Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
-
Upload
hashfi-luthfi -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
-
8/16/2019 Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
1/11
Pengertian Kontrak dan Kontrak Lisensi
Pengertian kontrak menurut Subekti adalah perjanjian dalam arti sempit dan perjanjian
tersebut dan perjanjian tersebut dibuat secara tertulis. Menurut Erman Radjagukguk, suatu
kontrak adalah suatu dokumen tertulis yang memuat keinginan-keinginan para pihak untuk
mencapai tujuan-tujuan komersiil dan bagaimana pihaknya diuntungkan, dilindungi atau
dibenarkan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut. Kontrak berpedoman
pada pasal !"" K#$ Perdata tentang perikatan pada umumnya, yang isinya%
&Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik karena undang-undang '
Perjanjian lisensi paten adalah i(in yang diberikan oleh pemegang paten kepada pihak
lain melalui suatu perjanjian pemberian hak untuk menikmati man)aat ekonomi dari suatu paten
yang diberikan perlindungan dalam jangka tertentu dan syarat tertentu. Perjanjian lisensi paten
sekurang-kurangnya memuat in)ormasi tentang%
a. tanggal, bulan dan tahun tempat dibuatnya perjanjian lisensi*
b. nama dan alamat lengkap serta tanda tangan para pihak yang mengadakan perjanjian
lisensi*
c. nomor dan judul dari paten yang menjadi obyek perjanjian lisensi*
d. jangka waktu perjanjian lisensi*
e. dapat atau tidaknya jangka waktu perjanjian lisensi diperpanjang*
). pelaksanaan paten untuk seluruh atau sebagian dari paten yang diberikan lisensi*g. jumlah royalti dan pembayarannya*
h. dapat atau tidaknya penerima lisensi memberikan lisensi lebih lanjut kepada pihak ketiga*
i. batas wilayah berlakunya perjanjian lisensi, apabila diperjanjikan*
j. dan dapat atau tidaknya pemberi lisensi melaksanakan sendiri paten yang telah
dilisensikan kepada penerima paten.
Perjanjian lisensi dibuat secara tertulis dan harus ditandatangani oleh kedua
pihak. Perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada +irektorat enderal $ak Kekayaan ntelektual dan
dimuat dalam +a)tar #mum Paten dengan membayar biaya yang besarnya ditetapkan dengan
Keputusan Menteri. ika perjanjian lisensi tidak dicatatkan, perjanjian lisensi tidak mempunyai
akibat hukum terhadap pihak ketiga.
Pengaturan Kontrak Lisensi
1 ta ambiro, Perjanjian Alih Teknologi Jenis dan Karakteristiknya , /orkshop, Semarang, 0ktober 112. $lm.21
-
8/16/2019 Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
2/11
Pengaturan kontrak lisensi paten mengenai dua jenis istilah, yakni lisensi paten yang
bersi)at eksklusi) dan lisensi paten yang bersi)at non-eksklusi). #ndang-undang 3o. 4 tahun
!55 mengatur hak-hak khusus untuk pemilik paten atau pemegang paten untuk membuat,
menggunakan, atau menjual produk atau proses yang dipatenkan olehnya sendiri atau
memberikan kepada orang lain lisensi untuk membuat, menggunakan atau menjual produk atau
proses yang dipatenkan tersebut. Pasal 65 menyatakan bahwa kecuali diperjanjikan lain,
pemegang paten tetap boleh melaksanakan sendiri atau memberikan lisensi kepada pihak ketiga
lainnya untuk melaksanakan perbuatannya. +engan demikian, dapat dita)sirkan bahwa ndonesia
menganut jenis perjanjian lisensi paten yang bersi)at non-eksklusi).
adi dalam hal perjanjian lisensi paten, ketentuan dasar pemberian lisensi diatur dalam
#ndang-#ndang 3o. 4 7ahun !55 tentang Paten, khususnya dalam pasal 21-6". 3amun rincian
ketentuan mengenai lisensi dalam wujud peraturan pelaksanaannya sampai kini belumditetapkan. ni berarti bahwa perjanjian alih teknologi diatur dengan K#$ Perdata, sedangkan
pemberian lisensi paten berdasarkan ketentuan #ndang-undang Paten. 0leh karena itu dasar
hukum untuk mengatur lisensi paten akan tetap menggunakan ketentuan umum dalam K#$
Perdata, terutama ketentuan perjanjiannya walaupun kebebasan membuat perjanjian akan
dibatasi oleh ketentuan Pasal "!5 K#$ Perdata dan pasal 6 ayat 8 9 #ndang-undang Paten.
Melalui perjanjian lisensi paten ini, pemberi teknologi memberikan hak kepada penerima
teknologi untuk suatu jangka waktu tertentu dan dengan syarat dan kondisi yang disetujui
bersama, meman)aatkan dan menggunakan teknologi dan pemberi teknologi untuk tujuan
tertentu.
Macam-macam Kontrak Lisensi
Kontrak lisensi dapat dibedakan berdasarkan pihak yang berperan sebagai lisensor dan
lisensi sebagai berikut%
a. Privat to Privat
b. Government to Privat
c. Government to Government
/ujud dari perjanjian teknologi secara kontraktual dapat berupa, perjanjian lisensi,
:easing, ;ranchising, Management ice
-
8/16/2019 Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
3/11
7entang istilah &alih' atau &pengalihan' merupakan terjemahan dari kata trans er. Sedang
kata trans)er berasal dari bahasa latin trans)ere yang berarti jarak lintas 8trans, accross9 dan )erre
yang berarti memuat 8besar9. Kata alih atau pengalihan banyak dipakai para ahli dalam berbagai
tulisan, walaupun adapula yang menggunakan istilah lain seperti &pemindahan' yang diartikan
sebagai pemindahan sesuatu dari satu tangan ke tangan yang lain, sama halnya dengan
pengoperan atau penyerahan. Pendapat inilah yang menekankan makna har)iahnya, pendapat lain
dengan istilah &pelimpahan' sedangkan para ahli menghendaki makna esensinya dengan
memperhatikan insir adaptasi, asimilasi, desiminasi atau di)usikannya obyek yang ditrans)er
8teknologi9.
?pa yang dikemukakan Mar(uki pada de)inisi teknologi di atas memang tepat
karena technical kno!-ho! merupakan sesuatu yang menentukan bagi terciptanya peralatan guna
memproduksi barang dan jasa. +apat dikemukakan bahwa technical know how itulah yangmemungkinkan terciptanya alat-alat itu. Sehingga dapat ditarik kesimpulan berdasarkan apa yang
dikemukakan Mar(uki tersebut bahwa alih teknologi sebenarnya alih mengenai technical know-
how, yaitu rahasia dibalik peralatan untuk memproduksi barang dan jasa.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor !5 tahun !55@ de)inisi alih teknologi dikemukakan
sebagai berikut%
& Alih teknologi adalah pengalihan kemampuan meman aatkan dan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi antar lembaga, badan atau orang, baik yang berada dalam
lingkungan dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri ke dalam negeri atau
sebaliknya .'
Pengaturan Alih Teknologi secara Internasional dan Nasional
a. Pengaturan pada TRIPs
Merujuk Pasal 6 dan Pasal A, dapat dita)sirkan bahwa persoalan alih teknologi menjadi
perhatian utama dalam 7R Ps. Ketentuan pasal 6 secara tegas mengatakan pentingnya alih
teknologi bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi dari negara peserta 7R Ps. Pasal A lalu
menekankan pada perlunya perlindungan pada kesejahteraan masyarakat dan gi(i, serta untuk
menggalakkan sektor-sektor yang >ital untuk kepentingan publik, yang dilaksanakan dalam
rangka pengembangan teknologi dan sosio ekonomis negara peserta 7R Ps.
b. Pengaturan pada Ketentuan Hukum di Indonesia
3
-
8/16/2019 Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
4/11
Ketentuan mengenai alih teknologi lebih jauh terdapat dalam #ndang-undang 3o. A
7ahun !55! tentang Sistem 3asional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan lmu
Pengetahuan dan 7eknologi. #ndang-undang yang mulai berlaku sejak !1 juli !55! tersebut
menyatakan bahwa alih teknologi merupakan pengalihan kemampuan meman)aatkan dan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi antar lembaga, badBn, atau orang, baik yang berada
di lingkungan dalam negeri, maupun yang berasal dari luar negeri ke dalam negeri dan
sebaliknya.
7erkait dengan alih teknologi dalam lingkup $K , Pasal 6 menyebutkan bahwa kerja
sama internasional dapat diusahakan oleh semua unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk meningkatkan alih teknologi dari negara-negara lain serta meningkatkan
partisipasi dalam kehidupan masyarakat ilmiah internasional. Ketentuan ini lantas dipertegas
melalui pasal !" yang menyatakan bahwa Pemerintah menjamin perlindungan bagi $K yangdimiliki oleh perseorangan atau lembaga sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
#ndang-undang 3o. 4 7ahun !55 tidak secara eksplisit menyatakan perlunya alih
teknologi. Meskipun begitu, keberadaan ketentuan mengenai lisensi paten dalam undang-undang
ini secara tidak langsung telah mengamanatkan upaya alih teknologi melalui pemberian lisensi
paten.
Ketentuan dan !arat pada Alih Teknologi
Penyerahan suatu atau beberapa hak teknologi 8lisensi9 dari lisencor kepada lisencee perlu
ditundukkan pada sejumlah ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak !
karena dalam ketentuan dan syarat tersebut masing-masing menentukan & bussiness e"pectation '
dari komitmen hukum yang diperjanjikan. Melalui ketentuan dan syarat tersebut hak
8keuntungan yang diharapkan9 dan kewajiban 8pengorbanan9 masing-masing pihak ditetapkan
seimbang dan adil.
+iantara berbagai ketentuan dan syarat tersebut yang perlu mendapat perhatian utama
diantaranya%
a. Eksklusi)itas atau non-eksklusi)itas
Pemberian dan penerimaan lisensi dapat bersi)at eksklusi) dan non-eksklusi), dapat
ditinjau dari segi lisencor atau lisencee dengan kepentingan yang berbeda-beda. #ntuk
2 Stewart Macualay, #ubungan Kontraktual dalam $isnis , terjemahan. hlm @@.
4
-
8/16/2019 Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
5/11
kepentingan pemasaran yang luas, :icensor biasanya menghendaki pemberian lisensi yang non-
ekslusi), sehingga lisensi itu dapat digunakan oleh lebih banyak lisencee.
b. Pembatasan jenis kegiatan
Ciasanya lisensi tidak diberikan tanpa batas, dan pembatasan tersebut dapat ditentukan
dengan berbagai cara.
-
8/16/2019 Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
6/11
dida)tarkan kepada +irektorat Paten. 3amun pada praktek pelaksanaannya belum maksimal.
Masih sangat sedikit kontrak lisensi paten yang dida)tarkan. Sehingga proses pemantauan
terhadap kontrak itu sendiri masih sangat sulit.
Secara umum dalam proses alih teknologi ada @ pihak yang terkait, yaitu%
a. Pemilik teknologi sebagai pihak yang memberi teknologi
b. 3egara pemilik teknologi
c. Penerima teknologi
d. 3egara penerima teknologi
e. :embaga-lembaga internasional D PCC
Mengingat teknologi sudah menjadi komoditi yang dibutuhkan oleh semua negara maka
peranan organisasi dan masyarakat internasional menjadi lebih menonjol. #ntuk itu maka
pelaksanaan diawali dengan mengungkap posisi dari masyarakat internasional. Kemudian disusuldengan posisi pemilik teknologi dan penerima teknologi dan penerima teknologi dan akhirnya
dibahas posisi pemilik dan penerima teknologi, masing-masing dikupas segi-segi peluang yang
dapat diperoleh dan resiko yang harus dihadapi. Pada suatu kontrak timbul kebutuhan hubungan
kontraktual, yaitu adanya konsensus selanjutnya dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis.
#ntuk itu pemerintah ikut campur dalam perkembangan hukum perjanjian diantaranya
melalui perundang-undangan, kebijaksanaan, kerjasama bilateral atau multilateral dengan negara
lain dan sebagainya. Penanaman Modal ?sing 8PM?9 yang bergabung dengan Perusahaan
3asional dalam bentuk usaha oint =enture. Kontrak lisensi paten yang diadakan antara pemilik
teknologi dengan penerima teknologi diawali dengan penawaran dari pemilik teknologi kepada
penerima teknologi.
Selanjutnya apabila lisensee setuju dengan teknologi yang ditawarkan maka dibuat
kontrak lisensi paten disertai syarat-syarat yang dikemukakan oleh lisensor. :isensee akan
menandatangani kontrak tersebut apabila lisensee sebagai penerima teknologi setuju dengan
syarat-syarat teknologi yang dikemukakan. Pada kontrak lisensi paten, penerima teknologi
dituntut agar dalam pengoperasian teknologi tersebut melaksanakan substansi perjanjian dengan
itikad baik dan memperhatikan asas kepatutan. Kontrak teknologi tersebut dibuat dalam jangka
waktu yang tertentu dengan membayar sejumlah uang sebagai kompensasi atas lisensi paten
yang digunakan.
6
-
8/16/2019 Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
7/11
+itinjau dari segi pembuatan kontrak antara lisensor dengan lisensee, pihak lisensee
lebih mengutamakan pada kebutuhan teknologi pada saat kontrak lisensi paten dibuat, sedang
pelaksanaan kontraknya sangat tergantung pada lisensor sebagai pemilik teknologi. +engan
demikian pemilik teknologi yang mempunyai hak monopoli atas patennya, karena tidak ada
standar baku tentang susunan kontrak lisensi yang diadakan semuanya tergantung pada klausula
dalam kontrak serta sesuai dengan kebutuhan teknologi Sistem perjanjian lisensi ini tumbuh dan
berkembang dalam praktik sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Sesuai dengan
sistem terbuka perjanjian lisensi tidak dilarang. Karena itu, diperbolehkan adanya perjanjian-
perjanjian yang dibuat oleh para pihak meskipun tidak diatur dalam K#$ Perdata. 4
Menurut pendapat Etty Susilowati, penerima teknologi memberikan batasan-batasan
tertentu atau restriction yang tercantum pada pasal "!5 ayat ! dan pasal ""A ayat " K#$
Perdata serta pembatasan pasal 6A ## Paten, yang bertujuan untuk mengurangi adanya pembatasan-pembatasan yang dikehendaki oleh pemilik teknologi. ?kan tetapi pada kontrak
yang diadakan para pemilik teknologi juga memberikan pembatasan tertentu dalam rangka
melindungi teknologi yang dilisensikan, sehingga teknologi tersebut tetap aman selama
digunakan oleh penerima teknologi. ?danya pembatasan yang ditanyakan oleh pemilik maupun
penerima teknologi, secara riil terbukti bahwa masing-masing pihak ingin melindungi substansi
kontrak yang diadakan untuk mengurangi resiko seminimal mungkin. @
#ntuk memahami hak dan kewajiban masing-masing menurut penulis akan lebih
sistematis apabila kontrak yang diadakan dibagi menjadi tiga tahapan seperti yang dikemukakan
oleh =an +unne, yaitu tahap pra kontraktual, tahap kontraktual dan tahap pasca kontraktual. 2 $al
ini untuk mempermudah mengamati hak dan kewajiban masing-masing, khususnya apabila salah
satu pihak tidak menepati janji atau wanprestasi, maka tanggung jawab yuridis terletak pada
tahapan yang mana Pada tahapan pra kontraktual secara jelas di sini belum ada tanggung jawab
yuridis, sedang tahapan kontrak dan paska kontrak akan tampak tanggung jawab dari para pihak,
dan akan tampak ada alih teknologi atau tidak.
4 Peter Mahmud Mar(uki, Pengaturan #ukum Terhadap Perusahaan-perusahaan Transnasional di %ndonesia ,+isertasi, #ni>ersitas ?irlangga Surabaya, 11". $lm.!@
5 Etty Susilowati, Kontrak Alih Teknologi pada %ndustri &anu aktur , 8Fogyakarta% enta Press, !5569 halaman @"
6 'egi-segi #ukum Pelimpahan Teknologi , 7im Proyek Pusat Perencanaan $ukum dan Kodi)ikasinya CP$3,akarta, 1A!.hlm. 4
7
-
8/16/2019 Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
8/11
7ataran teoritis pada suatu kontrak dideskripsikan mengenai e>olusi hukum kontrak
yang menggambarkan bahwa hukum kontrak perlu dilihat dalam kerangka kepentingan para
pihak, kepentingan sosial dan kepentingan pihak ketiga. +engan kata lain hubungan antara
hukum perundang-undangan dan hukum kontrak sama-sama dalam rangka pengembangan
kelembagaan demi perlindungan dan jaminan kepentingan segitiga yaitu antara pemerintah,
pihak yang berkontrak dan subyek hukum lain.
Seperti yang dikemukakan oleh Stewart Macaulay bahwa apabila pada kontrak yang
dibuat secara terencana dan memberikan sanksi hukum, sehingga lebih banyak keuntungan
daripada kerugian bagi para pihak maka kontrak tersebut sangat berman)aat. ?kan tetapi apabila
ternyata sebaliknya maka para pihak akan memilih tidak sesuai dengan kontrak yang
dibuat8cenderung tidak melihat kontrak tersebut9 .6
#'#KTI'ITA K"NTRAK LI #N I PAT#N $I IN$"N# IA
;riedmann mengemukakan bahwa hukum terdiri dari " komponen utama yaitu substansi,
struktur dan kultur hukum. #ntuk itu analisis terhadap e)ekti)itas kontrak lisensi paten di
ndonesia akan di tinjau berdsar " komponen utama di atas.
%. $itin(au dari ubstansi Hukum
+ari substansi #ndang-undang 3o. 4 tahun !55 , terdapat beberapa permasalahan
berkenaan dengan pemberian lisensi paten bagi kepentingan alih teknologi di ndonesia meliputi%
a. Si)at Eklusi)itas dari Pemberian :isensi Paten
Perjanjian lisensi paten mengenai dua jenis istilah, yakni lisensi paten yang bersi)at
eksklusi) dan lisensi paten yang bersi)at non-eksklusi). #ndang-undang 3o. 4 tahun !55
mengatur hak-hak khusus untuk pemilik paten atau pemegang paten untuk membuat,
menggunakan, atau menjual produk atau proses yang dipatenkan olehnya sendiri atau
memberikan kepada orang lain lisensi untuk membuat, menggunakan atau menjual produk atau
proses yang dipatenkan tersebut. Perbedaan antara lisensi yang bersi)at eksklusi) dan non-
eksklusi) tidak teruraikan dengan jelas. Pasal 21 hanya menyebutkan bahwa pemilik paten
berhak untuk memberikan lisensi kepada orang lain berdasarkan perjanjian lisensi dan meliputi
ruang lingkup semua tindakan selama jangka waktu lisensi di seluruh wilayah ndonesia.
Pasal 65 menyatakan bahwa kecuali diperjanjikan lain, pemegang paten tetap boleh
melaksanakan sendiri atau memberikan lisensi kepada pihak ketiga lainnya untuk melaksanakan
7 Cudiono Kusumohamidjojo, 'uatu 'tudi terhadap Aspek (perasional Konvensi )ina Tahun *+ + tentang #ukum Perjanjian , 8 akarta% Cinacipta, 1A29.hlm. 2-A
8
-
8/16/2019 Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
9/11
perbuatannya. +engan demikian, dapat dita)sirkan bahwa ndonesia menganut jenis perjanjian
lisensi paten yang bersi)at non-eksklusi). 3amun batasan seperti apa pembagian eksklusi) dan
non eksklusi) sekali lagi tidak tercantum dalam undang-undang ini.
+ibandingkan dengan epang, mereka menganut dua jenis perjanjian lisensi yaitu
perjanjian eksklusi) sen-yo 8senGyo jisshi ken9 untuk hak penggunaan secara eksklusi), dan lisensi
non-eksklusi) tsujo 8tsujo jisshi ken9 yaitu hak penggunaan secara biasa atau lisensi non-
eksklusi). +alam perjanjian lisensi eksklusi) sen-yo, perjanjian lisensi ini tidak sah berlaku bagi
pihak ketiga hingga perjanjian tersebut terda)tar pada buku register kantor paten setempat.
Carulah setelah proses tersebut penerima lisensi mempunyai hak untuk menghentikan pihak-
pihak lain dari penggunaan tanpa hak atau tanpa i(in terhadap penemuan yang dipatenkan itu.
Selain itu, penerima lisensi berhak pula untuk menuntut melalui pengadilan gugatan ganti rugH
terhadap pelanggaran yang terjadi. $al irHi karena penerima lisensi eksklusi) sen-yo mempunyaihak eksklusi) atas peman)aatan penemuan yang dipatenkan sehingga pemberi lisensi atau
pemilik paten tidak dapat menggunakan penemuan yang dipatenkan itu di wilayah penerima
lisensi, apabila tidak memperoleh i(in dari penerima lisensi tersebut.
+engan tidak tegasnya pengaturan mengenai jenis perjanjian lisensi paten dalam #ndang-
undang 4 7ahun !55 , maka dalam prakteknya justru berpotensi melemahkan posisi dari
penerima lisensi karena hanya berlandaskan pada perjanjian antara kedua belah pihak, tanpa
memperhatikan keeksklusi)annya. :emahnya posisi penerima lisensi akan berimbas pada
terhambatnya peman)aatan teknologi yang diharapkan. 7erlebih lagi, kecenderungan pihak
penerima lisensi yang notabene berasal dari negara berkembang yang cenderung memiliki posisi
tawar lemah, jika mengadakan perjanjian dengan pihak-pihak yang berasal dari negara maju.
b. Sistem Pembayaran Royalti
Royalti merupakan subsistem terpenting yang mempengaruhi kualitas hubungan antara
pemberi dan penerima lisensi. Cagi pemberi lisensi, royalti adalah imbalan baginya karena telah
menghabiskan waktu, biaya, dan percobaan untuk memperoleh penemuan baru tersebut.
Sehingga sedapat mungkin pemberi lisensi atau pemilik paten berharap untuk memperoleh
royalti yang tinggi dari penerima lisensi.
Perjanjian lisensi di ndonesia hingga saat ini masih berdasarkan pada asas kebebasan
berkontrak. Celum terdapat aturan yang membatasi para pihak yang terlibat dalam perjanjian
lisensi. +alam pasal 6A, mekanisme pembayaran royalti hanya dijelaskan dalam lisensi wajib
9
-
8/16/2019 Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
10/11
saja dimana dikatakan bahwa besarnya royalti yang harus dibayarkan dan cara pembayarannya
ditetapkan oleh +irektorat enderal. Selanjutnya, penetapan besarnya royalti ini dilakukan
dengan memperhatikan tata cara yang la(im dilakukan dalam perjanjian lisensi paten atau
perjanjian lain yang sejenis. 7erhadap lisensi biasa, mekanisme pembayaran royalti diserahkan
kepada perjanjian diantara para pihak.
c. 7entang angka /aktu :isensi
7erkait jangka waktu lisensi, Pasal 62 ayat " menyebutkan bahwa lisensi-wajib diberikan
untuk jangka waktu yang tidak lebih lama daripada jangka waktu perlindungan Paten. Sedangkan
mengenai lisensi biasa kesepakatan berdasarkan pada persetujuan para pihak. 3amun mekanisme
mengenai jangka waktu lisensi ini bisa saja menimbulkan sejumlah permasalahan seperti apakah
penerima lisensi masih harus membayar royalti meskipun paten itu telah berakhir atau
kadaluwarsa atau telah menjadi milik umum +an apakah penerima lisensi atau orang lain harusmenyatakan kepada pemberi lisensi, jika ia ingin meman)aatkan paten terhadap paten yang telah
menjadi milik umum itu Pada prakteknya, di ndonesia setelah jangka waktu lisensi paten
berakhir, maka pemilik lisensi berusaha melindungi teknologinya dengan jenis perlindungan $K
lainnya.
&. $itin(au dari truktur Hukum
Menyangkut lisensi paten bagi kepentingan alih teknologi, +irektorat Paten +irektorat
enderal $aK +epartemen $ukum dan Perundang-undangan R merupakan instansi yang
berkompeten dalam menangani persoalan tersebut. Ceberapa permasalahan pun timbul seperti
mekanisme alur penda)taran yang cenderung rumit dan panjangnya rantai birokrasi yang harus
dilewati. Selain itu masih kurangnya akses in)ormasi secara online yang memudahkan para pihak
yang ingin menda)tarkan suatu lisensi paten.
+i ndonesia, jalinan kerjasama antar instansi yang memiliki otoritas dalam menangani
paten belum berjalan maksimal. Kerap kali terlihat mereka lebih menonjolkan ego sektoral
dalam bekerja. Celum terlihat adanya rantai sinergi yang erat diantara Kantor Paten di ndonesia
dengan institusi-institusi lain seperti KPP# yang menangani permasalahan praktek monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat.
+i epang, selain Kantor Paten yang menangani permasalahan lisensi paten, mereka
juga melibatkan Kosei 7orihiki linkai atau ;air 7rade
-
8/16/2019 Kontrak Lisensi Alih Teknologi Di Indonesia
11/11
Kantor Paten lebih mem)okuskan diri pada pemeriksaan substanti) dan apabila terdapat
kecenderungan bahwa perjanjian lisensi paten ini menimbulkan praktek persaingan tidak sehat
dan monopoli, maka Kosei 7orihiki linkai akan memutuskan bahwa perjanjian lisensi paten
tersebut batal.
Mutia ;arida mengatakan bahwa kewenangan untuk kontrak lisensi paten semuanya
masih ada di +irektorat Paten, +irjen $aK . Proses penda)taran kontrak lisensi dapat dilakukan
melalui Kantor /ilayah Kementrian $ukum dan $?M di tingkat Pro>insi, namun registrasi ini
hanya bersi)at mengalihkan dokumen penda)taran dari Kantor /ilayah kepada +irektorat Paten.
Pada tataran wilayah, juga belum ada mekanisme registrasi online yang terhubung ke "" pro>insi
se- ndonesia. Selain itu mekanisme pemantauan yang belum jelas juga menghambat pengawasan
terhadap kontrak lisensi. adi selama ini peran pemerintah dalam kasus pelanggaran terhadap
kontrak lisensi paten hanya sebagai saksi ahli di pengadilan niaga.
). $itin(au dari Kultur Hukum
Cerbicara budaya hukum, ia tak dapat dilepaskan dari pengaruh masyarakat, karena
hukum merupakan sarana masyarakat dan bekerja di dalam masyarakat. 0leh karena itu, suatu
aturan hukum tidak dapat terlepas dari gagasan maupun pendapat-pendapat yang hidup
dikalangan masyarakat. barat dua mata pisau, mereka dapat menjadi indikator penghambat
sekaligus mampu menyediakan sarana-sarana sosial dalam mengaplikasikan sebuah aturan
hokum.
:isensi teknologi sampai sekarang ini masih sangat sedikit yang dida)tarkan sebagai
hak paten, alasan-alasan yang dapat dikemukakan adalah%
a. 7emuan teknologi sebagian besar masih belum dapat dikategorikan sebagai temuan
original.
b. Mereka yang telah memahami penda)taran atas teknologinya sebagian besar
mengeluhkan biaya yang besar dan proses yang cukup panjang.
11