Kontrasepsi Tanpa ALat

15
Disusun oleh: 1. Agnes Friyanti (07.001) 2. Ervaniatul Hasanah (07.008) 3. Husnul Hotimah (07.014) 4. Juriyah (07.020) 5. Pristy Ningrum U. (07.026) 6. Ulfa Yanti (07.032) AKADEMI KEBIDANAN HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGO TAHUN AKADEMIK 2008/2009

description

Sopandi

Transcript of Kontrasepsi Tanpa ALat

Page 1: Kontrasepsi Tanpa ALat

i

Disusun oleh:

1. Agnes Friyanti (07.001)

2. Ervaniatul Hasanah (07.008)

3. Husnul Hotimah (07.014)

4. Juriyah (07.020)

5. Pristy Ningrum U. (07.026)

6. Ulfa Yanti (07.032)

AKADEMI KEBIDANAN HAFSHAWATY ZAINUL HASAN

GENGGONG PROBOLINGO

TAHUN AKADEMIK 2008/2009

Page 2: Kontrasepsi Tanpa ALat

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah ini dan banyak mendapat

pengalaman serta pengetahuan dalam bidang KB yakni Metode KB Sederhana Tanpa Alat

khususnya bagi kami mahasiswi AKBID Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.

Penyusunan makalah ini dapat selesai berkat partisipasi banyak pihak. Untuk itu kami

mengucapkan bayak terima kasih kepada:

1. Direktur AKBID Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo;

2. Dosen pengajar AKBID Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo;

3. Teman-teman AKBID Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo; dan

4. Para pembaca

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Genggong, 4 maret 2009

Penulis

Page 3: Kontrasepsi Tanpa ALat

ii

DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................................. i

Daftar isi .......................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2. Manfaat dan Tujuan ............................................................................................ 1

1.3. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. KB Alamiah ........................................................................................................ 3

2.2. Coitus Interuptus ................................................................................................. 9

BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 11

3.2. Saran dan Kritik .................................................................................................. 11

Daftar Pustaka

Page 4: Kontrasepsi Tanpa ALat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan. Upaya itu dapat bersifat

sementara, dapat pula bersifat permanent. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu

variable yang mempengaruhi fertilitas.

Salah satu metode kontrasepsi yang digunakan yakni metode KB/kontrasepsi

sederhana tanpa alat. Metode ini tidak memerlukan pengetahuan formal atau pemberian

informasi yang secara detail bagi akseptornya. Hal ini dikarenakan metode tersebut

sederhana, dapat digunakan secara mudah tanpa menggunakan alat seperti halnya pada

penggunaan alat KB yang dimasukkan kedalam tubuh si akseptor KB tersebut. Sehingga

memungkinkan berkurangnya efek samping atau komplikasi dalam memberikan pelayanan

KB kepada akseptor.

Metode KB sederhana tanpa alat ini terdiri dari metode KB alamiah dan metode

Coitus Interruptus, yang akan dibahas lebih lanjut pada Bab II Pembahasan.

1.2. MANFAAT DAN TUJUAN

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswi tentang metode KB sederhana tanpa alat

2. Untuk memperluas wawasan mahasiswi tentang metode KB sederhana tanpa alat.

3. Untuk dapat membantu mahasiswa dalam memahami metode KB sederhana tanpa alat

baik secara teori maupun sercara praktik.

4. Agar mahasiswi dapat mengetahui macam-macam metode KB sederhana tanpa alat, cara

kerja, efektivitas, keuntungan dan kerugian dari setiap jenis metode KB sederhana tanpa

alat.

5. Agar mahasiswi kelak dapat memberikan pelayanan kontrasepsi tentang metode KB

sederhana tanpa alat kepada masyarakat.

Dan manfaat dari penyusunan makalah ini antara lain:

1. Menambah pengetahuan mahasiswi tentang metode KB sederhan tanpa alat.

2. Memperluas wawasan mahasiswi tentang metode KB sederhana tanpa alat.

3. Dapat membantu mahasiswi dalam memahami metode KB sederhana tanpa alat baik

secara teori maupun secara praktik.

4. Mahasiswi dapat mengetahui macam-macam metode KB sederhana tanpa alat, cara kerja,

efektivitas, keuntungan dan kerugian dari setiap jenis metode KB sederhana tanpa alat.

5. Kelak mahasiswi dapat memberikan pelayanan kontrasepsi tentang metode KB sederhana

tanpa alat kepada masyarakat.

Page 5: Kontrasepsi Tanpa ALat

2

1.3. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini sebagai berikut:

1. Apa saja macam-macam metode KB sederhana tanpa alat?

2. Bagaimana prinsip kerja dari masing-masing metode KB sederhana tanpa alat?

3. Bagaiman teknik penggunaan dari masing-masing metode KB sederhana tanpa alat?

4. Bagaimana efektivitas dari masing-masing metode KB sederhana tanpa alat?

5. Apa saja efek sampan dan atau komplikasi dari masing-masing metode KB sederhana

tanpa alat?

6. Apa saja keuntungan dan kerugian dari masing-masing metode KB sederhana tanpa alat?

Page 6: Kontrasepsi Tanpa ALat

3

BAB II

PEMBAHASAN

METODE KB SEDERHANA TANPA ALAT

2.1. KB ALAMIAH

KB alamiah meliputi: Natural Family Planning, Fertility Awareness Methods (Metode

“Kesadaran Akan Fertilitas”), Metode Rhythm, Periodic Abstinens, dan Pantang Berkala.

Dasar:

1. Menentukan periode atau masa subur yang terjadi sekitar waktu ovulasi, umumnya kira-

kira 14 hari sebelum haid berikutnya,

2. Menghindari selama kurang lebih 7-18 hari, termasuk masa subur tiap siklus.

Macam-macam metode KB alamiah:

1. Metode Kalender (Agino-Knaus)

2. Metode Suhu Badan Basal (Termal)

3. Metode Lendir Serviks (Billings)

4. Metode Simptom-Termal

2.1.1. METODE KALENDER

Dasar:

Menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir.

Tahun 1930 Kyusakun Ogino di Jepang dan Herman Knaus di Austria, yang bekerja

sendiri-sendiri, menemukan bahwa:

Ogino : Ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-15 sebelum haid berikutnya, tetapi dapat

pula terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan datang.

Knaus : Ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-15 sebelum haid yang akan datang.

Problem tebesar dangan metode kalender adalah bahwa jarang ada wanita yang

mempunyai siklus haid teratur setiap 28 hari.

Tekhnik Metode Kalender

Seorang wanita menentukan masa subur dengan:

a. Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal masa

suburnya.

b. Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan akhir dari masa

suburnya.

Kalkulasi masa subur secara tradisional didasarkan pada 3 asumsi:

1. Ovulasi terjadi pada hari ke-14 tambah kurang 2 hari sebelum permulaan haid

berikutnya

2. Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari.

Page 7: Kontrasepsi Tanpa ALat

4

3. Ovum hidup selama 24 jam

Efektivitas metode kalender

Angka kegagalan:14,4 sampai 47 kehamilan pada 100 wanita per tahun.

2.1.2.METODE SUHU BADAN BASAL (TERMAL)

Dasar

Peninggian suhu badan basal 0,2-0,5 derajat celcius pada waktu ovulasi.

Peninggian suhu badan basal mulai 1-2 setelah ovulasi,dan disebabkan oleh peninggian

hormon progesteron.

Tehnik metode suhu badan basal:

a. Umumnya digunakan termometer khusus dengan kalibrasi yang diperbesar (basal

termometer), meskipun termometer biasa dapat juga dipakai.

b. Waktu mengukur harus pada saat yang sama setiap pagi dan setelah tidur nyenyak

sedikitnya 3-5 jam serta masih dalam keadaan istirahat mutlak.

c. Pengukuran dilakukan secara :

- Oral (3 menit)

- Rektal (1 menit),ini cara terbaik

- Vaginal

Faktor- faktor yang mempengaruhi suhu badan basal :

1. Influenza atau infeksi traktus respiratorius lain

2. Infeksi atau penyakit- penyakit lain yang meninggikan suhu badan.

3. Inflamasi lidah, mulut, atau daerah anus.

4. Faktor- faktor situasional seperti mimpi buruk, jet lag, mengganti pokok bayi pukul 6

pagi.

5. Jam tidur yang irreguler

6. Pemakaian minuman yang panas atau dingin sebelum pengambilan suhu badan basal

7. Pemakaian selimut elektris

8. Kegagalan membaca thermometer dengan baik atau benar.

Macam- macam peninggian suhu badan basal :

1. Peninggian suhu yang mendadak (abrupt). Ini yang paling sering terjadi.

2. Peninggian suhu yang perlahan- lahan (gradual)

3. Peninggian suhu yang bertingkat, umumnya didahului penurunan suhu yang cukup

tajam.

4. Peninggian suhu seperti “gigi geraji”.

Catatan :

a. Pada beberapa kasus, kadang-kadang SBB sama sekali tidak meninggi selama ovulasi,

atau kadang- kadang sudah meninggi pra-ovulasi.

Page 8: Kontrasepsi Tanpa ALat

5

b. Demikian pula pada siklus haid yang an-ovulatoir, SBB tidak meninggi, dan ini

ditemukan pada :

Gadis muda

Klimakterium/ pra-menopause

Segera post partum/ post-abortus

Laktasi

c. Bila terjadi fertilasi, corpus luteum akan berhenti bekerja, produksi horm progesterone

menurun dan akhirnya suhu badan basal menurun

d. Suhu badan post- ovulasi adalah lebih tinggi dari pada suhu badan pra-ovulasi,

meskipun tidak terjadi fertilasi.

Efektifitas metode suhu badan basal:

Angka kegagalan: 0,3-6,6 kehamilan pada 100 wanita pertahun. Kerugian utama metode

suhu badan basal ialah bahwa abstinens sudah harus dilakukan pada masa pra-ovulasi.

2.1.3. METODE LENDIR SERVIKS (BILLINGS)

Dasar:

Perubahan siklis dari lendir serviks yang terjadi karma perubahan estrogen.

Peranan Lndir Serviks.

Lendir serviks yang diatur oleh hormone estrogen dan progesteron ikut berperan dalam

reproduksi.

Pada tiap siklus haid diproduksi dari 2 macam lendir serviks oleh sel-sel serviks, yaitu:

A. Lendir Type-E(Estrogenik):

a. Diproduksi pada fase akhir pra- ovulasi dan fase ovulasi.

b. Sifat-sifat:

Banyak,tipis, seperti air (jernih) dan viskositas rendah.

Spinnbarkeit (elastisitas) besar. Spinnbarkeit = sampai seberapa jauh lendir dapat

diregangkan sebelum putus.

Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis.

c. Spermatozoa dapat menembus lendir ini.

B. Lendir Type-G (Gestogenik)

a. Diproduksi pada fase awal pra-ovulasi dan setelah ovulasi.

b. Sifat-sifatnya: kental, viskositas tinggi, keruh.

c. Dibuat kaena peninggian kadar progesterone.

d. Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini.

Ciri-ciri lendir serviks pada berbagai fase dari siklus haid (30 hari):

a. Fase 1:

haid.

Page 9: Kontrasepsi Tanpa ALat

6

hari 1-5

lendir dapat ada atau tidak dan tertutup oleh darah haid

perasaan wanita: basah dan licin.

b. Fase 2:

pasca haid

hari 6-10

tidak ada lendir atau hanya sedikit sekali

perasaan wanita: kering

c. Fase 3:

awal pra-ovulasi

hari 11-13

lendir keruh, kuning, atau putih dan liat

Perasaan wanita: liat dan/atau lembab

d. Fase 4:

segera sebelum, pada saat dan sesudah ovulasi.

hari 14-17

lender bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan .

dengan konsistensi seperti puti telur

hari terakhir dari fase ini dikenal sebagai “gejala puncak”

perasaan wanita:basah

e. Fase 5:

pasca-ovulasi

hari 18-21

lendir sedikit, keruh, dan liat.

perasaan wanita:liat dan/atau lembab

f. Fase 6:

akhir pasca-ovulasi atau segera pra-haid

hari 27-30

lender jernih dan seperti air

perasaan wanita:liat dan/atau lembab dan/atau basah

Page 10: Kontrasepsi Tanpa ALat

7

Dengan perkataan lain ;

SAAT HAID JUMLAH VISIKOSITAS WARNA SPINBARKEIT FERNING

Pasca haid

Mendekati

ovulasi

Ovulasi

Post-ovulasi

( 3 hari)

Mendekati

haid

Moderat

Bertambah

Maksimum

Berkurang

Minimal

Kental

Agak kental

sampai tipis

Sangat tipis dan

licin

Tipis

Kental

Berawan,

kuning atau

putih

Campuran

berawan dan

jernih,

Jernih

Campuran

berawan dan

jernih

Berawan

< 1”

1-1,5”

6-8”

4-6”

<1-1,5”

Tidak

Moderat

Berkembang

sempurna

Minimal atau

tidak

Tidak

Teknik Metode Lendir Serviks:

Abstinens dimulai pada hari pertama diketahui adanya lendir setelah haid dan berlanjut

sampai dengan hari ke-empat setelah gejala-puncak (peak symptom).

Penyulit Metode Lendir Serviks:

e. Keadaan fisiologis: sekresi vagina karena rangsangan seksual.

f. Keadaan patologis: infeksi vagina, serviks, penyakit-penyakit, pemakaian obat-obat.

g. Keadaan psikologis: stress (fisik dan emosional).

Efektivitas Metode Lendir Serviks:

a. Angka kegagalan: 0.4 – 39.7 kehamilan pada 100 wanita pertahun.

b. Di samping abstinens pada saat yang diperlukan, masih ada 3 sebab lain terjadinya

kegagalan/kehamilan:

- pengeluaran lendir mulainya terlambat.

- gejala-puncak (peak symptom) timbul terlalu awal/dini.

- lendir tidak dirasakan oleh si-wanita atau dinilai/interpretasi salah.

METODE SYMPTO-TERMAL

Dasar : Kombinasi antara bermacam metode KB Alamiah untuk menentukan masa

subur/ovulasi.

Efektivitas : Angka kegagalan: 4.9 – 34.4 kehamilan pada 100 wanita per tahun.

Kontra-Indikasi Metode KB Alamiah

Umumnya merupakan kontra-indikasi relative.

a. Siklus haid yang tidak teratur.

b. Riwayat siklus haid yang an-ovulatoir.

c. Kurve suhu badan yang tidak teratur.

Page 11: Kontrasepsi Tanpa ALat

8

Komplikasi Metode KB Alamiah:

a. Komplikasi yang langsung tidak ada.

b. Persoalan yang timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan, karena ada data-data yang

menunjukkan timbulnya kelainan-kelainan janina sehubungan dengan terjadinya

fertilisasi oleh spermatozoa dan ovum yang berumur tua/terlalu matang

(overaged/overripe).

Keuntungan Non-Kontraseptif dari Metode KB Alamiah:

a. Untuk pasangan suami-isteri yang menginginkan kehamilan, metode SBB, metode

lendir servviks, dapat menentukan hari-hari subur si-isteri, sehingga sanggama dapat

direncanakan pada saat-saat itu (disarankan untuk bersanggama selang sehari mulai dari

hari ke-9 sampai SBB mencapai kenaikan temperaturnya yang khas).

b. Dapat digabungkan dengan metode-metode kontrasepsi lain, misalnya dengan metode

Barrier.

Metode-metode Pemeriksaan Lain yang Masih Diteliti Guna Menentukan Masa

Subur/Ovulasi

a. Urine:

- Peninggian rasio kadar hormone estrone dan pregnanediol, yang terjadi 2 -5 hari

sebelum ovulasi.

b. Saliva:

- Menentukan kadar progesterone di dalam air liur.

- Menentukan kadar alkali-fosfatase di dalam air liur, yang akan meninggi pada fase

pra-ovulasi dan mencapai puncaknya pada saat ovulasi.

c. Lendir serviks:

- Perubahan kadar enzyme di dalam lendir serviks, seperti amino-peptidase, esterase,

alkali-fosfatase dan lactase dehydrogenase, yang akan menurun pada pertengahan

siklus dan kemudian meninggi setelah ovulasi.

- Perubahan kadar NaCl di dalam lendir serviks, yang dapat meramalkan ovlasi 2 – 4

hari sebelumnya.

d. Darah:

- Penentuan kadar hormone-hormon di dalam darah.

e. Sitologi exfoliatif dari apusan vagina.

f. Biopsi endometrium.

g. Ultrasonografi.

h. Indikator-indikator ovulasi lainnya:

- Elektro-potensial dari kulit.

- Aliran darah pada dinding vagina.

- Suhu payudara.

Page 12: Kontrasepsi Tanpa ALat

9

Keuntungan dan Kerugian dari Kontrsepsi KB Alamiah

Keuntungan

1. Aman

2. Murah/tanpa biaya

3. Dapat diterima oleh banyak

golongan agama

4. Sangat berguna baik untuk

merencanakan maupun

menghindari terhadinya kehamilan

5. Mengajari wanita, kadang-kadang

suaminya, perihal siklus haid

6. Tanggung-jawab berdua sehingga

menambah komunikasi dan kerja-

sama

Kerugian

1. Kurang begitu efektif dibandingkan

metode-metode kontrasepsi lain

2. Perlu instruksi dan konseling sebelum

memakai metode ini

3. Memerlukan catatan silkus haid yang

cukup

4. Dapat menghambat spontanitas

seksual, stress psikologis dan

kesulitan-kesulitan dalam perkawinan

5. Bila siklus haid tidak teratur, dapat

mempersulit

6. Bila terjadi kehamilan, ada risiko

bahwa ovum/spermatozoa-nya sudah

:terlalu tua”.

COITUS INTERRUPTUS/METODE WITHDRAWAL/SANGGAMA TERPUTUS

Adalah suatu metode kontrasepsi dimana sanggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intra-

vaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genitalia eksterna wanita.

Cara kerja:

Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam

vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat

dicegah.

Keuntungan:

1. Tidak memerlukan alat/murah.

2. Tidak menggunakan zat-zat kimiawi.

3. Selalu tersedia setiap saat.

4. Tidak mempunyai efek samping.

Kerugian:

1. Angka kegagalan cukup tinggi:

a. 16 – 23 kehamilan per 100 wanita per tahun.

b. Faktor-faktor yang menyebakan angka kegagalan yang tinggi ini adalah:

- Adanya cairan pra-ejakulasi (yang sebelumnya sudah tersimpan dalam kelenjar

prostate, urethra, kelenjar Cowper), yang dapat keluar setiap saat, dan setiap

tetes sudah dapat mengandung berjuta-juta spermatozoa.

- Kurangnya control-diri pria, yang pada metode ini justru sangat penting.

Page 13: Kontrasepsi Tanpa ALat

10

2. Kenikmatan seksual berkurang bagi suami-isteri, sehingga dapat mempengaruhi

kehidupan perkawinan.

Kontra-Indikasi:

Ejakulasi premature pada pria.

Hal-hal Penting yang harus Diketahui oleh Akseptor:

1. Sebelum sanggama, cairan pra-ejakulasi pada ujung penis harus dibersihkan terlebih

dahulu.

2. Bila pria merasa akan ber-ejakulasi, ia harus segera mengeluarkan penis-nya dari dalam

vagina, dan selanjutnya ejakulasi dilakukan juah dari orifisium vagina.

3. Coitus interruptus bukan merupakan metode kontrasepsi yang baik bila pasangan suami-

isteri menginginkan sanggama yang berulang-kali, karena semen yang masih dapat

tertinggal di dalam cairan being pada ujung penis.

4. Coitus interruptus cukup tepat untuk suami yang tidak mempunyai “perembesan” dari

cairan pra-ejakulasi sebelum sanggama.

5. Coitus interruptus masih merupakan metode kontrasepsi yang lebih baik dari pada

sama-sekali tidak memakai metode apapun.

Page 14: Kontrasepsi Tanpa ALat

11

BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Metode KB sederhana tanpa alat merupakan metode KB/kontrasepsi yang mudah

diberikan, digunakan dan dilaksanakan oleh petugas pelayanan KB kepada akseptor KB tanpa

menggunakan alat yang spesifik yakni tanpa alat (benda asing) yang dimasukkan kedalam

tubuh.

Metode KB sederhana tanpa alat ini dapat meningkatkan keterlibatan suami dalam

keluarga berencana, untuk pasangan suami-isteri memungkinkan hubungan lebih dekat dan

pengertian yang sangat dalam. Serta murah (biaya terjangkau) dan tidak ada efek samping

sistematik dan dapat menambah pengetahuan tentang system reproduksi pada suami dan istri.

3.2.SARAN

Setelah mengetahui dan memahami metode KB sederhana tanpa alat ini diharapkan

kepada pembaca yakni bagi mahasiswi kebidanan mampu memberikan pelayanan KB tentang

metode KB sederhana tanpa alat dengan sebaik-baiknya. Sedangkan bagi calon akseptor

metode KB sederhana tanpa alat diharapkan dapat memilih metode KB sederhana tanpa alat

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan calon akseptor tersebut sehingga manfaat metode KB

sederhana tanpa alat dapat tercapai.

Page 15: Kontrasepsi Tanpa ALat

12

DAFTAR PUSTAKA

Hanifa, Wiknjosastro,dkk. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP Sarwono Prawirohardjo.

Hartanto, dr. Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Saifuddin, Abdul Bari,dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP

Sarwono Prawirohardjo