Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

17
Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar Tradisional dan Swalayan Jakarta dengan Media Perendaman Larutan Garam-Cuka Tahun 2012 Suaydiy Okdiyanzah, Widiastuti Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Indonesia [email protected] Abstrak Banyak manfaat didapatkan dari mengkonsumsi sayuran. Namun sayuran dapat menjadi perantara penularan parasit usus (STH dan kista protozoa) dan meningkatkan angka kesakitan akibat infeksi ini. Berbagai penelitian membuktikan kontaminasi parasit usus diberbagai sayuran dengan jumlah beragam. Hal ini diperburuk dengan kebiasaan mengkonsumsi sayuran mentah (lalapan) di Indonesia. Maka dilakukanlah penelitian pada kubis karena sering dikonsumsi mentah.. Penelitian ini ingin mengetahui perbedaan jumlah kontaminasi parasit usus yang ditemukan pada kubis pasar tradisional dan pasar swalayan serta ingin mengetahui efektifitas perendaman antara larutan garam-cuka dengan air. Penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan 20 sampel kubis pasar tradisional dan 20 sampel kubis pasar swalayan yang dibeli secara acak di lima wilayah Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,006) jumlah parasit yang ditemukan pada kubis pasar tradisional (2570 parasit) dan kubis pasar swalayan (1610 parasit). Ditemukan pada seluruh sampel (tradisional dan swalayan) terkontaminasi STH, 9 dari 20 sampel kubis pasar tradisional dan 7 dari 20 sampel kubis pasar swalayan terkontaminasi kista protozoa. Didapatkan pula perbedaan bermakna (p<0,05) jumlah parasit usus pada kubis yang direndam dengan larutan garam-cuka dibandingkan dengan air. Berdasarkan hasil penelitian ini jumlah parasit pada kubis pasar tradisional jauh lebih tinggi dan perendaman dengan larutan garam-cuka lebih baik dibandingkan dengan air. Kata kunci: Jakarta; larutan garam-cuka; parasit usus; pasar swalayan; pasar tradisional Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Transcript of Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

Page 1: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis

Pasar Tradisional dan Swalayan Jakarta dengan Media

Perendaman Larutan Garam-Cuka Tahun 2012 Suaydiy Okdiyanzah, Widiastuti

Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Indonesia

[email protected]

Abstrak

Banyak manfaat didapatkan dari mengkonsumsi sayuran. Namun sayuran dapat menjadi perantara

penularan parasit usus (STH dan kista protozoa) dan meningkatkan angka kesakitan akibat infeksi

ini. Berbagai penelitian membuktikan kontaminasi parasit usus diberbagai sayuran dengan jumlah

beragam. Hal ini diperburuk dengan kebiasaan mengkonsumsi sayuran mentah (lalapan) di

Indonesia. Maka dilakukanlah penelitian pada kubis karena sering dikonsumsi mentah.. Penelitian

ini ingin mengetahui perbedaan jumlah kontaminasi parasit usus yang ditemukan pada kubis pasar

tradisional dan pasar swalayan serta ingin mengetahui efektifitas perendaman antara larutan

garam-cuka dengan air. Penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan 20 sampel

kubis pasar tradisional dan 20 sampel kubis pasar swalayan yang dibeli secara acak di lima

wilayah Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,006) jumlah parasit yang

ditemukan pada kubis pasar tradisional (2570 parasit) dan kubis pasar swalayan (1610 parasit).

Ditemukan pada seluruh sampel (tradisional dan swalayan) terkontaminasi STH, 9 dari 20 sampel

kubis pasar tradisional dan 7 dari 20 sampel kubis pasar swalayan terkontaminasi kista protozoa.

Didapatkan pula perbedaan bermakna (p<0,05) jumlah parasit usus pada kubis yang direndam

dengan larutan garam-cuka dibandingkan dengan air. Berdasarkan hasil penelitian ini jumlah

parasit pada kubis pasar tradisional jauh lebih tinggi dan perendaman dengan larutan garam-cuka

lebih baik dibandingkan dengan air.

Kata kunci: Jakarta; larutan garam-cuka; parasit usus; pasar swalayan; pasar tradisional

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 2: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

The contamination of parasites in cabbage from traditional and modern

market Jakarta in 2012 by using of salt-acid solution

Abstract

We can get a lot of benefit by consuming vegetables. But, vegetables also can be a medium to

transmit parasites (STH and protozoa) and increase the morbidity because of infection. Some

researches proved parasites contamination in any vegetables with vary of number. It is worsen by a

habit to consume raw vegetables (lalap) in Indonesia. This research was done by using cabbage

that often consume uncooked. This research wants to know the difference parasites quantity in

cabbage from traditional and modern market and also the effectiveness between salt-acid solution

and water as immersion medium. This cross-sectional research use 20 samples of cabbages from

traditional market and 20 samples of cabbages from modern market in Jakarta. The result show a

different parasites quantity (p value = 0,006) between cabbage from traditional market (2570

parasites) and modern market (1610 parasites). All of samples (traditional and modern market) are

contaminated by STH, 9 of 20 cabbages from traditional market and 7 of 20 cabbages from

modern market are contaminated by protozoa. And also there is a different parasites quantity (p

value < 0,05) found in cabbage using salt-acid solution then water only. As conclusion number of

parasites found in cabbages from traditional market is higher than cabbages from modern market

and using salt-acid as immersion medium is better than water only.

Keywords: Jakarta, modern market, parasites, traditional market, salt-acid solution

Pendahuluan

Konsumsi sayuran sangat erat kaitannya dengan kesehatan. Karena

sayuran merupakan sumber vtamin, mineral, dan serat yang sangat dibutuhkan

oleh tubuh. Sayuran juga membantu kita mencegah berbagai penyakit seperti

penyakit jantung, kanker, dan diabetes. Karena begitu pentingnya sayuran untuk

kesehatan maka WHO dan FAO merekomendasikan untuk mengkonsumsi

sayuran minimal 400 gram/hari.1

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 3: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

Trend mengkonsumsi sayur mulai mengalami peningkatan sekitar

19%-24% dari tahun ke tahun dan diperkirakan akan terus berlangsung hingga

tahun 2020. Dari data yang diperoleh di Indonesia sendiri menunjukkan adanya

peningkatan konsumsi sayur dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2006 adalah

34,06 kg/kapita/tahun, pada tahun 2007 meningkat menjadi 40,9 kg/kapita/tahun,

dan pada tahun 2008 tingkat konsumsinya sebesar 51,31 kg/kapita/tahun.2Namun

ternyata peningkatan ini juga diikuti peningkatan presentase kasus penyakit

pencernaan yang mencapai sekitar 19% pada tahun 1990.1

Hal ini bisa diakibatkan karena berbagai faktor diantaranya masyarakat

lebih cenderung mengkonsumsi sayuran yang praktis cara pengolahannya, seperti

salad yang tidak mengalami proses pemasakan terlebih dahulu. Selain itu juga di

Indonesia kebanyakan sayuran dikonsumsi dalam kondisi mentah sebagai lalapan.

Keduanya sangat rentan sekali menjadi jalur transmisi berbagai macam parasit

usus yang akhirnya mengakibatkan berbagai macam gangguan pencernaan.1

Sayuran dapat menjadi jalur transmisi parasit usus terutama diakibatkan

karena kontaminasi yang berasal dari irigasi dan pupuk. Di Indonesia pengawasan

terhadap sistem irigasi dan jaminan kebersihan tanaman pertanian tidak seketat

yang ada di luar negeri. Berdasarkan penelitian, air diindikasikan sebagai sumber

kontaminasi Entamoeba coli dan paling sering ditemukan pada tanaman kubis.

Selain itu juga berdasarkan penelitian lain ditemukan adanya E.coli di dalam

jaringan sayuran selada sehingga sangat susah untuk dihilangkan.1Di Amerika

tepatnya di Montanna dan Connecticut ditemukan adanya peningkatan kasus

gangguan pencernaan akibat E.coli karena peningkatan konsumsi selada mentah

dan salad.1

Hasil penelitian yang dilakukan di Arab Saudi pada tahun 2010 yang

menyatakan bahwa dari 470 sampel sayuran yang diteliti, ditemukan 76 (16.2%)

sayuran mengandung telur STH dan kista protozoa dengan prevalensi:

Ancylostoma duodenale (11.8%), Fasciola sp. (14.5%), Ascaris lumbriciodes

(26.3%), Toxoplasma gondii (6.6%), Giardia lamblia (31.6%), Dicrocoelium sp. (

28.9%), Hymenolepis sp. (14.5%), Blastocystis hominis (17.1%), Taenia sp.

(19.7%) dan Entamoeba coli (35.5%) yang ditemukan pada masing-masing

sayuran dengan persentasesebesar 9.4% lobak, 13.6% daun kemangi, 15.4% daun

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 4: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

bayam, 17.4% daun parsley, 19.1% daun bawang, 20.6% bawang perai, 22.8%

selada air dan 27.8% selada.3 Dengan melihat penelitian tersebut maka terdapat

kemungkinan sayuran-sayuran di Indonesia juga terkontaminasi oleh STH dan

kista protozoa.

Sementara di Indonesia sendiri jarang sekali ditemukan penelitian

serupa. Hanya ada beberapa penelitian yang menunjukkan prevalensi kejadian

penyakit akibat infeksi STH dan kista protozoa tersebut, diantaranya adalah:

askariasis sebesar 59,33% di Jakarta Timur, 68,43% di Jakarta Selatan, 74,7% di

Jakarta Barat, dan 80% di Jakarta Utara. Untuk penyakit trikuriasis sebesar 20%

di Jakarta Utara, 25,3% di Jakarta Barat, 31,58% di Jakarta Selatan, dan 41,67%

di Jakarta Timur. Untuk penyakit ankylostomiasis sebesar 2,9% di SD Kepulauan

Seribu dan sebesar 24,2% di daerah Sulawesi.4 Untuk penyakit giardiasis sebesar

30% di Jakarta Utara dan infeksi E. histolytica di Indonesia pada tahun 2003

adalah 10-18%.5,6

Dari penjelasan tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk

mengetahui prevalensi parasit usus (Soil Transmitted Hellminths dan protozoa)

yang terdapat pada kubis karena jenis sayuran ini adalah yang paling sering

dikonsumsi mentah (sebagai lalapan) di Indonesia. Terlebih dari penelitian yang

telah disebutkan di atas, E.coli banyak sekali ditemukan terutama pada sayur

kubis. Ditambah lagi morfologi sayuran kubis yang sangat dekat dengan tanah.

Penelitian ini akan dilakukan di pasar tradisional dan swalayan di wilayah Jakarta

Diharapkan hasil penelitian ini nanti dapat memberikan manfaat yang besar pada

masyarakat. Peneliti juga berharap agar ada penelitian lanjutan mengenai hal ini

untuk menambah manfaat dan wawasan bagi masyarakat.

Tinjauan Teoritis

A. Soil Transmitted Helminths (STH)

1. Ascarislumbricoides

Manusia adalah satu-satunya hospes dari A. lumbricoides dan infeksi cacing ini

akan menimbulkan penyakit yang dikenal dengan nama Askariasis. Cacing jantan

berukuran sekitar 15-30 cm dan diameter 2-4 mm dengan bagian ekornya yang

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 5: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

menggulung dan betinanya berukuran 20-35 cm dengan diameter 3-6 mm.

Betinanya dapat mengahasilkan sekitar 200.000 telur mikroskopik. Telur ini

mampu bertahan dari kondisi lingkungan ekstrim seperti suhu yang sangat tinggi

dan pajanan zat kimia.

Daur hidup cacing ini membutuhkan waktu kira-kira 3 bulan dimulai dari

telur yang sudah dibuahi dan matang yang tertelan oleh manusia secara tidak

sengaja melalui tangan yang kotor atau makanan dan minuman yang

terkontaminasi. Kemudian telur menetas dan menghasilkan larva yang menembus

dinding usus dan masuk ke dalam peredaran darah dan mengikuti aliran darah

menuju jantung kemudian berdiam di paru-paru selama dua minggu yang

selanjutnya akan bergerak masuk ke alveolus dan berlanjut ke tenggorokan

kemudian akhirnya tertelan kembali menuju rongga usus dan siap melakukan

perkawinan. Mereka mampu bertahan selama dua tahun disana dengan memakan

makanan yang sudah dicerna oleh hostnya. Mereka kemudian menghasilkan

telurnya yang keluar bersama feses. Telur yang sudah dibuahi akan masuk fase

infektif setelah beberapa minggu.9

Askariasis dapat terjadi melalui dua tahap dalam daur hidup cacing ini

yaitu pada masa larva dan dewasa.10 Pada fase larva terjadi migrasi menuju paru-

paru yang menyebabkan pneumonia dengan gejala demam rendah, batuk, dahak

berwarna darah, dan asma. Pada fase akhir akan muncul gejala kram perut, mual,

muntah, sumbatan di usus (umumnya pada anak-anak), pankreatitis, koleoistitis,

dan appendicitis.7 Semakin banyak jumlah cacing maka semakin berat gejala yang

akan muncul. Selain itu, dapat pula muncul eosinofilia dengan manifestasi klinis

yang disebut sindrom Loeffler. Hal ini diketahui dengan adanya infiltrate pada

foto thoraks yang nantinya menghilang pada waktu minggu ketiga 7,8Bahkan

cacing dapat keluar melalui mulut dan hidung.9

2. Trichuris trichiura

Hospes cacing ini adalah manusia dengan nama penyakitnya adalah

Thrichuriasis. Penyebarannya pun bersifat kosmopolit. Cacing jantan berukuran

sekitar 30-45 mm dan betina memiliki panjang 35-50 mm dan mampu

menghasilkan 2000-10000 telur setiap harinya.13 Bentuk telurnya khas dengan

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 6: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

bentuk seperti tempayan disertai penonjolan jernih pada bagian ujung, berukuran

sekitar 50 – 54 x 32 µm, berwarna kekuningan dengan isinya berwarna jernih.10

Siklus hidupnya dimulai saat betina meletakkan telur-telurnya di usus

besar dan terbawa keluar bersama feses. Apabila telur ini berada di tanah yang

hangat dan lembab maka dalam 2-3 minggu telur tersebut akan berisi embrio dan

masuk fase infektif. Saat telur secara tak sengaja tertelan, maka dia akan menetas

di usus halus dan menginvasi villi-villi di usus halus dan mulai tumbuh. Setelah

itu mereka akan berpindah ke usus besar dan menempel di dinding usus besar

dengan bagian anterior atau kepalanya tertanam di dalam diding usus sementara

bagian posteriornya menggantung bebas. Saat cacing jantan melewatinya maka

akan terjadi perkawinan disana dan siklus hidupnya pun berulang.13

3. Cacing Tambang

Cacing ini banyak ditemukan di daerah tambang di wilayah Eropa

dengan sanitasi buruk maka dari itu cacing ini disebut dengan nama cacing

tambang. 11 Cacing dewasa bentuknya silindris dan kepalanya membengkok tajam

ke belakang memberi gamabaran seakan-akan menyerupai kait, berukuran 5-10

mm. Jantan biasanya berukuran lebih kecil daripada betinanya.12

Siklus hidup cacing ini dimulai ketika telur keluar bersama kotoran.

Dalam suasana lingkungan yang menguntungkan dalam waktu 1-2 hari telur akan

menetas dan keluar larva rabditiform yang kemudian berkembang di tanah atau

feses menjadi larva filariform dalam waktu 5-10 hari. Larva filariform ini dapat

menembus kulit kemudian masuk ke peredaran darah menuju jantung dan masuk

ke paru-paru. Di paru-paru larva ini menembus alveolus dan terus bergerak

menuju percabangan bronkus dan masuk ke dalam faring kemudian tertelan.

Setelah itu mereka menetap di usus halus dengan menempel di dinding usus

menggunakan giginya dan menghisap darah inangnya. 13

B. Kista Protozoa

1. Giardia lamblia

Hospes dari parasit ini adalah manusia dengan nama penyakitnya adalah

Giardiasis. Parasit ini juga tersebar secara kosmopolit karena giardiasis

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 7: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

merupakan suatu penyakit global. Memiliki bentuk trofozoit yang menyerupai

buah pir dengan ukuran 9- 20 x 5-15 mikron, memiliki dua buah inti yang

simestris, 8 buah flagel, dan gerakannya seperti daun jatuh dan kista yang

berbentuk oval dengan ukuran 8-18 x 7-10 mikron, kista yang matang

mengandung 4 buah inti.14

Bentuk infektifnya adalah kista. Siklus hidupnya dimulai apabila kista

tertelan melalui air atau makanan yang terkontaminasi atau melalui tangan yang

tercemar feses akibat kurang bersih saat mencuci tangan. Setelah sampai di usus

halus, masing-masing kista akan menghasilkan dua tropozoit. Kemudian mereka

akan aktif membelah melalui pembelahan longitudinal dan akan menempel di

mukosa usus menggunakan cakram pengisap dibagian ventral tubuhnya dan akan

mengganggu penyerapan makanan dan membuat bidang penyerapan semakin

sempit serta villi di usus pun mengecil. Parasit ini nanti akan berpindah menuju

colon, mereka akan membentuk kista yang nantinya akan keluar bersama feses

dan siklus hidupnya pun berulang.20,15 Saat parasit ini menempel di mukosa usus

mereka akan menghalangi penyerapan lemak sehingga terjadi malabsorbsi lemak

dan hasil akhirnya feses yang keluar mengandung lemak dan tampak berlendir

serta bercahaya dan juga baunya sangat tidak enak.16 Diagnosis giardiasis

dilakukan dengan beberapa cara seperti mengambil sample tinja pasien dan

mencari trofozoit yang terdapat dalam tinja dan kista dalam tinja padat

menggunakan teknik konsentrasi.

2 Entamoeba histolytica

Hospesnya adalah manusia dengan nama penyakitnya amebiasis.

Parasit ini tersebar luas di seluruh dunia dan bersifat kosmopolit. Namun,

penyebaran terbanyak terdapat di daerah tropis. Faktor yang juga berpengaruh

dalam penyebaran adalah keadaaan sanitasi lingkungan, keadaan gizi masyarakat,

dan keadaaan sosio ekonomi.

Siklus hidup E. histolytica dimulai saat secara tidak sengaja kista

matang tertelan melalui makanan atau minuman atau bahkan tangan yang

terkontaminasi. Kemudian di usus halus trophozoit keluar dari kista dan

bermigrasi menuju usus besar. Kemudian di sana mereka membelah diri serta

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 8: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

menghasilkan kista yang mana keduanya bisa keluar melalui feses. Kista mampu

bertahan hingga beberapa minggu karena memilki perlindungan yang kuat dan

berperan dalam transmisi parasit ini sementara trophozoit akan mati saat terkena

asam lambung.Diagnosis amebiasis dapat dilakukan dengan identifikasi

laboratorium menggunakan mikroskop kista dan trofozoit yang terdapat dalam

tinja.

2.2.3 Entamoeba coli

Parasit ini dinyatakan tidak pathogen. Pertama kali ditemukan oleh Feder

Losch. Diberi nama E. hystolitica karena parasit ini dapat menyebabkan lisis pada

jaringan. 17 Hospesnya adalah manusia dan bersifat kosmopolit

Parasit ini tinggal di usus besar manusia dimana siklus hidupnya dimulai

saat secara tidak sengaja kista matang tertelan melalui makanan, minuman atau

pun tangan yang terkontaminasi. Di usus halus trophozoit keluar dari dalam kista

kemudian bermigrasi ke usus besar dan disana mereka membelah diri serta

menghasilkan kista. Baik kista ataupun trophozoit akan keluar bersama feses. Di

luar tubuh kista mampu bertahan dalam waktu yang lama dan berperan dalam

transmisi parasit ini. sementara trophozoit akan mati segera setelah meninggalkan

tubuh inangnya dan apabila tertelan kembali maka akan mati saat terkena asam

lambung.18

C. Kubis

Kubis berbentuk oval hingga bulat dimana memiliki daun pendek yang

berlapis-lapis seakan-akan membentuk selimut. Daun ini berfungsi sebagai

pelindung bunga. Kubis mempunyai warna putih hingga kehijauan. Tumbuhan ini

seringkali dikonsumsi dalam bentuk disayur, di campur dengan masakan lain

seperti mie dan nasi goreng. Namun paling sering adalah dikonsumsi mentah

sebagai lalapan. Apabila dikonsumsi sebagai lalapan, sayuran ini dimakan mentah

begitu saja tanpa ada proses pemanasan (dimasak). Tumbuh di tanah yang subur

dan dipanen setelah ukuran bulatannya cukup dan kekerasannya juga cukup.19

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 9: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional dengan menggunakan 20

sampel kubis dari pasar tradisional dan 20 sampel dari pasar swalayan di seluruh

wilayah Jakarta dengan menggunakan teknik random sampling. Adapun alat-alat

yang diperlukan antara lain: tabung sentrifuse besar dan kecil, kaca objek, kaca

penutup, kertas label, mesin sentrifuse, pipet, saringan, gelas ukur 100 ml, rak

tabung, mikroskop, pisau dapur, alas potong, timbangan, handscoen, gelas plastik,

ember, botol, pengaduk, gelas ukur.

Sebelum diamati sampel kubis yang sudah didapat dipotong-potong

menjadi potongan kecil. Setelah itu ditimbang sebanyak 100gr dan dimasukkan ke

dalam gelas yang sudah dilabel sesuai asal pasarnya. Selanjutnya larutan dibuat

dari cuka 25% yang dilarutkan dengan 100ml air. Kemudian dicampurkan pada 1

liter air yang sebelumnya sudah diberi garam hingga jenuh. Selanjutnya larutan ini

dimasukkan ke dalam gelas yang sudah berisi sampek kubis sebelumnya dan

didiamkan selama 24 jam

Setelah itu disaring kemudian disaring dan diambil air rendamannya

kemudian diputar dengan mesin sentrifuse 2500 rpm. Setelah itu pellet diambil

dan diletakkan pada kaca sediaan dan diamati di bawah mikroskop dengan

perbesaran 40x.

Selanjutnya jumlah parasite yang didapat dicatat dan kemudian diolah

dengan software SPSS for Windows versi 20 menggunakan uji t-tidak berpasangan

untuk membandingkan jumlah parasit yang didapat dari kubis pasar tradisional

dan kubis dari pasar swalayan. Selain itu digunakan juga uji menn-whitney untuk

membandingkan jumlaha parasit yang didapat dengan menggunakan medium

perendaman larutan garam-cuka dan air saja.

Hasil Penelitian

a. Data umum

Setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium dari keseluruhan sampel

yang berasal dari 20 pasar swalayan dan 20 pasar tradisional dengan sampel pasar

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 10: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

tradisional dan swalayan dari masing-masing wilayah Jakarta sebanyak 4 pasar, di

dapatkan data-data jumlah kontaminasi parasit usus (telur STH dan kista

protozoa) dengan rincian umumnya pada table berikut ini:

Tabel 1. Jumlah Kontaminasi Parasit Usus

di Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan Jakarta

Jenis Pasar Jumlah Total

Kontaminasi n

Swalayan 1610 20

Tradisional 2570 20

Dari tabel di atas didapatkan bahwa dari 20 saampel sayuran yang

masing-masing berasal dari pasar swalayan dan tradisional semuanya

terkontaminasi oleh parasit usus. Namun demikian jumlah parasit yang ditemukan

pada sayuran kubis dari pasar tradisional lebih banyak dibandingkan dengan kubis

dari pasar swalayan.

b. Data Khusus

Perbandingan Jumlah Kontaminasi Parasit Usus Sayuran Kubis di Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan

Tabel 2. Jumlah Sampel Positif dan Negatif dalam Pemeriksaan

Jenis Pasar Telur STH Protozoa Positif

STH dan Protozoa Positif Negatif Positif Negatif

Swalayan 20 0 7 13 7

Tradisional 20 0 9 11 9

Dari tabel di atas dapat diperoleh gambaran bahwa dengan menggunakan

metode perendaman larutan garam-cuka 20 sampel kubis dari pasar swalayan dan

20 sampel kubis dari pasar tradisional, semuanya terkontaminasi oleh telur STH.

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 11: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

Didapatkan pula 7 dari 20 sampel kubis yang berasal dari pasar swalayan

dan 9 dari 20 sampel kubis yang berasal dari pasar tradisional terkontaminasi kista

protozoa.

Didapatkan pula 7 dari 20 sampel kubis yang berasal dari pasar swalayan

dan 9 dari 20 sampel untuk kubis yang berasal dari pasar tradisional

terkontaminasi kedua jenis parasit usus (STH dan protozoa).

Adapun rincian masing-masing jenis parasit yang ditemukan pada sayuran

kubis di pasar tradisional antara lain: A. lumbricoides (59,1%), T. trichiura

(19,8%), Cacing tambang (5,8%), G. lamblia (9,3%), E. Histolitica (1,6%), dan E.

coli (4,3%).

Sementara yang ditemukan pada sayuran kubis di pasar swalayan antara

lain: A. lumbricoides (57,8%), T. trichiura (13,7%), Cacing tambang (3,1%), G.

lamblia (14,9%), E. Histolitica (4,9%), dan E. coli (5,6%).

Tabel 3. Hasil Uji T-Tidak Berpasangan

Jenis Pasar n Rerata ± s.b p

Swalayan 20 1,8 ± 0,28 0,006

Tradisional 20 2,05 ± 0,23

Berdasarkan hasil uji t-tidak berpasangan didapatkan hasil yang

menunjukkan terdapat perbedaan bermakna jumlah parasit yang ditemukan pada

sayuran kubis yang dijual di pasar tradisional dibandingkan dengan sayuran kubis

yang dijual di pasar swalayan dengan nilai p: 0,006

Perbandingan Jumlah Kontaminasi Parasit Usus antara Media Perendaman

menggunakan Garam-Cuka dan Media Perendaman Menggunakan Air

Tabel 4. Hasil Uji Menn-Whitney

n Median

(minimum-maksimum) p

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 12: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

Garam-cuka 40 I,92 (1,30-2,46) <0,05

air 40 1,30 (1,00-2,15)

   

 

  Dari tabel di atas didapatkan bahwa nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan bermakna jumlah kontaminasi parasit pada sayuran

kubis direndam dengan menggunakan larutan garam-cuka dan yang menggunakan

air.

C. Gambar Hasil Pengamatan Parasit Usus pada Sayuran Kubis

 

 

 

Diskusi

Dari data yang dipeoleh didapatkan bahwa jumlah parasit yang ditemukan

pada sayuran kubis yang dijual di pasar tradisional jauh lebih banyak

dibandingkan dengan yang ditemukan pada sayuran yang dijual di pasar swalayan.

Berdasarkan data pada tabel 1 jumlah parasit pada sayuran kubis yang berasal dari

Gambar 4.1 Telur Ascaris lumbricoides

Gambar 4.2 Telur Tricuris trichiura

Gambar 4.3 Telur Cacig tambang

Gambar 4.4 Giardia lamblia

Gambar 4.5 Entamoeba histolitica

Gambar 4.6 Entamoeba coli

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 13: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

 

pasar tradisional adalah sebesar 2570 sementara pada sayuran kubis yang berasal

dari pasar swalayan adalah 1610. Dengan menggunakan uji hipotesis t-tidak

berpasangan di dapatkan nilai p sebesar 0,006 yang artinya terdapat perbedaan

bermakna jumlah parasit yang ditemukan antara sayuran kubis yang berasal dari

pasar tradisional dengan sayuran kubis yang berasal dari pasar swalayan.

Perbedaan ini bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Namun salah

satu diantaranya yang menjadi perhatian peneliti adalah faktor pengolahan

sayuran sebelum di jual. Sayuran-sayuran yang dijual di pasar tradisional adalah

sayuran yang berasal langsung dari perkebunan dan kemudian dijajakan untuk

dijual tanpa dilakukan proses lanjutan sepeti pengemasan dan lain-lain. Sementara

perlakuan yang berbeda terjadi pada sayuran yang dijual di pasar swalayan

dimana sebelum dipajang di lemari pendingin, sayuran dari perkebunan akan

disortir terlebih dahulu termasuk dibuang bagian-bagian sayuran yang rusak baru

setelah itu dikemas dengan plastic dan kemudian dipajang di lemari pendingin.

Pada sayuran kubis, lapisan terluar daun kubis adalah bagian yang paling

sering dibuang karena paling cepat mengalami perubahan warna menjadi

kecokelatan karena adanya oksidasi kandungan vitamin C yang ada di dalamnya

sebagai akibat pajanan terhadap udara. Lapisan terluar kubis ini dibuang agar

tidak merusak penampilan kubis saat dikemas dalam plastic nantinya. Sehingga

pembeli tertarik untuk membelinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Maemunah (1993) kontaminasi sayuran kubis oleh parasit paling sering

ditemukan pada lapisan daun terluar (84,2%) dan bagian tengah (73,68%).20 Hal

tersebut yang paling memungkinkan mengakibatkan jumlah parasit yang

ditemukan pada sayuran dari pasar swalayan jauh lebih sedikit dibandingkan

dengan sayuran yang berasal dari pasar tradisional.

Dari data yang diperoleh juga di dapatkan bahwa 20 sampel sayuran kubis

yang berasal dari pasar tradisional seluruhnya terkontaminasi oleh telur STH dan

7 diantaranya ditemukan kontaminasi oleh kista protozoa. Sama halnya dengan 20

sampel sayuran kubis yang berasal dari pasar swalayan, seluruhnya

terkontaminasi oleh telur STH dan 11 diantaranya ditemukan kontaminasi oleh

kista protozoa. Hal ini diakibatkan karena morfologi dari tanaman kubis yang

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 14: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

 

dekatsekali dengan tanah. Sehingga sangat mudah sekali untuk terkontaminasi

oleh parasit-parasit yang bertahan ditanah seperti golongan STH.

Sangat berbeda sekali dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wafa

(2010) di Saudi Arabia yang menyatakan bahwa tidak ditemukannya sama sekali

kontaminasi parasit pada sayuran kubis yang ditelitinya.3 Perbedaan ini

diakibatkan oleh berbagai hal seperti cuaca, suhu, teknik tanam, cara penyiraman

dan lainnya.

Selain itu juga apabila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rahayu di Simpang Lima Semarang dengan jumlah sample 15 sayur kubis

dari pedagang kaki lima di dapatkan perbedaan yang sangat jauh sekali. Pada

penelitian tersebut hanya ditemukan telur spesies Ascaris lumbricoides saja

dengan jumlah yang sangat sedikit yaitu hanya 4 dari 15 sampel saja dengan

jumlah telur masing-masing sebanyak 1 buah.21

Sementara dari data yang diperoleh di atas dalam penelitian ini berhasil

mengidentifikasi dua golongan besar parasit usus yaitu golongan STH dan

protozoa dengan jumlah yang sangat beragam di masing-masing sampelnnya. Hal

ini terjadi dimungkinkan karena sampel yang digunakan Rahayu dalam

penelitiannya berasal dari pedagang kaki lima makanan yang berdasarkan hasil

wawancaranya sekitar 76,9% sudah mencuci kubisnya dan kubis inilah yang

digunakan dalam penelitian tersebut. Berbeda dengan penelitian ini yang

sampelnya didapat langsung dari pasar (swalayan dan tradisional) tanpa dilakukan

perlakuan apapun sebelumnya. Sehingga jumlah parasit yang ditemukan tidak

mengalami pengurangan.

Selanjutnya dalam penelitian ini didapatkan pula bahwa terdapat

perebedaan bermakna jumlah parasit yang ditemukan pada sayuran kubis yang

direndam dengan larutan garam-cuka dibandingkan dengan yang hanya direndam

menggunakan air. Hal ini terjadi karena sifat larutan yang digunakan. Larutan

garam-cuka menggunakan kombinasi antara larutan garam jenuh dengan cuka

dapur berdasarkan kadar yang telah dijelaskan sebelumnya. Sifat larutan garam

jenuh yang membuat massa jenis larutan lebih rendah akan membuat parasit-

parasit yang dicari lebih mudah megapung sehingga lebih mudah untuk diamati.

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 15: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

 

Sementara itu sifat larutan asam pada cuka yang digunakan memiliki sifat

yang merusak apabila digunakan untuk merendam dengan jangka waktu yang

cukup lama. Hal ini membuat kotoran-kotoran yang menempel pada sayuran kubis

yang direndam lebih mudah terlepas dan kemudian mengapung akibat massa jenis

larutan yang rendah. Kombinasi kedua sifat larutan inilah yang membuat jumlah

parasit yang ditemukan jauh lebih banyak dibandingkan dengan perendaman

menggunakan air saja.

 

Kesimpulan

1. Pada perendaman menggunakan larutan garam-cuka didapatkan perbedaan bermakna jumlah kontaminasi parasit usus antara sayuran kubis yang dijual di pasar swalayan dengan yang dijual di pasar tradisional

2. Jumlah parasit usus yang ditemukan pada sayuran kubis yang dijual di pasar tradisional lebih banyak dibandingkan dengan yang dijual di pasar swalayan

3. Dari 20 sampel sayuran kubis dari pasar swalayan dan 20 sampel sayuran kubis dari pasar tradisional, seluruhnya terkontaminasi oleh parasit usus golongan STH

4. Terdapat perbedaan bermakna jumlah parasit usus yang ditemukan pada sayuran kubis yang direndam dengan menggunakan larutan garam-cuka dibandingkan dengan air

5. Jumlah parasit usus yang ditemukan pada sayuran kubis yang direndam dengan menggunakan larutan garam-cuka lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan air

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian yang lebih komprehensif dengan mencari sumber

sayuran yang dijual di pasar swalayan dan tradisional, tempat menanam, dan

teknik penanamannya

2. Perlu dicari tahu lebih mendalam mengenai sifat larutan cuka terhadap telur

STH dan kista protozoa

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 16: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

 

                                                                                                                           

1Raicevic V, Kljujev I, Petrovic J. Microbial contamination of irrigation water, fruit and vegetables. Faculty

of Agriculture, University of Belgrade, Serbia; 2010

2Rix K. Berkeley Scientists Explore the Mystery of Why We Sleep. [Serial di internet]. 2009 Mei 29.

[dikutip 2011 Desember 10]. Dikutip dari : http://ls.berkeley.edu/?q=node/878

3 Al-Megrin WAI. Prevalence of intestinal parasites in leafy vegetables in Riyadh, Saudi

Arabia.International Journal of Zoological Research.2010; 6: 190-5.

4Sasongko A, Irawan HSJY, Tatang RS, Subahar R, Purnomo, Margono SS1.Intestinal Parasitic Infections

in Primary School Children in PulauPanggang and PulauPramuka, KepulauanSeribu.MakaraKesehatan.

2002; 6: 8 - 11.

5Widyastuti IK, Wartomo H. Prevalensi Infeksi Amebiasis pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Desa

Simbang Wetan Kecamatan Buaran Pekalongan Jawa Tengah. Semarang; 2011:16.

6Leles D, Gardner SL, Reinhard K, Iniguez A, Araujo A. Are Ascarislumbricoides and Ascarissuum a single

species? BioMed Central; 2012; 5: 42.

7Anonim.Ascarislumbricoides. 2010. Diunduhdari:

http://www.pathobio.sdu.edu.cn/dhp/ppt_eng/Ascaris.ppt (diaksespada 15 Februari 2012)

8Puspita A. Prevalensi cacing Ascarislumbricoides, cacing tambang, dan Trichuristrichiurase telah lima

tahun program eliminasi filariasis di Desa Mainang, Alor, Nusa Tenggara Timur (skripsi). Depok:

Universitas Indonesia; 2009.

9Centers for Disease Control and Prevention.Center for Global Health. [internet]. Diunduhdari:

http://dpd.cdc.gov/dpdx/html/Ascariasis.htm(Diaksespada 29 Januari 2012)

10 Fauzi YA. Optimalisasi produksi sayuran pada hikmah, pengalengan, bandung, jawa barat. Bogor: Institut

Pertanian Bogor; 2006

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014

Page 17: Kontaminasi Parasit Usus pada Sayuran Kubis Pasar ...

 

 

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           11 Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.

12 Eom KS. Hookworm. [Internet]. 2003 [dikutip 2013 Jan 26]. Dikutip dari:, Web site The Korean Society

Parasitology: http://www.atlas.or.kr/atlas/alphabet_view.php?my_codeName=Hookworms

13 Cdc. Hookworm. [ Internet]. 2012 [dikutip 2013 Jan 26]. Dikutip dari:, CDC Web site:

http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/hookworm.htm

14 Yulfish H. Protozoa Intestinalis. [serial di internet]. 2006. Tersedia dari : Universitas Sumatera Utara.

Diunduh dari: repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3484/1/06001187.pdf

15 Yoder JS HC, Beach MJ. Cryptosporidiosis Surveillance — United States, 2006–2008 and Giardiasis

Surveillance — United States, 2006–2008. MMWR Surveill Summ. 2010; 59: 24.

16 Kids Health. Giardiasis. [Internet]. [dikutip 2013 Jan 26]. Dikutip dari:, CDC Web site:

http://kidshealth.org/parent/infections/stomach/giardiasis.html#

17 Pinilla AE, López MC, Viasus DF. [History of the Entamoeba histolytica protozoan]. Rev Med Chil.

2008; 136(1): 118–24.

18 Cdc. Parasites - Nonpathogenic (Harmless) Intestinal Protozoa. [Internet]. 2012 [dikutip 2013 Jan 26].

Dikutip dari:, CDC Web site: http://www.cdc.gov/parasites/nonpathprotozoa/biology.html

19 Msu. Cabbage. [Internet]. 2010 [dikutip 2012 Nov 8]. Dikutip dari:

https://www.msu.edu/~sindijul/Fruits%20and%20Vegetables/Cabbage.htm

20 Maemunah M, Kontaminasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted

Helminths) pada sayuran kubis (Brassica oleratea) dari Bandungan dan Kopeng kota

Semarang, Jurnal Unimus, abstrak.

21  Astuti R, Identifikasi telur cacing usus pada lalapan daun kubis yang dijual pedagang

kaki lima di kawasan Simpang Lima kota Semarang, JurnalUnimus ; :297-305

Kontaminasi parasit usus pada..., Suaydiy Okdiyanzah, FK UI, 2014