. Sistem Tumpang Sari Jagung dan Kacang Tanah

4.3.1 Nilai Kesetaraan Lahan (NKL)

Dihitung dengan penentuan hasil relatif dari tiap tanaman yang

ditumpangsarikan dengan hasil tanaman tersebut secara monokultur (Whigham dan

Bharati, 1983)

Page 26: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

26

Ia IbLER= --- + -----

Sa Sb

(I = intercrop yield; S= sole-crop yield; a dan b= component crop)

Tumpang sari merupakan salah satu bentuk dari program intensifikasi pertanian

alternatif yang tepat untuk memperoleh hasil pertanian yang optimal. Keuntungan pola

tanam tumpangsari selain diperoleh frekuensi panen lebih dari satu kali dalam satu

tahun, juga berfungsi untuk menjaga kesuburan tanah. Pola tanam tumpangsari dalam

implementasinya harus dipilih dua atau lebih tanaman yang cocok sehingga mampu

memanfaatkan ruang dan waktu yang seefisien mungkin serta dapat menurunkan

pengaruh kompetitif sekecil-kecilnya (Prajitno, 1988). Francis (1986) menyatakan

bahwa tingkat produktivitas tanaman tumpangsari lebih tinggi dengan keuntungan

panen 20 – 60 % dibandingkan pola tanam monokultur. Untuk mengevaluasi

keuntungan atau kerugian yang ditimbulkan dari pola tanam tumpangsari dengan

monokultur dapat dihitung dari Nilai Kesetaraan Lahan (NKL). Nilai NKL ini

menggambarkan suatu areal yang dibutuhkan untuk total produksi monokultur yang

setara dengan satu ha produksi tumpang sari.

Tabel 2. Nilai rata-rata hasil perhitungan keseluruhan NKL tanaman kacang tanah dan

jagung

No Kombinasi Perlakuan NKL

1. Tumpang sari jagung dan talam 1.992. Tumpang sari jagung dan tuban 2.543. Tumpang sari jagung dan kancil 1.944. Tumpang sari jagung dan lokal 1.77

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa NKL tertinggi terdapat pada kombinasi

tumpangsari jagung dengan kacang tanah varietas Tuban yakni sebesar 2.54 artinya

NKL>1 ini menunjukkan bahwa perlakuan tumpangsari jagung dengan varietas Tuban

memberikan hasil tertinggi dibandingkan tumpangsari dengan varietas lainnya.

Menurut Tharir dan Hadmadi (1984), tanaman yang sesuai untuk dimasukkan dalam

pola tumpang sari adalah tanaman tipe pendek, mahkota daun kecil, tidak banyak

cabang, umur genjah dan tahunan, tahan serangan hama dan penyakit, hasil tinggi.

Page 27: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

27

4.3.2. Pertumbuhan Vegetatif Kacang Tanah

Di samping pemilihan varietas, sistem tumpangsari juga diperlukan dalam

upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan lahan. Tumpangsari

(intercropping) adalah penanaman dua atau lebih komoditas tanaman secara simultan

pada lahan yang sama (Whigham dan Bharati, 1983). Kacang tanah merupakan

tanaman yang memiliki daya adaptasi luas, dapat tumbh di lahan kering, lahan sawah

maupun lahan bukaan baru/marjinal (Adisarwanto et al., 1996). Luas panen dan

produksi kacang tanah terus meningkat setiap tahunnya. Minat petani yang terus

meningkat dalam budidaya kacang tanah harus disertai dengan penyediaan teknologi,

diantaranya varietas unggul yang sesuai dengan lingkungan dan permintaan pasar.

Pada penanaman tumpangsari jagung dan kacang tanah kali ini digunakan varietas

yang tahan cekaman pada lahan kering masam yakni varietas Talam, Tuban dan Kancil

yang diperoleh dari Balai Penelitian Kacang dan Tanaman Umbi-umbian dengan

pembandingnya varietas lokal. Sistem tumpangsari jagung dan kacang tanah

diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan. Hasil penelitian Hoof dalam

Ardisarwanto et al. (1993) menginformasikan bahwa sistem tumpangsari jagung dan

kacang tanah di Jawa Timur dengan populasi kacang tanah 95 % dan jagung 53 %

dari populasi tunggalnya menghasilkan rata-rata polong kacang tanah sebesar 80%

dan jagung 43 % dari pertanaman tunggalnya.

Tabel 3. Data pertumbuhan vegetatif kacang tanah, MK 2014

Varietas Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Cabang/rumpun28 HST 42 HST 56 HST 84 HST 28 HST 42 HST 56 HST 84 HST

Talam 15.76a 22.83a 36.24a 48.37ab 6.20a 7.26bc 7.53a 7.81aTuban 15.75a 22.02a 37.19a 48.96a 6.22a 6.70c 7.70a 7.57aKancil 16.49a 23.33a 35.68a 42.25bc 6.34a 7.67ab 7.36a 7.19aLokal 12.72a 18.09b 29.73b 39.96c 6.19a 8.04a 9.17a 8.30a

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada awal fase pertumbuhan (28-42

HST) semua varietas mempunyai tinggi tanaman yang hampir sama. Pada umur 28

HST tinggi tanaman berkisar antara 12.72 cm-16.49 cm. Pada umur tanaman 42 HST

tinggi tanaman berkisar antara 18.09-23.33 cm. Memasuki fase generatif pada umur

tanaman 56 HST ketinggian tanaman antar varietas menunjukkan perbedaan yang

nyata, varietas lokal mempunyai tinggi tanaman yang paling rendah (29.73 cm)

dibandingkan dengan varietas Talam, Kancil dan Tuban yang memiliki ketinggian

Page 28: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

28

tanaman berkisar antara 35.68-37.19 cm. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada

akhir pertumbuhan, varietas Tuban (48.96 cm) dan Talam (48.37 cm) mempunyai

tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Kancil (42.25 cm) dan

Lokal (39.96 cm). Tinggi tanaman merupakan faktor penting yang juga dipengaruhi

oleh lingkungan (tanah dan iklim) dan juga dipengaruhi oleh penyiangan gulma.

Penyiangan gulma yang sering dilakukan memberikan tanggapan postif terhadap tinggi

tanaman.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada awal fase pertumbuhan (28-42

HST) semua varietas mempunyai jumlah cabang/rumpun yang hampir sama. Pada

umur 28 HST jumlah cabang/rumpun berkisar antara 6.19-6.34. Pada umur tanaman

42 HST jumlah cabang/rumpun berkisar antara 6.70-8.04 cm. Memasuki fase generatif

pada umur tanaman 56 HST jumlah cabang/rumpun antar varietas menunjukkan

perbedaan yang nyata, varietas lokal mempunyai jumlah cabang/rumpun yang paling

banyak (9.17) dibandingkan dengan varietas Talam, Kancil dan Tuban yang memiliki

jumlah cabang/rumpun antara (7.36-7.70). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada

akhir pertumbuhan, varietas Lokal (8.30) dan Talam (7.81) mempunyai jumlah

cabang/tanaman yang lebih banyak dibandingkan dengan varietas Kancil (7.19) dan

Tuban (7.57). Jumlah cabang/tanaman merupakan faktor penting yang juga

dipengaruhi oleh lingkungan (tanah dan iklim).

4.3.3. Pertumbuhan Generatif Kacang Tanah

Komponen hasil kacang tanah pada semua varietas menunjukkan bahwa berat segar

berangkasan yang relatif sama berkisar antara 28.99-36.22 gram/rumpun, sedangkan

berat kering berangkasan setelah dijemur kurang lebih 3 hari menunjukkan perbedaan

yang signifikat, berat kering berangkasan pada varietas Talam 18.74 gr/rumpun,

sedangkan pada ketiga varietas lainnya berkisar antara 16.20-16.39 gram/rumpun.

Tabel 4. Data komponen hasil kacang tanah sistem tumpangsari , MK 2014

Perlakuan B. segarberangkasan(gr/rumpun)

Berat keringberangkasan(g/rumpun)

Berat segarpolong

(gr/rumpun)

Berat keringpolong

(gr/rumpun)

Jumlahpolong/rumpun

%polongrusak

Talam 36.22a 18.74a 29.98a 18.76a 18.44b 26.30aTuban 35.30a 16.20b 28.37a 18.76a 20.13b 15.13bKancil 32.46a 16.39b 31.52a 23.64a 24.62a 14.79bLokal 28.99a 16.20b 26.51a 18.92a 18.47b 22.54a

Page 29: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

29

Pada semua varietas kacang tanah, berat segar polong berkisar antara 26.51-31.52

gram/rumpun, sadangkan berat kering polong didominansi oleh varietas Kancil dengan

berat 23.64 gram/rumpun. Banyaknya jumlah polong/rumpun juga didominasi oleh

varietas Kancil dengan jumlah polong sebanyak 24.62 buah /rumpub diikuti oleh

varietas Tuban, Lokal dan Talam. Pada persentase polong yang rusak didominansi oleh

varietas Talam dengan 26.30 persen dan persentase paling kecil kerusakan pada

polong terdapat pada varietas Kancil dengan persentase kerusakan polong sebesar

14.79 persen. Varietas Kancil memiliki persentase kerusakan polong karena memiliki

ketahanan terhadap penyakit layu, toleran penyakit karat, bercak daun dan tahan A.

Flavus serta toleran terhadap klorosis.

Pada komponen hasil jumlah biji/rumpun terlihat bahwa varietas Lokal memiliki jumlah

biji paling banyak denga jumlah 33.69 biji/rumpun dibandingkan varietas lainnya

namun untuk berat 1000 butir didominasi oleh varieta Talam dengan berat 510.60

gram/rumpun. Meskipun varietas Lokal memiliki jumlah biji/rumpun lebih banyak

dibandingkan varietas Talam, namun varietas talam memiliki ukuran butir yang lebih

besar dibandingkan varietas Lokal sehingga berat 1000 butir lebih didominasi oleh

varietas Talam. Untuk komponen hasil berat kering polong terbesar didominasi oleh

varietas Tuban dengan jumlah hasil polong kering 2.53 t/ha diikuti oleh varietas Talam

(2.24 t/ha), Kancil (2.07 t/ha) dan Varietas Lokal 1.92 t/ha. Untuk indeks panen

terbesar terdapat pada varietas kancil sebesar 49.88 persen diikuti oleh varietas

Tuban, Talam dan Lokal.

Tabel 5. Data komponen hasil kacang tanah sistem tumpangsari , MK 2014

Perlakuan Jumlahbiji/rumpun

Berat 1000 butir(gr)

Hasil(t/ha)

Indeks Panen(%)

Talam 25.44a 510.60a 2.24a 46.24aTuban 27.38a 499.75a 2.53a 46.43aKancil 25.14a 491.20a 2.07a 49.88aLokal 33.69a 434.8a 1.92a 42.17a

Analisis keunggulan komparatif menunjukkan bahwa produktivitas kacang tanah

0.78 ton/ha polong kering sudah memperoleh keuntungan sama dengan tanaman

lainnya di lahan kering masam (Astanto Kasno et al., 2013). Tinggi tanaman,

Page 30: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

30

persentase polong rusak, berat kering berangksan dan berat kering polong serta

jumlah polong pertanaman berkaitan erat dengan kapasitas hasil.

4.3.3 Pertumbuhan Vegetatif Jagung

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada awal fase pertumbuhan (28-42

HST) semua tanaman jagung yang ditumpangsarikan dengan keempat varietas kacang

tanah mempunyai persen pertumbuhan dan tinggi tanaman yang hampir sama. Pada

umur 28 HST persentase pertumbuhan berkisar antara 90.50-96.40 pada semua dan

tinggi tanaman berkisar antara 34.22 cm-36.74 cm. Pada umur tanaman 42 HST tinggi

tanaman menunjukkan perbedaan yang cukup nyata dengan tinggi tanaman jagung

tertinggi terdapat pada tanaman jagung yang ditumpangsarikan dengan varietas Lokal

yakni 108.83 cm. Memasuki fase generatif pada umur tanaman 56 HST ketinggian

tanaman antar perlakuan tumpangsari varietas tidak menunjukkan perbedaan yang

nyata, dan tanaman jagung tidak menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman yang

baik setelah 56 HST. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan, yakni kondisi

kekeringan pada lahan kering masam pada umur tanaman 42 HST dan fase awal

generatif 56 HST. Tinggi tanaman merupakan faktor penting yang juga dipengaruhi

oleh lingkungan (tanah dan iklim) dan juga dipengaruhi oleh penyiangan gulma.

Penyiangan gulma yang sering dilakukan memberikan tanggapan postif terhadap tinggi

tanaman.

Tabel 6. Data pertumbuhan vegetatif jagung

Perlakuan Tumpangsari%

Tumbuh

Tinggi tanaman

14HST 28HST 56HST

Jagung denganTalam 96.40a 36.74a 95.33a 104.80a

Jagung denganTuban 90.50a 35.72a 102.46a 115.86a

Jagung dengan Kancil 94.10a 34.22a 89.60a 105.80a

Jagung dengan Lokal 94.80a 36.08a 108.83a 122.60a

Pada tabel 5 dapat dijelaskan bahwa persen pertumbuhan jagung cukup baik

pada awalnya namun pada pertumbuhan 56HST hingga panen tidak nampak

pertumbuhan tinggi yang baik pada tanaman jagung. Pada lingkungan seleksi yang

memiliki kejenuhan Al sedang, jagung memberikan tanggap tanaman lebih tinggi,

sebaliknya pada lahan kering masam yang memiliki kejenuhan Al rendah, tanaman

Page 31: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

31

memberikan respon yang kurang baik, selain itu juga disebabkan kurangnya curah

hujan di daerah tersebut pada saat penanaman memasuki 56 HST.

4.3.4. Pertumbuhan Generatif Jagung

Pada pertumbuhan generatif jagung menunjukkan bahwa panjang tongkol pada

tanaman jagun yang ditumpangsarikan dengan kacang tanah varietas Talam sebesar

12.54 cm. Panjang tongkol ini relatif kecil dibandingkan panjang tongkol tanaman

jagung pada umumnya dikarenakan hasil yang diperoleh tidak maksimal karena kondisi

lingkungan lahan kering masam yang kekeringan pada saat memasuki fase generatif.

Untuk diameter tongkol jagung terbesar terdapat pada tanamana jagung yang

ditumpangsarikan dengan varietas Tuban sebesar 3.45 cm.

Tabel 7. Data pertumbuhan generatif jagung

PerlakuanTumpangsari

PanjangTongkol (cm)

Diamater(cm)

Berat 1000butir (gr)

Berat kering(t/ha)

Jagung denganTalam 12.20ab 3.34a 208.40a 1.84bJagung denganTuban 12.54a 3.45a 197.99a 2.35aJagung dengan Kancil 12.25ab 3.36a 204.16a 1.83bJagung dengan Lokal 11.79b 3.34a 193.63a 1.78b

Untuk berat 1000 butir pada tanaman jagung didominasi oleh tanaman jagung yang

ditumpangsarikan dengan varietas Talam sebesar 208.40 gram dan komponen berat

kering jagung pada tanaman jagung yang ditumpangsarikan dengan varietas Tuban

menunjukkan hasil 2.35 t/ha diikuti oleh tanaman jagung yang ditumpangsarikan

dengan varietas Talam (1.84 t/ha), Kancil (1.83 t/ha) dan Lokal (1.78 t/ha).

Tanaman jagung (Zea Mays L) sudah lama diusahakan oleh petani di Indonesia dan

merupakan tanaman pokok kedua setelah padi. Kebutuhan jagung dalam negeri selalu

meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya permintaan akan jagung disebabkan

banyaknya permintaan untuk pakan, pangan dan industri. Sebagai tanaman palawija,

jagung cocok diusahakan dalam sistem tanam tumpangsari karena memiliki sifat

fisiologi dan anatomis yang sesuai diusahakn untuk sistem tumpangsari.

Varietas jagung yang digunakan adalah varietas hibrida dengan sifat toleran pada

pH rendah. Hal ini diperlukan karena umumnya tumpangsari jagung dan kacang tanah

Page 32: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

32

ini ditanam pada tanah PMK yang miskin akan hara dan tinggi akan AL dan Fe yang

dapat menghambat pertumbuahn dan produksi tanaman. Untuk sistem tumpangsari

jagung dan kacang tanah yang dilakukan di Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok

Kelepa ini menunjukkan hasil yang kurang maksimal dengan hasil produksi jagung

yang ditumpangsarikan dengan kacang tanah varietas tuban sekita 3.92 ton/ha. Hal ini

disebabkan oleh kondisi lahan yang terlalu kering dan kurangnya sumber air pada

lokasi pengkajian.

4.4 Efektifitas Pemberian Amelioran

Setiap jenis tanaman mempunyai potensi hasil yang optimal yang dapat dicapai

apabila lingkungan tumbuh sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut. Tanah dan

iklim merupakan faktor alam yang sangat menentukan keberhasilan usaha

tumpangsari. Sifat tanah yang sangat penting untuk diketahui adalah kesuburan fisik

dan kimia. Sedangkan faktor iklim yang paling penting adalah curah hujan dan hari

hujan. Curah hujan dan hari hujan sangat bervariasi. Pemuliaan tanaman adaptif dan

pada lahan masam diperlukan jika masalah kemasaman tanah dan kejenuhan Al terjadi

pada lapisan dalam (subsoil). Bila masalah tersebut terjadi pada lapisan atas, relative

lebih murah diatasi dengan ameliorasi (Hairiah et al., 2000, Witcombe et al., 2013,

Dalovic et al., 2010)

Beberapa permasalahan umum dari tanah Ultisol adalah kemasaman tanah

tinggi (pH rata-rata < 4,5), kejenuhan Al tinggi, miskin kandungan hara makro

terutama P, K, Ca, dan Mg, dan kandungan bahan organik rendah. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut dapat diterapkan teknologi pengapuran, pemupukan P dan K,

dan penambahan bahan organik. Penambahan amelioran (kapur dan bahan organik),

secara teknis dapat mengatasi permasalahan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman pada lahan Ultisol.

Page 33: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

33

Tabel 8. Hasil analisa tanah awal dan akhir

Jenis Analisa AnalisaTanah Awal Keterangan Analisa

Tanah Akhir Keterangan

Kadar Air (%) 5.8 - 3.8 -pH H2O 5.9 Agak masam 6.01 Agak masamC-Organik (%) 4.04 Tinggi 1.90 RendahN-Total (%) 0.30 Sedang 0.23 SedangP-Bray I (ppm) 13.13

Tinggi3.54 Sangat rendah

K-dd (me/100 gr) 0.21 Rendah 0.72 TinggiNa (me/100gr) 0.30 Rendah 0.19 RendahCa (me/100gr) 0.88 Sangat rendah 0.68 Sangat rendahMg (me/100gr) 1.42 Sedang 0.89 RendahKTK (me/100gr) 21.67 Sedang 17.50 SedangAl-dd 1.64 Sangat rendah 1.10 RendahKejenuhan basa 12.96 - 14.17 -

Kacang tanah merupakan tanaman yang dapat tumbuh pada kisaran pH tanah

5.3-6.6 (Henry, 1995).Pada umumnya jenis tanah Podsolik Merah Kuning (Ultisol) yang

merupakan lapisan atas (topsoil) antara 5 – 15 cm miskin akan bahan organic, miskin

unsure hara N, P, K, Ca, Mg, keasaman tinggi (pH rendah), karena kadar aluminium

(Al) dan besi (Fe) dalam tanah tinggi, adanya lapisan krokos dalam tanah kedalaman

dan ketebalan beragam yang sangat menghambat pertumbuhan akar tanaman. Untuk

meningkatkan kesuburaan tanah Podsolik Merah Kuning (Ultisol) pada sistem tanaman

tumpangsari, maka diperlukan penambahan unsure hara yang cukup banyak. Cara

peningkatan pH tanah yang sudah lazim dilakukan adalah pengapuran dengan kapur

pertanian atau kaptan (CaCO3) dengan jumlah yang dibutuhkan bergantung pada pH

awal tanah dan tekstur tanah. Pada tabel 7 terlihat kondisi awal lahan kering masam

memiliki nilai pH 5.9 (agak masam). Keuntungan pengapuran tergantung pada kondisi

tanah dan tanaman. Secara umum pemberian kapur ke tanah dapat mempengaruhi

sifat fisik dan kimia tanah serta kegiatan jasad renik tanah. Bila ditinjau dari sudut

kimia, maka tujuan pengapuran adalah menetralkan kemasaman tanah dan

meningkatkan atau menurunkan ketersediaan unsu-unsur hara bagi pertumbuhan

tanaman (Malherbe,1965). Kandungan unsure hara makro C-Organik 4.04 (tinggi), N-

total 0.30 (sedang), P-Bray 13.13 (tinggi), dan kandungan K-dd 0.21 (rendah).

Nitrogen merupakan penyusun setiap sel hidup, karenanya terdapat pada seluruh

bagian tanaman. Unsur ini juga merupakan bagian dari penyusun enzim dan molekul

Page 34: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

34

klorofil. Umumnya kadar kalium tanah jauh lebih banyak dari fospor, namun untuk

lahan kering masam spesifik Bengkulu ini, kandungan fosfor lebih tinggi daripada

kandungan kalium, dikarenakan lahan kering masam berada di daerah dekat pantai,

banyak terdapat endapan batuan dari sekitar pantai yang menyebabkan kandungan

fosfor lebih tinggi. Untuk kandungan Na 0.30 (rendah), Ca 0.88 (sangat rendah), Mg

1.42 (sedang), KTK 21.67 (sedang) dan kandungan Al 1.64 (sangat rendah). Kadar

magnesium kadang-kadang ditemukan lebih tinggi dari kalsium tetapi jumlah yang

tersedia selalu sedikit, oleh karena itu kekurangan magnesium dapat diatasi dengan

pengapuran. Pada fase akhir setelah panen, tanah lahan kering masam kembali

diambil untuk mengetahu kandungan unsure hara tanah akhir. Pada tabel 7 terlihat

kondisi awal lahan kering masam memiliki nilai pH 6.01 (agak masam). Kandungan

unsur hara makro C-Organik 1.90 (rendah), N-total 0.23 (sedang), P-Bray 3.54 (sangat

rendah), dan kandungan K-dd 0.72 (tinggi). Untuk kandungan Na 0.19 (rendah), Ca

0.68 (sangat rendah), Mg 0.89 (rendah), KTK 17.50 (sedang) dan kandungan Al 1.10

(rendah).

Oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman akan unsure hara

makro, perlu ditambahkan pupuk untuk mencukupi kebutuhan Nitrogen, Fosfor dan

Kalium. (Nurhajati Hakim, 1986). Kacang tanah merupakan tanaman legume yang

daoat bersimbiosis dengan rhizobium sehingga mampu mengikat Nitrogen bebas di

udara dan membenuk bintil akar yang dapat menyuburkan tanah.

Page 35: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

35

Tabel 9. Data hari hujan dan curah hujan kabupaten Bengkulu Tengah (BP3K Talang

Pauh, 2014)

Bulan

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

HariHujan

CurahHujanMm

HariHujan

CurahHujanMm

HariHujan

CurahHujanMm

HariHujan

CurahHujanMm

Januari 16 372 6 117 27 387 24 691.5Februari 9 169 6 116 22 242.5 14 260.5Maret 4 162 5 118 20 266.5 20 440.5April 11 243 7 120 23 353.5 25 1043Mei 14 160 10 124 25 713.5 20 547Juni 18 408 10 130 19 470 11 120.5Juli 15 207 12 137 25 419.5 12 179

Agustus 13 351 11 146 21 339 16 454September 8 157 12 152 25 688.5 8 124

Oktober 17 920 10 265 19 449.5 - -November 19 462 18 262.5 25 832 - -Desember 24 960 25 358.5 25 524 - -

Pada tabel 8 dapat dilihat terdapat ritme yang menarik antara tahun ganjil dan tahun

genap berdasarkan jumlah hari hujan dan jumlah curah hujan. Pada tahun ganjil yakni

tahun 2011 dan tahun 2013 curah hujan dan hari hujan yang tinggi terdapat pada

bulan Juni hingga September, sedangkan pada tahun genap yakni tahun 2012 dan

tahun 2014, curah hujan dan hari hujan pada bulan Juni hingga September kurang,

sehingga untuk penanaman berikutnya disarankan pada tahun 2014 pada bulan

Oktober disaat musim penghujan atau ditahun berikutnya tahun ganjil 2015 pada

bulan Juni hingga September.

Page 36: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

36

Tabel 10. Data pertumbuhan vegetatif kacang tanah sistem tanam monokultur

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Cabang/rumpun28 HST 42 HST 56 HST 84 HST 28 HST 42 HST 56 HST 84 HST

Talam+Amelioran

11.80a 24.96a 39.80a 44.16a 5.92a 7.72a 8.60a 8.20a

Tuban+Amelioran

9.40ab 24.56a 40.50a 44.48a 7.36a 7.52a 9.00a 7.84a

Kancil+Amelioran

11.50a 23.70ab 35.95 b 38.80a 7.52a 7.60a 7.85a 7.44a

Lokal +Amelioran

8.26b 20.00b 32.10b 35.49a 11.8a 8.40a 9.0oa 7.40a

Talam tanpaAmelioran

14.80a 25.74ab 39.25a 44.68a 6.20a 6.36a 6.70a 6.64b

Tuban tanpaAmelioran

14.96a 28.22a 38.85a 45.28a 6.80a 7.48a 7.45a 8.32a

Kancil tanpaAmelioran

13.94a 24.36bc 28.90a 37.36b 6.36a 7.16a 6.95a 7.00ab

Lokal tanpaAmelioran

11.44a 22.18c 31.15a 36.84a 6.24a 7.44a 6.85a 7.68ab

Pada penanaman kacang tanah dengan sistem tanam monokultur dilakukan

penanaman dengan pemberian amelioran dan tanpa penambahan amelioran. Hasil

pengkajian menunjukkan bahwa pada awal fase pertumbuhan (28-42 HST) semua

varietas mempunyai tinggi tanaman yang hampir sama. Pada umur 28 HST tinggi

tanaman berkisar antara 9.40 cm-14.96 cm. Pada umur tanaman 42 HST tinggi

tanaman berkisar antara 20.00-28.22 cm. Memasuki fase generatif pada umur

tanaman 56 HST ketinggian tanaman antar varietas menunjukkan perbedaan yang

nyata pada penambahan amelioran dengan tinggi tanaman terbesar pada varietas

Tuban dengan tinggi tanaman 40.50 cm, dan pada perlakuan tanpa penambahan

amelioran tinggi tanaman juga didominasi pada varietas Tuban dengan tinggi tanaman

39.25 cm. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada akhir pertumbuhan tanaman

jagung dengan pemberian amelioran, varietas Tuban (44.48 cm) mempunyai tinggi

tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Talam (44.16 cm), Kancil

(38.80 cm) dan Lokal (35.49 cm). Sedangkan hasil pengkajian pada akhir

pertumbuhan tanaman kacang tanah tanpa pemberian amelioran, varietas Tuban

(45.28 cm) mempunyai tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas

Talam (44.68 cm), Kancil (37.36 cm) dan Lokal (36.84 cm). Tinggi tanaman

merupakan faktor penting yang juga dipengaruhi oleh lingkungan (tanah dan iklim)

Page 37: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

37

dan juga dipengaruhi oleh penyiangan gulma. Penyiangan gulma yang sering dilakukan

memberikan tanggapan postif terhadap tinggi tanaman.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada awal fase pertumbuhan 28 HST,

jumlah cabang per tumpun tanaman kacang tanah dengan pemberian amelioran

terbesar pada varietas Lokal (11.8) dibandingkan dengan varietas lainnya.Sementara

pada tanaman kacang tanah tanpa pemberian amelioran menunjukkan jumlah cabang

per rumpun yang hampir sama berkisar antara 6.20-6.80. Pada umur tanaman 42 HST

jumlah cabang/rumpun pada tanaman dengan penambahan amelioran berkisar antara

7.52-8.40 cm, sedangkan jumlah cabang/rumpun pada tanaman tanpa penambahan

amelioran berkisar antara 6.36-7.48 cm . Memasuki fase generatif pada umur

tanaman 56 HST jumlah cabang/rumpun antar varietas pada pemberian amelioran

menunjukkan perbedaan yang nyata, varietas Tuban dan Lokal mempunyai jumlah

cabang/rumpun yang paling banyak 9.00 dibandingkan dengan varietas Talam dan

Kancil, sedangkan pada tanaman kacang tanah pemberian amelioran varietas Tuban

memiliki jumlah cabang per rumpun terbanyak sebesar 7.45 dibandingkan varietas

lainnya . Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada akhir pertumbuhan, jumlah

cabang/rumpun antar varietas pada pemberian amelioran menunjukkan perbedaan

yang nyata, varietas Tuban mempunyai jumlah cabang/rumpun yang paling banyak

8.20 dibandingkan dengan varietas Talam, Kancil, dan Lokal, sedangkan pada tanaman

kacang tanah pemberian amelioran varietas Tuban juga memiliki jumlah cabang per

rumpun terbanyak sebesar 8.32 dibandingkan varietas lainnya . Jumlah

cabang/tanaman merupakan faktor penting yang juga dipengaruhi oleh lingkungan

(tanah dan iklim). Pada tabel 9 terlihat bahwa tinggi tanaman dan jumlah cabang per

rumpun pada perlakuan pemberian amelioran dan tanpa pemberian amelioran tidak

menunjukkan perbedaan yang nyata, hal ini dikarenakan kondisi curah hujan yang

sedikit pada fase generatif, sehingga amelioran yang diberikan ke tanah tidak disera

sempurna oleh tanaman.

Page 38: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

38

Tabel 11. Data komponen hasil kacang tanah sistem monokultur , MK 2014

Perlakuan B. segarberangkasan(gr/rumpun)

Berat keringberangkasan(g/rumpun)

Berat basahpolong

(gr/rumpun)

Berat keringpolong

(gr/rumpun)

Jumlahpolong/rumpun

% polongrusak

Talam+Amelioran

34.20ab 1 8.07ab 27.46a 19.64a 18.20a 18.69a

Tuban+Amelioran

37.97a 20.10a 27.45a 21.02a 20.15a 22.71a

Kancil+Amelioran

24.33b 14.12b 27.29a 18.52a 15.25a 16.96a

Lokal +Amelioran

27.54ab 13.55b 27.86a 21.71a 20.65a 21.36a

Talam tanpaAmelioran

32.81a 14.04a 23.57a 18.64a 16.40b 27.21a

Tuban tanpaAmelioran

33.21a 17.61a 25.68a 15.72a 24.09a 24.37a

Kancil tanpaAmelioran

22.57a 13.84a 23.98a 17.79a 16.88b 19.77a

Lokal tanpaAmelioran

25.74a 15.92a 25.02a 19.70a 19.96ab 23.74a

Komponen hasil kacang tanah pada pemberian amelioran , varietas Tuban

menunjukkan berat segar berangkasan terbesar sebesar 37.97 gram/rumpun

dibandingkan varietas lainnya, sedangkan pada tanaman tanpa pemberian amelioran,

berat segar berangkasan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Berat kering

berangkasan setelah dijemur kurang lebih 3 hari pada tanaman kacang tanah dengan

pemberian amelioran menunjukkan perbedaan yang signifikat, berat kering

berangkasan terbesar pada varietas Tuban 20.10 gr/rumpun, sedangkan pada ketiga

varietas lainnya berkisar antara 13.55-18.07 gram/rumpun.

Pada tanaman kacang tanah dengan pemberian amelioran, varietas kacang

tanah memiliki berat segar polong berkisar antara 27.29-27.86 gram/rumpun,

sedangkan pada tanaman kacang tanah tanpa pemberian amelioran/rumpun, varietas

kacang tanah memiliki berat segar polong berkisar antara 23.57-25.68 gram/rumpun.

Pada tanaman kacang tanah dengan pemberian amelioran, varietas kacang tanah

memiliki berat kering polong berkisar antara 19.64-21.71 gram/rumpun, sedangkan

pada tanaman kacang tanah tanpa pemberian amelioran/rumpun, varietas kacang

tanah memiliki berat kering polong berkisar antara 15.72-19.70 gram. Banyaknya

jumlah polong/rumpun pada tanaman kacang tanah dengan pemberian amelioran

didominasi oleh varietas Tuban (20.15) dan varietas Lokal (20.65). Sedangkan

Page 39: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

39

banyaknya jumlah polong/rumpun pada tanaman kacang tanah tanpa pemberian

amelioran didominasi oleh varietas Tuban (24.09) Pada persentase polong yang rusak

didominansi oleh varietas Tuban dan Lokal dengan 22.71 dan 21.36 persen dan

persentase paling kecil kerusakan pada polong terdapat pada varietas Talam dan

Kancil dengan persentase kerusakan polong sebesar 18.69 dan 16.96 persen. Varietas

Kancil memiliki persentase kerusakan polong yang kecil karena memiliki ketahanan

terhadap penyakit layu, toleran penyakit karat, bercak daun dan tahan A. Flavus serta

toleran terhadap klorosis.

Tabel 12. Data komponen hasil kacang tanah sistem monokultur , MK 2014

Perlakuan Jumlahbiji/rumpun

Berat 1000 butir(gr)

Hasil(t/ha)

Indeks Panen

Talam+Amelioran

24.62a 511.40ab 2.03a 51.31a

Tuban+Amelioran

28.12a 473.00ab 1.76a 48.64a

Kancil+Amelioran

14.08a 536.00a 1.89a 47.51a

Lokal +Amelioran

27.98a 384.60b 1.70a 41.04a

TalamtanpaAmelioran

19.49b 512.30a 1.87a 43.41b

TubantanpaAmelioran

34.85a 507.00a 2.17a 56.04a

KanciltanpaAmelioran

26.18ab 536.20a 2.17a 44.25b

Lokal tanpaAmelioran

33.56a 454.92b 1.82a 45.98b

Pada komponen hasil jumlah biji/rumpun terlihat bahwa pada penanaman

kacang tanah dengan pemberian ameliorant, varietas Tuban memiliki jumlah biji paling

banyak dengan jumlah 28.12 biji/rumpun, begitu juga dengan jumlah biji/rumpun pada

penanaman kacang tanah tanpa pemberian ameliorant, varietas Tuban memiliki jumlah

biji paling banyak dengan jumlah 34.85 biji/rumpun dibandingkan varietas lainnya.

Untuk berat 1000 butir pada tanaman kacang tanah dengan pemberian ameliorant dan

tanpa pemberian ameliorant didominasi oleh varietas Kancil dengan berat 536.00 dan

536.200 gram. Untuk komponen hasil berat kering polong terbesar pada tanaman

Page 40: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

40

kacang tanah dengan pemberian ameliorant dan tanpa pemberian ameliorant

didominasi oleh varietas Kancil dengan jumlah hasil polong kering 1.89 t/ha dan 2.17

t/ha. Untuk indeks panen terbesar pada tanaman kacang tanah dengan pemberian

ameliorant terdapat pada varietas talam sebesar 51.31 persen sedangkan pada

tanaman kacang tanah tanpa pemberian ameliorant terdapat pada varietas tuban

sebesar 56.04 persen.

Pada tabel 11 terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antar

penanaman kacang tanah pada sistem monokultur yang diberi penambahan ameliorant

maupun yang tidak diberikan penambahan amelioran. Hal ini disebabkan karena

kurangnya curah hujan pada waktu penanaman dan tidak tersedianya sumber air yang

cukup menyebabkan dolomite yang diberikan ke tanah tidak terserap sempurna.

Kurangnya ketersediaan air ini menyebabkan indeks pertanaman di lahan kering relative

masih rendah. Saat ini memang belum banyak yang dapat dilakukan petani, bahkan

peran pemerintah untuk penyediaan irigasi di lahan kering masam masih belum terlihat.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan pengapuran untuk menaikkan pH menjadi ph netral

pada lahan kering masam wilayah beriklim sedang ternyata tidak dapat diterapkan di

daerah tropic. Pemberian kapur demikian di daerah tropic sering kali mengganggu

produksi, karena itu mengapur tanah tropic mendekati netral tidak diperlukan. Tujuan

pengapuran pada tanah masam di wilayah tropic sebaiknya ditujukan untuk

meniadakan pengaruh racun dari aluminium (Al) dan menyediakan hara kalsium (ca)

bagi tanaman (Nurhajati, 1986).

4.5 Produktivitas, Efisiensi Penggunaan Lahan Dan Keuntungan Usaha Tani

Secara Tumpangsari

Keuntungan dalam usahatani kacang tanah dengan sistem monokultur adalah

selisih antara besarnya penerimaan usahatani dengan besarnya biaya yang digunakan

dalam usahatani dengan sistem monokultur. Selanjutnya keuntungan dalam usahatani

dengan tumpangsari kacang tanah dan jagung adalah selisih antara penerimaan

ushatani dengan biaya yang digunakan dalam usahatani dengan tumpangsari yang

dilakukan.

Page 41: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

41

Biaya usahatani yang digunakan dalam usahatani baik dengan sistem

monokultur maupun tumpangsari merupakan biaya tunai yang digunakan dalam

usahatani. Biaya usahatani yang digunakan dalam usahatani monokultur kacang tanah

terdiri dari biaya pengolahan lahan, biaya penanaman, biaya pemupukan, biaya

pemeliharaan, biaya pengendalian hama dan penyakit, biaya pemanenan dan biaya

pengeringan. Sedangkan biaya usaha tani yang digunakan dalam usahatani

tumpangsari kacang tanah dan jagung terdiri dari biaya pengolahan lahan, biaya

penanaman, biaya pemupukan, biaya pemeliharaan, biaya pengendalian hama dan

penyakit, biaya pemanenan, biaya pengeringan dan biaya pemipilan jagung.

Dari pelaksanaan kegiatan pemanfaatan teknologi tumpangsari kacang tanah

dan kedelai pada lahan kering masam diketahui bahwa besarnya keuntungan dalam

usahatani dengan sistem monokultur kacang tanah adalah sebesar Rp. 14.081.500 dan

keuntungan usahatani dengan sistem tumpangsari kacang tanah dan jagung adalah

sebesar Rp. 30.264.000 (Tabel 10).

Page 42: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

42

Tabel 13. Biaya usahatani, produksi, penerimaan dan keuntungan kegiatan monokulturdan tumpangsari di Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2014

No Uraian Monokultur KacangTanah (Rp.)

TumpangsariKacang Tanah dan

Jagung (Rp.)1 Biaya (Rp/ha)

Biaya Sarana produksi (Rp/ha) 7.718.500 4.486.000

Biaya Tenaga Kerja (Rp/ha) 2.200.000 2.400.000

Jumlah (Rp/ha) (C=Cost) 9.918.500 6.886.0002 Produksi (Kg/ha) (P)

Kacang tanah (Kg/ha) 1.600 2.200

Jagung (Kg/ha) 1.9003 Harga (Rp/kg) (H)

Kacang tanah (Rp/kg) 15.000 15.000

Jagung (Rp/kg) 4.5004 Penerimaan (Rp/ha)

Kacang tanah (Rp/ha) 24.000.000 33.000.000

Jagung (Rp/ha) 8.550.000Jumlah Penerimaan(Revenue=R=PxH) (Rp/ha) 24.000.000 41.550.000

5Pendapatan (Benefit=B = R-C)(Rp/ha) 14.081.500 34.664.000R/C 2,4 6,0B/C 1,4 5,0

Sumber : Data Primer diolah

Tabel 10 menunjukkan bahwa pada usahatani monokultur kacang tanah,

nisbah penerimaan dengan biaya yang disebut Revenue Cost Rasio (R/C Ratio) adalah

2,4, artinya setiap Rp. 1.000,- biaya yang dikeluarkan dalam usahatani monokultur

kacang tanah akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 2.400,- dan pada usahatani

tumpangsari kacang tanah dan jagung Revenue Cost Rasio (R/C Ratio) adalah 6,0,

artinya setiap Rp. 1.000,- biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tumpangsari kacang

tanah dan jagung akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 6.000.

Page 43: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

43

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada usahatani monokultur kacang tanah,

nisbah pendapatan dengan biaya yang disebut Benefit Cost Rasio (B/C Ratio) adalah

1,4, artinya setiap Rp. 1.000,- biaya yang dikeluarkan dalam usahatani monokultur

kacang tanah akan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 1.400,- dan pada usahatani

tumpangsari kacang tanah dan jagung Benefit Cost Rasio (B/C Ratio) adalah 5,0,

artinya setiap Rp. 1.000,- biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tumpangsari kacang

tanah dan jagung akan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 5.000.

Dari hasil analisis juga diketahui bahwa B/C rasio pada usahatani tumpangsari

(5,0) lebih besar dari pada B/C rasio pada usahatani monokultur (1,4). Keuntungan

pada usahatani monokultur adalah sebesar Rp. 14.081.500,- dan pada usahatani

tumpangsari adalah sebesar Rp. 34.664.000, sehingga selisih keuntungan antara

usahatani tumpangsari dengan monokultur adalah sebesar Rp. 20.582.500, hal ini

artinya secara ekonomi usahatani tumpangsari kacang tanah dan jagung lebih

menguntungkan dibandingkan dengan usahatani kacang tanah saja (monokultur).

4.6. Sosialisasi Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam

4.6.1 Sosialisasi Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam

Sosialisasi Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan Tumpangsari

Jagung dan Kacang Tanah telah dilaksanakan pada tanggal 4 juni 2014 yang dihadiri

oleh 50 orang peserta yang terdiri atas 35 orang petani, 6 orang peneliti/penyuluh/staf

BPTP Bengkulu, dan 5 orang petugas dari dinas/instansi terkait dan 4 orang

stakeholders di Kabupaten Bengkulu Tengah. Dalam temu lapang kali ini dijelaskan

mengenai teknologi pemanfaatan lahan kering masam dengan tumpangsari, tantangan

dan peluang usahatani jagung dan kacang tanah di Kabupaten Bengkulu Tengah, serta

strategi diseminasi jagung dan kacang tanah di Kabupaten Bengkulu Tengah. Temu

lapang dilaksanakan dengan metode presentasi, penyebaran bahan informasi (leaflet,

banner) dan diskusi.

Page 44: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

44

4.6.2 Apresiasi Teknologi Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan

Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah

Pada akhir kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan Tumpangsari

Jagung dan Kacang Tanah dilakukan kegiatan Apresiasi Teknologi. Pada kegiatan kali

ini dihadiri oleh seluruh petani kooperator dan perwakilan kelompok tani pada tia-

kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah yang merupakan sentra penanaman kacang

tanah dan memiliki lahan kering. Selain itu kegiatan apresiasi teknologi ini juga dihadiri

oleh instansi terkait seperti Dinas Pertanian, BP4K, BPSB, Fakultas Pertanian

Universitas Bengkulu dan pihak produsen benih dari swasta. Pada kegiatan kali ini

disampaikan materi oleh nara sumber dari BP4K dengan materi Dukungan Lembaga

Penyuluhan dalam Pengembangan Lahan Kering Masam di Kabupaten Bengkulu

Tengah, materi dari BPTP Bengkulu dengan tema Teknologi Pemanfaatan Lahan Kering

Masam dengan Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah berbasis pertanian bioindustri

dan ramah lingkungan serta penyampaian materi dari pihak produsen benih swasta

yang bekerjasama dengan Universitas Bengkulu tentang penangkaran benih. Pada

kegiatan ini terjadi diskusi yang baik antara narasumber dan petani pengguna, dan

diharapkan dengan bantuan teknologi dari BPTP Bengkulu, akan dapat meningkatkan

usah pertanian di lahan kering di kabupaten Bengkulu Tengah dan tidak hanya pada

komoditi jagung dan kacang tanah namun dapat diterapkan pada komoditas tanaman

pangan lainnya.

4.7. Umpan Balik dari Stakeholders dan Petani Pengguna dalam RangkaPercepatan Penyebarluasan Inovasi Teknologi

Proses adopsi inovasi teknologi dipercepat melalui pembinaan petani, sosialisasi

apresiasi dan temu lapang . Selanjutnya untuk lebih memasyarakatkan inovasi

teknologi pemanfaatan lahan kering masam dengan sistem tumpangsari kacang tanah

dan jagung maka dilakukan serangkaian kegiatan diseminasi melalui kegiatan apresiasi

dan temu lapang.

Diseminasi melalui kegiatan temu lapang telah dilaksanakan pada bulan

Agustus 2014 di lokasi pengkajian Kabupaten Bengkulu Tengah. Hasil kegiatan temu

lapang bertujuan agar petani dan petugas dapat mengenal, mengetahui dan

memahami pemanfaatan lahan kering masam dengan sistem tumpangsari kacang

tanah dan jagung.

Page 45: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

45

Sosialisasi dilakukan melalui berbagai kegiatan pertemuan (temu lapang dan

sinkronisasi/koordinasi kegiatan dengan stakeholder), penyebarluasan informasi dalam

bentuk tercetak (leaflet) serta website. Melalui berbagai kegiatan sosialisasi diharapkan

timbulnya sinergi kegiatan antar petani, badan usaha dan pemerintah dalam

mempercepat penyebarluasan penggunaan inovasi teknologi hingga tingkat petani.

Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi

yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Bermanfaat bagi petani secara nyata.

2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.

3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi tersedia.

4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.

5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.

6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian (Kartono,

2009).

Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa faktor

sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh petani

diantaranya adalah:

1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta keuntungan

yang baik.

2. Kepastian diperolehnya hasil panen dengan resiko kegagalan yang minimal.

3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani.

4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi

5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani.

Stakeholders khususnya pada lokasi kegiatan pengkajian di Kabupaten

Bengkulu Tengah sangat mendukung pelaksanaan penyebarluasan inovasi teknologi

pemanfaatan lahan kering masam dengan sistem tumpangsari kacang tanah dan

jagung. Hal ini terbukti dengan ditugaskannya dan keterlibatan petugas lapangan

dalam pendampingan kegiatan pengkajian yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu dan ini

merupakan umpan balik yang sangat mendukung dalam pelaksanaan kegiatan

pengkajian.

Selanjutnya umpan balik dari petani pengguna inovasi teknologi pengkajian

dilihat dari respon yang ditunjukkan oleh petani melalui peningkatan pengetahuan

Page 46: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

46

sebesar 68,28 persen sikap petani terhadap inovasi teknologi pemanfaatan lahan

kering masam dengan sistem tumpangsari kacang tanah dan jagung adalah cenderung

sangat baik dan minat petani untuk mengadopsi inovasi teknologi pemanfaatan lahan

kering masam dengan sistem tumpangsari kacang tanah dan jagung di Kabupaten

Bengkulu Tengah adalah sebesar 86,89 persen.

Page 47: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

47

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Varietas tuban, talam dan kancil sesuai untuk ditumpangsarikan dengan jagung

pada lahan kering masam spesifik Bengkulu dengan produktivitas masing-masing

2.53 ton/ha , 2.24 ton/ha, 2.07 ton/ha.

2. Pemberian ameliorant belum efektif dalam meningkatkan produktivitas kacang

tanah pada lahan kering masam spesifik Provinsi Bengkulu.

3. Sistem tumpangsaei meningkatkan efisiensi penggunaan lahan (LER) sebesar….,

produktivitas dan keuntungan usaha tani sebesar Rp. 30.264.000, dengan BC Ratio

5.0.

4. Sistem tumpang sari jagung dan kacang tanah dengan komposisi 80 % populasi

kacang tanah dan 40 % populasi jagung dengan dosis pupuk sesuai kebutuhan

tanaman pada lahan kering masam spesifik Bengkulu secara teknis cocok

dilaksanakan dan secara ekonomis layak diusahakan.

5. Penyampaian inovasi teknologi dengan metode display lapangan diminati

stakeholders dan lebih memotivasi petani untuk mengadopsi teknologi pemanfaatan

lahan kering masam.

5.2 Saran

1. Diperlukan kajian lebih lanjut untuk menjawab ketidakefektifan dari pemberian

amelioran pada lahan kering masam spesifik Bengkulu.

2. Respon varietas kacang tanah dan performance tumpang sari pada musim yang

berbeda yaitu pada musim penghujan.

3. Diperlukan prediksi iklim yang akurat (katam)untuk menghindari kegagalan akibat

kekeringan, pada lahan kering kebutuhan air sangat tergantung pada curah hujan.

Page 48: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

48

VI. KINERJA HASIL

Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan Tumpangsari Jagung dan Kacang

Tanah yang dilaksanakan di Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten

Benteng ini direspon dengan baik oleh petani di lokasi pengkajian. Para petani di

daerah tersebut mengharapkan agar nantinya kegiatan pengkajian seperti ini tidak

hanya terbatas pada 5 petani kooperator saja, tetapi nantinya teknologi yang telah

diberikan oleh BPTP Bengkulu dapat diadopsi oleh petani lainnya di Desa Pasar Pedati,

Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Benteng. Produktivitas kacang tanah yang

ditumpangsarikan dengan jagung berturut –turut adalah varietas Tuban dengan

produksi 2.53 ton/ha diikuti oleh varietas Talam (2.24 ton/ha), varietas Kancil (2.07

ton/ha) dan varietas Lokal (1.92 ton/ha).

Page 49: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

49

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Tanaman kacang-kacangan dan umbi umbian. 2011.Laporan Tahun2011 Penelitian Aneka Kacang dan Umbi. Balai Penelitian Tanaman kacang-kacangan dan umbi umbian. Malang

Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2011. Teknologi produksi kedelai,kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Jakarta

BPS. 2001. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta

Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu.2013.Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produksidan Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2014 Kabupaten Kota Se ProvinsiBengkulu.Bengkulu

Francis,C.A.1986.Multiple cropping system.Macmillan Publishing Company, New York.Dalam Prasetyo, I.S.Entang, P.Hesti. Produktivitas lahan dan NKL padatumpangsari jarak pagar dengan tanaman pangan. Jurnal Akta Agrosia Vol 12No.1 hlm 51-56.2009

Hidayat, A dan Mulyani. A 2002. Lahan kering untuk pertanian dalam buku teknologipengelolaan lahan kering menuju pertanian produktif dan ramah lingkungan.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor

Idjudin, A.Abas dan Marwanto, S. 2008. Reformasi pengelolaan lahan kering untukmendukung swasembada pangan.

I Wayan Suastika, I. Wayan, Ratmini, NP.S, T Turmalan. 1997. Budidaya kedelai dilahan pasang surut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Koesrini dan William. E. 2009. Penampilan genotipe kedelai dengan dua perlakuankapur di lahan pasang surut bergambut. Jurnal Penelitian Pertanian TanamanPangan Vol 28 No. 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Kasno.A, Trustinah, Rahmania,A.A. Seleksi galur kacang tanah adaptif pada lahankering masam. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol 322 (1). 2103ISSN 0216-9959 hal 16-24

Moenandir, J., M.D.Maghfoer, dan A.Sulaiman.1996. Periode kritis kacang tanahterhadap gulma.hlm 237-245 dalam Poniman, D.M.Endang, I.Ali. Potensi Hasilkacang tanah dan jagung dalam sistem tanaman tumpangsari di lahanKabupaten Pati.Prosiding peningkatan produksi kacang-kacangan dan umbi-umbian mendukung kemandirian pangan.Pusat Penelitian dan PengembanganTanaman Pangan.2006.hal.320-330.

Nursyamsi, D. 2003. Penelitian kesuburan tanah oxisol untuk jagung. J. Tanah.Tropika. No 17 : 53–65.

Page 50: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

50

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.2000.Atlas Sumberdaya Tanah EksplorasiIndonesia Skala 1:1.000.000. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Prasetyo, B.H dan D.A.,Suriadikarta. 2006. Karakteristik, potensi, teknologi pengelolaantanah ulitisol untuk pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia.JurnalLitbang Pertanian.25(2):39-47.

Trustinah, A.Kasno, dan NWihanarjo. 2009. Toleransi genotipe kacang tanah terhadaplahan masam. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan.Vol 28 (3)2009.ISSN 0216-9959 hal.183-191

Tharir,M dan Hadmadi.1984.Populasi gilir (multiple cropping). Yasaguna.Jakarta dalamPrasetyo, I.S.Entang, P.Hesti. Produktivitas lahan dan NKL pada tumpangsarijarak pagar dengan tanaman pangan. Jurnal Akta Agrosia Vol 12 No.1 hlm 51-56.2009

Whigham, D.K and M.P,Bharati. 1983. Soybean Sole Cropping and Intercropping inTemperate and Subtropical Environments.Proceedings of A Symposium. 26September – 1 October 1983.Japan.hal.37-47.

Zuchri.A. 2007. Optimalisasi hasil tanaman kacang tanah dan jagung dalamtumpangsari melalui pengaturan baris tanam dan peromposan daun jagung.Jurnal Embryo.4(2):156-163.

Page 51: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

51

ANALISIS RESIKO

Analisis resiko merupakan penilaian atas kemungkinan kejadian yang

mengancam pencapaian tujuan dan sasaran penelitian yang berisi daftar resiko,

penyebab, dampak dan penanganannya dalam kegiatan pemanfaatan lahan kering

masam dengan tumpangsari jagung dan kacang tanah di Provinsi Bengkulu.

a. Daftar Resiko

No Resiko Penyebab Dampak1. Kekeringan Musim Kemarau Panjang Gagal Panen2. Terlalu banyak hujan Iklim yang tidak menentu Produksi Tanaman terganggu

karena meningkatnyaserangan OPT

3. Terlambat memupuktanaman

Pupuk tidak tersedia Produksi menjadi tidakoptimal

b. Daftar penanganan terhadap pelaksanaan

No Resiko Penyebab Penanganan1. Kekeringan Musim Kemarau

PanjangMenanam kacang tanahpada musim yang tepat

2. Terlalu banyak hujan Iklim yang tidakmenentu

Penyemprotan pestisidalebih intensif

3. Terlambat memupuktanaman

Pupuk tidak tersedia Mempersiapkan pupuksetiap awal kegiatan

Page 52: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

52

JADWAL KERJA

No. Kegiatan Bulan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan:Desk study/pengumpulandata sekunder XPenyempurnaan proposal X X

2. Pelaksanaan:Hunting dan pemantapanlokasi

X X

Sosialisasi X XPenentuan kooperator XPenerapan teknologi X X X X X X X XPengamatan X X X X X X X

3. Pengolahan data X X4. Pelaporan X X X X X X X X X X X

Page 53: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

53

PEMBIAYAAN

A. Rencana Anggaran Belanja (RAB)

No No Jenis Pengeluaran Volume HargaSatuan

(Rp.000)

JumlahBiaya

(Rp.000)1 Belanja Bahan

1. Bahan sarana produksi,pencetakan bahan informasi,bahan pendukung pengkajiandan dokumentasi

2. ATK dan computer supplies3. Penggandaan, fotocopy dan

laminasi

1 tahun

1 tahun

1 tahun

47.950.000

3.500.000

1.500.000

52.950.00047.950.000

3.500.000

1.500.0002 Honor output kegiatan

1. Honor Petani2. Honor Petugas Lapang3. Entri data

450 OH31 OH60 OK

35.000100.000

25.000

20.350.00015.750.0003.100.000

1.500.0003 Belanja Barang non operasional

LainnyaAnalisa tanah(tanah awal tanam,tanah akhir sesudah panen)

1 tahun 3.060.000

3.060.000

3.060.000

4 Belanja Perjalan Biasa 11 OP 5.000.000 55.000.0005 Belanja perjalanan dinas paket

meeting luar kota1. Temu lapang, panen2. Perjalanan daerah

62 OH1 OH

220.0005.000.000

18.640.000

13.640.0005.000.000

J u m l a h 150.000.000

Page 54: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

54

B. Realisasi Anggaran

No NoJenis Pengeluaran RealisasiAnggaran

(Rp)

PersentaseKeuangan

(%)

PersentaseFisik (%)

1. Belanja Bahan1. Bahan sarana

produksi, pencetakanbahan informasi,bahan pendukungpengkajian dandokumentasi

2. ATK dan computersupplies

3. Penggandaan,fotocopy dan laminasi

47.950.000

3.500.000

1.410.000

31.96

2.33

1.00

30

2. Honor output kegiatan1. Honor Petani2. Honor Petugas

Lapang3. Entri data

15.750.0002.600.000

1.500.000

10.501.73

1.00

15

3. Belanja Barang nonoperasional LainnyaAnalisa tanah(tanahawal tanam, tanah akhirsesudah panen)

3.060.000 2.04 10

4. Belanja Perjalan Biasa 54.995.000 36.60 30

5. Belanja perjalanan dinaspaket meeting luar kota1. Temu lapang, panen2. Perjalanan daerah

13.640.0005.000.000

9.093.78

15

Jumlah 149.405.000 99,6 100

Page 55: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

55

PERSONALIA

No Nama/NIP JabatanFungsional/

BidangKeahlian

Jabatan dalamKegiatan

Uraian Tugas AlokasiWaktu(jam/

minggu)1 Dr. Wahyu

Wibawa, MPPenelitiMuda/Agronomi

Penanggungjawab

1. Mengkoordinoranggota tim dalammenyusunperencanaan,pelaksanaan danpelaporan

2. Bertanggungjawabterhadap Kepala Balaidan memberikanlaporan fisik dankeuangan secaraperiodik (bulanan)

15

2 Ir. AhmadDamiri, M.Si

PenyuluhMadya/Agronomi

Anggota Membantupenanggungjawab dalamperencanaan,pelaksanaan danpelaporan

10

3 Irma CalistaSiagian, ST

PenelitiPertama/Tanah

Anggota Membantupenanggungjawab dalamperencanaan,pelaksanaan danpelaporan

10

4 TaupikRahman, S.Si

CalonPeneliti/Kimia

Anggota Membantupenanggungjawab dalamperencanaan,pelaksanaan danpelaporan

10

5 Zainani, S.Sos Administrasi Anggota Membantupenanggungjawab dalamperencanaan,pelaksanaan danadministrasi

10

6 Basuni Teknisi Anggota Membantupenanggungjawab dalamperencanaan,pelaksanaan danadministrasi

10

Page 56: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

56

Lampiran 1. Kuesioner tingkat pengetahuan petani pada Teknologi Pemanfaatan Lahan KeringMasam dengan Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah

KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN PETANI TERHADAP TEKNOLOGIPEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN

KACANG TANAH

1. Data RespondenNama :Pekerjaan :Umur :Pendidikan Terakhir :Alamat :Nama Kelompok Tani :

PetunjukPengisianPilih Salah satujawabanpadatiappertanyaandenganmemberikantandasilang (X)

I. Tingkat Pengetahuan Petani mengenai Lahan Kering Masam1. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui pengertian lahan kering masam?

a. Ya, sudah tahub. Belum tahu

2. Bagi Bapak/Ibu kendala umum pada lahan kering masam adalah : (Conteng 4 pilihan)a. Keasaman lahan tinggib. Keasaman lahan rendahc. Kejenuhan Al tinggid. Kejenuhan Al rendahe. Miskin kandungan haraf. Kaya kandungan harag. Kandungan bahan organik tinggih. Kandungan bahan organik rendah

3. Beberapa alternatif mengatasi masalah pada lahan kering masam, kecuali:a. Pengapuran lahanb. Pemupukan tinggic. Pemupukan P dan Kd. Penambahan bahan organik

4. Apakah Bapak/ Ibu menggunakan kapur pada lahan pertanian ?a. Yab. Tidak

5. Kapan Bapak/ Ibu menambahkan kapur pada lahan pertanian?a. Pada saat pengolahan lahanb. Pada saat pemupukanc. Pada saat panen

Page 57: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

57

6. Apakah Bapak/ Ibu menambahkan bahan organik (pupuk kandang/kompos)?a. Yab. Tidak

II. Tingkat pengetahuan petani tentang budidaya jagung (Monokultur)1. Apakah Bapak/ Ibu pernah bercocok tanam jagung??

a. Yab. Tidak

2. Jika ya, varietas jagung yang pernah Bapak/ Ibu tanam?a. ...........................................b. ...........................................c. ...........................................

3. Hal utama yang Bapak/ Ibu pertimbangkandalammemilihvarietas/jenisjagung yangakanditanam(boleh lebih dari 1 pilihan)a. UmurnyaGenjah e. Hasilnyamudahdipasarkanb. HasilProduksinyaTinggi d. Tumbuhsuburdenganpemberianpupukrendahc. Tahanterhadapserangan OPT

4. Benih berlabel yang Bapak/ Ibu gunakan:a. Putih c. Ungu e. Tidak

berlabelb. Kuning d. Biru

5. Bagaimana ketersedian benih dan sarana produksi (pupuk, racun, kapur) di tempatbapak/ Ibu?a. Mudahb. Agak susahc. Susah

6. Berapa banyak kios tani di lokasi Bapak/ Ibu?a. Satu c. Tigab. Dua d. Empat

7. Apakah Bapak/ Ibu melakukan penyulaman?a. Yab. Tidak

8. Jika, Bapak/ Ibu melakukan Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berusia?a. 3 – 7 Hari Setelah Tanamb. 7 – 10 Hari Setelah Tanamc. 10 – 15 Hari Setelah Tanam

9. Apakah Bapak/ Ibu menambahakan kapur pada lahan jagung?a. Ya

Page 58: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

58

b. Tidak

10. Kapan Bapak/ Ibu menambahkan kapur pada lahan jagung?a. Pada saat pengolahan lahanb. Pada saat pemupukanc. Pada saat panend. Tidak ditambahkan

11. Apakah Bapak/ Ibu menambahkan bahan organik (pupuk kandang/kompos)?a. Yab. Tidak

12. Bagaimana perlakuan benih jagung yang Bapak/ Ibu lakukan?a. Tanpa perlakuanb. Perlakuan dengan insektisidac. Perlakuan dengan fungisidad. Perlakuan dengan insektisida + fungisida

13. Berapakah jumlah benih jagung perlobang tanam yang Bapak/ Ibu terapkan?a. Satu c. Tigab. Dua d. Empat

14. Berapa kali pemupukan jagung yang Bapak/ Ibu lakukan pada 1 kali musim tanam?a. Satu kali c. Tiga kalib. Dua kali d. Empat kali

III. Tingkat Pengetahuan Petani tentang Budidaya Kacang Tanah (Monokultur)

15. Apakah Bapak/ Ibu pernah bercocok tanam kacang tanah??a. Yab. Tidak

16. Jika ya, varietas kacang tanah yang pernah Bapak/ Ibu tanam?a. ...........................................b. ...........................................c. ...........................................

17. Hal utama yang Bapak/ Ibu pertimbangkandalammemilihvarietas/jeniskacang tanah yangakanditanam :a. UmurnyaGenjah e. Hasilnyamudahdipasarkanb. HasilProduksinyaTinggi d. Tumbuhsuburdenganpemberianpupukrendahc. Tahanterhadapserangan OPT

18. Benih kacang tanah berlabel yang Bapak/ Ibu gunakan:a. Putih c. Ungub. Kuning d. Biru

Page 59: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

59

19. Bagaimana ketersedian benih dan sarana produksi (pupuk, racun, kapur) di tempatbapak/ Ibu?a. Mudahb. Agak susahc. Susah

20. Berapa banyak kios tani di lokasi Bapak/ Ibu?a. Satu c. Tigab. Dua d. Empat

21. Apakah Bapak/ Ibu melakukan penyulaman?a. Yab. Tidak

22. Jika, Bapak/ Ibu melakukan Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berusia?a. 3 – 7 Hari Setelah Tanamb. 7 – 10 Hari Setelah Tanamc. 10 – 15 Hari Setelah Tanam

23. Apakah Bapak/ Ibu menggunakan kapur pada lahan kacang tanah?a. Yab. Tidak

24. Kapan Bapak/ Ibu menambahkan kapur pada lahan kacang tanah?a. Pada saat pengolahan lahanb. Pada saat pemupukanc. Pada saat panen

25. Apakah Bapak/ Ibu menambahkan bahan organik (pupuk kandang/kompos)?a. Yab. Tidak

26. Bagaimana perlakuan benih kacang tanah yang Bapak/ Ibu lakukan?a. Tanpa perlakuanb. Perlakuan dengan insektisidac. Perlakuan dengan fungisidad. Perlakuan dengan insektisida + fungisida

27. Berapakah jumlah benih kacang tanah perlobang tanam yang Bapak/ Ibu terapkan?a. Satu c. Tigab. Dua d. Empat

28. Berapa kali pemupukan yang Bapak/ Ibu lakukan?a. Satu kali c. Tiga kalib. Dua kali d. Empat kali

Page 60: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

60

IV. Tingkat Pengetahuan Petani tentang Tumpangsari

29. Sistem monokultur adalah :a. Menanam 1 jenis tanaman pada satu lahanb. Menanam 2 jenis tanaman pada satu lahanc. Menanam 3 jenis tanaman pada satu lahand. Menanam lebih dari 3 jenis tanaman padasatu lahan

30. Apakah bapak pernah menerapkan sistem Monokultur?a. Yab. Tidak

31. Tanaman apa saja yang pernah Bapak/ Ibu tanam secara monokultur?a. ...........................................b. ...........................................c. ...........................................

32. Sistem tumpangsari adalah :a. Menanam 1 jenis tanaman pada satu lahanb. Menanam 2 jenis tanaman pada satu lahanc. Menanam 3 jenis tanaman pada satu lahand. Menanam lebih dari 3 jenis tanaman padasatu lahan

33. Apakah bapak pernah menerapkan sistem tumpangsari?a. Yab. Tidak

34. Tanaman apa saja yang pernah Bapak/ Ibu tanam secara tumpangsari?a. ........................................... dan ...........................................b. ........................................... dan ...........................................c. ........................................... dan ...........................................

35. Apakah Bapak/ Ibu menggunakan kapur pada lahan tumpangsari?a. Yab. Tidak

36. Kapan Bapak/ Ibu menambahkan kapur pada lahan tumpangsari?a. Pada saat pengolahan lahanb. Pada saat pemupukanc. Pada saat panen

37. Menurut bapak/ibu lebih menguntungkan monokultur atau tumpangsari?a. Monokulturb. Tumpangsaric. Monokultur dan Tumpangsari

Page 61: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

61

Peran dan Pelayanan Kelembagaan Pemerintah38. Apakah dalam usaha tani Bapak/ Ibu didampingi oleh petugas penyuluh lapangan?

a. Tidak pernahb. Jarangc. Sering

39. Apakah dilakukan pertemuan kelompok tani oleh PPL secara rutin?a. Tidak pernahb. Jarangc. Sering

Page 62: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

62

Lampiran 2. Foto-foto kegiatan Sosialisasi Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masamdengan Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah

Gambar 1. Bapak Arifin (PPK Kecamatan Pondok Kelapa) menyampaikan kata sambutan

Gambar 2. Kepala Desa Pasar Pedati menyampaikan kata sambutan

Page 63: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

63

Gambar 3. Camat Kecamatan Pondok Kelapa menyampaikan kata sambutan

Gambar 4. Kepala BPTP Bengkulu menyampaikan kata sambutan

Page 64: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

64

Gambar 5. Peserta Sosialisasi Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam denganTumpangsari Jagung dan Kacang Tanah

Page 65: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

65

Gambar 6. Peserta Sosialisasi Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam denganTumpangsari Jagung dan Kacang Tanah

Gambar 7. Penyampaian materi oleh Penyuluh Pertanian BPTP Bengkulu

Page 66: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

66

Lampiran 3. Foto-foto Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan TumpangsariJagung dan Kacang Tanah

Gambar 1. Persiapan Lahan Untuk Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan TumpangsariJagung dan Kacang Tanah

Page 67: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

67

Gambar 2. Advokasi Teknologi Pemanfaatan Lahan Kering Masam pada petani kooperator

Gambar 3. Pemberian bahan organic pada lahan kering masam

Page 68: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

68

Gambar 4. Advokasi Teknologi Pemanfaatan Lahan Kering Masam Pada Petani

Lampiran 4. Foto-foto Kegiatan Apresiasi Teknologi Pemanfaatan Lahan Kering Masam denganTumpangsari Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu

Page 69: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

69

Gambar 1. Pendaftaran peserta kegiatan Apresiasi Teknologi Pemnafaatan Lahan KeringMasam dengan Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu

Gambar 2. Kata sambutan dari Kepala BPTP Bengkulu (diwakili oleh Dr. Umi Pudji Astuti)

Page 70: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

70

Gambar 3. Kata sambutan dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah

Page 71: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

71

Gambar 4. Kunjungan ke lapangan untuk melihat pertumbuhan jagung dan kacang tanahdipandu oleh Dr. Wahyu Wibawa

Gambar 5. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah memberikan pengarahanmengenai kegiatan tumpangsari jagung dan kacang tanah di lahan kering

Page 72: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

72

Gambar 6. Penyampaian materi oleh BP4K kabupaten Bengkulu Tengah

Gambar 7. Penyampaian materi dari BPTP Bengkulu

Page 73: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

73

4. Foto-foto Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan Tumpangsari Jagung danKacang Tanah (pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen)

Gambar 1. Pengolahan lahan kering masam

Gambar 2. Pemberian bahan organik pada lahan kering masam

Page 74: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

74

Gambar 3. Penanaman Kacang tanah dan Jagung

Gambar 4. Pemberian Pupuk dan Dolomit

Page 75: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

75

5. Deskripsi Varietas Kacang Tanah

DESKRIPSI KACANG TANAH VARIETAS TUBAN

Dilepas tahun : 7 Agustus 2003SK Mentan : 398/Kpts/SR. 120/8/2003Nomor induk : MLG 7547Kode galur : GH 7547Asal : Seleksi galur dan massa dari populasi varietas lokal Tuban asal

SemandingHasil rata-rata : 2,0 t/ha polong kering Potensi hasil : 3,2 t/ha polong kering Tipepertumbuhan : TegakPercabangan : TegakWarna batang : UnguWarna daun : HijauWarna bunga : Pusat bendera : kuning muda

Matahari : ungu kemerahanWarna ginofor : HijauWarna biji : Rose (merah muda)Bentuk polong : BerpinggangJaring kulit polong : Tidak nyataBentuk biji : BulatTinggi tanaman : 45–60 cmJumlah polong/tanaman : 15–20 buahJumlah biji/polong : 2 / 1 / 3Umur berbunga : 28–31 hariUmur panen : 90–95 hariBobot 100 biji : 35–38 gBobot 100 polong : 80–85 gKadar protein : 21,4%Kadar lemak : 42,5%Ketahanan thd penyakit : Tahan layu, toleran karat dan bercak daun dan agak tahan A.

flavusToleransi abiotik : Toleran kekeringan, toleran kahat Fe dan adaptif di Alfisol alkalisPemulia : Astanto Kasno, Joko Purnomo, Novita Nugrahaeni, Trustinah,

Mujiono, dan A. MunipEkofisiologis : Abdullah TaufikFitopatologis : Nasir Saleh, Sumartini

Page 76: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

76

DESKRIPSI KACANG TANAH VARIETAS TALAM 1

Dilepas tanggal : 30 Nopember 2010SK Mentan : 3794/Kpts/SR.120/11/2010Nomor induk : MLG 0512Nama galur : No. 16 (J/912283-99-C-90-8)Asal : Silangan antara varietas Jerapah (J) dengan varietas tahan A.

Flavus ICGV 1283Rata-rata hasil : 2,3 t/haPotensi hasil : 3,2 t/haUmur : 90–95 hariTipe tumbuh : Tegak (Sapinsh)Rata-rata tinggi tanaman : ± 42 cmBentuk batang : BulatWarna batang : HijauWarna daun : HijauWarna bunga : Pusat bendera : Berwarna kuning muda

Matahari : Merah tuaWarna ginofora : Hijau-keunguanBentuk polong

Kontruksi polong : DangkalJaringan kulit polong : Sedang

Pelatuk : KecilBentuk biji : BulatWarna biji : Merah muda (tan)Jumlah biji per polong : 2/1/3 polongJumlah polong per tanaman : ±27 polongWarna polong muda : PutihWarna polong tua : Putih gelapPosisi polong : Miring ke bawahBobot 100 biji : ±50,3 gramKadar protein : ±26,3%Kadar lemak : ±45,4%Kadar lemak esensial : ±44,0% dari lemak totalKetahanan thd hama : Berindikasi agak tahan hama kutu kebul (Bemisia tabaci)Ketahanan thd penyakit : Tahan terhadap penyakit layu bakteri, agak tahan karat daun,

agak tahan bercak daun dan tahan A. Flavus (hingga 3 bulansetelah panen)

Keterangan : Agak tahan lahan masam (pH 4,5– 5,6) dengan kejenuhan Al30–35%

Pemulia : Astanto Kasno, Trustinah, Joko Purnomo, Novita N.Patologis : SumarsiniAgronomis : Abdullah TaufiqPengusul : Balai Penelitian Tanaman Kacang kacangan dan Umbi-umbian,

Malang

Page 77: LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN ...LAPORAN AKHIR TAHUN PEMANFAATAN LAHAN KERING MASAM DENGAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DI PROVINSI BENGKULU Wahyu …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2014/... ·

77

DESKRIPSI KACANG TANAH VARIETAS KANCIL

Dilepas tahun : 12 Januari 2001SK Mentan : 61/Kpts/TP.240/1/2001Nomor induk : F334A-B-14xNama galur : GH 86031Asal : Introduksi dari ICRISAT, India (persilangan antara F334-B-14 x

NC Ac 2214)Hasil rata-rata : 1,7 t/ha (1,3 – 2,4 t/ha)Warna batang : Hijau keunguanWarna daun : HijauWarna bunga : KuningWarna ginofor : UnguWarna biji : Rose (merah muda)Bentuk batang : Tipe SpanishBentuk polong : Berpinggang, berparuh kecil, dan kulit polong agak kasar Tipepertumbuhan : TegakBentuk biji : BulatTinggi tanaman : 54,9 cmJumlah polong/tanaman : 15–20 buahJumlah biji/polong : 2 atau 1Umur berbunga : 26–28 hariUmur panen : 90–95 hariBobot 100 biji : 35–40 gKadar protein : 29,9%Kadar lemak : 50,0%Ketahanan thd penyakit : - Tahan penyakit layu

- Toleran penyakit karat, bercak daun dan tahan A. FlavusKeterangan : Toleran terhadap klorosisBenih Penjenis (BS) : Dirawat dan diperbanyak oleh BalitkabiPemulia : Joko Purnomo, Novita Nugrahaeni, Astanto Kasno, Harry

Prasetyo, dan A. MunipFitopatologis : Sumartini