KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI...

92
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD NATSIR SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Oleh: Syifa Fitri Choirulloh NIM : 23010-15-0064 PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Transcript of KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI...

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD NATSIR

SKRIPSI

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Oleh:

Syifa Fitri Choirulloh

NIM : 23010-15-0064

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

ii

Page 3: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

iii

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD NATSIR

SKRIPSI

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Oleh:

Syifa Fitri Choirulloh

NIM : 23010-15-0064

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 4: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

iv

Page 5: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

v

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

vi

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

vii

MOTTO

"أُنْظُرْمَاقَلَ

وَلَتَنْظُرْمَنْ قَلَ"

“Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan lihat siapa

yang mengatakan” MOTTO HIDUP

JANGAN BATASI DIRI UNTUK BEREKSPRESI !

KETIKA KAMU BERANI BERAKSI PASTI JUTAAN ORANG

TERINSPIRASI

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ayahandaku tercinta Bambang Wiryanto dan Ibundaku Trismiyati yang

telah melahirkan, membesarkan serta mendidikku dengan ketulusan, kasih

sayang dan pengorbanan yang tanpa lelah baik secara lahir maupun batin

dengan iringan do‟a restu.

2. Kakakku tersayang Miftakhun Nurul Jannah yang kadang bawel dan

jengkel dengan sikapku namun rasa sayangmu terhadapku yang membuat

aku juga merasa sayang dan bahagia punya kakak seperti dirimu.

3. Teman-temanku “kentang BOV” yang sama-sama berjuang dan belajar di

IAIN Salatiga yang selalu memberi kenangan dan kerinduan disetiap

pertemuan kita.

4. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepadaku untuk

menyelesaikan skripsi ini yang mana saya tidak bisa menyebutkan satu

persatu.

5. Teman spesialku yang selalu mendukung dan menyemangatiku dalam

proses menulis skripsi.

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah

SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut

setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Dra, Siti Asdiqoh, M.Si., selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Agama

Islam (PAI).

4. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan

waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

5. Bapak Hafidz, M.Ag., selaku pembimbing akademik.

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

x

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak dan ibu serta kakakku di rumah yang telah mendoakan dan mendukung

penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih

sayang dan kesabaran.

8. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung

dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan SMC (Seni Music Club) dan para demisionernya

yang telah mengajarkan cara berorganisasi.

10. Segenap manusia kontrakan yang telah bersama-sama dalam setiap harinya

selama 3 tahun hidup bersama.

11. Rekan-rekan seperjuangan jurusan PAI angkatan 2015 yang menjadi motifasi

dan informasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga B ON VACATION yang saya banggakan karena bisa menjadi bagian

dari kalian yang awalnya kita dipertemukan tahun 2015 di kelas PAI B.

13. Pengasuh PP. Al-Hasan (KH. Ichsanuddin) serta para Ustadz-Ustadz yang

senantiasa mendo‟akan dan membimbing dalam menuntut ilmu.

14. Temen-temen PP. Al-Hasan yang senantiasa memberi dukungan dan

mendo‟akan dalam penyusunan skripsi ini.

Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa

memanjatkan doa kepada Allah Swt, semoga segala amal kebaikan yang

tercurahkan pada penulis diridhoi Allah Swt dengan mendapatkan balasan yang

berlipat ganda.

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

xi

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Dengan keterbatasan dan

kemampuan, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan

saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Salatiga, 31 Juli 2019

Penulis

Syifa Fitri Choirulloh

NIM 23010-15-0064

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

xii

ABSTRAK

Choirulloh, Syifa Fitri. 2019. Konsep Pendidikan Islam Menurut Muhammad

Natsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan (FTIK). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Pembimbing : Mufiq, S.Ag., M.Phil.

Kata Kunci : Konsep, Natsir, Relevansi

Penelitian ini membahas tentang pendidikan Islam Menurut Nuhammad

Natsir, karena masih terjadinya dikotomi ilmu. Artinya, terjadi pemisahan antara

ilmu agama dan ilmu dunia. Cara pandang semacam ini jelas akan berpengaruh

besar terhadap sikap seseorang dalam memandang hakikat sebuah ilmu karena

manusia punya sebuah sudut pandang yang berbeda dan bisa jadi memandang

rendah pendidikan Islam. Berangkat dari itu penulis kemudian membahas tentang

konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Natsir. Dalam hal ini penulis

menelaah beberapa hal, diantaranya: (1) Bagaimana konsep M. Natsir tentang

pendidikan Islam? (2) Apa landasan konsep pemikiran M. Natsir dalam

pendidikan Islam? (3) Apa relevansi konsep pendidikan Islam menurut M. Natsir

pada praktek pendidikan sekarang?.

Metodologi yang digunakan adalah Library Search (Literatur) dengan

mengambil 2 sumber data yaitu primer buku Muhammad Natsir dengan judul

capita selecta dan Islam dan akal merdeka dan data sekunder yakni buku-buku

karya orang lain yang menceritakan tentang pemikiran Islam menurut Muhammad

Natsir, adapun teknis analisis data menggunakan deskriptif analisis.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

Muhammad Natsir ingin mengkonsep pendidikan yang bernuansa integral,

harmonis dan universal yang beliau dapat dari ijtihad beliau dan renungan dari Al-

Qur‟an dan hadis yang diharapkan dapat membawa manusia untuk mendapatkan

penghidupan yang layak di dunia. Landasan yang beliau pakai adalah tauhid dan

akhlak karena keduanya itu berkesinambungan tauhid yang ditekankan,

diharapkan mampu memupuk dan mempertebal keimanan manusia dan akhlak

dapat terlihat dari manifestasi pada kepribadian seseorang seperti keikhlasan,

kejujuran, tanggung jawab dan menghambakan diri kepada Allah. Relevansi

konsep Muhammad Natsir integral, harmonis dan universal adalah sudah

digabungkannya antara pendidikan umum dan pendidikan agama dan

menyelaraskan pemikiran para peserta didik dan tidak membedakan antar

golongan, warana kulit, pemikiran barat atau timur yang dapat kita jumpai di

banyak sekolahan ataupun pondok modern yang ada di sekitar seperti pondok

pesantren Darussalam Gontor, Pondok pesantren Darul Muhajirin Yogyakarta dan

Pondok pesantren Al-Manar Tengaran.

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO ................................................................................................ ii

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................. vi

MOTTO ...................................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix

ABSTRAK .................................................................................................................. xii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9

E. Kajian Pustaka ............................................................................................... 10

F. Penegasan Istilah ............................................................................................ 12

G. Metodologi Penelitian .................................................................................... 13

1. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 13

2. Metode Pengumpula Data ....................................................................... 14

H. Sistematika Penulisan .................................................................................... 16

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

xiv

BAB II

A. Silsilah Keluarga M. Natsir ............................................................................ 18

B. Riwayat Pendidikan M. Natsir ....................................................................... 19

C. Karir Politik M. Natsir ................................................................................... 22

D. Karya Ilmia M. Natsir .................................................................................... 25

E. M. Natsir dan PERSIS ................................................................................... 29

F. Sumbangan M. Natsir dalam Pendidikan ....................................................... 31

BAB III

A. Konsep Pendidikan Umum ............................................................................ 33

B. Konsep Pendidikan M. Natsir ........................................................................ 36

C. Peran dan Fungsi Pendidikan ......................................................................... 42

D. Tujuan Pendidikan ......................................................................................... 43

E. Landasan Pendidikan menurut M. Natsir ....................................................... 48

BAB IV

A. Analisis Konsep M. Natsir ............................................................................. 55

B. Relevansi Konsep M. Natsir .......................................................................... 61

BAB V

A. Kesimpulan .................................................................................................... 66

B. Saran .............................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Pembimbing

Lampiran 2 : Satuan Kredit Kegiatan (SKK)

Lampiran 3 : Daftar Riwayat Hidup

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak sekali buku-buku pendidikan yang menerangkan tentang

manfaat dan tujuan pendidikan. Diantaranya yang terdapat dalam Tujuan

Pendidikan Nasional sebagaimana dirumuskan dalam Undang-undang

Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang bunyinya sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2005: 94).

Jika kita melihat tentang tujuan pendidikan di atas, jika tugas

pendidikan selain mencerdaskan bangsa juga harus hidup mandiri. Dapat

kita ketahui, jika banyak lulusan dari perguruan tinggi yang masih

memenuhi daftar pengangguran di Indonesia berarti pendidikan di

Indonesia belum sesuai dengan apa yang dicita-citakan bangsa kita.

Apalagi bila kita lihat di banyak media masa saat ini yang meliput tentang

para aksi mahasiswa untuk menyerukan aspirasinya kepada pemerintahan

terkesan masih kurang sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

2

berkaitan dengan budi pekerti. Di tempat-tempat terjadinya demo sering

terdapat kejadian yang dapat meresahkan masyarakat, di antaranya seperti

pemblokiran jalan, membakar ban bekas yang mengakibatkan pencemaran,

dan mengganggu fasilitas umum.

Muhammad Natsir mengatakan, bahwa tak ada satu bangsa yang

terbelakang menjadi maju, melainkan sesudahnya mengadakan dan

mamperbaiki didikan anak-anak dan pemuda-pemuda mereka. Bangsa

Jepang, satu bangsa Timur yang sekarang jadi buah bibir orang seluruh

dunia lantaran majunya, masih akan terus tinggal dalam kegelapan

sekiranya mereka tidak mengatur pendidikan bangsa mereka; kalau

sekiranya mereka tidak membukakan pintu negerinya yang selama ini

tertutup rapat, untuk orang-orang pintar dan ahli ilmu, negeri lain lah yang

akan memberi didikan dan ilmu pengetahuan kepada pemuda-pemuda

mereka disamping mengirim pemuda-pemuda mereka keluar negeri

mencari ilmu (M. Natsir, 1954:77).

Jika kita ingin membandingkan pendidikan di Indonesia dengan

pendidikan di Eropa agaknya kurang begitu sesuai, dikarenakan secara

struktur wilayah sudah sangat berbeda. Jika di Eropa dan Negara-negara

yang lain dapat dengan mudah mengontrol dan memberi bantuan kepada

sekolah-sekolah sampai pelosok desa, karena tempatnya yang memang

mudah dilalui. Berbeda dengan wilayah di Indonesia yang antara pulau

satu dengan pulau yang lainnya sangat jauh, sehingga menyulitkan

pemerintah untuk mengontrol dan memberikan bantuan untuk

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

3

meningkatkan mutu pendidikan sekolah-sekolah di Indonesia. Tapi jika

melihat Negara Jepang sebagai korban bom atom bisa keluar dari masalah

yang mereka hadapi mengapa bangsa Indonesia tidak.

Bila kita mulai melirik Pendidikan Islam bukan menjadi wacana

yang baru bagi kalangan pemikir, pendidik dan dunia pendidikan sendiri

bahwa pendidikan Islam merupakan salah satu jawaban atas

ketidakteraturan sistem pendidikan yang ada pada dekade terakhir ini.

Hampir di seluruh penjuru Indonesia mulai menerapkan sistem pendidikan

Islam dalam proses pembelajaran dan pengajaran mereka. Maka bukan hal

yang tabu jika orang-orang non-Islam pun mulai melirik kekhasan dari

pendidikan Islam.

Secara garis besar, pendidikan Islam memiliki ruang lingkup yang

luas. Disebutkan dalam beberapa poin, diantaranya adalah:

1. Setiap proses perubahan menuju ke arah kemajuan dan perkembangan

berdasarkan ruh ajaran Islam.

2. Perpaduan antara pendidikan jasmani, akal (intelektual), mental,

perasaan (emosi), dan rohani (spiritual).

3. Keseimbangan antara jasmani-rohani, keimanan-ketakwaan, pikir-

dzikir, ilmiah-amaliah, material-spiritual, individual-sosial, dan dunia-

akhirat.

4. Realisasi dwi fungsi manusia, yaitu peribadatan sebagai hamba Allah

(„Abdullah) untuk menghambakan diri semata-mata kepada Allah dan

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

4

fungsi kekhalifahan sebagai khalifah Allah (khalifatullah) yang diberi

tugas untuk menguasai, memelihara, memanfaatkan, melestarikan dan

memakmurkan alam semesta (rahmatan lil „alamin) (M Rokib, 2009:

22).

Akan tetapi, realitas sosial yang dihadapi saat ini menempatkan

pendidikan Islam pada posisi yang dilematis. Seakan pendidikan Islam

masih terkungkung dalam hegemoni “determinisme-historis” dan

“realisme-praktis”. Di samping itu kejayaan di masa lampau serta kondisi

sosial saat ini pun makin membuat posisi pendidikan terombang-ambing,

layaknya masih mencari-cari jati diri yang mulai tergerus tuanya jaman.

Seiring kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta

gencarnya arus modernisasi mengakibatkan pendidikan Islam yang mau

tak mau dihadapkan pada kondisi yang serba materialis, sekularis, pluralis

serta multikulturalis.

Selain pendidikan Islam terpuruk dalam kondisi yang dilematis

seperti itu, problematika dikotomi yang kerap di-floor-kan dalam

diskursus-diskursus pendidikan pun belum mendapatkan porsi jawaban

yang memuaskan. Secara jelas, baik normatif maupun konseptual, Islam

tidak memiliki ruang dikotomi ilmu. Dalam beberapa pembahasan,

dikotomi ilmu sebenarnya muncul dikarenakan beberapa hal, diantaranya:

Perkembangan pembidangan ilmu itu sendiri, historis perkembangan umat

Islam ketika mengalami kemunduran dan faktor internal ke lermbagaan

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

5

pendidikan Islam yang kurang mampu melakukan upaya pembenahan dan

pembaruan akibat kompleksnya problematika kehidupan.

Di antara beberapa faktor tersebut tidak menjadi sebuah

keniscayaan ketika dari hal yang paling fundamental, pendidikan Islam

melakuan recheck, recorrect serta reform terhadap hal-hal yang sekiranya

mulai menjauh dari dasar dan tujuan adanya pendidikan Islam itu sendiri.

Dasar pendidikan Islam sebagai acuan pergerakan pendidikan Islam

memiliki posisi yang penting serta sakral. Dasar-dasar pendidikan Islam

tersebut berupa Al-Qur‟an sebagai sumber pendidikan Rasul, Sahabat serta

sebagai sumber yang edukatif dan As-Sunnah sebagai teladan pendidukan

Islam.

Belajar pada sejarah bukan berarti silau akan kejayaan masa lalu.

Belajar suatu ilmu bukan berarti membatasi gerak ilmu itu sendiri. Maka

dari itu, perlu adanya analisis kritis dan komprehensif atas problem yang

dihadapi saat ini. Dengan belajar pada pengalaman dan ide-ide dari para

tokoh pemikir, pendidikan Islam harus mampu mengembalikan

keunikannya sebagaimana yang telah Rasulullah ajarkan. Konsep

pendidikan Qur‟ani pun beberapa waktu terakhir mulai gencar

dikembangkan dan terbukti membawa nilai lebih bagi kemajuan dunia

pendidikan Islam khususnya. Seruan iqro‟ sebagaimana yang tersurat

dengan jelas dalam Al-Qur‟an bukan tanpa maksud khusus dan krusial

diturunkan oleh Allah sebagai wahyu yang pertama. Budaya membaca

apapun, baik itu berupa teks atau ayat kauniyah sekalipun merupakan

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

6

bahan ajar yang harus kita jadikan sebagai sebuah sumber ilmu yang

disediakan oleh Allah. Akan tetapi, kenyataan yang kita hadapi saat ini

adalah budaya membaca tersebut mulai luntur bahkan dicuri oleh orang-

orang non-Islam.

Maka perlu dan harus bagi kita saat ini, dimulai dari diri sendiri

dan dari yang terkecil untuk mengembalikan hasanah pendidikan Islam

yang berbasis Qur‟an dan Sunnah guna memcetak generasi Ulul Albab

yang paripurna.

Memahami pendidikan Islam tidak semudah mengurai kata “Islam”

dari kata “pendidikan”, karena selain sebagai predikat, Islam juga

merupakan satu subtansi dan subjek penting yang cukup komplek.

Karenanya, untuk memahami pendidikan Islam berarti kita harus melihat

aspek utama missi agama Islam yang diturunkan kepada umat manusia

dari sisi pedagogis. Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah

Sesungguhnya merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu

membimbing dan mengarahkan manusia sehingga menjadi manusia

sempurna. Islam sebagai agama universal telah memberikan pedoman

hidup bagi manusia menuju menuju kehidupan bahagia, yang

pencapaiannya bergantung pada pendidikan. Pendidikan merupakan kunci

penting untuk membuka jalan kehidupan manusia (Rahman, 2001:2).

Dalam bukunya Capita Selekta, Natsir mengatakan bahwa

seringkali pula kenyataan, ada yang mengganggap bahwa didikan Islam itu

ialah didikan Timur, dan didikan Barat ialah lawan dari didikan Islam.

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

7

Boleh jadi, ini reaksi terhadap didikan “kebaratan” yang ada di negeri

kita, yang memang sebagian dari akibat-akibatnya tidak mungkin kita

menyetujuinya sebagai umat Islam. Akan tetapi coba kita berhenti sebentar

dan bertanya : “Apakah sudah boleh kita katakan bahwa Islam anti-Barat

dan pro-Timur, khususnya dalam pendidikan?.

Muhammad Natsir adalah salah seorang tokoh yang dikenal

sebagai birokrat, politisi, dan juga sebagai dai ternama. Muhammad Natsir

pernah menduduki jabatan sebagai wakil Rabithoh Alam Islam, serta

menjadi ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia sejak tahun 1967

sampai wafatnya beliau tahun 1993. Dalam organisasi inilah beliau mulai

berkiprah dalam bidang pendidikan, politik dan dakwah. Perjuangan beliau

dan kawan-kawannya adalah ingin menghidupkan dan membangkitkan

kembali ajaran Islam, khususnya di Indonesia dari keterpurukan, sehingga

tidak ketinggalan dalam peradaban. Di antara jalan yang ditempuh

Muhammad Natsir dan kawan-kawannya adalah dengan mengajarkan

pendidikan agama dan pendidikan umum tanpa memisahkan keduanya.

Muhammad Natsir adalah tokoh yang sangat berpengaruh di

Indonesia, yang pernah menduduki dua jabatan penting, yaitu sebagai

menteri penerangan dalam Kabinet Syahrir dan perdana menteri pertama

pada masa pemerintahan Soekarno. Sebagai politisi, beliau juga pernah

menduduki jabatan puncak partai Islam terbesar, yaitu Masyumi, dan

menjadi ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (Luth, 1999:9).

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

8

Melihat begitu luasnya cakupan pengalaman Muhammad Natsir

dan beliau adalah salah satu pemikir pendidikan Islam di Indonesia yang

tidak memilah-milah antara pendidikan Islam dan pendidikan umum.

Beliau beranggapan bahwa semua ilmu penting, karena pada hakikatnya

semua ilmu itu dari Allah, maka tak berlebihan jika penulis mengangkat

Skripsi dengan tema “Konsep Pendidikan Islam Menurut Muhammad

Natsir”. Semoga mampu memberikan kesegaran dalam dahaga kita akan

wacana tentang pendidikan, khususnya pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana konsep Muhammad Natsir tentang pendidikan Islam ?

2. Apa landasan konsep pemikiran Muhammad Natsir dalam Pendidikan

Islam?

3. Apa relevansi konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Natsir

pada praktek pendidikan sekarang ?

C. Tujuan Pembahasan

Setiap penelitian tentu memiliki tujuan dan kegunaan, maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui konsep Muhammad Natsir tentang pendidikan

Islam.

2. Untuk mengetahui landasan konsep pemikiran Muhammad Natsir

dalam pendidikan Islam.

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

9

3. Untuk mengetahui relevansi konsep pendidikan Islam menurut

Muhammad Natsir pada praktek pendidikan sekarang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yag diharapkan dari peneliti adalah dapat

menambah pengetahuan tentang para ilmuan Islam di Indonesia

khususnya dalam tulisan ini Muhammad Natsir yang kala itu resah

dengan sistem pendidikan yang ada di Indonesia maka melalui ijtihad

beliau lahirlah suatu konsep yang berbeda dan sangat bermanfaat serta

dapat diterima oleh masyarakat Indonesia khususnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pembaca

Denga membaca karya ilmiah ini diharapkan para pembaca

mengetahui dan memiliki gambaran yang cukup jelas tentang siapa itu

M. Natsir dan corak pemikirannya tentang pendidikan Islam.

b. Bagi Penulis

Dapat melatih kemampuan meneliti, menaganalisis tentang

pemikiran tokoh-tokoh Indonesia lainnya, penulisan skripsi ini dapat

digunakan sebagai tolok ukur bagi peneliti untuk mengetahui seberapa

besar pengetahuan dan kemampuan si penulis dalam menganalisis,

serta menyajikannya dalam suatu karya ilmiah.

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

10

c. Bagi Peneliti Lain

Skripsi ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk para peneliti lain

yang ingin meneliti tentang M. Natsir lebih lanjut khususnya dalam

bidang pemikiran penididikan Islam menurut M. Natsir.

E. Kajian Pustaka

1. Rina Lailana, KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT

PEMIKIRAN SYAIKH AHMAD RIFAI (Telaah Kitab BAYAN),

Salatiga: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, 2018. Penulis

tertarik menggali informasi seputar Syaikh Ahmad Rifai dan Kitab

Bayan karena Syeikh Ahmad Rifai merupakan ulama Jawa yang

menulis kitab Bayan dengan bahasa Jawa dimana di dalam kitab itu

mencakup tujuan pendidikan Islam, hukum pendidikan Islam, rukun

pendidikan Islam, syarat pendidik maupun murid serta menjelaskan

tujuan ilmu dan amal. Jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan

(Library Research).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep pendidikan Islam

menurut pemikiran Syeikh Ahmad Rifai harus selaras dengan dasar-

dasar pendidikan dalam Al-Qur‟an dan Hadits.

Penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang

penulis lakukan yakni sama-sama menggunakan penelitian studi

kepustakaan lewat buku induk karangan beliau maupun buku

karangan orang yang menceritakan tokoh tersebut dan juga sama-sama

menggunakan Al-Qur‟an dan Hadits serta hasil Ijtihad dalam

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

11

merumuskan konsep pendidikan Islam. Namun perbedaannya terletak

pada konsep yang ditekankan jika Syekh Ahmad Rifai yang

ditekankan tentang tujuan pendidikan Islam, hukum pendidikan Islam

serta sayarat pendidik maupun murid saja berbeda halnya dengan M.

Natsir yang mengkonsep tentang pendidikan yang integralistik,

harmonis dan universal yang sampai kini sangat relevan digunakan

dalam pendidikan yang sesuai dengan sistem pendidikan nasional.

2. Rina Meyliani, KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT K.H

AHMAD DAHLAN, Lampung: Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Intan Lampung, 2015. Penulis tertarik untuk menggali

informasi seputar pemikiran K.H Ahmad Dahlan dalam pendidikan

Islam. K.H Ahmad Dahlan adalah tokoh pembaharu pendidikan Islam

di Jawa, merupakan type man of action ia lebih banyak merujuk pada

bagaimana membangung sistem pendidikan, cita-cita pendidikan yang

digagas Kyai Ahmad Dahlan lahirnya manusia-manusia yang mampu

tampil sebagai “Ulama Intelek atau Intelek Ulama”. Yaitu seorang

muslim yang memiliki keteguhan dan ilmu yang luas. Jenis penelitian

ini adalah studi kepustakaan (Library Research).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menurut K.H Ahmad

Dahlan pelaksanaan pendidikan hendaknya didasarkan pada landasan

yang kokoh. Dalam pendidikan Islam, paling tidak ada dua sisi tugas

penciptaan manusia, yaitu sebagai „Abd Allah dan Khalifah fi Al-Ardh.

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

12

Penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang

penulis lakukan yakni sama-sama penelitian studi kepustakaan lewat

buku induk karangan beliau maupun buku karangan orang yang

menceritakan tokoh tersebut dan juga sama-sama menggunakan

membahas tentang konsep pendidikan Islam yang harus mempunyai

landasan yang kokoh (Tauhid) dan juga senantiasa menghambakan

diri kepada Allah swt. Namun perbedaannya terletak kepada konsep

yang dipakai yakni K.H Ahmad Dahlan ingin para manusia yang

belajar menjadi ulama yang intelek sedangkan M. Natsir lebih

menekankan kepada pendidikan integrallistik, harmonis dan universal

yang diharapkan para peserta didik punya kecerdasan intelektual serta

kecerdasan spiritual sehingga bisa bersaing dengan perkembangan

zaman.

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekaburan dalam

penafsiran judul, maka perlu dikemukakan maksud dari kata-kata dan

istilah yang dipakai dalam judul skripsi ini agar dapat dipahami secara

kongrit dan lebih oprasional. Adapun batasan istilah tersebut adalah :

1. Konsep

Konsep berarti “rancangan, ide atau pengertian diabstraksikan

dari peristiwa kongrit (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1998: 205).

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

13

2. Pendidikan Islam

Pendidikan Islam ialah: “Segala usaha untuk memelihara dan

mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya insani yang ada

padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil)

sesuai dengan norma Islam.” (Achmadi,1992: 20).

3. Menurut M. Natsir,

Muhammad Natsir, Pendidikan (didikan) ialah suatu

pembinaan jasmani dan rohani yang menuju kepada kesempurnaan

dan lengkapnya sifat-sifat kemanusiaan dalam arti yang

sesungguhnya (Muhammad Natsir, 1954: 73).

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library

Research). Penelitian ini dilakukan dengan bertumpu pada data

kepustakaan tanpa diikuti dengan uji empirik. Jadi, studi pustaka disini

adalah studi teks yang seluruh substansinya diolah secara filosofis dan

teoritis (Muhajir, 2007: 158-159).

Karena penelitian di sini sifatnya adalah kajian pustaka atau

literer, maka penulis dalam mengkaji Konsep Pemikiran Muhammad

Natsir dengan bantuan buku-buku, yang kami ambil dari tulisan beliau

dan juga tulisan orang lain yang menceritakan tentang kehidupan

maupun pemikiran Muhammad Natsir.

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

14

2. Metode Pengumpulan Data

Data yang dihimpun merupakan sumber tertulis yang secara

garis besar ada dua macam sumber yaitu:

a. Sumber Primer

Sumber primer disini adalah data yang penulis ambil dari karya

tulis asli dari tokoh yang dibahas dalam penulisan sekripsi ini. Yang

diantaranya adalah sebagai berikut :

a) Muhammad Natsir, 1954, Capita Selecta, Jakarta: Bulan Bintang.

b) Muhammad Natsir, 1947, Islam dan Aqal Merdeka, Jakarta: Media

Da‟wah.

b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder disini adalah data yang penulis ambil dari

karya yang berkaitan dengan tokoh yang dibahas bisa jadi itu berupa

buku-buku yang berkaitan atau yang lainnya.

Diantaranya:

a) Musthofa Rahman. 2001, Pendidikan Islam dalam Perspektif al-

Qur‟an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

b) Anwar Harjono. 1968, Hukum Islam, Keluasan, dan Keadilannya.

Jakarta: Bulan Bintang.

c) Abudin Nata. 2005, Tokoh-Tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di

Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

d) Thohir Luth. 1999, M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta:

Gema Insani Press.

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

15

e) Ajip Rosyidi. 1990, M Natsir, sebuah Biografi, Jakarta: Girimukti

Pasaka, cet I.

f) Badiatul Roziqin. 2009 Badiatul Mukhlisin Junaidi dan Abdul

Munif, 101 Jejak Tokoh Islam, Yogyakarta: e-Nusantara.

g) Endang S Anshari/ M A Rais/ Muhammad Natsir, (ed). 1988, Pak

Natsir 80 Tahun: Pandangan dan Penilaian Generasi Muda,

Jakarta: Media Da‟wah.

h) Abibullah Djaini. 1996, Pemikiran dan Perjuangan Muhammad

Natsir, Jakarta: Pustaka Firdaus.

i) Hakim Lukman. 1993, Pemimpin Pulang: rekaman peristiwa

wafatnya M. Natsir. Jakarta: DDII.

j) Mansur. 2004, Sejarah Sarekat Islam dan Pendidikan Bangsa,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

k) Yunus Mahmud. 1995, Sejarah pendidikan Islam di Indonesia,

Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

l) Yusuf Abdullah Puar. 1978, Mohammad Natsir 70 tahun, Jakarta:

Pustaka Antara.

m) Dan referensi lainnya yang bersangkutan dengan judul yang penulis

angkat.

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

16

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi dalam lima bab

dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan. Berisi tentang Latar Belakang Masalah,

Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Metode Penulisan Skripsi, Serta dilengkapi dengan Sistematika

penulisan skripsi untuk mempermudah membaca alur pemikiran yang

ada.

BAB II : Biografi M. Natsir. Berisi tentang silsilah keluarga M.

Natsir, riwayat pendidikan M. Natsir, karir politik M. Natsir, karya

ilmiah M. Natsir, M. Natsir dan PERSIS (Persatuan Islam) dan

sumbangan M. Natsir dalam dunia pendidikan.

BAB III : Konsep Umum dan Konsep Pendidikan Islam

Menurut Muhammad Natsir. Berisi penyajikan mengenai gambaran

umum pendidikan Islam dan juga gambaran pemikiran M. Natsir

tentang pendidikan Islam. Yang meliputi (peran dan fungsi pendidikan

Islam, tujuan pendidikan Islam) pandasan pendidikan Islam yang

meliputi (pendidikan tauhid sebagai dasar pendidikan Islam dan

pendidikan akhlak). Ideologi dan pendekatan dalam pendidikan yang

meliputi: (adanya koordinasi perguruan-perguruan Islam, fungsi bahasa

ssing, sifat-sifat yang harus dimiliki guru, pendidikan yang bersifat

integral).

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

17

BAB IV : Pendidikan Islam Kontemporer. Berisi analisis konsep

M. Natsir dan relevansi konsep pendidikan Islam menurut muhammad

natsir pada praktek pendidikan sekarang.

BAB V : Penutup. Bab terakhir dalam skripsi ini adalah

penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran yang mungkin dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi yang membutuhkan.

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

18

BAB II

BIOGRAFI MOHAMMAD NATSIR

A. Silsilah Keluarga Mohammad Natsir

M. Natsir lahir di Jembatan Berukir, Alahan Panjang, Kabupaten

Solok, Sumatra Barat, pada hari Jumat‟ 17 Jumadil Akhir 1326 Hijriah,

bertepatan dengan 17 Juli 1908 Masehi. Ibunya bernama Khadijah, sedang

ayahnya bernama Mohammad Idris Sutan Saripado, seorang pegawai

rendah yang pernah menjadi juru tulis pada kantor kontroler di Maninjau

dan sipir penjara di Sulawesi selatan (Rosyidi, 1990: 150)

Ketika pindah ke Bekeru daerah Sinjai selatan Sulawesi selatan,

dia diajak oleh mamaknya Ibrahim pindah ke Padang. Mamaknya yang

biasa dikenal dengan makcik Ibrahim adalah seorang yang bekerja sebagai

buruh harian di sebuah pabrik kopi yang hanya memperoleh upah

beberapa puluh sen sehari. Sehari-hari mereka hidup sangat sederhana,

bahkan dalam urusan makanan untuk sehari-hari hanya seadanya saja dan

hanya ketika hari raya saja atau peristiwa-peristiwa penting saja Natsir dan

keluarga dapat makanan yang enak. Sehingga dapat dikatakan bila sejak

kecil Natsir sudah belajar hidup sederhana.

Pada tanggal 20 Oktober 1934, M. Natsir melangsungkan

pernikahannya dengan Putri Nur Nahar, guru Taman Kanak-kanak

Pendidikan Islam. Pernikahan dilaksanakan dengan sederhana saja. Tamu-

tamu makan di langgar yang terletak di depan rumah tempat pernikahan

dilangsungkan. Pergaulan selama dua tahun sesama pengasuh Pendidikan

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

19

Islam, menambah perkenalan sebelumnya tatkala keduanya sama-sama

aktif di JIB (Jong Islamieten Bond), telah mengeratkan kedua insan yang

sama-sama tulus mengabdikan hidupnya bagi kemajuan umat Islam

(Rosyidi, 1990: 177)

Natsir wafat pada tanggal 6 Februari 1993, bertepatan dengan

tanggal 14 Sya‟ban 1413 H, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,

Jakarta, dalam usia 85 tahun. Berita wafatnya menjadi berita utama di

berbagai media cetak dan elektronik. Berbagai komentar muncul, baik dari

kalangan kawan seperjuangan maupun lawan politiknya. Ada yang bersifat

pro terhadap kepemimpinannya dan ada pula yang bersifat kontra. Mantan

Perdana Menteri Jepang yang di wakili oleh Nakadjima, menyampaikan

bela sungkawa atas kepergian M. Natsir dengan ungkapan, “Berita

wafatnya M. Natsir terasa lebih dahsyat dari jatuhnya bom atom di

Hirosima (Luth, 1999: 28).

B. Riwayat Pendidikan Mohammad Natsir

M. Natsir pertama kali masuk ke sekolah kelas I di Maninjau, yaitu

sekolah rakyat yang memakai bahasa pengantar bahasa Melayu. Di situ M.

Natsir duduk sampai kelas II. Kemudian ketika ayahnya pindah ke Bekeru,

dia diajak oleh mamaknya Ibrahim pindah ke Padang, agar dapat masuk ke

HIS (Hollandsch Inlandsche School). Natsir gembira sekali menerima

tawaran itu. Dia pun akan meninggalkan Sekolah Rakyat untuk masuk

HIS. Tetapi apa hendak dikata, HIS Padang menolaknya sebagai murid.

Menurut Natsir sendiri, karena ayahnya hanya pegawai kecil yang gajinya

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

20

tak sampai F. 70 sebulan, padahal untuk diterima di HIS mestilah anak

pegawai negeri yang gajinya minimum F.70, atau anak saudagar yang

kaya raya. Untunglah pada waktu itu di Padang sudah berdiri HIS

Abadiyah, sebuah usaha swasta yang menyelenggarakan pendidikan bagi

anak-anak negeri. Natsir diterima di situ sebagai murid.

N. Natsir sekolah di HIS Adabiyah hanya lima bulan saja. Ayahnya

yang telah pindah kerja ke Alahan Pajang, mengajak Natsir untuk pindah

karena telah dibuka HIS pemerintah di Solok.

Karena jauhnya jarak Solok dan tempat M. Natsir sekolah, maka

M. Natsir dititipkan di rumah Pak Haji Musa, memiliki anak yang sekolah

di HIS kelas satu, sedang Natsir langsung masuk ke kelas dua, karena

lowongan yang ada cuma kelas dua. Akan tetapi Natsir diberi kesempatan

untuk mencoba di kelas dua selama beberapa hari. Ternyata M. Natsir

berhasil, sehingga diterima di sekolah tersebut secara resmi.

Setelah menamatkan HIS di Padang, Natsir remaja meneruskan

pendidikannya ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Padang

pada tahun 1923. Karena prestasinya, M. Natsir remaja dapat sekolah

MULO gratis. Ia mendapatkan beasiswa dari pemerintahan Belanda. Di

MULO, Natsir mulai berkenalan dengan organisasi kepemudaan, seperti

Jong Sumatra (Pemuda Sumatra), Jong Islamieteten Bond (Perserikatan

Pemuda Islam).

Beliau melanjutkan studinya di AMS (Algemeene Midel School) di

Bandung. Natsir remaja mengambil jurusan Sastra Barat Klasik.

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

21

Pendidikannya di AMS juga dibiyayai oleh Pemerintahan Belanda. Saat

studi di AMS, M. Natsir ketika remaja berkanalan dengan ustadz A.

Hasan, Tokoh PERSIS (Persatuan Islam) garis keras, yang membimbing

dirinya melakukan studi tentang Islam. Dengan ustadz ini ia mengelola

majalah “Pembela Islam” sampai tahun 1932. Pendidikan beliau di AMS

diselesaikan pada tahun 1930 saat usianya 22 tahun (Roziqin, dkk, 2009:

222).

Meskipun M. Natsir melanjutkan pendidikannya di sekolah

Belanda, yaitu dari A.M.S. Bandung. Tetapi dalam hidupnya sehari-hari,

hidup secara orang santrilah yang banyak menonjol pada dirinya. Kalau

berbicara di hadapan umum, tidak bersifat agitatif, menggeledek dan

mengguntur. Tetapi dengarkanlah ucapannya dengan tenang, kian lama

kian mendalam dan tidak akan membosankan. Karena semua berisi dan

terarah dan M. Natsir pun terbiasa dengan hal yang seperti itu maka tidak

akan terasa membosankan bagi dirinya (Rosyidi, 1990: 194).

Diawali dari sejak beliau menamatkan sekolahnya di HIS, M.

Natsir melanjutkan sekolahnya MULO di Padang dan AMS di Bandung

dengan mengambil jurusan sastra Barat dengan mengandalkan beasiswa.

Sehingga bisa dikatakan bahwa M. Natsir adalah seorang anak yang

cerdas.

Selain beliau mengikuti sekolah formal, beliau juga mengikuti

kursus guru diploma selama setahun, yaitu pada tahun 1931-1932. Karena

prestasinya yang gemilang, beliau juga pernah mendapatkan tawaran

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

22

beasiswa dari pemerintah Belanda untuk melanjutkan sekolahnya ke

Fakultas Hukum Jakarta dan Fakultas Ekonomi Rotterdam Belanda,

namun M. Natsir remaja menolaknya. M. Natsir remaja lebih tertarik

untuk terjun di dunia Pendidikan dan melakukan pembenahan serta

pembelaan kepada kaum yang tertindas (Roziqin. dkk, 2009: 224).

C. Karir Politik Mohammad Natsir

M. Natsir mulai aktif di bidang politik dengan melibatkan diri

sebagai anggota Persatuan Islam Indonesia (PII) cabang Bandung. Pada

tahun 1940-1942, Natsir menjabat ketua PII, dan pada tahun 1942-1945, ia

merangkap jabatan sebagai Kepala Biro Pendidikan Kota Jakarta yang

merupakan Perguruan Tinggi Islam pertama yang berdiri pasca

kemerdekaan.

Karir politik M. Natsir pasca kemerdekaan diawali sebagai anggota

Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang berlangsung dari tahun

1945-1946. Kemudian menjadi Menteri Penerangan Republik Indonesia

pada kabinet Syahrir ke-1 dan ke-2 serta kabinet Hatta ke-1. Dari tahun

1949 sampai 1958 ia diangkat menjadi ketua Masyumi, hingga partai ini

dibubarkan. Puncak karir Natsir dalam bidang politik terjadi ketika M.

Natsir diangkat sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia (1950-1951).

Dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 1955 M. Natsir terpelih menjadi

anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan dari tahun 1956-1957, ia

menjadi anggota Konstituante Republik Indonesia (Nata, 2005: 77).

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

23

Sebagai pemimpin politik Islam, M Natsir telah memberikan

seluruh tenaga dan fikirannya bagi kepentingan seluruh umat Islam di

Indonesia pada khususnya dan pada seluruh rakyat Indonesia pada

umumnya. Dengan munculnya pemikiran untuk menyatukan masing-

masing Negara bagian untuk bersatu kembali dalam Negara kesatuan RI.

Yang telah dibicarakan terlebih dahulu dalam Dewan Pimpinan Partai

Masyumi.

Setelah M. Natsir tidak digunakan lagi dalam pemerintahan,

bahkan partai Masyumi yang dipimpinnya dibubarkan karena perbedan

pandangan tentang Pemahaman Islam dengan Soekarno, dan juga

keinginan M. Natsir untuk menjadikan Islam sebagai dasar Negara. Pada

puncak konflik antara keduanya, Natsir juga melibatkan diri dalam

gerakan opososi, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)

di Sumatra. Tokoh-tokoh ini menyatakan bahwa pemerintahan Soekarno

telah menyeleweng dari Undang-Undang Dasar 1945, yang

mengakibatkan Natsir dan kawan-kawannya di tangkap dan dimasukkan

ke dalam penjara.

Ketika Pemerintahan Orde Baru muncul M. Natsir juga tidak di

berikan tempat untuk ikut memimpin negeri ini. Beliau tersingkir bukan

karena keraguan orang terhadap kredibilitas dan kemampuannya, akan

tetapi karena masalah ideologi pula yang menyebabkan pemerintahan

Orde Baru tidak menginginkannya.

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

24

Dalam keadaan yang demikian M. Natsir meneruskan

perjuangannya dengan menggunakan media dakwah yang dibentuknya

bersama Ulama di Jakarta, yaitu Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia (DDII). Sehingga menyebabkan hubungan Natsir dengan

Pemerintahan Orde Baru kurang harmonis. Kritiknya yang tajam

menyengat dan menunjuk langsung pada persoalan-persoalan yang

mendasar, tetap menjadi aktifitas rutinnya. Keberaniannya mengoreksi

Pemerintahan Orde Baru dan ikut menandatangani Petisi 50 pada tanggal 5

Mei 1980, menyebabkan M. Natsir dicekal ke luar negeri tanpa melewati

proses pengadilan. Pencekalan ini pun terus berlangsung tanpa ada proses

hukum yang jelas dari pemerintahan Orde Baru, dan ini berjalan hingga M.

Natsir dipanggil ke hadirat Allah SWT (Luth, 1999: 26).

Di kancah Internasional M. Natsir pada tahun 1956, bersama

Syekh Maulana Abul A‟la al-Maududi (Lahore) dan Abu Hasan an-

Nadawi (Lucknow), M. Natsir memimpin sidang Muktamar Alam Aslamy

di Damaskus. Ia juga menjabat wakil presiden kongres Islam sedunia. Ia

menerima penghargaan internasional berupa Bintang penghargaan dari

Tunisia dan yayasan Raja Faisal Arab Saudi (1980). Di dunia akademik, ia

menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Kebangsaan Islam

Lebanon (1967) dalam bidang sastra, dari Universitas kebangsaan

Malaysia dan Universitas Saint Teknologi Malaysia (1991) dalam bidang

pemikiran Islam.

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

25

D. Karya Ilmiah Mohammad Natsir

Meski aktif di dunia politik beliau adalah seorang cendekiawan

Muslim yang sangat produktif menulis. Baginya menulis adalah cara yang

sangat efektif untuk berjuang menegakkan kebenaran. Tulisan-tulisan itu

banyak terdapat di artikel-artikel, majalah, dan juga buku yang terkumpul

lebih dari berpuluh-puluh buku.

Dalam salah satu laporannya, Yusuf Abdullah Puar menyebutkan

ada 52 judul telah ditulis M. Natsir dalam berbagai kesempatan sejak

tahun 1930 di antaranya: (Puar, 1978: 4).

1. Agama dan Moral. Djakarta, Dewan Da‟wah Islamijah Indonesia

Perwakilan Djakarta Raya, 1972. 16 hal.

2. Berbahagialah Perintis...! Djakarta, Sinar Hudaya (dll), 1971. 26 hal.

3. Blibiophilisme in den Islam. Bandung, Pustaka Raya, 1941. 32 hal.

4. Bila doa tak dijawab lagi. Djakarta, Dewan DA‟wah Islamijah

Indonesia Pusat, 1971. 20 hal.

5. Capita Selecta. Dihimpun oleh D.P Sati Alimin. Tjet, ke-3. Djakarta,

Bulan Bintang, 1973 508 hal.

6. Khotbah Hari Raya. Djakarta, Kem. Agama, 1950. II 13 hal.

(Penjiaran Kem. Agama; no. 20).

7. Dapatkah dipisahkan politik dari Agama? (peringatan). Djakarta, dsb,

Mutiara, (1953). 32 hal.

8. Da‟wah dan Pembangunan. Djakarta, Dewan Da‟wah Islamijah

Indonesia, 1973. 22 hal

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

26

9. Di bawah Naungan Risalah, (Djakarta 1971).

10. Ikhtaru, Al-Khas Sabilani, Addi nu aw la dinu, (Jeddah:1971), buku

yang mengulas tentang konsistensi manusia sesudah beragama.

11. Dari mas ke masa (Djakarta:1975).

12. Fiqhud Dakwah, (Djakarta: DDII, t.t) cet. IV.

13. Bahaya Takut, Jakarta : Media Dakwah, 1991

14. Selamatkan Demokrasi Berdasarkan Jiwa Proklamasi dan UUD 1945,

(T.T.,: Forum Silaturrahmi 45, 1984).

15. Islam dan Akal Merdeka, (Jakarta: Media Dakwah, 1988) Cet. III.

16. Azaz Keyakinan kami Islam sebagai dasar Negara, (Pimpinan Fraksi

Masyumi dalam Konstituante, 1957).

17. Revolusi Indonesia, (Bandung: Pustaka Jihad, T.T.). 13. Demokrasi di

bawah Hukum, (Djakarta: Media Dakwah, 1987), cet I.

18. Pendidikan, Pengorbanan Kepemimpinan, Primordialisme, dan

Nostalgia, (Jakarta: Media Dakwah, 1987), cet. I.

19. Normalisasi Konstitusional, (Jakarta: Yayasan Kesadaran

Berkonstitusi, 1990).

20. Islam di Persimpangan Jalan, T.T.,

21. Mempersatukan Umat, (Jakarta: CV Samudra, 1983), cet. III.

22. Kebudayaan Islam dalam Persepektif Sejarah, (Jakarta: Girimukti

Pustaka, 1988).

23. Percakapan antara Generasi, Pesanan Perjuangan Seorang Bapak,

(Malaysia: Dewan Pustaka Islam, 1991).

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

27

24. Agama dan Negara, Falsafah Perjuangan Islam, (Medan: T.P, 1951).

25. The Role of Islam in the Promotion of National Resil-ience, (Jakarta:

T.P., 1976).

26. Membangun di Antara Tumpukan Puing dan Pertumbuhan, (Djakarta :

Kementrian).

27. Marilah Shalat, Jakarta : Media Dakwah. 1981.

28. Mencari Modus Vivendi antara Umat Beragama di Indonesia, Jakarta:

Media Dakwah, 1983).

29. Asas Keyakinan Agama Kami, (Jakarta: Dewan Da‟wah Islamiyah,

1984).

30. Kumpulan Khutbab Idul Fitri/Adha, (Jakarta: Media Dakwah, 1978).

31. The New Morality, (Surabaya: Perwakilan DDII, 1969).

32. Tinjauan Hidp, Widjaja, Djakarta, 1957.

33. Kom Tot Het Gebed (Marilah Shalat), (Djakarta: Media Dakwah,

1981).

34. Keragaman Hidup Antar Agama, Djakarta: Hudaya, 1970.

35. Hidupkan Kembali Idealisme dan Semangat Pengorbanan, Djakarta:

Bulan Bintang, 1970.

36. Gubahlah Dunia dengan Amlamu, Sinarlah Zaman dengan Imanmu,

Djakarta: Hudaya, 1970.

37. Kubu Pertahanan Mental dari Abab ke Abad, Surabaya: T.P., 1969.

38. Hendak ke mana Anak-anak Kita di bawa oleh PMP, (Djakarta: Panji

Masyarakat, 1402 H.).

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

28

39. Islam Mempunyai Sifat-sifat yang Sempurna untuk Dasar Negara,

(Djakarta: T.P., 1957).

40. Pandai-pandailah Bersyukur Nikmat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980).

41. Tolong Dengarkan Pula Suara Kami, Jakarta: Panji Masyarakat,

1982).

42. Islam dan Kristen di Indonesia, (Bandung: Pelajar Bulan Sabit, 1969).

43. Pancasila akan Hidup Subur Sekali dalam Pengakuan Islam, (Bangil:

T.P., 1982).

44. Cultur Islam, (Bandung: T.P., 1936).

45. Bersama H.A.M.K. Amarullah, Islam Sumbergia Bahagia, (Bandung:

Jajasan Djaja, 1953).

46. Dengan nama samaran A. Moechlis, dengan Islam ke Indonesia

Moelia, (Bandung: Persatuan Islam, Madjlis Penjiaran, 1940).

47. World of Islam Festival dalam Persepektif sejarah (Jakarta: Yayasan

Idayu, 1976.

48. Agama dan Negara dalam persepektif Islam (Kumpulan Karangan)

Jakarta: 1985.

49. Tempatkan Kembali Pancasila pada Kedudukannya yang

Konstuitusional, Jakarta: 1986.

50. Buku PMP dan Mutiara yang Hilang, (Jakarta: Panji Masyarakat,

1982).

51. Gauden Regels uit den Qur‟an, T.T.,

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

29

52. Some Observations Concering the Role of Islam in National and

International Affairs, (Ithaca New York: Departement of Far Eastern

Studies, Cornell University, 1954), Publishing XVI.

Namun tidak jelas apa yang dimaksud dengan 52 judul tulisan M.

Natsir tersebut, apakah itu judul yang telah di himpun menjadi buku atau

judul artikel lepas yang berada di berbagai media massa. Kalau betul ke-52

judul itu berupa buku yang telah tercetak, ini bisa dimengerti karena

berbagai buku M. Natsir itu isinya berupa kumpulan artikel-artikel, seperti

Kapita Selekta I dan II dan sebagainya. Akan tetapi, jika judul tersebut

juga termasuk tulisan lepas M. Natsir, menurut penulis, lebih dari itu buku

ataupun artikel yang telah dihasilkan oleh pikiran dan tangan M. Natsir.

E. Mohammad Natsir dan PERSIS (Persatuan Islam)

Dengan mengikuti organisasi Persatuan Islam (Persis) M. Natsir

mulai meniti karirnya sebagai negarawan dan pejuang Islam. Dengan

mendapatkan bimbingan dari Ahamad Hasan, yaitu salah satu tokoh dari

organisasi Persatuan Islam yang sangat berpegang teguh kepada Al-Qur‟an

dan sunnah, sehingga tidak heran jika M. Natsir mengikuti jejak beliau

untuk menegakkan syariat Islam dari yang beliau anggap penyimpangan,

seperti kurofat, taqlid dan bid‟ah.

Persis didirikan oleh Haji Zam Zam tanggal 12 September 1923 di

Bandung. Pendirian Persis ini sangat terlambat jika dibandingkan dengan

gerakan-gerakan modern Islam lainnya seperti Jami‟at Khoir (1905),

Persyarikatan Ulama (1911), Muhammadiyah (1912), Al-Irsyad (1913).

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

30

Memang, pada tahun 1913, di Bandung telah didirikan Sarekat Islam,

namun usaha pengikutnya dalam aktivitas keagamaan tidak tampak jelas,

karena pada umumnya mereka para saudagar. Dengan demikian kesadaran

atas keterlambatan ini merupakan salah satu pendorong untuk mendirikan

organisasi ini. Awal mula ide yang menjadi cikal bakalnya Persis ini

adalah dari diskusi-diskusi tidak resmi yang dilakukan oleh Haji Zam Zam

yang belakangan telah menjadi tokoh berdirinya Persis. Diskusi-diskusi

tidak resmi tersebut membahas bagaimana jawaban Islam terhadap

masalah-masalah yang sedang berkembang. Dengan menggunakan

kesempatan berkenduri, para jamaah yang dimotori oleh Haji Zam Zam itu

mencoba menjawab masalah-masalah khurafat, tahayul, bid‟ah dan taqlid,

yang menurut pengamatannya sedang merasuk jiwa dan alam pandangan

masyarakat pada waktu itu, diksi tersebut belum mendapat bentuk dan arah

yang jelas sebagai organisasi dakwah yang bisa digerakkan untuk

kepentingan dakwah Islam. Organisasi ini mendapat bentuk yang jelas

setelah bergabungnya Ahmad Hasan dan M. Natsir di dalamnya pada

tahun 1927. Ketertarikan Muhammad Hasan dan M. Natsir pada Persis tak

lepas dari jasa atau ajakan temannya, Fahrudin al-Khaeri, untuk

menghadiri pengajian dan pengajaran yang di lakukan oleh organisasi ini

(Luth, 1999: 31-32).

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

31

F. Sumbangan Mohammad Natsir Dalam Dunia Pendidikan

Beliau ikut serta dalam menyiapkan Sekolah Tinggi Islam di

Zaman Jepang, yang kemudian sekolah tersebut pada saat ini menjadi

Universitas Islam Indonesia (UII) yang terletak di Yogyakarta.

Dalam makalahnya Dr. Fadhullah Jamil mengatakan bahwa di

antara sumbangan Mohammad Natsir dalam dunia Pendidikan adalah ide

pendidikan yang bersifat integral, yaitu dengan berdirinya Universitas

Islam Antar Bangsa di Kuala Lumpur Malaysia yang mana dengan ini M.

Natsir berharap pendidikan Islam akan mengalami kemajuan yang sangat

signifikan dibanding pendidikan Islam di zaman lampau (Djaini, 1996:

108).

Pada masa-masa belanda M. Natsir jika kurikulum yang digunakan

di sekolah-sekolah belanda seperti HIS, MULO, AMS tidak memberikan

kesempatan kepda pelajar Muslim untuk memperdalam pengetahuannya

dalam soal agama khususnya agama Islam, bahkan malah memperdangkal

nya karena di sana yang ada hanya dituntut hanya untuk mempunyai

kecerdasan otak belaka. Bahkan dalam ilmu modern pun M. Natsir

menganggap belum begitu benar. Maka harus ada bentuk sekolah yang

mengajarkan ilmu-ilmu modern, tetapi juga mengajarkan agama Islam

kepada para pelajar supaya ketika terjun kedalam masyarakat mereka

menjadi muslim yang tahu harga diri dan kukuh tegak prinsipnya dalam

menghadapi tantangan di dunia modern dan tidak hanya menjadi korban

bangsa asing.

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

32

M. Natsir mengomentari pendidikan di Taman Siswa yang

didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara, cabangnya yang ada di Bandung,

yang menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa, tetapi dia mendapat

kesan paham ajarannya terlalu bersifat Jawa. Mereka terlalu memuja-muja

dan membesar-besarkan kebudayaan Jawa yang kesannya makah ke-

Hinduan, yang tidak pula di kaitkan dengan agama Islam, kendati raja-raja

Jawa di gelari Sultan, tetapi lebih banyak dihubungkan dengan ke-

Hinduan. Hubungannya yang mesra terhadap “Kaum Kebangsaan”

menyebabkan sering juga timbulnya sikap yang merendahkan dan

menyinggung perasaan orang Islam. Di sekolah itu ajaran Islam memang

tidak diajarkan, melainkan ada didikan budi pekerti yang bersumber

kepada etika Jawa dan ke-Hinduan yang mana pada saat itu M. Natsir

tidak ingin pendidikan Islam dinodai dengan etika Jawa dan ke-Hinduan

(Rosyidi, 1990: 159-160).

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

33

BAB III

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

A. Konsep Pendidikan Secara Umum

Konsep berarti “rancangan, ide atau pengertian diabstraksikan dari

peristiwa kongrit, dan pendidikan sebagai usaha membina dan

mengembangkan pribadi manusia, secara aspek rohaniah serta jasmaniyah,

juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena itu, suatu kematangan

yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan, baru dapat tercapai

bilamana pendidikan berlangsung melalui proses ke arah tujuan akhir

perkembangan atau pertumbuhan yang lebih baik. Akan tetapi suatu proses

yang diinginkan dalam usaha kependidikan adalah proses yang terarah dan

bertujuan, yaitu mengarahkan anak didik kepada titik optimal kemampuan

yang ada pada dirinya, sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah

terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual

dan sosial (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998: 205).

Di dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pasal 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, dan pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Bahkan pengertian pendidikan lebih luas cakupannya sebagai aktivitas dan

fenomena.

Arti pendidikan menurut UU RI No. 20 tahun 2003: “Pendidikan

adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

34

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Dari beberapa pengertian pendidikan di atas, maka dapat

dirumuskan apa yang dimaksud dengan pendidikan adalah transformasi

pengetahuan, budaya sekaligus nilai-nilai yang berkembang pada suatu

generasi agar dapat ditransformasikan kepada generasi berikutnya untuk

menjadi pribadi yang siap terjun ke masyarakat, serta menjadi orang yang

bisa bermanfaat bagi orang sekitarnya. Seperti kata pepatah “indahnya

hidup bukan dilihat dari seberapa banyak orang yang kita kenal, akan

tetapi seberapa banyak orang yang bahagia karena mengenal kita”.

Indonesia secara umum mengenal dua model sistem pendidikan,

pertama model pendidikan nasional dan model pendidikan lokal. Model

pedidikan nasional artinya sistem pendidikan yang menganut kurikulum,

penilaian, pengawasan, dan untuk mengukur taraf pendidikan bangsa ini

dikelola dan diawasi oleh negara. Sedangkan pendidikan lokal merupakan

pendidikan yang dikembangkan oleh individu-individu masyarakat baik

kurikulum, sistem penilaian bahkan evaluasinya. Dalam kaitan dengan

pengertian ini, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan secara umum

dibagi antara pendidikan formal yang diselenggarakan oleh negara dan

pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh pesantren (Achmadi,

1992: 46)

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

35

Dalam SK Mendiknas No. 008-E/U/1975 disebutkan bahwa

pendidikan umum ialah pendidikan yang bersifat umum, yang wajib

diikuti oleh semua siswa dan mencakup progam pendidikan moral

Pancasila yang berfungsi bagi pembinaan warga negara yang baik. Konsep

pendidikan umum mempunyai beberapa tujuan:

1. Membiasakan siswa berpikir objektif, kritis, dan terbuka.

2. Memberikan pandangan tentang berbagai jenis nilai hidup seperti

kebenaran, keindahan, dan kebaikan.

3. Menjadi manusia yang sadar akan dirinya sebagai makhluk, sebagai

manusia, sebagai pria dan wanita serta sebagai warga negara yang

berhak akan pendidikan.

4. Mampu menghadapi tugasnya, bukan saja karena menguasai bidang

profesinya, tapi karena mampu mengadakan bimbingan dan hubungan

sosial yang baik dalam lingkungannya.

Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah

yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta

didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: sekolah

dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, bahkan

perguruan tinggi sekalipun.

Dalam peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang

pendidikan dasar, pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan dasar adalah

pendidikan umum yang lamanya 9 tahun, diselenggarakan selama 6 tahun

di sekolah dasar, dan 3 tahun di sekolah menengah pertama. Secara umum

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

36

sistem pendidikan nasional cenderung menerapkan ilmu-ilmu praktis yang

berkaitan dengan pengelolaan dunia (Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia, 1990: 28).

B. Konsep Pendidikan Menurut M. Natsir

M. Natsir ingin mengkonsep pendidikan yang universal integral

dan harmonis di satu sisi memang hasil ijtihad dan renungan yang ia gali

langsung dari Al-Qur‟an dan Hadis, serta tulisan-tulisan berbagai majalah

dan surat kabar, dan dalam konteks yang berbeda-beda, di samping juga

ada kutipan ceramah (Roziqin, dkk, 2009: 81).

Akan tetapi di sisi lain adalah karena reaksi dan refleksi dari

kenyataan historis sosiologis yang ia temui yakni di mana konsep itu

sendiri secara empiris sudah dilaksanakan di masa klasik tetapi ternyata

sekarang tidak ditemukan lagi dalam masyarakat Islam di mana-mana.

Akibat dunia Islam berada dalam dunia kegelapan karena didominasi oleh

pemikiran tasawuf dan berada dalam penjajahan barat selama berabad-

abad, maka konsep-kensep yang terpakai adalah yang sebaliknya, yang

ditemukan bukanlah yang universal, integral dan harmonis, tetapi konsep

yang berbeda dan tidak harmonis karena keikutsertaan masyarakat yang

sedikit. M. Natsir juga memandang Islam bukan agama dalam pengertian

sempit melainkan sebagai ajaran tentang tata hubungan antara manusia

dengan tuhan (Hablumminallah), pandangan hidup sekaligus jalan hidup

(A. Azra, 1999: 44).

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

37

M. Natsir mengemukakan konsep pendidikan yaitu: universal,

harmonis dan integral. Pendidikan integralistik tersebut berdasarkan

tauhid, dan bertujuan menjadikan manusia yang mengabdikan diri pada

Allah dari arti yang seluas-luasnya, dengan misi mencari kebahagian hidup

di dunia dan akhirat. Dalam suatu tulisan, M. Natsir membagi

keseimbangan dalam Islam meliputi: satu keseimbangan antara kehidupan

duniawi dan ukhrawi, kedua keseimbangan antara badan dan roh, ketiga

keseimbangan antara individu dan masyarakat. M. Natsir berusaha

mengembangkan semua aspek dan daya yang ada pada manusia secara

seimbang.

Pendidikan Islam mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan SDM. Secara ideal pendidikan Islam berfungsi untuk

menyiapkan SDM yang berkualitas tinggi baik terhadap penguasaan

terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam hal karakter,

sikap moral dan pengahayatan dan pengamalan ajaran agama, hal ini

sesuai dengan ciri pendidikan agama. Pendidikan Islam yang integral tidak

mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Intinya, pendidikan

Islam berfungsi membina dan menyiapkan anak didik yang berilmu,

berteknologi, berketerampilan tinggi, sekaligus beriman, bertaqwa serta

beramal saleh.

Dalam kerangka perwujudan fungsi idealnya untuk meningkatkan

kualitas pemikiran manusia, maka sistem pendidikan Islam haruslah

senantiasa mengorientasikan kepada kebutuhan jasmani dan rohani serta

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

38

tantangan dari bangsa barat dan kemajuan teknologi yang muncul dalam

masyarakat kita sebagai konsekuensi untuk meningkatkan SDM yang

berkualitas agar dapat bersaing di zaman selanjutnya. Dengan demikian

menurut penulis tidak dak ada alternatif lain, kecuali penyiapan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, meguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi serta keahlian dan keterampilan.

Di Indonesia, melihat jelas kaitan antara peningkatan kondisi

ekonomi masyarakat dengan demikian baiknya ekonomi pada masyarakat,

semakin banyak pula dibangun rumah-rumah ibadah, dan juga banyak

masyarakat yang menunaikan ibadah haji, maka kurikulum pendidikan

Islam jelas selain harus berorientasi kepada pembinaan dan pengembangan

nilai-nilai agama, seperti yang selama ini dilakukan, kini harus pula

diberikan penekanan khusus pada penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dengan kata lain, setiap materi yang diberikan kapada anak

didik harus memenuhi dua tantangan pokok tadi, yaitu penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dan penanaman ajaran agama.

Diharapkan dengan jalan ini, pendidikan Islam bisa fungsional

dalam menyiapkan dan membina SDM, yang menguasai iptek dan

memiliki pendidikan agama yang mumpuni untuk menyiarkan agama

kepada masyarakat yang lain, pendidikan Islam hingga saat ini sering

terlambat merumuskan diri untuk merespon perubahan dan kecendrungan

perkembangan sekarang dan masa yang akan datang.

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

39

Sistem pendidikan Islam kebanyakan masih lebih cenderung

mengorientasikan diri pada bidang-bidang humaniora dan ilmu-ilmu sosial

ketimbang ilmu-ilmu umum semacam fisika, kimia, biologi dan

matematika. Ilmu-ilmu umum ini belum mendapat apresiasi dan tempat

yang sepatutnya dalam sistem pendidian Islam, padahal ilmu-ilmu ini

mutlak diperlukan dalam pengembangan teknologi, selain itu, sebagain

besar sistem pendidikan Islam belum dikelola secara profesional,

akibatnya sering kalah bersaing dalam banyak segi dengan sub-sistem

pendidikan nasional yang diselenggarakan sekelompok masyarakat lain

(Roqib, 2009: 40).

Bukan sebuah rahasia, bahwa citra dan gengsi lembaga pendidikan

Islam sering dipandang lebih rendah dipandingkan dengan sistem

pendidikan yang diselenggarakan pihak-pihak lain. Karena, sudah saatnya

untuk lebih serius menangani pembaharuan dan pengembangan sistem

penididikan Islam, selama ini pembaharuan dan peningkatan sistem

pendidikan Islam sering bersifat sepotong-sepotong dan tidak menyeluruh,

maka tidak terjadi perubahan yang esensial dalam sistem pendidikan Islam

apabila tetap cenderung berorientasi ke masa silam ketimbang berorientasi

ke masa depan (Drajat, 2012: 88).

Melihat dari konsep yang dipegang oleh M. Natsir, bahwa

kemajuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam tidaklah diukur

dengan penguasaan atau dengan supremasi atas segala kepentingan

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

40

duniawi saja, akan tetapi dengan melihat sampai di mana kehidupan

duniawi memberikan aset untuk kehidupan kelak.

M. Natsir, dalam pandangannya menegaskan bahwa pandidikan

Islam yang integral tidak mengenal adanya pemisahan antara ilmu umum

dan ilmu agama, penyatuan kedua sistem pendidikan adalah tuntunan

akidah Islam, dalam ajaran Islam ada dua hukum yang mengatur

kehidupan manusia yaitu; sunnatullah dan dinnullah.

Hukum-hukum yang mengenai alam fisik dinamai sunnatullah,

sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia

telah ditentukan pula dalam ajaran agama dinamakan dinullah. Studi

mengenai alam fisik atau studi tentang ayat Al-Kauniyah, dilakukan dalam

ilmu seperti fisika, geografi, geologi, biologi dan sebagainya untuk

mempelajari alam semesta agar manusia dapat mendalami kebesaran Allah

melalui tata surya dan segala ciptaan-Nya, sedangkan tentang tata

kehidupan manusia berupa pengembangan pengetahuan dari ayat-ayat

yang berupa Tanziliyah, yang meliputi pedoman hidup manusia yang

dilakukan dalam bidang ilmu politiik, hukum, sosiologi, psikologi, ilmu

ekonomi, antropologi dan sebagainya, yang tercakup dalam ilmu-ilmu

sosial dan humanitas (Ramayulis, 2005: 338).

Dengan demikian menurut M. Natsir semua cabang ilmu termasuk

ilmu umum dan ilmu agama yang merupakan studi yang bersumber dari

Allah asal didasari dan dilakukan dalam rangka pemahaman ilmu

pengetahuan, dan apabila dalam pengembangan ilmu pengetahuan

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

41

nantinya terdapat perbedaan atau pertentangan antara hasil penelitian

ilmiah dengan wahyu Allah tentu terjadi, berarti dalam hal ini

penyelidikan ilmiah belum mencapai pada kebenaran ilmiah yang

obyektif, atau kita belum mampu memahami ayat yang menyangkut objek

penelitian.

Oleh karena itu semua ilmu-ilmu tersebut harus dipelajari dalam

lebaga pendidikan Islam, pendidikan yang dirumuskan M. Natsir adalah

pendidikan yang integral, yang dijabarkan dalam suatu sistem pendidikan

yang universal, harmonis, dan integral. Pendidkan integralistik tersebut

didasarkan tauhid, yang bertujuan untuk menjadikan manusia yang

mengabdikan diri kepada Allah yang dalam arti yang seluas-luasnya

dengan misi kebahagian dunia akhirat. Dapatlah dianggap pendidikan

masa lalu sebagai kelanjutan sejarah pendidikan sampai sekarang (M.

Natsir, 1954: 169).

Pendidikan adalah proses yang sangat penting di dalam kehidupan

manusia, melalui pendidikan, setiap manusia belajar seluruh hal yang

belum mereka ketahui, bahkan dengan pendidikan seorang manusia dapat

menguasai dunia dan tidak terikat lagi oleh batas-batas yang membatasi

dirinya. Pendidikan melahirkan seorang yang berilmu, yang dapat menjadi

khalifah Allah di bumi ini, seperti diungkapkan oleh M. „Abduh, seorang

tokoh pembaharu muslim terkenal, bahwa pendidikan adalah hal

terpenting dalam kehidupan manusia dan dapat merubah segala sesuatu

(Nata. 2005: 74).

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

42

Karakteristik yang khas dari kemanusiaannya ialah iman dan ilmu

(sains). Manusia mempunyai kecenderungan untuk menuju “ke arah

kebenaran-kebenaran dan wujud-wujud suci”. Manusia tidak bisa hidup

tanpa mensucikan dan memuja sesuatu”. Tetapi manusia juga memiliki

kecenderungan untuk memahami alam semesta, untuk “menjelajah tempat-

tempat yang berada di luar lingkungannya, seperti planet-planet lain dan

juga tentang masa lampau dan masa depan”. Oleh karena itu, penulis

menyimpulkan bahwa perbedaan yang paling penting dan mendasar antara

manusia dan makhluk-makhluk lainnya terletak pada iman dan ilmu

pengetahuan yang merupakan kriteria kemanusiaan.

C. Peran dan Fungsi Pendidikan Islam

Dalam hubungan ini paling kurang terdapat enam rumusan yang

dimajukan M. Natsir.

1. Pendidikan harus berperan sebagai sarana untuk memimpin dan

membimbing agar manusia yang dikenakan sasaran pendidikan tersebut

dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

secara sempurna.

2. Pendidikan harus diarahkan untuk menjadikan anak didik memiliki

sifat-sifat kemanusiaan dan mencapai akhlaq al-karimah yang

sempurna.

3. Pendidikan harus berperan sebagai sarana untuk menghasilkan manusia

yang jujur dan benar (bukan pribadi yang berpura-pura).

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

43

4. Pendidikan agar berperan membawa manusia agar dapat mencapai

tujuan hidupnya, yaitu menjadi hamba Allah SWT.

5. Pendidikan harus dapat menjadikan manusia yang dalam segala

perilaku atau interaksi vertikal maupun horisontal selalu menjadi

rahmat bagi seluruh alam.

6. Pendidikan harus benar-benar mendorong sifat-sifat kesempurnaan dan

bukan sebaliknya, yaitu menghilangkan dan menyesatkan sifat-sifat

kemanusiaan (Nata, 2005: 81).

D. Tujuan Pendidikan

1. Tujuan Pendidikan Umum

Dalam rumusan tujuan pendidikan dirancang tujuan serta

jenjang persekolahan (pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi) jenjang pendidikan

dasar sesuai dengan UU sistem pendidikan nasional No. II tahun 1989

terdiri dari sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat pertama. Tujuan

setiap jenjang biasa disebut tujuan institusional, dan ini dikembangkan

tujuan kurikulum setiap jenis sekolah pada suatu jenjang.

a. Tujuan pendidikan pra-sekolah bertujuan untuk membantu

meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan

keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik untuk

mempertumbuh serta memperkembang ke proses selanjutnya.

b. Tujuan pendidikan dasar memberi bekal kemampuan dasar kepada

peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

44

anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan

menengah.

c. Tujuan pendidikan menengah bertujuan meningkatkan kemampuan

siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan

timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan sekitarnya.

d. Tujuan pendidikan tinggi: Pertama, menyiapkan peserta didik

menjadi anggota masyarakat yang berkembang akademik dan

profesional yang dapat menerapkan atau menciptakan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kedua,

mengembangkan dan menyebarkan pengetahuan, teknologi atau

kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan

kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan sosial.

Dari rumusan tujuan pendidikan di atas dapat disimak bahwa

tujuan ini merupakan penjabaran dari tujuan yang lebih khusus

yang di sesuaikan perkembangan peserta didik kepada institusinya

dan lebih profesional (Ahmadi, 1991: 46).

2. Tujuan Pendidikan Islam

Sudah sering kita dengar kalau orang di luar sana bertanya

kepada pemimpin-pemimpin sekolah agama kita, dari Sabang sampai

Merauke, dari Balikpapan sampai Cilacap, dari kota-kota yang besar

sampai kedusun-dusun: “Apakah dasar dan cita-cita dari pendidikan

yang tuan berikan?”, maka sudah tentu akan mendapat jawaban,

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

45

pendek ataupun panjang, dapat disimpulkan dengan: “Dasar

pendidikan kami ialah Tuhid, yang tersimpul dalam dua kalimah

syahadat”. Tauhid, yang menjadi pokok dari kemerdekaan dan

kekuatan rohani, dasar dari kemajuan dan kecerdasan manusia. Tujuan

pendidikan adalah mendidik anak-anak, agar sanggup memenuhi

syarat-syarat penghidupan manusia sebagai yang tersimpul dalam

kalam Allah:

Artinya: “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah

kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu

melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat

baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,

kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan”(Q.S. Al-Qoshos : 76).

Dari itu diharapkan supaya peserta didik dapat memenuhi

kewajiban-kewajiban yang diperlukan untuk mencapai tingkat “hamba

Allah”, yakni setinggi-tinggi derajat yang menjadi tujuan bagi setiap

manusia menurut keyakinan Muslimin, sebagaimana yang terlukis

dalam firman Allah:

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

46

Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S. Adz-Dzariyat : 56)

Begitulah jawaban yang akan kita dengar lebih kurang, di

segenap perguruan-perguruan kita yang berdasar Islam (M. Natsir,

1954: 105).

Untuk lebih jelasnya dalam memaparkan tentang tujuan

pendidikan menurut M. Natsir, penullis terangkan sedikit mengenai

pendidikan itu sendiri. Menurut Natsir pendidikan ialah suatu

pimpinan jasmani dan rohani yang menuju kepada kesempurnaan dan

lengkapnya sifat-sifat kemanusiaan dengan arti yang sesungguhnya.

Kaitannya dalam menjelaskan tujuan pendidikan Islam, Natsir

terlebih dahulu menyarankan agar mengetahuai apa yang menjadi

tujuan hidup kita di dunia?. Natsir mengutip dalam Al-Qur‟an bahwa

manusia diciptakan oleh Allah tidak lain adalah untuk menyembah

kepada Allah. Menurut M. Natsir, tujuan pendidikan pada hakikatnya

adalah merealisasikan idealisme Islam yang pada intinya adalah

menghasilkan manusia yang berperilaku Islami, yaitu manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak

yang harus ditaati.

Ketaatan kepada Allah yang mutlak itu mangandung makna

menyerahkan diri secara total kepada Allah, menjadikan manusia

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

47

menghambakan diri hanya kepada Allah, itulah tujuan hidup manusia

di atas dunia, dan itulah tujuan pendidikan yang harus kita berikan

kepada anak-anak kita kaum muslimin, yang bercahaya yang harus

memberi suara kepada tiap-tiap pendidik muslimin dalam

mengemudikan perahu pendidikannya supaya peserta didik berlabuh

ke arah yang lebih baik (Rosyidi, 1990: 175-176).

Konferensi International pertama tentang pendidikan Islam di

Mekkah tahun 1977 merumuskan tujuan pendidikan Islam sebagai

berikut: “Pendidikan betujuan mencapai pertumbuhan keperibadian

manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa,

intelek, dari manusia yang rasional; perasaan dan indera. Karena itu

pendidikan harus mencakup pertumbuhan manusia dalam segala

aspeknya: spiritual, intlektual, imajinatif, fisik, ilmiah, bahasa, baik

secara individual maupun secara kolektif, dan mendorong semua

aspek ini kearah kebaikan dan mencapai kesempurnaan. Tujuan akhir

pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang

sempurna kepada Allah baik secara pribadi, komunitas, maupun

seluruh umat manusia“ (Azra, 1999: 57).

Selanjutnya M. Natsir mengatakan bahwa apabila manusia telah

menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah, berarti ia telah berada

dalam dimensi kehidupan yang mensejahterakan di dunia dan

membahagiakan di akhirat. Menurut Natsir, dalam menetapkan tujuan

pendidikan Islam, hendaknya mempertimbangkan posisi manusia

sebagai ciptaan Allah yang terbaik dan sebagai kholifah di muka bumi

(Nata, 2005: 82-83).

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

48

E. Landasan Pendidikan Islam Menurut M. Natsir

1. Tauhid Sebagai Dasar Pendidikan Islam

Semua umat manusia wajib bersyukur kepada Allah yang telah

memberikan nikmat yang paling berharga, yaitu kenikmatan yang

membedakan antara orang-orang Islam dengan orang-orang yang yang

tidak memiliki agama alias Ateis dan agama-agama lain selain Islam,

yaitu hidayah yang telah diberikan Allah kepada kita semua, yang

semoga sampai kita meninggal dunia tetap dalam keadaan Islam, yang

akhir dari ucapan kita adalah dua kalimah syahadat amin.

Ajaran Allah dalam Al-Qur‟an melalui hikmah yang di

contohkan oleh Allah melalui Nabi Muhammad SAW, yang

memerintahkan kita untuk mendidik kepada anak pertama kali adalah

agar anak tersebut jangan sekali-kali menyekutukan Allah.

Nabi Muhammad SAW telah menerangkan bahwa ketika anak

dilahirkan ke dunia, orangtuanyalah yang akan menjadikan mereka

agama Yahudi, Nasrani atau Majusi. Maka sangatlah penting bagi

para orangtua untuk sejak dini dalam mengajarkan anaknya tentang

tauhid dan hal-hal yang dapat mengeluarkan anak tersebut dari berbuat

syirik atau menyekutukan Allah, yang bentuknya sangat banyak dan

bermacam-macam.

Mengenalkan Tuhan, mentauhidkan Tuhan, mempercayai dan

menyerahkan diri kepada Tuhan, tak dapat tidak harus menjadi dasar

bagi tiap-tiap pendidikan yang hendak diberikan kepada generasi yang

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

49

kita latih, jikalau kita sebagai guru ataupun sebagai ibu dan bapak,

betul-betul cinta kepada anak-anak yang telah dipetaruhkan Allah

kepada kita itu maka ajaran tauhidlah yang harus menjadi dasar untuk

anak itu (M. Natsir, 1954: 142).

Ketika membahas tentang tauhid, Natsir sering kali

mencontohkan kepada kita tentang seorang yang bernama Paul

Ehrenfest. Dia adalah seorang terpelajar, seorang intelektual, berasal

dari keluarga yang baik, dan beliau adalah seorang yang terkenal

dengan budi pekertinya yang baik, karena tidak pernah terdengar

melakukan pekerjaan yang tercela.

Kenapa sekarang ia melakukan suatu berbuatan yang lebih buas

dan ganas dari sifatnya perbuatan seorang penjahat, membunuh anak

sendiri, dan setelah itu membunuh dirinya sendiri?.

Dari suatu surat yang ditinggalkan untuk teman sejawatnya

yang paling dekat, yakni Prof. Kohnstamm itu nyata, bahwa perbuatan

yang menewaskan dua jiwa itu bukan suatu pekerjaan terburu nafsu,

melainkan suatu perbuatan yang difikir lama, berasal dari suatu

perjuangan rohani yang telah mendalam, yang tak dapat diselesaikan

dengan lautan ilmu yang ada pada dirinya saat itu, karena ia tidak

memiliki agama dan Tuhan untuk ia bersandar ketika sedang banyak

masalah datang menerpa (M. Natsir, 1954: 140).

Pidato beliau pada rapat Persatuan Islam di Bogor, 17 juni

1934, dengan judul “Idiologi Didikan Islam” maupun tulisan beliau di

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

50

Pedoman Masyarakat tiga tahun kemudian (1937). Dengan judul

“Tauhid Sebagai Dasar Didikan” dengan jelas dan gamblang sekali

untuk menggariskan ideologi pendidikan umat Islam yang harus

bertitik tumpu dan berorientasi kepada kata Tauhid, yang bersimpul

dalam dua kalimah syahadah itu (Djaini, 1996: 100).

Pentingnya tauhid sebagai dasar pendidikan ini menurut M.

Natsir barhubungan erat dengan akhlak yang mulia. Tauhid dapat

terlihat dari manifestasinya pada kepribadian yang mulia seperti yang

dirumuskan dalam tujuan pendidikan. Yaitu pribadi yang memiliki

keikhlasan, kejujuran, keberanian, dan tanggung jawab untuk

melaksanakan tugas atau kewajiban yang diyakini kebenarannya

(Nata, 2005:86).

Selain itu juga M. Natsir mengisahkan tentang kisah Ismail

yang rela disembelih oleh bapaknya sendiri kalau memang itu adalah

perintah Allah. Sehinnga Allah menurunkan kambing untuk di

sembelih menggantikan Ismail, yang sering dilakukan umat Islam

ketika hari raya Idul Adha dan tiga hari setelahnya.

M. Natsir menyarankan kepada kita bahwa landasan

pendidikan bagi umat Islam sebagai butir dari berbagai butir dalam

sistem pendidikan, adalah Tauhid. Keyakinan akan keesaan Allah

akan menempa ketangguhan pribadi seseorang dalam melaksanakan

tugas kemanusiaannya sebagai hamba Allah lewat ujian hidup yang

dialami setiap insan manusia, yang beribadah kepada-Nya maupun

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

51

yang tidak beribadah kepada-Nya sebagai makhluk sosial, yang

mampu melaksanakan kewajiban dengan penuh tanggung jawab demi

kepentingan pribadi maupun masyarakat. Tauhid pada hakikatnya

adalah landasan seluruh aspek kehidupan manusia dalam

melaksanakan ibadah kepada Allah SWT (Djaini, 1996: 89).

Hubungan manusia dan sesama makhluk dapat diadakan kapan

saja waktunya. Akan tetapi hubungan dengan Ilahi tidaklah boleh

dinanti-nantikan setelah besar atau berumur lanjut karena hubungan

dengan Allah harus di latih sejak kecil agar selalu terbiasa dan

senantiasa ingat kepada Allah.

Maka berbahagialah seorang anak apabila ia mempunyai

seorang bapak yang tahu menanamkan tauhid dalam sanubarinya

sedari kecilnya. Akan terpelihara ia dari malapetaka, karena senantiasa

ada hubungan kepada khalik yang menjadikannya, serta

mengutamakan mu‟amalah dengan sesama makhluk. Itulah dua syarat

yang tak dapat tidak harus dipakai supaya mendapat keselamatan dan

kebahagiaan hidup, lahir dan batin seseorang (M. Natsir, 1954: 143).

2. Pendidikan Akhlak

Akhlak adalah sikap yang terpuji yang harus dimiliki oleh

seorang guru. Kemudian ia memerintahkan kepada murid-muridnya

untuk berakhlak baik. Ucapan yang baik, senyuman, dan raut muka

yang berseri dapat menghilangkan jarak yang membatasi antara

seorang guru dengan muridnya. Sikap kasih dan sayang, serta

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

52

kelapangan hati seorang pendidik akan dapat menangani kebodohan

seorang murid .

Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy‟ari berkata dalam

bukunya, kebanyakan orang meremehkan akan pentingnya pendidikan

akhlak, mereka beranggapan bahwa pendidikan akhlak cuma berputar

pada kesopanan saja. Padahal jika kita telusuri sangat banyak sekali

cabang-cabang yang terdapat dalam pendidikan akhlak, bahkan saking

pentingnya Rasulullah diutus kedunia tidak lain adalah untuk

menyempurnakan akhlak manusia, dalam agama Islam pendidikan

akhlak mengajarkan tentang bekerja dengan giat, rajin, optimis,

toleransi, tidak boleh curang dan sebagainya. Jadi bisa disimpulkan

jika seseorang guru memiliki akhlak yang baik maka anak didiknya

juga akan memiliki kecerdasan yang baik pula (H. Asy‟ari, 2018: 57).

Pernah diadakan penelitian pada salah satu pendidikan dasar di

Negara liberal, tentang pendidikan yang diperoleh anak-anak didik di

Negara tersebut. Salah satu yang sangat mengesankan tentang sistem

pendidikan di sana adalah, guru-guru lebih memperhatikan dan

mengutamakan anak didik mereka yang pandai dalam mengantre

ketika menyebrang daripada pandai dalam pelajaran matematika atau

pelajaran geografi atau pelajaran umum lainnya. Salah satu dari guru

mengatakan bahwa mengajari anak untuk dapat mengantre dengan

baik lebih sulit dibandingkan mengajari anak untuk pandai dalam

pelajaran matematika maupun geografi ataupun lainnya, untuk

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

53

mengajari anak belajar mengantre bisa memerlukan waktu sampai

lima belas tahun lebih, akan tetapi anak dapat pandai dalam

matematika ataupun geografi cuma dengan belajar beberapa bulan

saja, menurut penulis pendidikan akhlak harus berada diurutan nomor

satu sebelum ilmu yang lain karena pendidikan akhlak itu sangat

penting bagi berkelanjutnya hidup seorang pendidik maupun peserta

didik untuk hidup dilingkungan masyarakat yang menjunjung tinggi

sebuah akhlak.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa adab atau akhlak lebih

utama daripada ilmu karena akhlak dapat menuntun manusia ke arah

yang lebih baik namun ilmu belum tentu bisa membawa perubahan

yang baik bagi diri manusia.

Dalam wawancara dengan A. Bachruddin tentang kosep

pendidikan Islam M. Natsir tidak jauh beda dengan yang sudah di

jelaskan oleh para pakar tentang M. Natsir diantara hasil wawancara:

1. M. Natsir tidak setuju dengan pemikiran barat yang hanya

bertumpu pada olah pikir (kecerdasan otak), karena M. Natsir

ingin menyatukan antara pendidikan moral dan kecerdasan

menjadi satu sehingga seseorang disamping otaknya cerdas tetapi

juga mempunyai moralitas yang tinggi, maka ia mendirikan

pesantren persis di jawa barat yang mempunyai kurikulum yang di

buat oleh M. Natsir yang mana diharapkan para santri selain punya

ilmu yang memadai juga punya moralitas yang tinggi.

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

54

2. Pendidikan keterampilan, sehingga setelah menyelesaikan

mempunyai keterampilan yang hebat sehingga tidak

mengandalkan pemerintah semata sehingga punya bekal untuk

kehidupan di masa depan.

3. Pendidikan akidah yang kuat, yang bisa di lihat dalam koreksi M.

Natsir dalam masa pemerintahan orde baru berkaitan tentang

Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di mana konsep Pendidikan

Moral Pancasila yang di istilahkan pemerintah itu cenderung

dinilai oleh M. Natsir terjadi pendangkalan akidah karena

menyamakan semua agama, yang tercantum dalam buku M. Natsir

dakwah dan pemikiran yang salah satunya berbunyi “sebagai

makhluk beragama “wajib” berdoa semoga yang meninggal

diampuni dan diterima Tuhan yang Maha Esa” setelah dikoreksi

oleh M. Natsir, kata “wajib” menjadi “sebaiknya”.

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

55

BAB IV

PENDIDIKAN ISLAM KONTEMPORER

A. Analisis Konsep M. Natsir

1. Konsep Pendidikan M. Natsir

Konsep pendidikan yang diusung oleh M. Natsir yang terkenal

adalah konsep pendidikan yang Integral, Harmonis dan Universal.

a. Integral

Pendidikan yang integral adalah pendidikan yang memadukan

intelektual, moral dan spiritual. Bisa juga pendidikan integral

adalah sebuah pendidikan yang mencakup diri manusia antara

jasmani dan rohani. Memiliki ilmu adalah syarat untuk menjadi

hamba Allah dalam perjalanannya sebagai khalifah di bumi.

Pengetahuan dan teknologi merupakan alat, baik yang berkaitan

dengan perintah Allah secara langsung maupun hubungannya

dengan interaksi sosial dengan makhluk Allah yang lain.

Pendidikan integral dapat dicontohkan dalam sistem madrasah

dimana madrasah merupakan sistem yang selain mendidik para

peserta didik untuk menjadi orang yang kuat Ismlamnya, juga

mendidik agar mereka memiliki pengetahuan keduniawian sebagai

bekal untuk memperolah profesi dalam sistem kehidupan modern,

tentu hal ini sangat bermanfaat dan masih relevan dengan kondisi

masyarakat Indonesia saat ini.

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

56

b. Harmonis

Pendidikan yang harmonis adalah menyelaraskan seluruh

potensi peserta didik. Sebagaiman dikatakan oleh M. Natsir bahwa

pendidikan adalah pimpinan jasmani dan rohani yang menuju

kepada kesempurnaan dan lengkapnya sifat-sifat kemanusiaan yang

sesungguhnya. Pendidikan bukanlah sekedar transfer ilmu

pengetahuan melainkan sebuah upaya menuju kematangan otak

atau persediaan rohani yang cukup untuk berfikir dalam ilmu

pengetahuan.

M. Natsir menjelaskan bahwa Islam menyuruh agar manusia

menggunakan akal untuk menyelidiki kebenaran dari Al-Qur‟an

dan melarang untuk berbuat taklid buta.

c. Universal

Dalam tulisannya, M. Natsir mengatakan bahwa “kemunduran

dan kemajuan itu tidak bergantung kepada ketimuran atau

kebaratan, tidak bergantung pula pada putih, kuning atau hitamnya

warna kulit, namun bergantung kepada ada atau tidaknya SDM

yang memadai dan layak untuk menduduki tempat yang mulia di

dunia ini tanpa harus menjatuhkan yang lainnya”.

Dari pandangan di atas dapat penulis simpulkan bahwa

pendidikan Islam tidak perlu memperbesar pertentangan barat

dengan timur, karena Islam hanya mengenal antara hak dan batil.

Semua yang hak akan ia terima, meskipun datangnya dari barat,

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

57

dan semua yang batil akan ia singkirkan walaupun datangnya dari

timur sekalipun.

2. Dasar pendidikan Islam

Ramayulis menyatakan bahwa : “adanya dasar yang kokoh

terutama Al-Qur‟an dan Sunnah, karena keabahan dasar ini sebagai

pedoman hidup dan kehidupan menjadi jaminan Allah dan Rasul-Nya”

(Ramayulis, 2005: 15).

Dasar pendidikan di atas selaras dengan dasar pendidikan

menurut M. Natsir dalam tulisannya yang berjudul “Tauhid sebagai

dasar didikan”, karena ideologi pendidikan Islam harus bertitik pada

Tauhid, yang bersimpul dalam kalimat syahadat. Pentingnya Tauhid

berhubungan erat dengan akhlak yang mulia dan dapat dilihat dari

pribadi yang memiliki keikhlasan, kejujuran, keberanian, dan tanggung

jawab untuk melaksanakan kewajiban yang diyakini kebenarannya.

Dari uraian di atas, penulis dapat meyimpulkan bahwa poin

terpenting dari pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan

Tauhid dan menjadikan manusia yang menghambakan diri kepada

Allah agar dapat menjadi manusia yang mulia di dunia maupun di

akhirat.

3. Peran dan fungsi pendidikan Islam menurut M. Natsir

a. Pendidikan harus berperan sebagai sarana untuk memimpin dan

membimbing agar manusia yang dikenakan sasaran pendidikan

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

58

tersebut dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani secara sempurna.

b. Pendidikan harus diarahkan untuk menjadikan anak didik memiliki

sifat-sifat kemanusiaan dan mencapai akhlaq al-karimah yang

sempurna.

c. Pendidikan harus berperan sebagai sarana untuk menghasilkan

manusia yang jujur dan benar (bukan pribadi yang berpura-pura).

d. Pendidikan agar berperan membawa manusia agar dapat mencapai

tujuan hidupnya, yaitu menjadi hamba Allah SWT.

e. Pendidikan harus dapat menjadikan manusia yang dalam segala

perilaku atau interaksi vertikal maupun horisontal selalu menjadi

rahmat bagi seluruh alam.

f. Pendidikan harus benar-benar mendorong sifat-sifat kesempurnaan

dan bukan sebaliknya, yaitu menghilangkan dan menyesatkan sifat-

sifat kemanusiaan (A. Nata, 2005:81).

4. Tujuan pendidikan Islam Menurut M. Natsir

Menurut Natsir, tujuan pendidikan Islam pada dasarnya adalah

untuk membentuk insan yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan

mandiri sehingga memiliki ketahanan rohani yang kuat serta mampu

beradaptasi dengan dinamika perkembangan masyarkat modern ini.

Apabila manusia telah menghambakan diri sepenuhnya kepada

Allah, berarti ia telah berada dalam dimensi kehidupan yang

mensejahterakan di dunia dan membahagiakan di akhirat. Dalam

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

59

menetapkan tujuan pendidikan Islam hendaknya mempertimbangkan

posisi manusia sebagai ciptaan Allah yang terbaik dan bisa amanah

sebagai khalifah di muka bumi ini.

Sebgaimana mengacu pada surat Adz-Dzariyat ayat 56:

Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S. Adz-Dzariyat : 56)

Sampai pada rumusan M. Natsir tentang tujuan pendidikan

Islam yang hakikatnya sama dengan tujuan hidup manusia, yaitu

menghambakan diri kepada Allah. Tujuan pendidikan menurut M.

Natsir ini wajib untuk diberikan kepada peserta didik yang sedang

dalam proses pendidikan entah dari dasar maupun lanjut karena

menurutnya dengan tujuan tersebut peserta didik dapat kehidupan

yang mensejahterakan di dunia dan membahagiakan di akhirat.

Dari uraian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan

pendidikan Islam adalah memperhambakan diri kepada Allah semata, yang

mana bisa memberi kebahagiaan dan rasa aman untuk umatnya.

Pemikiran M. Natsir tentang pendidikan Islam berdasarkan,

kepada: Pertama, landasan normatif yaitu pemikiran yang berlandaskan

kepada ajaran Islam yang dapat membedakan antara yang hak dan batil,

menegakkan yang hak dan mencagah yang batil. Kedua, landasan historis

yaitu pemikiran yang diterapkan merupakan pengalaman yang didapat

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

60

semasa hidup M. Natsir dalam menuntut ilmu, pendidikan yang tidak

membedakan status ekonomi dalam menuntut ilmu. Ketiga, landasan

filosofis yaitu kebenaran yang hakiki adalah kebenaran Tuhan, yang

terdapat dalam AlQur‟an dan Sunnah, namun setiap muslim wajib

berij‟tihad untuk mencari suatu kebenaran jika dalam Al-Qur‟an dan

Sunnah tidak ditemukan suatu dasar hukum dan setiap muslim tidak boleh

bertaklid buta.

Dari rumusan-rumusan tersebut ada beberapa hal yang perlu di

garis bawahi M. Natsir menyebutkan bahwa:

a. Pendidikan sebagai satu bimbingan agar manusia yang dididik itu

dapat bertumbuh dan berkembang jasmani dan rohani.

b. Pendidikan itu diarahkan agar anak yang dididik dapat memiliki

kesempurnaan sifat-sifat kemanusiaan dalam arti kesempurnaan

akhlak karimahnya.

c. Pendidikan harus didasari oleh Tauhid supaya peserta didik

mempunyai jiwa rohani yang kokoh.

d. Pendidikan tidak boleh membentuk manusia yang dalam

kehidupannya terkesan suka berpura-pura dalam perilakunya untuk

hipokrit (berpura-pura).

e. Tujuan pendidikan itu sama dengan tujuan hidup, berarti para

pendidik harus dapat membentuk peserta didik menjadi manusia-

manusia yang mengabdi kepada Tuhan dan mencari keridhoan-Nya.

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

61

f. Alumnus pendidikan harus dapat menjadi manusia yang dalam segala

perilaku dan interaksi vertikal maupun horizontalnya selalu menjadi

rahmat bagi sesama manusia.

g. Segala informasi dalam pendidikan yang bertujuan menyesatkan

peserta didik, apalagi menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan mereka

harus dijauhkan (T. Luth, 1999: 95-96).

Tak dapat dipungkiri bahwasanya pemikiran M. Natsir tentang

pendidikan Islam di atas sudah sangat gamblang dan bisa diterapkan dalam

sistem pendidikan di negara kita ini. Apalagi M. Natsir menitikberatkan

kepada pendidikan Tauhid yang mana Tauhid itu menjadi dasar untuk para

peserta didik melanjutkan jenjang pendidikannya ke tingkat lanjut sebagai

seorang yang kokoh ke-Tauhidannya agar negara Indonesia ini mampu

mencetak generasi yang mumpuni dan ketersedian SDM tercukupi dan

mampu bersaing dengan negara-negara yang lain dalam hal ilmu umum

dan ilmu agama serta bersaing dalam bidang teknologi.

B. Relevansi Pendidikan Islam M. Natsir dengan Pendidikan Islam di

Indonesia

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 bab I tentang ketentuan

umum menyebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

62

Merupakan hal yang wajar jika pendidikan nasional berlandaskan

pada nilai-nilai agama, sebab bangsa Indonesia merupakan bangsa

beragama. Pendidikan menurut undang-undang tersebut juga sejalan

dengan pemikiran yang dikemukakan oleh M. Natsir tentang pendidikan

yang integral. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 1990: 28).

Sistem pendidikan di Indonesia saat ini sudah memadukan antara

pendidikan agama dan pendidikan umum, meskipun tidak semua lembaga

pendidikan memadukan antara keduanya. Pelajaran agama sekarang sudah

diajarkan di sekolah-sekolah negeri, dimana sistem pendidikan seperti ini

belum diterapkan pada zaman kolonial Belanda, karena pada zaman

dahulu pendidikan dalam sekolah belum merupakan suatu bentuk

pendidikan umum, melainkan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan

pegawai gubernur. Dan hal ini juga selaras dengan pemikiran M. Natsir

yang ingi mengintegrasikan pendidikan agama dengan pendidikan umum.

Demikian juga dengan sekolah Islam dan pesantren yang sekarang

sudah menambahkan pelajaran umum dalam kurikulumnya. Hal ini

berbeda dengan zaman kolonial Belanda. Pada saat itu sekolah Islam dan

pesantren mengambil jalan sendiri dan punya sistem pendidikan sendiri

untuk diajarkan kepada peserta didik atau santri pada saat itu.

(http://masnoer80.blogspot.com/2013/01/posisi-pendidikan-agama-dalam-

sistem.html, diakses tanggal 17 Juli 2019).

Page 78: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

63

Sebagai contoh kongkrit relevansi pendidikan M. Natsir meliputi

beberapa bagian yang yaitu:

1. Pendidikan dengan dasar agama.

Adapun konsep pendidikan menurut M. Natsir yang relevan dengan

dasar agama adalah pendidikan yang mengacu kepada Al-Qur‟an dan

Sunnah yang mana di aktualisasikan kepada konsep yang integral,

universal, dan harmonis seperti: SD Islam, SMP Islam dan SMA Islam

serta sekolah Islam terpadu yang setara jenjangnya. Jadi peserta didik

tidak hanya diajarkan tentang pengetauan umum saja tetapi juga

dibarengi dengan pengetahuan agama, sehingga peserta didik

diharapkan cerdas secara intelektual dan spiritualnya.

2. Pendidikan dengan dasar sosial.

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mempersiapkan peserta

didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat yang berarti memberi

bekal, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup bekerja dan mencapai

perkembengan lebih lanjut di masyarakat.

Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan

baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan

diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat,

dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi

landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan. Oleh karena itu tujuan

maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan,

Page 79: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

64

kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di

masyarakat.

Salah satu aspek yang terpenting dalam sistem sosial adalah tatanan

nilai-nilai yang mengatur cara kehidupan dan berperilaku warga

masyarakat. Pendidikan yang harmonislah yang sangat berpengaruh

dan menciptakan peserta didik yang berkarakter mulia sehingga

terhindar dari perbuatan tercela dirinya terhadap masyarakat dan dapat

melanjutkan kehidupan bermsayarakat yang harmonis dan universal.

Contoh lain konsep M. Natsir yang berkaitan dengan harmonis dan

universal yaitu konsep yang telah dilaksanakan oleh pesantren-

pesantren modern yang biasa kita ketahui kalau berada di lingkungan

pesantren modern kita bisa melihat keharmonisan yang ada dan juga

keseluruhannya dari berbagai keragaman. yang mana pesantren itu

sudah mengintegrasikan antara pendidikan agama dengan pendidikan

umum, di antaranya: Pondok pesantren Darusslam Gontor, Pondok

pesantren Darul Muhajirin Yogyakarta, Pondok pesantren Al-Manar

Tengaran, dan masih banyak pondok lainnya.

Dan juga peran universitas-universitas yang ada di Indonesia ini

yang kita ketahui kalau pendidikan di universitas itu merupakan

pendidikan yang universal karena di dalam suatu universitas tidak

membeda-bedakan antara mana orang yang golongan kulit putih,

hitam, ataupun coklat karena di semua universitas sudah menerima

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

65

dengan baik orang-orang yang seperti itu tanpa membedakan ras,

golongan, ataupun warna kulit mereka.

Karena sejatinya di universitas itulah kita bisa mengenal saudara-

saudara kita yang berbeda ras, golongan dan warna kulit itu yang dulu

tempat tinggalnya jauh dengan kita dapat berjumpa dalam satu

universitas yang bertujuan baik untuk saling menghormati dan saling

mempelajari budaya satu sama lain antar golongan.

Dapat dilihat bahwa sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan

integral, dan harmonis biasanya jauh lebih maju dan modern. Hal ini

tidak lain karena pendidikan intelektual dan spiritual dalam satu

sistem yang integral dan terpadu, dimana terdapat ketiga asas

pendidikan yaitu: kognitif, psikomotorik dan afektif yang berintegrasi

dan menyatu.

Maka dari itu pendidikan menjadi sangat penting bagi para

generasi penerus bangsa dan harus mulai diperkenalkan sejak dini. Peran

orangtua sangat penting untuk mengenalkan pendidikan pertama kali

kepada buah hatinya karena hanya dengan pendidikanlah seseorang dapat

membawa dampak yang positif bagi kemajuan serta perkembangan bangsa

kita tercinta ini namun pendidikan yang dapat menciptakan generasi

seperti yang diharapkan haruslah didasari oleh hal-hal yang telah

disebutkan konsep M. Natsir di atas.

Page 81: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil rumusan masalah yang telah disebutkan, penulis mendapat

beberapa point kesimpulan yaitu:

1. Konsep M. Natsir tentang pendidikan Islam yang integral, harmonis

dam universal adalah hasil ijtihad dan renungan yang digali M. Natsir

dari Al-Qur‟an dan Sunnah. Pendidikan integralistik yang

dikemukakan oleh M. Natsir adalah dimana pendidikan yang

diinginkan oleh M. Natsir yang tidak mengkotakan antara pendidikan

agama dengan pendidikan umum yang artinya pendidikan itu harus

memadukan pendidikan agama dan pendidian umum dan bisa

menselaraskan para peserta didik serta harus bersifat menyeluruh tidak

membedakan antar golongan ras maupun warna kulit para peserta

didik maupun para pengajar. Konsep yang di pegang oleh M. Natsir

adalah, bahwa kemajuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam

tidaklah diukur dengan penguasaan atau kepentingan yang sifatnya

duniawi saja, akan tetapi juga dengan melihat sampai dimana

kehidupan duniawi yang memberi bekal untuk kehidupan di akhirat

kelak.

2. Pemikiran M. Natsir tentang pendidikan Isam berlandaskan kepada:

Tahuid sebagaia dasar pendidikan Islam dan juga akhlak karena

keduanya itu berkesinambungan, Tauhid yang ditekankan diharapkan

Page 82: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

67

mampu memupuk dan mempertebal keimanan manusia dan akhlak

dapat terlihat dari manifestasi pada kepribadian seseorang seperti

keikhlasan, kejujuran, tanggung jawab dan menghambakan diri

kepada Allah. Dan ada lagi landasan yang dipakai oleh M. Natsir

yaitu: Pertama, landasan normatif yaitu pemikiran yang berlandaskan

kepada ajaran Islam yang dapat membedakan antara yang hak dan

batil, menegakkan yang hak dan mencagah yang batil. Kedua,

landasan historis yaitu pemikiran yang diterapkan merupakan

pengalaman yang didapat semasa hidup M. Natsir dalam menuntut

ilmu, pendidikan yang tidak membedakan status ekonomi dalam

menuntut ilmu. Ketiga, landasan filosofis yaitu kebenaran yang hakiki

adalah kebenaran Tuhan, yang terdapat dalam AlQur‟an dan Sunnah,

namun setiap muslim wajib berij‟tihad untuk mencari suatu kebenaran

jika dalam Al-Qur‟an dan Sunnah tidak ditemukan suatu dasar hukum

dan setiap muslim tidak boleh bertaklid buta.

3. Relevansi pemikiran M. Natsir dalam pendidikan di Indonesia saat ini

dapat dilihat dari sekolah-sekolah negeri dan sekolah Islam atau

pesantren-pesantren saat ini. Di mana pelajaran agama sekarang sudah

diajarkan di sekolah-sekolah negeri, begitu juga dengan pelajaran

umum yang sudah diajarkan di sekolah Islam dan pesantren. Jadi para

peserta didik tidak hanya diajarkan tentang pengetahuan umum saja

namun juga sudah dibarengi dengan pengetahuan agama, sehingga

peserta didik diharapkan cerdas secara intelektual dan spiritualnya.

Page 83: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

68

B. Saran-saran

Dari kesimpulan diatas, perlu kiranya penulis memberikan saran

kepada:

1. Bagi Pembaca

Denga membaca karya ilmiah ini diharapkan para pembaca

mengetahui dan memiliki gambaran yang cukup jelas tentang siapa itu

M. Natsir dan corak pemikirannya tentang pendidikan Islam.

2. Bagi Penulis

Dapat melatih kemampuan meneliti, menaganalisis tentang pemikiran

tokoh-tokoh Indonesia lainnya, penulisan skripsi ini dapat digunakan

sebagai tolok ukur bagi peneliti untuk mengetahui seberapa besar

pengetahuan dan kemampuan si penulis dalam menganalisis, serta

menyajikannya dalam suatu karya ilmiah.

3. Bagi Peneliti Lain

Skripsi ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk para peneliti lain yang

ingin meneliti tentang M. Natsir lebih lanjut khususnya dalam bidang

pemikiran penididikan Islam menurut M. Natsir.

Page 84: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

69

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Puar, Yusuf. 1978. Mohammad Natsir 70 tahun, Jakarta: Pustaka

Antara.

Achmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Semarang: Erlangga

Anshari S, Endang. dkk. 1988. Pak Natsir 80 Tahun: Pandangan dan Penilaian

Generasi Muda, Jakarta: Media Da‟wah.

Asy‟ari, Hasyim. 2018. Pendidikan Akhlak Untuk Pelajar dan Pengajar,

Terjemah kitab Adabul Alim wal Muta‟alim, Tebuireng: Pustaka

Tebuireng.

Azra, Azyumardi. 1999. Menuju Masyarakat Madani: Gagasan, Fakta dan

Tantangan,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998. “Konsep”.

Djaini, Abidullah. 1996. Pemikiran dan Perjuangan Muhammad Natsir, Jakarta:

Pustaka Firdaus.

Dradjat, Zakiah. 2012. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga.

Hakim, Lukman. 1993. Pemimpin Pulang: rekaman peristiwa wafatnya M. Natsir.

Jakarta: DDII.

Harjono, Anwar 1968. Hukum Islam, Keluasan, dan Keadilannya. Jakarta: Bulan

Bintang.

Luth, Thohir. 1999. M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta: Gema Insani

Press.

Mansur. 2004, Sejarah Sarekat Islam dan Pendidikan Bangsa, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Muhadjir, Noeng. 2007. Metodologi Penelitian. Bandung: Rake Sarasin

Nata, Abudin. 2005. Tokoh-Tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Natsir, Muhammad. 1954. Capita Selecta, Jakarta: Bulan Bintang.

Natsir, Muhammad. 1947. Islam dan Aqal Merdeka, Jakarta: Media Da‟wah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2005. Undang-undang no 20 Tahun

2003 “tentang sistem pendidikan nasional”.

Rahman, Musthofa 2001. Pendidikan Islam dalam Perspektif al-Qur‟an.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 85: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

70

Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agma Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Rokib, M. 2009. Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: LkiS.

Rosyidi, Ajip. 1990. M Natsir, sebuah Biografi, Jakarta: Girimukti Pasaka, cet I.

Roziqin, Badiatul. dkk. 2009. 101 Jejak Tokoh Islam, Yogyakarta: e-Nusantara.

Yunus Mahmud. 1995, Sejarah pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Mutiara

Sumber Widya.

http://masnoer80.blogspot.com/2013/01/posisi-pendidikan-agama-dalam-

sistem.html, diakses tanggal 17 Juli 2019 pukul 16.22 WIB.

Page 86: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 87: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas
Page 88: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas
Page 89: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas
Page 90: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas
Page 91: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas
Page 92: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5764/1/SKRIPSI SYIFA 23010150064.pdfNatsir. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Fakultas

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Syifa Fitri Choirulloh

Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL : Grobogan, 31 Januari 1998

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Pelajar

TB, BB : 170 cm, 75 kg

Agama : Islam

Alamat : RT 03/ RW 07 Ngombak, Kec KedungJati, Kab Grobogan

Kode pos : 58167

No HP : +6282241373033

E-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

A. FORMAL

1. SD Negeri 2 Ngombak 2003 - 2009

2. Mts Al-Falah 2010 - 2012

3. MAN Salatiga 2013 - 2015

4. IAIN Salatiga

B. NON FORMAL

1. Kursus Stir Mobil UNISTAMA Salatiga

RIWAYAT ORGANISASI

1. Pengurus Ponpes Al-Hasan Devisi Keamanan

2. Pengurus UKM SMC IAIN Salatiga Devisi Cantora

3. Pengurus BOV Devisi Humas